artemia sebagai vector

Upload: mbah37

Post on 13-Jul-2015

159 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    1/55

    PERAN ARTEMIA sp. DALAM PENULARAN WHITE SPOTSYNDROM VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU (Penaeusmonodon Fabr.) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN

    Oleh:Fera DepitaC01499007

    SKRIPSI

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTURDEPARTEMEN BUDIDA VA PERAIRAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2004

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    2/55

    PERAN ARTEMIA sp. DALAM PENULARAN WHITE SPOTSYNDROM VIRUS (WSSV) PADA UDANG WINDU (Penaeusmonodon Fabr.) DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN

    Oleh:Fera DepitaC01499007

    SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh ~elar Sarjana pada

    Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanInstitut Pertanian Bogor

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTURDEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERlKANAN DAN ILMU KELAUTANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2004

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    3/55

    SKRIPSI

    Judul

    N am a M ahasisw aNomor Pokok

    Peran Artemia sp. d alam P en ula ra n While Spo: SyndrotnVirus (W SSV) pada Udang W indu tPenacus MOl7odoJ7Fabr.) dengan b erb ag ai P erla ku anFera DepitaCO [499007

    Program Stud! Teknologi dan M anajemen A kuakultur

    M enyetu j u i,t, KOMISI PEMBIMBING

    Drs. M. A lifuddin. M .Si.Ketua

    Drs. A riefTaslihan. M . Si.Anggota

    II. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILM U KELAUTANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

    Tanggal Lulus :

    M.Sc.

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    4/55

    RINGKASAN

    Fera Depita. C01499007. Peran Artemia sp. dalam Penularan White SpotSyndrom Virus (WSSV) pada Udang Windu (Penaeus Monodon Fabr.) denganberbagai Perlakuan. Dibawah bimbingan Drs. Muhammad Alifuddin, M.Si danDrs. Arief Taslihan, M.Si.

    Penyebab penurunan produksi udang windu (Penaeus monodon Fabr.),apabila terjadi ketidakseimbangan antara inang, lingkungan, dan penyakit. Dilihatdari segi penyakit infeksi udang windu (Penaeus monodon Fabr.), salah satunyadisebabkan oleh adanya White Spot Syndrome Virus (WSSV). Umumnya penyakit initimbul disebabkan berasal dari induk ditularkan kepada anaknya atau melalui pakan.Untuk mengetahui pengaruh pakan terhadap penularan WSSV, maka dilakukanpenularan WS5V melalui pakan dengan berbagai perlakuan.

    Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2003. diLaboratorium Hama-Penyakit Ikan dan Udang Balai Besar Pengembangan BudidayaAir Payau (BBPBAP) Jepara dan di Laboratorium Kesehatan Ikan DepartemenBudidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan I1muKelautan, Institut Pertanian Bogar.

    Pemeliharaan udang windu (Penaeus monodon Fabr.) menggunakan akuariumberukuran 40x20x20 em, masing-masing perlakuan 90 ekor, sedangkan pemeliharaanAnemia sp. menggunakan toples dengan kepadatan Artemia sp. pada setiap perlakuan3000 ekor.

    Udang windu (Penaeus monodon Fabr.) yang digunakan adalah stadia PL16.Untuk mengetahui kesehatan udang dilakukan proses screening formalin 200 ppm,yang sebelumnya diadaptasikan selama 5 hari.

    Penularan WSSV dilakukan dengan cara perendaman 40000 ekor Artemia spdalam 1000 ml suspensi virus (20 ug/ml) selama I, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam (perlakuan)Setelah mencapai masing-rnasing waktu perlakuan, Anemia sp. diberikan ke udanguji sebanyak 3000 ekor. Sebagian Anemia sp. (3000 ekor) dipindahkan kedala~'

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    5/55

    toples un tuk selan jutnya dipelihara sesuai dengan perlakuan yaitu 1 , 2 , 3, 4, 5, dan 6jam selam a 7 hari.

    W aktu penularan hanya satu kali pem berian Artemia s p. te rin fe ks i, p emberia nAnemia sp . terin fek si d ilam batk an 1 jam d ari jad wal p em be rian p ak an seb e1u m ny a.U dang uji terinfeksi d ipelihara selam a 21 hari. Setelah penularan satu kalipem berian pakan terinfeksi, selanju tnya udang uji d ib eri pakan Artemia sp. nonnaI,dan pellet dengan 4x pem berian pakan, in i d ilakukan sam pai akh ir pecobaan. Selam ap em elih araan b erJan gsu ng d ilak uk an p en gam atan tin gk ah lak u, m orfo lo gi, fisio lo gi,jum lah kem atian , kem unculan bintik putih , penyiponan dan pergantian air, sertapengam bilan udang untuk sam ple. P roses pem buatan preparat h isto logis dilakukanberdasarkan m etode L ightn er (1996) .

    Perubahan tingkah laku yang m erupakan gejala klin is dari serangan W SSVterlihat pada udang, berupa penurunan respon terhadap pakan, penurunan aktivitasrenang , perubahan w arn a tubuh, dan adanya bintik putih , serta kerusakan pada organ.Hal in i m enunjukkan bahw a terjad inya penularan infeksi W SSV dapat disebabkanm e la lu i p ak an a lam i.

    Pakan alam i berupa Artemia sp . dapat m enjad i m edia penularan W SSVterhadap udang w indu (Penaeus monodon Fabr.). Infeksi terparah terjadi padape rla kuan pe rendaman Artemia sp . dengan W SSV selam a 3 jam .

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    6/55

    KATA PENGANTARSubhanallah, segala puji hanya m ilik A llah SW T, berkat kasih sayang-N ya

    sk rip si den gan jud ul P eran Artemia sp. d alam Pen ula ra n White Spot Syndrom Virus(W SSV ) pada Udang W indu (Penaeus Monodon F ab r.) den gan b erbag ai perlak uandapat t er se le s aikan .

    Skripsi in i m erupakan salah satu syarat un tuk m em pero leh gelar sarjana padaF ak ulta s P erik an an d an Ilm u K ela uta n, In stitu t P erta nian B og or.

    T iadalah berlebihan penghargaan hanya sekedar ucapan terim a kasih penuliss ampa ik an k ep ada ;

    1. Bati, Bunda, Ito , A khi Tuan , Ohta, A khi M enak , D id i, N esang , Ruli, U ei atasdo'a, cinta , dan pengorbanannya, serta M ujah id, M ujah idah kecilku A zzaro ,S alwa , A lma s a ta s k ec eria an ny a.

    2. Bapak D rs. M uham mad A lifuddin , M . S i. selaku pem bim bing I atask esa ba ra nn ya d alam memb imb in g.

    3. Bapak D rs. A rief Taslihan M . S i. selaku pem bim bing II atas saran danmasukannya .

    4. lbu Ir. S ri lestari A ngka M . Sc. atas saran dan m asukannya.5 . S au da ra -s au da ra ku Tuma'ninah, Bunga M ekar, P iscok W argi, CAUR,

    FATRY, SYF, FRIS , W ATD , TPA A r-Rahm an Jepara, DS SM UNCibungbulang , IKAROHM A, FORM ASI, FKM -C , A rsida,' Thahira , danS hofu ra atas thau siy ah d an uk huw ah yan g telah terjalin .

    6. Pak R anta atas ban tuannya, m bak S ilvi dan pak H arnzah atas kerjasam anya,7. BBPBAP Jepara, khususnya staf laboratorium Hama-Penyakit Ikan dan

    U dang , P ak K adek, P ak Joko, Pak A nsari a tas bantuannya selam a penelitian .Y a A llah sem oga Rohm an dan Rohim -M u selalu tercurah kepada Penulis dan "

    M e rek a y an g telah berikh las u ntu k m elibatk an diri b aik secara lang sun g m aup untid ak lan gsu ng d alam pen ulisan sk rip si in i. S em aga k ebaik an yan g leb ih baik lagiE ngkau lim pahkan kepada kam i sem ua, A m in .

    B ogar, A gustus 2004Penulis

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    7/55

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Menggala, pada tanggal 21 Februari 1981. Penulismerupakan anak ke empat dari enam bersaudara (kembar) dari Ayah yang bemamaJauhari Nur dan lbu yang bernama Non Berta. Pendidikan formal penulis dimulaipada TK Darma Wanita Menggala dan lulus pada tahun 1986, kemudian dilanjutkanke SON I Ujung Gunung Ilir yang lulus pada tahun 1993. Selanjutnya ke SMPN 2Menggala lulus pada taun 1996 dan melanjutkan ke SMUN 1 Menggala lulus padatahun 1999.

    Pada tahun yang sarna penulis diterima di IPB melalui jalur USMI padaprogram studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Departemen BudidayaPerairan, Fakultas Perikanan dan Ilrnu Kelautan. Penulis pemah magang di HatcheryCY Mina Rahayu Kalianda, Lampung dan di PT. Jala Bhakti Yasbhum PadangCermin, Lampung. Selama kuliah penulis pernah mendapat amanah di FK.M-Csebagai bendahara periode 2002/2003, Departemen Syiar di FORMASI, penulis jugasering mengikuti seminar dan aktif pada beberapa kegiatan serta menjadi panitiadiantaranya PAK di OMBAK dan TAMBAK, serta IN-Qlab. Sampai sekarangpenulis menjadi Pengurus DS SMUN 1 Cibungbulang dan pengurus IKAROHMA.

    Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , penulismelakukan penelitian yang berjudul : Peran Artemia sp. Dalam Penularan White SpotSyndrom Virus (WSSV) Pada Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) DenganBerbagai Perlakuan.

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    8/55

    DAli'TARISIHal.

    KATA PENGANTAR , , .DAFTAR ISI., , , ,....................................................... 1 1DAFTAR TABEL ,.., , ,............................................. IVDAFTAR GAMBAR ,.................................................................................. VDAFTAR LAMPlRAN , " ,..,..,.......................... VII. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang , .. , .. , , "............................ 11.2 Tujuan ' , , .. , , , .. , .. , .. , ,................. 1

    II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Udang Windu (Penaeus m onodon F abr.) 22, 1 . 1 Klas if ik a si d an Mor fo log i 22.1.2 C iri B iologi " , , , ,. 22.1.3 M ekanism e Pertahanan."."., .. , "." , .. , "............. 3

    2.2 White S pot S yndrom e V irus (WSSV) .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. 42,2.1 Klasifikasi dan M orfologi :...... 42.2 .2 Patogeni tas .. .. .. . 4

    2.3 Proses Tim bulnya Pen yakit.. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . 52.4 Artemia sp .. , ,., , , ,:............ 6

    III. METODOLOGI3.1 W aktu dan Tempat. ,..,.., " ,..... 103.2 Bahan dan A lat. ,',."., , .. "., , ,........................ 103.3 M etode Penelitian " " , .. , .. ,............................................ 10

    3.3.1 Persiapan W adah Pem eliharaan... . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . 103.3.2 Penyediaan Anemia sp . II3.3.3 Aklimatisasi Udang Uj i. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. 113 ,3 .4 P embua ta n In ok ulum V iru s WSSV .................................................. 1 13,3.5 P enularan W S SV pada Anemia sp .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 123 .3 ,6 Pemeli ha ra an Anemia sp , Terinfeksi W SSV 12

    11

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    9/55

    3.3.7 Penularan WSSV pada Udang Uji .3 .3 .8 Pemeliha raan Udang Uji Terinfeksi .3.3.9 Pembuatan Preparat Histologis .3 .3 . 10 Analisis Data .IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil 14

    12121213

    4.1.1 Mortalitas Komulatif Udang Windu..... 144.1.2 Perubahan Patologis Udang Windu.................................................. 144.1.3 Pengamatan Morfologi Udang Windu.............................................. 154. 1.4 Rata-rata Diameter Sel dan Inti Sel setiap Tingkat Kerusakan Sel

    pada Organ Udang Uji 164.1.5 Histologi Artemia sp. Terinfeksi WSSV............................................ 18

    4.2 Pembahasan 19V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan............................................................................................... 235.2 Saran 23

    DAFTAR PUSTAKA :........... 24LAMPlRAN 27

    III

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    10/55

    DAFTAR TABELNu Hal.I. Perubahan Patologis Udang windu (Penaeus monodon Fabr.) 152. Rata-rata Diameter Sel dan Inti Sel setiap Tingkat Kerusakan Selpada Organ Udang Uji 16

    IV

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    11/55

    DAFTAR GAMBARNo Hal.1. Model Struktur WSSV , 42. Siklus Hidup Artemia sp 83. MortaIitas Komulatif Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) 144. Persentase Kerusakan Organ Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) 155. Insang yang Terinfeksi WSSV 176. Usus yang Terinfeksi WSSV 177. Kulit yang Terinfeksi WSSV 178. Limfoid yang Terinfeksi WSSV 179. Hepatopankreas yang Terinfeksi WSSV 1810.UsusArtemia sp. yang Terinfeksi WSSV 18l1.Alat GerakArtemia sp. yang Terinfeksi WSSV 18

    v

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    12/55

    DAFTAR LAMPlRANNo Hal.I. Proses Preparasi Histologis Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) 272. Jumlah Mortalitas KomulatifUdang Windu (Penaeus monodon Fabr.) 283. Parameter Kualitas Air 284. Persentase Kerukan Organ Udang Windu iPenaeus monodon Fabr.) 285. Morfologi Kerusakan Organ Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.) 296. Tingkat patogenitas dan prevalensi pada Sel Udang Windu iPenaeus

    monodon Fabr.) 347. Proses Penularan WSSV pada Artemia sp., pemeliharaan Artemia sp.terinfeksi, penularan Artemia sp. terinfeksi pada Udang Uji, danpemeliharaan Udang Uji terinfeksi 39

    8. Analisis Regresi Mortalitas Komulatif .40

    Vi

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    13/55

    1 . PENDAH ULUAN

    1.1 Lata .. BelakangUdang windu tPenaeus monodon Fabr.) merupakan salah satu hasil perikanan

    yang bernilai ekonomis tinggi, Udang windu (Penaeus monodon Fabr.) menduduki .tempat utama dalam deretan ekspor hasil-hasil perikanan (Mujirnan, 1999).Permintaan akan komoditas ini selalu tinggi walaupun sering terjadi fluktuasi hargadipasarannya. Namun belakangan ini terjadi penurunan produksi.

    Penurunan produksi udang windu (Penaeus monodon Fabr.) salah satunyadisebabkan oleh adanya virus white spot yang merupakan penyakit viral. Penyakitviral yang menginfeksi udang windu (Penaeus monodon Fabr.) kemungkinan berasaldari induk yang secara vertikal ditularkan kepada anaknya (penularan vertikal) ataudari udang windu (Penaeus monodon Fabr.) yang terinfeksi, ke udang windu(Penaeus monodon Fabr) yang sehat melalui pakan (penularan horizontal).

    Oi Asia white spot virus terbukti menjadi penyebab utama penurunanproduksi. Misalnya di negara-negara Cina, Jepang, India, Indonesia, Srilanka,Bangladesh, dan Malaysia (Lighter, 1996).

    White spot virus tidak hanya menyerang udang namun jenis krustacea yanglain (Chang et al, 1998 dalam Wang et ai, 1999). Anemia sp. merupakan salah satujenis krustacea yang digunakan sebagai pakan alami bagi udang windu (Penaeusmonodon Fabr.). Sana et al. (1985); dan Robin et al. (1998), mengatakan bahwa telahditemukan partikel semacam virus pada plankton dalam perairan, diduga 'planktontersebut merupakan carrier bagi penularan virus. Sehingga ada peluang bagi virusuntuk menginfeksi udang windu (Penaeus monodon Fabr.) karena berbagai jenisplankon digunakan sebagai pakan alami.

    Dalam penelitian ini dicoba untuk melihat pengaruh Artemia sp. sebagaimedia penularan WSSV pada udang windu dengan berbagai perlakuan.1.2 Tujuan

    Tujuan dari penelitian in i adalah untuk mengetahui pengaruh Artemia sp.sebagai media penularan WSSV pada udang windu dengan berbagai perlakuan.

    1

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    14/55

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Udang Windu iPenueus monodon Fabr.)2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

    Udang windu diklasifikasikan sebagai berikut:Philum : ArthropodaClass : CrustaceaOrdo : DecapodaFamily : PenaeidaeGenus : PenaeusSpesies : Penaeus monodon

    Secara morfologi tubuh udang terdiri dan 2 bagian yaitu cephalothorax(kepala dan dada), dan abdomen (perut). cephalothorax terdiri dari 13 ruas, yaitu S . .ruas kepala dan 8 mas dada. Sedangkan bagian abdomen terdiri dan 6 ruas. Bagiankepala tertutup oleh cangkang kepaJa (karapas), dibagian depan kelopak kepalamemanjang yang bagian ujungnya meruncing dan bergerigi (rostrum) (Mujiman danSuyanto, 1999). Dibagiancephalothorak terdapat bagian yang berpasangan dariantenulla, mata bertangkai, antenna, mandibula, maxileped 3 pasang, periopod (kakijalan) 5 pasang, 3 pasang kaki jalan (periopod) pertama ujung-ujungnya bercapit.Dibagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang (pleopod) pada ruas l-5, sedangkanpada ruas ke-6 kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor (uropod), danujung mas ke-6 kearah belakang membentuk ujung ekor (telson) berfungsi sebagai Jalat kemudi (Tricahyo, 1995). Dibawah pangkal ujung ekor terdapat anus.

    Alat kelamin udang betina disebut thelicum yang terletak diantara pangkalkaki jalan ke-4 dan ke-S dengan lubang saluran kelaminnya terletak di antara pangkalkaki ke-3. Sedangkan alat kelamin udang jantan disebut petasma yang terletak padakaki renang pertama.2.1.2 Ciri Biologi

    Menurut Mujiman dan Suyanto (1999) salah satu sifat udang windu adalahnokturnal yaitu aktif melakukan kegiatan pada waktu malam hari, selain itu udang

    2

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    15/55

    windu lebih suka menempel pada sesuatu yang terbenam dalam air maupunmembenamkan diri dalam lumpur pada waktu siang hari. Udang windu juga bersifatkanibalisme yaitu sifat suka memangsa jenisnya sendiri. Hal ini terjadi apabila udangkekurangan makanan dan saat udang mengalami pergantian kulit. Saat ganti kulitgaram-garam anorganik dari kulit lama diserap, sedangkan kulit baru yang masihlunak terbentuk dibawah kulit lama. Otot-otot anggota tubuh melemas, sehinggamemungkinkan terlepasnya anggota tersebut dari kulit lama.

    Udang windu merupakan hewan yang bersifat euryhalin, yaitu mampumenyesuaikan diri terhadap kisaran salinitas yang luas (15-30%0). Menurut Hastuti(1987) salinitas optimal bagi pemeIiharaan larva udang windu adalah 25-35%0.Kisaran suhu optimum berkisar antara 28-32oC (Haris, 1988 dalam Wiyoto, 2000).Kandungan oksigen terlarut yang optimal untuk pertumbuhan udang adalah 4,3-7mg/liter dan pH dengan batas optimum antara 7,5-8,5.2.1.3 Mekanisrne Pertahanan

    Lapisan kutikula merupakan organ pertahanan pertama yang memegangperanan penting dalam melawan patogen potensial dan kerusakan fisik. Kutikulaterdiri dari lipid, protein dan kalsium yang menutupi insang, oesophagus, abdomendan mindgut, kecuali pada bagian midgut tidak memiliki lapisan pelindung kutikula(Alday-Sanz, 1995).

    Udang memiliki suatu respon imunitas yang merupakan upaya proteksiterhadap infeksi maupun preservasi fisiologik homeostasi (Mori, 1990 dalamAlifuddin, 2002) yang terjadi dari respon non spesifik dan spesifik (Hami, 1994 danBechene, 2000 dalam Alifuddin 2002). Dasar mekanisme respon imunitas baik padaikan maupun udang adalah memang spesifik dan pengenalan zat asing. Udang tidakmempunyai immunoglobulin dan T-lymphosit yang dapat mendeteksi adanya bendaasing masuk karena sistem kekebalan udang masih primitif, sehingga yang menjadimekanisme pertahanan utama dalam sistem pertahanan selular dan memegangperanan utama adalah fagosit.

    Fagosit adalah penangkapan partikel asing oleh sel tubuh. Reaksi fagositdilakukan oleh sel hemolym (sel darah) yang disebut hemozit udang. Partikel asing

    3

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    16/55

    akan ditangkap oleh sirkulasi hemozit dan dihambat oleh partikel nodul hemozitdengan membangun beberapa lapisan sel dalam sirkulasi darah.

    Respon pertahanan tubuh udang meliputi respon pertahanan seluler yangdilakukan oleh sel-sel hemozit bergranula dan respon pertahanan humoral yangdilakukan oleh phenoloksidase, prophenoloksidase dan lisosom (Mori, 1990 dalamAnggeraheni 2001).2.2 White Spot Syndrome Virus (WSSV)2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi

    Virus WSSV termasuk dalam famili Baculoviridae dan merupakan virus DNAberuntai ganda, yang terbagi dalam tiga subgroup yaitu virus polyhedral yang berbiakdi dalam inti sel dan membentuk badan inklusi yang di dalarnnya banyakmengandung partikel virus, virus granulosis yang mengandung satu partikel viruspada tiap-tiap badan inklusinya, dan virus yang tidak mengandung badan inklusi(Lightner, 1996).

    Berdasarkan morfologi, ukuran, perkembangbiakan, patologi sel dan tipeasam nukleat, WSSV ditempatkan pada genus non-oclusi baculovirus, sub familyNudibaculovirus dan family Baculoviridae (Moore and Pass, 1999) yaitu. virus yangberbentuk batang menyerupai e1ips, terbungkus dalam satu sampul, berkembangbiakdalam inti sel target (Wang et al., 1995 dalam Moore and Poss, 2000) dan merupakanvirus DNA berserat rangkap dengan partikel virus mengandung polypeptida, dan satuatau lebih nukleokapsid.

    ~-t--- Lipid Envelope19 kDa27.5kOa75 kDa

    -H- Capsid23.5 kDa

    Gambar 1. Model Struktur WSSV (http://www.aqua-in-tech.com/wsv4 small.jpg)2.2.2 Patogenitas

    Udang yang terserang WSSV akan menunjukkan gejala klinis berupa nafsumakan berkurang, lernah, anoreksia, lethargi, bagian abdomen berwama kemerahandan bintik putih, serta lepasnya kutikula dari tubuh (Bower, 1996).

    4

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    17/55

    Fase awal infeksi WSSV adalah adanya bintik putih pada kulit yang menyebarke seluruh tubuh dan berkembang semakin banyak diikuti dengan melebamya bintikputih menjadi bercak (Rochman, 1995). Bercak putih timbul karena adanya depositkalsium oleh epidermis kutikula (Lightner, 1996). Menurut Techner (1995) bercakputih disebabkan cairan getah bening yang sudah terkontaminasi virus tereampurdengan seluruh cairan atau darah dalam tubuh udang .

    .Organ target utama yang diinfeksi WSSV adalah epitel kulit (kutikula) danjaringan ikat pada beberapa organ. Virus paling berat rnenginfeksi insang, sel epitelsubkutikula, organ limfoid, kelenjar antena dan hernolim, tetapi WSSV cenderungmenginfeksi dengan frekuensi yang kecil pada hepatopankreas, kelenjar epitel antena,sel organ limfoid, syaraf, dan fagosit pada hati (Bower, 1996).2.3 Proses Timbulnya Penyakit

    Adanya suatu penyakit pada hewan merupakan akibat dari interaksi inang, agenpenyakit, dan faktor lingkungan. Lingkungan perairan yang buruk cenderungberpengaruh positif terhadap pertumbuhan patogen dan berpengaruh negatif bagiorganisme peliharaan (udang) karena dapat menyebabkan penyakit (Flegel andFegan, 1995). Fluktuasi kualitas air karena perubahan kondisi lingkungan sebagaipemicu adanya penyakit, misalnya: hujan deras, periode temperatur rendah, menjadifaktor utama dalam memperburuk lingkungan (Chanratehakool, 1998).

    Virus merupakan parasit obligat yang secara keseluruhan kebutuhan hidupnyabergantung pada sel inang yang diinfeksi, energi yang diperoleh digunakan untukreproduksi, sintesa protein, lemak, dan karbohidrat (Fenner et al., 1987). Umumnya,sebagian besar serangan virus patogen berhubungan dengan stress karena kepadatanyang tinggi, penanganan atau kondisi budidaya yang kurang optimum, pencemaranair oleh bahan-bahan kimia, infeksi atau dampak dari ablasi mata (Sinderman, 1990).

    Menurut Pumomo dalam Anonimus (1995), penyakit bintik putih pada udangmerupakan penyakit yang ditimbulkan oleh virus hasil mutagenik. Terjadinya mutasigen pada virus disebabkan oleh kondisi lingkungan yang selalu menekannya.Lingkungan yang tidak sesuai membuat virus melakukan mutasi gen dengan merubahbentuk dan sifat.

    5

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    18/55

    2.4 Artemia sp.Klasifikasi Artemia menurut (Mudjiman, 1984) adalah :

    Philum : ArthropodaClass : CrustaceaSub class : BranchiopodaOrdo : AnostracaFamily : ArtemiidaeGenus : AnemiaSpesies :Artemia sp.

    Artemia sp. toleran terhadap selang salinitas yang sangat luas, mulai darinyans tawar hingga jenuh garam. Cara reproduksi Anemia sp. yaitu ovipar danovovivipar. Menurut Mudjiman (1984) ovipar biasanya terjadi apabila keadaanlingkungan sangat buruk, sedangkan ovovivipar terjadi apabila keadaan lingkungancukup baik. Karena tidak merniliki sistem pertahanan diri untuk menghindari musuh,Artemia sp.berada pada lingkungan berkadar garam tinggi, pada umumnya pemangsasudah tidak dapat hidup pada daerah tersebut. Anemia sp. bersifat penyaring tidakselektif, apa pun yang masuk ke dalam mulut dapat menjadi makanannya. MenurutMudjiman (1984), secara alami makanan Artemia sp. terdiri dari detritus bahanorganik, ganggang, bakteri, dan cendawan.

    Artemia sp. merupakan pakan yang sangat baik untuk larva udang maupunorganisme aquatic lainnya (Kontara, 1990). Hal ini disebabkan karena Artemia sp.tersedia dalam bentuk kista (cyst) sehingga praktis dalam penggunaannya,mempunyai nilai nutrisi yang baik, ukuran cocok bagi sebagian besar larva. MenurutPerson and Sorgeloos (1980) Anemia sp. merupakan sumber asam lemak esensialbagi larva udang windu. Larva udang windu pada stadium awal memerlukan proteinsekitar 55%, sedangkan Anemia sp. mengandung protein sekitar 58%.

    Anemia sp. mempunyai system osmoregulasi yang efisien sehingga mampuberadaptasi pada kisaran salinitas yang luas, yaitu 1-200 ppt. Artemia sp. juga mampumensintesis hemoglobin secara efisien untuk mengatasi kandungan oksigen rendah

    6

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    19/55

    pada keadaan salinitas tingg i, Sedangkan kisaran suhu untuk A rtern ia adalah 25-30De (Mudjiman, 1994).

    Siklus hidup dim ulai dari saat m enetasnya kista. Setelah 15 - 20 jam padasuhu 25e kista akan m enetas manjad i em brio. D alam waktu beberapa jam embrioini m asih akan tetap m enempel pada kulit kista, Pada fase in i em brio akanm enyelesaikan perkem bangannya kem udian berubah m enjadi naupli yang sudah akanbisa berenang bebas. Pada aw alnya naupli akan berw arna orange kecoklatan akibatm asih m engandung kuning telur. Anemia sp. yang baru m enetas tidak akan makan,karena mulut dan anusnya belum terben tuk dengan sempurna. Setelah 12 jammenetas m ereka akan ganti kulit dan memasuki tahap larva kedua. D alam fase in im ereka akan m ulai m akan , dengan pakan berupa m ikro alga, bakteri, dan detrituso rganik lainnya. N aupli akan berganti ku lit sebanyak 15 kali sebelum m en jadi dew asadalam w aktu 8 han (Purw akusum a, 2001). Anemia sp . dew asa toleran terhadapselang suhu -18 hingga 40 C. S edangkan tem peratu r optim al un tuk penetasan kistaAnemia sp. dan pertumbuhan adalah 25 - 30 C. M eskipun dem ikian hal ini akand iten tu kan oleh strain m asing -m asing Anemia sp. m enghendaki kadar salinitas an tara30 - 35 ppt.

    Sejak stadia nauplius 10, terjadi perubahan m orfogis dan fungsi yang sangatpenting. Antena kedua berfungsi sebagai alat pem beda kelam in. Pada Artemia sp .jantan antena kedua ini berubah menjad i alat penjep it yang kukuh yang digunakanu ntu k menje pit Artemia sp. betina. Pada antena yang terdapat pada Artemia s p. b eti nasaat kop ulasi berfun gsi sebagai alat sensor atau peraba.

    P ra ko pu lasi p ad a Anemia sp. dew asa dim ulai dengan pendekapan betina olehjantan dengan alat penjepitnya. Pasangan ini akan berenang berkeliling dalam posisiberiringan dengan jantan di belakang betina. Pada saat ini kopulasi dilakukan dengandimasukkannya sperm a ke dalam uterus kemudian telur yang telah dibuahiberkem bang dalam uterus. Setiap individu betina m em punyai ovari yang terle tak padakedua sisi saluran pencernaan di balik torakopoda ( P urw akusm a, 2001).

    7

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    20/55

    Parameter lain yang penting adalah pH, cahaya dan oksigen. pH denganselang 8-9. Cahaya minimal diperlukan dalam proses penetasan dan akan sangatmenguntungkan bagi pertumbuhan mereka. Kadar oksigen harus dijaga dengan baikuntuk pertumbuhanArtemia. Dengan suplai oksigen yang baik, Artemia sp.akanberwarna kuning atau merah jambu. Warna ini bisa berubah menjadi kehijauanapabila mereka banyak mengkonsumsi mikro algae. Apabila kadar oksigen dalam airrendah, dan air banyak mengandung bahan organik, atau apabila salintas meningkat,Artemia sp. akan memakan bakteria, detritus, dan sel-sel kamir (yeast). Pada kondisidemikian mereka akan memproduksi hemoglobin sehingga tampak berwarna merahatau orange. Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka akan mulai memproduksikista.

    Gambar 2. Siklus Hidup Artemia sp. (http://www.geogle.com.Htp)Kista Artemia sp.dapat ditetaskan secara optimal, apabila syarat-syarat yang

    diperlukannya dapat dipenuhi, Beberapa syarat menurut Purwakusuma (2001) adalah:Salinitas antara 20-30 ppt, ditambahkan magnesium sulfate (20 % konsentrasi), suhuair 26 - 28 DC, disarankan untuk memberikan sinar selama penetasan untukmerangsang proses, aerasi yang cukup untuk menjaga oksigen terlarut sekitar 3 ppm,

    8

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    21/55

    pH 8.0 atau lebih, apabila pH drop dibawah 7.0 dapat ditambahkan soda kue untukmenaikkan pH, kepadatan sekitar 2 gram per liter, sebelumnya dapat dilakukan prosesdekapsulisasi. Kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan Anemia sp. agar berkembangdengan baik adalah 3 ppm, pada dasarnya Artemia sp. merupakan hewan yang dapatmenyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi terhadap kandungan oksigenterlarut. Perubahan pada kandungan oksigen terlarut umumnya terjadi pada perairanyang kaya akan fitoplankton (Mudjiman, 1984).

    9

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    22/55

    III. METODOLOGI

    3.1 Waktu dan TempatPenelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2003.Pem buatan inokulum virus, penginfeksian virus pada pakan alam i yang kem udian

    diberikan ke udang w indu (Penaeus monodon F abr.), serta p engam atan fisiologi danm orfo log i udang w ind u (Penaeus monodon Fabr.) d ilakukan di L aboratorium H am a-Penyakit Ikan dan Udang Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau(BBPBAP) Jepara . Sedangkan pem buatan preparat histologis dan pem eriksaaninfeksi W SSV dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Departem en BudidayaP erairan , F ak ultas P erik an an d an Ilm u K elau tan , In stitu t P ertan ian B og or.3.2 Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian in i m eliputi udang w indutPenaeus m onodon Fabr) stadia PL16, W SSV yang diperoleh dan K endal, Artemiasp., pelle t udang, larutan D avidson , F orm alin, K alium perm angan at, K aporit, N atriumtio su lfat, C hlo rin , k ertas filter (0,45 I Jm) , alkohol 50% , alkohol 70% , alkohol 80% ,alkohol 90% , alkohol 95% , alkohol 100% , xylo l, parafin , en telan, m inyak em ersi,p ew arn a H emato ksilin d an e osin .

    Sedangkan alat-alat yang digunakan selam a penelitian adalah fiberglas,akuarium, toples, baskom, saringan, peralatan aerasi, boto l film , refraktorneter,term om eter, D O-m eter, m ortar, jarum suntik, penangas, oven, gunting, pisau sile t,p in se t, b en an g, m ik ro tom , g elas o bjek , g elas p en utu p, d an m ik ro sk op .3.3 Metode Penelitian3.3.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan

    P emelih araa n u dan g w in du (Penaeus monodon Pabr.) menggu na ka n a ku ar iumberuk uran 40x20x20 em , sedang kan pem eliharaan Anemia sp . m en gg un ak an to ples.Sem ua w adah dan peralatan yang akan digunakan dicuci dengan deterjen lalu dibilasdengan air taw ar. Kem udian direndam dengan K alium perm anganat selam a 24 jam .S elan ju tn ya d ib ilas d en gan air taw ar d an d ik erin gk an d en ga n sin ar m ata hari.

    10

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    23/55

    A ir laut yang digunakan pada penelitian in i sebelum nya ditam pung dalam bakfiber dan diberi kaporit dibiarkan selama 2 hari. Kemudian dinetralkan dengann atriu n tio su lfat d an d ib eri aerasi terus m en eru s selam a satu m in gg u.3.3.2 Penyediaan Artemia sp,

    Artemia sp. diperoleh dari hasil kultur pakan alam i yang dilakukan diLaboratorium Pakan A lam i BBPBA P Jepara. Kepadatan Artemia sp. pada setiapp er la ku an s ek ita r 1 20 in div id u/m l.3.3.3 Aklimatisasi Vdang Vji

    U dang w indu (Penaeus monodon Fabr.) yang digunakan adalah stadia PL 16 .Untuk mengetahui kesehatan udang uji dilakukan proses screening. Udangditem patkan dalam baskom lalu ditam bah form alin 200 ppm diberi aerasi kuat 10-15m enit, proses berlangsung selam a 30 m enit. K em udian diaduk secara m erata. U dangyang m ati akan m engendap di dasar w adah. Selanjutnya dilakukan penyipoan untukm em buang udang yang m ati.

    U dang yang sehat dicuci dengan air laut lalu diadaptasikan dalam akuarium. ,selam a 5 hari dengan kepadatan tiap-tiap perlakuan 90 ekorlakuarium . S elam a prosesadaptasi udang diberi pakan Artemia sp. dan pellet, pem berian pakan dilakukansecara adlibitum, juga dilakukan penyiponan dan pergantian air sebanyak 30-50 %setiap hari untuk m enjaga kualitas air dalam akuarium agar tetap stabil.3.3.4 Pembuatan lnokulum Virus WSSV

    Pada penelitian ini menggunakan virus yang ada di Laboratorium Harna-Penyakit Udang dan lkan BBPBAP Jepara. Prosedur pembuatan inokulum virusdibuat m engikuti m etode H am eed et. al. (1998). Pertam a sebanyak 1 gram udangdigerus dengan m ortar sam pai halus. K em udian disuspensikan dalam 9 m l air lautsteril. S elanjutnya suspensi organ disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selam a 20m enit pada suhu 4C dan kecepatan 8000 rpm selam a 30 m enit pada suhu 4C. Cairansupernatan yang dihasilkan disaring dengan m enggunakan kertas filter 0,45 IJm dandidapatkan suspensi virus dengan konsentrasi 10 % (w/v) yang setara dengank on se ntra si 2 0 mglml p ro te in v ir us .

    11

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    24/55

    3.3.5 Penularan WSSV Pada Artemia sp.Penularan WSSV dilakukan dengan cara perendaman 40000 ekor Anemia sp

    dalam 1000 ml suspensi virus (20 ug/ml) selama 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam (perlakuan)Setelah mencapai masing-rnasing waktu perlakuan, Artemia sp. diberikan ke udanguJ!.3.3.6 Pemeliharaan Artemia sp.

    Sebagian Artemia . \p. (3000 ekor) dipindahkan kedalam toples untukselanjutnya dipelihara sesuai dengan perlakuan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam selama10 hari.3.3.7 Penularan WSSV Pada Udang Uji

    Artemia sp. yang terinfeksi WSSV diberikan ke udang uji sebanyak 3000ekor pada setiap perlakuan, Waktu penularan satu hari pemberian pakan terinfeksi,pemberian pakan terinfeksi dilambatkan 1 jam dari jadwal pemberian sebelumnya.3.3.8 Pemeliharaan Udang Uji Terinfeksi

    Udang uji terinfeksi dipelihara selama 21 hari. Setelah penularan satu haripemberian pakan terinfeksi, selanjutnya udang uji diberi pakan Artemia sf. normal,dan pellet dengan 4x pemberian pakan, ini dilakukan sampai akhir percobaan. Selamapemeliharaan berlangsung dilakukan pengamatan tingkah laku, morfologi, fisiologi,jumlah kernatian, kemunculan bintik putih, penyiponan dan pergantian air, sertapengambilan udang untuk sample.3.3.9 Pembuatan Preparat Histologis

    Proses pembuatan preparat histologis diawali dengan proses fiksasi udang ujidalam larutan Davidson selama 24 jam. Kemudian larutan Davidson diganti denganalkohol 70 % setiap 3 hari sekali hingga proses dehidrasi dilakukan. Berdasarkanmetode Lightner (1996) preparasi histologis meliputi proses fiksasi, dehidrasi,clearing, embedding, bloking, pemotongan, pewamaan, dan pengamatan. Adapunbatasan penilaian tingkat kerusakan sel mengacu pada standar Lighter (1996) yangdibagi menjadi 5 tingkatan yaitu :

    12

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    25/55

    NO STADIA CIRI-CIRI1 0 Sel dalam keadaan normal dengan diameter inti 4-

    l Oum , inti sel berada ditengah2 1 Inti sel m em bengkak bersifat eosinophilik, intid ite ng ah d ik elilin gi o leh lin gk ara n3 2 In ti sel bergerak kepinggir, inti sel telah m em besar

    bersifat eosinophilik dan basophilik4 3 Inti sel sangat besar dalam ambang menjadi pecah5 4 Sel telah pecah dimana inti sel keluar dari sel

    Deraja t M or ta l it as = '" ' x 100%L..Udang yang d ip el ih ar aData kematian kumulatif udang uji selama penelitian dianalisis regresi

    ANOYA.

    13

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    26/55

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil4.1.1 Mortalitas KumulatifUdang Windu (Penaeus monodon Fabr.)Mortalitas kumulatifudang uji selama pemeliharaan 21 hari setelah penularan

    Artemia sp. terinfeksi, dengan waktu penularan yaitu 1,2,3,4,5, dan 6jam.

    13 14 15 16 17 18 19 20 21

    Gambar 3. Mortalitas KumulatifUdang Windu (Penaeus monodon Fabr.)Dari Gambar 1 terlihat bahwa kematian udang uji sudah terjadi mulai haripertama setelah penularan Artemia sp. terinfeksi, yaitu pada perlakuan 6 jam

    sebanyak 1 ekor, kematian terakhir pada perlakuan in i terjadi pada hari ke-16sebanyak 38 ekor. lumlah kematian udang uji tertinggi terjadi pada perlakuan 1 dan 3jam sebanyak 43 ekor. Perlakuan 5 jam jumlah kematian udang uji sebanyak 23 ekor.Sedangkan pada perlakuan 4 jam jumlah kematian udang uji sebanyak 33 ekor.Kematian terus berlangsung sampai akhir percobaan pada perlakuan kontrol danperlakuan 2 jam sebanyak 7 dan 14 ekor (Lampiran 2.).

    4.1.2 Perubahan Patologis Udang Windu (Penueus mondon Fabr.)Pengamatan terhadap perubahan patologis dilakukan sampai akhir percobaan.

    Adapun waktu kemunculan perubahan patologis disajikan pada Tabel 1. Perubahantingkah laku dan morfologi udang uji dapat dilihat pada Lampiran 5.

    14

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    27/55

    Tabell. Perubahan Patologis Udang Windu (Penaeus mandan Fabr.)Parameter W aktu K em unculan Hari K e-

    K I 2 3 4 5 6Resp on Pa ka n 1 8 5 13 8 11 [4 6

    Ak ti vi ta s R enang - 3 9 4 6 7 3Warn a T ub uh - 7 12 5 8 14 [ 0Bin ti k Put ih - 12 8 11 15 17 7

    Berdasarkan TabeI 1 diatas terlihat bahwa pada udang dengan perlakuankontrol menunjukkan aktivitas renang, dan warna tubuh yang normal. Udangmengalami penurunan nafsu makan pada semua perlakuan yaitu kontrol, 1,2, 3,4,5,dan 6 jam berturut-turut terjadi pada hari ke-18, 5, 13, 8, 11, 14, dan 6. Diikutidengan penurunan aktivitas renang yang terlihat perubahan pada perlakuan 1,2,3,4,5, dan 6 jam berturut-turut terjadi pada hari ke-3, 9, 4, 6, 7, dan 3. Akibat adanyainfeksi WSSV udang mengalami perubahan warna tubuh yang terlihat kemerahan.Sedangkan bintik putih pada perJakuan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam berturut-turut terjadipadaharike-12,8, 11, 15, 17, dan 7.

    4.1.3 Pengamatan Morfologi Udang Windu (Penaeus mondon Fabr.)Pengamatan Morfologi Udang Windu (Penaeus mandan Fabr.) dilakukan

    untuk rnengetahui normal atau tidaknya organ-organ pada udang tersebut, adapunpengamatannya dilakukan secara mikroskopis.

    6 0_ 50c f l .- 40)tn. B 30c:Q)f ! ! 20Q)0.. 10

    or;:.0- ~0- 00. 00. 1;~~0 r;:.v .o-Q o-Q ~0' i ? - ' " ~0 f . . - < : >,,0 " , . < : : ,

    ' i ? - < : : ' ~0 '" ~ o < : j _ voOrgan - . ( : - 0 < : . . . . .' \ " ' , _ , \ A~~~~: ' ; : " . . t~

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    34/55

    bergranula dan respon pertahanan humoral yang dilakukan oleh phenoloksidase,prophenoloksidase dan lisosom (Mori, 1990 dalam Anggeraheni 2001).

    Meskipun bukan merupakan organ target, infeksi WSSV juga ditemukan padahepatopankreas, karena organ tersebut berfungsi dalam sistem pencemaan, sehinggaada kemungkinan terjadi interaksi dengan organ lain yang berhubungan yangmerupakan organ target dari WSSV.

    Dari hasil histologi ditemukan adanya indikasi serangan WSSV pada Artemiasp. terutama pada organ usus dan alat gerak (Gambar 10-11). Dengan demikian dapatdipastikan bahwa WSSV yang menginfeksi udang uji berasal dari pakan berupaAnemia sp. yang diberikan. Disamping itu udang uji yang digunakan merupakanudang yang melalui proses screening terlebih dahulu. Hal tersebut membuktikanbahwa penularan WSSV terhadap udang dapat terjadi melaui pakan.

    22

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    35/55

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    S. I KesimpulanPakan alam i berupa Anemia sp. dapat m enjad i m edia penularan W SSVterhadap udang w indu tPenaeus monodon Fabr.). Infeksi terparah terjadi pada

    p er la ku an p er end aman Anemia sp . dengan W SS V selarna 3 jam .

    S.2 SaranD isarankan untuk m elakukan penelitian lebih lan jut ten tang pengaruh pakan

    alam i yang lain dalam penularan W SSV pada udang w indu tPenaeus monodonFabr.).

    23

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    36/55

    DAFTAR PUSTAKA

    Alday-sanz, 1995. Technical Report Short Course on Shrimp Disease and HealthManagement. English Edition. Ministry of Higher Education and Culture.Directorate General of Higher Education. Republic of Indonesia. July 1995.SNC - Laavalin International, Inc. In association with InternationalDevelopment Program of Australia University and Colleges. PT HasfarmDian Consultan.

    Alifuddin, M. 2002. Imunostimulan pada Hewan Akuatik. Jurnal AkuakulturIndonesia, 1(2): 87-92.

    Anggeraheni ED. 2001. Pengaruh ~Glukan Terhadap Sistem Kekebalan TubuhUdang Windu (Penaeus monodon Fabr.) dalam Kondisi Oksigen Rendah.Tesis, Program Studi Biologi Pascasarjana-IPB. Bogor.

    Anonimus, 1995. Jeleknya Lingkungan Penyebab White Spot. Techner Edisi 18 (thIIIII995). Jakarta. Hal 10-11.

    Bower SM. 1996. Synopsis of Infection Disease and Parasites of CommerciallyExploited Shell fish: White Spot Syndrome of Penaeid Shrimp.http://www-sci.pac.dfo-mpo. Gc.ca.htm.

    Chanratchakool, P. 1998. Management White Spot Disease in Thailand. AquaticAnimal Health Research Institute. Departement of Fisheries.Bangkok.http://www.Facimar.mazuasnet.rnxICamaronlinfo30.htm. 3 hal.

    Fenner F., P. A. Bachman, E. P. 1. Gibbs. F. A. Murphy, M. 1. Studdert, and D. O.White. 1987. Veterinary Virology. Acadernica Press. In., Orlando.

    Flegel 1. Wand D. Fegan, 1995. Enviromental Control of Infection Shrimp Diseasein Thailand. Disease in Asian Aquaculture II . P:65-68.

    Hameed, A. S. S, Anilkurnar, M. L. Stephen Raj, and Kunthala Jayarman. 1998.Studies on take Pathogenecity of Systemic Ectodermal and MesodermalBaculovirus and Detection in Shrimp By Immunological Methods.Aquaculture 160 (1998). P:31-45.

    Harris, E. 2000. "Shrimp Culture Health Management" (SCRM). ManajemenOperasional Tarnbak Udang Untuk Mencapai Target Protekan 2003.Makalah Disampaikan pada Sarasehan Akuakultur Nasional, 5-6 Oktober2000, Institut Pertanian Bogor. 11 halaman.

    24

    http://bangkok.http//www.Facimar.mazuasnet.rnxICamaronlinfo30.htm.http://bangkok.http//www.Facimar.mazuasnet.rnxICamaronlinfo30.htm.
  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    37/55

    Hastuti, S . W ., C . Kokarkin dan M ade L. N urdjana. 1987. Teknologi Pem eliharaanLarva. INFIS M anual Seri No. 52.

    Kontara EKM . 1990. Pertumbuhan Udang W indu (Penaeus monodon F ab r.) S ta diumPL yang D iberi Nauplius Anemia Hasil B ioenkapsulasi dengan AsamLem ak Om ega-3. Tesis. Program Pascasarjana. Institu t Pertanian Bogor.

    lory, D. E. 1999b. Proper Pond M anagement of Prevention of W hite Spot, part 1.A quaculture M agazine Septem ber/O ctober 1999. p : 92-95.

    Lightner, D.V. 1996. A Handbook of Shrimp Pathology and D iagnostic Proceduresfor D iseases of Culture Penaeid Shrimp. W orld Aquaculture Society , BatonRouge, LA , USA . Section 3.1.1.

    M aloIe, M . 1988. V irologi. Pusat Antar Universitas. Institu t Pertanian Bogor danLem baga Sum berdaya Inform asi IPB.

    Mujiman, A., S. R. Suyanto . 1999. Budidaya Udang Windu. Penebar Sw adaya,Jakarta 207 hal.

    Mujirnan, A. 1984. M akanan lkan . Penebar Swadaya. Jakarta, Cetakan 14.M oore, A . M. and Stuart G . Poss. 1999. While Spot Syndrom Virus.http:/ /www.

    Lionfish. Im s. Y sn ledu/m usw ab/nis/W hite-spot-baculovirus-com p!ex.htm . 4hal.

    Person G. and P. Sorge1oos. 1980. General A spect of the Ecology and Biogeographyof Anemia, Belgium . T he Brine Shrim p Anemia. U niv ersa P ress. W etteren.

    Purw akusum a, W . 2001. Anemia sp. http:/ /www.geogle.Com. Htp.Rochman, 1995. M engamati W hite Spot secara Selular. Techner Edisi 18 (th

    11111995). Hal :7-9.Sano, T., H . Fukunda, T. Hayashida dan Een K. M om oyam a. 1985. Baculovirallnfectifity T rial Kuruma Shrimp Larvae, Penaeus javonicus of D ifferent

    Ages. In Fish and Shellfish Pathology. A .E. Ellis (ed.), p. 397-403.A cadem ic Press, L ondon.

    S ernb iring , R . K. 1995. A nalisis Regresi. ITB Bandung. H a1359.Sinderm an. CJ. 1990. Principal D iseases of M arine Fish and Shelfish. Academ ic

    Press. Inc. San . D iego. C alifornia.

    25

    http://www.geogle.com./http://www.geogle.com./
  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    38/55

    Techner, 1995. Penyakit Ganas White Spot. Techner Edisi IS (th IIIII995). Hal:4-5.Tricahyo, E. 1995. Biologi dan kultur Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.).

    Akademika Pressindo. Jakarta. 43 Hal.

    Wang, Y. G; Shariff, P. M. Sudha, P S. Srinivasa Rao, M. D. And L. T. Tan. 1995.Managing White Spot Disease in Shrimp. Info Fish International. 3/9S. p:30-36.

    Wiyoto. 2000. Gambaran Patologis Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.)Sebelum Terjadinya Kematian Masal di Tambak skripsi hasil penelitian.Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan I1mu Kelautan.lnstitut Pertanian Bogor. Bogor,

    26

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    39/55

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    40/55

    Lampiran 1. Proses Preparasi Histologis Udang Windu iPenaeus monodonFabr.)

    FiksasiLarutan David son

    DehidrasiAlkoho l 800 /0 , 9 0 0 1 0 , 95% I, 95% IImasing-masing 2 j am , A Ikohol lOO%I 12 jam, AIkohol 100% II 1 jam

    GearingXylol A lkohol 1 jamXyloll, u , III m asing-m asing 30 m enit

    EmbeddingParaffin I, II, III dalam oven70 De masing-masing 45 menit

    Sed ia an H is to lo gi s

    M ounting

    PewarnaanX ylol I, II masing-masing 5 men itAIkohollOO% I, 100% II, 950 /0 , 90%,85% , 70% , 50% , m asing-m asing 2 menit,Akuades 1 meni t, Hema toxy li n, 5 menit,B ilas, E osin 1 m en it, A. .lkohol 500/0, 70%,850 /0 , 900/0, 950 /0 , I 00% I, 1 0 0 % 1 II masing-masing 1 men it, Xylo l J, I I mas ing-masing5 menit

    r----~c Cutting )"-------27

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    41/55

    Lampiran 2. Jumlah Mortalitas KomulatifUdang Windu (Penaeus monodonFabr.)Hari Ke- Perlakuan

    Kontrol 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam 6 JamJumlah Mortalitas Komulatif

    1 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 13 0 a a 0 0 0 14 0 a a 0 0 a 15 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 2 ] 0 27 0 3 1 5 ] 0 48 0 4 ] 7 1 0 59 0 6 I 9 I 0 8] 0 0 8 I 14 3 0 I OII 0 12 2 16 4 1 1312 0 15 3 20 8 4 1713 0 21 5 27 II 6 2514 0 39 5 39 22 8 3515 0 43 5 41 30 12 3716 I 43 7 43 32 13 3817 2 43 8 43 33 18 3818 2 43 8 43 33 19 3819 4 43 8 43 33 23 3820 5 43 9 43 33 23 3821 7 43 14 43 33 23 38

    Lampiran 3. Parameter Kualitas AirPerlakuan Gam) Suhu C C ) Salinitas (ppt) DO pH

    K 27-28 34-35 5-6 8-8,51 27-28 34-35 5-6 8-8,52 27-28 34-35 5-6 8-8,53 27-28 34-35 5-6 8-8,54 27-28 34-35 5-6 8-8,55 27-28 34-35 5-6 8-8,56 27-28 34-35 5-6 8-8,5

    Lampiran 4. Grafik Persentasi Kerusakan Organ Udang Windu (Penaeusmonodon Fabr.)

    Organ PerlakuanKontrol 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam 6 Jam

    Warna Tubuh 11,9 14,28 19,05 21,43 42,85 57,14 30,95Rostrum 7,14 9,52 7,15 9,52 11,9 9,52 14,28Karapas 9,52 7,15 16,67 23,8 28,57 30,95 45,23

    Maxilipcd 4,76 9,52 7,15 9,52 9,52 16,67 11,9

    28

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    42/55

    Antena 21.43 16,67 42,86 26,19 33,33 50 38,09Antenulla 11,9 9,54 21,43 16,67 21,43 42,86 28,57Periopod 26,19 19,04 28,57 30,95 21,43 35,71 23,8Plcopod 14,28 11,9 16,67 16,67 11,9 19,05 16,67

    Hepatopankreas 16,67 28,57 45,24 42,85 45,23 38,09 35,71Ekor 7,14 2,38 7,15 9,52 49,52 11,9 16,67

    Lampiran 5.Pengamatan Morfologi Udang Windu Yang Terinfeksi WSSVPerlakuan KontrolHad O rg an Y an g D ia ma tiK.: W:ln1:1 Rostrum Karnpas Muxiliped Antcna Antenula Perioood Pleopod HqJa EkorI N N N N N N N N N N

    N N N N N P N N N N2 N N N N N N N N N N

    N N N N N N N N N N3 N N N N l' N P N N NN N N N N N N N l' N

    4 N N N N N N N P N NN N N N N N N N N N5 N N N N N N N N P N

    N N N N N P N N N N6 N N N N P N N N N NN N N K N N P N N N7 N N N N N N N N N NN N N N N N N N N N8 N N N N P N P N N NN N N N N N N N N N

    l) N N l' N N N N N N NK N N N N N N N N N

    10 N N N N N l' N N .N KN N N N P N N N N N

    11 N N N N N N P P P NN N N N N N N N N N12 N N P N N N N N N NN N N N P N N N N N

    13 N I' N N N N N N N NN N N K I' N P N P N

    14 N N N N N I' N P N NN N N N N N N N N N

    15 K N I' N N N I' N N NN N N N N N N N N N16 .. N N N N N N N N N NK N N N N N P N P N17 N P N N N N P P N N

    K N N N N N N N N N18 N N N N N N P P P KN N N N N N N N N N19 N N N N N N N N N N

    N P N N N P P N N N20 N N N N N N N N N K

    N N N N N N P N P N21 K N I' N P N N P N NN N N N N N N N N N

    29

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    43/55

    Perlakuan 1JamHan Organ Yang D i ama tiKc- \Varna Rostrum Karapas Maxiliped Antena Antenula Periopod Pleopod Hepa Ekor1 N N N N N N N N N N

    N N N N N N N P N N2 N N N N N N N N P N

    N N N N P N N N N N3 N N N N N N P N P NN N N K N N N N N N4 N N N N N N P P N NK N N N P P N N P N5 N P N N N N N N N NN N P N P N N N P N

    6 N N N N N N N N N NK N N N N N N N N N

    7 N N N K N N P N P NN N N N N N N N N N

    8 N N P N P P N P N NK N N N N N P N P N9 N P N N N N N N P NN N N N N N P N N N10 K N N N N P N N N NN N N N N N N N P NII N N N N P N N P P NN P N K N N P N N N

    12 N N N N N N N N P NK P N N P N N N N N

    13 N N N N N P N P P NN N N N N N P N N N

    14 N N N K N N N N P NN N N N P N N N N K

    15 K N P N N N P N N N- - - - - - - - -16 - - - - - - - - . - - - - . -17 - - - - - - - - - -- - - - - - . 18 - - - - - - - - - - - - - - -19 - - - - - - - - - - - - - - -20 - . - - - - - -- - - - - - - -21 - - - - - - - - - - - - - . - - -Pcrlakuan 2 JamHan Organ Y an g D ium at iKc- Wurna Rostru Karapu Maxiliped Antena Antenula Periopod Pleopod Hepa Ekor

    m sI N N N N N N N N N NN N N N P N N N N N

    2 N N N N P N N N P NN N P N N N N N N N

    3 N N N N N N P N P NN N N N I' N N N N N

    4 N N N N N P N P P NN N N N N N N N N N

    5 N N l' N P N l' N P NN P N N N l' N N N K

    6 N N N N P l' P N N N

    30 "

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    44/55

    K N N N N N N N N N7 N N N N P N N N P NN N N K N N N P N N8 N N N N P N P N N NK N N N N N N N P N

    9 K N P N N P N N N NN N N N P N N N N N1 0 K N N N N N P N P NN N N N N N N N P NII N N N N P N P < N P NN N N N N P N P N N

    12 N N N N N l' N N N NN N N K N N P N P N

    13 N N P N N I' N N P KN N N N P N N P N N

    14 N N N N N N P N P NK N N N N N N N N N

    1 5 K l' N N P N P N P NN N N N N N N N N N

    I G N N P N P N N N P NN N N N N N N P N N

    17 N N N N P P P N P NN N N N N N N N N N

    18 N N N K P N N N P NK N P N N N N N N N

    1 9 N N N N P P P P P KN N N N N N N N N N

    2 0 N N N N P N N N P NN P N N N N N N N N

    2 1 K N P N P P N P P NN N N N N N N P N N

    Perlakuan 3 JamHari Organ Y an g D ia rn atiKo. Wama Rostrum Karapas Maxil iped Antena Antenula Pcriopod Pleopod Hepa EkorI N N N N N N N N P N

    N N N N N N N P N N2 K N P N P N I' N P N

    N N N N N N N N N N3 N N N N N P P N P N

    N N P K P N N P P K4 K N N N N N N N N N

    N P N N N N P N P N5 N N N N P N P N P N

    K N P N N P N P P N6 N N P N P N P N N NK P N N N N N N P N

    7 N t-' P N P P P N N NN N N N N N N N P N8 N N N K P N P N N KK N N N N P N P P N9 K P P N P N P N P NN N N N N N P N N N

    10 K N l' N P P N P P NN N N N N P P N P NII N N N K P N N N N KN N P N N N P N P N

    1 2 K N N N N N N P N NN N P N N N P N P K

    13 N P N K P N N N P NN N N N N P N N N N

    14 N N P N P N P P P N

    31

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    45/55

    15N N N N NN N N P

    1617181920~- ----- ----"------t-----t-----t------I----ji-----I-----t------/

    Perlakuan 4 JamH~ri O rg an Y an g D ia ma tiKc- Warnu Rostrum Knrapas Maxilipcd Anten:! Antcnuln r'eriopod Plcopod Hcpa EkllrI N N N N N N N N N NK N N N N P N N N N2 K N I' N N N N N l' NN N N N l' N I' N I' N3 K N N N N N N N N N

    N N P N N I' N N I' N4 K l' N N N N N N N NN N I' K P N N N P K5 K N N N N N l' N N N

    N N N N l' N N N P N6 N N N N N N : - . l N N N

    K N I' K N N I' P I' K7 K P N N I' P N N P N

    N N p N N N N N .N N8 N N N N l' P N N P N

    K N N K N N N P P N9 K N P N P N N N N KN P N N I' l' N N l' N

    10 K N N N N N P N P NN N N K N N N I' N NII K N I' N I' N N N N NN N I' N N N N I' l' N

    12 K N N N N N N N N NN N N N P l' P N l' K

    13 K I' N N N N N N N NN N l' N P l' P N P N

    14 K N N N N N N N N NK N N N P N P N P N

    IS N N N N I' N N N N NK N P N N N N N P N16 N N N N P I' P N N NK P N N N N N N P N

    17 N N P N N N N N N N,. K N N N P N P N I' N18 K N P N N P N P P N

    - - - - - - - - -19 - - - - - - - - - -- - - - - - - - - -20 - - - - - - - - .- - . - . - . - . -21 - - - " - - - - - -

    32

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    46/55

    Pcrlakuan 5 JamHa n O rgan V an DiamatiKe- Wama Rostrum Karapas Maxiliped Antena Antenula Periopod Pleopod Hepa Ekor1 N N N N P N N N N NN N N N N N N N N N2 K N N N N N P N I' N

    N N N N I' I' N P N N3 K N N K N P N N N NK N N N P N P P P N< I K N I' N I' N N N P KN N N N N I' I' P N N5 K N N N P N N N N NN N N N P P N N N N6 N N N N N N P N N NK N P N P P N N P N7 K P N N N N N P P NN N N N l' P N N N N8 K N N K P N N N N K

    N N P N N N P N P N9 N N N N N P N N N N

    K I' N N l' N N P N N10 K N I' N N N P N P NN N N N P P N N N N

    11 K N N N N P N N N NK N P K l' N P N P K

    12 K N N N P N P N N NN N N N N P N N P N

    13 K N N K P N N N N NN N N N P N P P P N14 K N N N N P N N N NK N P K N P P P P K

    15 N N P N P N N N N NK N N N P P P N P N

    16 N N N N N N N N N' NK P P N I' N N N l' N

    17 N N l' K N P P N N NK N N N N N N N N N

    18 K N l' N N P N P N NK N N N l' N P N P N

    19 N N P N N N N N N KK l' N N I' P N N P N

    20 K N P N N l' P N N NN N N K P N P N P N

    21 N N P N N P N N N NK N N N N N N N N N

    Perlakuan 6 JamHa n Organ Y an g D ia ma tiKe- Wnma Rostrum Karapas Maxiliped Antena Antenula Perioood Plcopod Hepa EkorI N N N N N N N N N N

    N N l' N N N N N P N2 N N P N l' N N N N N

    K N N N P N N N N N3 N N P N N P P N P K

    K N I' N I' N N N N N4 N N I' K N P N P I' N

    K P N N P N N N N K5 K N I' N N l' N N P N

    N I' N N I' N I' I' N N6 K N I' K l' I' P N P N

    N N N N N N N P' " P """ N7 K N N N N N P N '"N ,'.,K

    33

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    47/55

    N N l' K I' l' N N N N1 1 N N I' N N N l' N l' N

    K N N N I' P N P I' N9 N N P N N P N N N N

    K l' P N P N N N l' K10 N N N K N N P N P N

    K N I' N P N N I' P N11 N l' l' N N I' N N N NK N N N P N N N P N12 N N N p N l' N N K

    K N N N N l' N N P N13 N N I' K I' N N N N N

    N l' l' N I' N I' P N N14 K N N N N I' N N N N

    N N l' N N I' P P K15 N l' N N P N N N N N

    K N P N P l' P N P K16 N N P N N N N N N N. . . - - - . - -17 . - - - " " - .

    " " - - . - - -18 - - - - - - . - - - - - - - - . -19 - - - - - - -- - . - - . . -20 - - . - . - - - - - - - - - - .21 - - - - - - - -- - - . - - - - -

    Lampiran.6 Stadia Perkembangan lnfeksi Virus WSSVHari Purumeter Perlakuun

    Kootrol 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam GJum-I -IEPA TOPANKREAS1 SPI I 0 0 0-1 0-1 0-3 03 0-3

    I' (%) 0 0 50 50 100 50 502 Sl'[ I 0 0 0-1 0-1 0-3 0-3 0-3

    1'(%) 0 0 50 50 100 50 503 SP[ 0 0-1 0-1 0-1 0-3 0-3 0-3

    l' (%) 0 50 50 50 100 50 504 sn 0 0-1 0-3 0-3 0-4 0-3 0-3

    P (%) 0 100 50 100 50 50 1005 SP[ 0 0-1 0-1 0-2 0-3 0-3 0-4

    I' (%) 0 50 50 50 50 50 506 Sl'1 0 0-1 0-1 0-2 0-3 1-4 0-4

    l' (%) a 50 50 50 50 50 50 . .7 Sl'l a 0-1 o - r 0-2 0-3 1-4 1-4

    l' ("!o) a 50 50 50 100 50 508 SI'I 0 0-1 0-1 0-3 0-) 1-4 1-41'(%) a 50 50 50 100 50 50

    9 SPI 0 o- i D -I 0-3 D -3 1-4 1-41'(%) 0 5D 50 50 100 50 50

    10 sri 0 o - i 0-1 13 0-3 1-4 1- 4P (%) 0 50 50 50 100 50 50

    11 SPI 0 0-1 01 1-3 0-3 1-4 1-4P (%) 0 50 50 50 100 50 50

    12 SI'I 0 0-1 0-1 1-3 0-3 1-4 1-4P (%) 0 50 50 50 100 50 100

    13 sri a 0-1 0-1 13 0-3 1-4 1-41'(%) 0 50 50 50 100 50 100

    14 Sl'1 0 0-1 01 1-3 03 1-4 14P (%) a 50 50 50 100 50 100

    34

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    48/55

    15 81 '1 a o - i O-J - 0-3 1-4 1-4P (%) 0 100 50 - 100 50 10016 SP[ a - 0-1 - 0-3 1-4 -P (%) 0 - 50 - 100 50 -17 SPI a - 0-1 - 0-3 1- 4 -l' (%) 0 - 50 - 100 50 -18 81'1 a - 0-2 - 0-3 1-4 -l' (%) a - 50 - 100 100 -19 SP I 0 - 0-2 - - 1-4 -P (%) a - 50 - - 100 -20 81 ' [ 0 0-2 - - 1-4 -P (%) a - 50 - - ID a -21 0 - 0-2 - - 1-4 -a - 50 - - 100

    Han Parameter PcrlakuanKontrol 1 Jam 2 Jam 3Jam 4 Jam 5 Jam 6 Ja m-

    USUSI SP I 0 0-2 0-3 0-2 0-4 0-3 0-2I' (%) 0 50 100 50 50 l O a 100

    2 SI'[ 0 0-2 0-3 0-2 0-4 0-3 0-2P (%) 0 50 100 50 50 100 100

    3 SP[ 0 0-2 0-3 0-2 0-4 0-3 1-4P (%) 0 50 100 50 50 l O a 50

    4 SP[ 0 0-2 0-3 0.2 04 0-3 1-4p (%) () 50 100 50 50 100 S Os SPI a 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1- 4l' (%) 0 50 100 100 50 100 50

    6 SI'I 0 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1-4l' (%) a 50 100 ID a 100 100 50

    7 81'1 a 03 0-3 0-3 0-4 0-3 1-4l' (%) 0 100 100 100 100 100 100

    8 SI'I 0 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1- 4I' (%) 0 100 100 100 100 100 100

    9 SI'J 0 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1-4I' (%) 0 100 100 100 100 100 l O a10 Sl'l a 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1- 41'(%) 0 100 ID a 100 100 100 100II SI'I 0 0-3 0-3 0-3 0-4 0-3 1-4l' (%) 0 100 100 l a O 100 roo 100

    12 SI'I 0 0-3 0-3 1-4 0-4 0-4 1-4l' (%) 0 100 IDa 50 l a o IDa 100

    13 SI'I 0 0- 3 1-4 1-4 0-4 0-4 1-4l' (%) 0 100 50 50 100 100 100

    14 Sl'1 0 0-3 1-4 1-4 0-4 0-4 1- 4l' (%) a 100 50 50 100 100 l O a

    15 81'1 0 0-3 1-4 0-4 0-4 1-4P (%) 0 100 50 - 100 100 100

    16 SI'I 0 - 1-4 - 0-4 1-4 1-41'(%) 0 - 50 - 100 50 10017 SP] o - i - 1-4 - 0-4 1-4 .I' (%) 50 - 50 - 100 50 -18 SI'I 0-1 . 1-4 - 0-4 1-4 -I' (%) 50 - 50 - l O a 50 -19 SP I 0-1 . 1-4 - - 1-4 -P (%) 50 100 - - 50 -

    20 Sl'I 0-1 - 1-4 - - 1-4 -I' (%) 50 100 - - ID a -

    21 SPI 0] - 1-4 - - 1-4 -l' (%) 50 - 100 - - 100 -

    3 5

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    49/55

    IIMi I Parnmcter l ' . . ,rI~kuan- Kontrol I J a m I 2 Jam I 3 J a m I 4 J a m I 5 J a m I 6JumINSANGI SI'I 0 0 - 1 0 - 3 0 - 2 0 - 4 0 - 4 0 - 4P (%) 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 02 SP I 0 0 - 1 0 - 3 D - 2 0 - 4 0 - 4 1 - 4

    P (~o) 0 5 0 5 0 SO 5 0 5 D 5 03 SI'[ 0 0 - 1 0 - 3 0 - 2 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0

    4 81'[ 0 0 - 1 0-3 0 - 2 0 - 4 0 - 4 1 - 4l' (%) 0 5 0 5 0 SO 5 0 5 0 5 0

    5 81'[ 0 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 5 0 5 06 Sl'l 0 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 07 SP[ 0 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 0 5 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 08 8PI 0 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 - 4

    I' (%) 0 5 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 L O O9 81'[ D - I 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 , 4

    P (~ ,,) 50 1 0 0 5 D 1 0 0 [ 0 0 1 0 0 1 0 01 0 8P[ D - I 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 50 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 01 1 8PI 0 - 1 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 1 , 4

    I' (%) 50 1 0 0 SO 1 0 0 1 0 0 ] 0 0 1 0 01 2 8 1 ' 1 0 - 1 0 - 3 0 - 4 1 - 4 0 - 4 1 - 4 1 - 4

    P (%) 5 0 1 0 0 5 0 5 0 1 0 0 5 0 1 0 01 3 8 P [ 0 - 1 0 - 4 0 - 4 1 - 4 0 - 4 1 - 4 1 , 4

    P (%) 5 0 5 0 5 0 SO 1 0 0 5 0 1 0 01 4 SPI 0 0 - 4 0 - 4 1 - 4 0 - 4 1 - 4 1 - 4

    I' (%) 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 01 5 8 1 ' 1 0 0 - 4 0 - 4 - 1 - 4 1 - 4 1 , 4P (%) 0 1 0 0 5 0 - 5 0 5 0 1 0 01 6 SPJ 0 - 0-4 - 1 - 4 1 - 4 1 , 4P (%) 0 - 5 0 - 5 0 5 0 1 0 017 SPI 0 - 0 - 4 - 1 - 4 1 - 4 -P (%) 0 - L O O - 5 0 5 0 -[8 SP[ 0 - 0 - 4 - 1 - 4 1 - 4 -I' (%) 0 - L O O - 5 0 1 0 0 -1 9 SPI 0 - 0-4 - - 1 - 4 -P (%) 0 - 1 0 0 - - 1 0 0 -2 0 SI'I 0 - 1 - 0 - 4 - - 1 - 4 -P (%) 5 0 - 1 0 0 - - 1 0 0 -2 1 SI'I 0 - 0 - 4 - - 1 - 4 -P ( 0 / < 0 - 1 0 0 - - 1 0 0 -

    Hari Parameter PerlakuanKontrol IJam 2 J a m 3 J a m 4 J u m SJam GJam-

    LlMFOID[ SI'I 0 0 - 4 0 - 2 0 - 3 0 - 2 0 - 3 0 - 3P (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0

    2 SI'I 0 0 - 4 0 - 2 0 - 3 0 - 2 0 - 3 0 - 3P (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0

    3 SP[ 0 0 - 4 0 - 2 0 - 3 0 - 2 0 - 3 0 - 3I' (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0

    4 Sl'l 0 0 - 4 0 - 2 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 3P (%) 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 5 0 1 0 0

    5 SI'I 0 0 - 4 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 3I' (%) 0 5 0 5 0 1 0 0 5 0 50 l O a

    G . ' : > I ' [ 0 0 - 4 0 - 3 1 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 4l' (%) 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0 5 0 S O

    36

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    50/55

    7 SPI 0 1 0 - 4 0 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4P (%) 5 0 1 0 0 5 0 5 0 1 0 0 5 0 5 08 SPI 0 0 - 4 0 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4p (%) 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 S O 1 0 09 SPI 0 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4P (0/0) 0 1 0 0 1 0 0 r o o I D a 5 0 1 0 010 SI'I 0 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4I' (%) 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 011 SI'I a 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4l' (%) 0 I D O 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0

    1 2 SPI 0 - 1 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4I' (%) 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0

    13 SPI 0 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 0 5 0 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 01 4 SPI 0 - 1 1 - 4 0 - 4 0 - 4 1 - 4 0 - 4 1 - 4

    P 1%) 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 01 5 SPI 0 - 1 1 - 4 1 - 4 - 1 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 5 0 l O a 1 0 0 - 1 0 0 1 0 0 1 0 0IG Sl'I 0 - 1 - 1 - 4 - 1 - 4 0 - 4 1 - 4P (%) 5 0 - 1 0 0 - 1 0 0 1 0 0 1 0 01 7 SI'I 0 - 1 - 4 - 1 - 4 0 - 4 -

    P (%) 0 - 1 0 0 - 1 0 0 l a o -18 SPI 0 - 1 - 4 - 1 - 4 0 - 4 -P (%) a - 1 0 0 - 1 0 0 1 0 0 -19 SI'I a - 1 - 4 - - 0 - 4 -I' (%) a - 1 0 0 - - l O a -2 0 SI'J a - 1 - 4 - - 0 - 4 -I' (%) 0 - 1 0 0 - - 1 0 0 -21 SPI 0 - 1 - 4 - - 0 - 4 -P (%) 0 - 1 0 0 - - 1 0 0 -

    Hari Parameter PerlakuunKoutrol 1 Jam 2 J,lJll 3 Ja m 4 Jam 5 Jam G Ja m

    KULlTI SI'I 0 0 - 2 0- 1 0 - 3 0 - 3 0 - 2 0 - 3I' (0) 0 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 02 SPI 0 0 - 2 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 2 0 - 3

    I' (~'o) 0 SO 1 0 0 50 1 0 0 1 0 0 1 0 0 "3 Sl'l () 0 - 2 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 2 0 - 31'(%) () 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 ' 1 0 0 1 0 0

    < I Sl'l 0 0 - 2 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 2 0 - 3l' (0) 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0

    5 SI'[ () 0 - 3 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 31 ' ( % ) 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0

    6 SPl 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 3I' (%) 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0

    7 Sl'l 0 0 - 1 0 - 1 0 - 2 0 - 2 0 - 3 0 - 4I' (%) 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0s SP I 0 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4I' (%) 0 1 0 0 5 0 1 0 0 50 5 0 5 0

    9 sn 0 - 1 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 41'(%) 5 0 1 0 0 5 0 1 0 0 5 0 5 0 5 0

    1 0 SI'I a 0 - 3 0 - 3 0 - 3 0 - 4 0 - 3 0 - 4I' (%) 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 0 5 0

    II SI'I 0-1 1 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 3 0 - 4l' (%) 50 5 0 1 0 0 5 0 ]()() 1 0 0 1 0 0

    1 2 SP I 0 1 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 3 0 - 4P (%) 0 1 0 0 1 0 0 5 0 100 1 0 0 1 0 0

    13 SP I 0 - 1 1-4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0 - 4P (%) 50 1 0 0 I O ( J 50 1 0 0 5 0 100

    1 4 SP I 0 1 - 4 0 - 3 0 - 4 0 - 4 0 - 4 0-41'(%) 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 0 0

    37

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    51/55

    [l5 Sl'1 0 1-4 0- 3 - 0-4 0-4 0-41'(%) () l a O 100 - trJo 50 10016 SI'[ 0 1-4 - 0-4 0-4 0-4

    P (%) 0 - 50 - 100 100 10017 81'1 0 - 1-4 - 0-4 0-4 -

    1'(%) 0 - )00 . 100 100 18 81'1 0 - 1- 4 - 0-4 0-4 l' (%) 0 - 100 - 100 100 -\9 SI'J 0 - 1-4 - - 0-4 -P ( ' } O J 0 - 10D - 10 0 -2 0 Sl'I 0 1-4 . 0-4 -

    l' ('I.) a 100 - - 100 -21 81'1 0 1-4 - . 0-4 -l' (%) 0 - 100 - - 100 ..

    38

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    52/55

    Lampiran 7. Proses Penularan WSSV pad a Artemia sp., pemeliharaan Artemiasp, terinfeksi, penularan Artemia sp, terinfeksi pada Udang Uji, danpemeliharaan Udang Uji terinfeksi

    Artemia+WSVWaktu: 1 jam

    Artemia+WSVWaktu: 2jam

    Artemia+WSVWaktu: 3jam

    Anemia+ WSVWaktu : 4jam Artemia+WSV Artemia+WSVWaktu : 5 jam Waktu : 6 jam

    Artemis +WSVWaktu 2 jam

    Artemi. +WSVWaktu 3 jam

    Arterni: +WSV Artemk +WSV Artemi +WSVWaktu 4 jam Waktu : 5 jam Waktu 6 jam

    Anemia WSVW aktu : 1 jam

    Udang U ji Udang U ji Udang U ji U dang U ji U dang U ji Udang U ji

    I I."

    Udang U ji Udang U ji Udang U ji Udang U ji U dang U ji Udang U jiD ari A rtem ia D ari A rtern ia Dari A rtem ia Dari A rtem ia Dari A rtem ia Dari A rtem ia1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 5 Jam 6 Jam

    39

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    53/55

    Lampiran 8. Analisis Regresi Mortalitas Komulatifx dan y1SUMMARY OUTPUT

    R eg re ss io n S ta tisticsMultiple RR SquareAdjusted R SquareStandard ErrorObservations

    0,9350430,8743050,867697,01246

    21ANOVA

    df SS F S ignificance FSRegression 6498,921 6498,921 132,1601 5,328E~10ResidualTotalx dan y2

    R eg re ssio n S ta tis tic s

    _ _ R c...:_ e_ :_ "g re ss io ntatisticsMultiple R 0,93031R Square 0,865477Adjusted RSquareStandard ErrorObservations

    0,8583971,505878

    21ANOVA

    df

    1920

    934,3173 49,17467433,238

    F S ignificance FS MSRegression 277,2 277,2 122,2401 1,02E~09ResidualTotalx dan y3SUMMARY OUTPUT

    1920

    43,08571 2,267669320,2857

    R eg re ss io n S ta tist icsMultiple R 0,957446R Square 0,916703Adjusted RSquareStandard ErrorObservations

    0,9123195,500208

    21ANOVA

    4 0

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    54/55

    df SS MS F Significance FRegressionResidualTotal

    11920

    6325]778 6325]778 209,1008 1,05E-11574,7935 30,252296900,571x dan y4

    SUMMARY OUTPUT

    Regression StatisticsMultiple R 0,916321R Square 0,839645Adjusted RSquareStandard ErrorObservations

    0,8312056,066272

    21ANOVAdf SS MS F Significance F

    Regression 1 3661,092 3661,0922 99,48713 5,49E-09ResidualTotalx dan y5SUMMARY OUTPUT

    1920

    Regression StatisticsMultiple R 0,905838R Square 0,820543Adjusted RSquareStandard ErrorObservations

    0,8110983,924397

    ANOVAdf

    699]1935 36,7996584360,286

    21SS MS F Significance F

    Regression 1 1337,955 1337,955 86,87515 1]61E-08ResidualTotal

    1920

    292,6169 15,400891630,571

    x dan y6SUMMARY OUTPUT

    Regression StatisticsMultiple R 0]947519R SquareAdjusted RSquare

    0,8977920,892413

    41

  • 5/12/2018 Artemia Sebagai Vector

    55/55

    Standard ErrorObservations

    5,36427221

    dfANOVA

    SS MS F Significance FRegression 7,38E-11ResidualTotal

    11920

    4802,505 4802,505 166,8961546,7329 28,775425349,238

    42