artikel asi lengkap

Upload: priyoke2

Post on 18-Jul-2015

508 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KUMPULAN ARTIKEL ASI OLEH TAUFIQ PRIYO UTOMO

DAFTAR ISISemua Ibu Pasti Bisa Menyusui Payudara Sehat Saat Menyusui ASI adalah Emas yang Diberikan Gratis Menyusui, Selamatkan Ibu dari Kanker Payudara ASI Eksklusif Turunkan Diare Pada Bayi Siap Kembali Ke Kantor Setelah Cuti Melahirkan Bila Payudara Bengkak Saat Menyusui Menyusui pun Butuh Bantuan Ayah Berbagai Masalah Menyusui Aneka Masalah Payudara Masalah Ibu Menyusui: Abses Payudara Problem Ibu Menyusui: Mastitis Bekerja tapi Harus Menyusui? Enggak Masalah.. Tips: Memerah ASI Bagi Ibu Bekerja Kiat Agar Proses Menyusui Berjalan Lancar Seluk Beluk Susu Formula Air Susu Ibu Versus Susu Formula Setelah Cuti Melahirkan Berlalu ASI Perah Tips : Cara Memerah ASI dengan Tangan DHA SULIT DISERAP BAYI, JANGAN TERPENGARUH IKLAN SUSU FORMULA Sebelum Memberi Susu Formula Bahayanya Pemberian Bantuan Susu Formula Atasi Dampak Kenaikan Harga Susu Formula Waspadai Promosi Susu Formula Susu Formula Merusak Usus Bayi

Semua Ibu Pasti Bisa MenyusuiHambatan muncul karena masih banyak fakta lain seputar ASI yang belum dipahami atau justru malah dilupakan. Berikut penjabaran Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli, SpA, MBA. * Semua ibu bisa menyusui Penelitian seorang dokter dari Swedia membuktikan bahwa begitu lahir, bayi yang ditaruh di perut ibunya dalam 50 menit akan bergerak ke arah payudara lalu mengisap puting susu dengan benar. Sebaliknya, dari kelompok bayi yang segera dimandikan setelah dilahirkan, baru kemudian dikembalikan kepada ibunya ternyata 50 %-nya tidak bisa mengisap dengan benar walaupun sudah didekatkan ke payudara. Lebih menyedihkan lagi, kelompok bayi yang dimandikan dulu dan ibunya menjalani medicated labour (proses melahirkan yang disertai obatobatan) tak satu pun dapat menyusu dengan benar. Jadi tanpa disadari dunia medis pun sebenarnya sudah melakukan intervensi sejak dini terhadap hubungan bayi dengan ASI. Buktinya, hampir semua rumah sakit dan klinik tempat bersalin akan memandikan bayi begitu dilahirkan, sebelum diberikan kepada ibunya. Jamak saja bila ibu yang baru pertama kali hendak menyusui akan bingung menghadapi bayinya yang juga bingung. Jika pengetahuan ibu tentang ASI tidak mendalam, maka ia akan cepat sekali menyerah, bahkan berkesimpulan tidak dapat memberi ASI. * ASI terhambat oleh stres Nah, kalaupun ASI sampai tidak keluar umumnya hambatan yang terjadi berkaitan dengan faktor emosional ibu. Perlu diketahui, untuk bisa mengalirkan ASI, ibu membutuhkan refleks yang disebut let down reflex. Refleks ini sangat dipengaruhi kondisi emosi ibu. Walaupun produksi susunya bagus, tapi kalau refleks itu tak bisa dilepaskan, maka susu tidak akan dialirkan dari pabrik susu (Alveoli) ke gudang susu (Sinus Lacteferous). Agar kondisi emosi ini baik, ibu yang hendak menyusui harus tenang dan selalu berpikir positif. * ASI Umumnya tidak akan kurang ASI tidak mungkin kurang karena produksi ASI sebenarnya disesuaikan dengan permintaan bayi (demand and supply). Rangsangan produksi ASI adalah pengosongan gudang susu. Di bawah areola ibu terdapat 2 buah jaringan, yang satu pabrik susu dan yang kedua sebut saja sebagai gudang susu. Pabrik akan terangsang untuk memproduksi susu kalau susu di gudang sudah habis. Misalnya, bayi menghabiskan 50 cc susu di gudang, maka pabrik akan memproduksi lagi 50 cc. Begitu seterusnya. Kalau sampai bayi kekurangan ASI biang keladinya tak lain cara menyusu yang salah. Jadi, jika bayi harusnya memperoleh ASI sebanyak 100 cc, tapi karena cara menyusunya salah, maka yang didapat cuma 50 cc. Akibatnya pabrik pun cuma memasok 50 cc. Faktor lain yang membuat bayi kekurangan ASI adalah intervensi ibu dengan memberinya susu formula. * Puting susu yang datar tetap bisa menyusui

Seringkali, puting susu yang datar/mendelep dianggap menghambat proses menyusui. Pendapat ini timbul karena banyak ibu menyamakan puting susunya dengan dot, lalu digunakanlah pemanjang puting. Namun, menurut Utami, pemanjang puting tidak akan banyak berguna. Dalam proses menyusui, sebenarnya yang menjadi dot bukan hanya puting susu, tapi keseluruhan areola (bagian kecokelatan pada payudara). Puting susu sendiri hanya 1/3-nya. Jadi kalaupun puting susunya datar atau mendelep ia masih bisa menyusui karena masih ada 2/3 bagian lainnya. Lagi pula, setelah diisap bayi, puting susu yang datar biasanya akan menonjol keluar. Memang, ada puting yang benar-benar masuk dan terikat jaringan di dalamnya sehingga lubang susunya terbalik. Puting susu seperti ini jelas sulit diisap. Namun persentasenya hanya sekitar 1-2%. * Payudara merupakan sumber makanan yang tidak henti-hentinya. Jika payudara dikelola dengan benar, maka produksinya tidak akan berhenti. Cara pengelolaannya tak terlalu sulit, yaitu dengan selalu mengeluarkan ASI walau tidak diisap bayi. Jadi, bila karena suatu hal bayi tidak dapat menyusu, misalnya lahir prematur, sakit atau ibu bekerja, ASI harus dikeluarkan dengan cara dipompa atau diperah. Proses ini tidak akan membuat ASI habis, kecuali bila cara memompanya salah. Salah pompa sama kasusnya dengan posisi menyusui yang salah. Akibatnya ASI sama-sama tidak keluar atau hanya keluar sedikit. Jangan lupa, produksi ASI berlangsung dengan mekanisme demand and supply atau ada permintaan maka ada pasokan. Kalau ASI hanya dikeluarkan 10 cc karena cara pompa yang salah, maka supply-nya pun tak beranjak dari jumlah itu. Inilah yang membuat banyak ibu menyangka ASI-nya habis akibat dipompa. * Tak perlu selalu memberi 2 sisi payudara setiap menyusui Memang tak ada salahnya untuk menawarkan sisi payudara yang belum diisap kepada bayi, dengan catatan jika ia menolak tak perlu dipaksa. Prinsipnya, biarkan bayi yang menentukan berapa lama ia menyusu. Kekhawatiran bahwa menyusu yang cuma sebentar tidak akan memenuhi kebutuhannya ternyata tidak beralasan. Dalam menyusui, pada isapan pertama bayi akan mendapat foremilk. Pada isapan kedua, ia akan mendapatkan susu yang disebut hindmilk. Komposisi keduanya sangat berbeda. Foremilk lebih banyak mengandung air dan protein, sedangkan hindmilk banyak mengandung lemak dan karbohidrat yang berarti lebih kental. Memang, pada isapan pertama, bayi lebih banyak mendapat susu yang banyak mengandung air. Namun, kalau ia hanya sebentar saja menyusu, tak perlu kita khawatir bahwa kebutuhannya tak terpenuhi. Bisa saja, kan, bayi hanya haus dan tidak lapar? Bukankah yang tahu lapar atau haus hanya ia sendiri? Jadi biarkan bayi yang memutuskan berapa lama ia menyusu. Jika haus ia akan menyedot sebentar, tapi kalau memang lapar ia akan menyusu sampai mendapatkan hindmilk.

* Pompa bisa bikin ASI terkontaminasi Pompa berbentuk squeeze and bulb yang terbuat dari karet dan berbentuk bola tidak disarankan untuk digunakan karena mempunyai beberapa kekurangan: (1) Kurang steril karena bulb-nya sulit dibersihkan. Dengan demikian, ASI yang dipompa pun akan lebih mudah tercemar. (2) Bulb yang terbuat dari karet akan menyulitkan pengukuran tekanan negatif yang diperlukan. (3) Bentuknya yang kaku dapat membuat payudara lecet. Malahan, cara menekan payudara yang tidak benar bisa merusak jaringannya, sehingga ASI tidak banyak keluar. Pompa piston (dengan tuas piston yang dapat ditarik dan berbentuk seperti suntikan) ataupun pompa elektrik lebih disarankan. Namun, yang paling baik, karena murah dan higienis, adalah memerah dengan jari. Cara ini lebih praktis karena ibu tidak perlu membawa pompa ASI kemana-mana. * ASI perah bisa tahan sampai 3 bulan ASI yang sudah diperah tidak mudah basi. Di udara terbuka saja ASI perah bisa tahan 6-8 jam. Bahkan bisa bertahan sampai 3 bulan jika disimpan dalam freezer. Namun, cara penyimpanan di freezer tidak terlalu disarankan karena ASI akan mengalami perubahan jumlah imunoglobulin. Suhu yang dingin akan merusak molekul protein yang berfungsi sebagai pembangun daya tahan tubuh itu. Lebih baik, masukkan ASI ke dalam termos atau lemari pendingin biasa karena terbukti ASI perah tidak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah. ASI dalam termos yang diberi es batu kira-kira tahan 124 jam, sedangkan di lemari es bisa tahan 224 jam. * ASI yang sudah habis bisa dirangsang kembali Teknik ini disebut relaktasi. Seorang ibu yang sudah berhenti menyusui, secara teoritis bisa memberikan ASI eksklusif lagi apabila payudaranya dirangsang kembali. Caranya adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang mengandung oksitosin untuk merangsang produksi ASI plus penggunaan alat bantu. Alat bantu ini bisa berupa lactation aid yang terdiri atas botol plastik yang diisi ASI donor atau susu formula. Botol plastik tersebut akan ditaruh dengan mulut terbalik. Dari ujung tutup botol dialiri 2 buah selang kecil yang ditempelkan di kedua puting susu. Sehingga ketika bayi mengisap payudara, ia akan mendapat asupan susu dari botol. Isapan yang diterima payudara sambil si bayi menyusu dari slang akan merangsang produksi ASI. Faras Handayani. sumber: Tabloid Nakita

Payudara Sehat Saat MenyusuiKeinginan ibu menyusui buah hatinya sering terhambat oleh ketidaknyamanan saat menyusui,umumnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit menghisap ASI, payudara lecet dan semacamnya. Tapi karena kondisi ibu saat itu belum pulih, baik fisik maupun emosi, maka ibu akan merasa tertekan dan memutuskan untuk mengganti ASI dengan susu formula. Bila ibu terlalu cepat memutuskan beralih ke susu formula, sayang sekali sebab ASI adalah anugerah. Semua nutrisi penting dengan proporsi yang ideal dan dalam bentuk yang mudah diserap bayi, terkandung di dalamnya. Secara medis terbukti tumbuh kembang bayi yang meminum ASI lebih baik dan memiliki daya tahan tubuh optimal serta hubungan emosional ibu dan bayi lebih erat. Di bawah ini ada beberapa kiat agar payudara sehat saat menyusui agar para Ibu termasuk mereka yang aktif berkarir tidak ragu lagi untuk memberikan ASI pada bayinya. Perawatan payudara Yang pertama harus diperhatikan adalah bagaimana melakukan perawatan payudara. Perawatan yang perlu dilakukan berupa pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, serta memperlancar keluarnya ASI. Pertama cuci dan keringkan tangan lalu olesi dengan baby oil. Tarik dan pelintir puting payudara ke kanan dan ke kiri masing-masing 20 kali. Lalu dengan kedua telapak tangan dan jari-jari, pegang payudara dan pijat ke arah puting payudara sebanyak 10 kali. Terakhir, pijat areola (daerah yang berwarna gelap) ke arah puting susu dengan menggunakan ibu jari. Lakukan perawatan 2 kali sehari. Setelah melahirkan, pijat dengan telapak tangan mulai dari bagian tengah payudara ke arah atas, berputar ke arah samping bawah dan kembali ke depan. Ulangi gerakan sebanyak 20 30 kali. Lalu pijat payudara dengan jari mulai dari pangkalnya ke arah puting sebanyak 20 30 kali. Lalu siram payudara kiri dan kanan bergantian dengan air hangat sebanyak 5 kali. Mengatasi keluhan Segera atasi keluhan yang muncul agar tidak menjadi lebih parah. Misalnya, payudara bengkak dan keras akibat ASI berlebihan. Atasi keluhan ini dengan cara mengompres payudara dengan air atau flanel hangat. Puting terasa perih dan / atau retak Batasi waktu menyusui selama 10 menit setiap kali penyusuan. Bila puting retak hentikan kegiatan menyusui minimal 24 jam agar tidak terinfeksi. Jaga payudara agar tetap kering dengan menggunakan bantalan dalam BH yang diganti secara teratur dan angin-anginkan payudara sesering mungkin serta olesi payudara dengan minyak lanolin. Usahakan bayi melahap seluruh puting saat menyusu dan gunakan pelindung puting payudara yang terbuat dari bahan karet lunak saat menyusui jika puting terluka. Segera periksakan ke dokter jika puting masih tetap luka. Air susu merembes

Keluhan yang membuat Ibu kurang nyaman saat menyusui adalah pakaian basah akibat rembesan ASI. Selain dapat merusak penampilan, hal ini juga tidak baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Karena payudara yang lembab dapat menjadi sumber berkembangnya bakteri dan jamur, sehingga dapat menimbulkan iritasi dan infeksi. Untuk mengatasinya hindari pemakaian sapu tangan, handuk maupun tissue karena akan membuat payudara tetap basah dan lembab. Pilihlah bantalan BH khusus untuk menahan rembesan ASI. Di pasaran banyak dijual produk Breast Pad, bantalan BH yang mampu mencegah ASI agar tidak merembes ke permukaan pakaian dan menjaga puting payudara tetap kering dan bersih. Ada yang dibuat dari bahan khusus yang dapat mengubah ASI menjadi bentuk gel dan lapisan luarnya terbuat dari tissue yang dilaminasi sehingga rembesan ASI tidak membasahi pakaian maupun permukaan payudara. Biasanya untuk sekali pakai. Ada juga yang terbuat dari kain lembut yang dapat dicuci untuk dipakai lagi. Yang penting pilihlah Breat Pad yang bahannya lembut dan halus sehingga nyaman dipakai. Seringlah mengganti Breast Pad, minimal 2 kali sehari. (MCH) sumber: Medicastore

ASI adalah Emas yang Diberikan GratisMenteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta (58) menggambarkan betapa berharganya Air Susu Ibu (ASI) dengan menyamakannya dengan logam mulia emas. ASI itu sebenarnya ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan, karena ASI adalah cairan hidup yang dapat terus menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi. Seperti komputer yang dapat mengatur kebutuhan tubuh bayi, kata Meutia seusai membuka Gerak Jalan Masal dalam perayaan Pekan ASI di Jakarta, Sabtu (6/8) pagi. Perempuan kelahiran Yogjakarta itu menyayangkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat ASI tersebut. Padahal, demi perkembangan fisik dan intelektualnya, semua anak harus memperoleh ASI Esklusif selama miniman enam bulan. Kita harus mendorong mereka, ibu-ibu itu supaya bisa memberikan ASI Esklusif pada bayi hingga usia enam bulan, dan dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih dengan tambahan makanan pendamping, jelasnya. Anak seorang proklamator Indonesia itu mengatakan, minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ASI, antara lain karena ada perubahan sosial budaya yang menganggap ASI tidak penting lagi. Karena orang ingin modern, selalu ada dorongan untuk menjadi modern, kemudian ada kesalahan persepsi bahwa modern itu juga berarti mengkonsumsi apa yang dianggap modern. Dan sayangnya itu tidak dibarengi dengan mempertahankan apa yang sudah ada, kata perempuan berkacamata itu. Kerena keinginan mengikuti modernitas itu pula, banyak ibu berpaling pada susu formula yang merupakan produk modern, dan meninggalkan ASI yang dinilai ketinggalan zaman. ASI yang merupakan emas berharga, menurut Meutia, adalah jawaban terhadap masalah kekurangan gizi yang dihadapi bangsa Indonesia. Balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi meliputi seperempat dari jumlah balita yang ada di Indonesia, sekitar 27 persen. Tentunya kita tidak mengharapkan dari sekitar 6,5 juta balita itu, seperempatnya kurang gizi, bahkan 1,5 juta mengalami gizi buruk. Sekarang kita ubah pola pikir yang ada selama ini mengenai ASI. harus kita tanamkan bahwa asi esklusif itu merupakan satu-satunya jalan kaluar bagi mengatasi gizi buruk, tutup Meutia. (Ant/OL-1) sumber: Media Indonesia Online, Sabtu, 6 Agustus 2005

Menyusui, Selamatkan Ibu dari Kanker PayudaraMenyusui dinilai penting untuk kesehatan baik bagi anak dan ibunya. Ketua Gerakan Organisasi Wanita Lamongan, Cicik Rosida Tsalits dalam Sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini di Lamongan Minggu (21/12) yang diikuti para wanita dan bidan menyatakan prihatin dengan banyaknya ibu muda yang tidak mau menyusui karena takut payudaranya akan kendor, padahal dengan menyusui juga menyelamatkan ibu dari kanker payudara. Sementara itu, Ketua Sentra Laktasi Indonesia, Utami Roesli sebagai pembicara memaparkan beberapa Negara sudah mengenal metode inisiasi menyusui dini (IMD) sejak medio 1987. Namun Indonesia baru mengenal metode IMD dua tahun terakhir. Utami menyebutkan manfaat dari IMD diantaranya jalinan kasih sayang antara ibu, ayah dan bayi akan lebih baik. Dengan IMD bayi akan mendapat kolostrum yang kaya akanantibody, penting untuk pertumbuhan dan ketahanan infeksi bayi. Bagi ibu, IMD dapat mera ngsang produksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi pendarahan, membuat ibu tenang dan rileks serta merangsang pengeluaran ASI, katanya. Utami menyampaikan pentingnya IMD dilakukan sebab menurut penelitian dengan IMD delapan kali lebih berhasil untuk mensukseskan program enam bulan ASI eksklusif. Yang disiapkan Allah untuk bayi yang baru lahir adalah dada ibunya, bukan incubator. Dada ibu diciptakan untuk memiliki suhu yang lebih hangat dari suhu luar dan bisa menyesuaikan diri dengan suhu yang dibutuhkan bayi atau thermoregulator thermal synchron. Jika suhu dada ibu terlalu dingin untuk bayi, suhu dada ibu akan naik. Demikian pula sebaliknya, papar Utami. Menurut Utami selama ini banyak orang salah dalam menangani bayi yang baru lahir. Dokter anak senior di RS ST Carolus Jakarta ini menegaskan anak adalah titipan Tuhan untuk ibu, bukan ke bidan. Oleh karena itu ibu-ibu harus minta hak IMD. Metode IMD sanga t sederhana. Bayi begitu lahir diletakkan di dada ibu sehingga ada kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu. Beri waktu selama satu jam bagi bayi untuk mencari sendiri puting ibunya. Dalam usia bayi 20 menit, bayi akan mulai merangkak mencari puting ibun ya dan pada usia 50 menit akan mulai menyusui, katanya. Namun jika bayi lahir normal langsung dipisahkan dengan ibunya untuk ditimbang, IMD tidak akan bisa dilakukan. Ini juga berarti mengurangi kesuksesan program ASI eksklusif enam bulan. Sebuah penelitian dari Inggris menyebutkan, menunda inisiasi menyusui dapat meningkatkan kematian bayi. Dengan IMD, dapat mengurangi resiko kematian bayi hingga 22 persen. Dan resiko ini akan semakin besar ketika semakin lama menunda permulaan penyusuan, tutur Utami. sumber: kompas

ASI Eksklusif Turunkan Diare Pada BayiAir susu ibu alias ASI memiliki kandungan probiotik dan prebiotik. Itu sebabnya bayi yang mendapat ASI eksklusif, jarang terkena diare. Probiotik yakni bakteri yang bila dikomsumsi berdampak positif terhadap kesehatan. Sedangkan prebiotik yakni bahan makanan yang bila dikomsumsi akan merangsang probiotik. ASI ini sifatnya higienis dan merupakan probiotik alami. Dalam ASI terdapat antibodi terhadap diare, ujar ahli gastrohepatologi pada Departermen Kesehatan Anak FK UI Prof Agus Hermansyah MD PhD di Hotel Nikko, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2007). Menurut Agus, usus bayi yang minum ASI dihuni oleh bakteri-bakteri baik seperti lactobacillus dan bifidobacteria dalam jumlah yang dominan. Namun setelah bayi mulai disapih, maka dominasi bakteri bayi itu akan menurun. Setelah disapih, maka efeknya menjadi minim, tidak dominan lagi, jelas Agus. Untuk menggantikannya, imbuh Agus, bisa dengan mengonsumsi susu formula atau makanan bayi yang mengandung probiotik. Sedangkan untuk mendapat prebiotik, bisa diperoleh dari pisang, asparagus dan bawang. Agus menambahkan, fase mendapat makanan pada bayi ada tiga. Pada umur 0-6 bulan adalah fase cair. Makanan cukup diperoleh dari ASI. Kedua, fase transisi yakni pada umur 6 bulan-1 tahun. Pada fase ini mulai diberi bubur susu. Ketiga, periode padat untuk umur bayi 1 tahun ke atas. Jadi satu tahun ke atas susu nggak penting lagi tapi justru yang padat, tandas Agus. ( nik / sss ) penulis: Rafiqa Qurrata A sumber: DetikNews

Siap Kembali Ke Kantor Setelah Cuti MelahirkanBerdasarkan peraturan tenaga kerja yang berlaku di negara kita, ibu bekerja memiliki hak untuk cuti selama 3 bulan. Hak tersebut bisa diambil 1,5 bulan di akhir kehamilan dan 1,5 bulan paska melahirkan. Namun sebagian besar ibu bekerja sering merasa cuti hamil tersebut cepat berlalu. Akibatnya keputusan untuk kembali bekerja selalu menjadi dilema yang harus dihadapi para ibu bekerja. Sebagian ibu memilih untuk tetap tinggal di rumah untuk mengasuh buah hatinya, tentu saja ini tidak salah. Sementara itu ibu yang memilih kembali bekerja dan mempercayakan perawatan bayinya pada pengasuh di rumah tak sedikit yang mengalami stres dalam masa transisi. Para ibu ini sulit menjalankan tugas di kantor sekaligus membagi perhatian antara pekerjaan dan keluarga. Shock yang dialami para ibu terhadap peran baru mereka tersebut juga bisa dianggap normal. Meski sudah memutuskan untuk kembali bekerja setelah memiliki bayi wajar saja jika seorang ibu merasa kelelahan karena harus bangun di malam hari untuk mengganti popok atau menyusui. Sebenarnya stres yang dialami ibu bekerja bisa dikurangi jika mereka membuat persiapan yang matang. Persiapan tersebut bisa dimulai sejak sebelum cuti. Hilangkan kekhawatiran bahwa cuti melahirkan akan mengancam karir Anda. Bicarakan dengan atasan mengenai pendelegasian tugas serta kemungkinan apa saja yang bisa terjadi saat Anda kembali bekerja setelah cuti. Dengan cara ini Anda bisa menjalani cuti dengan tenang dan lebih fokus pada keluarga. Buatlah rencana pengasuhan si kecil dengan suami. Kepada siapakah bayi Anda akan dipercayakan saat Anda berada di kantor, jika dengan orangtua atau mertua tentu Anda bisa sedikit lebih tenang. Namun jika Anda memutuskan untuk mencari pengasuh, ajari pengasuh Anda hal-hal yang perlu ia ketahui dalam merawat anak agar Anda bisa berkonsentrasi pada pekerjaan kantor. Persiapkan mental Anda paling tidak beberapa minggu sebelum berakhirnya masa cuti. Atur berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi setelah Anda menjalankan peran ganda sebagai ibu dan wanita bekerja. Termasuk di antaranya adalah rasa bersalah harus meninggalkan si kecil serta kehabisan tenaga karena harus mengasuh anak sepulang bekerja. Dukungan dari orang-orang di sekitar Anda akan sangat membantu Anda dalam mempersiapkan mental sebelum kembali ke kantor. Misalnya suami yang siap menjadi pendengar sekaligus memberi semangat jika Anda mulai merasa putus asa. Mintalah saran dari teman-teman dekat atau keluarga yang sukses menjalankan peran gandanya. Terakhir, bersikaplah realistik, tidak ada manusia yang sempurna. Selain itu jangan menetapkan target yang terlalu tinggi untuk diri sendiri di awal-awal masa penyesuaian. Selamat bekerja. Penulis: An sumber: Kompas Cyber Media, 01 Desember 2007

Bila Payudara Bengkak Saat MenyusuiPatut diwaspadai bila bengkak disertai demam dan terjadi perubahan warna padapayudara.

Tari sebutlah begitu seorang ibu menyusui. Setelah empat bulan menyusui, tiba-tibaia merasa tak enak badan; tubuhnya mendadak pegal-pegal. Ia pun mengalami demam hingga menggigil. Gejalanya hampir mirip dengan yang dialami penderita flu berat. Bedanya, Tari merasakan nyeri pada payudara kanannya. Puting payudaranya terluka karena cara menyusui yang salah. Bila tersentuh sedikit saja, payudaranya langsung cenutcenut. Apalagi bila harus menyusui, sakitnya luar biasa. Apa yang sebenarnya terjadi? ASI TAK LANCAR KELUAR Menurut dr. Ayu Anita, Sp.OG., gejala sakit seperti yang dialami Tari, dalam istilah medis disebut mastitis. Rasa sakit timbul karena pada payudara terjadi suatu proses infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik, seperti demam, nyeri, payudara berwarna kemerahan dan bila diraba agak keras, serta suhunya terasa hangat ketimbang payudara yang tidak terserang infeksi. Yang perlu diketahui, rasa sakit pada payudara di masa menyusui sebenarnya biasa terjadi. Namun sakit yang wajar disebabkan adanya stagnasi/pengeluaran air susu yang tak lancar. Jadi ini bukan mastitis melainkan bengkak payudara biasa, ujar ginekolog yang akrab disapa Anita. Dokter dari Jakarta Medical Center ini lalu menjabarkan penyebab terjadinya bengkak pada payudara, antara lain: * Bayi tak mau menyusu Biasanya ada suatu keadaan yang membuat bayi jadi tak suka menyusu. Misalnya, ASI keluar terlalu deras sehingga setiap kali mengisap puting susu ibunya, bayi jadi gelagapan. * Ibu tidak teratur mengeluarkan ASI, karena: - Terpisah sementara dari si kecil. Misalnya ibu yang bekerja dan tidak mengeluarkan ASInya dengan diperah/dipompa. - Ibu menyelingi pemberian ASI dengan susu botol. Jadi ada jarak waktu di mana ibu tidak mengeluarkan ASI. - Puting terluka sehingga ibu segan menyusui. Apa pun penyebabnya, ASI yang tidak dikeluarkan mengakibatkan terjadinya penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di payudara (ini bisa terlihat dari bengkaknya payudara ibu). Makin lama, penggumpalan tersebut akan menyumbat kelenjar susu sehingga volume ASI yang keluar jadi sedikit. Desakan ASI yang tak lancar inilah yang

menimbulkan rasa sakit pada payudara. Nah, mastitis terjadi jika ada kuman masuk ke dalam kelenjar susu melalui puting susu. Bisa karena luka akibat posisi mulut bayi yang tidak tepat atau karena kurangnya higienitas puting. Umumnya bakteri yang menginfeksi adalah staphylococcus. PENANGANAN PAYUDARA BENGKAK Payudara yang sakit karena ASI tak lancar mengalir biasanya bisa cepat membaik dalam beberapa hari. Penanganan dapat dilakukannya tanpa obat-obatan sama sekali, yakni: * Pijat daerah payudara yang sakit sehari dua kali ke arah puting susu (akan lebih baik bila ibu mempelajari tentang pijat payudara). Gunakan baby oil untuk dapat melemaskan dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku. Pemijatan juga dapat membantu memperlancar pengeluaran ASI. * Susui bayi atau perah ASI sesering mungkin. ASI yang tidak dikeluarkan akan menambah rasa sakit apalagi jika ASI terus diproduksi. * Berikan kompres hangat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI. * Hindari tekanan lokal pada payudara. Jangan tidur dengan posisi yang menekan payudara atau jangan menggunakan bra yang terlalu ketat karena payudara akan tertekan. Ini bisa membuat payudara bertambah sakit. * Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan banyakbanyaklah minum cairan. PENANGANAN MASTITIS Mastitis yang parah dengan gejala seperti demam yang tak kunjung reda atau malah meninggi dan bahkan mencapai 40 derajat Celsius, serta payudara semakin terasa nyeri dan terjadi perubahan warna dari kecokelatan menjadi kemerahan, perlu dikonsultasikan pada dokter atau klinik laktasi. Infeksi yang tidak ditangani bisa memperburuk kondisi ibu karena kuman pada kelenjar susu akan menyebar ke seluruh tubuh, kemudian timbul abses (luka bernanah). Namun menurut Anita kasus tersebut jarang terjadi. Berikut penanganan mastitis: * Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi. * Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak terinfeksi. * Obat-obatan antibiotik, yang aman untuk ibu menyusui, biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi. Sementara rasa sakit bisa dikurangi dengan obat-obatan yang mengandung analgesik. * Bila terdapat abses, cairan nanah akan dikeluarkan dengan insisi abses/tindakan bedah.

* Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi. * Banyak istirahat. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh. PENCEGAHAN MASTITIS Untuk mencegah mastitis mau tak mau ibu harus menghindari penyebabnya, dengan: * Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar. * Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak. * Jangan membersihkan puting dengan sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi. * Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi. * Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian. Dedeh Kurniasih.

sumber: Tabloid Nakita

Menyusui pun Butuh Bantuan AyahMENYUSUI merupakan proses belajar. Bukan hanya bagi ibu, tetapi juga bayi dan anggota keluarga lainnya, termasuk ayah. Diperlukan hubungan pola menyusui tripartit antara ayah, ibu, dan bayi. Hal ini terbukti dari hasil disertasi Strategic Roles of Fathers in Optimizing Breastfeeding Practices: A Study in an Urban Setting of Jakarta yang dilakukan Ir. Judhiastuty Februhartanty, MSc, untuk meraih program doktor di FKUI. Hasil disertasi dengan nilai judisium cum laude dipaparkan Januari lalu di FKUI dengan promotor Prof. DR. Rulina Suradi, Sp.A(K), IBCLC. Penelitian tersebut melibatkan 536 pasangan suami-istri yang punya bayi berusia 0-6 bulan di enam wilayah Jakarta Selatan. Responden adalah ibu rumah tangga yang secara umum terlihat sehat dan tinggal dalam satu rumah dengan ayah kandung bayi, ibu pernah menyusui, dan ibu melahirkan bayi tunggal cukup bulan melalui persalinan normal. Peran ayah ditentukan berdasarkan tindakan ayah selama masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan ibu. Berbagai tindakan ayah selama masa tersebut dijabarkan. Setiap tindakan positif yang dilakukan ayah dianggap sebagai tindakan yang mendukung. Berdasarkan tipologi peran ayah yang diterapkan pada studi ini, diperoleh hasil bahwa peran 1 (mencari informasi mengenai pemberian ASI dan pola pemberian makan bayi) dipraktikkan oleh 38 persen ayah, peran 2 (berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemberian makan saat ini) oleh 23,1 persen, peran 3 (memilih tempat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan kesehatan pasca persalinan) 74,8 persen ayah, peran 4 (tingkat keterlibatan ayah selama kunjungan pemeriksaan kehamilan) oleh 53,9 persen ayah, peran 5 (memiliki sikap positif terhadap kehidupan pernikahan mereka) oleh 60,3 persen ayah, dan peran 6 (terlibat dalam berbagai kegiatan perawatan anak) oleh 56,5 persen ayah. Dalam penelitian ini berhasil dibuat profil rumah tangga tipe A, B, C, D atas dasar karakteristik yang dimiliki ayah dan praktik pemberian ASI oleh ibu. Ayah dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai hal-hal yang terkait dengan pemberian ASI, saling berinteraksi satu sama lain, telah membangun hubungan yang baik dalam pengasuhan anak secara bersamasama, diketahui sebagai faktor kunci yang memengaruhi secara positif praktik pemberian ASI eksklusif. Sebaliknya, ibu bekerja, pasangan suami istri yang kurang memiliki pengetahuan serta memiliki pembagian yang sangat kaku mengenai domain laki-laki dan perempuan, diketahui sebagai faktor kunci kegagalan ibu dalam mempraktikkan pemberian ASI eksklusif. Dalam presentasinya, Judhy menyarankan pentingnya pemberian informasi tentang ASI eksklusif dan inisiasi menyusu dini sebelum berlangsungnya masa kehamilan kepada ayah dan ibu. Jangan sampai timbul salah pengertian dari orangtua yang merasa anaknya menjadi inferior karena hanya diberi ASI. Author : Diana Yunita Sari, Source : Gaya Hidup Sehat, diambil dari: kompas.com

Berbagai Masalah MenyusuiProses menyusui memang tidak selamanya berjalan mulus. Akibatnya, payudara Anda pun membengkak atau meradang. Menyebalkan memang. Tapi, bisa kok disiasati. Bagaimana caranya? Payudara membengkak Terjadi sekitar 2-3 hari setelah melahirkan. Biasanya nih, payudara membengkak gara-gara meningkatnya aliran darah ke payudara dan mulainya produksi ASI. Masalahnya, bengkak bisa bikin puting susu jadi rata, sehingga bayi sulit menyusu. Gangguan akan berkurang dalam waktu 24-48 jam, namun bisa makin menjadi-jadi bila Anda jarang menyusuinya. Untuk mengatasinya, sering-sering menyusui sampai payudara betul-betul kosong, jangan pakai BH yang ketat, kompres payudara dengan air dingin, pijat-pijat payudara sebelum menyusui, dan lainnya. Payudara meradang Gangguan ini dikenal juga sebagai mastitis. Umumnya sih, terjadi 2-6 minggu setelah melahirkan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Gejalanya? Payudara membengkak, agak kemerahan, demam, dan merasa sangat lelah. Untuk itu, kompres payudara dengan air hangat dan susui si kecil sesering mungkin. Segera ke dokter bila radang cukup parah dan timbul abses (nanah) pada payudara. Bisa jadi, Anda perlu operasi untuk mengeluarkan nanah tersebut. Puting susu Selain payudara, puting susu juga sering jadi sasaran masalah. Dan ternyata, cukup mengganggu juga bila dibiarkan berlarut-larut. Apa sih yang perlu jadi perhatian? Puting susu datar Kelainan bawaan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran susu lebih pendek dan menarik puting susu ke dalam. Mudah kok menyiasatinya. Tarik puting susu keluar dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu. Lakukan ini sebanyak 2 kali sehari. Atau, gunakan alat bantu, seperti nipple shields dan breast shields. Bisa juga, puting susu direndam dulu ke dalam air hangat sebelum menyusui, lalu tarik-tarik puting susu keluar. Puting susu nyeri Ini karena tidak pasnya posisi mulut bayi saat menyusu. Umumnya sih, terjadi pada hari-hari pertama menyusui. Bila tidak nyeri-nyeri amat, terus saja menyusui si kecil. Agar nyeri berkurang, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara dengan air hangat sebelum menyusu. Kelar menyusui, oleskan lagi ASI pada payudara, lalu biarkan kering. Biar puting susu tetap kering, pilih-pilih BH (bahan menyerap keringat, seperti katun) dan juga sering-sering mengganti BH. Jumlah ASI Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biar pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan seimbang. Tidak kekurangan, tidak juga berlebihan. Kenapa sih?

ASI kurang Tidak sulit untuk menduga penyebabnya. Umumnya, terjadi karena tidak optimalnya kegiatan menyusui dan Anda memang stres. Jadi, perbaiki dulu proses menyusui Anda, seperti cari cara dan posisi menyusui yang paling nyaman, sering-sering menyusui, dan sebagainya. Stres bisa diatasi dengan membenahi gaya hidup, seperti cukup istirahat, rajin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan sebagainya. ASI terlalu deras Karena payudara Anda penuh susu, aliran ASI jadi tidak terkendali. Ini wajar terjadi pada minggu-minggu pertama masa menyusui. Payudara kan sedang menyesuaikan produksi ASI-nya dengan kebutuhan si kecil. Mengatasinya bisa dengan selalu memakai breast pads, mengeluarkan sebagian ASI sebelum menyusui, sering-sering menyusui, dan sebagainya. sumber: ANMUM Indonesia

Aneka Masalah PayudaraRepotnya jika saat menyusui muncul masalah pada payudara kita. Selain kita tersiksa,bayi pun jadi sulit menyusu. Saat si kecil hadir setelah menunggunya selama 9 bulan- tentu kita ingin memberikan yang terbaik buat sang buah hati. Di antaranya, memberi ASI eksklusif. Sayangnya, kadang keinginan itu tak bisa berjalan mulus karena payudara kita bermasalah. Ternyata banyak sekali, lo, masalah payudara yang bisa mengganggu kelancaran pemberian ASI seperti yang dijelaskan dr. Hj. Hasnah Siregar, SpOG dari RSAB Harapan Kita Jakarta berikut cara-cara mengatasinya. 1.PUTING RATA Dikenal dengan retracted nipple banyak dijumpai pada ibu-ibu menyusui. Penyebabnya, sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Merupakan bawaan dari sononya atau sejak lahir memang payudaranya demikian. Tentu saja bentuk puting demikian akan menyulitkan si buah hati dalam menyusu. Namun tak perlu khawatir, kok, Bu, karena masalah ini bukan berarti tak ada pemecahannya. Cara mengatasinya dengan menarik-narik puting secara kontinyu. Alangkah baiknya lagi jika program penarikan puting dimulai kala kehamilan berusia di atas 5 bulan. Sebab kalau dilakukan di bawah usia kehamilan 5 bulan bisa merangsang rahim untuk berkontraksi. Cara menariknya dengan memutar kiri-kanan, lantas tarik keluar. Jika keadaannya tidak parah, maka dengan cara demikian, akan berhasil. Artinya, puting bisa sedikit menonjol keluar, sehingga bayi pun dapat menyusui dengan mudah. Namun jika keadaannya parah dan cara ini tidak berhasil, maka ASI sebaiknya dikeluarkan pakai pompa dan si kecil minum ASI lewat sendok. Namun cara ini punya kelemahan, yaitu rangsangan isap menjadi hilang. Akibatnya, ASI jadi mudah terhenti produksinya. Padahal produksi ASI akan semakin baik jika diisap terus oleh bayi. Yang tak boleh dilupakan, setelah puting berhasil keluar, si ibu harus rajin menyusui bayinya. Agar si bayi sering mengisap puting sehingga lama-lama puting itu akan bisa menonjol. Bila otot-ototnya selalu ditarik-tarik mulut bayi, maka otot-otot itu bisa lebih panjang dan lentur. Jika tidak menggunakan dua cara tersebut, maka puting bisa dipanjangkan dengan alat bantu puting buatan; dengan menempelkan puting buatan pada puting susu. Sayangnya, banyak bayi yang tak suka dengan puting buatan. Mungkin karena rasanya tak enak mengisap puting ini,. 2.PUTING LECET Puting lecet pun kerap terjadi pada ibu menyusui. Penyebabnya tak lain karena teknik menyusui yang salah. Anak bukannya mengisap sampai areola mammae, tapi mengisap hanya di bagian puting saja. Akibatnya, puting jadi mudah lecet.

Cara mengatasinya, lakukan teknik menyusui dengan benar, yaitu; - Si ibu harus duduk dengan tegak. - Mulut bayi harus masuk hingga ke areola mammae. - Bayi menghadap perut ibu dengan mulut dan dagu yang menempel betul pada payudara ibu. - Kuping dan tangan bayi berada pada garis lurus. - Jari tangan ibu jangan dalam posisi menggunting payudara karena akan mengunci gudang susu, sehingga ASI malah tak keluar. Yang benar, tangan dalam posisi menopang payudara, yaitu ibu jari di atas dan keempat jari di bawah puting. Puting lecet juga bisa disebabkan kesalahan teknik melepaskan puting setelah menyusui. Seringkali terjadi, melepaskan puting dari mulut bayi dengan menarik puting itu. Jika mulut bayi masih kuat tertanam di puting ibu, maka tarikan ini hanya akan membuat puting jadi lecet. Sebaiknya, lepaskan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau menekan dagu bayi ke bawah. Puting lecet juga disebabkan perawatan payudara tidak benar. Misalnya, membiarkan puting selalu dalam keadaan basah. Puting yang basah hanya akan mendatangkan atau menumbuhkan kuman, sehingga memudahkan infeksi dan lecet. Karena itu sebaiknya sebelum menyusui puting selalu dalam keadaan kering. Nah, untuk menghindari infeksi, sebaiknya sebelum menyusui, pijat puting sedikit agar keluar air susunya. Air susu ini kemudian digunakan untuk mengolesi puting dan sekitar areola. Begitu juga sesudah menyusui. Dengan demikian, puting selalu bersih dan terhindar dari infeksi. Sebab, di dalam ASI ada pelumas yang bisa melembutkan areola mammae dan puting, serta mengandung desinfektan yang bisa membersihkan. Jadi, tak usah membasuh puting dengan air segala macam, cukup dengan air ASI saja sudah bersih, kok. Juga jangan sekali-kali membersihkan puting memakai sabun, lo. Karena sabun mengandung soda yang memudahkan puting jadi lecet. Payudara saat menyusui itu, kan, lagi mekar, bengkak, dan muara ASI-nya sedang terbuka, sehingga jadi sensitif jika terkena soda. Kala mandi, cukuplah dibersihkan memakai air saja, tanpa sabun. Sebaiknya pula, jangan memakai bra yang memakai lapisan plastik di bagian dalamnya. Karena lapisan ini pun memungkinkan puting jadi lecet saat tergores permukaannya yang tak rata, misalnya. Paling aman adalah memilih bra yang memakai lapisan kain katun di bagian dalamnya. Jika keadaan lecet puting ini sangat parah sebaiknya payudara yang lecet untuk sementara diistirahatkan dari acara menyusui hingga 24 jam. Susuilah anak dengan payudara yang sebelah lagi. Kalau ternyata ASI dari payudara yang lecet itu sudah penuh, ASI sebaiknya dikeluarkan dengan jalan dipompa. ASI hasil pompaan ini dapat diminumkan ke bayi dengan jalan disendoki. Selanjutnya, puting lecet tersebut diobati dengan obat oles hingga lecetnya sembuh. Namun sebelum disusukan kembali, sebaiknya puting yang bekas diolesi obat ini dibersihkan dulu. Dengan demikian, bekas obat tidak terisap bayi. 3.SALURAN TERSUMBAT

Saluran tersumbat atau ASI membeku biasanya mengakibatkan benjolan lokal di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak. Misalnya, ada benjolan di atas payudara atau di bawah payudara. Mungkin saja saat ia menyusukan ada sedikit ASI yang tersumbat, sehingga lama-kelamaan semua ASI pun akan tersumbat, kan? Cara mengatasinya dengan jalan menyusukan semua ASI di payudara hingga kosong, jangan sampai tersisa. Kalau ternyata bayinya sudah kenyang tapi ASI-nya masih banyak, sebaiknya dipompa lantas disimpan. Entah itu di termos atau kulkas. Di kulkas tahan 48 jam, di termos 24 jam, sedangkan bila dibiarkan di udara terbuka tahan 8 jam. Menyimpan ASI di udara terbuka sebaiknya menggunakan botol kaca, karena botol plastik mudah bereaksi. Untuk mencairkan ASI yang baru dikeluarkan dari kulkas jangan direbus, ya, Bu, sebaiknya botolnya direndam dalam air panas. Massage-lah benjolan akibat penyumbatan ASI tersebut. Kemudian kompres dengan lap handuk yang direndam air panas dan selanjutnya dalam air dingin. Lakukan terus hingga benjolan hilang. Setelah itu, minta si bayi menyusu sering-sering di payudara itu hingga ASI kosong. Untuk menghindari timbulnya benjolan kembali sebaiknya jangan memakai bra yang terlalu sempit. Bra yang sempit hanya mengakibatkan stuing atau penekanan pada payudara yang mengakibatkan saluran ASI jadi tersumbat. 4.PAYUDARA BENGKAK Pnyebabnya tak lain karena pengeluaran ASI yang tidak lancar. Biasanya karena bayi tak cukup sering menyusu atau bayinya malas menyusu sehingga ASI bertumpuk di payudara ibu dan mengakibatkan bengkak. Bayi malas menyusu bisa lantaran kenyang atau ada gangguan penyakit atau gangguan pencernaan. Begitu juga ibu yang buru-buru menyapih bayinya gara-gara harus segera masuk kembali ke kantor karena cutinya habis juga menyebabkan payudara bisa membengkak. Pembengkakannya tak selalu terjadi pada kedua belah payudara. Bisa saja hanya terjadi pada satu payudara. Istilahnya asimetris. Biasanya terjadi karena bayi hanya menyusu di satu payudara, misalnya, di payudara kiri saja sementara kalau dipindah ke payudara kanan tak mau. Kalau hal ini dituruti, maka payudara yang kanan pasti membengkak. Untuk mengatasinya, sebaiknya dalam menyusui memakai cara menggiring bola. Jadi, jangan memutar kepala anak dari payudara kiri dipindah ke payudara kanan dengan posisi kepala berpindah. Kalau ia merasa nyaman menyusu di payudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah yang selalu menempel ke payudara ibu, kan? Nah, gunakan taktik, menggesernya dari payudara kiri ke payudara kanan dengan tetap pada posisi pipi yang sama yang menempel di badan ibu. Tentu bayi akan merasa ia tetap menyusu di payudara kiri ibu padahal sudah bergeser ke payudara kanan. Sebaiknya dalam menyusukan harus sama waktunya antara payudara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai ibu, toh, pasti akan tahu kemampuan anaknya menyusu. Kalau anaknya selalu menyusu selama 15 menit. Maka bagilah 15 menit itu untuk dua payudara dengan waktu yang sama. Karena kalau hanya satu saja yang sering disusukan, maka jadi besar sebelah. Yang sering disusui jadi lebih kecil dan yang tak pernah disusui jadi besar. Hasilnya jadi asimetris. Ini, kan, mengurangi keindahan.

Jika pun sudah kadung membengkak, maka payudara yang membengkak tersebut diolesi minyak atau baby oil, selanjutnya di-massage (dipijat). Urutlah payudara dengan kedua tangan mengelilingi payudara, kemudian dari pangkal payudara ke arah puting. Selanjutnya, kompres payudara dengan lap handuk yang telah direndam dalam air panas. Lalu kompres dengan lap yang telah direndam air dingin. Selama membengkak payudara tersebut harus tetap sering disusukan ke bayi. Dengan bayi menyusu maka isi gudang ASI pun berkurang. Kalau tidak disusukan, misalnya, bayi sudah kenyang, maka payudara yang membengkak harus dikosongkan dengan cara dipompa hingga ASI-nya habis. 5.MASTITIS ATAU INFEKSI PAYUDARA Pada payudara yang terkena infeksi akan terlihat ciri-ciri payudara membengkak, merah, dan nyeri. Mastitis biasanya merupakan kelanjutan dari payudara yang membengkak atau tersumbat lokal yang tidak ditangani tuntas. Jadi, bengkak dulu atau ada benjolan dulu baru terjadi mastitis. Tidak pernah mastitis terjadi tanpa adanya pembengkakan di payudara. Bila sudah terjadi mastitis, biasanya juga menimbulkan reaksi sistemik. Ibu akan demam di seluruh tubuh. Akhirnya, bukan hanya payudara yang terinfeksi, namun seluruh tubuh pun bisa terkena infeksi. Kalau sudah begini mau tak mau ibu harus minum antibiotika untuk mengatasi infeksi. Massage tidak boleh dilakukan, tapi cukup dengan pengompresan panas-dingin, serta minum yang banyak. Karena ibarat got kotor, jika kita guyur pakai air banyak-banyak, maka air kotor yang menyumbat akan terguyur keluar. Sementara untuk menahan nyeri, ibu juga akan diberi analgetik. Tentu saja, menyusui harus tetap jalan. Makin bayi tak menyusu, ASI akan makin menumpuk sehingga mau tak mau harus dikeluarkan dengan dipompa. Kalau keadaan mastitis masih dini, dalam seminggu-dua minggu akan sembuh. Karena jaringan payudara itu, kan, termasuk dalam jaringan yang gembur sehingga mudah sembuh. 6.PAYUDARA ABSES Bila mastitis ditangani terlambat atau tak ditangani dengan baik, maka bisa mengakibatkan payudara abses. Mastitis itu sebenarnya tak terlalu masalah. Tapi karena terlambat diobati, maka menyebabkan abses. Misalnya, ASI jadi basi sehingga tumbuhlah kuman yang mengakibatkan abses. Jika sudah abses bayi tak boleh lagi menyusu. Karena bisa saja ASI tercampur nanah dari abses itu. Abses bisa terjadi di sekitar puting, bisa juga di seluruh payudara. Ciri payudara yang mengalami abses adalah bentuknya merah kehitaman layaknya sedang bisulan. Payudara pun tidak setegang saat mastitis. Kalau abses, payudara jadi lembek karena sudah ada nanah di balik kulit.

Jika sudah abses, mau tak mau, di bagian nanah itu harus diinsisi/dibuka dan dikeluarkan nanahnya. Jadi, semacam operasi kecil yang membuka kulit sedikit dan mengeluarkan nanahnya dengan memakai tampon, kemudian dijahit lagi. Dalam waktu 1-2 minggu, biasanya abses pun sembuh setelah diinsisi. Tentu saja si ibu pun akan diberi antibiotika untuk menyembuhkan infeksinya. Sebaiknya ASI dari payudara yang abses tetap dipompa keluar dan dibuang. Sementara itu, anak menyusu dari payudara yang tidak abses. 7.RELUCTANT NURSER Suatu istilah dimana bayi tak mau menyusu karena ASI yang keluar dari si ibu begitu kuat. Penyebabnya karena ibunya terlalu sehat sehingga produksi ASI menjadi berlebihan. Memang bagus jika produksi ASI begitu banyak, namun kalau ASI yang keluar terlalu deras, maka bayi pun jadi gelagapan. Akibatnya, ia tak mau minum ASI lagi. Cara mengatasinya, si bayi sebaiknya diminta sering-sering menyusu atau kalau mau menyusu, pompa dulu ASI-nya separuh dalam botol, sehingga saat bayi menyusu tidak terlalu penuh lagi yang menyebabkan ASI mancur terlalu deras. Indah Mulatsih.

sumber: Tabloid Nakita

Masalah Ibu Menyusui: Abses PayudaraAbses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan payudara kronik. Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan dermatitis yang mengenai puting. Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok. Mastitis sering terjadi pada pascapartum, selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara adalah tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan), keluar nanah/pus dari puting, teraba massa, gejala sistemik berupa demam tinggi, menggigil, malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis, dan subclavia. Adapun patogenesis dari abses payudara adalah: luka/lesi pada puting organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) peradangan terjadi penyumbatan duktus produksi susu normal pengeluaran susu terhambat terbetuk abses. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan lokal, antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan terus memberikan ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan. penulis Samuel Sinaga

Problem Ibu Menyusui: MastitisPenyakit yang sering terjadi bagi ibu menyusui adalah mastitis. Apa itu? Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran susu) hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik. Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis: Tiba-tiba muncul rasa gatal pada puting dan berkembang menjadi adanya rasa nyeri saat bayi menyusui. Timbulnya rasa demam dan kemerahan di sekitar area isapan dapat pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya. Ibu merasakan gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa pegal dan sakit. Cara mengurangi efek mastitis: Untuk memperpendek durasi mastitis, segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar. Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi. Kompres daerah yang mengalami sumbatan duktus dengan air hangat. Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan. Tetap berikan ASI kepada bayi, terutama gunakan payudara yang sakit sesering dan selama mungkin, sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Lalu, lakukanlah pemijatan ringan saat menyusui, ini juga akan sangat membantu. sumber: Harian-Global.com

Bekerja tapi Harus Menyusui? Enggak Masalah..Menyusui terkadang menjadi masalah bagi para wanita bekerja yang memiliki kewajiban menyusui bayinya. Tapi, hal itu tak akan menjadi masalah yang serius jika bisa mengatur manajemen waktunya. Terutama mereka yang masih memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif. Setidaknya hal itu diutarakan beberapa ibu muda yang bekerja dan harus menyusui anak mereka. Ditemui di sela-sela acara Menyusui Serentak Ibu Indonesia di Jakarta, Sabtu (2/8), Nana yang seorang PNS menceritakan pengalamannya. Saya baru 3 bulan yang lalu melahirkan anak pertama saya. Mulai kerja sih baru satu minggu ini. Tadinya bingung juga, gimana ya menyusui kalau nanti saya bekerja. Akhirnya saya cari tahu dari milis dan saya menggunakan ASI perah, kata Nana. ASI perah yang dimaksud Nana, pada jam-jam di mana ia harus memberikan ASI, Nana akan memompa ASI-nya. Kemudian ASI tersebut dimasukkan ke dalam cooler bag.Nanti sampai di rumah saya masukin kulkas buat diminumin besok. ASI itu masih baik untuk diminumin ke bayi 3 sampai 4 hari berikutnya. Kalau dimasukin ke freezer malah bisa sampai 3 bulan. Nanti pas mau diminum dipanasin, ujar ibu dari Bagas ini. Lain lagi pengalaman Titik. Ia baru saja melahirkan putri keduanya, Chiara, sekitar 5 bulan lalu. Kali ini Titik bertekad ingin memberikan ASI eksklusif. Sebab, anak pertamanya hanya ia susui selama 40 hari. Waktu itu belum pengalaman sih ya. Jadi susunya sedikit, enggak keluar. Anak pertama saya itu bisa dibilang anak susu formula. Setelah itu, saya aktif cari informasi dan akhirnya yang kedua ini lebih bisa saya perhatikan pemberian ASI-nya. Saya kerja juga enggak masalah, ujar Titik. Titik menceritakan, dia selalu memompa ASI-nya pada malam hingga dini hari, jam 19.00 hingga jam 02.00. Seperti halnya Nana, ASI tersebut ia simpan di lemari pendingin untuk cadangan persediaan ASI putrinya esok hari. Jadi, sekarang enggak ada masalah dan alasan untuk ibu-ibu yang bekerja untuk tidak menyusui. Asal tahu bagaimana manajemen pemompaan susu, cara nyimpennya, kata Nana. Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar mengatakan, semakin hari semakin banyak saja ibu-ibu bekerja yang memerhatikan kebutuhan dan pentingnya memberikan ASI eksklusif. Hal itu dilihatnya dari antusiasme para ibu bergabung pada milis AIMI. Yang banyak di-share terutama soal gimana caranya kerja tapi tetap bisa ngasihASI eksklusif. Bahkan, ada seorang ibu yang sampai bela-belain nyewa satu kamar kos untuk bayi dan pengasuhnya. Kosnya di dekat kantor. Jadi, kalau mau menyusui, dia tinggal ke kos saja, kata Nia. (ING) sumber: kompas

Tips: Memerah ASI Bagi Ibu BekerjaKembali ke kantor kadang menjadi momok sendiri bagi ibu yang bercita-cita memberikan ASI eksklusif kepada buah hati-nya. Ketakutan ASI perah tidak mencukup kebutuhan anak, hingga kegiatan memerah mengganggu kegiatan/kesibukan bekerja. Berikut beberapa testimoni ibu bekerja (diambil dari sebuah milis). Paling penting adalah pikiran si ibu yg bekerja, kalau ia yakin bisa mengeluarkan asi dari PD dgn optimal nanti di kantor tanpa rasa panik dsb. ASI akan keluar cukupyakin aja Tuhan sangat sayang sama bayi kita jd pas kita memerah pasti tangan Tuhan akan bantu kita. ga akan dibiarkan kesulitan. Kalo udah ada rasa yakin dan tenang. memerah jadi lebih mudah. Dulu saya cuma punya 6 botol isi 60ml di hari pertama kerja. Tapi saya yakin bisa mengeluarkan asi sama seprti saat bayi saya menghisap langsung. Jadi sukses-sukses aja ampe 2th. Yang perlu diingat pabrik asi itu harus sering diberi orderan produksi asi. Bagaimana cara kasih PO produksi asi. Caranya dengan sering memerah, jam kerja kan 8 jam; 4 jam sekali istirahat. Nah, jam istirahat manfaatkan sebaik mungkin. Kemudian saat baru tiba di kantor, 10 menit deh memerah. Di akhiri dengan 10menit sebelum pulang. Nanti di perjalanan asi akan mengisi PD lg ampe rumah bayi kita tetep bisa nyusu. Bikin schedule memerah di kantor dan di rumah sama dengan jadwal bayi nyusu. Misal bayi nyusu 2 jam sekali berarti usahakan memerah 2jam sekali. Setelah selesai menyusui perah lg untuk menosongkan PD (walaupun PD ga pernah kosong ya produksi asi terus). Sudah siap untuk bekerja kembali?

Kiat Agar Proses Menyusui Berjalan LancarAir susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun ada kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancar. Sebuah penelitian menyebutkan ASI tidak bisa berproduksi secara optimal karena manajemen laktasi yang kurang baik. Misalnya, tidak tahu posisi menyusui yang tepat, stres, terpengaruh mitos-mitos menyusui, kurang istirahat, dan lain-lain. Motivasi Sebenarnya masalah ASI yang tidak lancar tersebut bisa diatasi selama si ibu memiliki motivasi. Bersikap jujur pada diri sendiri mengenai alasan sesungguhnya yang mendorong ibu memberi ASI akan berperan besar dalam menentukan kelancaran ASI. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda memberi ASI karena ingin si buah hati mendapatkan gizi terbaik atau karena alasan lain. Jika Anda sudah mengetahui motivasi pemberian ASI maka Anda akan lebih siap dan sabar menjalani proses laktasi yang memang butuh waktu dan kesabaran sampai ASI benar-benar lancar. Latih si kecil Anda bisa memulai proses laktasi dengan melatih bayi pada rangsangan. Letakkan si kecil pada puting susu Anda, biarkan si kecil terbiasa mengisap puting susu sekalipun ASI belum keluar atau hanya keluar sedikit. Makin sering ASI diberikan, makin banyak pula ASI dihasilkan. Produksi ASI meningkat seiring dengan gerakan mengisap. Sebaliknya, jika dihentikan maka lambat laun produksi ASI pun berkurang. Itulah mengapa, berikan ASI atau pompalah secara teratur. Manajemen ASI Jika si ibu merupakan wanita bekerja, dianjurkan untuk memerah ASI setiap tiga jam sekali di tempat yang tenang. ASI perah tahan enam sampai delapan jam di ruangan bersuhu kamar, 24 jam dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan tiga bulan dalam freezer. Pemberian ASI perah dengan sendok atau cangkir sebaiknya diberikan orang lain, bukan ibu bersangkutan. Ini untuk menjaga konsistensi sehingga bayi tidak mengalami bingung puting. Selain itu, sisa susu yang tidak dihabiskan bayi sebaiknya tidak disimpan atau dibekukan ulang agar bayi terhindar dari risiko terserang diare. Posisi berbaring Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan posisi menyusui sambil berbaring meningkatkan kelancaran ASI. Seperti dikutip dalam situs BBC, menurut para ahli, posisi berbaring saat menyusui akan meningkatkan refleks alamiah bayi yang juga terlihat pada binatang mamalia.

Dalam risetnya, para ahli merekam 40 responden yang menyusui bayinya dalam berbagai posisi. Ibu yang menyusui bayi sambil berbaring ternyata lebih sukses memberi ASI, meski awalnya juga mengalami kesulitan. Dukungan semua pihak Proses menyusui bisa menjadi hal yang menimbulkan stres, terutama di minggu-minggu awal. Mintalah dukungan dari keluarga, terutama suami dengan membantu melakukan pekerjaan rumah tangga sehingga si ibu tidak kelelahan. Selain pihak keluarga, peran perusahaan tempat ibu bekerja juga memang peran. Misalnya dengan menyediakan ruang memerah ASI atau tempat penitipan bayi jika ibu ingin membawa bayinya ke tempat kerja. Penulis: An sumber: Kompas Cyber Media, 2 Mei 2007

Seluk Beluk Susu FormulaBerita tercemarnya beberapa produk makanan Eropa, termasuk susu, oleh dioksin takurung membuat orangtua was-was. Omong-omong soal susu formula, apa, sih, pentingnya buat bayi dan bagaimana cara memilihnya? Bayi dan anak sangat membutuhkan nutrient bagi perkembangannya. Nutrient adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan tubuh untuk metabolisme, jelas Dr. Yahya Lubis, Sp.A, dari RS Hermina Podomoro, Jakarta. Tujuan pemberian nutrient yang cukup adalah untuk kebutuhan pemeliharaan kesehatan, melakukan berbagai aktifitas, pertumbuhan, perkembangan jasmani dan psikomotorik, serta untuk pemulihan saat sakit. Nutrient yang dibutuhkan antara lain, air, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Sebagai contoh, bayi yang minum ASI membutuhkan air sekitar 175 sampai 200 ml per kilogram berat badan (per hari) pada triwulan pertama. Kebutuhan ini akan menurun menjadi 160-175 per kilogram berat badan per hari pada triwulan kedua, dan seterusnya. Tetapi, kebutuhan ini bisa bervariasi pada beberapa anak, tergantung kondisinya, ujar Yahya. Sedangkan untuk mendapat energi, bayi memerlukan rata-rata 110 kalori per kilogram berat badan per hari. Pada triwulan pertama, bayi membutuhkan 120 kalori per kilogram berat badan per hari, 3-5 bulan 115 kalori per kilogram berat badan per hari pada usia 3 sampai 5 bulan, 110 kalori per kilogram berat badan per hari pada usia 6 sampai 8 bulan, dan 105 kalori per kilogram berat badan per hari pada usia 9 sampai 12 bulan. Kebutuhan ini akan lebih bervariasi saat bayi berusia di atas 1 tahun, ujar Yahya. Kalori bisa diperoleh dari protein, lemak, dan karbohidrat. Sebagai contoh, setiap gram protein menghasilkan kira-kira 4 kalori, lemak menghasilkan 9 kalori, dan karbohidrat menghasilkan kira-kira 4 k kalori. Distribusi kalori yang bagus pada anak biasanya 15 persen berasal dari protein, 30 persen lemak, dan 50 persen karbohidrat. ASI TERLENGKAP Semua kebutuhan nutrient di atas terkandung lengkap pada ASI. Tetapi kadang orangtua memberikan air susu pengganti ASI (PASI) dalam bentuk susu formula dengan berbagai alasan. Tentu, kandungan susu formula diharapkan sama dengan kandungan yang ada pada ASI, ujar dokter spesialis anak lulusan USU Medan ini. Karena itulah, semua produk susu formula berusaha memenuhi kebutuhan nutrient tadi. Komposisinya diatur sedemikian rupa sehingga hampir pas seperti komposisi yang ada pada ASI. Mungkin ada perbedaan antara satu produk dengan produk lain, tergantung produsennya, lanjut Yahya yang berkali-kali menekankan, bagaimanapun ASI yang terbaik bagi bayi dan anak. Perbedaan itu misalnya dalam hal takaran. Ada produk yang 1 sendoknya sekitar 8 gram dan memerlukan campuran 60 cc air, ada pula yang 1 sendok sekitar 4,3 gram dengan

campuran air 30 cc untuk mengencerkan, dan sebagainya. Yang jelas, komposisinya tetap mengacu kepada kebutuhan nutrient tadi. Susu formula sendiri bermacam-macam, tergantung berat badan dan usia bayi. Di antaranya susu formula pertama, susu formula lanjutan, dan susu formula perkembangan. Selain disesuaikan dengan usia dan berat badan, ini juga disesuaikan dengan kebutuhan nutrient bayi yang kebutuhannya berbeda. Misalnya, kebutuhan protein untuk bayi dan anak usia satu tahun, kan, berbeda. Atau, pada usia yang lebih tua, kebutuhan kalori dan karbohidrat anak akan bertambah. TIDAK PERLU Nah, sekarang bagaimana memilih susu formula yang bagus? Apalagi, sekarang banyak sekali produk susu formula yang menawarkan kelebihannya masing-masing. Pada prinsipnya semua produk sama karena mereka mengacu pada kebutuhan nutrient seperti telah disebut di atas, ujar Yahya. Hal senada juga dikatakan Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, Bahwa ada DHA, Omega 3, dan sebagainya, itu sebetulnya enggak masuk akal. Kita tak tahu,kan, berapa penyerapannya. Lagipula, zat-zat itu sebetulnya ada di ASI yang jelas-jelas diserap. Utami mengakui, susu, baik ASI maupun susu formula, merupakan bahan makanan tunggal bagi bayi di bawah satu tahun. Cuma, lanjutnya, Jika orangtua bisa tetap memberikan ASI sampai usia anak enam bulan dan setelah itu anak diberi makanan padat sambil tetap meneruskan memberi ASI sampai usia 1 atau 2 tahun, maka susu formula tidak lagi diperlukan, tegas Utami. Komposisi seperti yang terdapat pada susu, lanjutnya, bisa didapat dari bahan makanan lain. Khususnya bagi anak yang sudah mendapat makanan padat, lanjutnya. DARI BAHAN LAIN Banyak di antara kita yang berpendapat, balita harus minum susu formula. Padahal, sebetulnya tidak! tegas Utami. Jika kalori yang dikonsumsi lewat makanan padat sudah seimbang, maka balita sebetulnya tidak memerlukan susu. Jika kita tahu itu, maka kita tak perlu bingung memilih susu formula mana yang akan diberikan kepada anak, kata Utami. Anggapan keliru yang juga muncul adalah, makanan dengan gizi bagus haruslah mahal. Ada, kok, makanan yang cukup mempunyai nilai gizi yang bagus kendati harganya murah. Misalnya, ikan teri basah yang ternyata nilai proteinnya sama dengan susu yang harganya dua kali lipat lebih mahal, ujar Utami. Dengan kata lain, zat-zat yang ada dalam susu juga ada pada makanan atau bahan-bahan lain. Misalnya, bagi anak yang sudah diberi makanan tambahan, protein bisa diganti dengan telur, tahu, atau tempe. Sementara kebutuhan kalsium bisa diperoleh dari sayur-sayuran. Zat-zat yang ada pada susu bisa diganti dengan makanan lain. Kalau makanan padat sudah cukup kalorinya, maka susu bukan suatu keharusan lagi. Bukannya tidak boleh, melainkan tidak harus, lanjut Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu Sint Carolus, Jakarta ini.

IQ TINGGI Pada kesempatan terpisah, Yahya menambahkan, kecukupan makanan pada bayi, bisa dinilai dari berat badan. Misalnya, tidak terjadi pengurangan berat badan lebih dari 10 persen atau kurva pertumbuhan berat badannya memuaskan. Kenaikan berat badan yang baik, lanjut Yahya, selama triwulan I, berat badan naik 150 sampai 250 gram perminggu, triwulan kedua 500-600 gram per bulan pada triwulan kedua, 350-450 gram perbulan, 250350 gram perbulan. Pada usia 4-5 bulan, berat badan menjadi 2 kali lipat dari berat badan waktu lahir dan menjadi 3 kali lipat pada umur 1 tahun. Tentu, semua perkembangan yang mestinya ada pada setiap fase pertumbuhan juga tercapai. Anggapan bahwa anak yang tidak minum susu formula akan menjadi anak bodoh juga perlu diluruskan. Anggapan ini keliru. Yang jelas, kecerdasan berhubungan erat dengan pemberian ASI. Jika ASI diberikan selama 4 sampai 6 bulan, anak akan memiliki kepandaian sampai 8,3 poin lebih tinggi daripada anak yang tidak diberi ASI, yang dinilai pada usia 7 tahun. Bahkan sebuah penelitian mengatakan, IQ anak yang mendapat ASI selama 4-6 bulan bisa lebih tinggi 10 poin, ujar Utami. Jadi, sekali lagi, ASI tetap yang terbaik dan terlengkap! Hasto Prianggoro. sumber: Tabloid Nakita

Air Susu Ibu Versus Susu FormulaMemberikan air susu ibu atau susu botol memang masih menjadi dilema berat bagi ibu bekerja. Namun, sejauh memungkinkan, para peneliti membuktikan bahwa memberikan susu murni alias ASI, kenyataannya jauh lebih menguntungkan dibanding dengan susu botol. Salah satu penelitian menyebutkan, bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI) memiliki rasa aman lebih tinggi, terutama ketika tidur. Setidaknya, ia akan terbebas dari bahaya tertindih. Penjelasan itu dikemukakan Emma Kitching dari Universitas Durham kepada BBC News. Menurut dia, ibu yang memberikan ASI memiliki kewaspadaan lebih tinggi terhadap keamanan bayi. Secara alamiah ia akan menempatkan diri pada posisi yang aman bagi si bayi. Dalam arti, secara tidak disadari, si ibu akan menempatkan diri pada posisi tidur yang melingkari si bayi. Ia melindungi si bayi dengan meletakkan kepala si bayi tepat di dada, kemudian mengunci si bayi dengan lutut yang diletakkan di bawah kaki mungil bayi. Sementara ibu yang memberikan susu botol, tanpa disadari akan meletakkan diri sejajar dengan si bayi atau adu kepala. Dalam arti, kepala si ibu berada tepat satu level dengan kepala si bayi. Lebih parah lagi, tak jarang pula si ibu justru mengambil posisi berbalik dan memunggungi si bayi. Kesimpulan Emma Kitching diperoleh setelah meneliti sekitar 40 pasangan dan memfilmkan mereka sepanjang malam. Diperoleh kesimpulan, ibu yang memberi ASI secara otomatis akan menempatkan diri pada posisi yang paling aman bagi si bayi. Hal seperti ini, kata Kitching, tidak terjadi pada ibu yang memberi susu botol. Ibu yang memberikan ASI akan lebih waspada dan selalu memberikan lingkungan yang protektif bagi si bayi, katanya. Kedekatan sesungguhnya BBC.co.uk mengatakan, sikap protektif akan muncul dengan sendirinya karena pada saat menyusui akan tercipta kedekatan yang sesungguhnya antara si ibu dan si bayi. Hal itu masih ditambah kontak fisik yang terjadi secara langsung antara ibu dan anak melalui belaian atau usapan lembut si ibu. Ikatan perasaan yang begitu kuat ini akhirnya membuat hubungan ibu dengan si bayi terjalin secara alamiah. Selain itu, kondisi ini juga memungkinkan terjadinya rasa saling memahami meski keduanya menggunakan bahasa yang berbeda. Pada tahap ini pula komunikasi antara ibu dan anak akan tercipta dengan lebih baik. Lebih jauh, para peneliti mengatakan, jika lebih banyak ibu yang memberikan ASI, setidaknya sekitar 10 hingga 15 persen masalah obesitas akan terkurangi. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan memberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Penemuan kami menunjukkan ASI berkaitan erat dengan menurunnya risiko kegemukan di masa kanakkanak, kata Dr John Reilly, peneliti dari Fakultas Masalah Nutrisi Universitas Glasgow kepada BBC News.

Kesimpulan itu ia peroleh dengan meneliti 32.000 anak. Ditemukan obesitas pada anak-anak yang mendapatkan ASI 30 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Penelitian yang dilakukan selama tiga tahun itu juga menunjukkan, 4,5 persen anak yang diberi susu botol akan mengalami obesitas pada umur lima atau enam tahun. Sedangkan kasus kegemukan pada bayi yang diberi ASI hanya sekitar 2,8 persen. BBC.co.uk menjelaskan, kurangnya risiko obesitas terjadi karena ASI secara otomatis membantu memobilisasi lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Sebelumnya, tahun 2001, mengutip jurnal American Medical Association, BBC mengatakan, bayi yang diberi ASI cenderung lebih langsing di masa remajanya nanti. Karena itu, ASI juga potensial dan sangat berguna sebagai strategi populasi dalam mencegah obesitas, kata Dr John Reilly. Brenda Phipps dari National Childbirth Trust menegaskan, ASI masih tetap yang terbaik. Alasan utama adalah karena ASI secara otomatis akan diproduksi oleh ibu yang melahirkan. Karena itu tidak harus dibeli. Kandungan dan nutrisi ASI ini sangat dibutuhkan oleh bayi pada enam bulan pertama. ASI mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi. Antibodi ini sebenarnya diciptakan oleh si ibu sebagai respons atas kuman yang muncul di dalam ASI. Karena itu, ASI sekaligus mengurangi risiko bayi terkena alergi seperti eksema, asma, diabetes anak-anak, serta infeksi telinga. Sementara bagi ibu, meski tidak berarti membebaskan, ASI mengurangi risiko terkena kanker ovarium maupun payudara. Walau terbukti sangat bermanfaat, wanita kulit putih tidak tertarik. Memang 69 persen kaum wanita bersedia memberi ASI. Namun, 21 persen di antara mereka berhenti pada malam keempat dan 36 persen berhenti pada minggu keenam. Masih menurut penelitian BBC, hanya 67 persen wanita kulit putih yang bersedia memberi ASI. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan perempuan Asia atau Afrika, tepatnya kulit hitam. Pemberian ASI pada perempuan Asia mencapai 87 persen, sementara kulit hitam 95 persen. ASI dan susu botol Untuk menyiasati pemberian ASI, banyak ibu bekerja yang kemudian mencoba mengombinasikan ASI dengan susu botol. Kombinasi seperti ini memang tidak dilarang. Namun, harus dilakukan dengan sangat hati-hati. ASI tercipta sebagai respons langsung atas kebutuhan makan si bayi. Karena itu, memberikan susu botol di tengah-tengah pemberian AS dikhawatirkan memengaruhi persediaan ASI. Walau begitu, kombinasi ini masih memungkinkan sejauh dikonsultasikan sungguh-sungguh dengan ahli kesehatan. Namun, akan jauh lebih baik jika diberikan pada saat pemberian ASI sudah benar-benar mapan sehingga ASI tidak terkena dampak dari susu formula. Saat terbaik penggabungan ini setelah minggu kelima atau keenam. Selain itu, disarankan memberikan ASI terlebih dulu baru susu botol untuk mencegah berkurangnya jumlah pasokan ASI.

Setelah Cuti Melahirkan BerlaluBayi bisa sedih, takut dan bingung saat ibunya tiba-tiba menghilang untuk bekerja.

Tiga bulan rasanya tidak cukup untuk merawat si kecil yang baru lahir. Tapi kalau cutimelahirkan sudah habis dan ibu telah memantapkan pilihan untuk kembali bekerja, buatlah suatu tindakan transisi yang bisa memudahkan seluruh anggota keluarga. Terutama bagi si kecil yang mesti ber-adaptasi dengan kondisi baru. Jangan sampai si bayi merasa kaget dan merasa terbuang saat ditinggal ibu untuk bekerja. Ingat bayi juga seperti kita yang memiliki perasaan. Dia bisa sedih, takut dan bingung saat orang yang paling dekat dengannya (baca ibu) tiba-tiba menghilang seharian. Lantaran itu kala ibunya harus kembali bekerja, beberapa bayi akan rewel, enggan menyusu bahkan ada yang sampai berat badanya menyusut. Ibu pun demikian. Di kantor ia bisa gelisah karena pikiran dan hatinya berada di rumah. Alhasil, jangankan bersemangat dalam bekerja, ibu justru merasa cepat lelah dan ingin selalu buru-buru pulang. Evie Sukmaningrum, Psi., M.Si, dari Fakultas Psikologi Atma Jaya, Jakarta, mengakui adanya kondisi ini pada ibu-ibu yang baru saja kembali dari cuti melahirkan. Kalau sudah kepengin pulang jangan ditahan-tahan, pulang saja. Kalaupun ditahan percuma, malah tidak akan produktif, sarannya. Meski begitu ini bukan masalah tanpa solusi, lo. Intinya cuma satu; persiapan. Jadi sebelum kembali bekerja, ibu harus melakukan berbagai persiapan untuk si kecil juga untuk diri sendiri. Idealnya, persiapan dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu sebelum masuk kerja. Berikut yang disarankan Evi: BERBAGAI PERSIAPAN UNTUK BAYI 1. Biasakan bayi mendapat ASI perah. Berikan perahan ASI melalui sendok bukan dot. Kenapa? Bila menggunakan dot dikhawatirkan si kecil akan mengalami bingung puting (bayi bingung antara mengisap puting dengan dot botol). Efek selanjutnya bayi bisa menolak puting ibu (menyusu ASI) jika ia tahu menyusu dari dot botol lebih mudah ketimbang jika harus mengisap payudara ibu. Proses pemberian ASI perah melalui sendok ini memang tidak mudah. Di hari-hari pertama bisa jadi bayi akan menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah dengan gejala rewel, tidak mau/tidak bernafsu minum susu. Tapi jangan patah semangat dan terlalu khawatir karena kondisi ini akan berlalu setelah 3-4 hari. Disarankan pemberian ASI perah ini sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum cuti melahirkan ibu habis sehingga dapat melancarkan proses adaptasi bayi. Misalnya dengan membiasakan bayi menerima ASI perah di siang hari sementara malam harinya menetek langsung dari payudara ibu. 2. Perkenalkan dengan dunia luar. Perkenalkan bayi dengan dunia luar selain kamarnya sehingga ia mengetahui adanya lingkungan selain rumah dan dapat mengenal banyak orang, bukan hanya dirinya, ibunya

atau ayahnya. 3. Belajar ditinggal ibu. Hal ini perlu dilatih minimal satu minggu sebelum hari H. Saat itu ibu harus bisa meyakinkan si kecil, bahwa ibu akan kembali dan akan bersamanya seusai bepergian. Kondisi ini juga memungkinkan bayi untuk lebih dekat dan berlama-lama dengan orang yang mengasuhnya selama ibu bekerja kelak. 4. Biasakan salam perpisahan sebelum berangkat kerja secara wajar. Cukup ucapkan salam sambil menciumnya. Kalau si kecil menangis, jangan ikut larut dengannya (dengan menunggunya tenang baru pergi, misalnya). Perbuatan seperti itu justru tidak mendidik dan si kecil akan lebih sulit untuk ditinggal bekerja. PERSIAPAN IBU Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting karena emosi ibu sangat berpengaruh pada bayi. Jika di kantor ibu resah, gelisah dan tidak nyaman berpisah dengan si kecil, kemungkinan besar ia akan merasakan hal yang sama di rumah sehingga menjadi rewel. Maka dari itu, ibu yang sudah harus masuk kerja kembali perlu melakukan beberapa persiapan, yaitu: 1. Persiapkan mental untuk meninggalkan bayi. Pupuklah rasa percaya bahwa sang buah hati akan baik-baik saja di rumah. 2. Mulailah belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan ASI perah di kulkas. Esok siangnya berikan pada bayi. 3. Bekerja sama dengan pengasuh. Tekankan pada pengasuh soal pemberian ASI eksklusif (ini berarti bayi tidak boleh mendapatkan susu formula/makanan apa pun selain ASI selama ibu bekerja). Jika yang mengasuh si kecil adalah orangtua sendiri atau mertua yang pengetahuan akan ASI eksklusif masih terbatas, jelaskanlah secara baik-baik. Bu, bayi 3 bulan harus masih ASI eksklusif karena ia belum siap mencerna makanan selain ASI, misalnya. Intinya kerja sama yang baik dengan pengasuh amat menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui secara eksklusif. 4. Jika menggunakan jasa babysitter pilihlah yang kompeten dan profesional. Akan lebih baik, jika sudah memanfaatkan jasa babysitter tersebut sejak kelahiran si kecil agar dapat memerhatikan cara kerja dan sikapnya. Berikan perluasan tugas dan kewajiban kepada pengasuh bayi setidaknya seminggu sebelum ibu kembali bekerja. Dengan demikian bayi dapat belajar membiasakan diri dengan sentuhan dan suara orang lain selain ibunya. 5. Tetap memberikan ASI meski dengan cara dan waktu yang berbeda. Memberikan ASI sangat membantu ibu untuk tetap membentuk ikatan batin dengan bayi. Saat kembali bekerja ibu masih dapat memberikan ASI secara langsung di waktu-waktu tertentu, semisal sebelum pergi ke kantor atau malam hari sepulang dari kantor. Di sela jam kerja, ibu masih dapat merasakan kedekatan dengan si kecil saat memerah ASI.

BISA TETAP EKSKLUSIFSejumlah ibu yang baru memiliki bayi mengaku terpaksa memberikan susu formula lantaran harus kembali bekerja. Penyebabnya beragam, ada yang karena produksi ASI menurun lantaran ibu lelah oleh tekanan pekerjaan. Bayi jadi tidak mau disusui, dan masih banyak lagi. Sebenarnya bekerja bukan alasan untuk berhenti menyusui. Pada awalnya si kecil mungkin akan gelisah karena mendapat ASI perah sehingga ia menyusu dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi kok. Umumnya pada hari keempat, bayi sudah terbiasa. Seberapa pun ASI perah yang ada, akan diminum. Kalau ditinggali 500 cc akan diminum; begitu juga 300 cc, bahkan 200cc. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tak akan kekurangan ASI. Menyangkut pemberian ASI eksklusif ini, sejumlah negara sudah memberikan dukungan sepenuhnya. Di Inggris, umpamanya, ibu hamil dan melahirkan mendapatkan cuti selama 40 minggu. Sementara di Denmark, ibu mendapat cuti 8 minggu sebelum melahirkan dan 14 minggu sesudah melahirkan ditambah 10 minggu cuti untuk merawat bayi. Gazali Solahuddin. sumber: Tabloid Nakita

ASI PerahDr. Najib Advani SpAK MMed Paed, Dokter Spesialis Anak Konsultan-Ahli Jantung Anak (Bagian Kesehatan Anak FKUI RSCM) dan Staf Pengajar FKUI-RSCM Dokter Najib yang baik, saya mempunyai anak yang baru berusia 1 1/2 bulan. Saya ingin sekali memberikan ASI terus kepada anak saya. Namun karena saya bekerja, terpaksa saya memompa ASI dengan breast pump. ASI tersebut saya simpan di botol dan akan diberikan saat saya bekerja. Namun masalahnya, saya tidak tahu aturan pakainya karena petunjuknya memakai bahasa Jepang. Yang ingin saya tanyakan, apakah untuk sterilnya alat tersebut perlu direbus atau cukup direndam dengan air hangat saja? Setelah ASI dimasukkan ke dalam botol berapa lama ASI tersebut dapat bertahan (tanpa dimasukkan kulkas)? Apa yang harus saya perhatikan supaya ASI lebih tahan lama, adakah cara-cara tertentu? Terima kasih atas jawaban yang diberikan. Naira Ivan Dita - via email Pompa ASI (breast pump) ada 2 macam, yang manual dan yang menggunakan mesin. Saya tidak tahu mana yang Ibu gunakan. Untuk sterilisasi sangat tergantung pada bahan yang digunakan. Bahan kaca atau polikarbonat umumnya tahan terhadap suhu tinggi, tetapi bahan karet atau plastik biasa tentu tak akan tahan pada pemanasan tinggi. Sebaiknya cara sterilisasi mengacu pada spesifikasi dari alat tersebut, jika tidak tahu dapat Ibu tanyakan pada penjualnya. ASI yang disimpan dalam wadah sebaiknya tak disimpan pada suhu kamar dan secepatnya diletakkan dalam lemari es. Pada suhu ruangan sebaiknya ASI tidak dibiarkan lebih dari 4 jam. Jika disimpan dalam wadah kaca, sebagian sel darah putih yang bermanfaat untuk kekebalan akan menempel di dinding botol kaca tersebut, tetapi akan lepas lagi dalam satu hari. Jadi jika ingin menyimpan ASI untuk jangka pendek, jangan gunakan botol kaca, tetapi untuk lebih dari 1 hari tidak jadi masalah. Daya tahan ASI paling lama jika disimpan dalam freezer pada suhu -180C bisa selama 3-6 bulan. Daya tahan juga dipengaruhi oleh kebersihan puting, pompa dan wadah penampung selain suhu penyimpanan.

sumber: Tabloid Nakita

Tips : Cara Memerah ASI dengan Tangan1. Cucilah kedua tangan dengan sabun sebelum melakukan pemerahan 2. Siapkan dua botol penyimpan ASI, satu untuk diletakkan di payudara yang diperah yang satu diletakkan di payudara yang tidak diperah untuk menampung tetesan ASI (biar tidak terbuang) 3. Bersihkan payudara dengan air hangat (diusap-usap daerah payudara) 4. Letakkan botol penyimpan ASI di bagian payudara yang tidak diperah diganjal dengan bra, letakkan yang satunya di payudara yang akan diperah 5. Letakkan ibu jari dan kedua jari lain (telunjuk dan jari tengah) kurang lebih 1,5 cm diatas areola dengan posisi arah jam 12 untuk ibu jari dan jam 6 untuk jari lainnya. Pastikan posisi tersebut tepat pada gudang ASI sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal. Tangan kanan memerah payudara bagian kanan begitu juga sebaliknya. 6. Mulailah memerah dengan mendorong payudara ke bagian dada (dengan posisi jari sesuai no 4) dan hindarilah neregangkan jari kemudian gerakan seperti menggulung secara bersamaan (bukan memencet areola) dengan menekan gudang payudara, apabila cara yang dilakukan tepat maka payudara tidak terasa sakit 7. Ulangi seluruh gerakan secara teratur hingga gudang ASI terasa kosong, apabila cape pada posisi jari no. 4 dapat diubah-ubah posisinya yakni posisi jam 3 dan jam 9, jam 2 dan jam 8, jam 11 dan jam 5 8. Setelah masing-masing payudara telah diperah selama 5-7 menit maka lakukan beberapa gerakan untuk menstimulasi kembali payudara 9. Stimulasi dilakukan dengan cara pijatlah bagian payudara dimulai dari bagian atas dengan gerakan memutar, pijatlah dengan menekan ke arah dada 10. Kemudian setelah dipijat tekanlah daerah payudara bagian atas hingga sekitar puting dengan gerakan seperti menggelitik 11. Setelah itu pegang payudara dengan arah memutar, kemudian jatuhkan payudara yang dipegang (guncangkan), hal ini dikarenakan gerakan gravitasi akan membuat ASI keluar. 12. Setelah melakukan gerakan stimulasi diatas maka perahlah lagi payudara tiap payudara dengan rentang waktu masing-masing 3-5 menit setelah itu lakukan kembali gerakan stimulasi tadi. 13. Kemudian perahlah lagi kedua payudara, apabila aliran ASI mulai menurn itu artinya gudang ASI mulai mengering Catatan : Waktu pemerahan diatas bukan menjadi patokan, apabila aliran ASI sudah mulai menurun maka lakukan stimulasi tadi dan perahlah kembali payudara sampai gudang ASI benar-benar telah mengering. dari berbagai sumber dan sesuai yang dipraktekkan.

DHA SULIT DISERAP BAYI, JANGAN TERPENGARUH IKLAN SUSU FORMULAJAKARTA (MEDIA) : Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang berlebihan akan membahayakan metabolisme tubuh. Sebab tubuh terpaksa dibebani pekerjaan yang lebih berat untuk mengeluarkan asam lemak esensial tersebut. Spesialis penyakit anak Dr. Utami Roesli MBA, mengutip hasil penelitian yang dilaksanakan di Australia, Amerika Serikat maupun Eropa, bahwa di tiga kawasan negara maju ini, belum dihasilkan efektifitas dari penambahan DHA dalam produk susu maupun makanan bayi dan anak-anak termasuk untuk ibu hamil. Jadi belum ada anjuran untuk menambahkan unsur asam linoleat dan asam linolenat itu ke dalam susu, ujarnya kepada Media, kemarin di Jakarta. Lebih jauh ditegaskan, seperti juga lemak susu sapi, maka asupan DHA tsb. tersebut bukan merupakan ikatan rantai panjang, sehingga masih sulit diserap oleh pencernaan bayi. Terlebih lagi, katanya, karena susu yang akan dikonsumsi ini harus dibuat dengan menggunakan air panas hingga mengalami proses pemanasan. Akibatnya, aktifitas enzim desaturase dan elongase yang memfasilitasi pembentukan DHA dalam tubuh secara otomatis hancur. Karena itu, Utami, sebagai pakar air susu ibu (ASI) mengingatkan kepada masyarakat, khususnya kaum ibu, supaya jangan terpengaruh terhadap iklan susu dan makanan pendamping ASI yang mengandung DHA dengan iming- iming mampu meningkatkan kecerdasan bayi. Asam lemak esensial tersebut justru cukup terkandung dalam ASI, bahkan unsur DHA-nya tergolong ikatan rantai panjang yang sangat mudah diserap pencernaan bayi, ujarnya. Karena itu dia menganjurkan agar bayi diberikan ASI sejak lahir sampai umur 4 bulan, karena asam lemak ASI juga terdiri dari asam arakidonat. Berarti, kandungannya melebihi unsur asam linoleat dan asam linolenat. Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung pula asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan rantai panjang. Utami menjelaskan, setelah mencapai umur enam bulan,bayi juga dapat diberikan ikan laut, yang secara alami mengandung pula kedua asam lemak itu tanpa harus mengonsumsi susu formula. Menyesatkan Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI Rumah Sakit Saint Carolus ini mengakui, semboyan Empat Sehat Lima Sempurna yang berlaku sejak dulu dinilai telah menyesatkan masyarakat. Orang beranggapan konsumsi makanan sehari-hari belum sempurna jika tidak minum susu. Susu bukan berarti tidak penting, namun bukan segala-galanya, tegasnya lagi. Dia bahkan melihat iklan susu maupun makanan bayi dan anak-anak yang diimplementasi dengan DHAcenderung menyesatkan masayarakat, karena produsen memanfaatkan kebodohan konsumen yang tak memahami manfaat sesungguhnya dari unsur tambahan tersebut. Sementara, kalangan spesialis gizi di Indonesia umumnya menyatakan masih awam terhadap kandungan DHA dalam susu. Karena sampai sejauh ini, belum pernah dilakukan penelitian tentang manfaatnya. Dokter Soebagyo Sumodihardjo MSc, pakar gizi dari bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan pihaknya baru mengetahui hal itu dari media massa . Ketika ditemui Media usai pembukaan lokakarya Pemerataan serta

Peningkatan Pemanfaatan Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Sektor Non-Departemen Kesehatan dan Kesejahteraaan Sosial kemarin di Jakarta, dia belum bersedia dimintai komentarnya. Saya baru mengkliping dan belum membaca literatur, ujarnya. Dia berjanji memberitahukan hal tersebut seminggu kemudian setelah segala informasi dikumpulkan dari berbagai sumber. Spesialis Anak Dr. Sri S. Nasar sebelumnya menginformasikan bahwa overdosis DHA pada manusia, sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak mengkonsumsi ikan laut. Dikatakan bahwa gejalanya berupa perdarahan, mirip flek-flek berwarna kebiruan di kulit. Efek yang lain baru ditemukan pada monyet maupun tikus, tapi gejalanya berbeda. (Rse/V-1) JAKARTA, JUMAT 22 SEPTEMBER 2000, HARIAN MEDIA INDONESIA HAL 9

Sebelum Memberi Susu FormulaBerikut sejumlah kita yang patut diketahui sebelum membeli dan menyajikan susu formula untuk anak. * Teliti Sebelum Membeli Setiap membeli susu formula, lihat tanggal kadaluarsa. Perhatikan pula kemasannya. Jangan memilih yang sudah penyok atau dusnya terbuka. * Ikuti Petunjuk Pemakaian Bacalah baik-baik petunjuk yang ada pada kemasan sebelum menggunakan susu formula. Buatlah susu formula sesuai takaran yang dianjurkan. Lebih baik gunakan air hangat untuk mengencerkan. Takaran yang tidak pas atau air yang dingin bisa mengurangi selera bayi. Jika masih ragu, tanyakan pada dokter anak. * Sterilisasi Cuci bersih segala peralatan yang hendak digunakan, seperti sendok, dot, gelas, untuk menghindari kemungkinan kontaminasi. Didihkan selama kurang lebih 10 menit. Setelah dipakai, segera bersihkan kembali dan simpan di tempat tersendiri. * Jangan Tersisa Jangan simpan sisa susu dalam dot/gelas untuk kemudian diberikan lagi pada bayi. Berbeda dengan ASI yang mampu tahan sehari dalam kulkas, sisa susu formula akan basi jika terlalu lama disimpan. Lamanya tergantung dari produk yang digunakan. * Tahan Tiga Minggu Susu dalam kaleng/kemasan yang telah dibuka, umumnya hanya bertahan selama 3 minggu. Jangan menggunakan lebih lama dari itu. Oleh sebab itu, sebaiknya beli dalam kemasan kecil.

Bahayanya Pemberian Bantuan Susu FormulaJAKARTA, KOMPAS - Departemen Kesehatan dan Unicef mengingatkan bahayanya menyumbang susu formula dan susu bubuk kepada korban banjir. Meskipun disertai etiket baik, disarankan susu formula dan susu bubuk sebaiknya tidak disumbangkan, dan hanya diberikan apabila pemakaiannya dapat ditargetkan dan dimonitor dengan hati-hati. Demikian dikemukakan Kepala Komunikasi Publik Departemen Kesehatan (Depkes) dr Lily Sulistyowati dan Unicef di Jakarta, Senin (12/1). Dalam keadaan normal saja, anak yang diberi susu formula kemungkinan terserang penyakit, dan angka kematian karena infeksi lebih tinggi daripada yang diberi air susu ibu (ASI). Risiko terkena penyakit dan mati karena infeksi lebih besar dalam kondisi air bersih dan sanitasi sangat terbatas, sebagaimana terjadi akhir-akhir ini di Jakarta akibat banjir. Indonesia sudah mengalami konsekuensi negatif dari susu formula dan bentuk lain dari susu yang dibagikan, saat bencana lain terjadi di Yogyakarta dan Aceh. Survei bersama yang diadakan Depkes dan Unicef menyatakan, pada sekitar 80 persen bayi dan anak di bawah usia dua tahun penerima bantuan susu formula atau susu bubuk setelah gempa di Yogyakarta, ditemukan kenaikan 600 persen anak yang menderita diare. Diare terjadi dua kali lebih banyak pada mereka yang menerima bantuan susu formula daripada yang tidak. Tersedianya banyak susu formula atau susu bubuk menyebabkan para ibu beralih dari menyusui ke pemberian makanan artifisial. Sebulan setelah gempa di Yogyakarta, misalnya, proporsi pemberian makanan artifisial pada bayi meningkat dua kali lipat. Depkes dan Unicef menyatakan, menyusui memberikan gizi yang optimal pada anak dan memberi perlindungan antibodi yang tidak dapat digantikan oleh susu formula. Pada kenyataannya, menyusui telah terbukti sebagai pendekatan kesehatan masyarakat yang paling efektif untuk mencegah kematian anak. Penelitian data dari 42 negara menunjukkan bahwa menyusui secara eksklusif saja dapat mencegah 13 persen kematian bayi dan anak, angka tertinggi jika dibandingkan dengan keikutsertaan yang lain. Unicef, WHO, dan Depkes merekomendasikan untuk menyusui sesegera mungkin dalam waktu empat jam setelah kelahiran, menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama dilanjut- kan dengan menyusui dan makanan tambahan yang cukup dari usia enam bulan sampai dua tahun. Akibat banjir di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Bara, hingga Minggu (11/2) pukul 19.00 jumlah korban meninggal 68 orang, pengungsi 328.358 orang, pasien rawat inap 508 orang di 15 rumah sakit di Jakarta. Pasien rawat jalan 189.746 jiwa dan yang dirujuk tiga orang. Pasien ditangani di 227 pos kesehatan. Sumber: Kompas Penulis: Lok Diambil: Kompas Cyber Media, 13 Februari 2007

Atasi Dampak Kenaikan Harga Susu FormulaJakarta, Kompas Masyarakat di berbagai daerah di Tanah Air diimbau tidak panik dengan kenaikan harga susu di tingkat konsumen, khususnya susu formula. Sebab, kebutuhan gizi anak di bawah usia lima tahun bisa dipenuhi melalui pemberian air susu ibu dan maka