artikel banjir new

Upload: dody-syns-thinks

Post on 07-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    1/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Definisi Sungai

    Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan yang ada di bumi.

    Baik manusia, hewan dan tumbuhan semua makhluk hidup memerlukan air untuk

    dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sungai mengalir dari hulu ke hilir

    bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air sungai berakhir di laut

    sehingga air yang tadinya terasa tawar menjadi asin terkena zat garam di laut luas.

    Terjadinya sungai karena dibentuk atau ditimbulkan oleh air hujan yang jatuh

    pada permukaan bumi, dimana sebagian melimpas dan mengalir membentuk alur-alur

    kecil (creek), kemudian menjadi alur-alur sedang (tributaries) dan seterusnya

    mengumpul menjadi satu alur besar atau alur utama yang mana biasanya sebelum

    masuk ke laut dapat terbagi lagi atas beberapa alur (distributaries). Sebagian lainnya

    dari air hujan ada yang meresap ke dalam tanah yang kemudian akan keluar di tempat

    lain sebagai mata air atau sebagai air tanah dan ada pula yang menguap lagi

    (evaporasi)

    Pada tahun 1880 an seorang geologist berkebangssan Amerika, William

    Davis Morris, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat organisme hidup.

    Sungai berubah dari waktu ke waktu, mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua.

    Menurut Davis, siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas

    permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit, kemudian parit-

    parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    2/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    daerah yang cekung, tapi kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal.

    Gambar 1.1 sungai bogowonto

    (Sumber: mbahngari.blogspot.com)

    Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk sisi

    yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai

    utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin tuan sungai, lembahnya

    semakin dlam dan anak-anak sungainya semakin panjang.

    Sungai masihbayi. Sempit dancuram

    Sungai muda.Anak sungainyabertambah

    Sungai tua.Daerah alirannyasemakin melebar

    dan berkelok

    Sungai sudah tuasekali.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    3/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Robert E. Horton, seorang consulting

    hydrolic engineer, mengklasifikasikan

    sungai berdasarkan tingkat kerumitan

    anak-anak sungainya. Saluran sungai

    tanpa anaknya disebut sebagai "first

    order". Sungai yang mempunyai satu

    atau lebih anak sungai "first order"

    disebut saluran sungai "second order".

    Sebuah sungai dikatakan "third order"

    ika sungai itu mempunyai sekurang-

    kurangnya satu anak sungai "second

    order". Dan seterusnya. Lihat gambar di

    samping kanan ini.

    Sungai Amazon dan Congo, yang

    terbesar di dunia, diklasifikasikansebagai sungai dengan "12th order" atau

    "13th order".

    Gambar 1.3 aliran sungai

    (Sumber: mbahngari.blogspot.com)

    Riwayat terjadinya alur sungai sangat erat hubungannya dengan apa yang

    disebut daur hidrologi. Adanya tenaga sinar matahari, air yang ada di laut, di darat

    maupun di permukaan tanah akan menguap. Uap-uap air ini akan berkumpul di

    angkasa yang kemudian dibawa angin kea rah daratan. Berhubung udara makin tinggi

    semakin rendah temperaturnya, mka uap air yang berkumpul tersebut (awan) akan

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    4/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    berkondensasi dan turunlah hujan ke permukaan bumi yang sebagian besar mengalir

    menuju laut lagi. Air hujan inilah yang mengawali terjadinya alur-alur kecil yang

    kemudian bergabung menjadi satu alur besar yang disebut sungai.

    Adapun aspek pemanfaatan dari sungai untuk memenuhi kepentingan hidup antara

    lain :

    Pemanfaatan air untuk irigasi

    Pemanfaatan ir untuk tenaga listrik

    Pemanfaatan air untuk penyediaan air bersih (water supply)

    Pemanfaatan air untuk perhubungan

    Pemanfaatan air untuk kelembaban dan suhu udara di atasnya.

    Oleh karena itu masalah pengolahan dan pelestarian sungai sebagai sumber daya air

    sangat penting dalam pembangunan bangsa kita, baik dalam masa sekarang maupun

    dalam masa depan.

    Seperti telah diuraikan di atas sungai merupakan salah satu sumber air yang

    dapat memberikan kemakmuran bila kita mampu menguasainya dengan

    menghilangkan sifat-sifat yang merugikan dan mengambil manfaat yang sebesar-

    besarnya. Apabila kita tidak mampu menguasainya, dalam arti sungai tidak

    terkendalikan, maka akan menimbulkan penderitaan bagi masyarakat yang berdiam di

    sepanjang sungai. Bila musim kemarau mengalami kekeringan dan bila musim hujan

    air akan melimpah sehingga menimbulkan banjir.

    Sungai dapat kita bagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pembentukannya, yaitu :

    1. Sungai Hujan

    Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan yang

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    5/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    berkumpul membuat suatu aliran besar. Sungai-sungai yang ada di Indonesia

    umumnya adalah termasuk ke dalam jenis sungai hujan.

    2. Sungai Gletser

    Sungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang mencair

    berkumpul menjadi kumpulan air besar yang mengalir. Sungai membramo /

    memberamo di daerah papua / irian jaya adalah salah satu contoh dari sungai gletser

    yang ada di Indonesia.

    3. Sungai Campuran

    Sungai campuran adalah sungai di mana air sungai itu adalah pencampuran antara

    air hujan dengan air salju yang mencair. Contoh sungai campuran adalah sungai digul

    di pulau papua / irian jaya.

    1.2. Sekilas Sungai Bogowonto

    Sungai Bogowonto adalah sungai yang terletak di wilayah Provinsi Jawa

    Tengah yang bermuara ke Samudera Hindia. Sungai ini berhulu di dataran tinggi di

    daerah Kedu dan merupakan satu dari dua sungai cukup besar di Jawa Tengah yang

    bermuara ke pantai selatan, selain Sungai Serayu.

    Sungai Bogowonto merupakan batas alam bagian barat bagi Daerah Istimewa

    Yogyakarta dengan wilayah Bagelen (sekarang Kabupaten Purworejo). Bagian

    hilir daerah aliran sungai ini juga sering dilanda banjir pada musim penghujan.

    1.3. Banjir

    Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam

    jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang

    secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena

    pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk

    maupun menimbulkan korban jiwa.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    6/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan

    nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang

    cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam

    berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping

    itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak

    tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan,

    dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di

    daerah dataran banjir dan sebagainya.

    Gambar 1.4 banjir akibar luapan sungai bogowonto

    (Sumber: samsul-arifin.blog.friendster.com)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    7/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Sebagai contoh banjir dunia yang merenggut banyak nyawa ialah :

    1. Banjir di Pakistan

    Banjir di Pakistan merupakan Banjir terburuk dalam sejarah Pakistan sejak

    1929 yang menyengsarakan lebih dari tiga juta orang. Banjir akibat hujan

    deras menimbulkan gelombang besar di sepanjang sungai Indus, membuat

    orang mengungsi. Jumlah korban meningkat tajam akibat wabah penyakit

    yang terbawa air muncul serta minimnya perlindungan bagi korban yang

    terkena amukan hujan badai. Lebih dari 1,5 juta orang telah terkena dampak

    hujan lebat, banjir dan tanah longsor di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di

    wilayah barat laut negera itu. Ribuan rumah dan sebagian besar lahan

    pertanian juga hancur di wilayah Pakistan yang sudah bertahun-tahun

    terkoyak perang itu. Lebih dari 3.700 rumah telah tersapu banjir, dan jumlah

    orang yang telah kehilangan tempat tinggal terus bertambah.

    Gambar 1.5

    (Sumber: riaupos.com)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    8/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Selain menewaskan sekitar 313 warga, banjir yang diikuti tanah

    longsor itu juga membuat sekitar 30.000 penduduk terlantar. Ribuan hektare

    area persawahan juga rusak terendam air. Area pertanian yang menderita

    kerusakan paling parah adalah yang berada di wilayah barat laut KP yang dulu

    dikenal sebagai Provinsi North West Frontier dan Kashmir.

    2. Banjir di Cina dan Korea Utara

    Cuaca buruk terus merundung wilayah Cina. Banjir dipicu hujan deras

    yang mengakibatkan Sungai Yalu yang membelah perbatasan Cina dan Korea

    Utara meluap. Rumah dan jalan-jalan di Kota Dandong pun direndam banjir.

    Lebih dari 120.000 orang telah dievakuasi di timur laut Cina akibat banjir

    yang menerjang daerah tersebut. Evakuasi ribuan orang juga terjadi di negara

    tetangga Cina, Korea Utara. Banjir ini mengakibatkan empat orang meninggal

    dunia.

    Hujan musim panas yang terjadi saat itu menyebabkan debit air di

    sungai Yalu menjadi tinggi, akibatnya banjir tidak dapat terhindarkan.Seperti

    dilansir dari kantor beritaXinhua, di kota Dandong, yang berbatasan dengan

    Korea Utara, lebih dari 94.000 penduduk dievakuasi dan beberapa jaringan

    transportasi terputus. Lalu lintas di pusat kota Sinuiju "lumpuh" total.

    Gambar 1.6

    (Sumber: bbc.co.uk)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    9/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    3. Banjir Sungai Bogowonto

    Dalam tugas Perancangan Keairan ini kami mengacu pada sungaiBogowonto yang terletak di Kabupaten Purworejo. Hujan deras yangmengguyur Kabupaten Purworejo sepanjang Jumat (21/11) malam hingga

    Sabtu (22/11) pagi mengakibatkan dua sungai, yaitu Sungai Bogowonto dan

    Sungai Dulang meluap. Luapan air mengakibatkan sedikitnya delapan desa

    terkena banjir. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian

    material diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Pasalnya, puluhan hektare

    sawah terendam. Sebagian sudah ditanami benih padi umur satu minggu.

    Sebagian yang lain terdapat padi dan jagung yang hanya tinggal beberapa hari

    lagi dipanen.

    Sungai Bogowonto yang termasuk suangai dengan debit air yang

    tinggi meluapkan kemarahannya pada hari Jumat sore 19/03.2010 tepatnya di

    desa Sawi Kecamatan Gebang kabupaten Purworejo (Jawa Tengah). Hal

    tersebut digambarkan dengan terjadinya banjur bandang yang sangat besar

    sehingga luapan air menerobos ke area persawahan warga yang pada akhirnya

    areal persawahan tersebut habis menjadi luapan sungai bogowonto yang baru.

    Pada mulanya banjir besar terjadi ketika selama beberapa hari terjadi turun

    hujan yang terus menerus. sehingga air sungai menjadi banjir. Penyebab air

    sungai itu menerobos karena pada lengkungan bentangan sungai yang sangat

    nenikuk tajam membuat tekanan air dari atas menerobos lurus ke tanah sawah

    didepannya sehingga pada akhirnya aliran air banyak yang ikut ke tanggul

    sawah yang jebol dan tergerus tersebut.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    10/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Gambar 1.7

    (Sumber: mbahngari.blogspot.com)

    Luapan Sungai Bogowonto mengakibatkan belasan rumah penduduk yang ada di

    Desa Bugel, Kecamatan Bagelen juga terendam air. Rumah-rumah yang terendam itu

    berada di RT 03/RW 03 yang berada tepat di bantaran Sungai Bogowonto. Saat

    pertama kali banjir datang, ketinggian air di jalanan lebih dari satu meter. Hektaran

    lahan persawahan yang baru saja ditanami bibit padi juga tak luput dari rendaman air.

    I.4. Penanggulangan Banjir

    Secara umum penyebab utama banjir adalah perubahan dan eskalasi perilaku

    manusia dalam mengubah fungsi lingkungan. Di kawasan budidaya telah terjadi

    perubahan tata ruang secara massive, sehingga daya dukung lingkungan menurun

    drastis. Pesatnya pertumbuhan permukiman dan industri telah mengubah

    keseimbangan fungsi lingkungan, bahkan kawasan retensi banjir (retarding basin)

    yang disediakan alam berupa situ-situ telah juga dihabiskan.

    Keadaan ini secara signifikan menurunkan kapasitas penyerapan air secara

    drastis. Kondisi ini diperparah dengan sistem drainase permukiman yang kurang

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    11/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    memadai, sehingga pada curah hujan tertentu, menimbulkan genangan air di mana-

    mana. Selain itu, lemahnya penegakan hukum ikut mendorong tumbuh dan

    berkembangnya permukiman ilegal di bantaran sungai, bahkan masuk ke badan

    sungai. Keadaan ini makin memperburuk sistem tata air lingkungan, karena kapasitas

    tampung dan pengaliran sungai menurun dan terjadilah luapan air.

    Penambangan pasir illegal, terutama pada areal-areal bangunan pengendali banjir,

    yang umumnya mudah diakses juga ikut memperparah keadaan. Sebab, kemampuan

    bangunan pengendali banjir menjadi turun.

    Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya

    berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai

    induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir

    yang melanda daerah daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal. Pertama,

    kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak

    pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan sangat tinggi,

    kenaikan permukaan air laut, badai, dan lain sebagainya. Ketiga, degradasi

    lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area,

    pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya.

    Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat

    dipanen dan meluluh lantahkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak

    fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan

    korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan

    terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat dalam rangka

    penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas tanggap darurat, namun

    banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara, terutama untuk merehabilitasi

    dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    12/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Siklus Penanggulangan Banjir

    Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum

    banjir (prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan

    setelah banjir (recovery). Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan

    penanggulangan banjir yang berkesinambungan, sebagaimana digambarkan pada

    Gambar 1 yang mencakup beberapa jenis kegiatan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

    Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari

    banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan (prevention)

    sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh,

    berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai (in-

    stream) sampai wilayah dataran banjir (off-stream), dan kegiatan non-fisik seperti

    pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.

    Gambar 1.8. Disaster Risk Management and MitigationCircle

    (Sumber: Stephen Bieri, Disaster Risk Management & The System Approach)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    13/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Tabel 1. Kegiatan dalam Siklus Penanggulangan Banjir

    Setelah pencegahan dilaksanakan, dirancang pula tindakan penanganan(response/intervention) pada saat bencana banjir terjadi. Tindakan penanganan

    bencana banjir, antara lain pemberitahuan dan penyebaran informasi tentang

    prakiraan banjir (floodforecasting information and dissemination), tanggap darurat,

    bantuan peralatan perlengkapan logistik penanganan banjir (flood emergency

    response and assistance), dan perlawanan terhadap banjir (flood fighting).

    Pemulihan setelah banjir dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat

    perbaikan agar kondisi umum berjalan normal. Tindakan pemulihan, dilaksanakan

    mulai dari bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan sarana-

    prasarana (aftermath assistance and relief), rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan

    non-fisik (flood adaptation and rehabilitation), penilaian kerugian materi dan non-

    Siklus Kegiatan

    PENCEGAHAN

    (Prevention)

    Upaya - upaya Struktural

    Upaya di dalam badan Sungai ( In-Stream)

    Upaya di luar badan Sungai ( Off- Stream)

    Upaya - upaya Non-Struktural

    Upaya Pencegahan Banjir Jangka Panjang

    Upaya Pengelolaan Keadaan Darurat Banjir dalam Jangka Pendek

    PENANGANAN(Intervention/

    Response)

    Pemberitahuan dan Penyebaran Informasi Prakiraan Banjir

    Reaksi Cepat dan Bantuan Penanganan Darurat Banjir

    Perlawanan terhadap Banjir

    PEMULIHAN

    (Recovery)

    Bantuan Segera Kebutuhan Hidup Sehari-hari dan Perbaikan Saranadan Prasarana

    Pembersihan dan Rekonstruksi Pasca Banjir

    Rehabilitasi dan Pemulihan Kondisi Fisik dan Non-Fisik

    Penilaian Kerusakan/Kerugian dan Asuransi Bencana Banjir

    Kajian Penyebab Terjadinya Bencana Banjir

    (Sumber: Direktorat Riset dan Pengabdian kepada MasyarakatUI,

    Pengumpulan dan Analisis Data Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    14/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    materi, asuransi bencana banjir (flood damage assessment and insurance), dan

    pengkajian cepat penyebab banjir untuk masukan dalam tindakan pencegahan (flood

    quick reconnaissance study).

    A. Penyebab umum terjadinya bencana banjir antara lain ialah :

    1. Curah hujan yang tinggi

    2. Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

    3. Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air

    keluar sempit.

    4. Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.

    5. Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir

    sungai.

    6. Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

    B. Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir

    1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.

    2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang

    sering menimbulkan banjir.

    3. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.

    4. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan

    sungai.

    5. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.

    6. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta

    mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    15/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    I.5. Tujuan Pembelajaran Perancangan Keairan

    - Dapat menjelaskan morfologi(bentuknya), geometri, profil memanjang dantampang melintang sungai banjir serta gerusan yang terjadi. Dan dapat

    mengenal fungsi dan macam bangunan pengendaliaan pada sungai.

    - Mahasiswa mampu menghitung dan merancang bangunan keairan, bangunan

    tanggul yang aman terhadap banjir. seberdasarkan fungsi dan dimensi tempat

    serta bahan yang dipakai dan kondisi topografi setempat.

    - mahasiswa mampu merancang bangunan revetment dan turap, merancang

    bangunan outlet drainase pada sungai, dapat merancang koneksi jaln

    inspeksi dengan jalan desa, dapat merancang bangunan pengendali dasar

    sungai, serta dapat menghitung volume dan rencana anggaran biaya

    pekerjaan.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    16/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    BAB II

    2.1. Morfologi sungai

    Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri

    (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan

    perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, morfologi

    sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang

    salingus terkait.

    Gambar 2.1

    (Sumber: )

    Sifat-sifat sungai sangat dipengaruhi oleh luas dan bentuk daerah

    pengaliran serta kemiringannya. Untuk suatu Negara maupun tempat

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    17/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    dengan pulau yang sempit tidak begitu luas dan memanjang disertai dengan

    banyaknya pegunungan yang ada akan mengakibatkan bentuk penampang

    sungai akan lebih panjang dan sempit luasnya akan tetapi akan memiliki

    kemiringan yang lebih curam dibandingkan dengan sungai yang

    berpenampang lebih luas/besar.

    Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan pengendapan, yang

    dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai yaitu

    aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke

    dalam arah paralel terhadap saluran.

    aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah,

    depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi,

    yang mengakibatkan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maksimum pada

    aliran turbulen umunya terjadi pada kedalaman 1/3 dari permukaan air terhadap

    kedalaman sungai.

    Erosi terjadi pada dinding ataupun dasar sungai dibawah kondisi aliran

    yang bersifat turbulen. Pengendapan akan terjadi jika material yang

    dipindahkan jauh lebih besar untuk digerakkan oleh kecepatan dan kondisi

    aliran. Pada kondisi aliran turbulen erosi akan terjadi akibat terbawanya

    material dan pengendapan terjadi ketika hasil erosi tersebut menuju ke arah

    bawah tidak terpindahkan lagi oleh aliran.

    karakteristik sungai

    - mengalir searah

    - kederasan aliran(debit) sering kali berfluktuasi

    - dasar sungai dan tepian tidak stabil

    - bentuk memenjang

    http://intannazifah.blogspot.com/2009/07/karakteristik-sungai.htmlhttp://intannazifah.blogspot.com/2009/07/karakteristik-sungai.htmlhttp://intannazifah.blogspot.com/2009/07/karakteristik-sungai.html
  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    18/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    - relative dangkal

    - biota beradaptasi dengan aliran searah

    - kekeruhan, kosentrasi oksigen, pertukaran nutrient lebih besar

    Grafik 1

    (Sumber: )

    Pembagian daerah aliran sungai:

    1. Hulu

    Ciri-ciri sungai yang berada di hulu yaitu, dangkal, banyak sekali batu-batu,

    sempit, dan kadang terdapat air terjun.

    Hulu Tengah Hilir

    Daerah Erosi Daerah deposisi

    A

    B

    C

    Dataran Tinggi

    Dataran rendah

    Elevasi

    - hutan- tambang- kebun

    - Kebun- pertanian- pemukiman

    - pertanian- pemukiman- industri

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    19/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    2. Peralihan

    Ciri daerah peralihan adalah agak dalam, batu-batu yang berada di sengai

    tidak membahayakan, banyak jeram. Dengan ciri tersebut, daerah peralihan

    inilah yang cocok untuk melakukan pengarungan.

    Cirinya, kedalaman sungainya sangat dalam, lebar dan arusnya tenang.

    2.2. Geometri Sungai

    2.2.1. Penampang Memanjang

    Potongan suatu penampang sungai secara sejajar alur sungai yang berisi

    informasi pada titik-titik sepanjang sungai meliputi:

    a. elevasi dasar sungai

    b.elevasi muka air

    c. kemiringan dasar sungai

    d.bangunan air

    2.2.2. Penampang Melintang

    Potongan suatu penampang sungai secara tegak lurus sungai yang berisi

    informasi suatu titik tertentu di sungai meliputi:

    a. bentuk penampang: lebar sungai, kedalaman air, luas penampang

    b. tanggul, bantaran sungai

    2.3. Profil Sungai

    Profil suatu sungai dapat bermacam-macam bentuknya. Profil sungai

    yang berbeda-beda secara karasteristik dapat membawa perbedaan sedimen

    bahan dasar (bed load) dan sedimen tersuspensi (suspended load). Saluran

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    20/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    sungai yang bercabang (braided), bekelok-kelok (meander) dan lurus inilah

    yang menjadi faktor utama.

    Pada sungai yang perbedaan debit banjir dan debit minimumnya besar,

    pada waktu air rendah alurnya sangat labil. Agar dapat diperoleh sungai yang

    alurnya stabil, maka dalam rangka perbaikan dan pengaturan sungai, supaya

    diusahakan pembentukan profil ganda.

    Sedangkan pada sungai yang debit banjirnya tidak terlalu besar atau

    sungai yang debit normalnya besar, biasanya diterapkan profil yang sama atau

    hampir sama dengan profil tunggal. Selain itu juga pada daerah pasang surutdekat muara sungai yang tidak deras arusnya, seluruh lebar sungai selalu

    terendam air walaupun debitnya kecil. Dalam keadaan ini, trase alur bawahnya

    diusahakan agar tidak mudah bergeser dengan krib atau cara lainnya.

    Bantaran adalah bagian sungai yang hanya dilalui air pada saat banjir.

    Tinggi bantaran ditentukan berdasarkan hubungan aliran banjir danluas profil

    alur bawah, biasanya 1,01,5 m diatas elevasi muka air rendah rata-rata.

    2.4. Gerusan dan Sedimentasi

    Air yang mengalir didalam sungai lama kelamaan akan menggerus tanah

    dasarnya secara terus menerus sepanjang masa eksistensinya dan terbentuklah

    lembah-lembah sungai. Sehingga terbentuklah sedimentasi pada dasar sungai.

    Sedimen juga dapat diperoleh dari runtuhan tebing sungai, lalu akan dibawa oleh

    arus/aliran sungai menuju ke hilir sungai.

    Erosi terjadi pada dinding ataupun dasar sungai dibawah kondisi aliran

    yang bersifat turbulen. Pengendapan akan terjadi jika material yang dipindahkan

    jauh lebih besar untuk digerakkan oleh kecepatan dan kondisi aliran. Pada

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    21/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    kondisi aliran turbulen erosi akan terjadi akibat terbawanya material dan

    pengendapan terjadi ketika hasil erosi tersebut menuju ke arah bawah tidak

    terpindahkan lagi oleh aliran

    Gaya tarik arus sungai ini dipengaruhi oleh kemiringan sungai, untuk

    daerah pegunungan, aliran akan kuat karena kemiringan sungai yang curam,

    sedangkan di daerah dataran, kuat tarik tersebut akan menjadi kecil/lemah.

    Sehingga beban sungai yaitu endapan akan berangsur-angsur mengendap sampai

    sebelum mencapai hilir. Pada perubahan kemiringan sungai yang begitu

    ekstrim/mendadak, akan mengakibatkan proses pengendapan yang sangat

    intensif dan menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuklah

    kipas endapan. Dengan kata lain, sungai akan menjadi lebih dangkal dari

    sebelumnya.

    Sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil dari proses

    pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami erosi,

    tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau

    tersedimentasikan.

    Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport

    oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Gerusan sendiri ialah

    penurunan dasar sungai karena erosi di bawah permukaan elevasi permukaan

    alami sungai tersebut.

    Dua proses penting dalam sungai adalah erosi(gerusan) dan

    pengendapan(sedimentasi), yang dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai

    yaitu:

    aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke

    dalam arah paralel terhadap saluran.

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    22/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah,

    bawah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan

    friksi, yang mengakibatkan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan

    maksimum pada aliran turbulen umunya terjadi pada kedalaman 1/3 dari

    permukaan air terhadap kedalaman sungai.

    Erosi terjadi pada dinding ataupun dasar sungai dibawah kondisi aliran

    yang bersifat turbulen. Pengendapan akan terjadi jika material yang dipindahkan

    jauh lebih besar untuk digerakkan oleh kecepatan dan kondisi aliran. Pada

    kondisi aliran turbulen erosi akan terjadi akibat terbawanya material danpengendapan terjadi ketika hasil erosi tersebut menuju ke arah bawah tidak

    terpindahkan lagi oleh aliran.

    Gambar 2.2

    (Sumber: )

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    23/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    BAB III

    ANALISIS DATA

    3.1 Letak Profil Saluran

    Pertama-tama kita harus mengetahui letak profil saluran sebelum

    menganalisis tampang profil saluran sungai Bogowonto. Dari letak profil saluran

    dengan elevasi dan kemiringan yang berbeda-beda, maka kita dapat menentukan letak

    arah hulu dan hilir. Dengan begitu, kita akan mendapatkan sungai sesuai dengan

    desain saluran rencana.

    Dengan elevasi dan titik yang kita tentukan maka didapatkan letak awal dari

    tampang profil tersebut, dan jarak yang harus dipenuhi antar profil tersebut adalah

    sejauh 100 meter. Sehingga, dengan kata lain pada setiap jarak 100 meter, harusn

    berganti profil sesuai dengan desain yang direncanakan.

    Adapun profil yang diperlukan adalah sebanyak 10 tampang profil.

    Selanjutnya, dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini:

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    24/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Gambar 3.1 Jarak Antar Profil Sungai

    3.2 Perhitungan Debit (Q) Maksimum dengan Tiga Metode

    3.2.1 Data

    Tabel 3.1 Data debit maksimum Sungai Bogowonto

    TAHUN Qi Qmean Qi-Qr (Qi-Qr) (Qi-Qr) (Qi-Qr)

    1992 1667,40 401,80 -171,04 29255,82 -5004012,91 855903026,7

    1993 2386,82 354,74 548,38 300716,75 164905985,60 90430561203,4

    1994 3069,41 511,38 1230,97 1515280,61 1865260952,76 2296075326917,7

    1995 1636,02 350,65 -202,42 40975,72 -8294492,37 1679009227,3

    1996 1291,58 244,10 -546,86 299059,24 -163544460,14 89436428913,6

    1997 1358,91 149,04 -479,53 229951,72 -110269395,84 52877793783,8

    1998 1657,87 348,31 -180,58 32607,93 -5888231,74 1063277258,8

    1999 1612,17 332,74 -226,28 51203,57 -11586449,59 2621805691,2

    2000 1394,50 352,51 -443,95 197089,25 -87497250,74 38844172698,7

    2001 1602,55 320,75 -235,90 55646,46 -13126721,94 3096528257,4

    2002 1649,51 247,76 -188,93 35696,15 -6744226,17 1274215356,6

    2003 1849,42 432,00 10,97 120,40 1321,04 14495,1

    2004 2254,67 375,68 416,23 173243,37 72108247,04 30013265534,8

    2005 2035,93 411,75 197,49 39000,37 7701993,04 1521029004,8

    2006 2109,92 475,17 271,47 73697,38 20006819,31 5431303432,8

    27576,7 0 3073544,7 1718030077.34 2615220634803,3

    3.2.2 Perhitungan Debit Rerata (Qr)

    Qr =T

    (Qi)

    =15

    27576,7

    =1838,45 dtm

    3

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    25/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    3.2.3 Perhitungan menggunakan rumus standar deviasi ()

    =1

    )( 21

    n

    QQ ratarata=

    115

    3073544,7

    = 468,55 dtm

    3

    3.2.4 Perhitungan menggunakan rumus koefisien variasi (Cv)

    Cv =rQ

    =1838,45

    468,55

    = 0,25

    3.2.5 Perhitungan menggunakan rumus koefisien kemencengan (Cs)

    Cs =

    )2)(1( nn

    n

    3

    3

    1 )(

    ratarataQQ

    =

    )115)(115(

    15

    3)468,55(

    ,341718030077

    = 1,38

    3.2.6 Perhitungan menggunakan rumus koefisien kurtosis (Ck)

    Ck=

    )3)(2)(1(

    2

    nnn

    n

    4

    4

    1 )(

    ratarataQQ

    =

    )315)(215)(115(

    152

    4)468,5498(

    803,342615220634

    = 5,5900

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    26/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Maka :

    3.2 gambar cv dengan cs digunakan untuk memilih jenis sebaran

    (sumber: G. W. Keith, 1988)

    3.2.7 Mentukan standar deviasi (Z)

    Rumus: Standar Deviasi (P) T tahun = 1 -T

    1

    Standar deviasi 2 tahun = 1 -2

    1= 0,5

    dilihat dari table Z dan standar deviasi didapat Z2 = 0

    Qr= 1838,4475

    = 468,5498

    CV= 0,2549

    CS= 1,3765

    CK= 5,5900

    3

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    27/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Standar deviasi 10 tahun = 1 -10

    1= 0,9

    dilihat dari table Z dan standar deviasi didapat Z10 = 1,28

    Standar deviasi 25 tahun = 1 -25

    1= 0,96

    dilihat dari table Z dan standar deviasi didapat Z25 = 1,75

    Standar deviasi 50 tahun = 1 -50

    1= 0,98

    dilihat dari table Z dan standar deviasi didapat Z50 = 2,05

    Standar deviasi 100 tahun = 1 -100

    1= 0,99

    dilihat dari table Z dan standar deviasi didapat Z100 = 2,33

    Tabel 3.2 Cumulative Probability of The Standard Normal Distribution (z)

    z 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.090.0 0.5000 0.504 0.508 0.512 0.516 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359

    0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 0.5675 0.5714 0.5754

    0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.591 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141

    0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.648 0.6517

    0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.67 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879

    0.5 0.6915 0.695 0.6985 0.7019 0.7054 0.7088 0.7123 0.7157 0.719 0.7224

    0.6 0.7258 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7518 0.749

    0.7 0.7580 0.7612 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852

    0.8 0.7881 0.791 0.7939 0.7967 0.7996 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133

    0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.834 0.8365 0.83891.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621

    1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.877 0.879 0.881 0.883

    1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.898 0.8997 0.9015

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    28/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    1.3 0.6032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9161 0.9147 0.9162 0.9177

    1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9279 0.9292 0.9306 0.9319

    1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.937 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.94411.6 0.9452 0.9468 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545

    1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9626 0.9633

    1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706

    1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.975 0.9756 0.9761 0.9767

    2.0 0.9772 0.9778 0.9788 0.9788 0.9792 0.9798 0.9803 0.9808 0.9712 0.9817

    2.1 0.9821 0.9826 0.983 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.985 0.9854 0.9857

    2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.989

    2.3 0.909 0.9096 0.9998 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916

    2.4 0.9918 0.992 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9986

    2.5 0.9938 0.994 0.9941 0.9943 0.9945 0.9949 0.9948 0.9949 0.9951 0.99522.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.996 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964

    2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.997 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974

    2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.998 0.9981

    2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986

    3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.999 0.999

    3.1 0.999 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993

    3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995

    3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997

    3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998

    Sumber: Grant, E.L. and R.S. Leavenworth (1972)

    3.2.8 Perhitungan debit menggunakan Log Normal 2 Parameter

    Nilai faktor frekuensi (k) = CV

    CVZCVe 1)1ln(2

    11ln22

    K2 =

    0,25

    1)0,251ln(2

    100,251ln22 e

    = -0,1215

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    29/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    K10 =

    0,25

    1)0,251ln(2

    128,10,251ln22 e

    = 10,3224

    K25 =

    0,25

    1)0,251ln(2

    175,10,251ln22 e

    = 19,2151

    K50 =

    0,25

    1)0,251ln(2

    105,20,251ln22 e

    = 27,6113

    K100 =

    0,25

    1)0,251ln(2

    132,20,251ln22 e

    = 37,7442

    Maka Q (debit) yang didapatkan dengan metode Log Pearson Type III adalah :

    Rumus umum: QT = Qrata-rata + (KT )

    Q2 = 1838,45+ (-0,1215 x 468,5498)

    = 1781,4995 dtm

    3

    Q10 = 1838,45+ (10,3224 x 468,5498)

    = 6675,0208 dtm

    3

    Q25 = 1838,45+ (19,2151 x 468,5498)

    = 10841,6640 dtm

    3

    Q50 = 1838,45+ (27,6113 x 468,5498)

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    30/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    = 14775,7361 dtm

    3

    Q100 = 1838,45+ (37,7442 x 468,5498)

    =19523,4691 dtm

    3

    Tabel 3.3 nilai hasil perhitungan sebaran dengan log normal 2 parameter

    Kala Ulang KT QT ()

    Q2 -0.1215 1781.4995

    Q10 10.3224 6675.0208

    Q25 19.2151 10841.6640Q50 27.6113 14775.7361

    Q100 37.7442 19523.4691

    3.2.9 Perhitungan debit menggunakan Gumbels

    Nilai faktor frekuensi (K) = -

    K2

    = -

    6[0,5772 + ln {ln (

    12

    2

    )}]

    = -0,1642

    K10 = -

    6[0,5772 + ln {ln (

    110

    10

    )}]

    = 1,3046

    K25 = -

    6[0,5772 + ln {ln (

    125

    25

    )}]

    = 2,0439

    K50 = -

    6[0,5772 + ln {ln (

    150

    50

    )}]

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    31/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    = 2,5923

    K100 = -6 [0,5772 + ln {ln (

    1100100

    )}]

    = 3,1367

    Maka nilai Q (debit) yang diperoleh dari Metode Gumbels adalah :

    Rumus umum: QT = Qrata-rata + (KT )

    Q2 = 1838,4475 + (-0,1642x 468,5498)

    = 1761,4779 dtm

    3

    Q10 = 1838,4475 + (1,3046 x 468,5498)

    = 2449,7003 dtm

    3

    Q25 = 1838,4475 + (2,0438 x 468,5498)

    = 2796,0911 dtm

    3

    Q50 = 1838,4475 + (2,5923 x 468,5498)

    = 3053,0636 dtm

    3

    Q100 = 1838,4475 + (3,1367 x 468,5498)

    = 3308,1386 dtm

    3

    Tabel 3.4 nilai hasil perhitungan sebaran dengan Gumbels

    Kala Ulang KT QT ( dtm

    3

    )

    Q2 -0,1643 1761,4779

    Q10 1,3046 2449,7003

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    32/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    3.2.10 Perhitungan debit menggunakan Log Pearson Type III

    Nilai faktor frekuensi (K) = z + (z2 1) +

    (z

    3 -6z) ( )2 (z2 -1) ( )

    3 + z ( )4

    + (

    )

    5

    K2 = 0 + (02 1)

    +

    (0

    3-60) (

    )2 (02 -1) (

    )3

    + 0 ( )4

    + (

    )5

    = -0,2171

    K10 = 1,28 + (1,282 1)

    +

    (1,28

    3 (61,28)) ( )

    2 (1,282 -1)

    ( )3

    + 1,28 ( )4 + (

    )

    5

    = 0,5410

    K25 = 1,75 + (1,752 1)

    +

    (1,75

    3 (6 1,75)) ( )

    2 (1,75

    2-1)

    ( )3

    + 1,75 ( )4

    + (

    )5

    = 1,3916

    K50 = 2,05 + (2,052 1)

    +

    (2,05

    3 (6 2,05)) ( )

    2 (2,05

    2-1)

    ( )3 + 2,05 ( )

    4 + ( )5

    = 2,1701

    Q25 2,0438 2796,0911

    Q50 2,5923 3053,0636

    Q100 3,1367 3308,1386

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    33/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    K100 = 2,32 + (2,322 1)

    +

    (2,32

    3 (6 2,32)) ( )

    2 (2,32

    2-1)

    (

    )3

    + 2,32 ( )4

    + (

    )

    5

    = 3,0529

    Maka Q (debit) secara Metode Log Pearson Type III adalah :

    Rumus umum :

    QT = Qrata-rata + ( Ktx )

    Q2 = 1838,4475 + (-0,2171 x 468,5498)

    = 1736,7097 dtm

    3

    Q10 = 1838,4475 + (0,5410 x 468,5498)

    = 2091,9200 dtm

    3

    Q25 = 1838,4475 + (1,3916 x 468,5498)

    = 2490,4923 dtm3

    Q50 = 1838,4475 + (2,1701 x 468,5498)

    = 2855,2440 dtm

    3

    Q100 = 1838,4475 + (3,0529 x 468,5498)

    = 3268,8769 dtm

    3

    Tabel 3.5 nilai hasil perhitungan sebaran dengan Log Pearson Type III

    Kala Ulang KT QT ()

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    34/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Q2 -0.2171 1736.7097

    Q10 0,541 2091.9200

    Q25 1.3916 2490.4923Q50 2.1701 2855.2440

    Q100 3.0529 3268.8769

    3.2.11 Debit Rerata (Debit Banjir Rencana)

    Debit rata-rata (Qs) masing-masing metode yang dipakai dalam perhitungan

    debit adalah

    Qs =2

    IIITypePearsonLogTQsGumbel'metodeTQ

    Q2 =2

    1736,70971761,4779

    = 1749,0938 dtm3

    Q10 = 2

    2091,92002449,7003

    = 2270,8102 dtm

    3

    Q25 = 2

    2490,49232796,0911

    = 2643,2917 dtm

    3

    Q50 = 2

    2855,24403053,0636

    = 2954,1538 dtm

    3

  • 8/4/2019 Artikel Banjir New

    35/35

    PERANCANGAN KEAIRAN

    sungai bogowonto

    2010

    Q100 = 2

    3268,87693308,1386

    = 3288,5077 dtm

    3

    Tabel 3.6 Nilai rata-rata debit kala ulang 2, 10, 25, 50, dan 100 tahun

    Metode Q2T ( dtm

    3

    ) Q10T ( dtm

    3

    ) Q25T ( dtm

    3

    ) Q50T ( dtm

    3

    ) Q100T ( dtm

    3

    )

    Gumbel's 1761,4779 2449,7003 2796,0911 3053,0636 3308,1386

    Log Pearson Type III 1736,7097 2091,9200 2490,4923 2855,2440 3268,8769

    Rata rata 1749,0938 2270,8102 2643,2917 2954,1538 3288,5077

    Catatan: digunakan kala ulang Qrerata 2 tahun untuk memvalidkan perhitungan

    3.3 Perhitungan Tinggi Muka Air Rencana

    Dengan mengambil Q rata-tara kala ulang 2 tahun sebesar 3498,1876

    m/detik sebagai dasar perencanaan penanggulangan banjir, maka dapat kita

    hitung elevasi muka air sungai sebagai dasar perencanaan tinggi tanggul.

    Selanjutnya untuk perhitungan dapat kita lihat di bawah ini