karya tulis ilmiah sarjana kedokteran
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH SARJANA KEDOKTERAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Oleh :Albertus Nugraha
060111063
Dosen Pembimbing :Drs. H. Opod,Msi
Dr. J.S.V Sinolungan,M.Kes
BAB IPENDAHULUAN
I.A. Latar belakang
Perilaku merokok adalah aktivitas individu yang berhubungan dengan perilaku
merokok yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok dan fungsinya pada
kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000). Pada sebuah penelitian yang dilakukan
terhadap 8.000 orang, para peneliti menemukan bahwa perokok ringan maupun perokok
berat akan lebih mungkin memiliki kandungan albumin dalam air seni-nya dibandingkan
mereka yang tidak merokok. Albumin merupakan suatu protein yang menunjukkan fungsi
ginjal yang buruk .Sedangkan menurut Joly (dalam Diantini, 2002), perilaku merokok adalah
tingkah laku seseorang yang dimulai dengan membakar sebatang rokok yang terdiri dari
bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dan saus dimana terkandung nikotin dan tar kemudian
menghisap asap yang berasal dari pembakaran rokok tersebut kemudian masuk ke dalam
paru-paru. Lebih lanjut Joly (dalam Diantini, 2002) menyatakan bahwa semakin banyak
jumlah rokok yang dihisap setiap hari, maka semakin berat pula tingkah laku merokok
seseorang. Angka kematian bagi perokok 70% lebih tinggi dibandingkan dengan non
perokok terutama bagi pria berusia 45 – 54 tahun. Penelitian di Inggris menunjukkan jumlah
perokok 25 batang setiap hari (berusia 35 tahun), 40% diantaranya akan meninggal sebelum
berusia 65 tahun. Kematian wanita perokok juga menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan wanita non perokok. Perokok wanita memberikan andil yang besar terhadap kematian
bayi dan lahirnya bayi prematur. Pada perokok berat, merokok dapat menyebabkan
rangsangan pada papillafiliformis (tonjolan pada lidah bagian atas). Selain itu, hasil
pembakaran rokok juga mudah untuk dideposit sehingga perokok akan sukar untuk
merasakan rasa pahit, asin, dan manis karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (taste
buds) di lidah. Jumlah karang gigi yang terjadi pada perokok cenderung lebih banyak
dibandingkan pada mereka yang bukan perokok.
Merokok mengganggu kesehatan. Namun, banyak orang yang memiliki kebiasaan
merokok. Kebiasaan merokok itu sendiri merupakan sesuatu kebiasaan yang aneh, sebab
meskipun diketahui berbahaya namun setiap tahun jumlah perokok aktif tiap tahunnya
semakin bertambah. Betapapun berbagai hasil penelitian mengungkap akan bahaya rokok
untuk kesehatan, tapi juga tampaknya para perokok seakan tidak perduli akan hasil penelitian
tersebut. Satu dari 3 orang dewasa di dunia merokok (> 1.1 miliar), dan 80% hidup di negara-
negara berpendapatan bawah dan menengah (Davies et all., 2006). Menghisap rokok atau
merokok merupakan kebiasaan yang dapat ditemukan diberbagai kalangan dan wilayah. Data
WHO menunjukkan bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah
kaum remaja. Remaja mengkonsumsi rokok dikarenakan berbagai faktor, salah satunya
adalah adanya keinginan meningkatkan kepercayaan diri.
Perilaku merokok nampaknya telah menjadi pemandangan sehari-hari, hampir di
berbagai aktivitas sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk mensosialisasikan
mengenai dampak yang ditimbulkan oleh rokok, baik pada perokok aktif maupun perokok
pasif, namun nampaknya masih belum bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap
pengurangan perilaku merokok.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang
pertama kali menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara, tembakau terbakar kurang
sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang di samping asapnya
sendiri , tar dan nikotine dihirup masuk ke dalam jalan napas. Tembakau
bertanggungjawab untuk 5 juta kematian tiap tahun, dan jika pola penggunaan tembakau
yang sekarang ini terus berlanjut, pada tahun 2030, kematian akan mencapai 10 juta per
tahun. Paling tidak, 70% kematian akan terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan
menengah seperti India, Cina dan Indonesia (TFI 2004). Tembakau membunuh lebih banyak
orang di dunia dibandingkan dengan jumlah yang meninggal karena malaria, masalah
kesehatan ibu dan anak, dan TB bersama-sama. Kebanyakan yang orang yang sakit atau
mendapatkan dampak dari penggunaan tembakau adalah laki-laki dalam umur-umur
produktif (Peto et al. 2000). Selain itu paparan asap rokok orang lain juga berdampak buruk
pada kesehatan rumah tangga. Penderitaan ini juga ditanggung oleh orang di sekelilingnya.
Merokok memiliki dampak yang buruk terhadap kesehatan. Dampak yang ditemukan
menyebabkan penyakit kardiovaskuler (seperti jantung koroner, stroke, aneurisma
arterosklerosis aorta, arteroklerosis pembuluh darah perifer), penyakit kanker (seperti kanker
paru, mulut, tenggorokan, pankreas, ginjal dan lambung), keadaan alergi dan penurunan daya
tahan tubuh, diabetes melitus, perubahan genetik, gangguan kromosom, menghambat
perbaikan DNA yang rusak serta mengganggu sistem enzimetik. Akhir-akhir ini para ahli
juga menghubungkan kebiasaan merokok dengan katarak mata dan osteoporosis. (Aditama,
1996:20). Pada tahun 2005, biaya kesehatan yang dikeluarkan Indonesia karena terkait
dengan tembakau mencapai 18,1 milyar US Dolar atau 5,1 kali lipat pendapat negara dari
cukai tembakau pada tahun yang sama.
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2007, rokok merupakan
penyebab utama kematian di dunia .Rokok adalah penyebab dari 1 dari 10 kematian pada
orang dewasa di seluruh dunia. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,26 milyar perokok,
lebih dari 200 juta di antaranya adalah perempuan. Di seluruh dunia, kebiasaan merokok
menyebabkan kematian pada 2,5 juta orang setahunnya , artinya satu kematian setiap 13
detik. Salah satu dari masalah merokok adalah umur usia mulainya merokok semakin muda.
Setiap harinya sekitar 80-100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu dan ketagihan rokok.
I.B. Perumusan Masalah
Bagaimana faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada mahasiswa di Fakultas
Hukum Universitas Sam Ratulangi.
I.C. Maksud dan Tujuan Penelitian
I.C.1 Maksud Penelitian
Untuk mengkaji secara ilmiah faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada
mahasiswa di fakultas hukum Universitas Sam Ratulangi.
I.C.2 Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan pemahaman mengenai faktor – faktor penyebab perilaku
merokok pada mahasiswa di fakultas hukum Universitas Sam Ratulangi.
I.D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
Memberi masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang menyangkut
perilaku manusia khususnya faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada.
Memberi informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.
Sebagai bahan informasi untuk pihak fakultas khususnya bagian Psikologi.
2. Manfaat Praktis :
Sebagai bahan masukan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan
akan bahaya dan dampak-dampak negative merokok pada masyarakat khususnya
pada mahasiswa dan menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat terhadap
bahaya merokok.
Menambah pengetahuan penulis tentang perilaku dan bahaya merokok di
kalangan masyarakat khususnya mahasiswa.
Mengurangi dan bahkan lebih jauh lagi menghentikan kebiasaan merokok
terhadap masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. A. DEFINISI / BATASAN PEROKOK
Menurut batasan yang dikemukakan oleh Doll dalam British Medical Journal, yaitu
sebagai berikut :
a. Perokok ialah seseorang yang merokok sedikitnya satu batang/hari selama sekurang
kurangnya enam bulan.
b. Bekas perokok ialah seseorang yang pernah merokok sedikinya satu batang/hari
selama sekurang – kurangnya enam bulan. Namun sekarang tidak lagi merokok.
c. Bukan perokok ialah seseorang yang tidak pernah merokok sebanyak satu batang/hari
selama enam bulan.
Menurut batasan yang dikemukakan oleh Guidelines for the Conduct of Tobacco
Smoking Surveys of the General Population, yaitu :
a. Perokok tiap hari adalah seseorang yang merokok tiap hari pada saat survey
berlangsung.
b. Perokok kadang kadang adalah seseorang yang meroko tidak tiap hari selama survey
berlangsung.
c. Mantan perokok adalah seseorang yang pernah merokok selama paling sedikit 6
bulan setiap hari dan sejak 3 bulan yang lalu atau lebih sudah berhenti merokok.
d. Bukan perokok adalah seseorang yang tidak pernah merokok pada waktu survey
berlangsung atau pernah merokok 3 bulan yang lalu atau lebih, tetapi tidak setiap
hari.
Tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambahan rasa yang positif. Dapat ditambahkan ada tiga sub tipe ini :
a. Pleasure reaction, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau
makan.
b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk
menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan
memagang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan
menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk
menghisapnya hanya dibutuhkan waktu bebrapa menit saja. Atau perokok lebih
senang berlama-lama untu memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama
sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila
perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction.
Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi
keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir
kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama
sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar
sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini
merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa
dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang
terdahulu telah benar-benar habis
Tipe-tipe perokok (Mu’tadin dalam www.E-Psikologi.com) yaitu:
1. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari
dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
2. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak
bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit.
3. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60
menit setelah bangun pagi.
4. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit
dari bangun pagi.
Tipe perokok (Sitepoe dalam Sari et al, 2003, h. 88) yaitu :
1. Perokok ringan, merokok 1-10 batang sehari.
2. Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari.
3. Perokok berat, merokok lebih dari 24 batang sehari.
II.B. KANDUNGAN ROKOK
Terdapat tiga komponen utama yang mengganggu kesehatan dalam rokok,yaitu
karbon monoksida (CO), nikotin dan tar. Setiap batang rokok yang dinyalakan akan
mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa
maut. Dengan ini setiap sedotan itu menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap
rokok terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam
cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), racun tikus (naphthalene), racun serangga (DDT),
gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi narapidana yang
menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah tar,
nikotin dan karbon monoksida (CO).
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi
penyebab kanker (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic
hydrocarbon (PAH) telah lama disahkan sebagai agen yang menimbulkan proses kejadian
kanker.
Nikotin, seperti ganja, heroin, amfetamin dan kokain, berpengaruh di dalam otak
dan mempunyai kesan kepada sistem mesolimbik yang menjadi puncak utama penagihan.
Sindrom ketagihan terhadap nikotin yang ditunjukkan dengan gejala gian, tolerans dan
tarikan. Seseorang yang kehabisan rokok kadangkala berkelakuan seperti mengalami
gangguan akal dan dalam keadaan yang amat tertekan sekali. Oleh karena itu terlalu sukar
untuk seseorang yang telah terjerat dengan ketagihan merokok, meninggalkan perilaku itu
untuk selamanya.
Nikotin turut menjadi penyebab utama risiko serangan penyakit jantung dan
strok. Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil dari perilaku merokok.
Di Indonesia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah
pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh
kendaraan. Gas ini megurangi pengikatan oksigen di dalam darah hingga menjadi berkurang
dan akhirnya boleh menyebabkan kematian disebabkan karena karbon monoksida di dalam
badan melebihi 60%.
Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia, akan membawa kerusakkan
pada setiap organ disepanjang yang dilewatinya, yaitu bermula dari hidung, mulut, tukak,
saluran pernafasan, paru-paru, saluran darah, jantung, organ pembiakan, dan saluran lainnya
II. C. BAHAYA – BAHAYA MEROKOK
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat
besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Asap yang dihembuskan pada saat merokok dibedakan atas:
A. Asap utama (main stream smoke)
B. Asap samping (side stream smoke)
Asap utama merupakan bagian asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok,
sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebabkan oleh udara bebas dan
dapat dihirup oleh orang lain yang berada di ruangan yang sama, dikenal sebagai perokok
pasif.
Asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon
monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan
mengandung 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif
bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.
Efek rokok di antaranya adalah :
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker
di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin
pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat
yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di
jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok
asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok
sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang
mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di
tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja
merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain,
sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi
sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki
persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Merokok menimbulkan banyak penyakit. Sekilas saja, tembakau dan rokok dituduh
dapat menyebabkan banyak penyakit. Namun secara garis besar ada beberapa pengaruh
utama yang sudah sering diselidiki dan punya bukti tak terbantahkan yang akan dijelaskan,
yaitu :
Penyakit Jantung
Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian
seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker
paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko
penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan
jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk
untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan tanpa filter.
Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar
lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga
mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah
dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya.
Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran
oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat
tinggi.
Kanker Paru-Paru
Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap
yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat
memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker
yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam
tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus,
kanker paru-paru membunuh dengan cepat.
Emfisema
Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema
merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan
elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk
mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas
pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering
mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis
kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.
Lebih Cepat Tua
Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok
pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses
penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang
dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput
pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses
penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi
menguning, dan nafas tak sedap.
Kerusakan Tubuh
Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan
saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh
lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan
mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker
ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap
rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan
penyakit di hampir setiap organ tubuh.
II. D. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB MEROKOK
Kecanduan rokok atau bisa disebut kecanduan nikotin yang terdapat dalam rokok,
memiliki banyak faktor penyebab. Jika anda memiliki keinginan untuk
menghentikan kebiasaan merokok, anda perlu mengetahui apa saja faktor-faktor
penyebab kecanduan rokok.
Berdasarkan hasil survey, faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi :
Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau
lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,
baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Bersosialisasi
merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.
Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk
meniru apa yang dilakukan orang lain. Hal itu merupakan suatu proses yang
terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.
Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang
ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang
perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan
perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok
mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi
tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.
Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini
mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara
berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada
sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan
asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa
kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain
karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum
sepenuhnya puas pada masa anak-anak.
Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok
dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan
untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak
mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun
untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.
Respon Mengulang Otomatis
Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka
akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama
berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan,
yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan
sehari-hari dan rutinitas.
Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan
merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana
situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian
cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut.
Nikotin Digunakan Sebagai Pengobatan
Nikotin memiliki efek penenang pada perasaan gugup. Pada saat yang sama
memiliki beberapa efek anti-depresif, setidaknya dalam jangka pendek, dan itu
membuat seseorang merasa lebih nyaman. Seseorang menderita kegugupan atau
gejala depresi mungkin merasa bahwa merokok membantu dia melawan gejala
mentalnya. Namun, secara bertahap akan ada kebutuhan untuk terus
meningkatkan dosis nikotin yang lebih tinggi untuk memberikan efek yang lebih
baik lagi, dan jika ada kekurangan nikotin di dalam tubuh, saraf atau perasaan
depresif akan muncul lebih besar daripada sebelumnya.
Untuk memperoleh kepuasan ini, dengan kebutuhan untuk terus meningkatkan
dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang lebih baik merupakan
alasan utama untuk kebiasaan merokok. Anda harus mempertimbangkan apakah
ini anti-depresif atau efek penenang yang menjadi alasan anda untuk merokok.
Maka anda harus mencoba untuk mencari cara lain untuk mencapai efek yang
sama. Aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan di luar ruangan bisa
mengurangi perasaan depresif anda. Jika perasaan depresi lebih serius, beberapa
perawatan yang tepat sangat diperlukan, dan seorang psikolog atau jika perlu
psikiater adalah orang yang tepat membantu anda. Jangan memberikan
pengobatan sendiri, bisa-bisa anda terjerumus pada narkoba.
Faktor Genetik
Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang
lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih
susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode
genetik.
Kecanduan Pada Sel Syaraf
Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek
penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi
tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan
nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap
saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf.
Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin.
Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-
organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika
nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi
produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan
yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III. A. JENIS PENELITIAN
Desain penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan metode
survey.
III. B. VARIABEL PENELITIAN DAN OPERASIONAL VARIABEL
III. B. 1. VARIABEL PENELITIAN
Yang menjadi variabel dalam penelitian adalah faktor – faktor penyebab prilaku merokok
pada mahasiswa Fakultas Hukun UNSRAT.
III. B. 2. OPERASIONAL VARIABEL
1. Pengetahuan tentang rokok meliputi :
Mengetahui rokok dari : Orang tua/ teman/ iklan
Pengetahuan tentang jenis-jenis rokok
Pengetahuan tentang bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok
Pengetahuab tentang bahaya merokok
Sumber pengetahuan tentang bahaya merokok
Pengetahuan tentang perokok pasif
Pengetahuan terhadap bahaya merokok dari instansi kesehatan
Pengetahuan tentang iklan atau tayangan tentang bahaya merokok
2. Sikap meliputi :
Pernyataan bahwa rokok dapat menyebabkan kematian
Pernyataan tentang boleh merokok di sekitar orang yang tidak merokok
Sikap orang tua terhadap tindakan/ kebiasaan merokok
Sikap terhadap ajakan untuk merokok
Sikap terhadap merokok di lingkungan kampus
Sikap terhadap teman/ pacar yang merokok
Sikap terhadap merokok di tempat umum
Sikap terhadap peraturan pemerintah yang melarang dan memberikan hukuman
dan denda bagi perokok.
3. Tindakan meliputi :
Merokok atau tidak
Alasan merokok
Alasan tidak merokok
Usai mulai merokok
Tindakan perwujudan perilaku kebiasaan merokok
Banyaknya jumlh rokok yang setiap hari dikonsumsi
Jenis rokok yang dikonsumsi
Alasan memilih rokok yang dikonsumsi
Situasi yang dirasakan nikmat untuk merokok
Rokok merupakan kebutuhan primer
Pernah berhenti merokok
Gejala yang dirasakan jika berhenti merokok
Pernah tidaknya mengkonsumsi narkoba dan alcohol
III. C. POPULASI DAN SAMPEL
III. C. 1. Populasi Penelitian
Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat dimana
karakteristik populasi yang diperhatikan adalah :
1. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
2. Umur 18, 29, 20,21+
3. Status keluarga yaitu keluarga lengkap, yatim, piatu, yatim-piatu
4. Pekerjaan orang tua yaitu pegawai negeri/ swasta/ wiraswasta, petani, nelayan dan lain-
lain
5. Tinggal dengan : Orang tua/ saudara/ kost
III. C. 2 Sampel Penelitian
Besar sampel untuk survey ditentukan dengan cara Simple Random Sampling. Yang menjadi
sampel adalah sebagian dari seluruh populasi yaitu sebanyak 100 orang. Dengan
menggunakan Kriteria Inklusi :
- Semua pria dan wanita mahasiswa Hukum Unsrat.
- Bersedia menjadi responden.
- Ada pada saat pengambilan data dilakukan.
- Tidak sedang dalam keadaan sakit.
III. D. Cara Pengumpulan Data
1. Melalui observasi secara langsung untuk mendapatkan data.
2. Dengan komunikasi langsung, dengan bantuan kuesioner sebagai alat
pengambilan data. Dalam kesioner telah disiapkan beberapa pertanyaan dalam
pertanyaan dalam pengambilan data.
III. E. Variabel yang Diteliti
1. Karakteristik responden
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Status anak
d. Pekerjaan orang tua
e. Alamat
2. Riwayat merokok
a. Apakah anda perokok
b. Bagaimana awalnya anda bisa merokok
c. Sejak kapan mulai mengkonsumsi rokok
d. Darimana sumber dana uang saku anda
e. Jumlah rokok yang dihisap setiap hari
f. Berapa lama telah menjadi perokok
g. Cara merokok
h. Jenis rokok
3. Faktor – Faktor penyebab perilaku merokok
a. Faktor social
Apakah keluarga anda ada yang merokok
Apakah orang tua anda tahu anda seorang perokok
Apakah lingkungan di luar rumah anda adalah lingkungan perokok
b. Faktor Psikologis
Apa perasaan anda saat merokok
Apa yang mempengaruhi anda untuk merokok
Apa perasaan anda bila tidak ada rokok
Bagaimana bila anda mendapat larangan untuk merokok
Apa yang bisa membuat anda berhenti merokok
c. Faktor Kepribadian
Apakah anda merasa lebih konsentrasi setelah merokok
Apakah rokok dapat menginspirasi anda
Apakah rokok dapat menghilangkan kebosanan anda
4. Dampak merokok
a. Apakah anda tahu kandungan bahan dalam rokok
b. Apakah anda tahu penyakit yang disebabkan karena merokok
III. F. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan system survey dengan
menggunakan kuesioner.
III. G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Tehnik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan system tabulasi dan dianalisis
berdasarkan hasil prosentasi
III. H. Lokasi dan Jadwal Penelitian
III. H. 1 Lokasi Penelitian:
Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Hukum Unsrat.
III. H. 2 Jadwal Penelitian :
A. Tahap Persiapan : Mei 2010
1. Permohonan untul melaksanakan karya tulis ilmiah keserjanaan.
2. Penunjukan dosen pembimbing 1 dan 2.
3. Konsultasi dan penentuan judul.
4. Penyusunan usulan judul dan persetujuan dosen pembimbing
5. Seminar usulan judul karya tulis ilmiah.
B. Tahap Pelaksanaan : Juni 2010