arini estetia putri

100
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SADARI TERHADAP PERILAKU SADARI DI MA KMI DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG BULAN FEBRUARI 2011 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Arini Estetia Putri NIM: 108103000028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: ucchy-thunder

Post on 22-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arini Estetia Putri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

REMAJA PUTRI TENTANG SADARI TERHADAP

PERILAKU SADARI DI MA KMI DINIYYAH PUTERI

PADANG PANJANG BULAN FEBRUARI 2011

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Arini Estetia Putri

NIM: 108103000028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: Arini Estetia Putri

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 September 2011

Arini Estetia Putri

Page 3: Arini Estetia Putri

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI

TENTANG SADARI TERHADAP PERILAKU SADARI DI MA KMI

DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG BULAN FEBRUARI 2011

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Arini Estetia Putri

NIM: 108103000028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 4: Arini Estetia Putri

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja

Puteri tentang SADARI terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah

Puteri Padang Panjang pada Bulan Februari 2011 yang diajukan oleh Arini

Estetia Putri (NIM: 108103000028), telah diujikan dalam sidang di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada 22 September 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan

Dokter.

Jakarta, 22 September 2011

Page 5: Arini Estetia Putri

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia

yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

baik. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Rasulullah SAW beserta

keluarga dan para sahabat.

Laporan Penelitian Ini “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja

Putri tentang SADARI terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah Puteri

Padang Panjang pada Bulan Februari 2011”. Dalam penyusunan laporan ini, penulis

banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan

ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1) Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan Dra.

Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3) dr. Alyya Siddiqa Sp.FK selaku dosen pembimbing I dan dr. Afrimal Syafarudin,

Sp.B(K)Onk sebagai pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu,

tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan

riset ini.

4) dr. Afrimal Syafarudin, Sp.B(K)Onk, dr. Devy Ariany M. Biomed, dr. Mukhtar

Ikhsan SpP(K), MARS selaku tim penguji yang telah memberikan saran demi

menyempurnakan riset ini.

5) Silvia Nasution M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang

selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

Page 6: Arini Estetia Putri

6) Bapak, Ibu dosen dan segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah yang

telah banyak memberikan ilmu kepada penulis.

7) Ibu Nur Ahda Daimis, S.Pd selaku Wakil Kurikulum MA KMI Diniyyah Puteri

Padang Panjang dan guru-guru serta staf karyawan MA KMI Diniyyah Puteri

Padang Panjang yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis dalam

melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

8) Ayahanda Ir. Najamuddin dan Ibunda Eko Setiyani terima kasih atas cinta, kasih

sayang, pengorbanan, do‟a, ridho, harapan, senyuman, pelukan, air mata serta

pelajaran kehidupan yang selama ini telah diberikan kepada penulis sejak berada

dalam kandungan sampai bisa seperti sekarang.

9) Adikku tersayang Tegar Arya Manggala dan Ali Akbar Algarri serta seluruh

keluarga besar yang selalu meberikan kasih sayang, cinta, perhatian, dan selalu

setia untuk berbagi dalam suka dan duka.

10) Muhammad Hanafi yang selama ini selalu memberikan dukungan dan motivasi,

juga setia menemani dari awal hingga akhir dari penelitian ini terselesaikan.

11) Teman-teman seangkatanku PSPD 2008, yang telah banyak membantu dan

kebersamaan selama 3 tahun ini , sahabat-sahabatku Gina AH, Hilda FF, Hilya H,

Hani H, Ira R, Karis AD, Puji P, Ade RY, Rini SY, Najmi H.

12) Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Jakarta, September 2011

Penulis

Page 7: Arini Estetia Putri

ABSTRAK

Arini Estetia Putri. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri Tentang SADARI terhadap Perilaku

SADARI di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang pada bulan Februari

2011. Tahun 2011

SADARI merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan kanker

payudara pada stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

remaja putri terhadap perilaku SADARI. Jenis penelitian ini bersifat penelitian

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data diperoleh

dengan pengisian kuesioner. Dari 115 responden, diperoleh hasil responden yang

memiliki pengetahuan baik (11,3%), pengetahuan sedang (35,7%), pengetahuan

kurang (53%). Sikap mereka masuk dalam kategori baik (9,6%), kategori sedang

(68,7%), kategori kurang (21,7%). Perilaku mereka termasuk dalam kategori kurang

(97,4%) sedangkan sisanya termasuk kategori sedang (2,6%). Tidak terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku responden, p-value =0,100 dan

tidak terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku responden, p-value = 0,476

pada 1-sided dan 1,000 pada 2-sided.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, SADARI, Remaja Putri

ABSTRACT

Arini Estetia Putri. Medical Education Study Program. The relationship level of

knowledge and attitudes towards adolescent about BSE with BSE behavior in MA

KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang in February 2011

BSE is one of methods early detection to find breast cancer on early stage which

would be more effective if done as early as possible. This study aims to determine the

relationship level of knowledge and attitudes towards the behavior of adolescent

BSE. This type of research is analytical descriptive study with cross sectional

approach. The collection of data obtained by filling the questionnaire. Of the 115

respondents, respondents who obtained results have good knowledge (11.3%),

moderate knowledge (35.7%), less of knowledge (53%). Their attitude in the category

of good (9.6%), category of moderate (68.7%), less categories (21.7%). Their

behavior is included in the category of less (97.4%) while the rest including the

category of moderate (2.6%). There is no relationship between the level of knowledge

by the respondent's behavior, p-value = 0.100 and there is no relationship between

attitudes to the behavior of respondents, p-value = 0.476 in the 1-sided and 1.000 at

2-sided

Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, BSE, Adolescent

Page 8: Arini Estetia Putri

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3

1.3 Hipotesis ............................................................................................. 3

1.4 Tujuan ................................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

2.1 Landasan Teori ................................................................................... 5

2.1.1 Domain Perilaku .............................................................................. 5

2.1.1.1 Pengetahuan.................................................................................. 5

2.1.1.2 Sikap ............................................................................................ 7

2.1.1.3 Perilaku ........................................................................................ 8

2.1.2 Remaja ............................................................................................ 11

2.1.2.1 Pengertian Remaja ........................................................................ 11

2.1.2.2 Perkembangan Remaja .................................................................. 11

2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara ...................................................... 14

2.1.3.1 Anatomi Payudara ........................................................................ 14

2.1.3.2 Fisiologi Payudara ........................................................................ 15

2.1.4 Kanker Payudara ............................................................................. 17

2.1.4.1 Definisi Kanker Payudara ............................................................. 17

2.1.4.2 Epidemiologi ................................................................................ 17

2.1.4.3 Etiologi dan Faktor Resiko ............................................................ 18

2.1.4.4 Manifestasi Klinis ......................................................................... 21

2.1.4.5 Klasifikasi .................................................................................... 22

2.1.4.6 Pencegahan ................................................................................... 25

2.1.4.7 Pengobatan ................................................................................... 27

2.1.5 Deteksi Dini .................................................................................... 27

2.1.6 SADARI sebagai Upaya Mendeteksi Dini Kanker Payudara ............ 29

Page 9: Arini Estetia Putri

2.1.6.1 Pengertian ..................................................................................... 29

2.1.6.2 Tujuan .......................................................................................... 29

2.1.6.3Waktu SADARI ............................................................................. 30

2.1.6.4 Cara Melakukan SADARI ............................................................ 30

2.1.6.5 Hasil Pemeriksan SADARI ........................................................... 31

2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 32

2.3 Definisi Operasional ........................................................................... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 35

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 35

3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 35

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 35

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 35

3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti................................................... 35

3.3.2 Jumlah Sampel ............................................................................... 35

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel .............................................................. 36

3.3.4 Kriteria Sampel ............................................................................... 36

3.3.4.1 Kriteria Inklusi ............................................................................. 36

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi .......................................................................... 36

3.4 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 37

3.5 Managemen Data ............................................................................... 37

3.5.1 Pengumpulan Data .......................................................................... 37

3.5.2 Pengolahan Data ............................................................................. 39

3.5.3 Analisis Data .................................................................................. 40

3.5.3.1 Analisis Univariat ........................................................................ 40

3.5.3.2 Analisis Bivariat .......................................................................... 40

3.5.4 Penyajian Data ................................................................................ 40

3.6 Etika Penelitian.................................................................................. 40

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 41

4.1 Keterbatasan Penelitian...................................................................... 41

4.2 Distribusi Sebaran Responden ........................................................... 41

4.3 Analisis Univariat .............................................................................. 42

4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap SADARI ................... 42

4.3.2 Gambaran Sikap Responden terhadap SADARI .............................. 50

4.3.3 Gambaran Perilaku Responden terhadap SADARI .......................... 52

4.4 Analisis Bivariat ................................................................................ 55

4.4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI .......... 55

4.4.2 Hubungan Sikap terhadap Perilaku SADARI .................................. 57

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 60

5.1 Simpulan ........................................................................................... 60

5.2 Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61

LAMPIRAN

Page 10: Arini Estetia Putri

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Anatomi Payudara ............................................................... 14

Gambar 2.2 Gambar Langkah-langkah Melakukan SADARI ............................... 31

Page 11: Arini Estetia Putri

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Konsep .................................................................................. 32

Bagan 3.1 Alur Penelitian ...................................................................................... 37

Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data......................................................................... 40

Page 12: Arini Estetia Putri

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi TNM Kanker Payudara ...............................................22

Tabel 2.2 Definisi Operasional .....................................................................32

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia........................................42

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

SADARI Dapat Dilakukan Sendiri oleh Wanita ...........................42

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Pengertian SADARI Pengertian SADARI .....................................43

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Tujuan SADARI ..........................................................................43

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Usia Anjuran SADARI .................................................................44

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Waktu Melakukan SADARI Pada Wanita Yang Belum

Menopause ...................................................................................44

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Wanita Menopause .......................................................................44

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Alat Melakukan SADARI .............................................................45

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Cara Melakukan SADARI ............................................................45

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Posisi Melakukan SADARI .........................................................46

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan SADARI ..............46

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Posisi Tangan Untuk Melihat Adanya Penarikan Kulit pada

Waktu Melakukan SADARI ........................................................46

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Spesifik Bagian Tangan Yang Digunakan pada Saat Meraba

Payudara Sewaktu Melakukan SADARI ......................................47

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Posisi Tangan Saat Melakukan Perabaan pada Posisi Berbaring ...47

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Tujuan Pemeriksaan Ketiak Saat Melakukan SADARI ...............48

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Urutan Melakukan SADARI yang Benar .....................................48

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang

Tingkat Pengetahuan secara Keseluruhan ....................................48

Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap .....................50

Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Sikap .....................50

Page 13: Arini Estetia Putri

Tabel 4.20 Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Perilaku .................52

Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Perilaku ................53

Tabel 4.22 Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku SADARI ........55

Tabel 4.23 Hubungan Sikap terhadap Perilaku SADARI ................................57

Page 14: Arini Estetia Putri

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Hasil Analisis Data

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 15: Arini Estetia Putri

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan dan

merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker

leher rahim.1 Menurut WHO, diperkirakan sekitar 519.000 wanita meninggal di tahun

2004 karena kanker payudara.2,3

Sedangkan data dari American Cancer Society,

sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh

dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini.4

Insidens kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti, karena

belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan.5 Data dari

International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2008, didapatkan

estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 36 per 100.000 perempuan.6

Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun

2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap

(16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih tinggi dibandingkan dengan

kanker leher rahim (17%).7 Jumlah yang ada di RS Kanker Dharmais juga terus

meningkat, pada tahun 2003 tercatat ada 221 kasus, lalu pada tahun 2008 naik tiga

kali lipat menjadi 657 kasus.8

Penatalaksanaan keganasan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang

sangat pesat, walaupun demikian angka kematian dan angka keganasan kanker

payudara masih tetap tinggi, hal ini disebabkan penderita ditemukan pada stadium

lanjut, maka dalam hal ini deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan

sangat penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya.9 Survei

yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan

80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak

70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga angka

kesintasannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran, pengertian,

Page 16: Arini Estetia Putri

dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara penanganan kanker

payudara secara lintas sektoral belum mendapat prioritas dari pemerintah.10

Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhan. Pada tumor

ukuran kecil tindakan bedah kuratif dapat diharapkan, sekalipun kemungkinan sifat

unpredictable tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu, penanggulangan kanker

payudara dititikberatkan pada deteksi tumor stadium dini yang biasanya berukuran

kecil.11

SADARI merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan

kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini

mungkin, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita

bila tidak dilakukan penapisan secara massal.12

SADARI sebaiknya dilakukan setiap

kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama haid,

karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah dan

jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba

adanya tumor ataupun kelainan pada payudara.13

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada remaja puteri di

SMUN 2 Pasar Tangerang ( 2010) menunjukkan masih rendahnya remaja yang

berperilaku SADARI secara benar, dengan data yang diperoleh yaitu sebanyak 39,9%

responden yang pernah melakukan SADARI, 4,1% yang melakukan secara teratur

dan 7,8% yang melakukan SADARI secara benar (7-10 hari) setelah menstruasi.14

Penelitian yang dilakukan pada pasien kanker payudara di 9 rumah sakit umum di

Alexandria, didapatkan hasil bahwa pasien yang melakukan SADARI memiliki

proporsi yang lebih tinggi untuk terdiagnosis pada stadium dini (stadium I&II)

(87,5%) dibanding dengan pasien yang tidak pernah melakukan SADARI (52,5%).15

Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

pengetahuan sikap terhadap perilaku remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri

tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Sehingga diharapkan dengan

pengetahuan yang baik, terutama bagi usia remaja bisa melakukan pencegahan dan

deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

1.2 Rumusan Masalah

Page 17: Arini Estetia Putri

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

SADARI terhadap perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

pada bulan Februari 2011?

1.3 Hipotesis

Remaja putri yang mempunyai tingkat pengetahuan dan sikap yang baik

tentang SADARI, maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan

SADARI.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum:

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang SADARI

terhadap perilaku SADARI pada remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri

Padang Panjang.

1.4.2 Tujuan Khusus:

Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri

Padang Panjang tentang SADARI.

Mengetahui sikap remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

tentang SADARI.

Mengetahui perilaku remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri Padang

Panjang tentang praktik SADARI sebagai usaha deteksi dini kanker payudara

secara dini.

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan SADARI terhadap perilaku

SADARI.

Mengetahui hubungan sikap SADARI terhadap perilaku SADARI.

1.5 Manfaat Penelitian

Page 18: Arini Estetia Putri

Bagi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

Meningkatkan pengetahuan tentang SADARI agar mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Peneliti

Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan program

sarjana kedokteran, menambah keterampilan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian serta dapat menambah wawasan tentang kanker

payudara dan hubungan tingkat pengetahuan, sikap tentang SADARI

dengan perilaku SADARI pada remaja putri.

Bagi Institusi

Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai

universitas riset dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan,

mengembangkan kurikulum dan meningkatkan peran pendidik dalam

menyampaikan pengetahuan kanker payudara dan SADARI bagi

mahasiswa secara lebih menarik sehingga mampu mengaplikasikan

sebagai usaha preventif.

Bagi Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

profesi dokter agar lebih meningkatkan perhatian terhadap pendidikan

kesehatan wanita khususnya tentang kanker payudara dan tindakan

promotif serta preventif dengan SADARI.

Page 19: Arini Estetia Putri

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Domain Perilaku

Menurut Benyamin Bloom yang didapatkan oleh Notoatmodjo (2003),

perilaku manusia dapat dibagi ke dalam tiga domain. Pengukuran domain

perilaku:16,17,18

A) Cognitive domain, diukur dari knowledge (pengetahuan)

B) Affective domain, diukur dari attitude (sikap)

C) Psychomotor domain, diukur dari psychomotor/affective (keterampilan)

2.1.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya

mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang

didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng. Proses adopsi perilaku, menurut

Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), sebelum seseorang mengadopsi sesuatu,

di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yaitu:16

A) Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.

B) Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

C) Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang

baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahap ini subjek

memiliki sikap yang lebih baik.

D) Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.

E) Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap

dan kesadarannya terhadap stimulus.

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Page 20: Arini Estetia Putri

Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta,

konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh

karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.16,17,18

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

16,17,18

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks

lain. 16,17,18

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 16,17,18

5) Sintesis (synthesis)

Page 21: Arini Estetia Putri

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan dan dapat

meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada. 16,17,18

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu. 16,17,18

2.1.1.2 Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek,

baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang

tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons

terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima, merespons, menghargai

dan bertanggung jawab. Dalam bagian lain Allport (1954) yang dikutip Notoatmodjo

(2003) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok. 16,17,18

a) Kepercayaan (keyakinan),ide,konsep,terhadap suatu objek

b) Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek.

c) Kecendrungan untuk bertindak.

Newcomb yang dikutip Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. 16,17,18

Page 22: Arini Estetia Putri

Sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu: 16,17,18

1. Menerima (receiving)

Menerima adalah mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespons (responding)

Merespon adalah memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resikonya.

2.1.1.3 Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon

seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon

terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang

dengan mudah diamati atau dilihat orang lain. 16,17,18

Skinner (1983) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa

perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari

luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua:

1) Perilaku tertutup

Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau

kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut

dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.16,17,18 ,19,20,21,22

2) Perilaku terbuka

Page 23: Arini Estetia Putri

Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon

terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik

yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 16,17,18 ,19,20,21,22

a. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan

menjadi dua:

1)Perilaku tertutup

Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon terhadap

stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.16-22

2) Perilaku terbuka

Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon

terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang

dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.16-22

b. Determinan Perilaku

Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari

stimulus. Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon

akan berbeda dari ssetiap orang. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:16,17,18

a) Faktor Internal yaitu karakteristik orang bersangkutan yang bersifat given atau

bawaan misalnya: kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b) Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik dan

sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang.

Page 24: Arini Estetia Putri

c. Proses terjadinya prilaku

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan

yaitu:16,17,18

a) Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.

b) Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

c) Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang

baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahap ini subjek

memiliki sikap yang lebih baik.

d) Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap

dan kesadarannya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini

didasari oleh pengetahuan , kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut

akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting). Perubahan perilaku

seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang

dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap

orang memiliki persepsi berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi diartikan

sebagai dorongan untuk bertindak agar tercapai tujuan tertentu. Hasil dari dorongan

dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk prilaku. 16,17,18

Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi

emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang keadaan jasmani

merupakan hasil keturunaan (bawaan). Dalam proses pencapaian kedewasaan pada

manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan

berkembang sesuai dengan hukum perkembangan. Oleh karena itu, perilaku yang

timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.16,17,18

Page 25: Arini Estetia Putri

Faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern, berupa kecerdasan, persepsi, motivasi,

minat, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh dari luar. Faktor ekstern

meliputi: objek, orang, kelompok dan hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam

mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi

perilaku yang selaras dengan lingkungan, bila perilaku yang terbentuk dapat diterima

oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan. 16,17,18

2.1.2 Remaja

2.1.2.1 Definisi Remaja

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere”

yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Baik kematangan fisik, sosial maupun

psikologis.23

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah

antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah, jika telah menikah maka tergolong ke

dalam dewasa. Menurut BKKBN adalah usia antara 10-19 tahun.23

Transisi

perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak

masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai.24

Bagian dari

masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan

masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses

kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif

yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.24,25

2.1.2.2 Perkembangan Remaja

Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

.Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat

tubuh dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi

abstrak. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang

berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001),

Page 26: Arini Estetia Putri

yaitu: (a) perkembangan fisik, (b) perkembangan kognitif, dan (c) perkembangan

kepribadian dan sosial.25

(a)Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas

sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan

pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan

organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-

kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya

adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna

meningkatkan kemampuan kognitif.25

(b) Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget dalam Santrock, (2007), seorang remaja termotivasi untuk

memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan

Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi

yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.

Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting

dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang

remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja

mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,

memori, menalar, berpikir, dan bahasa.26

Piaget dalam Papalia & Olds ( 2001)

mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi

dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas

untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut

tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.25

Tahap operasi formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu

berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual,

serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal

Page 27: Arini Estetia Putri

remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu

menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan

seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu

memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir

secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa

rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang

dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan

demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,

termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.26

(c) Perkembangan Kepribadian dan Sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan

dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial

berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian

yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian identitas

diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam

hidup.

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman

sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak

melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstrakurikuler dan

bermain dengan teman . Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman

sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan

perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan

kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri

remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman

sebaya.

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan

keputusan seorang remaja tentang perilakunya Papalia & Olds (2001) mengemukakan

bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja

dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-

Page 28: Arini Estetia Putri

teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian

yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.25

2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Payudara

2.1.3.1 Anatomi Payudara

Sumber: http://www.newsperuvian.com/anatomy/breast-anatomy/27

a. Struktur. Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan

adiposa yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak di

atas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis

jaringan ikat. Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah

jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah jaringan glandular

aktual.28

1. Jaringan glandular terdiri dari 15 – 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri

duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus laktiferus

Page 29: Arini Estetia Putri

(ampula) sebelum muncul untuk memperforasi puting dengan 15-20 mulut

(opening).28

2. Lobus – lobus dikelilingi jaringan adiposa dan dipisahkan oleh ligament

suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa). Ligamen

suspensorium ini merentang dari fasia dalam pada otot pektoralis sampai

fasia superfisial tepat dibawah kulit.28

3. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobus, setiap lobulus

kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli

sekretori. Sel – sel alveolar, dibawah pengaruh hormonal saat kehamilan

dan setelah kelahiran merupakan unit glandular yang mensintesis dan

mensekresi susu.28

4. Puting. Dikelilingi oleh area kulit berpigmen dengan diameter sekitar 3

cm yang disebut dengan areola.29

Diatas permukaan areola terdapat

beberapa kelenjar sebasea ( montgomery‟s tubercles) yang berguna sebaga

penghasil lubrikasi puting ketika menyususi.30

b. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara.

1. Suplai arteri ke payudara berasal terutama berasal dari cabang arteri

subclavia,yaitu : a.thoracica interna yang memperdarahi bagian medial,

a.thoracica lateral yang memperadarahi bagian lateral. Kontribusi

tambahan berasal dari arteri thoracoacromial dan arteri interkostal 2 – 5.

Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam dan superfisial yang

menuju vena subclavia dan vena brachiocephalica.29

2. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan

areola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian limfe

dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar. Hal ini secara klinis

memiliki hubungan signifikan dengan metastasis kanker payudara. 28

Page 30: Arini Estetia Putri

c. Persarafan. Kelenjar mamae dipersarafi oleh nervus interkostal T2 – 6.29

2.1.3.2 Fisiologi Payudara31

Mengenai fisiologi payudara karena kelenjar payudara merupakan satu bagian

integral dari sistem reproduksi maka perubahan fisiologis kelenjar tersebut rapat

hubungannya dengan reproduksi dalam keseluruhan yang dikendalikan oleh sistem

neuro-endokrinologi yang sama. Kita membedakan 3 macam perubahan fisiologis

kelenjar payudara, yakni

(1) Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara yang berhubungan rapat dengan

umur

(2) Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid

(3) Perubahan kelenjar payudara waktu hamil dan laktasi

Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara

Pada waktu lahir payudara merupakan suatu sistem saluran yang bermuara ke

mamilla. Beberapa hari sesudah lahir sebagian besar bayi-bayi dari kedua seks

menunjukkan pembesaran kelenjar payudara sedikit dan mulai bersekresi sedikit

mengeluarkan kolostrum yang menghilang sesudah kira-kira satu minggu kemudian,

kelenjar payudara kembali dalam keadaan infatil, tidak aktif.31

Dengan permulaan pubertas antara 10-15 tahun, areola membesar dan lebih

mengandung pigmen. Payudara pun menyerupai satu “cakram”. Pertumbuhan

kelenjar akan berjalan terus sampai umur dewasa hingga berbentuk seperti kuncup.

Hal ini terjadi di bawah pengaruh estrogen yang kadarnya meningkat. Terutama yang

tumbuh ialah jaringan lemak dan jaringan ikat di antara 15-20 lobus payudara,

saluran-saluran lobus tidak banyak tumbuh. Biasanya payudara sudah sempurna

terbentuk setelah haid mulai.31

Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid

Page 31: Arini Estetia Putri

Pada waktu haid payudara agak membesar dan tegang dan pada beberapa

wanita timbul rasa nyeri (mastodenia). Perubahan ini kiranya ada hubungan dengan

perubahan vaskular dan limfogen. Berhubung dengan itu janganlah mengambil

keputusan terhadap kelainan payudara pada waktu haid, karena mungkin kita akan

memutuskan biopsi yang sebenarnya tidak perlu dikerjakan. Apalagi dalam keadaan

ragu-ragu, lebih baik keputusan ditangguhkan sampai pemeriksaan sesudah haid

selesai.31

Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi

Beberapa minggu sesudah konsepsi timbul perubahan-perubahan pada

kelenjar payudara. Payudara jadi penuh, tegang, areola lebih banyak mengandung

pigmen dan puting sedikit membesar. Pada awal trimester kedua mulai timbul sistem

alveolar; baik duktus-duktus maupun asinus-asinus menjadi hipertrofi di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat, alveolus-alveolus

mulai terisi cairan, yakni kolostrum di bawah pengaruh prolaktin. Karena inhibisi

estrogen progesteron, kolostrum tidak tidak dikeluarkan, hanya pada bulan-bulan

terakhir dapat dikeluarkan beberapa tetes. Sesudah persalinan kolostrum keluar dalam

jumlah yang besar, dan lambat laun diganti dengan air susu, jikalau bayi disusui

dengan teratur. Biasanya sesudah 24 jam mulai dikeluarkan air susu biasa dan

sesudah 3-5 hari produksinya teratur.31

Banyak wanita jaman sekarang tidak mau menyusui bayinya , karena menurut

mereka, menyusui membuat kelenjar payudara lembek dan menggantung. Ini tidak

benar, kelenjar payudara kalau sudah berfungsi, menyusui bayi atau tidak, akan

mengalami perubahan lambat laun. Akan tetapi satu hal harus diingat, menurut

pengalaman Hagenson, pada wanita yang menyusui bayinya kurang mendapat kanker

atau cystic disease of breast daripada mereka yang tidak menyusui. 31

Page 32: Arini Estetia Putri

2.1.4 Kanker Payudara

2.1.4.1 Definisi

Kanker yang terbentuk dalam jaringan payudara, biasanya duktus (saluran

yang membawa susu ke puting) dan lobulus (kelenjar yang menghasilkan susu).32

Sel

kanker dikarakteristikkan dengan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan

kemampuan sel-sel ini untuk invasi jaringan normal secara lokal atau menyebar

melalui tubuh, yang melalui prosesnya disebut metastasis.33

2.1.4.2 Epidemiologi

Menurut WHO, diperkirakan sekitar 519.000 wanita meninggal di tahun 2004

karena kanker payudara.2,3

Sedangkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3

juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang

lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini.4

Insidens kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti, karena

belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan.5 Data dari

International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2008, didapatkan

estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 36 per 100.000 perempuan.6

Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun

2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap

(16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih tinggi dibandingkan dengan

kanker leher rahim (17%).7

Jumlah yang ada di RS Kanker Dharmais juga terus

meningkat, pada tahun 2003 tercatat ada 221 kasus, lalu pada tahun 2008 naik tiga

kali lipat menjadi 657 kasus.8

2.1.4.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dan perjalanan

penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan

tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang

berhubungan dengan peningkatan faktor resiko atau kemungkinan terjadinya kanker

payudara. Faktor-faktor itu disebut faktor resiko. Perlu diingat, apabila seorang

Page 33: Arini Estetia Putri

perempuan mempunyai faktor resiko, bukan berarti perempuan tersebut pasti akan

menderita kanker payudara, tetapi faktor tersebut akan meningkatkan

kemungkinannya untuk terkena kanker payudara. Banyak perempuan yang

mempunyai satu atau beberapa faktor resiko tetapi tidak pernah menderita kanker

payudara sampai akhir hidupnya.4

Faktor resiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal (estrogen

dominan) dan genetik. Penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan karena

beberapa faktor resiko dibawah ini dan dapat digolongkan berdasarkan :

Faktor yang berhubungan dengan diet: 4,5

Faktor resiko ini dapat dibagi dua yaitu faktor resiko yang memperberat

terjadinya kanker dan yang mengurangi terjadinya kanker.

Beberapa faktor yang memperberat seperti:4,5

Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca menopause

Diet ala barat yang tinggi lemak (western style)

Miuman beralkohol

Faktor resiko yang mempunyai dampak positif seperti:4,5

Peningkatan konsumsi serat

Peningkatan konsumsi buah dan sayur

Hormon dan faktor reproduksi

Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12

tahun) 4,34

Ketika seorang wanita mengalami menstruasi lebih awal, rentang waktu

antara perkembangan payudara dengan kehamilan cukup bulan pertama kali

biasanya lebih lama dari pada wanita yang menstruasi kemudian. Selama

waktu ini, jaringan payudara immatur, lebih aktif dan rentan terhadap

pengaruh hormon.34

Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)4

Nullipara/belum pernah melahirkan4

Page 34: Arini Estetia Putri

Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua/ lebih dari 30 tahun

Ketika sel payudara dibentuk ketika remaja, sel-sel tersebut immatur dan

sangat aktif hingga mengalami kehamilan cukup bulan pertama kali. Sel-sel

payudara immatur tersebut sangat berespon terhadap hormon esterogen.

Kehamilan cukup bulan pertama membuat sel-sel payudara menjadi matur dan

tumbuh lebih teratur. Inilah alasan utama mengapa kehamilan membantu

memproteksi kanker payudara. Hamil juga mereduksi jumlah total siklus

menstruasi yang mungkin alasan lain mengapa hamil lebih dini menawarkan

efek protektif.35

Pemakaian kontrasepsi oral( pil KB) dalam waktu lama (≥7 tahun)

Masih terdapat kontroversi sampai saat ini terkait peran kontrasepsi oral

dalam perkembangan kanker payudara. Namun, beberapa studi menunjukkan

bahwa kontrasepsi oral berperan dalam meningkatkan resiko kanker payudara

pada wanita pramenopause, tetapi tidak ada wanita dalam pasca menopause.

Studi cohort yang dilakukan Gabrick, melaporkan bahwa ternyata penggunaan

kontrasepsi oral berhubungan dengan peningkatan risiko kanker yang

signifikan (RR=3.3).4

Tidak menyusui

Menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara, khususnya jika wanita

menyusui lebih lama dari 1 tahun. Ini kurang menguntungkan untuk wanita

yang menyusui kurang dari satu tahun. Ada beberapa alasan mengapa

menyusui menjaga kesehatan payudara: 36

- Memproduksi susu yang akan membatasi kemampuan sel-sel payudara

untuk berproliferasi tidak terkendali

- Kebanyakan wanita memiliki siklus menstruasi yang lebih sedikit

ketika menyusui yang berefek menurunkan level esterogen

- Kebanyakan wanita berusaha untuk makan makanan yang bernutrisi

dan mengikuti gaya hidup yang lebih sehat (membatasi rokok dan

minum alkohol) ketika menyusui

Page 35: Arini Estetia Putri

Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara

Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara sangat cepat dan rentan

terhadap radiasi pengion.37

Riwayat keluarga

Pada kanker payudara, telah diketahui beberapa gen yang dikenali mempunyai

kecenderungan untuk terjadinya kanker payudara, yaitu gen BRCA1, BRCA2 dan

juga pemeriksaan histopatologi faktor proliferasi “p53 germline mutation”.4,38

Pada masyarakat umum yang tidak dapat memeriksakan gen dan faktor

proliferasinya, maka riwayat kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor resiko

terjadinya penyakit.4,5

Tiga atau lebih keluarga (saudara ibu klien atau bibi) dari sisi keluarga yang

sama terkena kanker payudara atau ovarium

Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau

ovarium usia di bawah 40 tahun

Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan ovarium

Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga

Adanya riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga

Riwayat adanya penyakit tumor jinak

Tumor jinak payudara diklasifikasikan menjadi proliferatif dan non-

proliferatif. Tumor non-proliferatif tidak berhubungan dengan peningkatan resiko

kanker payudara, dimana proliferative disease tanpa atipia memberikan hasil

peningkatan kecil resiko (RR 1.5-2.0). Proliferative disease dengan atypical

hyperplasia menunjukkan peningkatan resiko (RR 4.0-5.0). 38

Dengan mengetahui faktor resiko yang ada, akan memudahkan kita untuk

mengidentifikasi apakah wanita tersebut tergolong resiko tinggi atau tidak,

mengintervensi serta memodifikasi faktor resiko yang ada.4

Page 36: Arini Estetia Putri

2.1.4.4 Manifestasi Klinis39

Massa Tumor

Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa mamma yang tidak nyeri,

seringkali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kuadaran

lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas,

permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke

dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan

bertambah besar secara jelas.39

Perubahan Kulit

(1) Tanda lesung: ketika tumor mengenai glandula mamae, ligamen itu

memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut „tanda lesung‟. 39

(2) Perubahan kulit jeruk (peau d‟orange): ketika vasa limfatik subkutis tersumbat

sel kanker , hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambut

tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk. 39

(3) Nodul satelit kulit: ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis masing-

masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul

banyak nodul tersebar, secara klinis disebut „tanda satelit‟.39

(4) Invasi, ulserasi kulit: ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan

berwarna merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi

itu dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini disebut

„tanda kembang kol‟. 39

(5) Perubahan inflamatorik: secara klinis disebut „karsinoma mamae

inflamatorik‟. Tampil sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna merah

bengkak, mirip peradangan dapat disebut „tanda peradangan‟. Tipe ini sering

ditemukan pada kanker mamae waktu hamil atau laktasi.39

Perubahan papilla mamae39

(1) Retraksi, distorsi papilla mamae: umumnya akibat tumor menginvasi jaringan

subpapilar.

Page 37: Arini Estetia Putri

(2) Sekresi papilar (umumnya sanguineus): sering karena karsinoma papilar

dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.

(3) Perubahan eksematoid: merupakan manifestasi spesifik dari kanker

eksematoid (penyakit Paget). Klinis tampak areola, papilla mamae tererosi,

berkrusta, sekret, deskuamasi, sangat mirip eksim.

Perubahan kelenjar limfe regional39

Pembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter atau multipel. Pada

awalnya mobile, kemudian dapat berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan

sekitarnya. Dengan perkembangan penyakit, kelenjar limfe klavikular juga dapat

menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian sangat kecil

pasien kanker mamae hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba

massa mamae, kami menyebutnya karsinoma mamae tipe tersembunyi.39

2.1.4.5 Klasifikasi

Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia)

didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara

(survival rate) per stadium sebagai berikut:4,,5

1. Stadium 0 : 10-years survival rate 98% (non breast cancer yang

terdeteksi oleh mammografi atau USG)

2. Stadium I : 5-years survival rate 85%

3. Stadium II : 5-years survival rate 60-70%

4. Stadium III : 5-years survival rate 30-50%

5. Stadium IV : 5-years survival rate 15%

Page 38: Arini Estetia Putri

Sistem Staging TNM

Tabel 2.1 Klasifikasi TNM Kanker payudara berdasarkan AJCC Cancer Staging

Manual, 6th

edition 38 ,40

Klasifikasi Definisi

Tumor Primer (T)

Tx

To

Tis

Tis (DCIS)

Tis (LCIS)

Tis (Paget)

T1

T1mic

T1a

T1b

T1c

T2

T3

T4

T4a

T4b

T4c

T4d

Tumor primer tidak didapatkan

Tidak bukti adanya tumor primer

Karsinoma Insitu

Duktal Karsinoma Insitu

Lobular Karsinoma Insitu

Paget‟s Disease tanpa adanya tumor

Ukuran Tumor <2 cm

Mikroinvasif >0,1 cm

Tumor >0,1 cm - <0,5 cm

Tumor >0,5 cm - <0,1 cm

Tumor >1cm - <2 cm

Tumor >2cm - <5 cm

Tumor >5cm

Tumor dengan segala ukuran disertai perlekatan pada

dinding toraks atau kulit

Melekat pada dinding dada, tidak termasuk

M.pectoralis Mayor

Edema (termasuk peau d‟orange) atau ulserasi kulit

Gabungan antara T4a dan T4b

Inflamatory carcinoma

Page 39: Arini Estetia Putri

“lanjutan”

Kelenjar Limfe (N)

Nx

No

N1

N2

N3

Kelenjar limfe regional tidak didapatkan

Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe

Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat

mobile

Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral,

tidak dapat digerakkan

Metastasis pada kelenjar limfe infraclavicular, atau

mengenai kelenjar mamma interna ,atau kelenjar

limfe supraclavicular

Metastasis (M)

Mx

Mo

M1

Metastasis jauh tidak didapatkan

Tidak ada bukti adanya metastasis

Metastasis jauh

Stadium:Error! Bookmark not defined.

Stage 0: tahap sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa

invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.

Stage I: adalah 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah bening

normal).

Stage IIA: tumor tidak ditemukan pada payudara tapi sel-sel kanker

ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, ATAU tumor dengan ukuran 2 cm

atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah beningketiak/aksiler,

ATAU tumor yang lebih besar dari 2 tapi tidak lebih besar dari 5 cm dan

belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

Stage IIB: tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar

dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening yang berhubungan

dengan ketiak, ATAU tumor yang lebih besar dari 5cm tapi belum menyebar

ke kelenjar getah bening ketiak.

Page 40: Arini Estetia Putri

Stage IIIA: tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar

getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau

kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada, ATAU tumor

dengan ukuran berapa pun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah

bening ketiak, terjadi perlekatan dengan struktur lainnya, atau kanker

ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

Stage IIIB: tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada

dan/atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening

ketiak yang berlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker mungkin telah

menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada. Kanker payudara

inflamatorik (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB.

Stage IIIC: ada atau tidak tanda kanker di payudara atau mungkin telah

menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar

ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan

kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau ke

kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

Stage IV: kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari tubuh.

2.1.4.6 Pencegahan4,5

Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering menimbulkan

gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15% pasien

telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional.

Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat

dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan.

Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi dengan

menggunakan radiasi dari agen sitotoksik yang meskipun efektif menimbulkan

berbagai efek samping.

Program Pengendalian Kanker Payudara

Pencegahan Primer:4,5

Promosi dan edukasi pola hidup sehat

Page 41: Arini Estetia Putri

Menghindari faktor resiko (riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak

menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan tinggi

lemak, kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal >5

tahun)

Pencegahan Sekunder:4,5

SADARI

Pemeriksaan Klinis Payudara (CBE/Clinical Breast Examination), untuk

menemukan ukuran benjolan kurang dari 1 cm

USG, untuk mengetahui batas-bats tumor dan jenis tumor

Mammografi, menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan

adanya keganasan

Pencegahan Tersier:4,5

Diagnosis dan Terapi

Diagnosis kanker payudara membutuhkan kombinasi antara kajian klinis dan

investigasi diagnostik. Sekali diagnosis ditegakkan harus dapat ditentukan

stadiumnya agar dapat mengevaluasi besaran penyakit dan melakukan terapi

yang tepat. Tujuan dari pengobatan adalah menyembuhkan, memperpanjang

harapan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup. Prioritas pengobatan harus

ditujukan pada kanker dengan stadium awal dan yang lebih berpotensial untuk

sembuh. Standar pengobatan kanker meliputi: operasi, radiasi, kemoterapi,

dan hormonal yang disesuaikan dengan indikasi patologi. Pengobatan harus

terpadu meliputi psikososial, rehabilitasi dan terkoordinasi dengan pelayanan

paliatif untuk memastikan peningkatan kualitas hidup pasien kanker.

Pelayanan Paliatif

Hampir di seluruh dunia pasien kanker terdiagnosis dalam stadium lanjut dan

pengobatan harus terpadu termasuk pendekatan psikososial, rehabilitasi, dan

terkoordinasi dengan pelayanan paliatif untuk memastikan peningkatan

kualitas hidup pasien kanker. Untuk kasus seperti ini pengobatan yang

Page 42: Arini Estetia Putri

realistis adalah mengurangi nyeri dengan pelayanan paliatif. Diyakini,

pelayanan paliatif yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker

payudara.

2.1.4.7 Pengobatan 13

Pada stadium I, II, IIIa (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif.

Pengobatannya yaitu operasi(primer) dan terapi yang bersifat adjuvan.

1. Stadium I pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal

mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.

2. Stadium II pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal

mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.

3. Stadium IIIa adalah dengan simple mastektomi dengan radiasi dan

kemoterapi.

4. Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama

untuk mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup.

Dengan pengobatan radiasi, kemoterapi dan hormonal.

5. Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu

kemoterapi dan hormonal.

2.1.5 Deteksi Dini

Upaya deteksi dini kanker adalah usaha untuk menemukan adanya kanker yang

masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih

lokal, belum menimbulkan kerusakan berarti, pada golongan masyarakat tertentu dan

waktu tertentu.41

Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada

stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan yang cukup tinggi

(80-90%). 4,5

Penapisan pada negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Belanda dilakukan

dengan menggunakan pemeriksaan ultrasonografi dan mamografi, karena sumber

daya di Negara-negara itu cukup memadai untuk melakukan program tesebut,

Page 43: Arini Estetia Putri

sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, penapisan secara massal dengan

USG dan mammografi belum memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena itu

pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan terlatih yang diikuti dengan

promosi dan edukasi tentang pengobatan yang baik kepada masyarakat (bahwa

kanker payudara apabila ditemukan pada stadium awal dan dilakukan operasi akan

meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan waktu untuk bertahan hidup lebih

lama) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian tujuan dari penapisan

yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker

payudara.4,5

Selain penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain yang penting untuk

menemukan kanker stadium dini. Penemuan dini dimulai dengan peningkatan

kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya kelainan di payudara

mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi semua

perempuan dimulai sejak usia subur, sejak 85% kelainan di payudara justru pertama

kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan missal. 4,5

SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-7 sampai

ke-10, terhitung hari pertama haid ). Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur

20 tahun.42

Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 20-30%.43,44

Sensitivitas juga

dipengaruhi oleh cara melakukan SADARI dan variasi berdasarkan ukuran, lokasi,

bentuk, komposisi dari massa yang terpalpasi, akan tetapi lebih tergantung kepada

ukuran dan tipe tumor.45

Menurut rekomendasi American Cancer Society penapisan pada kanker

payudara yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai

cara:46

a. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Tenaga Medis Terlatih (Clinical Breast

Examination)

1. Pada perempuan sejak pertama mengalami haid dianjurkan

melaksanakan SADARI, sedangkan umur 20-30 tahun dianjurkan CBE

dilakukan setiap tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang

mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan

Page 44: Arini Estetia Putri

CBE sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan

keganasan.

2. Pada perempuan berusia di atas 40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun.

b. Pemeriksaan Ultrasonography (USG)

1. Apabila pada pemeriksaan CBE terdapat benjolan dibutuhkan

pemeriksaan lanjutan dengan USG maupun mammografi.

2. USG dilakukan terutama untuk membuktikan adanya massa kistik dan

solid / padat yang mengarah pada keganasan, dan pada perempuan di

bawah usia 40 tahun.

c. Pemeriksaan Penapisan Mammografi

1. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala, setiap satu tahun

sekali pada perempuan di atas 40 tahun.

2. Dilakukan pada perempuan yang bergejala maupun pada perempuan

yang tidak bergejala (opportunistic screening dan organized

screening).

2.1.6 SADARI Sebagai Salah Satu Upaya Mendeteksi Dini Kanker Payudara

2.1.6.1 Pengertian 47

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu teknik pemeriksaan

dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan

merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada

payudaranya.

2.1.6.2 Tujuan 47

1. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap payudara

2. Untuk mendeteksi adanya benjolan pada stadium awal

3. Untuk melihat adanya perubahan abnormal pada payudara

Page 45: Arini Estetia Putri

2.1.6.3 Waktu SADARI 47

7-10 hari setelah menstruasi dimana payudara saat itu tidak bengkak dan

tidak nyeri bila ditekan.

Untuk wanita yang tidak lagi menstruasi (menopause), maka dipilih tanggal

yang sama setiap bulannya.

2.1.6.4 Cara melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI :5,48

1. Perhatikan dan amati :

a.Perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin tanpa berpakaian sambil

berdiri tegak, dengan kedua lengan lurus kebawah disamping badan. Melihat

perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara

di depan kaca. Perhatikan juga bila ada benjolan di payudara. Amati dengan teliti.

b. Angkatlah kedua lengan lurus keatas dan ulangi periksa. Mengangkat kedua lengan

dimaksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia

di bawahnya.

c. Dengan kedua siku mengarah kesamping tekanlah telapak tangan anda di pinggang.

Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan axilla agar perubahan-perubahan,

misalnya cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih kelihatan.

2. Tindakan berikutnya lakuakan perabaan payudara dalam posisi berbaring dengan

cara :

a. Rabalah dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan.

b. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap dimulai dari

pinggir dengan mengkuti arah putaran jarum jam. Memeriksa seluruh bagian

payudara dengan cara sirkuler atau radier.

c.Lakukan perabaan pada payudara kanan dengan cara berbaring dengan tangan

kanan dibawah kepala dan letakkanlah bantal kecil dibawah punggung kanan. Raba

Page 46: Arini Estetia Putri

seluruh permukaan payudara kanan dengan gerakan pada memutar dari luar ke dalam

atau radier.

d.Lakukan hal yang sama seperti di atas tetapi dengan tangan kiri di bawah kepala,

sedang tangan kanan meraba payudara kiri.

e.Perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan.

f.Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting dan amatilah apakah keluar cairan yang

tidak normal (tidak biasa).

g.Pemeriksaan ketiak. Bagilah payudara menjadi 4 bagian, ¼ atas dekat axilla. Beri

perhatian khusus karena ditempat tersebut sering ditemukan tumor payudara serta

lakukan juga pemeriksaan ketiak. Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan

rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Sumber: http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bse_steps.jsp 49

2.1.6.5 Hasil pemeriksaan SADARI 5,48

Melihat sendiri perubahan payudara

a. Terjadi pigmentasi kulit payudara (perubahan warna, bertambah hitam

atau menjadi putih).

b. Perubahan letak puting susu (retraksi puting susu).

c. Perubahan kulit payudara menjadi keriput.

d. Puting susu mengeluarkan cairan darah.

e. Pergerakan payudara terbatas, artinya saat menggerakkan tangan

payudara tidak ikut bergerak.

f. Terdapat luka atau ulkus pada payudara

Page 47: Arini Estetia Putri

Pada waktu melihat payudara dapat menggunakan cermin sehingga mudah

terlihat perubahan.

b. Terdapat benjolan

Meraba payudara untuk mengetahui benjolan adalah sebagai berikut :

a. Di bagian mana terdapat benjolan

b. Berapa jumlah benjolan

c. Bagaimana bentuk benjolan lunak atau keras

d. Berapa kira-kira ukurannya

e. Bagaimana pergerakan benjolan dengan sekitarnya

f. Saat meraba apakah terasa nyeri

2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 2.1 Kerangka Konsep

2.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Tabel 2.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Cara

Ukur dan

Alat ukur

Skala Hasil Ukur

1 Pengetahua

n

Hasil tahu yang terjadi

setelah seseorang

Pengisian

kuesioner

ordina

l

Total skor : 24

1.Baik : jika

Pengetahuan

Sikap

Perilaku

Page 48: Arini Estetia Putri

melakukan pengindraan

terhadap suatu objek

tertentu.

Yang ingin diteliti

adalah pengetahuan

responden mengenai

pemeriksaan payudara

sendiri

jawaban yang

benar > 80%

(total skor >19 )

2.Sedang : jika

jawaban yag

benar antara 60-

80%

(total skor 14 - 19

)

3.Kurang : jika

jawaban yang

benar < 60%

(total skor <14 )

2 Sikap Reaksi atau respon

seseorang yang masih

tertutup terhadapa suatu

stimulus atau objek.

Yang ingin diteliti

adalah sikap responden

mengenai pemeriksaan

payudara sendiri

Pengisian

kuesioner

ordinal Total skor :

10

1. Baik :

jika

jawaban

yang benar

> 80%

(total skor

>8 )

2.Sedang :

jika jawaban

yag benar

antara 60-

80% (total

skor 6-8 )

3. Kurang :

jika

jawaban

yang benar

< 60%

Page 49: Arini Estetia Putri

(total skor

< 6

“lanjutan”

3

Perilaku

Hal-hal yang telah

dilakukan responden

berkenaan dengan

pengetahuan yang telah

didapat.

Yang ingin diteliti

adalah perilaku

responden mengenai

pemeriksaan payudara

sendiri.

Pengisian

kuesioner

Ordinal

Total skor :

30

1.Baik : jika

jawaban

yang benar >

80% (total

skor >24 )

2.Sedang :

jika jawaban

yag benar

antara 60-

80%

(total skor

18-24 )

3. Kurang :

jika

jawaban

yang benar

< 60%(total

skor < 18

)

Page 50: Arini Estetia Putri
Page 51: Arini Estetia Putri

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik kategorik tidak

berpasangan dengan menggunakan desain cross sectional

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian dilaksanakan di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari – September 2011

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi dan Sampel yang diteliti

Populasi target adalah seluruh remaja putri

Populasi terjangkau adalah seluruh remaja putri yang sekolah di MA KMI

Diniyyah Puteri Padang Panjang

Sampel adalah seluruh populasi terjangkau

3.3.2 Jumlah sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total population

yang berjumlah 115 orang. Alasan peneliti mengambil sampel secara total

population dikarenakan jumlah siswi di tempat tersebut sedikit.

Untuk mengetahui apakah penelitian relevan untuk dilakukan di

tempat tersebut, dilakukan perhitungan minimal sampel sebagai berikut:

n =

)(

)1()1()1(2

21

2

2211

PP

PPPPZPPZ

Keterangan :

N = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Page 52: Arini Estetia Putri

Z = Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% yaitu sebesar

1,96

Z = Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 80% yaitu sebesar

0,84

P = Proporsi rata-rata ((P1-P2)/2)

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgemen

peneliti

P2 = Proporsi pada kelompok responden yang sudah diketahui

nilainya. [ a/(a+b) ] yaitu sebesar 0,5

P1-P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu

sebesar 0,2

(Nilai P2 berasal dari skripsi Angesti, 2010)

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel minimal yang

diperlukan sebanyak 94 orang.

3.3.3. Cara pengambilan sampel

Pengambilan data berasal dari kuesioner pada remaja putri di MA KMI

Diniyyah Puteri Padang Panjang pada bulan Februari 2011 yang diambil

secara total population

3.3.4. Kriteria sampel

3.3.4.1 Kriteria Inklusi

Remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri yang setuju menjadi sampel

dan mengisi lembar persetujuan penelitian

Hadir pada saat pengambilan data dilakukan

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi

Page 53: Arini Estetia Putri

Remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri yang tidak mengisi

kuesioner dengan lengkap

3.4. Cara Kerja Penelitian

Bagan 3.1 Alur kerja Penelitian

3.5. Managemen data

3.5.1 Pengumpulan data

Data primer

Siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang yang

ditetapkan menjadi sampel

Informed consent

Ya Tidak

Pengisian kuesioner

Pengumpulan dan pengolahan data dengan

SPSS for Windows

Skoring

Sikap

Baik Sedang Kurang

Perilaku Pengetahuan

Page 54: Arini Estetia Putri

Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan

pada pada siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang yang

memenuhi kriteria inklusi.

Alat Pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner

Sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner, maka terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

dan kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk

mencari validitas kuesioner adalah dengan rumus korelasi Product Moment yaitu :

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = skor masing-masing item

Y = skor total

XY = jumlah perkalian

X2 = jumlah kuadrat X

Y2 = jumlah kuadrat Y

N = jumlah subjek

Setelah diperoleh harga rxy melalui uji validitas kuesioner pada Siswi MAN

Bangko sejumlah 30 orang, selanjutnya dikonsultasikan dengan harga kritik r product

moment. Hasil validitas dari 15 item pernyataan mengenai pengetahuan tentang

SADARI, 5 item pertanyaan sikap dan 9 item pertanyaan perilaku SADARI

Page 55: Arini Estetia Putri

menunjukkan bahwa rxy > rtabel sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada

kuesioner tersebut valid. Perhitungan validitas kuesioner dilakukan dengan

menggunakan program komputer SPSS for Windows.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauhma hasil

pengukuran tetap konsisten. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk

mencari reliabilitas instrument adalah rumus Alpha. Rumus Alpha adalah sebagai

berikut :

Keterangan:

ri = reliabilitas instrumen yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan

b2 = jumlah varian butir soal

2 t = varians total

Setelah dilakukan uji reliabilitas, hasil perhitungan juga harus dibandingkan

dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Hasil dari uji reliabilitas item pernyataan

mengenai pengetahuan tentang SADARI menunjukkan nilai 0,896. Hasil uji

reliabilitas pertanyaan mengenai sikap SADARI menunjukkan nilai 0,742 dan hasil

uji reliabilitas pertanyaan mengenai perilaku SADARI menunjukkan nilai 0,876.

Angket atau kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai r total > r tabel atau dengan nilai

reliabilitas > 0,6 sehingga kuesioner mengenai pengetahuan tentang SADARI dan

perilaku SADARI dapat dikatakan reliabel. Perhitungan reliabilitas kuesioner

dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows.

3.5.2 Pengolahan Data

Page 56: Arini Estetia Putri

Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan kemudian diolah

dengan menggunakan program SPSS for windows. Setelah data terkumpul, tahap

selanjutnya adalah melakukan proses editing yaitu memeriksa data hasil pengisian

kuesioner oleh responden. Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah

proses coding yaitu pemberian nilai kepada setiap jawaban dari responden dan tahap

berikutnya adalah meng-entry data ke perangkat lunak komputer serta dilakukan

proses cleaning data untuk membersihkan kesalahan data yang dimasukkan. Setelah

data benar-benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data dengan

menggunakan perangkat lunak pengolah data. Berikut bagan yang menjelaskan

proses pengolahan data :

Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data

3.5.3 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan

analisis bivariat.

3.5.3.1 Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel

independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.5.3.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Untuk melihat apakah ada hubungan

antara pengetahuan, sikap tentang SADARI dengan perilaku SADARI.

Data Editing

Data

Entry Data ke

Komputer

Cleaning

Data

Coding

Data

Page 57: Arini Estetia Putri

Melalui uji statistik akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini

digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan

bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan

dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan

Ha ditolak.

3.5.4 Penyajian Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

3.6 Etika Penelitian

Jenis Penelitian ini tidak melewati kaji etik tapi dalam pelaksanaannya telah

melewati informed consent.

Page 58: Arini Estetia Putri

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

pada bulan Februari 2011. Besar sampel yang dikumpulkan dalam kurun waktu

tersebut sebanyak 115 responden.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan,

sikap tentang SADARI terhadap perilaku SADARI pada siswi MA KMI Diniyyah

Puteri Padang Panjang melalui kuesioner. Penelitian serupa belum pernah dilakukan

sebelumnya di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang

4.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu: penelitian

ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong

lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun

dependen pada waktu yang sama, sehingga tidak bisa untuk melihat adanya hubungan

sebab akibat.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

pengisian kuesioner kepada responden. Selama proses pengumpulan data ada

beberapa kendala yang dialami oleh peneliti, yaitu penerimaan yang kurang

bersahabat dari beberapa responden saat pengisian kuesioner sehingga jawaban yang

diberikan cenderung sekedarnya saja. Hal ini bisa menyebabkan bias informasi.

4.2 Distribusi Sebaran Responden

Hasil penelitian mengenai sebaran responden berdasarkan usia siswi MA KMI

Diniyyah Puteri Padang Panjang pada tabel 4.1. data yang dikumpulkan dari 115

responden pada penelitian ini, diperoleh data responden yang berusia 15-16 adalah

sebanyak 53,9% dan responden yang berusia 17-18 adalah sebanyak 46,1%.

Page 59: Arini Estetia Putri

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Variabel Kategori Persentase

Usia 1.15-16 53,9

2. 17-18 46,1

4.3 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.

Selanjutnya hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut:

4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap SADARI

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI

Dapat Dilakukan Sendiri Oleh Wanita Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Ya 87 75,7

Tidak 22 19,1

Tidak Tahu 6 5,2

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden

menjawab benar mengenai pertanyaan tentang SADARI dapat dilakukan sendiri

oleh wanita yaitu sebanyak 87 responden (75,7%) menjawab „Ya‟.

Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap

Pengertian SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Upaya untuk menetapkan adanya tumor atau

tidak yang dilakukan sendiri dengan perabaan

77 67

Upaya untuk menetapkan adanya tumor atau

tidak dalam payudara yang dilakukan oleh dokter

12 10,4

Periksa USG Payudara 3 2,6

Tidak Tahu 23 20

Total 115 100

Page 60: Arini Estetia Putri

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden

menjawab benar mengenai pertanyaan tentang pengertian SADARI yaitu sebanyak 77

responden (67%) menjawab „upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak yang

dilakukan sendiri dengan perabaan‟.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap

Tujuan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Untuk mencegah kanker payudara 20 17,4

Sebagai deteksi dini kanker payudara

(penyakit keganasan)

74 64,3

Untuk mengobati kanker payudara 0 0

Tidak Tahu 21 18,3

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden

menjawab benar pertanyaan tentang pengertian SADARI yaitu sebanyak 74

responden (64,3%) menjawab „sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit

keganasan)‟.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Usia Anjuran SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

20 tahun 49 42,6

30 tahun 0 0

40 tahun 0 0

Tidak Tahu 66 57,4

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa 66 responden (57,4%)

menjawab tidak tahu pertanyaan usia anjuran SADARI. Ini menunjukkan responden

tidak mengetahui usia anjuran untuk melakukan SADARI.

Page 61: Arini Estetia Putri

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Waktu Melakukan SADARI Pada Wanita Yang Belum Menopause Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Setelah menstruasi setiap bulan 33 28,7

Satu minggu setelah menstruasi

setiap bulan

14 12,2

Pada masa menstruasi 0 0

Tidak Tahu 68 59,1

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

mengetahui waktu melakukan SADARI pada wanita yang belum menopause, yaitu

sebanyak 68 responden (59,1%) menjawab tidak tahu yaitu.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap

Waktu Melakukan SADARI Pada Wanita Menopause Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Satu bulan sekali,pada tanggal

yang sama

26 22,6

Seminggu sekali 9 7,8

Sebulan sekali 6 5,2

Tidak Tahu 74 64,3

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

mengetahui waktu melakukan SADARI wanita yang telah menopause, yaitu

sebanyak 74 responden (64,3%) menjawab tidak tahu.

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap Alat

Melakukan SADARI

Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Alat pendeteksi yang dibeli di apotik 0 0

Secara manual dengan menggunakan

tangan

82 71,3

Dengan USG 6 5,2

Tidak Tahu 27 23,5

Page 62: Arini Estetia Putri

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa 82 responden (71,3%)

menjawab benar pertanyaan alat melakukan SADARI , dengan menjawab „secara

manual dengan menggunakan tangan‟.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Cara Melakukan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Memperhatikan 0 0

Meraba 21 18,3

Memperhatikan dan meraba 79 68,7

Tidak Tahu 15 13

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan hasil sebanyak 79 responden (68,7%)

menjawab benar pertanyaan cara melakukan SADARI. Jawaban yang paling banyak

dipilih responden adalah memperhatikan dan meraba.

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap

Posisi Melakukan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Berdiri 10 8,7

Berdiri & Berbaring 32 27,8

Berdiri,berbaring & duduk 38 33

Tidak tahu 35 30,4

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil sebanyak 38 responden (33%)

menjawab benar pertanyaan posisi melakukan SADARI, dengan menjawab „berdiri,

berbaring dan duduk‟.

Page 63: Arini Estetia Putri

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap Hal

yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Bentuk,ukuran & kulit payudara 28 24,3

Bentuk payudara 16 13,9

Keseimbangan payudara 31 27

Tidak Tahu 40 34,8

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan hasil sebanyak 40 responden (34,8%)

tidak mengetahui hal yang perlu diperhatikan saat melakukan SADARI, dengan

menjawab tidak tahu‟.

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Posisi Tangan Untuk Melihat Adanya Penarikan Kulit Karena

Adanya Sel Tumor Yang Tumbuh Di Payudara Sewaktu

Melakukan SADARI Pada Posisi Berdiri Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Dilipat didepan dada 8 7

Diangkat di atas kepala 42 36,5

Lurus ke bawah 3 2,6

Tidak tahu 62 53,9

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan hasil sebanyak 62 responden (53,9%)

tidak mengetahui posisi tangan untuk melihat adanya penarikan kulit karena adanya

sel tumor, dengan menjawab tidak tahu.

Page 64: Arini Estetia Putri

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Spesifik Bagian Tangan Yang Digunakan Pada Saat Meraba

Sewaktu Melakukan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Ujung jari 29 25,2

Telapak tangan 19 16,5

Telapak jari 18 15,7

Tidak tahu 49 42,6

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan hasil sebanyak 49 responden (42,6%)

tidak mengetahui spesifik bagian tangan yang digunakan pada saat meraba payudara

sewaktu melakukan SADARI, dengan menjawab tidak tahu.

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Posisi Tangan Saat Melakukan Perabaan Pada Posisi Berbaring

Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Bawah kepala 18 15,7

Samping badan 16 13,9

Pinggang 2 1,7

Tidak Tahu 79 68,7

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan hasil sebanyak 79 responden (68,7%)

tidak mengetahui posisi tangan saat melakukan perabaan pada posisi berbaring,

dengan menjawab tidak tahu.

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap

Tujuan Pemeriksaan Ketiak Saat Melakukan SADARI Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Adanya kotoran pada ketiak 6 5,2

Radang pada ketiak 2 1,7

Kanker telah metastasis (menyebar) 49 42,6

Tidak tahu 58 50,4

Total 115 100

Page 65: Arini Estetia Putri

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan hasil sebanyak 58 responden (50,4%)

tidak mengetahui tujuan pemeriksaan ketiak saat melakukan SADARI, dengan

menjawab tidak tahu.

Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap

Urutan Melakukan SADARI yang Benar

Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Melihat payudara-meraba payudara-

meraba ketiak

41 35,7

Meraba payudara-melihat payudara-

meraba ketiak

11 9,6

Meraba ketiak-meraba payudara-

melihat payudara

10 8,7

Tidak tahu 53 46,1

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan hasil sebanyak 53 responden (46,1%)

tidak mengetahui urutan melakukan SADARI yang benar, dengan menjawab tidak

tahu.

Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan secara keseluruhan:

Kategori pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 13 11,3

Sedang 41 35,7

Kurang 61 53

Total 115 100

Tabel 4.17 tentang distribusi pengetahuan responden secara keseluruhan,

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang

tentang SADARI sebanyak 61 responden (53%). Sedangkan responden yang

Page 66: Arini Estetia Putri

memiliki pengtahuan yang sedang sebanyak 41 responden (35,7%) dan responden

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 responden (11,3%).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Dilihat dari hasil penelitian ini secara keseluruhan

responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI yaitu sebanyak 61

responden (53%). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor

latar belakang pendidikan sebagai siswi SMU yang belum mendapatkan informasi

atau pengetahuan tentang SADARI, pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang dan kurangnya media informasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Sri (2008) pada remaja puteri di SMUN 5 Jambi

menunjukkan responden yang berpengetahuan kurang tentang SADARI sebanyak

72,6%.50

Penelitian Lorna (2008) pada mahasiswi Fakultas Sastra USU

menunjukkan hasil serupa, sebanyak 50% responden berpengetahuan kurang

mengenai SADARI.51

Bahkan penelitian Nina (2009) menunjukkan sebanyak 95%

responden berpengetahuan kurang.52

Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan

Payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti

pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak 70% kasus kanker payudara

ditemukan dalam stadium lanjut (III dan IV) sehingga angka kesintasannya rendah.

Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran, pengertian, dan pengetahuan

masyarakat tentang kanker payudara.10

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Angesti (2010) pada

mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS menunjukkan hasil sebagian besar responden

(57%) berpengetahuan baik mengenai SADARI.53

Perbedaan hasil tersebut dapat

disebabkan oleh faktor subjek penelitian dengan latar pendidikan yang berbeda.

Subjek penelitian yang digunakan Angesti adalah mahasiswi DIV Kebidanan FK

UNS yang telah mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang kanker payudara

dan SADARI. Sedangkan peneliti menggunakan subjek siswi SMA yang belum

mendapatkan pengetahuan tentang SADARI.

Page 67: Arini Estetia Putri

4.3.2 Gambaran Sikap Responden terhadap SADARI

Tabel 4.18 Data Sikap Responden tentang SADARI

No Pernyataan Setuju Tidak Setuju TidakTahu

∑ % ∑ % ∑ %

1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

penting untuk wanita sebagai deteksi dini

kanker payudara

109 94,8 0 0 6 5,2

2 SADARI mudah dan murah untuk dilakukan

karena dilaksanakan tanpa menggunakan alat

90 78,3 6 5,2 19 16,5

3 SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali

pada masa haid

54 47 13 11,3 48 41,7

4 Perabaan dengan menggunakan ujung jari dianjurkan dalam melakukan SADARI

60 52,2 5 4,3 50 43,5

5 Dengan deteksi lebih dini, diharapkan

prognosis (harapan sembuh) kanker

payudara akan lebih baik

85 73,9 9 7,8 21 18,3

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan sebanyak 109 responden (94,8%)

menjawab setuju terhadap pernyataan “Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

penting untuk wanita sebagai deteksi dini kanker payudara”. Responden paling

banyak menjawab tidak tahu terhadap pernyataan “Perabaan dengan menggunakan

ujung jari dianjurkan dalam melakukan SADARI”, yaitu sebanyak 50 responden

(43,5%).

Tabel 4.19 Distribusi responden berdasarakan sikap secara keseluruhan:

Kategori Sikap Jumlah Persentase

Baik 11 9,6

Sedang 79 68,7

Kurang 25 21,7

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.19 tentang distribusi sikap responden secara

keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang

sedang tentang SADARI sebanyak 79 responden (68,7%). Sedangkan responden

Page 68: Arini Estetia Putri

yang memiliki sikap yang baik sebanyak 11 responden (9,6%) dan responden yang

memiliki sikap kurang sebanyak 25 responden (21,7%).

Menurut Newcomb yang dikutip Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa

sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.16

Dari hasil penelitian ini menunjukkan 68,7% responden memiliki sikap yang

sedang terhadap SADARI. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nisa (2010)

pada karyawati di kantor Dinas Pendidikan Sumatra Utara sebanyak 65,5%

responden memiliki sikap yang sedang.54

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Fuji (2010) pada mahasiswi FK USU

angkatan 2005. Pada penelitian ini diperoleh hasil sebanyak 97,1% responden

memiliki sikap yang baik terhadap SADARI.55

Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh faktor subjek penelitian

dengan latar pendidikan yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan Fuji

adalah mahasiswi FK USU. Sedangkan peneliti menggunakan subjek siswi SMA.

Page 69: Arini Estetia Putri

4.3.3 Gambaran Perilaku Responden terhadap SADARI

Tabel 4.20 Data Perilaku Responden terhadap SADARI

No Pertanyaan

Selalu Sering Kadang Pernah Tidak

Pernah

∑ % ∑ % ∑ ∑ % ∑ %

1 Apakah Anda

melakukan SADARI

untuk mendeteksi

kanker payudara?

0 0 0 0 20 17,4 41 35,7 54 47

2 Apakah Anda

melakukan SADARI

dengan cara

memperhatikan dan

meraba?

2 1,7 8 7 21 18,3 37 32,2 47 40,9

3 Apakah Anda

melakukan SADARI

minimal satu bulan

sekali seminggu

setelah haid secara

teratur?

0 0 1 0,9 27 23,5 5 4,3 82 71,3

4 Apakah Anda

melakukan SADARI

di depan cermin

untuk memeriksa

payudara?

2 1,7 2 1,7 15 13 6 5,2 90 78,3

5 Apakah Anda

mengangkat tangan

ketika melakukan

SADARI?

10 8,7 9 7,8 13 11,3 29 25,2 54 47

6 Apakah Anda melihat

bentuk payudara

ketika melakukan

SADARI?

5 4,3 9 7,8 25 21,7 15 13 61 53

Page 70: Arini Estetia Putri

7 Apakah Anda

menggunakan telapak

jari pada saat

melakukan perabaan?

10 8,7 4 3,5 22 19,1 24 20,9 55 47,8

8 Apakah Anda melihat

warna kulit payudara

Anda ketika

melakukan SADARI?

0 0 1 0,9 10 8,7 9 2,8 5 82,6

9 Apakah Anda

memijat sampai ke

puting untuk

mengetahui adanya

cairan yang keluar

melalui putting?

4 3,5 1 0,9 7 6,1 11 9,6 92 80

Berdasarkan Tabel 4.20 tentang perilaku responden terhadap SADARI

menunjukkan 10 responden (8,7%) selalu mengangkat tangan ketika melakukan

SADARI, 9 responden (7,8%) sering mengangkat tangan dan memperhatikan bentuk

payudara ketika melakukan SADARI, 25 responden (21,7%) kadang

memperhatikan bentuk payudara saat melakukan SADARI, 41 responden (35,7%)

pernah melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara dan 92 responden

(80%) tidak pernah memijat hingga ke puting untuk mengetahui adanya cairan yang

keluar melalui puting.

Tabel 4.21 Distribusi responden berdasarakan Perilaku secara keseluruhan:

Kategori Perilaku Jumlah Persentase

Baik 0 0

Sedang 3 2,6

Kurang 112 97,4

Total 115 100

Berdasarkan tabel 4.21 tentang distribusi perilaku responden secara

keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku yang

“lanjutan”

Page 71: Arini Estetia Putri

kurang terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 112 resonden

(97,4%), responden yang memiliki perilaku sedag sebanyak 3 responden (2,6%), dan

tidak ada responden yang memiliki perilaku yang baik.

Menurut Suryaningsih (2009) SADARI merupakan salah satu cara yang lebih

mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri.56

Dari

hasil penelitian menunjukkan perilaku yang kurang untuk melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 112 responden (97,4%) hal ini bisa

dikarenakan responden mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang, sehingga

perilaku responden juga kurang. Dalam tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya

angka kematian karena kanker payudara disebabkan sebagian besar penderita datang

setelah stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah

penderita tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang

memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun atau tradisional dan

rasa malas serta malu memperlihatkan payudara.57

Dari hasil penelitian Angesti

(2010) sebagian besar responden (64,1%) kadang merasa malas untuk melakukan

SADARI.53

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008)

sebanyak 97,8% responden berperilaku salah tentang SADARI,58

penelitian Sri

(2008) sebanyak 50,7% berperilaku tidak baik 50

dan penelitian Nisa (2010)

berperilaku kurang sebanyak 68,1%.54

SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7

sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal

estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak

membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada

payudara.13

Dari hasil penelitian ini sebanyak 82 (71,3%) tidak pernah melakukan

SADARI sesuai dengan frekuensi dan waktu yang ditentukan. Hal ini juga sejalan

dengan penelitian Auvyka (2010) sebanyak (4,1%) responden yang melakukan

secara teratur dan (7,8%) yang melakukan SADARI secara benar (7-10 hari) setelah

menstruasi.59

Page 72: Arini Estetia Putri

4.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji chi square.

Melalui uji statistic chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini

digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan

bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima

dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p> 0,05 yang berarti Ho

diterima dan Ha ditolak.60

Selanjutnya hasil analisis bivariat akan dijelaskan pada

sub-bab berikut:

4.4.1 Hubungan antara Tingkat pengetahuan dengan Perilaku Responden

Tentang SADARI

Tabel 4.22 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku

Responden Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

Tingkat

Penge-

tahuan

Total

P value

Kurang Sedang

∑ % ∑ % ∑ %

Kurang 61 54,5 0 0 61 53

0,100

Sedang

+ Baik

51 45,5 3 100 54 47

Total 112 100 3 100 115 100

Pada tabel 3x3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku responden

tentang SADARI, didapatkan nilai expected yang kurang dari 5 ada 50% jumlah sel.

Oleh sebab itu dilakukan penggabungan sel, karena pada tabel 3x3 tersebut tidak

layak untuk diuji dengan chi-square. Kemudian pada tabel 2x2 ini karena sel yang

Page 73: Arini Estetia Putri

memiliki nilai expected kurang dari 5 ada 50% jumlah sel, maka table 2x2 ini tidak

layak untuk di uji dengan uji chi-square. Oleh karena itu uji yang dipakai adalah uji

alternative uji chi-square yaitu uji fisher.60

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square

yaitu uji tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap responden

tentang kanker payudara dan SADARI pada tabel 4.22, diperoleh hasil bahwa dari

115 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang

tentang SADARI dengan perilaku yang kurang juga tentang SADARI, yaitu

sebanyak 61 orang (100%). Sedangkan responden yang memilki pengetahuan

kurang dengan perilaku yang sedang tentang SADARI tidak ada (0%). Responden

yang memilki pengetahuan yang sedang dan baik dengan perilaku yang kurang

tentang SADARI adalah sebanyak 51 orang (94,4%) sedangkan responden yang

memilki pengetahuan yang sedang dan baik dengan perilaku yang sedang SADARI

sebanyak 3 responden (5,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar

0,100, nilai P value lebih besar dari ɑ 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang SADARI terhadap Perilaku

SADARI.

Menurut Bloom (1908) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) pengetahuan

adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indra yang dimilikinya.16

Dari penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. Hasil uji

statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,100. Nilai P value lebih besar dari 5%

(0,05). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang berjudul

Hubungan Pengetahuan Sikap Remaja Putri Terhadap perilaku SADARI di SMUN 2

Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Tahun 2010 dengan menggunakan desain

penelitian cross sectional, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI dengan p=1,000 14

Sejalan dengan hasil studi yang dilakukan WHO dan para ahli pendidikan

kesehatan, terungkap memang benar bahwa pengetahun masyarakat tentang

kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa

Page 74: Arini Estetia Putri

perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi,

tetapi prilakunya masih rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan prilakunya. Hasil

penelitian diatas ternyata tidak sesuai dengan tinjauan teori yang menyebutkan

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.17

Dari hasil penelitian ini juga terdapat perbedaan dengan penelitian

sebelumnya, karya Angesti (2010) dengan judul Hubungan antara Tingkat

Pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara pada mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS. Hasil analisis pada penelitian

tersebut diperoleh nilai π = 0,404 dengan tingkat signifikansi 0,00 (P < 0,05)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang SADARI dengan perilaku SADARI dengan tingkat korelasi sedang.53

Perbedaan hasil analisis tersebut dapat disebabkan oleh faktor subjek

penelitian dengan latar pendidikan yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan

Angesti adalah mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS sedangkan peneliti disini

menggunakan subjek penelitian dari siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang.

4.4.2 Hubungan antara Sikap Responden Tentang SADARI dengan Perilaku

SADARI

Tabel 4.23 Distribusi Responden Menurut Sikap terhadap Perilaku SADARI

Sikap

Perilaku

Total

P value

Kurang Sedang

∑ % ∑ % ∑ % 2-sided 1-sided

Kurang 25 22,3 0 0 25 21,7

1,000

0,476

Sedang

+ Baik

87 77,7 3 100 91 78,3

Total 112 100 3 100 115 100

Page 75: Arini Estetia Putri

Pada tabel 3x3 Hubungan Sikap dengan Perilaku responden tentang

SADARI, didapatkan nilai expected yang kurang dari 5 ada 50% jumlah sel. Oleh

sebab itu dilakukan penggabungan sel, karena pada table 3x3 tersebut tidak layak

untuk diuji dengan chi-square. Kemudian pada tabel 2x2 ini karena sel yang

memiliki nilai expected kurang dari 5 ada 50% jumlah sel, maka tabel 2x2 ini tidak

layak untuk di uji dengan uji chi-square. Oleh karena itu uji yang dipakai adalah uji

alternative uji chi-square yaitu uji fisher.60

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan alternatif uji chi-square yaitu

uji Fisher tentang hubungan antara sikap responden terhadap SADARI dengan

perilaku SADARI pada tabel 4.23, diperoleh hasil bahwa dari 115 responden,

sebagian besar responden memiliki sikap yang sedang dan baik terhadap SADARI

dengan perilaku yang kurang untuk melakukan SADARI, yaitu sebanyak 87

responden (77,7%). Sedangkan responden yang memilki sikap yang kurang dengan

perilaku SADARI yang kurang adalah sebanyak 25 responden (22,3%). Responden

yang memilki sikap yang sedang dan baik dengan perilaku yang sedang untuk

melakukan SADARI adalah sebanyak 3 responden (100%) dan tidak ada responden

yang memilki sikap kurang dengan perilaku SADARI yang sedang. Hasil uji statistik

diperoleh nilai P value sebesar 1,000 pada 2-sided (two tail) dan 0,476 pada 1-sided

(one tail). Nilai P value lebih besar dari ɑ 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan perilaku SADARI antara responden yang memilki sikap yang

kurang dengan responden yang memilki sikap sedang dan baik.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek.16

Dari penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. P value

sebesar 1,000 pada 2-sided (two tail) dan 0,476 pada 1-sided (one tail). Nilai P value

lebih besar dari ɑ 5% (0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Novi

(2008) pada anak wanita penderita kanker payudara dengan desain cross sectional,

yaitu ada hubungan antara sikap dan tindakan SADARI dengan p=0,09.59

Perbedaan hasil analisis tersebut dapat disebabkan oleh factor subjek

penelitian yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan Novi adalah anak

Page 76: Arini Estetia Putri

penderita kanker payudara sedangkan peneliti disini menggunakan subjek penelitian

dari siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Pembentukan sikap menurut Azwar (2005) dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu salah satunya pengalaman pribadi, haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.61

Hal ini mungkin menjadi

sebab adanya hubungan antara sikap dan perilaku SADARI pada penelitian yang

dilakukan oleh Novi (2008) pada anak penderita kanker payudara dimana responden

memiliki pengalaman pribadi dan faktor emosional yang kuat terhadap kanker

payudara karena ibunya pernah menderita kanker payudara sehingga mereka menjadi

lebih waspada dengan melakukan deteksi dini dengan cara SADARI.

Page 77: Arini Estetia Putri

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Secara keseluruhan responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang

SADARI yaitu 61 responden (53%)

2. Secara keseluruhan responden memiliki sikap yang sedang tentang SADARI

yaitu 79 responden (68,7%)

3. Secara keseluruhan responden memiliki perilaku kurang untuk melakukan

SADARI yaitu 112 responden (97,4%)

4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku

responden p value= 0,100

5. Tidak ada hubungan antara sikap responden terhadap perilaku responden p

value= 0,476

5. 1. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perlu diadakan pemberian informasi

yang edukatif yaitu salah satunya dengan penyuluhan tentang SADARI agar siswi

tersebut dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan

teratur setiap bulan pada waktu seminggu setelah haid,sehingga dengan pemeriksaan

tersebut maka kemungkinan adanya kanker payudara diharapkan bisa di deteksi

secara dini dan prognosisnya akan lebih baik lagi jika dilakukan pengobatan lebih

awal.

Page 78: Arini Estetia Putri

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit

ed.6. Jakarta: EGC; 2007.

2. The Global Burden of Disease 2004 Update [Online]. 2008 [cited 2011 April

25]; Available from

URL:http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GBD_report_200

4update_full.pdf

3. WHO (World Health Organization). Breast Cancer : Prevention and

control[Online]. 2011 [cited 2011 April 25]; Available from: URL:

http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html

4. Rasjidi I. Deteksi dini dan pencegahan kanker pada wanita. Jakarta: CV

Sagung Seto; 2009.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

796/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker

Payudara dan Kanker Leher Rahim

6. GLOBOCAN 2008 Cancer Fact Sheet : Breast cancer incidence and mortality

worldwide in 2008 Summary [Online]. 2010 [cited 2011 Jul 8]. Available

from: URL: http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers/breast.asp

7. http://www.depkes.go.id/profil kesehatan 2007/ [cited 2011 Mar 3]

8. http://www.dharmais.co.id/index.php/cance-statistic.html [cited 2011 Apr 25]

9. Supit N. Deteksi dini keganasan payudara. Dalam: Deteksi dini kanker.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005.

10. Rasjidi I. Epidemiologi kanker pada wanita. Jakarta: Sagung Seto; 2010.

11. Tambunan G. Diagnosis dan tata laksana sepuluh jenis kanker terbanyak di

Indonesia. Jakarta: EGC; 1993.

12. Rasjidi I. 100 questions & answers kanker pada wanita. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo; 2010.

13. Staf Pengajar FKUI. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Binapura Aksara; 2008.

Page 79: Arini Estetia Putri

14. Imeldyanti A. Hubungan pengetahuan sikap remaja putri terhadap perilaku

SADARI di SMUN 2 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Tahun 2010.

Jakarta: Skripsi FKM UI; 2010.

15. Abdel-Fattah M, Zaki A, Bassili A, El-Shazly M, Tagnoni G. Breast self

examination and its impact on breast cancer diagnosis in Alexandria,Egypt.

Eastern Mediteranean Health Journal [serial online] 2000. [cited 2011 jul 8 ];

6(1):34-40 Available from:

URL:http:www.emro.who.int/publications/emhj/0601/t0503.gif.

16. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2003.

17. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;

2007.

18. Notoatmodjo S. Konsep perilaku kesehatan. Dalam: Promosi kesehatan teori

& aplikasi edisi revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

19. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.

20. Machfoedz I, Suryani E, Pendidikan kesehatan bagian dari promosi

kesehatan.Yogyakarta: Fitramaya; 2007.

21. Mubarak WI. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar

dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.

22. Machfoedz I, Suryani E. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan.

Yogyakarta: Fitramaya; 2007.

23. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. Kesehatan reproduksi.

Yogyakarta: Fitramaya; 2009.

24. Hurlock EB. Psikologi perkembangan, edisi ke 5. Jakarta: PT Gelora Aksara

Pratama; 1999.

25. Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. Human development 8th ed. Boston:

McGraw-Hill; 2001.

26. Santrock, JW. Remaja ed.11 jilid 1. Jakarta: Erlangga; 2007.

27 .http://www.newsperuvian.com/wp-content/uploads/2011/05/breast-anatomy-

7.jpg [cited 2011 Aug 13]

28. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.

Page 80: Arini Estetia Putri

29. Monkhouse S. Clinical anatomy. 2nd ed. China: Churchill Livingstone

Elsevier; 2007.

30. Ross and Wilson. Anatomy and physiology in health and illness. 9th ed. Spain:

Churchill Livingstone Elsevier; 2001.

31. Prawirohardjo S. Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2009.

32. National Cancer Institute. Breast cancer [Online]. [cited 2011 Aug 12] ;

Available from: URL:http://www.cancer.gov/cancertopics/types/breast

33. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/breast+cancer [cited 2011

Aug 12]

34. Breast Cancer Organization. Pregnancy history.In:Breast cancer risk factor

[Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30]; Available from:

URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/menstrual_hist.jsp

35. Breast Cancer Organization. Pregnancy history.In:Breast cancer risk factor

[Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30]; Available from:

URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/pregnancy_hist.jsp

36. Breast Cancer Organization. Breastfeeding history.In:Breast cancer risk

factor [Online]. 2011 [ 2011 Jan 30] Available from:

URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/breastfeed_hist.jsp

37. Breast Cancer Organization. Radiation for chest or face before age

30.In:Breast cancer risk factor [Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30] Available

from: URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/radiation.jsp

38. Burstein HJ, Harris JR, Morrow M. Malignant tumors of the breast. In:

Devita, Hellman, Rosenberg‟s Cancer: Principle & practice of oncology 8th

ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.

39. Buku ajar onkologi klinis Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Indonesia; 2008.

40. Zager JS, Solorzano CC, Thomas E, Beig FW, Babiera GV. Invasive breast

cancer. In: The MD Anderson surgical oncology handbook 4th ed. Texas:

M.D Anderson Cancer Center Department of Surgical Oncology; 2006.

Page 81: Arini Estetia Putri

41. Sukardja IDG. Onkologi klinik. Surabaya: Airlangga University Press; 2000.

42. Buku saku pencegahan kanker payudara & kanker leher rahim. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP & PL Direktorat

Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 2010.

43. Sinclair C. Buku saku kebidanan. Jakarta: EGC; 2009.

44. Screening for breast cancer with breast self examination [serial online].

JAMA. 1987 [cited 2011 Jul 8]; 257(16):2196-2203. Available from: URL:

http://jama.ama-assn.org/content/257/16/2196.short

45. Kearney N, Richardson A. Nursing patients with cancer: Principles and

practices [Online]. 2006. Available from:

URL:http://books.google.co.id/books?id=_RHhiV-

PNzYC&pg=PA173&lpg=PA173&dq=sensitivity+of+BSE+influenced+by+p

alpation&source=bl&ots=C6wHD8gm7F&sig=-

coh_WpIEQYLwsIo4iXfy0XGyU8&hl=id&ei=XKRFTuuyCYf0mAXdiLXV

Bg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&sqi=2&ved=0CBUQ6AE

wAA#v=onepage&q=sensitivity%20of%20BSE%20influenced%20by%20pal

pation&f=false Churchill LivingStone;Elsevier [cited 2011 Aug 13]

46. Smith RA, Saslow D, Sawyer KA, Burke W, Costanza ME, Evans WP.

American Cancer Society Guidelines for Breast Cancer Screening: Update

2003. CA A Cancer Journal for Clinician [serial online] 2003 [cited 2011 Jan

29]; 53:141 sec 4. Available from:

URL:http://caonline.amcancersoc.org/cgi/content/full/53/3/141

47. The Center for Advanced Breast Cancer. Breast self examination [Online].

2005 [cited 2011 Aug 18]; Available from:

URL:http://www.advancedbreastcare.net/brestself.htm

48. Panduan pencegahan kanker leher rahim dan payudara untuk fasilitas dengan

sumberdaya terbatas. Jakarta:Depkes;2007

49. Breast Cancer Organization. The five steps of breast self-exam [Online]. 2011

[cited 2011 Sept 19]; Available from:

Page 82: Arini Estetia Putri

URL:http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bsesteps

.jsp

50. Utama SY. Gambaran pengetahuan sikap dan perilaku remaja puteri terhadap

SADARI. Jambi; 2008.

51. Ni LTK. Tingkat pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebagai salah satu

cara untuk mendeteksi dini kanker payudara Fakultas Sastra USU Medan

angkatan 2008 [skripsi]. Medan: FK USU; 2010.

52. Damanik NM. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan

wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia

tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker

payudara [skripsi]. Medan: FK USU; 2009.

53. Nugraheni A. Hubungan tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan

perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada mahasiswi DIV

Kebidanan FK UNS [skripsi]. Solo: FK UNS; 2010.

54. Harahap NH. Perilaku karyawati di kantor Dinas Pendidikan Sumatera Utara

mengenai metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara [skripsi].

Medan: FK USU; 2010.

55. Khairunnisa F. Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2005 terhadap

Pemeriksaan Payudara Sadari (SADARI) [skripsi]. Medan: FK USU; 2010.

56. Suryaningsih E. Kupas tuntas kanker payudara. Yogyakarta: Paradigma

Indonesia; 2009.

57. Sutjipto. Permasalahan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara [Online].

2007 [cited 2011 Jan 29]; Available from: URL:http//www.dharmais.co.id

58. Handayani DS. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan

perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan Pemeriksaan Payudara

Sendiri di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten [skripsi]. Semarang:

FK UNDIP; 2008.

Page 83: Arini Estetia Putri

59. Anjarwati ND. Hubungan pengetahuan SADARI dan sikap SADARI

responden dengan tindakan SADARI pada anak wanita penderita kanker

payudara tahun 2008. Depok: Skripsi FKM UI; 2010.[abstrak]

60. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salaemba

Medika; 2009.

61. Azwar S. Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar; 2005.

Page 84: Arini Estetia Putri

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Siswi MA KMI Diniyyah Puteri

Di Padang Panjang

Dengan hormat,

Saya Arini Estetia Putri, mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud

mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang “Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang SADARI terhadap Perilaku SADARI di

MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang Bulan Februari 2011”. Penelitian ini

dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan adik-adik untuk

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.

Keikutsertaan adik-adik dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela dan tidak

berpengaruh pada nilai apapun. Jawaban yang telah adik-adik berikan akan dijamin

kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Semoga amal ibadah adik-adik mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Padang Panjang, 2011

Pemohon

Arini Estetia Putri

Page 85: Arini Estetia Putri

Lampiran 2

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………

Umur : ………………………… tahun

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian

tersebut di bawah ini yang berjudul :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI

TENTANG SADARI TERHADAP PERILAKU SADARI DI MA KMI

DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG BULAN FEBRUARI 2011

dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan

bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan

persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Padang Panjang, 2011

Mengetahui

Yang menyetujui Penanggung jawab penelitian

( ) ( )

Page 86: Arini Estetia Putri

Lampiran 3

Kuesioner

Pilihlah salah satu jawaban a,b,c atau d pada jawaban yang anda anggap paling

benar dengan menyilangnya (X)

Perlu diketahui, SADARI yang dimaksud disini adalah pemerikSAan payuDAra

sendiRI

Pengetahuan SADARI (Pemeriksaan payudara Sendiri)

1. Apakah pemeriksaan payudara dengan cara SADARI untuk mendeteksi

benjolan di payudara dapat dilakukan sendiri oleh setiap wanita?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak Tahu

2. Pengertian SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah

a. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara

yang dilakukan sendiri dengan perabaan

b. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara

yang dilakukan oleh dokter

c. Periksa USG payudara

d. Tidak tahu

3. Mengapa SADARI perlu dilakukan?

a. Untuk mencegah kanker payudara

b. Sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit keganasan)

c. Untuk mengobati kanker payudara

d. Tidak tahu

4. SADARI dianjurkan untuk dilakukan mulai usia…..

a. 20 tahun

b. 30 tahun

c. 40 tahun

d. Tidak tahu

5. Kapan sebaiknya pemeriksaan SADARI secara teratur perlu dilakukan?

a. Setelah haid setiap bulan

b. Satu minggu setelah haid setiap bulan

c. Pada masa haid

d. Tidak tahu

Page 87: Arini Estetia Putri

6. Bagi wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan ….

a. Satu bulan sekali, pada tanggal yang sama

b. Seminggu sekali

c. Setahun sekali

d. Tidak tahu

7. SADARI dilakukan dengan menggunakan …..

a. Alat pendeteksi yang dibeli di apotik

b. Secara manual dengan menggunakan tangan

c. Dengan USG

d. Tidak Tahu

8. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan…..

a. Memperhatikan

b. Meraba

c. Memperhatikan dan meraba

d. Tidak tahu

9. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan posisi….

a. Berdiri

b. Berdiri dan berbaring

c. Berdiri, berbaring dan duduk

d. Tidak Tahu

10. Saat berdiri di depan cermin, dengan posisi kedua tangan lurus ke bawah di

samping badan, maka yang akan perlu diperhatikan adalah…

a. Bentuk, ukuran dan kulit payudara

b. Bentuk payudara

c. Keseimbangan payudara

d. Tidak tahu

11. Untuk melihat adanya retraksi (penarikan ) kulit atau perlekatan tumor

terhadap otot ,maka tangan seharusnya….

a. Dilipat di depan dada

b. Diangkat di atas kepala

c. Lurus ke bawah

d. Tidak tahu

12. Bagian tangan yang digunakan untuk meraba payudara adalah….

a. Ujung jari

b. Telapak tangan

c. Telapak jari

“lanjutan”

Page 88: Arini Estetia Putri

d. Tidak tahu

13. Jika ingin meraba payudara kanan pada saat berbaring maka tangan kanan

terletak di….

a. Bawah kepala

b. Samping badan

c. Pinggang

d. Tidak tahu

14. Pemeriksaan ketiak pada SADARI, juga perlu dilakukan untuk

mengetahui…..

a. Adanya kotoran pada ketiak

b. Radang pada ketiak

c. Kanker telah metastasis (menyebar)

d. Tidak tahu

15. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari….

a. Melihat payudara-meraba payudara- meraba ketiak

b. Meraba payudara-melihat payudara- meraba ketiak

c. Meraba ketiak- meraba payudara – melihat payudara

d. Tidak tahu

Sikap SADARI

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu

1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) penting

untuk wanita sebagai deteksi dini kanker payudara

2. SADARI mudah dan murah untuk dilakukan karena

dilaksanakan tanpa menggunakan alat

3. SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali pada

masa haid

4. Perabaan dengan menggunakan ujung jari

dianjurkan dalam melakukan SADARI

5. Dengan deteksi lebih dini, diharapkan prognosis

(harapan sembuh) kanker payudara akan lebih baik

“lanjutan”

Page 89: Arini Estetia Putri

Perilaku SADARI

No Pertanyaan Pernah Sering Selalu Kadang-

kadang

TidakPernah

1. Apakah Anda melakukan

SADARI untuk memeriksa

kanker payudara?

2. Apakah Anda melakukan

SADARI dengan cara

memperhatikan dan meraba?

3. Apakah Anda melakukan

SADARI minimal satu bulan

sekali seminggu setelah haid

secara teratur?

4. Apakah Anda melakukan

SADARI di depan cermin

untuk memeriksa payudara?

5. Apakah Anda mengangkat

tangan ketika melakukan

SADARI?

6. Apakah Anda melihat bentuk

payudara ketika melakukan

SADARI?

7. Apakah Anda menggunakan

telapak jari pada saat

melakukan perabaan?

8. Apakah Anda melihat warna

kulit payudara Anda ketika

melakukan SADARI?

9. Apakah Anda memijat

sampai ke puting untuk

mengetahui adanya cairan

yang keluar melalui putting?

Page 90: Arini Estetia Putri

Jawaban Pengetahuan

No Jawaban yang diharapkan Skor

1 A 1= benar (A)

0= salah (B), tidak tahu (C)

2 A 2= benar (A)

1= mendekati benar (B)

0= salah (C), tidak tahu (D)

3 B 1= benar (B)

0= salah (A,C) , tidak tahu (D)

4 A 1= benar (A)

0= salah (B,C,D) , tidak tahu (D)

5 B 2= benar (B)

1= mendekati benar (A)

0= salah (C) , tidak tahu (D)

6 A 1= benar (A)

0= salah (B,C,) , tidak tahu (D)

7 B 1= benar (B)

0= salah (A,C) , tidak tahu (D)

8 C 2= benar (C)

1= mendekati benar (A,B)

0= tidak tahu (D)

9 C 3= benar (C)

2= mendekati benar (B)

1= hampir mendekati benar (A)

0= tidakk tahu (D)

10 A 2= benar (A)

1= mendekati benar (B,C)

0= tidak tahu (D)

11 B 1= benar

0= salah (A,C) , tidak tahu (D)

12 C 1= benar (C)

0= salah (A,B) , tidak tahu (D)

13 A 1= benar (A)

0= salah (B,C) , tidak tahu (D)

14 C 2= benar (C)

Page 91: Arini Estetia Putri

1= mendekati benar (B)

0= salah (A) , tidak tahu (D)

15 A 2= benar (A)

1= mendekati benar (B,C)

0= tidak tahu (D)

Jawaban Sikap

No. Jawaban yang diharapkan Skor

1 Setuju 2= Setuju

1= Tidak setuju

0= Tidak tahu

2 Setuju 2= Setuju

1= Tidak setuju

0= Tidak tahu

3 Tidak Setuju 2= Tidak setuju

1= Setuju

0= Tidak tahu

4 Tidak Setuju 2= Tidak Setuuju

1= Setuju

0= Tidak tahu

5 Setuju 2= Setuju

1= Tidak setuju

0= Tidak tahu

“lanjutan”

Page 92: Arini Estetia Putri

Jawaban Perilaku

No. Jawaban yang diharapkan Skor

1 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

2 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

3 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

4 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

5 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

6 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

7 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

Page 93: Arini Estetia Putri

1= pernah

0= tidak pernah

8 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

9 Selalu 4= selalu

3= sering

2= kadang-kadang

1= pernah

0= tidak pernah

“lanjutan”

Page 94: Arini Estetia Putri

Lampiran 4

Hasil Analisis Data

A. Analisis Univariat

a. Tingkat Pengetahuan

tingkat_pengetahuan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 61 53.0 53.0 53.0

sedang 41 35.7 35.7 88.7

tinggi 13 11.3 11.3 100.0

Total 115 100.0 100.0

b. Sikap

tingkat_sikap1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 25 21.7 21.7 21.7

sedang 79 68.7 68.7 90.4

Baik 11 9.6 9.6 100.0

Total 115 100.0 100.0

c. Perilaku

tingkat perilaku1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 112 97.4 97.4 97.4

sedang 3 2.6 2.6 100.0

Total 115 100.0 100.0

Page 95: Arini Estetia Putri

B. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.787a 2 .151

Likelihood Ratio 4.766 2 .092

Linear-by-Linear Association 3.667 1 .055

N of Valid Cases 115

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .34.

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3.480a 1 .062

Continuity Correctionb 1.637 1 .201

Likelihood Ratio 4.627 1 .031

Fisher's Exact Test .100 .100

Linear-by-Linear Association 3.449 1 .063

N of Valid Casesb 115

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.

b. Computed only for a 2x2 table

b. Hubungan Sikap terhadap Perilaku

Page 96: Arini Estetia Putri

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.731a 2 .003

Likelihood Ratio 6.642 2 .036

Linear-by-Linear Association 6.365 1 .012

N of Valid Cases 115

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .29.

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .856a 1 .355

Continuity Correctionb .047 1 .829

Likelihood Ratio 1.493 1 .222

Fisher's Exact Test 1.000 .476

Linear-by-Linear Association .848 1 .357

N of Valid Casesb 115

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .65.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 97: Arini Estetia Putri

Lampiran 5

Hasil Uji Validitas & Reliabilitas

a. Uji Validitas dan reliabilitas pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.896 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SADARI dapat dilakukan

sendiri 41.70 95.045 .438 .894

pengertian SADARI 41.23 85.495 .574 .890

tujuan SADARI 40.63 90.654 .523 .891

usia anjuran SADARI 40.53 85.499 .466 .898

waktu SADARI 39.83 86.557 .615 .887

waktu SADARI wanita

menopause 39.83 83.178 .725 .882

alat SADARI 40.43 87.013 .688 .885

SADARI dengan cara 40.23 95.426 .395 .895

posisi SADARI 40.27 88.754 .587 .889

yang perlu diperhatikan 39.97 94.309 .615 .891

retraksi kulit 39.90 88.093 .685 .885

bagian tangan 40.80 86.234 .593 .888

posisi tangan 39.90 85.541 .776 .881

pemeriksaan ketiak 39.77 87.978 .680 .885

tahapan SADARI 40.23 87.220 .484 .894

Page 98: Arini Estetia Putri

b. Uji validitas dan reliabilitas sikap

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.742 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SADARI penting 3.70 4.976 .562 .684

SADARI mudah dan murah 4.20 4.166 .502 .707

SADARI sebulan sekali 5.00 5.241 .500 .706

Perabaan dengan ujung jari 4.97 5.206 .445 .719

Prognosis kanker akan lebih

baik 4.13 3.844 .598 .663

Page 99: Arini Estetia Putri

c. Uji validitas dan reliabilitas perilaku

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.876 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

melakukan sadari 3.90 26.645 .593 .867

memperhatikan dan meraba 3.57 23.220 .739 .851

satu bulan sekali seminggu

setelah haid 4.00 26.690 .553 .869

di depan cermin 4.07 26.478 .616 .866

mengangkat tangan 3.70 23.045 .647 .862

memperhatikan bentuk

payudara 3.57 22.392 .772 .848

telapak jari 3.60 23.007 .663 .860

warna kulit 4.13 28.257 .407 .879

memijat hingga ke puting 3.87 22.947 .656 .861

Page 100: Arini Estetia Putri

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arini Estetia Putri

Tempat Tanggal Lahir : Benoa, 1 Mei 1990

Alamat : Jl. Prof. M.Yamin SH, No85 Simp.Harapan Ps.Atas

Bangko 37312

Email : [email protected]

No.Telpon : 085789214819

Riwayat Pendidikan

TK Bhakti Puspitek Tangerang (1994-1996)

SDN Batan Indah Cisawuk Tangerang (1996-1999)

SD No.2/VI Bangko (1999-2002)

MTs DMP Diniyyah Puteri Padang Panjang (2002-2005)

MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang (2005-2008)

FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-

Sekarang)