artikel

10
1 HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR MALAM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENGURUS BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS PERIODE 2012-2013 Sultan Buraena, Kharisma A. Akhmad Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar ABSTRAK Latar Belakang : Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan tekanan darah pada dewasa. Untuk itu ingin dicari tahu apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pengurus badan eksekutif mahasiswa fakultas kedokteran unhas periode 2012-2013. Desain : Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Metode : Metode pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling dengan sampel sebanyak 67 orang mahasiswa yang berusia antara 18-22 tahun. Untuk menilai kualitas tidur, seluruh responden dibagikan kuisioner untuk dijawab. Pemeriksaan tekanan darah sebanyak 1 kali. Pemeriksaan tekanan darah responden menggunakan sphygmomanometer (riester) dan stetoskop littman. Dari kuisioner yang dibagikan, dihitung jumlah skor setiap sampel. Dikatakan kualitas tidur baik bila skornya ≤ 5 dan kualitas tidur buruk bila skornya > 5. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 59,70% dan kualitas tidur yang baik yaitu 40,29%. Dari hasil penelitian terhadap 67 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Kedokteran Unhas Makassar periode 2012-2013, didapatkan peningkatan tekanan sistolik pada 23 orang responden (34,33%) dan didapatkan peningkatan tekanan diastolik pada 31 orang responden (46,27%). Dalam penelitian ini didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan tekanan darah sistolik dengan nilai (p= 0,92). Dalam penelitian ini juga didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan tekanan darah diastolik dengan nilai (p=1). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna rerata tekanan darah yang kualitas tidurnya baik maupun buruk pada pengurus badan eksekutif mahasiswa fakultas kedokteran unhas periode 2012-2013. Pendahuluan Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil kontraksi ventrikel kiri dan resistensi dari arteri dan arterial. Tekanan darah itu sendiri terdiri dari tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi saat jantung memompakan darah ke sirkulasi sistemik, sedangkan tekanan darah diastolik

Upload: firman250391

Post on 27-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel

1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR MALAM DENGAN TEKANAN DARAH PADA

PENGURUS BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS

PERIODE 2012-2013

Sultan Buraena, Kharisma A. Akhmad

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu,

secara global. Kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan tekanan darah pada dewasa. Untuk itu

ingin dicari tahu apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pengurus

badan eksekutif mahasiswa fakultas kedokteran unhas periode 2012-2013. Desain : Rancangan

penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Metode

: Metode pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling dengan sampel sebanyak 67

orang mahasiswa yang berusia antara 18-22 tahun. Untuk menilai kualitas tidur, seluruh responden

dibagikan kuisioner untuk dijawab. Pemeriksaan tekanan darah sebanyak 1 kali. Pemeriksaan tekanan

darah responden menggunakan sphygmomanometer (riester) dan stetoskop littman. Dari kuisioner

yang dibagikan, dihitung jumlah skor setiap sampel. Dikatakan kualitas tidur baik bila skornya ≤ 5

dan kualitas tidur buruk bila skornya > 5. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 59,70% dan kualitas tidur yang baik yaitu

40,29%. Dari hasil penelitian terhadap 67 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas

Kedokteran Unhas Makassar periode 2012-2013, didapatkan peningkatan tekanan sistolik pada 23

orang responden (34,33%) dan didapatkan peningkatan tekanan diastolik pada 31 orang responden

(46,27%). Dalam penelitian ini didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan tekanan darah sistolik dengan nilai (p= 0,92). Dalam

penelitian ini juga didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur yang

buruk dengan peningkatan tekanan darah diastolik dengan nilai (p=1). Kesimpulan : Tidak terdapat

hubungan yang bermakna rerata tekanan darah yang kualitas tidurnya baik maupun buruk pada

pengurus badan eksekutif mahasiswa fakultas kedokteran unhas periode 2012-2013.

Pendahuluan

Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil

kontraksi ventrikel kiri dan resistensi dari

arteri dan arterial. Tekanan darah itu sendiri

terdiri dari tekanan darah sitolik dan tekanan

darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi

saat jantung memompakan darah ke sirkulasi

sistemik, sedangkan tekanan darah diastolik

Page 2: Artikel

2

terjadi saat pengisian darah ke jantung. Selisih

antara tekanan darah Sistolik (TDS) dan

tekanan darah diastolik (TDD), disebut

tekanan nadi. Tekanan darah dikontrol oleh

cardiac output (CO), dan resistensi perifer

total, serta bergantung kepada jantung,

pembuluh darah, volume cairan ekstraseluler,

ginjal, sistem saraf, dan faktor humoral. CO

ditentukan oleh stroke volume (isi sekuncup)

dan frekuensi denyut jantung (heart rate).

Resistensi perifer total diatur oleh suatu

mekanisme interaktif yang kompleks, meliputi

aktifitas baroreseptor dan sistem saraf

simpatis, respons terhadap substansi

neurohumoral dan faktor-faktor endotel,

respons miogenik dan proses interseluler.

Etiologi hipertensi dapat diklasifikasikan

menjadi hipertensi primer dan hipertensi

sekunder. Hipertensi Primer yakni hipertensi

yang penyebabnya tidak diketahui langsung

sedangkan hipertensi sekunder yakni

hipertensi yang penyebabnya dapat

diidentifikasi.

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan

bawah sadar dimana orang tersebut dapat

dibangunkan dengan pemberian rangsang

sensorik maupun dengan rangsang lainnya.

Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh

berdasarkan atas kemauan serta kesadaran dan

secara utuh atau sebagian fungsi tubuh yang

akan dihambat atau dikurangi. Tidur juga

digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang

ditandai dengan karakteristik pengurangan

gerakan tetapi bersifat reversible terhadap

rangsangan dari luar.

Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana

tidur yang dijalani seorang individu

menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat

terbangun. Adapun aspek-aspek kualitas tidur

yakni nyenyak selama tidur, waktu tidur

minimal 6 jam dalam sehari, tidur lebih awal

dan bangun lebih pagi, merasa segar setelah

terbangun tidur dan tidak mengalami mimpi

buruk.

Desain Penelitian

Desain penelitian ini yakni penelitian analitik

dengan desain cross sectional. Dengan sekali

pengamatan pada waktu tertentu, akan

menganalisa bagaimana hubungan antara

kualitas tidur dan tekanan darah pada pengurus

badan eksekutif mahasiswa fakultas

kedokteran unhas periode 2012-2013.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat : Fakultas Kedokteran UH

Waktu : 22-26 April 2013

Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa fakultas Kedokteran

Unhas Makassar periode 2012-2013.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa fakultas Kedokteran

Unhas Makassar periode 2012-2013

dan bersedia menjadi sampel dalam

penelitian

c. Teknik Sampling

Page 3: Artikel

3

Teknik Sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah total

sampling.

Manajemen Data

a. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah

meminta perizinan dari pihak

pemerintah dan pihak fakultas. Setelah

itu peneliti mewawancarai responden

mengenai kriteria inklusi dan

ekslusinya. Semua responden yang

termasuk dalam kriteria inklusi akan

diberikan kuisoner untuk menjawab

kualitas tidur yang dimilikinya.

Setelah itu responden mengembalikan

kuisoner yang telah dijawab kepada

peneliti. Untuk penilaian tekanan

darah diukur dengan menggunakan

sphygmomanometer (Riester) dan

stetoskop Litman, Tekanan darah

dilakukan saat itu juga setelah

responden mengembalikan kuisoner

pada peneliti. Apabila responden

termasuk dalam kriteria ekslusi, maka

responden itu tidak diteliti.

b. Pengolahan dan Penyajian Data

Pada awalnya peneliti melakukan

teknik simple frame untuk mengambil

besar sampel, lalu dari hasil sampel

yang didapatkan maka peneliti akan

membagikan kuisioner untuk variabel

kualitas tidur. Setelah itu responden

mengembalikan kuisoner tersebut

kepada peneliti, peneliti lalu

memeriksa kelengkapan dan

ketepatannya. Saat bersamaan

dilakukan pengukuran tekanan darah

responden. Kemudian data yang telah

lengkap dan tepat diberi tanda secara

manual sebelum diolah di komputer.

Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi, sedangkan

hubungan antara variabel kualitas tidur

dengan tekanan darah akan dianalisis

menggunakan uji statistik “T-

Independent”. Dan apabila hasil

distribusi data tidak normal, maka

dapat digunakan uji alternatif untuk T-

Independent yakni Uji Man Whitney

U untuk membandingkan dua kategori

variabel yang tidak normal. Analisis

statistik akan dilakukan dengan

bantuan computer (program SPSS

17,0)

Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik

yang bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang hubungan antara kualitas tidur dan

tekanan darah pada pengurus badan eksekutif

mahasiswa fakultas kedokteran unhas periode

2012-2013.

Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan,

maka kami dapatkan data karakteristik subjek

penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin,

berat badan dan riwayat keluarga.

Tabel 5.3. Karakteristik Individu

Tabel 5.3.1 Distribusi frekuensi dan

persentase karakteristik pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa fakultas Kedokteran

Unhas Makassar periode 2012-2013

berdasarkan umur, jenis kelamin, berat

Page 4: Artikel

4

badan dan riwayat keluarga dengan

sebanyak 67 mahasiswa.

Karakteristik responden dapat dilihat

pada tabel 5.3.1. Dalam tabel tersebut

digambarkan jumlah responden yakni 67

mahasiswa. Bila dilihat dari karakteriistik

umurnya dapat digolongkan, umur 18 tahun

sebanyak 2 mahasiswa (2,98%), berumur 19

tahun sebanyak 20 mahasiswa (29,85%),

berumur 20 tahun sebanyak 32 mahasiswa

(47,76%), berumur 21 tahun sebanyak 9

mahasiswa (13,43%) dan yang berumur 22

tahun sebanyak 4 mahasiswa (5,97%). Jumlah

laki-laki sebanyak 28 mahasiswa dan

perempuan sebanyak 39 mahasiswa.

Karakteristik responden berdasarkan berat

badan dapat digambarkan yakni, <40 kg

sebanyak 4 mahasiswa (0,05%), berat badan

41-60 kg sebanyak 32 mahasiswa (47,76%),

berat badan 61-80 kg sebanyak 22 mahasiswa

(32,83%) dan berat badan 81-100 kg sebanyak

9 mahasiswa (13,43%). Karakteristik

responden berdasarkan riwayat keluarga

hipertensi yakni terdapat 19 mahasiswa

(28,35%) yang mengalami riwayat keluarga

dan sebanyak 48 mahasiswa (71,64%) tidak

ada riwayat dalam keluarganya hipertensi.

Tabel 5.3.2 Gambaran Kualitas Tidur

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa

fakultas Kedokteran Unhas Makassar

periode 2012-2013.

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 27 40,29 %

Buruk 40 59,70 %

Sumber :Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

dari sebagian besar mahasiswa memiliki

kualitas tidur yang tergolong dalam kategori

buruk yaitu 59,70%.

Tabel 5.3.3 Distribusi Frekuensi Tekanan

Sistolik

Sumber :Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa fakultas Kedokteran Unhas

Makassar periode 2012-2013 memiliki tekanan

sistolik dalam kategori yang normal yaitu

65,67%.

KARAKTERISTIK INDIVIDU

UMUR

18 Tahun 2 2,98%

19 Tahun 20 29,85%

20 Tahun 32 47,76%

21 Tahun 9 13,43%

22 Tahun 4 5,97%

JENIS

KELAMIN

Laki-Laki 28 41,79%

Perempuan 39 58,20%

BERAT BADAN

< 40 Kg 4 0,05%

41-60 Kg 32 47,76%

61-80 Kg 22 32,83%

81-100 Kg 9 13,43%

>100 Kg 0 0,00%

RIWAYAT

KELUARGA

HIPERTENSI

Ada 19 28,35%

Tidakada 48 71,64%

Kategori Frekuensi Persentase

Pre hipertensi 23 34,33 %

Normotensi 44 65,67 %

Page 5: Artikel

5

Tabel 5.3.4 Distribusi Frekuensi Tekanan

Diastolik

Kategori Frekuensi Persentase

Pre hipertensi 31 46,27 %

Normotensi 36 53,73 %

Sumber :Data Primer

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar pengurus Badan Eksekutif

Mahasiswa fakultas Kedokteran Unhas

Makassar periode 2012-2013 memiliki tekanan

sistolik dalam kategori yang normal yaitu

53,73%.

5.4 Hasil Analisis Data

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan

tekanan sistolik, digunakan alternatif uji yates

correction karena tidak memenuhi syarat

untuk dilakukan uji chi square,begitu pula

untuk mengetahui adanya hubungan kualitas

tidur yang buruk dengan peningkatan tekanan

diastolic digunakan uji yates correction. Hasil

uji statistik seperti tertera pada tabel berikut.

Tabel 5.4.1 Hasil uji statistik hubungan

kualitas tidur dengan tekanan darah

sistolik

Kualit

as

tidur

Tek. Sistolik

p O

R

Pre

hiperten

si

Normoten

si

N % N %

Buruk

1

5 37,5 25 62,5

0,9

2 1,2

Baik 9

33,3

3 18

66,6

7

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden memiliki kualitas

tidur yang termasuk dalam kategori buruk,

dimana 62,5% responden memiliki tekanan

darah sistolik dengan kategori normal dan

37,5% responden memiliki tekanan darah

sistolik dengan kategori pre hipertensi. Pada

responden yang memiliki kualitas tidur yang

baik, 66,67% memiliki tekanan darah sistolik

dengan kategori normal, 33,33% memiliki

tekanan darah sistolik dengan kategori

prehipertensi. Hasil analisis uji statistik yaitu

uji yates correction menunjukkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara

kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan

tekanan darah sistolik (p = 0,92).

Tabel 5.4.2 Hasil uji statistik hubungan

kualitas tidur dengan tekanan darah

diastolik

Kualitas tidur

Tek. Diastolik

p OR Pre

hipertensi Normotensi

N % N %

Buruk 19 47,5 21 52,5 1 0,9

Baik 13 48,14 14 51,85

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden memiliki kualitas

tidur yang termasuk dalam kategori buruk,

dimana 52,5% responden memiliki tekanan

darah diastolik dengan kategori normal dan

47,5% responden

memiliki tekanan darah diastolik dengan

kategori pre hipertensi. Pada responden

yang memiliki kualitas tidur yang baik,

51,85% memiliki tekanan darah diastolik

Page 6: Artikel

6

dengan kategori normal, 48,14%

memiliki tekanan darah diastolik dengan

kategori prehipertensi. Hasil analisis uji

statistik yaitu uji yates correction

menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara kualitas tidur yang buruk

dengan peningkatan tekanan darah diastolik (p

= 1).

Tabel 5.4.3 Hasil uji statistik hubungan

lama tidur dengan tekanan darah sistolik

Lama

Tidur

Tek. Sistolik

p OR Pre

hipertensi Normotensi

N % N %

Cukup 11 34,37 21 65,62

1 0,8 Tidak

Cukup 13 37,14 22 62,85

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden memiliki lama tidur

yang termasuk dalam kategori tidak cukup,

dimana 62,85% responden memiliki tekanan

darah sistolik dengan kategori normal dan

37,14% responden memiliki tekanan darah

sistolik dengan kategori pre hipertensi. Pada

responden yang memiliki lama tidur yang

cukup, 65,62% memiliki tekanan darah sistolik

dengan kategori normal, 34,37% memiliki

tekanan darah sistolik dengan kategori

prehipertensi. Hasil analisis uji statistik yaitu

uji yates correction menunjukkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara lama

tidur yang tidak cukup dengan peningkatan

tekanan darah sistolik (p = 1).

Tabel 5.4.4 Hasil uji statistik hubungan

lama tidur dengan tekanan darah diastolik

Lama

Tidur

Tek. Diastolik

p OR Pre

hipertensi Normotensi

N % N %

Cukup 16 50 16 50

0,9 1,1 Tidak

Cukup 16 45,71 19 54,28

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden memiliki lama tidur

yang termasuk dalam kategori tidak cukup,

dimana 54,28% responden memiliki tekanan

darah diastolik dengan kategori normal dan

45,71% responden

memiliki tekanan darah diastolik dengan

kategori pre hipertensi. Pada responden

yang memiliki lama tidur yang cukup, 50%

memiliki tekanan darah sistolik dengan

kategori normal, 50% memiliki tekanan darah

sistolik dengan kategori

prehipertensi. Hasil analisis uji statistik yaitu

uji yates correction menunjukkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara lama

tidur yang tidak cukup dengan peningkatan

tekanan darah diastolik (p = 0,9).

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

jumlah responden yang memiliki kualitas tidur

yang buruk yaitu 59,70% dan kualitas tidur

yang baik yaitu 40,29%. Kualitas tidur yang

buruk pada responden dalam penelitian ini

diduga akibat kesibukan kuliah akademis dan

non akademis yang padat serta tugas-tugas

yang dapat menyita waktu tidur. Selain itu,

adanya faktor-faktor sosial , seperti akses

Page 7: Artikel

7

internet, peralatan elektronik di kamar tidur

seperti televisi, gadget, peningkatan konsumsi

kafein dan faktor-faktor stres dapat

mengakibatkan buruknya kualitas tidur. Selain

faktor ansietas, depresi dan stress terdapat

faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas

tidur seseorang, seperti penyakit, lingkungan,

kelelahan, stimulan, alkohol, merokok, dan

motivasi. Oleh karena itu perlu penelitian lebih

lanjut untuk memastikan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas tidur di kalangan

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas

Kedokteran Unhas Makassar periode 2012-

2013.

Dari hasil penelitian terhadap 67 orang

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas

Kedokteran Unhas Makassar periode 2012-

2013, didapatkan peningkatan tekanan sistolik

pada 23 orang responden (34,33%) dan

didapatkan peningkatan tekanan diastolik pada

31 orang responden (46,27%). Berdasarkan

penelitian Angkat (2009), dari keseluruhan

responden yang berjumlah 287 orang

didapatkan responden yang mengalami

peningkatan sistolik sebanyak 28 orang (9.8%)

dan peningkatan diastolik sebanyak 20 orang

(7.0%). Berdasarkan data di atas, penyebab

peningkatan tekanan darah tidak diketahui

secara pasti. Beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa hipertensi esensial

tercatat lebih dari 80% sebagai penyebab

hipertensi pada remaja dengan rentang usia 13-

18 tahun. Tingginya tuntutan kerja atau beban

akademis, serta stress yang ada diduga

menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Terdapat faktor lain yang mempengaruhi

peningkatan tekanan darah, diantaranya yaitu

peningkatan intake sodium, stres, faktor

genetik, obesitas, kerusakan endotelium.

Akibat kualitas tidur yang buruk dapat

meningkatkan stress yang menyebabkan

peningkatan tekanan darah.

Dalam penelitian ini didapatkan hasil

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

kualitas tidur yang buruk dengan peningkatan

tekanan darah sistolik dengan nilai (p= 0,92).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Angkat, dimana kualitas tidur yang buruk

tidak mempengaruhi peningkatan tekanan

darah sistolik. Hal ini dipengaruhi oleh

lamanya kualitas tidur yang buruk berlangsung

dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

tekanan darah. Bila kualitas tidur terganggu

secara terus menerus dapat menyebabkan

perubahan fisiologi tubuh yaitu peningkatan

aktivitas saraf simpatis sehingga menyebabkan

peningkatan tekanan darah.

Dalam penelitian ini juga didapatkan

hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara kualitas tidur yang buruk dengan

peningkatan tekanan darah diastolik dengan

nilai (p=1).

Hipertensi merupakan peningkatan

tekanan darah secara menetap lebih dari

120/80 mmhg. JNC VII (The Joint National

Committe) VII dan ESH (the European

Society of Hypertension) tahun 2007 telah

mengklasifikan stage hipertensi. Dimana

dikatakan normal apabila tekanan darah

kurang dan sama dengan 120/80 mmhg.

Prehipertensi bila 120-139 mmhg/80-89

mmhg. Hipertensi stage 1 bila 140-159

mmhg/90-99 mmhg dan Hipertensi stage 2 bila

tekanan darah lebih dan sam dengan 160/100

Page 8: Artikel

8

mmhg(10)

. Bila dibandingkan dengan penelitian

javaheri(3)

pada 238 responden, yang memiliki

kualitas tidur yang buruk sebanyak 61 orang

(25,6 %) dan kualitas tidur yang baik sebanyak

177 orang (74,4 %). Artinya jumlah responden

yang memiliki kualitas tidur yang buruk pada

penelitian ini lebih banyak daripada penelitian

javaheri(3)

.

Dari seluruh sampel yang diambil di

fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin,

terdapat mahasiswa yang mengalami

peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140

mmhg dan terdapat mahasiswa yang

mengalami peningkatan tekanan darah

diastolik di atas 100 mmhg. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian Deshinta(16)

di SMA Negeri

1 Tanjung Morawa yakni dari 287 pelajar

berumur 15-17 tahun, didapatkan 2 pelajar

dengan tekanan darah sistolik di atas 140

mmhg dan 16 pelajar dengan tekanan darah

diastolik sama dengan atau di atas 90 mmhg.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa

tidak terdapat perbedaan kualitas tidur yang

baik maupun buruk dengan peningkatan

tekanan darah sistolik maupun diastolik.

Begitu pula dengan lama tidur yang cukup

dengan yang tidak cukup menunjukkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara lama

tidur yang cukup maupun yang tidak cukup

dengan peningkatan tekanan darah sistolik

maupun diastolik.

Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan didapatkan bahwa terdapat

40 mahasiswa (59,70%) dari 67

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa

fakultas Kedokteran Unhas Makassar

periode 2012-2013 yang mendapatkan

kualitas tidur yang buruk.

2. Tekanan darah sistolik rata-rata

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa

fakultas Kedokteran Unhas Makassar

periode 2012-2013 terdapat 65,67%

dengan kategori normal dan 34,33%

dengan kategori pre hipertensi.

3. Tekanan darah diastolic rata-rata

pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa

fakultas Kedokteran Unhas Makassar

periode 2012-2013 terdapat 53,73%

dengan kategori normal dan 46,27%

dengan kategori pre hipertensi.

4. Hasil penelitian yang telah dilakukan

didapatkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara

kualitas tidur dengan peningkatan

tekanan darah sistolik maupun

diastolik pada pengurus Badan

Eksekutif Mahasiswa fakultas

Kedokteran Unhas Makassar periode

2012-2013.

Saran

Untuk penelitian lain yang ingin

membuat penelitian mengenai hal yang sama

dengan penelitian ini, maka disarankan untuk :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan menggunakan alat ukur

kualitas tidur yang lebih akurat,

misalnya dengan mengupayakan

kuesioner lain yang memiliki angka

reabilitas lebih besar. Atau kalau ingin

menggunakan kuesioner yang sama,

dapat dilakukan pemberitahuan

Page 9: Artikel

9

sebelumnya kepada responden untuk

mencatat kebiasan tidurnya selama

satu bulan. Setelah itu responden

diminta untuk mengisi kuesioner.

2. Memilih karakteristik responden yang

memiliki tingkat pendidikan lebih

tinggi, karena diharapkan responden

dapat menjawab kuesioner dengan

teliti dan sungguh-sungguh. Selain itu

responden yang memiliki tingkat

pendidikan lebih tinggi akan memiliki

aktivitas yang lebih padat, sehingga

akan sangat mempengaruhi kualitas

tidur mereka.

3. Dalam penelitian ini, pengukuran

tekanan darah dilakukan sebanyak 2

kali untuk mendapatkan hasil yang

lebih akurat mengenai tekanan darah

responden, perlu dilakukan

pengukuran tekanan darah lebih

banyak (berdasarkan penelitian

sebelumnya sebanyak 9 kali

pengukuran), aktivitas responden

sangat mempengaruhi ukuran tekanan

darah, maka perlu memperhatikan

aktivitasnya sebelum dilakukan

pengukuran.

4. Mengambil banyak data tambahan

sebagai karakteristik responden untuk

dicari hubungannya dengan tekanan

darah, misalnya tingkat sosioekonomi.

5. Kriteria inklusi dan eksklusi lebih

dipertajam untuk mengurangi

pengaruh variabel perancu pada

tekanan darah yang diukur. Serta

disarankan untuk melakukan penilaian

analisis tekanan darah dalam bentuk

kategori.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muchid Abdul dkk. Pharmaceutical

Care Untuk Penyakit Hipertensi.

Jakarta. Departemen Kesehatan. 2006.

2. Hartono Bambang. Hypertensi the

Silent Killer. (Update on 2011)(cite at

Desember 19, 2012). Available from

http://www.inash.or.id

3. Javaheri Sogol et al. Sleep Quality and

Elevated Blood Pressure in

Adolescent. American Heart

Association inc. 2008.

4. Purwanto Setiyo. Mengatasi Insomnia

dengan Terapi Relaksasi. Surakarta.

Jurnal Kesehatan. 2008.

5. Guyton and Hall. Fisiologi

Kedokteran. Jakarta: EGC. 2003

6. Arifin AR, Ratnawati dan Erlina

Burhan. Fisiologi Tidur dan

Pernafasan. Jakarta. FKUI. 2009

7. Japardi Iskandar. Gangguan Tidur.

Sumatra Utara. FK USU. 1996.

8. Nashori Fuad. Hubungan Antara

Kualitas Tidur Dengan Kendali Diri.

Yogyakarta. Fenomena. 2004.

9. Nashori Fuad dan Rochmy Diana.

Pengaruh Kualitas Tidur dan Kualitas

Mimpi antara Mahasiswa Laki-Laki

dan Mahasiswa Perempuan.

Yogyakarta. Jurnal Psikologi. 2005.

10. Dharmeizar. Hipertensi, Medicinus

Hypertension. Jakarta. Medicinus.

2012

Page 10: Artikel

10

11. Aiyuda Nurul. Pengaruh Kualitas

Tidur terhadap Prestasi Belajar. Riau.

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim. 2010.

12. Redline Susan et al. Poor Teen Sleep

Habits, may Raise Blood Pressure

Lead to CVD. American Heart

Association inc. 2008.

13. Smyth Carole. The Pittsburgh Sleep

Quality Index. New York. Journal of

Applied Gerontology. 2012

14. Setiawan Nugraha. Penentuan Ukuran

Sampel Memakai Rumus Slovin dan

Tabel Krejcie Morgan. Padjadjaran.

Universitas Padjadjaran. 2007.

15. Sherwood, Lauralee. Fisiologi

manusia. edisi 2. ECG 1996. Pg.331-4