artikel analisis kemampuan komunikasi matematis...

9
ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA Oleh: INDAH SUBEKTI 13.1.01.05.0181 Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom 2. Ika Santia, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2018

Upload: vuongquynh

Post on 04-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

ARTIKEL

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI GAYA

BELAJAR SISWA

Oleh:

INDAH SUBEKTI

13.1.01.05.0181

Dibimbing oleh :

1. Drs. Darsono, M.Kom

2. Ika Santia, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2018

Page 2: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 1||

Page 3: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 2||

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMPPADA MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI GAYA

BELAJAR SISWA

Indah Subekti13.1.01.05.0181

FKIP – Pendidikan [email protected]

Drs. Darsono, M.Kom dan Ika Santia, M.PdUNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan komunikasi matematis siswa ditinjau dari gaya belajarsiswa menurut David Kolb yang meliputi gaya belajar converger, diverger, assimilator danaccomodator. Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjekpenelitian kelas VIII-A SMPN 3 Grogol. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan instrumenberupa angket gaya belajar, tes komunikasi matematis dan pedoman wawancara. Pada penelitian inimenggunakan triangulasi waktu dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Subjekdengan gaya belajar converger dan accommodator dapat menjelaskan ide dan situasi secara tertulis,dapat menyatakan ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram, dapat menyatakan situasi kedalam model matematika serta dapat apat menyusun argumen dan generalisasi (2) Subjek dengan gayabelajar diverger dan assimilator dapat menjelaskan ide dan situasi secara tertulis, dapat menyatakanide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika ada perintah didalam soal, dapatmenyatakan situasi ke dalam model matematika serta dapat menyusun argumen tetapi tidak dapatmembuat generalisasi

Kata kunci: komunikasi matematis, gaya belajar David Kolb

I. LATAR BELAKANG

Kemampuan komunikasi

matematis merupakan kemampuan

yang harus dimiliki setiap siswa

menengah pertama dalam pencapaian

kurikulum. Tanpa kemampuan

komunikasi matematis, maka siswa

tidak akan mampu menyampaikan

ide gagasan matematisnya kepada

orang lain. Dalam Umar,dkk (1996:

168) yang mengatakan bahwa

komunikasi matematik merupakan:

(I) kekuatan sentral bagi siswa dalam

merumuskan konsep dan strategi

matematik, (2) modal keberhasilan

bagi siswa terhadap pendekatan dan

penyelesaian dalam eksplorasi dan

investigasi matematik, (3) wadah

bagi siswa dalam berkomunikasi

dengan temannya untuk memperoleh

informasi, membagi pikiran dan

penemuan, mencurahkan pendapat,

menilai dan mempertajam ide untuk

meyakinkan orang lain.

Page 4: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 3||

Pada penelitian yang

dilakukan oleh Shimada (Darkasyi

dkk, 2006: 63) memperlihatkan

bahwa dalam proses belajar dan

mengajar, guru berperan dominan

dan informasi hanya berjalan satu

arah dari guru ke siswa, sehingga

siswa sangat pasif. Sedangkan siswa

masih cenderung terlalu pasif

menerima materi dari guru, sehingga

pembelajaran masih bersifat satu

arah dalam proses komunikasi

matematis. Sesuai laporan TIMSS

tahun 2007 untuk siswa kelas VIII,

Indonesia menempati urutan ke-36

dari 49 negara dengan nilai rata-rata

kemampuan matematika yang

ditetapkan oleh TIMSS yaitu 500

(Permata, 2015: 128). Berdasarkan

hasil TIMSS tersebut, Indonesia

berada pada peringkat yang rendah

yang menunjukkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis

siswa Indonesia juga masih rendah.

Pada dasarnya, salah satu

tujuan utama dalam pembelajaran

matematika adalah agar siswa dapat

mengkomunikasikan apa yang

dipelajari dengan mengungkapkan

ide dan gagasan serta pengetahuan

matematika yang siswa miliki baik

secara lisan maupun tulisan kedalam

bentuk aljabar, simbol, diagram atau

kedalam bentuk lainnya.

Dalam upaya meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis

siswa, guru seharsnya terlebih dahulu

mengetahui tipe gaya belajar setiap

siswanya. Karena dengan demikian,

materi yang disampaikan oleh guru

akan lebih mudah diterima oleh

siswa. Hal ini didukung oleh

pendapat yang dikemukakan oleh

Hidayat (2015: 103) yaitu jika siswa

memahami gaya belajarnya dengan

baik, maka siswa dan guru akan

mengetahui tujuan pembelajaran

yang disesuaikan dengan mata

pelajarannya. Jadi guru dituntut

harus kreatif mungkin dalam

mempelajari materi yang diajarkan

dalam proses pembelajaran sehingga

siswa yang memiliki gaya belajar

dapat memaksimalkan gaya belajar

yang ia dapat.

Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan model gaya belajar

yang dikembangkan oleh David Kolb

(1984). Peneliti tertarik

menggunakan gaya belajar ini

dikarenakan gaya belajar Kolb lebih

didasarkan pada pengalaman,

kebiasaan serta faktor lingkungan.

Selain itu, di Indonesia KLSI (Kolb

Learning Style Inventory) masih

Page 5: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 4||

belum banyak digunakan Gaya

belajar Kolb didasarkan pada 4

(empat) tahapan siklus atau dimensi,

yaitu dimensi concerete experience,

reflective observation, abstract

conceptualization, dan active

experimentation. Sedangkan gaya

belajar model Kolb yang merupakan

kombinasi dari dua dimensi adalah:

converger (abstract

conceptualization-active

experimentation), diverger (concrete

experience-reflective observation),

accommodator (concerete

experience-active experimentation),

dan assimilator (abstract

conceptualization-reflective

observation).

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa SMP kelas VIII

ditinjau dari gaya belajar Kolb.

II. METODE

Jenis penelitian yang

digunakan pada penelitian ini ini

adalah deskriptif kualitatif dengn

tujuan dapat menjelaskan secara

terperinci kemampuan komunikasi

matematis siswa dalam

menyelesaikan soal matematika

khususnya kubus dan balok.

Subjek dalam penelitian ini

adalah 4 siswa dari Kelas VIII

SMPN 3 Grogol semester genap

tahun ajaran 2016/2017. Sehingga

diambil 1 subjek untuk mewakili

setiap tipe gaya belajar.

Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah angket gaya belajar dan tes

komunikasi matematis kubus dan

balok. Angket digunakan untuk

mengetahui gaya belajar setiap siswa

yaitu converger, diverger,

accomodator, dan assimilator.

Sedangkan tes komunikasi matematis

digunakan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi matematis

siswa dalam menyelesaikan soal

matematika kubus dan balok bertipe

soal uraian.

Pada penelitian ini

menggunakan triangulasi waktu dan

teknik.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui komunikasi matematis

siswa berdasarkan hasil tes dan

wawancara untuk mendeskripsikan

komunikasi matematis siswa SMP

kelas VIII pada materi kubus dan

balok ditinjau dari gaya belajar siswa

yang dilaksanakan di SMPN 3

Page 6: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 5||

Grogol. Adapun hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Komunikasi matematis Subjek

pertama dengan gaya belajar

converger dapat diketahui bahwa

penilaian indikator komunikasi

matematis adalah sebagai berikut:

dapat menjelaskan ide dan situasi

secara tertulis, dapat menyatakan

ide-ide matematika kedalam

gambar atau diagram, dapat

menyatakan situasi ke dalam

model matematika serta dapat

apat menyusun argumen dan

generalisasi. Dengan terpenuhi

semua indikator komunikasi

matematis, maka subjek pertama

dengan gaya belajar converger

terpenuhi empat indikator.

2. Komunikasi matematis Subjek

ketiga dengan gaya belajar

diverger dapat diketahui bahwa

penilaian indikator komunikasi

matematis adalah sebagai berikut:

Dapat Menjelaskan ide dan situasi

secara tertulis hanya pada soal

nomor 2 tes pertama dan kedua.

dapat menyatakan ide-ide

matematika kedalam gambar

hanya pada soal nomor 1 tes

pertama dan kedua, dapat

menyatakan situasi ke dalam

model matematika, dapat

membuat argument tetapi tidak

dapat membuat generalisasi.

Dengan demikian subjek ketiga

dengan gaya belajar diverger

terpenuhi tiga indikator.

3. Komunikasi matematis Subjek

kelima dengan gaya belajar

accomodator dapat diketahui

bahwa penilaian indikator

komunikasi matematis adalah

sebagai berikut: Dapat

menjelaskan ide dan situasi secara

tertulis, dapat menyatakan ide-ide

matematika kedalam gambar atau

diagram hanya untuk soal nomor

1 pada tes pertama dan kedua,

dapat menyatakan situasi ke

dalam model matematika serta

dapat apat menyusun argumen

dan generalisasi. Dengan

demikian, maka subjek kelima

dengan gaya belajar accomodator

terpenuhi empat indikator.

4. Komunikasi matematis Subjek

keempat dengan gaya belajar

assimilator dapat diketahui bahwa

penilaian indikator komunikasi

matematis adalah sebagai berikut:

Dapat menjelaskan ide dan situasi

secara tertulis, dapat menyatakan

ide-ide matematika kedalam

gambar atau diagram hanya untuk

soal nomor 1 pada tes pertama

Page 7: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 6||

dan kedua, menyatakan situasi ke

dalam model matematika atau

gambar, dapat membuat argument

tetapi tidak dapat membuat

generalisasi. Dengan demikian,

maka subjek ketujuh dengan gaya

belajar assimilator terpenuhi tiga

indikator.

Secara keseluruhan

komunikasi matematis siswa SMP

kelas VIII di SMPN 3 Grogol

terpenuhi. Hal ini terlihat dari

masing-masing indikator komunikasi

matematis setiap subjek.

Berdasarkan hasil penelitian

yang diambil di SMPN 3 Grogol

dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Subjek dengan gaya belajar

converger dan accommodator

dapat menjelaskan ide dan situasi

secara tertulis, dapat menyatakan

ide-ide matematika kedalam

gambar atau diagram, dapat

menyatakan situasi ke dalam

model matematika serta dapat

apat menyusun argumen dan

generalisasi

2. Subjek dengan gaya belajar

diverger dan assimilator dapat

menjelaskan ide dan situasi secara

tertulis, dapat menyatakan ide-ide

matematika kedalam gambar atau

diagram hanya jika ada perintah

didalam soal, dapat menyatakan

situasi ke dalam model

matematika serta dapat apat

menyusun argumen tetapi tidak

dapat membuat generalisasi

Berdasarkan simpulan di atas

dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Perlu adanya kegiatan

pembelajaran yang lebih

bermakna dalam pembelajaran

matematika kepada siswa sejak

dini untuk melatih kemampuan

komunikasi siswa agar lebih

matang lagi.

2. Guru harus lebih memperhatikan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi

oleh siswa agar mampu

mengingatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa.

3. Guru perlu membedakan tipe gaya

belajar tiap-tiap siswa dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran agar kegiatan

belajar mengajar lebih efektif dan

tepat sasaran.

4. Perlu adanya penelitian lanjutan

sebagai upaya untuk memperbaiki

kemampuan komunikasi

matematis siswa dalam

pembelajaran matematika.

Page 8: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 7||

5. Perlu dilakukan penelitian lanjut

untuk menganalisis kemampuan

komunikasi matematis siswa

berdasarkan gaya belajar siswa

dengan menggunakan masalah-

masalah matematika yang

melibatkan semua indikator dari

komunikasi matematis.

6. Perlu adanya instrument atau alat

ukur lainnya selain angket untuk

mengidentifikasi gaya belajar

siswa menurut Kolb.

IV. DAFTAR PUSTAKA

[1] Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar

evaluasi pendidikan edisi

kedua. Jakarta: Bumi

Aksara.

[2] Darkasyi, M. dkk.2014.Peningkatan

Kemampuan

Komunikasi Matematis

dan Motivasi Siswa

dengan Pembelajaran

Pendekatan Quantum

Learning pada Siswa

SMP Negeri 5

Lhokseumawe. Jurnal

Didaktik Matematika, 1

(1). (Online), tersedia:

https://scholar.google.co

.id/scholar?hl=id&assd,

diunduh 13 September

2017.

[3] Darmadi. 2017. Pengembangan

Model dan Metode

Pembelajaran Dalam

Dinamika Belajr Siswa.

Sleman: Deepublish.

[4] Hawk, T. F & Shah, A. J.

2007.Using Learning

Style Instrumentsto

Enhance Student

Learning. Decision

Sciences Journal of

Innovative Education, 5

(1). (Online), tersedia:

https://onlinelibrary.wile

y.com/doi/full/10.1111/j.

1540-4609. 2007.00125),

diunduh 10 September

2017.

[5] Hidayat. Z, dkk. 2015. Analisis

kesesuaian gaya belajar

siswa menurut david kolb

terhadap pemahaman

konsep matematika lower

order thinking (lot) dan

higher order thinking

(hot) di sman 45 jakarta

padamateri aplikasi

turunan fungsi. Disertasi.

Tidak Dipublikasikan.

Jakarta: FMIPA UNJ

Page 9: ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2018/13.1.01.05.0181.pdf · ide-ide matematika kedalam gambar atau diagram hanya jika

Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri

Indah Subekti | 13.1.01.05.0181FKIP – Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id|| 8||

(Online), tersedia:

http://happyslide.top/doc/

58338/analisis-

kesesuaian-gaya-belajar-

siswa-menurut-david-

kolb), Diunduh 10

September 2017.

[6] Kolb, A.Y & Kolb, D.A. 2005.

The Kolb Learning Style

Inventory-version 4.0:

2005 Technical

Specifications.

International Journal.

(Online), tersedia:

www.learningfromexperi

ence.com, diunduh 10

September 2017.

[7] Permata, C. P, dkk. 2015 Analisis

kemampuan komunikasi

matematis siswa kelas

VII smp pada model

pembelajaran TSTS

dengan Pendekatan

scientific.Unnes Journal

of Mathematics

Education. 4(2).

(Online), tersedia:

https://journal.unnes.ac.i

d/artikel_sju/ujme/7452,

diunduh 13 Januari 2018.

[8] Stellenbosch University. The

Learning Style Inventory.

(Online), tersedia:

https://sun.ac.az/english/

policy/Documents/Learni

ng Style Inventory.docx,

diunduh 05 Agustus

2017.