artikel evaluasi program diare

Upload: innomad

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    1/11

    1

    Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di UPTD Puskesmas Wanakerta

    Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

    Nelwan Filipus Tando

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Abstrak

    Diare masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit ditanggulangi, daritahun ke tahun diare tetap menjadi masalah salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas

    dan malnutrisi pada anak. Diperkirakan kasus diare di Puskesmas rata-rata 150.000 kasus

    setiap tahunnya. Dari hasil survei Subdit diare, angka kesakitan diare pada semua umur tahun

    2010 adalah 411/1000 penduduk. Diare termasuk dalam 10 besar penyakit yang ditemukan di

    balai pengobatan rawat jalan Puskesmas Wanakerta selama tahun 2008 sampai 2010. Evaluasi

    program pemberantasan diare dilakukan di Puskesmas Wanakerta periode Januari 2012

    sampai dengan Desmber 2012 dengan metode pendekatan sistem didapatkan hasil angka

    kesakitan 45/1000, angka kematian 0/1000 penduduk. Hasil yang diperoleh dari evaluasi

    menunjukkan adanya masalah pada cakupan distribusi oralit tiap penderita 33,3% dari tolak

    ukur 100%, cakupan distribusi oralit tiap kader 50% dari tolak ukur 100%, cakupan

    kebutuhan oralit 39,5% dari tolok ukur 100%, penyuluhan kelompok kepada masyarakat danibu-ibu di Posyandu mengenai PHBS dan diare 25% dari tolak ukur 100%, cakupan pelatihan

    para kader Posyandu mengenai penanganan diare dan PHBS 0% dari tolak ukur 100%, ,pojok

    oralit tidak aktif. Dari masalah keluaran yang diambil menjadi prioritas masalah adalah tidak

    aktifnya pojok oralit dan kurangnya pelaksanaan penyuluhan kelompok kepada masyarakat

    dan ibu-ibu di Posyandu mengenai PHBS. Oleh karena itu, Puskesmas perlu membentuk

    struktur organisasi dan pembagian tugas secara jelas dan tertulis, lebih memperhatikan

    pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat, serta dapat memanfaatkan ruangan sebagai

    pojok oralit untuk penyelesaian masalah yang ada di program ini.

    Kata Kunci : Diare, Program pengendalian penyakit diare, Puskesmas Wanakerta

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    2/11

    2

    Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di UPTD Puskesmas Wanakerta

    Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

    A. Latar BelakangDiare masih menjadi masalah utama

    di masyarakat yang sulit ditanggulangi, dari

    tahun ke tahun diare tetap menjadi masalah

    salah satu penyakit yang menyebabkan

    mortalitas dan malnutrisi pada anak.

    Menurut data World Health Organization

    (WHO) pada tahun 2009, diare adalahpenyebab kematian kedua pada anak di

    bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 760.000

    anak meninggal setiap tahun karena diare,

    sebagian kematian tersebut terjadi di negara

    berkembang. Secara global setiap tahunnya

    ada sekitar 1,7 miliar kasus diare. Pada

    negara berkembang, anak anak usia di

    bawah 3 tahun rata rata mengalami 3

    episode diare pe tahun (WHO, 2009).

    Salah satu langkah dalam pencapaian

    target Millenium Development Goals

    (MDGs) (Goal ke-4) adalah menurunkan

    kematian anak menjadi 2/3 bagian dari

    tahun 1990 sampai pada 2015. 1,2

    Di Indonesia, dilaporkan bahwa tiap

    anak mengalami diare sebanyak 1,3 episode

    per tahun (Depkes, 2003). Hasil survei

    Subdit diare, angka kesakitan diare semua

    umur pada tahun 2003 adalah 374 per 1000

    penduduk, tahun 2006 adalah 423 per 1000

    penduduk, dan pada tahun 2010 adalah 411

    per 1000 penduduk.1,2

    Pada tingkat provinsi Jawa Barat, diare

    masih merupakan penyakit yang

    berpotensial wabah. Diperkirakan kasus

    diare di Puskesmas rata-rata 150.000 kasus

    setiap tahunnya. Untuk mengatasinya

    pemerintah telah mengembangkan program

    pemberantasan penyakit diare dan

    mewajibkan semua puskesmas menjalankanprogram tersebut.5,6 Program ini

    mempunyai target agar angka kesakitan

    akibat diare turun menjadi 50 per 1000

    penduduk dan angka kematian akibat diare

    menjadi 0% pada tahun 2006.5,6

    Pada tingkat Kabupaten Karawang,

    penemuan penderita diare pada tahun 2010

    meningkat menjadi 79.522 orang

    dibandingkan tahun 2009 yaitu 73.857

    orang.7

    Pada tingkat Kecamatan Teluk Jambe

    Barat, diare masih termasuk dalam 10 besar

    penyakit yang ditemukan di Balai

    Pengobatan Umum Puskesmas Wanakerta,

    Kecamatan Teluk Jambe Barat selama

    tahun 2008 2010.8 Oleh karena masih

    banyaknya penemuan kasus diare di

    wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, maka

    diperlukan evaluasi terhadap Program

    Pemberantasan Penyakit Diare di

    Puskesmas Wanakerta periode Januari 2012

    sampai dengan Desember 2012.

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    3/11

    3

    B. MateriMateri yang dievaluasi dalam program

    ini terdiri dari laporan bulanan puskesmas

    mengenai Program Pemberantasan Diare di

    wilayah kerja Puskesmas Wanakerta,

    Kecamatan Teluk Jambe Barat, periode

    Januari 2012 sampai dengan Desember

    2012 yang terdiri dari:

    1)Penemuan kasus penderita diaresecara pasif.

    2)Penentuan diagnosis.3)Pengobatan diare.4)Surveilans diare5)Distribusi logistik.6)Penyuluhan perorangan dan

    kelompok.

    7)Pelatihan kader.8)Pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral).9)Pencatatan dan pelaporan.

    C. MetodeEvaluasi program ini dilakukan dengan

    cara melakukan pengumpulan, pengolahan,

    analisis, dan intepretasi data yang didapatkan di

    Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Teluk

    Jambe Barat, periode Januari 2012 sampai

    dengan Desember 2012 dengan menggunakan

    pendekatan sistem dan membandingkan

    cakupan Program Pemberantasan Diare tersebut

    terhadap target yang ditetapkan dari Puskesmas

    dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

    serta Buku Pedoman Pengendalian PenyakitDiare.

    Bagan 1.0 Skematik pendekatan sistem

    dengan eleman-elemen saling berhubungan

    D. Sumber Data dan Jenis DataPengumpulan data diperoleh dari data

    sekunder yang berasal dari:

    1. Profil UPTD Puskesmas Wanakerta,Kecamatan Teluk Jambe Barat,

    tahun 2012.

    2. Laporan Tahunan UPTD PuskesmasWanakerta, Kecamatan Teluk Jambe

    Barat, tahun 2012.

    3. Laporan Bulanan PuskesmasWanakerta, Kecamatan Teluk Jambe

    Barat, periode Januari 2012 sampai

    dengan Desember 2012.

    4. Data Monografi PuskesmasWanakerta, Kecamatan Teluk Jambe

    Barat, tahun 2012.

    MASUKAN

    (1)

    PROSES

    (2)

    KELUARAN

    (3)

    UMPAN BALIK

    (5)

    LINGKUNGAN

    (4)

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    4/11

    4

    Data Umum

    Data Geografi

    1. UPTD Puskesmas Wanakerta berjarak + 5km dari kantor kecamatan Telukajmbe

    Barat dan + 15 km dengan Kantor Pemda

    Kabupaten Karawang dengan waktu

    tempuh + 30 menit menggunakan roda

    empat.

    2. UPTD Puskesmas Wanakerta terletak didesa Wanakerta Kecamatan Telukjambe

    Barat, yang merupakan Puskesmas induk

    dengan luas wilayah 6.107 Ha yang terdiri

    dari tanah darat 4.064 Ha dan 2.043 Ha

    adalah persawahan.

    3. UPTD Puskesmas Wanakerta. mempunyaiwilayah kerja terdiri dari 10 desa, 20

    Dusun, 40 RW dan 112 RT dengan jarak

    desa terjauh 7,5 km dari Puskesmas

    Wanakerta dengan waktu tempuh 45 menit

    dengan roda empat dan 30 menit dengan

    roda dua.

    4. Secara Administrasif UPTD PuskesmasWanakerta Kec. Telukjambe Barat

    berbatasan dengan :

    Sebelah utara berbatasan denganwilayah kerja Puskesmas Wadas

    Sebelah selatan berbatasan denganwilayah kerja Puskesmas

    Kec.Pangkalan

    Sebelah timur berbatasan denganwilayah kerja Puskesmas

    Kec.Ciampel

    Sebelah Barat berbatasan denganwilayah Kabupaten Bekasi

    Data Demografi

    1. Jumlah Penduduk wilayah kerja UPTDPuskesmas Wanakerta pada tahun 2012

    berdasarkan data proyeksi kependudukan

    kecamatan Teluk jambe Barat sebanyak

    50.431 jiwa yang terdiri dari laki-laki

    24.897 jiwa dan perempuan 25.534 jiwa,

    dengan jumlah rumah tangga sebanyak

    14.989 rumah.

    2. Jumlah penduduk miskin di KecamatanTeluk Jambe Barat berjumlah 29.753

    orang (58,9 %).

    3. Tingkat pendidikan penduduk KecamatanTeluk Jambe Barat terbanyak adalah tamat

    sekolah dasar, berjumlah 19.907 orang(36,8%).

    4. Mata pencarian terbanyak di KecamatanTeluk Jambe Barat adalah serabutan

    berjumlah 25.010 orang (46,2%)

    Data fasilitas pelayanan kesehatan

    Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

    pada wilayah kerja Puskesmas Wanakerta

    Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten

    Karawang antara lain: 1 Pustu, 4 Polindes plus,

    10 Poskesdes, 9 Puskesmas Keliling (Pusling),

    10 Pos Bindu, 57 Posyandu, 2 Balai

    Pengobatan 24 jam, 3 Klinik Bersalin, BP sore

    (Dokter Umum: 2, Perawat: 8, Bidan: 19), 56

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    5/11

    5

    Pengobatan Tradisional, 1 laboratorium, 2

    Toko Obat dan 4 Apotek.

    Data Khusus

    1. Masukana) TenagaDokter umum : 2 orang

    Bidan : 19 orang

    Perawat : 8 orang

    Petugas P2M Diare : 1 orangPetugas laboratorium : 1 orang

    Petugas gizi : 1 orang

    Kader : 5 orang/ posyandu

    Farmasi : 1 orang

    b) DanaAPBD : cukup

    Dana retribusi : cukup

    Sarana di Puskesmas

    Sarana Medis

    Stetoskop : 3 buah

    Tensimeter : 3 buah

    Termometer : 2 buah

    Lampu senter : 1 buah

    Timbangan berat badan bayi : 1 buah

    Timbangan berat badan dewasa : 2 buah

    Antibiotik

    Kotrimoksasol : cukup Amoksisilin : cukup Kloramfenikol : cukup Tetracycline : cukup Ampisilin : cukup Erythromycin : cukupObat diare dan antispasmodik

    Diaform : cukup Papaverin : cukup Oralit : tidak cukup Zinc : tidak cuku Cairan infus (NaCl, RL, D5%) : cukup

    Sarana Non medis

    Ruang pendaftaran : 1 ruangan Ruang tunggu : 1 ruangan Ruang periksa : 1 ruangan Ruang obat : 1 ruangan Pojok oralit : tidak ada Alat penyuluhan : lengkap SOP penatalaksanaan diare : ada Lemari obat : 1 buah Tempat tidur pemeriksaan: 1 buah Meja : 3 buah Kursi : cukup Kartu, status, alat tulis : cukup Tempat sampah medis: cukup Tempat sampah non medis : cukup Toilet, wastafel, sabun : cukup

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    6/11

    6

    b) Metoda1) Penemuan kasus penderita diare secara

    pasif oleh petugas kesehatan puskesmas

    (dokter, paramedik terlatih) sewaktu penderita

    diare datang berobat di BPU, Posyandu setiap

    hari kerja.

    2) Penetapan diagnosis dilakukanberdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik

    oleh petugas kesehatan di BPU sesuai Standar

    Operasional Prosedur (SOP). Berdasarkan SOP

    seseorang dinyatakan diare apabila buang air

    besar cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih

    dalam sehari dengan konsistensi tinja lembek

    atau cair.

    3) Pengobatan kasus diare dilaksanakandengan tepat sesuai SOP mengenai penanganan

    diare (LINTAS diare):

    1. Oralit osmolaritas rendah.

    2. Zink selama 10 hari.

    3. Teruskan pemberian ASI dan makan.

    4. Antibiotik atas indikasi.

    5. Edukasi dan nasihat

    4) Surveilans diare dengan pengumpulandata epidemiologi diare secara terus menerus

    dan dilakukan analisa secara langsung untuk

    menemukan cara penyelesaian secara tepat dan

    cepat. Data didapat dari laporan harian, di mana

    pencatatan dilakukan setiap hari kerja terhadap

    penderita diare yang datang di BPU puskesmas

    dan posyandu kemudian dibuat laporan

    mingguan.

    Dilaporkan ke Dinas Kesehatan pada tanggal 5

    tiap bulannya dalam bentuk laporan bulanan.

    5) Distribusi logistikTerpenuhinya kebutuhan oralit tiap

    penderita diare di Puskesmas 6 sachet.

    Tersedianya oralit pada setiap kaderminimal 10 sachet.

    Tersedia antibiotik, obat anti diare, tabletzink 20mg, cairan infus, dan antibiotik di

    Puskesmas

    6) Penyuluhan baik perorangan maupunkelompok mengenai PHBS Rumah Tangga dan

    Diare.

    Penyuluhan perorangan : Penyuluhanperorangan yang diberikan oleh petugas

    kesehatan Puskesmas kepada setiap penderita

    diare yang datang berobat di BPU Puskesmas

    melalui pemberian informasi mengenai PHBS

    Rumah Tangga dan Diare secara singkat.

    Penyuluhan kelompok : Penyuluhankelompok yang diberikan oleh petugas

    kesehatan Puskesmas kepada masyarakat dan

    ibu-ibu di Posyandu setiap bulan dengan cara

    ceramah dan diskusi mengenai PHBS Rumah

    Tangga dan Diare.

    7)Memberikan pelatihan kader dalampembuatan oralit dan larutan garam gula sertakemampuan menilai derajat dehidrasi pada

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    7/11

    7

    penderita diare untuk menentukan penderita

    masih bisa diobati di rumah atau harus rujukan

    ke rumah sakit, melalui kegiatan penataran

    Kader Posyandu sesuai dengan jadwal yang

    telah ditetapkan.

    8) Pojok OralitSuatu ruangan di Puskesmas (sudut ruang

    tunggu pasien) dengan 1-2 meja kecil dan

    seorang petugas puskesmas dapat

    mempromosikan usaha rehidrasi oral (URO).

    Bila seseorang memerlukan URO, maka

    penderita tersebut dapat duduk di kursi

    dibantu oleh ibu/keluarganya untuk

    melarutkan dan meminum oralit selama

    waktu observasi 3 jam. Dijalankan oleh

    petugas kesehatan setiap hari kerja. Adanya

    penjadwalan petugas kesehatan di pojok

    URO.

    9) Pencatatan dan pelaporanPencatatan : Hasil penemuan kasus diare

    dicatat dalam formulir Sistem Pencatatan dan

    Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang

    dilakukan setiap hari kerja pada jam kerja

    oleh petugas.

    Pelaporan : Dilaporkan ke Dinas Kesehatanpada tanggal 5 tiap bulannya dalam bentuk

    laporan bulanan.

    2. Proses1. Perencanaan2. Pengorganisasian3. Pelaksanaan4. Pengawasan

    3. Keluarana) Cakupan penemuan penderita

    diare secara pasif 109,6%

    b) Cakupan diagnosa penyakit yangsesuai SOP = 100 %

    c) Cakupan pengobatan terhadappenyakit diare yang sesuai SOP

    100%

    d) Cakupan surveilans diare 100%e) Cakupan distribusi logistic tiap

    penderita 33,3% dan tiap kader

    50%

    f) Cakupan penyuluhan peroranganmaupun kelompok

    Perorangan : Dilakukan setiaphari kerja (100%)

    Kelompok = dilakukanpenyuluhan 3x/ tahun = 25%

    g) Cakupan pelatihan kader 0%h) Cakupan pojok oralit = Pojokoralit tidak aktif.

    i) Cakupan pencatatan dan pelaporankasus diare 100%

    4. Lingkungana) Lingkungan Fisik

    Lokasi : strategis danmudah dijangkau

    Transportasi : Tersediasarana transportasi umum

    yang relatif murah

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    8/11

    8

    Fasilitas kesehatan : terdapat fasilitaskesehatan yang lain dan bekerja sama

    dengan baik.

    Sumber air bersih : Jumlah keluargadengan menggunakan sumber air bersih

    yaitu berjumlah 11.352 keluarga (83,2%)

    Tempat pengumpulan sampah : Jumlahkeluarga yang memiliki tempat sampah

    yang sehat adalah sebanyak 12.905

    (86,09%)

    Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) :Jumlah keluarga yang memiliki sistem

    pengelolaan air limbah yang sehat adalah

    sebanyak 4.859 (32,1%)

    Penyediaan jamban : Jumlah keluargayang memiliki jamban yang sehat

    sebanyak 3.739 (24,94%)

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Jumlahkeluarga yang menerapkan perilaku hidup

    bersih dan sehat yaitu sebanyak 5.111

    keluarga (33,3%)

    b) Lingkungan Non Fisik Tingkat pendidikan : pendidikan

    mayoritas adalah tingkat pendidikan

    rendah yaitu sebesar 46.953 orang

    (86,7%)

    Sosial ekonomi : sebagian besarpenduduk bekerja sebagai serabutan

    yaitu sebesar 25.010 orang (46,2 %).

    dan sebagian besar penduduk miskin

    sebanyak 29.753 penduduk (62,5%)

    Sosial budaya : tidakmenghambat keberhasilan program

    5. Umpan Balika) Pertemuan bulanan antara Kepala

    Puskesmas, Koordinator P2

    Diare, dan pelaksanaan harian.

    b) Rapat kerja bulanan Puskesmasyang membahas laporan dari

    masyarakat atau instansi lain

    yang dilakukan satu bulan sekali.

    6. Dampaka) Langsung : Penurunan

    angka kesakitan dan kematian serta

    terhindarnya dari KLB

    b) Tidak langsung :Peningkatanderajat kesehatan sesuai

    paradigma sehat. Belum dapat

    dinilai.

    Masalah Masalah yang ditemukan

    Masalah pada keluaran adalah cakupan

    pelayanan penderita diare 109,6% dari tolok

    ukur 75%, cakupan distribusi oralit tiap

    penderita 33,3% dari tolok ukur 100%, cakupan

    distribusi oralit tiap kader 50% dari tolok ukur

    100%, cakupan penyuluhan kelompok tentang

    PHBS dan diare 25% dari tolok ukur 100%,

    cakupan pelatihan kader 0% dari tolok ukur

    100%dan Pojok oralit tidak aktif

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    9/11

    9

    Masalah pada masukan adalah kebutuhan oralit

    tidak cukup, kebutuhan zinc : tidak cukup, dan

    tidak ada pojok oralit

    Masalah pada proses adalah pada

    pengorganisasian tidak terdapatnya bagan

    struktur organisasi program pengendalian

    penyakit diare, pada perencanaan penyuluhan

    kelompok tentang PHBS dan diare

    direncanakan sebanyak 3 kali per tahun, pada

    pelaksanaan : tiap penderita diberikan oralit

    hanya 2 sachet, tiap kader diberikan oralit

    hanya 5 sachet, penyuluhan kelompok

    mengenai PHBS Rumah Tangga dan Diare

    dilaksanakan 3 kali per tahun, tidak ada

    pelatihan kader dan pojok oralit tidak aktif.

    Masalah dari unsur lingkungan yaitu jumlah

    keluarga yang memiliki jamban sehat adalah

    sebanyak 3.739 (24.94%), jumlah keluarga

    yang memiliki SPAL adalah sebanyak 6.093

    (40,64%), jumlah keluarga yang menerapkan

    PHBS sebanyak 5.111 (33,3%), secara

    keseluruhan penduduk Kecamatan Teluk Jambe

    Barat yang mempunyai pendidikan rendah

    sebesar 86,7% dan sebagian besar penduduk

    Kecamatan Teluk Jambe Barat memiliki sosial

    ekonomi kurang, bermata pencaharian sebagai

    serabutan sebesar 46,2% dan penduduk miskin

    sebanyak 29.753 (62,5%)

    Prioritas masalah yang didapatkan melalui

    skoring metode sederhana adalah :

    A. Pojok oralit tidak aktifB. Cakupan penyuluhan kelompok

    tentang PHBS 25% dari tolok ukur

    100%

    Masalah pertama adalah pojok oralit tidak aktif

    Penyebab Masalah yaitu tidak disediakan

    ruangan untuk dibuat Pojok Oralit., tidak ada

    struktur organisasi tertulis yang terinci dan jelasdalam pembagian tugas untuk melakukan

    kegiatan Pojok Oralit, dan tidak

    dilaksanakannya kegiatan Pojok Oralit.

    Penyelesaian Masalah yaitu memanfaatkan

    ruangan yang terdapat dalam Puskesmas

    dengan baik dan efisien supaya dapat

    digunakan untuk Pojok Oralit, menugaskan

    petugas kesehatan yang berkompeten sebagai

    petugas pojok oralit, menyusun struktur

    organisasi P2 Diare, pembagian tugas yang

    jelas dan tertulis mengenai petugas yang

    bertanggungjawab dalam pelaksanaan pojok

    oralit, rincian tugasnya masing-masing serta

    membuat jadwal tugas di Pojok Oralit secara

    teratur, dilakukan pemantauan terhadap

    berjalannya kegiatan Pojok Oralit oleh Kepala

    Puskesmas atau koordinator P2 Diare.

    Masalah kedua adalah cakupan penyuluhan

    kelompok tentang PHBS dan diare 25% dari

    tolok ukur 100%

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    10/11

    10

    Penyebab masalah adalah diadakannya

    penyuluhan kelompok tentang diare dan PHBS

    , tetapi hanya dilakukan sebanyak 3 kali per

    tahun, hanya direncanakannya sebanyak 3 kali

    per tahun dan tidak ada struktur organisasi

    tertulis yang terinci dan jelas dalam pembagian

    tugas dan pelaksanaan tugas untuk program

    P2Diare sehingga tidak ada jadwal pembagian

    tugas per petugas kesehatan untuk dilakukan

    penyuluhan tiap bulan.

    Penyelesaian masalah yaitu direncanakan

    penyuluhan kelompok sebanyak minimal satu

    kali per bulan sehingga target total 12 kali per

    tahun dapat tercapai, menyusun struktur

    organisasi P2 Diare, pembagian tugas yang

    jelas, rinci, dan tertulis mengenai petugas yang

    bertanggungjawab dalam memberikan

    penyuluhan kelompok tentang PHBS dan diare,

    serta membuat jadwal tugas untuk memberikan

    penyuluhan secara teratur kepada masyarakat

    minimal sebulan sekali, dilaksanakannya

    penyuluhan kelompok tentang PHBS dan diare

    sebagai upaya pencegahan dari penyakit diare

    sebanyak minimal satu kali per bulan sehingga

    target total 12 kali per tahun dapat tercapai,

    dibuatnya pencatatan dan pelaporan bagi

    petugas penyuluhan tentang berapa kali

    penyuluhan tentang PHBS dan diare telah

    dilakukan dan dilakukan pengawasan dan

    pemantauan lebih ketat dari kepala puskesmas

    mengenai pelaksanaan penyuluhan kelompok

    dengan cara rapat bulanan atau denganpelaporan dari koordinator program P2M.

    Kesimpulan

    Dari hasil penilaian Program

    Pengendalian Penyakit Diare yang

    dilakukan dengan pendekatan sistem di

    Puskesmas Wanakerta untuk periode

    Januari 2012 sampai dengan Desember

    2012, didapatkan bahwa Program

    Pengendalian Penyakit Diare belum

    berhasil karena beberapa variabel masih

    didapatkan tidak sesuai dengan tolok

    ukur yang ditentukan.

    Dari cakupan kegiatan,

    didapatkan kegiatan yang tidak berhasil

    dilaksanakan dan dibuat menjadi 2

    prioritas masalah yang harus

    diselesaikan terlebih dahulu yaitu :

    a)

    Pojok oralit tidak aktifb) Cakupan penyuluhan kelompok

    tentang PHBS 25% dari tolok ukur

    100%

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, maka

    saran yang ditujukan kepada Kepala

    Puskesmas Puskesmas Wanakerta yaitu

    sebagai berikut :

    1. Memanfaatkan ruangan yang ada didalam Puskesmas untuk dijadikan Pojok

    Oralit.

    2. Menugaskan petugas kesehatan yangberkompeten sebagai petugas pojok

    oralit

  • 7/22/2019 Artikel Evaluasi Program Diare

    11/11

    11

    3. Menyusun struktur organisasi P2 Diareserta pembagian tugas secara jelas dan

    tertulis mengenai petugas yang

    bertanggungjawab dalam pelaksanaan

    pojok oralit dan penyuluhan kelompok,.

    4. Mengajukan permintaan oralit dan zincsesuai dengan kebutuhan ke Dinas

    Kesehatan sehingga sesuai dengan

    prinsip pengobatan diare

    5. Pengawasan dan pemantauan lebih ketatdari kepala puskesmas mengenai

    pencatatan, pelaporan dan pelaksanaan

    kegiatan pojok oralit serta penyuluhan

    kelompok dengan cara rapat bulanan

    atau dengan pelaporan dari koordinator

    program P2M Diare.

    Melalui saran-saran di atas diharapkan

    dapat membantu dalam keberhasilan program

    Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas

    Wanakerta, sehingga permasalahan yang timbul

    dapat teratasi.

    Daftar Pustaka

    1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan. Buku pedoman pengendalian penyakit diare. Bakti Husada;

    2011: hal.1-69.

    2. Anonim. Pengendalian diare di Indonesia. Dalam: Situasi diare di Indonesia. SubditPengendalian Diare dan Infeksi Saluran Cerna Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

    Jakarta, 2011. Diunduh dari

    http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20Diare_Final(1).pdf, pada 21 September

    2013.

    3. Situasi Diare di Indonesia, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Bakti Husada,Kementerian Kesehatan RI, Triwulan II; 2011, hal 1-2, 26-8, 33..

    4. Marcellus SK, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Gastroenterologi. Sudoyo AW, SetyohadiB, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi 4.

    Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI;2006.hlm.408-13.

    5. Winlar W. Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak kurang dua tahun dikelurahan Turangga. Fakultas kedokteran Kristen Maranatha. Diunduh dari

    http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/faktor.pdf, pada 21 September 2013.

    6. Anonim. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare, Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia Direktorat Jenderal PP dan PL. Jakarta; 2011.

    7. Data Kesehatan di Kabupaten Karawang tahun 2009 dan 2010, diunduh darihttp://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-pembangunan/kesehatan.html,

    diakses pada 22 September 2013.

    8. Puskesmas Wanakerta Kecamatan Teluk Jambe Barat. 2012. Data Laporan TahunanProgram Pengendalian Penyakit Diare.

    http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/faktor.pdfhttp://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-pembangunan/kesehatan.htmlhttp://www.karawangkab.go.id/informasi-umum/data-hasil-pembangunan/kesehatan.htmlhttp://www.litbang.depkes.go.id/aktual/diare/faktor.pdf