artikel

Upload: recca-tilda

Post on 10-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

shjkhdkahfkjhf

TRANSCRIPT

STATUS C, N, P, dan K TANAH KEBUN KOPI RAKYAT DI BENER MERIAHHifnalisa 1), Asmarlaili S. Hanafiah 2), dan T. Sabrina 3)

PENDAHULUANBener Meriah merupakan pusat penghasil kopi arabika di Indonesia. Luas kebun kopi di Bener Meriah sekitar 39. 533 ha dan rata-rata produksi antara 700 800 kg/ha/th (Dinas perkebunan dan Kehutanan Bener Meriah, 2011). Penyebab rendahnya produksi kopi arabika di Bener Meriah adalah belum memadainya pengelolaan terhadap kebun kopi tersebut. Penyebab rendahnya produksi kop arabika di Bener Meriah adalah belum adanya usaha konservasi tanah, naungan yng kurang baik, pemangkasan dan penyiangan kurang baik, jarak tanam kurang efesien, bahan tanam bukan dari varietas ungggul (Snoeck, 1992). Salah satu komponen pengelolaan kebun kopi yang terpenting adalah pengelolaan kesuburan tanah. Mempertahankan kesuburan tanah sepanjang pengusahaan kopi sangat penting , karena buah kopi terus menerus di panen sepanjang tahun. Kesuburan tanah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kesuburan potensial, yaitu kemampuan tanah itu sendiri untuk dapat mendorong penyediaan unsur hara bagi tanaman, karena tanaman kopi tidak pernah dipupuk oleh petani. Usaha yang dilakukan petani di Bener Meriah untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman kopi hanyalah dengan mengembalilak kulit kopi (kulit buah dan kulit biji), sampah kebun, dan hasil pangkasan lamtoro.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status C, N,,P dan K tanah di Bener Meriah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam rekomendasi pemupukan kopi arabika di Bener Meriah untuk peningkatan hasil dan kualitas kopi arabika.

1). Staf Pengajar Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala2) Guru Besar Prodi Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara3). Staf Pengajar Prodi Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di kebun kopi rakyat Bener Meriah, yang berlangsung sejak Juli sampai Oktober 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Pengamatan di lakukan pada kebun kopi yang terletak di ketinggian 1200 1400 m di atas permukaan laut (dpl) masing pada kelerengan 0 3, 3 - 8 , 8 - 15, 15 - 30, dan > 30 %. Pada masing-masing lereng tersebut contoh tanah diambil dari tiga titik pengamatan yang berbeda. Contoh tanah diambil secara komposit pada daerah perakaran dibawah tajuk tanaman kopi pada kedalaman 0 - 30 cm pada empat titik penjuru angin (Mawardi dkk., 2008) Titik pengamatan adalah tanah dibawah pohon kopi yang sehat berumur 10 tahun. Sebaran titik pengamatan disajikan pada Tabel 1Pengamatan yang dilakukan adalah: pH tanah, C-organik, N-total , P-tersedia dan K-dapat ditukar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

Tabel 1. Sebaran Titik Pengamatan Contoh Tanah pada Berbagai Lokasi

KecamatanDesaLokasiKetinggian (m dpl)Kelerengan (%)

BukitKute Kering13920 - 3

BukitKute Kering13870 - 3

BukitKute Kering13860 - 3

BukitKute Lintang13393 - 8

BukitKute Lintang13403 - 8

BukitKute Lintang13423 - 8

BukitBlang Sunteng13518 - 15

BukitBlang Sunteng13538 -15

BukitBlang Sunteng13518 -15

Timang GajahBukit Mulie 125315 -30

Timang GajahBukit Mulie 126515 -30

Timang GajahBukit Mulie 127515 - 30

Timang GajahBukit Mulie Dusun III1333> 30

Timang GajahBukit Mulie Dusun III1331> 30

Timang GajahBukit Mulie Dusun III1324> 30

HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh tanah diambil dari berbagai lokasi kebun kopi rakyat pada kelerengan 0 3, 3 - 8 , 8 - 15, 15 - 30, dan > 30 % di ketinggian 1200 1400 dpl. Contoh tanah tersebut diambil dari tanah lapisan atas ( 0 30 cm) di analisis di laboratorium. Hasil analisis disajikan pada Tabel 2.Hasil analisis tanah menunjukkan sebahagian pH tanah

Kandungan C-organik dan N- total tanah berada pada selang sangat rendah tinggi. Hampir diseluruh titik pengambilan contoh tanah, C-organik berada pada selang sedang tinggi, kecuali beberapa titik pengamatan berada pada selang sangat rendah rendah. Tinnginya C-organik dan N-total disebabkan karena sifat dan ciri dasar dari tanah itu sendiri. Dimana tanah yang menjadi pengamanatan adalah tanah dari orde Andisol (Usman et al., 1994). Tanah Andisol umumnya mempunyai C-organik dan N-total tinggi (Sjarif et al., 1993; Sjarif dan Widjaya, 1993).Selain itu tingginya C-organik dan N-total disebabkan pengaruh pengelolaan tanah yang dilakukan petani dan kondisi geografis lokasi penelitian. Petani melakukan pemberian bahan organik terhadap tanaman dua kali dalam setahun. Lokasi pelitian berada pada dataran tinggi (1200 1400 dpl) yang mempunyai suhu rendah dan kelembaban tinggi. Kondisi ini menyebabkan dekomposisi bahan organik relatif lebih lambat dibanding tanah-tanah di dataran rendah. P- tersedia tanah berada pada selang sangat rendah rendah tinggi. Hampir diseluruh titik pengambilan contoh tanah, P-tersedia berada pada selang sedang tinggi, kecuali beberapa titik pengamatan berada pada selang sangat rendah. Keadaan ini sangat bertolak belakang dengan sifat dan ciri tanah andisol . Dimana umumnya tanah Andisol mempuntai P-tersedia rendah (Yusuf et al., 1998). Tingginya P-tersedia pada tanah yang diamati ini disebabkan karena adanya penambahan bahan organik secara rutin. Penambahan bahan organik mengurangi retensi P oleh tanah sehingga P-tersedia semakain meningkat (Stevenson, 1994)K-dapat ditukar berada pada selang sedang tinggi. Tingginya K-dapat ditukar juga disebabkan karena adanya penambahan bahan organik secara rutin. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan unsurhara tanah (Stevenson, 1994).

KESIMPULAN.

Kandungan C-organik , N- total tanah dan P-tersedia berada pada selang sangat rendah tinggi. Sedangkan K-dapat ditukar berada pada selang sedang tinggi.

SARANUntuk mempertahnkan dan meningkatkan kesuburan tanah kebun kopi di Bener Meriah pemberian bahan organik secara rutin 2 kali dalam setahun, harus terus dilakukan