arti dan makna supervisi pendidikan ii
DESCRIPTION
supervisi pendidikanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan
kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan
mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar
menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit
yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan
masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja
dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki
misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dipaparkan mengenai tujuan
supervisi pendidikan, maka dapat dirumuskan masalah yang timbul adalah sebagai
berikut:
1
1. Apakah arti dan makna supervisi pendidikan?
2. Apa saja fungsi dari supervisi pendidikan?
3. Bagaimanakah fungsi supervisor sebagai supervisi pendidikan?
4. Apa yang menjadi perbedaan antara supervisi dengan isnpeksi?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman dan kejelasan mengenai fungsi yang sebenarnya dari supervisi
pendidikan maupun fungsi supervisor sebagai pelaksana pengamat pendidikan. Untuk
mendukung hal tersebut, penulis mencoba menerangkan fungsi-fungsi supervisi dan
supervisor menurut pendapat banyak ahli, dengan harapan makalah ini dapat menjadi
sumbangan ilmu kepada para khalayak ramai khususnya personil pendidikan dalam hal
pencapaian tujuan pendidikan nasional.`
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Makna Supervisi Pendidikan
Sesungguhnya konsep supervisi pada awalnya adalah kebutuhan sesuatu dalam
landasan pengajaran dengan cara membimbing guru, memilih metode mengajar dan
mempersiapkan guru untuk mampu melaksanakan tugasnya dengan kreatifitas yang
tinggi sebagai guru, sehingga pertumbuhan jabatan guru terus berlangsung.
Kegiatan pengajaran dan pendidikan di sekolah akan berhasil, jika semua unsur
yang terkait didalamnya dapat berkerjasama atau menjadi tim kerja (team working)
yang solid untuk mencapai tujuan sekolah. Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh kualitas profesional kinerja kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu usaha
meningkatkan kemampuan profesional kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan
proses belajar dan mengajar perlu secara terus menerus mendapat perhatian dan bantuan
profesional dari penanggung jawab pendidikan.
B. Fungsi Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah layanan atau bantuan kepada guru untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi sebenarnya di arahkan pada
pembinaan, artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di sekolah diberi
fasilitas untuk meningkatkan kemampuanya dalam melaksankan tugas pokok dan
fungsinya. Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu proses kerjasama hanyalah
merupakan cita-cita yang masih perlu diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang
nyata. Begitu juga seorang supervisor dalam merealisasikan program supervisinya
memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan secara sistematis.
Secara umum, fungsi dari supervisi pendidikan adalah:
3
a. Penelitian
Proses dari penelitian ini meliputi beberapa tahapan, pertama adalah
perumusan masalah yang akan diteliti, kedua adalah pengumpulan data,
ketiga pengolahan data, dan yang terakhir adalah konklusi hasil penelitian.
b. Penilaian
Fungsi supervisi dalam hal ini adalah mengevaluasi aspek-aspek positif dan
negatif guna menemukan hambatan-hambatan dan mengembangkan
kemajuan yang telah ada.
c. Perbaikan
Supervisi dalam hal ini mengawasi keadaan umum dan situasi dalam
pendidikan, jika belum baik atau belum memuaskan maka akan segera
diperbaiki.
d. Peningkatan
Peningkatan disini supervisor meningkatkan segala sesuatu yang telah baik
dan mengembangkan agar lebih maju lagi.
Jadi fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pengajaran. Franseth Jane dan Ayer dalam “Konsep dasar & teknik
supervisi pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia”
mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi adalah membina program pengajaran
yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Supervisi mempunyai fungsi penilaian (evaluation) dengan jalan penelitian
(research) dan merupakan usaha perbaikan (improvement). Setelah dibuat suatu
organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-seksinya, maka kemudian
harus diadakan pengawasan oleh pimpinan sekolah atau atasannya. Sebab tanpa adanya
pengawasan ada kemungkinan timbulnya situasi yang menghambat jalannya
administrasi pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu makin lama semakin banyak,
maka ada kemungkinan tujuan tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan.
Situasi yang menghambat itu dapat berasal dari berbagai pihak, misalnya:
a. Dari pihak guru
- Kurang adanya semangat kerja
4
- Kurang kesediaan bekerjasama dan berkomunikasi
- Kurang kecakapan dalam melaksanakan tugas
- Kurang menguasi metode mengajar
- Kurang memahami tujuan dan program kerja
- Kurang menaati peraturan ketertiban dan sebagainya
b. Dari pihak murid
- Kurang rajin dan tekun
- Kurang menaati ketertiban
- Kurang mengartikan perlunya belajar
c. Dari prasarana
- Kurang terpenuhi syarat-syarat tentang gedung, halaman, kesehatan,
keamanan dan sebagainya
- Kurang tersedianya alat-alat penunjang proses belajar mengajar
d. Dari pihak kepala sekolah
- Kurang adanya tanggung jawab pengabdian
- Kurang kewibawaan, pengetahuan, dan sebagainya
- Terlalu otoriter
- Terlalu lunak, bersikap masa bodoh, dan sebagainya
Diantara hambatan-hambatan diatas, yang paling banyak pengaruhnya ialah
datang dari kepala sekolah. Sebab dialah yang mendapat tugas memperbaiki situasi,
membimbing, menghilangkan hambatan, tetapi dia senndiri menjadi penghambat.
Karena itu tidak ada kemungkinan adanya perbaikan sebelum ada pergantian pimpinan.
Pimpinan seperti ini tidak memenuhi syarat kepemimpinan.
Dalam bukunya “Administrasi Pendidikan” Oteng Sutisna menyebutkan fungsi-
fungsi supervisi sebagai penggerak perubahan dalam kemampuan manusia, dan
pendidikan sebagai usaha yang ditujukan untuk menghasilkan perubahan manusia ke
arah yang dikehendaki. Karenanya, mesti diorientasikan kepada perubahan manusia
pula. Sehubungan dengan itu, para pendidik harus melepaskan diri dari tekanan tradisi
dan masa lampau dan mengabdikan banyak energi kepada hari ini dan masa datang.
5
Sekolah- sekolah hendaknya menjadi tempat dimana murid dapat tumbuh dan berubah
sebagai pribadi-pribadi yang dicita-citakan. Jika menginginkan guru-guru yang
imaginatif dan kreatif yang progresif dan terbuka bagi pengalaman baru, mereka harus
menyambut, menilai tinggi, dan menggalakkan perubahan. Eksperimentasi harus
disokong dan bahkan kadang-kadang dilindungi terhadap kritik yang tidak beralasan.
Perbedaan pandangan para guru harus dihargai dan dihormati, bukan sekedar dibiarkan.
Perubahan yang wajar dan berhasil hanya akan terjadi dalam iklim di mana perubahan
dinilai tinggi, perbedaan pandangan dihargai, dan kesalahan (sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan yang menyertai suatu ikhtiar) diterima sebagai bagian yang wajar dari
harga pertumbuhan. Kemudian beliau juga menulis bahwa supervisi sebagai program
pelayanan untuk memajukan pengajaran. Supervisi harus disusun dalam suatu program
yang yang merupakan kesatuan yang direncanakan dengan teliti dan ditujukan kepada
perbaikan situasi belajar-mengajar. Hanya dengan begitu maka maksud-maksud,
pelaksanaan-pelaksanaan, dan koordinasi bisa terjamin. Pusat dan titik pangkal usaha
supervisi adalah guru didalam kelas dengan kelompok murid-muridnya, oleh sebab guru
memegang peranan inti dalam setiap program pengajaran dan dalam setiap usaha
perbaikan pengajaran. Karena itu setiap program supervisi hendaknya disusun di
sekililing pekerjaan, pikiran dan sikap guru.
Program supervisi, pelayanan pendidikan khusus dan fasilitas adalah kenyataan
untuk dimanfaatkan oleh guru-guru. Kemajuan dalam proses belajar murid tak akan
dapat dicapai dengan memusatkan perhatian supervisi kepada metoda dan teknik
mengajar melulu. Mengajar adalah hasil keseluruhan pengalaman yang diperoleh guru
(Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, Bandung : Angkasa,1986. Hlm 235-242).
Maka untuk memajukan pengajaran supervisi harus sanggup memajukan
kepemimpinan, mengembangkan program pengajaran sekolah dan memperkaya
lingkungan sekolah, memajukan kondisi yang memungkinkan orang-orang bermufakat
tentang tujuan dan cara-cara pelaksaannya, serta memperoleh sumber-sumber yang
menggalakkan pertumbuhan individual maupun kelompok dalam pandangan dan
6
kesanggupan, dan memajukan iklim dan suasana yang membuat orang-orang merasa
diterima dan dihargai sebagai pribadi dan anggota organisasi yang sama penting.
Maka untuk mempersatukan semua usaha itu menjadi seimbang dan
terkoordinasi dengan baik harus tersedia suatu program kegiatan supervisi yang
dibangun untuk menghadapi. Kemudian supervisi sebagai keterampilan dalam
hubungan manusia. Tugas Supervisi yang pokok adalah membantu para guru
memperoleh arah diri dan belajar memecahkan sendiri masalah-masalah yang mereka
hadapi. Pengetahuan teknis tentang pekerjaan bukanlah satu-satunya faktor bagi
efisiensi dan produktifitas seorang pekerja. Ia tentu sudah mengetahui bagaiman suatu
pekerjaan harus dilakukan, akan tetapi sikap terhadap pekerjaannya mungkin jauh lebih
penting dari kecakapannya. Sikap ini hasil dari hubungan manusia secara timbal-balik
antara seorang pekerja dengan atasannya dan teman-teman sekerjanya. Untuk itu
diperlukan lebih dari teknik organisasi yang sempurna dan lingkungan kerja yang
lengkap, juga faktor manusia yang termasuk di dalamnya. Hanya bila manusia-manusia
itu dapat bekerjasama secara harmonis dan disertai keinginan yang kuat, maka prestasi
akan meningkat, kuantitatif dan kualitatif. Sebaliknya, kalau dalam organisasi manusia-
manusia itu terdapat ketidak sesuaian, sistem organisasi manapun tidak akan berhasil
untuk memajukan prestasi kerja dan supervisi sebagai kepemimpinan kooperatif.
Tanggung jawab supervisi tidak seluruhnya ada di tangan seorang pejabat khusus secara
menerus, melainkan bergerak melalui kerjasama yang mengkoordinasikan usaha-usaha
dari banyak orang yang sama-sama mempunyai kewajiban dan kepentingan dalam
membimbing pertumbuhan anak didik kearah kematangan yang bertanggungjawab dan
mempunyai arah diri. Kegiatan kerjasama itu akan membawa pengaruh terhadap
perbaikan hidup masyarakat lingkungan sekolah. Pusat perhatian dari semua yang
berkepentingan dam bimbingan pertumbuhan dan perkembangan murid itu, hendaknya
terciptanya kondisi dimana murid belajar dengan efektif didalam maupun diluar
sekolah. Karena itu, tugas supervisi juga membantu guru untuk memajukan proses
belajar-mengajar.
7
Menurut Wiles dan Lovel (1975), ada tujuh fungsi supervisi pengajaran yaitu (1)
Pengembangan tujuan; (2) pengembangan program; (3) koordinasi dan pengawasan; (4)
motivasi; (5) pemecahan masalah; (6) pengembangan profesional; dan (7) penilaian
keluaran pendidikan. Lebih lanjut Swearingen merinci fungsi suvervisi sebagai berikut
(1) mengkordinasikan semua usaha sekolah; (2) memperlengkapi kepemimpinan kepala
sekolah; (3) memperluas pengalaman guru; (4) menstimulir usaha-usaha yang kreatif
dalam pengajaran; (5) memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus; (6)
menganalisis situasi belajar mengajar; (7) memberikan pengetahuan dan skill kepada
setiap anggota staff; (8) mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu
meningkatkan kemampuan guru mengajar (Sahertian & Mateheru, 1985). Pendapat lain
dari dikemukakan oleh Made Pidarta (1999: 15-19), fungsi supervisi dibedakan menjadi
dua bagian besar yakni:
- Fungsi utama ialah membantu sekolah sekaligus mewakili pemerintah dalah
usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu perkembangan individu
para siswa.
- Fungsi tambahan ialah membantu sekolah dalam membina guru-guru agar
dapat bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan
masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat
serta mepelopori kemajuan masyarakat.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi dan spesifikasi supervisi
pengajaran adalah memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru untuk
menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas baik, menyenangkan, inovatif
dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan tugas staf mengajar.
C. Fungsi Supervisor Pendidikan
Tugas supervisor tersebut memberi petunjuk bahwa manajemen pendidikan pada
intinya adalah mengelola pembelajaran dan memberikan layanan belajar yang
berkualitas. Menurut Gwyn, sepuluh fungsi utama supervisor yaitu:
1. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik
8
2. Membantu mengembangkan dan memperbaiki kinerja guru, baik secara
individual maupun secara bersama-sama
3. Membantu seluruh staf sekolah agar melaksanakan tugas lebih efektif baik
berkaitan dengan proses belajar mengajar bantuan teknis lainnya
4. Membantu guru meningkatkan kemampuan guru menggunakan berbagai
metode dalam mengajar
5. Membantu guru secara individual untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
berbagai permasalahan mengajar
6. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik menggunakan metode
penilaian yang standar, agar kualitas belajar anak lebih baik
7. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya (introspeksi)
8. Membantu guru agar merasa bergairah dalam melaksanakan pekerjaanya
dengan penuh rasa aman
9. Membantu guru dalam menganalisis dan melaksanakan kurikulum disekolah
10. Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat tentang kemajuan sekolahnya
Karena itu, sangat keliru bila memahami fungsi pengawasan atau supervisor
diartikan sebagai pemberian sanksi kepada setiap pegawai yang tidak berhasil dalam
melaksanakan tugasnya. Supervisor pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi
supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi
supervisi itu harus dijalankan agar tujuannya dapat tercapai secara optimal. Supervisor
pendidikan yang profesional menurut Anwar dan Sagala (2004:158) mempunyai fungsi-
fungsi utama adalah:
1. Menetapakan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi, yang
sebelumnya mengumpulkan informasi tentang masalah tersebut, dengan
menggunakan instrument tertentu seperti observasi, wawancara, kuesioner, dan
sebagainya. Kemudian mengolah dan menganalisis data yang dikumpulkan dari
data tersebut disimpulkan keadaan sebenarnya.
9
2. Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum meberikan pelayanan kepada guru,
supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvei
seluruh system pendidikan yang ada. Survei ini berguna untuk menghimpun
data aktual, bukan informasi yang kedaluarsa, sehingga ditemukan masalah-
masalah, kekurangan-kekurangan baik pada guru maupun murid, perlengkapan,
kurikulum, tujuan pendidikan, metode pengajaran, dan perangkat lain disekitar
proses pembelajaran. Hasil inspeksi dan survei itu dijadikan dasar oleh
supervisor untuk memberikan bantuan profesional.
3. Penilaian data dan informasi hasil inspeksi yang telah dihimpun tersebut diolah
sesuai prinsip-prinsip yang berlaku dalam penelitian. Dengan cara ini dapat
ditemukan teknik dan prosedur yang efektif dalam meberi pertimbangan
bantuan mengajar, sampai taraf supervisi dipandang telah memberi solusi
problematika pembelajaran yang memuaskan bagi guru. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam melaksanakan penelitian kegiatan supervisi (1)
menemukan masalah yang ada pada situasi pembelajaran; (2) mencari dan
menentukan teknik pemecahan masalah yang dipandang efektif; (3) menyusun
alternatif program perbaikan; (4) mencoba cara baru dengan melakukan inovasi
pendekatan pembelajaran; (5) merumuskan dan menentukan pola perbaikan
yang lebih standar untuk pemakaian yang lebih luas.
4. Penilaian, yaitu usaha mengetahui segala fakta yang mempengaruhi
kelangsungan persiapan, perencanaan dan program, penyelenggaraan dan
evaluasi hasil pengajaran. Setelah supervisor mengambil kesimpulan tentang
situasi yang sebenarnya terjadi, maka ia pun harus melaksanakan penilaian
terhadap situasi tersebut. Supervisor diharapkan tidak memfokuskan pada hal-
hal yang negatif saja, tetapi juga hal-hal yang dapat dinyatakan sebagai
kemajuan.
5. Latihan, yaitu berdasarkan hasil penelitian dan penilaian mungkin ditemukan
hal-hal yang dirasa kurang dilihat dari kemampuan guru terhadap beberapa
aspek yang berkaitan dengan pengajaran. Maka kekurangan itu diatasi dengan
mengadakan pelatihan yang dilakukan oelh pengawas atau kepala sekolah
10
sebagai supervisor sesuai kebutuhan dan keperluannya. Pelatihan ini
dimaksudkan untuk meperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran. Pelatihan ini juga dapat sebagai pemecahan
atas masalah-masalah yang dihadapi. Pelatihan ini bentuknya dapat berupa on
the job training, lokakarya, seminar, demonstarsi mengajar, simulasi, observasi,
saling mengunjungi, atau cara lain yang dipandang efektif.
6. Pembinaan atau pengembangan, yaitu lanjutan dan kegiatan memperkenalkan
cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan,
memberi semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang
diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini
membantu guru-guru dalam memecahkan kesulitan dalam menggunakan cara-
cara baru teknik-teknik pengajaran.
Fungsi supervisi ini penting diketahui pengawas dan kepala sekolah. Jika
pengawas dan kepala sekolah tidak paham mengenai fungsi supervisi, maka pengawas
dan kepala sekolah tidak akan melakukan kegiatan supervisi. Fungsi-fungsi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jika para supervisor dapat
memenuhi fungsi-fungsi tersebut dalam melaksanakan tugas profesionalnya,
diperkirakan para guru akan memperoleh bantuan dalam memecahkan berbagai
kesulitannya dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Dalam menuntaskan fungsi-
fungsi tersebut diharapkan dihindari praktek-praktek pembinaan yang dapat membuat
orang yang disupervisi merasa terkurung terus dalam masalah yang dihadapinya.
Karena supervisi tidak sama dengan pelaksanaan inspeksi.
Ciri-ciri inspeksi adalah: (1) memeriksa apakah peraturan-peraturan, instruksi-
instruksi dan rencana yang ditetapkan inspektur telah dilaksanakan sebagai semestinya;
(2) memeriksa apakah yang dijalankan tersebut sesuai dengan apa yang telah digariskan.
Apakah yang dijalankan itu selalu pada rel yang telah ditetapkan. Pelaksanaan fungsi
ini, inspektur cenderung hanya mencari-cari kesalahan dari orang diinspeksi; (3) jika
hasil pemeriksaan menyatakan bahwa guru tidak bekerja sebagaimana telah digariskan,
maka yang dilakukan inspektur adalah mengambil keputusan sepihak, yang dilanjutkan
11
dengan kecaman, teguran skorsing, atau memecat dari jabatan; (4) tugas inspektur pada
fungsi ini adalah menentukan garis-garis dan atau cara-cara yang harus
dilaksanakan/dipatuhi oleh orang yang baru saja dinyatakan menyimpang dari apa yang
telah digariskan disertai dengan pengarahan-pengarahan yang tidak boleh dibantah oleh
orang yang diinspeksi; (5) supaya orang yang diinspeksi tidak ragu-ragu dalam
menjalankan apa yang disampaikan pada tahap/fungsi ke-4, isnpektur berusaha
membantu orang yang diinspeksi dengan mensimulasikan atau mendemontrasikan cara-
cara yang diterapkan dalam melaksanakan kerja tersebut.
Inspeksi yang selama ini dilakukan oleh pengawas atau sering disebut pemilik
sekolah sudah tidak sesuai lagi dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Oleh
karena itu paradigma inspeksi sudah harus diubah menjadi paradigma pemberdayaan
dan meningkatkan kualitas profesionalisme pendidikan. Memang tidak dapat dipungkiri
bahwa pengawasan mengarahkan kegiatannya dalam meneliti sesuai tidaknya
pelaksanaan kegiatan dengan program atau pengarahan dari manager atau pimpinan.
Namun jangan hal itu diartikan sebagai usaha mencari-cari kelemahan atau kesalahan
dari pegawai. Pengawasan/supervisi lebih terarah kepada upaya memperbaiki dan
mengembangkan kinerja dari sumber daya sekolah yang ada dalam organisasi melalui
pelaksanaan program dan kegiatan layanan belajar yang berkualitas.
Jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas dan kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai teknik-teknik pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan mutu kinerja tenaga-tenaga pendidik. Pengawasan dan pengendalian
merupakan kontrol, agar kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogoik,
profesional, sosial dan kepribadian dalam melaksanakan kegiatan pendidikan sekolah
terarah pada tujuan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi alasan model inspeksi harus
ditinggalkan diubah menjadi bantuan untuk menumbuhkan jabatan profesional yang
dapat menjamin kualitas layanan belajar yang secara terus menerusmembaik, sehingga
menghasilkan lulusan yang terbaik.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Supervisi pendidikan adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memipin
guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi
pengajaran.
Jadi melaksanakan supervisi adalah membantu meningkatkan situasi belajar
pada umumnya dan membantu guru, agar ia mengajar lebih baik, sehingga dengan
demikian murid dapat diajarkan dengan lebih baik lagi. Adapun analisis yang lebih luas
seperti yang dibahas oleh Swearingen, ia mengemukakan delapan fungsi supervisi.
Delapan fungsi tersebut adalah:
a. Mengkoordinasi semua usaha kelas.
b. Melengkapi kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
f. Menganalisis situasi belajar mengajar.
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Wau, Yasaratodo. 2015. Profesi kependidikan. Medan: Unimed Press.
Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Daryanto, M. 1998. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumber lain:
Nurain, Dzan. 2009. Fungsi-fungsi supervisi pendidikan. http://makalah-pendidikan-pendidikanpaper.blogspot.com. Diakses pada April 2015 pukul 20.37 WIB.
Khaerudin, Akhmad . 2013. Pengertian, Fungsi , Tujuan dan Prinsip Supervisi
Pendidikan. http://info-pendidikan-terbaru.blogspot.com/. Diakses pada
April 2015 pukul 21.10 WIB
14