artikel bagian tubuh, aplikasi, dan contoh deskripsi coelenterata
DESCRIPTION
contohTRANSCRIPT
Laboratorium Makropaleontologi 2012
Bagian Tubuh Coelenterata, Aplikasi Coelenterata dalam Bidang Geologi, dan
Contoh Deskripsinya
Coelenterata berasal dari bahasa yunani yang berarti coelenteron
(rongga). Coelenterata adalah invertebrata yang memiliki bentuk tubuh
berongga atau cekung di bagian dalamnya. Coelenterata merupakan hewan
diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm
(epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm
berfungsi sebagai pelindung, sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.
Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.
Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong. Makanan yang masuk
ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan
oleh sel-sel gastrodermis. Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai
pencernaan ekstraseluler. Hasil pencernaan dalam gastrosol akan ditelan
oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola
makanan. Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan
intraseluler. Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya
secara difusi. Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan
karbondioksida secara difusi.
Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar berbentuk
jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel
yang terdapat di antara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis
tersusun dari bahan gelatin. Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip,
terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Mulut dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut
berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan, karena
Coelenterata tidak memiliki anus. Tentakel berfungsi untuk menangkap
Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 1
Laboratorium Makropaleontologi 2012
mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut. Pada permukaan
tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.
Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis
(nematosista).
Coelenterata dapat dijadikan sebagai indikator paleogeografi, dan iklim
di waktu lampau. Sebagai contoh di daerah Pegunungan Selatan Yogyakarta
terdapat fosil Porites sp. pada suatu batuan karbonat. Secara geologis dapat
ditarik kesimpulan bahwa dulu Pegunungan Selatan merupakan laut dangkal
dengan indikator bahwa pada masa kini Porites sp. adalah koral terumbu
yang membutuhkan lingkungan hidup tertentu untuk dapat hidup, yaitu
pada laut yang jernih, hangat dan dangkal dengan temperatur antara 25o C
hingga 29o C dan hanya terdapat mulai dari lintang 0o (ekuator) hingga 30o
LU dan 30o LS, selain itu dalam pertumbuhannya membentuk terumbu, koral
bersimbiosis dengan algae sp. yang memerlukan cahaya matahari untuk
Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 2
Laboratorium Makropaleontologi 2012
melakukan fotosintesis. Hal ini menunjukkan bahwa koral umumnya tidak
tumbuh pada kedalaman lebih dari 100 m. Berpedoman dari prinsip “The
present is the key to the past” maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dulu
Pegunungan Selatan merupakan laut dangkal.
Contoh pendeskripsian fosil Coeleneterata:
1. Kingdom : Animalia
2. Phylum : Coelenterata
3. Klas : Anthozoa
4. Sub Klas : Zooantharia
5. Super Ordo : Fungiina
6. Ordo : Scleractinia
7. Family : Fungiidae
8. Genus : Fungia
9. Sub Genus : Pleuractis
10. Species : Fungia (Pleuractis) summerveli
Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 3