arah pemb transportasi jangka panjang pu240112
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Arah Kebijakan &
Prioritas
PEMBANGUNAN
TRANSPORTASI
JANGKA PANJANGIr. Bambang Prihartono, MSCE – Direktur Transportasi, Bappenas
Jakarta, 24 Januari 2012
bappenas
*) Disampaikan pada Workshop Arah Penyelenggaraan Sektor Jalan Kedepan
*)
OUTLINE
2
1
2
3
5
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
GAMBARAN UMUM RPJP TRANSPORTASI 2004-2025
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI KE DEPAN: RPJMN 2010-2014 SEKTOR TRANSPORTASI MASTERPLAN EKONOMI
PENUTUP
4 ISU STRATEGIS TRANSPORTASI KE DEPAN
Perkembangan Makro Ekonomi Indonesia
0
800
1600
2400
3200
PD
B p
er K
ap
ita (
USD
)
4,5
5
5,5
6
6,5
PD
B (
% p
eru
bah
an
, y-o
-y)
2 0 0 42 0 0 52 0 0 62 0 0 72 0 0 82 0 0 92 0 1 02 0 1 1 *)
5 ,0
5 ,75 ,5
6 ,3
6 ,0
4 ,6
6 ,1
6 ,4
PDB/Kapita Pertumbuhan PDB
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PDB PER KAPITATahun 2004 - 2011*)
7
8
9
10
11
12
Ju
ta O
rg
7
8
9
10
11
12
% A
ngkatan
Kerja
2 0 0 42 0 0 52 0 0 62 0 0 72 0 0 82 0 0 92 0 1 0
10,3
11,9
10,9
10,09,4
9,08,3
# Penganggur Terbuka% Angkatan Kerja
PENGANGGURAN TERBUKATahun 2004 - 2010
30
32
34
36
38
40
Ju
ta O
rg
13
14
15
16
17
18
Persen
tase (
%)
2 0 0 42 0 0 52 0 0 62 0 0 72 0 0 82 0 0 92 0 1 0
3 6 ,13 5 ,1
3 9 ,3
3 7 ,2
3 5 ,0
3 2 ,5
3 1 ,0
# Penduduk MiskinPersentase
PENDUDUK DI BAWAH GARIS KEMISKINANTahun 2004 - 2010
2 4 6 8
10 12 14 16 18
Persen
(%
)
2 0 0 42 0 0 52 0 0 62 0 0 72 0 0 82 0 0 92 0 1 0
6,4
17,1
6,6 6,6
11,1
2,8
7,0
L A J U I N F L A S ITahun 2004 - 2010
Slide - 3
2004 2005 2006 2007 2008 2009 -
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0 137.0
Perkembangan ekspor Migas dan Non migas Tahun 2004-2009
Migas Non-migas Total
US
D M
ilia
r Ekspor Meningkat Tajam
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Per-tanian
2496.4 2880.3 3364.9 3657.8 4584.6 4363.2
In-dus-tri
48677.4 55593.7 65023.9 76460.8 88393.4 73430.2
Per-tam-ban-gan
4761.4 7946.9 11200.3 11893.8 14906.2 19679
5,000.0
15,000.0
25,000.0
35,000.0
45,000.0
55,000.0
65,000.0
75,000.0
85,000.0
95,000.0
Juta
US$
Ekspor meningkat dari US$ 71,6 M pada tahun 2004, mencapai titik tertinggi pada US$ 137 M pada tahun 2008, menurun pada tahun 2009 menjadi US$116,5 M karena krisis global
Kontribusi ekspor non migas naik dari 78,1% (tahun 2004) menjadi 83,7% (tahun 2009)
PRODUK MANUFAKTUR
Sumber : Menko Perekonomian, 2010
Slide - 4
Kinerja ekonomi Indonesia di mata dunia internasional
Moody’s dan Fitch menaikkan Peringkat Utang Indonesia hingga masuk Investment Grade dengan proyeksi stabil.
Diharapkan dapat mendorong lebih banyak investasi masuk ke Indonesia.
Tantangan: diperlukan dukungan infrastruktur yang memadai .
5
Ba1
Baa3
BB+
Moody’s (Januari 2012)
Fitch (Desember 2011) BBB-
Kondisi Sektor Transportasi
BIDANG PERMASALAHAN
Jalan dan KA • Minimnya pemeliharaan• Tidak adanya ruas/jalur baru• Lambatnya pertumbuhan kapasitas
jalan strategis (arteri dan jalan tol)
Transportasi Laut
• Minimnya large trading ports• Lemahnya armada pelayaran
nasional• Lambatnya pertumbuhan
perintisan
Transportasi Udara
• Perluasan kapasitasbandara, terutamahub luar Jawa
• Pengintensifanpartisipasiswasta
Daya Saing Indonesia Dipengaruhi Oleh Kondisi Infrastruktur Transportasi
83
103
82
80
52
55
Daya Saing
KualitasJalan KA
KualitasTransportasi
UdaraInfrastrukturSecara
Keseluruhan
KualitasPelabuhan
KualitasJalan
PeringkatDaya Saing
Indonesia Rendah
Peringkat dari 139 Negara
Konektivitas Nasional Lemah, Menimbulkan Ekonomi Biaya Tinggi, Daya Saing Lemah, Penanggulangan Kemiskinan Relatif Lambat
• Disparitas Harga Bahan Pokok (e.g.Harga minyak goreng di NTT 3 kali dari Jawa, Harga semen di Papua 15-20 kali dari Jawa
• Frekuensi pelayanan perhubungan dan kualitasnya tidak merata, kawasan KTI realtif tertinggal
Menurunkan DisparitasHarga dan Pelayanan
• 60% dari penduduk miskin di Indonesia berada di daerah pedesaan di Jawa dan tidak mempunyai akses ke pusat pertumbuhan
Akselerasi penanggulangan
kemiskinan
Peningkatan Dayasaing
• Biaya pengapalan kontainer dari Padang ke Jakarta US$ 600, sedangkan dari Jakarta ke Singapura (lebih jauh) sekitar US$ 185
• Lebih murah mengapalkan jeruk ke Jakarta dari China dibanding Pontianak
• Kemacetan semakin meningkat di berbagai kota besar di Pulau Jawa dan di luar jawa
• Waktu tempuh transportasi antar kota dalam satu pulau semakin panjang, misalnya Jakarta – Surabaya berkisar antara 14-20 jam
• Kualitas konstruksi dan penegakan peraturan pemanfaatannya lemah, sehingga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana infrastruktur terus meningkat
Logistik Performance Index (LPI):
2007: Ranking LPI Indonesia = 43
2010: Ranking LPI Indonesia = 75
Kondisi logistik nasional masih belum memadai yang tercermin dari menurunnya ranking LPI Indonesia dari 43 ke 75
RANKING LPI 2010
Sumber: LPI, World Bank.
Daya Saing Logistik Indonesia Relatif Rendah
Komponen LPI 2010: Indonesia
LPI Indonesia Ranking Menurun2007 2010Overall LPI 43 75Customs 44 72Infrastructure 45 69International shipments 44 80Logistics competence 50 92Tracking & tracing 33 80Timeliness 58 69
Masing-masing komponen LPI Indonesia mengalami penurunan skor dan ranking
LP
I
Cu
sto
ms
Infr
ast
ruct
ure
Sh
ipm
en
t
Co
mp
ete
nce
Tra
ckin
g
Tim
elin
ess
2.0
2.4
2.8
3.2
3.6Indonesia 2010Indonesia 2007
SKOR LPI PER KOMPONEN
DOMINASI EKONOMI JAWA - SUMATERA
Untuk beberapa dekade yang lalu dan nampaknya akan tetap seperti itu untuk beberapa waktu yang cukup lama kedepan, Kawasan Barat Indonesia- Jawa, Sumatera, and Bali- telah memberi sumbangan sekitar lebih dari 80% terhadap PDB nasionaldimana 58% diantaranya berasal dari ekonomi Pulau Jawa.
Sumber : Regions in Numbers 1976-2000, Bappenas and Gross Regional Domestic Product of Provinces in Indonesia by Industrial Origin 2002-2006. Central Statistical Board (BPS), September 2007.
Slide - 11
Rata-rata distribusi PDRB untuk beberapa tahun dari tahun 1976 sampai tahun 2000
Kekuatan Ekonomi Sumatera Jawa 2025
Sumatera 64 juta penduduk22% PDB
Sumatera – Jawa 216 juta penduduk 82% PDB Nasional
Jawa 152 juta
penduduk60% PDB
Sekitar 82% ekonomi nasional ada di Jawa dan Sumatera Sumatera: 22% of national GDP Jawa: 60% of national GDP
Arah Kebijakan, Sasaran, dan Strategi
~ 12 terbesa
r
~ 8 terbesa
r
8 – 9 % per tahun
5 – 6 % per tahun
13
VISI 2025
Mandiri Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum.
Adil Tidak ada pembtasan/diskriminasi dalam bentukapapun, baik antarindividu, gender, maupunwilayah.
Makmur Terpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya,sehingga dapat memberikanmakna dan arti penting bagibangsa-bangsa lain.
“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”
RPJM 1(2005 – 2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
INFRASTRUKTUR: Mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasuk membaiknya infrastruktur.
Percepatan pembangunan infrastruktur didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan.
RPJM 2(2010 – 2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian
INFRASTRUKTUR: Percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha
Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika
Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan
Pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman.
RPJM 3(2015 – 2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan iptek
INFRASTRUKTUR: Ketersediaan infrastruktur
sesuai tata ruang Berkembangnya jaringan
transportasi Terpenuhinya pasokan tenaga
listrik yang handal dan efisien Mulai dimanfaatkannya tenaga
nuklir untuk pembangkit listrik Terwujudnya konservasi sumber
daya air dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebuthan dasar Pengemb infrastruktur perdesaan mendukung pertanian.
Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jngk panjang.
Terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
RPJM 4(2020 – 2024)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang lebih kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
INFRASTRUKTUR: Terselenggaranya jaringan
transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI
Tercapainya elektrifikasi perdesaan dan elektrifikasi rumah tangga;
Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
15
Arah Pembangunan Infrastruktur(dalam RPJP 2004-2025)
PEMBANGUNAN DAYA SAING:
1. Peran pemerintah difokuskan pada perumusan kebijakan dimana peran swasta semakin ditingkatkan terutama untuk sarana dan prasarana yang sudah layak secara komersial
2. Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air untuk mewujudkan fungsi air sebagai sumber daya sosial dan sumber daya ekonomi yang seimbang
3. Pembangunan transportasi dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan wilayah untuk mendukung kegiatan ekonomi, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional, dan memantapkan pertahanan dan keamanan
4. Pembangunan pos dan telematika untuk mendorong terciptanya masyarakat berbasis informasi
5. Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan adalah untuk meningkatkan akses dan pelayanan konsumen terhadap energi.
6. Memenuhi kebutuhan hunian dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh
7. Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan kebutuhan sektor lain
Strategi Pembangunan Infrastruktur Dalam RPJMN 2010 - 2014 Meningkatkan Dukungan Infrastruktur Bagi Peningkatan Daya Saing
Sektor Riil. Sektor riil yang merupakan motor penggerak dalam perekonomian perlu senantiasa ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya.
Meningkatkan Investasi Infrastruktur Melalui Kerjasama Pemerintah Dan Swasta.Pengembangan kebijakan KPS dan pembangunan proyek KPS di infrastruktur, selain harus mengantisipasi kondisi global, juga harus dapat mengakomodasi kebutuhan perekonomian nasional.
Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM). Kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian hanya akan dapat ditingkatkan apabila tersedia pelayanan infrastruktur yang memadai. Meskipun upaya peningkatan pelayanan infrastruktur telah dilakukan, namun masih diperlukan berbagai upaya lanjutan dalam rangka meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pelayanan minimum.
16
Kebutuhan dan Gap Pendanaan 2010 - 2014
17
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertumbuhan (%) 5,1 5,5 6,2 6,8 7,3 7,7
Nominal GDP (Rp. Triliun) 5.206,5 5.989,5 6.718,3 7.632,3 8.611,0 9.523,3
Kebutuhan Infrastruktur 5% GDP (Rp. Triliun) 260,3 299,5 335,9 381,6 430,6 476,2
Total Kebutuhan Infrastruktur (2010 – 2014) Rp. 1.923,7 Triliun
Estimasi Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur berdasarkan minimum 5% dari PDB
Perkiraan Kemampuan Pendanaan
Gap Total Keb. Investasi 2010-2014
-
200.0
400.0
600.0
800.0
1,000.0
1,200.0
1,400.0
1,600.0
1,800.0
2,000.0
APBN 559.5
Total 1.923,80
APBD 355.1
Swasta/BUMN 685.5
Gap 323,7
APBN APBD Swasta/BUMN Gap Pembiayaan
Kebutuhan Pembiayaan Infrastruktur berdasarkan minimum 5% dari PDB Tahun 2010-2014 mencapai Rp. 1.924
triliun, dimana kemampuan pemerintah hanya sebesar Rp. 560 triliun
(termasuk DAK). Potensi pendanaan lain adalah dari
investasi BUMN, Swasta & pembiayaan daerah melalui APBD diperkirakan mencapai Rp. 1.041 triliun.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi minimal 7% pada akhir tahun 2014, masih terdapat gap pembiayaan sebesar Rp 323 triliun. Sehingga diharapkan peran pemerintah lebih ditingkatkan.
17
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI NASIONAL
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat.
Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan terobosan (breakthrough) dan bukan “Business As Usual”. MP3EI dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berimbang, berkeadilan dan berkelanjutan.
Indonesia diharapkan mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, terutama dalam mendorong peningkatan nilai tambah sektor-sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan SDM dan Iptek.
Pemerintah juga mendorong perluasan pembangunan ekonomi Indonesia agar efek positif dari pembangunan ekonomi Indonesia dapat dirasakan tidak saja di semua daerah di Indonesia tetapi juga oleh seluruh komponen masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
19
Pengembangan Koridor Merupakan Faktor Pendorong Pertumbuhan
Pengembangan Koridor Menghubungkan Daerah Terbangun dengan Daerah Tertinggal
1 KE Sumatera
2 KE Jawa
5 KE Bali – Nusa Tenggara
6 KE Papua - Maluku
3 KE Kalimantan
4 KE Sulawesi – Maluku Utara
3 4
6
Pusat ekonomiPusat ekonomi mega Usulan lokasi KEK Lokasi FTZ
6 Koridor Ekonomi Berbasis Komoditi/Sektor Unggulan Wilayah
52
1
Sumber : Menko Perekonomian, 2010
"Sentra Produksidan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional"
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional''
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera"
MP3EI – Indikasi Investasi Kegiatan Ekonomi Utama 6 Koridor
23
Penguatan Konektivitas Nasional
Penguatan konektivitas domestik bertujuan untuk mengintegrasikan perekonomian nasional untuk mencapai distribusi yang lebih adil atas manfaat dan konvergensi dalam standar kualitas kehidupan.
Unsur-unsur utama meliputi:
o menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama dalam koridor ekonomi dan untuk memaksimalkan pertumbuhan atas dasar integrasi;
o memperluas pertumbuhan dengan memperkuat hubungan antara daerah tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan melalui antar-moda sistem rantai pasokan;
o meningkatkan pertumbuhan inklusif dengan penyediaan infrastruktur dan pelayanan dasar untuk daerah terisolasi dan terpencil untuk mendistribusikan manfaat pembangunan yang lebih besar.
24
Kerangka Konektivitas Nasional(intra pulau, antar pulau dan
international)
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan manfaat jangka panjangkonvergensi standar hidup
Mencapai pertumbuhan inklusif
Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan
Perekonomian yang berhasil...
Menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan
Memperluas pertumbuhan dengan
menghubungkan wilayah melalui inter-modal supply
chain systems
Tumbuh maksimal melalui keterpaduan bukan
keseragaman (inclusive development)
Surabaya Jakarta Makassar
Makassar
Papua
Maluku
Sulawesi
Ambon
KendariMakassar
Manado
Konektivitas LOKAL Konektivitas NATIONAL Konektivitas GLOBAL
Intra-island
Inter-island International
2 3
GerbangInternasional
Indonesia
Asia
Europe
America
Town Pulau
Pulau
Pulau
Town
Town
Town
Town
Town
Town
Town
Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Town
Town
Town
Town
Kota
Kota
Kota
Kota
Dalam PusatEkonomi
(urban)Antar Pusat Ekonomi
1
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI: Industri Perkapalan yang kuat Jaringan Jalan yang terintegrasi Keterpaduan antarmoda dan intermoda Biaya transportasi yang terjangkau Sistem pelayanan distribusi nasional yang efisien Aksesibilitas pelayanan transportasi
25
DOMESTIC CONNECTIVITY
Priority Activityo Belawan Port Developmento Toll Road Medan-Kualanamuo Dumai Port Developmento Toll Road Pekanbaru-Kandiso Sultan Sharif Airport Development Kasyim IIo Development of Airport Terminal Raja Haji
Fisabilillaho Construction of Bridge Tayano Bitung Port Developmento Port development Depapre, Jayapura, and Arar
(Sorong)o Toll Road Manado-Bitungo Development of Direct Connectivity to Support
the Corridor/KEKo Kuala Tanjung Port Development
DEBOTTLENECKING (QUICKWIN)
Priority Activityo Construction of Double Track Railway Northern
Cross (Semarang-Jakarta)o Dumai Port Developmento Toll Road Pekanbaru-Kandiso Development of Merak and Bakauheni Port Docko Development of Airport Access Soetta KAo Completion Airport Kualanamuo Toll Road completion Cikampek – Palimanano Completion Terminal Kalibaruo Construction of MRT Jakartao Airport Construction Kertajatio Construction of the Port Access FO Support
Pasoso Tanjung Prioko Settlement Development JORR
Pengembangan Konektivitas Nasional(Dalam-Pulau, Antar-Pulau serta Internasional) (2)
26
Proyek Unggulan Di Masing-masing Koridor
KE Sumatera1. Jalan High Grade – Highway Lintas Sumatera 2. Pelabuhan Kuala Tanjung (International Hub Port)3. Jalan Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi
KE Jawa
KE Kalimantan
KE Sulawesi
KE Bali-NT
KE Papua-Kep. Maluku
4. Jalan Tol Trans Jawa 5. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok6. Double Track KA Cirebon – Surabaya
7. Trans Kalimantan Lintas Selatan – Jembatan Tayan8. Jalan Perbatasan Kalimantan 9. Trans Kalimantan Lintas Tengah – Jembatan Penajam10. KA Kalteng dan KA Kaltim
11. Lintas Sulawesi 12. Jalan Tol Menado – Bitung 13. Pelabuhan Bitung (International Hub Port)
14. Lintas Nusa Tenggara 15. Pembangunan Jalan Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
16. Trans Maluku (jalan dan ferry)17. Jalan Jayapura – Wamena, Jalan Merauke – Tanah Merah, Jalan Sorong –
Manokwari ( jalan, ferry, dan angkutan sungai)
ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNANINFRASTRUKTUR TRANSPORTASI KE
DEPAN
PRIORITAS KEBIJAKANPRIORITAS KEBIJAKAN Arah kebijakan transportasi ke depan :
Transportasi berbasis pulau Mengintegrasikan pembangunan antar moda Moda transportasi yang memiliki backward
dan forward linkages Mengembangkan konektivitas pelayanan
transportasi perintis Meningkatkan Keselamatan Transportasi Revitalisasi (pemanfaatan sumber daya lokal) Implementasi kontrak berbasis kinerja dalam
penyelenggaraan jalan
Keterlibatan pemerintah daerah dalam menjaga kualitas pelayanan infrastruktur transportasi
Mengembangkan sumber pendanaan baru untuk pengembangan infrastruktur
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Alternatif sumber pendanaan :
Penerbitan Commercial Paper untuk pembangunan infrastruktur yang didukung oleh BI dan Perbankan Nasional
Transportasi keperintisan : Penyediaan Pesawat berpenumpang < 50
oranguntuk mendukung konektivitas pelayanan transportasi intra dan antarpulau
Pembangunan Transportasi Perdesaan melalui DAK yang menunjang daerah pertanian, pariwisata dan perikanan.
Pengembangan industri strategis Pembangunan Industri Perkapalan di Jawa
Timur dan Batam Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia
Rencana Induk : Sistem transportasi nasional Sistem logistik nasional
Slide - 29
ISU STRATEGIS TRANSPORTASI KE DEPAN
ISU STRATEGIS OUTPUT KEGIATAN
Domestic Connectivity
• Pembangunan sarana dan prasarana penghubung antar dan menuju koridor ekonomi dan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi (jalan, pelabuhan, pelabuhan udara)
• Pembangunan Highgrade Highway Sumatera yang merupakan bagian dari Trans ASEAN Highway
• Meluasnya jangkauan pelayanan infrastruktur ke daerah marjinal (angkutan umum murah)
Keselamatan dan Manajemen
Transportasi
• Implementasi Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan:• Pemeliharaan jalan melaui penutupan lubang jalan (potholes) di sepanjang
jalan nasional.• Pemasangan Marka Jalan untuk seluruh ruas jalan nasional
• DAK Keselamatan Transportasi
Keamanan Nasional
• Pembangunan jalan di wilayah perbatasan dan wilayah rawan konflik• Meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi di wilayah Indonesia Bagian
Timur
Slide - 30
ISU STRATEGIS TRANSPORTASI KE DEPANISU STRATEGIS OUTPUT KEGIATAN
Debottlenecking (quick wins pendorong
pertumbuhan)
• Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau yang terintegrasi sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda
• Pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi terutama untuk kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 (satu) tahun anggaran
• Pelaksanaan Kontrak Berbasis Kinerja yang diintegrasikan dengan penanganan muatan lebih di jalan
• Pembangunan di daerah pasca bencana dalam rangka normalisasi dan pemulihan fungsi infrastruktur transportasi.
Penanganan Kota Besar
• Pengembangan Master Plan• Penataan infrastruktur transportasi di 6 Kota Besar (Jakarta, Bandung, Medan,
Surabaya, Makassar dan Denpasar).
Kelembagaan• Penguatan SDM Sektor Transportasi• Penanganan jalan lokal (kewenangan daerah) ditinjau dari sistem jaringan jalan
Slide - 31
Penutup
Bagi Indonesia, peluang integrasi ekonomi regional tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Jumlah populasi, luas dan letak geografi, dan nilai PDB terbesar di ASEAN harus menjadi aset agar Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam AEC.
Indonesia diharapkan mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, terutama dalam mendorong peningkatan nilai tambah sektor-sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan SDM dan Iptek. Percepatan pembangunan ini diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.
Pertumbuhan yang lebih cepat memerlukan dukungan infrastruktur TRANSPORTASI yang memadai.
32
DI Sektor Jalan perlu dilakukan upaya-upaya terobosan untuk dapat mengakselerasi pembangunan, antara lain:o Percepatan pembangunan infrastruktur
backbone yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan, seperti : penyelesaian jalan lintas utama di setiap pulau, pembangunan Highgrade Highway Sumatera, serta pembangunan jalan di wilayah terpencil perdalaman dan perbatasan.
o Penanganan muatan lebih di jalan yang diintegrasikan dengan pelaksanaan Performance Based Contract
o Penanganan jalan lokal (kewenangan daerah) ditinjau dari aspek sistem jaringan jalan
o Dungan infrasturuktur jalan untuk menunjang pembangunan 6 Kota Besar
o Penanganan jalan yang berkeselamatano Pemanfaatan sumberdaya lokal (Asbuton)
dalam pembangunan jalan.
Terima Kasih