artikel

2
Artikel Pendidikan Stop Bullying di Sekolah! Masih adanya kasus kekerasan di sekolah membuat kita miris mendengarnya. Kasusnya mungkin sepele, seperti berawal dari saling ejek, pandang-pandangan, hingga berakhir menjadibullying. Yang dimaksud dengan bullying adalah sebuah tindakan yang berdampak pada korban berupa rasa terintimidasi, takut, dan tertekan karena dilakukan oleh pelaku menggunakan kekuasaan secara berulang kali. Ada 3 cara perilaku tindakan bullying yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk mengintimidasi: 1. Bullying secara verbal Yaitu cara mengintimidasinya seperti mengatai, menjuluki, menghina, mencela, memfitnah, memaki, atau mengancam. 2. Bullying secara fisik Yaitu untuk mengintimidasinya dengan cara menendang, mencubit, menghukum dengan berbuat sesuatu. 3. Bullying secara mental Melakukan dengan cara menjauhi, meneror, mengintimidasi, diskriminasi, mengabaikan, memelototi, dll. Kaitannya dengan bullying di sekolah, ini bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok ke individu atau kelompok ke kelompok. Tidak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya adalah ingin menunjukkan power kepada yang lain. Banyak faktor pemicu pada seseorang untuk melakukan tindakan bullyingBisa jadi karena faktor internal keluarga, dalam hal ini adalah hubungan orang tua di rumah yang memiliki tipe suka memaki, membandingkan atau melakukan kekerasan fisik sehingga anak kerap melihat dan membenarkan perbuatan kekerasan untuk mengintimidasi seseorang. Sehingga anak menjadi perilaku yang individu, merasa rendah diri ataupun pemarah. Faktor-faktor inilah yang kerap secara psikologi anak akan terganggu dan memicu untuk melakukan mengintimidasi kepada seseorang. Selain faktor orang tua, teman-teman juga bisa menjadi pemicu. Supaya dianggap cool , anak-anak ikut-ikutan menjadi berbuat tindakan kekerasan. Biasanya anak tersebut memiliki sifat pamer diri, mencari perhatian atas perbuatannya untuk supaya dianggap eksis di lingkungannya. Tujuannya adalah semua temannya atau orang yang dituju harus tunduk dan mengalah pada dia. Ada faktor pemicu yang menjadikan seorang anak untuk menjadi ikut melakukan

Upload: antony-yaputra

Post on 26-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asdasda

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel

Artikel Pendidikan

Stop Bullying di Sekolah!Masih adanya kasus kekerasan di sekolah membuat kita miris mendengarnya. Kasusnya mungkin sepele, seperti berawal dari saling ejek, pandang-pandangan, hingga berakhir menjadibullying. Yang dimaksud dengan bullying adalah sebuah tindakan yang berdampak pada korban berupa rasa terintimidasi, takut, dan tertekan karena dilakukan oleh pelaku menggunakan kekuasaan secara berulang kali.

Ada 3 cara perilaku tindakan bullying yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk mengintimidasi: 1. Bullying secara verbalYaitu cara mengintimidasinya seperti mengatai, menjuluki, menghina, mencela, memfitnah, memaki, atau mengancam.

2. Bullying secara fisikYaitu untuk mengintimidasinya dengan cara menendang, mencubit, menghukum dengan berbuat sesuatu.

3. Bullying secara mentalMelakukan dengan cara menjauhi, meneror, mengintimidasi, diskriminasi, mengabaikan, memelototi, dll.

Kaitannya dengan bullying di sekolah, ini bisa dilakukan oleh individu ke individu, kelompok ke individu atau kelompok ke kelompok. Tidak jarang pula terjadi dari guru ke siswa. Tujuannya adalah ingin menunjukkan power kepada yang lain. Banyak faktor pemicu pada seseorang untuk melakukan tindakan bullyingBisa jadi karena faktor internal keluarga, dalam hal ini adalah hubungan orang tua di rumah yang memiliki tipe suka memaki, membandingkan atau melakukan kekerasan fisik sehingga anak kerap melihat dan membenarkan perbuatan kekerasan untuk mengintimidasi seseorang. Sehingga anak menjadi perilaku yang individu, merasa rendah diri ataupun pemarah. Faktor-faktor inilah yang kerap secara psikologi anak akan terganggu dan memicu untuk melakukan mengintimidasi kepada seseorang.

Selain faktor orang tua, teman-teman juga bisa menjadi pemicu. Supaya dianggap cool, anak-anak ikut-ikutan menjadi berbuat tindakan kekerasan. Biasanya anak tersebut memiliki sifat pamer diri, mencari perhatian atas perbuatannya untuk supaya dianggap eksis di lingkungannya. Tujuannya adalah semua temannya atau orang yang dituju harus tunduk dan mengalah pada dia. Ada faktor pemicu yang menjadikan seorang anak untuk menjadi ikut melakukan tindakan bullying, salah satu pemicu terbesar adalah seringnya menonton atau menayangkan tontonan kekerasan.

Untuk menangani anak yang tertindas atau korban kekerasan perlu ditangani secara serius. Pendekatan secara bijaksana dari hati ke hati dan mengetahui sebagaimana mestinya kita sebagai orang tua harus bersikap terhadap anak kita. Yang perlu digaris bawahi adalah efek psikologi yang berlanjut saat mereka dewasa nanti. Karena kekuatan pikiran yang selama ini menghantui perilaku mereka sangat kuat.

Mengalihkan mereka kesebuah kegiatan positif seperti kegiatan kerohanian, ekstrakurikuler adalah solusi cerdas. Dimana kita sebagai orangtua secara bijaksana dapat terus menerus mengawasi dan mendampingi secara ritun saat dimana mereka dalam masa pertumbuhan emas agar dapat tumbuh kembang dengan baik, rasa aman dan nyaman dalam menekuni pendidikannya.