artikel
TRANSCRIPT
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 1/13
Nama : Rini Afriyani Wulansari
No. Reg : 8335088264
Prodi : S1 Akuntansi 2008 NR
ARTIKEL
Sebuah Penelitian
Logam Berat Biang Keladi Pencemaran Air Laut
Kamis, 9 Mar 2006 12:29:24
Pdpersi, Jakarta - Logam berat tersebut banyak digunakan dalam
berbagai keperluan terutama untuk sektor industri yang kegiatan
produksinya bersifat terus menerus.
Apabila logam-logam berat tersebut mencemari air dan udara yang
selanjutnya terkonsumsi oleh organisme - seperti ikan- dan tubuh
manusia, maka akan mengumpul dalam waktu yang lama yang bersifat sebagai racun yang
akumulatif, artinya tidak bisa diurai oleh organ tubuh.
Konsentrasi Ion-ion Logam (mg/L) Yang Mematikan Beberapa Biota Laut pada Pemaparan 96
Jam.
Jenis Logam
Berat
Jenis Hewan laut
Ikan Udang Kerang Polycheta
Cd 22-25 0.015-47 2.2-35 2.5-12.1
Cr 91 10 14-10.5 2.0-9.0
Cu 2.5-3.5 0.17-100 0.4-2.4 0.16-0.5
Hg 0.23-0.8 0.05-0.5 0.058-32 0.02-0.09
Ni 350 6-47 72-320 25-72
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 2/13
Pb 188 - - 7.7-20
Zn 60 0.5-50 10-50 1.8-55
Sumber, Jackim et.al.J.Fish.Res.Board Can. 27.238.1970
Bryan G.H.J. Mar.Biol
Assoc,U.K.49.225.1969.Reisch et.al. J. Water Pollut
Control Fed.51.6.1979
Tingkat Keracunan ( LD50) Beberapa Senyawa Cu terhadap Beberapa Organisme
Senyawa Jenis Organisme LD50 (mg/kg)
CuC12 Tikus 140
CuCO3Cu (OH)2 Kelinci 159
Cu2O Tikus 470
Cu (NO3) 23 H2O Tikus 940
CuSO4 5H2O Tikus 960
CuC12 Manusia 200 (LDLO)
Cu (OH)2 Manusia 200 (LDLO)
Empat Kategori Pb Dalam Darah Orang Dewasa
KategoriUg Pb/100 ml
DarahDeskripsi
A (Normal) < 40Tidak terkena paparan atau
tingkat paparan normal
B (dapat
ditoleransi)40-80
Pertambahan penyerapan dari
keadaan terpapar tetapi masih
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 3/13
bisa ditoleransi
C (berlebih) 80-120
Kenaikan penyerapan dari
keterpaparan yang banyak dan
mulai memperlihatkan tanda-tanda keracunan
D (tingkat
bahaya)> 120
Penyerapan mencapai tingkat
bahaya dengan tanda-tanda
keracunan ringan sampai
berat
Peristiwa Keracunan Merkuri Di Seluruh Dunia ( 1960-an)
Lokasi Tahun Akibat
Minamata ±
Jepang1955 - 1960 110 Orang meninggal
Irak 196135 Orang meninggal, 321
Orang cidera
Pakistan Barat 1963 4 Orang meninggal, 34 Cidera
Guatemala 166620 Orang meninggal, 45
Orang Cidera
Nigata - Jepang 19685 Orang meninggal, 25 Orang
Cidera
Mengapa produsen menggunakan formalin pada produk hasil pertanian dan perikananSudah sejak dulu kala negeri kita tersohor ke seluruh penjuru dunia sebagai negeri kaya raya
dengan penduduk gemah ripah loh jinawi (pepatah jawa). Tanahnya subur, iklimnya tropis
dengan panas dan curah hujan hampir sepanjang tahun memberikan hasil pertanian dan
perikanan diekspor ke
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 4/13
Sebagai contoh hasil perkebunan Sumatera Utara yang terkenal di Jerman (Eropa), tembakau
Deli ± daunnya yang berkualitas baik untuk pembalut produk cerutu , dan begitu juga hasil
perkebunan (karet, kelapa sawit, cacao, kopi, teh) dan produk hasil pertanian lainnya.
Dengan perkembangan teknologinya dunia yang global merubah tatanan ekosistem lingkungan
sosial budaya mengalami degradasi sehingga negeri yang kita cintai terus menerus terpuruk yang
diikuti berbagai macam masalah, problem timbul penyakit tanaman, hewan dan manusia.
Ibaratkan sebuah mata rantai masalah yang terus menerus berjalan, silih berganti.
Yang lebih total lagi akhir ± akhir ini produk perikanan kita (ikan, udang) lebih terpuruk lagi,
para nelayan dan petambak udang gulung tikar yang disebabkan produk ikan dan udang mati
akibat serangan virus White Spot (WSSV), HPV, TCBV dan Vibriosis. Dan akhirnya sampai
produk udang Indonesia dijadikan ³Master of Sample´ Uni Eropa yang artinya produk export
udang asal Indonesia menjadi sorotan 25 negara di Eropa. Hal ini disebabkan udang yang
dihasilkan kotor, kandungan zat antibiotic chloramphenicol dan Nitrofuran tinggi dan kandungan
logam berat di atas ambang standar yang telah ditentukan 0,1 parperbillion (ppb) (kompas).
Menurut Direktur Hottlet Prozen Foods (Belgia) Oliver Hottlet mengatakan , system proteksi
konsumen memang dilakukan Uni Eropa hampir disemua pelabuhan ekspor. Pencemaran air
laut atau juga kekeliruan cara mengembangkan produk perikanan menyebabkan kualitas perikanan Indonesia buruk. Dalam tulisannya di Harian Kompas Stefanus Osa Triyatna menulis
± apa lagi yang bisa dibanggakan dari Indonesia yang dikenal sebagai Negara maritim jika
produk perikanannya terutama udang , diindifikasikan terkontaminasi logam berat dan zat kimia
lainnya. Tahun lalu kami masih bisa berdalih, minta diberi sedikit waktu untuk memperbaiki
kualitas. Waktu itu bencana tsunami. Memang dijadikan alasan utama Eropa memperlunak
standar ekspor bagi Indonesia kata Widyarka Ryananta, Konselor Misi RI untuk masyarakat
Eropa, di sela ± sela acara Misi dagang investasi Uni Eropa di Brussels, (Selasa 29/11/2005).
Sumber :
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=896&tbl=kesling
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 5/13
ANALISIS KASUS
A. Latar Belakang
Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang
81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi
kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas 200 mil laut ZEE, serta
pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan internasional di luar batas
landas kontinen. Nampak bahwa kepentingan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih
memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi sumberdaya perairan laut.
Perkembangan IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air,
tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus
dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang
serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah satu hal yang perlu
dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan adalah melakukan analisis
unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama Pb, Cu, dan Cd. Pencemaran logam-logam tersebut
dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur
yang berlebihan akan mengalami detoksifikasi sehingga membahayakan manusia. Logam beratumumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan
dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang
terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan
sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu
lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia.
Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius untuk ditangani,
karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Sejak kasus merkuri di Minamata
Jepang pada 1953, pencemaran logam berat semakin sering terjadi dan semakin banyak
dilaporkan. Agen Lingkungan Amerika Serikat (EPA) melaporkan, terdapat 13 elemen logam
berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya arsenik (As), timbal (Pb), merkuri
(Hg), dan kadmium (Cd). Logam berat sendiri sebenarnya merupakan unsur esensial yang sangat
dibutuhkan setiap makhluk hidup, namun beberapa di antaranya (dalam kadar tertentu) bersifat
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 6/13
racun. Di alam, unsur ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi (terikat dengan
zat padat) serta terdapat sebagai bentuk ionik. Dampak dari pencemaran logam berat ini sering
dilaporkan.
Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan akan
dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan, adsorbsi, dan absorbsi
oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Pada saat buangan limbah industri masuk ke
dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan dalam sedimen. Hal ini
menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen meningkat. Logam berat yang masuk
ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi,
kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di
suatu perairan terjadi karena adanya anion karbonat hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984).
Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar
perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi
dibanding dalam air (Hutagalung, 1991).
B. Pembahasan
1. Pengertian Logam Berat
Logam berat merupakan unsur ± unsur kimia yang pada akhir ± akhir ini sangat ramai
³dituding´ sebagai bahan penyebaran pencemaran air laut beserta mahluk ± mahluk yang hidup
di air laut itu contoh Indonesia. Direktur Hottlet Frozen Toods (Belgia) Oliver Hottlet
mengatakan System proteksi konsumen memang dilakukan Uni Eropa hampir di semua
pelabuhan ekspor. Pencemaran air laut atau juga kekeliruan cara mengembangbiakkan produk
perikanan menyebabkan kualitas perikanan Indonesia buruk terkontaminasi logam berat dan zatkimia lainnya (Harian Kompas tulisan Stefanus Osa Triyatna).
Logam berat mempercepat proses pembusukan pada hasil tangkapan laut (ikan) yaitu
menjadikan ikan berasam rendah (Low Acid Fish) itu sebabnya terjadi pemakaian formalin
diluar kebiasaan lama, logam ± logam seperti Ag, Hg, Cu, Cd dan Pb yang merupakan unsur ±
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 7/13
unsur esensial bagi kehidupan organisme, dalam jumlah berlebih bersifat racun dan biasanya
menghambat kerja enzyme dengan membentuk ³mercaptides´ dengan kelompok ³sulphydril´
yang bertanggung jawab pada aktivitas katalistik (Valle dan Wacker, 1970).
2. Proses Pencemaran Lingkuangan Oleh Logam Berat
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana
buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat
penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung
polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air,
sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam
jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput
laut dan lain-lain).
Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh
fitoplankton.Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai
makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh
zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa
fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan
planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh
ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa
oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.Ikan predator dan ikan yang berumur panjang
mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut.
Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air
masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke
dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di
air.
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator
dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme
laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka
akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 8/13
makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga
tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar
juga mengandung bahan polutan yang tinggi.
Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat.
WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food
Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak
mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama
dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan
kematian. Beberapa logam berat yang berbahaya adalah :
a. Mercury
Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair.
Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia
dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya
sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang
oleh manusia. Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS)
sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan
secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan
emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam
pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima,
pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.
Pencemaran logam mercury (Hg) mulai mendapat perhatian sejak munculnya kasus
minamata di Jepang pada tahun 1953. Pada saat itu banyak orang mengalami penyakit yang
mematikan akibat mengonsumsi ikan, kerang, udang dan makanan laut lainnya yang
mengandung mercury. Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara
langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang
tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari
bagi masyarakat.
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 9/13
b. Kadmium
Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya
pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia.
Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit ³itai-itai´. Gejalanya
ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keracunan
kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada
pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan
kerapuhan tulang.
Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam,
peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak
pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk
superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri
dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut
serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke
laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari
1 mg/kg sedimen laut.Konsentrasi Cd maksimum dalam air minum yang diperbolehkan oleh
Depkes RI dan WHO adalah 0,01,mg/l. Sementara batas maksimum konsentrasi atau kandungan
Cd pada daging makanan laut yang layak bagi kesehatan yang direkomendasikan FAO dan
WHO adalah lebih kecil dari 0,95 mg/kg. Sebaliknya Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan
merekomendasikan tidak lebih dari 2,0 mg/kg.
c. Timbal
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi
terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat
diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke
atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang
pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 10/13
kejadian tersebut maka banyak negara di dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan
gas alam untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.
C. Keterkaitan Pencemaran Air Laut Akibat Logam Berat Terhadap Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran lingkunagn hidup adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energy, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Dalam kasus yang saya angkat, pencemaran air laut akibat logam berat merupakan
pencemaran air, dimana logam berat telah tercampur dengan air. Karena hal ini telah
menyebabkan matinya ekosistem laut dan pada dasarkan manusia juga yang akan menjadi
korban dari kasus ini, dimana manusia mengkonsumsi ikan laut yang berasal dari laut yang telah
tercemar logam berat.
Perkembangan peradaban manusia karena IPTEK juga mencemari lingkungan hidup.
Pembangunan berbagai industry berpotensi untuk memberikan dampak negative terhadap
lingkungan. Industry merusak dan mencemari lingkungan tidak hanya terjadi setlah berproduksi
atau beroperasi, tetapi juga dalam tahap proses pembangunannya, serta produk sampingan yang
dihasilkan (limbah). Dalam kasus ini, logam berat menjadi masalah yang sangat klimaks pada
pencemaran air laut yang mencemari ekosistem air laut.
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 11/13
SOLUSI
Solusi yang dilakukan untuk penanganan pencemaran logam berat sebenarnya dapat
dilakukan dengan menggunakan proses kimiawi. Seperti penambahan senyawa kimia tertentu
untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta
beberapa metode lainnya seperti penyerapan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan
reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan permasalahan
baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme akuatik
(perairan).Penanganan logam berat dengan mikroorganisme atau mikrobia (dalam istilah Biologi
dikenal dengan bioakumulasi,bioremediasi, atau bioremoval), menjadi alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan
tersebut. Metode atau teknologi ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan, karena
memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi. Beberapa hasil studi melaporkan,
penggunaan mikroorganisme untuk menangani pencemaran logam berat lebih efektif
dibandingkan dengan ion exchange dan reverse osmosis dalam kaitannya dengan sensitivitas
kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam berat lainnya. Serta, lebih
baik dari proses pengendapan (presipitation) kalau dikaitkan dengan kemampuan
menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya. Dengan kata lain, penanganan
logam berat dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak
berbahaya bagi lingkungan.
Organisme Selular Sianobakteria merupakan organisme selular yang termasuk kelompok
mikroalga atau ganggang mikro. Di alam, organisme ini tersebar luas baik di perairan tawar
maupun lautan. Sampai saat ini diketahui sekitar 2.000 jenis sianobakteria tersebar di berbagai
habitat. Berdasarkan penelitian terbaru, sianobakteria merupakan salah satu organisme yang
diketahui mampu mengakumulasi (menyerap) logam berat tertentu seperti Hg, Cd dan Pb.
Suhendrayatna (2001) dalam makalahnya, menjelaskan lebih rinci tentang proses penyerapan ion
logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme secara umum. Umumnya, penyerapan ion
logam berat oleh sianobakteria dan mikroorganisme terdiri atas dua mekanisme yang melibatkan
proses aktif uptake (biosorpsi) dan pasif uptake (bioakumulasi).
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 12/13
a. Proses aktif uptake
Proses ini juga dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini secara simultan
terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan sianobakteria, dan/atau akumulasi
intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses metabolisme
dan ekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari energi yang terkandung dan
sensitivitasnya terhadap parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya
dan lainnya.
Namun demikian, proses ini dapat pula dihambat oleh suhu rendah, tidak tersedianya
sumber energi dan penghambat metabolisme sel. Peristiwa ini seperti ditunjukkan oleh
akumulasi kadmium pada dinding sel Ankistrodesmus dan Chlorella vulgaris yang mencapai
sekitar 80 derajat dari total akumulasinya di dalam sel, sedangkan arsenik yang berikatan dengan
dinding sel Chlorella vulgaris rata-rata 26 persen. Suhendrayatna (2001) menambahkan, untuk
mendesain suatu proses pengolahan limbah yang mengandung ion logam berat dengan
melibatkan sianobakteria relatif mudah dilakukan. Proses pertama, sianobakteria pilihan
dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air yang tercemar ion logam
berat tersebut. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang ditujukan agar
sianobakteria berinteraksi dengan ion logam berat, selanjutnya biomassa sianobakteria ini
dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa sianobakteria yang terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali atau kemudian dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan
sianobakteria untuk menanggulangi pencemaran logam berat merupakan hal yang sangat
menarik dilakukan, baik oleh masyarakat, pemerintah maupun industri. Karena, sianobakteria
merupakan organisme selular yang mudah dijumpai, mempunyai spektrum habitat sangat luas,
dapat tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk hidup, mudah
dibudidayakan dalam sistem akuakultur.
b. Proses pasif uptake
Proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben. Mekanisme
passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara pertukaran ion di mana
ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat; dan kedua adalah pembentukan
senyawa kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus fungsional seperti karbonil, amino,
5/13/2018 ARTIKEL - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-55a74bae89d33 13/13
thiol, hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil secara bolak balik dan cepat. Sebagai contoh adalah
pada Sargassum sp. dan Eklonia sp. di mana Cr(6) mengalami reaksi reduksi pada pH rendah
menjadi Cr(3) dan Cr(3) di-remove melalui proses pertukaran kation.
Selain itu semua, maka untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, dimana air laut,
perlu adanya kepedulian dari berbagai pihak, baik dari lembaga-lembaga pemerintah, lembaga-
lembaga social maupun masyarakat. Selain itu, untuk menanggapi masalah pencemaran air laut
akibat logam berat maka sebagai makluk hidup mampu menjaga dan melestarikan lingkungan
hidupnya sehingga dapat memperbaiki mutu kehidupan manusia dengan tetap berusaha untuk
tidak melampaui kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupannya. Disisi lain, manusia
juga harus waspada pada makanan yang berasal dari laut, oleh karena itu dalam mengkonsumsi
makanan tersebut harus menggunakan prosedur yang telah menjadi standar dalam membersihkan
makanan sampai mengolah makanan tersebut agar tubuh kita tidak terkontaminasi logam berat
yang akan meninggalkan residu di dalam tubuh kita dan akan menimbulkan penyakit dalam
jangka pendek ataupun panjang.