arpeni pratama ocean line bilingual 31 dec 2011 released

257

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 2: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 3: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1

Menjadi Perusahaan yang dominan dalam industri pelayaran Indonesia dan ikut berperan dalam arena pelayaran Internasional.

Membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dengan memberi pelayanan berorientasi pelanggan terbaik melalui pengangkutan tepat waktu, end-to-end logistic solution.

Ikut meningkatkan pembangunan transportasi angkutan laut nasional dalam pengertian luas, termasuk pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan masyarakat.

To be a dominant player in the Indonesian shipping industry and to play a growing role in the international shipping arena.

To build on long-term relationship with customers via providing excellent customer-oriented service through on-time delivery, end-to-end logistics solution.

To enrich the development of national maritime transportation in broad aspects, such as human resource and community development.

VisiVision

Page 4: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

0302

PROFIL PERUSAHAANCORPORATE PROFILE

Sejalan dengan perkembangan industri pelayaran, terutama dengan dukungan deregulasi peraturan Pemerintah, Perseroan menangkap peluang dengan melakukan diversifikasi usaha transportasi laut untuk batubara, pulp dan minyak mentah, serta pengelolaan kapal, penyewaan kapal dan bisnis keagenan bagi perusahaan pelayaran asing.

Saat ini, Perseroan merupakan penyedia jasa angkutan dry bulk terbesar di Indonesia yang memberikan jasa end-to-end logistic solution dengan total kapasitas armada lebih dari 800.000 DWT. Angkutan dry bulk Perseroan dilengkapi kapal-kapal Capesize, Panamax termasuk dua unit kapal Panamax baru, dan Handysize dengan kapasitas 27.547 DWT sampai dengan 147.000 DWT.

Kapal-kapal ini didukung dengan floating crane yang berkapasitas 10.000 MT/hari sampai dengan 30.000 MT/hari, tongkang dengan kapasitas 500 DWT sampai dengan 8.000 DWT dan kapal tunda berkapasitas 600 HP sampai dengan 3.400 HP.

Sehubungan dengan menurunnya pelayaran internasional akibat dampak krisis ekonomi global sejak pertengahan 2008, Perseroan semakin memusatkan kegiatan usaha pada angkutan dry bulk, sehingga pada akhir tahun 2011 Perseroan tidak lagi memberi jasa angkutan general cargo yang kinerjanya kurang menguntungkan.

Untuk jasa angkutan cair, Perseroan menyewakan tiga kapal tanker dengan total kapasitas 46.000 DWT secara kontrak jangka panjang kepada Pertamina.

Perseroan menyediakan jasa keagenan yang dimulai pada tahun 1983 dan menjadi salah satu keagenan pelayaran swasta terbesar di Indonesia. Perseroan telah menjalin kerjasama jangka panjang dengan dua prinsipal utama yaitu Hyundai Merchant Marine Co. Ltd dan Wallenius Wilhemsen Lines. Jasa keagenan Perseroan yang komprehensif meliputi pengurusan jasa keagenan umum, jasa kepelabuhan, agen perlindungan pemilik, penunjukkan perusahaan bongkar muat, jasa pengurusan kepentingan pemilik kapal, jasa pengisian bahan bakar, jasa perbaikan di atas kapal saat berlabuh, cargo dan shipbrokering serta memasok suku cadang dan peralatan.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan ditunjang antara lain oleh tim manajemen dan karyawan darat/laut berpengalaman serta beberapa kantor cabang yang tersebar di beberapa kota pelabuhan di Indonesia.

Perseroan berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang dominan dalam industri pelayaran Indonesia dan ikut berperan serta dalam arena pelayaran internasional, membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan serta ikut terlibat dalam meningkatkan pembangunan transportasi angkutan laut nasional dalam pengertian luas, termasuk pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan masyarakat.

Due to the decline of international shipping negatively affected by global economic crisis since mid 2008, the Company has been focusing on dry bulk transportation services. At the end of 2011, the Company did not provide general cargo transportation services which performance had not been profitable.

In liquid cargo transportation services, we time charter-out on a long-term basis three tankers with total capacity of 46,000 DWT to Pertamina.

The Company commenced agency services in 1983 and became one of the biggest private agency service providers in Indonesia. Hyundai Merchant Marine Co. Ltd (HMM) and Wallenius Wilhemsen Lines are two primary principals which have appointed us to be their general agents in Indonesia. The Company’s comprehensive range of agency services includes general agency services, port handling services, owner’s protective agent services, appointing stevedoring companies, ship husbanding services, bunker services, floating repair services, marketing agent services and supplying spare parts and equipment

The Company has been supported, among others, by its long-experienced management team and employees/seafarers, and domestic branches in various major ports in Indonesia.

The Company is committed to be a dominant player in the Indonesian shipping industry and to play a growing role in the international shipping arena, to build on long-term relationship with customers and to enrich the development of national maritime transportation in broad aspects, such as human resource and community development.

With respect to the growth of shipping industry due to the Government’s deregulation policies, the Company took the opportunity to diversify its shipping services for the transportation of coal, pulp and oil, as well as ship management, chartering-out of vessels and agency business.

Currently, the Company provides the largest dry bulk carriers which offers “end to end logistic solution” services with of over 800,000 DWT in total capacity. The Company wholly owned bulk carriers comprised of Capesize, Panamax bulk carriers, including two units of newly built bulk carriers, and Handysize bulk carriers, with capacities ranging from 27,547 DWT to 147,000 DWT.

They are supported by floating cranes with capacities ranging from 10,000 MT/day to 30,000 MT/day, barges ranging from 500 DWT to 3,400 DWT and tug boats from 600 HP to 3,400 HP.

Perseroan berdiri pada tahun 1975 dan memulai usahanya dalam jasa

angkutan produk perkayuan dengan menggunakan single log-carrying

vessel. Perseroan merupakan salah satu perusahaan pelopor di Indonesia

dalam angkutan produk perkayuan (timber-based products) ke pasaran

internasional, khususnya Asia Timur.

The Company was established in 1975 and began its business from providing timber product transportation services by means of a single log-carrying vessel. The Company is a pioneering carrier of Indonesian timber based products to international markets, particularly in East Asia.

Page 5: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

0504

RINGKASAN USAHA PERUSAHAANOVERVIEW OF OUR BUSINESS

• JASA ANGKUTAN DRY BULK DRY BULK CARGO TRANSPORTATION

Perseroan dapat menyediakan jasa “end-to-end logistic solutions” untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pelanggannya. Perseroan memiliki dan mengoperasikan armada dry bulk yang lengkap dan komprehensif mulai dari Capesize, Panamax, Handysize, tongkang, kapal tunda dan floating crane dengan total kapasitas lebih dari 1 juta DWT dan memiliki umur rata-rata tertimbang 18,1 tahun (diluar kapal tunda dan floating crane). Jasa angkutan dry bulk sebagian besar dilakukan untuk pengangkutan batubara di pasar domestik, terutama ke PLTU Suralaya dan PLTU Tanjung Jati B, serta untuk tujuan ekspor.

• JASA ANGKUTAN MUATAN CAIR LIQUID CARGO TRANSPORTATION

Perseroan mempunyai tiga kapal tanker dengan kapasitas lebih dari 42.000 DWT dan memiliki umur rata-rata tertimbang 18,1 tahun. Saat ini, ketiga kapal tanker tersebut disewakan secara jangka panjang (long-term basis) kepada Pertamina.

• JASA ANGKUTAN GENERAL CARGO GENERAL CARGO TRANSPORTATION

Hingga akhir 2011, Perseroan masih mengoperasikan tiga kapal milik untuk mengangkut general cargo yaitu MV Alas, MV Gayatri, MV Hanjani dengan total kapasitas lebih dari 23.000 DWT dan memiliki umur rata-rata tertimbang 26 tahun. Jasa angkutan general cargo Perseroan beroperasi di pasar domestik dengan mengangkut dry cargo, terutama pulp dan kertas ke seluruh Indonesia. Namun dengan menurunnya pelayaran internasional akibat dampak krisis ekonomi global sejak pertengahan 2008, Perseroan semakin memusatkan kegiatan usaha pada angkutan dry bulk dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memberi jasa angkutan general cargo.

• JASA KEAGENAN DAN JASA LAIN AGENCY AND OTHER SERVICES

Bisnis jasa keagenan Perseron dimulai pada tahun 1983, dimana Perseroan bertindak sebagai agen bagi kapal-kapal asing yang melakukan kegiatan usaha di perairan Indonesia. Jasa keagenan Perseroan meliputi jasa pengoperasian kapal, penyediaan anak buah kapal, penyediaan pengurusan perizinan, pelabuhan, pemasokan kebutuhan-kebutuhan kapal seperti suku cadang, peralatan-peralatan kapal dan bahan bakar, serta perbaikan kapal. Hyundai Merchant Marine Co. Ltd adalah principal utama yang memiliki kontrak jangka panjang dengan Perseroan kurang lebih 25 tahun. Sementara itu, principal-principal lain menggunakan jasa Perseroan berdasarkan ship by ship basis. Selain jasa keagenan, Perseroan memberi jasa stevedoring untuk menunjang jasa utama pengangkutan.

Arpeni has the capacity to provide “end-to-end logistic solutions” services to meet its customers’ needs. It owns and operates complete and comprehensive dry bulk fleets comprising Capesize, Panamax, Handysize, barges, tug boats, and floating cranes of over 1 million DWT in total capacity with weighted average age 18.1 years (excluding tug boats and floating cranes). Most of the Company’s dry bulk cargo transportation services are provided for the transportation of coals domestically to Suralaya and Tanjung Jati B coal-fired power plants and for export market.

The Company has three tanker vessels of over 42,000 DWT in total capacity and weighted average age 18.1 years. Currently, all the Company’s tankers are time chartered-out on long term basis to Pertamina.

Until the end of 2011, the Company had still operated its owned three general cargo vessels namely MV Alas, MV Gayatri and MV Hanjani of over 23,000 DWT in total capacity with weighted average age 26 years. The Company’s general cargo transportation business had operated domestically only by transports dry cargo, mainly pulp and paper throughout Indonesia. Yet by the decline of international shipping negatively affected by global economic crisis since mid 2008, the Company had been focusing on dry bulk transportation services and finally decided not to provide general cargo transportation services.

The Company commenced its agency services in 1983 and has acted as agent for foreign shipping companies conducting their business activities within Indonesian waters. The Company offers a comprehensive range of services, including general agency services, port handling services, owner’s protective agent services, appointing stevedoring companies, ship husbanding services, bunker services, floating repair services, cargo and ship brokering and supplying spare parts and equipment. For agency services, Hyundai Merchant Marine of Korea is our primary principal that has appointed us to be its general agent in Indonesia for about 25 years. Our other principals typically hire us on a ship-by-ship basis. Beside agency services, the Company provides its stevedoring services in support of its main transportation services.

RINGKASAN USAHA PERUSAHAAN OVERVIEW OF OUR BUSINESS

Page 6: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

0706

STRUKTUR ORGANISASI PERSEROANCORPORATE STRUCTURE

INFORMASI PERSEROANCORPORATE INFORMATION

BOARD OF COMMISSIONERS

Mr. Bernard Kent Sondakh President CommissionerMr. Rudolphus Aquaviva Sunardi CommissionerMr. Fransiscus Samunady Independent Commissioner

BOARD OF DIRECTORS

Mr. Oentoro Surya President DirectorMr. Pieter Adamy Setyo DirectorMr. Andrew H. Hanubrata DirectorMs. Fida Unidjaja DirectorMr. Ronald Nangoi Unaffiliated Director

AUDIT COMMITTEE

Mr. Fransiscus Samunady ChairmanMs. Shelly Maryanti MemberMr. Sandy Lugito Member

CORPORATE SECRETARY

Mr. Ronald Nangoi

REGISTERED OFFICE & BUSINESS ADDRESS

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.APOLJalan Abdul Muis No. 50Jakarta 10160 – IndonesiaPhone: +62 21 350 5355, 350 5350Fax: +62 21 350 5440Email: [email protected]: www.apol.co.id

Page 7: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

0908

TONGGAK SEJARAHPERUSAHAANCORPORATE MILESTONES

Oktober 1975

Arpeni didirikan.

Mei 1976

Membuka kantor cabang lokal pertama di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Maret 1977

Dimulainya operasi pertama kapal pengangkut kayu gelondongan, kapal pengangkut muatan umum, MV APOLLO 1.

November 1989

Mulai menyewakan tanker LPG pertama, MT Gas Jaya ke Pertamina.

Oktober 1991

Mendapat kontrak penyewaan jangka panjang dari Pertamina.

September 1996

Mendapatkan kontrak penyewaan dari PT Bukit Asam untuk pengangkutan 36 juta ton batu bara.

Mendapatkan sertifikasi ISM Code dan ISO 9002 dari ABS.

April 2000

Mendapatkan kontrak penyewaan dari PT Adaro Indonesia dan PT Kideco Jaya Agung.

Agustus 2002

Mendapatkan kontrak penyewaan oleh PT Berau Coal.

Kontrak penyewaan dari PT Adaro Indonesia danPT Kideco Jaya Agung diperbaharui.

Oktober 2003

Menerbitkan dan mencatatkan Obligasi APOL I dengan nilai Rp 171 miliar di Bursa Efek Surabaya.

November 2003

Sertifikasi ISO 9002 untuk proses dan kualitas produk digantikan oleh sertifikat ISO 9001.

Oktober 2004

Menerbitkan Hutang Surat Berharga Jangka Menegah (MTN) Syariah Ijarah dengan nilai pokok sebesar Rp 100 miliar.

Juni 2005

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

April 2000

Awarded Contracts of Affreightment from PT Adaro Indonesia and PT Kideco Jaya Agung.

August 2002

Awarded Contract of Affreightment from PT Berau Coal.

Contracts of Affreightment from PT Adaro and PT Kideco Jaya Agung were renewed.

October 2003

Issued and listed the First APOL Bond (Obligasi APOL I) with a total face value of Rp 171 billion on Surabaya Stock Exchange.

November 2003

ISO 9002 Certification for product and process quality was transitioned to ISO 9001 Certificate.

October 2004

Issued Medium Term Notes Syariah Ijarah (MTN) with a face value of Rp 100 billion.

June 2005

Listed on Jakarta Stock Exchange.

October 1975

Arpeni was incorporated.

May 1976

Opened its first domestic branch office in Banjarmasin, South Kalimantan.

March 1977

Began operating first logging vessel, the general cargo vessel, APOLLO 1.

November 1989

Began chartering-out its first LPG tanker, MT Gas Jaya to Pertamina.

October 1991

Awarded first long-term time charter contract by Pertamina.

September 1996

Awarded a contract of affreighment from PT Bukit Asam for the transportation of 36 million tons of coal.

Awarded the ISM Code and ISO 9002 certificate from ABS

Page 8: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1110

Desember 2005

Mendapat penghargaan sebagai Perusahaan Pelayaran Teladan 2005 di Indonesia.

Mei 2006

Menerbitkan obligasi Internasional dengan Rating B+ dari S&P dan BB- dari Fitch.

September 2006

Mendapat peringkat Nasional Jangka Panjang A+(idn) (Stable Outlook) dari Fitch Ratings.

April 2007

Menandatangani Joint Venture Agreement dengan Hyundai Merchant Marine untuk membentuk Joint Venture Company bernama Royal Tanker Shipping S.A

Januari 2008

Memperoleh kontrak angkutan batubara dan Jetty Management PLTU Tanjung Jati B, Jepara, Jawa Tengah dari PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B untuk masa kontrak 15 tahun.

Maret 2008

Menerbitkan Obligasi APOL II Tahun 2008 senilai Rp 600 miliar.

Juni 2008

Menerbitkan MTN Syariah Ijarah APOL II Tahun 2008 dengan jumlah nominal Rp 150 miliar.

Juli 2008

Memperoleh Bisnis Indonesia Award sebagai emiten terbaik di Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.

September 2008

Menerima delivery satu kapal bulk carrier jenis Capesize MV Ocean Energy berkapasitas sekitar 150 ribu DWT.

November 2008

Memperoleh Indonesian Financial Reporting Award (IFRA) sebagai emiten terbaik di sektor industri transportasi.

Januari 2009

Meraih penghargaan dalam Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Bupati Jepara sebagai Perusahaan Coal Shipping and Jetty Management Services untuk periode tahun 2008.

Desember 2010

The Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menganugerahkan penghargaan sebagai Dry Bulk Ship Owner/Operator of the Year kepada Perseroan dan Lifetime Achievement Award kepada Presiden Dierktur Perseroan, Oentoro Surya.

Mei 2011

Menerima delivery satu kapal Panamax baru bernama MV Dewi Parwati.

Agustus 2011

Menerima delivery satu kapal Panamax baru bernama MV Dewi Laksmi.

Oktober 2011

Memperingati Hari Listrik Nasional ke 66, PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B memberikan penghargaan kepada Perseroan sebagai Mitra Kerja PLN yang mendapatkan “Kecelakaan Nihil” periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010

November 2011

Pada proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang bermula pada Agustus, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengesahkan Perjanjian Perdamaian yang telah ditandatangani Perseroan dan para kreditor pada 1 November 2011.

Desember 2011

Salah satu anak perusahaan, PT APOL Cemerlang mendapat penghargaan atas keberhasilan MT Durgandini sebagai kapal charter dengan kinerja terbaik tahun 2011 dari Perusahaan Milik Negara Pertamina.

December 2005

Awarded as 2005 Model Shipping Company in Indonesia.

May 2006

International Notes were issued, B+ rating from S&P and BB- from Fitch.

September 2006

National Long Term Rating of A+ (idn) (Stable Outlook) from Fitch Ratings.

April 2007

Signed a Joint Venture Agreement with Hyundai Merchant Marine in setting up a Joint Venture Company, named Royal Tanker Shipping S.A.

January 2008

PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B awarded the Company a contract of the shipping coal and Jetty Management services PLTU Tanjung Jati B, Jepara, Central Java for a period of 15 years.

March 2008

Issued 2008 Second APOL Bond (Obligasi APOL II Tahun 2008) with nominal amount of Rp 600 billion.

June 2008

Issued 2008 Second Syariah Ijarah MTN (MTN Syariah Ijarah APOL II Tahun 2008) with nominal amount of Rp 150 billion.

July 2008

Received the Bisnis Indonesia Award as the best Company in Infrastructure, Utility and Transportation Sector.

September 2008

Received the delivery of one Capesize bulk carrier MV Ocean Energy with the capacity of about 150 thousand DWT.

November 2008

Received the Indonesian Financial Reporting Award as the best Company in transportation industry sector.

January 2009

Achieved an award by Regent of Jepara for Safety and Health Work Operation in providing Coal Shipping and Jetty Management Services for the period of 2008.

December 2010

The Indonesian Nation Shipowners’ Association (INSA) awarded the Company as Dry Bulk Ship Owner/Operator of the Year and presented the Company’s President Director, Oentoro Surya, a Lifetime Achievement Award.

May 2011

Received the delivery new built Panamax namely MV Dewi Parwati.

August 2011

Received the delivery new built Panamax namely MV Dewi Laksmi.

October 2011

In commemorating the 66th National Electricity Day, PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B awarded the Company as PLN’s working partner with “Zero Accident” in the period of January 1, 2009-December 31, 2010.

November 2011

In the process of Suspension of Debt Payment Obligation (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang “PKPU”) starting in August, the Commercial Court of Central Jakarta District Court ratified the Settlement Agreement signed by the Company and its creditors on November 1, 2011.

December 2011

One of the Company’s subsidiaries, PT APOL Cemerlang, was awarded for the best performance of MT Durgandini, chartered vessel in 2011 by State Owned Company, Pertamina.

TONGGAK SEJARAH PERUSAHAAN CORPORATE MILESTONES TONGGAK SEJARAH PERUSAHAAN CORPORATE MILESTONES

Page 9: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1312

PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASIAWARDS AND CERTIFICATIONS

1. Pada tahun 1996, Perseroan secara berturut-turut memperoleh Sertifikasi ISM Code untuk sistem manajemen keamanan/keselamatan kapal dan pencegahan polusi serta ISO 9002 untuk mutu produk dan proses dari ABS.

2. Perseroan berhasil menyesuaikan Sertifikasi ISO 9002 menjadi Sertifikasi ISO 9001 untuk mutu jasa dan proses pada tahun 2003.

3. Perseroan menerbitkan dan mencatatkan Obligasi Rupiah pada Bursa Efek Surabaya pada tahun 2003.

4. Perseroan berhasil memasuki dunia pasar modal Indonesia dengan melakukan IPO pada 22 Juni 2005.

5. Perseroan mendapat penghargaan sebagai Perusahaan Pelayaran Teladan 2005 dari Departemen Perhubungan R.I. pada tahun 2005.

6. Pada bulan Juli 2008, Perseroan mendapat penghargaan Bisnis Indonesia Award 2008 sebagai Emiten Terbaik di Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi.

7. Dilanjutkan dengan mendapat penghargaan Indonesian Financial Reporting Award 2008 sebagai Emiten Terbaik di Sektor Industri Transportasi pada bulan November 2008.

8. Pada awal tahun 2009, Bupati Jepara memberikan penghargaan kepada Perseroan atas prestasinya dalam Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai Perusahaan Coal Shipping and Jetty Management Services untuk periode tahun 2008.

9. Pada tanggal 9 Desember 2010, the Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menganugerahkan penghargaan kepada Perseroan sebagai Dry Bulk Ship Owner/Operator of the Year dan penghargaan Lifetime Achievement Award kepada Presiden Direktur Perseroan, Oentoro Surya.

10. Dalam rangka Hari Listrik Nasional ke 66 pada tanggal 27 Oktober 2011, PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B memberikan piagam penghargaan kepada Perseroan sebagai Mitra Kerja PLN yang mendapatkan “Kecelakaan Nihil” periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010.

11. Pada tanggal 10 Desember 2011, salah satu Anak Perusahaan Perseroan, PT APOL Cemerlang mendapatkan penghargaan untuk MT Durgandini sebagai kapal charter dengan kinerja terbaik tahun 2011.

1. In 1996, the Company achieved the ISM Code for safety management system that includes the adoption of a safety and environmental protection, and ISO 9002 Certification for service and process quality.

2. The Company successfully transitioned its ISO 9002 Certification to ISO 9001 Certification in 2003.

3. The Company issued and listed Rupiah bonds on the Surabaya Stock Exchange in 2003.

4. The Company entered the capital market by conducting Initial Public Offering on June 22, 2005.

5. The Company was awarded the 2005 Model Shipping Company in Indonesia by the Ministry of Transportation of Indonesia in 2005.

6. In July 2008, the Company received the Bisnis Indonesia Award as the best Company in Infrastructure, Utility and Transportation Sector.

7. The Company also received the Indonesian Financial Reporting Award as the best Company in Transportation Industry Sector in November 2008.

8. In early 2009, the Company achieved an award from Regent of Jepara, Central Java, for its performance in Safety and Healthy Work Operation in providing its Coal Shipping and Jetty Management Services for the period of 2008.

9. On December 9, 2010, the Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) awarded Arpeni as Dry Bulk Ship Owner/Operator of the Year and presented its President Director, Oentoro Surya, the Lifetime Achievement Award.

10. In commemoration of the 66th National Electricity Day on October 27, 2011, PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B awarded the Company as PLN’s working partner for “Zero Accident” in the period of January 1, 2009 - December 31, 2010.

11. On December 10, 2011, one of the Company’s subsidiaries, PT APOL Cemerlang, was awarded for the best performance of MT Durgandini as Chartered-in Tanker in 2011.

PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATIONS

Page 10: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1514

Perseroan merupakan salah satu

perusahaan pelayaran utama dengan

diversifikasi usaha angkutan laut memiliki

dan mengoperasikan armada kapal

dry bulk berbendera Indonesia terbesar

terutama dalam pengangkutan batu bara

dalam negeri.

The Company is one of Indonesia’s leading diversified shipping companies, owning and operating the largest fleet of Indonesian flagged dry bulk vessels that primarily carry coal domestically

Page 11: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1716

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHT

Page 12: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

1918

LAPORANDEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT

Upaya restrukturisasi hutang dan rekapitalisasi keuangan yang dapat diterima oleh seluruh pemangku kepentingan Perseroan merupakan fokus utama pada tahun 2011. Hal ini bukan hal yang mudah mengingat adanya tarik menarik kepentingan antar banyak pihak di tengah masih belum membaiknya kinerja Perseroan dalam hal likuiditas maupun profitabilitas akibat belum pulihnya kondisi pelayaran internasional. Akan tetapi pada akhirnya negosiasi dan upaya kerjasama antara manajemen dengan para pemangku kepentingan Perseroan tersebut mengarah kepada kesimpulan bahwa nilai going concern Perseroan masih lebih baik bagi semua pihak.

Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada para pemangku kepentingan – termasuk pemberi pinjaman, shipyard, investor, mitra usaha serta seluruh karyawan Perusahaan dan Anak perusahaan – yang telah bekerjasama dengan manajemen dalam melalui masa sulit ini. Selain itu Dewan Komisaris juga menyampaikan penghargaannya kepada para auditor independen yang telah melakukan audit terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan sehingga Perseroan dapat memberikan informasi dan catatan yang obyektif mengenai kondisi Perseroan kepada para pemangku kepentingan.

Berdasarkan laporan konsolidasi yang sudah diaudit, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Hal ini menyebabkan terjadinya defisit sebesar Rp 3,8 triliun dan defisiensi modal sebesar Rp 2,8 triliun. Permasalahan likuiditas dan profitabilitas yang dihadapi oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan masih merupakan kelanjutan dari periode-periode sebelumnya setelah tahun 2008. Ketidakseimbangan antara besar beban hutang dengan kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan menghasilkan arus kas dalam kondisi industri pelayaran internasional yang sedang lesu membuat restrukturisasi hutang dan rekapitalisasi merupakan upaya yang harus diwujudkan.

In the year of 2011, the Company focused mainly on the debt restructuring and financial recapitalization to be accepted by all its stakeholders. They were not easy due to the varied interests of many parties amidst the Company’s tight liquidity and profitability negatively affected by the difficult shipping business. Yet, negotiation and cooperation between Management and its stakeholders led to a conclusion that Company’s going concern valued better for all parties.

The Board of Commissioners would like to thank all stakeholders, particularly creditors, shipyards, investors, business partners, and all the employees of the Company and its Subsidiaries, for having shown their cooperation with the Management in going through the difficult time. Besides, the Board of Commissioners would like to express its high appreciation to the independent auditors, who audited the Company and Subsidiaries consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, so that the Company could provide objective information and notes on the Company’s condition to the stakeholders.

Based on the consolidated audited financial statements, the Company and Subsidiaries suffered net loss of Rp 2.1 trillion for the year ended December 31, 2011, contributing to the deficit of Rp 3.8 trillion and capital deficiency of Rp 2.8 trillion. The liquidity and profitability problems faced by the Company and its subsidiaries were continuation of the problems of the previous years after 2008. The unbalance between Company’s debt scale and its capacity to generate cash flow in the depressed global shipping industry had led the Company to do debt restructuring and financial recapitalization.LAKSAMANA TNI (Purn) BERNARD KENT SONDAKH

Komisaris Utama President Commissioner

Page 13: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

2120

Secara umum laporan konsolidasi menunjukkan penurunan profitabilitas operasional. Marjin keuntungan kotor (gross profit margin) menjadi -34,9% dari 9,3% pada periode sebelumnya. Selain peningkatan beban jasa pada umumnya, hal ini terutama disebabkan oleh adanya pencatatan penurunan nilai kapal sebesar Rp 423,6 miliar. Restrukturisasi yang dilakukan pada periode 2011 ini mencatatkan selisih lebih nilai tercatat dengan nilai wajar hutang sebesar Rp 203,6 miliar. Hal ini mengurangi tekanan pada keuntungan bersih konsolidasi. Meskipun demikian, pada periode yang sama biaya keuangan masih cukup besar yaitu Rp 501,7 miliar.

Kesulitan likuiditas masih tampak pada perbandingan antara asset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Pada periode yang berakhir pada 31 Desember 2011, posisi current ratio tersebut berada pada 0,26 dibandingkan 0,2 pada periode sebelumnya. Risiko finansial Perseroan belum membaik dengan tercatatnya peningkatan total pinjaman sebesar 79% menjadi Rp 3,158 triliun dari Rp 1,765 triliun pada periode sebelumnya.

Upaya untuk meningkatkan keleluasaan likuiditas dan peningkatan modal telah dilakukan oleh Manajemen terutama melalui pengadaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Juni 2011. Keputusan RUPSLB tersebut adalah meliputi: penerbitan saham seri B kepada PT Mandira Sanni Pratama dalam rangka rekapitalisasi, program pembelian kembali beberapa hutang melalui Reverse Dutch Auction, penerbitan obligasi konversi tanpa bunga, serta restrukturisasi sisa hutang. Pelaksanaan keputusan ini terhambat akibat tuntutan dari pemangku kepentingan pemberi pinjaman. Pada tanggal 19 Juli 2011 PT Asuransi Central Asia melakukan gugatan kepailitan terhadap Perseroan, meskipun kemudian pada tanggal 5 Agustus 2011 PT Bank Central Asia Tbk. mengajukan permohonan Penghentian Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Proses PKPU dilakukan oleh manajemen dan para pemberi pinjaman hingga pada tanggal 10 November 2011 Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan berakhirnya PKPU demi hukum dan menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Perdamaian tertanggal 1 November 2011. Perseroan juga telah mendaftarkan permohonan Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat Bab 15 agar keputusan Majelis Hakim tersebut diakui oleh hukum di Amerika Serikat.

Dengan berlakunya Perjanjian Perdamaian tersebut di atas, Perseroan dapat segera melanjutkan amanat RUPSLB mengenai restrukturisasi hutang dan rekapitalisasi keuangan.

In general, the consolidated financial statements showed the decline of operational profitability. The Company’s gross profit margin decreased to -34.9% from 9.3% in the previous year. Besides the increase in operating expenses, this was mainly caused by the impairment of vessel amounted to Rp 423.6 billion. The restructuring which was carried out in 2011 recorded excess of carrying amount over fair value of restructured debts of Rp 203.6 billion. This reduced the pressure on the consolidated net income. However, the finance costs still recorded a big amount of Rp 501.7 billion in the same period.

The tight liquidity was shown on the difference of current assets to current liabilities. In the period ended December 31, 2011, the current ratio was 0.26 compared to 0.2 in the previous period. The Company’s financial risks were not improved due to the 79% increase of the Company’s total bank loans to Rp 3.158 trillion in 2011 from Rp 1.765 trillion in the previous period.

The efforts to increase the Company’s liquidity and capital were made by the Management particularly through the conducting of its Extraordinary General Meeting of Shareholders on June 28, 2011. The results of the EGMS were the issuance of new series B shares for PT Mandira Sanni Pratama for recapitalisation, the debt buyback program through Reverse Dutch Auction, the issuance of convertible bonds and the restructuring of the remaining debts. The execution of the EGMS’ result was obstructed by the filing petition from the Company’s lenders. On July 19, 2011, PT Asuransi Central Asia filed a petition calling for the involuntary bankruptcy against the Company, but, on August 5, 2011, PT Bank Central Asia Tbk. filed a request for Suspension against Debt Payment Obligation (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang or “PKPU”) against the Company.

The Company’s Management and its creditors went through the PKPU process and on November 10, 2011, the panel of judges of Commercial/District Court of Central Jakarta decided to declare that the PKPU was ended by law and to declare valid and legally bind the Settlement Agreement dated on November 1, 2011. To have the Indonesian Court’s proceedings on PKPU and the Settlement Agreement be recognized by the United States Law, the Company filed a petition for recognition of the PKPU Proceedings and the Settlement Agreement under the United States Law pursuant to Chapter 15 of the US Bankruptcy Code (“Chapter 15”).

By the ratification of the Settlement Agreement, the Company could proceed with the EGMS’ results on the debt restructuring and financial recapitalization.

LAPORAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT LAPORAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT

Dewan Komisaris berharap agar negosiasi dengan beberapa kreditur yang tidak termasuk dalam Perjanjian Perdamaian dapat segera diselesaikan pada awal periode selanjutnya. Selain itu finalisasi dokumen restrukturisasi hutang pun dapat segera dirampungkan.

Dewan Komisaris menyadari bahwa restrukturisasi dan rekapitalisasi barulah tahap awal yang harus dilalui untuk dapat melakukan tahapan-tahapan selanjutnya dalam membangkitkan Perseroan. Manajemen masih harus menghadapi risiko makro berupa pelemahan perekonomian dunia dan kenaikan harga bahan bakar yang memberikan dampak negatif kepada industri pelayaran. Untuk itu langkah-langkah penghematan beban operasional; prosedur analisis kelayakan investasi yang mempertimbangkan risiko-risiko makro, industri dan internal perusahaan; peningkatan pemeliharaan kapal dan sarana penunjang lainnya; serta peningkatan kualitas sumber daya manusia harus selalu dilakukan oleh manajemen secara berkesinambungan. Penerapan strategi turn around untuk membangkitkan Perseroan untuk kembali memiliki peran utama dalam kegiatan angkutan laut nasional perlu dilakukan dengan memperhatikan tata kelola, efisiensi operasional dan tingkat utilisasi armada Perseroan.

Dewan Komisaris menyampaikan penghargaannya kepada manajemen Perseroan yang telah membawa Perusahaan dan Anak Perusahaan melalui tahun 2011 yang sulit. Sekali lagi Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan manajemen dan membantu Perseroan untuk bergerak menuju perbaikan kinerja dengan memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan Perusahaan. Dewan Komisaris berharap agar restrukturisasi dan rekapitalisasi Perseroan akan menjadi titik tolak pembenahan tata kelola, strategi dan kinerja Perseroan yang menjadi modal untuk mengantarkan Perseroan untuk menjadi perusahaan pelayaran yang dominan di pasar domestik maupun internasional.

BERNARD KENT SONDAKHKomisaris Utama President Commissioner

RUDOLPHUS AQUAVIVA SUNARDIKomisaris Commissioner

FRANSISCUS SAMUNADYKomisaris Independen Independent Commissioner

The Board of Commissioners wishes the negotiation with several creditors which were not included in the Settlement Agreement could be concluded at the beginning of the next period. Furthermore, the documentation of the debt restructuring could be finalized.

The Board of Commissioners realized that the restructuring and recapitalization process was at the very beginning stage, as the Company should go through further stages for development. The Management was still in the face of macro risks, such as the weakening of world economy and the increase of fuel price negatively affecting the shipping industry. Therefore, the Management should continuously implement operating cost efficiency programs; procedures of investment feasibility analysis considering the Company’s macro, internal and industry risks; the enhancement of the maintenance of ships and supporting facilities; and the development of human resource quality. The Company was required to implement a ‘turn around strategy’ for a recovery to be able to play again its dominant role in the national shipping industry whilst considering its good corporate governance, operation efficiency and asset utilization.

The Board of Commissioners would like to express its high appreciation to the Company’s Management who had led the Company and its Subsidiaries to go through the difficult time in 2011. The Board of Commissioners expressed once more its high gratitude to all parties who had cooperated with the Management and given their supports to improve the Company’s performance considering the interest of stakeholders. The Board of Commissioners hopes that the Company’s restructuring and recapitalization would be a starting point for the improvement of the Company’s corporate governance, strategy and performance to bring the Company to be a dominant shipping player in domestic as well as international markets.

Page 14: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

2322

LAPORANDEWAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS’ REPORT

OENTORO SURYA Direktur Utama President Director

Tahun 2011 merupakan tahun penuh tantangan dan menentukan bagi Perseroan untuk ‘going concern.’ Walaupun kegiatan operasional domestik berlangsung stabil, kinerja keuangan Perseroan mengalami penurunan dan restrukturisasi keuangan Perseroan hampir terhambat dengan pengajuan kepailitan oleh salah satu kreditur yang dilanjutkan dengan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Perseroan sehubungan dengan pengajuan oleh kreditur lainnya.

Namun dengan penuh ketegaran dan optimisme serta dukungan dari sebagian besar stakeholder termasuk para kreditur-kreditur, akhirnya Perseroan dapat melewati berbagai tantangan dan akhirnya dapat melanjutkan proses restrukturisasi yang telah direncanakan.

Menurut hemat kami, permasalahan utama yang dihadapi Perseroan bertitik tolak pada dampak krisis ekonomi global. Krisis ini mengakibatkan anjloknya pelayaran internasional yang jelas mempengaruhi kinerja Perseroan. Fluktuasi BDI (Baltic Dry Index) ke level sekitar 1.000 telah berdampak pada rendahnya freight rate maupun charter rate sehingga menurunkan kinerja angkutan ocean-going Perseroan, mengingat beberapa kapal berukuran besar milik Perseroan beroperasi di perairan internasional.

Penurunan pendapatan Perseroan sebesar 6,34% dari Rp 1.388,8 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 1.300,7 miliar pada tahun 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan belum membaiknya level BDI selama periode tahun 2011 yang mempengaruhi penurunan nilai freight rate cukup signifikan di pasar internasional, penjualan tiga kapal general cargo pada bulan November 2011, dan biaya docking kapal-kapal Perseroan.

Peningkatan rugi bersih Perseroan sebesar 26,51% dari Rp 1.636,3 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 2.070,1 miliar pada tahun 2011 terutama disebabkan kerugian atas penurunan nilai aset keuangan dan aset tetap.

2011 is the challenging year determining the Company’s going concern. Despite its stable domestic operation, the Company’s financial performance decreased and its financial restructuring was almost been hampered due to the bankruptcy filing by one of its creditors, superseded by Suspension of Debt Payment Obligation (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang or “PKPU”) as filed by another creditor against the Company.

However, with full of firmness, optimism and supports from most stakeholders, including creditors, the Company went through various challenges and could continue its planned restructuring process.

In our viewpoint, the problem faced by the Company was mainly due to the effect of global economic crisis. The crisis had led to a sharp decline in world shipping affecting the Company’s performance. The fluctuation of BDI to the level of about 1,000 negatively affected freight and charter rates, lowering the Company’s ocean-going freight performance, given that some of the Company’s vessels in large size are operating in international waters.

The decrease of the Company’s revenues by 6.34% from Rp 1,388.8 billion in 2010 to Rp 1,300.7 billion in 2011. The decrease is primarily due to the level BDI has not improved in 2011, impacted the significantly decline of company’s freight rate in international market, sold its wholly owned three general cargo vessels in November 2011 and docking of a number of Company’s vessels.

The increase of the Company’s net loss by 26.51% from Rp 1,636.3 billion in 2010 to Rp 2,070.1 billion in 2011 primarily due to the impairment loss of financial and fixed assets.

Page 15: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

2524

Penurunan kinerja keuangan telah mengakibatkan ketatnya likuiditas Perseroan, sehingga Perseroan mengambil langkah-langkah berikut:

1. Serius melakukan restrukturisasi hutang dan rekapitalisasi keuangan, termasuk permintaan persetujuan kepada para pemegang saham melalui RUPSLB pada tanggal 28 Juni 2011.

2. Mengurangi Capex dari enam kapal Panamax ke empat kapal Panamax.

3. Aktif bernegosiasi dengan para kreditur atas syarat-syarat program restrukturisasi keuangan Perseroan.

Sementara itu, Perseroan bersama penasihat keuangannya giat melakukan negosiasi dengan berbagai kreditur Perseroan bersamaan dengan calon investor Perseroan dan sedang menangguhkan pembayaran bunga/kewajiban atas hutang Perseroan. Oleh sebab itu, Perseroan telah dianggap lalai dalam memenuhi kewajiban keuangan sehingga pihak Bursa Efek Indonesia telah melakukan suspensi atas perdagangan efek (saham dan obligasi) Perseroan sepanjang tahun 2011.

Di tengah kesibukan melakukan negosiasi sehubungan dengan rencana restrukturisasi hutang, Perseroan harus menghadapi tuntutan hukum. Pada tanggal 19 Juli 2011, ACA mengajukan gugatan kepaitan terhadap Perseroan. Namun pada tanggal 5 Agustus, BCA melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan PKPU terhadap Perseroan.

Sejak tanggal 28 Agustus 2011, Perseroan harus menjalankan proses PKPU melalui beberapa kali pertemuan/persidangan dengan para kreditur. Pada tanggal 10 November 2011, Majelis Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan antara lain, berakhirnya PKPU demi hukum dan menyatakan sah dan mengikat secara hukum Perjanjian Perdamaian tertanggal yang telah disetujui oleh pihak Perseroan dan Kreditur pada tanggal 1 November 2011. Pihak PT CIMB Niaga Tbk sempat mengajukan permohonan kasasi atas keputusan Majelis Hakim namun melalui Kuasa Hukum mencabut kasasi tersebut pada tanggal 23 Desember 2011.

Agar Keputusan PKPU dan Perjanjian Perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan di Indonesia memperoleh pengakuan berdasarkan hukum Amerika Serikat, Perseroan mendaftarkan permohonan berdasarkan Bab 15 Undang-undang Kepailitan AS (Chapter 15) pada tanggal 12 Desember 2011.

The decline of financial performance was resulted in constrained Company’s liquidity, so that the Company has been undertaking the followings:

1. Serious implementation of the debt restructuring and financial recapitalization, including its request for shareholders’ approval through Extraordinary General Meeting of Shareholders on June 28, 2011.

2. Reduction of its Capex from six Panamax bulk carriers to four bulk carriers.

3. Active negotiation with its creditors for terms of the Company’s financial restructuring program.

Meanwhilst, the Company with its Financial Advisor actively negotiated with its creditors and potential investors and deferred the coupon payment/liabilities of the Company’s debt. Therefore, the Company was considered fail in fullfilling its financial obligation, so that the Indonesia Stock Exchange suspended the Company’s securities and bonds trading during 2011.

While negotiating actively on the debt restructuring plan, the Company had to face legal claims. On July 19, 2011, ACA filed bankruptcy proceeding againts the Company. Yet, on August 5, 2011, BCA represented by its lawyer filed the PKPU petition against the Company.

Since August 28, 2011, the Company had gone through the PKPU process through several meetings/hearings with creditors. On November 10, 2011, the Panel Judges of the Commercial Court of Central Jakarta District Court decided that the PKPU ended by law and legally binding the Settlement Agreement, which was signed by the Company and its Creditors on November 1, 2011. PT CIMB Niaga Tbk had filed its appeal against the decision of Panel Judges, but, then on December 23, 2011, CIMB Niaga represented by its lawyer withdrew the appeal.

To have the Indonesian Court’s proceedings on PKPU and the Settlement Agreement be recognized by the United States Law, the Company filed a petition for recognition of the PKPU Proceedings and the Settlement Agreement under United State Law pursuant to Chapter 15 of the US Bankruptcy Code (“Chapter 15”) on December 12, 2011.

LAPORAN DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS’ REPORT

Dengan berakhirnya proses PKPU, Perseroan dapat melanjutkan proses restrukturisasi utang dan rekapitalisasi keuangan, sebagaimana telah direncanakan berdasarkan hasil RUPSLB pada pertengahan tahun. Perseroan akan melakukan aksi korporasi berupa

1. Penerbitan Saham Seri B Baru kepada PT Mandira Sanni Pratama;

2. Program pembelian kembali utang melalui Reserved Dutch Auction (RDA); dan

3. Program penerbitan Waran Seri I.

Pelaksanaan program restrukturisasi utang berdasarkan Perjanjian Perdamaian dapat berdampak pada penurunan beban keuangan Perseroan, sehingga Perseroan dapat kembali menjalankan kegiatan usaha secara normal.

Dalam kesempatan ini, mewakili Dewan Direksi Perseroan, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan oleh para stakeholder termasuk para kreditur kepada Perseroan. Saya secara khusus juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh karyawan, baik karyawan darat maupun karyawan laut, atas segala dedikasi, kerja keras dan kerjasama dalam menjalankan kegiatan usaha dan kegiatan kerja Perseroan di tengah berbagai masalah dan kesulitan dalam usaha pelayaran. Semoga kita dapat bersama-sama membangkitkan Perusahaan kita untuk kembali berperan dalam kegiatan angkutan laut nasional.

OENTORO SURYADirektur Utama President Director

By the end of the PKPU process, the Company continued its debt restructuring and financial recapitalization process as planned based on the result of Extraordinary General Meeting of Shareholders at midyear. The Company was undertaking the following Corporate actions

1. The issuance of New Series B shares for PT Mandira Sanni Pratama;

2. The debt buyback program through Reverse Dutch Auction (RDA); and

3. The issuance of Series I Warrants.

The implementation of Debt Restructuring Program based on the Settlement Agreement could reduce the Company’s financial liabilities, so that the Company could run its business activities in normally.

On this occasion, representing the Company’s Board of Directors, I would like to express my gratitude for the supports given by our stakeholders, including our creditors. I especially would like to express my appreciation to all the employees, whether office employees or crew, for all their dedication, hard work and cooperation in running the Company’s business and operation activities amidst problems and difficulties in the shipping industry. We wish that we could together raise our Company to play its role in national sea transportation activities.

LAPORAN DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS’ REPORT

Page 16: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

2726

PEMBAHASAN OPERASIONALOPERATION REVIEW

Kegiatan Usaha

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menyediakan jasa transportasi laut meliputi angkutan curah kering/dry bulk, angkutan umum, angkutan cair, dan keagenan, serta jasa penunjang lainnya seperti stevedoring dan ship management.

Jasa Pengangkutan Laut

Jasa pengangkutan laut Perseroan mencakup kepemilikan, pengelolaan dan pengoperasian kapal milik maupun kapal yang disewa untuk pengangkutan muatan dry bulk, muatan general cargo dan muatan cair. Perseroan memberi jasa pelayaran ke para pelanggan melalui penyewaan jangka pendek/panjang (short/long-term charter), voyage charter dan contract of affreightment.

Armada Perseroan melakukan kegiatan bongkar-muat di berbagai pelabuhan di dalam negeri dan di kawasan Asia Pasifik.

Business Activities

In operating its business activities, the Company provides shipping services comprising dry bulk cargo, general cargo, liquid cargo, agency service, as well as other supporting services such as stevedoring and ship management.

Shipping Services

Our shipping services include the owning, managing and operating of owned vessels and chartered-in vessels, for the transportation of dry bulk cargoes, general cargoes and liquid cargoes. We provide our shipping services, mainly for short and long-term charters, voyage charters, and contract of affreightment, to our customers.

Our vessels load and discharge on various ports within Indonesia and in the Asia-Pacific region.

Jasa Angkutan Dry Bulk

Strategi bisnis Perseroan berfokus pada angkutan dry bulk dan untuk dapat mempertahankan posisinya dalam angkutan domestik, dua kapal baru Panamax, yaitu MV Dewi Parwati dan MV Dewi Laksmi masing-masing berkapasitas 75.455 DWT berhasil dibangun berturut-turut pada Mei dan Agustus 2011. Pada akhir tahun 2011, Perseroan mengoperasikan kapal-kapal milik antara lain 12 bulk carrier, 27 kapal tunda, 22 tongkang dan 10 floating crane.

Segmen jasa angkutan dry bulk memberi kontribusi sebesar 86,0% bagi pendapatan operasional Perseroan pada tahun 2011. Pendapatan jasa ini menurun dari Rp 1.186 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 1.119 miliar pada tahun 2011, sedangkan volume angkutan dry bulk meningkat tipis dari 11,3 juta MT pada tahun 2010 ke 12,3 juta MT pada tahun 2011. Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh dampak penurunan Baltic Dry Index pada freight rate kapal dan didockingnya beberapa kapal di tahun 2011.

Pelanggan utama Perseroan antara lain adalah PLN (Persero) Tanjung Jati B, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk., PT Mahakam Sumber Jaya, PT Indominco Mandiri dan PT Berau Coal.

Jasa Angkutan General Cargo

Perseroan memiliki tiga kapal general cargo yaitu MV Alas, MV Gayatri dan MV Hanjani dengan total kapasitas lebih dari 23.000 DWT. Sejak Juli 2011, kapal-kapal general cargo Perseroan disewakan secara spot basis di dalam negeri. Namun pada akhir tahun 2011, Perseroan mencapai kesepakatan menjual tiga kapal general cargo untuk lebih memfokuskan kegiatan operasi pada bisnis angkutan dry bulk.

Pendapatan jasa segmen angkutan general cargo meningkat tipis dari Rp 33 miliar dari tahun 2010 menjadi Rp 34 miliar pada tahun 2011 dan memberikan kontribusi 2,6% bagi pendapatan operasional Perseroan pada tahun 2011. Volume angkutan general cargo mengalami peningkatan dari 145,7 ribu RT pada tahun 2010 ke 168,4 ribu RT (Revenue Ton) pada tahun 2011. Hal ini sehubungan dengan meningkatnya permintaan komoditas yang diangkut.

Pelanggan utama Perseroan antara lain adalah PT Mandiri Sejahtera Abadi Line, PT Tjiwi Kimia Tbk., dan Goal Run.

Dry Bulk Cargo Transportation

The Company’s business strategy focused on the dry bulk maritime transportation and to maintain its domestic position, two new Panamax bulkcarriers, namely MV Dewi Parwati and MV Dewi Laksmi with the capacity of 75,455 DWT each, were successfully built respectively in May and August 2011. By the end of 2011, the Company operated its wholly owned vessels comprising of 12 bulk carriers, 27 tugboats, 22 barges and 10 floating cranes.

Dry bulk cargo transportation contributed 86.0% of the Company’s service revenues in 2011. The dry bulk’s service revenues decreased from Rp 1,186 billion in 2010 to Rp 1,119 billion in 2011, whilst volumes increased slightly from 11.3 million MT in 2010 to 12.3 million MT in 2011. The decrease was mainly caused by the effect of the decline of Baltic Dry Index on the Company’s freight rates and the docking of a number of vessels which were long due for docking in 2011.

The Company’s top customers in this segment were, among others, PLN (Persero) Tanjung Jati B, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk., PT Mahakam Sumber Jaya, PT Indominco Mandiri and PT Berau Coal.

General Cargo Transportation

The Company owned three wholly-owned general cargo vessels, namely MV Alas, MV Gayatri and MV Hanjani with the total capacity over 23,000 DWT. Since July 2011, the Company had time chartered-out its general cargo vessels domestically on a spot basis. However, the Company reached agreement to sell its three general cargo vessels by the end of 2011 to focus on the business operations of dry bulk transportation.

The general cargo’s service revenues increased slightly from Rp 33 billion in 2010 to Rp 34 billion in 2011 and contributed 2.6% of the Company’s service revenues in 2011. The cargo volume increased from 145.7 thousand RT (Revenue Tons) in 2010 to 168.4 thousand RT in 2011 due to the increase of the demand of those commodities.

The Company’s top customers were, among others, PT Mandiri Sejahtera Abadi Line, PT Tjiwi Kimia Tbk., dan Goal Run.

PEMBAHASAN OPERASIONAL OPERATION REVIEW

Page 17: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

2928

Jasa Angkutan Muatan Cair

Untuk menyediakan jasa angkutan muatan cair, Perseroan memiliki tiga kapal tanker terdiri dari MT Durgandini (double-hull tanker) dengan kapasitas 35.831 DWT, MT Srikandi dan MT Shinta dengan total kapasitas 7.162 DWT. Semua kapal tanker Perseroan disewakan kepada Pertamina berdasarkan kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan dua kali berturut-turut untuk periode setiap enam bulan.

Pendapatan jasa angkutan muatan cair menurun dari Rp 53 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 41 miliar pada tahun 2011 dan menyumbang sekitar 3,1% dari total pendapatan Perseroan pada tahun 2011. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan tarif angkut sehubungan dengan penurunan industri pelayaran secara global.

Jasa Penyewaan Kapal

Perseroan juga menyewakan kapal-kapalnya kepada pihak ketiga untuk mendapatkan keuntungan dari tarif penyewaan yang lebih tinggi daripada mengoperasikan sendiri, sambil terus memelihara kontrak pengangkutan dengan para pelanggan. Kapal-kapal dry bulk Perseroan terutama disewakan berdasarkan contracts of affreightment. Kapal-kapal liquid cargo disewakan secara long-term basis dan kapal-kapal general cargo disewakan di dalam negeri.

Liquid Cargo Transportation

To provide its liquid cargo transportation services, the Company owned three tanker vessels comprising one double-hull tanker MT Durgandidni with a capacity of 35,831 DWT, MTSrikandi and MT Shinta with a combined capacity of 7,162 DWT. All of the Company’s tankers had been time chartered-out to Pertamina under a one-year contract with an option to extend two consecutive times for a period of six months each.

Our liquid cargo transportation decreased from Rp 53 billion in 2010 to Rp 41 billion in 2011 and accounted 3.1% of the Company’s total service revenues in 2011. The decrease was mainly caused by the declining of freight rate in line with the decline of global shipping industry.

Charter-Out Services

The Company also chartered-out some its own vessels to the third parties to take advantage of the prevailing higher charter rates, whilst maintaining its existing contracts with customers. The Company’s dry bulk vessels were mainly chartered-out under contracts of affreightment. Its liquid cargo vessels were chartered-out on a long-term basis and its general cargo vessels were chartered-out domestically.

PEMBAHASAN OPERASIONAL OPERATION REVIEW

Jasa Keagenan dan Jasa lainnya

Bisnis jasa keagenan dimulai tahun 1983, dimana Perseroan bertindak sebagai agen bagi kapal-kapal asing yang melakukan kegiatan usaha di perairan Indonesia. Perseroan menangani semua jenis kapal dan menawarkan jasa-jasa yang komprehensif meliputi, jasa keagenan umum, jasa pelabuhan, jasa owner’s protective agent, penunjukan perusahaan stevedoring, jasa ship husbanding, jasa bahan bakar, jasa perbaikan kapal, broker kargo dan kapal, pemasokan suku cadang dan peralatan-peralatan. Perseroan juga menyediakan jasa pengelolaan kapal yang meliputi penyediaan anak buah kapal dan manajemen, pengoperasian serta pemeliharaan kapal.

Pada tahun 2011, jasa keagenan Perseroan melayani 503 penunjukan (call) bagi lebih dari 100 perusahaan pelayaran internasional dan menyumbang 8,3% dari total pendapatan Perseroan.

Hyundai Merchant Marine Co. Ltd adalah principal utama yang memiliki kontrak jangka panjang dengan Perseroan sebagai agen untuk menangani keperluan keagenan mereka di Indonesia. Principal-principal lain menggunakan jasa Perseroan berdasarkan ship-by-ship basis.

Keunggulan Bersaing

Perseroan berkeyakinan bahwa industri pelayaran memiliki potensi dan peluang, meski industri pelayaran nasional dan internasional masih menunjukkan kondisi yang belum stabil. Indonesia merupakan negara kepulauan di mana angkutan laut berperan penting dalam dunia perdagangan domestik maupun internasional. Untuk itu Perseroan berusaha mempertahankan keunggulan bersaing yang dimilikinya antara lain:

Perusahaan pelayaran angkutan laut yang dominan di Indonesia

Perseroan memiliki dan mengoperasikan beragam armada kapal yang hampir seluruhnya berbendera Indonesia. Kelebihan Perseroan dalam hal ketersediaan armada kapal baik jenis maupun kapasitas serta kemampuan perusahaan memberikan jasa “end-to-end dry bulk logistic solutions” kepada para pelanggan. Armada Perseroan yang dilengkapi dengan kapal Capesize, Panamax, Handysize, kapal tunda, tongkang dan floating crane, menjadikan Perseroan sebagai penyedia jasa angkutan batubara utama, khususnya angkutan batubara ke pembangkit listrik di Indonesia, seperti PLTU Suralaya dan PLTU Tanjung Jati B. Perseroan juga menyediakan armada untuk jasa angkutan cair dan angkutan general cargo. Tingkat utilisasi keseluruhan armada kapal lebih dari 90%.

Agency and Other Services

The Company commenced agency services in 1983 and has acted as agent for foreign shipping companies conducting their business activities within Indonesian waters. The Company offers a comprehensive range of services, including general agency services, port handling services, owner’s protective agent services, appointing stevedoring companies, ship husbanding services, bunker services, floating repair services, cargo and ship brokering and supplying spare parts and equipment. The Company also provides ship management services, which involve the procurement of ship crew and management, repair and operation of ships.

In 2011, the Company’s agency services served 503 calls for more than 100 international shipping companies, and contributed 8.3% of our total service revenues.

Hyundai Merchant Marine of Korea is our primary principal with whom we have general agency appointments in a long-term contract to handle all their Indonesian agency needs. Other principals typically hire us on a ship-by-ship basis.

Competitive Strengths

The Company believed that shipping industry had its potentialities and oppurtunities, although national and international shipping industries were still unstable. Indonesia is an archipelagic country where sea transportation plays an important role in domestic and international trade. The Company made its great efforts to maintain its competitive strenghts as follows:

The Leading Dry Bulk Shipping Company in Indonesia

The Company owned and operated diversified vessels which are mostly Indonesian flagged. It had its competitive edge to offer fleet with different type and capacity and to provide the so-called ‘end-to-end dry bulk logistic solution services’ to its customers. With a complete set of vessels, comprising Capesize, Panamax, and Handysize dry bulk carriers, tugboats, barges and floating cranes, the Company has become a dominant player in coal transportation, particularly to Indonesian coal-fired power plants, such as the Suralaya coal-fired steam power plant and Tanjung Jati B coal-fired steam power plant. The Company also operates its owned vessels for liquid cargo transportation and general cargo transportation. The utilization rate of its vessels was over than 90%..

PEMBAHASAN OPERASIONAL OPERATION REVIEW

Page 18: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

3130

Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan/ Pemakai Jasa Pelayaran Angkutan, Pemasok, Pelaut, Principal Dan Lembaga Keuangan Domestik dan Internasional

Di tengah kesulitan bisnis, Perseroan berusaha mempertahankan hubungan yang kuat dengan pelanggan utama dan berusaha memberikan pengiriman tepat waktu, tingkat kehilangan barang yang rendah dan harga yang kompetitif. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan memungkinkan Perseroan untuk memanfaatkan peluang baru untuk lebih memahami dan melayani kebutuhan pelanggan. Perseroan berusaha memelihara keunggulan kompetitif terutama di segmen angkutan batubara. Dengan pengalaman selama lebih 30 tahun dalam industri pelayaran laut, Perseroan menjalin hubungan jangka panjang dengan beberapa pelanggan dan pemasok utama serta para principal, lembaga keuangan domestik dan internasional. Beberapa pelanggan utama Perseroan antara lain PLN (Persero) Tanjung Jati B, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk., PT Mahakam Sumber Jaya, PT Indominco Mandiri, PT Berau Coal serta Pertamina.

Operasi yang efisien

Sistem manajemen kapal dan dukungan teknologi informasi yang canggih berkontribusi pada efisiensi operasi Perseroan. Dengan standar operasional yang tinggi untuk seluruh armada kapal dan penekanan pada keselamatan/keamanan operasional, standar pemeliharaan mutu, pelatihan yang berkesinambungan bagi awak kapal dan perwira kapal, serta kepatuhan terhadap peraturan internasional, Perseroan mampu mengendalikan biaya operasional melalui evaluasi terus-menerus kinerja masing-masing kapal. Pergerakan kapal Perseroan dimonitor secara ketat dengan teknologi komunikasi dan informasi yang maju, termasuk sistem online (automatic identification system, ship security alert system dan global maritime distress signal system) untuk tujuan keselamatan dan keamanan. Perseroan dan semua kapal milik Perseroan telah terakreditasi ISM Code dan sertifikasi ISO 9001 untuk mutu produk dan proses dari American Berau of Shipping.

Long-Standing Relationships with Our Customers/Shippers, Suppliers, Seafarers, Principals and International and Domestic Financial Institutions

Amidst the difficult business environment, the Company made its great efforts to maintain its strong relationship with key customer and strived to provide on-time delivery, low cargo loss and competitive price. A long-standing relationship has allowed the Company to capitalize new opportunity to be aware and serve its customer needs. The company strived to maintain its competitives edge particularly in coal transportation segment. With over 30 years of experience in the maritime transportation industry, the Company has maintained long-standing relationships with several customers, suppliers, and principal, domestic and international financial institutions. The Company’s top customers were, among others, PLN (Persero) Tanjung Jati B, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk., PT Mahakam Sumber Jaya, PT Indominco Mandiri, PT Berau Coal and Pertamina.

Efficient Operation

Ship management system and advanced information technology support have contributed to the Company’s operation efficiency. With high operational standard on its vessels and emphasis on operational safety, quality maintenance standard, comprehensive crew’s education and training, and compliance with international rules, the Company is able to control its operating costs through constant evaluation of each vessel’s performance. The movement of Company’s vessels is monitored closely by advanced communication and information technology including online systems (namely the automatic identification system, the ship security alert system and the global maritime distress signal system) for safety and security purposes. The Company and all its vessels are accredited by ISM Code and ISO 9001 for product and process quality from American Bureau of Shipping.

PEMBAHASAN OPERASIONAL OPERATION REVIEW

Tim manajemen yang kuat

Tim manajemen Perseroan didukung oleh manajemen profesional dan telah memiliki pengalaman dalam industri pelayaran angkutan selama hampir 30 tahun. Pada tahun 2011 Perseroan melakukan restruktur organisasi dengan maksud untuk memperkuat manajemen. Dengan semangat, dedikasi dan komitmen serta memiliki track record dalam industri pelayaran, manajemen diharapkan tetap memberikan kontribusi demi tercapainya operasional yang efektif dalam pencapaian efisiensi biaya sehingga berdampak positif bagi perbaikan kinerja keuangan Perseroan.

Experienced Management Team

Company’s management team is supported by professional management with an approximately 30 years of experience in the shipping industry. In 2011, the Company restructured its organization so as to strengthen its management team. With enthusiasm, dedication and commitment and track record in shipping, the management is expected to contribute to the achievement of effective operation and cost efficiency improving the Company’s financial performance.

PEMBAHASAN OPERASIONAL OPERATION REVIEW

Page 19: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

3332

INFORMASI ARMADA KAPALFLEET INFORMATION INFORMASI ARMADA KAPAL FLEET INFORMATION

Page 20: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

3534

INFORMASI ARMADA KAPALFLEET INFORMATION

STRUKTUR PERMODALAN DAN KINERJA SAHAMCAPITAL STOCK AND SHARE PERFORMANCE

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham pada 22 Juni 2005, dengan mencatatkan saham sebanyak 1.499.302.000 lembar saham di PT Bursa Efek Indonesia dengan Papan Pencatatan Utama dan memiliki kode APOL. Saham terdiri atas saham pendiri sebanyak 999.302.000 lembar dan saham penawaran umum sebanyak 500 juta lembar. Per lembar saham bernilai nominal Rp 500 dengan harga penawaran Rp 625 per saham.

The Company conducted its Initial Public Offering on June 22, 2005, by listed a total of 1,499,302,000 shares at the Indonesia Stock Exchange Main Board (formerly Jakarta Stock Exchange), with its APOL stock code. Its shares consist of 999,302,000 founder’s shares and 500 million public offering’s shares. Each share bore a par value of Rp 500 with an offer price of Rp 625 per share.

Page 21: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

3736

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 28 Juli 2006, Perseroan melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham. Pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham di pasar reguler dan pasar negosiasi dimulai pada 24 November 2006, sedangkan di pasar tunai pada 29 November 2006, dengan tujuan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan guna menarik seluruh lapisan investor, terutama investor ritel, selain mendukung penyebaran kepemilikan saham Perseroan.

Pembayaran Dividen Perseroan

Perseroan tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya untuk tahun buku 2011, sehubungan dengan rugi bersih yang tercatat dalam laporan keuangan tahunan 2010 sebesar Rp 1,64 triliun.

The Extraordinary General Meetings of Shareholders on July 28, 2006 concluded that the Company would split its stock at Rp 500 par value to Rp 250. The stock split started at regular and negotiation markets on November 24, 2006, and at cash market on November 29, 2006. It was aimed at increasing the liquidity of the Company’s shares trading to attract more investors, particularly retail investors, whilst spreading the ownership of the Company’s shares.

Dividend Payout

The Company does not pay dividends to its shareholders for the fiscal year 2011, with respect to the net loss recorded in the Company’s 2010 financial report of Rp 1.64 trillion.

STRUKTUR PERMODALAN DAN KINERJA SAHAM CAPITAL STOCK AND SHARE PERFORMANCE

Sepanjang tahun 2011, saham Perseroan tidak bergerak sehubungan dengan suspensi oleh Bursa Efek Indonesia yang terjadi sejak 20 Desember 2010. Suspensi terjadi terutama karena penundaan pembayaran bunga ke-11 (sebelas) Obligasi APOL II Tahun 2008 yang jatuh tempo pada tanggal 18 Desember 2010.

Throughout 2011, Company’s stock doesn’t move due to the suspension by Indonesia Stock Exchange since December 20, 2010. The suspension is mainly caused by the deferral payment of Rupiah Bonds’ 11th coupon which was due on December 18, 2010.

STRUKTUR PERMODALAN DAN KINERJA SAHAM CAPITAL STOCK AND SHARE PERFORMANCE

Page 22: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

3938

Kinerja keuangan Perseroan dan Anak

perusahaan bergantung pada jumlah

kapal yang dimiliki atau kapal sewa yang

dioperasikan, tingkat utilisasi yang dicapai

untuk masing-masing kapal, tarif angkut,

dan biaya operasi kapal

Our financial performance depends upon the number of our own and chartered-in vessels, utilization rates of the vessels, freight rates and operation costs

Page 23: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

4140

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMENMANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Tinjauan Operasi

Kinerja keuangan Perseroan dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah kapal yang dimiliki atau kapal sewa yang dioperasikan, tingkat utilisasi kapal, tarif angkut, dan biaya operasi kapal. Kemampuan Perseroan dalam mengelola kegiatan operasional sangat berpengaruh pada kinerja keuangannya. Faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi makro dan biaya operasional mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan.

Tarif Angkut

Tarif angkut dan sewa internasional mengacu pada level BDI, sehingga volatilitas BDI berpengaruh terhadap pendapatan Perseroan terutama untuk angkutan ekspor/ocean-going atau pendapatan sewa. Selama tahun 2011, BDI mencapai titik tertinggi pada level 2.173 di bulan Oktober sedangkan titik terendah pada level 1.043 di bulan Februari.

Operational Overview

Our financial performance depends upon the number of our own and chartered-in vessels, utilization rates of the vessels, freight rates and operation costs. Other factors such as macro economics and operational expenses also affect our financial performance.

Freight Rates

The Company’s international freight and charter rates refer to BDI, so that the volatility of BDI affects the Company’s service revenues, mainly those for export/ ocean going. During 2011, BDI reached its highest level of 2,173 in October whilst its lowest level of 1,043 in February.

Fluktuasi Harga Pasar dari Kapal dan Penyusutan

Beban penyusutan kapal selalu menjadi salah satu komponen dari beban operasi Perseroan. Perseroan menghitung beban penyusutan dari kapal-kapal besar dengan menggunakan metode garis lurus selama 6 sampai 30 tahun, tergantung dari jenis kapal. Sebelumnya, harga pasar dari kapal sangat berfluktuasi, tergantung dari beberapa faktor, seperti perubahan harga baja, perubahan tarif angkut, dan kondisi ekonomi makro. Nilai kapal yang tercantum dalam neraca konsolidasi Perseroan adalah nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Manajemen Armada Pelayaran

Perseroan mengelola armada pelayaran yang terdiri dari kapal milik Perseroan dan Anak Perusahaan serta kapal sewa. Selain itu, Perseroan juga menyewakan kapal-kapalnya kepada pihak ketiga.

Pembelanjaan Modal

Perseroan dan Anak Perusahaan menjalankan usaha dengan karakteristik padat modal, yang tercermin dari besarnya jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan. Capital expenditure yang besar digunakan untuk pembelian kapal, yang sumber dananya diperoleh dari modal dan hutang. Peningkatan capital expenditure Perseroan dan Anak Perusahaan di tahun 2011 berjumlah Rp 893,16 miliar.

Beban Bahan bakar dan Beban Kepelabuhan

Komponen-komponen biaya yang cukup signifikan bagi Perseroan adalah beban bahan bakar kapal (bunker) dan beban kepelabuhan. Pada tahun 2011 beban bahan bakar mengambil porsi sebesar 23,3% dari total beban jasa, menurun sekitar 0,4% dibandingkan periode tahun lalu. Beban kepelabuhan mengambil porsi sebesar 10,0% dari total beban jasa, menurun sekitar 4,7% dibanding periode tahun lalu. Beban kepelabuhan menurun sehubungan dengan adanya docking atas kapal-kapal yang dimiliki oleh Perseroan dan menurunnya jumlah kapal sewa. Beban kepelabuhan dan volatilitas harga bahan bakar dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas Perseroan.

Fluctuations in Market Value of Vessels & Depreciation

Depreciation of vessels is one of large components of our cost of services. We calculate depreciation by using straight-line method of depreciation for a period between 6 and 30 years, depending on the type of vessel. Historically, the market value of vessels has fluctuated significantly due to some factors, such as change in steel price, change in freight rate and macro economic conditions. The value of our vessels on our balance sheet is the aggregate purchase price less accumulated depreciation.

Vessel Deployment Management

Our Company actively manages the deployment of our owned and chartered-in vessels. We also charter-out some of our vessels to the third parties.

Capital Expenditures

We are running a capital intensive business, characterized by the high amount of fixed assets. Our capital expenditures were incurred due to the purchase of vessels, being funded through a combination of equities and debts. In 2011, the increase of our capital expenditures amounted to Rp 893.16 billion.

Fuel and Port Disbursement

The Company’s major expenses are marine fuel and port disbursement costs. For the year of 2011, fuel cost had a portion of 23.3% of total cost of services or 0.4% decrease compared to that for last year. Port disbursement took a portion of 10.0% of total cost of services or 4.7% decrease compared to the previous year. The decrease was mainly caused by the docking of a number of vessels and the decrease of a number of chartered vessels. The port disbursement cost and the volatility of fuel price could affect the Company’s financial profitability.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Page 24: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

4342

Hutang dan Tingkat Suku Bunga Pinjaman

Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki beban bunga pinjaman oleh karena adanya hutang pinjaman yang berasal dari hutang bank, penerbitan obligasi Arpeni serta obligasi internasional yang digunakan untuk membiayai pembelian kapal dan modal kerja.

Pendapatan Jasa

Pendapatan jasa Perseroan sampai dengan 31 Desember 2011 mengalami penurunan sebesar 6,34% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 dari Rp 1.388,78 miliar menjadi Rp 1.300,7 miliar. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin menurunnya BDI Index selama periode tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 yang mempengaruhi penurunan nilai freight rate cukup signifikan di pasar internasional terutama untuk pasar kapal Capesize yang mengalami penurunan freight rate hingga 60-70% di kuartal pertama tahun 2011. Selain itu penurunan pendapatan juga dikarenakan adanya penjualan tiga kapal general cargo pada bulan November 2011 serta docking kapal-kapal Perseroan.

Pendapatan jasa Perseroan terbagi dalam empat segmen, yaitu pendapatan dari angkutan dry bulk sebesar Rp 1.119 miliar (86,0%), angkutan general cargo sebesar 34 miliar (2,6%), angkutan muatan cair (liquid cargo) sebesar Rp 40,7 miliar (3,1%), jasa keagenan dan jasa penunjang pelayaran, seperti jasa ship management dan bongkar muat (stevedoring), sebesar Rp 107 miliar (8,3%).

Indebtedness and Interest Rate

The Company and its Subsidiaries have high interest expenses due to non-current liabilities, including bank and financial institution loans, which we had entered into, to finance vessel acquisitions, IDR bond, and international notes, which are funding for vessel acquisition and working capital.

Service revenues

The Company’s service revenues for the period ended December 31, 2011 decreased by 6.34% compared to the period ended December 31, 2010 from Rp 1,388.78 billion to Rp 1,300.7 billion. The decrease primarily due to the declining of BDI in 2011 compared to 2010, impacted the significantly decline of company’s freight rate in international market mainly for Capesize vessels’ freight rate which have been declined about 60-70% in the first quarter of 2011. Besides, the decrease of Company’s service revenues also due to the sold of its wholly owned three general cargo vessels in November 2011 and docking of a number of Company’s vessels.

The Company’s revenues consisted of the provision of dry bulk transportation services of Rp 1,119 billion (86.0% of total revenues), general cargo transportation services of Rp 34 billion (2.6%), liquid cargo transportation services of Rp 40.7 billion (3.1%), agency services and other services, such as ship management and stevedoring, of Rp 107 billion (8.3%).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Biaya Jasa

Biaya jasa perusahaan mengalami kenaikan sebesar 39,66% dari Rp 1.256,51 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 1.754,84 miliar pada tahun 2011. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga bunker yang cukup signifikan di kuartal pertama tahun 2011 sebesar 24% dan adanya pengklasifikasian atas penurunan nilai (impairment) kapal pada tahun 2011.

Laba (Rugi) Bruto

Laba bruto Perusahaan pada 31 Desember 2011 mengalami penurunan dari laba bruto sebesar Rp 132,26 miliar menjadi rugi bruto sebesar Rp 454,14 miliar atau menurun sebesar 443,36% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010.

Beban Usaha

Beban Usaha Perseroan terdiri dari beban penjualan, beban umum dan administrasi serta beban operasi lain. Beban penjualan Perseroan pada tahun 2011 berjumlah sebesar Rp 53,53 miliar atau meningkat sebesar 1,82% dibandingkan pada tahun 2010 yang berjumlah sebesar Rp 52,57 miliar. Peningkatan beban penjualan terutama disebabkan oleh peningkatan gaji, upah dan tunjangan karyawan serta beban pemasaran.

Beban umum dan administrasi mengalami penurunan sebesar 45,66% dari Rp 728,96 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 396,14 miliar pada tahun 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan pada pos kerugian atas penurunan nilai aset keuangan sebagai akibat adanya penurunan pencadangan piutang.

Beban operasi lain meningkat sebesar 73,54% dari Rp 501 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 869,46 miliar pada tahun 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kerugian atas pelepasan aset Perseroan dan penurunan nilai (impairment) atas uang muka pembelian aset tetap, serta adanya biaya litigasi sehubungan dengan proses hukum yang dihadapi Perseroan.

Rugi Usaha

Rugi usaha untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp 1.752,1 miliar atau meningkat 54,95% dibandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun 2010 Perseroan mengalami rugi usaha sebesar Rp 1.130,7 miliar.

Cost of services

The Company’s cost of services increased by 39.66% from Rp 1,256.51 billion in 2010 to Rp 1,754.84 billion in 2011. The increase was mainly caused by the significantly increase of bunker price in the first quarter of 2011 for 24% and the classification of impairment of some vessels in 2011.

Gross Profit

Our gross profit as of December 31, 2011 decreased from gross profit of Rp 132.26 billion to gross loss of Rp 454.14 billion or decreased by 443.36% compared to the same period in 2010.

Operating expenses

Our operating expenses consisted of selling expenses, general and administrative expenses and other operating expenses. Our selling expenses amounted to Rp 53.53 billion in 2011 or increased by 1.82% compared to 2010 which was amounted to Rp 52.57 billion. The increase was mainly due to the increase of salaries, wages and employee benefits and marketing expenses.

General and administrative expenses decreased by 45.66% from Rp 728.96 billion in 2010 to Rp 396.14 billion in 2011. This decrease was mainly caused by the impairment of financial assets due to the decrease of Company’s allowance of trade receivables.

Other operating expenses increased by 73.54% from Rp 501 billion in 2010 to Rp 869.46 billion in 2011. The increase was mainly due to the loss of sale of fixed asset, the impairment for advances in purchasing fixed assets and litigation expenses in connection with the Company’s legal cases.

Loss from Operations

In 2011, loss from operations amounted to Rp 1,752.1 billion or increased by 54.95% compared to 2010. In 2010, the Company recorded loss from operations amounting to Rp 1,130.7 billion.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Page 25: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

4544

Beban Pajak

Beban pajak Perseroan pada tahun 2011 berjumlah Rp 17,18 miliar atau menurun 55,13% dari Rp 38,28 miliar pada tahun 2010. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya kinerja Perseroan yang tercermin pada laporan laba rugi komprehensif Perseroan pada tahun 2011.

Rugi Bersih

Pada tahun 2011 rugi bersih Perseroan mencapai Rp 2.070,1 miliar atau meningkat 26,51% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah Rp 1.636,3 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh hal-hal tersebut diatas terutama adanya pengakuan kerugian atas penurunan nilai aset keuangan dan aset tetap (impairment loss on financial and fixed asset).

Aktiva

Pada tanggal 31 Desember 2011 aktiva Perseroan berjumlah Rp 4,3 triliun atau menurun sebesar 22,5% dari Rp 5,5 triliun pada tahun 2010. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai (impairment) aktiva tetap sehubungan dengan ketentuan PSAK dan pelepasan aset Perseroan.

Kewajiban

Pada tanggal 31 Desember 2011 kewajiban Perseroan berjumlah Rp 7,09 triliun atau meningkat sebesar 11,7% dari Rp 6,35 triliun pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan beban yang masih harus dibayar dan kenaikan pinjaman bank dalam rangka penambahan kapal.

Ekuitas

Ekuitas Perseroan mengalami defisiensi sebesar Rp 2.868,1 miliar pada posisi 31 Desember 2011 dan sebesar Rp 881 miliar pada posisi 31 Desember 2010. Defisiensi modal Perseroan disebabkan oleh rugi bersih yang dialami Perseroan. Perseroan menunjukkan posisi keuangan yang terus melemah dalam kaitannya terhadap pemenuhan kewajiban-kewajiban Perseroan sebagaimana terlihat pada current ratio sebesar 25,56%, debt to equity ratio -1,82x, dan net gearing ratio -1,78x.

Income Tax Expense

The Company’s income tax expense in 2011 amounted to Rp 17.18 billion or 55.13% decrease from Rp 38.28 billion in 2010. The decrease was mainly due to the declining of Company’s performance as reflected on the Company’s consolidated statements of comprehensive income (loss) in 2011.

Net Loss

The Company’s net loss amounted to Rp 2,070.1 billion in 2011 or 26.51% increase from net loss amounted to Rp 1,636.3 billion in 2010. The increase was resulted by the above, especially the impairment of financial and fixed asset.

Assets

As of December 31, 2011, the Company’s total assets amounted to Rp 4.3 trillion or 22.5% decrease from Rp 5.5 trillion in 2010. This was due to the impairment of fixed assets in compliance with PSAK and the disposal of the Company’s asset.

Liabilities

As of December 31, 2011, the Company’s total liabilities reached Rp 7.09 trillion or 11.7% increase from Rp 6.35 trillion in 2010. This was due to the increase of accrued expenses and bank debts under the additional vessels.

Equity

The deficiency of the Company’s equity amounted to Rp 2,868.1 billion as December 31, 2011 and Rp 881 billion as of December 31, 2010. The Company’s capital deficiency was due to the net loss being suffered by the Company. The Company’s financial position kept declining in covering its liabilities as indicated by its current ratio of 25.56%, debt to equity ratio -1.82 x and net gearing ratio -1.78 x.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Imbal Hasil Investasi dan Ekuitas

ROI Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar (49,2%) atau menurun jika dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar (30,0%). Sementara itu ROE Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 74,3% dengan adanya kerugian dan defisiensi ekuitas sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar 196,4% yang disebabkan oleh adanya kerugian.

Prospek Usaha

Perkembangan usaha Perseroan dengan fokus jasa pengangkutan laut jenis dry bulk dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global dan Indonesia dan permintaan akan komoditas dry bulk, seperti batubara, biji besi dan komoditas mineral lainnya, untuk kebutuhan domestik maupun global, terutama Asia Pasifik. Faktor-faktor tersebut diharapkan akan tetap menjadi pendorong prospek usaha Perseroan di masa mendatang.

Pemberdayaan industri pelayaran nasional melalui penerapan asas cabotage secara intensif dipertegas lagi dengan dikeluarkannya Undang-undang Pelayaran No 17 pada tanggal 7 Mei 2008. Pemberdayaan ini akan mendorong pertumbuhan industri pelayaran nasional sehingga dapat memperbesar pangsa muatan angkutan laut. Dengan demikian, Perseroan memiliki peluang untuk meningkatkan angkutan domestik dan ekspor.

Indonesia dikenal sebagai negara produsen dan eksportir batubara yang utama di Asia Pasifik. Penjualan domestik terbesar dipasok untuk penggunaan energi pabrik pembangkit tenaga listrik, industri semen, logam, pulp dan pabrik briket. Konsumsi batubara untuk pemakaian pembangkit tenaga listrik di dalam negeri terus meningkat, mengingat Pemerintah sedang membangun PLTU berkapasitas 10.000 MW hingga tahun 2010. Dengan demikian, pengangkutan batubara memiliki prospek bagi usaha pelayaran. Situasi ini menguntungkan bagi Perseroan dalam mengembangkan usaha, dengan dukungan armada kapal milik yang memiliki kapasitas besar.

Return on Investment and Return on Equity

The Company and its Subsidiaries’ ROI was (49.2%) as per December 31, 2011 or decreased compared to (30.0%) as of December 31, 2010. As per December 31,2011, the Company and its Subsidiaries ROE 74.3% due to a deficiency in equities and net loss, whilst as per December 31, 2010 the ROE was 196.4% due to the loss in net income.

Business Prospects

The Company’s growth with its focus on dry bulk transportation services depends much on world and national economic growth as well as demand of dry bulk commodities such as coal, iron ore and other mineral commodities, for domestic and global supplies. They are expected to bring about business prospect in the future.

The empowerment of Indonesian shipping industry through the intensive implementation of cabotage was reaffirmed by the issuance of new Shipping Law No 17 on May 7, 2008. The empowerment could accelerate the growth of indonesian shipping, enlarging the portion of cargo share of Indonesian shipping. Thus, the Company has the opportunity to increase its domestic and export transportation.

Indonesia is well recognized as one of the main coal producers and exporters in Asia-Pacific. Most of the domestic sales of its coal are supplied to power plants, cement industry, metal, pulp and briquette. Coal consumption for power plants in Indonesia is expected to increase, as the Indonesian Government plans to set up another 10,000 MW coal-fired power plants by 2010. Therefore, coal transportation services are prospective for shipping industry. This would benefit the Company in growing its business with the support of large capacity of its wholly-owned vessels.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Page 26: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

4746

Pemasaran

Kegiatan pemasaran Perseroan dan Anak Perusahaan mengacu pada strategi pemasaran Perseroan, antara lain:

1. Maksimalisasi pemakaian armada kapal - bulk carrier, tugboat/barge dan floating crane dalam usaha pengangkutan batubara

2. Diversifikasi jasa angkutan dari kargo umum ke angkutan batubara dan minyak/cair, selain jasa keagenan dan ship management.

3. Peningkatan kualitas jasa angkutan dengan mengacu pada standar internasional seperti ISM Code dan ISO 9001.

4. Kegiatan promosi/publisitas. 5. Perluasan jaringan pemasaran dan operasi. 6. Penetapan freight rate (uang tambang) angkutan

yang kompetitif.

Selain aktif melakukan kegiatan pemasaran dan pendekatan pada shipper/pelanggan, termasuk pelanggan setia, Perseroan melakukan beberapa kegiatan untuk menunjang strategi pemasaran Perseroan dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan konferensi internasional, seperti CoalTrans Conference dan Mare Forum.

Marketing

The Company’s marketing activities refer to its marketing strategies, which are

1. To maximize the use of its fleet of vessels-bulk carriers, tug boats, barges and floating cranes.

2. To diversify the general cargo into dry bulk and liquid cargo, besides of agency services and ship management.

3. To increase the quality of our transportation services in compliance with international standards, such as ISM Code and ISO 9001.

4. To promote the Company through promotion and publicity.

5. To expand the Company’s marketing and operation networks.

6. To set up competitive transport freight rate.

The Company has executed marketing activities including approach to shipper/customers to support its marketing strategies and been actively involved in international conferences, such as CoalTrans Conference and Mare Forum.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Kegiatan pemasaran Perseroan mendapat dukungan dari kantor-kantor cabang dan Anak Perusahaan Perseroan. Perseroan memiliki 14 kantor cabang di beberapa kota pelabuhan besar dan strategis di Indonesia dan satu cabang di Singapura untuk memperkuat jaringan operasional Perseroan dan Anak Perusahaan. Ketiga belas cabang Perseroan tersebut berlokasi di Tanjung Priok, Panjang, Pontianak, Sampit, Surabaya, Medan, Samarinda, Kota Baru, Paiton, Tuban, Banjarmasin, Bandung, Semarang, dan Jepara.

Perseroan tetap memelihara hubungan baik dengan prinsipal pelayaran luar negeri yang telah menunjuk Perseroan menjadi agen atau general agent. Selain dukungan cabang di luar negeri, penunjukan keagenan memperkokoh jaringan pemasaran Perseroan di luar negeri.

Kebijakan Dividen

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 28 Juni 2011, Perseroan tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya sehubungan dengan rugi bersih yang tercatat dalam laporan keuangan tahun 2010 sebesar Rp 1.636,3 miliar.

Kasus Hukum

Pada tanggal 19 Juli 2011, PT Asuransi Central Asia (ACA) mengajukan gugatan pailit kepada Perseroan, tetapi pada tanggal 5 Agustus 2011, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Perseroan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (Pengadilan Niaga) dengan nomor 23/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Pada tanggal 24 Agustus 2011, Pengadilan Niaga mengabulkan Permohonan PKPU yang diajukan oleh BCA dan menetapkan PKPU Sementara selama 45 hari. Selama masa PKPU sementara, telah berlangsung empat kali pertemuan antara Perseroan dan para kreditur Perseroan untuk membahas Rencana Perdamaian yang diajukan oleh Perseroan.

Kemudian, pada Rapat tanggal 6 Oktober 2011, para kreditur dari Perseroan secara aklamasi menyetujui Pemberian PKPU Tetap selama 30 hari kepada Perseroan. Dan pada tanggal 7 Oktober 2011, berlangsung Rapat Permusyawaratan Hakim Pengadilan Niaga yang menetapkan Perseroan dalam keadaan PKPU Tetap selama 30 hari.

Its marketing activities have been supported by its branches and subsidiaries. The Company has 14 branches in various big and strategic ports in Indonesia and one branch in Singapore to strengthen the Company and subsidiaries’ network. The 14 branches, among others, in Tanjung Priok, Panjang, Pontianak, Sampit, Surabaya, Medan, Samarinda, Kota Baru, Paiton, Tuban, Banjarmasin, Bandung, Semarang, and Jepara.

The Company keeps maintaining its long-term relationship with foreign principals which have appointed the Company to be their agent or general agent. The appointment of agency has strengthened the Company’s marketing network, besides the support of its foreign branch.

Dividend Payout

As approved by the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) held on June 28, 2011, the Company decided not to pay dividends to its shareholders, due to the recorded net loss of Rp 1.636,3 billion as stated in the Company’s 2010 financial report.

Legal Cases

On July 19, 2011, PT Asuransi Central Asia filed an involuntary bankruptcy proceeding against the Company. But then on August 5, 2011, it’s superseded by PT Bank Central Asia Tbk.’s filing a Suspension of Debt Payment Obligation (PKPU) proceeding with the Commercial Court against the Company, under the case registrar number 23/PKPU/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst

On August 24, 2011, the Commercial Court of Central Jakarta District Court accepted the PKPU Petition and granted a temporary PKPU status for 45 days. During the temporary PKPU status, four meetings had been held between the Company and its creditors to discuss Company’s proposed Composition Plan.

Then on October 6, 2011, the creditors participating in the PKPU approved by acclamation the extension of Permanent PKPU period for 30 days. And on October 7, 2011, the Deliberation Trial of Judges panel of Commercial Court of Central Jakarta District Court essentially granted the permanent PKPU of the Company for 30 days

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Page 27: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

4948

Pada tanggal 1 November 2011, berlangsung Rapat pemungutan suara (voting) atas Proposal Rencana Perdamaian yang telah diajukan Perseroan kepada para krediturnya. Hasil voting adalah sebanyak 95% kreditur separatis dan 80% kreditur konkuren Perseroan menyatakan setuju atas Rencana Perdamaian. Dengan demikian, Rencana Perdamaian yang telah disetujui demi hukum berubah menjadi Perjanjian Perdamaian. Perjanjian Perdamaian tersebut telah diratifikasi dalam sidang Putusan Perdamaian PKPU tanggal 10 November 2011 sekaligus proses PKPU Perseroan demi hukum berakhir.

Dalam sidang tersebut, Majelis Hakim juga memutuskan menolak permohonan PT CIMB Niaga Tbk., salah satu kreditur Perseroan, untuk mengakhiri PKPU yang diajukan tanggal 1 November 2011.

Pada tanggal 12 Desember 2011, Perseroan mendaftarkan permohonan berdasarkan Bab 15 Undang-Undang Kepailitan AS (Chapter 15) agar Keputusan PKPU dan Perjanjian Perdamaian yang telah diputuskan Pengadilan Niaga di Indonesia memperoleh pengakuan berdasarkan hukum AS. Pada tanggal 23 Desember 2011, Pengadilan AS untuk sementara melindungi Perseroan dari setiap tuntutan terhadap Perseroan dan aset Perseroan di AS.

Pada tanggal 23 Desember 2011, PT CIMB Niaga Tbk. melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan permohonan untuk mencabut Permohonan Kasasi terhadap Perseroan kepada Ketua Pengadilan Niaga.

Kondisi Ekonomi dan Bisnis

Kegiatan operasional Perseroan telah terpengaruh oleh memburuknya kondisi keuangan global saat ini. Perlambatan ekonomi global telah menyebabkan penurunan yang substansial dalam tarif angkut dan volume transportasi, serta meningkatkan risiko kredit atas piutang usaha.

Saat ini, Perseroan masih melakukan negosiasi konstruktif dengan beberapa kreditur untuk merestrukturisasi utang yang tidak termasuk dalam Rencana Perdamaian (PKPU). Beberapa kreditur telah menyetujui perpanjangan tanggal jatuh tempo dan penyelesaian utang dengan ketentuan-ketentuan tertentu yang disepakati.

On November 1, 2011, a voting on the Composition Plan proposed by the Company was held to all its creditors. The voting result was 95% of secured creditors and 80% of unsecured creditors agreed with the Composition Plan. Therefore, the agreed Composition Plan was changed to Settlement Agreement by law. The Settlement Agreement was ratified by the Commercial Court on November 10, 2011, ending the PKPU process by law.

The panel judges also refused the application of PT CIMB Niaga Tbk, one of Company’s creditors, to end the PKPU process.

On December 12, 2011, the Company filed a petition for recognition of the PKPU proceedings before the Central Jakarta Commercial Court, pursuant to Chapter 15 of title 11 of the United States Code (“Chapter 15”). On December 23, 2011, the US Court entered a provisional order staying any action against the Company or its assets in the US.

On December 23, 2011, PT CIMB Niaga Tbk. through its lawyer registered a petition to withdraw its appeal against the Company in the Commercial Court of Central Jakarta District Court.

Economic Conditions and Business

The operations of the Company have been affected by the current global financial turmoil. The global economic slowdown has caused a substantial decrease in freight rate and transportation volume and also an increase in credit risk on trade receivables.

The Company is currently in constructive negotiations with lenders to restructure its debts which are not included in the Composition Plan (PKPU). Certain creditors have agreed to extend the maturity dates and debt settlement under certain agreed conditions.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Sebagai bagian dari usaha yang berkesinambungan untuk menghadapi dan mengelola kondisi-kondisi ekonomi dan bisnis di atas, Perseroan telah mengambil langkah-langkah yang telah dan akan diimplementasikan secara berkelanjutan sebagai berikut:

1. Memfinalisasi dokumen restrukturisasi utang, sehubungan dengan rampungnya negosiasi utang dengan sebagian besar kreditur.

2. Perseroan melakukan pembicaraan secara teratur dengan para kreditur yang ingin mengetahui status dari kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dan rencana rekapitalisasi.

3. Perseroan menerapkan program penghematan secara berkesinambungan, seperti mengurangi beban operasi yang tida penting.

4. Perseroan meninjau rencana pengeluaran barang modal, investasi dan ekspansi secara berkesinambungan.

5. Perseroan meningkatkan pemeliharaan kapal dan sarana penunjang lainnya secara berkesinambungan untuk mendukung kegiatan bisnis yang lebih optimal.

6. Perseroan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia secara berkesinambungan

Penyelesaian kondisi-kondisi tersebut di atas sangat tergantung kepada pemulihan ekonomi global, terutama pemulihan industri pelayaran dan keberhasilan Perseroan dalam melakukan negosiasi rencana restrukturisasi utang dengan para kreditur pinjaman dan utang lainnya yang tidak termasuk dalam restrukturisasi utang (PKPU).

As part of its continuing efforts to respond to and manage the adverse affects of the above-mentioned economic and business conditions, the Company has undertaken and is continuously implementing the following measures, among others:

1. Finalization of debt restructuring documentation, following the successful conclusion of the debt restructuring negotiations with the majority of the creditors.

2. The Company has been in regular contact with lenders who wish to know the status of the Company’s capacity to service its debts and undertake a recapitalization plan.

3. The Company has continuously applies cost-cutting programs, such as reduction of non-essential operating expenses.

4. The Company continuously reviews its capital expenditures, investments and expansion plan.

5. The Company continuously improves the maintenance of the vessels and their supporting facilities to support the optimization of business activities.

6. The Company continuously improves the professionalism of its human resources.

The settlement of the above matters depends to a large extent on the recovery of the global economy, especially in the shipping industry, and the success of the Company’s negotiations on its debt restructuring plan with creditors for other loans and payables which are not included in the debt restructuring (in PKPU).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS

Page 28: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

5150

Perseroan telah berusaha menjalankan

tata kelola perusahaan berdasarkan

prinsip accountability, responsibility,

fairness, transparency, dan independence

The Company did its best to implement GCG based on the accountability, responsibility, fairness, transparency, and independence principles

Page 29: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

5352

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat. Oleh karena itu Perseroan berusaha menerapkan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip accountability, responsibility, fairness, transparency, dan independence. untuk menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan juga demi kepentingan pemegang saham dan stakeholder.

Di bawah ketentuan/perangkat hukum yang berlaku di pasar modal, Dewan Komisaris, termasuk Komisaris Independen, beserta Direksi, Komite Audit, dan Sekretaris Perusahaan berperan penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Di bawah Undang-undang Perusahaan, organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris dan Direksi. RUPS merupakan organ tertinggi di Perseroan yang memegang seluruh wewenang di luar yang telah didelegasikan kepada Komisaris ataupun Direksi.

Dewan Komisaris

Sebagaimana diketahui, tugas dan wewenang Dewan Komisaris terutama untuk melakukan pengawasan atas kebijakan/kegiatan Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dewan Komisaris didukung oleh Komite Audit dengan hasil analisis terhadap kegiatan Perseroan, termasuk kinerja keuangan, secara berkala dan sistem pengendalian internal yang memadai.

Pada tahun 2011, Dewan Komisaris diantaranya telah menjalankan fungsi untuk memimpin penyelenggaraan:

1. RUPS Tahunan pada tanggal 28 Juni 2011, yang antara lain menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2010: mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja – Ernst & Young: dan perubahan susunan Direksi Perseroan.

2. RUPS LB pada tanggal 28 Juni 2011, yang menyetujui Penerbitan Saham Baru kepada Pihak yang terafiliasi (Peraturan Bapepam-LK IX.E.1) dan Penerbitan Convertible Bond dan Waran Seri I tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Peraturan Bapepam-LK No. IX.D.4) dalam rangka rencana restrukturisasi kewajiban Perseroan sebagaimana diuraikan dalam Keterbukaan Informasi tanggal 21 Juni 2011.

Implementation of the principles of Good Corporate Governance (GCG) encourages the creation of healthy business climate. Therefore, the Company has made its efforts to implement GCG, based on the accountability, responsibility, fairness, transparency, and independence principles, to support the survival and growth of the Company and also in the interest of its shareholders and stakeholders.

Under capital market regulations, the Board of Commissioners, including Independent Commissioner, the Board of Directors, Audit Committee and Corporate Secretary play their important roles in the implementation of GCG. Under the Corporate laws, the organ of the Company consists of the General Meeting of Shareholders, Commissioners and Directors. The General Meeting of Shareholders is at the highest level in the Company with its full authority out of that being delegated to the Commissioners and Directors.

Board of Commissioners

The rights and obligations of the Board of Commissioners, especially in controlling the policies/activities of Directors, are regulated by the Company’s articles of association and by the decisions of general meetings of shareholders. The Board of Commissioners has been supported by the Company’s Audit Committee with its analysis on the Company’s activities, including its financial performance, regularly, and by a sufficient internal control system.

In 2011, the Board of Commissioners, among others, did its function to lead:

1. The Annual General Meeting of Shareholders on June 28, 2011, which among others agreed with the Company’s 2010 Annual Report, approved its 2010 Balance Sheets and Financial Statements which were audited by Purwantono, Suherman & Surja – Ernst & Young; and agreed with changes in the composition of the Board of Directors.

2. The Extraordinary General Meeting of Shareholders on June 28, 2011, which agreed to issue the New Share to affiliated party (Bapepam-LK Rules No. IX.E.1) dan issuance of Convertible Bond and Series I Warants without Pre-emptive Right (Bapepam-LK Rules No. IX.D.4) in order to Company’s debt restructuring plans as discribed in Company’s Disclosure of Information dated June 21, 2011.

Dewan Komisaris dengan tingkat kehadiran 100% telah melakukan pertemuan pada tanggal 27 Juni 2011, yang menunjuk Komisaris Bernard Kent Sondakh untuk bertindak selaku Pimpinan RUPST dan RUPSLB tanggal 28 Juni 2011; dan juga melakukan beberapa pertemuan sehubungan dengan perjanjian keuangan Perseroan.

Dewan Komisaris Perseroan juga telah mengadakan tiga kali pertemuan bersama Direksi Perseroan, yaitu

1. Pertemuan pada tanggal 15 April 2011 yang membahas kinerja Perseroan pada kuartal ketiga tahun 2010. Pendapatan jasa menurun disebabkan oleh beroperasinya jumlah kapal yang lebih sedikit dan di-docking kapal-kapal Perseroan. Perseroan mengalami kerugian bersih terutama disebabkan oleh biaya bunga yang tinggi, kerugian derivative dan pencadangan piutang tak tertagih. Selain itu, pertemuan juga membahas hasil negosiasi dengan investor dan beberapa kreditur serta posisi likuiditas Perseroan yang ketat.

2. Pertemuan pada tanggal 12 Agustus 2011 membahas kinerja Perseroan pada tahun 2010 dan kuartal I tahun 2011 yang masih dipengaruhi secara negatif oleh kondisi ekonomi. Pada tahun 2010, Perseroan mengalami kenaikan rugi bersih sebesar 144% dibandingkan dengan tahun 2009, yang disebabkan oleh penurunan nilai aset keuangan dan aset tetap, biaya bunga yang lebih tinggi dan kenaikan beban umum dan administrasi dalam rangka restrukturisasi. Pendapatan jasa kuartal I 2011 menurun dikarenakan Perseroan masih beroperasi dengan jumlah kapal yang lebih sedikit, charter rate untuk kapal jenis Capesize menurun signifikan. Selain itu biaya sehubungan proses restrukturisasi, biaya bunga yang tinggi dan impairment piutang juga berkontribusi terhadap kerugian yang diderita Perseroan. Pembahasan dilanjutkan dengan perubahan struktur organisasi dengan diangkatnya Bapak Andrew Hanubrata sebagai Direktur Keuangan berdasarkan keputusan RUPST serta bergabungnya Fleet Executive Officer dan Chief Operating Officer dalam struktur organisasi Perseroan. Pertemuan tersebut juga membahas gugatan pailit yang diajukan oleh PT Asuransi Central Asia (ACA) dan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh PT Bank Central Asia Tbk.

3. Pertemuan pada tanggal 31 Oktober 2011 membahas mengenai perkembangan proses PKPU dimana Perseroan telah mengadakan rapat-rapat dengan para krediturnya untuk membahas Rencana Perdamaian dan juga membahas langka-langkah yang harus diambil setelah diadakan pemungutan suara (voting) PKPU pada tanggal 1 November 2011.

The Board of Commissioners in 100% presence organized meeting on June 27, 2011, to appoint Bernard Kent Sondakh to preside at the Company’s Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders on June 28, 2011; and several meetings in relation with Company’s loan agreements.

The Board of Commissioners and the Board of Directors had held three meetings as follows

1. Meeting on April 15, 2011 to discuss about the Company’s performance in the third quarter of 2010. The Company’s service revenues declined due to the operation of lesser vessels and by the docking of some of Company’s vessels. The Company suffered losses mainly due to the high interest expense, derivative losses and provision for bad debt expense. Besides, the meeting also discuss about the outcome of negotiation with the investor and other creditors and the Company’s tight liquidity position.

2. Meeting on August 12, 2011 to discuss about the Company’s performance during 2010 and first quarter in 2011 which were negatively impacted by the economic condition. In 2010, the Company’s net loss increased 144% compared to 2009 due to impairment of financial asset and fixed asset, high interest expense and increase of general and administrative expenses related to the Company’s restructuring exercise. The decline of Company’s service revenues in first quarter of 2011 was caused by the lesser number of vessels the Company operated and charter hire for capesize was significantly decreased. In addition, expenses related to the Company’s restructuring exercise, high interest expenses and impairment of receiveable were also attributed to the losses of the Company. The discussion continued with the changes of organization structure by the appointment of Mr. Andrew Hanubrata as Company’s Chief Finance Officer as the result of AGM and joining of Fleet Executive Officer and Chief Operating Officer in the Company’s organizational structure. The meeting also discuss about bankruptcy claim filed by PT ACA and Suspension of Debt Obligation filed by PT BCA Tbk.

3. Meeting on October 31, 2011 to discuss about the development process of PKPU on which the Company held several meetings with its creditors to discuss about the Composition Plan and also discuss the next steps to be taken after the voting of PKPU on November 1, 2011.

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 30: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

5554

Dewan Direksi

Sebagaimana diatur Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Dewan Direksi terdiri atas

Direktur Utama dengan ruang lingkup pekerjaan dalam hal penentuan policy/kebijakan Perusahaan serta pengarahan jalannya operasional perusahaan secara keseluruhan; dan tanggung jawab atas mutu manajemen dan pengembangan Perseroan.

Direktur Bisnis dengan ruang lingkup pekerjaan pada pengelolaan kegiatan usaha dan operasi jasa angkutan laut Perseroan; dan tanggung jawab antara lain atas peningkatan kegiatan usaha, pencapaian target pendapatan, terjalinnya hubungan baik dengan pelanggan, dan perolehan kontrak-kontrak baru.

Direktur Armada memiliki ruang lingkup pekerjaan dalam hal manajemen teknik, nautika, crew dan safety armada kapal milik maupun kapal sewa serta ship management; dan bertanggung jawab atas pengelolaan teknik armada kapal serta karyawan laut sesuai peraturan dan perundang-undangan maritim nasional dan internasional, demi kelancaran dan keselamatan operasi armada kapal.

Direktur Keuangan dengan ruang lingkup pekerjaan di bidang keuangan antara lain dalam hal penggunaan dana, investasi, pengadaan dana, perlindungan atas aset Perseroan, jalinan hubungan dengan perbankan, lembaga keuangan, asuransi, dll; dan tanggung jawab atas tercapainya optimasi dan efisiensi pengelolaan termasuk penggunaan keuangan Perseroan untuk mencapai laba maksimal.

Direktur Akunting dan Administrasi dengan ruang lingkup pekerjaan di bidang akuntansi dan administrasi Perseroan, dan tanggung jawab atas pengembangan sistem, kebijakan dan prosedur dan pengawasan pelaksanaan kegiatan akuntansi dan administrasi Perseroan termasuk penyiapan anggaran Perseroan.

Direktur Tidak Terafiliasi bertindak mewakili kepentingan pemegang saham minoritas dan menjamin Perseroan untuk patuh pada ketentuan peraturan yang berlaku.

Anggota Direksi secara keseluruhan bertanggungjawab kepada Direktur Utama Perseroan. Direksi mengadakan pertemuan kurang lebih dua kali dalam sebulan untuk membahas isu-isu dalam menjalankan kegiatan usaha dan operasi Perseroan.

Board of Directors

As regulated by the Company’s articles of association, the Directors are fully responsible for managing the Company for the interest of the Company in reaching its objectives and goals. The Company’s Board of Directors consist of

President Director, having his scope of works in determining the Company’s policies and in guiding the Company’s activities as whole. He is wholly responsible for the Company’s management quality and growth.

Business Director, having his scope of works in the business management and operation of maritime transportation services. He is responsible for, among others, improving business activities, reaching the targeting revenues, maintaining good relationships with customers, and finding out new projects.

Fleet Director, having his scope of works in the management of technics, nautics, crews, and safety of owned and chartered-in vessels, and ship management. He is responsible for the technical and crew managements in complying with national and international maritime laws and regulations for the smoothness and safety operation of vessels.

Finance Director, having his scope of works in finance, among others, in the use of Company’s finance, investment, finance procurement, securing of assets, maintenance of good relationships with banks, financial institutions, insurance institutions, etc. He is responsible for optimizing the management of finance efficiently, including the use of the Company’s finance to achieve maximum profit.

Administration and Accounting Director, having her scope of works in accounting and administration. She is responsible for improving the systems, policies and procedures and monitor the implementation of the Company’s accounting and administration activities, including the preparation of the Company’s budgeting.

Unaffiliated Director acts in representing the interest of minority shareholders and ensure the Company’s conforming to the prevailing regulations/rules.

The Company’s Directors are responsible to the Company’s President Director. The Board of Directors had meetings about twice a month to discuss about the current issues of the Company’s business and operation activities.

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Kompensasi Komisaris dan Direksi

Komisaris dan Direksi Perseroan menerima kompensasi dalam bentuk gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah total kompensasi yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi sepanjang tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 berjumlah total Rp 7,8 miliar.

Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan fungsi dan tugas Dewan Komisaris. Peran dari Komite Audit untuk meningkatkan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris, khususnya dengan audit manajemen. Sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, Komisaris Independen Perseroan, Fransiscus Samunady bertindak sebagai ketua Komite Audit dan beranggotakan Sandy Lugito dan Shelly Maryanti.

Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan Perseroan dijabat oleh Ronald Nangoi yang juga merupakan Direktur Tidak Terafiliasi. Sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, Sekretaris Perusahaan bertugas antara lain untuk mengikuti perkembangan pasar modal, memberi pelayanan informasi Perseroan kepada masyarakat, memberi masukan ke Direksi dalam hal kepatuhan pada peraturan pasar modal, dan menjadi penghubung Perseroan dengan Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan masyarakat. Sekretaris Perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan di antaranya menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus, menghadiri rapat-rapat Direksi, ikut serta dalam pertemuan dan/atau conference call dengan para Kreditur Perseroan sehubungan dengan proses rekapitalisasi dan restrukturisasi Perseroan, mengelola situs internet perseroan (www.apol.co.id), menyampaikan laporan-laporan sehubungan dengan keterbukaan informasi antara lain ke Bapepam-LK, BEI, Wali Amanat, membuat Press Release kepada Media Masa sebagai informasi yang patut diberitahukan kepada publik.

Pengendalian Internal

Perseroan selalu berusaha untuk menjamin berjalannya prinsip-prinsip akuntabilitas dan tanggung jawab secara baik. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan menyeluruh atas Sistem Pengendalian Internal. Sesuai peraturan Bapepam-LK NO. IX.I.7, Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal yang dikepalai oleh Margyanto Gunawan dengan periode penugasan 30 Desember 2009 sampai dengan 30 Desember 2012.

Compensation of Commissioners and Directors

The Commissioners and Directors received compensation in the form of salaries, discretionary bonuses, and other allowances. The aggregate amount of compensation during the year ended December 31, 2011, was approximately Rp 7.8 billion.

Audit Commitee

Audit committee is a committee established by a Board of Commissioners in order to support to do its duties and tasks. The Company’s Audit Commitee improves the control functions of the Board of Commissioners through management audits. In accordance with regulations of Bapepam-LK, Company’s Independent Commissioner, Fransiscus Samunady acts as Audit Committee Chairman and has two members Sandy Lugito and Shelly Maryanti.

Corporate Secretary

The Company’s Corporate Secretary is held by Ronald Nangoi, who is also a Unaffiliated Director of the Company. In accordance with regulations of Bapepam-LK, the Corporate Secretary has his scope of works to monitor the development of capital market, provide the Company’s information to the public, provide inputs to Directors in compliance with capital market regulations, and be the Company’s contact person to Bapepam & LK, Indonesian Stock Exchange (IDX), and public. The Corporate Secretary keeps the list of the Company’s shareholders, attended the BOD meetings, joined meetings/conference calls with creditors in relation to Company’s recapitalization and restructuring process, provided information through our web (www.apol.co.id), disseminated reports due to disclosure of information to, among others, Bapepam & LK, IDX, registrars, and distributed press releases to mass media.

Internal Audit

The Company makes its best efforts to ensure the effective implementation of accountability and responsibility principles through a comprehensive approach or an internal control system. In accordance with the Bapepam-LK regulation No. IX.I.7, the Company had established an Internal Audit Unit which Head by Margyanto Gunawan for the period of December 30, 2009 to December 30, 2012.

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 31: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

5756

Tanggung Jawab Sosial Perseroan

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan sebuah sistem dan aturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan, terutama antara pemegang saham dan dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik mempunyai hubungan dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, terutama pada prinsip responsibility, dimana penekanan signifikan diberikan kepada stakeholders perusahaan.

Perseroan menyadari bahwa kegiatan operasional perusahaan mempunyai dampak eksternal yang ditanggung lingkungan dan masyarakat sebagai bagian dari stakeholders. Sebagai wujud tanggung jawab Perseroan dalam hal pencegahan pencemaran lingkungan, Perseroan menjalankan pengoperasian kapal dengan mematuhi konvensi internasional yang memuat peraturan-peraturan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran yang ditimbulkan oleh pengoperasian tanker. Salah satu konvensi tersebut adalah Marine Pollution 73/78 (MARPOL) yang mengatur cara-cara pencegahan pencemaran oleh minyak, bahan kimia cair berbahaya, bahan kemasan berbahaya dan limbah atau sampah kapal lainnya. Perseroan telah memperoleh Document of Compliance (DOC) yang dikeluarkan oleh ABS pada 24 September 1996. Dengan memiliki DOC, Perseroan telah memenuhi persyaratan keselamatan dan perlindungan lingkungan secara menyeluruh. Selama tahun 2011, Perseroan telah memberikan sumbangan hampir sekitar Rp 100 juta. Sebagai wujud kepedulian kepada karyawannya, Perseroan memberikan sumbangan bagi karyawan yang berduka dan juga membantu karyawan atau istri karyawan untuk meringankan beban keuangan dalam persalinan.

Corporate Social Responsibility

Good Corporate Governance (GCG) is a system and rules to manage the relation between the interested parties, especially between shareholders and board of commissioners and board of directors to achieve the Company’s goals. GCG has a connection with Corporate Social Responsibility (CSR), mainly on the responsibility principle, where the significant emphasis is given to Company’s stakeholders.

The Company realized that its operation activities have external impact to environment and community as part of stakeholders. As a existence Company’s responsibility in the protection against environmental pollution, the Company operates its vessels in compliance with international conventions containing regulations for safety and environmental protection. One of the conventions is Marine Pollution 73/78 (MARPOL) for protection agains oil pollution, dangerous liquid chemical materials, dangerous goods and wastes from vessels. Our Company and subsidiaries received Document of Compliance (DOC) issued by ABS on September 24, 1996. By having DOC, the Company meet all the requirements for safety and environmental protection as a whole. During 2011, the Company contributed donation almost around Rp 100 million. in order to attain its social responsibility to employees, the Company provided donation to the employees who had accidents or in mourn and female employees or employees’ spouse who gave birth.

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Risiko Usaha Risiko pemutusan hubungan kontrak

Karena sebagian besar dari pendapatan Perseroan berasal dari beberapa pelanggan besar, pemutusan hubungan kontrak dengan salah satu atau lebih dari pelanggan-pelanggan ini akan berdampak negatif secara material terhadap Perseroan. Untuk itu, Perseroan melakukan upaya perluasan basis pelanggan sekaligus meningkatkan mutu pelayanan jasa angkutan.

Risiko ditangkapnya kapal Perseroan oleh pihak yang mengajukan klaim maritim

Kapal-kapal yang dimiliki Perseroan dapat ditangkap oleh pihak yang mengajukan klaim maritim yang dapat menyebabkan kerugian pendapatan dan arus kas yang signifikan. Menurut ketentuan kontrak Perseroan, kapal dianggap off-hire (yaitu penyewa menghentikan pembayaran sewa kapal) selama periode di mana kapal “ditahan” untuk alasan yang bukan disebabkan oleh penyewa. Sehubungan dengan risiko ini, Perseroan menerapkan prinsip “satu kapal satu perusahaan” untuk meminimkan risiko penahanan kapal-kapal Perseroan seandainya terjadi masalah atas salah satu kapal milik Perseroan.

Risiko peningkatan harga bahan bakar

Walaupun banyak ketentuan kontrak yang memungkinkan perpindahan pembebanan harga bahan bakar ke pelanggan, dan banyak kontrak Perseroan yang memungkinkan penyesuaian terhadap kenaikan signifikan bahan bakar, peningkatan harga bahan bakar pengangkutan laut tetap dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi Perseroan. Untuk itu, Perseroan menetapkan adanya penyesuaian tarif angkutan seandainya terjadi kenaikan harga bahan bakar. Sementara itu, bahan bakar kapal milik Perseroan yang disewa menjadi tanggungan pihak penyewa kapal.

Risiko kerugian maritime property and casualty

Kerugian maritime property and casualty dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti bencana alam (seperti tsunami), cuaca yang buruk, tabrakan/benturan, terdampar, kebakaran, kegagalan mekanis, kesalahan manusia, dan tumpahnya muatan atau kebocoran yang mengakibatkan polusi yang menyebabkan klaim dari pihak ketiga. Sehubungan dengan risiko ini, Perseroan tetap memiliki penutupan asuransi antara lain hull and machinery insurance, protection & indemnity, war risk insurance atas kapal-kapal Perseroan.

Risk FactorsRisk of Contract Termination

As the majority of our revenues are derived from several major customers, the contract termination with one or more customers can adversely affect the Company. In this regard, the Company has diversified its customer base and increased the quality of its transportation services as well.

The risk of the arrest of vessels by maritime claimants

Our own vessels could be arrested by maritime claimants, which may result in a material loss of earnings and cash flow. Under the terms of our charters, vessels are placed off-hire (that is, the charterer ceases to pay charter hire) for any period during which they are “arrested” for any reason not arising from the fault of the charterer. To face the risk, the Company has applied the so-called “one vessel one company” principle to minimize the risk of the arrest of the Company’s vessels in case there is problem in a vessel owned by the Company.

The risk of the increases in marine fuel prices Although many of our voyage charter terms allow us to pass the cost of fuel to our shipping clients and many of our contracts have included adjustment provisions for significant changes in fuel prices, an increase in the cost of marine fuel could adversely affect our financial condition and results of operations. That is why, the Company has included the adjustment provisions for the changes in fuel prices. Meanwhile, the fuel of the Company’s owned vessels which are chartered was under the responsibility of the charterers.

The risk of maritime property and casualty losses

Maritime property and casualty losses may arise from a variety of causes, including natural disaster (like tsunami), severe weather, collision, stranding, fire, mechanical failure, human error and spills or leaks resulting in pollution, and may result in third party claims. To face the risk, the Company has maintained hull and machinery insurance, protection & indemnity insurance, and war risk insurance.

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 32: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

5958

Risiko perubahan pola perdagangan

Dalam industri jasa pengangkutan di perairan internasional, perubahan pada pola perdagangan akan berpengaruh kepada jarak barang tersebut akan diangkut. Penurunan tonase jarak (tonne mile) akan berdampak negatif secara material terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan. Untuk itu, Perseroan menerapkan kebijakan diversifikasi muatan angkutan laut.

Risiko global

Mengingat Perseroan beroperasi di seluruh dunia, hal-hal seperti perang, penyitaan atas kapal, peraturan perpajakan, regulasi atau hal-hal lain seperti serangan atas kapal-kapal, penambangan di jalur pelayaran, pembajakan, terorisme dan kejadian lain yang menghambat pelayaran angkutan dapat berpengaruh pada Perseroan. Kebijakan untuk melakukan penutupan asuransi merupakan upaya untuk menghadapi risiko tersebut.

Risiko Volatilitas Baltic Dry Index

Salah satu indikator yang digunakan untuk industri jasa angkutan pelayaran dry bulk adalah Baltic Dry Index (BDI). Volatilitas BDI mempengaruhi pendapatan Perseroan terutama untuk angkutan ekspor/ocean going, karena penetapan tarif angkut dan sewa yang mengacu pada level BDI. Untuk itu, Perseroan cenderung memusatkan pengangkutan domestik dan berusaha mendapatkan kontrak pengangkutan untuk jangka panjang.

Untuk memperoleh informasi Perusahaan, silakan menghubungi:

The risk of trading patterns change

With respect to our international maritime transportation services, changes in trading patterns will affect the distances over which cargo is transported. Reduced tonne miles may have a material adverse impact on our revenues and profitability. In this regard, the Company has introduced the policy of shipping cargo diversification.

Global risk

As our Company has a global operation, things like wars, arrest of ships, tax regulations, regulations, attack on vessels, mining in shipping routes, piracy, terrorism and other incidents that may constrain the transportation services could adversely affect the Company. The Company’s policy to insure it vessels has been its efforts to anticipate the risk.

The Risk of Baltic Dry Index Volatility

Baltic Dry Index (BDI) is frequently used in dry bulk transportation industry. The volatility of BDI could affect the Company’s service revenues, mainly those for export and outgoing cargoes, as freight and charter rates are based on BDI. Therefore, the Company focuses on domestic sea transportation and makes efforts to attain long-term contracts.

For further information, please contact :

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.APOL

Jl.Abdul Muis No. 50Jakarta 10160

INDONESIA

Contact Person : Ronald NangoiTelp. : (62-21) 3505350, 3505355

Fax : (62-21) 3505440E-mail : [email protected] Website : www.apol.co.id

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

SUMBER DAYA MANUSIAHUMAN RESOURCES

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting karena memiliki peranan berupa keterlibatan dalam sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perseroan menyadari pentingnya suatu pengembangan sumber daya manusia untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Keseluruhan proses pengembangan sumber daya manusia mulai dari rekruitmen sampai dengan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Perseroan untuk mendapatkan tenaga kerja yang handal, berkompeten dan memiliki etos kerja yang baik.

Kesejahteraan karyawan dapat meningkatkan semangat dan motivasi kerja sehingga meningkatkan loyalitas dan produktivitas karyawan. Perhatian Perseroan atas kesejahteraan karyawan antara lain berbentuk program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja), asuransi kesehatan dan rumah sakit bagi seluruh karyawan dan keluarganya, sarana olah raga, ibadah dan hiburan, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Karyawan laut Perseroan memiliki Standards of Training, Certification and Watchkeeping (STCW) 95, sesuai dengan ketentuan Organisasi Kelautan International (IMO). Perseroan memberi pelatihan bagi tenaga-tenaga pelaut yang baru dan program pelatihan keperwiraan bagi para perwira untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.

Pada 31 Desember 2011, Perseroan memiliki sejumlah 558 karyawan tetap, dan 1.033 karyawan laut. Tabel berikut menunjukkan jumlah karyawan tetap Perseroan berdasarkan jabatan:

Human resource is critically important, because of its role in the involvement in planning, system, process and goal of the Company to achieve. The Company is aware of the importance of human resource development in improving its employees’ knowledge, skills and attitude to achieve the Company’s goal. The development process starts from recruitment to education and training to have competent and dedicated manpower with good working ethics.

Employees’ welfare could improve their morale and work motivation, enhancing their loyalty and productivity. The Company’s awareness of its employees’ welfare are in the forms of JAMSOSTEK (Worker Social Security) program, health and hospitalization insurance for employees and their families, sports facilities, religious services and entertainment and work safety and health facilities (K3).

The Company’s crew have Standards of Training, Certification and Watchkeeping (STCW) 95 as required by the International Maritime Organization (IMO). The Company provides training programs for new crew and training and skills development programs to its officers for higher position.

As of December 31, 2011, the Company had a total of 558 permanent employees and 1,033 crew. The following table shows the Company’s employees by title:

Page 33: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

6160

DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS

Dari kiri ke kanan/ From left to right

: Pak RA Sunardi, Pak Bernard Kent Sondakh, Pak Fransiscus Samunady.

Page 34: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

6362

LAKSAMANA TNI (Purn) BERNARD KENT SONDAKHKomisaris Utama President Commissioner

Lahir di Tobelo, Halmahera Utara pada tahun 1948. Beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2009. Pada tahun 1970 menempuh pendidikan formal AAL Angkatan 16, Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa)-II/Komando Umum (1983), Seskoal Angkatan ke-26 (1988/1989), Sesko ABRI Angkatan ke-20 (1993/1994) dan KSA-8 Lemhanas TA (2000/2001). Selain itu pernah mengikuti berbagai kursus antara lain Navigasi, Operasi dan Strategi di dalam dan luar negeri seperti di Belanda, Inggris dan Yugoslavia. Beliau memulai karir sebagai Asisten Perwira Senjata Bahari KRI Ambonia-503, kemudian sejak 1971 menjabat beberapa posisi strategis di TNI Angkatan Laut mulai dari Kepala Divisi dan Komandan di beberapa Kapal Republik Indonesia, antara lain KRI Multatuli-561, KRI Nala-363, KRI Rencong-622, dan KRI Oswald Siahaan-354. Menjabat sebagai Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (1995), Komandan Lantamal III (1996), Komandan Komando Pendidikan TNI AL (1997), Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (2000), Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (2000), Irjen TNI (2001), Kepala Staf Angkatan Laut (2002-2005), Komisaris Utama PT PAL (2002-2005), dan Komisaris PT Asabri (2001-2008). Saat ini, Beliau aktif sebagai anggota Badan Pengawas Institute for Maritime Studies.

Born in Tobelo, North Halmahera in 1948. He has held the position of President Commissioner of the Company since 2009. In 1970, he joined formal education at Class 16th of Indonesian Naval Academy, Advanced Education for Officer (Diklapa)-II/ General Command (1983), Class 26th of Seskoal (1988/1989), Class 20th of Sesko Indonesian Armed Forces (1993/1994) and KSA-8 Institution of National Security (2000/2001). He also has often attended other courses, including courses in Navigation, Operation and Strategy in the Netherlands, the UK and Yugoslavia. He began his career as Navy Armed Officer Assistant for KRI Ambonia-503, and since 1971, he held strategic positions at the Indonesian Navy as Head of Division and Commander of the Navy’s vessels, among others, KRI Multatuli-561, KRI Nala-363, KRI Rencong-622, and KRI Oswald Siahaan-354. He held the position as Commander of Indonesian Navy’s Western Sea Security in 1995, Commander of Naval Main Base Surabaya (1996), Commander of Indonesian Navy Training Centre in 1997, Planning and Budgeting Assistant Indonesian Navy Chief of Staff in 2000, Operation Assistant of Indonesian Navy Chief of Staff (2000), Inspector General of the Indonesian Armed Forces in 2001, Indonesian Navy Chief of Staff (2002-2005), President Commissioner of PT PAL (2002-2005), and Commissioner of PT Asabri (2001-2008). Currently, he is a member of Supervisory Board of the Institute for Maritime Studies.

RUDOLPHUS AQUAVIVA SUNARDIKomisaris Commissioner

Lahir di Yogyakarta pada tahun 1939. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2007. Mendapat gelar Master of Metallurgical Engineering dari Catholic University of Louvain, Belgia pada tahun 1972 dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Tambang dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1965. Beberapa posisi penting yang pernah dijabatnya sebelum bergabung dengan Perseroan adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (1989–1994), Komisaris PT Aneka Tambang (Persero) (1990–1994), Direktur Utama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) (1994–2001), Komisaris Utama PT Tambang Batubara Bukit Kendi (1996 –2001), Komisaris Utama PT Andalan Tiga Berjaya (2002-2007) dan PT Kutai Pratama Energi (2004–2008). Beberapa jabatan penting yang saat ini masih dijabat antara lain adalah Direktur PT Andalan Tiga Berjaya (2007- sekarang), Direktur Utama PT Coalindo Lestari Pratama (2004-sekarang), PT Coalindo Jaya Pratama (2004–sekarang), PT Asmin Bara Jaan (2005-sekarang) dan PT Asmin Bara Bronang (2005-sekarang), PT Kutai Pratama Energi (2008-sekarang). Beliau juga aktif di beberapa kegiatan organisasi antara lain Wakil Presiden IMA (1995-1999), Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (1996-2002), Ketua Asean Forum on Coal (1999-2002) dan Penasehat Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (2002-2009).

FRANSISCUS SAMUNADYKomisaris Commissioner

Lahir di Sukabumi pada tahun 1927. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2008. Menempuh pendidikan formal di Hollands Chinese Bruder School, Jakarta (1933 – 1940), Christelyke Mulo, Sukabumi (1940 – 1942), H.B.S. Canisius, Jakarta (1946 – 1947) ,Geneeskundige Hogeschool, Jakarta (1947 – 1951). Beliau memulai karir sebagai Asisten bagian Export di Verenigde Deli Maatschappijen, Jakarta (1953 – 1956), kemudian menjabat sebagai Associate Manager di Maerskline Limited, Jakarta (1958 – 1990). Beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan (1975 – 1990) dan bertindak sebagai Advisor Perseroan (1991-2007).

Born in Yogyakarta in 1939. He has been Commissioner of the Company since 2007. He obtained a Master’s degree of Metallurgical Engineering from Catholic University of Louvain, Belgium in 1972 and obtained a Bachelor’s degree in Mining Engineering from Bandung Technology Institute in 1965. He has held some important titles prior to his joining Arpeni. He was Secretary of General Mining Directorate General of the Republic of Indonesia (1989-1994), Commissioner of PT Aneka Tambang (Persero) (1990-1994), President Director of PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) (1994-2001), President Commissioner of PT Tambang Batubara Bukit Kendi (1996-2001), President Commissioner of PT Andalan Tiga Berjaya (2002-2007) and President Commissioner of PT Kutai Pratama Energi (2004-2008). He still holds some important positions, namely Director of PT Andalan Tiga Berjaya (2007-present), President Director of PT Coalindo Lestari Pratama (2004-present), PT Coalindo Jaya Pratama (2004-present), PT Asmin Bara Jaan (2005-present) and PT Asmin Bara Bronang (2005-present), PT Kutai Pratama Energi (2008-present). He has also served on several organizations, including as Vice President of Indonesian Mining Association (1995-1999), Chairman of Indonesian Coal Mining Association (1996-2002), Chairman of Asean Forum of Coal (1999-2002) and Advisor of Indonesian Coal Mining Association (2002-2009).

Born in Sukabumi in 1927. He has held the position of Independent Commissioner of the Company since 2008. He attained formal education at Hollands Chinese Bruder School, Jakarta (1933 – 1940), Christelyke Mulo, Sukabumi (1940 – 1942), H.B.S. Canisius, Jakarta (1946 – 1947) and Geneeskundige Hogeschool, Jakarta (1947 – 1951). He began his career as an Export Assistant at N.V Verenigde Deli Maatschappijen, Jakarta (1953 – 1956), and appointed as Associate Manager at Maerskline Limited, Jakarta (1958 – 1990). He joined the Company as the Commissioner (1975-1990) and was appointed as the Company’s advisor (1991-2007).

DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS

Page 35: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

6564

OENTORO SURYA Direktur Utama President Director

Lahir di Surabaya pada tahun 1953. Pernah menduduki jabatan sebagai Direktur Perseroan (1989 – 1996) dan menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 1996. Lulusan dari School of Commerce, Waseda University, Jepang pada tahun 1978. Beliau memulai karir sebagai Manajer Keuangan & Pengembangan Usaha di Perseroan (1978-1989). Beliau juga menjabat sebagai Komisaris, Direktur Utama dan Direktur di beberapa anak perusahaan Perseroan. Pernah menjabat sebagai Ketua Umum INSA (the Indonesian National Shipowners’ Association) atau Persatuan Pelayaran Niaga Indonesia tahun 2005-2008. Menjabat sebagai Ketua Komite Infrastruktur, Properti dan Perhubungan dari Asosiasi Emiten Indonesia (2005-sekarang). Beliau mendapat penghargaan sebagai Indonesian Services Entrepreneur of the Year oleh Ernst&Young pada tahun 2005 dan penghargaan a Lifetime Achievement Award oleh INSA pada tahun 2010.

Born in Surabaya in 1953. He held the position of Director of the Company from 1989 to 1996 and was appointed as the Company’s President Director since 1996. He completed his education at the School of Commerce, Waseda University, Japan in 1978. He began his career as Manager of Finance & Business Development in the Company (1978-1989). He also held the position as Commissioner, President Director and Director at Company’s subsidiaries. Mr. Surya has been a chairman of INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) since 2005-2008. He is also Head of Infrastructure, Property and Transportation Committee, Indonesian Public Listed Companies Association (2005-now). He was awarded the Ernst&Young Indonesian Indonesian Services Entrepreneur of the Year in 2005 and a Lifetime Achievement Award from INSA in 2010.

DEWAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS PIETER ADAMY SETYO,

Direktur Director

Lahir di Palembang pada tahun 1944. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1996. Menyelesaikan pendidikan jurusan Hukum pada Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Memulai karirnya sebagai Asisten Supervisor di CV. Singalaga, Lampung (1967-1969), Asisten Comprador di Kie Hock Shipping, Singapura (1969-1971), Manajer di Gesuri Lloyd, Samarinda (1971-1978). Aktif di Perseroan yaitu sebagai Manajer di Perseroan cabang Samarinda dan Banjarmasin (1978-1985), Head of Coal Team (1985-1996), Manajer Operasi (1991-1992), Manajer Pemasaran (1992-1993), General Manajer (1993-1996). Beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama pada beberapa anak perusahaan Perseroan. Menjabat Ketua Bidang Transportasi dan Perhubungan, Komite Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Masa Bakti 2006-2008.

Born in Palembang in 1944. He has held the position of Director of the Company since 1996. He completed his education at the University of Krisnadwipayana in Jakarta, at the Faculty of Law. He started his career as Assistant Supervisor at CV. Singalaga, Lampung (1967-1969), became Assistant Comprador at Kie Hock Shipping, Singapore (1969-1971), Manager in Gesuri Lloyd, Samarinda (1971-1978). He was active in the Company as Manager at Samarinda and Banjarmasin branches (1978-1985), Head of Coal Team (1985-1996), Operation Manager (1991-1992), Marketing Manager (1992-1993), General Manager (1993-1996). He was a President Director of several subsidiaries of the Company. He had been a Head of Transportation and Communication, Cambodia, Laos, Myanmar and Vietnam Committee, Indonesian Chamber of Commerce and Industry Period 2006-2008.

ANDREW HARDI HANUBRATADirektur Director

Lahir di Bandung pada tahun 1958. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2011. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan pada tahun 1986. Memulai karir sebagai Officer Development Program PT Bank Bali Tbk (1986 – 1987), Marketing Officer PT Bank Bali Tbk. (1987 – 1988), Team Leader PT Bank Bali Tbk. (1988 – 1989), Commercial Segment Bandung & sekitarnya PT Bank Tbk. (1989 – 1991), Commercial Segment Head Jakarta (1991 – 1993), Commercial + Retail Segment Head Jawa Timur (1993 – 1995), Chief Pembina Jawa Timur (1995-1997), Pembina SAM (1997-1998), Direktur PT Bank Bali Tbk (1998 – 1999), Tim Pendukung dan Tim Pengelola PT Bank Bali Tbk (1999) dan Direktur (2000-2003). Sebelum bergabung dengan Perseroan, Beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Sarijaya Komoditi Berjangka (2000), Direktur PT Bank Permata Tbk. (2003 – 2006), Advisor PT Bank Permata Tbk (2006-2007) dan Direktur Utama PT Mega Finadana (2007-2011).

Born in Bandung in 1958. He has served as Director of the Company since 2011. He obtained his Bachelor Degree at the University of Parahyangan in Bandung in 1986. He began his career at PT Bank Tbk. in the Officer Development Program (1986-1987), became Marketing Officer (1987-1988), Team Leader (1988-1989), Commercial Segment for the Bandung area (1989-1991), Commercial Segment Head-Jakarta (1991-1993), Commercial and Retail Segment Head-East Java (1993-1995), Chief Coach for East Java area (1995-1997), SAM Coach (1997-1998) and was appointed as Director in 1998, to the Support and Management Team (1999), and a Director (2000-2003). Prior to joining the Company, he held the positions of President Director of PT Sarijaya Komoditi Berjangka (2000), Director (2003-2006), and Adviser (2006-2007) of PT Bank Permata Tbk. and President Director of PT Mega Finadana (2007-2011).

DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Page 36: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

6766

FIDA UNIDJAJADirektur Director

Lahir di Jakarta pada tahun 1961. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2000. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti, Jakarta pada tahun 1985. Memulai karir sebagai Accounting Assistant Manager Perseroan (1985-1989), Accounting Manager Perseroan (1990–1993), dan General Manager Accounting Perseroan (1994–1996). Menjabat sebagai Direktur dari Royal Tanker Shipping S.A. (2007-2010) dan sebagai Direktur Utama pada tahun 2010. Saat ini, Beliau menjabat sebagai Sekretaris Mega Pacific Ocean Line Corp sejak tahun 1997 dan juga menjabat sebagai Direktur di beberapa anak perusahaan Perseroan di Panama, Singapura dan Indonesia. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Ayrus Prima dan PT Mandira Sanni Pratama.

Born in Jakarta in 1961. She has held the position of Director of the Company since 2000. She obtained a Bachelor’s degree in Economics from University of Trisakti, Jakarta in 1985. Ms. Fida began her career as Accounting Assistant Manager of the Company (1985-1989), became the Accounting Manager (1990-1993), and the Company’s Accounting General Manager (1994-1996). She held the position of the Director of Royal Tanker Shipping S.A. (2007-2010) and was appointed as President Director in 2010. Currently, she holds the position of Secretary of Mega Pacific Ocean Line Corp (1997-present) and Director in certain of the Company’s Panamanian, Singaporean and Indonesian subsidiaries. She is also a Commissioner of PT Ayrus Prima dan PT Mandira Sanni Pratama.

RONALD NANGOI, Direktur Tidak Terafiliasi Unaffiliated Director

Lahir di Manado, pada tahun 1954. Menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi Perseroan sejak tahun 2005. Memperoleh gelar Doktorandus dari Universitas Katholik Atma Jaya, Jakarta pada tahun 1981 dan gelar MBA dari Institut Manajemen Prasetiya Mulya, Jakarta pada tahun 1985. Memulai karir sebagai Staf Analis pada Center for Strategic and International Studies (1976-1992), Wakil Sekretaris pada The Indonesian National Committee for Economic Cooperation Conference (1988-1992), Staf Direksi PT Midas Surya Grafindo (1992), Sub-Com Marketing PT Bina Surya Group (1995-1995), Administration Manager PT Alas Watu Utama (1992-1995), Sekretaris CEC Bina Surya Group (1995-2001) and Manager T&D Bina Surya Group (1996-2001). Bergabung dengan Perseroan sebagai Staf Direksi Perseroan (2001-2003) dan Corporate Secretary Perseroan (2003-Sekarang). Beliau pernah menjabat sebagai pengurus Asosiasi Sekretaris Perusahaan Indonesia (ICSA) (2008-2011).

Born in Manado in 1954. He has held the position of Unaffiliated Director of the Company since 2005. He obtained his Doctorandus degree from the Catholic University of Atma Jaya, Jakarta in 1981 and his MBA degree from Institut Manajemen Prasetiya Mulya (Prasetiya Mulya Management Institute), Jakarta in 1985. He began his career as Staff Analyst at the Centre For Strategic and International Studies (1976-1992), Vice Secretary of Indonesian National Committee for Economic Cooperation Conference (1988-1992), Staff of Board of Directors of PT Midas Surya Grafindo (1992), Sub-Com Marketing in PT Bina Surya Group (1992-1995), Administration Manager of PT Alas Watu Utama (1992-1995), CEC Secretary for Bina Surya Group (1995-2001) and T&D Manager for Bina Surya Group (1996-2001). He joined the Company as staff of Company’s Board of Directors (2001-2003) and was appointed as the Company’s Corporate Secretary (2003-present). He has served as a Committee member of Indonesian Corporate Secretary Association (ICSA) (2008-2011).

DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS

Page 37: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

6968

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASICONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

Page 38: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

70

Halaman ini Sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank

Page 39: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk dan Entitas Anak/and Subsidiaries

Laporan keuangan konsolidasian beserta laporan auditor independen pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010/ Consolidated financial statements with independent auditors’ report as of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended December 31, 2011 and 2010

Page 40: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

AS OF DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009

AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010

Daftar Isi/Table of Contents

Halaman/Page Surat Pernyataan Direksi Board of Directors’ Statement Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian …...……. 1-3 ………… Consolidated Statements of Financial Position Consolidated Statements of Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian .. 4-5 ……………………………Comprehensive Income (Loss) Laporan Perubahan Ekuitas Consolidated Statements of Changes (Defisiensi Modal) Konsolidasian ………..…………. 6 ……………………………. in Equity (Capital Deficiency) Laporan Arus Kas Konsolidasian ………..…………. 7-8 ……………….. Consolidated Statements of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Consolidated Konsolidasian ……….……....................................... 9-204 ............…….................................. Financial Statements

**************************

Page 41: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 42: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 43: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 44: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 45: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 46: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 47: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 48: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 49: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 50: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 51: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 52: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 53: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 54: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

1

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011 dan 2010

dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 (Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

(Expressed in rupiah) 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009/ Catatan/ 31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2010/ Notes December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009

ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2c,2t,4,34,35 123.801.188.637 106.646.020.972 117.524.287.446 Cash and cash equivalents Piutang usaha 2t,5,34,35 Trade receivables Pihak-pihak berelasi - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai Related parties - net of sebesar Rp86.600.566.753 impairment allowance of pada tanggal 31 Desember Rp86,600,566,753 as of 2011, Rp12.856.865.356 December 31, 2011, pada tanggal 31 Desember Rp12,856,865,356 as of 2010 dan Rp7.338.487.479 December 31, 2010 and pada tanggal 31 Desember Rp7,338,487,479 as of 2009 2d,33 72.558.541.874 109.254.699.853 128.299.835.220 December 31, 2009 Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan penurunan nilai Third parties - net of sebesar Rp285.483.912.431 impairment allowance of pada tanggal 31 Desember Rp285,483,912,431 as of 2011, Rp372.878.747.574 December 31, 2011, pada tanggal Rp372,878,747,574 as of 31 Desember 2010 dan December 31, 2010 and Rp106.118.313.058 pada Rp106,118,313,058 as of tanggal 31 Desember 2009 19 238.774.298.067 320.483.929.393 979.701.048.578 December 31, 2009 2d,2t,6, Aset keuangan lancar lainnya 33,34,35,38d 294.217.235.450 122.607.321.300 250.589.676.913 Other current financial assets Persediaan 2e,7 35.576.925.628 26.914.715.261 24.731.887.701 Inventories Aset lancar lainnya 2f,8 7.314.289.599 7.433.516.811 5.640.678.158 Other current assets

TOTAL ASET LANCAR 772.242.479.255 693.340.203.590 1.506.487.414.016 TOTAL CURRENT ASSETS

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Piutang pihak-pihak berelasi setelah dikurangi cadangan Due from related parties - net of penurunan nilai sebesar impairment allowance of Rp1.962.773.797 pada 2d,2t, Rp1,962,773,797 as of tanggal 31 Desember 2011 33,34,35 20.841.215.510 64.604.752.853 49.602.353.657 December 31, 2011 Aset keuangan tidak lancar 2t,9,19,34, lainnya 35,38c,38d 115.779.110.698 113.841.006.642 180.097.767.238 Other non-current financial assets Aset pajak tangguhan - neto 2s,18 3.424.063.423 1.651.560.582 9.682.345.545 Deferred tax assets - net Investasi pada entitas Investments in associated asosiasi 2g,10 2.265.333.622 70.923.003.366 100.416.956.043 companies Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar Fixed assets - net of Rp1.730.149.900.810 pada accumulated depreciation tanggal 31 Desember 2011, and amortization of Rp1.587.024.159.271 pada Rp1,730,149,900,810 as of tanggal 31 Desember 2010 ` December 31, 2011, dan Rp1.476.305.309.717 Rp1,587,024,159,271 as of pada tanggal 31 Desember December 31, 2010 and 2009, dan penurunan nilai Rp1,476,305,309,717 as of sebesar Rp571.776.393.400 December 31, 2009, pada tanggal and impairment of 31 Desember 2011 Rp 571,776,393,400 as of dan Rp441.393.945.727 2h,2i,2j, December 31, 2011 pada tanggal 2k,11,14, and Rp441,393,945,727 31 Desember 2010 19,21,38d 3.307.264.882.742 4.515.509.337.912 4.885.784.274.383 as of December 31, 2010 Properti investasi - neto 2l,12 5.117.969.988 5.141.193.363 35.285.014.038 Investment properties - net Aset tidak lancar lainnya 2f,13 38.610.815.511 40.193.921.352 4.616.376.199 Other non-current assets

TOTAL ASET TIDAK LANCAR 3.493.303.391.494 4.811.864.776.070 5.265.485.087.103 TOTAL NON-CURRENT ASSETS

TOTAL ASET 4.265.545.870.749 5.505.204.979.660 6.771.972.501.119 TOTAL ASSETS

Page 55: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

2

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

(Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued)

December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

(Expressed in rupiah) 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009/ Catatan/ 31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2010/ Notes December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES 2m,2t,14, Pinjaman bank jangka pendek 34,35,42 - 558.431.373.516 536.492.852.349 Short-term bank loans Utang usaha 2t,15,34,35 Trade payables Pihak ketiga 332.976.564.645 265.544.924.116 163.914.582.735 Third parties Pihak-pihak berelasi 2d,33 56.181.401.394 47.429.782.537 9.242.097.586 Related parties Utang lain-lain 2t,16,34,35 Other payables Pihak ketiga 11,39a 681.125.114.484 808.836.947.263 569.610.134.188 Third parties Pihak-pihak berelasi 2d,33 933.234.385 8.059.704.079 2.408.588.345 Related parties Liabilitas diestimasi Estimated liabilities under atas kontrak jaminan keuangan 2t,6,34 - 9.054.728.208 - financial guarantee contracts 2t,14,17,19, Biaya masih harus dibayar 20,21,34,35 587.067.308.184 339.654.483.049 193.664.033.716 Accrued expenses Utang pajak 2s,18 67.677.959.747 45.892.132.503 29.197.453.040 Taxes payable Pendapatan ditangguhkan 2p 11.099.754.966 3.747.786.166 3.260.007.553 Deferred revenue Liabilitas derivatif - neto 2t,34,35,40 8.462.556.844 413.079.006.231 423.110.440.318 Derivative liabilities - net Bagian pinjaman jangka panjang 2m,2t,19, yang jatuh tempo dalam 34,35,42 Current maturities of satu tahun long-term debts Pinjaman bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga 1.264.126.955.999 800.718.193.211 574.113.996.086 Third parties Pihak berelasi 2d,33 313.155.085 1.053.435.660 852.201.761 Related party Lain-lain 11.831.309.776 11.384.575.973 12.099.094.309 Others Wesel bayar jangka menengah - 2m,2t,21, neto 34,35 - 149.759.443.351 - Medium-term notes payable - net

TOTAL LIABILITAS JANGKA PENDEK 3.021.795.315.509 3.462.646.515.863 2.517.965.481.986 TOTAL CURRENT LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES Liabilitas derivatif jangka 2t,34, Long-term derivative liabilities - panjang - neto 35,40 60.087.197.720 37.616.186.160 41.339.193.202 net Pinjaman jangka panjang - setelah 2m,2t,19, dikurangi bagian yang jatuh 34,35,42 Long-term debts - net of tempo dalam satu tahun current maturities Pinjaman bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga 1.449.217.256.320 931.120.664.710 1.278.577.308.500 Third parties Pihak berelasi 2d,33 214.588.950 210.567.839 1.095.541.918 Related party Lain-lain 432.314.197.438 20.712.439.881 33.557.128.817 Others 2m,2t, Utang obligasi dan wesel bayar 20,34, Bonds payable and guaranteed yang dijamin - neto 35,42,44b 1.939.495.296.496 1.839.764.110.158 1.886.564.173.878 secured notes payable - net Wesel bayar jangka menengah - 2m,2t,21, neto 34,35,42 127.596.310.122 - 149.278.327.351 Medium-term notes payable - net Liabilitas imbalan kerja 2q,36 59.016.165.416 54.479.192.694 51.966.330.323 Employee benefit liabilities

TOTAL LIABILITAS JANGKA TOTAL NON-CURRENT PANJANG 4.067.941.012.462 2.883.903.161.442 3.442.378.003.989 LIABILITIES

TOTAL LIABILITAS 7.089.736.327.971 6.346.549.677.305 5.960.343.485.975 TOTAL LIABILITIES

Page 56: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

3

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

(Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued)

December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

(Expressed in rupiah) 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009/ Catatan/ 31 Desember 2011/ 31 Desember 2010/ January 1, 2010/ Notes December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009

EKUITAS EQUITY (DEFISIENSI MODAL) (CAPITAL DEFICIENCY) Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Equity Attributable to Equity kepada Pemilik Entitas Induk Holders of the Parent Modal saham - nilai nominal Rp250 Capital stock - par value of Rp250 per saham Seri A dan Rp100 per A share and Rp100 per saham Seri B per B share Modal dasar - 2.998.604.000 Authorized - 2,998,604,000 saham Seri A dan A shares and 22.489.530.000 saham 22,489,530,000 Seri B pada tahun 2011 B shares in 2011 and dan 2010 dan 2010 and 4,000,000,000 4.000.000.000 saham 2010 and 4,000,000,000 pada tahun 2009 shares in 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.998.604.000 Issued and fully paid - saham Seri A 1a,1b,23 749.651.000.000 749.651.000.000 749.651.000.000 2,998,604,000 A shares Tambahan modal disetor 1b,2m,24 161.709.133.001 46.243.157.855 46.243.157.855 Additional paid-in capital Selisih nilai transaksi Difference in value from restrukturisasi entitas restructuring transactions of sepengendali 2n,26 69.862.460.125 69.862.460.125 69.862.460.125 entities under common control Saldo laba (defisit) Retained earnings (deficit) Telah ditentukan penggunaannya 25 500.000.000 500.000.000 500.000.000 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya (3.843.918.973.470) (1.773.827.085.478) (137.547.437.149) Unappropriated Selisih kurs karena penjabaran 2b,2g, Difference in foreign currency laporan keuangan 10,27 (5.904.164.676) 26.557.627.985 44.896.625.469 translation

SUB-TOTAL (2.868.100.545.020) (881.012.839.513) 773.605.806.300 SUB-TOTAL

Kepentingan Nonpengendali 2b,22 43.910.087.798 39.668.141.868 38.023.208.844 Non-controlling Interests

EKUITAS (DEFISIENSI MODAL) NET EQUITY NETO (2.824.190.457.222) (841.344.697.645) 811.629.015.144 (CAPITAL DEFICIENCY)

TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES EKUITAS 4.265.545.870.749 5.505.204.979.660 6.771.972.501.119 AND EQUITY

Page 57: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

4

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (LOSS)

Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in rupiah)

Catatan/ 2011 Notes 2010

PENDAPATAN JASA 1.300.700.586.936 2d,2p,28,33 1.388.775.172.203 SERVICE REVENUES 2d,2p,11, BEBAN JASA 1.754.837.308.617 29,33 1.256.511.509.915 COST OF SERVICES

LABA (RUGI) BRUTO (454.136.721.681) 132.263.662.288 GROSS PROFIT (LOSS)

Beban penjualan (53.526.605.632) 2p,30 (52.571.449.123) Selling expenses Beban umum General and administrative dan administrasi (396.141.366.075) 31 (728.960.267.111) expenses Pendapatan operasi lain 21.143.228.143 19.540.345.206 Other operating income Beban operasi lain (869.458.261.643) 11 (501.000.167.161) Other operating expenses

RUGI USAHA (1.752.119.726.888) (1.130.727.875.901) LOSS FROM OPERATIONS

Selisih lebih nilai tercatat dengan Excess of carrying amount nilai wajar utang yang over fair value of direstrukturisasi - neto 203.602.197.344 42 - restructured debts - net Pendapatan keuangan 68.030.738.864 2d,33 58.421.784.451 Finance income 2d,2t,9,14, 19,20,21,32, Biaya keuangan (501.705.234.386) 33,40,42 (498.418.253.332) Finance costs Rugi atas pelepasan investasi Loss on disposal of investment pada entitas asosiasi (65.973.896.851) 10 - in associated company Bagian atas rugi neto Equity in net losses of entitas asosiasi - neto (542.897.068) 2g,10 (25.466.860.780) associated companies - net

RUGI SEBELUM PAJAK LOSS BEFORE PENGHASILAN (2.048.708.818.985) (1.596.191.205.562) INCOME TAX

BEBAN PAJAK INCOME TAX PENGHASILAN EXPENSE Tahun berjalan (18.947.775.382) (30.246.752.862) Current Tangguhan 1.772.502.841 (8.030.784.963) Deferred

Beban pajak penghasilan neto (17.175.272.541) 2s,18 (38.277.537.825) Income tax expense - net

RUGI NETO TAHUN NET LOSS BERJALAN (2.065.884.091.526) (1.634.468.743.387) FOR THE YEAR PENDAPATAN OTHER COMPREHENSIVE KOMPREHENSIF LAIN 2b,2g,10,27 INCOME Selisih kurs karena penjabaran Differences in foreign laporan keuangan (32.452.643.197) (18.338.997.484) currency translation

TOTAL RUGI KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN (2.098.336.734.723) (1.652.807.740.871) LOSS FOR THE YEAR

Rugi neto tahun berjalan yang Net loss for the dapat diatribusikan kepada: year attributable to: Pemilik Entitas Induk (2.070.091.887.992) (1.636.279.648.329) Equity holders of the Parent Kepentingan nonpengendali 4.207.796.466 1.810.904.942 Non-controlling interests

Total (2.065.884.091.526) (1.634.468.743.387) Total

Page 58: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

5

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (LOSS) (continued)

Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in rupiah)

Catatan/ 2011 Notes 2010

Total rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat Total comprehensive loss diatribusikan kepada: for the year attributable to: Pemilik Entitas Induk (2.102.553.680.653) (1.657.155.586.999) Equity holders of the Parent Kepentingan nonpengendali 4.216.945.930 4.347.846.128 Non-controlling interests

Total (2.098.336.734.723) (1.652.807.740.871) Total

RUGI PER SAHAM DASAR BASIC LOSS PER SHARE YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN ATTRIBUTABLE TO EQUITY KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 690 2u 546 HOLDERS OF THE PARENT

Page 59: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released
Page 60: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

7

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah)

Catatan/ 2011 Notes 2010

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan 1.265.255.070.127 1.460.493.157.708 Cash received from customers Pengeluaran kas kepada pemasok Cash paid to suppliers and dan untuk beban operasi lainnya (946.692.175.643) (892.813.870.823) for other operating expenses Pengeluaran kas kepada karyawan Cash paid to employees dan anak buah kapal (176.399.807.357) (168.223.096.717) and vessel crew

Penerimaan dari penghasilan bunga 1.225.480.611 802.467.902 Receipts of interest income Pembayaran untuk: Payments for: Beban bunga (45.254.170.610) (316.656.996.728) Interest expense Pajak (2.087.583.017) (18.777.952.433) Taxes

Kas neto diperoleh dari Net cash provided by aktivitas operasi 96.046.814.111 64.823.708.909 operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Hasil penjualan aset tetap dan Proceeds from sale of fixed klaim asuransi 43.796.867.778 39.425.000 assets and insurance claim Penurunan aset keuangan Decrease in other non- tidak lancar 3.412.433.081 - current financial assets Penurunan aset Decrease in tidak lancar lainnya 406.646.106 25.335.584.200 other non-current assets Perolehan aset tetap (565.851.448.398) (99.916.162.586) Acquisitions of fixed assets

Kas neto digunakan untuk Net cash used in aktivitas investasi (518.235.501.433) (74.541.153.386) investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari: Proceeds from: Pinjaman bank dan lembaga Long-term bank and other keuangan lainnya jangka panjang 417.591.580.000 36.707.632.730 financial institution loans Pinjaman bank jangka pendek 2.468.000 9.896.081.963 Short-term bank loans Pembayaran untuk: Payments of: Pinjaman bank dan lembaga Long-term bank and other keuangan lainnya jangka panjang (48.696.648.947) (98.273.423.570) financial institution loans Pinjaman bank jangka pendek (241.289.334) (27.946.742.735) Short-term bank loans Transaksi derivatif - (4.060.218.291) Derivative transactions Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) Net cash provided by (used in) aktivitas pendanaan 368.656.109.719 (83.676.669.903) financing activities

Page 61: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.

8

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam rupiah)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued)

Years Ended December 31, 2011 and 2010 (Expressed in rupiah)

Catatan/ 2011 Notes 2010

PENGARUH NETO ATAS NET EFFECT OF CHANGES IN PERUBAHAN KURS PADA EXCHANGE RATES ON CASH KAS DAN SETARA KAS (38.447.485.998) (36.980.252.094) AND CASH EQUIVALENTS RECLASSIFICATION OF OTHER REKLASIFIKASI ASET KEUANGAN CURRENT FINANCIAL ASSETS LANCAR LAINNYA KE KAS DAN TO CASH AND CASH SETARA KAS 109.135.231.266 119.496.100.000 EQUIVALENTS

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO NET INCREASE (DECREASE) IN KAS DAN SETARA KAS 17.155.167.665 (10.878.266.474) CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 106.646.020.972 117.524.287.446 AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 123.801.188.637 4 106.646.020.972 AT END OF YEAR

Informasi atas aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas diungkapkan dalam Catatan 45.

Information on non-cash activities is disclosed in Note 45.

Page 62: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

9

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan a. Company’s establishment

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris Alfian Jahja, S.H., sebagai notaris pengganti Eliza Pondaag, No. 6 tanggal 4 Oktober 1975, yang telah diubah dengan akta notaris Darwani Sidi Bakaroedin, S.H., No. 15 tanggal 8 Maret 1977 dan akta notaris Eliza Pondaag, No. 23 tanggal 10 November 1977. Akta pendirian dan perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/3/15 tanggal 3 Januari 1978 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 22, Tambahan No. 138 tanggal 14 Maret 1980. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 55 tanggal 27 Agustus 2010 mengenai, antara lain, peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan terakhir tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-43746.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 6 September 2010.

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“the Company”) was established based on notarial deed No. 6 dated October 4, 1975 of Alfian Jahja, S.H., substitute notary of Eliza Pondaag, which was amended by notarial deed No. 15 dated March 8, 1977 of Darwani Sidi Bakaroedin, S.H., and notarial deed No. 23 dated November 10, 1977 of Eliza Pondaag. The deed of establishment and its amendments were approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. Y.A.5/3/15 dated January 3, 1978 and were published in Supplement No. 138 of State Gazette No. 22 dated March 14, 1980. The Company’s articles of association has been amended several times, most recently by notarial deed No. 55 dated August 27, 2010 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., concerning, among others, the increase in the Company’s authorized capital stock. The most recent amendment was approved by the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its decision letter No. AHU-43746.AH.01.02.Year 2010 dated September 6, 2010.

Berdasarkan rapat umum pemegang saham

luar biasa (RUPSLB) yang diadakan pada tanggal 1 April 2005 yang diaktakan dalam akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 1, para pemegang saham menyetujui, antara lain, penawaran umum perdana saham Perusahaan dan penurunan nilai nominal per saham Perusahaan dari Rp1.000 menjadi Rp500, dimana perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-09154 HT.01.04.TH.2005 tanggal 5 April 2005.

Based on the minutes of the extraordinary general meeting of the Company’s shareholders (EGMS) held on April 1, 2005, which were covered by notarial deed No. 1 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., the shareholders approved, among others, the initial public offering of the Company’s shares and the decrease in the par value per share of the Company’s capital stock from Rp1,000 to Rp500, which were approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. C-09154 HT.01.04.TH.2005 dated April 5, 2005.

Page 63: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

10

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) a. Company’s establishment (continued)

Berdasarkan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Juli 2006, yang diaktakan dalam akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 45, para pemegang saham menyetujui, antara lain, penurunan nilai nominal per saham Perusahaan dari Rp500 menjadi Rp250. Perubahan ini telah dilaporkan ke dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (SISMINBAKUM) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-HT.01.04-2881 tanggal 31 Oktober 2006.

Based on the minutes of the EGMS held on July 28, 2006, which were covered by notarial deed No. 45 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., the shareholders approved, among others, the decrease in the par value per share of the Company’s capital stock from Rp500 to Rp250. This decrease has been reported to and recorded in the database of the Legal Entity Administration System (SISMINBAKUM) of the Department of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia based on its Decision Letter No. W7-HT.01.04-2881 dated October 31, 2006.

Berdasarkan RUPSLB yang diadakan pada

tanggal 27 Agustus 2010, yang diaktakan dalam akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 45, para pemegang saham menyetujui, antara lain:

Based on the minutes of the EGMS held on August 27, 2010, which were covered by notarial deed No. 45 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., the shareholders approved, among others:

1. Peningkatan modal dasar menjadi

Rp2.998.604.000.000 yang terbagi atas 2.998.604.000 saham Seri A dengan nilai nominal per saham Rp250 dan 22.489.530.000 saham Seri B dengan nilai nominal per saham Rp100.

1. The increase in the Company’s authorized capital stock to Rp2,998,604,000,000 which is divided into 2,998,604,000 A shares with par value per share of Rp250 and 22,489,530,000 B shares with par value per share of Rp100.

2. Seluruh saham Perusahaan yang telah

ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 2.998.604.000 saham dengan nilai nominal per saham Rp250 akan dikonversi menjadi saham Seri A dengan nilai nominal per saham yang sama Rp250, sedangkan 22.489.530.000 saham Seri B dalam portepel masih dalam portfolio. Saham Seri A dan Seri B mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal.

2. All of the Company’s issued and fully paid shares of 2,998,604,000 shares with par value per share of Rp250 will be converted to A shares with the same par value per share of Rp250, and 22,489,530,000 B shares will remain in portfolio. A shares and B shares have equal rights in all aspects.

Perubahan di atas telah disetujui oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-43746.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 6 September 2010.

The above changes have been approved by the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its decision letter No. AHU-43746.AH.01.02.Year 2010 dated September 6, 2010.

Page 64: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

11

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) a. Company’s establishment (continued)

Berdasarkan RUPSLB yang diadakan pada tanggal 28 Juni 2011 yang diaktakan dalam akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 78, para pemegang saham menyetujui, antara lain, penerbitan Obligasi Konversi, Waran Seri I, dan penerbitan Saham Baru Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham utama dan penyesuaian modal ditempatkan dan disetor penuh dalam rangka penerbitan Obligasi Konversi, Waran Seri I, dan Saham Baru sehubungan dengan rencana restrukturisasi utang Perusahaan.

Based on the minutes of the EGMS held on June 28, 2011 which were covered by notarial deed No. 78 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., the shareholders approved, among others, the issuance of Convertible Bonds, Warrants I, and New Shares Without Pre-emptive Rights to Purchase New Shares and adjustment of the issued and fully paid shares in relation to the issuance of the Convertible Bonds, Warrants I and New Shares under the Company’s debt restructuring plan.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang pengangkutan domestik dan internasional, terutama mengusahakan dan menjalankan pengangkutan barang dengan kapal laut, serta melaksanakan pembelian dan penjualan kapal-kapal.

In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the Company engages in both domestic and international transportation activities, particularly in transporting cargo by vessels, and sale and purchase of vessels.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di

Gedung APOL, Jalan Abdul Muis No. 50, Jakarta Pusat, dan mempunyai kantor cabang di Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Surabaya, Tanjung Priok - Jakarta, Panjang -Lampung, Sampit, Medan, Kota Baru, Paiton - Jawa Timur, Semarang, Tuban, Jepara, Merauke dan Singapura. Kapal-kapal Perusahaan dan Entitas Anak berlayar di perairan dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1977.

The Company’s head office is located in APOL Building, Jalan Abdul Muis No. 50, Central Jakarta, with branches in Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Surabaya, Tanjung Priok - Jakarta, Panjang - Lampung, Sampit, Medan, Kota Baru, Paiton - East Java, Semarang, Tuban, Jepara, Merauke and Singapore. The Company’s and Subsidiaries’ vessels operate in both domestic and international seas. The Company started its commercial operations in 1977.

PT Mandira Sanni Pratama adalah entitas induk

terakhir Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”).

PT Mandira Sanni Pratama is the ultimate parent company of the Company and Subsidiaries (collectively referred to hereafter as “the Group”).

Page 65: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

12

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran umum efek ekuitas Perusahaan b. Public offerings of the Company’s equity securities

Pada tahun 2005, Perusahaan menawarkan

500.000.000 saham kepada masyarakat pada harga penawaran sebesar Rp625 per saham. Penawaran tersebut sesuai dengan Surat No. 5-1532/PM/2005 tanggal 10 Juni 2005, yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Selisih lebih antara harga penawaran saham dengan nilai nominal per saham, setelah memperhitungkan biaya penerbitan saham, dicatat sebagai “Tambahan Modal Disetor”, yang disajikan pada bagian Ekuitas (Defisiensi Modal) pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

In 2005, the Company offered 500,000,000 shares to the public at an offering price of Rp625 per share. Such offering was in accordance with Letter No. 5-1532/ PM/2005 dated June 10, 2005 issued by the Head of the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM). The excess of the share offer price over the par value per share, net of stock issuance costs, was recognized as “Additional Paid-in Capital”, which is presented under the Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statements of financial position. The Company has registered all of its shares in the Indonesia Stock Exchange.

c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit,

Sekretaris Perusahaan serta Karyawan c. Boards of Commissioners and Directors,

Audit Committee, Corporate Secretary and Employees

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2011 and 2010 is as follows:

2011

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Bernard Kent Sondakh President Commissioner Komisaris Rudolphus Aquaviva Sunardi Commissioner Komisaris Independen Fransiscus Samunady Independent Commissioner Direksi Board of Directors Direktur Utama Oentoro Surya President Director Direktur Andrew Hardi Hanubrata Director Direktur Pieter Adamy Setyo Director Direktur Fida Unidjaja Director Direktur Non-afiliasi Ronald Nangoi Non-affiliated Director 2010

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Bernard Kent Sondakh President Commissioner Komisaris Rudolphus Aquaviva Sunardi Commissioner Komisaris Independen Fransiscus Samunady Independent Commissioner Direksi Board of Directors Direktur Utama Oentoro Surya President Director Direktur Ateng Suhendra Director Direktur Pieter Adamy Setyo Director Direktur Fida Unidjaja Director Direktur Non-afiliasi Ronald Nangoi Non-affiliated Director

Page 66: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

13

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan serta Karyawan (lanjutan)

c. Boards of Commissioners and Directors, Audit Committee, Corporate Secretary and Employees (continued)

Susunan Komite Audit dan Sekretaris

Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s Audit Committee and the Corporate Secretary as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:

Komite Audit Audit Committee Ketua Fransiscus Samunady Chairman Anggota Shelly Maryanti Member Anggota Sandy Lugito Member

Sekretaris Perusahaan Ronald Nangoi Corporate Secretary

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Kelompok Usaha masing-masing memiliki sejumlah 558 dan 549 karyawan tetap (tidak diaudit).

As of December 31, 2011 and 2010, the Group had 558 and 549 permanent employees, respectively (unaudited).

d. Penyelesaian laporan keuangan

konsolidasian d. Completion of the consolidated financial

statements

Manajemen Kelompok Usaha bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diotorisasi untuk terbit pada tanggal 20 April 2012.

The management of the Group is responsible for the preparation of the consolidated financial statements that were authorized for issue on April 20, 2012.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian

a. Basis of preparation of the consolidated financial statements

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) dan Peraturan-peraturan atas Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of Accountants (“DSAK”) and the Regulations on the Guidelines on Financial Statement Presentation and Disclosures issued by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK). As disclosed further in the relevant succeeding notes, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2011.

Page 67: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

a. Dasar penyajian laporan keuangan

konsolidasian (lanjutan) a. Basis of preparation of the consolidated

financial statements (continued)

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011.

The consolidated financial statements are prepared in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, adopted on January 1, 2011.

PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian

laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi akun, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi penyajian, dan memperkenalkan pengungkapan baru, seperti sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.

PSAK No. 1 (Revised 2009) regulates the presentation of financial statements as to, among others, the objective, component of financial statements, fair presentation, materiality and aggregation of accounts, offsetting, distinction between current and non-current assets and short-term and long-term liabilities, comparative information and consistency, and introduces new disclosures such as key estimations and judgments, capital management, other comprehensive income, departures from accounting standards and statement of compliance.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut

memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

The adoption of PSAK No. 1 (Revised 2009) has significant impact on the related presentation and disclosures in the consolidated financial statements.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan konsolidasian selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada catatan ini.

The accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements are consistent with those adopted in the preparation of the Group’s consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, except for the adoption of several amended SAKs effective January 1, 2011 as disclosed in this note.

Laporan keuangan konsolidasian disusun

berdasarkan asas akrual, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disajikan berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

The consolidated financial statements have been prepared on the accrual basis, using the historical cost basis of accounting, except for certain accounts which are stated on the bases described in the related accounting policies for those accounts.

Laporan arus kas konsolidasian disusun

dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.

Page 68: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

a. Dasar penyajian laporan keuangan

konsolidasian (lanjutan) a. Basis of preparation of the consolidated

financial statements (continued)

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha mengadopsi PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas” yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group has adopted PSAK No. 2 (Revised 2009), ”Statement of Cash Flows”, which superseded PSAK No. 2 with the same title. The implementation of PSAK No. 2 (Revised 2009) does not have significant impact on the consolidated financial statements.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah rupiah (Rp), yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Setiap entitas di dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsional sendiri dan akun-akun di dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut.

The reporting currency used in the consolidated financial statements is the rupiah (Rp), which is also the functional currency of the Company. Each entity in the Group determines its own functional currency and accounts included in the financial statements of each entity are measured using that functional currency.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi b. Principles of consolidation

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.

Effective January 1, 2011, the Group retrospectively adopted PSAK No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, except for the following items that were applied prospectively: (i) losses of a subsidiary that resulted in a deficit balance to non-controlling interests (“NCI”); (ii) loss of control over a subsidiary; (iii) change in the ownership interest in a subsidiary that did not result in a loss of control; (iv) potential voting rights in determining the existence of control; and (v) consolidation of a subsidiary that was subject to long-term restrictions.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur

penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

PSAK No. 4 (Revised 2009) provides for the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent, and the accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associated entities when separate financial statements are presented as additional information.

Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengukuran pelaporan keuangan kecuali untuk pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

The adoption of PSAK No. 4 (Revised 2009) has no significant impact on the financial reporting measurement except for the related disclosures in the consolidated financial statements.

Page 69: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang dikendalikan dan dimiliki oleh Perusahaan dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut:

The consolidated financial statements include the accounts of the Company and Subsidiaries in which the Company controls and maintains equity ownership of more than 50% either directly or indirectly, as follows:

Persentase Pemilikan Efektif (%)/ Total Aset Sebelum Eliminasi/ Percentage of Effective Ownership (%) Total Assets Before Elimination

Entitas Anak/Subsidiaries 2011 2010 2011 2010

Pemilikan Langsung/Direct Ownership Arpeni Pratama Ocean Line 100 100 1.467.774.860.951 1.376.461.565.309 Investment B.V. (APOL BV) Grand Bulk Shipping Limited (GBSL) 100 100 1.253.581.956.554 717.284.647.822 dan Entitas Anak/ and Subsidiaries PT Buana Jaya Pratama (BJP) 99 99 754.306.078.800 790.979.603.073 Mega Pacific Ocean Line Corporation 100 100 568.428.831.384 1.066.208.722.002 (MPOLC) dan Entitas Anak/ and Subsidiaries PT Bontang Maju Sejahtera (BMS) 99 99 446.977.420.261 438.532.299.375 PT Apol Jaya 99 99 323.273.034.387 402.054.037.769 PT Surya Bahari Sejahtera (SBS) 99 99 278.627.121.430 282.469.830.738 PT Lotus Coalindo Marine (LCM) 65 65 217.155.285.963 221.708.752.944 PT Apol Bahtera (AB) 99 99 214.159.690.728 258.971.593.101 PT Apol Cemerlang (AC) 99 99 191.746.176.648 913.936.962.866 PT Apol Sejahtera (AS) 99 99 169.816.269.196 214.810.370.222 PT Apol Lestari 99 99 156.962.976.662 170.245.040.050 Arpeni Marine Co. Pte. Ltd. (ARM) 100 100 115.005.626.372 109.548.178.164 Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. (ARS) 100 100 74.691.610.712 75.905.978.040 PT Buana Samudra Pratama (BSP) 99,96 99,96 57.461.957.494 60.979.850.517 PT Lotus Kaiousei Marine (LKM) 99 99 49.499.811.649 52.318.313.504 PT Apol Stevedoring Gemilang 72 72 19.727.892.214 13.960.491.377

YED 2 S.A. (YED 2)1 100 100 6.380.244.800 6.331.624.038 YED 1 S.A. (YED 1)1 100 100 6.353.167.752 6.304.776.912 YED 3 S.A. (YED 3)1 100 100 3.996.285.736 3.967.908.120 PT Piru Sentosa Pratama (PSP)1 99 99 2.500.000.000 2.500.000.000 PT Apol Parama Jaya (APJ) 1 99 - 2.499.879.182 - PT Apol Surya Jaya (ASJ)1 99 99 2.492.374.696 2.494.689.329

Page 70: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Persentase Pemilikan Efektif (%)/ Total Aset Sebelum Eliminasi/ Percentage of Effective Ownership (%) Total Assets Before Elimination

Entitas Anak/Subsidiaries 2011 2010 2011 2010

Pemilikan Langsung (lanjutan)/ Direct Ownership (continued) PT Apol Bahari Gemilang (ABG)1 99 99 2.492.324.696 2.494.639.329 PT Apol Gemilang (AG)1 99 99 2.486.350.000 2.488.100.000 PT Lotus Jaya Marine (LJM) 99 99 2.395.056.447 2.425.642.440 PT Apol Stevedoring 72 72 1.337.946.813 889.638.699 YED 4 S.A. (YED 4)1 100 100 9.525.753 14.723.976.285 YED 5 S.A. (YED 5)1 100 100 9.525.753 11.023.280.685 Pemilikan Tidak Langsung (melalui MPOLC)/Indirect Ownership (through MPOLC) Gazelle Navigation Inc. (Gazelle) 100 100 175.565.230.620 247.219.512.320 Rosaceae Maritime Overseas S.A. (Rosaceae) 100 100 127.823.180.896 547.830.899.901 Petunia Maritime Overseas S.A. (Petunia)1 100 100 104.871.420.000 104.071.454.370 NYE 3 S.A. (NYE 3)1 100 100 66.752.032.632 53.954.856.135

Iridaceae Maritime S.A. (Iridaceae)2 100 100 62.650.739.456 62.136.944.856 Rafflesia Marine S.A. (Rafflesia)2 100 100 60.058.152.916 60.009.026.904 Illicium Maritime S.A. (Illicium)2 100 100 54.637.592.692 54.191.849.904 NYE 1 S.A. (NYE 1)1 100 100 54.417.068.000 53.954.856.135 NYE 2 S.A. (NYE 2)1 100 100 54.417.068.000 53.954.856.135 NYE 4 S.A. (NYE 4)1 100 100 54.417.068.000 53.954.856.135 NYE 5 S.A. (NYE 5)1 100 100 54.417.068.000 53.954.856.135

Ever Win Maritime Incorporation S.A. 100 100 48.803.740.232 48.404.289.258 (Ever Win)2 Ever Joy Navigation S.A. (Ever Joy)2 100 100 45.334.967.260 44.964.971.019 Lobelia Maritime Overseas S.A. (Lobelia)2 100 100 28.174.720.332 27.956.525.490 Marigold Maritime Overseas S.A.

(Marigold)1 100 100 1.813.600 1.798.200 Papaveraceae Maritime Overseas S.A. (Papaveraceae)1 100 100 - 92.518.019.370

Page 71: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Persentase Pemilikan Efektif (%)/ Total Aset Sebelum Eliminasi/ Percentage of Effective Ownership (%) Total Assets Before Elimination

Entitas Anak/Subsidiaries 2011 2010 2011 2010

Pemilikan Tidak Langsung (melalui GBSL)/Indirect Ownership (through GBSL) Paramount Star Shipping S.A. (Paramount)1 100 - 380.174.276.828 - Prosperous Ships Holding Limited 75 75 215.850.727.420 212.797.267.033 (Prosperous) Handy Marine Inc. (Handy Marine)3 - 75 - - Davos Capital S.A. (Davos)1 100 100 - - Heckson International Corporation (Heckson)1 100 100 - -

Mulai Kegiatan Tanggal Komersial/ Entitas Anak/ Domisili/ Kegiatan Pokok/ Pendirian/Date of Commercial Subsidiaries Domicile Principal Activities Establishment Operations Started

Pemilikan Langsung/Direct Ownership Arpeni Pratama Ocean Line Belanda/ Keuangan/Finance 13 April 2006 2006 Investment B.V. (APOL BV) Netherlands Grand Bulk Shipping Limited (GBSL) Hong Kong Pengangkutan muatan 5 Maret/ 2005 dan Entitas Anak/ kapal laut/Transporting March 2005 and Subsidiaries cargo by vessel PT Buana Jaya Pratama (BJP) Jakarta Pengangkutan muatan 23 Desember/ 2005 kapal laut/Transporting December 2004 cargo by vessel Mega Pacific Ocean Line Corporation Labuan, Malaysia Perusahaan investasi/ 24 Desember/ 2000 (MPOLC) dan Entitas Anak/ Investment company December 1997 and Subsidiaries PT Bontang Maju Sejahtera (BMS) Jakarta Pengangkutan muatan 31 Mei/ 2006 kapal laut/Transporting May 2006 cargo by vessel PT Apol Jaya Jakarta Pengangkutan muatan 17 November 2003 kapal laut/Transporting 2003 cargo by vessel PT Surya Bahari Sejahtera (SBS) Jakarta Pengangkutan muatan 18 Maret/ 2008 kapal laut/Transporting March 2008 cargo by vessel PT Lotus Coalindo Marine (LCM) Jakarta Pengangkutan muatan 8 September 2005 kapal laut/Transporting 2004 cargo by vessel PT Apol Bahtera (AB) Jakarta Pengangkutan muatan 9 Mei/ 2005 kapal laut/Transporting May 2005 cargo by vessel PT Apol Cemerlang (AC) Jakarta Pengangkutan muatan 30 Juni/ 2006 kapal laut/Transporting June 2006 cargo by vessel

Page 72: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Mulai Kegiatan Tanggal Komersial/ Entitas Anak/ Domisili/ Kegiatan Pokok/ Pendirian/Date of Commercial Subsidiaries Domicile Principal Activities Establishment Operations Started

Pemilikan Langsung (lanjutan)/ Direct Ownership (continued) PT Apol Sejahtera (AS) Jakarta Pengangkutan muatan 9 Mei/ 2005 kapal laut/Transporting May 2005 cargo by vessel PT Apol Lestari Jakarta Pengangkutan muatan 7 November 2003 kapal laut/Transporting 2003 cargo by vessel Arpeni Marine Co. Pte. Ltd. (ARM) Singapura/ Perbaikan dan 28 Januari/ 2006 Singapore pembangunan kapal/ January 2006 Ship repair and shipbuilding Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. (ARS) Singapura/ Pengangkutan muatan 23 Juni/ 2005 Singapore kapal laut/Transporting June 2005 cargo by vessel PT Buana Samudra Pratama (BSP) Jakarta Pengangkutan muatan 14 April 2004 2005 kapal laut/Transporting cargo by vessel

PT Lotus Kaiousei Marine (LKM) Jakarta Pengangkutan muatan 4 Mei/ 2005 kapal laut/Transporting May 2005 cargo by vessel PT Apol Stevedoring Gemilang Bandar Lampung Jasa bongkar muat/ 4 Agustus/ 2001 Stevedoring August 2000 YED 2 S.A. (YED 2)1 Panama Pengangkutan muatan 24 April 2007 - kapal laut/Transporting cargo by vessel YED 1 S.A. (YED 1)1 Panama Pengangkutan muatan 24 April 2007 - kapal laut/Transporting cargo by vessel YED 3 S.A. (YED 3)1 Panama Pengangkutan muatan 24 April 2007 - kapal laut/Transporting cargo by vessel

PT Piru Sentosa Pratama (PSP)1 Ambon Jasa bongkar muat/ 27 Februari/ - Stevedoring February 2008

PT Apol Parama Jaya (APJ)1 Jepara Jasa pengelolaan 20 April - dermaga dan 2011 terminal khusus batu bara/ Dock maintenance and coal terminal PT Apol Surya Jaya (ASJ)1 Jakarta Pengangkutan muatan 27 Februari/ - kapal laut/Transporting February 2008 cargo by vessel

Page 73: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Mulai Kegiatan Tanggal Komersial/ Pendirian/ Commercial Entitas Anak/ Domisili/ Kegiatan Pokok/ Date of Operations Subsidiaries Domicile Principal Activities Establishment Started

Pemilikan Langsung (lanjutan)/ Direct Ownership (continued)

PT Apol Bahari Gemilang (ABG)1 Jakarta Pengangkutan muatan 27 Februari/ - kapal laut/Transporting February 2008 cargo by vessel PT Apol Gemilang (AG)1 Jakarta Pengangkutan muatan 10 Juni/ - kapal laut/Transporting June 2008 cargo by vessel

PT Lotus Jaya Marine (LJM) Jakarta Pengangkutan muatan 9 Juni/ 2005 kapal laut/Transporting June 2005 cargo by vessel PT Apol Stevedoring Surabaya Jasa bongkar muat/ 17 November 2000 Stevedoring 1999 YED 4 S.A. (YED 4)1 Panama Pengangkutan muatan 24 April 2007 - kapal laut/Transporting cargo by vessel

YED 5 S.A. (YED 5)1 Panama Pengangkutan muatan 24 April 2007 - kapal laut/Transporting cargo by vessel

Pemilikan Tidak Langsung (melalui MPOLC)/Indirect Ownership (through MPOLC)

Gazelle Navigation Inc. (Gazelle) Panama Pengangkutan muatan 22 November 1993 kapal laut/Transporting 1984 cargo by vessel Rosaceae Maritime Overseas S.A. Panama Pengangkutan muatan 12 September 2008 (Rosaceae) kapal laut/Transporting 2007 cargo by vessel

Petunia Maritime Overseas S.A. (Petunia)1 Panama Pengangkutan muatan 28 September - kapal laut/Transporting 2007 cargo by vessel

NYE 3 S.A. (NYE 3)1 Panama Pelayaran/Shipping 14 Juni/ - June 2007 Iridaceae Maritime S.A. (Iridaceae)2 Panama Pengangkutan muatan 7 Mei/ 2001 kapal laut/Transporting May 2001 cargo by vessel

Rafflesia Marine S.A. (Rafflesia)2 Panama Pengangkutan muatan 19 Agustus/ 1999 kapal laut/Transporting August 1998 cargo by vessel Illicium Maritime S.A. (Illicium)2 Panama Pengangkutan muatan 7 Mei/ 2002 kapal laut/Transporting May 2001 cargo by vessel

NYE 1 S.A. (NYE 1)1 Panama Pelayaran/Shipping 14 Juni/ - June 2007 NYE 2 S.A. (NYE 2)1 Panama Pelayaran/Shipping 14 Juni/ - June 2007

Page 74: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Mulai Kegiatan Tanggal Komersial/ Pendirian/ Commercial Entitas Anak/ Domisili/ Kegiatan Pokok/ Date of Operations Subsidiaries Domicile Principal Activities Establishment Started

Pemilikan Tidak Langsung (melalui MPOLC) (lanjutan) /Indirect Ownership through MPOLC) (continued)

NYE 4 S.A. (NYE 4)1 Panama Pelayaran/Shipping 14 Juni/ - June 2007 NYE 5 S.A. (NYE 5)1 Panama Pelayaran/Shipping 14 Juni/ - June 2007 Ever Win Maritime Incorporation S.A. Panama Pengangkutan muatan 26 September 1997 (Ever Win)2 kapal laut/Transporting 1996 cargo by vessel Ever Joy Navigation S.A. (Ever Joy)2 Panama Pengangkutan muatan 26 September 1998 kapal laut/Transporting 1996 cargo by vessel Lobelia Maritime Overseas S.A. Panama Pengangkutan muatan 20 September 2005 (Lobelia)2 kapal laut/Transporting 2002 cargo by vessel Marigold Maritime Overseas S.A. Panama Pengangkutan muatan 20 Desember/ - (Marigold)1 kapal laut/Transporting December 2004 cargo by vessel Papaveraceae Maritime Overseas S.A. Panama Pengangkutan muatan 28 September - (Papaveraceae)1 kapal laut/Transporting 2007

cargo by vessel Pemilikan Tidak Langsung (melalui

GBSL)/Indirect Ownership (through GBSL)

Paramount Star Shipping S.A. Panama Pengangkutan muatan 15 Juni/ - (Paramount)1 kapal laut/Transporting June 2011 cargo by vessel Prosperous Ships Holding Limited Hong Kong Pengangkutan muatan 13 Juli/ 2008 (Prosperous) kapal laut/Transporting July 2007 cargo by vessel Handy Marine Inc. (Handy Marine)3 St. Vincent dan/and Pengangkutan muatan 28 Oktober/ 2007 Grenadines kapal laut/Transporting October 2005 cargo by vessel Davos Capital S.A. (Davos)1 Panama Pengangkutan muatan 11 Maret/ - kapal laut/Transporting March 2008 cargo by vessel Heckson International Corporation (Heckson)1 Panama Pengangkutan muatan 2 Januari/ - kapal laut/Transporting January 2008 cargo by vessel

“1” pada tanggal 31 Desember 2011, belum memulai

operasi komersial “2” pada tanggal 31 Desember 2011, untuk sementara

berhenti beroperasi “3” pada tanggal 31 Desember 2011, sudah berhenti

beroperasi

“1” as of December 31, 2011, has not yet started commercial operations

“2” as of December 31, 2011, temporarily discontinued operations “3” as of December 31, 2011, permanently discontinued

operations

Page 75: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan

mendirikan APJ dan pada tanggal 15 Juni 2011, GBSL mendirikan Paramount.

On April 20, 2011, the Company established APJ and on June 15, 2011, GBSL established Paramount.

Pada tanggal 30 September 2010, MPOLC,

Entitas Anak, mengakuisisi Marigold dari Mr. Julio Antonio Quijano Berbey dan Mr. Horacio Valdes Barrios dengan nilai akuisisi sebesar US$200 (setara dengan Rp1,78 juta). Nilai wajar aset neto dari Marigold adalah setara dengan nilai akuisisi sehingga tidak ada goodwill dari transaksi ini. Marigold adalah pemegang hak opsi (option receiver) untuk membeli kapal yang disewa dari Mount Lawu LLC sesuai dengan syarat dan kondisi yang tercantum dalam perjanjian tersebut (Catatan 38c).

On September 30, 2010, Marigold was acquired through MPOLC, a Subsidiary, from Mr. Julio Antonio Quijano Berbey and Mr. Horacio Valdes Barrios for US$200 (equivalent to Rp1.78 million). The fair value of the net assets of Marigold is equivalent to the acquisition value so there is no goodwill on this transaction. Marigold holds an option to purchase a vessel which was chartered from Mount Lawu LLC based on the terms and conditions stipulated in an agreement (Note 38c).

Seluruh transaksi dan saldo akun antar entitas

yang signifikan (termasuk laba atau rugi signifikan terkait yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

All significant intercompany transactions and account balances (including the related significant unrealized gains or losses) have been eliminated.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak

tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat :

Subsidiaries are fully consolidated from the date of acquisitions, being the date on which the Company obtains control, and continue to be consolidated until the date such control ceases. Control is presumed to exist if the Company owns, directly or indirectly through Subsidiaries, more than half or less of the voting power of an entity when there is:

a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

a) power over more than half of the voting rights by virtue of an agreement with other investors;

b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

b) power to govern the financial and operating policies of the entity under a statute or an agreement;

c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau

c) power to appoint or remove the majority of the members of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body; or

d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

d) power to cast the majority of votes at meetings of the board of directors or equivalent governing body and control of the entity is by that board or body.

Rugi Entitas Anak diatribusikan pada KNP

bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Losses of a Subsidiary are attributed to NCI even if they cause a deficit balance for the NCI.

Page 76: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan:

In case of loss of control over a Subsidiary, the Company:

• menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;

• derecognizes the assets (including goodwill) and liabilities of the Subsidiary;

• menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• derecognizes the carrying amount of any NCI;

• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;

• derecognizes the cumulative translation differences, recorded in equity, if any;

• mengakui nilai wajar pembayaran yang

diterima; • recognizes the fair value of the

consideration received; • mengakui setiap sisa investasi pada nilai

wajarnya; • recognizes the fair value of any

investment retained; • mengakui setiap perbedaan yang

dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laba rugi; dan

• recognizes any surplus or deficit in profit or loss; and

• mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

• reclassifies the parent’s share of components previously recognized in other comprehensive income to profit or loss or retained earnings, as appropriate.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi

dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.

NCI represent the portion of the profit or loss and net assets of the Subsidiaries attributable to equity interests that are not owned directly or indirectly by the Company, which are presented in the consolidated statements of comprehensive income (loss) and under the equity section of the consolidated statements of financial position, respectively, separately from the corresponding portion attributable to the equity holders of the Parent.

Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas-entitas anak tertentu yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas-entitas anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas-entitas anak tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup.

Prior to January 1, 2011, losses attributable to the NCI in certain subsidiaries that had exceeded the former’s portion in the equity of the said subsidiaries were temporarily charged against the controlling shareholder unless the NCI had a binding obligation to cover these losses. Subsequent profits of the said subsidiaries were allocated to the controlling shareholder until the NCI’s share of losses previously absorbed by the controlling shareholder had been recovered.

Page 77: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Akun-akun dari APOL BV (Entitas Anak berkedudukan di Belanda), MPOLC (Entitas Anak berkedudukan di Malaysia), Davos, Ever Joy, Ever Win, Gazelle, Heckson, Illicium, Iridaceae, Lobelia, Marigold, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4, NYE 5, Papaveraceae, Paramount, Petunia, Rafflesia, Rosaceae, YED 1, YED 2, YED 3, YED 4 dan YED 5 (Entitas Anak berkedudukan di Panama), ARM dan ARS (Entitas Anak berkedudukan di Singapura), GBSL dan Prosperous (Entitas Anak berkedudukan di Hong Kong) dan Handy Marine (Entitas Anak berkedudukan di St. Vincent dan Grenadines), yang dilaporkan dalam mata uang asing, dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs sebagai berikut:

The accounts of APOL BV (a Subsidiary based in the Netherlands), MPOLC (a Subsidiary based in Malaysia), Davos, Ever Joy, Ever Win, Gazelle, Heckson, Illicium, Iridaceae, Lobelia, Marigold, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4, NYE 5, Papaveraceae, Paramount, Petunia, Rafflesia, Rosaceae, YED 1, YED 2, YED 3, YED 4 and YED 5 (Subsidiaries based in Panama), ARM and ARS (Subsidiaries based in Singapore), GBSL and Prosperous (Subsidiaries based in Hong Kong) and Handy Marine (a Subsidiary based in St. Vincent and the Grenadines), which are reported in foreign currencies, are translated into rupiah amounts using the following rates:

• Akun-akun aset dan liabilitas - kurs tengah

pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian

• Assets and liabilities accounts - middle rates as of consolidated statements of financial position date

• Akun-akun ekuitas - kurs historis • Equity accounts - historical rates • Akun-akun laba rugi - kurs rata-rata tahun

berjalan • Profit or loss accounts - current year

average rates of exchange

Selisih kurs karena penjabaran akun-akun laporan posisi keuangan dan laba rugi disajikan secara terpisah sebagai bagian dari “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” sebagai bagian dari Ekuitas (Defisiensi Modal) pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The resulting difference arising from the translation of statements of financial position and profit or loss accounts is presented as part of “Difference in Foreign Currency Translation” under the Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statements of financial position and as a part of other comprehensive income in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

c. Setara kas c. Cash equivalents

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga

bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak dibatasi penggunaannya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

Time deposits with maturities of three months or less at the time of placement, which are not restricted, are classified as “Cash Equivalents”.

Page 78: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

25

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi d. Transactions with related parties

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok

Usaha menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group has applied PSAK No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”. This revised PSAK requires disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments, in the consolidated and separate financial statements of a parent, and also applies to individual financial statements. There is no significant impact of the adoption of this revised PSAK on the consolidated financial statements.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

The transactions are made based on terms agreed by the parties, whereas such terms may not be the same as those for transactions with unrelated parties.

Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the relevant notes to the consolidated financial statements.

e. Persediaan e. Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih

rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined by the first-in, first-out (FIFO) method.

Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual

dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less estimated cost of completion and estimated cost necessary to make the sale.

f. Biaya dibayar dimuka f. Prepaid expenses

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa

manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar dimuka disajikan sebagai bagian dari “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straight-line method. The long-term portion of prepaid expenses is shown as part of “Other Non-current Assets” in the consolidated statements of financial position.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 79: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

26

g. Investasi pada entitas asosiasi g. Investments in associated companies

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan posisi keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group has applied PSAK No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated Companies”. This revised PSAK is applied retrospectively and prescribes the accounting for investments in associated companies relating to the determination of significant influence, accounting method to be applied, impairment in value of investments and separate financial statements. The adoption of this revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.

Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto, dan penerimaan dividen dari, entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.

The Group’s investments in its associated companies are accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Group has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Group’s share in net earnings or losses of, and dividends received from, the associated company since the date of acquisition.

Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.

The consolidated statements of comprehensive income (loss) reflect the share of the results of operations of the associated company. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associated company, the Group recognizes its share of any such change and discloses this, when applicable, in the consolidated statements of changes in equity. Unrealized gains or losses resulting from transactions between the Group and the associated company are eliminated to the extent of the Group’s interest in the associated company.

Kelompok Usaha menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi. Kelompok Usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The Group determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Group’s investments in its associated companies. The Group determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investments in the associated companies is impaired. If this is the case, the Group calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associated companies and its carrying value, and recognizes the amount in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 80: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

27

g. Investasi pada entitas asosiasi (lanjutan) g. Investments in associated companies

(continued)

Penyertaan saham Perusahaan di entitas asosiasi yang menggunakan mata uang fungsional dan mata uang pelaporan dalam dolar A.S. dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, sedangkan bagian atas rugi (laba) neto entitas asosiasi tersebut dikonversikan dengan nilai kurs rata-rata periode yang bersangkutan. Selisih kurs karena penjabaran yang timbul dibukukan oleh Perusahaan sebagai bagian dari “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” yang disajikan di bagian Ekuitas (Defisiensi Modal) pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The Company’s investment in an associated company which uses the U.S. dollar as its functional and reporting currency is translated into rupiah using the exchange rate prevailing at consolidated statements of financial position date, while the equity in the net losses (earnings) of the associated company is translated using the average rate during the period. Exchange difference arising from the translation of the investment is recorded by the Company as part of “Difference in Foreign Currency Translation”, which is presented under the Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statements of financial position and as a part of other comprehensive income in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

h. Aset tetap h. Fixed assets

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan, amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat pemeliharaan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi berjalan.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation, amortization and impairment loss, if any. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when significant renewals and betterments are performed, their costs are recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are charged directly to current operations.

Biaya pemugaran (docking) kapal dikapitalisasi

pada saat terjadinya dan diamortisasi dengan metode garis lurus sampai dengan biaya pemugaran kapal berikutnya atas kapal tersebut.

Vessel dry docking costs are capitalized when incurred and are amortized on a straight-line basis over the period to the next dry docking.

Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Depreciation and amortization are computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 81: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

28

h. Aset tetap (lanjutan) h. Fixed assets (continued)

Tahun/Years Bangunan dan prasarana 5 - 20 Buildings and improvements Kapal 6 - 30 Vessels Biaya pemugaran 2 - 2,5 Dry docking costs Mesin dan peralatan 5 Machinery and equipment Peralatan kantor 5 Office equipment Kendaraan 5 Vehicles

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi.

Land is stated at cost and is not amortized.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan ke operasi berjalan pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising from the derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is credited or charged to current operations in the year the asset is derecognized.

Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi

Tanah”, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian, dan diamortisasi selama 20 tahun atau sepanjang periode hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.

In accordance with PSAK No. 47, “Accounting for Land”, land acquired is stated at acquisition cost and is not amortized. Certain costs incurred relating to the acquisition or the renewal of the legal title over the landrights are deferred and presented as part of “Other Non-current Assets” in the consolidated statements of financial position, and are amortized over 20 years or the term of the landrights, whichever period is shorter.

Kapal dalam modifikasi dan bangunan dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Vessel under modification and building in progress are stated at cost and are presented as part of fixed assets. The accumulated cost is reclassified to the appropriate fixed assets account once the modification is substantially completed and the modified asset is ready for its intended use.

Uang muka kapal merupakan uang muka yang dibayarkan ke galangan kapal sehubungan dengan kontrak pembangunan kapal.

Advances for purchase of vessels represent the advances paid to shipyards in relation to shipbuilding contracts.

Nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan dan amortisasi aset ditelaah dan disesuaikan secara prospektif, apabila diperlukan, pada setiap akhir tahun buku.

The fixed assets’ residual values, useful lives and methods of depreciation and amortization are reviewed and adjusted prospectively, if appropriate, at each financial year end.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 82: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

29

i. Penurunan nilai aset non-keuangan i. Impairment of non-financial assets

Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diterapkan terhadap penurunan nilai aset non-keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2011, sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, Kelompok Usaha menelaah apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset, Kelompok Usaha melakukan estimasi terhadap nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut. Kerugian atas penurunan nilai aset diakui sebagai beban pada operasi berjalan.

Based on the accounting policy on impairment of non-financial assets prior to January 1, 2011, in accordance with PSAK No. 48, “Impairment of Assets Value”, the Group reviewed whether there was an indication of assets impairment at consolidated statements of financial position date. If there was an indication of assets impairment, the Group estimated the recoverable amount of the assets. Impairment loss was recognized as a charge to current operations.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok

Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

Effective January 1, 2011, the Group has prospectively adopted PSAK No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan

prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

PSAK No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and this revised PSAK requires the entity to recognize an impairment loss. This revised PSAK also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.

Penerapan PSAK No.48 (Revisi 2009) tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

The adoption of PSAK No.48 (Revised 2009) has no significant impact on the consolidated financial statements.

Pada setiap akhir tahun buku, Kelompok Usaha

menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

The Group assesses at each financial year end whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, the Group makes an estimate of the asset’s recoverable amount.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 83: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

30

j. Sewa j. Leases

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

Based on PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases”, the determination of whether an arrangement is, or contains, a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this revised PSAK, a lease that transfers substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased asset is classified as a finance lease.

Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan disusutkan konsisten dengan metode yang sama yang digunakan untuk aset yang dimiliki sendiri, atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

At the commencement of the lease term, a lessee shall recognize finance lease as an asset and liability in its statements of financial position at an amount equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments. Minimum lease payments are apportioned between the finance charges and the reduction of the outstanding liability. The finance charges are allocated to each period during the lease term. Leased asset held by the lessee under a finance lease is depreciated consistently using the same method used with that for depreciable assets that are directly owned, or is fully depreciated over the shorter of the lease term and its useful life, if there is no reasonable certainty that the lessee will obtain ownership by the end of the lease term.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership are classified as operating leases. Operating lease payments are recognized as an expense in the consolidated statements of comprehensive income (loss) on a straight-line basis over the lease term.

Selisih lebih hasil penjualan dan nilai tercatat yang terjadi dari suatu transaksi jual dan sewa-balik (sale-and-leaseback) yang merupakan sewa pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa.

The excess of the selling price over the book value on sale-and-leaseback transactions resulting from a finance lease, is deferred and amortized over the lease term.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 84: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Sewa (lanjutan) j. Leases (continued)

Laba atau rugi yang terjadi dari suatu transaksi jual dan sewa-balik (sale-and-leaseback) yang merupakan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, harus diakui segera dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Tetapi, jika harga jual di bawah nilai wajar, maka laba atau rugi harus diakui segera, kecuali rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.

Gain or loss on sale-and-leaseback transactions resulting from an operating lease which is clearly established at fair value is recognized immediately in the consolidated statements of comprehensive income (loss). However, if the sale price is below fair value, any gain or loss is recognized immediately except that, if the loss is compensated for by future lease payments at below market price, it is deferred and amortized in proportion to the lease payments over the period for which the asset is expected to be used. If the sale price is above fair value, the excess over fair value is deferred and amortized over the period for which the asset is expected to be used.

k. Kapitalisasi biaya pinjaman k. Capitalization of borrowing costs

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Jika tidak, biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana.

Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that the Group incurs in connection with the borrowing of funds.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat dimulainya aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dimulai dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.

Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use have started and the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use are substantially completed.

Page 85: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Properti investasi l. Investment properties

Properti investasi Perusahaan terdiri dari tanah

dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi, dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan nilai (jika ada), kecuali tanah yang tidak diamortisasi. Jumlah nilai tercatat termasuk biaya penggantian bagian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

The Company’s investment properties consist of land and buildings which are held by the Company to earn rental or for capital appreciation or both, rather than for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. An investment property is stated at cost including transaction costs, less accumulated depreciation and impairment loss (if any), except land which is not amortized. The carrying amount includes the cost of replacing part of an existing investment property at the time that cost is incurred if the recognition criteria are met, and excludes the day-to-day expenses for its usage.

Penyusutan bangunan dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat aset yaitu 20 tahun.

Depreciation of buildings is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of the assets of 20 years.

Tanah tidak diamortisasi. Land is not amortized.

Properti investasi dihentikan pengakuannya

pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laba rugi dalam periode terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

An investment property is derecognized when either it has been disposed of or when it is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected from its disposal. Any gains or losses on the retirement or disposal of an investment property are recognized in profit or loss in the period of retirement or disposal.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan

hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

Transfers are made to investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by the end of owner occupation, commencement of an operating lease to another party or completion of construction or development. Transfers are made from investment properties when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation or commencement of development with a view to sell.

Page 86: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Properti investasi (lanjutan) l. Investment properties (continued)

Untuk transfer dari properti investasi ke aset

tetap, Perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan Perusahaan menjadi properti investasi, Perusahaan mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

For a transfer from investment properties to fixed assets, the Company uses the cost method at the date of change in use. If the property used by the Company becomes an investment property, the Company accounts for such property in accordance with the policy stated under fixed assets up to the date of change in use.

m. Biaya atas transaksi utang dan biaya

penerbitan saham m. Debt transaction and stock issuance costs

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan

transaksi pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya, utang obligasi dan wesel bayar disajikan sebagai pengurang atas pokok utang untuk mencerminkan penerimaan neto dari utang dan diamortisasi selama jangka waktu utang.

Costs incurred in connection with bank and other financial institution loans, bonds and notes payable are presented as deduction from the principal amounts of the obligations to reflect the net proceeds and are amortized over the terms of the debts.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan

penerbitan modal saham disajikan sebagai pengurang atas tambahan modal disetor.

Costs incurred in connection with the issuance of capital stock are presented as deduction from the additional paid-in capital.

n. Akuntansi restrukturisasi entitas

sepengendali n. Accounting for restructuring of entities

under common control

Untuk akuisisi yang menerapkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests), nilai buku historis atas ekuitas neto dari entitas yang diakuisisi digabungkan, seolah-olah mereka merupakan entitas tunggal sejak awal periode laporan keuangan komparatif yang disajikan, sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan entitas lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” di bagian Ekuitas (Defisiensi Modal). Selisih yang timbul dari transaksi antara Entitas Anak dengan entitas lain yang merupakan entitas sepengendali disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” sebagai bagian dari Ekuitas pada laporan keuangan Entitas Anak dan disajikan sebagai

For acquisitions accounted for under the pooling-of-interests method, the historical carrying amounts of the net equities of the entities acquired are combined, as if they are a single entity for all periods presented, in accordance with PSAK No. 38 (Revised 2004), “Accounting for Restructuring Transaction of Entities under Common Control”. The difference between the transfer price and book value in connection with restructuring transaction between the Company and another company under common control, is shown under Equity (Capital Deficiency) as part of “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control”. Such difference arising from transaction between a Subsidiary and another company under common control is presented as “Difference in Value from Restructuring Transaction of Entities under Common Control” under the

Page 87: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

34

n. Akuntansi restrukturisasi entitas

sepengendali (lanjutan) n. Accounting for restructuring of entities

under common control (continued)

bagian dari Ekuitas (Defisiensi Modal) pada laporan posisi keuangan konsolidasian dengan jumlah proporsional kepemilikan ekuitas Perusahaan terhadap Entitas Anak (lihat butir “o” di bawah).

Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statements of financial position, in such amount proportionate to the Company’s equity interest in the Subsidiaries (see item “o” below).

Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi

Restrukturisasi Entitas Sepengendali” direalisasi ke laba atau rugi pada saat status sepengendali tidak ada lagi antara entitas yang bertransaksi atau aset, liabilitas, saham atau instrumen ekuitas lainnya telah dialihkan ke entitas lain yang tidak sepengendali.

The balance of “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control” is realized to gain or loss from the time the common control no longer exists between the entities that entered into the transaction or the related assets, liabilities, shares or other equity instruments have been transferred to another entity not under common control.

o. Selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas

Anak o. Difference arising from changes in equity

transactions of Subsidiaries

Sebelum tahun 2011, selisih nilai tercatat penyertaan Perusahaan dan bagian proporsional atas nilai wajar aset neto Entitas Anak yang timbul dari perubahan pada ekuitas Entitas Anak, yang bukan berasal dari transaksi dalam Kelompok Usaha terkait (seperti transaksi restrukturisasi Entitas Anak dengan entitas lain yang merupakan entitas sepengendali - Catatan 2n), disajikan sebagai bagian dari Ekuitas (Defisiensi Modal) dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak”. Mulai tahun 2011, transaksi tersebut diatas dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Pada tahun 2011, saldo dari transaksi tersebut pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah direklasifikasikan sebagai bagian dari akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali“.

Prior to 2011, the difference between the Company’s share in the equity of a Subsidiary and the proportionate fair value of the Subsidiary’s net assets resulting from a change in the equity of a Subsidiary which is not caused by transactions within the Group (such as restructuring transactions of Subsidiaries with other companies under common control - Note 2n) is recognized as “Difference Arising from Changes in Equity Transactions of Subsidiaries”, which is presented under the Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statements of financial position. Starting 2011, the above transactions are recorded as “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control”. In 2011, the balances of the above transactions as of December 31, 2010 and 2009 had been reclassified as part of “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control” account.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 88: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

35

p. Pengakuan pendapatan dan beban p. Recognition of revenues and expenses

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group adopted PSAK No. 23 (Revised 2010), “Revenue”. This revised PSAK identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition are met and, therefore, revenue may be recognized, and prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events, and also provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition. There is no significant impact of the adoption of this revised PSAK on the consolidated financial statements.

Pendapatan dari kegiatan pengangkutan

dengan kapal milik dan kapal sewa diakui selama periode perjalanan. Pendapatan dari penyewaan kapal diakui selama periode sewa kapal yang bersangkutan. Pendapatan dari jasa keagenan dan kegiatan bongkar muat diakui pada saat jasa diserahkan. Biaya dan beban diakui pada saat terjadinya.

Revenues from the operation of owned and chartered vessels are recognized over the periods of the related voyages. Revenues from chartering vessels are recognized over the rental period. Revenues from agency and stevedoring activities are recognized when the services are rendered. Costs and expenses are recognized when incurred.

Pendapatan diterima dimuka atas jasa yang belum diselesaikan diakui dan disajikan sebagai “Pendapatan Ditangguhkan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

Unearned revenue from customers for uncompleted services is recognized and presented as “Deferred Revenue” in the consolidated statements of financial position.

q. Imbalan kerja q. Employee benefits

Anggota Kelompok Usaha yang berkedudukan

di Indonesia menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, dalam menghitung kesejahteraan karyawan. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), beban untuk imbalan kerja ditentukan berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU”) dan dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuarial projected-unit-credit.

The members of the Group which are domiciled in Indonesia apply PSAK No. 24 (Revised 2004), “Accounting for Employee Benefits”, in accounting for employee service entitlements. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Law) is determined using the projected-unit-credit actuarial valuation method.

Provisi biaya jasa kini dibebankan langsung

pada operasi tahun berjalan. Laba atau rugi aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti (present value of the defined benefit obligation) pada tanggal tersebut.

Provisions for current service costs are charged directly to operations of the current year. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

Page 89: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

36

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Imbalan kerja (lanjutan) q. Employee benefits (continued)

Keuntungan atau kerugian aktuarial yang

melebihi batas 10% ini diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Lebih lanjut, biaya jasa lalu yang terjadi ketika entitas memperkenalkan program imbalan pasti atau mengubah imbalan terutang pada program yang berlaku harus diamortisasi sepanjang periode sampai dengan imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan (vested).

The actuarial gains or losses in excess of the 10% corridor are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefits payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.

r. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing r. Foreign currency transactions and

balances

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi berjalan, kecuali untuk jumlah yang dikapitalisasi berdasarkan PSAK No. 26 (Revisi 2008) (Catatan 2k).

Transactions involving foreign currencies are recorded in rupiah at the middle rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At consolidated statements of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to rupiah based on the exchange rates at such date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations, except for any capitalization made under PSAK No. 26 (Revised 2008) (Note 2k).

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan

2010, kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2011 and 2010, the rates of exchange used were as follows:

2011 2010

1 Euro Eropa 11.739 11.956 1 European euro 1 Dolar Amerika Serikat 9.068 8.991 1 United States dollar 1 Dolar Singapura 6.974 6.981 1 Singapore dollar 1 Ringgit Malaysia 2.853 2.916 1 Malaysian ringgit 1 Dolar Hong Kong 1.167 1.155 1 Hong Kong dollar 1 Yen Jepang 117 110 1 Japanese yen

Page 90: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

37

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Pajak penghasilan s. Income tax

Pajak penghasilan non-final Non-final income tax

Beban pajak penghasilan tahun berjalan

ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan dikenakan tarif pajak penghasilan non-final. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap akhir periode pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year subject to the non-final income tax rates. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at the end of each reporting period. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada

tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas (defisiensi modal).

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the consolidated statements of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are credited or charged to current operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to equity (capital deficiency).

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disaling-

hapuskan dalam penyajian di laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali apabila merupakan entitas legal yang berbeda.

Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated statements of financial position, except if these are for different legal entities.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan

diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan atau Entitas Anak mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Amendment to a tax obligation is recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company or Subsidiaries, when the result of the appeal is determined.

Page 91: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

38

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Pajak penghasilan (lanjutan) s. Income tax (continued)

Pajak penghasilan final Final income tax

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No. 416/ KMK.04/1996 dan No. 417/KMK.04/1996 tanggal 14 Juni 1996 dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. 29/PJ.4/1996 tanggal 13 Agustus 1996, pendapatan dari jasa pengangkutan dan sewa kapal yang diterima Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan pajak bersifat final masing-masing sebesar 1,20% dan 2,64% dari pendapatan, serta biaya sehubungan dengan kegiatan di atas tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan.

Based on the Decision Letters No. 416/ KMK.04/1996 and No. 417/KMK.04/1996 dated June 14, 1996 of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and Circular Letter No. 29/PJ.4/1996 dated August 13, 1996 of the Directorate General of Taxes, revenues from freight operations and charter of vessels are subject to final income tax computed at 1.20% and 2.64% of the revenues for domestic and foreign companies, respectively, and the related costs and expenses are considered non-deductible for income tax purposes.

Perbedaan nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak penghasilan tahun berjalan sehubungan dengan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan total pendapatan yang diakui pada tahun berjalan untuk tujuan akuntansi.

The differences between the carrying amounts of existing assets or liabilities related to the final income tax and their respective tax bases are not recognized as deferred tax assets or liabilities. Current tax expense related to income subject to final income tax is recognized in proportion to total income recognized during the current year for accounting purposes.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan final pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.

The difference between the final income tax paid and the amount charged as final income tax expense in the consolidated statements of comprehensive income (loss) is recognized as prepaid tax or tax payable.

t. Instrumen keuangan t. Financial instruments

Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50

(Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK No. 50, ”Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, yang mulai berlaku efektif 1 Januari 2010. PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tersebut berlaku secara prospektif.

The Group has applied PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments : Presentation and Disclosures”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments : Recognition and Measurement”, which superseded PSAK No. 50, “Accounting for Certain Investments in Securities”, and PSAK No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”, which are effective starting on January 1, 2010. PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) were applied prospectively.

Page 92: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

39

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

PSAK No. 50 (Revisi 2006) berisi persyaratan

penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan harus saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 50 (Revised 2006) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments ; the classification of related interest, dividends, losses and gains ; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities must be offset. This PSAK requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.

PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-

prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK No. 55 (Revised 2006) established the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.

1. Aset keuangan 1. Financial assets

Pengakuan awal Initial recognition

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.

Financial assets within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, or available-for-sale financial assets, as appropriate. The Group determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates the designation of such assets at the end of each financial year end.

Page 93: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

40

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

1. Aset keuangan (lanjutan) 1. Financial assets (continued)

Pengakuan awal (lanjutan) Initial recognition (continued)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diakui sebesar nilai wajar. Dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of investments not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (regular way trade) diakui pada tanggal transaksi, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within a time frame established by regulation or convention in the market place (regular way trade) are recognized on the trade date, i.e., the date that the Group commits to purchase or sell the assets.

Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pihak-pihak berelasi, dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya.

The Group’s financial assets include cash and cash equivalents, trade receivables, due from related parties, and other current and non-current financial assets.

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows:

• Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laba rugi • Financial assets at fair value through

profit or loss

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Page 94: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

41

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

1. Aset keuangan (lanjutan) 1. Financial assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laba rugi (lanjutan) • Financial assets at fair value through

profit or loss (continued)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. Derivative assets are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the consolidated statements of financial position at fair value with gains or losses recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.

Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss). Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yang dimiliki Perusahaan adalah investasi tertentu yang disajikan sebagai bagian dari “Aset Keuangan Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

The Company’s financial assets at fair value through profit or loss consist of certain investments which are presented as part of “Other Financial Assets” in the consolidated statements of financial position.

Page 95: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

42

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

1. Aset keuangan (lanjutan) 1. Financial assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Pinjaman yang diberikan dan piutang • Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun pada saat proses amortisasi.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss) when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pihak-pihak berelasi, dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya milik Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.

The Group’s cash and cash equivalents, trade receivables, due from related parties, and other current and non-current financial assets are included in this category.

2. Liabilitas keuangan 2. Financial liabilities

Pengakuan awal Initial recognition

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Financial liabilities within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, loans and borrowings, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Group determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diakui sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, include directly attributable transaction costs.

Page 96: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

43

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

2. Liabilitas keuangan (lanjutan) 2. Financial liabilities (continued)

Pengakuan awal (lanjutan) Initial recognition (continued)

Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, liabilitas diestimasi atas kontrak jaminan keuangan, biaya masih harus dibayar, liabilitas derivatif yang dihentikan, liabilitas derivatif jangka panjang, pinjaman jangka panjang, utang obligasi dan wesel bayar yang dijamin dan wesel bayar jangka menengah.

The Group’s financial liabilities include short-term bank loans, trade payables, other payables, estimated liabilities under financial guarantee contracts, accrued expenses, unwound derivative liabilities, long-term derivative liabilities, long-term debts, bonds payable and guaranteed secured notes payable and medium-term notes payable.

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows:

• Liabilitas keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laba rugi • Financial liabilities at fair value

through profit or loss

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Financial liabilities at fair value through profit or loss include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Financial liabilities are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling or repurchasing in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.

Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

Liabilitas derivatif jangka panjang termasuk dalam kategori ini.

Long-term derivative liabilities are included in this category.

Page 97: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

44

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

2. Liabilitas keuangan (lanjutan) 2. Financial liabilities (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Utang dan pinjaman • Loans and borrowings

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, interest-bearing loans and borrowings are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Gains and losses are recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss) when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

Pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, liabilitas diestimasi atas kontrak jaminan keuangan, biaya masih harus dibayar, liabilitas derivatif yang dihentikan, pinjaman jangka panjang, utang obligasi dan wesel bayar dijamin dan wesel bayar jangka menengah Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.

The Group’s short-term bank loans, trade payables, other payables, estimated liabilities under financial guarantee contracts, accrued expenses, unwound derivative liabilities, long-term debts, bonds payable and guaranteed secured notes payable and medium-term notes payable are included in this category.

3. Saling hapus dari instrumen keuangan 3. Offsetting of financial instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.

Page 98: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

45

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

4. Nilai wajar instrumen keuangan 4. Fair value of financial instruments

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lainnya.

The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid or ask prices at the close of business at the end of the reporting year. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.

Penyesuaian risiko kredit Credit risk adjustment

Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha terkait dengan instrumen ikut diperhitungkan.

The Group adjusts the price in the more advantageous market to reflect any differences in counterparty credit risk between instruments traded in that market and the ones being valued for financial asset positions. In determining the fair value of financial liability positions, the Group’s own credit risk associated with the instrument is taken into account.

5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen

keuangan 5. Amortized cost of financial instruments

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.

Page 99: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

46

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

6. Penurunan nilai dari aset keuangan 6. Impairment of financial assets

Pada setiap akhir tahun pelaporan Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

The Group assesses at the end of each reporting year whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.

• Aset keuangan dicatat pada biaya

perolehan diamortisasi • Financial assets carried at amortized

cost

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok usaha tersebut menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

For loans and receivables carried at amortized cost, the Group first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and such group is collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Page 100: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

47

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

6. Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) 6. Impairment of financial assets

(continued)

• Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

• Financial assets carried at amortized cost (continued)

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika suatu aset keuangan yang dikelompokkan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang” memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a “loans and receivables” financial asset has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.

Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan cadangan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa depan dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha.

The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss). Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the asset. Loans and receivables, together with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Group.

Page 101: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

48

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

6. Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) 6. Impairment of financial assets

(continued)

• Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)

• AFS financial assets (continued)

Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui melalui laba rugi.

If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in profit or loss.

Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai meliputi penurunan nilai wajar investasi yang signifikan atau berkepanjangan di bawah biaya perolehannya.

In the case of equity investment classified as an AFS financial asset, objective evidence would include a significant or prolonged decline in the fair value of the investment below its cost.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If loans and receivables have a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.

Page 102: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

49

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

6. Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) 6. Impairment of financial assets

(continued)

• Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)

• AFS financial assets (continued)

Jika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui sebaga laba rugi - direklasifikasikan dari ekuitas (defisiensi modal) ke laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas (defisiensi modal).

Where there is evidence of impairment, the cumulative loss - measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in profit or loss - is reclassified from equity (capital deficiency) to profit or loss. Impairment losses on equity investments are not reversed through profit or loss; increases in their fair value after impairment are recognized in equity (capital deficiency).

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Pendapatan Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai diakui sebagai laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba rugi.

In the case of debt instrument classified as an AFS financial asset, impairment is assessed based on the same criteria as financial assets carried at amortized cost. Future interest income is based on the reduced carrying amount and is accrued based on the rate of interest used to discount future cash flows for the purpose of measuring impairment loss. Such accrual is recorded as part of the “Finance Income” account in the consolidated statements of comprehensive income (loss). If, in a subsequent year, the fair value of a debt instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in profit or loss, the impairment loss is reversed through profit or loss.

Page 103: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

50

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

7. Kontrak jaminan keuangan 7. Financial guarantee contracts

Kontrak jaminan keuangan yang diterbitkan oleh Perusahaan merupakan kontrak-kontrak yang mewajibkan Perusahaan melakukan pembayaran untuk mengganti kerugian pemegang kontrak atas rugi yang muncul karena debitur gagal dalam melakukan pembayaran utang pada saat jatuh tempo sesuai dengan persyaratan instrumen utang. Pada pengakuan awal, kontrak jaminan keuangan diakui sebagai liabilitas sebesar nilai wajarnya, disesuaikan dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan jaminan. Setelah pengakuan awal, liabilitas diukur mana yang lebih tinggi antara estimasi atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan dan jumlah saat pengakuan awal dikurangi amortisasi kumulatif.

Financial guarantee contracts issued by the Company are those contracts that require payment to be made to reimburse the holder for a loss it incurs because the specified debtor fails to make a payment when due in accordance with the terms of a debt instrument. A financial guarantee contract is recognized initially as a liability at fair value, adjusted for transaction costs that are directly attributable to the issuance of the guarantee. Subsequently, the liability is measured at the higher of the best estimate of the expenditure required to settle the present obligation at the reporting date and the amount recognized less cumulative amortization.

8. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas

keuangan 8. Derecognition of financial assets and

liabilities

Aset keuangan Financial assets

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Kelompok Usaha telah memindahkan hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang material kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan salah satu diantara (a) Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Kelompok Usaha secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Group has transferred the rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; and either (a) the Group has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Group has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Page 104: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

51

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

8. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas

keuangan (lanjutan) 8. Derecognition of financial assets and

liabilities (continued)

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

A financial liability is derecognized when it is discharged or canceled or has expired.

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketika telah dilakukannya modifikasi secara substansial atas persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan selisih antara nilai wajar liabilitas baru dengan nilai tercatat liabilitas awal diakui sebagai laba rugi.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability and the difference between the fair value of the new liability and the carrying amount of the original liability is recognized through profit or loss.

Jika suatu pertukaran instrumen utang atau modifikasi syarat-syarat dicatat sebagai suatu penghapusan (extinguishment), maka setiap biaya atau fee yang timbul diakui sebagai bagian dan keuntungan atau kerugian atas penghapusan tersebut. Apabila pertukaran atau modifikasi tersebut tidak dicatat sebagai suatu penghapusan, maka setiap biaya atau fee yang timbul akan menyesuaikan nilai tercatat liabilitas tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari liabilitas yang telah dimodifikasi tersebut.

If an exchange of debt instruments or modification of terms is accounted for as an extinguishment, any costs or fees incurred are recognized as part of the gain or loss on the extinguishment. If the exchange or modification is not accounted for as an extinguishment, any costs or fees incurred will adjust the carrying amount of the liability and are amortized over the remaining term of the modified liability.

Page 105: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

52

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

9. Instrumen keuangan derivatif 9. Derivative financial instruments

Kelompok Usaha menandatangani kontrak cross currency swap valuta asing, interest rate swap dan instrumen lainnya yang diperbolehkan, jika dianggap perlu, untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga yang berasal dari pinjaman jangka panjang Kelompok Usaha dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif tersebut tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai sebagaimana disajikan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006), dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal kontrak derivatif ditandatangani dan kemudian diukur kembali pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan saat memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas keuangan apabila memiliki nilai wajar negatif.

The Group enters into and engages in cross-currency swap, interest rate swap and other permitted instruments, if considered necessary, for the purpose of managing its foreign exchange and interest rate exposures emanating from its loans in foreign currencies. These derivative financial instruments do not meet the criteria for hedge accounting as provided in PSAK No. 55 (Revised 2006), and are initially recognized at fair value on the date on which a derivative contract is entered into and are subsequently re-measured at fair value. Derivatives are carried as financial assets when the fair value is positive and as financial liabilities when the fair value is negative.

Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik ekonomi dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan dalam kontrak.

Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their economic characteristics and risks are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the consolidated statements of comprehensive income (loss). Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama tahun berjalan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai diakui langsung sebagai laba rugi.

Any gains or losses arising from changes in fair value of derivatives during the year that do not qualify for hedge accounting are taken directly to profit or loss.

Aset dan liabilitas derivatif disajikan masing-masing sebagai aset dan liabilitas jangka pendek, sedangkan liabilitas derivatif jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka panjang. Derivatif melekat disajikan bersama dengan kontrak utamanya pada laporan posisi keuangan

Derivative assets and liabilities are presented under current assets and liabilities, respectively, while long-term derivative liabilities are presented under non-current liabilities. Embedded derivative is presented with the host contract on the consolidated statements

Page 106: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

53

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t. Financial instruments (continued)

9. Instrumen keuangan derivatif (lanjutan) 9. Derivative financial instruments

(continued)

konsolidasian yang mencerminkan penyajian yang tepat atas seluruh arus kas pada masa datang dari instrumen tersebut secara keseluruhan.

of financial position which represents an appropriate presentation of overall future cash flows for the instrument taken as a whole.

Perubahan neto nilai wajar instrumen derivatif, pendapatan atau beban swap, pendapatan atau beban terminasi, dan penyelesaian dari instrumen derivatif dibebankan atau dikreditkan pada “Biaya Keuangan” atau “Pendapatan Keuangan”, yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The net changes in fair value of derivative instruments, swap cost or income, termination cost or income, and settlement of derivative instruments are charged or credited to “Finance Costs” or “Finance Income”, which is presented in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

u. Rugi per saham dasar u. Basic loss per share

Rugi per saham dasar dihitung dengan

membagi rugi neto tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan, yaitu sebesar 2.998.604.000 saham masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Basic loss per share is calculated by dividing the net loss for the year attributable to Equity Holders of the Parent by the weighted average number of issued and fully paid shares outstanding during the year of 2,998,604,000 shares each for the years ended December 31, 2011 and 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak menghitung rugi per saham dilusian karena harga pelaksanaan waran yang diterbitkan lebih tinggi dari harga pasar.

As of December 31, 2011, the Company did not compute the dilutive loss per share since the exercise price is higher than the market price of the shares.

v. Pelaporan segmen v. Segment reporting

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok

Usaha menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), ”Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group has applied PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”. This revised PSAK requires disclosures that will enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. There is no significant impact on the adoption of this revised PSAK on the consolidated financial statements.

Page 107: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

54

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

v. Pelaporan segmen (lanjutan) v. Segment reporting (continued)

Kelompok Usaha mengidentifikasikan segmen operasi berdasarkan pelaporan internal yang dikaji secara regular oleh pengambil keputusan operasional dalam mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi Kelompok Usaha.

The Group identifies its operating segments on the basis of internal reports that are regularly reviewed by the Group's chief operating decision maker in order to allocate resources to the segment and assess its performance.

Usaha Kelompok Usaha dikelompokkan menjadi tiga bisnis operasi utama: jasa pelayaran, jasa keagenan dan usaha lainnya. Informasi keuangan mengenai segmen operasi disajikan pada Catatan 37.

The Group’s businesses are grouped into three major operating businesses: shipping services, agency services and other businesses. Financial information on operating segments is presented in Note 37.

w. Provisi w. Provisions

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok

Usaha menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2011, the Group has adopted PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets”. This revised PSAK is applied prospectively and provides that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets, and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information. The adoption of this revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial statements.

Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki

kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu dimana ada kemungkinan bahwa untuk penyelesaian kewajiban tersebut diperlukan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan total kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.

Provisions are recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode

pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Jika tidak lagi terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan.

Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provisions are reversed.

Page 108: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

55

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

x. Penerapan standar akuntansi revisi lain x. Adoption of other revised accounting

standards

Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Kelompok Usaha juga telah menerapkan standar akuntansi berikut yang efektif pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian namun tidak menimbulkan dampak yang signifikan:

Other than the revised accounting standards previously mentioned, the Group has also adopted the following revised accounting standards effective January 1, 2011, which are considered relevant to the consolidated financial statements but did not have significant impact:

i. PSAK No. 8 (Revisi 2009), “Peristiwa

Setelah Periode Pelaporan” i. PSAK No. 8 (Revised 2009), “Events after

the Reporting Period”

ii. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”

ii. PSAK No. 22 (Revised 2010), “Business Combinations”

iii. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.

iii. PSAK No. 25 (Revised 2009), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN

ASUMSI OLEH MANAJEMEN 3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS,

ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset atau liabilitas yang terkait pada masa yang akan datang.

The preparation of consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require material adjustment to the carrying amounts of the assets or liabilities affected in future years.

Pertimbangan Judgments

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

The following judgments are made by management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial

Liabilities

Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55

The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2006).

Page 109: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

56

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Classification of Financial Assets and Financial

Liabilities (continued)

(Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2t.

Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2t.

Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha Impairment Allowance of Trade Receivables

Kelompok Usaha mengevaluasi pelanggan tertentu yang menurut informasi pelanggan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.

The Group evaluates specific accounts on which it has information that the customers are unable to meet their financial obligations.

Dalam kasus ini, Kelompok Usaha menggunakan pertimbangan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan Kelompok Usaha dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga yang tersedia dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah piutang guna untuk menurunkan piutang Kelompok Usaha ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2t.

In these cases, the Group uses judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customers and the customers’ current credit status based on any available third-party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce the Group’s receivable amounts that it expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of the impairment allowance of trade receivables. Further details are disclosed in Note 2t.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber

utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Group based its estimates and assumptions on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.

Page 110: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

57

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Estimasi Biaya Pensiun dan Imbalan Kerja Estimation of Pension Cost and Employee Benefits

Penentuan kewajiban dan biaya pensiun dan

liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.

The determination of the Group’s obligations and cost for pension and employee benefit liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include, among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Group’s assumptions whose effects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and amortized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual results or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its liabilities for pension and employee benefits and net employee benefits expense.

Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 30 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya, biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 2 to 30 years. These are common life expectancies applied in the industry where the Group conducts its business. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets and, therefore, future depreciation charges could be revised.

Pajak Penghasilan Income Tax

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant judgment is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.

Page 111: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

58

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penentuan Nilai Wajar dari Aset Keuangan, Liabilitas Keuangan dan Waran

Determination of Fair Value of Financial Assets, Financial Liabilities and Warrants

Ketika nilai wajar dari aset keuangan, liabilitas keuangan dan waran, dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tidak dapat diambil dari pasar yang aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan.

When the fair value of financial assets, financial liabilities and warrants, recorded in the consolidated statements of financial position cannot be derived from active markets, their fair value is determined using valuation techniques including the discounted cash flow model. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgment is required in establishing fair value. The judgment includes consideration of inputs such as liquidity risk, credit risk and volatility. Changes in assumptions about these factors could affect the reported fair value of financial instruments.

Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Estimating Useful Lives of Fixed Assets

Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat dari aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Kelompok Usaha secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas.

The Group estimates the useful lives of its fixed assets based on expected asset utilization as anchored on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives of fixed assets is based on the Group’s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least each financial year end and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above.

Jumlah dan saat beban dicatat setiap tahun akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Kelompok Usaha akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat.

The amounts and timing of recorded expenses for any year will be affected by changes in these factors and circumstances. A reduction in the estimated useful lives of the Group’s property and equipment will increase the recorded operating expenses and decrease non-current assets.

Page 112: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

59

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Realizability of Deferred Tax Assets

Kelompok Usaha melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Kelompok Usaha atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Kelompok Usaha di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Kelompok Usaha dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.

The Group reviews the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each reporting period and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized. The Group’s assessment on the recognition of deferred tax assets on deductible temporary differences is based on the level and timing of forecasted taxable income of the subsequent reporting periods. This forecast is based on the Group’s past results and future expectations on revenues and expenses as well as future tax planning strategies. However, there is no assurance that the Group will generate sufficient taxable income to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Impairment of Non-financial Assets

Penurunan nilai aset non-keuangan ada jika terdapat indikasi ketika nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas melebihi nilai terpulihkannya, yang merupakan nilai tertinggi dari nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Manajemen melakukan estimasi atas nilai terpulihkan aset dengan menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual berdasarkan data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dan bersifat arm’s length untuk aset yang sejenis atau harga pasar yang tersedia dikurangi tambahan biaya yang diperlukan untuk melepas aset tersebut.

Impairment of non-financial asset exists if there is an indication that the carrying value of the asset or its cash-generating unit exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. Management estimates the asset’s recoverable amount from a calculation of its fair value less costs to sell based on available data from binding sales transactions in arm’s length transactions of similar assets or observable market price, less incremental costs for disposing of the asset.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Dalam model arus kas yang didiskontokan, nilai yang terpulihkan sangat sensitif terhadap tarif diskonto yang digunakan, termasuk juga arus kas masuk dimasa yang akan datang dan tarif pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

The value in use calculation is based on a discounted cash flow model. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes.

Page 113: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

60

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Kontinjensi Contingencies

Kelompok Usaha saat ini sedang terlibat dalam proses hukum. Estimasi atas kemungkinan biaya untuk penyelesaian klaim ini telah dilakukan melalui konsultasi dengan penasihat eksternal yang menangani pembelaan dalam kasus-kasus hukum tersebut dan berdasarkan analisis terhadap kemungkinan besar hasilnya. Namun demikian, bahwa hasil operasi di masa depan dapat secara material terpengaruh oleh perubahan dalam estimasi atau dalam efektivitas strategi yang berkaitan dengan proses hukum tersebut.

The Group is currently involved in various legal cases. The estimate of the probable costs for the resolution of these cases has been developed in consultation with outside counsel handling the defense in these matters and is based upon an analysis of potential results. However, the future results of operations could be materially affected by changes in the estimates or in the effectiveness of the strategies relating to these proceedings.

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:

2011 2010

Kas Cash on hand Dolar Amerika Serikat (US$855.366 pada tahun United States dollar 2011 dan US$606.446 (US$855,366 in 2011 and pada tahun 2010) 7.756.457.155 5.452.559.851 US$606,446 in 2010) Rupiah 7.940.258.979 4.683.242.705 Rupiah Mata uang asing lainnya 180.521.084 164.206.928 Other foreign currencies

Sub-total 15.877.237.218 10.300.009.484 Sub-total

Kas di bank - pihak ketiga Cash in banks - third parties Rekening dolar Amerika Serikat United States dollar accounts Citibank, N.A., Jakarta (US$2.622.799 pada tahun Citibank, N.A., Jakarta 2011 dan US$1.961.046 (US$2,622,799 in 2011 and pada tahun 2010) 23.783.545.274 17.631.764.046 US$1,961,046 in 2010) PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$2.143.914 pada tahun PT Bank CIMB Niaga Tbk 2011 dan US$2.716.368 (US$2,143,914 in 2011 and

pada tahun 2010) 19.441.014.329 24.422.867.385 US$2,716,368 in 2010) UOB Bank Ltd., Hong Kong (US$1.742.375 pada tahun UOB Bank Ltd., Hong Kong 2011 dan US$38 (US$1,742,375 in 2011 and pada tahun 2010) 15.799.857.786 339.699 US$38 in 2010) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$1.245.043 pada tahun (US$1,245,043 in 2011 2011 dan US$364.845 and US$364,845 pada tahun 2010) 11.290.046.024 3.280.324.182 in 2010)

Page 114: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

61

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) 2011 2010

ING Bank N.V., Singapura (US$981.195 pada tahun ING Bank N.V., Singapore 2011 dan US$565.341 (US$981,195 in 2011 and pada tahun 2010) 8.897.476.236 5.082.984.990 US$565,341 in 2010) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional (US$697.589 pada tahun Indonesia Tbk 2011 dan US$290.848 (US$697,589 in 2011 and pada tahun 2010) 6.325.735.329 2.615.015.432 US$290,848 in 2010) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$396.688 PT Bank Negara Indonesia pada tahun 2011 dan (Persero) Tbk US$257.454 pada (US$396,688 in 2011 and tahun 2010) 3.597.167.871 2.314.771.431 US$257,454 in 2010) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., The Hongkong and Shanghai Hong Kong Banking Corporation Ltd., (US$259.585 pada tahun 2011 Hong Kong dan US$172.022 pada (US$259,585 in 2011 and tahun 2010) 2.353.919.410 1.546.645.409 US$172,022 in 2010) DVB Group Merchant Bank (Asia), Ltd., Singapura DVB Group Merchant Bank (US$93.201 pada (Asia), Ltd., Singapore tahun 2011 dan US$607.173 (US$93,201 in 2011 pada tahun 2010) 845.146.668 5.459.092.443 and US$607,173 in 2010) The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Banking Corporation Ltd., Indonesia (US$72.741 Indonesia pada tahun 2011 dan (US$72,741 in 2011 and US$67.261 pada tahun 2010) 659.611.943 604.747.787 US$67,261 in 2010) PT Bank Permata Tbk (US$30.191 pada tahun PT Bank Permata Tbk 2011 dan US$29.605 (US$30,191 in 2011 and pada tahun 2010) 273.767.544 266.178.375 US$29,605 in 2010) Standard Chartered Bank (US$26.481 pada tahun Standard Chartered Bank 2011 dan US$26.489 (US$26,481 in 2011 and pada tahun 2010) 240.126.806 238.161.250 US$26,489 in 2010) PT Bank UOB Indonesia (US$19.736 pada tahun PT Bank UOB Indonesia 2011 dan US$212.363 (US$19,736 in 2011 and pada tahun 2010) 178.963.146 1.909.357.531 US$212,363 in 2010) PT Bank DBS Indonesia (US$18.868 pada tahun PT Bank DBS Indonesia 2011 dan US$18.904 (US$18,868 in 2011 and pada tahun 2010) 171.098.742 169.968.831 US$18,904 in 2010) United Overseas Bank Ltd., Singapura United Overseas Bank Ltd., (US$15.615 pada tahun 2011 Singapore dan US$13.470 pada (US$15,615 in 2011 and tahun 2010) 141.593.647 121.108.770 US$13,470 in 2010) Lain-lain (US$13.433 pada tahun Others 2011 dan US$132.696 (US$13,433 in 2011 and pada tahun 2010) 121.808.721 1.193.070.725 US$132,696 in 2010) Rekening rupiah Rupiah accounts PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.336.857.406 730.670.491 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Citibank, N.A., Jakarta 1.724.052.642 16.175.589.297 Citibank, N.A., Jakarta PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.233.914.367 807.348.082 (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.111.216.153 7.320.675.638 PT Bank CIMB Niaga Tbk

Page 115: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

62

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) 2011 2010

Rekening rupiah Rupiah accounts The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Banking Corporation Ltd., Indonesia 906.995.681 328.628.334 Indonesia PT Bank Internasional PT Bank Internasional Indonesia Tbk 507.921.000 480.702.933 Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk 313.612.809 331.048.870 PT Bank Permata Tbk PT Bank Ina Perdana 267.295.258 99.770.348 PT Bank Ina Perdana PT Bank Sulut 247.053.471 1.910.000 PT Bank Sulut PT Bank UOB Indonesia 172.418.003 110.471.962 PT Bank UOB Indonesia Lain-lain 216.481.932 219.255.001 Others Rekening euro Eropa European euro accounts The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. The Hongkong and Shanghai (Euro294.356 pada tahun Banking Corporation Ltd. 2011 dan Euro516 (Euro294,356 in 2011 pada tahun 2010) 3.455.439.323 6.166.916 and Euro516 in 2010) Citibank, N.A., Jakarta (Euro5.776 pada tahun Citibank, N.A., Jakarta 2011 dan Euro9.305 (Euro5,776 in 2011 and pada tahun 2010) 67.801.390 111.250.778 Euro9,305 in 2010) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Euro1.692 pada tahun 2011 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Euro1.357 pada (Euro1,692 in 2011 and tahun 2010) 19.865.071 16.221.496 Euro1,357 in 2010) Mata uang asing lainnya 315.324.223 319.294.098 Other foreign currencies

Sub-total 107.017.128.205 93.915.402.530 Sub-total

Deposito berjangka Time deposits Dolar Amerika Serikat United States dollar The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. The Hongkong and Shanghai (US$100.003 pada tahun Banking Corporation Ltd. 2011 dan US$270.338 (US$100,003 in 2011 and pada tahun 2010) 906.823.214 2.430.608.958 and US$270,338 in 2010)

Total 123.801.188.637 106.646.020.972 Total

Deposito berjangka tersebut memperoleh bunga

pada kisaran tingkat bunga tahunan berikut: The time deposits earned interest at the following

range of annual rates:

2011 2010

Dolar Amerika Serikat 0,01% - 2,25% 2,25% - 3,40% United States dollar

Perusahaan mengasuransikan kas dalam perjalanan terhadap risiko kehilangan dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia, pihak ketiga, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$1.800.000. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin terjadi. Tidak ada kas dalam perjalanan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The Company insured cash in transit against loss and other risks through PT Asuransi Central Asia, a third party, under a policy for US$1,800,000. The Company’s management is of the opinion that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks. There is no cash in transit as of December 31, 2011 and 2010.

Tidak ada kas dan setara kas yang ditempatkan

pada pihak-pihak berelasi. There are no cash and cash equivalents which are

placed in related parties.

Page 116: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

63

5. PIUTANG USAHA 5. TRADE RECEIVABLES Rincian piutang usaha dari pelanggan yang

seluruhnya telah jatuh tempo adalah sebagai berikut:

The details of trade receivables from customers, which are all overdue, are as follows:

2011 2010

Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Keagenan 123.462.485.708 92.177.258.282 Agency Bukan keagenan 35.696.622.919 29.934.306.927 Non-agency Cadangan penurunan nilai (86.600.566.753) (12.856.865.356) Impairment allowance

Neto 72.558.541.874 109.254.699.853 Net Pihak ketiga Third parties Bukan keagenan 282.715.647.822 360.949.783.732 Non-agency Keagenan 241.542.562.676 332.412.893.235 Agency Cadangan penurunan nilai (285.483.912.431) (372.878.747.574) Impairment allowance

Neto 238.774.298.067 320.483.929.393 Net

Rincian umur piutang usaha yang telah jatuh tempo sebelum dikurangi cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The aging of overdue trade receivables before impairment allowance is as follows:

2011 2010

Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Kurang dari 31 hari 5.086.913.964 3.277.260.591 Less than 31 days 31 sampai 90 hari 928.782.371 8.185.556.093 31 to 90 days 91 sampai 180 hari 5.434.176.720 3.467.524.111 91 to 180 days Lebih dari 180 hari 147.709.235.572 107.181.224.414 More than 180 days

Total 159.159.108.627 122.111.565.209 Total

Pihak ketiga Third parties Kurang dari 31 hari 102.256.052.373 91.038.078.731 Less than 31 days 31 sampai 90 hari 59.636.680.047 85.277.862.525 31 to 90 days 91 sampai 180 hari 19.564.776.407 22.781.277.183 91 to 180 days Lebih dari 180 hari 342.800.701.671 494.265.458.528 More than 180 days

Total 524.258.210.498 693.362.676.967 Total

Rincian piutang usaha sebelum dikurangi cadangan penurunan nilai berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

The details of trade receivables before impairment allowance based on currency denominations are as follows:

2011 2010

Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Rupiah 132.536.995.203 89.776.813.424 Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$2.935.831 pada tahun 2011 United States dollar dan US$3.595.674 pada (US$2,935,831 in 2011 tahun 2010) 26.622.113.424 32.328.701.698 and US$3,595,674 in 2010) Mata uang asing lainnya - 6.050.087 Other foreign currencies

Total 159.159.108.627 122.111.565.209 Total

Page 117: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

64

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 5. TRADE RECEIVABLES (continued) 2011 2010

Pihak ketiga Third parties Dolar Amerika Serikat (US$31.991.061 pada tahun United States dollar 2011 dan US$28.017.775 (US$31,991,061 in 2011 and pada tahun 2010) 290.094.942.571 251.907.814.987 US$28,017,775 in 2010) Rupiah 231.645.695.548 422.307.954.425 Rupiah Dolar Hong Kong (HK$2.122.594 pada tahun 2011 dan Hong Kong dollar HK$875.882 pada (HK$2,122,594 in 2011 and tahun 2010) 2.477.512.943 1.012.029.283 HK$875,882 in 2010) Dolar Singapura (Sin$5.744 pada tahun 2011 dan Singapore dollar Sin$1.776.059 pada (Sin$5,744 in 2011 and tahun 2010) 40.059.436 12.397.978.008 Sin$1,776,059 in 2010) Yen Jepang Japanese yen (JP¥37.677.859) - 4.155.491.091 (JP¥37,677,859) Euro Eropa European euro (Euro131.632) - 1.573.761.919 (Euro131,632) Mata uang asing lainnya - 7.647.254 Other foreign currencies

Total 524.258.210.498 693.362.676.967 Total

Perubahan akun cadangan penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements of impairment allowance are as follows:

2011 2010

Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Saldo awal tahun 12.856.865.356 7.338.487.479 Balance at beginning of year Cadangan selama tahun berjalan 73.966.376.795 5.743.885.748 Provision during the year Pembalikan selama tahun berjalan (311.966.093) - Reversal during the year Net effect of foreign exchange Efek neto penyesuaian kurs 89.290.695 (225.507.871) adjustment

Saldo akhir tahun 86.600.566.753 12.856.865.356 Balance at end of year Penurunan nilai secara individual 86.600.566.753 12.856.865.356 Individual impairment

Pihak ketiga Third parties Saldo awal tahun 372.878.747.574 106.118.313.058 Balance at beginning of year Cadangan selama tahun berjalan 75.908.054.556 482.607.154.148 Provision during the year Pembalikan selama tahun berjalan (8.146.977.729) - Reversal during the year Penghapusan selama tahun berjalan (157.486.664.687) (214.221.351.888) Write-off during the year Net effect of foreign exchange Efek neto penyesuaian kurs 394.754.913 (24.245.825) adjustment Selisih kurs karena penjabaran Difference in foreign currency laporan keuangan 1.935.997.804 (1.601.121.919) translation

Saldo akhir tahun 285.483.912.431 372.878.747.574 Balance at end of year Penurunan nilai secara individual 275.150.384.760 366.197.157.625 Individual impairment Penurunan nilai secara kolektif 10.333.527.671 6.681.589.949 Collective Impairment

Total 285.483.912.431 372.878.747.574 Total

Page 118: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

65

5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 5. TRADE RECEIVABLES (continued) Total piutang usaha yang dihapuskan secara

langsung pada tahun 2010 sebesar Rp93.326.561.552 disajikan sebagai bagian dari “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun 2010. Tidak ada piutang usaha yang dihapuskan secara langsung pada tahun 2011.

Total direct write-off of trade receivables in 2010 amounting to Rp93,326,561,552 is presented as part of “General and Administrative Expenses” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss). There are no direct write-off of trade receivables in 2011.

Efek neto penyesuaian selisih kurs disebabkan oleh

menguatnya atau melemahnya rupiah terhadap mata uang asing atas piutang dalam mata uang asing yang sebelumnya telah dicadangkan dan dikreditkan pada “Pendapatan Operasi Lain” atau dibebankan pada “Beban Operasi Lain”.

The net effect of foreign exchange adjustment was due to the strengthening or weakening of the rupiah vis-à-vis the foreign currencies in relation to the foreign currency accounts previously provided with allowance and was credited to “Other Operating Income” or charged to “Other Operating Expenses”.

Berdasarkan hasil penelaahan kolektibilitas akun

piutang usaha pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan penurunan nilai piutang usaha di atas adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi atas penurunan nilai piutang usaha pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Based on the review of the status of the trade receivables at the end of the year, the management believes that the above impairment allowance of trade receivables is sufficient to cover the losses that may arise from impairment of trade receivables as of December 31, 2011 and 2010.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010,

piutang usaha dari pihak ketiga digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 19).

As of December 31, 2011 and 2010, trade receivables from third parties are pledged as collateral to long-term debts (Note 19).

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan

konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum menyelesaikan rekonsiliasi atas perbedaan saldo piutang usaha berdasarkan surat balasan konfirmasi (Rp47,1 miliar) berbeda dengan saldo yang tercatat di Perusahaan (Rp88,4 miliar).

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Company has not resolved the differences on trade receivables with balances which, based on the confirmation replies (Rp47.1 billion), are different from the Company’s balances in its records (Rp88.4 billion).

6. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA 6. OTHER CURRENT FINANCIAL ASSETS Akun ini terdiri dari: This account consists of:

2011 2010

Refund guarantee 284.374.964.632 - Refund guarantee Deposito berjangka yang penggunaannya dibatasi Restricted time deposits (US$13.400.000 pada tahun 2010) 5.800.000.000 120.479.400.000 (US$13,400,000 in 2010) Lain-lain 4.042.270.818 2.127.921.300 Others

Total 294.217.235.450 122.607.321.300 Total

Page 119: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

66

6. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (lanjutan) 6. OTHER CURRENT FINANCIAL ASSETS (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2011, deposito

berjangka sebesar Rp5.800.000.000 yang penggunaannya dibatasi merupakan deposito berjangka milik Perusahaan di PT Bank Sulut yang digunakan sebagai jaminan terkait dengan penerbitan bank garansi kepada PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan Hyundai Merchant Marine Co. Ltd. Deposito berjangka ini memperoleh bunga tahunan 6,25% pada tahun 2011.

As of December 31, 2011, the restricted time deposits amounting to Rp5,800,000,000 represent the Company’s time deposits placed in PT Bank Sulut which are used as collateral in relation to the issuance of performance bonds to PT Bukit Asam (Persero) Tbk and Hyundai Merchant Marine Co. Ltd. The time deposits earned interest at the annual rate of 6.25% in 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010, deposito

berjangka sebesar US$13.400.000 yang penggunaannya dibatasi merupakan deposito berjangka milik Perusahaan di PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) yang digunakan sebagai jaminan atas utang bank milik pihak-pihak berelasi pada bank yang sama (Catatan 33). Deposito berjangka ini memperoleh bunga pada kisaran tingkat bunga tahunan dari 0,75% sampai dengan 1,25% pada tahun 2010.

As of December 31, 2010, the restricted time deposits amounting to US$13,400,000 represent the Company’s time deposits placed in PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) which are used as collateral for related parties’ loans obtained from the same bank (Note 33). The time deposits earned interest at annual rates ranging from 0.75% to 1.25% in 2010.

Berdasarkan perjanjian gadai antara Perusahaan

dan UOB Indonesia, deposito berjangka tersebut digunakan untuk menjamin pelunasan utang, apabila pihak-pihak berelasi tersebut tidak dapat memenuhi liabilitasnya kepada UOB Indonesia. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), jaminan tersebut menimbulkan liabilitas atas kontrak jaminan keuangan. Sehubungan dengan pelunasan utang pihak-pihak berelasi tersebut pada bulan Mei dan Agustus 2011, deposito berjangka tersebut sudah tidak digunakan lagi sebagai jaminan dan telah dicairkan seluruhnya pada tahun 2011.

Based on the collateral agreement between the Company and UOB Indonesia, the time deposits would be used to guarantee the repayment of the loans if the related parties were unable to fulfill their liabilities to UOB Indonesia. In accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006), such guarantees resulted in liabilities under financial guarantee contracts. In connection with the settlement of the related parties’ loans in May and August 2011, the restricted time deposits were released from being used as collateral and were fully withdrawn in 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar

liabilitas diestimasi atas kontrak jaminan keuangan tersebut setelah memperhitungkan risiko kredit sendiri sebesar Rp13.582.092.312 (US$1.510.632) adalah Rp9.054.728.208 (US$1.007.088).

As of December 31, 2010, the fair value of the estimated liabilities under financial guarantee contracts after considering own credit risk of Rp13,582,092,312 (US$1,510,632) amounted to Rp9,054,728,208 (US$1,007,088).

2011 2010

Bahan bakar 29.582.639.546 21.483.189.780 Fuel Bahan pelumas 5.994.286.082 5.431.525.481 Oil

Total 35.576.925.628 26.914.715.261 Total

7. PERSEDIAAN 7. INVENTORIES

Persediaan terdiri dari: Inventories consist of:

Page 120: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

67

Manajemen Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa

tidak perlu melakukan cadangan untuk keusangan/kerugian persediaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 karena seluruh persediaan masih dapat digunakan.

The Group’s management believes that no allowance for obsolescence/loss is necessary on the inventories as of December 31, 2011 and 2010 since all the inventories can be utilized.

8. ASET LANCAR LAINNYA 8. OTHER CURRENT ASSETS Akun ini terdiri dari: This account consists of the following:

2011 2010

Uang muka 4.288.407.880 3.928.486.789 Advances Biaya dibayar dimuka 2.404.753.700 2.954.944.261 Prepaid expenses Lain-lain 621.128.019 550.085.761 Others

Total 7.314.289.599 7.433.516.811 Total

9. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA 9. OTHER NON-CURRENT FINANCIAL ASSETS Aset keuangan tidak lancar lainnya terdiri dari: Other non-current financial assets consist of:

2011 2010

Jaminan sewa kapal (US$10.682.666 pada tahun Deposit for charter of vessel 2011 dan US$10.203.093 (US$10,682,666 in 2011 and pada tahun 2010) US$10,203,093 in 2010) (Catatan 38c dan 38d) 96.870.415.288 91.736.009.163 (Notes 38c and 38d) Piutang klaim asuransi 13.296.050.916 16.588.545.243 Insurance claims receivable Deposito berjangka yang penggunaannya dibatasi (US$618.951 pada tahun Restricted time deposits 2011 dan US$613.553 (US$618,951 in 2011 and pada tahun 2010) 5.612.644.494 5.516.452.236 US$613,553 in 2010)

Total 115.779.110.698 113.841.006.642 Total

Piutang klaim asuransi merupakan klaim asuransi terhadap kapal tunda dan kapal Entitas Anak tertentu yang mengalami kerusakan akibat kandas atau badai, dengan rincian sebagai berikut:

Insurance claims receivable represent insurance claims related to certain Subsidiaries’ tugboat and vessels that were damaged as a result of getting grounded or by storm, with details as follows:

2011 2010

Kapal 3.310.056.403 3.257.492.649 Vessels Kapal tunda 7.934.500.000 7.867.125.000 Tugboat Floating crane 2.051.494.513 5.463.927.594 Floating crane

Total 13.296.050.916 16.588.545.243 Total

Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa seluruh klaim asuransi tersebut dapat ditagih seluruhnya.

The Group’s management is of the opinion that all of the above insurance claims can be fully collected.

7. PERSEDIAAN (lanjutan) 7. INVENTORIES (continued)

Page 121: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

68

9. ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA (lanjutan)

9. OTHER NON-CURRENT FINANCIAL ASSETS (continued)

Deposito berjangka yang penggunaannya dibatasi

merupakan deposito berjangka milik Entitas Anak di PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka panjang dari bank yang sama (Catatan 19). Deposito berjangka ini memperoleh bunga pada tingkat bunga tahunan 0,75% pada tahun 2011 dan kisaran tingkat bunga tahunan dari 0,75% sampai dengan 1,00% pada tahun 2010.

Restricted time deposits represent a Subsidiary’s time deposits placed in PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) which are used as collateral for the long-term bank loan from the same bank (Note 19). The time deposits earned interest at the annual rate of 0.75% in 2011 and at annual rates ranging from 0.75% to 1.00% in 2010.

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI 10. INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES Rincian investasi pada entitas asosiasi adalah

sebagai berikut: The details of investments in associated

companies are as follows: Akumulasi bagian atas laba (rugi) neto entitas asosiasi/ Accumulated Persentase (%) share in net pemilikan/ earnings (losses) Percentage (%) Biaya perolehan/ of associated Nilai tercatat/ of ownership Cost companies Carrying value

2011 2011 PT Berlian Limatama 50 125.000.000 1.496.880.481 1.621.880.481 PT Berlian Limatama

PT Tri Sari Veem dan entitas anak 40 1.000.000.000 (356.546.859) 643.453.141 PT Tri Sari Veem and subsidiaries

Neto 1.125.000.000 1.140.333.622 2.265.333.622 Net

Akumulasi bagian atas laba (rugi) Selisih kurs neto karena entitas penjabaran asosiasi/ laporan Accumulated keuangan/ Persentase (%) share in net Difference in pemilikan/ Biaya earnings (losses) foreign Nilai tercatat/ Percentage (%) perolehan/ of associated currency Carrying of ownership Cost companies translation value

2010 2010 Royal Tanker Shipping S.A. Royal Tanker Shipping S.A. dan entitas anak (Royal) 50 112.074.372.500 (45.477.416.466) 1.837.819.601 68.434.775.635 and subsidiaries (Royal) PT Berlian Limatama 50 125.000.000 1.426.622.031 - 1.551.622.031 PT Berlian Limatama PT Tri Sari Veem dan entitas anak 40 1.000.000.000 (63.394.300) - 936.605.700 PT Tri Sari Veem and subsidiaries

Neto 113.199.372.500 (44.114.188.735) 1.837.819.601 70.923.003.366 Net

Rincian bagian atas laba (rugi) neto entitas asosiasi

- neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (disajikan sebagai “Bagian atas Rugi Neto Entitas Asosiasi - Neto” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian) adalah sebagai berikut:

The details of the net equity in net earnings (losses) of associated companies for the years ended December 31, 2011 and 2010 (presented as “Equity in Net Losses of Associated Companies - Net” in the consolidated statements of comprehensive income (loss)) are as follows:

Page 122: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

69

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan) 10. INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES (continued)

2011 2010

PT Berlian Limatama 70.258.450 156.000.063 PT Berlian Limatama PT Tri Sari Veem dan entitas anak (293.152.559) 145.081.465 PT Tri Sari Veem and subsidiaries Royal (320.002.959) (25.767.942.308) Royal

Neto (542.897.068) (25.466.860.780) Net Informasi tambahan sehubungan dengan entitas

asosiasi (tidak diaudit) adalah sebagai berikut: Additional information on the associated

companies (unaudited) is as follows: Tahun Mulai Kegiatan Total Aset Komersial/ pada tanggal Tanggal Year 31 Desember 2011/ Pendirian/ Commercial Total Assets Entitas Asosiasi/ Domisili/ Kegiatan Pokok/ Date of Operations as of December 31, Associated Company Domicile Principal Activity Establishment Started 2011

PT Berlian Limatama Banten, Ekspedisi muatan kapal laut/ 24 Juli/July 1996 1997 5.007.524.123 Indonesia Freight expedition

PT Tri Sari Veem dan Jakarta, Jasa pengurusan transportasi/ 19 November 1963 1963 3.996.458.588

entitas anak/ Indonesia Freight forwarding and subsidiaries

Pada tanggal 15 Maret 2011, Hyundai Merchant

Marine Co., Limited (HMM) dan Perusahaan mengadakan Perjanjian Jual Beli Saham (SPA) dan Option Term Sheet dimana HMM setuju untuk membeli 50% kepemilikan Perusahaan di Royal (termasuk jaminan keuangan yang diberikan oleh Perusahaan atas pinjaman yang diperoleh Royal) dan mengambil alih pinjaman Perusahaan ke Royal sebesar US$2.500.000 dengan harga pembelian sebesar US$1, dimana Perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali (Opsi) berdasarkan persyaratan dan kondisi dalam Option Term Sheet. SPA tersebut akan diselesaikan setelah seluruh kondisi prasyarat terpenuhi. Pada tanggal 31 Mei 2011, Perusahaan (sebagai Penjamin Awal), HMM (sebagai Penjamin Baru) dan Diamond Shipping S.A. dan Gold Navigation S.A. (sebagai Pemilik Kapal) mengadakan Novation Agreements, dimana para pihak setuju untuk mengalihkan semua kewajiban, liabilitas, klaim dan tuntutan Penjamin Awal kepada Penjamin Baru. Selain itu, Perusahaan (sebagai Assignor) dan HMM (sebagai Assignee) mengadakan Deed of Assignment of Intercompany Loan, dimana Assignor setuju untuk mengalihkan semua hak dan keuntungan dan manfaat dari Intercompany Loan Agreement kepada Assignee.

On March 15, 2011, Hyundai Merchant Marine Co., Limited (HMM) and the Company entered into Share Purchase Agreement (SPA) and Option Term Sheet whereby HMM agreed to buy the Company’s 50% ownership in Royal (including financial guarantees provided by the Company for the loan obtained by Royal) and to take over the Company’s loan to Royal amounting to US$2,500,000 for the consideration of US$1. The Company has an option (the Option) to buy back under terms and conditions in the Option Term Sheet. The SPA will be completed after all of the conditions precedent in the SPA have been fulfilled. On May 31, 2011, the Company (as Original Guarantor), HMM (as New Guarantor) and Diamond Shipping S.A. and Gold Navigation S.A. (as Owner) entered into Novation Agreements, whereby the parties agreed to transfer all the obligations, liabilities, claims and demands of the Original Guarantor to the New Guarantor. In addition, the Company (as Assignor) and HMM (as Assignee) entered into Deed of Assignment of Intercompany Loan whereby the Assignor agreed to assign all the Assignor’s rights, title and interest in and to the benefit of the Intercompany Loan Agreement to the Assignee.

Page 123: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

70

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan) 10. INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES (continued)

Perusahaan bertindak sebagai penjamin atas dua

pinjaman yang diperoleh Royal. Manajemen memutuskan untuk tidak melakukan penelaahan atas kontrak-kontrak jaminan keuangan tersebut dengan pertimbangan telah diadakan SPA dan Novation Agreement dengan HMM atas investasi dan kontrak jaminan keuangan Perusahaan di Royal. Menurut manajemen, kontrak-kontrak jaminan keuangan tersebut telah dialihkan ke Royal pada saat efektifnya SPA dan Novation Agreement (Catatan 44i).

The Company acts as a guarantor for two loans obtained by Royal. Management decided not to perform the assessment on the financial guarantee contracts as the Company’s investment and financial guarantee contract in Royal is already the subject of an SPA and Novation Agreement with HMM. According to the management, the financial guarantee contracts had been passed to Royal upon the effectiveness of the SPA and Novation Agreement (Note 44i).

Saat melaksanakan Opsi tersebut, Perusahaan

harus membayar HMM dengan jumlah: On exercising the Option, the Company will be

required to pay HMM an amount equal to the sum of:

a. Kas sebesar US$1 a. Cash consideration of US$1 b. 50% dari pinjaman pemegang saham yang

HMM berikan kepada Royal (atau entitas anaknya) pada periode dimana Perusahaan tidak menjadi pemegang saham di Royal ditambah dengan bunga tahunan sebesar 8,5% atas masing-masing pinjaman

b. 50% of the amount of any shareholder loans which HMM has made to Royal (or any of its subsidiaries) in the period in which the Company has not been a shareholder in Royal plus interest at the annual rate of 8.5% on each such loan

c. 50% dari jumlah yang dibayarkan HMM kepada pihak lain atas nama Royal (atau entitas anaknya) pada periode dimana Perusahaan tidak menjadi pemegang saham di Royal ditambah dengan bunga tahunan 8,5% atas masing-masing jumlah yang dibayarkan tersebut

c. 50% of the amount which HMM has paid to any party on behalf of Royal (or any of its subsidiaries) in the period in which the Company has not been a shareholder in Royal plus interest at the annual rate of 8.5% on each such amount

d. Premium (atau ekuitas negatif) sebesar US$1,6 juta

d. Premium (or negative equity) of US$1.6 million

e. Sebesar US$2,5 juta yang sebelumnya telah diberikan oleh Perusahaan sebagai pinjaman pemegang saham sehubungan dengan perjanjian pinjaman antara Perusahaan dan Royal ditambah dengan seluruh bunga yang masih harus dibayar menurut Perjanjian Pinjaman Pemegang Saham dan sebesar US$0,2 juta yang dibayar oleh HMM atas nama Royal untuk pembayaran saldo piutang pada tanggal dimana Opsi dilaksanakan, jika jumlah tersebut belum dibayarkan kembali oleh Royal pada tanggal tersebut.

e. The amount of US$2.5 million which has previously been provided by the Company as shareholder’s loan in terms of the loan agreement between the Company and Royal plus all interest accrued under the Shareholder’s Loan Agreement and the amount of US$0.2 million paid by HMM on behalf of Royal for payment of the Company’s outstanding receivable as at the date on which the Option is exercised, to the extent that such sum has not been repaid by Royal by that date.

Opsi tersebut akan berakhir dua tahun sejak tanggal Perjanjian SPA. Namun demikian, manajemen telah memutuskan untuk tidak melaksanakan Opsi tersebut karena Perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan.

The Option will expire two years from the date of the SPA. Management, however, has already decided not to exercise the Option due to the Company’s current financial difficulties.

Page 124: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

71

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (lanjutan) 10. INVESTMENTS IN ASSOCIATED COMPANIES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2011, manajemen

memutuskan untuk menghapuskan investasi di Royal dan mencatat kerugian sebesar Rp65.973.896.851 yang disajikan sebagai “Rugi atas Pelepasan Investasi pada Entitas Asosiasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011.

As of December 31, 2011, management decided to write off the investment in Royal and recorded the loss amounting to Rp65,973,896,851, which is presented as “Loss on Disposal of Investment in Associated Company” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss).

11. ASET TETAP 11. FIXED ASSETS Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: The details of fixed assets are as follows:

2011

Selisih Kurs karena Penjabaran Saldo Laporan Keuangan/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Awal/ Difference in Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Akhir/ Beginning Foreign Currency Additions/ Deductions/ Ending Balance Translation Reclassifications Reclassifications Balance

Biaya Perolehan Cost Tanah 21.509.125.000 - - - 21.509.125.000 Land Bangunan dan prasarana 12.590.364.284 - 20.700.981.683 4.311.834.443 28.979.511.524 Buildings and improvements Kapal 4.002.266.397.810 7.537.361.513 754.932.722.293 67.789.769.755 4.696.946.711.861 Vessels Biaya pemugaran 219.672.271.004 292.992.464 88.675.842.267 102.227.623.883 206.413.481.852 Dry docking costs Mesin dan peralatan 35.734.812.828 9.672.199 2.699.135.964 4.969.506.168 33.474.114.823 Machinery and equipment Peralatan kantor 19.800.383.337 3.576.618 2.169.224.777 602.056.931 21.371.127.801 Office equipment Kendaraan 21.334.938.271 - 500.200.000 315.600.000 21.519.538.271 Vehicles

Sub-total 4.332.908.292.534 7.843.602.794 869.678.106.984 180.216.391.180 5.030.213.611.132 Sub-total Uang muka pembelian aset tetap, Advances for purchase of kapal dalam fixed assets, modifikasi dan vessel under bangunan dalam modification and penyelesaian 2.211.019.150.376 10.271.439.788 23.486.473.458 1.665.799.497.802 578.977.565.820 building in progress

Total 6.543.927.442.910 18.115.042.582 893.164.580.442 1.846.015.888.982 5.609.191.176.952 Total

Akumulasi Penyusutan. Accumulated Depreciation. Amortisasi dan Amortization and Penurunan Nilai Impairment Bangunan dan prasarana 7.215.685.158 - 744.482.608 4.311.834.443 3.648.333.323 Buildings and improvements Kapal 1.432.400.758.999 2.906.200.777 197.188.778.982 59.660.941.379 1.572.834.797.379 Vessels Biaya pemugaran 87.674.311.144 512.694.350 101.306.501.242 96.170.060.085 93.323.446.651 Dry docking costs Mesin dan peralatan 24.354.286.260 10.720.680 3.456.153.485 4.825.392.455 22.995.767.970 Machinery and equipment Peralatan kantor 17.144.706.892 3.116.655 1.370.798.409 493.534.336 18.025.087.620 Office equipment Kendaraan 18.234.410.818 - 1.403.657.049 315.600.000 19.322.467.867 Vehicles

Sub-total 1.587.024.159.271 3.432.732.462 305.470.371.775 165.777.362.698 1.730.149.900.810 Sub-total u

Penurunan Nilai 441.393.945.727 10.722.353.810 556.229.574.800 436.569.480.937 571.776.393.400 Impairment

Total 2.028.418.104.998 14.155.086.272 861.699.946.575 602.346.843.635 2.301.926.294.210 Total

Nilai Tercatat Neto 4.515.509.337.912 3.307.264.882.742 Net Carrying Value

Page 125: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

72

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

2010

Selisih Kurs karena Penjabaran Saldo Laporan Keuangan/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Awal/ Difference in Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Akhir/ Beginning Foreign Currency Additions/ Deductions/ Ending Balance Translation Reclassifications Reclassifications Balance

Biaya Perolehan Cost Tanah 360.000.000 - 21.149.125.000 - 21.509.125.000 Land Bangunan dan prasarana 12.590.364.284 - - - 12.590.364.284 Buildings and improvements Kapal 4.141.276.872.707 (43.104.887.954 ) - 95.905.586.943 4.002.266.397.810 Vessels Biaya pemugaran 229.305.075.109 (89.566.494 ) 136.501.367.995 146.044.605.606 219.672.271.004 Dry docking costs Mesin dan peralatan 32.470.356.234 (47.136.517 ) 3.570.094.693 258.501.582 35.734.812.828 Machinery and equipment Peralatan kantor 19.538.531.423 (17.621.556 ) 519.111.092 239.637.622 19.800.383.337 Office equipment Kendaraan 22.578.188.271 - - 1.243.250.000 21.334.938.271 Vehicles

Sub-total 4.458.119.388.028 (43.259.212.521 ) 161.739.698.780 243.691.581.753 4.332.908.292.534 Sub-total

Uang muka pembelian aset tetap, Advances for purchase of kapal dalam fixed assets, modifikasi dan vessel under

bangunan dalam modification and penyelesaian 1.903.970.196.072 (39.640.734.115 ) 366.928.582.100 20.238.893.681 2.211.019.150.376 building in progress

Total 6.362.089.584.100 (82.899.946.636 ) 528.668.280.880 263.930.475.434 6.543.927.442.910 Total

Akumulasi Penyusutan, Accumulated Depreciation, Amortisasi dan Amortization and Penurunan Nilai Impairment Bangunan dan prasarana 6.805.524.877 - 410.160.281 - 7.215.685.158 Buildings and improvements Kapal 1.282.622.783.878 (5.679.835.384 ) 196.958.774.359 41.500.963.854 1.432.400.758.999 Vessels Biaya pemugaran 133.266.103.394 (84.727.840 ) 100.537.541.196 146.044.605.606 87.674.311.144 Dry docking costs Mesin dan peralatan 20.438.951.566 (14.012.186 ) 4.050.314.889 120.968.009 24.354.286.260 Machinery and equipment Peralatan kantor 15.699.454.732 (10.105.317 ) 1.691.274.991 235.917.514 17.144.706.892 Office equipment Kendaraan 17.472.491.270 - 2.005.169.548 1.243.250.000 18.234.410.818 Vehicles

Sub-total 1.476.305.309.717 (5.788.680.727 ) 305.653.235.264 189.145.704.983 1.587.024.159.271 Sub-total

Penurunan Nilai - (2.130.635.647 ) 443.524.581.374 - 441.393.945.727 Impairment

Total 1.476.305.309.717 (7.919.316.374 ) 749.177.816.638 189.145.704.983 2.028.418.104.998 Total

Nilai Tercatat Neto 4.885.784.274.383 4.515.509.337.912 Net Carrying Value

Beban penyusutan dan amortisasi untuk tahun yang

berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dialokasikan sebagai berikut:

Depreciation and amortization expenses for the years ended December 31, 2011 and 2010 were charged to the following:

2011 2010

Beban jasa (Catatan 29) 301.031.271.343 300.626.468.079 Cost of services (Note 29) Beban umum dan administrasi General and administrative (Catatan 31) 4.439.100.432 5.026.767.185 expenses (Note 31)

Total 305.470.371.775 305.653.235.264 Total

Page 126: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

73

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued) Rincian pelepasan aset tetap pada tahun 2011 dan

2010 adalah sebagai berikut: The details of disposals of fixed assets in 2011

and 2010 are as follows:

2011 2010

Biaya perolehan 84.722.991.202 97.646.976.147 Cost Akumulasi penyusutan (70.283.962.977) (43.101.099.377) Accumulated depreciation

Jumlah tercatat neto 14.439.028.225 54.545.876.770 Net carrying amount Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan selama Translation adjustments tahun berjalan (1.196.839) - during the year Hasil penjualan aset tetap dan Proceeds from sale of fixed assets klaim asuransi 43.796.867.778 63.965.531.218 and insurance claim

Laba atas pelepasan aset tetap 29.356.642.714 9.419.654.448 Gain on disposal of fixed assets

Uang muka pembelian aset tetap, modifikasi kapal

dan bangunan dalam penyelesaian terdiri dari: Advances for purchase of fixed assets,

modification of vessel and building in progress consist of:

2011 2010

Uang muka pembelian kapal, mesin Advances for purchase of vessels, dan tanah (Catatan 38d) 578.977.565.820 1.283.190.756.807 engines and land (Note 38d) Kapal dalam modifikasi - 915.589.509.218 Vessel under modification Bangunan dalam penyelesaian - 12.238.884.351 Building in progress

Total 578.977.565.820 2.211.019.150.376 Total Kapal dalam modifikasi merupakan pengkonversian

MT Urwasi dari oil tanker menjadi Floating Storage Offloading (FSO). Jumlah yang belum dibayarkan kepada para kontraktor dan pemasok sehubungan dengan konversi MT Urwasi adalah sebesar Rp275 miliar dan Rp378 miliar masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dan disajikan sebagai bagian dari “Utang Lain-lain” (Catatan 16) pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

The vessel under modification represents the conversion of MT Urwasi from oil tanker to Floating Storage Offloading (FSO). The unpaid balances to contractors and suppliers for the conversion of MT Urwasi amounting to Rp275 billion and Rp378 billion as of December 31, 2011 and 2010, respectively, are presented as part of “Other Payables” (Note 16) in the consolidated statements of financial position.

Konversi MT Urwasi belum diselesaikan seluruhnya

karena AC belum membayar liabilitasnya yang telah jatuh tempo kepada Keppel, sebagai galangan kapal yang ditunjuk untuk melakukan modifikasi MT Urwasi. Berdasarkan perjanjian dengan Keppel apabila AC terlambat membayar tagihan yang telah jatuh tempo, maka antara lain:

The conversion of MT Urwasi has not been fully completed due to AC’s failure to pay its overdue liability to Keppel, as the appointed shipyard to modify MT Urwasi. Based on the agreement with Keppel, if AC delays the payment on the overdue bills, among others:

Page 127: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

74

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

i) AC akan dikenakan bunga sebesar 1% per bulan. Bunga yang harus dibayarkan oleh AC kepada Keppel sehubungan dengan belum dibayarkannya tagihan yang telah jatuh tempo adalah sebesar Rp45,2 miliar. AC tidak mengakui denda bunga tersebut pada tanggal 31 Desember 2010.

i) AC will be charged 1% interest per month. The amount of interest that should be paid by AC to Keppel in relation to the unpaid overdue bills amounted to Rp45.2 billion. AC has not recognized such penalties as of December 31, 2010.

ii) Jika AC gagal untuk melakukan pembayaran manapun yang diharuskan oleh Keppel, seluruh jumlah yang belum dibayar akan menjadi terutang dan jatuh tempo dan Keppel akan bebas memilih untuk memperpanjang atau menghentikan semuanya dengan, dan/atau membatalkan kontrak tanpa memberikan ganti rugi ke AC.

ii) If AC fails to make any payment as required by Keppel, the entire amount outstanding shall become due and payable and Keppel shall be at liberty to suspend or stop all work with, and/or cancel this contract without any compensation to AC.

iii) Keppel berhak untuk mengambil proses hukum

untuk menyita kapal atau kapal lainnya yang dimiliki oleh AC.

iii) Keppel shall be entitled to take legal action to confiscate the vessel or any other vessels owned by AC.

Pada bulan Juli 2011, Keppel, melalui Pengadilan Tertinggi Singapura, menahan dan melelang MT Urwasi dengan cara Sheriff’s Sale, dan Keppel mengajukan perkara di Pengadilan Singapura. Kerugian yang timbul dari penjualan MT Urwasi sebesar Rp545 miliar tersebut dicatat sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011.

In July 2011, Keppel, through the Supreme Court of Singapore, confiscated and sold in an auction MT Urwasi by Sheriff’s Sale, and Keppel submitted the case to the Singapore Court. The loss arising from the sale of MT Urwasi amounting to Rp545 billion is presented as part of “Other Operating Expenses” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss).

Penambahan kapal pada tahun 2011 terdiri atas perolehan dua kapal bulk carrier. Pengurangan aset tetap pada tahun 2011 terutama berasal dari penghapusan biaya pemugaran (docking) yang telah habis diamortisasi dan penjualan tiga kapal milik Perusahaan (MV Alas, MV Gayatri, dan MV Hanjani). Laba yang diperoleh dari penjualan tiga kapal tersebut adalah sebesar Rp29,3 miliar.

Additions to vessels in 2011 consist of the acquisition of two bulk carriers. Deductions of fixed assets in 2011 mainly represent write-off of dry docking costs which have been fully amortized and the sale of the three vessels (MV Alas, MV Gayatri, and MV Hanjani) owned by the Company. Gain arising from the sale of the three vessels amounted to Rp29.3 billion.

Tidak ada penambahan kapal pada tahun 2010 dan pengurangan aset tetap pada tahun 2010 terutama berasal dari penjualan satu kapal tanker (MT Gas Jaya) milik Entitas Anak pada tanggal 22 Juni 2010, penghapusan biaya pemugaran (docking) yang telah habis diamortisasi, dan penghapusan biaya awal sehubungan dengan pembatalan pembelian mesin dan peralatan serta pekerjaan modifikasi sehubungan dengan diberhentikannya modifikasi MT Urwasi. Laba yang diperoleh dari penjualan MT Gas Jaya tersebut adalah sebesar US$1.034.626 (setara dengan Rp9,4 miliar).

There is no addition to vessels in 2010 and the deductions of fixed assets in 2010 mainly represent the sale of one tanker (MT Gas Jaya) owned by a Subsidiary on June 22, 2010, write-off of dry docking costs which have been fully amortized, and write-off of initial cost due to the cancellation of purchase of machineries and equipment and work on modification in relation to the stoppage of modification of MT Urwasi. Gain arising from the sale of MT Gas Jaya amounted to US$1,034,626 (equivalent to Rp9.4 billion).

Page 128: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

75

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

Tanah milik Perusahaan merupakan tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) dengan luas area 13.968 meter persegi, yang berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan dan Kalimantan Selatan. HGB tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2013 dan 2031 dan manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa HGB tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut.

The land account represents parcels of land with certificates of usage rights and total area of 13,968 square meters, located in Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan and South Kalimantan. These certificates will expire on various dates between 2013 and 2031 and the Company’s management is of the opinion that the rights can be renewed once they expire.

Sehubungan dengan penerbitan Wesel Bayar

Jangka Menengah Syariah Ijarah II (Medium-Term Notes - MTN II) oleh Perusahaan pada tanggal 27 Juni 2008, hak atas manfaat yang dihasilkan dari kapal Perusahaan (MV Saraswati dan MV Dewi Umayi) dialihkan ke PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai objek ijarah. Hak kepemilikan atas objek ijarah tetap berada di Perusahaan (Catatan 21).

In connection with the Company’s issuance of Medium-Term Notes Syariah Ijarah II (MTN II) on June 27, 2008, the rights over the benefits derived from the use of the Company’s vessels, (MV Saraswati and MV Dewi Umayi), as ijarah objects, have been transferred to PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. The ownership of the ijarah objects, however, remains with the Company (Note 21).

Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas

pinjaman jangka panjang tertentu pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 19). Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah nilai tercatat kapal yang dijadikan sebagai jaminan masing-masing adalah sebesar Rp2,73 triliun dan Rp2,24 triliun.

Fixed assets are pledged as collateral to certain long-term debts in 2011 and 2010 (Note 19). As of December 31, 2011 and 2010, the total carrying value of vessels which are used as collaterals is Rp2.73 trillion and Rp2.24 trillion, respectively.

Tanah dan bangunan yang berlokasi di Jl. Abdul

Muis No. 48-50, Jakarta digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Multiarta Sentosa (Catatan 14 dan 19). Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah nilai tercatat tanah dan bangunan yang dijadikan sebagai jaminan masing-masing adalah sebesar Rp17,4 miliar dan Rp14,7 miliar.

Land and building which are located at Jl. Abdul Muis No. 48-50, Jakarta are pledged as collateral to a loan obtained from PT Bank Multiarta Sentosa (Notes 14 and 19). As of December 31, 2011 and 2010, the total carrying value of land and building which are used as collateral is Rp17.4 billion and Rp14.7 billion, respectively.

Beban keuangan yang dikapitalisasi ke dalam uang

muka pembelian aset tetap untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp49.030.254.084.

Financing costs capitalized to advances for purchase of fixed assets in 2010 amounted to Rp49,030,254,084.

Pada tanggal 31 Desember 2011, kapal Kelompok

Usaha yang diasuransikan terhadap kerusakan lambung dan mesin kapal (Hull and Machinery) dan Increased Value dengan nilai pertanggungan sebesar US$324.150.000 melalui L.C.H. (S) Pte., Ltd. dan Price Forbes, Ltd., dan diasuransikan terhadap risiko perang dengan nilai pertanggungan sebesar US$324.150.000 melalui Price Forbes, Ltd.

As of December 31, 2010, the Group’s vessels are covered by insurance against damage of Hull and Machinery and Increased Value under blanket policies for US$324,150,000 through L.C.H. (S) Pte., Ltd. and Price Forbes, Ltd., and by insurance against risk from wars for a sum of US$324,150,000 through Price Forbes, Ltd.

Page 129: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

76

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued) Kapal Kelompok Usaha juga diasuransikan dengan

perlindungan dan penggantian termasuk kerugian pihak ketiga sehubungan dengan pengoperasian kapal dengan ganti rugi maksimum sebesar US$4.580.000.000 per kapal dan terhadap pencemaran lingkungan dengan ganti rugi maksimal berkisar antara US$500.000.000 sampai dengan US$1.000.000.000 per kapal untuk kapal bulk carrier, kapal general cargo dan kapal tanker dan sebesar US$500.000.000 per kapal untuk kapal tunda, kapal tongkang dan floating crane melalui British Marine Luxembourg S.A., North of England P&I Association Ltd. dan The Britannia Steam Ship Insurance Association Ltd., pihak ketiga.

The Group’s vessels are also covered by P&I (Protection and Indemnity) insurance including third party losses connected with the vessels’ operations with maximum liability of US$4,580,000,000 per vessel and environmental pollution with maximum liability ranging from US$500,000,000 to US$1,000,000,000 per vessel for bulk carriers, general cargo and tankers and US$500,000,000 per vessel for tugboats, barges and floating crane through British Marine Luxembourg S.A., North of England P&I Association Ltd. and The Britannia Steam Ship Insurance Association Ltd., third parties.

Nilai pertanggungan asuransi atas kapal tertentu

berdasarkan polis yang dikeluarkan oleh L.C.H. (S) Pte., Ltd. dan Price Forbes, Ltd. digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang tertentu pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 19).

The insurance policies (covering certain vessels) which were issued by L.C.H. (S) Pte., Ltd. and Price Forbes, Ltd. were pledged as collateral for certain long-term debts in 2011 and 2010 (Note 19).

Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh mesin

dan peralatan, kendaraan, bangunan dan perlengkapan kantor Kelompok Usaha diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar US$1.045.487 dan Rp41.602.400.000, melalui perusahaan asuransi PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Raksa Pratikara dan PT Adhisata Utama, pihak-pihak ketiga.

As of December 31, 2011, all of the Group’s machinery and equipment, vehicles, buildings and office equipment are covered by insurance from fire and other risks under total blanket policies for US$1,045,487 and Rp41,602,400,000, through PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Raksa Pratikara and PT Adhisata Utama, third parties.

Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa

nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

The Group’s management is of the opinion that these insurance coverages are adequate to cover possible losses arising from such risks.

Pada tanggal 31 Desember 2011, Entitas Anak

mencatat penurunan nilai kapal-kapal tertentu sebesar Rp423.566.986.800. Penurunan nilai tersebut disajikan sebagai bagian dari “Beban Jasa” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Selain itu, Perusahaan dan salah satu Entitas Anak mencatat penurunan nilai atas uang muka pembelian aset tetap sebesar Rp147.069.499.495 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Namun demikian, salah satu Entitas Anak belum menyelesaikan pehitungan penurunan nilai pakai atas kapalnya yang mempunyai indikasi penurunan nilai.

As of December 31, 2011, the Subsidiaries recognized impairment in value of certain vessels amounting to Rp423,566,986,800. The impairment loss is presented as part of “Cost of Services” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss). In addition, the Company and a Subsidiary recognized impairment in value of advances for purchase of fixed assets amounting to Rp147,069,499,495 which is presented as part of “Other Operating Expenses” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss). However, a Subsidiary has not concluded the value in use calculation on its vessel which has indications of impairment.

Page 130: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

77

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued) Berdasarkan laporan penilaian surveyor tanggal

1 November 2010 yang dilakukan oleh PT Survindotama Persada, surveyor independen, Entitas Anak mencatat penurunan nilai untuk modifikasi kapal MT Urwasi sebesar Rp245.389.037.246. Penurunan nilai aset tetap tersebut disajikan sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010.

Based on a surveyor valuation report dated November 1, 2010 of PT Survindotama Persada, an independent surveyor, a Subsidiary recognized impairment in value on the modification of MT Urwasi amounting to Rp245,389,037,246. The impairment loss is presented as part of “Other Operating Expenses” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss).

Pada tanggal 31 Desember 2010, GBSL mencatat

penurunan nilai sebesar Rp198.135.544.128 untuk uang muka pembelian kapal. Penurunan nilai uang muka tersebut disajikan sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010 (Catatan 38d).

As of December 31, 2010, GBSL recognized impairment in value amounting to Rp198,135,544,128 on the advances for purchase of vessels. The impairment loss is presented as part of “Other Operating Expenses” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss) (Note 38d).

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat

penurunan nilai aset tetap lainnya pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kecuali yang disebutkan di atas.

Management believes that there was no impairment in the value of other fixed assets as of December 31, 2011 and 2010, except as discussed above.

Jumlah terpulihkan untuk kapal-kapal yang

rencananya akan dijual ditentukan berdasarkan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual kapal tersebut.

The recoverable amount of the vessels which are intended to be sold is determined based on fair value less cost to sell of the related vessels.

Jumlah terpulihkan untuk kapal-kapal yang masih

digunakan, ditentukan berdasarkan nilai pakai yang dihitung dengan menggunakan proyeksi arus kas yang disetujui oleh manajemen Kelompok Usaha. Pada tahun 2011, perhitungan nilai pakai untuk kapal-kapal tersebut sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi berikut:

The recoverable amount of the vessels which are still used is determined based on future cash flow projections which are approved by the management of the Group. In 2011, the calculation of the value in use for the vessels is most sensitive with respect to the following assumptions:

• Tingkat diskonto • Discount rate Tingkat diskonto dihitung dengan menggunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC). Perhitungan WACC digunakan dengan memperhitungkan utang dan ekuitas. Tingkat diskonto sebelum pajak diterapkan pada proyeksi arus kas adalah 8,04%.

The discount rate calculation is derived from its Weighted Average Cost of Capital (WACC). The WACC takes into account both debt and equity. The pre-tax discount rate applied to the cash flow projection is 8.04%.

• Tingkat pertumbuhan • Growth rate

Tingkat pertumbuhan yang digunakan berdasarkan estimasi terbaik dari manajemen setelah memperhitungkan kondisi industri dan pasar. Tingkat pertumbuhan yang digunakan oleh Kelompok Usaha adalah sebesar 10%.

Rates are based on the management’s best estimate after considering the industry and market conditions. The growth rate used by the Group is 10%.

Page 131: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

78

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

• Service cost price inflation • Service cost price inflation Pergerakan biaya dimasa lalu digunakan sebagai indikator dari pergerakan harga dimasa datang.

Actual past service cost movements are used as indicator of future price movements.

12. PROPERTI INVESTASI 12. INVESTMENT PROPERTIES

2011

Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Saldo Awal/ Additions/ Disposals/ Saldo Akhir/ Beginning Balance Reclassifications Reclassifications Ending Balance

Biaya Perolehan Cost Tanah 4.758.501.643 - - 4.758.501.643 Land Bangunan 895.514.373 - - 895.514.373 Buildings

Sub-total 5.654.016.016 5.654.016.016 Sub-total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Bangunan 512.822.653 23.223.375 - 536.046.028 Buildings

Neto 5.141.193.363 5.117.969.988 Net

2010

Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Saldo Awal/ Additions/ Disposals/ Saldo Akhir/ Beginning Balance Reclassifications Reclassifications Ending Balance

Biaya Perolehan Cost Tanah 25.907.626.643 - 21.149.125.000 4.758.501.643 Land Bangunan 10.832.765.123 - 9.937.250.750 895.514.373 Buildings

Sub-total 36.740.391.766 - 31.086.375.750 5.654.016.016 Sub-total

Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Bangunan 1.455.377.728 417.689.050 1.360.244.125 512.822.653 Buildings

Neto 35.285.014.038 5.141.193.363 Net

Penyusutan yang dibebankan pada beban umum

dan administrasi adalah sebesar Rp23.223.375 dan Rp417.689.050 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 31).

Depreciation charged to general and administrative expenses amounted to Rp23,223,375 and Rp417,689,050 in 2011 and 2010, respectively (Note 31).

Pada tahun 2010, manajemen memutuskan untuk

merenovasi properti investasi tertentu yang akan digunakan untuk operasi Perusahaan dalam jangka waktu dekat, sehingga properti investasi tersebut direklasifikasi ke aset tetap.

In 2010, management decided to renovate certain of the investment properties which would be used in the Company’s operations in the near future, therefore, such investment properties were reclassified to fixed assets.

Properti investasi, kecuali tanah, diasuransikan

terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp1.700.000.000 pada tanggal 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang diasuransikan.

Investment properties, except land, are covered by insurance against fire and other risks under blanket policies for Rp1,700,000,000 as of December 31, 2011. In management’s opinion, the above insurance coverage is adequate to cover possible losses that may arise from such risks.

Page 132: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

79

12. PROPERTI INVESTASI (lanjutan) 12. INVESTMENT PROPERTIES (continued) Nilai wajar dari properti investasi pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp21,9 miliar dan Rp21,8 miliar, yang telah ditentukan berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yang diterbitkan Kantor Pajak.

The fair value of investment properties as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp21.9 billion and Rp21.8 billion, respectively, which has been determined based on the Tax Office’s sale value of tax objects (NJOP).

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat

kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

Management believes that there were no events or changes in circumstances which indicate impairment in the value of the investment properties as of December 31, 2011 and 2010.

13. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA 13. OTHER NON-CURRENT ASSETS Aset tidak lancar lainnya terdiri dari: Other non-current assets consist of:

2011 2010

Sewa dibayar dimuka Long-term prepaid jangka panjang (Catatan 38c dan 38d) 36.343.301.684 37.444.790.727 lease (Notes 38c and 38d) Beban ditangguhkan - hak atas tanah - neto 1.263.083.263 1.338.053.955 Deferred landrights expense - net Lain-lain 1.004.430.564 1.411.076.670 Others

Total 38.610.815.511 40.193.921.352 Total

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK 14. SHORT-TERM BANK LOANS Pinjaman bank jangka pendek terdiri dari: Short-term bank loans consist of the following:

2011 2010

Pinjaman promes berulang Revolving promissory note PT Bank Internasional PT Bank Internasional Indonesia Tbk Indonesia Tbk (US$20.000.000) - 179.820.000.000 (US$20,000,000) Pinjaman berulang Revolving loans Dolar Amerika Serikat United States dollar The Bank of Tokyo The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. Mitsubishi UFJ, Ltd. (US$15.000.000) - 134.865.000.000 (US$15,000,000) Rupiah Rupiah PT Bank Mizuho Indonesia - 100.000.000.000 PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank DBS Indonesia - 32.000.000.000 PT Bank DBS Indonesia Pinjaman letter of credit (L/C) yang telah jatuh tempo Overdue letter of credit (L/C) loan PT Bank DBS Indonesia PT Bank DBS Indonesia (US$5.997.554) - 53.924.006.935 (US5,997,554) Pinjaman rekening koran Overdrafts PT Bank Central Asia Tbk - 49.999.232.648 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Multiarta Sentosa - 7.823.133.933 PT Bank Multiarta Sentosa

Total - 558.431.373.516 Total

Page 133: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

80

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Suku bunga tahunan pada tahun 2011 dan 2010, jaminan, persyaratan keuangan dan tanggal jatuh tempo atas pinjaman bank jangka pendek adalah sebagai berikut:

Annual interest rates in 2011 and 2010, collaterals, financial covenants and maturity dates of the short-term bank loans are as follows:

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/Annual Interest Rates*

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan

Keuangan/Financial Covenants

Tanggal

Jatuh Tempo/ Maturity Dates

Pinjaman promes berulang/ Revolving promissory note

PT Bank

Internasional Indonesia Tbk (BII)

8,00% pada tahun 2011 dan 2010/8.00% in 2011 and 2010

Tidak ada/None Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Rasio utang

terhadap modal ≤ 3/ Debt to equity ratio ≤ 3

• Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (LSBPPA)/Beban bunga ≥ 2/Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA)/Interest Expense ≥ 2

• Rasio lancar ≥ 1/ Current ratio ≥ 1

• Saldo minimal rekening di BII adalah Rp30 miliar/ Minimum balance of account in BII of Rp30 billion

Sebelum restrukturisasi: 30 September 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring: September 30, 2010 (Note 19)

Pinjaman berulang/Revolving loans

The Bank of

Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BOTM)

8,50% pada tahun 2011 dan dari 7,43% sampai dengan 8,50% pada tahun 2010 (1,50% di atas Cost of Fund (COF) pada tahun 2010)/8.50% in 2011 and from 7.43% to 8.50% in 2010 (1.50% above COF in 2010)

Tidak ada/None Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Ekuitas ≥ Rp1 triliun/

Equity ≥ Rp1 trillion • Rasio utang

terhadap modal ≤ 3/ Debt to equity ratio ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2/EBITDA/ Interest expense ≥ 2

Sebelum restrukturisasi: 31 Agustus 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring: August 31, 2010 (Note 19)

Page 134: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

81

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/Annual Interest Rates*

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan

Keuangan/Financial Covenants

Tanggal

Jatuh Tempo/ Maturity Dates

Pinjaman berulang (lanjutan)/Revolving loans (continued)

PT Bank Mizuho Indonesia

(MZH)

14,00% pada tahun 2011 dan dari 12,25% sampai dengan 14,00% pada tahun 2010 (4,00% diatas COF pada tahun 2010)/ 14.00% in 2011 and from 12.25% to 14.00% in 2010 (4.00% above COF in 2010)

Tidak ada/None Tidak ada/None Sebelum restrukturisasi: 30 Agustus 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring: August 30, 2010 (Note 19)

PT Bank DBS

Indonesia (DBS)

12,90% pada tahun 2011 dan dari 12,00% sampai dengan 12,90% pada tahun 2010/ 12.90% in 2011 and from 12.00% to 12.90% in 2010

Tidak ada/None Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Rasio utang

terhadap modal ≤ 3/ Debt to equity ratio ≤ 3

• Rasio laba terhadap biaya bunga ≥ 2/ Interest coverage ratio ≥ 2

• Kekayaan neto ≥ Rp900 miliar/ Networth ≥ Rp900 billion

Sebelum restrukturisasi: 8 April 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring: April 8, 2010 (Note 19)

Pinjaman letter of credit (L/C) yang telah jatuh tempo/ Overdue letter of credit (L/C) loan

PT Bank DBS

Indonesia (DBS)

7,43% pada tahun 2011 dan dari 7,29% sampai dengan 7,43% pada tahun 2010/7.43% in 2011 and from 7.29% to 7.43% in 2010

Tidak ada/None Tidak ada/None

Sebelum restrukturisasi: 8 April 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring: April 8, 2010 (Note 19)

Page 135: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

82

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/Annual Interest Rates*

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan

Keuangan/Financial Covenants

Tanggal

Jatuh Tempo/ Maturity Dates

Pinjaman rekening koran/ Overdrafts

PT Bank Central

Asia Tbk (BCA)

Sebelum restrukturisasi: 12,00% pada tahun 2011 dan 2010/ Before restructuring: 12.00% in 2011 and 2010

Tidak ada/None Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Ekuitas ≥ Rp1 triliun/

Equity ≥ Rp1 trillion • Utang berbunga-

kas-deposito berjangka - surat berharga/Ekuitas ≤ 3/Interest bearing debt-cash-time deposits-marketable securities/Equity ≤ 3

• Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (LSBPPA)/Beban bunga ≥ 2/Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA)/Interest expense ≥ 2

Sebelum restrukturisasi: 30 September 2010 (Catatan 19)/ Before restructing: September 30, 2010 (Note 19)

PT Bank Multiarta

Sentosa (MAS)

Sebelum restrukturisasi: 12,00% pada tahun 2011 dan 13,00% pada tahun 2010/ Before restructuring: 12.00% in 2011 and 13.00% in 2010

Tanah dan bangunan Perusahaan (Catatan 11) serta jaminan pribadi dari Oentoro Surya/Company’s land and building (Note 11) and personal guarantee from Oentoro Surya

Tidak ada/None Sebelum restrukturisasi: 20 Oktober 2010 (Catatan 19)/ Before restructuring : October 20, 2010 (Note 19) Pembayaran sebagian pinjaman sejumlah Rp10.000.000.000 pada tanggal 28 Oktober 2010/ Partial payment of the loan amounting to Rp10,000,000,000 on October 28, 2010

* Tingkat bunga tahunan pada tahun 2011 (sebelum

restrukturisasi) adalah tingkat bunga terakhir yang dibebankan oleh kreditur di berbagai tanggal pada tahun 2010.

* The annual interest rates in 2011 (before restructuring) were the last interest rates charged by creditors at various dates in 2010.

Page 136: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

83

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Sebelum restrukturisasi Before restructuring Pinjaman promes berulang Revolving promissory note PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Apabila Perusahaan lalai untuk membayar sejumlah

uang yang terutang kepada BII, baik berupa jumlah pokok, bunga, biaya-biaya atau jumlah lain pada tanggal pembayaran, maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 24% per tahun terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If the Company fails to pay any amount owed to BII, including principal, interest, fees or others on the due date, it must pay a penalty interest of 24% per annum from the date such amount is due until it has been fully paid.

Pinjaman berulang Revolving loans The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BOTM) The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BOTM) Apabila jumlah pokok atau bunga dari pinjaman

atau biaya-biaya atau jumlah uang lainnya yang terutang kepada BOTM yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo, maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 2% per tahun di atas tingkat suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If any principal of or interest on any loan or any fee or any other amount payable is not paid when due to BOTM, the Company must pay a penalty interest of 2% per annum above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank Mizuho Indonesia (MZH) PT Bank Mizuho Indonesia (MZH) Jika Perusahaan lalai untuk membayar sejumlah

uang saat jatuh tempo kepada MZH maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 2% per tahun diatas suku bunga yang berlaku atau margin ditambah 2% per tahun di atas the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

In the event the Company fails to make any payment when due to MZH, it must pay a penalty interest of 2% per annum above the applicable interest rate or the margin plus 2% per annum above the bank’s cost of funding the overdue amount from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank DBS Indonesia (DBS) PT Bank DBS Indonesia (DBS) Jika terjadi kondisi default maka Perusahaan wajib

membayar denda bunga sebesar 3% per tahun diatas suku bunga yang berlaku.

When default takes place, the Company must pay a penalty interest of 3% per annum above the applicable interest rate.

Page 137: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

84

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)

Sebelum restrukturisasi (lanjutan) Before restructuring (continued) Pinjaman letter of credit yang telah jatuh tempo Overdue letter of credit (L/C) loan PT Bank DBS Indonesia (DBS) PT Bank DBS Indonesia (DBS) Utang pinjaman L/C yang telah jatuh tempo dari

PT Bank DBS Indonesia (DBS) merupakan utang sehubungan dengan penyelesaian jual beli bunker dengan Falcon Trade Corporation (Falcon) yang dijaminkan dengan L/C yang diterbitkan oleh DBS.

The overdue L/C loan payable to PT Bank DBS Indonesia (DBS) represents the payable in relation to the execution of sale and purchase of bunker agreement with Falcon Trade Corporation (Falcon) which is guaranteed by L/C issued by DBS.

Pinjaman rekening koran Overdrafts PT Bank Central Asia Tbk (BCA) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Apabila Perusahaan lalai untuk membayar utang

karena sebab apapun pada tanggal jatuh temponya maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 6% per tahun terhitung sejak tanggal jumlah tersebut wajib dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar seluruhnya.

If the Company fails to pay liabilities for any reason on the due date, it must pay a penalty interest of 6% per annum from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank Multiarta Sentosa (MAS) PT Bank Multiarta Sentosa (MAS) Apabila Perusahaan lalai untuk membayar sejumlah

uang yang wajib dibayarnya kepada MAS, baik jumlah pokok, angsuran utang pokok, ataupun bunga, pada tanggal pembayarannya, maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar suku bunga per tahun yang akan ditentukan oleh bank terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If the Company fails to pay any amount owed to MAS including principal, installment or interest on the due date, it must pay a penalty interest computed at a rate per annum determined by the bank from the date such amount is due until it has been fully paid.

Informasi lainnya Other information

Sebagai akibat dari krisis ekonomi global sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 43, pada tanggal 31 Desember 2010, Kelompok Usaha tidak dapat memenuhi beberapa rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman. Meskipun beberapa pinjaman lainnya tidak mensyaratkan pemenuhan beberapa rasio keuangan dalam perjanjian pinjamannya, namun pinjaman tersebut mencantumkan klausula cross default. Selain itu, Kelompok Usaha juga telah menghentikan pembayaran atas seluruh liabilitas derivatifnya, baik yang telah jatuh tempo maupun yang dihentikan

As a consequence of the global economic crisis as discussed in Note 43, as of December 31, 2010, the Group had been unable to meet certain financial ratios as required in the loan agreements. Although certain other loan agreements do not require financial ratios to be maintained, there are cross default provisions in the loan agreements. Also, the Group has ceased the payment of all of its derivative liabilities that are due, as well as those arising from early terminated contracts (unwound). The Group also

Page 138: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

85

14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 14. SHORT-TERM BANK LOANS (continued) Informasi lainnya (lanjutan) Other information (continued)

sebelum jatuh tempo (unwound). Kelompok Usaha juga telah menghentikan pembayaran pokok pinjaman yang telah jatuh tempo sehubungan dalam kondisi standstill informal yang diupayakan oleh Perusahaan.

has stopped all of the principal payments which are due and payable in relation to the informal standstill position initiated by the Company.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Kelompok Usaha sedang dalam proses meminta surat pernyataan pembebasan (waiver) secara formal dari para kreditur, atas tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut. Dalam keadaan demikian, para kreditur dapat atau mempunyai hak untuk menyatakan pinjaman-pinjaman tersebut dalam kondisi default dan meminta seluruh jumlah pinjaman menjadi segera terutang dan wajib bayar.

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Group was in the process of obtaining the formal waiver from its creditors regarding its inability to fulfill the loan covenants. In these circumstances, the creditors may declare the loans in default and ask for immediate repayment of all outstanding debts.

Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas pinjaman bank jangka pendek adalah sebesar Rp19,59 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

As of December 31, 2010, unpaid overdue interest on short-term bank loans amounted to Rp19.59 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010.

Setelah restrukturisasi After restructuring

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 42, pada

tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk seluruh pinjaman bank jangka pendek, oleh karena itu, seluruh pinjaman bank jangka pendek tersebut direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari “Pinjaman Jangka Panjang” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 19). Syarat dan kondisi pinjaman setelah restrukturisasi utang diungkapkan dalam Catatan 42.

As discussed in Note 42, on November 10, 2011, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with its lenders covering all of its outstanding short-term bank loans, therefore, all of the short-term bank loans were reclassified and presented as part of “Long-term Debts” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011 (Note 19). Terms and conditions of loans after the debt restructuring are disclosed in Note 42.

15. UTANG USAHA 15. TRADE PAYABLES Rincian utang usaha kepada pemasok dan

perusahaan keagenan adalah sebagai berikut: The details of trade payables to suppliers and

agencies are as follows:

2011 2010

Pihak ketiga Third parties Bukan keagenan 266.736.070.107 229.422.861.066 Non-agency Keagenan 66.240.494.538 36.122.063.050 Agency

Total 332.976.564.645 265.544.924.116 Total

Page 139: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

86

15. UTANG USAHA (lanjutan) 15. TRADE PAYABLES (continued) 2011 2010 Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Keagenan 46.910.750.491 28.506.504.635 Agency Bukan keagenan 9.270.650.903 18.923.277.902 Non-agency

Neto 56.181.401.394 47.429.782.537 Net

Rincian umur utang usaha adalah sebagai berikut: The aging schedule of trade payables is as

follows:

2011 2010

Pihak ketiga Third parties Kurang dari 31 hari 50.552.690.262 104.609.834.959 Less than 31 days 31 sampai 90 hari 60.068.809.212 33.236.106.506 31 to 90 days 91 sampai 180 hari 51.094.104.402 24.384.546.527 91 to 180 days Lebih dari 180 hari 171.260.960.769 103.314.436.124 More than 180 days

Total 332.976.564.645 265.544.924.116 Total Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Kurang dari 31 hari 1.603.362.740 12.766.837.334 Less than 31 days 31 sampai 90 hari 4.379.875.246 11.412.707.832 31 to 90 days 91 sampai 180 hari 15.674.684.731 13.739.253.142 91 to 180 days Lebih dari 180 hari 34.523.478.677 9.510.984.229 More than 180 days

Total 56.181.401.394 47.429.782.537 Total

Rincian utang usaha berdasarkan mata uang adalah

sebagai berikut: The details of trade payables based on currency

denominations are as follows:

2011 2010

Pihak ketiga Third parties Dolar Amerika Serikat United States dollar (US$20.350.008 pada tahun 2011 (US$20,350,008 in 2011 dan US$11.710.842 pada and US$11,710,842 tahun 2010) 184.533.874.071 105.292.182.519 in 2010) Rupiah 133.596.664.269 149.787.164.364 Rupiah Dolar Singapura Singapore dollar (Sin$1.514.214 pada tahun 2011 (Sin$1,514,214 in 2011 dan Sin$1.205.251 pada and Sin$1,205,251 tahun 2010) 10.560.625.825 8.413.389.975 in 2010) Dolar Hong Kong Hong Kong dollar (HK$2.699.210 pada tahun 2011 (HK$2,699,210 in 2011 dan HK$144.043 pada and HK$144,043 tahun 2010) 3.150.544.764 166.432.905 in 2010) Euro Eropa European euro (Euro65.579 pada tahun 2011 (Euro65,579 in 2011 dan Euro49.048 and Euro49,048 tahun 2010) 769.832.282 586.404.121 in 2010) Yen Jepang Japanese yen (JP¥3.125.201 pada tahun 2011 (JP¥3,125,201 in 2011 dan JP¥11.781.215 pada and JP¥11,781,215 tahun 2010) 365.023.434 1.299.350.232 in 2010)

Total 332.976.564.645 265.544.924.116 Total

Page 140: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

87

15. UTANG USAHA (lanjutan) 15. TRADE PAYABLES (continued) 2011 2010

Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) Related parties (Note 33) Rupiah 38.150.424.601 33.901.235.981 Rupiah Dolar Amerika Serikat (US$1.988.418 pada tahun United States dollar 2011 dan US$1.231.772 (US$1,988,418 in 2011 and pada tahun 2010) 18.030.976.793 11.074.862.141 US$1,231,772 in 2010) Dolar Singapura Singapore dollar (Sin$351.500) - 2.453.684.415 (Sin$351,500)

Total 56.181.401.394 47.429.782.537 Total

Tidak ada jaminan yang diberikan Kelompok Usaha

atas utang usaha tersebut. All of the Group’s trade payables are unsecured.

16. UTANG LAIN-LAIN 16. OTHER PAYABLES

Rincian utang lain-lain adalah sebagai berikut: The details of other payables are as follows:

2011 2010

Pihak ketiga Third parties Galangan kapal (Catatan 11) 398.614.950.696 521.778.171.468 Shipyards (Note 11) Mount Kaba Shipping LLC Mount Kaba Shipping LLC (US$18.800.000 - Catatan 38d) 170.478.400.000 169.030.800.000 (US$18,800,000 - Note 38d) Perusahaan asuransi Insurance company (Catatan 19 dan 39a) 26.283.128.605 38.014.020.468 (Notes 19 and 39a) Lain-lain 85.748.635.183 80.013.955.327 Others

Total 681.125.114.484 808.836.947.263 Total Pihak-pihak berelasi (Catatan 33) 933.234.385 8.059.704.079 Related parties (Note 33)

Kewajiban kepada galangan kapal merupakan

kewajiban sehubungan dengan modifikasi dan pemugaran kapal terutama kepada Keppel dan Yiu Lian Dockyards (Shekou) Ltd.

The obligations to the shipyards arose in relation to the modification and the dry docking of vessels which are mainly obligations to Keppel and Yiu Lian Dockyards (Shekou) Ltd.

Page 141: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

88

17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 17. ACCRUED EXPENSES Biaya masih harus dibayar terdiri dari akrual sebagai

berikut: Accrued expenses consist of accruals for the

following:

2011 2010

Litigasi 162.825.298.176 - Litigation Beban operasi kapal milik dan Operating costs of owned and kapal sewa 133.593.449.865 109.700.406.444 chartered vessels Beban bunga Interest expense (Catatan 14, 19, 20 dan 21) 81.314.174.803 141.733.680.784 (Notes 14, 19, 20 and 21) Biaya pemugaran 29.995.637.802 29.564.094.908 Dry docking costs Beban keagenan 5.013.889.004 3.895.471.800 Agency expenses Lain-lain 174.324.858.534 54.760.829.113 Others

Total 587.067.308.184 339.654.483.049 Total

18. PERPAJAKAN 18. TAXATION

a. Utang pajak terdiri dari: a. Taxes payable consist of:

2011 2010

Pajak penghasilan Income taxes Pasal 15 5.185.333.530 4.898.911.918 Article 15 Pasal 21 5.065.799.741 1.509.853.038 Article 21 Pasal 23 5.456.248.523 3.945.745.473 Article 23 Pasal 25 - 113.750.256 Article 25 Pasal 29 1.286.740.681 546.653.783 Article 29 Pasal 4(2) 14.120.329 116.507.116 Article 4(2) Lain-lain 511.878.491 228.823.300 Others Pajak pertambahan nilai 50.157.838.452 34.531.887.619 Value added tax

Total 67.677.959.747 45.892.132.503 Total

b. Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

b. The reconciliation between loss before income tax, as shown in the consolidated statements of comprehensive income (loss), and the Company’s estimated taxable income for the years ended December 31, 2011 and 2010, is as follows:

2011 2010

Rugi sebelum pajak Loss before income tax per penghasilan menurut laporan consolidated statements laba rugi komprehensif of comprehensive konsolidasian (2.048.708.818.985) (1.596.191.205.562) income Rugi Entitas Anak Loss of Subsidiaries sebelum pajak penghasilan (1.301.902.275.653) (646.426.117.903) before income tax

Rugi Perusahaan Loss before income tax sebelum pajak penghasilan (746.806.543.332) (949.765.087.659) attributable to the Company

Page 142: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

89

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXATION (continued) 2011 2010

Koreksi positif: Positive corrections: Beban yang berhubungan dengan Cost and expenses related to penghasilan yang telah income already subjected dikenakan pajak bersifat final: to final tax: Beban jasa, beban usaha Cost of services, operating dan beban lainnya 1.216.824.619.633 1.116.902.866.689 expenses and other charges Kerugian atas penurunan nilai Impairment loss aset keuangan 113.473.726.770 407.521.598.083 on financial assets Kerugian atas pelepasan investasi Loss on disposal of investment in pada entitas asosiasi 65.973.896.851 - associated company Beban pajak 11.065.625.306 1.500.819.484 Tax expense Kesejahteraan karyawan 3.832.966.961 3.432.556.485 Employee benefits in kind Penghasilan dari Entitas Anak di luar negeri 3.057.207.990 6.746.060.998 Income from overseas Subsidiaries Penyusutan aset tetap 1.543.228.748 1.926.764.159 Depreciation of fixed assets Provisi untuk imbalan kerja 705.367.605 916.470.881 Provision for employee benefits Bagian atas rugi neto Equity in net losses of entitas asosiasi - neto 542.897.068 25.466.860.780 associated companies - net Sumbangan dan representasi 185.686.730 252.812.788 Donation and representation Beban kontrak jaminan keuangan - 9.054.728.208 Financial guarantee contract expense Lain-lain 18.952.600 - Other Koreksi negatif: Negative corrections: Pendapatan yang telah dikenakan Income already subjected to pajak bersifat final: final tax: Pendapatan jasa (564.729.583.914) (574.293.946.892) Service revenue Pendapatan bunga (830.920.779) (1.411.378.637) Interest income Pendapatan lain-lain (320.000.000) (384.000.000) Other income Selisih lebih nilai tercatat dengan Excess of carrying nilai wajar utang yang amount over fair value of direstrukturisasi - neto (88.613.491.286) - restructured debts - net Pembalikan beban kontrak Reversal of financial guarantee jaminan keuangan (9.054.728.208) - contract expense Laba atas pelepasan aset Gain on disposal of fixed tetap (161.953.081) (179.083) asset

Taksiran penghasilan kena pajak Company’s estimated Perusahaan 6.706.955.662 47.866.946.284 taxable income

Perusahaan akan menyampaikan Surat

Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) tahun 2011 sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak yang disebutkan di atas.

The Company will file its 2011 Annual Tax Return (SPT) based on the estimated taxable income as shown above.

Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan

untuk tahun 2010 sebagaimana disebutkan di atas, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam SPT pajak penghasilan badan tahun 2010 yang dilaporkan ke Kantor Pajak.

The Company’s taxable income for 2010, as shown above, conforms with the amount reported in its 2010 corporate income tax return.

Page 143: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

90

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXATION (continued)

c. Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan taksiran utang pajak penghasilan (tagihan pajak penghasilan) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

c. The computations of current income tax expense and estimated income tax payable (claims for income tax refund) for the years ended December 31, 2011 and 2010 are as follows:

2011 2010

Taksiran penghasilan kena pajak Estimated taxable income Perusahaan Company Final 564.729.583.914 574.293.946.892 Final Non-final (dibulatkan) 6.706.955.000 47.866.946.000 Non-final (rounded-off) Entitas Anak Subsidiaries Final 732.772.220.090 835.033.481.117 Final Non-final 8.285.795.000 6.451.809.082 Non-final Beban pajak tahun berjalan Current income tax expense Perusahaan Company Final 6.776.755.007 6.891.527.368 Final Non-final 1.676.738.750 11.966.736.500 Non-final

Entitas Anak Subsidiaries Final 8.793.266.630 10.091.112.118 Final Non-final 1.701.014.995 1.297.376.876 Non-final

Total beban pajak tahun berjalan 18.947.775.382 30.246.752.862 Total current income tax expense

Pajak penghasilan dibayar dimuka Prepayments of income taxes Perusahaan Company Final 6.161.336.182 6.773.792.018 Final Non-final 978.055.997 11.737.873.344 Non-final Entitas Anak Subsidiaries Final 7.497.820.601 6.104.524.780 Final Non-final 1.823.904 768.974.988 Non-final

Total pajak penghasilan dibayar dimuka 14.639.036.684 25.385.165.130 Total prepayments of income taxes

Taksiran utang pajak penghasilan Estimated income tax payable Perusahaan Company Final 615.418.825 117.735.350 Final Non-final 698.682.753 228.863.156 Non-final Entitas Anak Subsidiaries Final 1.295.446.029 3.986.587.338 Final Non-final 1.699.191.091 546.613.927 Non-final

Total utang pajak penghasilan 4.308.738.698 4.879.799.771 Total income tax payable Tagihan pajak penghasilan Claims for income tax refund Tahun berjalan Current year Entitas Anak (Non-final) - 18.212.039 Subsidiaries (Non-final) Tahun sebelumnya Prior years Entitas Anak (Non-final) 18.212.039 107.151.631 Subsidiaries (Non-final)

Total 18.212.039 125.363.670 Total

Page 144: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

91

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXATION (continued) Pada bulan September 2008, Undang-undang

No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal, dimana, untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya adalah 25%.

In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” was revised for the fourth time with the issuance of Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate which, for fiscal years 2010 and onwards, is 25%.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan

keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, APOL BV, Entitas Anak di Belanda, belum menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan untuk tahun 2011.

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, APOL BV, a Subsidiary in the Netherlands, has not finalized its 2011 corporate income tax calculation.

d. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan

pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang disajikan pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

d. The details of the deferred tax assets and liabilities as of December 31, 2011 and 2010 as presented in the consolidated statements of financial position are as follows:

Manfaat (beban) pajak tangguhan dikreditkan (dibebankan) ke laba rugi tahun 2011/ Deferred tax benefit (expense) credited (charged) to 2011 2010 profit or loss 2011

Perusahaan Company Liabilitas imbalan kerja 1.670.206.610 176.341.901 1.846.548.511 Employee benefit liabilities Aset tetap (51.638.059) 76.879.606 25.241.547 Fixed assets Entitas Anak Subsidiaries Liabilitas imbalan kerja 29.265.557 6.623.113 35.888.670 Employee benefit liabilities Aset tetap 3.726.474 (843.105) 2.883.369 Fixed assets Biaya masih harus dibayar - 1.513.501.326 1.513.501.326 Accrued expenses

Aset pajak tangguhan - neto 1.651.560.582 1.772.502.841 3.424.063.423 Deferred tax assets - net

Manfaat (beban) pajak tangguhan dikreditkan (dibebankan) ke laba rugi tahun 2010/ Deferred tax benefit (expense) credited (charged) to 2010 2009 profit or loss 2010

Perusahaan Company Liabilitas imbalan kerja 9.922.831.101 (8.252.624.491) 1.670.206.610 Employee benefit liabilities Aset tetap (257.252.576) 205.614.517 (51.638.059) Fixed assets Entitas Anak Subsidiaries Liabilitas imbalan kerja 13.288.189 15.977.368 29.265.557 Employee benefit liabilities Aset tetap 3.478.831 247.643 3.726.474 Fixed assets

Aset pajak tangguhan - neto 9.682.345.545 (8.030.784.963) 1.651.560.582 Deferred tax assets - net

Page 145: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

92

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXATION (continued)

Pihak manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan di atas dapat terpulihkan seluruhnya di masa yang akan datang.

Management believes that the above deferred tax assets can be fully recovered in future periods.

Pada tahun 2011 dan 2010, manajemen memutuskan untuk tidak membukukan aset pajak tangguhan sehubungan dengan cadangan penurunan nilai aset keuangan dan penghasilan dari Entitas Anak di luar negeri karena ketidakpastian dapat terpulihkan di masa yang akan datang. Selain itu, pada tahun 2010, manajemen juga memutuskan untuk tidak mengakui aset pajak tangguhan sebesar Rp8.481.742.211 yang merupakan bagian dari liabilitas imbalan kerja Perusahaan untuk tahun-tahun sebelumnya karena alasan yang sama.

In 2011 and 2010, management decided not to record the deferred tax assets arising from impairment allowance of financial assets and income from overseas Subsidiaries due to the uncertainty in their recovery in future periods. In addition, in 2010, management decided not to recognize the deferred tax asset amounting to Rp8,481,742,211 on a portion of the Company’s employee benefit liabilities for prior years for the same reason.

e. Rekonsiliasi antara manfaat pajak penghasilan

yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dikalikan dengan rugi Perusahaan sebelum pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:

e. The reconciliation between the income tax benefit calculated by applying the applicable tax rate to the loss before income tax attributable to the Company and the net income tax expense for the years ended December 31, 2011 and 2010 as shown in the consolidated statements of comprehensive income (loss) is as follows:

2011 2010

Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan Loss before income tax per laba rugi komprehensif consolidated statements of konsolidasian (2.048.708.818.985) (1.596.191.205.562) comprehensive income (loss) Rugi Entitas Anak Loss of Subsidiaries sebelum pajak penghasilan (1.301.902.275.653) (646.426.117.903) before income tax

Rugi Perusahaan Loss before income tax sebelum pajak penghasilan (746.806.543.332) (949.765.087.659) attributable to the Company

Perusahaan Company Pendapatan dan beban yang telah Revenue and expenses dikenakan pajak bersifat final: already subjected to final tax: Beban jasa, beban usaha Cost of services, operating dan beban lain-lain 304.206.154.908 279.225.716.672 expenses and other charges Pendapatan jasa, bunga Service revenue, interest dan lain-lain (141.470.126.173) (144.022.331.382) income and others Beban yang tidak dapat Non-deductible expenses for dikurangkan untuk tujuan fiskal 20.537.721.257 1.572.578.941 tax purposes Aset pajak tangguhan tidak diakui Unrecognized deferred tax assets (terutama terdiri dari aset pajak (mainly arising from the tangguhan atas cadangan deferred tax assets on penurunan nilai asset impairment allowance of keuangan) 29.132.733.690 112.048.656.982 financial assets) Pajak final 6.776.755.007 6.891.527.368 Final tax Bagian atas rugi neto Equity in net losses of entitas asosiasi - neto 135.724.267 6.366.715.195 associated companies – net

Page 146: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

93

18. PERPAJAKAN (lanjutan) 18. TAXATION (continued)

2011 2010

Manfaat pajak dengan Income tax benefit at tarif pajak yang berlaku (186.701.635.833) (237.441.271.915) the applicable tax rate Selisih lebih nilai tercatat dengan Excess of carrying nilai wajar utang yang amount over fair value of direstrukturisasi - neto (22.153.372.822) - restructured debts - net Pembalikan beban kontrak Reversal of financial jaminan keuangan (2.263.682.052) - guarantee contract expense Beban kontrak Financial guarantee jaminan keuangan - 2.263.682.052 contract expense Entitas Anak 8.975.000.292 11.372.263.912 Subsidiaries

Beban pajak penghasilan - neto 17.175.272.541 38.277.537.825 Income tax expense - net

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG 19. LONG-TERM DEBTS Pinjaman jangka panjang terdiri dari: Long-term debts consist of: 2011 2010

Pinjaman bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga Third parties Dolar Amerika Serikat United States dollar United Overseas Bank Limited, Singapura United Overseas Bank Limited, (US$55.400.617 pada tahun Singapore (US$55,400,617 2011 dan US$33.500.617 in 2011 and US$33,500,617 pada tahun 2010) 502.372.794.956 301.204.047.447 in 2010) ING Bank N.V., Singapura ING Bank N.V., Singapore (US$54.525.436 pada tahun (US$54,525,436 in 2011 2011 dan US$28.865.436 and US$28,865,436 pada tahun 2010) 494.436.653.648 259.529.135.076 in 2010) PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$38.006.710 pada PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2011 dan (US$38,006,710 in 2011 US$39.108.867 pada and US$39,108,867 tahun 2010) 344.644.848.136 351.627.820.500 in 2010) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$23.413.124 pada tahun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2011 dan US$22.895.095 (US$23,413,124 in 2011 and pada tahun 2010) 212.310.212.160 205.849.803.551 US$22,895,095 in 2010) PT Bank Internasional PT Bank Internasional Indonesia Tbk Indonesia Tbk (US$20.023.768) 181.575.525.214 - (US$20,023,768) The Bank of Tokyo The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. Mitsubishi UFJ, Ltd. (US$15.080.090) 136.746.253.067 - (US$15,080,090) DVB Group Merchant Bank DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura (Asia) Ltd., Singapore (US$12.573.692 pada tahun (US$12,573,692 in 2011 2011 dan 2010) 114.018.239.056 113.050.064.772 and 2010) PT Bank DBS Indonesia PT Bank DBS Indonesia (US$5.978.407) 54.212.193.401 - (US$5,978,407) PT Bank UOB Indonesia PT Bank UOB Indonesia (US$2.449.970 pada tahun (US$2,449,970 in 2011 2011 dan 2010) 22.216.327.960 22.027.680.270 and 2010)

Page 147: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

94

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) 2011 2010

Pinjaman bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga Third parties Dolar Amerika Serikat United States dollar Natixis, Singapura Natixis, Singapore (US$4.634.448) - 41.668.321.968 (US$4,634,448) Rupiah Rupiah Lembaga Pembiayaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Ekspor Indonesia 417.036.194.397 400.000.000.000 Indonesia PT Bank Mizuho Indonesia 101.618.487.581 - PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Central Asia Tbk 50.913.822.646 - PT Bank Central Asia Tbk PT Bank UOB Indonesia 40.468.000.000 40.468.000.000 PT Bank UOB Indonesia PT Bank DBS Indonesia 32.752.625.489 - PT Bank DBS Indonesia PT Bank Multiarta Sentosa 8.014.754.608 - PT Bank Multiarta Sentosa Lain-lain 7.280.000 16.016.000 Others Pihak berelasi (Catatan 33) Related party (Note 33) Rupiah - PT Mega Finadana 527.744.035 1.264.003.499 Rupiah - PT Mega Finadana Lain-lain Others Pihak ketiga Third parties JP Morgan Chase Bank N.A. JP Morgan (US$24.434.203) 221.569.361.872 - (US$24,434,203) Varde Investment Partners, L.P. Varde Investment Partners, L.P. (US$8.709.184) 78.974.880.083 - (US$8,709,184) Standard Chartered Bank, Jakarta Standard Chartered Bank, Jakarta (US$4.287.529) 38.879.310.541 - (US$4,287,529) Credit Suisse International Credit Suisse International (US$4.009.934) 36.362.080.059 - (US$4,009,934) PT Asuransi Central Asia (ACA) PT Asuransi Central Asia (ACA) (US$2.889.758) (Catatan 39a) 26.204.322.845 - (US$2,889,758) (Note 39a) Merrill Lynch International Bank Merrill Lynch International Bank Limited, London (US$2.345.139) 21.265.718.098 - Limited, London (US$2,345,139) Teraoka Shoji Inc. Teraoka Shoji Inc. (US$2.303.687 pada tahun (US$2,303,687 in 2011 2011 dan US$3.569.905 and US$3,569,905 pada tahun 2010) 20.889.833.716 32.097.015.854 in 2010)

Total 3.158.017.463.568 1.768.801.908.937 Total Dikurangi biaya pinjaman yang Less unamortized debt belum diamortisasi - 3.602.031.663 transaction costs

Neto 3.158.017.463.568 1.765.199.877.274 Net

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Less current maturities Pinjaman bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga 1.264.126.955.999 800.718.193.211 Third parties Pihak berelasi 313.155.085 1.053.435.660 Related party Lain-lain 11.831.309.776 11.384.575.973 Others

Total bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.276.271.420.860 813.156.204.844 Total current maturities

Bagian jangka panjang 1.881.746.042.708 952.043.672.430 Long-term portion

Page 148: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

95

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Tingkat bunga tahunan untuk tahun yang berakhir

pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jaminan, persyaratan keuangan dan tanggal jatuh tempo dari pinjaman jangka panjang berdasarkan perjanjian pinjaman semula dan Rencana Perdamaian Restrukturisasi Kewajiban Pembayaran Utang Perusahaan yang disetujui oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 10 November 2011 (Catatan 42) adalah sebagai berikut:

Annual interest rates for the years ended December 31, 2011 and 2010, collaterals, financial covenants and maturity dates of the long-term debts based on the original loan agreements and Composition Plan for the Restructuring of the Financial Obligations of the Company which was approved by the Commercial Court on November 10, 2011 (Note 42) are as follows:

Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga Bank and other financial institution loans -

third parties

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat/ United States dollar

United Overseas

Bank Limited, Singapura/ Singapore (UOB)4)

(US$15.965.000 pada tahun 2011 dan 2010)/ (US$15,965,000 in 2011 and 2010)

Dari 5,07% sampai dengan 7,07% tahun 2011 dan dari 5,07% sampai dengan 7,07% pada tahun 2010 /From 5.07% to 7.07% in 2011 and from 5.07% to 7.07% in 2010

Kapal Entitas Anak (MV Suryawati), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), rekening bank milik Entitas Anak dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan dan BMS/ Subsidiary’s vessel (MV Suryawati), insurance policies of the collateral vessel (Note 11), bank account of the Subsidiary and corporate guarantees of the Company and BMS

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Kekayaan neto

berwujud ≥ Rp1 triliun/Tangible net worth ≥ Rp1 trillion

• Rasio utang terhadap kekayaan neto berwujud ≤ 3/Debt to tangible net worth ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2,5/EBITDA /Interest expense ≥ 2.5

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 12 Mei 2014/ Payable quarterly up to May 12, 2014

United Overseas

Bank Limited, Singapura/ Singapore (UOB)4)

(US$33.180.000

pada tahun 2011 dan US$11.280.000 pada tahun 2010)/ (US$33,180,000 in 2011 and US$11,280,000 in 2010)

Dari 1,53% sampai dengan 2,45% pada tahun 2011 dan dari 1,49% sampai dengan 1,58% pada tahun 2010 (1,25% diatas LIBOR 3 bulanan pada tahun 2011 dan 2010)/From 1.53% to 2.45% in 2011 and from 1.49% to 1.58% in 2010 (1.25% above 3 months’ LIBOR in 2011 and 2010)

Kapal milik Entitas Anak (HPS 3005), pertanggungan asuransi atas kapal HPS 3005 (Catatan 11), rekening bank milik Entitas Anak dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan/Subsidiary’s vessel (HPS 3005), insurance policies of vessel HPS 3005 (Note 11), bank account of the Subsidiary and corporate guarantee from the Company

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Kekayaan neto

berwujud/Tangible net worth ≥ US$100.000.000

• Rasio utang terhadap kekayaan neto berwujud ≤ 3/Debt to tangible net worth ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2/EBITDA/ Interest expense ≥ 2

• Rasio lancar ≥ 1/ Current ratio ≥ 1

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 13 Mei 2021/ Payable quarterly up to May 13, 2021

Page 149: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

96

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

United Overseas

Bank Limited, Singapura (lanjutan)/ Singapore (continued) (UOB)4)

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian GBSL/ Based on consolidated financial statements of GBSL: • Kekayaan neto

berwujud/Tangible net worth ≥ US$18.800.000

United Overseas

Bank Limited, Singapura/ Singapore (UOB)4)

(US$6.255.617 pada tahun 2011 dan 2010/ US$6,255,617 in 2011 and 2010)

Dari 1,83% sampai dengan 3,83% pada tahun 2011 dan dari 1,73% sampai dengan 3,91% pada tahun 2010 (1,50% diatas SIBOR 3 bulanan untuk pinjaman jangka panjang Fasilitas I dan Fasilitas II pada tahun 2011 dan 2010)/From 1.83% to 3.83% in 2011 and from 1.73% to 3.91% in 2010 (1.50% above 3 months’ SIBOR for long-term loan Facility I and Facility II in 2011 and 2010)

14 buah kapal Entitas Anak (PT Buana Jaya Pratama), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), rekening bank milik Entitas Anak dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan/ 14 vessels of the Subsidiary (PT Buana Jaya Pratama), insurance policies of the collateral vessels (Note 11), bank account of the Subsidiary and corporate guarantee of the Company

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Kekayaan neto

berwujud ≥ Rp1 triliun/Tangible net worth ≥ Rp1 trillion

• Rasio utang terhadap modal ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2,5/EBITDA /Interest expense ≥ 2.5

Fasilitas I: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 21 Desember 2011/ Facility I: Payable quarterly up to December 21, 2011 Fasilitas II: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 September 2011/ Facility II: Payable quarterly up to September 30, 2011

ING Bank N.V.,

Singapura/ Singapore4)

(US$21.345.436 pada tahun 2011 dan 2010/ US$21,345,436 in 2011 and 2010)

Dari 1,19% sampai dengan 3,27% pada tahun 2011 dan dari 1,26% sampai dengan 3,61% pada tahun 2010 (1,00% dan 2,75% diatas LIBOR 3 bulanan masing-masing pada tahun 2011 dan 2010)/ From 1.19% to 3.27% in 2011 and from 1.26% to 3.61% in 2010 (1.00% and 2.75% above 3 months’ LIBOR in 2011 and 2010, respectively)

Kapal milik Entitas Anak (MV Ocean Energy, MT Shinta, MT Srikandi, TB Buleleng, TB Losari dan TB Pacitan), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11) dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan/ Subsidiary’s vessels (MV Ocean Energy, MT Shinta, MT Srikandi, TB Buleleng, TB Losari and TB Pacitan), insurance policies of the collateral vessels (Note 11) and corporate guarantee from the Company

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Rasio utang terhadap

modal ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2/EBITDA/ Interest expense ≥ 2

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 6 Juli 2015/ Payable quarterly up to July 6, 2015

Page 150: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

97

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

ING Bank N.V.,

Singapura/ Singapore4)

(US$33.180.000 pada tahun 2011 dan US$7.520.000 pada tahun 2010)/ (US$33,180,000 in 2011 and US$7,520,000 in 2010)

1,49% sampai dengan 3,52% pada tahun 2011 dan dari 1,49% sampai dengan 1,76% pada tahun 2010 (1,25% diatas LIBOR 3 bulanan pada tahun 2011 dan 2010)/1.49% to 3.52% in 2011 and from 1.49% to 1.76% in 2010 (1.25% above 3 months’ LIBOR in 2011 and 2010)

Kapal milik Entitas Anak (HPS 3006), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), rekening bank milik Entitas Anak dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan/Subsidiary’s vessel (HPS 3006), insurance policies of the collateral vessel (Note 11), bank account of the Subsidiary and corporate guarantee from the Company

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Rasio utang terhadap

modal ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2/EBITDA/ Interest expense ≥ 2

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 4 Agustus 2021/ Payable quarterly up to August 4, 2021

PT Bank CIMB

Niaga Tbk2)

[US$33.718.590 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$856.851) pada tahun 2011 dan US$32.600.000 pada tahun 2010]/ [US$33,718,590 (including deferred interest amounting to US$856,851 in 2011 and US$32,600,000 in 2010]

Sebelum restrukturisasi: 7,00% pada tahun 2011 dan dari 7,00% sampai dengan 9,00% pada tahun 2010/ Before restructuring: 7.00% in 2011 and from 7.00% to 9.00% in 2010 Setelah restrukturisasi: 5,00% pada tahun 2011/ After restructuring: 5.00% in 2011

Pada tahun 2010: Kapal milik Entitas Anak (MT Urwasi) (Catatan 11), dana cadangan di escrow account, kontrak antara Perusahaan dan Kangean Energy Indonesia Ltd. (Kangean) dan jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh PT Surya Prima Bahtera/ In 2010: Subsidiary’s vessel (MT Urwasi) (Note 11), reserve fund in escrow account, rent contract between the Company and Kangean Energy Indonesia Ltd. (Kangean) and corporate guarantee of PT Surya Prima Bahtera Pada tahun 2011: Jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh PT Surya Prima Bahtera/ In 2011: Corporate guarantee of PT Surya Prima Bahtera

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Pinjaman/LSBPPA ≤

4/Loan/EBITDA ≤ 4 • Rasio laba terhadap

biaya bunga ≥ 2/Interest coverage ratio ≥ 2

• Rasio utang terhadap laba ≥ 2/Debt service coverage ratio ≥ 2

Sebelum restrukturisasi: Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 31 Desember 2013/ Before restructuring: Payable monthly up to December 31, 2013 Direvisi pada tanggal 25 Juni 2010: Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014/ Revised on June 25, 2010: Payable monthly up to December 31, 2014 Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Page 151: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

98

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

PT Bank CIMB

Niaga Tbk

(US$4.288.120 pada tahun 2011 dan US$6.508.867 pada tahun 2010)/ (US$4,288,120 in 2011 and US$6,508,867 in 2010)

5,50% pada tahun 2011 dan 7,00% pada tahun 2010/5.50% in 2011 and 7.00% in 2010

Hipotek atas kapal milik Entitas Anak dan floating cranes (TTL 11 dan LCM Jaya) sebesar 125% dari jumlah plafon fasilitas kredit, fidusia tagihan atas kontrak sewa floating cranes (TTL 11) dan comfort letter dari Perusahaan/ Subsidiary’s vessel and floating crane (TTL 11 and LCM Jaya) with mortgage amounting to 125% over the maximum amount of the credit facility, fiduciary claim over floating crane (TTL 11) rent contract and comfort letter from the Company

Berdasarkan laporan keuangan LCM/Based on financial statements of LCM: • Pinjaman/LSBPPA ≤

4/Loan/EBITDA ≤ 4 • Rasio utang terhadap

laba ≥ 1/Debt service coverage ratio ≥ 1

• Rasio lancar ≥ 1,1/ Current ratio ≥ 1.1

Fasilitas I: Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 29 Mei 2014/ Facility I: Payable monthly up to May 29, 2014 Fasilitas II: Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 29 Juni 2013/ Facility II: Payable monthly up to June 29, 2013

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk2)

[US$23.413.124 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$332.488) pada tahun 2011 dan US$22.895.095 pada tahun 2010]/ [US$23,413,124 (including deferred interest amounting to US$332,488) in 2011 and US$22,895,095 in 2010]

Sebelum restrukturisasi: dari 4,26% sampai dengan 4,32% pada tahun 2011 dan dari 4,26% sampai dengan 4,52% pada tahun 2010 (4,00% diatas SIBOR 3 bulanan pada tahun 2011 dan 2010)/ Before restructuring: from 4.26% to 4.32% in 2011 and from 4.26% to 4.52% in 2010 (4.00% above 3 months’ SIBOR in 2011 and 2010) Setelah restrukturisasi: 5,00% pada tahun 2011/ After restructuring: 5.00% in 2011

1 kapal tanker milik Entitas Anak, 8 kapal tunda milik Kelompok Usaha, 11 kapal tongkang milik Entitas Anak dan pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11)/1 tanker of a Subsidiary, 8 tugboats of the Group, 11 barges of the Subsidiaries and insurance policies of the collateral vessels (Note 11)

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/ Based on consolidated financial statements: • Rasio utang terhadap

ekuitas ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• LSBPPA/Beban bunga ≥ 2/EBITDA/ Interest expense ≥ 2

• Total aset ≥ total liabilitas/Total assets ≥ total liabilities

Sebelum restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 23 Desember 2012/ Before restructuring: Payable quarterly up to December 23, 2012 Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 31 Desember 2019/ After restructuring: Payable quarterly up to December 31, 2019

Page 152: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

99

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

PT Bank

Internasional Indonesia Tbk (BII)1)

[US$20.023.768 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$1.262.658) pada tahun 2011]/ [US$20,023,768 (including deferred interest amounting to US$ 1,262,658) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None (Catatan 42/Note 42) Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

The Bank of

Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BOTM)1)

[US$15.080.090 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$1.009.257) pada tahun 2011]/ [US$15,080,090 (including deferred interest amounting to US$1,009,257) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None (Catatan 42/Note 42) Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Page 153: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

100

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

DVB Group

Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura/ Singapore4)

(US$12.573.692 pada 2011 dan 2010)/ (US$12,573,692 in 2011 and 2010 )

Dari 1,40% sampai dengan 4,92% pada tahun 2011 dan dari 1,70% sampai dengan 5,15% pada tahun 2010 (1,10% diatas COF masing-masing pada tahun 2011 dan 2010)/ From 1.40% to 4.92% in 2011 and from 1.70% to 5.15% in 2010 (1.10% above COF in 2011 and 2010)

Kapal milik Entitas Anak (MV Citrawati), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan dan rekening bank milik Entitas Anak/Subsidiary’s vessel (MV Citrawati), insurance policies of the collateral vessel (Note 11), corporate guarantee from the Company and bank accounts of the Subsidiary

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Rasio utang

terhadap ekuitas ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• Ekuitas/Equity ≥ US$80.000.000

• Rasio lancar ≥ 1/ Current ratio ≥ 1

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 11 Juli 2012/ Payable quarterly up to July 11, 2012

PT Bank DBS

Indonesia (DBS)1)

[US$5.978.407 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$353.645) pada tahun 2011]/ [US$5,978,407 (including deferred interest amounting to US$353,645) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Page 154: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

101

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

PT Bank UOB

Indonesia (UOB Indonesia)4)

(US$2.449.970 pada 2011 dan 2010)/ (US$2,449,970 in 2011 and 2010)

Dari 7,00% sampai dengan 7,50% pada tahun 2011 dan dari 7,50% sampai dengan 7,75% pada tahun 2010/From 7.00% to 7.50% in 2011 and from 7.50% to 7.75% in 2010

Kapal milik Entitas Anak (FC Padma Indah), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), piutang usaha Entitas Anak (Catatan 5), jaminan pribadi dari Oentoro Surya, rekening bank dan deposito berjangka milik BJP pada PT Bank UOB Indonesia (Catatan 9) dan kontrak kerja sama antara Perusahaan dengan BJP/Subsidiary’s vessel (FC Padma Indah), insurance policies of the collateral vessel (Note 11), Subsidiary’s trade receivables (Note 5), personal guarantee of Oentoro Surya, bank account and time deposit in PT Bank UOB Indonesia of BJP (Note 9) and the corporate agreement between the Company and BJP

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Kekayaan neto

berwujud ≥ Rp1 triliun/Tangible net worth ≥ Rp1 trillion

• Rasio utang terhadap ekuitas ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• Rasio laba terhadap beban bunga ≥ 2/Interest coverage ratio ≥ 2

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 28 Mei 2013/ Payable monthly up to May 28, 2013

Natixis, Singapura

/Singapore

(US$4.634.448 pada tahun 2010)/ (US$4,634,448 in 2010)

2,18% pada tahun 2010 (1,75% diatas LIBOR 3 bulanan pada tahun 2010)/2.18% in 2010 (1.75% above 3 months’ LIBOR in 2010)

Kapal milik Entitas Anak (MT Gas Jaya dan MV Indrani), jaminan (collateral guarantee) dari Apol Sejahtera, pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), jaminan perusahaan yang diterbitkan oleh Perusahaan dan rekening bank milik Entitas Anak/Subsidiary’s vessels (MT Gas Jaya and MV Indrani), collateral guarantee from Apol Sejahtera, insurance policies of the collateral vessel (Note 11), corporate guarantee from the Company and bank accounts of the Subsidiaries

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Rasio utang

terhadap laba ≥ 2/Debt service coverage ratio ≥ 2

• Rasio utang terhadap ekuitas ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2010/ Payable quarterly up to June 30, 2010 Pinjaman telah dilunasi pada bulan Agustus 2011/ The loan was settled in August 2011

Page 155: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

102

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Rupiah

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia2)

[Rp417.036.194.397 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar Rp12.167.857.401) pada tahun 2011 dan Rp400.000.000.000 pada tahun 2010]/ [Rp417,036,194,397 (including deferred interest amounting to Rp12,167,857,401) in 2011 and Rp400,000,000,000 in 2010]

Sebelum restrukturisasi: 12,75% pada tahun 2011 dan 2010/Before restructuring: 12.75% in 2011 and 2010 Setelah restrukturisasi: 8,00% pada tahun 2011 (Jibor 3 bulan + 1,80%, maksimal 8,00%/ After restructuring: 8.00% in 2011 (3 months’ Jibor + 1.80%, maximum 8.00%)

Kapal yang diikatkan dengan hipotek senilai Rp210 miliar yaitu FC Lotus Satu, FC Lotus 118, FC Puspawati dan FC Tekko (Catatan 11) dan piutang atas Kontrak Pengangkutan Batubara dengan PT Berau Coal (Catatan 5)/Vessels with mortgage amounting to Rp210 billion which are FC Lotus Satu, FC Lotus 118, FC Puspawati, and FC Tekko (Note 11) and receivable from Coal Shipping Contract with PT Berau Coal (Note 5)

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Rasio utang

terhadap ekuitas ≤ 6/Debt to equity ratio ≤ 6

• Aset lancar berwujud /utang yang tidak dijamin ≥ 1,35/Tangible current assets/ uncollateralized debts ≥ 1.35

Sebelum restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 25 Juni 2012 untuk kredit modal kerja dan pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 25 Juni 2014 untuk kredit investasi (Catatan 14)/ Before restructuring: Payable quarterly up to June 25, 2012 for working capital credit and payable quarterly up to June 25, 2014 for investment credit (Note 14) Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2020/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2020

PT Bank Mizuho Indonesia

(MZH)1)

[Rp101.618.487.581 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar Rp6.196.687.080 pada tahun 2011]/ [Rp101,618,487,581 (including deferred interest amounting to Rp6,196,687,080) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 4,00% (3 bulan SPN + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 4.00% (3 months’ SPN + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None Tidak ada/None Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Page 156: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

103

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Rupiah (lanjutan)/(continued)

PT Bank Central Asia

Tbk (BCA)1)

[Rp50.913.822.646 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar Rp3.203.424.232) pada tahun 2011]/ [Rp50,913,822,646 (including deferred interest amounting to Rp3,203,424,232) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 4,00% (3 bulan SPN + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 4.00% (3 months’ SPN + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None

(Catatan 42/Note 42) Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

PT Bank UOB

Indonesia (UOB Indonesia)4)

(Rp40.468.000.000 pada tahun 2011 dan 2010)/ (Rp40,468,000,000 in 2011 and 2010)

Dari 12,00% sampai dengan 14,00% pada tahun 2011 dan dari 14,00% sampai dengan 14,50% pada tahun 2010/ From 12.00% to 14.00% in 2011 and from 14.00% to 14.50% in 2010

Kapal milik Entitas Anak (FC Padma Indah), pertanggungan asuransi atas kapal yang dijaminkan (Catatan 11), piutang usaha Entitas Anak (Catatan 5), jaminan pribadi dari Oentoro Surya, rekening bank dan deposito berjangka milik BJP pada PT Bank UOB Indonesia (Catatan 6) dan kontrak kerja sama antara Perusahaan dengan BJP/ Subsidiary’s vessel (FC Padma Indah), insurance policies of the collateral vessel (Note 11), Subsidiary’s trade receivables (Note 5), personal guarantee of Oentoro Surya, bank account and time deposit in PT Bank UOB Indonesia of BJP (Note 6) and the corporate agreement between the Company and BJP

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian/Based on consolidated financial statements: • Kekayaan neto

berwujud ≥ Rp1 triliun/Tangible net worth ≥ Rp1 trillion

• Rasio utang terhadap ekuitas ≤ 3/Debt to equity ratio ≤ 3

• Rasio laba terhadap beban bunga ≥ 2/Interest coverage ratio ≥ 2

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 28 Mei 2013 / Payable monthly up to May 28, 2013

Page 157: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

104

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Rupiah (lanjutan)/(continued)

PT Bank DBS

Indonesia (DBS)1)

[Rp32.752.625.489 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar Rp2.217.649.329) pada tahun 2011]/ [Rp32,752,625,489 (including deferred interest amounting to Rp2,217,649,329) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 4,00% (3 bulan SPN + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 4.00% (3 months’ SPN + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None (Catatan 42/Note 42) Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

PT Bank Multiarta

Sentosa (MAS)1)

[Rp8.014.754.608 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar Rp336.786.492) pada tahun 2011]/ [Rp8,014,754,608 (including deferred interest amounting to Rp336,786,492) in 2011]

Setelah restrukturisasi: 8,00% (Jibor 3 bulan + 1,80%, maksimal 8,00%) pada tahun 2011/ After restructuring: 8.00% (3 months’ Jibor + 1.80%, maximum of 8.00%) in 2011

Tanah dan bangunan Perusahaan (Catatan 11) serta jaminan pribadi dari Oentoro Surya/Company’s land and building (Note 11) and personal guarantee from Oentoro Surya

Tidak ada/None Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 31 Desember 2017/ After restructuring: Payable quarterly up to December 31, 2017

Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak berelasi Bank and other financial institution loans -

related party

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Rupiah

PT Mega Finadana

(Rp130.796.580 pada tahun 2010)/ (Rp130,796,580 in 2010)

Dari 8,86% sampai dengan 9,33% pada tahun 2010/ From 8.86% to 9.33% in 2010

4 unit kendaraan milik Perusahaan (Catatan 11)/ 4 units of Company vehicles (Note 11)

Tidak ada/None

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal-tanggal 15 Mei 2011, 16 September 2011, 22 Oktober 2011/ Payable monthly up to May 15, 2011, September 16, 2011, October 22, 2011 Pinjaman telah dilunasi pada bulan Oktober 2011/ The loan was settled in October 2011.

Page 158: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

105

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak berelasi (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

related party (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Rupiah (lanjutan)/(continued)

PT Mega

Finadana

(Rp210.567.839 pada tahun 2011 dan Rp1.133.206.919 pada tahun 2010)/ (Rp210,567,839 in 2011 and Rp1,133,206,919 in 2010)

10,05% pada tahun 2011 dan 2010/10.05% in 2011 and 2010

3 unit kendaraan milik Perusahaan (Catatan 11)/ 3 units of Company vehicles (Note 11)

Tidak ada/None

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 12 Maret 2012/ Payable monthly up to March 12, 2012

PT Mega

Finadana

(Rp317.176.196 pada tahun 2011)/ (Rp317,176,196 in 2011)

Tidak ada/None

1 unit kendaraan milik Perusahaan (Catatan 11)/ 1 unit of Company vehicle (Note 11)

Tidak ada/None

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 12 Agustus 2014/ Payable monthly up to August 12, 2014

Lain-lain - pihak ketiga Others - third parties

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat/ United States dollar

JP Morgan Chase

Bank N.A.3)

(US$24.434.203 pada tahun 2011)/ (US$24,434,203 in 2011)

Setelah restrukturisasi 2,11% (Libor 3 bulan + 1,80%) pada tahun 2011/ After restructuring: 2.11% (3 months’ Libor + 1.80%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 31 Desember 2020/ After restructuring: Payable quarterly up to December 31, 2020

Varde Investment

Partners, L.P.3)

(US$8.709.184 pada tahun 2011)/ (US$8,709,184 in 2011)

Setelah restrukturisasi 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Standard

Chartered Bank, Jakarta3)

(US$4.287.529 pada tahun 2011)/ (US$4,287,529 in 2011)

Setelah restrukturisasi 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Page 159: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

106

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Lain-lain - pihak ketiga (lanjutan) Others - third parties (continued)

Bank

Tingkat Bunga Tahunan/

Annual Interest Rates

Jaminan/

Collaterals

Persyaratan Keuangan/

Financial Covenants

Tanggal Jatuh Tempo/

Maturity Dates

Dolar Amerika Serikat (lanjutan)/ United States dollar (continued)

Credit Suisse

International3)

(US$4.009.934 pada tahun 2011)/ (US$4,009,934 in 2011)

Setelah restrukturisasi 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0 .25%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

PT Asuransi

Central Asia (ACA)1)

[US$2.889.758 (termasuk bunga yang ditangguhkan sebesar US$81.480) pada tahun 2011]/ [US$2,889,758 (including deferred interest amounting to US$81,480) in 2011]

Setelah restrukturisasi 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Merrill Lynch

International Bank Limited, London3)

(US$2.345.139 pada tahun 2011)/ (US$2,345,139 in 2011)

Setelah restrukturisasi 0,56% (Libor 3 bulan + 0,25%) pada tahun 2011/ After restructuring: 0.56% (3 months’ Libor + 0.25%) in 2011

Tidak ada/None

Tidak ada/None

Setelah restrukturisasi: Pembayaran triwulanan sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/ After restructuring: Payable quarterly up to June 30, 2021

Teraoka Shoji

Inc.

(US$2.303.687 pada tahun 2011 dan US$3.569.905 pada tahun 2010)/ (US$2,303,687 in 2011 and US$3,569,905 in 2010)

3,00% pada tahun 2011 dan 2010/3.00% in 2011 and 2010

Tidak ada/None Tidak ada/None

Pembayaran bulanan sampai dengan tanggal 7 September 2013/ Payable monthly up to September 7, 2013

1) Pinjaman tersebut termasuk dalam restrukturisasi utang

Perusahaan atas pinjaman bank jangka pendek (Catatan 14). 1) The loan is included in the debt restructuring of short-term bank

loans (Note 14). 2) Pinjaman tersebut termasuk dalam restrukturisasi utang

Perusahaan atas pinjaman jangka panjang. 2) The loan is included in the debt restructuring of long-term debts.

3) Pinjaman tersebut termasuk dalam restrukturisasi utang Perusahaan atas liabilitas derivatif.

3) The loan is included in the debt restructuring of derivative liabilities.

4) Pada tanggal 31 Desember 2011, pinjaman tersebut masih dalam proses restrukturisasi utang.

4) As of December 31, 2011, the loan is still in debt restructuring process.

Page 160: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

107

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga Bank and other financial institution loans -

third parties United Overseas Bank Limited, Singapura United Overseas Bank Limited, Singapore Pada tanggal 28 Maret 2008, GBSL, Entitas Anak,

memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari United Overseas Bank Limited, Singapura (UOB) untuk membiayai pembangunan satu kapal dengan pagu pinjaman sebesar US$37.600.000. GBSL juga memperoleh fasilitas jaminan bank dengan jumlah maksimum sebesar US$28.200.000 dengan tujuan menjamin GBSL dalam pembayaran cicilan pembangunan kapal. Jumlah fasilitas jaminan bank yang diterbitkan oleh UOB sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar US$33.180.000.

On March 28, 2008, GBSL, a Subsidiary, obtained a term loan credit facility from United Overseas Bank Limited, Singapore (UOB) to finance the construction of one vessel with a maximum drawable amount of US$37,600,000. GBSL also obtained a bank guarantee facility with a maximum amount of US$28,200,000 for the purpose of guaranteeing the obligation to pay the installments on the contract price of a shipbuilding. The amount of the bank guarantee facility which has been issued by UOB as of December 31, 2011 amounted to US$33,180,000.

Apabila GBSL lalai untuk membayar kewajiban: If GBSL fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal GBSL wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang lebih tinggi antara suku bunga yang berlaku atau 1,25% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

GBSL must pay a penalty interest of 2% above the rate which is higher between the applicable interest rate and 1.25% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount, from the date such amount is due until it has been fully paid.

• Bunga pinjaman • Loan interest

GBSL wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas 1,25% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

GBSL must pay a penalty interest of 2% above 1.25% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount from the date such amount is due until it has been fully paid.

Pada tanggal 7 Juni 2007, ARM, Entitas Anak,

memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari UOB untuk membiayai pembelian kapal oleh BMS dengan pagu pinjaman sebesar US$27.000.000.

On June 7, 2007, ARM, a Subsidiary, obtained a term loan credit facility from UOB to finance the acquisition of a vessel for BMS with a maximum drawable amount of US$27,000,000.

Apabila ARM lalai untuk membayar sejumlah uang

yang terutang pada saat jatuh tempo, maka ARM wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If ARM fails to pay any amount payable on the due date, it must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 161: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

108

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued) United Overseas Bank Limited, Singapura (lanjutan) United Overseas Bank Limited, Singapore

(continued) Pada tanggal-tanggal 9 Oktober dan 8 November

2006, ARM, memperoleh dua fasilitas pinjaman berjangka dari UOB, untuk membiayai pembelian 14 kapal oleh BJP. Fasilitas pinjaman berjangka pertama sebesar US$11.630.000, sedangkan fasilitas pinjaman berjangka kedua sebesar US$3.598.000.

On October 9 and November 8, 2006, ARM obtained two term loan credit facilities from UOB, to finance the acquisition of 14 vessels for BJP. The first term loan credit facility amounted to US$11,630,000, while the second term loan credit facility amounted to US$3,598,000.

Apabila ARM lalai untuk membayar sejumlah uang

yang wajib dibayar kepada UOB, baik utang pokok, bunga, restructuring fee dan biaya-biaya lain pada tanggal pembayarannya, maka ARM wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas tingkat bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If ARM fails to pay any amount owed to UOB including principal, interest, restructuring fee and others on the due date, it must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

ING Bank N.V., Singapura ING Bank N.V., Singapore Pada tanggal 28 Maret 2008, GBSL, Entitas Anak,

memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari ING Bank N.V., Cabang Singapura (ING Bank) untuk membiayai pembangunan satu kapal dengan pagu pinjaman sebesar US$37.600.000. GBSL juga memperoleh fasilitas jaminan bank dengan jumlah maksimum sebesar US$28.200.000 dengan tujuan menjamin GBSL dalam pembayaran cicilan pembangunan kapal. Jumlah fasilitas jaminan bank yang diterbitkan oleh ING Bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar US$33.180.000.

On March 28, 2008, GBSL, a Subsidiary, obtained a term loan credit facility from ING Bank N.V., Singapore Branch (ING Bank) to finance the construction of one vessel with a maximum drawable amount of US$37,600,000. GBSL also obtained a bank guarantee facility with a maximum amount of US$28,200,000 for the purpose of guaranteeing the obligation to pay the installments on the contract price of the shipbuilding. The amount of the bank guarantee facility which has been issued by ING bank as of December 31, 2011 amounted to US$33,180,000.

Apabila GBSL lalai untuk membayar kewajiban: If GBSL fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal

GBSL wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang lebih tinggi antara suku bunga yang berlaku atau 1,25% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

GBSL must pay a penalty interest of 2% above the rate which is higher between the applicable interest rate and 1.25% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 162: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

109

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued) ING Bank N.V., Singapura (lanjutan) ING Bank N.V., Singapore (continued)

• Bunga pinjaman • Loan interest GBSL wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas 1,25% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

GBSL must pay a penalty interest of 2% above 1.25% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount from the date such amount is due until it has been fully paid.

Pada tanggal 6 November 2007, Rosaceae

memperoleh fasilitas kredit dari ING Bank untuk membiayai pengkonversian sebuah kapal jenis Suezmax tanker menjadi capesize bulk carrier dengan pagu pinjaman sebesar US$40.960.000. Total fasilitas yang telah digunakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar US$32.160.000.

On November 6, 2007, Rosaceae obtained credit facilities from ING Bank to finance the conversion of a Suezmax tanker into capesize bulk carrier with a maximum drawable amount of US$40,960,000. Total facility that has been used as of December 31, 2011 amounted to US$32,160,000.

Apabila Rosaceae lalai untuk membayar sejumlah

uang yang terutang pada tanggal pembayarannya maka Rosaceae wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If Rosaceae fails to pay any amount payable on the due date, it must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Pada tanggal 6 Juli 2009, Perusahaan memperoleh

fasilitas kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) untuk membiayai pembelian dan modifikasi sebuah kapal tanker menjadi Floating Storage Offloading (FSO) serta pembelian peralatan dan perlengkapan lainnya, dengan pagu pinjaman sebesar US$32.600.000.

On July 6, 2009, the Company obtained a credit facility from PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) to finance the acquisition of a tanker vessel and its modification to Floating Storage Offloading (FSO), and the acquisition of other equipment and supplies, with a maximum drawable amount of US$32,600,000.

Pada tanggal 25 Juni 2010, Perusahaan

menandatangani surat penawaran restrukturisasi pinjaman dengan CIMB. Perusahaan menyetujui antara lain perubahan jadwal angsuran, persyaratan pinjaman dan jaminan untuk fasilitas pinjaman tersebut. Namun demikian, perjanjian restrukturisasi utang belum final karena Kelompok Usaha masih dalam tahap negosiasi restrukturisasi utang yang dikenakan bunga.

On June 25, 2010, the Company signed an offering letter on loan restructuring with CIMB. The Company agreed, among others, on the changes in the payment schedule, covenant and collateral for the loan facility. However, the debt restructuring agreement has not been finalized since the Group is still negotiating for the restructuring of its interest-bearing debts.

Page 163: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

110

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (continued)

Sebelum restrukturisasi Before restructuring Apabila Perusahaan lalai untuk membayar kewajiban:

If the Company fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal

Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 4% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of 4% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

• Bunga pinjaman • Loan interest Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Pada tanggal 11 Desember 2009, LCM, Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit dari CIMB sebagai berikut:

On December 11, 2009, LCM, a Subsidiary, obtained a credit facility from CIMB as follows:

a. Pinjaman Investasi sebesar US$4.350.000 dan

US$4.100.000 a. Investment Loans amounting to

US$4,350,000 and US$4,100,000 b. Pinjaman Transaksi Khusus sebesar

US$2.500.000 b. Specific Transaction Loan amounting to

US$2,500,000

Setelah restrukturisasi After restructuring Apabila Perusahaan tidak melakukan pembayaran

pokok atau cicilan bunga yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar berdasarkan Rencana Perdamaian, kegagalan pembayaran (payment default) akan terjadi (Catatan 42).

If, the Company does not make prepayment of any installment of principal or installment of interest which is due and payable under the Composition Plan, the payment default will occur (Note 42).

Pada tanggal 22 Desember 2009 dan 11 Januari

2010, LCM menarik pinjaman investasi dari PT Bank CIMB Niaga Tbk masing-masing sebesar US$4.350.000 dan US$4.020.551.

On December 22, 2009 and January 11, 2010, LCM drew down investment loans from PT Bank CIMB Niaga Tbk amounting to US$4,350,000 and US$4,020,551, respectively.

Apabila LCM lalai untuk membayar kewajiban: If LCM fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal LCM wajib membayar denda bunga sebesar 4% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

LCM must pay a penalty interest of 4% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 164: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

111

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued) PT Bank CIMB Niaga Tbk (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (continued)

• Bunga pinjaman • Loan interest LCM wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

LCM must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Pada tanggal 28 Juni 2007, Perusahaan

memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk membiayai kembali pembelian satu buah kapal tanker, delapan kapal tunda dan sebelas kapal tongkang milik Perusahaan dan Entitas Anak tertentu, dengan pagu pinjaman sebesar US$40.000.000.

On June 28, 2007, the Company obtained a credit facility from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk to refinance the Company’s and certain Subsidiaries’ acquisitions of one tanker, eight tugboats and eleven barges, with a maximum drawable amount of US$40,000,000.

Sebelum restrukturisasi Before restructuring

Apabila Perusahaan lalai untuk membayar pokok fasilitas kredit, bunga dan/atau biaya-biaya lainnya pada tanggal pembayarannya maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If the Company fails to pay principal, interest and/or others on the due date, it must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Setelah restrukturisasi After restructuring

Apabila Perusahaan tidak melakukan pembayaran pokok atau cicilan bunga yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar berdasarkan Rencana Perdamaian, kegagalan pembayaran (payment default) akan terjadi (Catatan 42).

If, the Company does not make prepayment of any installment of principal or installment of interest which is due and payable under the Composition Plan, the payment default will occur (Note 42).

Page 165: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

112

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapore Pada tanggal 25 April 2008, GBSL, Heckson dan

Davos, Entitas Anak, secara bersama-sama maupun terpisah, memperoleh pinjaman dari DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura (DVB) untuk membiayai pembangunan dua kapal dengan pagu pinjaman sebesar US$75.200.000. Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada penarikan pinjaman atas fasilitas ini.

On April 25, 2008, GBSL, Heckson and Davos, Subsidiaries, jointly and severally obtained a credit facility from DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapore (DVB) to finance the construction of two vessels with a maximum drawable amount of US$75,200,000. In 2011 and 2010, there was no loan drawn from this facility.

Apabila GBSL, Heckson dan Davos lalai untuk

membayar sejumlah uang yang terutang pada tanggal pembayarannya maka mereka wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas tingkat bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If GBSL, Heckson and Davos fail to pay any amount payable on the due date, they must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Pada bulan Juli 2005, ARS, Entitas Anak,

memperoleh fasilitas kredit dari DVB untuk membiayai pembelian kapal MV Citrawati untuk AB, Entitas Anak, dengan pagu pinjaman sebesar US$18.362.500. Fasilitas kredit ini beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 11 September 2007. Perubahan tersebut menyatakan bahwa jumlah pagu pinjaman meningkat menjadi sebesar US$23.000.000 atau 65% dari nilai wajar kapal, mana yang lebih rendah.

In July 2005, ARS, a Subsidiary, obtained credit facilities from DVB to finance the acquisition of vessel MV Citrawati for AB, a Subsidiary, with a maximum drawable amount of US$18,362,500. The credit facilities agreements were amended several times, the most recent amendment of which was made on September 11, 2007. As amended, the maximum drawable amount was increased to become US$23,000,000 or 65% of the fair value of the vessel, whichever is lower.

Apabila ARS lalai untuk membayar sejumlah uang

yang terutang pada tanggal pembayarannya maka ARS wajib membayar denda bunga sebesar 3% diatas tingkat bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If ARS fails to pay any amount payable on the due date, it must pay a penalty interest of 3% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

PT Bank UOB Indonesia PT Bank UOB Indonesia

Pada tanggal 2 September 2008, BJP, Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit berjangka dari PT Bank UOB Indonesia (dahulu PT Bank UOB Buana) untuk membiayai pembelian satu floating crane, dengan pagu pinjaman sebesar US$9.000.000 atau 75% dari nilai wajar kapal, mana yang lebih rendah.

On September 2, 2008, BJP, a Subsidiary, obtained a term loan credit facility from PT Bank UOB Indonesia (formerly PT Bank UOB Buana) to finance the acquisition of one floating crane, with a maximum drawable amount of US$9,000,000 or 75% of the fair value of the vessel, whichever is lower.

Page 166: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

113

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

PT Bank UOB Indonesia (lanjutan) PT Bank UOB Indonesia (continued)

Pada tanggal 22 Oktober 2008, beberapa ketentuan dalam fasilitas kredit tersebut diubah, sehingga Perusahaan dapat melakukan penarikan atas pinjaman tersebut dalam mata uang rupiah dan pagu pinjaman menjadi US$9.000.000 atau nilai rupiah yang setara dengan itu atau 75% dari nilai wajar kapal, mana yang lebih rendah.

On October 22, 2008, some provisions of the credit facility were amended, whereby the Company was allowed to make withdrawals of the facility in rupiah and the maximum drawable amount became US$9,000,000 or its rupiah equivalent or 75% of the fair value of the vessel, whichever is lower.

Apabila BJP lalai untuk membayar sejumlah uang yang wajib dibayarnya kepada UOB Indonesia baik utang pokok, bunga, restructuring fee dan biaya-biaya lain pada tanggal pembayarannya maka BJP wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

If BJP fails to pay any amount payable to UOB Indonesia including principal, interest, restructuring fee and others on the due date, it must pay a penalty interest of 2% above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Natixis, Cabang Singapura Natixis, Singapore Branch

Pada tanggal 11 Agustus 2008, Papaveraceae dan Petunia, Entitas Anak, secara bersama-sama maupun terpisah memperoleh fasilitas pinjaman dari Natixis, Cabang Singapura untuk membiayai pembelian satu buah kapal masing-masing untuk Entitas Anak tersebut. Fasilitas pinjaman, yang terdiri dari dua tranche dan masing-masing tranche terdiri dari dua sub-tranche sebagai berikut:

On August 11, 2008, Papaveraceae and Petunia, Subsidiaries, jointly and severally obtained a loan facility from Natixis, Singapore Branch to finance the acquisition of a vessel each for them. This loan facility comprises two tranches and each tranche is divided into two sub-tranches as follows:

• Pre-delivery Loan Facility dengan pagu

pinjaman sebesar US$15.420.000 atau 60% dari harga kontrak pembangunan kapal, mana yang lebih rendah.

• Pre-delivery Loan Facility with a maximum drawable amount of US$15,420,000 or 60% of the contract price of the vessel, whichever is lower.

• Post-delivery Loan Facility dengan pagu pinjaman sebagai berikut:

• Post-delivery Loan Facility with a maximum drawable amount as follows:

- US$17.990.000 atau 70% dari harga kontrak pembangunan kapal atau 70% dari harga pasar kapal, mana yang lebih rendah, jika tidak ada perjanjian sewa yang disetujui atas kapal tersebut, atau

- US$17,990,000 or 70% of the contract price of the vessel or 70% of the market value of the vessel, whichever amount is lower, if there is no approved charter agreement fixed for the vessel, or

- US$20.560.000 atau 80% dari harga kontrak pembangunan kapal atau 80% dari harga pasar kapal, mana yang lebih rendah, jika ada perjanjian sewa yang disetujui atas kapal tersebut.

- US$20,560,000 or 80% of the contract price of the vessel or 80% of the market value of the vessel, whichever amount is lower, if there is an approved charter agreement fixed for the vessel.

Page 167: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

114

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Natixis, Cabang Singapura (lanjutan) Natixis, Singapore Branch (continued) Pada tanggal 22 Januari 2009, Papaveraceae dan

Petunia menarik dana dari fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Natixis masing-masing sebesar US$5.140.000, yang digunakan untuk perolehan kapal (Catatan 38d).

On January 22, 2009, Papaveraceae and Petunia drew down from the loan facilities from Natixis the amount of US$5,140,000 each, which was used to finance the acquisition of the vessels (Note 38d).

Pada tanggal 22 Juni 2010, Papaveraceae dan

Petunia telah membayar sebagian pinjaman tersebut masing-masing sebesar US$5.140.000 dan US$505.552 melalui hasil penjualan MT Gas Jaya, Kapal milik Rafflesia, kepada Lucky Marine Co., Ltd.

On June 22, 2010, Papaveraceae and Petunia made partial payments of the loan amounting to US$5,140,000 and US$505,552, respectively, from the proceeds of the sale of MT Gas Jaya, Rafflesia’s vessel, to Lucky Marine Co., Ltd.

Pada tanggal 29 Januari 2010, Natixis menyatakan

bahwa semua komitmen dari Natixis berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut dibatalkan, dan meminta pelunasan untuk semua pokok pinjaman dan bunga yang belum dibayar. Selanjutnya, pada tanggal 5 Maret 2010, Natixis, Papaveraceae dan Petunia mengadakan Perjanjian Standstill.

On January 29, 2010, Natixis declared that all of its commitments under the loan agreement were canceled, and requested payment of all principal and accrued interest. Subsequently, on March 5, 2010, Natixis, Papaveraceae and Petunia entered into a Standstill Agreement.

Pada tanggal 9 April 2010, Natixis mengakhiri Perjanjian Standstill. Pada tanggal 20 April 2010, Natixis mengirimkan surat kepada Papaveraceae dan Petunia yang meminta pembayaran atas liabilitas yang masih terutang.

On April 9, 2010, Natixis terminated the Standstill Agreement. On April 20, 2010, Natixis sent a notice to Papaveraceae and Petunia requesting the payments of the outstanding liabilities.

Apabila Papaveraceae dan Petunia lalai untuk

membayar kewajiban: If Papaveraceae and Petunia fail to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal Papaveraceae dan Petunia wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas suku bunga yang lebih tinggi antara suku bunga yang berlaku atau 1,75% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

Papaveraceae and Petunia must pay a penalty interest of 2% above the rate which is higher between the applicable interest rate and 1.75% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount, from the date such amount is due until it has been fully paid.

• Bunga pinjaman • Loan interest

Papaveraceae dan Petunia wajib membayar denda bunga sebesar 2% diatas 1,75% per tahun ditambah LIBOR 3 bulanan/the bank’s cost of funding untuk jumlah yang terlambat dibayar terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

Papaveraceae and Petunia must pay a penalty interest of 2% above 1.75% per annum plus 3 months’ LIBOR/the bank’s cost of funding the overdue amount from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 168: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

115

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Natixis, Cabang Singapura (lanjutan) Natixis, Singapore Branch (continued)

Pada tanggal 21 Juli 2011, Natixis dan Perusahaan dan PT Apol Sejahtera (penjamin) mengadakan perjanjian penyelesaian untuk pinjaman Papaveraceae dan Petunia ke Natixis.

On July 21, 2011, Natixis and the Company and PT Apol Sejahtera (the guarantors) entered into a settlement deed for Papaveraceae’s and Petunia’s loans payable to Natixis.

Pinjaman ke Natixis tersebut telah dilunasi pada bulan Agustus 2011.

The loans to Natixis were settled in August 2011.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

Pada tanggal 3 Juli 2009, Perusahaan menandatangani adendum atas perjanjian pinjaman yang dibuat antara Perusahaan dengan LPEI, sehubungan dengan fasilitas kredit dengan pagu pinjaman senilai Rp400.000.000.000 yang diperoleh pada tahun 2008. Sebelum adendum, jangka waktu pembayaran pinjaman tersebut adalah satu tahun dan jumlah yang terutang sehubungan dengan pinjaman tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Pinjaman Bank Jangka Pendek”.

On July 3, 2009, the Company signed an amendment of the loan agreement entered into between the Company and LPEI, in relation to the credit facility with a maximum drawable amount of Rp400,000,000,000 which was obtained in 2008. Before the amendment, the repayment period of the loan was one year and the outstanding balance was presented as part of “Short-term Bank Loans”.

Setelah ditandatanganinya adendum, rincian dari fasilitas pinjaman tersebut adalah sebagai berikut:

After the amendment, the details of the credit facility are as follows:

- Kredit Investasi - Investment Credit Fasilitas kredit ini mempunyai pagu pinjaman sebesar Rp200.000.000.000 dan atas jumlah pinjaman yang dicairkan dikenakan bunga dengan bunga tahunan sebesar 13,5%. Pembayaran triwulanan atas fasilitas pinjaman ini akan dimulai pada tanggal 25 Maret 2010 sampai dengan tanggal 25 Juni 2014.

This credit facility has a maximum drawable amount of Rp200,000,000,000 and the loan drawn from this facility bears interest at the annual rate of 13.5%. The quarterly repayment of the loan obtained from this credit facility started on March 25, 2010 and will continue up to June 25, 2014.

- Kredit Modal Kerja - Working Capital Fasilitas kredit ini mempunyai pagu pinjaman sebesar Rp200.000.000.000 dan atas jumlah pinjaman yang dicairkan dikenakan bunga dengan bunga tahunan sebesar 13,5%. Pembayaran triwulanan atas fasilitas pinjaman ini akan dimulai pada tanggal 25 Maret 2010 sampai dengan tanggal 25 Juni 2012.

This credit facility has a maximum drawable amount of Rp200,000,000,000 and the loan drawn from this facility bears interest at the annual rate of 13.5%. The quarterly repayment of the loan obtained from this credit facility started on March 25, 2010 and will continue up to June 25, 2012.

Page 169: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

116

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak ketiga (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

third parties (continued)

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) (lanjutan)

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) (continued)

Pada tanggal 6 Mei 2010, Perusahaan memperoleh surat persetujuan dari LPEI mengenai perubahan jadwal pembayaran dan perubahan ketentuan mengenai rasio utang terhadap ekuitas dari pinjaman Perusahaan. Berdasarkan revisi tersebut, pembayaran cicilan fasilitas pinjaman kredit investasi akan dimulai pada tanggal 25 Desember 2010 dan berakhir pada tanggal 25 Juni 2014 dan pembayaran cicilan fasilitas pinjaman kredit modal kerja akan dimulai pada tanggal 25 Desember 2010 dan berakhir pada tanggal 25 Juni 2012. Rasio utang terhadap ekuitas telah berubah dari 3 kali menjadi 6 kali.

On May 6, 2010, the Company received the approval letter from LPEI regarding the changes in the repayment terms and debt-to-equity ratio requirement on the Company’s loans. Based on the revision, the repayment term of the investment credit loan facility started on December 25, 2010 and will continue up to June 25, 2014 and the repayment of the working capital loan facility started on December 25, 2010 and will continue up to June 25, 2012. The debt-to-equity ratio has been changed from 3 times to 6 times.

Sebelum restrukturisasi Before restructuring Dalam hal Perusahaan lalai untuk membayar liabilitas termasuk namun tidak terbatas pada pembayaran bunga, cicilan, denda, denda bunga dan biaya-biaya lain pada tanggal jatuh temponya maka Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 2% per tahun diatas tingkat bunga yang berlaku terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

In the event the Company fails to pay any liabilities including but not limited to interest, installment, penalty, penalty interest and others on the due date, it must pay a penalty interest of 2% per annum above the applicable interest rate from the date such amount is due until it has been fully paid.

Setelah restrukturisasi After restructuring

Apabila Perusahaan tidak melakukan pembayaran pokok atau cicilan bunga yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar berdasarkan Rencana Perdamaian, kegagalan pembayaran (payment default) akan terjadi (Catatan 42).

If the Company does not make prepayment of any installment of principal or installment of interest which is due and payable under the Composition Plan, the payment default will occur (Note 42).

Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak berelasi Bank and other financial institution loans -

related party

PT Mega Finadana PT Mega Finadana

Pada tahun 2008, Perusahaan mengadakan empat perjanjian pembiayaan konsumen dengan PT Mega Finadana untuk memperoleh empat kendaraan operasional dengan nilai keseluruhan sebesar Rp600.550.000, yang akan dilunasi secara cicilan sampai dengan bulan Oktober 2011.

In 2008, the Company entered into four consumer financing agreements with PT Mega Finadana for the acquisition of four operational vehicles in the total amount of Rp600,550,000, which was paid in installments up to October 2011.

Page 170: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

117

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued) Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya -

pihak berelasi (lanjutan) Bank and other financial institution loans -

related party (continued)

PT Mega Finadana (lanjutan) PT Mega Finadana (continued)

Pada tanggal 26 Februari 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman konsumen dari PT Mega Finadana untuk pendanaan kembali tiga unit kendaraan operasional dengan nilai keseluruhan sebesar Rp2.000.000.000 atau 76% dari harga kendaraan, yang akan dilunasi secara cicilan sampai dengan bulan Maret 2012.

On February 26, 2009, the Company obtained a consumer loan facility from PT Mega Finadana for refinancing three units of operational vehicles in the total amount of Rp2,000,000,000 or 76% of the vehicles’ price, which is payable in installments up to March 2012.

Pada 11 Agustus 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar Rp446.272.950 dari PT Mega Finadana yang digunakan untuk membiayai perolehan satu kendaraan. Fasilitas ini akan dilunasi secara cicilan bulanan sampai dengan tanggal 12 Agustus 2014.

On August 11, 2011, the Company obtained Al Murabahah financing facility amounting to Rp446,270,950 from PT Mega Finadana, which was used to finance the acquisition of one vehicle. The facility will be paid in installments up to August 12, 2014.

Lain-lain Others

Teraoka Shoji Inc. Teraoka Shoji Inc.

Pada bulan Juni 2009, Perusahaan mengadakan

perjanjian jual beli dengan Teraoka Shoji Inc., dimana Teraoka Shoji Inc. akan menjual satu set secondhand 2000 T/H coal loading barge kepada Perusahaan atau nominee Perusahaan, yaitu LCM, dengan harga jual sebesar US$10.300.000. Uang muka untuk pembelian tersebut adalah sebesar US$5.000.000, dan sisanya diangsur 50 kali cicilan bulanan. Secondhand 2000 T/H coal loading barge tersebut diterima oleh Perusahaan pada bulan Juli 2009.

In June 2009, the Company entered into a sale and purchase agreement with Teraoka Shoji Inc., whereby the latter agreed to sell one set of secondhand 2000 T/H coal loading barge to the Company or its nominee, LCM, at the price of US$10,300,000. Downpayment made for this purchase amounted to US$5,000,000, and the remaining balance is payable in 50 monthly installments. The secondhand 2000 T/H coal loading barge was received by the Company in July 2009.

Teraoka S.A., Panama Teraoka S.A., Panama

Pada bulan Juni 2006, Perusahaan mengadakan

dua perjanjian jual beli dengan Teraoka S.A., dimana Teraoka S.A. akan menjual satu kapal tunda dan satu floating crane kepada Perusahaan atau nominee Perusahaan, yaitu BJP, dengan harga jual sebesar JP¥990 juta. Uang muka untuk pembelian tersebut adalah sebesar JP¥774 juta, dan sisanya diangsur 36 kali cicilan bulanan.

In June 2006, the Company entered into two sale and purchase agreements with Teraoka S.A., whereby the latter agreed to sell one tugboat and one floating crane to the Company or its nominee, BJP, at the total price of JP¥990 million. Downpayment made for these purchases amounted to JP¥774 million, and the remaining balance was paid in 36 monthly installments.

Pada tanggal 11 Februari 2010, BJP telah melunasi

seluruh utangnya ke Teraoka S.A. On February 11, 2010, BJP fully settled its

payable to Teraoka S.A.

Page 171: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

118

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued)

Informasi lainnya Other information

Sebelum restrukturisasi Before restructuring Berdasarkan beberapa perjanjian pinjaman dengan

para kreditur tersebut di atas, Kelompok Usaha wajib memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:

Under several agreements with the above-mentioned creditors, the Group is required to comply with several covenants, among others, as follows:

a. Menjaga rasio-rasio keuangan tertentu a. Maintain certain financial ratios b. Memperoleh persetujuan tertulis dari pihak

kreditur sebelum melakukan transaksi-transaksi berikut:

b. Obtain written approval from creditors prior to performing the following transactions:

(1) Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan seluruh atau sebagian aset Kelompok Usaha, kecuali dalam rangka menjalankan kegiatan normal usaha Kelompok Usaha

(1) Sell or in any way transfer the right on or rent out, in whole or in part, the assets of the Group, except in the normal course of its business

(2) Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak ketiga, kecuali dalam rangka menjalankan kegiatan normal usaha Kelompok Usaha

(2) Obtain credit facilities or other loans from third parties, except in the normal course of its business

(3) Mengikat diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Kelompok Usaha kepada pihak lain

(3) Act as guarantor or pledge the Group’s assets to another party

(4) Mengubah bentuk dan status hukum Kelompok Usaha, anggaran dasar, susunan direksi dan dewan komisaris dan pemegang saham

(4) Change the Group’s legal form, articles of association, members of its boards of directors and commissioners and shareholders

(5) Melakukan investasi atau penyertaan saham dalam perusahaan lain

(5) Invest in shares of stock of other companies

(6) Melakukan pembayaran dividen (6) Pay any dividends (7) Melakukan transaksi penggabungan usaha

atau akuisisi. (7) Enter into merger or acquisition

transactions. Selain itu, seluruh perjanjian pinjaman (kecuali

perjanjian pinjaman yang diperoleh dari PT Mega Finadana, Teraoka S.A., Panama dan Teraoka Shoji Inc.) mencantumkan ketentuan-ketentuan cross default.

Also, all of the loan agreements (except the agreements on the loans obtained from PT Mega Finadana, Teraoka S.A., Panama and Teraoka Shoji Inc.) have included “cross default” provisions.

Sebagai akibat dari krisis ekonomi global sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 43, pada tanggal 31 Desember 2010, Kelompok Usaha tidak dapat memenuhi beberapa rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman. Meskipun beberapa pinjaman lainnya tidak mensyaratkan pemenuhan beberapa rasio keuangan dalam perjanjian pinjamannya, namun pinjaman tersebut mencantumkan klausula cross default. Selain itu, Kelompok Usaha juga telah menghentikan pembayaran atas seluruh liabilitas derivatifnya, baik yang telah jatuh tempo maupun yang dihentikan sebelum jatuh tempo (unwound). Kelompok Usaha

As a consequence of the global economic crisis as discussed in Note 43, as of December 31, 2010, the Group has been unable to meet certain financial ratios as required in the loan agreements. Although certain other loan agreements do not require financial ratios to be maintained, there are cross default provisions in the loan agreements. Also, the Group has ceased the payment of all of its derivative liabilities that are due, as well as those arising from early terminated contracts (unwound). The Group also has stopped all of the principal payments which are due and payable in relation to the informal

Page 172: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

119

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued)

Informasi lainnya (lanjutan) Other information (continued)

Sebelum restrukturisasi (lanjutan) Before restructuring (continued)

juga telah menghentikan pembayaran pokok pinjaman yang telah jatuh tempo sehubungan dalam kondisi standstill informal yang diupayakan oleh Perusahaan.

standstill position initiated by the Company.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Kelompok Usaha sedang dalam proses meminta surat pernyataan pembebasan (waiver) secara formal dari para kreditur, atas tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut. Dalam keadaan demikian, para kreditur dapat atau mempunyai hak untuk menyatakan pinjaman-pinjaman tersebut dalam kondisi default dan meminta seluruh jumlah pinjaman menjadi segera terutang dan wajib bayar. Namun demikian, Kelompok Usaha belum menerima surat dari para kreditur yang meminta pembayaran kembali atas saldo terutang pinjaman, kecuali dari Natixis, Cabang Singapura.

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Group was in the process of obtaining the formal waiver from its creditors regarding its inability to fulfill the loan covenants. In these circumstances, the creditors may declare the loans in default and ask for immediate repayment of all outstanding debts. However, the Group has not received any notices from its creditors demanding the immediate repayment of the outstanding debts, except for Natixis, Singapore Branch.

Kelompok Usaha masih melakukan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk pinjaman jangka pendek dan jangka panjang tersebut di atas, utang obligasi dan wesel bayar yang dijamin serta wesel bayar jangka menengah, termasuk dengan pihak-pihak counterparty sehubungan dengan liabilitas derivatif Kelompok Usaha. Sesuai dengan SAK di Indonesia, seluruh pinjaman jangka panjang harus direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010. Selain itu, sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010, seluruh biaya transaksi yang tersisa atas pinjaman yang default harus dibebankan langsung seluruhnya pada laba rugi berjalan pada periode terjadinya default tersebut.

The Group is still conducting negotiation with the creditors to restructure its short-term and long-term liabilities, bonds payable and guaranteed secured notes payable, and medium-term notes payable, including with the counterparties in relation to the Group’s derivative liabilities. In accordance with Indonesian SAK, all of the long-term debts should be reclassified and presented as part of current liabilities in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010. In addition, in accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006) effective on January 1, 2010, all of the remaining transaction costs of the default loans should be charged directly to profit or loss in the period the default occurred.

Namun demikian, manajemen Kelompok Usaha memutuskan untuk tetap menyajikan pinjaman jangka panjang tersebut sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang sesuai dengan jadwal pembayaran berdasarkan perjanjian pinjaman yang ada pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010 dan tetap mengamortisasi biaya transaksi pinjaman tersebut selama jangka waktu utang dengan menggunakan metode garis lurus. Jika pinjaman jangka panjang tersebut bersama-sama dengan utang obligasi dan

However, the management of the Group decided to present the long-term debts as part of non-current liabilities in accordance with the payment schedules under the existing loan agreements in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010, and amortize the debt transaction costs over the terms of the debts using the straight-line method. If the long-term debts, together with the bonds payable and guaranteed secured notes payable, were reclassified and presented as part of current liabilities, the total

Page 173: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

120

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued)

Informasi lainnya (lanjutan) Other information (continued)

Sebelum restrukturisasi (lanjutan) Before restructuring (continued)

wesel bayar yang dijamin, direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek, maka total liabilitas jangka pendek konsolidasian akan naik sebesar Rp2,80 triliun dan liabilitas jangka pendek Kelompok Usaha melebihi total aset lancar sebesar Rp5,57 triliun pada tanggal 31 Desember 2010. Jika seluruh biaya transaksi pinjaman yang tersisa, termasuk biaya pinjaman atas utang obligasi dan wesel bayar yang dijamin, serta wesel bayar jangka menengah dibebankan seluruhnya ke laba rugi untuk tahun 2010, maka beban lain-lain Kelompok Usaha akan bertambah sebesar Rp30,46 miliar (Catatan 14, 20, 21 dan 43).

consolidated current liabilities will increase by Rp2.80 trillion and the Group’s total current liabilities will exceed the total current assets by Rp5.57 trillion as of December 31, 2010. If all of the remaining debt transaction costs, including debt transaction costs of bonds payable and guaranteed secured notes payable, and medium-term notes payable, were charged directly to profit or loss in 2010, the Group’s other expenses will increase by Rp30.46 billion (Notes 14, 20, 21 and 43).

Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas pinjaman jangka panjang adalah sebesar Rp9,65 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

As of December 31, 2010, unpaid overdue interest on long-term debts amounted to Rp9.65 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010.

Setelah restrukturisasi After restructuring

Pada tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk sebagian pinjaman jangka panjang (Catatan 42) dan Kelompok Usaha masih melakukan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk pinjaman jangka panjang lainnya yang tidak termasuk dalam restrukturisasi utang, termasuk dengan pihak counterparty sehubungan dengan liabilitas derivatif Entitas Anak (Catatan 44e).

On November 10, 2011, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with its lenders for a portion of long-term debts (Note 42) and the Group is still conducting negotiation with the creditors to restructure its other long-term debts which are not included in the debt restructuring, including with the counterparty in relation to the Subsidiary’s derivative liabilities (Note 44e).

Perusahaan juga telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang untuk sebagian liabilitas derivatif dan utang lain-lain ke ACA (Catatan 42), oleh karena itu liabilitas derivatif dan utang lain-lain tersebut direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari “Pinjaman Jangka Panjang” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

The Company also has successfully concluded its debt restructuring negotiations with its lenders for a portion of derivative liabilities and other payable to ACA (Note 42), therefore the long-term derivative liabilities and the other payable to ACA were reclassified and are presented as part of “Long-term Debts” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

Page 174: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

121

19. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) 19. LONG-TERM DEBTS (continued)

Informasi lainnya (lanjutan) Other information (continued)

Setelah restrukturisasi (lanjutan) After restructuring (continued)

Sesuai dengan SAK di Indonesia, untuk pinjaman jangka panjang lainnya yang tidak termasuk dalam restrukturisasi utang, harus direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 karena Kelompok Usaha tidak dapat memenuhi persyaratan tertentu yang diharuskan dalam perjanjian utang dan tidak melakukan pembayaran atas liabilitas yang telah jatuh tempo. Oleh karena itu, manajemen Kelompok Usaha memutuskan untuk menyajikan pinjaman jangka panjang lain tersebut sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

In accordance with Indonesian SAK, all of the other long-term debts which have not been restructured should be reclassified and presented as part of current liabilities in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011 since the Group is unable to meet certain covenants as required under the loan agreements and does not make payment of the matured loans. Therefore, the management of the Group decided to present the other long-term debts as part of current liabilities in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2011, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas pinjaman jangka panjang yang tidak termasuk dalam restrukturisasi utang adalah sebesar Rp33 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Biaya Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

As of December 31, 2011, unpaid overdue interest on long-term debts amounted to Rp33 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG

DIJAMIN - NETO 20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED

SECURED NOTES PAYABLE - NET Analisis saldo akun ini pada tanggal-tanggal

31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

An analysis of the balance of this account as of December 31, 2011 and 2010 is as follows:

2011 2010

Nilai nominal Nominal amount

Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin U.S. Dollar Guaranteed (US$144.960.075 pada tahun Secured Notes 2011 dan US$140.850.000 (US$144,960,075 in 2011 and pada tahun 2010) 1.314.497.969.579 1.266.382.350.000 US$140,850,000 in 2010) Obligasi APOL II Tahun 2008 624.997.326.917 600.000.000.000 APOL Bonds II in Year 2008

Total nilai nominal 1.939.495.296.496 1.866.382.350.000 Total nominal value Dikurangi diskonto dan biaya emisi yang ditangguhkan - setelah dikurangi Less discounts and deferred akumulasi amortisasi sebesar issuance costs - net of Rp75.900.292.149 pada tahun 2011 accumulated amortization of dan Rp49.282.052.307 Rp75,900,292,149 in 2011 pada tahun 2010 - (26.618.239.842) and Rp49,282,052,307 in 2010

Neto 1.939.495.296.496 1.839.764.110.158 Net

Page 175: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

122

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN - NETO (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE - NET (continued)

Rincian diskonto dan biaya emisi ditangguhkan dan

akumulasi amortisasi terkait tersebut di atas adalah sebagai berikut:

The details of the above discounts and deferred issuance costs and related accumulated amortization are as follows:

2011 2010

Diskonto dan biaya emisi ditangguhkan Discounts and deferred issuance costs U.S. Dollar Guaranteed Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin 64.708.875.751 64.708.875.751 Secured Notes Obligasi rupiah Rupiah bonds Obligasi APOL II Tahun 2008 11.191.416.398 11.191.416.398 APOL Bonds II in Year 2008

Total 75.900.292.149 75.900.292.149 Total

Dikurangi akumulasi amortisasi diskonto dan biaya emisi ditangguhkan (termasuk Less accumulated amortization of amortisasi tahun berjalan discounts and deferred issuance costs sebesar Rp26.618.239.842 (inclusive of current amortization of pada tahun 2011 dan Rp26,618,239,842 Rp10.807.586.280 pada in 2011 and tahun 2010) 75.900.292.149 49.282.052.307 Rp10,807,586,280 in 2010)

Neto - 26.618.239.842 Net

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

Pada tanggal 3 Mei 2006, Arpeni Pratama

Ocean Line Investment B.V. (APOL BV), Entitas Anak yang dimiliki sepenuhnya, menerbitkan wesel bayar yang dijamin dalam mata uang dolar A.S. dengan nilai nominal sebesar US$160 juta, dimana Perusahaan dan Entitas Anak, kecuali Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. dan PT Apol Bahtera, bertindak sebagai “Penjamin”.

On May 3, 2006, Arpeni Pratama Ocean Line Investment B.V. (APOL BV), a wholly-owned Subsidiary, issued U.S. dollar-denominated guaranteed secured notes with a total nominal value of US$160 million, with the Company and Subsidiaries, except Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. and PT Apol Bahtera, acting as “Guarantors”.

Sehubungan dengan penawaran ini, APOL BV

memperoleh peringkat B+ dari Standard & Poor’s. Wesel bayar ini dikenakan tingkat bunga tahunan tetap neto sebesar 8,75% per tahun yang dibayar setiap setengah tahun, dan akan jatuh tempo pada tanggal 3 Mei 2013. Hasil penerimaan dari emisi wesel bayar yang dijamin tersebut terutama digunakan untuk membiayai pelunasan pinjaman sebesar US$93 juta, untuk pembelian kapal sebesar US$57,1 juta dan sisanya, digunakan untuk keperluan modal kerja. Wesel bayar ini dijaminkan dengan saham Entitas Anak yang dimiliki oleh Perusahaan, kecuali Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. dan PT Apol Bahtera.

In connection with the notes offering, APOL BV received a rating of B+ from Standard & Poor’s. The notes are subject to net interest at the fixed annual rate of 8.75% payable semi-annually, and will mature on May 3, 2013. The proceeds from the issuance of these guaranteed notes were primarily used to refinance loans totaling US$93 million, to purchase additional vessels totaling US$57.1 million and the remainder, for working capital purposes. The notes are secured by the shares of the Subsidiaries, except Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. and PT Apol Bahtera.

Page 176: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

123

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN - NETO (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE - NET (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

Entitas Anak yang didirikan atau diakuisisi setelah tanggal penerbitan wesel bayar ini tidak bertindak sebagai “Penjamin” ataupun saham mereka digunakan sebagai jaminan atas wesel bayar tersebut.

The Subsidiaries established or acquired after the issuance date of the notes do not act as “Guarantors” nor are their shares used as security for the notes.

APOL BV telah menunjuk HSBC Bank USA,

National Association, sebagai Wali Amanat, Agen Pembayaran dan Pencatatan, serta menunjuk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited sebagai Agen Penjamin (Collateral Agent).

APOL BV has appointed HSBC Bank USA, National Association, as the Trustee, Paying Agent and Registrar, and The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited as the Collateral Agent.

APOL BV memiliki opsi untuk membeli kembali

wesel bayar dengan kondisi sebagai berikut: The guaranteed notes may be redeemed at

the option of APOL BV as follows:

• Setiap saat sebelum tanggal 3 Mei 2010, maksimum sampai dengan 35% dari nilai pokok wesel bayar yang dijamin, dengan dana dari satu atau lebih penawaran umum saham (public equity offerings) Perusahaan, dengan harga pembelian kembali setara dengan 108,75% dari nilai pokok wesel bayar yang dijamin, ditambah bunga yang masih harus dan belum dibayar sampai dengan tanggal pembelian kembali, jika ada, jika kondisi-kondisi tertentu terpenuhi;

• At any time prior to May 3, 2010, up to a maximum of 35% of the original aggregate principal amount, with the proceeds of one or more public equity offerings of the Company, at a redemption price equal to 108.75% of the principal amount thereof, plus accrued and unpaid interest to the redemption date, if any, provided that certain conditions are met;

• Pada tanggal atau setelah tanggal 3 Mei

2010, seluruh atau sebagian dari wesel bayar yang dijamin dengan harga pembelian kembali setara dengan 104,3750%, 102,1875% dan 100,0000% dari nilai pokok wesel bayar yang dijamin selama periode 12 bulan masing-masing mulai tanggal 3 Mei pada tahun 2010, 2011 dan 2012 dan seterusnya, ditambah bunga yang masih harus dan belum dibayar sampai dengan tanggal pembelian kembali;

• On or after May 3, 2010, all or part of the guaranteed notes at a redemption price equal to 104.3750%, 102.1875% and 100.0000% of the principal amount during the 12-month period commencing on May 3 of 2010, 2011 and 2012 onwards, respectively, plus accrued and unpaid interest to the redemption date;

• Setiap saat sebelum tanggal 3 Mei 2010,

seluruh atau sebagian dari wesel bayar yang dijamin dengan harga pembelian kembali setara dengan 100% dari nilai pokok ditambah applicable premium dan bunga yang masih harus dan belum dibayar, jika ada, sampai dengan tanggal pembelian kembali;

• At any time prior to May 3, 2010, all or part of the guaranteed notes at a redemption price equal to 100% of the principal amount plus the applicable premium as of, and any accrued and unpaid interest, if any, to the redemption date;

Page 177: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

124

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN - NETO (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE - NET (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

• Setiap saat jika terjadi perubahan tertentu yang berkaitan dengan perpajakan di Belanda, Panama, Indonesia atau Labuan (Malaysia) yang mengharuskan APOL BV atau Perusahaan untuk membayar total tambahan sehubungan dengan total wesel bayar di atas jumlah tertentu, secara keseluruhan tetapi tidak secara sebagian, dengan harga pembelian kembali sebesar 100% dari nilai pokok ditambah dengan jumlah tambahan dan bunga yang masih belum dibayar, jika ada, sampai dengan tanggal pembelian kembali.

• At any time in the event of certain changes affecting taxation in the Netherlands, Panama, Indonesia or Labuan (Malaysia) that would require APOL BV or the Company to pay an additional amount in respect of any notes in excess of certain amount, in whole but not in part, at a redemption price of 100% of their principal amount plus all additional amounts due as of, and any accrued interest, if any, to the redemption date.

Jika terjadi perubahan terhadap pengendalian

(termasuk penjualan, penyewaan, pengalihan, pemindahan atau penghapusan seluruh atau sebagian besar aset Perusahaan dan Entitas Anak), pemegang wesel bayar berhak untuk meminta APOL BV untuk membeli kembali seluruh atau sebagian wesel bayar miliknya dengan harga pembelian setara dengan 101% dari nilai pokok wesel bayar ditambah dengan bunga yang masih harus dan belum dibayar, jika ada, sampai dengan tanggal pembelian.

In the event of a change in control (including sale, lease, transfer, conveyance or other disposition of all or substantially all of the Company’s and Subsidiaries’ assets), the holder of the guaranteed notes has the right to require APOL BV to repurchase all or any part of such holder’s notes at a purchase price equal to 101% of the aggregate principal amount plus accrued and unpaid interest, if any, to the purchase date.

Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam

perjanjian wesel bayar yang dijamin tersebut di atas, Perusahaan diharuskan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu sebagaimana tercantum dalam perjanjian pinjaman, seperti fixed charge coverage ratio harus minimal 3 kali. Berdasarkan perjanjian pinjaman, persyaratan tertentu tidak memperbolehkan untuk, antara lain, penjualan, penyewaan atau pengalihan aset Perusahaan dan Entitas Anak; konsolidasi, penggabungan usaha dan penjualan aset; pengumuman dan pembagian dividen kas; pembayaran dividen oleh Entitas Anak; perolehan utang baru; dan penjualan atau pengalihan kepemilikan saham Perusahaan di Entitas Anak-penjamin, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pemberi pinjaman, kecuali dalam kondisi tertentu yang diizinkan dalam perjanjian wesel bayar tersebut.

Under the terms of the agreement covering the above-mentioned guaranteed secured notes, the Company is required to comply with certain financial ratios as stipulated in the agreement, such as fixed charge coverage ratio which must at least be 3 times. Based on the agreement, the restrictive covenants prohibit, among others, the sale, lease or transfer of the Company’s and Subsidiaries’ assets; consolidation, mergers and sale of assets; declaration and payment of cash dividends; dividend payments by the Subsidiaries; incurrence of indebtedness; and sale or transfer of the Company’s equity ownerships in the Subsidiary-guarantors, without the prior written consent from the lender, except under certain permitted terms and conditions stipulated in the agreement.

Page 178: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

125

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN - NETO (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE - NET (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

Jika APOL BV, Perusahaan atau Entitas Anak lainnya tidak dapat memenuhi beberapa persyaratan yang disyaratkan dalam perjanjian wesel bayar yang dijamin, dan kondisi tersebut dialami secara berkelanjutan, maka wali amanat atau pemegang wesel bayar yang dijamin yang secara keseluruhan minimal mewakili 25% dari nilai pokok wesel bayar yang dijamin dapat mengumumkan bahwa wesel bayar yang dijamin tersebut menjadi terutang dan jatuh tempo.

If APOL BV, the Company or other Subsidiaries are unable to meet certain covenants as required in the guaranteed secured notes agreement, and such condition is continuing, the trustee or the bondholders of at least 25% in the aggregate of the principal amount of the outstanding notes may declare all the notes to be due and payable immediately.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan

konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan APOL BV belum meminta waiver secara formal dari para wali amanat atau pemegang wesel bayar yang dijamin, atas tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut. Selain itu, APOL BV atau Perusahaan belum menerima surat dari wali amanat maupun pemegang wesel bayar yang dijamin yang meminta wesel bayar yang dijamin menjadi terutang dan harus segera dilunasi.

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Company and APOL BV have not yet sought the formal waiver from their trustee or the holders regarding their inability to fulfill the loan covenants. In addition, APOL BV or the Company has not received any notices from the trustee or the holders demanding the immediate repayment of the guaranteed secured notes payable.

Sesuai dengan SAK di Indonesia, seluruh wesel

bayar yang dijamin harus direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010. Namun demikian, manajemen APOL BV atau Perusahaan memutuskan untuk tetap menyajikan wesel bayar yang dijamin tersebut sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang sesuai dengan jadwal pembayaran berdasarkan perjanjian yang ada (Catatan 14, 19, 21 dan 43).

In accordance with Indonesian SAK, all of the guaranteed secured notes payable should be reclassified and presented as part of current liabilities in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010. However, the management of APOL BV or the Company decided to present the guaranteed secured notes payable as part of non-current liabilities in accordance with the payment schedules under the existing agreements (Notes 14, 19, 21 and 43).

Page 179: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

126

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

Amortisasi biaya emisi wesel bayar sebesar Rp8.910.060.000 pada tahun 2010 disajikan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010. Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010, seluruh biaya emisi yang tersisa atas wesel bayar yang dijamin yang default harus dibebankan langsung seluruhnya pada laba rugi berjalan pada periode terjadinya default tersebut. Namun demikian, pada tahun 2010 manajemen APOL BV atau Perusahaan memutuskan agar biaya emisi tersebut tetap diamortisasi selama jangka waktu wesel bayar dengan menggunakan metode garis lurus.

Amortization of notes issuance cost amounting to Rp8,910,060,000 in 2010 is presented as part of “Finance Costs” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss). In accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006) effective on January 1, 2010, all of the remaining issuance costs of the guaranteed secured notes payable under default should be charged directly to profit or loss in the period the default occurred. However, in 2010 the management of APOL BV or the Company decided that the issuance costs be still amortized over the terms of the notes using the straight-line method.

Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas wesel bayar yang dijamin adalah sebesar Rp55,40 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

As of December 31, 2010, unpaid overdue interest on guaranteed secured notes amounted to Rp55.40 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010.

Apabila APOL BV lalai untuk membayar kewajiban:

If APOL BV fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal

APOL BV wajib membayar denda bunga sebesar 1% diatas suku bunga yang berlaku, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

APOL BV must pay a penalty interest of 1% above the applicable interest rate, from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 180: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

127

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

Pada tanggal 24 Mei 2011, wali amanat telah mengirimkan Notice of Event Default and Defaults ke Perusahaan dan APOL BV sehubungan APOL BV telah gagal membayar bunga dalam waktu 30 hari yang telah jatuh tempo pada tanggal 3 November 2010.

On May 24, 2011, the trustee had sent Notice of Event Default and Defaults to the Company and APOL BV due to APOL BV’s failure to make interest payment for 30 days which had been due on November 30, 2010.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 42, pada tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk wesel bayar dijamin tersebut dan seluruh hak dan kewajiban kreditur maupun Kelompok Usaha sehubungan dengan wesel bayar dijamin, termasuk jaminan perusahaan dan hak-hak jaminan terkait akan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Rencana Perdamaian.

As discussed in Note 42, on November 10, 2011, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with the lenders for the guaranteed secured notes and all rights and obligations of the lenders and the Group in relation to guaranteed secured notes, including any related corporate guarantees and security rights, will follow the terms in the Composition Plan.

Pokok yang terutang, bunga yang ditangguhkan, tingkat bunga pada tahun 2011 dan tanggal jatuh tempo untuk wesel bayar yang dijamin berdasarkan Rencana Perdamaian (setelah restrukturisasi) adalah sebagai berikut:

Outstanding principal, deferred interest, interest rate in 2011 and maturity date of the guaranteed secured notes payable based on the Composition Plan (after restructuring) are as follows:

Pokok yang Terutang/

Outstanding Principal

Bunga yang Ditangguhkan/

Deferred Interest

Tingkat bunga/ Interest rate

Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date

US$140.850.000 US$16.124.391 0,56% (0,25% diatas LIBOR 3 bulanan)/ 0.56% (0.25% above 3 months’ LIBOR)

24 kali cicilan triwulanan dimulai pada tanggal 30 September 2015 sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/24 equal quarterly instalments payable starting on September 30, 2015 up to June 30, 2021

• Bunga pinjaman • Loan interest APOL BV wajib membayar denda bunga sebesar 1% diatas suku bunga yang berlaku, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

APOL BV must pay a penalty interest of 1% above the applicable interest rate, from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 181: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

128

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(i) Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed Secured Notes) (lanjutan) (i) U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

(continued)

Berdasarkan Rencana Perdamaian, pemegang wesel bayar yang dijamin akan menerima waran lepas tanpa biaya (free detachable warrants), yang masing-masing, ketika digunakan, akan memberikan satu saham Perusahaan kepada pemegang wesel bayar yang dijamin tersebut. Setiap nilai terutang US$1.000 dari wesel bayar yang dijamin yang ikut serta dalam penawaran pertukaran (exchange offer) akan berhak atas 8.700 waran yang akan diterbitkan pada akhir pelaksanaan restrukturisasi, dengan ketentuan setiap pemegang wesel bayar yang dijamin menandatangani semua dokumen yang diperlukan menurut hukum dalam bentuk dan substansi yang dapat diterima oleh Perusahaan dan pembatasan tentang jumlah waran yang dapat diterbitkan oleh Perusahaan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK dan/atau peraturan Bursa Efek Indonesia. Waran dapat dilaksanakan enam bulan setelah diterbitkan sampai dengan satu tahun setelah tanggal cicilan pokok terakhir, dengan syarat harga pelaksanaan sebesar Rp120 per waran telah dibayar oleh pemegang wesel bayar yang dijamin kepada Perusahaan.

Based on the Composition Plan, the holders of the guaranteed secured notes payable will receive free detachable warrants, each of which will, when exercised, give the relevant holders one the Company’s share. Every US$1,000 of guaranteed secured notes payable participating in the exchange offer will be entitled to 8,700 warrants which will be issued at the end of the restructuring exercise, subject to a holder’s signing any documentation required by law in form and substance acceptable to the Company and restrictions as to the number of warrants which the Company may issue under BAPEPAM-LK regulations and/or Indonesia Stock Exchange rules. Warrants will be exercisable six months after issue up to one year after the last principal installment date subject to payment by the holders to the Company of the subscription price of Rp120 per warrant.

Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang

dipublikasikan pada tanggal 30 November 2011, wesel bayar dalam mata uang dolar A.S dengan nilai nominal yang tersisa sebesar US$140.850.000 yang diterbitkan oleh APOL BV tersebut memiliki peringkat C dari Fitch Ratings, sebuah badan pemeringkat international.

Based on the latest rating report released on November 30, 2011, the U.S dollar guaranteed secured notes with remaining face value of US$140,850,000 which were issued by APOL BV, have C rating from Fitch Ratings, an international rating agency.

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008 (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

Pada tanggal 6 Maret 2008, Perusahaan

menerbitkan Obligasi APOL II Tahun 2008 dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp600 miliar. Obligasi tersebut terdiri dari dua seri:

On March 6, 2008, the Company issued APOL Bonds II in Year 2008 with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk as the trustee. The bonds have a total nominal value of Rp600 billion. The bonds consist of two series:

a) Obligasi Seri A sebesar Rp276 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 2013.

a) Series A bonds amounting to Rp276 billion which will mature on March 18, 2013.

b) Obligasi Seri B sebesar Rp324 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 18 Maret 2015.

b) Series B bonds amounting to Rp324 billion which will mature on March 18, 2015.

Page 182: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

129

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008

(lanjutan) (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

(continued)

Setelah ulang tahun 1 (pertama) sejak tanggal emisi obligasi, Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali sebagian atau seluruhnya atas obligasi yang belum jatuh tempo dengan harga pasar, baik diperlakukan sebagai obligasi yang dibeli kembali dan dijual dikemudian hari atau sebagai pelunasan.

After the first anniversary of the bonds’ issue date, the Company has an option to buy back a portion or all of the bonds at the market price before their maturity date, either as treasury bonds or for redemption.

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),

selaku agen pembayaran, berkewajiban membayar bunga obligasi, sebagai berikut:

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), acting as payment agent, pays interest on the bonds, as follows:

a) Seri A: Mulai tanggal 18 Maret 2008 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 18 Maret 2013.

a) Series A: Starting March 18, 2008 and every quarter thereafter up to March 18, 2013.

b) Seri B: Mulai tanggal 18 Maret 2008 dan setiap tiga-bulanan sampai dengan 18 Maret 2015.

b) Series B: Starting March 18, 2008 and every quarter thereafter up to March 18, 2015.

Pada tanggal 19 Maret 2008, Direktur

PT Bursa Efek Indonesia menyetujui pencatatan obligasi Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

On March 19, 2008, the Director of PT Bursa Efek Indonesia approved the listing of the Company’s bonds on the Indonesia Stock Exchange.

Berdasarkan perjanjian awal, tingkat bunga

obligasi Perusahaan ditetapkan berdasarkan peringkat obligasi yang ditentukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Setiap penurunan satu peringkat obligasi, suku bunga akan meningkat sebesar 0,375%.

Based on the existing agreement, the Company’s bond interest is determined by the bond rating which is issued by PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Each decrease in the rating will increase the interest rates by 0.375%.

Obligasi Seri A dikenakan suku bunga tahunan

berkisar dari 16,5% sampai dengan 17,25% pada tahun 2011 dan dari 14,25% sampai dengan 16,50% pada tahun 2010, sedangkan obligasi Seri B dikenakan suku bunga tahunan berkisar dari 17% sampai dengan 17,75% pada tahun 2011 dan dari 14,75% sampai dengan 17,00% pada tahun 2010.

Series A bonds bore interest at annual rates ranging from 16.5% to 17.25% in 2011 and from 14.25% to 16.50% in 2010, while Series B bonds bore interest at annual rates ranging from 17% to 17.75% in 2011 and from 14.75% to 17.00% in 2010.

Sembilan puluh dua persen (92%) dari

penerimaan dana emisi obligasi, setelah dikurangi beban penjaminan dan penawaran, digunakan untuk pelunasan pinjaman bank Perusahaan dan Entitas Anak tertentu, dan 8% dari penerimaan dana emisi obligasi digunakan untuk modal kerja.

Ninety-two percent (92%) of the net proceeds from the bonds, after deducting the underwriting fee and offering expenses, were used to repay the Company’s and certain Subsidiaries’ bank loans, and 8% of the proceeds from the bonds had been used as working capital.

Page 183: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

130

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008

(lanjutan) (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

(continued)

Amortisasi biaya emisi obligasi sebesar Rp1.897.526.280 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 disajikan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010. Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010, seluruh biaya emisi obligasi yang tersisa atas obligasi yang default harus dibebankan langsung seluruhnya pada laba rugi berjalan pada periode terjadinya default tersebut. Namun demikian, pada tahun 2010, manajemen Kelompok Usaha memutuskan agar biaya emisi obligasi tersebut tetap diamortisasi selama jangka waktu obligasi.

Amortization of bonds issuance cost amounting to Rp1,897,526,280 for the year ended December 31, 2010 is presented as part of “Finance Costs” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss). In accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006) effective on January 1, 2010, all of the remaining issuance costs of the default bonds should be charged directly to profit or loss in the period the default occurred. However, in 2010, the management of the Group decided that the issuance costs be still amortized over the terms of the bonds.

Sesuai perjanjian perwaliamanatan dengan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan tertentu, seperti memelihara tangible networth seminimalnya sebesar Rp1 triliun dan rasio utang terhadap modal tidak lebih dari 3 kali.

In accordance with the trustee agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, the Company is required to comply with several covenants, such as maintaining its tangible networth of at least Rp1 trillion and its debt-to-equity ratio of not more than 3 times.

Perusahaan tidak dapat memenuhi beberapa

rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman.

The Company is unable to meet certain financial ratios as required in the loan agreements.

Sesuai dengan perjanjian perwaliamanatan,

apabila Perusahaan tidak memenuhi persyaratan pinjaman, maka wali amanat akan menerbitkan surat teguran kepada Perusahaan.

In accordance with the trustee agreement, if the Company is unable to fulfill the loan covenants, the trustee will issue a notice letter to the Company.

Apabila dalam jangka waktu 120 hari setelah

tanggal surat teguran dari wali amanat, Perusahaan tidak memperbaiki kondisi tersebut atau tidak melakukan upaya perbaikan yang dapat diterima oleh wali amanat untuk mengatasi kondisi tersebut, maka wali amanat berhak memanggil rapat umum pemegang obligasi (RUPO) sesuai dengan ketentuan dan tata cara di dalam perjanjian perwaliamanatan. Apabila dalam RUPO tersebut, RUPO tidak dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan yang diberikan oleh Perusahaan, maka wali amanat dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPO harus mengajukan tagihan.

If within 120 days after the date of the notice letter from the trustee, the Company has not improved its conditions or does not take any actions acceptable to the trustee to enhance its conditions, the trustee has the right to call for a general meeting of bondholders (GMB) in accordance with the terms and procedures under the provisions of the trustee agreement. If in the GMB, the GMB can not accept the reasons and explanations by the Company, the trustee will proclaim the bonds to be due and payable within a certain period as determined in the GMB.

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

Page 184: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

131

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008

(lanjutan) (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

(continued)

Pada tanggal 20 September 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghentikan sementara perdagangan saham dan obligasi Perusahaan, terkait dengan ketidakmampuan Perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga obligasi APOL II.

On September 20, 2010, the Indonesia Stock Exchange (IDX) suspended trading in shares and bonds of the Company, in relation to the Company’s inability to make payment of APOL II coupon bonds.

Pada tanggal 20 Desember 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara perdagangan saham dan obligasi Perusahaan, terkait dengan ketidakmampuan Perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga Obligasi APOL II. Sebelumnya, pada tanggal 1 Oktober 2010, BEI telah mencabut penghentian sementara atas saham dan obligasi Perusahaan di pasar negosiasi.

On December 20, 2010, the Indonesia Stock Exchange (IDX) suspended trading in shares and bonds of the Company, in relation to the Company’s inability to make payment of APOL II coupon bonds. Previously, on October 1, 2010, the IDX lifted the suspension of trading in shares and bonds of the Company in the negotiation market.

Pada tanggal 21 Desember 2010, wali amanat telah mengirimkan surat teguran kepada Perusahaan karena Perusahaan tidak mampu membayar bunga obligasi APOL II yang kesebelas.

On December 21, 2010, the trustee sent a notice letter to the Company due to latter’s inability to make the eleventh interest payment on APOL Bonds II.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum mendapatkan surat teguran dari wali amanat atas tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut.

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Company has not yet obtained the notice letter from the trustee in regard to its inability to fulfill the loan covenants.

Sehubungan Perusahaan tidak dapat

memenuhi beberapa rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman dan sesuai dengan SAK di Indonesia, seluruh utang obligasi harus direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010. Namun demikian, manajemen Perusahaan memutuskan untuk tetap menyajikan utang obligasi tersebut sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang dan tetap mengamortisasi diskonto dan beban emisi ditangguhkan selama jangka waktu utang obligasi dengan menggunakan metode garis lurus (Catatan 14, 19, 21 dan 43).

Since the Company is unable to meet certain financial ratios as required in the loan agreements and in accordance with Indonesian SAK, all of the bonds payable should be reclassified and presented as part of current liabilities in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010. However, the management of the Company decided to present the bonds payable as part of non-current liabilities and to still amortize the discount and deferred issuance costs over the terms of the debts using the straight-line method (Notes 14, 19, 21 and 43).

Page 185: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

132

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008

(lanjutan) (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

(continued)

Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas obligasi rupiah adalah sebesar Rp25,16 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Biaya Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

As of December 31, 2010, unpaid overdue interest on rupiah bonds amounted to Rp25.16 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

Apabila Perusahaan lalai untuk membayar kewajiban:

If the Company fails to pay:

• Pokok pinjaman • Loan principal

Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 1% diatas suku bunga yang berlaku, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of 1% above the applicable interest rate, from the date such amount is due until it has been fully paid.

• Bunga pinjaman • Loan interest

Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar 1% diatas suku bunga yang berlaku, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of 1% above the applicable interest rate, from the date such amount is due until it has been fully paid.

Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 5 Januari 2011, obligasi tersebut memiliki peringkat idD dari Pefindo, agen pemeringkat efek di Indonesia.

Based on the latest rating report released on January 5, 2011, the bonds have idD rating from Pefindo, an Indonesian rating agency.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 42, pada tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk utang obligasi dan seluruh hak dan kewajiban kreditur maupun Perusahaan terkait dengan utang obligasi akan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Rencana Perdamaian.

As discussed in Note 42, on November 10, 2011, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with its lenders for bonds payable and all rights and obligations of the lenders and the Company in relation to bonds payable will follow terms in the Composition Plan.

Setelah restrukturisasi, pokok yang terutang, bunga yang ditangguhkan, tingkat bunga pada tahun 2011 dan tanggal jatuh tempo dari utang obligasi berdasarkan Rencana Perdamaian adalah sebagai berikut:

After the restructuring, outstanding principal, deferred interest, interest rate in 2011 and maturity date of bonds payable based on the Composition Plan are as follows:

Page 186: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

133

20. UTANG OBLIGASI DAN WESEL BAYAR YANG DIJAMIN (lanjutan)

20. BONDS PAYABLE AND GUARANTEED SECURED NOTES PAYABLE (continued)

(ii) Obligasi Rupiah - Obligasi APOL II Tahun 2008

(lanjutan) (ii) Rupiah Bonds - APOL Bonds II in Year 2008

(continued)

Pokok yang Terutang/

Outstanding Principal

Bunga yang Ditangguhkan/

Deferred Interest

Tingkat bunga/ Interest rate

Tanggal Jatuh Tempo/ Maturity Date

Obligasi seri A - Rp276.000.000/ Series A bonds - Rp276,000,000

Obligasi Seri B - Rp324.000.000/ Series B bonds - Rp324,000,000

Obligasi seri A -Rp44.102.500.000/

Series A bonds - Rp44,102,500,000

Obligasi seri B -

Rp53.289.000.000/ Series B bonds -

Rp53,289,000,000

4,00% (0,25% diatas SPN 3 bulanan)/ 4.00% (0.25% above 3 months’ SPN)

24 kali cicilan triwulanan dimulai pada tanggal 30 September 2015 sampai dengan tanggal 30 Juni 2021/24 equal quarterly instalments payable starting on September 30, 2015 up to June 30, 2021

21. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH 21. MEDIUM-TERM NOTES PAYABLE Rincian akun ini pada tanggal-tanggal 31 Desember

2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: The details of this account as of December 31,

2011 and 2010 are as follows:

2011 2010

Nilai nominal 122.638.339.466 150.000.000.000 Nominal amount Bunga yang ditangguhkan 4.957.970.656 - Deferred Interest Biaya emisi wesel bayar jangka menengah yang belum diamortisasi - (240.556.649) Unamortized notes issuance cost

Neto 127.596.310.122 149.759.443.351 Net

Pada tanggal 27 Juni 2008, Perusahaan

menerbitkan Wesel Bayar Jangka Menengah Syariah Ijarah II (MTN II) dengan nilai pokok sebesar Rp150.000.000.000 dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai agen pemantau. Angsuran ijarah fee adalah sebesar Rp20.625.000.000 per tahun dan dibayar setiap tiga bulan. MTN II tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2011.

On June 27, 2008, the Company issued Medium- Term Notes Syariah Ijarah II (MTN II) with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) as the monitoring agent. The MTN II have a nominal value of Rp150,000,000,000 and annual ijarah fee amounting to Rp20,625,000,000 payable quarterly. The MTN II were due on June 30, 2011.

Pada tahun 2010, amortisasi biaya emisi MTN II

sebesar Rp481.116.000 dan ijarah fee sebesar Rp20.625.000.000 disajikan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2010.

In 2010, amortization of MTN II issuance cost amounting to Rp481,116,000 and ijarah fee amounting to Rp20,625,000,000 are presented as part of “Finance Costs” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss).

Page 187: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

134

21. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH (lanjutan) 21. MEDIUM-TERM NOTES PAYABLE (continued) MTN II tersebut tidak dijamin baik dengan benda,

pendapatan atau aset lain milik Perusahaan ataupun dengan jaminan dari pihak lain. Seluruh aset Perusahaan, kecuali aset yang telah ditentukan spesifik menjadi jaminan bagi kreditur lainnya, digunakan sebagai jaminan pari-passu untuk semua liabilitas Perusahaan termasuk obligasi.

The MTN II is neither secured by any goods, income or other assets of the Company nor guaranteed by other parties. All of the Company’s assets, except for the assets that have been specifically used as security to its other creditors, are used as pari-passu security to all of the Company’s other liabilities including the bonds.

Berdasarkan Akad Ijarah pada tanggal 27 Juni 2008,

Perusahaan menyetujui untuk mengalihkan manfaat dari penggunaan kapal laut Perusahaan (MV Saraswati dan MV Dewi Umayi) sebagai objek ijarah, kepada BRI. Hak kepemilikan atas objek ijarah tetap berada di Perusahaan (Catatan 11).

Based on the Ijarah Contract dated June 27, 2008, the Company agreed to transfer the rights over the benefits derived from the use of the Company’s vessels (MV Saraswati and MV Dewi Umayi) as ijarah objects, to BRI. The ownership of the ijarah objects, however, remained with the Company (Note 11).

Berdasarkan Akad Wakalah pada tanggal 27 Juni

2008, BRI memberikan kuasa kepada Perusahaan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

Based on the Wakalah Contract dated June 27, 2008, BRI granted the Company the authority to engage in the following:

a. Membuat dan menandatangani akad-akad ijarah dengan penyewa kapal MV Saraswati dan MV Dewi Umayi.

a. Make and sign ijarah contracts with the charterer of MV Saraswati and MV Dewi Umayi.

b. Mewakili semua kepentingan pemegang MTN II dalam rangka pelaksanaan akad-akad ijarah tersebut, termasuk menerima, dan menyerahkan ijarah fee, sebagai hasil dari pemanfaatan penggunaan kapal dari penyewa kapal kepada pemegang MTN II.

b. Represent the MTN II holders in executing the provisions of the ijarah contracts, including receipt of, and distribution to the MTN II holders, the ijarah fee derived from the rental of the vessels.

Berdasarkan perjanjian dengan BRI, selaku agen

pemantau, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan tertentu, antara lain:

In accordance with the agreement with BRI as the monitoring agent, the Company is required to comply with several covenants, among others, as follows:

a. Menjaga rasio keuangan tertentu, seperti

kekayaan neto berwujud harus lebih dari atau sama dengan Rp1 triliun dan rasio utang terhadap modal tidak lebih dari atau sama dengan 3 kali.

a. Maintain certain financial ratios, such as the tangible networth which must at least be equal to Rp1 trillion and the debt-to-equity ratio which should not exceed 3 times.

b. Memberitahukan secara tertulis kepada wali amanat sebelum melakukan perubahan anggaran dasar; susunan direksi, komisaris dan pemegang saham utama; serta pembagian dividen.

b. Provide written notice to the trustee prior to amending its articles of association; changing its directors, commissioners and major shareholders; and paying any dividend.

c. Perusahaan tidak diperbolehkan untuk: c. The Company is not allowed to: (1) Menjaminkan lebih dari 50% harta

kekayaan Perusahaan atau mengizinkan Entitas Anak untuk menjaminkan seluruh harta kekayaan, kecuali dalam kondisi-kondisi seperti yang dinyatakan dalam perjanjian.

(1) Use more than 50% of the total assets of the Company or allow the Subsidiaries to use all their assets as collateral, except for instances so allowed in the deed.

(2) Memberikan jaminan perusahaan atau mengizinkan Entitas Anak untuk memberikan jaminan perusahaan, kecuali dalam kegiatan usaha normal.

(2) Grant corporate guarantee or allow Subsidiaries to grant corporate guarantee, except in the ordinary course of business.

Page 188: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

135

21. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH (lanjutan) 21. MEDIUM-TERM NOTES PAYABLE (continued)

(3) Melakukan transaksi penggabungan usaha dan pengambilalihan terhadap perusahaan lain yang berakibat negatif terhadap Perusahaan dalam memenuhi kewajiban Perusahaan.

(3) Merge and acquire other companies which can cause negative effect to the Company’s ability to carry out its obligation.

(4) Menjual, melepaskan atau mengalihkan aset Perusahaan yang nilainya melebihi 25% dari seluruh aset Perusahaan.

(4) Sell, dispose or transfer the Company’s assets representing more than 25% of the total assets.

(5) Menerbitkan surat utang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari kedudukan MTN.

(5) Issue similar debt instruments which have higher rank than the MTN.

(6) Melakukan perubahan dalam bidang usaha utama Kelompok Usaha.

(6) Change the primary business activities of the Group.

(7) Menjual atau memindahkan saham Entitas Anak yang menyebabkan Perusahaan mengalami kehilangan kendali atas Entitas Anak, kecuali jika dilakukan berdasarkan harga pasar yang memadai.

(7) Sell or assign shares of Subsidiaries that will cause the Company to lose its control over the Subsidiaries, except if done based on reasonable market price.

(8) Memberikan atau mengizinkan Entitas Anak memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau melakukan investasi dengan pihak ketiga, kecuali dalam kegiatan usaha normal.

(8) Provide or allow the Subsidiaries to provide debt to or to invest in a third party, except in the ordinary course of business.

Perusahaan tidak dapat memenuhi beberapa rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian wesel bayar.

The Company is unable to meet certain financial ratios as required in the notes agreement.

Sesuai dengan perjanjian penerbitan MTN II, apabila Perusahaan tidak memenuhi persyaratan pinjaman, maka agen pemantau akan menerbitkan surat teguran kepada Perusahaan. Apabila dalam jangka waktu 14 hari setelah surat teguran dari agen pemantau, Perusahaan tidak memperbaiki kondisi tersebut atau tidak melakukan upaya perbaikan untuk mengatasi kondisi tersebut, yang dapat diterima oleh agen pemantau, maka agen pemantau berhak memanggil rapat umum pemegang surat berharga (RUPSB) sesuai dengan ketentuan dan tata cara di dalam perjanjian tersebut di atas. Apabila dalam RUPSB tersebut, RUPSB tidak dapat menerima penjelasan dan alasan-alasan yang diberikan oleh Perusahaan, maka agen pemantau dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSB harus melakukan penagihan kepada Perusahaan.

In accordance with the MTN II agreement, if the Company is unable to fulfill the loan covenants, the monitoring agent will issue a notice letter to the Company. If within 14 days after the date of the notice letter from the monitoring agent the Company has not improved the conditions or does not take any actions acceptable to the monitoring agent to enhance the conditions, the monitoring agent has the right to call for a general meeting of noteholders (GMN) in accordance with the terms and procedures in the above-mentioned agreement. If in the GMN, the GMN cannot accept the explanations and reasons by the Company, the monitoring agent will proclaim the MTN II to be due and payable within a certain period as determined in the GMN.

Pada tanggal 3 Januari 2011, agen pemantau telah mengirimkan surat teguran kepada Perusahaan karena lalai membayar angsuran ijarah fee kesepuluh.

On January 3, 2011, the monitoring agent sent a notice letter to the Company due to the latter’s inability to make the tenth ijarah fee installment.

Page 189: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

136

21. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH (lanjutan) 21. MEDIUM-TERM NOTES PAYABLE (continued)

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum meminta waiver secara formal ataupun menerima surat teguran dari agen pemantau sehubungan dengan ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi persyaratan pinjaman. Selain itu, sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010, seluruh biaya emisi yang tersisa atas wesel bayar jangka menengah yang dijamin yang default harus dibebankan langsung seluruhnya pada laba rugi berjalan pada periode terjadinya default tersebut. Namun demikian, pada tahun 2010 manajemen Perusahaan memutuskan untuk tetap menyajikan wesel bayar jangka menengah tersebut sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang dan masih mengamortisasi biaya emisi tersebut selama jangka waktu wesel dengan menggunakan metode garis lurus (Catatan 14, 19, 20 dan 43).

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Company has not yet sought the formal waiver nor received any notices from its monitoring agent regarding its inability to fulfill the loan covenants. In addition, in accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006) effective on January 1, 2010, all of the remaining issuance cost of the medium-term notes payable in default should be charged directly to profit or loss in the period the default occurred. However, in 2010 the management of the Company decided to present the medium-term notes payable as part of non-current liabilities and to still amortize the issuance cost over the terms of the notes using the straight-line method (Notes 14, 19, 20 and 43).

Berdasarkan laporan pemeringkat terakhir yang dipublikasikan pada tanggal 5 Januari 2011, MTN II ini memiliki peringkat idD(sy) (creditwatch dengan implikasi negatif) dari Pefindo, agen pemeringkat efek di Indonesia.

Based on the latest rating report released on January 5, 2011, the MTN II have idD(sy) (creditwatch with negative implication) rating from Pefindo, an Indonesian rating agency.

Pada tanggal 31 Desember 2010, bunga yang telah jatuh tempo tetapi belum dibayar atas wesel bayar jangka menengah adalah sebesar Rp5,16 miliar, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Masih Harus Dibayar” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

As of December 31, 2010, unpaid overdue interest on the medium-term notes amounted to Rp5.16 billion, which is presented as part of “Accrued Expenses” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010.

Apabila Perusahaan lalai untuk membayar kewajiban:

If the Company fails to pay:

• Angsuran ijarah fee • Ijarah fee installment

Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar Rp8.450.521 per hari, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of Rp8,450,521 per day, from the date such amount is due until it has been fully paid.

• Sisa ijarah fee • Remaining ijarah fee

Perusahaan wajib membayar denda bunga sebesar Rp61.458.333 per hari, terhitung sejak tanggal jumlah tersebut sudah harus dibayar sampai dengan tanggal jumlah tersebut dibayar lunas.

The Company must pay a penalty interest of Rp61,458,333 per day, from the date such amount is due until it has been fully paid.

Page 190: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

137

21. WESEL BAYAR JANGKA MENENGAH (lanjutan) 21. MEDIUM-TERM NOTES PAYABLE (continued)

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 42, pada tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk wesel bayar jangka menengah dan seluruh hak dan kewajiban kreditur maupun Kelompok Usaha terkait dengan wesel bayar jangka menengah, akan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Rencana Perdamaian.

As discussed in Note 42, on November 10, 2011, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with its lenders for medium-term notes and all rights and obligations of the lenders and the Company in relation to medium-term notes, will follow the terms in the Composition Plan.

Setelah restrukturisasi, pokok yang terutang, bunga yang ditangguhkan dan tanggal jatuh tempo dari wesel bayar jangka menengah berdasarkan Rencana Perdamaian adalah sebagai berikut:

After restructuring, outstanding principal, deferred interest and maturity date of medium-term notes based on the Composition Plan are as follows:

Pokok yang terhutang/ Bunga yang Ditangguhkan/ Tanggal Jatuh Tempo/ Outstanding principal Deferred Interest Maturity Date

Rp150.000.000.000 Rp15.468.750.000 • Rp3.757.000.000 pada tanggal 31 Januari 2012/ Rp3,757,000,000 on January 31, 2012

• Rp1.418.000.000 pada tanggal 31 Maret 2012/ Rp1,418,000,000 on March 31, 2012

• 11 kali cicilan masing-masing sebesar Rp2.156.000.000 mulai Juni 2012 sampai dengan Desember 2014/ 11 installments of Rp2,156,000,000 each from June 2012 to December 2014

• 2 kali cicilan masing-masing sebesar Rp2.438.000.000 mulai Maret 2015 sampai dengan Juni 2015/ 2 installments of Rp2,438,000,000 each from March 2015 to June 2015

• 24 kali cicilan masing-masing sebesar Rp7.660.271.000 mulai September 2015 sampai dengan Juni 2021/24 installments of Rp7,660,271,000 each from September 2015 to June 2021

22. KEPENTINGAN NONPENGENDALI 22. NON-CONTROLLING INTERESTS

Akun ini merupakan hak pemegang saham minoritas atas aset neto Entitas-entitas Anak yang dikonsolidasi yaitu: PT Apol Bahari Gemilang, PT Apol Bahtera, PT Apol Cemerlang, PT Apol Gemilang, PT Apol Jaya, PT Apol Lestari, PT Apol Parama Jaya, PT Apol Sejahtera, PT Apol Stevedoring, PT Apol Stevedoring Gemilang, PT Apol Surya Jaya, PT Bontang Maju Sejahtera, PT Buana Jaya Pratama, PT Buana Samudera Pratama, PT Lotus Coalindo Marine, PT Lotus Jaya Marine, PT Lotus Kaiousei Marine, PT Piru Sentosa Pratama, PT Surya Bahari Sejahtera, Handy Marine Inc. dan Prosperous Ships Holding Limited. Bagian pemegang saham minoritas atas akumulasi kerugian PT Buana Samudera Pratama dan PT Apol Cemerlang telah melebihi bagiannya dalam saldo ekuitas Entitas Anak. Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kelebihan kerugian tersebut telah dibebankan pada kepemilikan Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas.

This account represents the rights of minority interests in the net assets of consolidated Subsidiaries: PT Apol Bahari Gemilang, PT Apol Bahtera, PT Apol Cemerlang, PT Apol Gemilang, PT Apol Jaya, PT Apol Lestari, PT Apol Parama Jaya, PT Apol Sejahtera, PT Apol Stevedoring, PT Apol Stevedoring Gemilang, PT Apol Surya Jaya, PT Bontang Maju Sejahtera, PT Buana Jaya Pratama, PT Buana Samudera Pratama, PT Lotus Coalindo Marine, PT Lotus Jaya Marine, PT Lotus Kaiousei Marine, PT Piru Sentosa Pratama, PT Surya Bahari Sejahtera, Handy Marine Inc. and Prosperous Ships Holding Limited. The cumulative losses applicable to the minority interest in PT Buana Samudera Pratama and PT Apol Cemerlang have exceeded the minority shareholders’ interest in these Subsidiaries’ equity. Before January 1, 2011, the excess has been charged against the Company’s interest as the majority shareholder.

Page 191: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

138

23. MODAL SAHAM 23. CAPITAL STOCK

Rincian pemilikan saham Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

The Company’s shareholders and their respective shareholding as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:

Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Persentase (%) Number of Shares Pemilikan/ Issued and Percentage (%) Pemegang Saham Fully Paid of Ownership Total Shareholders

PT Mandira Sanni Pratama 919.750.240 30,67 229.937.560.000 PT Mandira Sanni Pratama PT Ayrus Prima 630.853.760 21,04 157.713.440.000 PT Ayrus Prima Morgan Stanley & Co., Morgan Stanley & Co., International plc 294.000.000 9,81 73.500.000.000 International plc DEG-Deutsche Investitions - UE 260.000.000 8,67 65.000.000.000 DEG-Deutsche Investitions - UE Masyarakat (kepemilikan masing-masing di bawah 5%) 894.000.000 29,81 223.500.000.000 Public (holding below 5% each)

Total 2.998.604.000 100,00 749.651.000.000 Total Berdasarkan pencatatan PT Datindo Entrycom, Biro

Administrasi Efek, pada tanggal 31 Desember 2011, komisaris Perusahaan memiliki 780.000 saham atau 0,03%, dan direksi Perusahaan memiliki 15.690.000 saham atau 0,52%, dari saham Perusahaan yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2011.

Based on the records maintained by the Shares Registrar, PT Datindo Entrycom, as of December 31, 2011, certain commissioners of the Company held 780,000 shares or 0.03%, and the directors of the Company held 15,690,000 shares or 0.52%, of the Company’s issued and fully paid shares as of December 31, 2011.

24. TAMBAHAN MODAL DISETOR 24. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Akun ini merupakan selisih lebih jumlah yang

diterima dari nilai nominal saham yang diterbitkan berkaitan dengan penawaran umum perdana Perusahaan, setelah dikurangi biaya penerbitan saham terkait, sebagai berikut:

This account represents the excess of the proceeds received over the par value of the shares issued during the Company’s initial public offering, net of all related stock issuance costs, as follows:

2011 2010

Selisih lebih jumlah yang diterima dari Excess of amounts received over nilai nominal 62.500.000.000 62.500.000.000 par value Biaya penerbitan saham (16.256.842.145) (16.256.842.145) Stock issuance costs Nilai waran pisah yang belum dilaksanakan 115.465.975.146 - Unexercised detachable warrants

Neto 161.709.133.001 46.243.157.855 Net

Page 192: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

139

25. SALDO LABA 25. RETAINED EARNINGS Dalam rangka memenuhi Undang-undang

Perseroan Terbatas No. 40, Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan secara bertahap mencadangkan sekurang-kurangnya 20% dari modal yang ditempatkan sebagai cadangan dana umum, para pemegang saham menyetujui pencadangan sebagian dari saldo laba Perusahaan tahun-tahun sebelumnya dalam beberapa rapat umum tahunan pemegang saham sebagai cadangan dana umum. Jumlah saldo laba yang telah dicadangkan tahun-tahun sebelumnya sebagai cadangan dana umum sampai dengan tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sebesar Rp500 juta.

In compliance with Corporation Law No. 40 of 2007 dated August 16, 2007, which requires companies to set aside, on a gradual basis, an amount equivalent to at least 20% of their subscribed capital as general reserve, the shareholders have approved the partial appropriation of the Company’s prior years’ retained earnings as general reserve during their annual general meetings. Total appropriations of the Company’s prior years’ retained earnings as general reserve as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp500 million.

26. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI

ENTITAS SEPENGENDALI 26. DIFFERENCE IN VALUE FROM

RESTRUCTURING TRANSACTIONS OF ENTITIES UNDER COMMON CONTROL

Akun ini merupakan selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas sepengendali yang berkaitan dengan akuisisi BSP dari PT Mandira Sanni Pratama, pemegang saham, penjualan aset tetap kepada entitas sepengendali pada tahun 2005, dan selisih yang timbul atas perubahan transaksi ekuitas MPOLC, Entitas Anak yang dimiliki 100%, sehubungan dengan akuisisi Gazelle, entitas sepengendali pada bulan Juni 2000 dan akuisisi Ever Win, Ever Joy dan Rafflesia, entitas-entitas sepengendali, pada bulan Oktober 2004, dengan persentase kepemilikan sebesar 100% pada setiap entitas, dengan rincian sebagai berikut:

This account represents the difference arising from the restructuring transactions among entities under common control, in connection with the acquisition of BSP from PT Mandira Sanni Pratama, a shareholder, the sale of fixed assets to a related party in 2005, and the difference arising from the changes in equity transactions of MPOLC, a 100%-owned Subsidiary, in connection with its acquisition of Gazelle, a company under common control in June 2000 and its acquisition of Ever Win, Ever Joy and Rafflesia, companies under common control, in October 2004, with ownership interest of 100% in each company, with the details as follows:

Akuisisi BSP (1.336.498.411) Acquisition of BSP Laba atas penjualan aset tetap 9.231.969.000 Gain on disposal of fixed assets Transaksi ekuitas MPOLC 61.966.989.536 Equity transaction in MPOLC

Neto 69.862.460.125 Net

Page 193: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

140

26. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI (lanjutan)

26. DIFFERENCE IN VALUE FROM RESTRUCTURING TRANSACTIONS OF ENTITIES UNDER COMMON CONTROL (continued)

Rincian antara harga pengalihan dengan nilai buku

saham Gazelle, Ever Win, Ever Joy dan Rafflesia, yang diakui sebagai bagian dari ekuitas MPOLC, adalah sebagai berikut:

The details of the differences between the transfer prices and the book values of the shares of Gazelle, Ever Win, Ever Joy and Rafflesia, which were recognized as part of MPOLC’s equity, are as follows:

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Selisih Nilai Entitas Sepengendali Transaksi Restrukturisasi (Total dalam US$)/ Entitas Sepengendali Nilai Wajar Aset Difference in Value (Setara dengan Rupiah)/ Neto (Total from Restructuring Difference in Value Nilai Akuisisi dalam US$)/ Transactions of Entities from Restructuring (Total dalam US$)/ Fair Value of under Common Control Transactions of Entities Entitas Anak/ Purchase Price Net Assets (Original (Original Amount under Common Control Subsidiaries (Original Amount in US$) Amount in US$) in US$) (Equivalent Rupiah Amount)

Gazelle 20 13.136.564 13.136.544 62.323.647.806 Ever Joy 2.910.000 2.925.458 15.458 140.511.705 Ever Win 3.410.000 3.396.600 (13.400 ) (121.804.485 ) Rafflesia 2.680.000 2.638.706 (41.294 ) (375.365.490 )

Neto/Net 9.000.020 22.097.328 13.097.308 61.966.989.536

27. SELISIH KURS KARENA PENJABARAN

LAPORAN KEUANGAN 27. DIFFERENCE IN FOREIGN CURRENCY

TRANSLATION

Akun ini merupakan selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan APOL BV (Entitas Anak yang berkedudukan di Belanda); MPOLC (Entitas Anak yang berkedudukan di Malaysia); Davos, Ever Joy, Ever Win, Gazelle, Heckson, Illicium, Iridaceae, Lobelia, Marigold, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4, NYE 5, Papaveraceae, Paramount, Petunia, Rafflesia, Rosaceae, YED 1, YED 2, YED 3, YED 4 dan YED 5 (Entitas Anak yang berkedudukan di Panama); ARM dan ARS (Entitas Anak yang berkedudukan di Singapura); GBSL dan Prosperous (Entitas Anak yang berkedudukan di Hong Kong); dan Handy Marine (Entitas Anak yang berkedudukan di St.Vincent dan Grenadines); dan penjabaran nilai ekuitas Royal Tanker Shipping S.A. (entitas asosiasi yang berkedudukan di Panama).

This account consists of the difference arising from the translation of the financial statements of APOL BV (a Subsidiary based in the Netherlands); MPOLC (a Subsidiary based in Malaysia); Davos, Ever Joy, Ever Win, Gazelle, Heckson, Illicium, Iridaceae, Lobelia, Marigold, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4, NYE 5, Papaveraceae, Paramount, Petunia, Rafflesia, Rosaceae, YED 1, YED 2, YED 3, YED 4 and YED 5 (Subsidiaries based in Panama); ARM and ARS (Subsidiaries based in Singapore); GBSL and Prosperous (Subsidiaries based in Hong Kong); and Handy Marine (Subsidiary based in St. Vincent and Grenadines); and translation of Royal Tanker Shipping S.A.’s equity (an associated company based in Panama).

Mutasi akun ini adalah sebagai berikut: The movement of this account is as follows:

2011 2010

Saldo awal 26.557.627.985 44.896.625.469 Beginning balance Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan selama Translation adjustments tahun berjalan (32.461.792.661) (18.338.997.484) during the year

Saldo akhir (5.904.164.676) 26.557.627.985 Ending balance

Page 194: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

141

28. PENDAPATAN JASA 28. SERVICE REVENUES Pendapatan jasa terdiri dari pendapatan sebagai

berikut: This account consists of revenues from the

following: 2011 2010

Kapal milik 1.137.122.407.177 1.182.011.894.815 Owned vessels Kapal sewa 56.589.447.355 88.636.103.370 Chartered vessels Kegiatan keagenan 102.584.969.869 115.242.848.132 Agency activities Lain-lain 4.403.762.535 2.884.325.886 Others

Total 1.300.700.586.936 1.388.775.172.203 Total

Penyediaan jasa kepada pihak-pihak berelasi adalah sebesar 3,83% dan 1,38% dari total pendapatan usaha konsolidasian, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33).

Services rendered to related parties were about 3.83% and 1.38% of the total consolidated revenues for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively (Note 33).

Pendapatan yang melebihi 10% dari total

pendapatan konsolidasian adalah sebagai berikut: Aggregate revenues of more than 10% of total

consolidated revenues are as follows:

2011 2010

PT PLN Pembangkitan PT PLN Pembangkitan Tanjung Tanjung Jati B (Catatan 38a) 200.516.230.232 246.154.924.807 Jati B (Note 38a) PT Bukit Asam Persero, Tbk 151.802.448.800 139.169.228.857 PT Bukit Asam Persero, Tbk

Total 352.318.679.032 385.324.153.664 Total

29. BEBAN JASA 29. COST OF SERVICES Rincian beban jasa adalah sebagai berikut: The details of cost of services are as follows:

2011 2010

Bahan bakar dan pelumas 408.928.560.045 297.638.436.069 Fuel and lubricant Penurunan nilai kapal (Catatan 11) 423.566.986.800 - Impairment of vessels (Note 11) Penyusutan (Catatan 11) 199.724.770.101 200.088.926.883 Depreciation (Note 11) Biaya pelabuhan 176.219.948.295 184.104.195.923 Disbursement Awak kapal 133.345.424.320 130.113.938.782 Crew Sewa 119.505.278.530 147.318.577.568 Charter expense Pemugaran (Catatan 11) 101.306.501.242 100.537.541.196 Dry docking (Note 11) Mesin dan perlengkapan kapal 60.365.364.416 56.844.789.243 Supplies and machinery Asuransi 48.360.574.497 55.146.379.295 Insurance

Beban keagenan 37.176.388.606 25.786.365.045 Agency cost Pemeliharaan dan perbaikan 13.091.274.908 17.672.471.968 Repairs and maintenance Bongkar muat 9.144.221.096 9.574.896.891 Stevedoring Administrasi kapal 7.692.102.184 9.650.181.876 Vessel administration Transportasi dan perjalanan dinas 2.695.683.669 1.198.790.664 Transportation and travel Fleet management 1.189.236.321 - Fleet management Lain-lain 12.524.993.587 20.836.018.512 Others Total 1.754.837.308.617 1.256.511.509.915 Total

Page 195: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

142

29. BEBAN JASA (lanjutan) 29. COST OF SERVICES (continued) Beban jasa dari pihak-pihak berelasi adalah sebesar

0,65% dan 0,11% dari total beban jasa konsolidasian, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33).

The cost of services from related parties was about 0.65% and 0.11% of the total consolidated cost of services for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively (Note 33).

Tidak terdapat pemasok yang memberikan jasa

dengan nilai melebihi 10% dari total pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

There was no supplier which rendered service at a cost representing more than 10% of the total consolidated revenues for the years ended December 31, 2011 and 2010.

30. BEBAN PENJUALAN 30. SELLING EXPENSES Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut: The details of selling expenses are as follows:

2011 2010

Salaries, wages and employee Gaji, upah dan tunjangan karyawan 33.877.185.619 29.235.413.106 benefits Transportasi dan perjalanan dinas 8.156.702.413 10.572.596.931 Transportation and travel Beban kantor 4.476.592.797 5.790.113.652 Office utilities Pemasaran 4.229.673.937 2.643.196.051 Marketing Representasi dan jamuan 1.549.186.019 2.346.029.254 Representation and entertainment Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 miliar) 1.237.264.847 1.984.100.129 Others (below Rp1 billion each)

Total 53.526.605.632 52.571.449.123 Total

31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 31. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Rincian beban umum dan administrasi adalah

sebagai berikut: The details of general and administrative

expenses are as follows:

2011 2010

Jasa konsultan 111.674.503.697 52.237.113.450 Professional fees Kerugian atas penurunan nilai aset keuangan 177.121.380.586 581.677.601.448 Impairment loss on financial assets Salaries, wages and employee Gaji, upah dan tunjangan karyawan 65.398.597.239 56.395.978.185 benefits Beban kantor 18.445.181.433 19.872.990.776 Office utilities Transportasi dan perjalanan dinas 6.342.258.598 6.669.729.836 Transportation and travel Penyusutan dan amortisasi Depreciation and amortization of fixed aset tetap dan properti investasi assets and investment properties (Catatan 11 dan 12) 4.462.323.807 5.444.456.235 (Notes 11 and 12) Perbaikan dan pemeliharaan 3.546.744.851 2.203.344.963 Repairs and maintenance Komunikasi 1.524.006.201 1.542.205.749 Telecommunications Pemasaran 1.053.945.266 360.020.144 Marketing Lain-lain (masing-masing dibawah Rp1 miliar) 6.572.424.397 2.556.826.325 Others (below Rp1 billion each)

Total 396.141.366.075 728.960.267.111 Total

Page 196: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

143

31. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan) 31. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES (continued)

Beban umum dan administrasi dari pihak-pihak

berelasi adalah sebesar 5,89% dan 2,32% dari total beban umum dan administrasi konsolidasian, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33).

The general and administrative expenses from related parties were about 5.89% and 2.32% of the total consolidated general and administrative expenses for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively (Note 33).

32. BIAYA KEUANGAN 32. FINANCE COSTS Rincian biaya keuangan adalah sebagai berikut: The details of finance costs are as follows:

2011 2010

Biaya bunga 380.626.319.748 430.919.924.609 Interest expense Rugi selisih kurs 40.889.516.054 - Loss on foreign exchange Beban bank dan keuangan lainnya 36.702.118.762 55.473.261.992 Bank and other financial charges Rugi atas instrumen derivatif - neto 21.568.646.337 10.796.794.438 Loss on derivative instruments - net Biaya restrukturisasi 18.286.606.267 - Restructuring fee Lain-lain 3.632.027.218 1.228.272.293 Other

Total 501.705.234.386 498.418.253.332 Total

Biaya keuangan dari pihak-pihak berelasi adalah

sebesar 0,04% dan 0,05% dari total biaya keuangan konsolidasian, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33).

Finance costs charged by related parties were about 0.04% and 0.05% of the total consolidated finance costs for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively (Note 33).

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-

PIHAK BERELASI 33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH

RELATED PARTIES Rincian akun dan transaksi dengan pihak-pihak

berelasi adalah sebagai berikut: The details of balances and transactions with

related parties are as follows:

Persentase (%) dari Total Aset/Liabilitas/ Total Percentage (%) to Total Assets/Liabilities

2011 2010 2011 2010

Piutang usaha (Catatan 5)/ Trade receivables (Note 5) Keagenan/Agency Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Tera Logistic Indonesia 35.164.092.422 29.484.036.916 0,82 0,53 PT Indomarina Lestari Pratama 32.590.849.106 30.745.396.682 0,75 0,55 PT Lambang Jaya Barito 24.451.374.468 17.468.964.604 0,57 0,31 PT Kutai Perkasa Pratama 14.114.286.500 - 0,33 - PT Hanoman Sakti Pratama 9.785.897.058 9.718.764.132 0,23 0,17 PT Tubanan Jaya Bestari 3.455.824.441 3.768.114.295 0,08 0,07 PT Trans Coalindo Pratama 2.911.266.915 - 0,07 - Kana Maritime Overseas S.A. 697.347.427 691.425.972 0,02 0,01 PT Coalindo Lestari Pratama 250.000.000 250.000.000 0,01 0,01 PT Kapuas Raya Pratama 41.547.371 49.555.681 0,01 0,01 PT Andalan Tiga Berjaya - 1.000.000 - 0,01

Sub-total 123.462.485.708 92.177.258.282 2,89 1,67

Page 197: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

144

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Persentase (%) dari Total Aset/Liabilitas/ Total Percentage (%) to Total Assets/Liabilities

2011 2010 2011 2010 Bukan keagenan/ Non-agency Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Andalan Tiga Berjaya 30.149.670.739 29.934.306.927 0,71 0,54 PT Surya Prima Bahtera 5.546.952.180 - 0,13 -

Sub-total 35.696.622.919 29.934.306.927 0,84 0,54

Total 159.159.108.627 122.111.565.209 3,73 2,21

Dikurangi cadangan penurunan nilai/ Less impairment allowance 86.600.566.753 12.856.865.356 2,03 0,23

Neto/Net 72.558.541.874 109.254.699.853 1,70 1,98

Piutang pihak-pihak berelasi/ Due from related parties Entitas dengan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan/Entities with significant influence over the Company PT Ayrus Prima 11.847.116.235 11.450.465.442 0,28 0,21 PT Mandira Sanni Pratama 8.994.099.275 25.394.792.277 0,21 0,46

Sub-total 20.841.215.510 36.845.257.719 0,49 0,67

Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Marindo Bahtera Development 1.177.823.797 1.027.465.909 0,03 0,02 PT Androsan Ekatama Wijaya 784.950.000 784.950.000 0,01 0,01 Diamond Shipping S.A. - 16.126.412.453 - 0,29 Gold Navigation S.A. - 9.820.666.772 - 0,18

Sub-total 1.962.773.797 27.759.495.134 0,04 0,50

Total 22.803.989.307 64.604.752.853 0,53 1,17

Dikurangi cadangan penurunan nilai/ Less impairment allowance 1.962.773.797 - 0,04 -

Neto/Net 20.841.215.510 64.604.752.853 0,49 1,17

Utang usaha (Catatan 15)/ Trade payables (Note 15) Keagenan/Agency Entitas asosiasi/ Associated company PT Berlian Limatama 3.504.005.310 4.784.922.218 0,05 0,08

Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Lambang Jaya Barito 27.113.161.725 8.048.671.798 0,37 0,12 PT Kutai Perkasa Pratama 8.934.463.122 4.996.173.835 0,13 0,08 PT Trans Coalindo Pratama 6.928.680.369 7.951.484.692 0,10 0,12 PT Indomarina Lestari Pratama 430.439.965 1.653.078.039 0,01 0,03 PT Tera Logistic Indonesia - 1.072.174.053 - 0,02

Sub-total 46.910.750.491 28.506.504.635 0,66 0,45

Page 198: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

145

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Persentase (%) dari Total Aset/Liabilitas/ Total Percentage (%) to Total Assets/Liabilities

2011 2010 2011 2010

Utang usaha (lanjutan) (Catatan 15)/ Trade payables (continued) (Note 15) Bukan keagenan/ Non-agency Pihak berelasi lainnya/ Other related partiy PT Surya Prima Bahtera 9.270.650.903 18.923.277.902 0,13 0,30

Total 56.181.401.394 47.429.782.537 0,79 0,75

Utang lain-lain (Catatan 16)/ Other payables (Note 16) Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Mega Finadana 900.339.223 8.026.808.917 0,01 0,12 PT Infra Coalindo Pratama 32.895.162 32.895.162 0,01 0,01

Total 933.234.385 8.059.704.079 0,02 0,13

Pinjaman jangka panjang (Catatan 19)/ Long-term debt (Note 19) Pihak berelasi lainnya/ Other related party PT Mega Finadana 527.744.035 1.264.003.499 0,01 0,02

Persentase (%) dari Total Pendapatan atau Biaya yang Bersangkutan/ Percentage (%) to Total Total Revenues or Related Expenses

2011 2010 2011 2010

Pendapatan jasa (Catatan 28)/ Service revenues (Note 28) Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties PT Kutai Perkasa Pratama 46.863.405.738 16.578.475.777 3,60 1,19 PT Andalan Tiga Berjaya 1.387.441.589 - 0,11 - PT Surya Prima Bahtera 741.674.100 768.534.600 0,06 0,06 PT Tera Logistic Indonesia 419.936.000 435.756.000 0,03 0,03 PT Indomarina Lestari Pratama 419.936.000 435.756.000 0,03 0,03 Diamond Shipping S.A. - 730.830.000 - 0,05 Gold Navigation S.A. - 278.150.000 - 0,02

Total 49.832.393.427 19.227.502.377 3,83 1,38

Page 199: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

146

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Persentase (%) dari Total Pendapatan atau Biaya yang Bersangkutan/ Percentage (%) to Total Total Revenues or Related Expenses

2011 2010 2011 2010

Beban jasa (Catatan 29)/ Cost of services (Note 29) Entitas asosiasi/ Associated company

PT Berlian Limatama 1.138.756.981 1.376.951.483 0,07 0,11

Pihak-pihak berelasi lainnya/ Other related parties

PT Lambang Jaya Barito 8.210.906.596 - 0,47 - PT Kutai Perkasa Pratama 2.003.478.800 - 0,11 -

Sub-total 10.214.385.396 - 0,58 -

Total 11.353.142.377 1.376.951.483 0,65 0,11

Beban umum dan administrasi (Catatan 31)/ General and administrative expenses (Note 31) Personil manajemen kunci/ Key management personnel Komisaris, direksi dan manajemen senior/ Commissioners, directors and senior management Imbalan kerja jangka pendek/

Short-term employee benefits 14.634.033.756 14.186.822.222 3,69 1,94 Pesangon pemutusan kontrak kerja/

Termination benefits 6.093.450.950 - 1,54 - Imbalan pascakerja/

Post-employment benefits 2.612.818.893 2.734.601.654 0,66 0,38

Total 23.340.303.599 16.921.423.876 5,89 2,32

Pendapatan keuangan/ Finance Income Entitas dengan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan /Entities with significant influence over the Company PT Ayrus Prima 315.801.517 827.468.847 0,47 1,41 PT Mandira Sanni Pratama 29.724.090 371.211.169 0,04 0,64

Total 345.525.607 1.198.680.016 0,51 2,05

Biaya keuangan (Catatan 32)/ Finance Costs (Note 32) Pihak berelasi lainnya/ Other related party PT Mega Finadana 182.266.075 228.485.228 0,04 0,05

Total piutang pihak-pihak berelasi yang sebelumnya

telah dicadangkan dan kemudian dihapuskan pada tahun 2011 sebesar Rp25.284.175.438 merupakan piutang kepada Diamond Shipping S.A. dan Gold Navigation S.A., entitas anak Royal, sehubungan dengan Perjanjian Jual Beli Saham (SPA) (Catatan 10).

Total amount due from related parties which was previously provided with allowance and written-off in 2011 amounting to Rp25,284,175,438 represented receivable from Diamond Shipping S.A. and Gold Navigation S.A., Royal’s subsidiaries, in connection with a Share Purchase Agreement (SPA) (Note 10).

Page 200: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

147

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Utang ke pihak-pihak berelasi tertentu yang timbul

dari transaksi di luar pokok usaha dikenakan bunga sebesar dari 2% sampai dengan 7,5% pada tahun 2011 dan 2010, sedangkan utang dan piutang pihak-pihak berelasi lainnya yang timbul dari transaksi di luar usaha pokok tidak dikenakan bunga serta tidak terdapat jaminan dan jangka waktu pengembalian yang tetap.

The amounts due to certain related parties arising from non-trade transactions bore interest from 2% to 7.5% in 2011 and 2010, while the amounts due to and from other related parties arising from non- trade transactions are non-interest bearing and were provided without any collateral and have no fixed repayment dates.

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan

berdasarkan syarat dan kondisi yang disepakati antar Perusahaan atau Entitas Anak dengan pihak-pihak berelasi.

Transactions with related parties are conducted under terms and conditions agreed between the Company or Subsidiaries and the related parties.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

terdapat saldo piutang pihak-pihak berelasi yang telah jatuh tempo lebih dari satu tahun, masing-masing sebesar Rp22,6 miliar dan Rp47,9 miliar. Berdasarkan hasil penelaahan kolektibilitas akun piutang usaha dari pihak-pihak berelasi pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan penurunan nilai di atas adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi atas penurunan nilai piutang usaha dari pihak-pihak berelasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

As of December 31, 2011 and 2010, there are amounts due from related parties which have been overdue for more than a year amounting to Rp22.6 billion and Rp47.9 billion, respectively. Based on the review of the status of the trade receivables - related parties at the end of the year, management believes that the above impairment allowance is sufficient to cover possible losses that may arise from impairment of trade receivables - related parties as of December 31, 2011 and 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2010, deposito

berjangka milik Perusahaan di PT Bank UOB Indonesia digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank PT Ayrus Prima dan PT Mandira Sanni Pratama (Catatan 6). Selain itu, Oentoro Surya, pemegang saham utama, bertindak sebagai penjamin atas pinjaman-pinjaman tertentu Kelompok Usaha dan PT Surya Prima Bahtera bertindak sebagai penjamin atas pinjaman jangka panjang dari PT Bank CIMB Niaga Tbk.

As of December 31 2010, the Company’s time deposits which are placed in PT Bank UOB Indonesia are used as collateral for the loans of PT Ayrus Prima and PT Mandira Sanni Pratama (Note 6). Also, Oentoro Surya, the ultimate shareholder, acts as a guarantor for certain loans of the Group and PT Surya Prima Bahtera acts as a guarantor for the long-term bank loan from PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Sifat hubungan dan rincian transaksi Kelompok

Usaha dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The nature of the relationship and the details of the Group’s related parties transactions are as follows:

Sifat Relasi/ Sifat Transaksi/Saldo Akun/ Pihak-pihak Berelasi/Related Parties Relationship Nature of Transactions/Accounts Affected

PT Tera Logistic Indonesia Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha, utang usaha dan pendapatan jasa/Trade receivable, trade payable and service revenue

PT Indomarina Lestari Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha, utang usaha dan pendapatan jasa/Trade receivable, trade payable and service revenue

PT Lambang Jaya Barito Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha, utang usaha dan beban jasa/Trade receivable, trade payable and cost of service

PT Kutai Perkasa Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha, utang usaha, pendapatan jasa dan beban jasa/Trade receivable, trade payable, service revenue and cost of service

Page 201: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

148

33. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

33. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Sifat Relasi/ Sifat Transaksi/Saldo Akun/ Pihak-pihak Berelasi/Related Parties Relationship Nature of Transactions/Accounts Affected

PT Hanoman Sakti Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha/Trade receivable

PT Tubanan Jaya Bestari Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha/Trade receivable

PT Trans Coalindo Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha dan utang usaha/Trade receivable and trade payable

Kana Maritime Overseas S.A. Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha/Trade receivable

PT Coalindo Lestari Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha/Trade receivable

PT Kapuas Raya Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha/Trade receivable

PT Andalan Tiga Berjaya Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha dan pendapatan jasa/Trade receivable and service revenue

PT Surya Prima Bahtera Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Piutang usaha, utang usaha dan pendapatan jasa/Trade receivable, trade payable and service revenue

PT Ayrus Prima Entitas dengan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan/Entity with significant influence over the Company

Utang piutang antar perusahaan, menggunakan deposito berjangka Perusahaan sebagai jaminan pinjaman pemegang saham dan pendapatan keuangan/Inter-company account, use of the Company’s time deposit as collateral for the shareholder’s loan and finance income

PT Mandira Sanni Pratama Entitas dengan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan /Entity with significant influence over the Company

Utang piutang antar perusahaan, menggunakan deposito berjangka Perusahaan sebagai jaminan pinjaman pemegang saham dan pendapatan keuangan /Inter-company account, use of the Company’s time deposit as collateral for the shareholder’s loan and finance income

PT Marindo Bahtera Development Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Utang piutang antar perusahaan/Inter-company account

PT Androsan Ekatama Wijaya Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Utang piutang antar perusahaan/Inter-company account

Diamond Shipping S.A. Entitas asosiasi/Associated company

Utang piutang antar perusahaan dan pendapatan jasa/Inter-company account and service revenue

Gold Navigation S.A. Entitas asosiasi/Associated company

Utang piutang antar perusahaan dan pendapatan jasa/Inter-company account and service revenue

PT Berlian Limatama Entitas asosiasi/Associated company

Investasi, utang usaha dan beban jasa/ Investment, trade payable and cost of services

PT Mega Finadana Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Utang lain-lain, pinjaman jangka panjang dan biaya keuangan/Other payable, long-term debt and finance cost

PT Infra Coalindo Pratama Entitas dengan pengendalian bersama/Entity under common control

Utang lain-lain/Other payable

Komisaris, direksi dan manajemen senior/ Commissioners, directors and senior management

Personil manajemen kunci/Key management personnel

Kompensasi personil manajemen/Beban umum dan administrasi/Key management personnel compensation/General and administrative expenses

Page 202: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

149

34. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN 34. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan taksiran

nilai wajar dari instrumen keuangan Kelompok Usaha yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

The following table presents the carrying values and the estimated fair values of the Group’s financial instruments that are carried in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 and 2010:

Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying amount Fair value 2011 2010 2011 2010

Aset Keuangan Lancar Current Financial Assets Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Kas dan setara kas 123.801.188.637 106.646.020.972 123.801.188.637 106.646.020.972 Cash and cash equivalents Piutang usaha - neto 311.332.839.941 429.738.629.246 311.332.839.941 429.738.629.246 Trade receivables – net Aset keuangan lancar lainnya 294.217.235.450 122.607.321.300 294.217.235.450 122.607.321.300 Other current financial assets

Total aset keuangan lancar 729.351.264.028 658.991.971.518 729.351.264.028 658.991.971.518 Total current financial assets

Aset Keuangan Tidak Lancar Non-current Financial Assets Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Piutang pihak-pihak Berelasi - neto 20.841.215.510 64.604.752.853 20.841.215.510 64.604.752.853 Due from related parties - net Aset keuangan Other non-current tidak lancar lainnya 115.779.110.698 113.841.006.642 114.552.540.653 119.060.207.688 financial assets

Total aset keuangan tidak lancar 136.620.326.208 178.445.759.495 135.393.756.163 183.664.960.541 Total non-current financial assets

Total Aset Keuangan 865.971.590.236 837.437.731.013 864.745.020.191 842.656.932.059 Total Financial Assets

Liabilitas Keuangan Jangka pendek Current Financial Liabilities

Pinjaman dan utang Loans and borrowings Pinjaman bank jangka pendek - 558.431.373.516 - 558.431.373.516 Short-term bank loans Utang usaha 389.157.966.039 312.974.706.653 389.157.966.039 312.974.706.653 Trade payables Utang lain-lain 682.058.348.869 816.896.651.342 682.058.348.869 816.896.651.342 Other payables Biaya masih harus dibayar 587.067.308.184 339.654.483.049 587.067.308.184 339.654.483.049 Accrued expenses Liabilitas derivatif - neto 8.462.556.844 413.079.006.231 8.462.556.844 413.079.006.231 Derivative liabilities - net Bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam Current maturities of satu tahun 1.276.271.420.860 813.156.204.844 1.276.271.420.860 813.156.204.844 long-term debts

Wesel bayar jangka Medium-term menengah - neto - 149.759.443.351 - 149.759.443.351 notes payable - net Liabilitas diestimasi

atas kontrak jaminan Estimated liabilities under keuangan - 9.054.728.208 - 9.054.728.208 financial guarantee contracts

Total liabilitas keuangan keuangan jangka pendek 2.943.017.600.796 3.413.006.597.194 2.943.017.600.796 3.413.006.597.194 Total current financial liabilities

Page 203: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

150

34. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying amount Fair value 2011 2010 2011 2010

Liabilitas Keuangan Jangka panjang Non-current Financial Liabilities Nilai wajar melalui laporan laba rugi Fair value through profit or loss Liabilitas derivatif jangka panjang - Long-term derivative neto 60.087.197.720 37.616.186.160 60.087.197.720 37.616.186.160 liabilities - net Pinjaman dan utang Loans and borrowings Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam Long-term debts - net of satu tahun 1.881.746.042.708 952.043.672.430 1.881.746.042.708 952.043.672.430 current maturities Utang obligasi dan wesel bayar yang Bonds payable and guaranteed dijamin - neto 1.939.495.296.496 1.839.764.110.158 1.939.495.296.496 1.839.764.110.158 notes payable - net Wesel bayar jangka menengah - neto 127.596.310.122 - 127.596.310.122 - Medium-term notes payable - net

Total liabilitas keuangan jangka panjang 4.008.924.847.046 2.829.423.968.748 4.008.924.847.046 2.829.423.968.748 Total non-current financial liabilities Total Liabilitas Keuangan 6.951.942.447.842 6.242.430.565.942 6.951.942.447.842 6.242.430.565.942 Total Financial Liabilities

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan ditentukan berdasarkan jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan bukan merupakan penjualan yang dipaksakan atau likuidasi.

The fair values of the financial assets and liabilities are determined based on the amounts at which the instruments could be exchanged in a current transaction between willing parties, other than in a forced sale or liquidation.

Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk

mengestimasi nilai wajar untuk setiap kelompok instrumen keuangan, jika estimasi atas nilai wajar tersebut dimungkinkan:

The following methods and assumptions were used to estimate the fair value of each class of financial instrument for which it is practicable to estimate such value:

Aset dan liabilitas keuangan non-derivatif Non-derivative financial assets and liabilities

• Nilai wajar aset keuangan lancar dan liabilitas

keuangan jangka pendek non-derivatif diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena akan jatuh tempo dalam waktu singkat.

• The fair values of non-derivative current financial assets and liabilities are assumed to be the same as their carrying amounts due to their short-term maturities.

• Nilai wajar dari aset keuangan tidak lancar

lainnya selain jaminan sewa kapal (piutang pihak-pihak berelasi dan aset keuangan tidak lancar lainnya) diasumsikan sama dengan nilai tunai yang akan diterima atau dibayarkan karena saat jatuh temponya tidak dinyatakan dalam kontrak-kontrak yang terkait dan manajemen tidak dapat menentukan kapan aset keuangan tersebut akan direalisasi dan dilunasi.

• The fair values of other non-current financial assets other than deposits for charter of vessels (due from related parties and other non-current financial assets) are assumed to be the same as the cash amount that will be received or paid due to the fact that their maturities are not stated in the related contracts and the management is not able to determine when the financial assets will be realized and settled, respectively.

Page 204: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

151

34. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Aset dan liabilitas keuangan non-derivatif (lanjutan) Non-derivative financial assets and liabilities

(continued)

• Jika dihitung berdasarkan kuotasi harga di pasar yang tidak disesuaikan, nilai wajar dari utang obligasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp511.539.240.000. Pada tanggal 31 Desember 2011, tidak ada kuotasi harga di pasar untuk wesel bayar yang dijamin, sehingga, diasumsikan nilai wajarnya sama dengan nilai nominal sebesar Rp1.277.227.800.000. Jika dihitung berdasarkan kuotasi harga di pasar setelah pelaksanaan pembelian kembali (buyback) (Catatan 44d), nilai wajar dari wesel bayar yang dijamin pada tanggal 31 Desember 2011 akan menjadi sebesar Rp261.831.699.000.

• If calculated based on unadjusted quoted market price, the fair values of bonds as of December 31, 2011 amounted to Rp511,539,240,000. As of December 31, 2011, there was no quoted market price for guaranteed notes payable, therefore, the fair value is assumed to be the same as the nominal value amounting to Rp1,277,227,800,000. If calculated based on quoted market price after executing buyback (Note 44d), the fair value of guaranteed notes payable as of December 31, 2011 would be Rp261,831,699,000.

Kontrak jaminan keuangan Financial guarantee contracts

• Liabilitas diestimasi atas kontrak jaminan

keuangan • Estimated liabilities for financial guarantee

contracts Nilai wajar dari instrumen ini dihitung menggunakan metode arus kas yang didiskontokan berdasarkan data dari pasar yang dapat diamati yang meliputi kurva imbalan suku bunga (interest rate yield curves) dan tanggal-tanggal pembayaran.

The fair value of this instrument is computed using the discounted cash flows method based on observable market inputs which include interest rate yield curves and payment dates.

Instrumen keuangan derivatif Derivative financial instruments

• Kontrak interest rate swap • Interest rate swap contracts Nilai wajar dari instrumen ini dihitung menggunakan metode arus kas yang didiskontokan berdasarkan data dari pasar yang dapat diamati yang meliputi kurva imbalan suku bunga (interest rate yield curves) dan tanggal-tanggal pembayaran.

The fair value of these instruments is computed using the discounted cash flows method based on observable market inputs which include interest rate yield curves and payment dates.

Instrumen ekuitas Equity instruments

• Waran • Warrants Nilai wajar waran dihitung menggunakan model “Black-Scholes Option Pricing” berdasarkan data dari pasar yang dapat diamati yang meliputi kurva imbalan suku bunga (interest rate yield curves), harga pelaksanaan waran, volatilitas dari saham yang mendasari dan parameter-parameter lainnya.

The fair value of warrants is computed using the Black-Scholes Option Pricing model based on observable market inputs which include interest rate yield curves, exercise price of the warrants, volatility of the underlying shares and other parameters.

Page 205: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

152

34. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) 34. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010,

tidak ada instrumen keuangan yang dicatat pada nilai wajar di laporan posisi keuangan konsolidasian selain instrumen keuangan derivatif yang masih berlaku dan, juga pada tahun 2010, selain liabilitas diestimasi atas kontrak jaminan keuangan.

As of December 31, 2011 and 2010, there are no financial instruments carried at fair values in the consolidated statements of financial position other than the outstanding derivative financial instruments and, in addition in 2010, the estimated liabilities for financial guarantee contracts.

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEUANGAN 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES

AND POLICIES A. MANAJEMEN RISIKO A. RISK MANAGEMENT

Risiko suku bunga Interest rate risk

Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Risiko yang dihadapi Kelompok Usaha terhadap perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan arus kas untuk pembayaran bunga atas pinjaman bank jangka panjang dan hutang obligasi dengan suku bunga mengambang.

Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group’s exposure to the risk of changes in market interest rates relates primarily to the cash flows for the payments of interest on its floating rate long-term bank loans and bonds.

Beberapa kontrak interest rate swap

ditandatangani untuk melindungi nilai suku bunga mengambang dari pinjaman bank dalam mata uang dolar A.S. Kontrak ini dibukukan sebagai transaksi yang tidak ditetapkan sebagai lindung nilai, sehingga setiap perubahan nilai wajar dari kontrak-kontrak tersebut akan dikreditkan atau dibebankan langsung pada laba rugi tahun berjalan.

Several interest rate swap contracts are entered into to hedge floating rate U.S. dollar bank loans. These contracts are accounted as transactions not designated as hedges, therefore, all changes in the fair value of the contracts are credited or charged directly to profit or loss for the year.

Risiko nilai tukar mata uang asing Foreign exchange rate risk

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko

dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Risiko yang dihadapi oleh Kelompok Usaha sebagai akibat fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari pinjaman bank dan utang obligasi Kelompok Usaha dalam mata uang dolar A.S.

Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from its U.S. dollar-denominated bank loans and bonds payable.

Kelompok Usaha tidak melakukan aktivitas

lindung nilai sehubungan dengan upaya untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang dolar A.S. karena sebagian besar pendapatan Kelompok Usaha dalam mata uang dolar A.S. dan kondisi tersebut telah menciptakan natural hedge.

The Group does not have any hedging activity in connection with the management of U.S. dollar exchange rate risk due to the fact that most of the Group’s revenues are denominated in U.S. dollar and such condition has created a natural hedge.

Page 206: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

153

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

35. FINANCIALRISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

A. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) Foreign exchange rate risk (continued)

Tabel berikut menunjukkan aset dan liabilitas konsolidasian Kelompok Usaha dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011:

The following table shows the Group’s consolidated assets and liabilities in foreign currencies as of December 31, 2011:

Mata Uang Asing/ Konversi ke

Original Currency Mata Uang Rupiah/ Amount Rupiah Equivalent

Aset Assets Aset lancar Current assets

Kas dan setara kas US$ 11.334.823 102.784.159.845 Cash and cash equivalents Euro 302.791 3.554.466.192 HK$ 178.978 208.904.912 JP¥ 1.342.476 156.801.198 Sin$ 16.825 117.340.913 MYR 504 1.437.876 Piutang usaha - bruto Trade receivables - gross Pihak-pihak berelasi US$ 2.935.831 26.622.113.424 Related parties Pihak ketiga US$ 31.991.061 290.094.942.571 Third parties HK$ 2.122.594 2.477.512.943 Sin$ 5.744 40.059.436 Aset keuangan Other current lancar lainnya US$ 31.407.670 284.804.748.824 financial assets Sin$ 19.350 134.953.286 Aset tidak lancar Non-current assets Piutang pihak-pihak berelasi US$ 37.699 341.856.799 Due from related parties Aset keuangan tidak Other non-current lancar lainnya US$ 12.541.643 113.727.616.185 financial assets

Total aset dalam mata Total foreign currency- uang asing 825.066.914.404 denominated assets

Liabilitas Liabilities Liabilitas jangka pendek Current liabilities

Utang usaha Trade payables Pihak ketiga US$ 20.350.008 184.533.874.071 Third parties

Sin$ 1.514.214 10.560.625.825 HK$ 2.699.210 3.150.544.764

Euro 65.579 769.832.282 JP¥ 3.125.201 365.023.434 Pihak-pihak berelasi US$ 1.988.418 18.030.976.793 Related parties

Biaya masih harus dibayar US$ 30.919.002 280.373.511.385 Accrued expenses HK$ 2.493.638 2.910.599.210

Liabilitas derivatif - neto US$ 933.233 8.462.556.844 Derivative liabilities - net Bagian pinjaman jangka

panjang - yang jatuh Current maturities tempo dalam 1 tahun of long-term debts Bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya institution loans Pihak ketiga US$ 132.706.761 1.203.384.907.479 Third parties Lain-lain US$ 1.304.732 11.831.309.776 Others

Page 207: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

154

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

A. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) Foreign exchange rate risk (continued)

Mata Uang Asing/ Konversi ke Original Currency Mata Uang Rupiah/

Amount Rupiah Equivalent

Liabilitas (lanjutan) Liabilities (continued) Liabilitas jangka panjang Non-current liabilities Liabilitas derivatif jangka panjang US$ 6.626.290 60.087.197.720 Long-term derivative liabilities Pinjaman jangka panjang Long-term debts

Bank dan lembaga Bank and other financial keuangan lainnya US$ 90.456.933 820.323.528.659 institution loans Lain-lain US$ 47.674.702 432.314.197.438 Others

Utang obligasi dan wesel bayar yang dijamin US$ 144.960.075 1.314.497.969.579 Guaranteed secured notes payable

Total liabilitas dalam mata Total foreign currency- uang asing 4.351.596.655.259 denominated liabilities

Liabilitas dalam mata uang Foreign currency-denominated asing - neto 3.526.529.740.855 liabilities - net

Pada tanggal 20 April 2012, mata uang rupiah telah menjadi Rp9.184 untuk US$1, Rp12.066 untuk Euro1, Rp7.338 untuk Sin$1, Rp2.992 untuk MYR1, Rp1.183 untuk HK$1 dan Rp113 untuk JP¥1, yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Jika aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 dikonversikan dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 20 April 2012, potensi kenaikan liabilitas neto adalah sekitar Rp45,41 miliar (sebelum memperhitungkan nilai wajar instrumen derivatif dan cadangan penurunan nilai).

As of April 20, 2012, the exchange rates of the rupiah are Rp9,184 to US$1, Rp12,066 to Euro1, Rp7,338 to Sin$1, Rp2,992 to MYR1, Rp1,183 to HK$1 and Rp113 to JP¥1, which were calculated based on the average buying and selling rates for bank notes and/or transaction exchange rates published by Bank Indonesia on that date. If the monetary assets and liabilities in foreign currencies as of December 31, 2011 were translated using the middle rates as of April 20, 2012, the potential increase in the net liabilities would be approximately Rp45.41 billion (before considering the fair value of derivative instruments and impairment allowance).

Penjabaran liabilitas dalam mata uang asing, dikurangi dengan aset dalam mata uang asing, tidak dapat ditafsirkan bahwa aset dan liabilitas dalam mata uang asing ini telah, telah dapat, atau akan dapat dikonversikan ke rupiah di masa depan dengan kurs yang berlaku pada tanggal 20 April 2012 atau kurs pertukaran lainnya.

The translation of the foreign currency liabilities, net of foreign currency assets, should not be construed as a representation that these foreign currency assets and liabilities have been, could have been, or could in the future be, converted into rupiah at the prevailing exchange rates of the rupiah as of April 20, 2012 or at any other rates of exchange.

Page 208: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

155

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

A. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit adalah risiko bahwa Kelompok Usaha akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan. Kelompok Usaha mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk pelanggan individu dan memantau risiko terkait dengan batasan-batasan tersebut.

Credit risk is the risk that the Group will incur a loss arising from its customers’ or counterparties’ failure to fulfill their contractual obligations. There is no significant concentrations of credit risk. The Group manages and controls this credit risk by setting limits on the amount of risk it is willing to accept for individual customers and by monitoring exposures in relation to such limits.

Sehubungan dengan krisis ekonomi global yang telah memberikan dampak negatif terhadap industri pelayaran, risiko kredit atas piutang usaha Kelompok Usaha telah meningkat secara signifikan.

In relation to the global economic crisis which had negative impact to the shipping industry, the Group’s credit risk on the trade receivables had increased significantly.

Tabel di bawah menunjukkan risiko kredit maksimum untuk komponen-komponen dari laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

The table below shows the maximum exposure to credit risk for the components of the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

Maximum Exposure - Bruto/Gross (1)

Pinjaman yang diberikan dan piutang: Loans and receivables:

Kas dan setara kas 123.801.188.637 Cash and cash equivalents Piutang usaha - neto 311.332.839.941 Trade receivables - net Aset keuangan lancar lainnya 294.217.235.450 Other current financial assets

Piutang pihak-pihak berelasi - neto 20.841.215.510 Due from related parties - net Aset keuangan tidak lancar lainnya 115.779.110.698 Other non-current financial assets

Total 865.971.590.236 Total

(1) Tidak ada agunan yang ditahan atau perbaikan kualitas kredit lain atau perjanjian saling hapus yang dapat mengurangi maximum exposure terhadap risiko kredit akun tersebut.

(1) There are no collaterals held or other credit enhancements or offsetting arrangements that reduce maximum exposure to credit risk on these accounts.

Risiko likuiditas Liquidity risk

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Kelompok Usaha menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk menutupi pengeluaran jangka pendek.

The liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Group indicates that the short-term revenue is not enough to cover the short-term expenditure.

Page 209: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

156

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

A. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Kebutuhan likuiditas Kelompok Usaha terutama berasal dari kebutuhan untuk melakukan pembayaran atas pinjaman bank dan bunga atas pinjaman bank dan obligasi. Kesulitan likuiditas yang sedang dialami Kelompok Usaha telah menyebabkan ketidakmampuan Kelompok Usaha untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya untuk melakukan pembayaran atas pinjaman bank dan bunga atas obligasi secara tepat waktu. Pada saat ini Kelompok Usaha sedang melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kesulitan likuiditas tersebut diantaranya dengan melakukan negosiasi dengan para kreditur untuk memperoleh perpanjangan jangka waktu pelunasan utang dan mencari sumber pendanaan alternatif.

The Group’s liquidity requirements mainly come from repayments of bank loans and interest on bank loans and bonds. The liquidity problems that the Group is currently facing have led to the Group’s failure to fulfill contractual obligations to make timely repayments of bank loans and interest on bonds. Currently, the Group has been making efforts to overcome the liquidity problems, such as by re-negotiating with creditors in order to extend the maturity of the loans and by searching for alternative sources of financing.

Sehubungan dengan kondisi default yang disebabkan oleh Entitas Anak tertentu, maka pinjaman jangka panjang milik Entitas Anak tertentu tersebut menjadi jatuh tempo dan dapat ditagih setiap saat.

In relation to the default committed by certain Subsidiaries, all of such Subsidiaries’ long-term debts have become due and payable.

Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan pembayaran kontrak semula atau Rencana Perdamaian yang tidak didiskontokan.

The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on the original contracts or Composition Plan undiscounted payments.

Nilai tercatat pada tanggal Kurang dari/ Lebih dari/ 31 Desember 2011/ Below Over Carrying value as of 1 tahun/year 1-2 tahun/years 2-3 tahun/years 3-5 tahun/years 5 tahun/years December 31, 2011

Pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya/Bank and other financial institution loans 1.276.271.420.860 50.651.503.845 41.378.390.986 390.633.827.405 1.399.082.320.472 3.158.017.463.568 Utang obligasi dan wesel bayar yang dijamin/ Bonds payable and guaranteed secured notes payable - - - 469.306.950.000 1.470.188.346.496 1.939.495.296.496 Wesel bayar jangka menengah/ Medium-term notes payable - - - 32.637.598.000 94.958.712.122 127.596.310.122 Utang lain-lain/Other payables 682.058.348.869 - - - - 682.058.348.869 Utang usaha/Trade payables 389.157.966.039 - - - - 389.157.966.039

Biaya masih harus dibayar/Accrued expenses 587.067.308.184 - - - - 587.067.308.184 Liabilitas derivatif - neto/Net derivative

liabilities 8.462.556.844 - - - 60.087.197.720 68.549.754.564

Total 2.943.017.600.796 50.651.503.845 41.378.390.986 892.578.375.405 3.024.316.576.810 6.951.942.447.842

B. MANAJEMEN MODAL B. CAPITAL MANAGEMENT

Sehubungan dengan Kelompok Usaha sedang mengalami kesulitan keuangan, tujuan utama pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah memastikan terpenuhinya modal kerja untuk menjalankan operasi Kelompok Usaha.

Since the Group is in financial difficulties, the primary objective of the Group’s capital management is to ensure the availability of the Group’s working capital to run its operations.

Page 210: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

157

35. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

B. MANAJEMEN MODAL (lanjutan) B. CAPITAL MANAGEMENT (continued)

Perusahaan dan Entitas Anak tertentu dipersyaratkan untuk memelihara tingkat permodalannya sebagaimana disebutkan dalam perjanjian pinjaman, namun karena kondisi Kelompok Usaha saat ini, Perusahaan dan Entitas Anak tertentu tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut. Selain itu, Kelompok Usaha juga dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan.

The Company and certain Subsidiaries are required under their respective debt agreements to maintain the level of existing share capital; however, due to their current condition, they have been unable to fulfill the requirements. In addition, the Group is also required by the Corporation Law effective August 16, 2007 to contribute to and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital.

Kelompok Usaha mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Kelompok Usaha menerapkan program penghematan dan meninjau rencana pengeluaran barang modal, investasi dan ekspansi secara berkesinambungan.

The Group manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. The Group continuously applies cost-cutting programs and reviews its capital expenditures, investments and expansion plan.

Pada saat ini, Kelompok Usaha mengelola modalnya dengan memonitor secara teratur kebutuhan modal kerjanya daripada menggunakan rasio pengukit (gearing ratio). Pada tanggal 31 Desember 2011, Kelompok Usaha mempunyai modal kerja yang negatif sebesar Rp2,25 triliun.

Currently, the Group manages its capital by regularly monitoring its working capital requirements rather than using gearing ratios. As of December 31, 2011, the Group has negative working capital amounting to Rp2.25 trillion.

36. LIABILITAS IMBALAN KERJA 36. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITIES

Liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha pada

tahun 2011 dan 2010 ditentukan berdasarkan penilaian aktuaris yang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya pada tanggal-tanggal 6 Februari 2012 dan 17 Februari 2011 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The Group’s outstanding employee benefit liabilities in 2011 and 2010 were determined based on the actuarial valuations performed by PT Dian Artha Tama, an independent actuary, based on its reports dated February 6, 2012 and February 17, 2011 for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively.

Penilaian aktuaris dihitung dengan menggunakan

metode projected-unit-credit yang berdasarkan asumsi-asumsi berikut:

The actuarial valuations were determined using the projected-unit-credit method which considered the following assumptions:

2011 2010

Tingkat diskonto 6% 8% Discount rate Kenaikan gaji dan upah 8% 8% Wage and salary increase Umur pensiun 55 tahun/years 55 tahun/years Retirement age Tabel mortalitas Commissioners Commissioners Table of mortality Standard Ordinary Standard Ordinary 1980 (CSO ’80) 1980 (CSO ’80)

Page 211: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

158

36. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan) 36. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITIES (continued) Provisi imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi

komprehensif konsolidasian terdiri dari: The provision for employee benefits recognized in

the consolidated statements of comprehensive income (loss) consisted of the following:

2011 2010

Biaya jasa kini 5.798.423.891 4.715.295.476 Current service cost Biaya bunga 3.740.263.549 3.720.643.568 Interest cost Kerugian aktuarial yang diakui 23.746.539 28.444.935 Actuarial loss recognized Amortisasi biaya jasa lalu 232.606.480 232.606.480 Amortization of past service cost Pembalikan beban imbalan Reversal of Subsidiaries’ provisions for kerja Entitas Anak - (675.068.210) employee benefit expenses

Beban imbalan Net employee benefits kerja - neto 9.795.040.459 8.021.922.249 expense

Rincian liabilitas imbalan kerja adalah sebagai berikut:

The details of the employee benefit liabilities are as follows:

2011 2010

Present value of defined Nilai kini kewajiban imbalan pasti 69.207.764.880 62.767.983.211 benefit obligation Saldo yang belum diamortisasi dari biaya jasa lalu yang belum Unamortized balance of non-vested menjadi hak karyawan (1.483.699.156) (1.716.305.636) past service cost Kerugian aktuarial Unrecognized actuarial yang belum diakui - neto (8.707.900.308) (6.572.484.881) loss - net

Liabilitas yang diakui pada Liability recognized in the laporan posisi keuangan consolidated statements konsolidasian 59.016.165.416 54.479.192.694 of financial position

Mutasi liabilitas imbalan kerja adalah sebagai

berikut: Movements in the employee benefit liabilities are

as follows:

2011 2010

Saldo awal tahun 54.479.192.694 51.966.330.323 Balance at beginning of year Provisi selama tahun berjalan 9.795.040.459 8.021.922.249 Provision during the year Pembayaran selama tahun berjalan (4.970.567.737) (3.087.225.500) Payments during the year Pembalikan akrual Entitas Anak (287.500.000) (2.421.834.378) Reversal of Subsidiaries’ accruals

Saldo akhir tahun (disajikan Balance at end of year (presented sebagai “Liabilitas as “Employee Benefit Imbalan Kerja” pada Liabilities” in the laporan posisi keuangan consolidated statements konsolidasian) 59.016.165.416 54.479.192.694 of financial position)

Page 212: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

159

37. INFORMASI SEGMEN 37. SEGMENT INFORMATION Untuk tujuan manajemen, usaha Kelompok Usaha

dikelompokkan menjadi tiga bisnis operasi utama: jasa pelayaran, jasa keagenan dan usaha lainnya.

For management purposes, the Group’s businesses are grouped into three major operating businesses: shipping services, agency services and others.

Informasi segmen operasi Kelompok Usaha adalah

sebagai berikut: The Group’s operating segment information is as

follows:

2011

Jasa Pelayaran/ Jasa Keagenan/ Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasi/ Shipping Services Agency Services Others Elimination Consolidated

Pendapatan jasa Service revenues Pihak eksternal 1.193.711.854.532 102.584.969.869 4.403.762.535 - 1.300.700.586.936 External parties Antar segmen - 10.228.033.348 8.613.816.770 (18.841.850.118 ) - Inter-segment

Total pendapatan jasa 1.193.711.854.532 112.813.003.217 13.017.579.305 (18.841.850.118 ) 1.300.700.586.936 Total service revenues

Beban jasa (1.714.568.169.250) (42.087.835.454 ) (9.144.221.096 ) 10.962.917.183 (1.754.837.308.617 ) Cost of services

Hasil segmen/ Segment income/ laba (rugi) gross profit bruto (520.856.314.718) 70.725.167.763 3.873.358.209 (7.878.932.935 ) (454.136.721.681) (loss) Beban penjualan (25.717.875.457) (27.808.730.175 ) - - (53.526.605.632 ) Selling expenses Beban umum dan General and administrative dan administrasi (237.869.011.841) (162.335.489.477 ) (1.253.451.257 ) 5.316.586.500 (396.141.366.075 ) expenses Pendapatan operasi lain 20.694.021.569 390.209.227 58.997.347 - 21.143.228.143 Other operating income Beban operasi lain (844.495.597.314) (10.102.875.813 ) (452.877.021 ) (14.406.911.495 ) (869.458.261.643 ) Other operating expenses

Income (loss) from Laba (rugi) usaha (1.608.244.777.761) (129.131.718.475 ) 2.226.027.278 (16.969.257.930 ) (1.752.119.726.888) operations Selisih lebih nilai tercatat dengan nilai wajar utang yang Excess of carrying amount direstrukturisasi over fair value of - neto 67.392.408.120 23.328.353.543 112.881.435.681 - 203.602.197.344 restructured debts- net Pendapatan keuangan 55.306.477.552 10.245.329.117 75.105.146.722 (72.626.214.527 ) 68.030.738.864 Finance income Biaya keuangan (521.884.717.733) (28.459.523.249 ) (74.712.790.435 ) 123.351.797.031 (501.705.234.386 ) Finance costs Rugi atas pelepasan Loss on disposal of investasi pada investment in associated entitas asosiasi - (65.973.896.851 ) - - (65.973.896.851 ) company Bagian atas rugi neto Equity in net losses of entitas asosiasi - associated neto - (542.897.068 ) - - (542.897.068 ) companies - net Beban pajak penghasilan - neto (15.330.836.930) (1.676.738.750 ) (167.696.861 ) - (17.175.272.541 ) Income tax expense - net

Laba (rugi) neto tahun Net income (loss) berjalan (2.022.761.446.752) (192.211.091.733 ) 115.332.122.385 33.756.324.574 (2.065.884.091.526) for the year

Informasi lainnya Other information Aset Assets Aset segmen 7.435.328.823.351 1.337.154.383.637 1.493.840.579.160 (6.110.689.651.259 ) 4.155.634.134.889 Segment assets Aset yang tidak dapat dialokasikan 109.911.735.860 Unallocated assets Total aset 4.265.545.870.749 Total assets

Liabilitas Liabilities Liabilitas segmen 3.489.696.842.940 6.563.226.935.688 1.337.422.706.170 (6.090.475.956.824 ) 5.299.870.527.974 Segment liabilities Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 1.789.865.799.997 Unallocated liabilities Total liabilitas 7.089.736.327.971 Total liabilities

Perolehan aset tetap 869.794.173.981 23.367.841.461 2.565.000 - 893.164.580.442 Acquisitions of fixed assets Penyusutan dan Depreciation and amortisasi 328.810.230.199 3.581.749.694 12.158.979 - 332.404.138.872 amortization

Page 213: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

160

37. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 37. SEGMENT INFORMATION (continued)

2010

Jasa Pelayaran/ Jasa Keagenan/ Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasi/ Shipping Services Agency Services Others Elimination Consolidated ____

Pendapatan jasa Service revenues Pihak eksternal 1.270.647.998.185 115.242.848.132 2.884.325.886 - 1.388.775.172.203 External parties Antar segmen - 6.747.113.372 9.843.518.084 (16.590.631.456) - Inter-segment

Total pendapatan jasa 1.270.647.998.185 121.989.961.504 12.727.843.970 (16.590.631.456) 1.388.775.172.203 Total service revenues

Beban jasa (1.228.887.289.235) (39.042.889.150 ) (9.574.896.891 ) 20.993.565.361 (1.256.511.509.915 ) Cost of services Hasil segmen/ Segment income/ laba bruto 41.760.708.950 82.947.072.354 3.152.947.079 4.402.933.905 132.263.662.288 gross profit Beban penjualan (27.751.834.741) (24.819.614.382 ) - - (52.571.449.123 ) Selling expenses Beban umum dan General and administrative dan administrasi (158.271.456.472) (535.991.642.871 ) (1.170.513.257 ) (33.526.654.511 ) (728.960.267.111 ) expenses Pendapatan operasi lain 11.261.582.268 8.278.762.938 - - 19.540.345.206 Other operating income Beban operasi lain (535.269.299.256) (4.759.258.773 ) (189.688.656 ) 39.218.079.524 (501.000.167.161 ) Other operating expenses

Income (loss) from Laba (rugi) usaha (668.270.299.251) (474.344.680.734 ) 1.792.745.166 10.094.358.918 (1.130.727.875.901 ) operations

Pendapatan keuangan 6.409.406.248 48.807.956.343 116.523.548.847 (113.319.126.987) 58.421.784.451 Finance income Biaya keuangan (461.113.496.271) (41.539.289.093 ) (112.095.340.889 ) 116.329.872.921 (498.418.253.332) Finance costs Bagian atas rugi neto Equity in net losses of entitas asosiasi - associated companies - neto - (25.466.860.780 ) - - (25.466.860.780 ) net Beban pajak penghasilan - neto (16.982.639.486) (20.013.746.474 ) (1.281.151.865 ) - (38.277.537.825 ) Income tax expense - net

Laba (rugi) neto tahun Net income (loss) berjalan (1.139.957.028.760 ) (512,556,620,738 ) 4.939.801.259 13.105.104.852 (1.634.468.743.387) for the year

Informasi lainnya Other information Aset Assets Aset segmen 8.335.683.542.123 1.419.393.584.788 1.391.311.695.385 (5.933.699.879.910 ) 5.212.688.942.386 Segment assets Aset yang tidak dapat dialokasikan 292.516.037.274 Unallocated assets Total aset 5.505.204.979.660 Total assets

Liabilitas Liabilities Liabilitas segmen 8.991.761.736.434 496.091.494.493 1.349.865.821.012 (5.889.190.378.240 ) 4.948.528.673.699 Segment liabilities Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan 1.398.021.003.606 Unallocated liabilities Total liabilitas 6.346.549.677.305 Total liabilities

Perolehan aset tetap 494.761.160.435 4.180.988.820 - - 498.942.149.255 Acquisitions of fixed assets Penyusutan dan Depreciation amortisasi 312.835.332.724 4.169.415.913 12.159.513 - 317.016.908.150 and amortization

Page 214: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

161

37. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 37. SEGMENT INFORMATION (continued) Informasi geografis Kelompok Usaha adalah

sebagai berikut: The Group’s geographical information is as

follows: a. Pendapatan Jasa a. Service Revenues

2011 2010

Jasa Pelayaran Shipping Services Domestik 1.075.913.365.694 1.169.963.974.196 Domestic Luar negeri 293.872.360.431 324.590.477.525 Overseas

Jasa Keagenan Agency Services Domestik 110.861.082.043 117.078.494.640 Domestic Luar negeri 1.951.921.174 4.911.466.864 Overseas

Jasa Lain-lain Other Services Domestik 13.017.579.305 12.727.843.970 Domestic

Total 1.495.616.308.647 1.629.272.257.195 Total Eliminasi (194.915.721.711) (240.497.084.992) Elimination

Neto 1.300.700.586.936 1.388.775.172.203 Net

b. Total Aset b. Total Assets 2011 2010

Jasa Pelayaran Shipping Services Domestik 5.406.872.048.535 6.324.384.450.055 Domestic Luar negeri 2.028.496.774.816 2.011.299.092.068 Overseas Jasa Keagenan Agency Services Domestik 1.337.154.383.637 1.419.393.584.788 Domestic Jasa Lain-lain Other Services Domestik 21.065.839.027 14.850.130.076 Domestic Luar negeri 1.472.774.740.133 1.376.461.565.309 Overseas Aset yang tidak dapat dialokasikan 109.911.735.860 292.516.037.274 Unallocated assets

Total 10.376.235.522.008 11.438.904.859.570 Total Eliminasi (6.110.689.651.259) (5.933.699.879.910) Elimination

Neto 4.265.545.870.749 5.505.204.979.660 Net c. Perolehan Aset Tetap c. Acquisitions of Fixed Assets

2011 2010

Jasa Pelayaran Shipping Services Domestik 97.334.964.066 492.445.075.370 Domestic Luar negeri 772.459.209.915 2.316.085.065 Overseas

Jasa Keagenan Agency Services Domestik 23.367.841.461 4.180.988.820 Domestic

Jasa Lain-lain Other Services Domestik 2.565.000 - Domestic

Total 893.164.580.442 498.942.149.255 Total

Page 215: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

162

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS

Dalam rangka melakukan kegiatan usaha, Kelompok Usaha telah mengadakan beberapa perjanjian dengan pihak ketiga. Perjanjian dan ikatan penting yang masih berlaku pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

In connection with its operations, the Group entered into several agreements with third parties. The significant agreements and commitments outstanding as of December 31, 2011 are as follows:

a. Perusahaan menandatangani beberapa kontrak

dengan pelanggannya, antara lain, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dan PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B (PLN), dimana Perusahaan akan menyediakan jasa transportasi batu bara dan/atau manajemen jetty kepada pelanggannya dengan syarat dan ketentuan seperti yang tercantum dalam perjanjian tersebut.

a. The Company entered into agreements with its customers, among others, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) and PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B (PLN), whereby the Company agreed to provide coal transportation services and/or jetty management to the customers under terms and conditions as provided in the agreements.

b. Pada tanggal 24 April 2009, Perusahaan

menandatangani kontrak penyewaan FSO dengan Kangean, dimana Perusahaan akan melakukan konversi terhadap MT Urwasi (Catatan 11) untuk memenuhi persyaratan dalam perjanjian tersebut. Kontrak ini telah diubah beberapa kali. Perusahaan setuju bahwa jangka waktu pelayanan FSO kepada Kangean adalah 12 bulan sejak tanggal 14 Mei 2009. Kangean berhak untuk memperpanjang jangka waktu pelayanan sebanyak enam kali dengan setiap masa perpanjangan selama enam bulan dan memiliki syarat dan ketentuan yang sama.

b. On April 24, 2009, the Company signed a contract for the charter of FSO to Kangean, whereby the Company agreed to convert MT Urwasi to an FSO (Note 11) in order to fulfill the requirements of the contract. This contract has been amended several times. The Company agreed that the FSO provide services to Kangean for a period of 12 months starting on May 14, 2009. Kangean has the right to extend the service period with six extension options of six months each under the same terms and conditions.

Sehubungan dengan perjanjian tersebut di atas dan berdasarkan perjanjian pemberian jaminan dengan Perusahaan, PT Asuransi Central Asia (ACA) telah menerbitkan jaminan pelaksanaan kepada Kangean sebesar US$2.993.722.

In relation to the above contract and based on the guarantee issuance agreement with the Company, PT Asuransi Central Asia (ACA) has issued a performance guarantee to Kangean covering the amount of US$2,993,722.

Karena konversi MT Urwasi tidak diselesaikan secara tepat waktu (Catatan 11), Perusahaan dan Kangean setuju menggunakan kapal pengganti untuk menjalankan kontrak ini dengan nama “Recovery Plan” sesuai dengan adendum No. 1 tanggal 14 Mei 2009. Berdasarkan amandemen No. 2 tanggal 16 November 2009, kedua belah pihak setuju bahwa jika pada tanggal 2 Desember 2009, MT Urwasi tidak berlayar dan Penyerahan Akhir (Final Acceptance of Delivery) belum selesai sampai dengan tanggal 29 Desember 2009, Kangean dapat mengakhiri perjanjian ini secara

Since the conversion of MT Urwasi was not completed on time (Note 11), the Company and Kangean agreed to use a substitute vessel to serve this contract under the name “Recovery Plan” in accordance with amendment No. 1 dated May 14, 2009. Based on amendment No. 2 dated November 16, 2009, both parties agreed that if until December 2, 2009, MT Urwasi did not sail away and Final Acceptance of Delivery had not been completed by December 29, 2009, Kangean may, at its sole option, terminate this contract. As of December 31,

Page 216: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

163

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

sepihak. Pada tanggal 31 Desember 2010, penyelesaian konversi MT Urwasi telah mencapai 99%, namun demikian MT Urwasi belum bisa dilayarkan sehubungan dengan ketidakmampuan Perusahaan dan Entitas Anak untuk melunasi semua liabilitas ke Keppel (Catatan 11).

2010, the modification of MT Urwasi already reached 99% completion, however, MT Urwasi still can not be sailed away due to the Company’s and a Subsidiary’s inability to settle their remaining liabilities to Keppel (Note 11).

Efektif tanggal 20 Februari 2010, Kangean mengakhiri kontrak dengan Perusahaan karena menganggap Perusahaan telah gagal untuk menyerahkan MT Urwasi pada tanggal 29 Desember 2009 dan membayar kewajibannya ke Keppel (Catatan 39a).

Effective February 20, 2010, Kangean terminated the contract with the Company, due to the Company’s failure to deliver MT Urwasi on December 29, 2009 and to settle the obligation to Keppel (Note 39a).

c. Pada tanggal 14 September 2007, Gazelle,

Entitas Anak, mengadakan Perjanjian Sewa Kapal (Bareboat Charter) dan Perjanjian Deposit Penyewa (Charterer Deposit Agreement) dengan Mount Lawu LLC (Mount Lawu), dimana Gazelle setuju untuk memberikan jaminan sebesar US$4.300.000 kepada Mount Lawu sehubungan dengan penyewaan kapal MV Globe Unity dari Mount Lawu untuk periode sewa selama 7 tahun (Catatan 2b). Charterer Deposit Agreement (CDA) tersebut di atas mencantumkan klausula cross default. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 14, 19, 20 dan 21, Kelompok Usaha dalam kondisi default, dengan demikian, perjanjian di atas juga menjadi dalam kondisi default. Berdasarkan CDA tersebut, apabila terjadi kondisi default, maka Mount Lawu tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan jaminan tersebut di atas, dan berdasarkan SAK di Indonesia, maka jaminan tersebut harus diturunkan nilainya. Namun demikian, Gazelle belum mencatat cadangan penurunan nilai jaminan tersebut dengan dasar Mount Lawu belum menerbitkan notice of default. Apabila jaminan sewa kapal tersebut diturunkan nilainya, maka Kelompok Usaha akan mengalami defisit sebesar Rp3,88 triliun pada tanggal 31 Desember 2011 dan rugi neto konsolidasian akan bertambah sebesar Rp37 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

c. On September 14, 2007, Gazelle, a Subsidiary, entered into a Bareboat Charter Agreement and a Charterer Deposit Agreement (CDA) with Mount Lawu LLC (Mount Lawu), whereby Gazelle agreed to provide a deposit amounting to US$4,300,000 to Mount Lawu in connection with the chartering of MV Globe Unity vessel from Mount Lawu for 7 years (Note 2b). The CDA includes a cross default clause. As discussed in Notes 14, 19, 20 and 21, the Group is in default condition, thus, the above agreements have also become in default. Based on the CDA, if an event of default occurs, Mount Lawu does not have any obligation to refund the deposit as mentioned above, and in accordance with Indonesian SAK, the deposit should be impaired. However, Gazelle has not provided impairment allowance on the deposit on the basis that Mount Lawu has not yet issued the notice of default. If the deposit is impaired, the Group will incur deficit of Rp3.88 trillion as of December 31, 2011 and the consolidated net loss will increase by Rp37 billion for the year ended December 31, 2010.

Page 217: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

164

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

Jaminan tersebut dicatat sebagai bagian dari “Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), nilai wajar yang dibukukan atas jaminan ini pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar US$3.734.612 dan US$3.585.753. Selisih antara total yang dibayarkan dengan nilai wajar dibukukan sebagai akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The deposit is recorded as part of “Other Non-current Financial Assets” in the consolidated statements of financial position. Based on PSAK No. 55 (Revised 2006), the recorded fair value of the deposit as of December 31, 2011 and 2010 amounted to US$3,734,612 and US$3,585,753, respectively. The difference between the amount of deposit paid and the fair value is presented as part of “Other Non-current Assets” account in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 and 2010.

Pada tanggal 13 Agustus 2009, perjanjian tersebut diubah dan, antara lain, kedua belah pihak setuju bahwa tarif sewa diubah dan aset-aset berikut ini ditempatkan sebagai jaminan tambahan:

On August 13, 2009, the agreement was amended and both parties agreed that, among others, the charter hire rate be changed and the following assets be placed as additional collaterals:

• Kapal-kapal (MV Saraswati, MV Gayatri, MV Alas dan MV Hanjani) yang dimiliki oleh Perusahaan;

• Vessels (MV Saraswati, MV Gayatri, MV Alas and MV Hanjani) which are owned by the Company;

• Kapal tongkang dan kapal tunda (BG APOL 3008, BG APOL 3009, TB Amurang, TB Mamuju dan TB Katingan) yang dimiliki oleh BJP;

• Barges and tug boats (BG APOL 3008, BG APOL 3009, TB Amurang, TB Mamuju and TB Katingan) which are owned by BJP;

• Kapal tunda (TB Lotus 669) dan floating crane (FC Lotus) yang dimiliki oleh LKM.

• Tug boat (TB Lotus 669) and floating crane (FC Lotus) which are owned by LKM.

Pada tanggal 24 November 2011, MV Gayatri, MV Alas dan MV Hanjani yang dimiliki oleh Perusahaan sudah tidak lagi ditempatkan sebagai jaminan tambahan.

On November 24, 2011, MV Gayatri, MV Alas and MV Hanjani which are owned by the Company were released as additional collaterals.

d. Dalam rangka perolehan kapal-kapal, Kelompok

Usaha telah mengadakan perjanjian-perjanjian penting dengan pihak ketiga. Perjanjian-perjanjian penting yang masih berlaku pada tanggal 31 Desember 2011 dan saldo uang muka pembelian aset tetap sebelum dikurangi penurunan nilai pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

d. In connection with its acquisition of vessels, the Group entered into significant agreements with third parties. The outstanding significant agreements as of December 31, 2011 and the outstanding balances of the advances for purchase of fixed assets before impairment as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:

Page 218: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

165

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

No.

Penjual/ Seller

Total dan jenis kapal/ Number and type of vessels

Uang Muka Pembelian Aset Tetap (Disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tetap”)/

Advances for Purchase of Fixed Assets (Presented as part of “Fixed Assets” account)

31 Desember 2011/ December 31, 2011

31 Desember 2010/ December 31, 2010

1.

Jiangsu Changbo Shipyard Co., Ltd. dan/and Jiangsu Soho International Group Corp (secara kolektif disebut sebagai/collectively known as “Jiangsu”)

Dua/Two bulk carriers

US$21.845.000 US$21.845.000

2.

China Shipbuilding Trading Co., Ltd. (CST) dan/and CSSC Guangzhou Huangpu Shipbuilding Co., Ltd. (CSSC)

Dua bulk carriers pada tahun 2011 dan enam bulk carriers pada tahun 2010/Two bulk carriers in 2011 and six bulk carriers in 2010

US$18.800.000

US$62.068.352 dan/ and HK$42.434.271

3.

Teraoka Shoji Inc.

Satu kapal tongkang termasuk tiga set feeder dan dua set crane/One barge including three sets of feeders and two sets of cranes

US$18.200.000 US$18.200.000

4. PT Hexindo Adiperkasa Tbk Tiga/Three excavators

- US$1.959.390

5.

Sekwang Shipbuilding Co., Ltd. (Sekwang)

Lima kapal tanker/Five tanker vessels

- US$28.000.000

6.

STX Engine Co., Ltd.

Empat buah mesin kapal cargo/Four main engines

US$3.156.000 US$3.156.000

Total US$62.001.000 US$135.228.742

dan/and HK$42.434.271

JIANGSU JIANGSU

Kontrak antara Petunia dan Papaveraceae dengan Jiangsu telah mengalami beberapa kali perubahan, dimana berdasarkan perubahan terakhir, persyaratan dalam kontrak tersebut diubah menjadi antara lain sebagai berikut:

The contracts of each of Petunia and Papaveraceae with Jiangsu have been amended several times, in which, based on the latest amendment, the following terms, among others, of the contracts were changed to become as follows:

1. Penyerahan kapal akan dilakukan pada

tanggal 5 Desember 2010 untuk Petunia dan pada tanggal 5 Oktober 2011 untuk Papaveraceae.

1. The delivery of the vessels would be made on December 5, 2010 for Petunia and on October 5, 2011 for Papaveraceae.

2. Petunia dan Jiangsu setuju bahwa pembayaran sebesar 35% dari nilai kontrak akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2010 jika kapal tersebut diluncurkan sebelum 30 Juni 2010.

2. Petunia and Jiangsu agreed that the payment of 35% of the contract price would be due only on June 30, 2010 if the vessel was launched before June 30, 2010.

Berdasarkan kontrak pembangunan kapal, apabila Petunia dan Paraveraceae dalam kondisi default atas cicilan-cicilan pembayarannya, maka antara lain:

Based on the shipbuilding contracts, if Petunia and Papaveraceae are in default of payment as to any installments, among others:

1. Petunia dan Papaveraceae harus

membayar bunga atas cicilan dengan bunga 7% per tahun mulai dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran cicilan tersebut.

1. Petunia and Papaveraceae shall pay interest on such installment at the annual rate of 7% per annum for the period from the due date until the date of the payment.

2. Jiangsu dapat memilih untuk membatalkan kontrak dan menahan cicilan-cicilan yang telah dibayarkan oleh Petunia dan Papaveraceae ke Jiangsu.

2. Jiangsu may, at its option, cancel the contracts and shall be entitled to retain any installments paid by Petunia and Papaveraceae to Jiangsu.

Page 219: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

166

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

JIANGSU (lanjutan) JIANGSU (continued)

3. Dalam hal terjadi pembatalan kontrak,

Jiangsu mempunyai hak penuh untuk menyelesaikan atau tidak menyelesaikan kapal tersebut sebagaimana mestinya, dan menjual kapal tersebut, dimana Petunia dan Papaveraceae mempunyai hak prioritas pertama untuk membeli kapal tersebut.

3. In the event of cancellation of the contracts, Jiangsu shall have the full right to complete or not to complete the vessels as it deems fit, and to sell the vessels whereby Petunia and Papaveraceae have first priority to buy the vessels.

Pada tanggal 7 Juli 2010, Petunia menerima Notice of Default dari Jiangsu karena belum membayar cicilan-cicilan yang telah jatuh tempo kepada Jiangsu berdasarkan kontrak pembangunan kapal. Kemudian, pada tanggal 20 Agustus 2010, Jiangsu mengirimkan Notice of Cancellation atas kontrak pembangunan kapal dan akan melaksanakan haknya berdasarkan kontrak pembangunan kapal.

On July 7, 2010, Petunia received a Notice of Default from Jiangsu due to the former’s failure to pay its overdue installments to Jiangsu under the shipbuilding contract. Subsequently, on August 20, 2010, Jiangsu sent a Notice of Cancellation for the shipbuilding contract and exercised its rights under the shipbuilding contract.

Pada tanggal 6 Oktober 2010, Petunia mengajukan tuntutan ke Jiangsu sehubungan dengan pembatalan kontrak pembangunan kapal di Pengadilan Tinggi Daerah Administrasi Khusus Hong Kong dan meminta Jiangsu untuk mengembalikan seluruh pembayaran cicilan/uang yang telah dibayar oleh Petunia, termasuk bunga kontraktual (Catatan 39h).

As of October 6, 2010, Petunia filed a claim to Jiangsu in repudiation of the contract at the High Court of Hong Kong Special Administration Region and required Jiangsu to refund all of the installments/funds paid, including the contractual interest thereon (Note 39h).

Sehubungan dengan kontrak pembangunan kapal antara Jiangsu dan Papaveraceae yang telah mengalami beberapa kali perubahan, Papaveraceae menerima tagihan cicilan ketiga yang jatuh tempo pada atau sebelum tanggal 27 September 2010, Papaveraceae telah menolak untuk membayar cicilan ketiga tersebut.

In relation to the shipbuilding contract between Jiangsu and Papaveraceae which was amended several times, Papaveraceae has received the third installment invoice which was due to be paid to Jiangsu on or before September 27, 2010. Papaveraceae has rejected to pay the third installment.

Pada tanggal 11 Oktober 2010, Papaveraceae menerima Notice of Default dari Jiangsu sehubungan dengan kegagalan Papaveraceae untuk melunasi pembayaran ke Jiangsu atas pinjaman yang telah jatuh tempo berdasarkan kontrak pembangunan kapal dengan Jiangsu. Kemudian, pada tanggal 26 November 2010, Jiangsu mengirimkan Notice of Cancellation atas kontrak pembangunan kapal dan akan melaksanakan haknya berdasarkan kontrak pembangunan kapal.

On October 11, 2010, Papaveraceae received a Notice of Default from Jiangsu due to its failure to make good on its overdue payment under the shipbuilding contract with Jiangsu. Subsequently, on November 26, 2010, Jiangsu sent a Notice of Cancellation for the shipbuilding contract and exercised its rights under the shipbuilding contract.

Page 220: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

167

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

JIANGSU (lanjutan) JIANGSU (continued)

Sehubungan dengan Notice of Cancellation yang diterbitkan oleh Jiangsu, pada tanggal 13 Januari 2011, Reed Smith Richards Butler, sebagai konsultan hukum yang ditunjuk oleh Papaveraceae dan Natixis (secara kolektif sebagai “Pembeli”) telah mengajukan surat kepada Jiangsu yang menyatakan bahwa Notice of Cancellation tersebut adalah salah, sehingga Notice of Default tanggal 11 Oktober 2010 adalah tidak sah. Pembeli berpendapat bahwa Jiangsu telah membatalkan kontrak pembangunan kapal tersebut dan meminta Jiangsu untuk mengembalikan seluruh cicilan/ uang yang telah dibayar oleh Pembeli dalam jangka waktu 7 hari dari surat tersebut (Catatan 39g).

In relation to the “Notice of Cancellation” issued by Jiangsu, on January 13, 2011, Reed Smith Richards Butler, a lawyer appointed by Papaveraceae and Natixis (collectively the “Buyers”), sent a letter to Jiangsu stating that the Notice of Cancellation constituted a wrongful termination of the contract, thus, Jiangsu’s purported Notice of Default dated October 11, 2010 was invalid. The Buyers hold Jiangsu in repudiation of the contract, and also required Jiangsu to refund all of the installments/funds paid by the Buyers within 7 days of the date of the letter (Note 39g).

CST dan CSSC CST and CSSC

Sehubungan dengan transaksi pembelian kapal dari CST dan CSSC, GBSL menandatangani Memorandum of Agreement, Bareboat Charter Agreement, Charterer Funding Agreement dan Funding Agreement (secara kolektif disebut sebagai “Perjanjian”) dengan Mount Kaba Shipping LLC (Kaba). Berdasarkan Perjanjian tersebut, Kaba setuju, antara lain, untuk:

In relation to the vessel purchase from CST and CSSC, GBSL signed a Memorandum of Agreement, Bareboat Charter Agreement, Charterer Funding Agreements and Funding Agreements (collectively the “Agreements”) with Mount Kaba Shipping LLC (Kaba). Based on the Agreements, Kaba agreed, among others, to:

1. Membeli 2 kapal dari 6 kapal di atas dari

GBSL, yang diharapkan akan dikirimkan dari CST dan CSSC pada tanggal dan dengan harga pembelian sebagaimana tercantum dalam Perjanjian.

1. Purchase 2 vessels, out of the above 6 vessels, from GBSL which are expected to be delivered by CST and CSSC on the dates and at the purchase prices as stated in the Agreements.

2. Mendanai GBSL untuk kontrak-kontrak atas pembangunan kapal sebesar US$94 juta dimana pembayaran untuk pendanaan kapal tersebut sebesar harga jual 2 kapal GBSL ke Kaba (butir “1” di atas).

2. Provide funding to GBSL for the shipbuilding contracts amounting to US$94 million whereby the repayment for the funding shall be the selling price of GBSL’s two vessels to Kaba (item “1” above).

3. Menyewakan kembali kedua kapal yang dibeli ke GBSL untuk 120 bulan berdasarkan syarat dan ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam Bareboat Charter Agreement.

3. Charter back the two vessels to GBSL for 120 months in accordance with the terms and conditions as stipulated in the Bareboat Charter Agreement.

Page 221: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

168

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

CST dan CSSC (lanjutan) CST and CSSC (continued)

Pada tahun 2008, GBSL menerima pembayaran dari Kaba sebesar US$18,8 juta sebagai penggantian atas uang muka pembangunan kapal yang telah dibayarkan GBSL ke pembangun kapal. Sehubungan dengan semakin memburuknya kondisi keuangan Kelompok Usaha pada tahun 2011 dan karena belum pulihnya industri pelayaran saat ini, kemungkinan GBSL untuk menyelesaikan kontrak pembangunan kapal menjadi sangat kecil. Saat ini, pembayaran Kaba sebesar US$18,8 juta tersebut merupakan bagian dari program restrukturisasi utang Kelompok Usaha sehingga terdapat kemungkinan akan diselesaikan melalui instrumen keuangan lainnya berdasarkan program restrukturisasi utang Kelompok Usaha.

In 2008, GBSL received the payment from Kaba of US$18.8 million as reimbursement of the advance for shipbuilding which had been paid by GBSL to the shipbuilder. Due to the worsening of the Group’s financial condition in 2011, and since currently the shipping industry has not yet recovered, the possibility of GBSL completing the shipbuilding contracts has become remote. Currently, the above funding from Kaba of US$18.8 million is part of the Group’s debt restructuring program plan, thus, it is probable that it will be settled through another financial instrument based on the Group’s debt restructuring program plan.

Sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, suatu entitas harus mengakui liabilitas apabila besar kemungkinan (probable) penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya. Oleh karena itu, GBSL mengakui liabilitas kepada Kaba atas pembayaran uang muka tersebut yang dilakukan oleh Kaba dan juga mengakui uang muka pembangunan kapal ke CST dan CSSC.

In accordance with PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”, an entity should recognize a liability if there is a probability that an outflow of resources will be required to settle the obligation. Therefore, GBSL recognized its liability to Kaba for the above advance made by Kaba, and also recognized the advance for shipbuilding it has paid to CST and CSSC.

Sehubungan dengan pembelian kapal oleh Kaba, GBSL setuju untuk menyewa dua kapal tersebut dari Kaba. Jaminan yang dibayarkan GBSL kepada Kaba sehubungan dengan penyewaan kapal tersebut adalah sebesar US$9.750.000 (setara HK$76.050.000). Berdasarkan perjanjian Charterer Funding Agreement (CFA) antara GBSL dengan Kaba, apabila Perusahaan atau GBSL dalam kondisi default, maka Kaba tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan jaminan tersebut di atas. CFA tersebut juga mencantumkan klausula cross-default (Catatan 14, 19, 20 dan 21). Sesuai dengan SAK di Indonesia maka jaminan tersebut harus diturunkan nilainya pada tahun 2010. Namun demikian, GBSL tidak mencatat cadangan penurunan nilai atas jaminan tersebut dengan dasar Kaba tidak menerbitkan notice of default. Apabila jaminan sewa kapal tersebut diturunkan nilainya, maka rugi neto Kelompok Usaha akan bertambah sebesar Rp88 miliar pada tahun 2010.

In relation to the vessels acquisition by Kaba, GBSL agreed to charter the above two vessels from Kaba. Deposits paid by GBSL to Kaba in connection with the chartering of the vessels amounted to US$9,750,000 (equivalent to HK$76,050,000). Based on the Charterer Funding Agreement (CFA) between GBSL and Kaba, if the Company or GBSL is in default condition, Kaba does not have any obligation to refund the deposits as mentioned above. The CFA also includes a cross-default clause (Notes 14, 19, 20 and 21). In accordance with Indonesian SAK, the deposits should be impaired in 2010. However, GBSL has not provided the impairment allowance on the deposits on the basis that Kaba has not issued the notice of default. If the deposits are impaired, the Group’s net loss will increase by Rp88 billion in 2010.

Page 222: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

169

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

CST dan CSSC (lanjutan) CST and CSSC (continued)

Jaminan tersebut di atas dicatat sebagai bagian dari “Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai wajar yang dibukukan atas jaminan tersebut pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar US$6.948.054 dan US$6.617.340. Selisih antara total yang dibayarkan dengan nilai wajar dibukukan sebagai akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The deposits are presented as part of “Other Non-current Financial Assets” in the consolidated statements of financial position. The recorded fair value of the deposits as of December 31, 2011 and 2010 amounted to US$6,948,054 and US$6,617,340, respectively. The difference between the amount of the deposits paid and the fair value is presented as part of “Other Non-current Assets” account in the consolidated statements of financial position as of December 31, 2011 and 2010.

Sehubungan dengan transaksi tersebut di atas, GBSL dan Kaba menandatangani perjanjian dengan Orchidaceae Maritime Overseas S.A. (Orchidaceae) dan Onagraceae Maritime Overseas S.A. (Onagraceae), pihak-pihak berelasi, dimana Orchidaceae dan Onagraceae bertindak sebagai penerima hak opsi (option receiver) masing-masing untuk membeli satu kapal tersebut di atas sesuai dengan syarat dan ketentuan opsi yang tercantum dalam perjanjian tersebut.

In relation to the above transactions, GBSL and Kaba signed an agreement with each of Orchidaceae Maritime Overseas S.A. (Orchidaceae) and Onagraceae Maritime Overseas S.A. (Onagraceae), related parties, whereby Orchidaceae and Onagraceae agreed to act as option receivers to buy a vessel each, in accordance with the terms and conditions as stated in the agreement.

Sehubungan dengan rencana GBSL untuk melakukan restrukturisasi kontrak pembangunan kapal dengan CST dan CSCC, GBSL mengusulkan pembatalan 2 kontrak kapal dimana uang muka pembangunan 2 kapal tersebut akan diaplikasikan untuk pembayaran cicilan utang atas kontrak pembangunan 4 kapal lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2010 GBSL memutuskan untuk mencatat penurunan nilai atas uang muka untuk pembangunan 2 kapal yang kontraknya akan dibatalkan.

In relation to GBSL’s plan to restructure its shipbuilding contracts with CST and CSCC, GBSL proposed the cancellation of 2 shipbuilding contracts whereby the advance for these 2 shipbuilding contracts would be applied towards the installments payable for 4 other shipbuilding contracts. Therefore, GBSL decided in 2010 to impair the advance for the above-mentioned 2 shipbuilding contracts which were planned to be cancelled.

Pada tanggal 5 Mei 2011, CST dan GSSC (Penjual) dan GBSL (Pembeli) dan DVB Group Merchant Bank (Asia) Limited (assignee) mengakhiri perjanjian Kontrak Shipbuilding dimana pihak-pihak setuju untuk mengakhiri kontrak pembuatan dua kapal yang disebabkan karena krisis keuangan dan rendahnya pasar perkapalan.

On May 5, 2011, CST and GSSC (Seller) and GBSL (Buyer) and DVB Group Merchant Bank (Asia) Limited (assignee) entered into Termination Agreement in respect of Shipbuilding Contracts whereby the parties agreed to terminate two shipbuilding contracts due to the current financial crisis and poor shipping market.

Page 223: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

170

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

CST dan CSSC (lanjutan) CST and CSSC (continued)

Pada tanggal 6 Mei 2011, CST dan GSSC (Penjual) dan GBSL (Pembeli) menyetujui, antara lain, perbedaan cicilan pembayaran dan potongan harga pada empat kapal sehubungan dengan kontrak pembangunan kapal.

On May 6, 2011, CST and GSSC (Seller) and GBSL (Buyer) agreed on, among others, changes in installment payments and discounts on four vessels in relation to shipbuilding contracts.

Pada tahun 2011, dua kapal telah diserahkan kepada GBSL dan pada tahun 2012, dua kapal lagi, yang disewa dari Mount Kaba, telah diserahkan kepada GBSL (Catatan 44g).

In 2011, two vessels had been delivered to GBSL and in 2012, other two vessels, which were chartered from Mount Kaba, were delivered to GBSL (Note 44g).

Teraoka Shoji Inc. Teraoka Shoji Inc.

Kontrak pembangunan kapal tongkang tersebut awalnya dilakukan dengan Teraoka S.A. Namun pada bulan November 2009, Teraoka S.A. mengundurkan diri dari perjanjian jual beli kapal dengan BJP dan mengalihkan perjanjian ini kepada Teraoka Shoji Inc. Kapal tersebut direncanakan akan dikirimkan kepada BJP pada bulan September 2010.

The shipbuilding agreement was initially entered into with Teraoka S.A. However, in November 2009, Teraoka S.A. withdrew from the ship sale and purchase agreement with BJP and transferred the agreement to Teraoka Shoji Inc. The barge was planned to be delivered to BJP in September 2010.

Uang muka yang telah dibayarkan oleh BJP sebesar US$18.200.000 disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Tetap” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

The advance payment already made by BJP amounting to US$18,200,000 is presented as part of “Fixed Assets” account in the consolidated statements of financial position.

Berdasarkan kontrak-kontrak pembelian atau pembangunan kapal tersebut di atas, Pembeli akan berada dalam posisi default berdasarkan kontrak jika satu dari kejadian berikut ini terjadi:

Based on the above ship purchase or shipbuilding agreement, the Buyer is in a default position if either of the following events occur:

1. Pembeli gagal untuk membayar cicilan

yang telah jatuh tempo dan terutang. 1. The Buyer fails to pay the installments

when any such installment becomes due and payable.

2. Pembeli gagal untuk menyediakan jaminan pembayaran untuk diterbitkan oleh salah satu bank internasional kelas satu yang bisa diterima oleh Penjual dan Bank Penjual.

2. The Buyer fails to provide payment guarantee to be issued by a first class international bank acceptable to the Seller and Seller’s bank.

3. Pembeli gagal untuk menerima penyerahan dari kapal ketika kapal diajukan untuk diserahkan oleh Penjual.

3. The Buyer fails to take delivery of the vessel, when the vessel is duly tendered for delivery by the Seller.

Page 224: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

171

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

Teraoka Shoji Inc. (lanjutan) Teraoka Shoji Inc. (continued)

Dalam hal terjadinya default yang berlangsung selama suatu periode seperti dinyatakan dalam perjanjian, Penjual memiliki hak untuk membatalkan kontrak, dengan catatan Penjual telah memberitahukan Pembeli atas default tersebut dengan memberikan peringatan atas akibatnya kepada Pembeli. Dalam hal terjadi pembatalan, Penjual berhak untuk memiliki cicilan atau cicilan dari nilai kontrak yang telah dibayar oleh Pembeli kepada Penjual sehubungan dengan kontrak ini.

In the event of default that continues for a period as stated in the agreements, the Seller shall have the right to cancel/rescind the contract, provided that the Seller has notified the Buyer of such default by giving notice of such effect to the Buyer. In the event of such cancellation or rescission, the Seller shall be entitled to retain any installment or installments of the contract price paid by the Buyer to the Seller on account of this contract.

Pada tanggal 15 Oktober 2010, Teraoka Shoji Inc. mengadakan perjanjian dengan Perusahaan, dimana Teraoka Shoji Inc. setuju mengembalikan uang muka pembelian kapal kepada Perusahaan (sebagai entitas induk BJP) sebesar US$15.200.000, jika Teraoka Shoji Inc. sudah mengonfirmasikan penerimaan hasil penjualan kapal tersebut kepada pembeli pihak ketiga dalam transaksi yang lain atas penjualan kapal terkait.

On October 15, 2010, Teraoka Shoji Inc. entered into an agreement with the Company, whereby Teraoka Shoji Inc. agreed to refund the advances for purchase of vessels amounting to US$15,200,000 to the Company (as BJP’s parent company), if Teraoka Shoji Inc. confirms the receipt of the proceeds from the sale of the vessels to third-party buyers in other sales transactions of the same vessels.

Namun, perjanjian ini akan dianggap batal dan tidak mempunyai dampak hukum apabila Teraoka Shoji Inc. tidak berhasil mengadakan perjanjian yang lain atas penjualan kapal tersebut.

However, the agreement shall become void and has no legal effect if Teraoka Shoji Inc. can not enter into the other sales transactions.

Sekwang Shipbuilding Co., Ltd. Sekwang Shipbuilding Co., Ltd. Pada tanggal 19 Juni 2007, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4 dan NYE 5 (Pembeli) mengadakan lima buah kontrak untuk membeli kapal tanker dengan Sekwang (Pembangun Kapal) dimana Pembangun Kapal setuju untuk merancang, membangun dan menyelesaikan lima buah 17.000 DWT kapal tanker. Berdasarkan kontrak tersebut, pembayaran yang dilakukan oleh Pembeli sebelum penyerahan kapal akan dianggap sebagai uang muka pembelian kapal. Jika kapal ditolak oleh Pembeli atau kontrak diakhiri dan dibatalkan oleh Pembeli sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian, Pembangun Kapal akan mengembalikan uang muka pembelian kapal tersebut beserta bunga sebagaimana tercantum dalam kontrak tersebut.

On June 19, 2007, NYE 1, NYE 2, NYE 3, NYE 4 and NYE 5 (Buyers) entered into five contracts to purchase tanker vessels with Sekwang (Builder) whereby Sekwang agreed to design, build and complete five 17,000 DWT tanker vessels. Based on the contracts, the payments made by the Buyers to the Builder prior to the delivery of the vessels will constitute advances to the Builder, if the vessels are rejected by the Buyers or the contracts are terminated and cancelled by the Buyers in accordance with the terms of these contracts.

Page 225: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

172

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

Sekwang Shipbuilding Co., Ltd. (lanjutan) Sekwang Shipbuilding Co., Ltd.

(continued)

Pembangun Kapal akan menyediakan Pembeli letter of guarantee yang dapat dialihkan, yang diterbitkan oleh bank Korea kelas satu atau lembaga keuangan yang bisa diterima oleh Pembeli dan bank untuk mengembalikan pembayaran sebelum penyerahan kapal tersebut (Catatan 44h dan 44j).

The Builder will provide the Buyers assignable letters of guarantees issued by either a first class Korean bank or a financial institution acceptable to the Buyer and by its bank for the refund of the payments before delivery (Notes 44h and 44j).

Pada tanggal 20 Desember 2010, NYE 3, Yiu Lian Dockyards (Shekou) Ltd. (Yiu Lian) dan Rosaceae menandatangani Assignment of Refund Guarantee No. 1372000010220352 (Perjanjian). Berdasarkan Perjanjian tersebut, NYE 3 akan mengalihkan kepada Yiu Lian seluruh hak dan bunga yang menjadi haknya berdasarkan Refund Guarantee yang diterbitkan oleh Woori Bank dalam rangka uang muka pembelian kapal ke Sekwang, sebagai pembayaran utang Rosaceae ke Yiu Lian.

On December 20, 2010, NYE 3, Yiu Lian Dockyards (Shekou) Ltd. (Yiu Lian) and Rosaceae entered into Assignment of Refund Guarantee No. 1372000010220352 (Agreement). Based on the Agreement, NYE 3 will assign to Yiu Lian all of its rights under the refund guarantee issued by Woori Bank in relation to the advances for purchase of fixed assets to Sekwang, as payment of Rosaceae’s payable to Yiu Lian.

Pada tanggal 16 Maret 2012, uang muka pembelian kapal tersebut telah dikembalikan dan ditransfer ke rekening Yiu Lian.

On March 16, 2012, the advances for purchase of fixed assets were refunded and transferred to Yiu Lian’s bank account.

Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk menggunakan hasil pengembalian uang muka pembangunan kapal tersebut untuk pembayaran liabilitas Kelompok Usaha, maka uang muka pembangunan kapal tersebut direklasifikasikan ke akun “Aset Keuangan Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

In relation to the Company’s plan to use the refund guarantees as the settlement of the Group’s liabilities, the said advances for shipbuildings were reclassified to “Other Current Financial Assets” account in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

STX Engine Co., Ltd. (STX) STX Engine Co., Ltd. (STX)

Pada tanggal 5 Juni 2007, Perusahaan mengadakan empat buah kontrak pembelian mesin kapal dengan STX Engine Co., Ltd. (STX), dimana STX setuju untuk merancang, membangun dan menyelesaikan empat buah 15.000 DWT mesin utama kapal kargo. Mesin kapal tersebut diharapkan akan diserahkan pada tahun 2009. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, mesin utama kapal tersebut belum dikirimkan.

On June 5, 2007, the Company entered into four main engine purchase contracts with STX Engine Co., Ltd. (STX), whereby STX agreed to design, build and complete four 15,000 DWT general cargo main engines. The engines were expected to be delivered in 2009. As of December 31, 2011, the main engine has not yet been delivered.

Page 226: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

173

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

Hal lainnya Other matters

Sehubungan dengan Kelompok Usaha sedang mengalami kesulitan keuangan, pembangunan dan pengiriman kapal berdasarkan kontrak-kontrak pembangunan kapal menjadi tertunda untuk jumlah waktu yang belum ditentukan. Selain itu, pada tahun 2010 salah satu dari pembangun kapal telah menerbitkan notice of default dan notice of cancellation sehubungan dengan kontrak-kontrak pembangunan kapal dengan dua Entitas Anak. Sebagai akibatnya, uang muka pembangunan kapal mungkin tidak dapat direalisasi sepenuhnya. Sesuai dengan SAK umum di Indonesia, rugi penurunan nilai harus diakui atas aset yang mempunyai indikasi penurunan nilai. Namun demikian, Kelompok Usaha belum menentukan dan belum mengakui rugi penurunan nilai atas uang muka pembangunan kapal tersebut.

Since the Group is in financial difficulties, the vessel construction and deliveries under the shipbuilding contracts have been delayed for an undetermined period. In addition, in 2010 one of the shipbuilders issued notices of default and cancellation on its shipbuilding contracts to two Subsidiaries. As a consequence, the advances to shipbuilders may not be fully realizable. In accordance with Indonesian SAK, an impairment loss should be recognized on assets that have indications of impairment. However, the Group has not determined and recognized any impairment loss on the advances to the shipbuilders.

Selain itu, kontrak dengan Jiangsu, CST dan CSSC mempunyai klausula penyesuaian harga seperti diuraikan berikut ini:

Furthermore, the agreements with Jiangsu, CST and CSSC have the following price adjustment clauses:

a) Perjanjian dengan Jiangsu a) Agreements with Jiangsu

Jika nilai tukar US$ terhadap CNY berubah dari US$1=CNY7,4, Pembeli akan menanggung 46% dari apresiasi CNY terhadap US$ untuk setiap pembayaran cicilan. Jumlah dari penyesuaian sebagai akibat dari apresiasi CNY akan diperhitungkan dalam pembayaran cicilan terakhir dan dibayar oleh Pembeli. Semua pembayaran oleh Pembeli sehubungan dengan perjanjian ini akan dilakukan dalam dolar A.S.

In case the rate of exchange between the US$ and CNY changed from US$1=CNY7.4, the Buyer will share 46% of the appreciation of the CNY against the US$ for each installment. The amount of adjustment due to the CNY’s appreciation shall be calculated into the last installment and be paid by the Buyer. All payments by the Buyer under the contract shall be made in U.S. dollar.

b) Perjanjian dengan CST dan CSSC b) Agreements with CST and CSSC

Masing-masing dari cicilan pertama sampai dengan kelima sehubungan dengan perjanjian ini akan dikenakan penyesuaian nilai tukar (AER), yang diperhitungkan berdasarkan formula berikut ini:

Each of the first to fifth installments under the agreements shall be subject to adjustment for exchange rate (AER), which is calculated using the following formula:

Page 227: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

174

38. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) 38. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENTS (continued)

Hal lainnya (lanjutan) Other matters (continued)

b) Perjanjian dengan CST dan CSSC

(lanjutan) b) Agreements with CST and CSSC

(continued)

AER = (kurs I – kurs II)/(kurs II x 2)x US$9.400.000

AER = (Rate I – Rate II)/(Rate II x 2)x US$9,400,000

Dimana, Kurs I adalah US$1 = CNY7,481, dan Kurs II adalah kurs tengah CNY terhadap US$ saat penutupan transaksi pada tiga hari kerja sebelum tanggal dimana cicilan telah wajib dibayar.

Whereby, Rate I is US$1 = CNY7.481, and Rate II is the middle exchange rate of CNY against US$ for the closing time of three business days prior to the date on which the installment becomes payable.

Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), klausula penyesuaian harga di atas merupakan derivatif melekat. Menurut manajemen, klausula penyesuaian harga kedua kontrak di atas telah dibatalkan secara informal, akan tetapi belum terdapat perjanjian formal sehubungan dengan pembatalan tersebut. Selain itu, manajemen berkeyakinan bahwa derivatif melekat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kontrak utama karena memiliki karakteristik ekonomi dan risiko derivatif melekat yang berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama.

Based on PSAK No. 55 (Revised 2006), the above price adjustment clauses are considered as embedded derivatives. According to the management, the above price adjustment clauses under the above two contracts have been informally waived, but there has not been any formal agreement in regard to the waiver. In addition, the management believes that the above embedded derivatives shall not be separated from the host contracts since the economic characteristic and risks of the embedded derivatives are closely related to the economic characteristic and risks of the host contracts.

e. Perusahaan menunjuk PT Rothschild Indonesia

sebagai penasihat keuangannya sehubungan dengan review strategis atas kondisi keuangan dan pelaksanaan pembiayaan, aktivitas lindung nilai/derivatif, dan/atau transaksi restrukturisasi yang disebut sebagai “Project Sunshine”. Perusahaan membayar retainer fee per bulan dan success fee sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Perjanjian ini akan berakhir sampai dengan Project Sunshine tersebut selesai, kecuali perjanjian ini diakhiri secara tertulis oleh salah satu pihak.

e. The Company has engaged PT Rothschild Indonesia as a financial advisor in relation to strategic review of financial situation and execution of selected financing, hedging/derivative, and/or restructuring transaction under a project known as “Project Sunshine”. The Company pays the monthly retainer fee and success fee as stated in the agreement. The engagement will be terminated upon the conclusion of Project Sunshine, unless previously terminated in writing by either party.

Manajemen Kelompok Usaha menyatakan bahwa

tidak ada perjanjian, kontrak jaminan keuangan yang diberikan dan ikatan penting lainnya selain yang telah diungkapkan di atas.

The Group’s management represents that there are no other significant agreements, financial guarantee contracts and commitments in addition to those disclosed above.

Page 228: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

175

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI 39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION Perusahaan dan Entitas Anak tertentu sedang

menghadapi berbagai kasus hukum. Berikut ini adalah kasus-kasus yang sedang dihadapi oleh Perusahaan dan Entitas Anak tertentu:

The Company and certain Subsidiaries are a party to various legal actions. The following is an overview of the cases in which the Company and certain Subsidiaries are involved:

a. Sehubungan dengan pengakhiran kontrak

secara sepihak oleh Kangean terhadap kontrak FSO kapal MT Urwasi (Catatan 38b) pada tanggal 23 Maret 2010 dan surat Kangean menanggapi surat Perusahaan tertanggal 15 Juni 2010, Kangean mengajukan klaim sebagai berikut:

a. In connection with the termination of the FSO contract for MT Urwasi vessel by Kangean (Note 38b) on March 23, 2010 and Kangean’s letter in response of the Company’s letter dated June 15, 2010, Kangean claims for the following:

1. Liquidated damages sejak tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal 20 Februari 2010 sebesar US$6.234.920.

1. Liquidated damages from September 1, 2009 to February 20, 2010 amounting to US$6,234,920.

2. Utang dari Perusahaan sebesar US$1.986.196 atas pembayaran yang telah dilakukan Kangean kepada PT Sea Horse.

2. The Company’s payable amounting to US$1,986,196 for Kangean’s payment to PT Sea Horse.

3. Utang dari Perusahaan sebesar US$86.261 atas bahan bakar, air bersih dan lainnya.

3. The Company’s payable amounting to US$86,261 for fuel, fresh water and others.

Selain klaim di atas, Kangean juga mengakui adanya utang yang harus dibayar kepada Perusahaan sebesar US$3.624.282, sehingga sisa saldo neto yang diklaim oleh Kangean adalah sebesar US$4.683.095.

In addition to the above claims, Kangean also acknowledged the amount of US$3,624,282 as payable by Kangean to the Company, leaving a balance of US$4,683,095 on the net amount claimed by Kangean.

Pada tanggal 19 Mei 2010, Perusahaan telah menyampaikan surat bantahan sebagai jawaban atas klaim yang diajukan oleh Kangean. Perusahaan menyatakan bahwa klaim yang dilakukan Kangean tidak mempunyai dasar yang kuat dan dibuat dengan itikad buruk. Perusahaan juga menyatakan bahwa Kangean telah melakukan cidera hukum dengan melakukan pemutusan kontrak secara sepihak tanpa dasar yang kuat. Selain itu, menurut catatan Perusahaan, walaupun klaim dari Kangean di atas diperhitungkan, secara total Kangean masih harus membayar kepada Perusahaan sebesar US$1.591.816.

On May 19, 2010, the Company sent its defenses in response to Kangean’s claims. The Company stated that Kangean’s claims were wrongful and were made in bad faith. The Company also stated that Kangean has breached the law by terminating the contract without valid basis. Furthermore, according to the Company’s records, even if Kangean’s claims were considered, Kangean still has to pay the amount of US$1,591,816 to the Company.

Page 229: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

176

39 . LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

Oleh karena hal diatas, pada tanggal 19 Mei 2010, Perusahaan telah mengajukan surat permohonan kepada PT Asuransi Central Asia (ACA) yang bertindak sebagai penjamin dari Perusahaan sehubungan dengan kontrak FSO kapal MT Urwasi. Dalam surat permohonan tersebut Perusahaan menjelaskan tentang sengketa yang terjadi antara Perusahaan dan Kangean dan mengajukan permohonan agar ACA tidak melakukan pembayaran jaminan pelaksanaan kepada Kangean.

Due to the above matter, on May 19, 2010, the Company sent a request letter to PT Asuransi Central Asia (ACA) which is the Company’s guarantor in relation to the FSO contract for MT Urwasi vessel. In the request letter, the Company described the details regarding the dispute between the Company and Kangean and requested ACA not to make payment of the performance guarantee to Kangean.

Pada tanggal 10 Juni 2010, ACA memberikan surat pemberitahuan kepada Perusahaan bahwa ACA telah melakukan pembayaran jaminan pelaksanaan kepada Kangean sebesar US$2.993.722. Sehubungan dengan itu, ACA mengajukan klaim dengan jumlah yang sama kepada Perusahaan. Perusahaan menolak untuk membayar klaim tersebut karena sebelumnya Perusahaan telah mengajukan permintaan agar ACA tidak melakukan pembayaran jaminan pelaksanaan kepada Kangean.

On June 10, 2010, ACA sent a notification letter to the Company regarding the performance guarantee amounting to US$2,993,722 that was already paid by ACA to Kangean. In relation to that, ACA claimed exactly the same amount to the Company. The Company refused to pay the claim since it had previously requested ACA not to make the payment of the performance guarantee to Kangean.

Kerugian yang timbul sehubungan dengan

jaminan pelaksanaan tersebut di atas disajikan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun 2010, sedangkan liabilitas atas jaminan pelaksanaan tersebut disajikan sebagai bagian dari ”Pinjaman Jangka Panjang” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan “Utang Lain-lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.

Loss arising from the aforementioned performance guarantee is presented as part of “Finance Costs” in the 2010 consolidated statement of comprehensive income (loss), while the related liability is presented as part of ”Long-term Debts” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011 and “Other Payables” in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2010.

Pada tanggal 19 Juli 2011, ACA mengajukan

permohonan pailit kepada Perusahaan sehubungan dengan kasus di atas. Pada tanggal 24 Agustus 2011, Majelis Hakim telah menghentikan sementara kasus kepailitan tersebut sehubungan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh BCA. Kasus kepailitan tersebut telah selesai dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian antara Perusahaan dengan para krediturnya, termasuk ACA, pada tanggal 1 November 2011. Utang ke ACA termasuk dalam restrukturisasi utang Perusahaan (Catatan 19).

On July 19, 2011, ACA filed a bankruptcy claim against the Company in relation to the above matter. On August 24, 2011, the Panel of Judges has suspended the bankruptcy case in relation to Temporary Suspension of Payment (PKPU) filed by BCA. The bankruptcy case was closed with the signing of Settlement Agreement between the Company and its creditors, including ACA, on November 1, 2011. The payable to ACA is included in the Company’s debt restructuring (Note 19).

Page 230: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

177

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, belum ada tindakan hukum yang dilakukan baik oleh Perusahaan dan Kangean sehubungan dengan kasus di atas. Perusahaan akan melakukan tindakan hukum hanya jika dipandang perlu.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, no legal actions have been taken by either the Company and Kangean in relation to the above matter. The Company will only take legal actions if considered necessary.

Manajemen memutuskan untuk tidak melakukan pencadangan atas klaim yang diajukan oleh Kangean karena manajemen belum dapat memperkirakan secara andal hasil akhir dari sengketa tersebut.

The management has decided not to make any provision in regard to Kangean’s claims because the management is not yet able to reliably estimate the final result of the dispute.

b. Pada tanggal 17 Maret 2008, Perusahaan

mengadakan Memorandum of Agreement (MOA) dengan Apollo Tanker, dimana Apollo Tanker setuju untuk menjual dan Perusahaan setuju untuk membeli MT Apollo Sun seharga US$31.500.000. Berdasarkan MOA tersebut Perusahaan harus membayar jaminan sebesar 10% dari harga kapal. Namun, sampai dengan tanggal yang ditetapkan, Perusahaan tidak melakukan pembayaran atas jaminan tersebut. Akibatnya, Apollo Tanker membatalkan MOA tersebut dan harus menjual kapal tersebut ke pembeli baru dengan harga US$25.500.000. Apollo Tanker menuntut Perusahaan untuk membayar kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran yang dilakukan Perusahaan terhadap MOA tersebut.

b. On March 17, 2008, the Company entered into a Memorandum of Agreement (MOA) with Apollo Tanker, whereby Apollo Tanker, agreed to sell and the Company agreed to buy MT Apollo Sun for US$31,500,000. According to the MOA, the Company has to pay a deposit of 10% of the price of that ship. However, up to the agreed date, no payment has been made by the Company. As a result, Apollo Tanker canceled the MOA and sold the vessel to new buyer at a price of US$25,500,000. Apollo Tanker has claimed from the Company the payment for the loss that it incurred as a result of the breach of the MOA.

Berdasarkan keputusan arbitrase yang dikeluarkan oleh Tokyo Maritime Arbitration Commission pada tanggal 30 Oktober 2009, diputuskan bahwa:

Based on the arbitration decision which was issued by the Tokyo Maritime Arbitration Commission on October 30, 2009, it was decided that:

1. Perusahaan harus membayar kepada Apollo Tanker sebesar US$6.645.000 dengan bunga tahunan sebesar 6% terhitung sejak tanggal 18 Juni 2008 sampai dengan tanggal dimana pembayaran US$6.645.000 tersebut selesai dilakukan.

1. The Company has to pay Apollo Tanker the amount of US$6,645,000 with interest at the annual rate of 6% starting on June 18, 2008 until the date when the payment of US$6,645,000 is completed.

2. Perusahaan harus membayar sebesar JP¥2.810.000 kepada Apollo Tanker untuk biaya arbitrase.

2. The Company is required to pay the amount of JP¥2,810,000 to Apollo Tanker for arbitrage cost.

3. Perusahaan harus menanggung semua biaya legal dan biaya lain-lain yang terjadi sehubungan dengan proses arbitrase.

3. The Company shall shoulder all legal and other expenses which were incurred in relation to the arbitration proceedings.

Page 231: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

178

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

Pada saat ini, Perusahaan sedang mengupayakan tindakan hukum untuk mengajukan keberatan atas putusan arbitrase yang diyakini keliru karena beberapa alasan tertentu, antara lain karena:

Currently, the Company is taking legal action to file an objection on the arbitrage decision that is believed to be wrongful due to the following reasons, among others:

1. Putusan tersebut berdasarkan pada hukum

yang berlaku di Jepang, sedangkan Perusahaan adalah perusahaan Indonesia dan Apollo Tanker adalah perusahaan Liberia.

1. The decision was based on laws that are applicable in Japan, while the Company is an Indonesian company and Apollo Tanker is a Liberian company.

2. MOA belum efektif karena persyaratan MOA belum terpenuhi.

2. The MOA had not yet become effective since the precondition had not yet been fulfilled.

Saat ini, Apollo Tanker telah mengajukan permohonan pengesahan keputusan arbitrase tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari sengketa tersebut di atas, dan memutuskan untuk tidak melakukan pencadangan atas tuntutan tersebut.

Currently, Apollo Tanker has filed the arbitration award in the Central Jakarta District Court. Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the management is unable to assess the ultimate outcome of the litigation and has not made any provision for the claim.

c. Sehubungan dengan kontrak penyewaan

floating crane yang disetujui oleh Perusahaan dengan Bulk Trading S.A. (Penyewa) tanggal 29 September 2003 yang telah diubah pada tanggal 13 Maret 2005, Perusahaan mengajukan klaim sebesar US$2.237.076 kepada Penyewa sebagai akibat dari kegagalan Penyewa untuk memenuhi target tonasi minimum yang ditetapkan di dalam kontrak. Di lain pihak, sebagai tanggapan atas klaim yang diajukan oleh Perusahaan, pihak Penyewa juga melakukan klaim sebesar US$236.875 kepada Perusahaan sebagai akibat dari kegagalan Perusahaan untuk menyediakan floating crane pada waktu tertentu ketika Penyewa akan melakukan pengiriman. Kedua belah pihak memutuskan untuk menyelesaikan perkara tersebut melalui arbitrase, dan pada tanggal 12 Februari 2010, dikeluarkan keputusan arbitrase yang menyatakan bahwa:

c. In relation to the floating crane charter contract between the Company and Bulk Trading S.A. (Charterer) dated September 29, 2003 which was amended on March 13, 2005, the Company claimed the amount of US$2,237,076 to the Charterer for the Charterer’s failure to fulfill the minimum tonnage requirement of the contract. On the other hand, in response to the Company’s claim, the Charterer also claimed the amount of US$236,875 to the Company for the Company’s failure to provide floating crane at certain times when the Charterer needed to make shipment. Both parties decided to resolve the dispute through arbitration, and on February 12, 2010, the arbitration result was issued stating that:

1. Klaim yang diajukan Perusahaan dianggap sah akan tetapi Perusahaan hanya berhak untuk menerima sejumlah US$921.711 ditambah bunga dengan bunga tahunan sebesar 5% dan penggantian sebesar 50% dari semua biaya yang dikeluarkan Perusahaan sehubungan dengan kasus ini.

1. The Company’s claim is considered as legitimate but the Company is only entitled to receive the amount of US$921,711 plus interest at the annual rate of 5% and reimbursement of 50% of the total expenses incurred by the Company in relation to this case.

Page 232: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

179

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

2. Klaim yang diajukan oleh Penyewa tidak sah

dan dianggap gugur sehingga Perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar atas klaim tersebut.

2. The Charterer’s claim is not legitimate and was dismissed so that the Company does not have any obligation to pay the claim.

Pada tahun 2010, Perusahaan telah menerima pembayaran atas klaim tersebut dari Penyewa sebesar US$921.711.

In 2010, the Company received the payment of the claim from the Charterer amounting to US$921,711.

d. Pada tanggal 17 Februari 2009, sebuah klaim

sejumlah US$2.782.210 diajukan kepada Perusahaan oleh Kharg Petrochemical Company (Penyewa) sehubungan dengan kontrak penyewaan kapal yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 6 Juli 2008. Klaim tersebut diajukan oleh karena terjadinya kerusakan atas pompa kargo yang dimiliki oleh Penyewa pada saat dilakukan pembongkaran kargo dari kapal yang disewanya dari Perusahaan. Selain mengajukan tuntutan, Penyewa juga menahan beban demurrage sebesar US$1.661.102 yang seharusnya dibayar kepada Perusahaan.

d. On February 17, 2009, a claim amounting to US$2,782,210 was submitted to the Company by Kharg Petrochemical Company (Charterer) in relation to the vessel charter contract that was signed by both parties on July 6, 2008. The claim was filed due to the damage which occurred on the Charterer’s cargo pump upon unloading of cargo from the vessel that was chartered from the Company. In addition to the claim, the Charterer also retained demurrage expenses of US$1,661,102 which should have been paid to the Company.

Manajemen berkeyakinan bahwa kerusakan yang terjadi pada pompa kargo tersebut merupakan tanggung jawab dari MC Chantilly Limited (Pemilik Kapal). Oleh karena itu, Perusahaan telah mengajukan klaim kepada pemilik kapal sebesar US$2.782.210.

The management believes that the damage to the cargo pump is the responsibility of MC Chantilly Limited (Vessel Owner). Therefore, the Company has claimed the amount of US$2,782,210 from the Vessel Owner.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, masalah tersebut diatas masih dalam proses arbitrase dan manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari proses arbitrase tersebut, sehingga manajemen belum melakukan pencadangan atas klaim tersebut.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the above matter is still in arbitration process and management is not able to assess the final outcome of the arbitration process, therefore, the management has not made any provision in regard to the claim.

e. Pada bulan Juni 2009, Perusahaan mengajukan

klaim sejumlah US$24.115.649 kepada Thai Phos Corporation Pte., Ltd. (Penyewa) sehubungan dengan pemutusan kontrak oleh Penyewa terhadap kontrak penyewaan kapal yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 2 Juni 2008.

e. In June 2009, the Company claimed the amount of US$24,115,649 from Thai Phos Corporation Pte., Ltd. (Charterer) in relation to the early termination by the Charterer of a vessel charter contract that was signed by both parties on June 2, 2008.

Page 233: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

180

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, persoalan tersebut diatas masih dalam proses hukum dan manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari proses hukum tersebut.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the above matter is still in legal process and management is not able to assess the final outcome of such legal process.

f. Pada tanggal 18 November 2009, Handy

Tanker K/S (Pemilik Kapal) mengajukan klaim sebesar US$11.311.032 kepada Perusahaan sehubungan dengan kontrak penyewaan kapal yang ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 9 Januari 2008.

f. On November 18, 2009, Handy Tanker K/S (Vessel Owner) claimed the amount of US$11,311,032 from the Company in relation to the time charter contract that was signed by both parties on January 9, 2008.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, persoalan tersebut di atas masih dalam proses hukum dan manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari proses hukum tersebut.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the above matter is still in legal process and management is not able to assess the final outcome of such legal process.

g. Sehubungan dengan kontrak pembangunan

kapal dengan Jiangsu (Catatan 38d), Papaveraceae mengajukan klaim ke Jiangsu karena Jiangsu telah membatalkan kontrak pembangunan kapal dan meminta Jiangsu mengembalikan cicilan-cicilan yang sudah dibayar sebesar US$10,280,000. Pada tanggal 11 Oktober 2011, Jiangsu membawa masalah ini ke Arbitrase London dan mengajukan klaim kerugian dan kerusakan sebesar US$15.420.000 (loss of bargain) atau US$2.539.972 (rugi atas nilai kapal) dan atas biaya dan bunga.

g. In relation to the shipbuilding contract with Jiangsu (Note 38d), Papaveraceae filed claims to Jiangsu for wrongfully terminating the shipbuilding contract and required Jiangsu to refund the installments already paid totaling US$10,280,000. On October 11, 2011, Jiangsu brought this matter to the London Arbitration and claimed losses and damages of US$15,420,000 (loss of bargain) or US$2,539,972 (loss of value of vessel) and for interest and costs.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, masalah tersebut di atas masih dalam proses arbitrase dan manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari proses arbitrase tersebut, sehingga manajemen belum melakukan pencadangan atas klaim tersebut.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the above matter is still in arbitration process, therefore, the management has not made any provision in regard to the claim.

Page 234: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

181

39. LIABILITAS KONTINJENSI DAN LITIGASI (lanjutan)

39. CONTINGENT LIABILITIES AND LITIGATION (continued)

h. Sehubungan dengan kontrak pembangunan

kapal dengan Jiangsu (Catatan 38d), Petunia mengajukan klaim ke Jiangsu karena Jiangsu telah melanggar kontrak pembangunan kapal dengan memasang mesin yang tidak sesuai dengan kriteria dalam kontrak dan oleh karena itu, Jiangsu harus mengembalikan cicilan yang sudah dibayar sebesar US$11.565.000. Pada tanggal 22 Oktober 2011, Jiangsu membawa masalah ini ke Arbitrase London dan mengajukan klaim kerugian dan kerusakan sebesar US$1.335.000, biaya perawatan hull kapal sebelum tanggal pelepasan, ganti rugi sebesar US$1.200.000 dan bunga.

h. In relation to the shipbuilding contract with Jiangsu (Note 38d), Petunia filed claims to Jiangsu due to Jiangsu’s breach of the shipbuilding contract by installing an off-spec engine and, therefore, it should refund the paid installments of US$11,565,000. On October 22, 2011, Jiangsu brought this matter to the London Arbitration and claimed loss and damages of US$1,355,000, cost and expenses for maintaining the hull before the date of disposal, alleged underperformance indemnity of US$1,200,000 and interest.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, masalah tersebut di atas masih dalam proses arbitrase dan manajemen belum dapat memperkirakan hasil akhir dari proses arbitrase tersebut, sehingga manajemen belum melakukan pencadangan atas klaim tersebut.

Until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, the above matter is still in arbitration process, therefore, the management has not made any provision in regard to the claim.

Sehubungan dengan kasus-kasus tersebut diatas, manajemen Kelompok Usaha memutuskan untuk mencadangkan provisi sebesar Rp162,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2011.

In relation with the above cases, the Group’s management has decided to recognize a provision amounting to Rp162.8 billion as of December 31, 2011.

Selain kasus-kasus hukum tersebut di atas pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Entitas Anak tertentu juga sedang menghadapi proses hukum dari beberapa pihak ketiga yang masih dalam proses arbitrase. Perusahaan dan Entitas Anak tertentu tidak dapat mengungkapkan informasi lebih lanjut sehubungan dengan proses hukum tersebut karena peraturan dari badan arbitrase yang menangani proses hukum tersebut tidak memperbolehkan pihak yang berselisih untuk mengungkapkan proses hukum tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terkait. Pada tanggal 31 Desember 2011, proses hukum tersebut telah selesai. Perusahaan dan Entitas Anak tertentu tidak dapat mengungkapkan informasi lebih lanjut sehubungan dengan hasil akhir dari proses hukum tersebut karena pihak-pihak terkait tidak dapat mengungkapkan hasil akhir tersebut kepada pihak ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari pihak-pihak terkait.

In addition to the legal cases mentioned above as of December 31, 2010, the Company and certain Subsidiaries were also facing legal proceedings initiated by certain third parties which were still in arbitration process. The Company and certain Subsidiaries were unable to disclose further information in relation to the legal proceedings since the rules of the arbitration body handling these legal proceedings did not allow the disputing parties to disclose the legal proceedings to third parties without the prior written consent of all parties to the arbitration proceedings. As of December 31, 2011, the legal proceedings have been settled. The Company and certain Subsidiaries are unable to disclose further information in relation to the final outcomes of such legal proceedings since the parties could not disclose the final outcomes to any third parties without the prior written consent of all parties. The said legal proceedings had been closed in 2011.

Manajemen Kelompok Usaha menyatakan bahwa

tidak ada kasus-kasus hukum lainnya yang sedang dihadapi oleh Kelompok Usaha selain yang telah diungkapkan di atas.

The Group management represents that there are no other legal cases which are faced by the Group in addition to those disclosed above.

Page 235: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

182

40. INSTRUMEN DERIVATIF 40. DERIVATIVE INSTRUMENTS Perusahaan dan Entitas Anak tertentu menghadapi

risiko pasar, terutama karena perubahan nilai tukar mata uang asing, tingkat bunga dan harga minyak dan menggunakan instrumen derivatif dalam rangka menjalankan manajemen risiko.

The Company and certain Subsidiaries are exposed to market risks, primarily changes in foreign exchange rates, interest rates and oil prices and have used derivative instruments, as follows, in connection with their risk management activities.

Pada tahun 2006 hingga tahun 2008, Perusahaan dan Entitas Anak tertentu melakukan berbagai transaksi derivatif dengan pihak-pihak counterparty. Rincian liabilitas derivatif pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

In 2006 until 2008, the Company and certain Subsidiaries entered into various derivative transactions with the counterparties. The details of derivative liabilities as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:

2011 2010

Liabilitas derivatif dihentikan Unwound derivative liabilities Ing Bank N.V., Amsterdam (US$933.233 pada tahun Ing Bank N.V., Amsterdam 2011 dan 2010) 8.462.556.844 8.390.697.903 (US$933,233 in 2011 and 2010) JP Morgan Chase Bank N.A JP Morgan Chase Bank N.A (US$24.380.697)* - 219.206.846.727 (US$24,380,697)* Credit Suisse (US$4.274.729)* - 38.434.096.172 Credit Suisse (US$4,274,729)*

Varde Investment Partners, L.P Varde Investment Partners, L.P (US$9.284.295)* - 83.475.099.581 (US$9,284,295)*

Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank (US$4.570.656)* - 41.094.765.848 (US$4,570,656)*

Merrill Lynch International Bank Limitied Merrill Lynch International Bank Limited, London (US$2.500.000)* - 22.477.500.000 Limited, London (US$2,500,000)* Sub-total 8.462.556.844 413.079.006.231 Sub-total Liabilitas derivatif jangka panjang Long-term derivative liabilities

United Overseas Bank Limited, United Overseas Bank Limited, Singapura (US$3.448.418 pada Singapore

tahun 2011 dan US$2.113.090 (US$3,448,418 in 2011 pada tahun 2010) 31.270.254.424 18.998.792.190 and US$2,113,090 in 2010)

Ing Bank N.V., Amsterdam (US$3.177.872 pada tahun Ing Bank N.V., Amsterdam

2011 dan US$2.070.670 pada (US$3,177,872 in 2011 tahun 2010) 28.816.943.296 18.617.393.970 and US$2,070,670 in 2010)

Sub-total 60.087.197.720 37.616.186.160 Sub-total Total liabilitas derivatif 68.549.754.564 450.695.192.391 Total derivative liabilities

* Liabilitas derivatif tersebut termasuk dalam Rencana Perdamaian yang telah disahkan oleh Pengadilan Niaga (Catatan 19 dan 42).

* These derivatives liabilities were included in the Composition Plan which was approved by the Commercial Court (Notes 19 and 42).

Page 236: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

183

40. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan) 40. DERIVATIVE INSTRUMENTS (continued) ING Bank N.V., Amsterdam (ING Bank)

Jenis Kontrak dan Nilai Nosional/

Type of Contract and Notional Amount

Periode Kontrak/ Contract Period

Syarat dan KondisiITerms

and Conditions

Tanggal Pembayaran/

Payment Dates

Interest Rate Swap 1

Nilai nosional/Notional amount: Menurun secara bertahap dari/Declining gradually from US$37.600.000 sampai dengan/to US$8.272.000

16 Juli 2008 - 31 Desember 2020/ July 16, 2008 - December 31, 2020

- ING Bank akan membayar bunga kepada GBSL sebesar US$ LIBOR BBA 3 bulanan atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/ING Bank will pay interest to GBSL at 3 months’ US$ BBA LIBOR on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

- GBSL akan membayar bunga kepada ING Bank dengan

tingkat bunga sebesar 4,89% per tahun atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/GBSL will pay interest to ING Bank at 4.89% per annum on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

Tiga bulanan mulai dari 31 Maret 2011 sampai dengan 30 September 2020/ Quarterly starting March 31, 2011 to September 30, 2020

7-year LIBOR Range Accrual Swap 2 Nilai nosional/Notional amount: Menurun secara bertahap dari/Declining gradually from US$20.480.000 sampai dengan/to US$483.125

17 Maret 2008 - 30 Juni 2015/ March 17, 2008 - June 30, 2015

- ING Bank akan membayar bunga kepada Rosaceae sebesar US$ LIBOR 3 bulanan atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi dikalikan dengan jumlah hari pada saat US$ LIBOR 3 bulanan lebih besar atau sama dengan 1,5% dan lebih rendah atau sama dengan 6%/ING Bank would pay interest to Rosaceae at 3 months' US$ LIBOR on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule multiplied by the number of days when 3 months' US$ LIBOR was higher than or equal to 1.5% and was lower than or equal to 6%.

- Rosaceae akan membayar bunga kepada ING Bank dengan

tingkat bunga sebesar 2,5% per tahun atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/Rosaceae would pay interest to ING Bank at 2.5% per annum on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

Tiga bulanan mulai dari 30 September 2008 sampai dengan 30 Juni 2015/ Quarterly starting September 30, 2008 to June 30, 2015

7-year CMS Range Accrual Swap 2 Nilai nosional/Notional amount: Menurun secara bertahap dari/Declining gradually from US$20.480.000 sampai dengan/to US$483.125

11 April 2008 - 30 Juni 2015/ April 11, 2008 - June 30, 2015

- ING Bank akan membayar bunga kepada Rosaceae sebesar US$ LIBOR 3 bulanan atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi dikalikan dengan jumlah hari pada saat Daily 10-Year CMS lebih besar atau sama dengan 3,48% dan lebih rendah atau sama dengan batas atas (upper barrier), yang berkisar dari 5,50% sampai dengan 7,00%/ING Bank would pay interest to Rosaceae at 3 months' US$ LIBOR on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule multiplied by the number of days when Daily 10-Year CMS was higher than or equal to 3.48% and was lower than or equal to upper barrier, which ranged from 5.50% to 7.00%.

- Rosaceae akan membayar bunga kepada ING Bank dengan

tingkat bunga sebesar 2,7% per tahun atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/ Rosaceae would pay interest to ING Bank at 2.7% per annum on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

Tiga bulanan mulai dari 30 September 2008 sampai dengan 30 Juni 2015/ Quarterly starting September 30, 2008 to June 30, 2015

Page 237: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

184

40. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan) 40. DERIVATIVE INSTRUMENTS (continued)

United Overseas Bank Limited, Singapore (UOB)

Jenis Kontrak dan Nilai Nosional/

Type of Contract and Notional Amount

Periode Kontrak/ Contract Period

Syarat dan KondisiITerms

and Conditions

Tanggal Pembayaran/

Payment Dates

Interest Rate Swap Transaction1 Nilai nosional/Notional amount: US$37.600.000

16 Juli 2008 - 30 November 2020/ July 16, 2008 - November 30, 2020

- UOB Bank akan membayar bunga kepada GBSL sebesar US$ LIBOR BBA 3 bulanan atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/UOB Bank will pay interest to GBSL at 3 months’ US$ BBA LIBOR on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

- GBSL akan membayar bunga kepada UOB Bank dengan

tingkat bunga sebesar 4,89% per tahun atas nilai nosional yang tercantum dalam skedul amortisasi/GBSL will pay interest to UOB Bank at 4.89% per annum on the outstanding notional amounts as stated in the amortization schedule.

Setiap tiga bulan dimulai dari tanggal 30 November 2010 sampai dengan 30 November 2020/ Every 3 months starting November 30, 2010 to November 30, 2020

“1” Kontrak ini masih berlaku pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan

2010. “1” This contract is still outstanding as of December 31, 2011 and 2010.

“2” Kontrak ini diterminasi pada tahun 2010. “2” This contract was unwound in 2010.

Semua kontrak derivatif tersebut di atas tidak

memenuhi kriteria sebagai lindung nilai untuk tujuan akuntansi dan, oleh karena itu, perubahan nilai wajar kontrak derivatif tersebut dibukukan langsung ke laba rugi periode berjalan.

All the above derivative contracts have not met the criteria as effective hedges for accounting purposes and, accordingly, changes in the fair value of such contracts were recorded directly to earnings.

Rugi neto yang timbul dari transaksi derivatif

masing-masing adalah sebesar Rp21.471.298.583 dan Rp10.796.794.438 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disajikan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The net loss arising from the derivative transactions amounting to Rp21,471,298,583 and Rp10,796,794,438 during the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively, is presented as part of “Finance Costs” in the consolidated statements of comprehensive income (loss).

Kontrak derivatif yang masih berlaku di atas

menggunakan option pricing model untuk mengukur nilai wajarnya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

The outstanding derivative contracts used option pricing model to calculate their fair values as of December 31, 2011 and 2010.

Sehubungan dengan kontrak derivatif antara ARM

dan JP Morgan, Perusahaan sebagai pihak penjamin dan JP Morgan menandatangani perjanjian penyediaan kredit dimana, apabila kewajiban ARM sehubungan dengan kontrak derivatif di atas melebihi US$10.000.000 sejak tanggal 1 Oktober 2008, maka Perusahaan harus menyetor tambahan dana sebesar kelebihan liabilitas tersebut ke JP Morgan sebagai jaminan.

In relation to the derivative contracts entered into between ARM and JP Morgan, the Company as a credit support provider and JP Morgan signed a credit support agreement whereby, if the total obligations of ARM arising from the above derivative contracts exceed US$10,000,000 starting October 1, 2008, then the Company should transfer to JP Morgan additional funds as collateral in the amount equal to the excess liability.

Selain itu, liabilitas derivatif ke JP Morgan juga

dijaminkan dengan 3 buah kapal (MV Saraswati, MV Dewi Umayi dan MV Banowati) milik Perusahaan dan salah satu Entitas Anak.

In addition, the derivative liability to JP Morgan is also collateralized by 3 vessels (MV Saraswati, MV Dewi Umayi and MV Banowati) owned by the the Company and a Subsidiary.

Page 238: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

185

40. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan) 40. DERIVATIVE INSTRUMENTS (continued) Pada tanggal 21 Juni 2010, Rosaceae, Entitas

Anak, menerima surat dari ING Bank sehubungan dengan pemutusan kontrak 7-year CMS Range Accrual Swap antara ING Bank dan Rosaceae yang seharusnya berakhir pada tanggal 30 Juni 2015.

On June 21, 2010, Rosaceae, a Subsidiary, received a letter from ING Bank regarding the termination of the 7-year CMS Range Accrual Swap contract between ING Bank and Rosaceae that should still be effective until June 30, 2015.

Pada tanggal 22 Juni 2010, Rosaceae menerima

surat dari ING Bank sehubungan dengan pemutusan kontrak 7-year LIBOR Range Accrual Swap antara ING Bank dan Rosaceae yang seharusnya berakhir pada tanggal 30 Juni 2015.

On June 22, 2010, Rosaceae received a letter from ING Bank regarding the termination of the 7-year LIBOR Range Accrual Swap contract between ING Bank and Rosaceae that should still be effective until June 30, 2015.

Pemutusan kontrak-kontrak tersebut di atas

dilakukan oleh ING Bank karena kondisi default Rosaceae atas pinjaman jangka panjang yang diterimanya dari ING Bank; namun, pemutusan kontrak ini belum disetujui oleh Rosaceae.

The termination of the contracts stated above was executed by ING Bank due to Rosaceae’s default condition in relation to the long-term debt obtained from ING Bank; however, the termination of the contract has not been approved by Rosaceae.

Berdasarkan kontrak derivatif dengan ING Bank,

ING Bank mempunyai hak untuk mengakhiri kontrak derivatif tersebut apabila terjadi kondisi default.

Based on the derivative contract with ING Bank, ING Bank has the right to terminate the contracts if events of default occurred.

Pada tanggal 30 April 2010, Citibank, N.A.,

Singapura (Citibank) mengalihkan semua tagihan, bunga, hak dan manfaat ekonomis yang timbul dari transaksi derivatif dengan Perusahaan ke Goldman Sachs (Asia) Finance, yang kemudian dialihkan lagi ke Varde Investment Partners, L.P. pada tanggal 2 Juni 2010.

On April 30, 2010 Citibank, N.A., Singapore (Citibank) assigned all of the rights, interests, title and benefits arising from the derivative transaction with the Company to Goldman Sachs (Asia) Finance which, in turn, re-assigned them to Varde Investment Partners, L.P. on June 2, 2010.

Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan

Citibank, liabilitas derivatif kepada Citibank akan dijaminkan dengan kapal Entitas Anak tertentu.

Based on the agreement between the Company and Citibank, the derivative liability to Citibank would be secured by a vessel of a certain Subsidiary.

Perusahaan dan Entitas Anak tertentu telah

menghentikan pembayaran atas seluruh liabilitas derivatifnya baik yang telah jatuh tempo, maupun yang dihentikan sebelum jatuh tempo (unwound). Saldo liabilitas derivatif yang telah jatuh tempo dan unwound seperti disajikan di atas telah dikurangi dengan jaminan uang sebesar Rp82.507.180.490 pada tanggal 31 Desember 2010.

The Company and certain Subsidiaries have ceased the payment for all of its derivative liabilities that are due, as well as those arising from early terminated contracts (unwound). The balance of derivative liabilities which were due and unwound as presented above is net of cash collateral of Rp82,507,180,490 as of December 31, 2010.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 42, pada

tanggal 10 November 2011, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi sebagian liabilitas derivatif dengan para pihak-pihak counterparties. Seluruh hak dan kewajiban para pihak-pihak counterparties maupun Perusahaan akan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Rencana Perdamaian. Perusahaan masih melakukan negosiasi dengan pihak-pihak counterparty untuk liabilitas derivatif yang tidak termasuk dalam Rencana Perdamaian.

As discussed in Note 42, on November 2011, the Company has successfully concluded a portion of its derivative liabilities with the counterparties. All rights and obligations of the counterparties and the Company will follow the terms in the Composition Plan. The Company is still conducting negotiations with the counterparty to restructure other derivative liabilities which are not included in the Composition Plan.

Page 239: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

186

41. PERKEMBANGAN TERKINI YANG MEMPENGARUHI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

41. RECENT DEVELOPMENTS AFFECTING FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan interpretasi standar (ISAK) baik yang baru maupun revisi, yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan relevan dengan Kelompok Usaha tetapi berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2012:

The following summarizes the revised and new Statements of Financial Accounting Standards (PSAKs) and interpretation (ISAK) which have been issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board until the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011 and relevant to the Group but are effective starting only on January 1, 2012:

a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh

Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

a. PSAK No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and to translate financial statements into a presentation currency.

b. PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”,

mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.

b. PSAK No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and Equipment”, prescribes the accounting treatment for property, plant and equipment so that users of the financial statements can discern information about an entity's investment in its property, plant and equipment and the changes in such investment. The principal issues in accounting for property, plant and equipment are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them.

c. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”,

mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

c. PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, established the accounting and disclosures for employee benefits.

d. PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, mengatur

kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.

d. PSAK No. 30 (Revised 2011), “Leases”, prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosure to apply in relation to leases which apply to agreements that transfer the right to use assets even though substantial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets.

Page 240: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

187

41. PERKEMBANGAN TERKINI YANG MEMPENGARUHI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

41. RECENT DEVELOPMENTS AFFECTING FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)

e. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak

Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

e. PSAK No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”, prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amounts of assets (liabilities) that are recognized in the statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.

f. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen

Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

f. PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, established the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.

g. PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

g. PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, establishes principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to purchase or sell non-financial items. The requirements for presenting information about financial instruments are provided in PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”. The requirements for information that needs to be disclosed about financial instruments are provided in PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.

h. PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”,

menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.

h. PSAK No. 56 (Revised 2011), “Earnings per Share”, prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.

i. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan:

Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

i. PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.

Page 241: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

188

41. PERKEMBANGAN TERKINI YANG MEMPENGARUHI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

41. RECENT DEVELOPMENTS AFFECTING FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)

j. ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan

dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

j. ISAK No. 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”, prescribes how an entity should account for the current and deferred tax consequences of a change in its tax status or that of its shareholders.

Kelompok Usaha sedang mengevaluasi dan belum

menentukan dampak dari PSAK baru maupun revisi dan interpretasi standar tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

The Group is presently evaluating and has not determined the effects of the revised and new PSAKs and interpretation on the consolidated financial statements.

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI

LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG 42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE

RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS

Pada tanggal 1 November 2011, telah ditandatangani Perjanjian Perdamaian antara Perusahaan dan para kreditur yang disebutkan dalam Perjanjian Perdamaian. Berdasarkan Perjanjian Perdamaian tersebut, para pihak sepakat, antara lain, untuk memenuhi, menerima dan mematuhi Rencana Perdamaian Perusahaan (dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang [PKPU]) pada tanggal 1 November 2011 (Rencana Perdamaian). Rencana Perdamaian tersebut telah disahkan secara hukum oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 November 2011.

On November 1, 2011, a Composition Agreement was signed by the Company and the creditors as mentioned in the Composition Agreement. Based on the Composition Plan, the parties agreed, among others to meet, accept and comply with the Composition Plan (in Temporary Suspension of Debt Payment [PKPU]) on November 1, 2011 (Composition Plan). The Composition Plan was legalized by the Commercial Court of Central Jakarta on November 10, 2011.

Berikut adalah kreditur dan pemasok yang terikat

dengan Rencana Perdamaian yang telah disahkan secara hukum:

Below are the creditors and suppliers which are bound under the legalized Composition Plan:

Dalam mata uang asli/ In original amounts US$ Rupiah

Kreditur atas pinjaman Creditors for loans PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 23.475.402 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor

Indonesia - 428.250.867.502 Indonesia PT Bank Multiarta Sentosa - 8.365.780.638 PT Bank Multiarta Sentosa PT Bank CIMB Niaga Tbk 34.095.978 - PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank DBS Indonesia 6.440.473 36.116.533.334 PT Bank DBS Indonesia PT Bank Internasional PT Bank Internasional

Indonesia Tbk 21.586.260 - Indonesia Tbk The Bank of Tokyo The Bank of Tokyo

Mitsubishi UFJ, Ltd. 16.267.917 - Mitsubishi UFJ, Ltd. PT Bank Mizuho Indonesia - 111.502.661.217 PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Central Asia Tbk - 55.945.830.322 PT Bank Central Asia Tbk

Page 242: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

189

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

Dalam mata uang asli/ In original amounts US$ Rupiah

Kreditur atas pinjaman lainnya Creditors for other obligations JP Morgan Chase Bank N.A. 24.354.353 - JP Morgan Chase Bank N.A. Varde Investment Partners, L.P. 9.284.295 - Varde Investment Partners, L.P. Standard Chartered Bank, Jakarta 4.570.656 - Standard Chartered Bank, Jakarta Credit Suisse International 4.274.730 - Credit Suisse International PT Asuransi Central Asia 3.096.085 - PT Asuransi Central Asia Merrill Lynch International Bank 2.500.000 - Merrill Lynch International Bank Pemegang wesel bayar yang dijaminkan 156.974.391 - Guaranteed secured notes holders Pemegang obligasi - 697.391.500.000 Bond holders Pemegang wesel bayar jangka menengah - 165.468.750.000 Medium term notes holders Pemasok 4.024.484 173.879.869.598 Suppliers

Total 310.945.024 1.676.921.792.611 Total

Sehubungan dengan telah disahkannya Rencana Perdamaian tersebut di atas secara hukum, Perusahaan telah berhasil merampungkan negosiasi restrukturisasi utang dengan sebagian besar kreditur untuk seluruh pinjaman bank jangka pendek dan sebagian liabilitas jangka panjang, termasuk utang lain-lain ke ACA, pinjaman jangka panjang, utang obligasi, wesel bayar jangka menengah dan liabilitas derivatif.

In relation to the legalization of the Composition Plan as above-mentioned, the Company has successfully concluded its debt restructuring negotiations with major parts of its lenders covering all of its outstanding short-term bank loans and a portion of non-current liabilities, including other payable to ACA, long-term debts, bonds payable, medium-term notes payable and derivative liabilities.

Dalam Rencana Perdamaian tersebut, disebutkan antara lain, restrukturisasi pinjaman jangka pendek dan jangka panjang Perusahaan (pinjaman bank, obligasi dan wesel) dan utang sehubungan dengan pembiayaan kapal (“utang kapal”), mekanisme pelaksanaan cash sweep, perubahan mekanisme pelaksanaan cash sweep, kewajiban dan batasan, batasan untuk tidak membuat jaminan kebendaan, belanja modal yang diperbolehkan, pembatasan pembagian dividen, pembelian kembali utang, penambahan modal, jadwal pembayaran cicilan utang, suku bunga, dan penerbitan waran kepada pemegang wesel bayar dolar A.S. yang dijamin.

The Composition Plan states, among others, the restructuring of the Company’s short-term and long-term debts (loans, bonds and notes) and payable related to financing of vessels (“vessel debts”), implementation of cash sweep mechanism, changes in the cash sweep mechanism, covenants, negative pledge, permitted capital expenditure, dividend distribution restriction, debt buyback, capital increase, schedule of installment payable, interest rate, and issuance of warrants to the relevant holder of U.S. dollar guaranteed secured notes.

Berdasarkan Rencana Perdamaian yang disahkan secara hukum tersebut, dijelaskan, antara lain mengenai:

The legalized Composition Plan prescribes, among others:

Page 243: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

190

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

a. Restrukturisasi a. Restructuring

Perusahaan akan merestrukturisasi utang Perusahaan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Perdamaian dan, khususnya utang kapal, berdasarkan ketentuan dalam Rencana Perdamaian atau dengan ketentuan lain yang dapat disetujui oleh Perusahaan dan kreditur.

The Company’s debts will be restructured on the basis of the terms of the Composition Plan and, specifically for the vessel debts, on the basis set forth in the Composition Plan or as may otherwise be agreed between the Company and the creditor.

b. Pembayaran Terlebih Dahulu Secara Sukarela b. Optional Prepayment

Dengan syarat mematuhi mekanisme cash sweep, Perusahaan dapat melakukan pembayaran terlebih dahulu kepada para krediturnya yang tercantum dalam Rencana Perdamaian, masing-masing secara pro rata, dari hasil penjualan aset, penerbitan saham baru, utang baru atau kegiatan-kegiatan penggalangan dana lainnya.

Subject to compliance with the cash sweep mechanism, the Company may prepay its creditors as stated in the Composition Plan, in each case on a pro rata basis, from proceeds of the sale of assets, new share issuances, new debt or other fund-raising activities.

c. Pembelian Kembali Utang c. Debt Buyback

Perusahaan akan menerapkan skema Pembelian Kembali Utang melalui Reverse Dutch Auction.

The Company will implement a Debt Buyback scheme through a Reverse Dutch Auction.

d. Liabilitas dan Batasan d. Covenants

Liabilitas dan batasan pinjaman yang tercantum dalam Rencana Perdamaian akan berlaku terhadap utang Perusahaan yang dijamin dengan jaminan kebendaan dan utang Perusahaan yang tidak dijamin dengan jaminan kebendaan.

The debt covenants in the Composition Plan will apply in respect of the Company’s secured and unsecured debts.

Tiga tahun setelah tanggal berlakunya Rencana Perdamaian, setiap kreditur yang sebelumnya telah diberikan jaminan tambahan sebagai akibat dari rasio pinjaman terhadap nilai yang melebihi persentase yang disepakati akan segera melepaskan jaminan tambahan tersebut jika rasio pinjaman terhadap nilai berada di bawah utang Perusahaan yang terkait atau jika utang Kelompok Usaha lainnya berada di bawah persentase yang disepakati (sebagaimana tercantum dalam dokumentasi utang awal) untuk jangka waktu tidak kurang dari tiga bulan kalender.

Three years following the effective date of the Composition Plan, any creditor which has previously been provided with additional collateral as a result of loan-to-value ratios exceeding an agreed percentage will promptly release any such additional collateral if the loan-to-value ratio under the relevant Company debt or other Group debt has fallen below the agreed percentage (as set out in the original debt documentation) for a period of not less than three calendar months.

Page 244: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

191

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

d. Liabilitas dan Batasan (lanjutan) d. Covenants (continued)

Batasan untuk Tidak Membuat Jaminan Kebendaan

Negative Pledge

Kelompok Usaha tidak akan membuat suatu hak istimewa atau jaminan kebendaan yang tidak ada pada saat tanggal berlakunya Rencana Perdamaian, dengan tunduk pada pengecualian-pengecualian yang tercantum dalam Rencana Perdamaian.

The Group will not create any lien or security interest which is not in existence at the effective date of the Composition Plan subject to the exceptions as stated in the Composition Plan.

Utang Finansial dan Jaminan Financial Indebtedness and Guarantees Dengan tunduk pada pengecualian-pengecualian yang tercantum dalam Rencana Perdamaian, Kelompok Usaha tidak akan menimbulkan suatu utang finansial atau memberikan suatu jaminan yang tidak ada pada saat tanggal berlakunya Rencana Perdamaian, kecuali Perusahaan memenuhi rasio yang tercantum dalam Rencana Perdamaian.

Subject to the exceptions as stated in the Composition Plan, the Group will not incur any financial indebtedness or provide any guarantees which are not in existence at the effective date of the Composition Plan, unless the Company is in compliance with the ratios as stated in the Composition Plan.

Kelompok Usaha dapat, meskipun tidak memenuhi rasio, menimbulkan utang financial atau memberikan jaminan yang tidak ada pada saat tanggal berlakunya Rencana Perdamaian, dalam kasus-kasus sebagai berikut:

The Group may, even if not in compliance with the ratios, incur any financial indebtedness or provide any guarantees which are not in existence at the effective date of the Composition Plan in the following cases:

a) Endosemen surat berharga dalam kebiasaan dagang secara umum;

a) Endorsement of negotiable instruments in the ordinary course of trade;

b) Utang finansial yang merupakan kewajiban finansial yang direstrukturisasi yang telah ada sebelum tanggal berlakunya Rencana Perdamaian, termasuk setiap jumlah yang harus dibayar berdasarkan perjanjian closed-out swap;

b) Financial indebtedness which constitutes restructured financial obligations which existed prior to the effective date of the Composition Plan, including any amounts payable under closed-out swap agreements;

c) Transaksi derivatif yang dibuat sehubungan dengan perlindungan terhadap fluktuasi dengan tingkat atau harga berapapun, namun bukan untuk tujuan spekulatif;

c) Any derivative transaction entered into in connection with protection against fluctuation in any rate or price but not for speculative purposes;

d) Utang finansial yang akan ditimbulkan oleh GBSL setelah penyerahan rangka kapal (hulls) 3005, 3006, 3007 dan/atau 3008 sehubungan dengan setiap penjualan dengan hak menyewa kembali (sale and leaseback), pembiayaan (financing) atau sewa menyewa (chattering) lain dari kapal-kapal tersebut;

d) Financial indebtedness to be incurred by Grand Bulk Shipping Limited upon delivery of hulls 3005, 3006, 3007 and/or 3008 in conneciton with any sale and leaseback, financing or other chartering arrangements of such vessels;

e) Kredit dagang yang timbul dalam kebiasaan dagang secara umum;

e) Trade credits incurred in the ordinary course of trade;

f) Jaminan yang diberikan dalam kebiasaan dagang secara umum oleh pemilik kapal yang melakukan perdagangan internasional;

f) Guarantees which are provided in the ordinary course of trade by an owner of a ship engaged in international trade;

Page 245: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

192

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

d. Liabilitas dan Batasan (lanjutan) d. Covenants (continued)

Utang Finansial dan Jaminan (lanjutan) Financial Indebtedness and Guarantees

(continued) g) Jaminan pelaksanaan (performance bond)

atau jaminan lain yang serupa yang menjamin pelaksanaan oleh salah satu anggota Kelompok Usaha berdasarkan perjanjian yang dibuat dalam kebiasaan dagang secara umum;

g) Any performance or similar bond guaranteeing performance by a member of the Group under any contract entered into in the ordinary course of trade;

h) Jaminan yang sebelum tanggal berlakunya Rencana Perdamaian telah disetujui untuk diberikan oleh salah satu anggota Kelompok Usaha;

h) Any guarantee which a member of the Group has, prior to the effective date of the Composition Plan, committed to give;

i) Jaminan yang diberikan sehubungan dengan obligasi dolar A.S. baru yang diterbitkan untuk menggantikan obligasi dolar A.S. yang ada sebelumnya;

i) Any guarantees given with respect to any new U.S. dollar bonds issued in exchange for existing U.S. dollar bonds;

j) Utang finansial yang secara kontraktual disubordinasikan terhadap utang Perusahaan dan utang kapal;

j) Any financial indebtedness which is contractually subordinated to the Company’s debt and the vessel debts;

k) Utang finansial dan jaminan untuk belanja modal yang diperbolehkan sebagaimana telah diatur dalam Rencana Perdamaian;

k) Financial indebtedness and guarantees for permitted capital expenditure which has been set out in the Composition Plan;

l) Utang finansial yang mungkin diperlukan sehubungan dengan kemungkinan akuisisi kapal untuk menggantikan MV Ocean Energy;

l) Financial indebtedness which may be required in connection with the acquisition of a replacement vessel for MV Ocean Energy;

m) Utang financial atau jaminan lainnya sebagaimana dapat disetujui oleh kreditur mayoritas.

m) Such other financial indebtedness or guarantee as may be approved by the majority creditors.

e. Wanprestasi e. Default

Wanprestasi yang disebabkan oleh kegagalan pembayaran (payment default) tidak akan timbul berdasarkan Rencana Perdamaian kecuali apabila Perusahaan tidak melakukan pembayaran cicilan pokok atau cicilan bunga yang telah jatuh tempo dan wajib dibayar berdasarkan Rencana Perdamaian dalam waktu 30 hari sejak Perusahaan diberitahukan secara tertulis mengenai kegagalan pembayaran tersebut oleh kreditur dan jumlah tersebut masih terutang.

No default will occur by reason of failure to pay (payment default) under the Composition Plan unless the Company does not make prepayment of any installment of principal or installment of interest which is due and payable under the Composition Plan within 30 days of the Company being notified in writing of such failure to pay by a creditor and such amount remains outstanding.

Wanprestasi selain daripada wanprestasi yang disebabkan kegagalan pembayaran sebagaimana dimaksud di atas (non-payment default) tidak akan timbul berdasarkan Rencana Perdamaian kecuali apabila Perusahaan tidak memperbaiki ketidakpatuhannya terhadap

No default other than a payment default as meant above (non-payment default) will occur under the Composition Plan unless the Company fails to remedy its non-compliance with a term of the Composition Plan within 60 days of the Company being notified in writing

Page 246: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

193

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

e. Wanprestasi (lanjutan) e. Default (continued)

ketentuan Rencana Perdamaian dalam waktu 60 hari sejak Perusahaan diberitahukan secara tertulis mengenai ketidakpatuhan tersebut oleh kreditur.

of such failure by any creditor.

Setiap wanprestasi berdasarkan Rencana Perdamaian dapat dikesampingkan oleh kreditur mayoritas.

Any default under the Composition Plan may be waived by the majority creditors.

f. Penambahan Modal f. Capital Increase

Untuk membiayai kewajiban keuangan, kebutuhan modal operasional dan modal kerja, Perusahaan bermaksud untuk mengupayakan penambahan modal disetor dan ditempatkan Perusahaan dengan menerbitkan saham baru dengan harga pembelian keseluruhan sekitar US$75.000.000 apabila dianggap perlu oleh Direksi Perusahaan dan jika tercapai kesepakatan tentang syarat-syarat dalam perundingan oleh Perusahaan dengan pihak ketiga yang akan membeli saham baru tersebut.

To pay the financial obligations, operating and capital needs of the Company, the Company intends to increase the Company’s issued and paid-up capital by issuing new shares with an aggregate purchase price of approximately US$75,000,000 if considered necessary by the Company’s Directors and if agreement is achieved as to conditions in negotiations by the Company with the third parties purchasing such new shares.

g. Akibat dari Disahkannya Rencana Perdamaian g. Effect of Legalization of Composition Plan

Dengan disahkannya Rencana Perdamaian, seluruh hak dan kewajiban kreditur maupun Kelompok Usaha terkait dengan utang Perusahaan dan utang anggota lainnya dari Kelompok Usaha, termasuk jaminan-jaminan perusahaan dan hak-hak jaminan yang terkait, akan diatur oleh Rencana Perdamaian.

Upon legalization of the Composition Plan, all rights and obligations of the creditors and the Group in respect of the Company’s debt and other Group members’ debt, including any related corporate guarantees and security rights, shall be regulated by the Composition Plan.

Terlepas dari setiap ketentuan lain, kreditur dengan ini mengesampingkan dan melepaskan setiap hak untuk menerima denda (penalty), bunga atas denda (default interest) dan bunga terkait dengan perjanjian derivatif karena alasan apapun terkait dengan utang Perusahaan.

Notwithstanding anything to the contrary, the creditors waive and release all rights to receive penalty, default interest and interest in relation to derivatives for any reason in respect of the Company’s debt.

Kreditur tidak akan menuntut anggota Kelompok Usaha berdasarkan jaminan perusahaan atau jaminan kebendaan atau utang Kelompok Usaha, kecuali apabila Perusahaan telah dinyatakan pailit dalam putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dikarenakan telah melanggar ketentuan dalam Rencana Perdamaian ini.

The creditors shall not make any claim against any member of the Group under any corporate guarantee or any security interest or any Group debt unless the Company is declared bankrupt in a final and binding court decision due to breaching a provision of the Composition Plan.

Page 247: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

194

42. PERJANJIAN PERDAMAIAN RESTRUKTURISASI LIABILITAS PEMBAYARAN UTANG (lanjutan)

42. SETTLEMENT AGREEMENT FOR THE RESTRUCTURING OF FINANCIAL OBLIGATIONS (continued)

h. Bunga yang Ditangguhkan h. Deferred Interest

Bunga yang ditangguhkan tidak akan dikenakan bunga dan hanya akan dibayar kembali melalui pembagian berdasarkan mekanisme cash sweep atau paling lambat pada tanggal 31 Desember 2022.

Deferred interest will be non-interest bearing and only be repaid through distributions under the cash sweep mechanism or at the latest on December 31, 2022.

i. Pembayaran Bunga i. Interest Payment

Pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada tanggal 31 Januari 2012.

First payment will be made on January 31, 2012.

Biaya jasa konsultasi yang terjadi sehubungan dengan restrukturisasi utang Perusahaan tersebut dibebankan ke operasi tahun berjalan yang dibukukan sebagai bagian dari “Jasa Konsultan” dalam akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011 dan biaya restrukturisasi lainnya dibukukan sebagai bagian dari “Biaya Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011.

Professional fee incurred relating to the Company’s debt restructuring is charged to operating expenses for the year and recorded as part of “Professional Fee” under “General and Administrative Expenses” account in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss) and other restructuring fee is recorded as part of “Finance Costs” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss).

Sehubungan dengan restrukturisasi utang, liabilitas utang awal dihentikan pengakuannya, dan liabilitas utang baru diakui dan selisih antara nilai wajar liabilitas utang baru (termasuk nilai wajar atas waran yang akan diterbitkan oleh Perusahaan) dengan nilai tercatat liabilitas utang awal dicatat sebagai “Selisih Lebih Nilai Tercatat dengan Nilai Wajar Utang yang Direstrukturisasi - Neto” sebesar Rp203.602.197.344 pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011. Selain itu, waran yang akan diterbitkan oleh Perusahaan disajikan sebagai “Tambahan Modal Disetor” sebagai bagian dari Ekuitas (Defisiensi Modal) pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011.

In relation to the debt restructuring, the original liabilities are derecognized, and the new liabilities are recognized and the difference between the fair value of the new liabilities, including fair value of warrants which will be issued by the Company, amounting to Rp203,602,197,344, and the carrying amount of the original liabilities is recognized as “Excess of Carrying Amount over Fair Value of Restructured Debts - Net” in the 2011 consolidated statement of comprehensive income (loss). In addition, the warrants which will be issued by the Company are recorded and presented as part of “Additional Paid-in Capital” under the Equity (Capital Deficiency) section of the consolidated statement of financial position as of December 31, 2011.

43. KONDISI EKONOMI DAN BISNIS 43. ECONOMIC AND BUSINESS CONDITIONS Operasi Kelompok Usaha telah terpengaruh oleh

memburuknya kondisi keuangan global saat ini. Perlambatan ekonomi global telah menyebabkan penurunan yang substansial dalam tarif angkut dan volume transportasi, serta meningkatkan risiko kredit atas piutang usaha. Selain itu, kerugian atas penurunan nilai aset keuangan dan aset tetap yang signifikan, beban keuangan yang tinggi, kerugian dari transaksi derivatif dan kenaikan beban umum

The operations of the Group have been affected by the current global financial turmoil. The global economic slowdown has caused a substantial decrease in freight rate and transportation volume and also an increase in credit risk on trade receivables. In addition, the significant impairment loss on financial assets and fixed assets, the high financial cost, loss from derivative transactions and the increase in general and administrative

Page 248: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

195

43. KONDISI EKONOMI DAN BISNIS (lanjutan) 43. ECONOMIC AND BUSINESS CONDITIONS (continued)

dan administrasi dalam rangka restrukturisasi utang

mengakibatkan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk adalah sebesar Rp2,1 triliun dan Rp1,6 triliun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan Kelompok Usaha mengalami defisit sebesar Rp3,8 triliun dan Rp1,8 triliun masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta defisiensi modal sebesar Rp2,8 triliun dan Rp841 miliar masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.

expenses in connection with the debt restructuring had caused net loss attributable to equity holders of the Parent amounting to Rp2.1 billion and Rp1.6 trillion for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively, and the Group to incur deficit of Rp3.8 trillion and Rp1.8 trillion as of December 31, 2011 and 2010, respectively, resulting in a capital deficiency of Rp2.8 trillion and Rp841 billion as of December 31, 2011 and 2010, respectively.

Keadaan tersebut di atas mengakibatkan Kelompok Usaha mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya dan tidak dapat memenuhi rasio keuangan yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman. Meskipun beberapa pinjaman tidak mensyaratkan pemenuhan beberapa rasio keuangan dalam perjanjian pinjamannya, pinjaman tersebut mencantumkan ketentuan-ketentuan cross default. Selain itu, Kelompok Usaha juga telah menghentikan pembayaran atas seluruh liabilitas derivatifnya, baik yang telah jatuh tempo maupun yang dihentikan sebelum jatuh tempo (unwound). Kelompok Usaha juga telah menghentikan pembayaran pokok pinjaman yang telah jatuh tempo sehubungan dengan kondisi standstill informal yang diupayakan oleh Perusahaan. Selain itu, Perusahaan telah menghentikan pembayaran bunga atas pinjaman modal kerja sejak Agustus 2010.

The above situations made it difficult for the Group to fulfill its obligations and maintain certain financial ratios as required in loan agreements. Although certain loan agreements do not require the maintenance of financial ratios, there are cross default provisions in the loan agreements. Also, the Group has ceased the payment of all of its derivative liabilities that are due as well as those arising from early terminated contracts (unwound). The Group also has stopped all of the principal payments which are due and payable in relation to the informal standstill position initiated by the Company. In addition, the Company has stopped the interest payment on its working capital loan since August 2010.

Pada tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Kelompok Usaha sedang dalam proses meminta namun belum mendapat surat pernyataan pembebasan (waiver) secara formal dari para kreditur atas tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut. Dalam keadaan demikian, para kreditur dapat menyatakan pinjaman-pinjaman tersebut dalam kondisi default dan meminta seluruh jumlah pinjaman menjadi segera terutang dan wajib bayar. Selain itu, Kelompok Usaha juga belum menerima surat dari para kreditur yang meminta percepatan pembayaran kembali atas saldo terutang pinjaman (Catatan 14, 19, 20 dan 21).

As of the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010, the Group had sought but had not yet received a formal waiver from its creditors with regard to its inability to fulfill the loan covenants. In these circumstances, the creditors may declare the loans in default and ask for immediate repayment of all outstanding debts. In addition, the Group had not received any notices from its creditors (Notes 14, 19, 20 and 21).

Page 249: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

196

43. KONDISI EKONOMI DAN BISNIS (lanjutan) 43. ECONOMIC AND BUSINESS CONDITIONS (continued)

Saat ini, Perusahaan masih melakukan negosiasi

konstruktif dengan beberapa kreditur untuk merestrukturisasi utang yang tidak termasuk dalam Rencana Perdamaian (PKPU). Sampai dengan tanggal 20 April 2012, yang merupakan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, beberapa kreditur telah menyetujui perpanjangan tanggal jatuh tempo dan penyelesaian utang dengan ketentuan-ketentuan tertentu yang disepakati.

The Company is currently in constructive negotiations with lenders to restructure its debts which are not included in the Composition Plan (PKPU). As of April 20, 2012, the date of the completion of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2011, certain creditors have agreed to extend the maturity dates and debt settlement under certain agreed conditions.

Sebagai bagian dari usaha yang berkesinambungan

untuk menghadapi dan mengelola kondisi-kondisi ekonomi dan bisnis di atas, Kelompok Usaha mengambil langkah-langkah yang telah dan akan diimplementasikan secara berkelanjutan sebagai berikut:

As part of its continuing efforts to respond to and manage the adverse effects of the above-mentioned economic and business conditions, the Group has undertaken and is continuously implementing the following measures, among others:

a. Memfinalisasi dokumentasi restrukturisasi

utang, sehubungan dengan rampungnya negosiasi utang dengan sebagian besar kreditur.

a. Finalization of debt restructuring documentation, following the successful conclusion of the debt restructuring negotiations with the majority of the creditors.

b. Kelompok Usaha melakukan pembicaraan

secara teratur dengan para kreditur yang ingin mengetahui status dari kemampuan Kelompok Usaha untuk memenuhi kewajibannya dan rencana rekapitalisasi.

b. The Group has been in regular contact with lenders who wish to know the status of the Group’s capacity to service its debts and to undertake a recapitalization plan.

c. Kelompok Usaha menerapkan program

penghematan secara berkesinambungan, seperti mengurangi beban operasi yang tidak penting.

c. The Group continuously applies cost-cutting programs, such as reduction of non-essential operating expenses.

d. Kelompok Usaha meninjau rencana

pengeluaran barang modal, investasi dan ekspansi secara berkesinambungan.

d. The Group continuously reviews its capital expenditures, investments and expansion plan.

e. Kelompok Usaha meningkatkan pemeliharaan

kapal dan sarana penunjang lainnya secara berkesinambungan untuk mendukung kegiatan bisnis yang lebih optimal.

e. The Group continuously improves the maintenance of the vessels and their supporting facilities to support the optimalization of business activities.

f. Kelompok Usaha meningkatkan

profesionalisme sumber daya manusia secara berkesinambungan.

f. The Group continuously improves the professionalism level of its human resources.

Page 250: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

197

43. KONDISI EKONOMI DAN BISNIS (lanjutan) 43. ECONOMIC AND BUSINESS CONDITIONS (continued)

Penyelesaian kondisi-kondisi tersebut di atas sangat

tergantung kepada pemulihan ekonomi global, terutama pemulihan industri pelayaran dan keberhasilan Kelompok Usaha dalam melakukan negosiasi rencana restrukturisasi utang dengan para kreditur untuk pinjaman dan utang lainnya yang tidak termasuk dalam restrukturisasi utang (dalam PKPU) dan menjalankan program rekapitalisasi.

Resolution of the above matters depends to a large extent on the recovery of the global economy, especially in the shipping industry, and the success of the Group’s negotiations on its debt restructuring plan with creditors for other loans and payables which are not included in the debt restructuring (in PKPU) and the implementation of a recapitalization program.

Sebagai suatu kelompok usaha dari perusahaan

pelayaran nasional yang berfokus pada angkutan curah kering, Kelompok Usaha memiliki prospek usaha yang lebih baik, terlebih dengan diterapkannya “asas cabotage” (yang mengharuskan penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk mengangkut barang di perairan Indonesia). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan industri pertambangan, khususnya batubara. Tidaklah mungkin untuk menentukan pengaruh di masa yang akan datang atas kelanjutan kondisi ekonomi sekarang ini terhadap likuiditas dan pendapatan Kelompok Usaha, termasuk pengaruh dari investor, pelanggan, pemasok, kreditur dan pemegang saham.

As a group of national shipping companies which focuses on the dry bulk carrier business, the Group has better prospects, particularly with the implementation of the “cabotage principle” (which requires the use of Indonesian flag vessels to transport goods within Indonesian waters). This is in line with the growth in the mining industry, especially coal. It is not possible to determine the future effects that the continuation of the current economic conditions may have on the Group’s liquidity and earnings, including the effects flowing through from its investors, customers, suppliers, creditors and shareholders.

44. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN 44. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD

a. Pada tanggal 9 Januari 2012, FC Lotus Satu, kapal milik Perusahaan tenggelam di Belitung akibat cuaca buruk. Perusahaan belum menentukan jumlah kerugian atas kapal tersebut.

a. On January 9, 2012, FC Lotus Satu, a vessel owned by the Company, sank in Belitung due to bad weather. The Company has not determined the total loss on the vessel.

b. Pada tanggal 12 Januari 2012, United States

Bankruptcy Court Southern District of New York menyetujui permintaan Perusahaan untuk mengakui hasil PKPU di Amerika Serikat.

b. On January 12, 2012, the United States Bankruptcy Court, Southern District of New York approved the Company’s request for the recognition in the United States of the PKPU proceedings.

c. Pada tanggal 20 Januari 2012, Perusahaan

meyampaikan surat pemberitahuan ke BAPEPAM-LK mengenai rencana pelaksanaan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (THMETD) kepada pihak yang terafiliasi sesuai dengan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 28 Juni 2011. Sehubungan dengan penyelesaian pembelian kembali sebagian dari utang Perusahaan, Perusahaan akan melaksanakan penerbitan saham seri B THMETD kepada PT Mandira Sanni Pratama (MSP) sebanyak 5.671.875.000 dengan nilai nominal Rp100 per

c. On January 20, 2012, the Company submitted a notification letter to the BAPEPAM-LK in relation to the implementation of the capital increase Without Pre-emptive Rights (WPR) plans to affiliated parties based on the minutes of the extraordinary general meeting of shareholders on June 28, 2011. In relation to the settlement of the buyback of a part of the Company’s debts, the Company issued 5,671,875,000 shares of B shares WPR to PT Mandiri Sanni Patama (MSP) with a par value of Rp100 per share at the price of

Page 251: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

198

44. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

44. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD (continued)

saham dengan harga pengeluaran saham sebesar Rp120 per saham. Akibat penerbitan saham THMETD kepada MSP tersebut, maka kepemilikan pemegang saham Perusahaan terdilusi sebesar 65,4%.

Rp120 per share. As a result of the issuance of the WPR shares to MSP, the ownership of the Company’s shareholders was diluted by 65.4%.

Selain itu Perusahaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 899.536.500 Waran Seri I yang akan dibagikan kepada para pemegang Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin (Guaranteed Secured Notes) dengan ketentuan sebagai berikut:

In addition, the Company will issue maximum 899,536,500 Warrants I that would be distributed to the holders of U.S. Guaranteed Secured Notes with the following conditions:

1. Waran Seri I yang diterbitkan Perusahaan akan diberikan secara cuma-cuma kepada para pemegang Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin (Guaranteed Secured Notes), yang tidak ikut serta atau tidak berhasil mengikuti program pembelian kembali (buyback) dan yang telah mengikuti program restrukturisasi. Penerbitan Waran Seri I tersebut diaktakan dengan akta notaris Ny. Peorbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 56 tanggal 20 Januari 2012.

1. The Warrants I issued by the Company will be provided free of charge to holders of U.S. Guaranteed Secured Notes, who made no participation or failed to join in the buyback program and already participated in the restructuring program. Issuance of Warrants I was covered by notarial deed No. 56 dated January 20, 2012 of Ny. Peorbaningsih Adi Warsito, S.H.

2. Setiap pemegang 1 Waran seri I yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Waran Seri I berhak untuk membeli 1 saham seri B baru Perusahaan dengan nilai nominal Rp100 per saham setelah periode 6 bulan sejak tanggal penerbitan Waran Seri I tersebut dengan membayar Harga Pelaksanaan sebesar Rp120 per saham.

2. Every holder of Warrants I who is registered in the List of Warrants I has the right to purchase a share of the Company’s new B shares with a par value of Rp100 per share after 6 months from the issuance date of the Warrants I by payment of Exercise Price of Rp120 per share.

3. Jangka waktu Waran Seri I adalah 125 bulan yang dihitung sejak tanggal penerbitan Waran Seri I yaitu dari tanggal 27 Januari 2012 sampai dengan tanggal 30 Juni 2022.

3. The validity period of Warrants I is 125 months from the issuance date of Warrants I, starting from January 27, 2012 until June 30, 2022.

4. Waran dapat dilaksanakan 6 bulan setelah tanggal penerbitannya sampai dengan satu tahun setelah tanggal cicilan pokok terakhir wesel bayar dolar A.S. yang dijamin.

4. Warrants will be exercisable 6 months after issuance date up to one year after the last principal installment date of U.S. dollar guaranteed secured notes.

Pada tanggal 27 Januari 2012, Perusahaan telah menerbitkan saham Seri B dan Waran Seri I tersebut.

On January 27, 2012, the Company issued the B shares and Warrants I.

d. Pada tanggal 20 Januari 2012, Perusahaan

melakukan pembelian kembali (buyback) sebagian utang Perusahaan dengan jumlah nominal sebesar US$67,9 juta di harga pembelian sebesar US$12,2 juta yang terdiri dari:

d. On January 20, 2012, the Company made partial buyback of the Company’s debts with a total nominal value of US$67.9 million at the redemption price of US$12.2 million, consisting of:

Page 252: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

199

44. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

44. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD (continued)

1. Wesel Bayar Dolar A.S. yang Dijamin

(Guaranteed secured Notes) 1. U.S. Dollar Guaranteed Secured Notes

2. Obligasi Rupiah-Obligasi APOL II Tahun 2008

2. Rupiah Bonds – APOL Bonds II in Year 2008

3. Pinjaman tanpa jaminan dari Kreditur lainnya.

3. Loans without collateral from other creditors.

e. Pada tanggal 20 Januari 2012, Arpeni Shipping

Co. Pte. Ltd. (ARS) sebagai Peminjam, Perusahaan sebagai Penjamin Induk, PT Apol Bahtera dan PT Apol Jaya sebagai Penjamin Pemilik dan DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd. (DVB) sebagai Pemberi Pinjaman telah membuat Akta Perubahan dan Penyajian Kembali terkait dengan Perjanjian Pinjaman tertanggal 1 Juli 2005, dimana DVB dan ARS setuju untuk merubah dan menyajikan kembali Perjanjian Awal Pinjaman dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam akta tersebut, salah satunya adalah pembebasan Event of Default dan Default yang telah terjadi atau akan terjadi sebelum tanggal 31 Desember 2012. Pada tanggal yang sama, Para Pihak bersama dengan Stephenson Harwood sebagai Escrow Agent juga telah membuat Akta Penyelesaian untuk menyelesaikan pinjaman dengan syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam akta tersebut.

e. On January 20, 2012, Arpeni Shipping Co. Pte. Ltd. (ARS) as Borrower, the Company as Parent Guarantor, PT Apol Bahtera and PT Apol Jaya as Owner Guarantors and DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd (DVB) as Lender have entered into a Deed of Amendment and Restatement in relation to the Loan Agreement dated July 1, 2005, whereby DVB and ARS agreed to amend and restate the Original Loan Agreement under the terms and subject to the conditions set out in this deed, one of which is the waiver of Events of Defaults and Defaults which have occurred or will occur prior to January 31, 2012. On the same date, the Parties along with Stephenson Harwood as Escrow Agent have also entered into a Settlement Deed to settle the loan under terms and conditions as stipulated in the deed.

f. Pada tanggal 13 Februari 2012, GBSL,

Perusahaan, Orchidaceae Maritime Overseas S.A., Onagraceae Maritime Overseas S.A. dan Mount Kaba Shipping LLC (Mount Kaba) mengadakan perjanjian restrukturisasi sehubungan dengan kapal Meenakshi dan Padmini. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi tersebut, para pihak sepakat untuk melakukan perubahan atas Bareboat Charters Agreement, Memorandum of Agreement, Option Agreements, Charterer Funding Agreements dan Guarantees Agreement yang telah diadakan sebelumnya dan Mount Kaba mengesampingkan events of default yang telah terjadi, dan Perusahaan akan membayar biaya restrukturisasi kepada Mount Kaba.

f. On February 13, 2012, GBSL, the Company, Orchidaceae Maritime Overseas S.A., Onagraceae Maritime Overseas S.A. and Mount Kaba Shipping LLC (Mount Kaba) entered into restructuring agreement in relation to Meenakshi and Padmini vessels. Based on the restructuring agreement, the parties agreed to amend the previous Bareboat Charter Agreement, Memorandum of Agreement, Option Agreements, Charterer Funding Agreements and Guarantees Agreement and Mount Kaba agreed to waive events of default which have occurred, and the Company agreed to pay the restructuring cost to Mount Kaba.

g. Pada tanggal 13 Februari 2012, dua kapal

panamax bulk carrier telah diserahkan kepada GBSL oleh China Shipbuilding Trading Co., Ltd. (CST) dan CSSC Guangzhou Huangpu Shipbuilding Co., Ltd. (CSSC).

g. On February 13, 2012, two Panamax bulk carriers were delivered to GBSL by China Shipbuilding Trading Co., Ltd. (CST) and CSSC Guangzhou Huangpu Shipbuilding Co., Ltd. (CSSC).

Page 253: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

200

44. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

44. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD (continued)

h. Pada tanggal 5 Maret 2012, NYE 2,

PT Arghaniaga Panca Tunggal (APT), Perusahaan dan BJP menandatangani Assignment of Refund Guarantee No. 1372000010218352 (Perjanjian). Berdasarkan Perjanjian tersebut, NYE 2 akan mengalihkan kepada APT seluruh hak dan bunga yang menjadi haknya, berdasarkan Refund Guarantee yang diterbitkan oleh Woori Bank dalam rangka uang muka pembelian kapal ke Sekwang, sebagai pembayaran utang usaha dengan Perusahaan dan BJP ke APT (Catatan 38d).

h. On March 5, 2012, NYE 2, PT Arghaniaga Panca Tunggal (APT), the Company and BJP entered into Assignment of Refund Guarantee No. 1372000010218352 (Agreement). Based on the Agreement, NYE 2 will assign to APT all of its rights under the refund guarantee issued by Woori Bank in relation to advances for purchase of fixed assets to Sekwang, as payment of the Company’s and BJP’s trade payables to APT (Note 38d).

i. Pada tanggal 21 Maret 2012, Perusahaan

menerima surat konfirmasi dari Woori Bank terkait status Perusahaan yang tidak lagi bertindak sebagai penjamin untuk pinjaman Royal Tanker dari Woori Bank sejak tanggal 31 Mei 2011.

i. On March 21, 2012, the Company received a confirmation letter from Woori Bank related to the Company’s status as being no longer acting as a guarantor for Royal Tanker loan from Woori Bank since May 31, 2011.

j. Pada tanggal 29 Maret 2012, NYE 4, China

Shipping Industry Co., Ltd. Boluomiao Shipyard (CSI), Perusahaan dan PT Apol Bahtera (AB) menandatangani Assignment of Refund Guarantee No. 1372600010222352 (Perjanjian). Berdasarkan Perjanjian tersebut, NYE 4 akan mengalihkan kepada CSI seluruh hak dan bunga yang menjadi haknya, berdasarkan refund guarantee yang diterbitkan oleh Woori Bank dalam rangka uang muka pembelian kapal ke Sekwang, sebagai pembayaran utang Perusahaan ke CSI sehubungan dengan docking kapal tertentu di bulan Januari dan Februari 2012 (Catatan 38d).

j. On March 29, 2012, NYE 4, China Shipping Industry Co., Ltd. Boluomiao Shipyard (CSI), the Company and PT Apol Bahtera (AB) entered into Assignment of Refund Guarantee No. 1372600010222352 (Agreement). Based on the Agreement, NYE 4 will assign to CSI all of its rights under the refund guarantee issued by Woori Bank in relation to the advances for purchase of fixed assets to, Sekwang, as payment of the Company’s payables to CSI in relation to the docking of certain vessels in January and February 2012 (Note 38d).

k. Pada tanggal 30 Maret 2012, Perusahaan

menerima Notice of Assignment dari Keppel Shipyard Limited (Keppel) yang memberitahukan Perusahaan bahwa Keppel telah mengalihkan semua tagihan, bunga dan hak yang timbul sehubungan dengan perbaikan dan modifikasi kapal kepada perusahaan lain.

k. On March 30, 2012, the Company received a Notice of Assignment from Keppel Shipyard Limited (Keppel) informing the Company that all of Keppel’s rights, interests and rights arising from repair and modification of vessels have been transferred to another company.

Page 254: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

201

45. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS

45. NON-CASH ACTIVITIES

Informasi pendukung laporan arus kas

konsolodasian sehubungan dengan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:

Supplementary information to the consolidated statements of cash flows relating to non-cash activities follows:

Catatan/

2011 Notes 2010

Pengkonversian pinjaman bank jangka pendek menjadi Conversion of short-term bank pinjaman bank dan lembaga loans to long-term bank keuangan lainnya and other financial jangka panjang 565.518.635.607 - institution loans Kerugian atas penurunan nilai atas aset tetap 556.229.574.800 443.524.581.374 Impairment loss on fixed assets Reklasifikasi uang muka Reclassification advances for pembelian aset tetap purchase of fixed assets menjadi aset keuangan to other current financial lancar lainnya 272.040.000.000 - assets Penambahan aset tetap Addition to fixed assets melalui pengkreditan credited to advances uang muka pembelian for purchase aset tetap 247.965.566.017 - of fixed assets Nilai waran pisah yang belum Unexercised detachable dilaksanakan 115.465.975.146 - warrants Pembayaran utang lain-lain Settlement other payables melalui hasil lelang kapal 110.604.000.000 - by an auction of vessels Penambahan aset tetap Addition to fixed assets melalui utang lain-lain 37.131.443.874 335.328.611.761 credited to other payables Penambahan aset tetap Addition to fixed assets melalui biaya masih credited to harus dibayar 29.977.237.802 29.564.094.908 accrued expenses Pengkonversian utang lain-lain menjadi pinjaman Conversion of other payables to bank dan lembaga long-term bank keuangan lainnya and other financial jangka panjang 27.147.071.096 - institution loans Penyelesaian pinjaman jangka panjang dengan Settlement long-term mengkreditkan debts by credited pendapatan keuangan 23.646.875.795 - finance income Pembayaran kepada pemasok Settlement to supplier by an melalui piutang usaha 19.611.486.169 30.527.600.000 offset receivables Penambahan aset tetap melalui Addition to fixed assets pengkreditan bangunan credited to building dalam penyelesaian 12.238.884.351 - in progress

Page 255: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

202

45. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS (lanjutan)

45. NON-CASH ACTIVITIES (continued)

Catatan/

2011 Notes 2010

Pengkonversian utang lain-lain menjadi pinjaman bank Conversion of other payable to jangka pendek - 54.667.703.616 short-term bank loans Settlement of long-term debts Pembayaran pinjaman jangka through an offset against the panjang yang melalui hasil selling price of vessel penjualan kapal dan bunker - 51.250.321.056 and bunker Kapitalisasi beban keuangan ke Financing cost capitalized aset tetap - 49.030.254.084 to fixed assets Penambahan aset tetap melalui pinjaman Addition to fixed assets jangka panjang - 34.133.280.000 credited to long-term debts Penambahan aset tetap dengan Addition to fixed assets credited mengkreditkan properti investasi - 29.726.131.625 to investment properties Settlement to customer regarding the termination Pembayaran kepada pelanggan of vessel charter contract sehubungan dengan pemutusan and other expense through kontrak sewa kapal dan beban an offset against the lainnya melalui hasil penjualan selling price of vessel kapal dan bunker - 11.726.060.148 and bunker Settlement of interest payable

Pembayaran utang bunga through an offset against melalui hasil penjualan the proceeds from sale kapal dan bunker - 1.604.742.389 of vessel and bunker 46. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASIAN 46. RESTATEMENT OF CONSOLIDATED

FINANCIAL STATEMENTS

Berikut adalah akun-akun pada laporan posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2010 dan tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 yang telah direklasifikasi sehubungan dengan penerapan beberapa PSAK tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011:

Following are the accounts in the consolidated statements of financial position of the Group as of December 31, 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 which have been reclassified due to the adoption of certain PSAKs effective on January 1, 2011:

Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported

Diklasifikasikan ke akun/ As reclassified

Jumlah/Amount

31 Desember 2010/ December 31, 2010

Piutang Usaha - Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Trade Receivables - Related Parties

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/

Trade Receivables - Third Parties

3.909.921.860

Page 256: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

203

46. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

46. RESTATEMENT OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (continued)

Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported

Diklasifikasikan ke akun/ As reclassified

Jumlah/Amount

31 Desember 2010 (lanjutan)/ December 31, 2010 (continued)

Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha - Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Related Parties

Cadangan Penurunan Nilai

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Third Parties

541.297.002 Piutang Lain-lain/

Other Receivables

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Trade Receivables - Third Parties

52.507.440.000 Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Lain-lain/ Impairment Allowance of Other Receivables

Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Third Parties

26.778.794.400 Investasi Jangka Pendek/Short-term

Investments Aset Keuangan Lancar Lainnya/

Other Current Financial Assets

162.089.764 Piutang Lain-lain/Other Receivables

Aset Keuangan Lancar Lainnya/ Other Current Financial Assets

1.965.831.536

Aset Lancar Lain-lain/Other Current Assets

Aset Keuangan Lancar Lainnya/ Other Current Financial Assets

120.479.400.000

Biaya dibayar dimuka/Prepaid Expenses

Aset Lancar Lainnya/Other Current Assets

2.954.944.261

Piutang Hubungan Istimewa/Due from Related Parties

Aset Tidak Lancar Lainnya/ Other Non-current Assets

1.845.593.963

Aset Tidak Lancar Lain-lain/Other

Non-current Assets

Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya/Other Non-current Financial Assets

113.841.006.642 Hutang Usaha – Pihak-pihak yang

Mempunyai Hubungan Istimewa/ Trade Payables - Related Parties

Utang Usaha - Pihak Ketiga/

Trade Payables - Third Parties

430.319.398 Hak Minoritas atas Aset Bersih

Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan/Minority Interest in Net Assets of Consolidated Subsidiary

Kepentingan Nonpengendali/

Non-controlling Interests

39.668.141.868

Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported*)

Diklasifikasikan ke akun/ As reclassified

Jumlah/Amount

1 Januari 2010/31 Desember 2009/ January 1, 2010/December 31, 2009

Kas dan Setara Kas/ Cash and Cash Equivalents

Aset Tidak Lancar Lainnya/ Other Non-current Assets

5.640.000.000

Piutang Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Trade Receivables - Related Party

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/

Trade Receivables - Third Parties

3.340.930.437 Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Usaha - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Related Party

Cadangan Penurunan Nilai

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Third Parties

565.542.827

Page 257: Arpeni Pratama Ocean Line Bilingual 31 Dec 2011 Released

The original consolidated financial statements included herein are in

Indonesian language.

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk AND SUBSIDIARIES

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009

and for the years ended December 31, 2011 and 2010

(Expressed in rupiah, unless otherwise stated)

204

46. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

46. RESTATEMENT OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (continued)

Dilaporkan sebelumnya/ As previously reported*)

Diklasifikasikan ke akun/ As reclassified

Jumlah/Amount

1 Januari 2010/31 Desember 2009 (lanjutan)/ January 1, 2010/December 31, 2009 (continued)

Piutang Lain-lain/

Other Receivables

Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Trade Receivables - Third Parties

54.896.000.000 Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Lain-lain/ Impairment Allowance of Other Receivable

Cadangan Penurunan Nilai Piutang Usaha - Pihak Ketiga/ Impairment Allowance of Trade Receivables - Third Parties

27.996.960.000 Investasi Jangka Pendek/Short-term

Investments Aset Keuangan Lancar Lainnya/

Other Current Financial Assets

152.659.271 Piutang Lain-lain/Other Receivables

Aset Keuangan Lancar Lainnya/ Other Current Financial Assets

3.217.017.642

Aset Lancar Lain-lain/Other Current Assets

Aset Keuangan Lancar Lainnya/ Other Current Financial Assets

247.220.000.000

Biaya dibayar dimuka/Prepaid Expenses

Aset Lancar Lainnya/Other Current Assets

2.345.400.282

Piutang Hubungan Istimewa/Due from Related Parties

Aset Tidak Lancar Lainnya/ Other Non-current Assets

2.107.245.802

Aset Tidak Lancar Lain-lain/Other

Non- current Assets

Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya/Other Non-current Financial Assets

180.097.767.238 Hutang Usaha - Pihak yang

Mempunyai Hubungan Istimewa/ Trade Payables - Related Party

Utang Usaha - Pihak Ketiga/

Trade Payables - Third Parties

430.319.398 Uang Muka Pembelian Aset Tetap/

Advances for Purchase of Fixed Assets

Aset Tetap/Fixed Assets

1.086.909.779.525 Hutang Jangka Panjang Lain-lain/

Long-term Debt - Others Utang Lain-lain - Pihak Ketiga/

Other Payables - Third Parties

430.319.398 Hutang Hubungan Istimewa/

Due to Related Parties

Utang Lain-lain - Pihak-pihak Berelasi/Other Payables - Related Parties

5.999.730.442 Hak Minoritas atas Aset Bersih

Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan/Minority Interest in Net Assets of Consolidated Subsidiary

Kepentingan Nonpengendali/

Non-controlling Interests

(38.023.208.844)

* Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal pada tanggal 31 Desember 2009 yang disajikan kembali untuk disesuaikan dengan penyajian akun-akun dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diselesaikan pada tanggal 5 Mei 2011.

* Based on the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2009 as restated to conform with the presentation of accounts in the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010 that were completed on May 5, 2011.