arahan dan rekomendasi penggunaan lahan berkaitan dengan erosi tebing sungai di kelurahan jatirejo...

117
ARAHAN DAN REKOMENDASI PENGGUNAAN LAHAN BERKAITAN DENGAN EROSI TEBING SUNGAI DILIHAT DARI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN KELURAHAN JATIREJO KECAMATAN NGAMPEL Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan (TKP 150) Disusun Oleh: Kelompok 4 Kelas B Aulia Finti Alda (21040111130030) Vicky Rasyid Maulana (21040111130046) Rizky Maulana (21040111130052) Febriana Ayu Kusumadewi (21040111130066) Pulung Priyo Utomo (21040111130074) Lina Nurul Ikhsani (21040111130076) Utari Ardiyanti (21040111130082) Tiasa Adimagistra (21040111130086) Muhammad Alvan Nur Tsani (21040111140104) JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO i

Upload: aulia-finti-alda

Post on 29-Jul-2015

409 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

ARAHAN DAN REKOMENDASI PENGGUNAAN LAHAN

BERKAITAN DENGAN EROSI TEBING SUNGAI

DILIHAT DARI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN

KELURAHAN JATIREJO KECAMATAN NGAMPEL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan

(TKP 150)

Disusun Oleh:Kelompok 4 Kelas B

Aulia Finti Alda (21040111130030)Vicky Rasyid Maulana (21040111130046)Rizky Maulana (21040111130052)Febriana Ayu Kusumadewi (21040111130066)Pulung Priyo Utomo (21040111130074)Lina Nurul Ikhsani (21040111130076)Utari Ardiyanti (21040111130082)Tiasa Adimagistra (21040111130086)Muhammad Alvan Nur Tsani (21040111140104)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

i

Page 2: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN GEOLOGI LINGKUNGANARAHAN DAN REKOMENDASI PENGGUNAAN LAHAN BERKAITAN DENGAN EROSI TEBING SUNGAI DI LIHAT DARI ASPEK GEOLOGI

LINGKUNGAN KELURAHAN JATIREJO KECAMATAN NGAMPEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Lingkungan (TKP 150)

Disusun Oleh:Kelompok 4

Kelas BAulia Finti Alda 21040111130030Vicky Rasyid Maulana 21040111130046Rizky Maulana 21040111130052Febriana Ayu 21040111130066Pulung Priyo Utomo 21040111130074Lina Nurul 21040111130076Utari Ardiyanti 21040111130082

Tiasa Adi Magistra 21040111130086 Muhammad Alvan Nur 21040111140104

Disahkan dan dikumpulkan pada tanggal 2 Juli 2012

Mengetahui,Dosen Pembimbing

Ir. Hadi Nugroho, Dipl. EGS, MTNIP. 131 602 718

ii

Asisten Dosen I Asisten Dosen II Asisten Dosen III

Ario Arief Dorasi Sianturi Melisa Grace GirsangNIM L2L008009 NIM L2L008020 NIM L2D009122

Asisten Dosen IV Asisten Dosen V Asisten Dosen VI

Imam Wahyudi Annisa Fauziah Astrini Ayu PuspitaNIM L2D009025 NIM L2D009027 NIM L2D009017

Page 3: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

ABSTRAK

Dalam proses perencanaan wilayah, ketersediaan sumber daya alam harus

menjadi pertimbangan utama di dalam menetapkan kebijakan tata guna lahan.

Persoalan-persoalan yang muncul sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dari

proses pembangunan kiranya perlu diminimalkan melalui suatu paradigma

pembangunan yang akrab lingkungan, yaitu pembangunan yang didasarkan atas

pengetahuan yang lebih baik tentang karakteristik alam dan manusia (masyarakat).

Daerah yang kami ambil pada pembahasan ini adalah Kelurahan Jatireji,

Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal. Kelurahan Jatirejo berbatasan di sebelah

utara dengan Kelurahan Rejosari di sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan

Jatirejo Selatan, di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Winong dan di

sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tunggulsari.Permasalahan yang terjadi

di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Ngampel ini adalah terjadinya erosi pada tebing

sungai (river bank) karea pengikisan oleh arus sungai, rayapan penurunan tanah

karena berjenis tanah latosol coklat, dan banjir akibat adanya pemukiman yang lebih

rendah dari anak sungai.

Keadaan fisik Kelurahan Jatirejo dapat dilihat berdasarkan aspek aspek geologi

seperti morfologi, litologi, topografi, klimatologi, statigrafi, hidrologi, hodrogeologi,

bahaya geologi, dan tata guna lahan.

Morfologi Kelurahan Jatirejo tergolong dalam bentuk lahan fluvial. Jenis

batuan di Kelurahan Jatirejo memiliki jenis batupasir tuffan dan batu breksi, yang

mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa.Topografi kelurahan Jatirejo

dibedakan menjadi dua kelerengan yaitu datar dan agak curam. Sedangkan secara

umum Kelurahan Jatirejo beriklim tropis. Statigrafi di Kelurahan Jatirejo tergolong

dalam Formasi Damar (Qtd).Hidrologi Kelurahan Jatirejo ditentukan salah satunya

ditentukan berdasar densitas sungai. Sungai di Kelurahan Jatirejo yaitu Sungai

Blorong memiliki densitas sungai sebesar 0,00193 – 0,001787.Hidrologi di

Kelurahan Jatirejo di Dusun Magangan dan Krajan termasuk akuifer produktif

iii

Page 4: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

sedang dengan penyebaran luas.Sedangkan di Dusun Mijil dan Duren mempunyai

jenis akuifer produktif dan setempat.

Setelah melakukan analisis kondisi eksisting pada wilayah studi sehingga

menghasilkan arahan tata gula lahan yang sesuai dengan kondisi fisik dan aspek

geologi wilayah studi. Menurut analisis skoring Kelurahan Jatirejo cocok untuk

dijadikan kawasan pemukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan, dan tanaman

semusim. Pemukiman yang dimaksudkan adalah pemukiman yang berada jauh dari

tebing sungai karena tebing sungai berpotensi erosi.Begitu juga dengan analisis

SWOT, Kelurahan Jatirejo cocok untuk dijadikan kawasan pemukiman, kawasan

budidaya tanaman tahunan dan kawasan budidaya tanaman semusim.

Sehubungan dengan keadaan wilayah studi dan kondisi eksistingnya, maka

didapatkan suatu rekomendasi tentang pemanfaatan lahan Kelurahan Jatirejo yang

menitikberatkan kondisi lingkungan dari aspek geologi lingkungannya dengan

harapan rekomendasi ini dapat dijadikan acuan mengenai pemanfaatan lahan dari

wilayah tersebut sehingga pembangunan pada wilayah ini sesuai dan berkelanjutan.

Kata kunci: keadaan geologi Kelurahan Jatirejo

iv

Page 5: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Arahan dan

Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan dengan Erosi Tebing Sungai Dilihat dari

Aspek Geologi Lingkungan Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Ngampel”.Penulisan

laporan adalah merupakan persyaratan dalam memenuhi tugas besar mata kuliah

Geologi Lingkungan TKP (150).

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian

ini, khususnya kepada :

1. Bapak Ir. Hadi Nugroho. Dipl. EGS. MT sebagai dosen pengampu mata kuliah

Geologi Lingkungan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

tugas besar ini dapat diselesaikan dengan baik dan penulis memiliki ilmu dan

wawasan yang lebih luas.

2. Orang tua yang telah memberikan do’a dan restu untuk penyelesaian laporan.

3. Seluruh tim asisten dosen yang telah membantu, memberikan arahan, memberikan

kritikan, dan memberikan masukan kepada tim penulis dalam mengerjakan

laporan sehingga laporan dapat terselesaikan.

4. Perangkat Desa Jatirejo yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan.

5. Teman-teman yang telah memberi motivasi dan dorongan untuk menyelesaikan

laporan ini.

6. Seluruh pihak yang telah membantu kami selama ini, yang tidak dapat kami

ucapkan satu-persatu.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan, baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan laporan ini.

v

Page 6: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah

SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Semarang,Juni 2012

Tim Penulis

Kelompok 4

vi

Page 7: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….ii

ABSTRAK…………………………………………………………………………..iii

KATA PENGANTAR..................................................................................................v

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..vii

DAFTAR PETA…………………………………………………………………….xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………….xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2Rumusan Masalah.....................................................................................................2

1.3Tujuan dan Sasaran...................................................................................................2

1.4 Ruang Lingkup........................................................................................................3

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah.......................................................................................3

1.4.2 Ruang Lingkup Materi..........................................................................................3

1.5 Metodologi Penulisan Laporan................................................................................3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data..................................................................................4

1.5.2 Metode Analisis....................................................................................................4

1.6Kerangka Pikir..........................................................................................................6

1.7 Sistematika Penulisan..............................................................................................7

BAB II KAJIAN LITERATUR MENGENAI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DAN

METODE ANALISIS..................................................................................................8

vii

Page 8: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2.1Pengertian dan konsep geologi lingkungan..............................................................8

2.2Aspek - aspek Geologi Lingkungan.........................................................................9

2.2.1Morfologi...............................................................................................................9

2.2.2Topografi.............................................................................................................10

2.2.3Litologi................................................................................................................12

2.2.4Stratigrafi.............................................................................................................14

2.2.5Klimatologi..........................................................................................................16

2.2.6Hidrologi..............................................................................................................18

2.2.7Hidrogeologi........................................................................................................19

2.2.8 Bahaya geologi...................................................................................................21

2.2.9Struktur Geologi..................................................................................................27

2.3 Alat-Alat analisis...................................................................................................28

2.3.1 SWOT.................................................................................................................28

2.3.2 Overlay Peta.......................................................................................................28

2.3.3 Skoring................................................................................................................29

BAB III IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KECAMATAN NGAMPEL ;

KELURAHAN JATIREJO...........................................................................................31

3.1Gambaran Umum Kecamatan Ngampel.................................................................31

3.2Letak Geografis dan Batas Administrasi Kecamatan Ngampel.............................32

3.3 Aspek Fisik Kecamatan Ngampel.........................................................................32

3.3.1 Morfologi............................................................................................................32

3.3.2 Litologi...............................................................................................................33

3.3.3 Topografi............................................................................................................33

3.3.4 Klimatologi.........................................................................................................33

viii

Page 9: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

3.3.5 Stratigrafi............................................................................................................34

3.3.6 Hidrologi.............................................................................................................35

3.3.7 Hidrogeologi.......................................................................................................35

3.3.8 Bahaya Geologi..................................................................................................36

3.3.9 Tata Guna Lahan................................................................................................37

3.3.10 Utilitas Umum..................................................................................................37

3.4 Gambaran Umum Kelurahan Jatirejo....................................................................40

3.5 Letak Geografis dan Batas Administrasi Kelurahan Jatirejo.................................41

3.6 Aspek Fisik Kelurahan Jatirejo..............................................................................41

3.6.1 Morfologi............................................................................................................41

3.6.2 Litologi...............................................................................................................42

3.6.3 Topografi............................................................................................................42

3.6.4 Klimatologi.........................................................................................................42

3.6.5 Stratigrafi............................................................................................................42

3.7.6 Hidrologi.............................................................................................................43

3.6.7 Hidrogeologi.......................................................................................................43

3.6.8 Bahaya Geologi..................................................................................................43

3.6.9 Tata Guna Lahan................................................................................................44

3.6.10 Utilitas Umum..................................................................................................44

BAB IV ANALISIS ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN KELURAHAN JATIREJO

......................................................................................................................................47

4.1Analisis Aspek Geologi Lingkungan......................................................................47

4.1.1Analisis Morfologi...............................................................................................47

4.1.2Analisis Litologi..................................................................................................48

4.1.3 Analisis Topografi..............................................................................................49

ix

Page 10: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

4.1.4 Analisis Klimatologi...........................................................................................50

4.1.5Analisis Stratigrafi...............................................................................................51

4.1.6Analisis Hidrologi................................................................................................51

4.1.7 Analisis Hidrogeologi..........................................................................................52

4.1.8Analisis Bahaya Geologi......................................................................................55

4.1.9Analisis Tata Guna Lahan....................................................................................57

4.2Analisis Kelayakan Lahan.......................................................................................57

4.3Analisis Potensi dan Kendala..................................................................................59

4.4Kesesuaian Lahan....................................................................................................61

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................62

5.1.1Potensi dan Kendala di Kelurahan Jatirejo...........................................................62

5.2Arahan Tata Guna Lahan Wilayah Studi Kelurahan Jatirejo.................................63

5.3Rekomendasi Mengenai Wilayah Studi..................................................................63

5.3.1Rekomendasi Pemanfaatan Lahan Kelurahan Jatirejo.........................................63

5.3.2Rekomendasi bagi Pemerintah Kelurahan Jatirejo...............................................64

5.3.3Rekomendasi bagi Developer atau Swasta Kelurahan Jatirejo............................64

5.3.4Rekomendasi bagi Masyarakat Kelurahan Jatirejo..............................................65

5.3.5 Rekomendasi dalam Penanggulangan erosi tebing sungai..................................65

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................67

x

Page 11: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

DAFTAR PETA

Peta Geologi Regional Kendal...................................................................................3

Peta Administrasi Kecamatan Ngampel.....................................................................3

Peta Administrasi Kelurahan Jatirejo.........................................................................3

Peta Morfologi Kecamatan Ngampel.........................................................................35

Peta Geomorfologi Kecamatan Ngampel...................................................................35

Peta Jenis Batuan Kecamatan Ngampel.....................................................................35

Peta Jenis Tanah Kecamatan Ngampel......................................................................35

Petatopografi Kecamatan Ngampel............................................................................36

Peta Klimatologi Kecamatan Ngampel......................................................................36

Peta Statigrafi Kecamatan Ngampel..........................................................................37

Peta Hidrologi Kecamatan Ngampel..........................................................................37

Peta Hidrogeologi Kecamatan Ngampel....................................................................38

Peta Bahaya Geologi Kecamatan Ngampel...............................................................39

Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Ngampel..............................................................40

Peta Morfologi Kelurahan Jatirejo.............................................................................44

Peta Geomorfologi Kelurahan Jatirejo.......................................................................44

Peta Jenis Tanah Kelurahan Jatirejo.........................................................................44

Peta Jenis Batuan Kelurahan Jatirejo........................................................................44

Peta Topografi Kelurahan Jatirejo.............................................................................45

Peta Klimatologi Kelurahan Jatirejo..........................................................................45

Peta Statigrafi Kelurahan Jatirejo...............................................................................45

Peta Hidrologi Kelurahan Jatirejo..............................................................................45

xi

Page 12: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Peta Hidrogeologi Kelurahan Jatirejo.......................................................................45

Peta Bahaya Geologi Kelurahan Jatirejo....................................................................46

Peta Tata Guna Lahan Kelurahan Jatirejo..................................................................46

Peta Analisis Morfologi Kelurahan Jatirejo...............................................................49

Peta Analisis Geomorfologi Kelurahan Jatirejo.........................................................49

Peta Analisis Jenis Batuan Kelurahan Jatirejo...........................................................50

Peta Analisis Jenis Tanah Kelurahan Jatirejo............................................................50

Peta Analisis Topografi Kelurahan Jatirejo...............................................................51

Peta Analisis Klimatologi Kelurahan Jatirejo............................................................53

Peta Analisis Statigrafi Kelurahan Jatirejo................................................................54

Peta Analisis Hidrologi Kelurahan Jatirejo................................................................54

Peta Analisis Hidrogeologi Kelurahan Jatirejo.........................................................55

Peta Analisis Bahaya Geologi Kelurahan Jatirejo......................................................58

Peta Analisis Tata Guna Lahan Kelurahan Jatirejo....................................................60

Peta Kesesuaian Lahan Kelurahan Jatirejo................................................................63

xii

Page 13: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

DAFTAR TABEL

Tabel II.1Sifat Kelerengan Tanah............................................................................................12

Tabel II.2Jenis Jenis Tanah......................................................................................................15

Tabel II.3Jenis Jenis Stratigrafi................................................................................................16

Tabel II.4Data Pembagian Nilai Q Menurut Schmidt=Fergusson...........................................19

Tabel II.5Intensitas Hujan Harian Rata Rata...........................................................................19

Tabel II. 6Kriteria Dan Tata Cara PenentuanKawasan Lindung Dan Budidaya.....................31

Tabel II. 7Kelas Lereng Dan Nilai Skor..................................................................................31

Tabel II. 8Kelas Tanah Menurut KepekaanErosi Dan Nilai Skor...........................................32

Tabel II. 9Intensitas Hujan Harian Rata-RataDan Nilai Skor..................................................32

Tabel II. 10Klasifikasi Tingkat Erosi Dan Skoringnya UntukPenentuan Lahan Kritis...........32

Tabel III.1Curah Hujan Kecamatan Ngampel Tahun 2008.....................................................36

Tabel III.2Kondisi jalan Kecamatan Ngampel.........................................................................40

Tabel III.3Sistem Pengeloalaan Lahan....................................................................................42

Tabel III.4Jumlah penduduk Kelurahan Jatirejo......................................................................43

Tabel III.5Sistem pengelolaan lahan Kelurahan Jatirejo.........................................................48

Tabel IV.1Tabel Topografi Kelurahan Jatirejo Tahun 2012....................................................51

Tabel IV.2Tabel Skoring..........................................................................................................61

Tabel IV. 3Matriks Analisis SWOT.........................................................................................63

Tabel IV.4Kesesuaian Lahan...................................................................................................63

xiii

Page 14: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1Siklus Hidrologi....................................................................................................20

Gambar III.1 Bahaya Geologi banjir........................................................................................39

Gambar IV.1Tanah latosol coklat............................................................................................50

Gambar IV.2Daerah Jatirejo yang cukup datar sebagai lahan pemukiman.............................52

Gambar IV.3Tebing curam di Kelurahan jatirejo bagian selatan............................................52

Gambar IV.4Tanah yang kering akibat curah hujan rendah dan suhu tinggi...........................53

Gambar IV.5Sungai Blorong mempunyai densitas tinggi.......................................................54

Gambar IV.6Aliran Sungai Blorong di sekitar pemukiman.....................................................55

Gambar IV.7Sumur bor swadaya masyarakat..........................................................................56

Gambar IV.8 Sumur bor sumbangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah................................56

Gambar IV.9 Air sumur bor yang keruh dan berbau...............................................................57

Gambar IV.10 Sumur bor sumbangan Pemerintah Kabupaten Kendal...................................57

Gambar IV.11 Air sumur bersih dan tidak berbau...................................................................58

Gambar IV.12Bronjong Sungai Blorong yang mengalami erosi akibat aliran air sungai.......58

Gambar IV.13Rumah yang terletak di daerah penurunan tanah mengalami keretakan...........59

Gambar IV.14Sungai yang melebihi tinggi pemukiman..........................................................60

xiv

Page 15: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

DAFTAR LAMPIRAN

1. Transek Penampang Geologi Kelurahan Jatirejo Kecamatan Ngampel

2. Lembar Asistensi

3. Berita Acara

xv

Page 16: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam proses perencanaan wilayah, ketersediaan sumber daya alam harus

menjadi pertimbangan utama di dalam menetapkan kebijakan tata guna lahan.

Persoalan-persoalan yang muncul sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dari

proses pembangunan kiranya perlu diminimalkan melalui suatu paradigma

pembangunan yang akrab lingkungan, yaitu pembangunan yang didasarkan atas

pengetahuan yang lebih baik tentang karakteristik alam dan manusia

(masyarakat). Geologi lingkungan sebagai ilmu terapan dari pengetahuan geologi

yang ditujukan dalam upaya memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif dan

efisien guna memenuhi kebutuhan hidup manusia masa kini dan masa mendatang

dengan seminimal mungkin mengurangi dampak lingkungan yang

ditimbulkannya.

Geologi adalah ilmu yang mempelajari susunan, bentuk, sejarah

perkembangan bumi, serta proses - proses yang telah, sedang, dan akan bekerja di

bumi. Adapun pengertian Geologi lingkungansecara umum dapat diartikan

sebagai hubungan antara suatu obyek dengan sekitarnya.Hubungan ini dapat

bersifat aktif maupun pasif, dinamis ataupun statis.Geologi lingkungan pada

hakekatnya merupakan ilmu geologi terapan yang ditujukan sebagai upaya

memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara efisien dan efektif untuk

memenuhi kebutuhan perikehidupan manusia pada masa kini dan masa mendatang

dengan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya semaksimal

mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bumi sebagai suatu obyek

yang dipengaruhi oleh lingkungannya, termasuk didalamnya adalah manusia

sebagai salah satu unsur yang mempengaruhinya (Djauhari Noor: 2006).

Proses pembangunan di setiap daerah pasti memiliki aspek aspek geologi,

dan begitu juga dengan wilayah Kecamatan Ngampel tepatnya di Kelurahan

1

Page 17: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Jatirejo. Wilayah ini merupakan daerah yang terletak di bawah perbukitan, dimana

masih banyak terdapat lahan kosong atau hutan dengan tanah yang subur,

sehingga mata pencarian penduduk sebagian besar adalah bertani.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Ngampel ini

adalah terjadinya erosi pada tebing sungai (river bank).Penyebab utama dari erosi

tebing sungai ini adalah terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air

yang megalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat

pada belokan sungai. Hal tersebut terjadi karenaarus air yang ingin berbelok di

tikungan sungai dengan energi yang sangat besar, arus air yang kencang ini akan

mengerus tebing sungai dengan tekanan yang kuat sehingga materialnya

penyusunnya terlepas dan terbawa air. Sungai yang terletak di kelurahan Jatirejo

merupan sungai yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar sebab digunakan

sebagai pengairan sawah dan MCK (mandi, cuci, kakus) sehingga apabila tidak

ditanggulangi akan merugikan dan membahayakan bagi masyarakat.

1.3Tujuan dan Sasaran

Laporan ini dibuat dengan tujuan dan sasaran sebagai berikut:

Tujuan dari analisis laporan ini yaitu mengetahui kondisi fisik di lingkungan

Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Ngampel sehingga mampu mengidentifikasi dan

menganalisis kondisi lingkungan fisik alamiahnya dan dapat memberikan arahan

dan gambaran mengenai kebijakan tata guna lahan yang terdapat di wilayah studi.

Dalam mencapai tujuan ini, ada beberapa sasaran yang harus dicapai yaitu:

1. Mengidentifikasi karakteristik geologi wilayah Kelurahan Jatirejo, Kecamatan

Ngampel.

2. Menganalisis aspek-aspek geologi lingkungan, seperti morfologi, topografi,

litologi, klimatologi, hidrologi, dan tata guna lahan.

3. Memahami permasalahan-permasalahan geologi dan mengedentifikasi potensi-

potensi alam yang terdapat di lingkungan wilayah studi

2

Page 18: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Pada pembahasan laporan ini, ruang lingkup terbagi menjadi dua yaitu

ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.

a. Ruang Lingkup Makro

Ruang lingkup makro mencakup wilayah Kecamatan Ngampel seluas 33,

88 km2, dengan batas batas administrasi Kecamatan Ngampel dapat dilihat pada

lampiran peta.

b. Ruang Lingkup Mikro

Ruang lingkup mikro mencakup kelurahan yang ada di Kecamatan

Ngampel,yaitu Kelurahan Jatirejo dengan batas batas administrasinya dapat

dilihat pada lampiran peta.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Materi yang dibahas dalam laporan ini meliputi keadaan fisik wilayah

kecamatan ngampel, kelurahan Jatirejo ditinajau dari aspek fisik seperti:

Morfologi

Litologi

Topografi

Klimatologi

Hidrologi

Hidrogeologi

Bahaya geologi

Tata guna lahan

Aspek-aspek tersebut diteliti kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu

pemecahan masalah geologi yang terjadi.

3

Page 19: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

1.5 Metodologi Penulisan Laporan

Dalam proses penelitian wilayah studi ini mengugunakan metode analisis

untukmengetahui keadaan wilayah Kelurahan Jatirejo, Kabupaten Kendal.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data kami peroleh dari dua survei yaitu survei primer dan

survei sekunder.

Data Primer

Data primer adalah cara data yang dikumpulkan dengan mencari langsung

data tersebut. Survei primer dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi

penelitian dan melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait seperti tokoh

masyarakat ataupun warga masyarakat.Berkenaan dengan itu juga diadakan

tinjauan langsung ke lokasi Kelurahan Jatirejo, Kabupaten Kendal untuk

mengetahui kondisi fisik dan geologi secara riil dari kawasn tersebut.Pengambilan

sampel tanah dan bebatuan juga dirasa penting untuk mendukung penelitian

ini.Selain itu juga telah diadakan sesi wawancara terhadap tokoh masyarakat

seperti kepala desa dan kepala kelurahan.

Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dengan mencari data

seperti dari literature, internet, atupun data dari instansi-instansi terkait seperti

Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA), kantor Ngampel, kantor Kelurahan Jatirejo, Badan Meteoroligi dan

Geofisika (BMG), dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

1.5.2 Metode Analisis

Metode analisis diperlukan untuk mencari kesinambungan antara keadaan

geologi ditinjau dari topografi, litologi, klimatologi, morfologi, hidrologi, struktur

geologi, statigrafi, hidrogeologi, dan lain-lain yang meyebabkan bahaya geologi.

Sehingga dari analisis tersebut dapat diperkirakan bahaya geologi yang dapat

4

Page 20: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

terjadi, yang kemudian dapat dijadikan acuan untuk memberikan solusi

permasalahan geologi bagi wilayah Jatirejo Kabupaten Kendal.

a. Metode Analisis Kuantitatif

Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat

numerik (jumlah).Variabel yang diolah dengan metode kuantitatif adalah

topografi, klimatologi, dan litologi.

b. Metode Analisis Kualitatif

Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang tidak

mempunyai nominal angka tertentu tetapi lebih mengutamakan kearah

kualitas.Data kualitatif mempunyai indikator relative (tidak menentu) seperti

baik-buruk, penting-tidak penting, dan sebagainya.

Dalam metode analisis kualitatif digunakan alat seperti:

1. SWOT adalah perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Dari

analisis inilah dipertimbangkan faktor internal dan eksternal yang

mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Aplikasinya

adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang

yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan

dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi

ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan

yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah

ancaman baru.

2. Skoring

Penentuan prioritas yang dilakukan dengan mengelompokkan data

berdasarkan pemikiran yang rasional.

3. Overlay Peta

Overlay merupakan pendekatan tata guna lahan/landscape. Overlay ini

merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari

5

Page 21: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

INPUT

Wilayah Studi Kasus (Kelurahan Jatirejo, Kecaatan Kendal)

Identifikasi Kondisi Geologi Lingkungan Kelurahan Jatirejo

Kecamatan Ngampel(melalui aspek geologi)

Survey Primer

Survey Sekunder

Observasi Wawancara

Literatur, BMG, BPS, Bappeda, Kantor Kelurahan Jatirejo, Kantor Kecamatan Ngampel dan BPN

Morfologi

penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang

spesifik).

1.6 Kerangka Pikir

6

Litologi Topografi Klimatologi

Stratigrafi Hidrologi Hidro-geologi

Bahaya Geologi

Tata guna lahan

Overlay PetaKesesuaian Lahan

Kelayakan lahan Potensi dan Kendala

Analisis Kelayakan Lahan

Analisis Potensi dan Kendala

AnalisisMorfologi

AnalisisLitologi

AnalisisTopografi

AnalisisKlimatologi

AnalisisStratigrafi

AnalisisHidrologi

AnalisisBahaya Geologi

Analisis Tata Guna Lahan

PROSES

AnalisisHidrogeo

-logi

Skoring

SWOT

Page 22: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Arahan dan Rekomendasi Tata Guna Lahan wilayah Jatirejo, Ngampel, Kendal

OUTPUT

1.7 Sistematika PenulisanSistematika dari Laporan Analisis Geologi Lingkungan dalam ruang lingkup

Kelurahan Jatirejo Kecamatan Ngampel adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUANBerisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran,

ruang lingkup, metode penulisan laporan, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.Bab ini menjelaskan secara rinci tentang alasan dasar pengambilan wilayah Kelurahan Jatirejo Kecamatan Ngampel, dan menjelaskan keadaan-keadaan dasar dari wilayah studi.

BAB II KAJIAN LITERATUR MENGENAI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DAN METODE ANALISIS

Berisi teori-teori geologi lingkungan yang mendasari analisis-analisis yang digunakan sebagai acuan proses analisis, pembahasan masalah, dan rekomendasi yang tepat bagi wilayah studi. Berisi konsep dan pengertian geologi lingkungan, aspek-aspek geologi lingkungan, tata guna lahan (pengertian, konsep, tujuan adanya tata guna lahan, jenis tata guna lahan), metode-metode analisis, dan alat-alat analisis.

BAB III IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KELURAHAN JATIREJO KECAMATAN NGAMPELMengidentifikasikan karakteristik geologi lingkungan wilayah studi yang meliputi letak dan luas wilayah, karakteristik fisik dasar Morfologi, Litologi, Topografi, Klimatologi, Stratigrafi, Hidrologi, Bahaya Geologi, dan Tata Guna Lahan.

BAB IV ANALISIS ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN KELURAHAN JATIREJO, KECAMATAN NGAMPELMeliputi analisis potensi dan kendala, aspek fisik geologi yang terkait dengan kondisi wilayah studi, dan analisis kesesuaian lahan wilayah studi.

BAB V PENUTUPMeliputi kesimpulan dan arahan mengenai pemanfaatan tata guna lahan di wilayah studi.

7

Page 23: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

BAB II

KAJIAN LITERATUR MENGENAI ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DAN METODE ANALISIS

2.1Pengertian dan konsep geologi lingkunganSecara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang

artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang

mempelajari bumi.Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet

Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena Bumi tersusun

oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya

merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan

merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

Sesuai dengan batasan Geologi Lingkungan, yaitu mempelajari interaksi

antara alam (lingkungan geologis / geological environment) dengan aktivitas

manusia yang bersifat timbal balik. Pengertian timbal balik adalah bagaimana

proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi

sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala dan limitasi

seperti dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard),

atau fenomena-fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia.

Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia mengganggu

kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi

manusia sendiri.

Geologi Lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu

lingkungan, karena ilmu lingkungan adalah dasar pemahaman kita mengenai bumi

dan membahas interaksi manusia dengan seluruh aspek yang ada disekelilingnya,

termasuk aspek geologis serta dampaknya bagi kehidupan manusia.Karena itu

filosofi utama dari geologi lingkungan adalah konsep manajemen lingkungan

yang didasarkan pada sistem geologi untuk pembangunan berkelanjutan dan

bukan pada beban lingkungan yang tidak bisa diterima.

Tujuh konsep dasar geologi lingkungan :

1. Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.

8

Page 24: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2. Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber

daya alamnya terbatas.

3. Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang

telah tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun

buatan.

4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam bagi

kehidupan manusia.

5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk

mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian

estetika.

6. Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita

mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya.

7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi,

dan pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan

penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan.

2.2 Aspek - aspek Geologi LingkunganGeologi lingkungan memiliki beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut :

2.2.1Morfologi Morfologi adalah uraian tentang bentuk-bentuk muka bumi, khususnya

mengenai sifat (nature), cara terbentuknya (origin), proses-proses dan

perkembangan serta komposisi materialnya.

Secara umum, bentangalam Indonesia terbagai atas 7 unit bentukan asal

(origin) yaitu: denudasi, struktur, gunungapi, laut, sungai, pelarutan, angin.

Bentukan asal denudasi/denudation (D) adalah bentangalam yang dibentuk

oleh proses geomorfologi, jika proses tersebut bekerja terus dalam jangka waktu

yang panjang, mampu meratakan seluruh permukaan bumi yang kasar ini. Dua

buah proses yang berkaitan dengan proses geomorfologi adalah proses degradasi

sebagai contoh disentegrasi batuan (pelapukan), material pelapukan di permukaan

bumi dipindahkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan massa/ mass wasting.

9

Page 25: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sedangkan proses agradasi adalah suatu bentuk aneka ragam proses sedimentasi

yang mampu membentuk daratan berkaitan dengan proses degradasi.

Bentukan asal struktur/structure (S) adalah bentangalam yang dibentuk oleh

kegiatan tektonik, dalam skala yang lebih rinci akan memberikan kenampakan

morfologi struktur, antara lain: pematang pebukitan sesar (horst) , lembah sesar

(graben), telaga sesar (sagpond), gawir sesar (fault scarp), plateau , pebukitan

siklin/antiklin, lembah siklin/antiklin , pebukitan homoklin, dsb.

Bentukan asal gunungapi/volcanic (V) adalah bentangalam yang dibentuk

oleh hasil kegiatan gunungapi (tubuh gunungapi, leleran lava dan lahar, dataran

piroklastika halus, kawah gunungapi dsb).

Bentukan asal laut/marine (M) adalah bentangalam yang dibangun oleh

hasil kegiatan laut (dataran pantai, pematang pantai, undak pantai, lagun, kipas

delta dsb).

Bentukan asal sungai/fluvial (F) adalah bentangalam yang dibangun oleh

hasil kegiatan sungai (dataran limpah banjir, pematang sungai, undak sungai dsb).

Bentukan asal pelarutan/karst (K) adalah bentangalam yang dibangun oleh

hasil proses pelarutan yang terjadi pada batugamping dikenal dengan “karstâ€.

Morfologi karst dapat berupa bentuk lahan pelarutan yang negatip (dolina, uvala,

lembah karst dsb), sedangkan bentuklahan karst yang positip diantaranya kerucut

karst, menara karst.Terutama pada menara karst dipisahkan dengan kerucut karst

semata-mata karena bentuk didingnya agak tegak sampai tegak dan dipisahkan

antara satu dengan lainya oleh dataran berawa atau dataran aluvial yang luas.

Bentukan asal angin/aeolian (A) adalah bentangalam yang dibangun oleh

kegiatan angin. Di Indonesia morfologi semacam ini sangat jarang dijumpai,

hanya dapat dijumpai pada daerah pantai (Parangtritis) dan beberapa tempat lain

dengan luasan yang sangat sempit.

2.2.2TopografiTopografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain

seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam

pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan

10

Page 26: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan

kebudayaan lokal.Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model

tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.Penggunaan kata topografi dimulai sejak

zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu

tempat.Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia

yang berarti tulisan.Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan

secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan

garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian.Mengidentifikasi jenis lahan juga

termasuk bagian dari objek studi ini.

Berikut ini merupakan daftar kelas lereng tanah dengan sifat sifat dan kondisi

alamiah yang dapat menimbulkan terjadinya warna pada daerah tersebut :

Tabel II.1Sifat Kelerengan Tanah

Kelas Lereng Sifat Sifat dan Kondisi Alamiah Warna

0-2 % Datar hingga hampir datar, tidak ada proses denutasi yang berarti.

Hijau

2-7% Agak miring, gerakan tanah dengan kecepatanrendah,erosi lembar dan erosi alur, rawan erosi

Hijau Muda

7-15% Miring, kecepatan gerakan rendah tapi denganbesaran yang lebih tinggi, sangat rawan erositanah

Kuning

15-30% Agak curam, banyak terjadi gerakan tanah danerosi , terutama longsoran yang bersifat nendatan

Jingga

30-70% Curam, proses denudasional intensif, erosi dangerakan tanah sering terjadi

Merah Muda

70-140% Sangat curam, batuan umumnya mulai tersingkap,proses denudasional sangat intensif, sudah mulaimenghasilkan rombokan (koluvial)

Merah

11

Page 27: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

>140% Curam sekali,batuan tersingkap, prosesdenudasional sangat kuat, rawan jatuhan batu,tanaman jarang tumbuh

Ungu

Sumber : Pedoman Penyusunan Rehabilitasi Lahan Konservasi Tanah, 1986.

Cara- cara untuk mengetahui topografi :

1. Survei secara langsung

Survei membantu studi topografi secara lebih akurat suatu permukaan

secara tiga dimensi, jarak, ketinggian, dan sudut dengan memanfaatkan

berbagai instrumen topografi.

Meski penginderaan jarak jauh sudah sangat maju, survei secara langsung

masih menjadi cara untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap dan

akurat mengenai keadaan suatu lahan.

2. Penginderaan jarak jauh

Penginderaan jarak jauh adalah studi mengenai pengumpulan data bumi

dari jarak yang jauh dari area yang dipelajari. Penginderaan jarak jauh dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan satelit, radar, radar inframerah,

seismogram, sonar, dan lain-lain.

2.2.3LitologiLitologi adalah ilmu mengenai batuan yang berkenaan dengan sifat fisik,

kimia, dan strukturnya.Litologi lebih membahas pasa batuan dan tanah, sedangkan

pada lapisan lebih kedalam dibahas oleh litosfer diman berupa lapisan kerak bumi

yang paling luar. Litosfer itu sendiri tersusun mulai dari lapisan kerak (sial) yang

tersusun atas unsur Silisium dan Magnesium, kemudian lapisan berikutnya

(Asthenosfer atau mantel) yang tersusun atar unsur persenyawaan logam Sulfida

dan pada bagian inti (Barisfer) tersusun oleh unsure besi dan nikel.

1. Batuan

a. Batuan beku atau sering disebut igneous rocks

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa

mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan

teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku

12

Page 28: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

plutonik dan vulkanik.Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar

mineral penyusun batuannya.Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari

pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral

penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya

terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat

letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.

b. Batuan sediment

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan

yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses

pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya

terendapkan. Batuan sedimen ini bisa digolongkan lagi menjadi beberapa

bagian diantaranya batuan sedimen klastik, batuan sedimen kimia, dan

batuan sedimen organik.

2. Tanah

Klasifikasi tanah berdasarkan ganesa dikelompokkan:

a. Tanah Residu (Residual Soil )

Terjadi dan terbentuk sebagai hasil pelapukan kimia (dekomposisi

batuan induk).

b. Tanah terangkut (Transported Soil )

Tanah residu yang mengalami perpindahan ke tempat lain karena

pengaruh gravitasi atau perantara alamiah seperti air, angin, dan es.

Tabel II.2Jenis Jenis Tanah

Jenis Tanah Keterangan

Aluvial Hidromorf Bahan asalnya berupa endapan liat (tanah hasil angkutanair).Grumosol Kelabu Tua

Bahan asalnya berupa abu/pasir dan tufa vulkanintermedier

Assosiasi Alluvial Kelabudan Cokelat Kekelabuan

Berasal dari batuan induk tuff volkan intermedier yangcocok untuk kawasan pertanian. Tanah alluvium sifatnyatidak peka terhadap erosi sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan terbangun karenamemiliki daya dukung beban yang cukup baik.

Kompleks Gerosol Bahan induknya berupa batu kapur dan nepal.

13

Page 29: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Kelabudan KekelabuanLatosol Cokelat TuaKemerahan

Berupa tanah residu hasil dari pelapukan breksi tufaan danpasir tufaan yang mengandung tufa vulkan intermedier

Latosol Cokelat Merupakan tanah residu hasil pelapukan dari breksi tufaandan batupasir tufaan. Berpotensi untuk terjadi gerakantanah berupa runtuhan batu

Latosol Cokelat Tua Endapan sangat tebal antara 1-3m, berwarna coklat muda,bersifat lepas hingga sangat lepas, berbutir halus hinggakasar, dan berbentuk menyudut hingga memutar

Sumber: Diktat Perkuliahan Geologi Lingkungan, 2010

2.2.4StratigrafiBerdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata,

yaitu kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata

“grafi” yang berasal dari kata “graphic/graphos”,yang artinya gambar atau

lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai

ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi adalah

studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan

batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah

bumi.Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat

dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan

fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya

(kronostratigrafi).Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran

lapisan batuan.

Ada dua unsur penting pembentukan stratigrafi dalam penyelidikan

stratigrafi, yaitu :

1. Unsur Batuan

Hal terpenting dalam unsur batuan adalah pengenalan dan pemerian

litologi.Kita mengetahui betul bahwa volume bumi didisi oleh batuan sedimen

dan batuan non-sedimen, sekitar 5% dan 95%.Tetapi pada kenyataannya,

dalam penyebaran batuan, batuan sendimen dan non-sedimen mencapai 75%

dan 25%.

Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi adalah sendimen yang memberi

arti kronologis dari urut-urutan lapisannya yang ditinjau dari kejadian dan

14

Page 30: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

waktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan. Dengan itu

dipermudahkannya pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan antara satu

batuan dengan yang lainnya, yang dibatasi oleh penyebaran ciri satuan

stratigrafi yang berhimpit, bahkan dapat berpotongan dengan yang lain.

2. Unsur Pelapisan

Perlapisan merupakan sifat utama dalam batuan sendimen, yang

memperlihatkan bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh proses

sedimentasi. Weimer berpendapat bahwa akumulasi batuan pada umumnya

searah dengan aliran media transport, sehingga kemiringan endapan

mengakibatkan terjadinya perlapisan selang tindih (overlap) yang dibentuk

karena massa endapan yang beragam serta sudut lapisan sendimentasi

dibawahnya terbentuk dari endapan di atas suatu sedimen.

Tabel II.3Jenis Jenis Stratigrafi

No Jenis Formasi Ciri Ciri1 Endapan Alluvium (Qa) Terdiri dari endapan dataran pantai,endapan sungai,dan

endapan danau2 Formasi Damar (QTd) Terdiri dari batu pasir tufaan,konglomerat,breksi

vulkanik, dan tufa3 Batuan Gunungapi

Gajah Mungkur (Qhg)Batuannya berupa lava andesit berwarna abu-abu kehitaman,berbutir halus,holokristalin,komposisi terdiri dari feldspar,homblende,danaugit

4 Batuan gunungapi kali gesit (Qpk)

Batuannya berupa lava basaslt,berwarna abu-abu kehitaman,halus,komposisi mineral terdiri dari feldspar,olivine,dan augit

5 Formasi Jongkong (Qpj) Breksi andesit homblende yang berwarna coklat kehitaman,dan aliran larva berwarna abu-abu tua

6 Formasi kali getas (Qpkg)

Batuannya terdiri dari breksi dan lahar dengan sisipan lava dan tuff halus,sampai kasar,dibawahnya ditemukan batu lempung mengandung molusca dan fosil

7 Formasi Kalibeng (Tmpk)

Batuannya terdiri dari napa,batu pasir tufaan,dan batu gamping

8 Formasi Kerek (Tmk) Interkalasi batu lempung, napal, batu pasir tufaan, konglomerat, breksi vuklanik, dan batu gamping.

Sumber : SK Mentri Kehutanan No.837/ KPTS/UM/II /1980 dan No.683/KPTS/UM/VII/1981

15

Page 31: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2.2.5KlimatologiKlimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim, dan merupakan sebuah

cabang dari ilmu atmosfer.Dikontraskan dengan meteorologi yang mempelajari

cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, klimatologi

mempeljari frekuensi di mana sistem cuaca ini terjadi.

Klimatologi tidak mempelajari fenomena atmosfer secara tepat (misalnya

pembentukan awan, curah hujan, dan petir), tetapi mempelajari kejadian rata-rata

selama beberapa tahun sampai millenia, dan juga perubahan dalam pola cuaca

jangka panjang, dalam hubungannya dengan kondisi atmosfer.Klimatologi berasal

dari bahasa Yunani Klima dan Logos.Klima artinya kemiringan yang diarahkan

ke lintang tempat sedangkan Logos artinya ilmu.Sehingga Klimatologi data

diartikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,

penyebab perbedaan iklim di bumi,dan juga kaitannya dengan iklim dan

aktivitasmanusia.

Iklim merupakan salah satu factor pembatas dalam proses pertumbuhan dan

produksi tanaman Jenis-jenis dan sifat-sifat ikim bias menentukan jenis-jenis

tanaman yang bias tumbuh dengan iklim tertentu. Oleh karena itu, iklim sangat

berpengaruh di bidang pertanian.Seiring dengan dengan semakin berkembangnya

isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor

pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal

musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para

petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk

daerah tropis seperti Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam

pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar

matahari.

Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air yang semula berupa uap air di udara

kepermukaan bumi dalam bentuk cair atau padat.Alat pengukur hujan dinamakan penakar

hujan.Jumlah curah hujan di Indonesia tidak merata dan paling banyak terjadi selama

angin muson barat bertiup.

16

Page 32: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Menurut Schmidt dan Fergusson iklim dibagi menjadi delapan tipe dengan perhitungan

Nilai Quatient (Q) dengan rumus (Nugroho,2007) :

Q= Σbulan keringΣbulan basah

x100%

Untuk perhitungan bulan kering dan basah menggunakan skala Mohr sebagai berikut :

- Bulan kering yaitu bulan yang curah hujannya < 60 mm.

- Bulan basah yaitu bulan yang curah hujannya > 100 mm.

- Bulan lembab yaitu bulan yang curah hujannya antara 60 – 100 mm.

Sedangkan untuk penentuan nilai Q, bulan lembab dimasukan pada bulan basah.

Berdasarkan rasio nilai Q, maka Schmidt – Fergusson membagi iklim sebagai berikut :

Tabel II.4Data Pembagian Nilai Q Menurut Schmidt=Fergusson

Tipe Besar Nilai Q (%) Ciri CiriA 0 - ≤ 14,3 Sangat basah, vegetasi hutan hujan tropis B 14,3 - ≤ 33,3 Basah, vegetasi hutan hujan tropis

C 33,3 - ≤ 60 Agak basah, vegetasi hutan rimba, vegetasi meranggas

D 60 - ≤ 100 Sedang, vegetasi hutan musim E 100 - ≤ 167 Agak kering, vegetasi hutan belantara

(sabana) F 167 - ≤ 300 Kering, vegetasi sabana G 300 - ≤ 700 Sangat kering, vegetasi padang ilalang H > 700 Ekstrim kering, vegetasi padang ilalang

Sumber : Data Klimatologi BMG Kota Semarang 2001

Tabel II.5Intensitas Hujan Harian Rata Rata

No Kelas Interval(mm/hr) Deskripsi Skor

1 I 0 – 13,6 Sangat rendah 10

2 II 13,6 – 20,7 Rendah 20

3 III 20,7 – 27,7 Sedang 30

4 IV 27,7 – 34,8 Tinggi 40

5 V >34,8 Sangat tinggi 50

17

Page 33: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber : SK Mentri Kehutanan No.837/ KPTS/UM/II /1980 dan No.683/KPTS/UM/VII/1981

2.2.6HidrologiHidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran,

sifat-sifat kimia dan fisiknya, reaksi dengan lingkungannya,termasuk hubungan

dengan mahluk-mahluk hidup (Internasional Glossary of Hidrology, 1974).

Karena perkembangan yang begitu cepat, hidrologi telahmenjadi dasar dari

pengelolaan sumber daya-sumber daya air rumah tanggayang merupakan

pengembangan dan penggunaan sumber daya-sumber daya air secara terencana.

Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi,pengendalian banjir, drainase, tenaga

air dan lain-lain) dilakukan denganterlebih dahulu mengadakan survey kondisi-

kondisi hidrologi yang cukup.Survey-survey tersebut meliputi prosedur-prosedur

pengumpulan data dilapangan sampai pemrosesan daya dan karena itu

menghasilkan data sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan yang dialami air di bumi hanya

terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu mengalami

perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air

mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan.Perubahan ini

meliputi wujud cair, gas, dan padat.Air di alam dapat berupa air tanah, air

permukaan, dan awan.

Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus

hidrologi.Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan

Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap

air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk awan.

Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga

akhirnya jatuh menjadi hujan (presipitasi).

18

Page 34: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber :http://blog.uin-malang.ac.id

Gambar II.1Siklus Hidrologi

Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan

perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air bawah

tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di permukaan Bumi

(laut, danau, dan waduk).Inilah gambaran mengenai siklus hidrologi.

Jadi siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang

mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak.Siklus Hidrologi adalah istilah

yang digunakan untuk menjelaskan sirkulasi atau peredaran air secara umum.

2.2.7HidrogeologiHidrogeologi merupakan perpaduan antara ilmu geologi dengan ilmu

hidrolika yang kajiannya dititikberatkan pada gerakan air tanah delam secara

hidrolik. Gabungan dua kata hidro dan geologi menunjukkan secara implisit

pengertian geologi dan air, atau dengan kata lain adalah merupakan suatu studi

tentang interaksi antara kerangka unsur batuan dengan air tanah. Dalam istilah

hidrolika maka istilah gerakan dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam media

porus, karena air tanah mengalir diantara sela-sela butiran tanah yang sekaligus

sebagai media.

Pengetahuan tentang hidrogeologi ini penting bagi manusia, karena fungsi

dan kegunaannya meliputi 3 aspek (Told daiam RJ Kodoatie, 1990) :

19

Page 35: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

1) Aspek sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

manusia.

2) Aspek bagian hidrologi di dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan

siklus global.

3) Aspek anggota atau gen dari geologi.

Istilah penting yang merupakan bagian dari hidrogeologi dijelaskan

definsinya, yaitu:

a. Akuifer

Definisi akuifer ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi

satuan geologi yang permeable baik yang terkonsolidasi (misalnya lempung)

maupun yang tidak terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan

mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat

membawa air (atau air dapat diambil) dalam jumlah (kuantitas) yang ekonomis.

b. Aquiclude (impermeable layer)

Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi

suatu geologi yang impermable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang

sangat kecil sehingga tidak memungkinkan air melewatinya. Dapat dikatakan

juga merupakan lapisan pambatas atas dan bawah suatu confined aquifer.

c. Aquitard (semi impervious layer)

Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi

suatu geologi yang permable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil

namun masih memungkinkan air melewati lapisan ini walaupun dengan

gerakan yang lambat. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas

dan bawah suatu semi confined aquifer.

d. Confined Aquifer

Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan

bawahnya merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan

atmosfir.Pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir (no flux).

e. Semi Confined (leaky) Aquifer

Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa

aquitard dan lapisan bawahnya merupakan aquiclude.Pada lapisan pembatas di

20

Page 36: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

bagian atasnya karena bersifat aquitard masih ada air yang mengalir ke akuifer

tersebut (influx) walaupun hidraulik konduktivitasnya jauh lebih kecil

dibandingkan hidraulik konduktivitas akuifer.Tekanan airnya pada akuifer

lebih besar dari tekanan atmosfir. f. Unconfined Aquifer

Merupakan akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya, yang

merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas

aquitard dilapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah. Dengan

kata lain merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah.

g. Semi Unconfined Aquifer

Merupakan akuifer yang jenuh air (satured) yang dibatasi hanya lapisan

bawahnya yang merupakan aquitard. Pada bagian atasnya ada pembatas yang

mempunyai hidraulik konduktivitas lebih kecil daripada hidraulik

konduktivitas dari akuifer.Akuifer ini juga mempunyai muka air tanah yang

terletak pada lapisan pembatas tersebut.

h. Artesian Aquifer

Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya

(potentiometric surface) lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu

apabila pada akuifer ini dilakukan pengeboran maka akan timbul pancaran air

(spring), karena air yang keluar dari pengeboran ini berusaha mencapai

ketinggian hidraulik tersebut.

2.2.8 Bahaya geologiBerdasarkan data yang telah kami peroleh, menunjukan bahwa proses-proses

geologi yang terjadi baik bersifat endogen maupun eksogen dapat menimbulkan

bahaya atau bencana bagi kehidupan manusia.Pengertian Bahaya geologi

merupakan aktivitas geologi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan-

perubahan keadaan alam di lingkungan tersebut dari keadaannya semula.Contoh

dari bahaya geologi yang dapat berdampak pada aktivitas manusia di berbagai

wilayah di muka bumi yaitu banjir, gerakan tanah, erosi dan sebagainya.

1. Gempa bumi

Gempa bumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses

endogen pada kedalaman tertentu. Kerak bumi tempat kita tinggal ini terdiri

21

Page 37: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

dari sejumlah lempeng atau bongkahan besar yang selalu bergerak, pergerakan

itu menyebabkan terlepasnya energi yang menimbulkan getaran sehingga dapat

mengguncang permukaan bumi.Setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan

gempabumi di muka bumi ini, hanya saja kebanyakan kekuatannya kecil sekali

sehingga tidak terasa oleh kita.

Gempabumi dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor :

o Pergerakan lempeng. Jenis ini disebut gempa tektonik, umumnya

regional dan sangat merusak.

o Kegiatan gunungapi yang disebut gempa vulkanik. Umumnya gempa

jenis ini terjadi setempat.

o Kegiatan manusia yang disebut gempa buatan atau gempa tiruan,

umumya setempat dan tidak selalu dibuat

2. Gerakan Tanah

Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa

batuan, tanah, bahan timbunan dan material campuran yang bergerak kearah

bawah dan keluar dari lereng.

Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah :

Curah hujan tinggi dan lama disertai angin kencang memicu terjadinya

gerakan tanah.

Kemiringan lereng yang terjal (>25°) sehingga masa tanah mudah untuk

bergerak.

Sifat fisik batuan berupa material vulkanik yang bersifat lepas dan

kelerengan terjal sehingga mudah runtuh jika dipicu curah hujan tinggi.

3. Banjir

Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan

yang banyak dialiri oleh aliran sungai.Secara sederhana banjir dapat

didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi

permukaan bumi kawasan tersebut.

22

Page 38: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.

Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus

sepanjang hari.

Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.

Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan,

dan manusia.

Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di

tempat-tempat yang rendah.

Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.

Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.

Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau

hilangnya orang.

Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun

materiil.

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

- Rusaknya areal pemukiman penduduk,

- Sulitnya mendapatkan air bersih, dan

- Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.

- Rusaknya areal pertanian

- Timbulnya penyakit-penyakit

- Menghambat transportasi darat

Penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :

- Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,

- Pendangkalan sungai,

- Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun

gotong royong,

- Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,

- Pembuatan tanggul yang kurang baik,

- Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.

23

Page 39: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

4. Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen,tanah, batuan, dan

partikel lainnya)akibat transportasiangin,air ataues, karakteristik

hujan,creeppada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh

makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang,dalam hal ini disebut bio-

erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang manamerupakan

proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik,

ataugabungan keduanya.

Jenis -Jenis Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:

1. Erosi oleh Air

a. Splash erosion:

Erosi oleh butiran air hujan yang jatuh ke tanah.Karena benturan

butiran air hujan, partikel-partikel tanah yang halus terlepas dan

terlempar ke udara.

b. Sheet erosion:

Erosi oleh air yang jatuh dan mengalir di permukaan tanah

secaramerata sehingga partikel-partikel tanah yang hilang merata di

permukaan tanah.Permukaan tanah menjadi lebih rendah secara

merata.Erosi ini terjadi bila permukaantanah memiliki ketahanan

terhadap erosi yang relatif seragam.

c. Riil erosion

Erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah dengan

membentuk alur-alur kecil dengan kedalaman beberapa senti

meter.Erosi ini terjadi pada permukaan tanah yang landai dan

memiliki daya tahan yang seragam terhadap erosi.

d. Gully erosion

Erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah yang miring

atau dilereng perbukitan yang membentuk alur-aluryang dalam dan

lebarnya mencapai beberapa meter, dan berbentuk “V”.

e. Valley erosion:

24

Page 40: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Erosi oleh air yang mengalir di daerah perbukitan yang

membentuk lembah-lembah sungai atau lereng-lereng perbukitan.

Alur atau lembah berbentuk berbentuk “V”. Erosi dominan secara

vertikal.

f. Stream erosion:

Erosi oleh air dalam bentuk aliran sungai.Lembah sungai

berbentuk “U”. Terjadi erosi lateral yang makin ke hilir makin

dominan dan dapatmembentukaliran sungai bermeander.

2. Erosi oleh gelombang

Erosi terjadi oleh gelombang laut yang memukul ke pantai.

Erosi dapat dibedakan menjadi:

- Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai.

Pukulangelombang menyebabkan batuan pecah berkeping-

keping.

- Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh material

yang diangkutgelombang ketika gelombang memukul ke tebing

pantai.

3. Erosi oleh Angin

Erosi ini terjadi oleh angin yang bertiup.Erosi ini terjadi di

daerah yang tidak bervegetasiatau bervegetasi sangat jarang di

daerah gurun atau pesisir. Erosi ini dapat dibedakanmenjadi:1.

- Deflasi : Erosi oleh angin yang bertiup dan menyebabkan

material

lepas yanghaalus terangkut.2.

- Abrasi :Erosi oleh material-material halus yang diangkut oleh

anginketikaangin menerpa suatu batuan.

A. Akibat Erosi

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaantanahbagian

atas, yang akanmenyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi

25

Page 41: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

lahan). Akibat lain dari erosiadalah menurunnya kemampuan tanah untuk

meresapkan air (infiltrasi). Penurunankemampuan lahan meresapkanair ke

dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan

mengakibatkan banjir disungai. Selain itu butiran tanah yangterangkut oleh

aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi)

yangselanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan

pendangkalan sungai sehinggaakan memengaruhi kelancaran jalur

pelayaran.Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang

alami, dan baik untuk ekosistem.Misalnya, kerikil secara berkala turun ke

elevasi yang lebih rendah melaluiangkutan air.erosi yang berlebih, tentunya

dapat menyebabkan masalah, semisal dalam halsedimentasi, kerusakan

ekosistem dan kehilangan air secara serentak.Banyaknya erosi tergantung

berbagai faktor.Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitashujan /

presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin,

frekuensi badai.faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas

dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan

vegetasi lahan,makhluk yang tinggal dilahan tersebut dan tata guna lahan

ooleh manusia.

B. Penanggulangan Erosi

Usaha untuk mencegah erosi di lakukan dengan pengolahan pada

tanah.Usaha ini seringdisebut konservasi tanah. Untuk mengetahui cara

konservasi tanah, sebelumnya harusmengetahui faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan peranannya.Faktor iklim,

terutama curah hujan dapat menyebabkan erosi.Curah hujan yang

tinggidengan intensitas yang lama sangat mendukung terjadinya erosi. Salah

satu contoh pengendalian faktor ini dapat dilakukan dengan membuat

saluran air, sehingga air hujan yang jatuh dapat diatur dan akan

dimanfaatkan untuk irigasi.

26

Page 42: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2.2.9 Struktur GeologiStruktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat

kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi

disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk

deformasi tektonik.

Para ahli geologi menyebut Struktur Geologi dengan Kekar , Sesar , serta

Lipatan .

1. Kekar (Joint) adalah rekahan/patahan pada lapisan batuan yang terjadi akibat

pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan, tanpa mengalami

perpindahan tempat.

Jenis Kekar

a. Kekar Gerus (Shear Joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi akibat

tekanan

b. Kekar Tarik (Tension Joint) adalah Kekar pada batuan yang terjadi akibat

tarikan

2. Sesar (Faults) adalah rekahan/patahan pada lapisan batuan yang terjadi akibat

pengaruh gaya-gaya endogen baik tekanan maupun tarikan dan mengalami

perpindahan tempat/dislokasi/pergeseran.

Jenis Sesar

- Sesar Normal / Turun (Normal / Gravity Fault)

- Sesar Naik (Reverse / Thrust Fault)

- Sesar Mendatar / Geser (Horizontal / Strike-Slip Fault)

- Sembul (Horst)

- Terban (Graben)

3. Lipatan (Folds) adalah struktur lapisan batuan sedimen berbentuk lipatan/

gelombang/ lengkungan yang terbentuk akibat gaya endogen berupa tekanan.

- Jenis Lipatan

- Lipatan Tegak/Setangkup (Upright Fold / Symmetrical Fold)

- Lipatan Tidak Setangkup (Asymmetrical Fold)

- Lipatan Miring / Menggantung (Inclined Fold / Overturned Fold)

27

Page 43: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

- Lipatan Rebah (Recumbent Fold)

- Antiklin (Anticline)

- Sinklin (Syncline)

2.3 Alat-Alat analisis

Alat-alat yang kami gunakan untuk menganalisis adalah sebagai berikut:

2.3.1 SWOT1. Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau

konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek

atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang

terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities(peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang

terjadi.Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek

atau konsep bisnis itu sendiri.misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah,

kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar.Ancaman ini dapat

mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2.3.2 Overlay Peta

Overlay merupakan pendekatan tata guna lahan/landscape. Overlay ini

merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari

penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang

spesifik).

28

Page 44: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2.3.3 Skoring

Skoring merupakan penentuan prioritas yang dilakukan dengan

mengelompokkan data berdasarkan pemikiran yang rasional.Dalam skoring,

kriteria yang digunakan adalah:

Tabel II. 6Kriteria Dan Tata Cara PenentuanKawasan Lindung Dan Budidaya

Sumber : SK Mentan No. 837/KPTS/UM/1 1/1980 danNo. 683/KPTS/UM/8/1982

Tabel II. 7Kelas Lereng Dan Nilai Skor

No Kelas lereng Lereng (%) Diskripisi Skor 1 I 0-8 Datar 202 II 8,01-15 Landai 403 III 15,01-25 Agak curam 604 IV 25,01-45 Curam 805 V >45 Sangat curam 100

Sumber: SK Mentan No. 837/ KPTS/UM/1 1/1980 dan No. 683/KPTS/UM/8/1982

Tabel II. 8Kelas Tanah Menurut Kepekaan

Erosi Dan Nilai SkorNo Kelas tanah Jenis tanah Diskripsi

terhadap erosiNilai skor

1 I Aluvial, glei, planosol, hidromorf kelabu

Tidak peka 15

2 II Latosol Kurang peka 303 III Brown forest soil, non calcic

brown, mediteran Agak peka 45

4 IV Andosol, laterit, grumosol, podsol, podlosit

Peka 60

5 V Regosol, litosol, organosol, renzina

Sangat peka 75

Sumber : SK Mentan No. 837/KPTS/UM/1 1/1980 danNo. 683/KPTS/UM/8/1982

29

No Fungsi kawasan Total nilai skor

1 Kawasan lindung ≥ 175

2 Kawasan penyangga 125-174

3 Kawasan budidaya tanaman tahunan <125

4 Kawasan budidaya tanaman semusim <125

5 Kawasan pemukiman <125

Page 45: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Tabel II. 9Intensitas Hujan Harian Rata-Rata

Dan Nilai SkorNo Kelas Interval Diskripsi Nilai skor1 I 0-13,6 Sangat rendah 102 II 13,61-20,7 Rendah 203 III 20,71-27,7 Sedang 304 IV 27,71-34,8 Tinggi 405 V >34,81 Sangat tinggi 50

Sumber : SK Mentan No. 837/KPTS/UM/1 1/1980 danNo. 683/KPTS/UM/8/1982

Tabel II. 10Klasifikasi Tingkat Erosi Dan Skoringnya Untuk

Penentuan Lahan KritisKelas Besaran/diskripsi SkorRingan Tanah dalam (>60 cm):

<25% lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi alur pada jarak 20-50 mTanah dangkal (<60 cm)<25% lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi pada alur jarak >50m

5

Sedang Tanah dalam25-75% lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi alur pada jarak kurang dari 20 mTanah dangkal 25-50% lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi pada alur jarak 20-50m

4

Berat Tanah dalamLebih dari 75% lapisan tanah atas hilang dan/atau erosi parit dengan jarak kurang dari 20-50 mTanah dangkal 50-75% lapisan tanah atas hilang

3

Sangat berat

Tanah dalamSemua lapisan tanah atas hilang >25% lapisan tanah bawah dan/atau erosi parit dengan kedalaman sedang pada jarak kurang dari 20 mTanah dangkal >75% lapisan tanah atas telah hilang, sebagian tanah bawah telah tererosi

2

Sumber: balai pengelolaan das tondano

30

Page 46: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

BAB III

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KECAMATAN NGAMPEL;

KELURAHAN JATIREJO

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Ngampel

Kecamatan Ngampel merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Kendal sebagai wilayah makro studi. Jarak Kecamatan Ngampel

dengan Ibukota dan ke beberapa kota lainnya seperti, Kabupaten Kendal berkisar

10 Km², Kecamatan Petebon berkisar 5 Km². Ketinggian tanah pada Kecamatan

Ngampel ± 6 meter dpl dengan suhu udaranya berkisar 27 °C. Luas wilayah

Kecamatan Ngampel dirinci menurut desa pada tahun 2009 berjumlah 33.88 Km2.

Setiap wilayah memiliki karakteristik berbeda-beda yang bisa digunakan

sebagai dasar dalam proses perencanaan maupun proses pengembangan wilayah

tersebut. karakteristik geologi terdiri dari 9 aspek yang satu sama lain saling

mempengaruhi secara fisik dapat berupa letak dan luas wilayah, morfologi,

topografi, litologi, hidrologi, hidrogeologi, klimatologi, dan topografi.

Banyaknya penduduk bila dilihat dari Jenis Kelamin pada tahun 2007-2009.

Pada tahun 2007 berjumllah 34.627 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 16,919

jiwa, sedangkan Perempuan berjumlah 17,708 jiwa. Pada tahun 2008 berjumlah

34.895 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 17,042/jiwa sedangkan Perempuan

berjumlah 17,853 jiwa. Pada tahun 2009 berjumlah 35,226 dari Laki-laki

berjumlah 17,186 jiwa dan Perempuan berjumlah 18,040 jiwa. Banyaknya

penduduk bila dilihat dari Jenis Kelamin pada tahun 2007-2009. Pada tahun 2007

berjumllah 34.627 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 16,919 jiwa, sedangkan

Perempuan berjumlah 17,708 jiwa. Pada tahun 2008 berjumlah 34.895 jiwa terdiri

dari Laki-laki berjumlah 17,042/jiwa sadangkan Perempuan berjumlah 17,853

jiwa. Pada tahun 2009 berjumlah 35,226 dari Laki-laki berjumlah 17,186 jiwa dan

Perempuan berjumlah 18,040 jiwa.

Banyaknya penduduk bila dilihat dari Jenis Kelamin pada tahun 2007-2009.

Pada tahun 2007 berjumllah 34.627 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 16,919

31

Page 47: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

jiwa, sedangkan Perempuan berjumlah 17,708 jiwa. Pada tahun 2008 berjumlah

34.895 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 17,042/jiwa sedangkan Perempuan

berjumlah 17,853 jiwa. Pada tahun 2009 berjumlah 35,226 dari Laki-laki

berjumlah 17,186 jiwa dan Perempuan berjumlah 18,040 jiwa. Banyaknya

penduduk bila dilihat dari Jenis Kelamin pada tahun 2007-2009. Pada tahun 2007

berjumllah 34.627 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 16,919 jiwa, sedangkan

Perempuan berjumlah 17,708 jiwa. Pada tahun 2008 berjumlah 34.895 jiwa terdiri

dari Laki-laki berjumlah 17,042/jiwa sadangkan Perempuan berjumlah 17,853

jiwa. Pada tahun 2009 berjumlah 35,226 dari Laki-laki berjumlah 17,186 jiwa dan

Perempuan berjumlah 18,040 jiwa.

3.2 Letak Geografis dan Batas Administrasi Kecamatan Ngampel

Kecamatan Ngampel berbatasan di sebelah utara dengan Kecamatan

Patebon di sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Singorejo, di sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Gemuh, dan di sebelah timur berbatasan

dengan Kecamatan Brangsong.

Jarak ibukota kecamatan Ngampel ke Kota Kabupaten Kendal adalah 10

Km, jarak dengan Kota Propinsi Jawa Tengah adalah 38 Km. Sedankan

ketinggian rata-rata adalah 6 dpl.

3.3 Aspek Fisik Kecamatan Ngampel

Karakteristik Kecamatan Ngampel dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek

non fisik yang menjelaskan kondisi fisik Kecamatan Ngampel berupa aspek-aspek

geologi yang terdapat di wilayah tersebut.

3.3.1 Morfologi

Kecamatan Ngampel terletak di bagian timur Kabupaten Kendal, yang

merupakan daerah rawan erosi dan memiliki banyak sungai dan

bendungan.Bentuk lahan Kecamatan Ngampel adalah bentuk lahan struktural

dengan struktur mendatar (horizontal).Hal ini disebabkan karena kecamatan

Ngampel merupakan dataran rendah yang memiliki elevasi 0-500 kaki diatas

permukaan air laut.

32

Page 48: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

3.3.2 Litologi

Pada Kecamatan Ngampel jenis batuan sedimen yaitu sandstone (batupasir)

dan breksi. Batupasir yaitu batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16

milimeter dan 2 mm, batuan ini terbentuk karena segmentasi butiran-butiran pasir

yang terbawa oleh arus sungai, ombak san angin sehingga terakumulasi di suatu

tempat dan membentuk batuan. Batuan breksi memiliki butiran-butiran yang

bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar

dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter.Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan

menyudut.Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang

terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu

fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.

Jenis tanah di kecamatan Ngampel yaitu terdiri dari tanah asosiasi alluvial

kelabu, latosol coklat dan mediteran coklat kemerahan.Tanah alluvial cenderung

subur karena mengandung unsur zat hara dan mineral. Tanah latosolol yaitu tanah

yang cenderung subur untuk pertanian..Sedangkan tanah mediteran yaitu tanah

yang berasal dari pelapukan kapur sehingga tidak subur.

3.3.3 Topografi

Kecamatan Ngampel termasuk ke dalam region A Kabupaten kendal yang

memiliki karakteristik topografi berupa wilayah dataran rendah, Kelerengan

Kecamatan Ngampel dibedakan tiga tingkat yaitu 0-8 % berada di desa

Sumbersari, Winong dan Jatirejo. 15-35% yaitu di desa Bojonggede, banyuurip,

Ngampel Kulon, kebonagung, putatgede dan rejosari. 25-40% yaitu didesa

dempel rejo, sudipayung, ngampel wetan. Oleh karena itu karakteristik topografi

di Kecamatan Ngampel sebagian besar dapat diklasifikasikan kepada wilayah

yang datar.

3.3.4 Klimatologi

Secara umum di Kecamatan Ngampel suhu rata-rata sekitar 27oC , beriklim

tropis. Rata-rata curah hujan berdasar tahunan berdasar pencatatan curah hujan

tahun 2004 adalah sebesar 2799 mm/tahun dengan jumlah hari hujan sebanyak

105 hari.

33

Page 49: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Tabel III.1Curah Hujan Kecamatan Ngampel Tahun 2008

Bulan Curah hujan (mm) Hari hujanJanuari 306 15Februari 436 17Maret 767 15April 252 12Mei 535 11Juni 38 3Juli 25 3Agustus 4 0September 62 4Oktober 29 3November 113 10Desember 231 13Jumlah 2799 105

Sumber : Data morfologi Kecamatan Ngampel tahun 2008

Q = Jumlah bulan kering x 100%

Jumlah bulan basah

= 4 x100%

8

= 50%

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 bulan kering

yaitu pada bulan Juni, Juli,Agustus dan Oktober. 8 bulan basah yaitu pada bulan

Januari, Februari, maret, april, mei, september, november dan desember. Dari data

curah hujan dapat diketahui nilai Q sebesar 50% sehingga Kecamatan Ngampel

termasuk kedalam iklim agak basah berdasarkan pembagian iklim menurut

Schmidt Fergusson

3.3.5 Stratigrafi

Statigrafi di Kecamatan Ngampel tergolong dalam formasi damar dan

endapan Alluvium.Formasi damar (Qtd) terdiri atas batupasir tufaan,

konglomerat, breksi vulkanik dan tufa.Batupasir mengandung mineral mafik,

feldspar dan kuarsa.Breksi vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar.Formasi

ini beumur Plio-Plistosen, dan terdiri atas sedimen yang diendapkan dilingkungan

nonmarin, moluska setempat ditemukan dan diindikasikan fosil sisa

vertebrata.Sedangkan endapan alluvium menutupi hampir 90 % di Kecamatan

34

Page 50: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Ngampel.Terbentuk dari endapan dataran pantai, endapan sungai dan endapan

danau.Umumnya terdiri dari lempung dan pasir kemudian membentuk endapan

delta dan mencapai ketebalan kurang lebih 80 m. selain itu endapan alluvium yang

ada pada alur sungai terdiri atas kerikil, kerakal dan pasir.

3.3.6 Hidrologi

Dalam wilayah Kecamatan Ngampel mengalir Sungai Blorong yang

mempunyai panjang 93 km. Sungai Blorong mengalir di bagian timur Kecamatan

Ngampel, tepatnya di Desa Mijil. Debit air sungai blorong pada musin kemarau

4,053m3/detik, sedangkan pada musim penghujan sebanyak 7,686m3/detik.

Densitas air sungai di Kecamatan Ngampel bagian Utara kurang dari 0,000598

yaitu di Desa Rejosari, Sumbersari, Kebonagung, Ngampel kulon, Ngamapel

Wetan, Banyuurip, Bojonggede, Dudipayung, Dempelrejo dan Putatgede.

Sedangkan Ngampel bagian selatan adalah 0,00193 – 0,001787 yaitu di Desa

Winong dan Jatirejo. Tingkat evaporasi Kecamatan Ngampel tergolong stabil,

sedang tingkat infiltrasinya stabil karena hujan yang terjadi sesuai dengan

musimnya.

3.3.7 Hidrogeologi

Di daerah Kendal memiliki 21 sumber mata air yang terletak di bagian

selatan meliputi wilayah Kecamatan Pageruyung, Pelantungan, Sukorejo, Patean,

Limbangan, dan Boja. Sumber mata air tersebut berasal dari sumur dalam.

Daerah Kecamatan Ngampel bagian utara dan timur memiliki karakteristik

hidrogeologi Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dan aliran melalui

celahan dan ruang antar butir.Akuifer produktif dan setempat meliputi Winong

dan jatirejo.Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas memiliki daerah

penyebaran yang meliputi Rejosari, Kebonagung, Dawungsari, Ngampel Wetan

dan Sumbersari.Sedangkan akuifer produktif dengan penyebaran luas memiliki

daerah penyebaran yang meliputi Putatgede, Bojonggede, Banyuurip, Ngampel

Kulon, Sudipayung dan Dempelrejo.

Berdasarkan pola dan arah aliran airtanah secara umum aliran airtanah di

daerah Kecamatan Ngampel akan mengalir dari arah selatan ke utara, dari tempat

35

Page 51: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

yang memiliki head/elevasi muka airtanah tinggi ke head rendah dan memberikan

supply ke arah sungai yang ada di sekitarnya (gaining stream).

Berdasarkan hasil pengujian kualitas airtanah di lapangan berdasarkan nilai

TDS (Total Dissolved Solid), Kecamatan Ngampel memiliki kualitas air tanah

Kriteria baik, yaitu jika kandungan unsur tersebut di bawah nilai maksimum yang

disarankan (0-1000 mg/l). Sedangkan kualitas airtanah berdasarkan nilai Daya

Hantar Listrik (DHL) di Kecamatan Ngampel mempunyai kriteria sangat baik,

jika kandungan unsur daya hantar listrik tersebut berada pada nilai minimum atau

nilai aman (0 – 1000 Is/cm).

3.3.8 Bahaya Geologi

Dengan kondisi geografinya, Kecamatan Ngampel mempunyai bahaya

geologi banjir dan erosi.Banjir ini disebabkan kelerengan yang landai,

penggunaan lahan bukan vegetasi permanen sehingga mengurangi ruang terbuka

untuk penyerapan air.Tanahnya yang berjenis alluvial dengan sedikit grumusol

dan mediteran juga mempengaruhi adanya banjir ini.

Dalam Penelitian Terapan Daerah Rawan Bencana Kabupaten Kendal 2008,

Kecamatan Ngampel termasuk dalam kawasan yang mengalami penurunan tanah

sangat rendah yaitu 1 - 2,4 cm setiap tahunnya. Tingkat penurunan tanah tersebut

dalam termasuk tingkat penurunan sedang dan tidak memberi pengaruh yang

signifikan pada kondisi di lapangan.Gerakan tanah yang terjadi pada daerah

kerentanan gerakan tanah rendah berupa gerakan tanah dangkal dengan

kedalaman bidang gelincir sekitar 2 – 4 m, kemiringan lereng 20o – 50o.Gerakan

tanah pada daerah ini memiliki penyebaran yang kecil karena gerakan tanah ini

sedikit dijumpai dan hanya bersifat setempat (lokal) pada bantaran sungai jika

terjadi erosi lateral, seperti yang terdapat di bantaran Sungai Blorong.

36

Page 52: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok 4Gambar III.1

Bahaya geologi banjir

3.3.9 Tata Guna Lahan

Lahan di Kecamatan Ngampel dimanfaatkan sebagai tanah sawah seluas

12,76 km², tanah pekarangan seluas 4,28 km², tanah tegalan seluas 4,69 km2,

tanah hutan seluas 9,87 km², dan lain –lain seluas 2,28 km2.

3.3.10 Utilitas Umum

Utilitas umum merupakan sarana wilayah Kecamatann Ngampel yang

berupa jaringan jalan, listrik, telepon, air bersih, persampahan, dan drainase.

A. Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

pelayanan masyarakat di dalam suatu wilayah. Jalan yang terdapat di wilayah

Kecamatan Ngampel sebagian besar merupakan jalan arteri dalam lingkup

kecamatan. Sedangkan kondisi jalan di wilayah Kecamatan ini hampir 90% dalam

keadaan kurang baik.

37

Page 53: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Berikut tabel kondisi jalan kecamatan Ngampel :

Tabel III.2Kondisi jalan Kecamatan Ngampel

No Kondisi Jalan Panjang Jalan

Unit

I Jenis Permukaana. Aspal 52.69 Kmb. Kerikil 0.00 Kmc. Tanah 21.60 Km

II

Kondisi Jalan

a. Baik 61.79 Kmb. Sedang 0.00 Kmc. Rusak 12.50 Km

III

Kelas Jalan

a. Kelas I 0.00 Kmb. Kelas II 2.00 Kmc. Kelas III 6.00 Kmd. Kelas IIIA 12.80 Kme. Kelas IV 2.50 Kmf. Kelas V 7.00 Km

Sumber: Ngampel dalam angka tahun 2009

B. Jaringan Listrik

Jaringan listrik sudah mencakup keseluruhan dari Kecamatan Ngampel,

rata-rata daya yang terpasang adalah 450 watt – 900 watt.

C. Jaringan Telepon

Jaringan telepon kabel maupun maupun jaringan telepon selular sudah

memasuki kawasan Kecamatan Ngampel, namun jaringan telepon kabel jarang

digunakan karena telepon seluler dianggap lebih efektif dan efisien dibanding

telepon kabel. Meskipun begitu tidak semua penduduk memiliki telepon seluler,

hanya beberapa orang di dalam kepala keluarga yang menggunakan telepon

seluler.

D. Jaringan Air Bersih

Air bersih di Kecamatan Ngampel masih terbatas, hal ini dibuktikan dengan

pemanfaatan air sungai yang kotor untuk keperluan rumah tangga seperti mandi,

cuci, dan kakus.

38

Page 54: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

E. Jaringan Persampahan

System pengelolaan jaringan sampah di Kecamatan Ngampel dilakukan

dengan 2 sistem, yaitu dengan sistem tradisional yaitu dilakukan sendiri-sendiri

dengan cara menimbun atau membakar hal tersebut dilakukan biasanya oleh

masyarakat didesa, dan cara kedua yaitu sistem pengelolaan yang dilakukan

melalui lembaga yang terstruktur dengan cara mengkoordinir sampah-sampah

kemudian membuangnya ke tempat pembuangan akhir. Tempat Pembuangan

Akhir di Kecamatan Ngampel sendiri ada 1 yaitu berada di Desa Jatirejo, sistem

pengelolaannya masih menggunakan Sistem Open Dumping, dengan luasan lahan,

kapasitas volume, jumlah timbunan sampah dan jumlah timbunan terangkut.

Tabel III.3Sistem Pengeloalaan Lahan

System pengelolaan Open DumpingLuas lahan (ha) 1,8 haKapasitas volume (m3) 30-40 m3

Tahun mulai operasional 1998Jumlah timbunan sampah (m3/hari)

20 m3

Jumlah terangkut(m3/hari) 20 m3

Permasalahan Overload karena tidak ada sarana alat beratSistem operasi : tidak memenuhi secara teknik (Open Dumping)

Sumber : Cipta karya dan tata ruang kabupaten Kendal 2011

F. Jaringan Drainase

Kondisi wilayah Kecamatan Ngampel mempunyai topografi yang bervariasi

mulai dari dataran tinggi, perbukitan, dan dataran rendah dengan pola aliran air

sejajar menuju ke pantai utara laut jawa.Ketinggian tanah pada Kecamatan

Ngampel ± 6 meter dpl.Kondisi tersebut sangat rawan terhadap bahaya banjir,

terutama pada wilayah daerah cekungan disamping dengan daerah tangkapan air

(catchment area).Jaringan drainase yang terdapat di Kecamatan Ngampel saat ini

menggunakan jaringan drainase primer, yaitu sungai-sungai yang dikendalikan

oleh bendung-bendung dan DAM serta dilengkapi Pintu Pengendali Air yang

terletak di Kelurahan Jatirejo. Namun oleh masyarakat sekitar saluran drainase

39

Page 55: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

tersebut disalah gunakan, seperti membuang sampah disaluran drainase tersebut

sehingga akan menyumbat saluran drainase, padahal di Kelurahan tersebut sudah

ada TPA (Tempat pembuangan Akhir), sehingga akan menyebabkan banjir.

3.4 Gambaran Umum Kelurahan Jatirejo

Kelurahan Jatirejo berbatasan di sebelah utara dengan Kelurahan Rejosari di

sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jatirejo Selatan, di sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Winong dan di sebelah timur berbatasan dengan

Kelurahan Tunggulsari.Luas wilayah Kelurahan Jatirejo dirinci menurut desa pada

tahun 2010 berjumlah 238,485 Hayaitu 37.96% bagian dari Kecamatan Jatirejo.

Karakteristik tiap wilayah berbedadilihat dari aspek letak dan luas wilayah,

morfologi, topografi, litologi, hidrologi, hidrogeologi, klimatologi, dan topografi.

Karakteristik-karakteristik inilah yang digunakan dalam proses perencanaan

maupun perencaan wilayah.

Banyaknya penduduk bila dilihat dari Jenis Kelamin pada tahun 2009.

berjumlah 3173 jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 1547 jiwa, sedangkan

Perempuan berjumlah 1626 jiwa.

Dengan pengklasifikasian menurut kelompok umur sebagai berikut:

Tabel III.4Jumlah penduduk Kelurahan Jatirejo

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah0-4 220 191 4115-9 212 226 438

10-14 156 148 30415-19 231 222 45320-24 185 164 34925-29 151 159 31030-39 187 115 30240-49 121 119 24050-59 88 70 15860+ 107 101 208

Jumlah 1658 1515 3173Sumber :Ngampel dalam angka tahun 2009

40

Page 56: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Berdasarkan hasil olah cepat Sensus Penduduk 2009, jumlah penduduk

Kepadatan penduduk Kelurahan Jatirejo bila dilihat dari Kepadatan Orang/Km².

Pada tahun 2009berjumlah 24,7 jiwa/km2.

Perkembangan Penduduk per tahun Kecamatan Ngampel tahun 2007-2009.

Jumlah penduduk tahun 34,627 jiwa dengan perkembangan penduduk 1,50 %, per

tahun bila dilihat dari tahun sebelumnya, Sedangkan pada tahun 2008 jumlah

penduduk meningkat 34,895 jiwa dengan perkembangan punduduknya 0,77 %.

pertahun. Pada tahun 2009 jumlah penduduk ada 35,226 dengan perkembangan

penduduk 0.95 % per tahun.

3.5 Letak Geografis dan Batas Administrasi Kelurahan Jatirejo

Kelurahan jatirejo berada di bagian tenggara Kecamatan

Ngampel.Kelurahan Jatirejo berbatasan di sebelah utara Kelurahan Rejosari di

sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jatirejo Selatan, di sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Winong dan di sebelah timur berbatasan dengan

Kelurahan Tunggulsari.

Jarak Kelurahan Jatirejo dari pusat emerintahan kecamatan adalah 5 Km,

jarak dengan ibukota kabupaten daerah tingkat II adalah 9 Km, jarak dengan

ibukota kabupaten daerah tingkat I adalah 37 Km, sedangkan jarak dengan

ibukota negara adalah 525 Km.

3.6 Aspek Fisik Kelurahan Jatirejo

Karakteristik Kelurahan Jatirejo dapat dilihat dari aspek fisik wilayahnya.

3.6.1 Morfologi

Morfologi Kelurahan Jatirejo tergolong dalam bentuk lahan fluvial. Bentuk

lahan fluvial ini terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi

yang berupa aliran air sungai maupun yang terkonsentrasi yang berupa limpasan

permukaan. Sedangkan untuk geomorfologi Kelurahan jatirejo termasuk kategori

bergelombang miring.

41

Page 57: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sedangkan untuk geomorfologi Kelurahan jatirejo termasuk kategori

bergelombang miring di Dusun Mijil bagian selatan dan berbukit bergelombang di

Dusun Krajan, Magangan, Duren, dan sebagian besar Mijil sebelah utara. Satuan

ini memiliki beda elevasi (ketinggian) antara 50-100 meter dengankelerengan

antara 8-13 %. Kondisi geomorfologi satuan bentuk lahan ini memilikikondisi

lahan yang relatifbergelombang Dimanfaatkan penduduk sebagi persawahan,

tegalan, dan pemukiman.

3.6.2 Litologi

Jenis batuan di Kelurahan Jatirejo memiliki jenis batupasir tuffan dan batu

breksi, yang mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa.Sedangkan jenis

tanah di seluruh Kelurahan Jatirejo memiliki jenis tanah latosol coklat, tanah ini

merupakan tanah residu hasil pelapukan dari breksi tufaan dan batupasir

tufaan.Tanah ini berpotensi untuk terjadi gerakan tanah berupa runtuhan

batu.Selain itu jenis tanah ini subur untuk pertanian.Sehingga di Desa Jatirejo

terdapat banyak lahan persawahan.

3.6.3 Topografi

Topografi kelurahan Jatirejo dibedakan menjadi dua kelerengan yaitu datar

dan agak curam, wilayah yang datar yaitu berada di dusun Mijil, Krajan,

Magangan dan Duren.Sedangkan yang agak curam yaitu berada di sebagian kecil

dusun Mijil dan sebagian kecil dusun Krajan.Sehingaa dapat dikatakan sebagian

besar Desa Jatirejo bertopografi datar.

3.6.4 Klimatologi

Secara umum Kelurahan Jatirejo beriklim tropis, rata-rata curah hujan

tahunan berdasar pencatatan curah hujan tahun 2008, curah hujan di Desa Jatirejo

adalah 2799mm/tahun dengan jumlah hari 105 hari dan jumlah hari terbanyak 17

hari. Dengan curah hujan tersebut artinya Desa Jatirejo bercurah hujan

rendah.Suhu rata-ratanya mencapai 32oC.

3.6.5 Stratigrafi

Statigrafi di Kelurahan Jatirejo tergolong dalam Formasi Damar (Qtd).Berisi

litologi berupa batupasir tuffan, konglomerat, breksi vulkanik.Batupasir

42

Page 58: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa.Breksi vulkanik mungkin

diendapkan sebagai lahar.Formasi ini sebagian non-marine; moluska setempat

ditemukan dan sisa vertebrata.

3.7.6 Hidrologi

Hidrologi Kelurahan Jatirejo ditentukan salah satunya ditentukan berdasar

densitas sungai. Sungai di Kelurahan Jatirejo memiliki densitas sungai sebesar

0,00193 – 0,001787.Hal ini disebabkan karena Desa Jatirejo dilalui oleh sungai

Blorong sehingga densitasnya cukup tinggi.

3.6.7 Hidrogeologi

Hidrologi di Kelurahan Jatirejo di Dusun Magangan dan Krajan termasuk

akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas.Sedangkan di Dusun Mijil dan

Duren mempunyai jenis akuifer produktif dan setempat. Sedang berdasarkan

pengujian kualitas air tanah berdasarkan nilai TDS (Total Dissolved Solid) maka

wilayah Kelurahan Jatirejo memiliki Kriteria baik, yaitu jika kandungan unsur

tersebut di bawah nilai maksimum yang disarankan (0-1000 mg/l). Kualitas air

dan tanah berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik(DHL) Kriteria sangat baik, jika

kandungan unsur daya hantar listrik tersebut berada pada nilai minimum atau nilai

aman (0 – 1000 µs/cm). selain itu Desa Jatirejo memiliki tiga sumur bor yang bisa

dimanfaatkan oleh masyrakat.

3.6.8 Bahaya Geologi

Dengan kondisi geografinya, Kelurahan Jatirejo mempunyai bahaya geologi

erosi tebing sungai, banjir dan penurunan tanah.Penyebab utama dari erosi tebing

sungai ini adalah terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang

mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada

belokan sungai. Hal tersebut terjadi karena arus air yang ingin berbelok di

tikungan sungai dengan energi yang sangat besar, arus air yang kencang ini akan

mengerus tebing sungai dengan tekanan yang kuat sehingga materialnya

penyusunnya terlepas dan terbawa air. Penurunan tanah disebabkan oleh tanah di

Desa Jatirejo yang berjenis latosol coklat.Sedangkan banjir disebabkan oleh aliran

sungai Blorong yang cukup deras dan pemukiman warga dibawah aliran sungai.

43

Page 59: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

3.6.9 Tata Guna Lahan

Lahan di Kelurahan Jatirejo dimanfaatkan sebagai:

Tegalan Kebun Pemukiman

Air Tawar Hutan0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

3896

64346.16

49322

3309839422

Lahan Kelurahan Jatirejo

Lahan Kelurahan Jatirejo

3.6.10 Utilitas Umum

Utilitas umum merupakan sarana wilayah Jatirejo yang berupa jaringan jalan,

listrik, telepon, air bersih, persampahan, dan drainase.

A. Jaringan Jalan

Sistim jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk

pelayanan masyarakat di dalam suatu wilayah.Kondisi jalan di wilayah

Kelurahan Jatirejo dalam keadaan kurang baik. Hal itu ditunjukkan oleh jalan

yang beraspal namun rusak parah. Sehingga askes menjadi lancar dan

terhambat.

B. Jaringan Listrik

Jaringan listrik sudah mencakup keseluruhan dari Kelurahan Jatirejo,

rata-rata daya yang terpasang adalah 450 v dan 900 v.

C. Jaringan Telepon

Jaringan telepon kabel maupun maupun jaringan telepon selular sudah

memasuki kawasan Kelurahan Jatirejo, namun jaringan telepon kabel jarang

digunakan karena telepon seluler dianggap lebih efektif dan efisien dibanding

44

Page 60: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

telepon kabel. Meskipun begitu tidak semua penduduk memiliki telepon

seluler, hanya beberapa orang di dalam kepala keluarga yang menggunakan

telepon seluler.

D. Jaringan Air Bersih

Di kelurahan jatirejo sudah ada PDAM sebagai sarana air bersih, namun

air PDAM tidak mengalir efektif.Dan juga sebagian penduduk dalam kegiatan

MCK masih ada yang menggunakan sumur dan sungai.Penduduk yang

menempati Jatirejo sudah lama lebih memilih menggunakan air sungai

meskipun air sungainya sudah tercemar.Air sungai tersebut dimanfaatkan

mulai dari mandi, mencuci, dan buang air besar.

E. Jaringan Persampahan

System pengelolaan jaringan sampah di Kelurahan Jatirejo dilakukan

dengan 2 sistem, yaitu dengan sistem tradisional yaitu dilakukan sendiri-sendiri

dengan cara menimbun atau membakar hal tersebut dilakukan biasanya oleh

masyarakat didesa, dan cara kedua yaitu sistem pengelolaan yang dilakukan

melalui lembaga yang terstruktur dengan cara mengkoordinir sampah-sampah

kemudian membuangnya ke tempat pembuangan akhir. Tempat Pembuangan

Akhir di Kelurahan Jatirejo sendiri ada 1 yaitu berada di Desa Jatirejo, sistem

pengelolaannya masih menggunakan Sistem Open Dumping, dengan luasan

lahan, kapasitas volume, jumlah timbunan sampah dan jumlah timbunan

terangkut.

Tabel III.5Sistem pengelolaan lahan Kelurahan Jatirejo

System pengelolaan Open Dumping

Luas lahan (ha) 1,8 ha

Kapasitas volume (m3) 30-40 m3

Tahun mulai operasional 1998

Jumlah timbunan sampah (m3/hari)

20 m3

Jumlah terangkut(m3/hari) 20 m3

Permasalahan Overload karena tidak ada sarana alat beratSystem operasi : tidak memenuhi secara teknik (Open Dumping)

Sumber : Cipta karya dan tata ruang kabupaten Kendal 2011

45

Page 61: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

F. Jaringan Drainase

Jaringan Drainase yang terdapat di Kelurahan Jatirejo saat ini

menggunakan jaringan drainase primer, yaitu sungai-sungai yang dikendalikan

oleh bendung-bendung dan DAM serta dilengkapi Pintu Pengendali Air yang

terletak dikelurahan Jatirejo. Namun oleh masyarakat sekitar saluran drainase

tersebut disalah gunakan, seperti membuang sampah disaluran drainase

tersebut sehingga akan menyumbat saluran drainase, padahal di Kelurahan

tersebut sudah ada TPA (Tempat pembuangan Akhir), sehingga akan

menyebabkan banjir.

46

Page 62: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

BAB IV

ANALISIS ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN KELURAHAN JATIREJO

4.1 Analisis Aspek Geologi Lingkungan

Setelah melewati proses identifikasi masalah aspek geologi di Kecamatan

Ngampel tepatnya di Kelurahan Jatirejo maka permasalahan tersebut dianalisis.

4.1.1Analisis Morfologi

Kecamatan Ngampel terletak di bagian Timur Kabupaten kendal, yang

merupakan daerah rawan erosi dan memiliki banyak sungai dan bendungan.

Morfologi Kelurahan Jatirejo tergolong dalam bentuk lahan fluvial yang

terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan

pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang

berupa bentangan dataran alluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur

horizontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus.

Sedangkan untuk geomorfologi Kelurahan jatirejo termasuk kategori

bergelombang miring di Dusun Mijil bagian selatan dan berbukit bergelombang di

Dusun Krajan, Magangan, Duren, dan sebagian besar Mijil sebelah utara. Satuan

ini memiliki beda elevasi (ketinggian) antara 50-100 meter dengankelerengan

antara 8-13 %. Kondisi geomorfologi satuan bentuk lahan ini memilikikondisi

lahan yang relatifbergelombang Dimanfaatkan penduduk sebagi persawahan,

tegalan, dan pemukiman.

4.1.2Analisis Litologi

Analisis Litologi terdiri dari analisis:

A. Batuan

Kelurahan Jatirejo memiliki jenis batuan sedimen yang telah mengalami

pelapukan sedang-tinggi. Material penyusun batuan sedimen dominan berasal

dari proses pelapukan dan erosi batuan yang terbentuk lebih dulu.

47

Page 63: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Batuan yang terdapat di Kelurahan Jatirejo yaitu batupasir tuffan yang

mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa. Sealin itu juga terdapat batu

breksi di tebing dusun Mijil.

B. Tanah

Kelurahan Jatirejo memiliki jenis tanah latosol coklat sehingga tidak

peka terhadap erosi akan tetapi jenis tanah latosol coklat peka terhadap gerakan

tanah. Oleh karena jenis tanah latosol coklat berpotensi untuk gerakan tanah

dengan runtuhan batu, maka disekitar daerah lahan dengan kemiringan agak

curam sebaiknya tidak digunakan sebagai pemukiman. Selain itu jenis tanah

latosol coklat kaya oleh unsur zat hara. Tanah latosol terbentuk dari batuan

gunung api yang mengalami pelapukan lanjut. Sehingga sangat cocok sebagai

lahan pertanian dan perkebunan akan lebih baik jika digunakan sebagai kebun

yang ditanami tumbuhan rendah yang berjenis sedikit dengan jangka waktu

pendek.

Sumber : foto kelompok 4Gambar IV.1

Tanah latosol coklat

4.1.3 Analisis Topografi

Tabel IV.1Tabel Topografi Kelurahan Jatirejo Tahun 2012

Kelas Wilayah Kelerengan Deskripsi1 Dusun Krajan, Mijil,

Duren, Magangan0-8 % Datar

2 Dusun Krajan dan mijil 15-25 % Agak curamSumber :Bappeda Kabupaten Kendal, 2012

48

Page 64: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Kelurahan Jatirejo datarannya dibedakan menjadi dua yaitu datar dan agak

curam, sehingga terdapat perbedaan ketinggian yang signifikan antara wilayah

utara dan selatan.Daerah yang datar dengan kemiringan lereng 0-8% terdapat di

Dusun Krajan, Magangan, Mijil, dan Duren. Wilayah ini sebagian besar

digunakan sebagai pemukiman, tegalan dan sawah.Sedangkan daerah agak curam

dengan kemiringan lereng 15-25% terdapat di Dusun Krajan dan Mijil yang

sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan.

Sumber: foto kelompok 4Gambar IV.2

Daerah Jatirejo yang cukup datar sebagai lahan pemukiman

49

Page 65: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Gambar IV.3Tebing curam di Kelurahan jatirejo bagian selatan

Sumber: foto kelompok 4

4.1.4 Analisis Klimatologi

Kelurahan Jatirejo merupakan daerah yang memiliki tingkat curah

hujan 2799 mm pertahun.Dengan tingkat curah hujan tersebut, berarti

daerah Jatirejo termasuk daerah yang bercurah hujan rendah. Keadaan

tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan di daerah Jatirejo

yang sebagian besar mata pencahariansebagai petani, selain itu keadaan

tersebut menyebabkan Kelurahan Jatirejo kering dan suhunya tinggi sebesar

32o C. Namun daerah tersebut dibantu dengan adanya sungai Blorong yang

memiliki debit air yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian

setempat. Sehingga aktivitas warga tetap lancar.

50

Page 66: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.4Tanah yang kering akibat curah hujan rendah dan suhu tinggi

4.1.5Analisis Stratigrafi

Statigrafi di Kelurahan Jatirejo tergolong dalam Formasi Damar

(Qtd).Berisi litologi berupa batupasir tuffan, konglomerat, breksi

vulkanik.Batupasir mengandung mineral mafik, feldspar dan kuarsa.Breksi

vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar.Formasi ini sebagian non-marine;

moluska setempat ditemukan dan sisa vertebrata.

4.1.6Analisis Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kelurahan Jatirejo didukung dengan adanya sungai

besar yaitu sungai Blorong yang mengalir di tepian desanya.Sungai Blorong

mempunyai andil besar dalam system perairan Kelurahan Jatirejo, meskipun

dalam musim kemarau yang panjang, Sungai Blorong tetap mengalir deras untuk

menopang system perairan Kelurahan Jatirejo.Dengan densitas sungai sebesar

0.001787 - 0.00193.

51

Page 67: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.5Sungai Blorong mempunyai densitas tinggi

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.6Aliran Sungai Blorong di sekitar pemukiman

Untuk memperlacar aktivitas penduduk, maka dibuat anak-anak sungai yang

dialirkan ke daerah pemukiman warga dan lahan persawahan untuk digunakan

sebagai pendukung aktivitas warga seperti perairan sawah dan keperluan rumah

tangga.

4.1.7 Analisis Hidrogeologi

Hidrogeologi di Kelurahan Jatirejo bagian utara termasuk akuifer

produktif sedang dengan penyebaran luas dan Jatirejo bagian selatan mempunyai

52

Page 68: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

jenis akuifer produktif dan setempat. Sedang berdasarkan pengujian kualitas air

tanah berdasarkan nilai TDS (Total Dissolved Solid) maka wilayah Kelurahan

Jatirejo memiliki Kriteria baik, yaitu jika kandungan unsur tersebut di bawah nilai

maksimum yang disarankan (0-1000 mg/l). Kualitas air dan tanah berdasarkan

nilai Daya Hantar Listrik(DHL) Kriteria sangat baik, jika kandungan unsur daya

hantar listrik tersebut berada pada nilai minimum atau nilai aman (0 – 1000

µs/cm).

Wilayah Jatirejo memiliki tiga sumur bor yang letaknya berdekatan.Sumur

bor yang pertama merupakan sumur yang dibuat oleh swadaya masyarakat. Sumur

bor tersebut memiliki kedalaman permukaan air 60 m dan kedalaman dasar 75 m.

Sumur tersebut sudah tidak difungsikan karena pompa air tidak berfungsi.

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.7Sumur bor swadaya masyarakat.

Sumur bor yang kedua terletak di dekat sumur bor hasil swadaya

masyarakat dibuat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Sumur ini

menggunakan gen-set, memiliki kedalaman permukaan 30 m dan kedalaman dasar

75 m.

Sumur tersebut memiliki masalah yaitu air yang keruh, berbau, dan jika

diendapkan akan terbentuk suatu endapan yang berwarna kuning. Hal ini

menandakan bahwa sumur tersebut mengalami pencemaran. Salah satu penyebab

pencemaran air tanah ini dalah adanya air lindian (leachate) yang berasal dari

tumpukan sampah. Sampah yang ditumpuk di sembarang tempat inilah yang

53

Page 69: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

menyebabkan terbentuknya air lindian yang mengandung senyawa Fe++ yang

memberikan kekuning-kuningan pada air.

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.8Sumur bor sumbangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.9Air sumur bor yang keruh dan berbau.

Sumur bor yang ketiga terletak di seberang jalan dari kedua sumur

sebelumnya dan dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Kendal.Sumur ini memiliki

air yang bersih dan tidak memiliki masalah, hanya saja karena pompa sumur bor

ini menggunakan listrik, jika listrik padam maka pompa tersebut tidak

berfungsi.Kedalaman permukaan sumur ini 60 m dengan kedalaman dasar 85 m.

54

Page 70: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.10 Sumur bor sumbangan Pemerintah Kabupaten Kendal.

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.11 Air sumur bersih dan tidak berbau.

4.1.8 Analisis Bahaya Geologi

Permasalahan yang dapat ditemukan di Kelurahan jatirejo erosi tebing

sungai.Pada Kelurahan jatirejo yang dekat dengan garis sungai sudah sering

mengalami bahaya erosi dan banjir.Pada wilayah ini sudah tidak cocok untuk

dijadikan kawasan pemukiman, kecuali pada wilayah yang jauh dari garis sungai.

55

Page 71: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.12Bronjong Sungai Blorong yang mengalami erosi akibat aliran air sungai.

Selain itu di wilayah studi juga terjadi gerakan tanah yang dipengaruhi

oleh sifat fisik batuan dan tanah pembentuk lereng, dengan kemiringan lereng

yang cukup tinggi. Kelurahan Jatirejo memiliki jenis tanah latosol coklat yang

mempunyai potensi ancaman gerakan tanah dan runtuhan batu. Hal ini

mengakibatkan beberapa rumah yang terdapat di daerah gerakan tanah mengalami

kerusakan berupa retakan.

Sumber: foto kelompok 4

Gambar IV.13Rumah yang terletak di daerah penurunan tanah mengalami keretakan.

Selain itu Kelurahan Jatirejo juga mempunyai bencana banjir.Bencana

banjir di Kelurahan Jatirejo dikarenakan oleh pemanfaatan lahan yang kurang

tepat.Pada bagian utara terdapat percabangan sungai Blorong yang mengalir di

samping pasar, sedangkan tinggi sungai melebihi tinggi pasar.

56

Page 72: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Sumber: foto kelompok

Gambar IV.14Sungai yang melebihi tinggi pemukiman

4.1.9 Analisis Tata Guna Lahan

Wilayah Jatirejo sebagian besar didominasi oleh persawahan dan hutan.

Sejumlah 20% digunakan untuk pemukiman, 30% adalah hutan, kebun sebesar

10%, dan sawah irigasi sebesar 40%.

Kelurahan Jatirejo memiliki penggunaan lahan sebagai wilayah

pemukiman, sawah irigasi, kebun, air tawar dan tegalan. Sebagian besar penduduk

di wilayah tersebut bermata pencaharian petani dengan lahan persawahan yang

cukup luas.Distribusi hasil panen sudah mudah diakses dengan adanya jalan

penghubung yang sudah memadai.Lahan perairan yang ada di Kelurahan Jatirejo

dimanfaatkan untuk membuat tambak, dimana sumber airnya berasal dari sungai

langsung, sehingga irigasi dapat berjalan lancar.

4.2 Analisis Kelayakan Lahan

Proses menentukan kelayakan lahan pada Kelurahan Jatirejo, Kecamatan

Ngampel dapat digunakan tabel skoring seperti yang telah ditetapkan dalam SK

Menteri Kehutanan No. 873/UM/II/1980 dan No. 683/KPTS/UM/1981 seperti

terlihat dalam tabel di bawah ini:

57

Page 73: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Tabel IV.2Tabel Skoring

Topografi Klimatologi Jenis tanah Skoring Fungsi kawasan Wilayah

Kemiringan Kelas Skor Curah hujan

Kelas Skor Jenis tanah

Kelas Skor Kawasan pemukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan,

Dusun Krajan, Mijil, Duren, Magangan

0-8% I 20 16.67 II 20 latosol coklat

II 30 70

15-25% III 60 16.67 II 20 latosol coklat

II 30 110 kawasan budidaya tanaman semusim

Dusun Krajan

Sumber: Analisis Kelompok 4, 2012

58

Page 74: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Berdasarkan analisi litologi, Kelurahan Jatirejo jenis tanahnya latosol

coklat, jenis tanah tersebut tidakpeka terhadap erosi. Berdasarkan analisis

morfologi Kelurahan Jatirejo sebagian besar bergelombang miring dan sedikit

berbukit gelombang. Curah hujan kelurahan Jatirejo bercurah hujan rendah antara

13,61-20,7 mm/hari, curah hujan tersebut kurang cocok untuk pertanian selain itu

karena jenis tanah latosol coklat yang miskin untuk pertanian namun dengan

didukung oleh pengairan dari sungai Blorong yang cukup deras pertanian diswah

irigasi berjalan lancar.

4.3 Analisis Potensi dan Kendala

59

Page 75: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang ada di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Ngampel, yang mencakup kelemahan atau

kekurangan, potensi-potensi serta ancaman yang ada.Tabel IV. 3

Matriks Analisis SWOT

Internal

Eksternal

STRENGTH

1. Mempunyai sumur bor yang berair lancar dan alirannya yang kontinyu.

WEAKNESS

1. Curah hujan rendah.

2. Perbedaan kelerengan yang signifikan antara wilayah utara dan selatan.

OPPORTUNITIES1. Densitas air

Sungai Blorong yang tinggi dan alirannya yang kontinyu.

Air sungai yang lancar digunakan untuk perairan sawah, sedangkan air sumur bor yang jernih digunakan sebagai keperluan rumah tangga.

Densitas air Sungai Blorong dapat membantu irigasi lahan dikarenakan daerah Jatirejo memiliki curah hujan yang rendah.

THREATH1. Terdapat tinggi

air sungai yang melebihi ketinggian pemukiman.

2. Daerah rawan erosi akibat aliran air sungai.

3. Adanya penurunan tanah.

Perbedaan kelerengan yang signifikan membuat terdapat daerah yang memiliki ketinggian di bawah air sehingga tanggul harus dibuat lebih kuat.

Pemukiman seharusnya dibuat menjauhi aliran sungai.

Daerah ini jangan terlalu banyak dibangun pemukiman, sebaiknya digunakan untuk lahan pertanian.

Sumber: Analisis Kelompok 4, 2012

60

Page 76: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

4.4 Kesesuaian Lahan

Setelah mengetahui funsi kawasan, potensi dan kendala dari wilayah studi

maka didapati kesesuaian lahan. Berikut kesesuaian dari wilayah studi:

Tabel IV.4Kesesuaian Lahan

Wilayah Fungsi Kawasan

Dusun Krajan, Mijil, Duren, Magangan

Kawasan pemukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan,

Dusun Krajan Kawasan budidaya tanaman semusim

Sumber: Hasil analisis kelompok 4, 2012

61

Page 77: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan

yang menjelaskan keadaan di Kelurahan Jatirejo berupa potensi dan kendala pada

masing-masing wilayah.

5.1.1 Potensi dan Kendala di Kelurahan Jatirejo

Potensi yang terdapat di Kelurahan Jatirejo berupa:

1. Kelurahan jatirejo terdapat aliran air sungai Blorong yang cukup lancar dan

kontinyu sehingga aktivitas pertaian menjadi lancar karena dimanfaatkan untuk

pertanian.

2. Sebagian besar daerahnya bertopografi datar cocok untuk pemukiman dan

pertanian

3. Jenis tanah latosol coklat yang kaya kan zat hara sehingga cocok untuk

pertanian.

5.1.2 Kendala yang terdapat di Kelurahan Jatirejo adalah:

Kendala yang terdapat di kelurahan jatirejo antara lain :

1. Saluran drainase yang tidak lancar karena pembuangan sampah disaluran

drainase tersebut hal itu terjadi karena perbuatan masyarakat itu sendiri

sehingga ketika hujan airnya tidak mengalir lancar, maka airnya akan menguap

sehingga bisa menyebabkan banjir.

2. Jaringan jalan yang terdapat di wilayah ini sangat buruk, terdapat banyak

lubang. Aspal – aspal mulai rusak dan belum ada perbaikan sehingga askesnya

menjadi sedikit terhambat.

62

Page 78: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

3. Adanya erosi tebing sungai di sungai blorong hal itu terjadi karena pengikisan

tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan

aliran sungai yang kuat pada belokan sungai, sehingga pada daerah yang

berada didekat tebing sungai sangat berbahaya jika dijadikan pemukiman.

4. Mempunyai curah hujan rendah

5. Perbedaan kelerengan yang signifikan antara wilayah utara dan selatan.

6. Berpotensi terjadi runtuhan tanah karena jenis tanah latosol coklat

5.2 Arahan Tata Guna Lahan Wilayah Studi Kelurahan Jatirejo

Setelah melakukan analisis kondisi eksisting pada wilayah studi sehingga

menghasilkan arahan tata gula lahan yang sesuai dengan kondisi fisik dan aspek

geologi wilayah studi. Menurut analisis skoring Kelurahan Jatirejo cocok untuk

dijadikan kawasan pemukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan, dan

tanaman semusim. Pemukiman yang dimaksudkan adalah pemukiman yang

berada jauh dari tebing sungai karena tebing sungai berpotensi erosi.Begitu juga

dengan analisis SWOT, Kelurahan Jatirejo cocok untuk dijadikan kawasan

pemukiman, kawasan budidaya tanaman tahunan dan kawasan budidaya tanaman

semusim.

5.3 Rekomendasi Mengenai Wilayah Studi

Setelah menganalisis keadaan wilayah studi dan kondisi eksistingnya,

maka didapatkan suatu rekomendasi tentang pemanfaatan lahan Kelurahan

Jatirejo yang menitikberatkan kondisi lingkungan dari aspek geologi

lingkungannya dengan harapan rekomendasi ini dapat dijadikan acuan mengenai

pemanfaatan lahan dari wilayah tersebut sehingga pembangunan pada wilayah ini

sesuai dan berkelanjutan.

5.3.1 Rekomendasi Pemanfaatan Lahan Kelurahan Jatirejo

Rekomendasi pemanfaatan lahan yang dapat diberikan adalah:

1. Pada wilayah di dekat tebing sungai jangan dibuat kawasan pemukiman,

melainkan kawasan pertanian dengan terasering.

63

Page 79: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

2. Pembuangan sampah ditempat yang telah disediakan sehingga tidak

mencemari drainase.

3. Meninggikan jalan agar pemukiman dan jalan tidak tergenang air saat banjir

datang.

4. Perbaikan jaringan jalan yang rusak serta paving jalan pada wilayah yang

sering tergenang air agar jalan tidak mudah rusak.

5. Aktivitas mandi, mencuci dan kakus sebaiknya menggunakan air PDAM atau

air sumur, bukan air dari sungai blorong karena akan mencemari air.

6. Pemanfaatan jenis tanah latosol untuk pertanian sehingga tanaman akan

subur.

5.3.2 Rekomendasi bagi Pemerintah Kelurahan Jatirejo

Pemerintah Kabupaten Kendal juga memegang peranan sebagai penentu

kebijakan dalam penentuan pemanfaatan lahan di Kelurahan Jatirejo yang harus

memperhatikan perizinanan pemanfaatan lahan di daerah ini.

Rekomendasi tersebut antara lain:

1. Lebih tanggap dalam menanggapi bahaya geologi erosi tebing sungai,

penurunan tanah dan banjir di Desa Jatirejo.

2. Menindaklanjuti keluhan dari masyarakat.

3. Mengawasi pembangunan dan penggunaan lahan, khususnya di wilayah studi.

4. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penggunaan lahan dan

menanggulangi bahaya geologi.

5. Restrukturisasi atau pembangunan infrastruktur dan akses jalan.

6. Bedol desa bagi masyarakat yang berada di kawasan pemukiman di dekat

tebing sungai pada Kelurahan Jatirejo maupun pemukiman dibawah aliran

sungai.

7. Melakukan penyuluhan tentang bahaya pencemaran sampah agar tidak

merusak saluran drainase.

8. Melakukan penyuluhan tentang bahaya mandi, mencuci dan kakus karena

airnya akan tercemar.

64

Page 80: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

5.3.3 Rekomendasi bagi Developer atau Swasta Kelurahan Jatirejo

Dalam membangun dan menggunakan tata guna lahan di wilayah ini,

Developer atau pihak swasta harus memperhatikan keadaan fisik dari geologi

lingkungannya.

Rekomendasi tersebut antara lain:

1. Pemanfaatan lahan sesuai dengan keadaan fisik lingkungan kelurahan jatirejo.

2. Tidak membangun kawasan pemukiman di wilayah di dekat tebing sungai

karena berpotensi erosi tebing sungai.

3. Memperbaiki kembali air terjun di sungai Blorong yang telah mati karena

berpotensi sebagai tempat wisata.

4. Tidak membangun kawasan pemukiman di wilayah bawah aliran sungai karena

berpotensi banjir.

5.3.4 Rekomendasi bagi Masyarakat Kelurahan Jatirejo

Masyarakat Kelurahan Jatirejo merupakan objek dan subjek utama dari

pemanfaatan lahan, tentunya sangat perlu untuk diberikan suatu rekomendasi

sebagai pedoman tentang pemanfaatan lahan.

Rekomendasi tersebut antara lain:

1. Masyarakat agar lebih peduli akan lingkungan sekitar.

2. Masyarakat agar tidak mendirikan pemukiman di dekat tebing sungai

3. Ikut menjaga tanggul pencegah erosi tebing sungai

4. Menjaga kebersihan saluran drainase.

5. Kerja bakti membersihkan saluran drainase dari sampah yang menumpuk.

6. Tidak menggunakan air sungai Blorong untuk mandi, cuci dan kakus karena

mencemari air.

7. Ikut menjaga kebersihan air sungai Blorong.

5.3.5 Rekomendasi dalam Penanggulangan erosi tebing sungai

Dalam menanggulangi erosi tebing sungai rekomendasi yang diberikan

adalah:

65

Page 81: Arahan Dan Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkaitan Dengan Erosi Tebing Sungai Di Kelurahan Jatirejo Kec Ngampel

1. Dengan pembuatan tanggul pencegah erosi tebing sungai diperkuat karena

sudah mulai rusak

2. Persawahan diarea sungai dibuat terasering

3. Penanaman pohon didekat sungai.

5.4.6Rekomendasi dalam Penaggulangan banjir

Dalam menaggulangi banjir rekomendasi yang diberikan adalah :

1. Menjaga kebersihan saluran got atau talut agar saluran pembuangannya

menjadi lancar.

2. Melakukan pengerukaan dasar sungai agar sungai dapat menampung volume

air lebih banyak.

3. Penyesuaian antara pembuatan sistem drainase seperti penyesuaian daya

tamping selokan, kanal, dan sebagainya dengan curah hujan terbesar saat

musim penghujan.

5.4.7 Rekomendasi dalam Penanggulangan penurunan tanah

Dalam menanggulangi penurunan tanah rekomendasi yang diberikan

adalah :

1. Mengalihkan fungsi tata guna lahan yang sesuai

2. Membuat tanaman diatasnya sehingga lebih kuat

3. Bila memnugkinkan suntik beton, bila tidak pembuatan tanggul yang kuat.

66