arah kebijakan rencana pembangunan provinsi … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih...

43
ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2017 BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Jl. Kapten A. Rivai No.23 Palembang Telp. 356018 - 356118 Fax. 356118 Website : www.bappeda.sumselprov.go.id , Email : [email protected]

Upload: tranque

Post on 14-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2017

BAPPEDA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Provinsi Sumatera SelatanJl. Kapten A. Rivai No.23 Palembang Telp. 356018 - 356118 Fax. 356118

Website : www.bappeda.sumselprov.go.id, Email : [email protected]

Page 2: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB I halaman 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setiap tahun menyusun Rencana Kegiatan

Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai acuan tahunan Perencanaan Pembangunan Daerah yang

dirancang secara sistimatis dan berkesinambungan mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2005-2025 dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013-2018 serta

sinkron dengan dokumen-dokumen perencanaan di tingkat pusat.

Proses penyusunan RKPD dilaksanakan melalui berbagai tahapan yang transparan,

akuntabel dan partisipatif agar dokumen perencanaan pembangunan yang dihasilkan

mempunyai arah dan sasaran yang jelas, terukur dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Rangkaian tahapan tersebut diawali dengan penyampaian Arah Kebijakan Pembangunan

sebagai pembuka wawasan bagi seluruh stakeholder sehingga dalam menyusun program

kegiatan masing-masing dapat dicapai sinergitas.

Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan tahun 2017, secara umum bertujuan untuk

menyamakan persepsi dan memberikan panduan bagi seluruh stakeholder secara sinergi dalam

perencanan program dan kegiatan tahun 2017.

Dengan demikian, seluruh sumber daya dapat disinergikan untuk mencapai sasaran yang

telah ditetapkan.

Page 3: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 1

BAB II KONDISI TAHUN 2015

Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017, selain mempertimbangkan kondisi yang akan terjadi pada tahun 2016 dan proyeksi tahun 2017, juga melihat capaian kinerja pembangunan tahun 2015. Kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, tahun 2015 seperti dijelaskan sebagai berikut : A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a) Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Sumatera Selatan dari tahun 2010 s.d. 2015 cenderung berfluktuasi. Tiga sektor utama yaitu pertambangan, industri pengolahan dan pertanian sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumsel. Tahun 2010, 2013 dan 2014 pertumbuhan ekonomi Sumsel dibawah angka pertumbuhan ekonomi Nasional. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Sumsel membaik diperkirakan di kisaran 4,8%-5%. Walaupun masih dibawah target RPJMD perekonomian Sumsel, namun tumbuh lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh 4,73% (yoy) dan Sumatera yang tumbuh 3,04% (yoy), dan angka pertumbuhan ekonomi Sumsel Sumber utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh konsumsi rumah tangga, ekspor, pembentukan modal domestik bruto atau investasi, ditambah konsumsi pemerintah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh peningkatan produksi dan nilai tambah dari sektor pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan) dan sektor pertambangan dan penggalian (sektor primer) didukung sektor industri pengolahan

Pertumbuhan

Ekonomi Tahun

2015

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

tw III

Nasional 6,2 6,2 6 5,6 5 4,71

Sumatera Selatan 5,63 6,36 6,83 5,4 4,68 4,89

Target RPJMD 4,7 5,7 6,7 6 6 6

Sumber : BPS

b) PDRB per kapita

Meskipun secara makro pertumbuhan ekonomi fluktuatif, namun dari sisi PDRB per kapita,

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Walaupun tidak sama dengan pendapatan

per kapita namun PDRB per kapita sering jadikan pendekatan untuk melihat seberapa

besar pendapatan penduduk di suatu wilayah. Dengan demikian sampai dengan tahun

2014, jika dirata-ratakan pendapatan penduduk di Sumatera Selatan mencapai 38,83 Juta

Rupiah per tahun.

Namun demikian PDRB per kapita Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu lima

tahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga

komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia (karet, sawit dan batubara)

yang merupakan mata pencaharian sebagain besar penduduk Sumsel sangat

Page 4: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 2

mempengaruhi PDRB per kapita Provinsi Sumsel. Tren kenaikan PDRB Provinsi Sumatera

Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

KETERANGAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PDB Per Kapita Nas 23,90 27,00 30,60 33,50 36,50 41,81

PDRB Per Kapita Sumsel 18,73 21,14 24,00 26,74 36,02 38,83

Sumber : BPS (keterangan : dalam juta rupiah)

c) Gini Rasio

Hasil survei Susenas bulan Maret sampai dengan September 2015, angka Indeks Gini Indonesia sebesar 0,41 artinya 41 persen dari pendapatan Nasional Indonesia setara dengan Rp. 4. 322 Triliun di nikmati oleh 41 persen penduduk Indonesia, atau setara dengan 109.257.497 jiwa, dengan asumsi jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 266.481.700 jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Bappenas, BPS, UNFPA). Sisanya sebesar 59 persen pendapatan Indonesia setara dengan Rp. 6.220 Triliun dinikmati oleh 59 persen penduduk Indonesia setara dengan 135.905.667 jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, Bappenas, BPS, UNFPA). Sedangkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Indeks Gini sebesar 0,38 yang termasuk dalam kategori provinsi dengan Indeks Gini sedang antara 0,35 sampai 0,40. Tren perkembangan gini rasio dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum

untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata

pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks GINI adalah

parameter menunjukkan nilai ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin, semakin

besar nilai indeks GINI maka semakin besar ketimpangan yang terjadi.

d) Indeks Ketimpangan Wiliamson

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Williamson, terdapat perbedaan tingkat

kesenjangan antar kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Jika memperhitungkan migas,

maka Sumatera Selatan tergolong provinsi dengan tingkat kesenjangan level tinggi,

2010 2011 2012 2013 2014

Nasional 0.38 0.41 0.41 0.41 0.41

Sumsel 0.34 0.34 0.4 0.38 0.38

0.3

0.32

0.34

0.36

0.38

0.4

0.42

Page 5: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 3

karena nilainya lebih dari 0,5, dan dalam kurun waktu 2005 -2013 terlihat mengalami

penurunan. Hal ini memperlihatkan bahwa migas memang menjadi faktor penyebab

kesenjangan, tetapi di satu sisi migas memiliki peran yang sangat penting bagi penurunan

kesenjangan distribusi pendapatan melihat redistribusi pendapatan migas melalui

instrumen Dana Alokasi Umum (DAU), namun peran migas ini belum optimal.

Penghitungan indeks ini berbeda jika mengeluarkan migas, maka distribusi pendapatan

antar daerah di Provinsi Sumatera Selatan tergolong pada tingkat sedang karena nilainya

antara 0,35 – 0,5. Sebaliknya, penghitungan Indeks Williamson tanpa migas dari tahun

2005 – 2013 mengalami peningkatan, hal ini karena ada komoditi unggulan di beberapa

kabupaten/kota seperti batubara dan nontradable goods (perdagangan dan jasa) yang

mengalami peningkatan produksi yang sangat tinggi, sementara di kabupaten/kota lainnya

tidak berpotensi atau kurang dikembangkan. Grafik di bawah ini memperlihatkan tren

indeks Williamson Sumatera Selatan

e) Icor

Nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR), merupakan suatu besaran yang

menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk

menaikkan atau menambah satu unit output.

Data capaian 2014, menunjukkan ICOR Sumatera Selatan sebesar 4,05 persen, berarti di

Sumatera Selatan untuk penambahan PDRB Rp. 4,05- dibutuhkan penambahan investasi

sebesar Rp. 1-. Setiap tambahan investasi sebesar 1 triliun diperkirakan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3 – 0,4 persen (Sumber : Bank

Indonesia). Jika diasumsikan ICOR menggunakan ICOR rata-rata, maka kebutuhan total

investasi (dengan migas) di Sumatera Selatan pada tahun 2016 di prediksi sebesar Rp.

70,95 Triliun untuk mencapai angka pertumbuhan 6,25 persen. Tren perkembangan ICOR

nasional dan Provinsi Sumatera Selatan seperti tergambar pada tabel berikut ini:

ICOR Tahun

Page 6: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 4

2010 2011 2012 2013 2014 2015

tw III

Nasional 4,08 4,05 4,59 4,90 5,12 5,40

Sumatera Selatan 4,06 4,67 4,79 4,05 4,40 4,40

f) Kemiskinan

Selama periode 2010-2015 jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Selatan mengalami

penurunan kecuali pada tahun 2013 dan tahun 2015 yang justru mengalami sedikit

kenaikan. Tren kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan seperti tergambar pada grafik di

bawah ini :

Ada beberapa kabupaten/kota yang telah mencapai target RPJMD Provinsi Sumatera

Selatan untuk angka Kemiskinan, yaitu Palembang, Prabumulih, Musi Banyuasin, Empat

Lawang seperti pada peta berikut :

14.8013.95 13.48 14.06 13.62 13.77

16.2415.49

14.7513.66 13.37 13.24

13.3312.49

11.66 11.47 10.96 11.13

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

2010 2011 2012 2013 2014 2015CAPAIAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SUMSEL TARGET (%) RPJMD SUMSELCAPAIAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN NASIONAL

Page 7: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 5

Namun demikian jumlah penduduk miskin di beberapa kabupaten/kota masih relatif tinggi

khususnya di Palembang, OKI, Muara Enim dan Musi Banyuasin, seperti tampak pada

grafik berikut :

g) IPM

Capaian IPM Sumatera Selatan dengan metode baru masih berada di bawah angka

nasional. Capaian dan target IPM Sumatera Selatan dari Tahun 2010 hingga 2014

meningkat dari 64,44 persen menjadi 66,75 persen. Tren capaian IPM seperti tergambar

pada grafik berikut ini :

0

50

100

150

200

250202

119 106 105 97 95

70 6554 41

38 30 30 1912

JUMLAH PENDUDUK MISKIN (RIBU JIWA) PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2014

Page 8: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 6

Perbandingan capaian IPM kabupaten/kota pada tahun 2014 seperti tergambar pada tabel

berikut ini

No Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014

1 Ogan Komering Ulu 73.14 73.59 74.01 74.42 66.21

2 Ogan Komering Ilir 70.61 71.07 71.45 71.82 63.87

3 Muara Enim 70.81 71.26 71.65 72.06 65.02

4 Lahat 71.30 71.83 72.29 72.68 64.52

5 Musi Rawas 67.89 68.38 69.01 69.57 63.19

6 Musi Banyuasin 71.81 72.44 73.15 73.67 64.93

7 Banyuasin 69.78 70.28 70.70 71.08 63.21

8 OKU Selatan 71.42 71.82 72.29 72.67 61.94

9 OKU Timur 69.68 70.34 70.72 71.19 66.74

10 Ogan Ilir 69.51 70.09 70.52 70.89 64.49

11 Empat Lawang 68.61 69.08 69.69 70.02 63.17

12 PALI na na na na 59.89

13 Musi Rawas Utara na na na na 61.34

14 Kota Palembang 76.23 76.69 77.38 77.74 76.02

15 Kota Prabumulih 74.27 74.94 75.45 75.83 72.20

16 Kota Pagar Alam 73.19 73.70 74.15 74.47 64.75

17 Kota Lubuk Linggau 70.56 71.10 71.46 71.83 72.84

Sumatera Selatan 72.95 73.42 73.99 74.36 66.75

Nasional 72.27 72.77 73.29 73.81 68.90

64.44

65.1265.79

66.1666.75

66.5367.09

67.7068.31

68.90

62.00

63.00

64.00

65.00

66.00

67.00

68.00

69.00

70.00

2010 2011 2012 2013 2014 2015

SUMSEL NASIONAL

Page 9: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 7

Sebaran Status IPM Kabupaten/Kota tahun 2014 seperti tergambar pada peta berikut ini

h) Pendidikan

Indikator perkembangan pendidikan di Sumatera Selatan, dapat dilihat dari capaian APK

dan APM

1. Angka Partisipasi Kasar (APK)

1.1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTS/PAKET B

Pada tahun 2014 APK mencapai 88,43 persen, angka tersebut masih dibawah capaian

Nasional sebesar 88,63 persen, namun sudah mencapai target RPJMD Provinsi Sumsel

yaitu 87,00 persen. Tren capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTS/PAKET B seperti

tergambar pada grafik berikut ini :

90.61

86.65

86.07

88.43

89.8389.49

85.96

88.63

85.85

87.00

90.00

84.00

85.00

86.00

87.00

88.00

89.00

90.00

91.00

2011 2012 2013 2014 2015APK SMP/Mts/Paket B NASIONAL Target RPJMD

Page 10: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 8

1.2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C

ApK tahun 2013 mencapai 63,78 persen dan meningkat menjadi 72,51 persen tahun

2014. Capaian Angka Partispasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C Provinsi Sumatera

Selatan masih di bawah capaian Nasional, namun sudah mencapai target RPJMD sebesar

64,00 persen. Tren capaian Angka Partispasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C seperti

tergambar pada grafik berikut ini :

2. Angka Partisipasi Murni (APM)

2.1. Angka Partispasi Murni (APM) SMP/MTS/PAKET B

Angka Partispasi Murni (APM) SMP/MTS/PAKET B Provinsi Sumatera Selatan pada tahun

2011-2014 meningkat terus, namun masih dibawah capaian nasional, walaupun telah

mencapaii target RPJMD. Tren capaian Angka Partispasi Murni (APM) SMP/MTS/PAKET B

seperti tergambar pada grafik berikut ini :

Kondisi APM Angka Partispasi Murni (APM) SMP/MTS/PAKET B per kabupaten/kota

tahun 2011-2014 seperti tergambar pada tabel berikut

64.49

69.73

63.78

72.51

64.9068.80 66.61

74.26

62.78

64.00

68.00

56.00

58.00

60.00

62.00

64.00

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

2011 2012 2013 2014 2015

APK SMA/SMK/MA/Paket C NASIONAL Target RPJMD

64.74

67.94

72.06

75.87

68.35

70.93

73.88

77.53

71.78

72.00

74.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

2011 2012 2013 2014 2015APM SMP/Mts/Paket B NASIONAL Target RPJMD

Page 11: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 9

No Wilayah

Kab/Kota TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1 Ogan Komering Ulu 67,97 62,63 62,55 73,53 77,61

2 Ogan Komering Ilir 60,67 55,26 61,9 61,02 70,57

3 Muara Enim 68,13 70,77 65,25 66,44 72,08

4 Lahat 75,89 65,39 67,6 70,96 77,22

5 Musi Rawas 59,9 63,35 72,91 78,4 78,77

6 Musi Banyuasin 69,11 60,44 71,95 69,02 74,83

7 Banyuasin 66,98 59,35 65,4 70,76 72,19

8 OKU Selatan 67,36 71,41 70,38 71,64 77,96

9 OKU Timur 66,67 70,84 77,09 76,76 77,37

10 Ogan Ilir 61,03 62,12 52,48 59,09 66,05

11 Empat Lawang 77,85 73,48 78,91 79,38 82,25

12 Kota Palembang 64,81 64,75 67,84 80,84 81,29

13 Kota Prabumulih 70,33 62,44 62,11 70,63 74,46

14 Kota Pagar Alam 74,27 66,46 76,43 77,32 87,57

15 Kota Lubuk Linggau 64,58 59,79 70,68 68,11 79,51

Sumatera Selatan 66,27 64,12 67,75 71,78 75,87

Nasional 67,73 68,12 70,84 73,88 77,53

2.2. Angka Partispasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C

Angka Partispasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C Provinsi Sumatera Selatan pada

tahun 2011- 2014 terus meningkat dan mencapai target RPJMD, namun masih di bawah

capaian nasional. Tren capaian Angka Partispasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C

seperti tergambar pada grafik berikut ini :

Kondisi APM Angka Partispasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C per kabupaten/kota

tahun 2011-2014 seperti tergambar pada tabel berikut

45.79 49.3451.67

57.92

48.0751.88 54.25

59.35

50.9253.00

56.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

2011 2012 2013 2014 2015

APM SMA/SMK/MA/Paket C

Page 12: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 10

No Wilayah

Kab/Kota

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014

1 Ogan Komering Ulu 47,21 58,62 55,51 54 60,34

2 Ogan Komering Ilir 25,3 25,73 33,46 32,1 40,48

3 Muara Enim 38,16 39,83 43,07 48,07 52,81

4 Lahat 61,47 62,78 60,49 70,27 74,31

5 Musi Rawas 26,05 25,41 51,49 45,33 46,7

6 Musi Banyuasin 33,17 40,1 48,45 38,66 52,39

7 Banyuasin 38,93 34,36 45,34 41,08 51,04

8 OKU Selatan 41,46 48,01 50,47 55,97 61,05

9 OKU Timur 54,77 48,99 53,51 55,99 59,9

10 Ogan Ilir 30,98 42,89 41,5 48,35 52,33

11 Empat Lawang 51,43 53,95 62,36 63,4 68,53

12 Kota Palembang 55,65 57,8 50,98 59,32 65,21

13 Kota Prabumulih 42,94 63,74 66,22 60,24 65,64

14 Kota Pagar Alam 55,89 54,61 57,83 63,35 74,99

15 Kota Lubuk Linggau 52,34 60,5 54,88 57,65 64,93

Sumatera Selatan 43,49 45,34 48,98 50,92 57,92

Nasional 45,59 47,97 51,46 54,25 59,35

i) Kesehatan

1. Angka Kematian Bayi

Jumlah Kematian Bayi Provinsi Sumatera Selatan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini

masih membutuhkan kerja keras, karena jumlah kasus kematian bayi ini berada di atas

target RPJMD, yang pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 115 kasus. Tren Angka

Kematian Bayi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

2. Angka Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu Provinsi Sumatera Selatan sepanjang periode 2011- 2015 cenderung

meningkat. Pada tahun 2011 Kasus Kematian Ibu mencapai 120 kasus dan meningkat

184

108123

92

126

123120

115

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

2011 2012 2013 2014 2015Angka Kematian Bayi (AKB) Target RPJMD

Page 13: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 11

menjadi 151 kasus pada tahun 2015. Tren Angka Kematian Ibu dapat dilihat pada grafik

di bawah ini.

Untuk perbandingan jumlah kasus per kab/kota dapat dilihat pada tabel berikut ini

NO Kabupaten/Kota

Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Ogan Komering Ulu 17 14 14 12

2 Ogan Komering Ilir 14 17 16 11

3 Muara Enim 11 19 20 14

4 Lahat 4 13 7 6

5 Musi Rawas 15 11 17 7

6 Musi Banyuasin 5 7 9 8

7 Banyuasin 17 12 10 11

8 OKU Selatan 2 5 5 5

9 OKU Timur 7 8 14 16

10 Ogan Ilir 12 11 10 7

11 Empat Lawang 8 9 3 16

16 PALI 3

17 Musi Rawas Utara 10

12 Kota Palembang 10 13 13 12

13 Kota Prabumulih 1 4 2 2

14 Kota Pagar Alam 2 2 2 4

15 Kota Lubuk Linggau 8 4 4 11 Sumatera Selatan 133 149 146 155

120

149 146155 151

144 142 140

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2011 2012 2013 2014 2015

Angka Kematian Ibu (AKI) Target RPJMD

Page 14: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 12

j) Ketenagakerjaan

1. Tingkat pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat pengangguran Terbuka Provinsi Sumatera Selatan selalu di bawah angka

nasional. Angka terendah dicapai pada tahun 2014 yaitu 4,96% namun masih diatas

target RPJMD. Pada tahun 2015 meningkat menjadi 6,07% antara lain disebabkan oleh

bertambahnya angkatan kerja yg belum semua terserap oleh pasar kerja. Capaian ini

masih jauh dibawah target RPJMD Provinsi Sumatera Selatan, namun sudah dibawah

capaian Nasional. Tren TPT dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Selatan masih tinggi, pada tahun

2011-2015 mengalami tren yang menurun, namun telah mencapai target RPJMD Provinsi

Sumatera Selatan dan melebihi capaian Nasional. Tren TPAK dapat dilihat pada grafik di

bawah ini.

5.77 5.70

5.00 4.96

6.07

6.56

6.13 6.175.94

6.18

5.00 4.85

4.70

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

5.50

6.00

6.50

7.00

2011 2012 2013 2014 2015SUMSEL NASIONAL Target RPJMD

Page 15: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 13

k) Seni Budaya dan Olahraga

Sepanjang tahun 2015, Sumatera Selatan berhasil membuktikan bahwa Provinsi ini terus

berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia dari sisi seni budaya dan olahraga.

Hal ini dapat terlihat dari, salah satu upaya Sumatera Selatan, untuk memperjuangkan

kain songket sebagai warisan dunia. Pada tanggal 21 November 2015, Songket dengan

25 motif dalam satu gaun berhasil memecahkan rekor dunia melalui Museum Rekor

Indonesia. Sebuah pencapaian kekayaan bangsa, yang pada peluncuran pelestarian

warisan budaya songket Sumatera Selatan menuju warisan dunia di Palembang Sport And

Convention Center (PSCC).

Sementara, dari bidang olahraga, setelah ditunjuk sebagai salah satu Host Asian Games

tahun 2018, jumlah event/championship berskala internasional di Provinsi Sumatera

Selatan terus melonjak, seiring dengan meningkatnya kepercayaan organisasi cabang

olahraga dunia, untuk “mencoba” kualitas Jakabaring Sport City. Pada tahun 2015 yaitu

sebanyak 13 event berskala internasional. Namun pada tahun 2017 event ini akan

meningkat menjadi 15 event yang merupakan Test Event Asian Games, dan diperkirakan

akan terus meningkat kembali hingga tahun 2018. Hal tersebut dikarenakan akan

diadakannya event besar berskala internasional yaitu ASIAN GAMES di tahun 2018.

B. Aspek Pelayanan Umum

a) Pekerjaan Umum

Salah satu indikator penting dalam melihat capaian bidang pekerjaan umum dan menjadi

perhatian adalah kemantapan jalan. Secara umum kemantapan jalan kewenangan provinsi

tahun 2015 sudah mencapai 85,38% atau mencapai 1.126,24 Km dari 1.319,05 Km.

angka kemantapan jalan ini lebih baik dibandingkan kemantapan kabupaten yang masing-

masing baru mencapai 70,28 namun lebih rendah dari kemantapan jalan nasional yang

71.15

69.56

66.75

68.8568.5368.34

67.76

66.7766.60

66.50

67.14 67.78

64.00

65.00

66.00

67.00

68.00

69.00

70.00

71.00

72.00

2011 2012 2013 2014 2015

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja NASIONAL Target RPJMD

Page 16: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 14

sudah mencapai 92,65%. Kondisi kemantapan jalan nasional, provinsi dan kabupaten

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Sementara itu tren kemantapan jalan dari tahun 2010-2015 tergambar sebagai berikut

b) Perumahan

1. Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak

Tren Akses Sanitasi Layak di Sumatera Selatan terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya sejalan dengan tren peningkatan rata-rata nasional. Meskipun Tren Sumsel

terus meningkat capaiannya namun selalu berada di bawah rata-rata Nasional. Rata-

rata Peningkatan Sanitasi Layak Sumatera Selatan selama lima tahun terakhir (2010-

2015) sebesar 3,36% per tahunnya. Perkerjaan yang sangat berat untuk mencapai

target RPJMD tahun 2016 sebesar 73,90% (Gap 11,76%) dan Target RPJMN 2016

sebesar 82,00% (Gap 19,86%).

Perbandingan Realisasi dan Target Capaian RT Akses Sanitasi Layak RPJMN 2014-2019

Dan RPJMD 2013-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

Panjang Mantap (B+S) % Mantap Panjang Mantap (B) % Mantap Panjang Mantap (B+S) % Mantap Panjang Mantap (B+S) % Mantap

OKU 131,00 111,00 84,73% 138,52 107,02 77,26% 1.117,23 811,40 72,63% 1.386,75 1.029,42 74,23%

OKI 109,60 105,90 96,62% 79,10 54,09 68,38% 1.589,65 815,65 51,31% 1.778,35 975,64 54,86%

Muara enim 168,95 147,66 87,40% 74,00 71,99 97,28% 1.323,82 1.080,50 81,62% 1.566,77 1.300,15 82,98%

PALI - - - 73,30 64,72 88,29% 303,40 180,30 59,43% 376,70 245,02 65,04%

Lahat 125,96 113,06 89,76% 100,08 97,81 97,73% 1.297,65 793,60 61,16% 1.523,69 1.004,47 65,92%

Musi Rawas 167,16 162,96 97,49% 39,70 34,13 85,97% 961,17 583,80 60,74% 1.168,03 780,89 66,86%

Musi Rawas Utara 39,80 39,80 100,00% 39,37 36,50 92,71% 640,78 401,75 62,70% 719,95 478,05 66,40%

Muba 310,59 282,99 91,11% 40,85 40,73 99,71% 1.073,77 726,00 67,61% 1.425,21 1.049,72 73,65%

Palembang 96,20 95,40 99,17% 50,88 47,03 92,43% 807,48 450,00 55,73% 954,56 592,43 62,06%

Prabumulih 93,55 88,00 94,07% - - - 392,13 385,82 98,39% 485,68 473,82 97,56%

Pagaralam 58,82 54,02 91,85% 10,78 9,60 89,05% 504,35 255,00 50,56% 573,95 318,62 55,51%

OKUS - - - 191,23 168,06 87,88% 702,51 435,00 61,92% 893,74 603,06 67,48%

OKUT 7,30 6,80 93,15% 205,75 162,64 79,05% 932,57 795,45 85,30% 1.145,62 964,89 84,22%

OI 64,15 62,25 97,04% 126,35 103,02 81,54% 838,47 615,50 73,41% 1.028,97 780,77 75,88%

4Lawang 75,70 73,10 96,57% 120,56 103,84 86,13% 1.206,25 953,00 79,01% 1.402,51 1.129,94 80,57%

Lubuk Linggau 32,45 32,45 100,00% 15,22 12,33 81,04% 565,47 431,50 76,31% 613,14 476,28 77,68%

Banyuasin 118,96 107,16 90,08% 13,37 12,73 95,21% 1.196,30 588,60 49,20% 1.328,63 708,49 53,32%

Provinsi SUMSEL 1.600,18 1.482,55 92,65% 1.319,05 1.126,24 85,38% 15.453,00 10.302,87 66,67% 18.372,23 12.911,66 70,28%

Kab/KotaNegara Provinsi Kab/Kota TOTAL

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

KEWENANGAN PUSAT (%) 96.68% 92.01% 87.50% 92.78% 96.20% 96.20% 92.65%

KEWENANGAN PROVINSI (%) 64.12% 59.71% 62.21% 76.61% 81.59% 85.52% 85.38%

KEWENANGAN KAB/KOTA (%) 61.87% 43.88% 63.09% 62.82% 59.98% 64.45% 66.67%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

TREN KEMANTAPAN JALAN BERDASARKAN KEWENANGAN (%)

Page 17: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 15

Peta Sebaran Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak

2. Rumah Tangga dengan Akses Air Bersih Layak. Tren Akses Air Bersih Layak di

Sumatera Selatan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sejalan dengan tren

peningkatan rata-rata nasional. Meskipun Tren Sumsel terus meningkat capaiannya dan

sempat tahun 2009-2010 berada diatas rata-rata nasional namun capaian dari tahun

2011-2015 terus berubah dibawah rata-rata Nasional.

Rata-rata Peningkatan Air Bersih Layak Sumsel selama lima tahun terakhir (2010-2015)

sebesar 2,53% per tahunnya. Perkerjaan yang sangat berat untuk mencapai target

RPJMD tahun 2016 sebesar 73,60% (Gap 8,44%) dan Target RPJMN 2016 sebesar

41.4045.32

49.48 50.9354.20

56.96

62.14

73.9076.40

80.00

51.1955.53 55.60 57.35

60.91 60.90

70.97

82.00

88.00

94.00100.00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tren Akses Sanitasi Layak Provinsi Target RPMJD

Tren Akses Sanitasi Layak Nasional Target RPJMN

Page 18: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 16

72,00% (Gap 6,84%). Perbandingan Realisasi dan Target Capaian RT Akses Air Bersih

Layak RPJMN 2014-2019 Dan RPJMD 2013-2018, dapat dilihat pada grafik berikut :

Peta Sebaran Rumah Tangga dengan Akses Air Bersih Kabupaten/Kota

c) Pengairan

1. Irigasi Kewenangan Provinsi Sumatera Selatan di Kabupaten/Kota tahun 2015, terlihat

dalam gambar berikut :

51.83 52.5057.37 58.13 59.77 59.97

65.16

73.6076.80

80.00

47.71 44.19

63.48 65.0567.73

70.00 70.97

72.00

85.00

92.00100.00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tren Capain Akses Air Bersih Layak Provinsi Target RPMJD Air Bersih Layak

Tren Capaian Akses Air Bersih Layak Nasional Target RPJMN Air Bersih Layak

Page 19: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 17

d) Penataan Ruang

Kondisi penataan ruang Provinsi Sumatera Selatan, seperti tergambar pada tabel berikut :

Dari data di atas terlihat bahwa secara umum Penataan Ruang di Provinsi Sumatera

Selatan sudah memiliki landasan legal berupa Peraturan Daerah. Hanya Kabupaten

Pali dan Muratara yang memang baru terbentuk masih dalam proses penyusunan.

Namun secara detail kondisi penataan ruang di provinsi sumatera Selatan adalah 11

Perda RTRW Kabupaten, 4 Perda RTRW Kota, 1 RTRW Kabupaten Belum Perda

Kondisi Baik (%)Kondisi Rusak

Ringan (%)Kondisi Rusak

Sedang (%)Kondisi Rusak

Berat (%)

Kab. OKU Timur 40.00 25.00 35.00 0.00

Kab. OKU Selatan 38.33 11.67 46.67 3.33

Kota Pagaralam 73.75 17.50 8.75 0.00

Kab. Musi Rawas 51.25 13.75 35.00 0.00

Kab. Muara Enim 40.00 19.00 41.00 0.00

Kab. Lahat 76.88 11.875 11.25 0.00

Kab. Empat Lawang 75.00 15.00 10.00 0.00

75.00 15.0010.00

76.88

11.875

11.25

40.00

19.00

41.00

51.2513.75

35.00

73.75

17.508.75

38.33

11.6746.67

3.33

40.0025.00 35.00

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Page 20: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 18

(Kabupaten Muba), RTRW Kabupaten sedang mengajukan permohonan rekomedasi

Gubernur (Kabupaten Muratara, DOB), 1 RTRW Kabupaten sedang dalam

penyusunan tahun 2015 (Kabupaten PALI, DOB). Sementara RTRW Provinsi

Sumatera Selatan sendiri masih dalam proses revisi. Raperda RTRWP ini telah

mendapatkan persetujuan substansi alih fungsi kawasan hutan dari Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014, melalui No. SK.866/Menhut-II/2014.

e) Perhubungan

1. Kondisi Bandar Udara Dari sekitar 8 Bandara yang ada di Sumsel saat ini, hanya tiga yang beroperasi (SMB II,

Silampari dan Pagaralam). Sisanya vacuum dan belum ditentukan peruntukannya.

Bandara vacuum berpotensi diaktifkan kembali melalui pengembangan rute perintis

maupun sebagai pusat latihan penerbangan (Banding Agung, Pendopo, dan Sekayu).

Bandara Silampari dan Pagaralam masih dalam pengembangan dan belum penuh

beroperasi. Kondisi Bandara di Sumatera Selatan tahun 2015 tergambar pada tabel

berikut ini :

No KAB/KOTA NAMA BANDARA RUN WAY JENIS PESAWAT KETERANGAN

1 PALEMBANG SMB II 3000 x 45 m BOEING 737 /

AIR BUS 330

OPERASIONAL

2 MUARA ENIM PENDOPO 1300 x 20 m Twin Otter VACUUM

3 MUARA ENIM TANJUNG ENIM 900 x 23 m CASSA 212 VACUUM

4 MUARA ENIM SERDANG

GELUMBANG

1000 x 18 m - DHC-6

- Twin Otter

VACUUM

5 LUBUK LINGGAU SILAMPARI 2050 x 30 m CASSA 212

BOEING 737-500

BAE 146

OPERASIONAL (Rute

Lubuk Linggau-Jkt )

6 OKU SELATAN BANDING AGUNG 900 x 23 m - CASSA 212

- Twin Otter

VACUUM

7 PAGARALAM ATUNG BUNGSU - ATR 42 OPERASIONAL

(Pagaralam-

Bengkulu-Jakarta)

8 MUBA SEKAYU - - VACUUM

2. Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-Api

Sejak beroperasi penuh di tahun 2014, jumlah trip perjalanan yang dilayani oleh

Pelabuhan Penyeberangan TAA cukup produktif mencapai 1.618 trip, dengan jumlah

kapal Ro-Ro sebanyak 8 unit. Akan tetapi hal ini belum optimal jika saja prasarana

pendukung lapangan parkir mampu menampung sekitar…, maka trip perjalanan dapat

dimaksimalkan hingga 2.000 trip pertahun dengan masa inap kendaraan tidak sampai

satu hari. Tren aktivitas Pelabuhan Penyeberangan TAA tahun 2013 dan 2014 dapat

dilihat pada grafik berikut :

Page 21: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 19

f) Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana

Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi prioritas, termasuk untuk

pengelolaan lahan rawa dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Kita banyak

mendapat pelajaran dan ilmu serta bantuan para ahli, terkait kejadian kebakaran hutan

dan lahan tahun 2015. Tahun 2016 kita telah menyusun program antisipasi dibantu

olehKonsorsium dari beberapa negara donor seperti Belanda, Inggris dan Norwegia

dengan programKemitraan Pengelolaan Ecoregion dan Lanskap di Sumatera Selatan

(South Sumatera Landscape Project)yang bertujuan untuk mengelola lahan yang dapat

berproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan (green growth) melalui 6 (enam)

komponen kegiatan yaitu (1) inventarisasi data lanskap, (2) penguatan kelembagaan dan

kapasitas, (3) pengelolaan lanskap, (4) pemberdayaan masyarakat di landskap, (5)

mendukung kebijakan dan kemitraan kegiatan yang transparan, dan (6) monitoring,

evaluasi dan pembelajaran. Mitra utama dalam kegiatan ini antara lain Initiative Duurzame

Handel (IDH), Zoological Society of Londosn (ZSL), Stichting Nederlandse Vrijwilligers

(SNV), Deltares, Daemeter, GIZ-Bio Clime, Local Appropriate Mitigation and Action in

Indonesia (LAMAI), Japan International Cooperation Agency (JICA) dan pihak swasta .

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah melakukan MoU dengan pihak IDH dalam rangka pembangunan berkelanjutan di Sumatera Selatan yang ditandatangani bersama antara Gubernur Sumatera Selatan dengan CEO IDH tanggal 2 Desember 2015 di IDH Utrech Belanda dengan Mou No : 143/SPK/BAPPEDA/2015 dan No. COR. 133.2015.01 Tentang Rencana Pertumbuhan Hijau/Regarding Green Growth Plan. Pengendalian bencana tetap menjadi prioritas utama, khususnya bencana kebakaran,

banjir dan tanah lonsor. Kita sudah mempunyai peta rawan bencana sebagai panduan

untuk surveilens bencana.

Program/ kegiatan antisipasi dan kesiapsiagaan bencana untuk mencegah

Kebakaran hutan dan lahan berupa :

90 4,676 2,0771.618

225,960

38,317

JUMLAH TRIPBERANGKAT

JUMLAH PENUMPANGBERANGKAT

JUMLAH KENDARAANBERANGKAT

20132014

Page 22: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 20

1. Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di desa-desa rawan

kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten OKI, Muba, Banyuasin, Ogan Ilir

dan Muara Enim.

2. Penyebarluasan maklumat Kapolda Sumatera Selatan tentang Larangan

Pembakaran Hutan Lahan, Ilalang dan Semak Belukar di desa-desa rawan

kebakaran hutan dan lahan.

3. Pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan melalui

patroli darat dan pendirian menara api di desa rawan bencana kebakaran

hutan dan lahan.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui pembentukan atau membentuk

Desa Peduli Api.

5. Melaksanakan gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang

dikomandoi oleh kepala Daerah Kabupaten/Kota.

Monitor dan Pengendalian Kepatuhan Perusahaan pemegang ijin usaha terhadap

kelengkapan sarana, prasarana dan SDM serta program/kegiatan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran lahan.

g) Ketahanan Pangan

Produksi beberapa komoditas Sumatera Selatan menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Kondisi produksi komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan seperti disajikan dalam

tabel berikut ini :

No Komoditi Realisasi Proyeksi Target

Keterangan 2014 2015* 2016

1 Padi (Ton) 3.669.587 4.259.104 4.270.088 Tahun 2015 padi surplus: 2.552.511 ton No. 5 di Indonesia

2 Karet (Ton) 1.171.859 1.106.206 1.180.000 Produksi tertinggi no 1 di Indonesia

3 Kelapa sawit (Ton) 2.251.410 2.745.233 2.270.000 Produksi tertinggi no 4 di Indonesia

4 Kopi (Ton) 113.495 136.743 142.000 Produksi tertinggi no 1 di Indonesia

5 Sapi (Ton) 15.281 16.350 18.120

6 Ayam (Ton) 43.495 46.855 50.603

7 Ikan Tangkap (Ton) 97.163,71 96.100,50 96.292,70

8 Ikan Budidya (Ton) 487.199 526.350 578.985

h) Energi dan Sumber Daya Mineral

Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi bahan tambang yang cukup besar. Selama periode 2010-2014, produksi bahan tambang di Sumatera Selatan khususnya minyak bumi cenderung naik namun mengalami penurunan yang cukup tajam di tahun 2011. Pada tahun 2014 produksi tambang minyak bumi naik sebanyak 0,51 persen, menjadi 27,16 juta barel. Begitu juga produksi gas alam cenderung meningkat sebesar 623,48 juta MMBTU, bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2010 produksi gas alam meningkat sebesar 53,94 persen. Perkembangan energi di Sumatera Selatan, terutama energi listrik dari tahun ke tahun

sudah menunjukan kinerja yang sangat baik. Rasio elektrifikasi misalnya, capaian tahun

Page 23: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 21

2014, sebesar 73,86%. Angka ini melonjak cukup singnifikan dalam 5 tahun terakhir,

dimana pada tahun 2010 baru mencapai 60,87%. Hal ini sejalan dengan kondisi desa

berlistrik yang pada tahun 2014 capaiannya sudah melampui target RPJMD. Pada tahun

2014 RPJMD menargetkan sebesar 92,30%, namun capaian sudah mencapai 92,69%.

Capaian ini didukung oleh kegiatan pembinaan dan pengusahaan ketenagalistrikan lintas

kabupaten/kota. Tren capaian energi dan sumberdaya mineral, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

No Sumatera Selatan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Produksi Batubara (ton) 15,34 20,02 25,30 23,90 24,63

2 Rasio Elektrifikasi (%) 60,87 60,37 66,77 71,55 73,86

3 Rasio Desa Berlistrik (%) 83,28 81,50 82,50 88,20 92,69

i) Pariwisata

Cukup banyak potensi pariwisata di Sumatera Selatan merupakan daerah yang kaya akan

keindahan alam yang mempesona, disamping memiliki aneka ragam seni budaya dan

tradisi yang unik serta kuliner yang beragam. Pariwisata di Sumatera Selatan memiliki

berbagai jenis pariwisata yaitu diantaranya sejarah, budaya, agama dan alam. Tahun

2017, pariwisata menjadi salah satu penekanan pembangunan, sesuai dengan tema

pembangunan yaitu Percepatan dan Perluasan Hilirisasi Industri, dan Pengembangan

Pariwisata Berstandar Internasional. Kinerja pariwisata sendiri sudah menunjukan tren

positif, berupa meningkatnya jumlah wisatawan, baik asing maupun nusantara, yang

berkunjung.

Sejak menjadi tuan rumah SEA GAMES XXVI tahun 2011 dan Islamic Solidarity Games

atau ISG ke-3 tahun 2013, Sumatera Selatan semakin dikenal, baik di dalam maupun di

luar negeri ditambah lagi akan diselenggarakannya ASIAN GAMES 2018. Pemerintah

daerah pun terus menggalakkan berbagai program pariwisata untuk mempromosikan

potensi wisata yang ada di Sumatera Selatan. Hal ini berdampak terhadap jumlah hotel di

Sumatera Selatan yang terus meningkat hingga saat ini. Sepanjang tiga tahun terakhir,

jumlah hotel bintang di Sumatera Selatan bertambah dari sebanyak 39 hotel tahun 2012

menjadi 54 hotel pada tahun 2014.

Namun, pertumbuhan jumlah hotel tidak diikuti dengan peningkatan Tingkat Penghunian

Kamar hotel. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) merupakan persentase pemakaian kamar

hotel yang dijadikan indikator pertumbuhan usaha perhotelan bahkan pertumbuhan

pariwisata di suatu daerah. Selama tahun 2012-2014 TPK hotel bintang selalu berada

diatas angka 45 persen dan walaupun TPK hotel non bintang masih bernilai kurang dari 50

persen. Pada tahun 2014 TPK hotel berbintang mencapai 45,80 persen, menurun sekitar

1,55 point dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 (47,35 persen). Penurunan TPK

terjadi pada kelas hotel bintang 1, bintang 3 dan bintang 4 sedangkan kenaikan TPK

terjadi pada kelas hotel bintang 2 dan bintang 5 Sementara TPK hotel non bintang

sebesar 32,91 persen turun sekitar 5,2 point dibanding tahun sebelumnya. Tren

kunjungan wisatawan seperti tergambar pada tabel berikut ini :

Page 24: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 22

KETERANGAN Tahun

2011 2012 2013 2014 Proyeksi 2015

Jumlah Wisman (orang) 42.953 30.117 31.408 32.365 35.278

Jumlah Wisnu (orang) 3.162.169 3.225.261 3.243.313 3.406.385 3.747.136

j) Perdagangan

Sektor perdagangan memberikan kontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi

Sumatera Selatan. Pada tahun 2014, sektor ini memberikan kontribusi sebesar 27,80

triliun rupiah dalam pembentukan PDRB Sumatera Selatan, atau sekitar 9,01 persen dalam

PDRB dengan migas harga berlaku. Pada tahun 2009, sektor ini sempat mengalami

perlambatan pertumbuhan (0,16 persen) akibat dari krisis perekonomian global, namun

tahun-tahun berikutnya kegiatan perdagangan membaik dan mampu tumbuh sebesar 8,20

persen tahun 2012.

Sektor perdagangan juga memiliki peran penting dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, sektor perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor menyerap sekitar 16,69 persen penduduk usia kerja

tahun 2014 dan menjadi penyerap tenaga kerja kedua terbesar di Sumatera Selatan

setelah sektor pertanian (53,37 persen). Upah minimum pekerja (UMP) sektor

perdagangan, hotel dan restoran di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 bernilai 2 juta

rupiah per bulan, merupakan UMP sektoral terendah pada tahun 2015. Pada tahun 2015,

UMP sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami kenaikan sebesar 9,53 persen

dibandingkan tahun 2014. Namun demikian nilai UMP ini masih lebih rendah dibandingkan

UMP sektor pertanian, menyebabkan UMP sektor perdagangan, hotel dan restoran

menjadi paling terendah pada tahun 2015. Tren perdagangan Sumsel dalam lima tahun

terakhir seperti terlihat pada tabel berikut ini

PERDAGANGAN 2011 2012 2013 2014 2015 tw III

Nasional :

Nilai Ekspor US$ Milyar 203.496,6 190.020,3 182.551,8 175.980,0 -

Nilai Impor US$ Milyar 177.435,6 191.689,5 186.628,7 178.178,8 -

Sumatera Selatan :

Nilai Ekspor US$ Milyar 5,057 4,371 3,854 3,084 2,116

Nilai Impor US$ Milyar 0,553 0,506 0,530 0,750 1,261

k) Perindustrian

Sektor industri pengolahan merupakan sektor penyumbang terbesar ketiga terhadap

perekonomian Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2014 peran sektor ini terhadap

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sebesar 17,47 persen atau

dapat dikatakan hampir seperlima perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ditunjang oleh

sektor ini. Pada tahun 2014, sektor industri pengolahan bertumbuh sebesar 4,57 persen,

lebih cepat dibanding pertumbuhan pada tahun 2013. Tingginya pertumbuhan tersebut

tidak terlepas dari kondisi permintaan domestik yang semakin membaik.

Page 25: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 23

Pada tahun 2014, pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang adalah

6,67 persen, pertumbuhan positif ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan pada

industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yaitu sebesar 14,28 persen. Kemudian diikuti

industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang mencapai pertumbuhan hingga 9,22

persen. Demikian juga dengan industri makanan dan minuman yang mengalami

pertumbuhan sebesar 8,45 persen.

l) Investasi

Banyaknya proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang disetujui di Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2014 mencapai 47 proyek PMDN dan 78 proyek PMA. dan bernilai

3,61 trilyun rupiah untuk PMDN dan 7,65 triliun rupiah untuk PMA, meningkat dibanding

tahun 2013. Pada tahun 2011, banyaknya realisasi proyek mencapai 26 buah dengan nilai

proyek sebesar 4,78 trilyun rupiah. Sebagian besar PMDN tahun 2012 diinvestasikan pada

sektor industri pengolahan dengan nilai proyek sebesar 5,35 trilyun rupiah.

Banyaknya rencana proyek penanaman modal asing (PMA) tahun 2014. Jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, jumlah rencana proyek PMA meningkat.. Sebagian besar

rencana PMA tahun 2014 digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan industri

pengolahan. Tren Nilai Investasi di Sumatera Selatan Seperti tergambar pada tabel berikut

INDIKATOR

KINERJA SATUAN

2014 2015 TW III 2016

Target Realisasi Target Realisasi Target

Nilai Realisasi

Investasi PMDN Triliun 7,59 3,61 8,349 2,758 9,184

Nilai Realisasi

Investasi PMA Triliun 9,96 7,65 10,95 10,24 12,05

C. Aspek Daya Saing

Sesuai dengan hasil survei yang dilakukan Asia Competitiveness Institute (ACI) Lee Kuan

Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS), secara umum peringkat

daya saing antar Provinsi se Indonesia, menempatkan Provinsi Sumatera Selatan pada posisi

ke-16 pada tahun 2014. Posisi ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2013 yang masih

berada di peringkat 12. Penilaian yang dilakukan oleh ACI ini, berdasarkan beberapa

indikator diantaranya : stabilitas ekonomi daerah; perencanaan pemerintah dan institusi;

kondisi keuangan, bisnis dan tenaga kerja; kondisi kualitas hidup dan pembangunan

infrastruktur. Posisi masing-masing indikator seperti tergambar pada tabel berikut ini :

Indikator

Peringkat

2013 2014

Stabilitas Ekonomi Daerah 16 12

Perencanaan Pemerintah Dan Institusi 6 17

Kondisi Keuangan, Bisnis Dan Tenaga Kerja 8 18

Page 26: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 24

Kondisi Kualitas Hidup Dan Pembangunan Infrastruktur 17 18

Sumber : Asia Competitiveness Institute (ACI) Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS)

Peta Peringkat Daya Saing Provinsi se Indonesia seperti terlihat pada gambar berikut ini

D. Evaluasi capaian RKPD Tahun 2015 dan RPJMD

Capaian RPJMD 2015 dari 244 indikator yang ditetapkan terdapat 47 indikator

(19,26%) terlampaui, 58 indikator (23,77%) tercapai dan 47 indikator (19,26%) belum

tercapai, hal ini disebabkan antara lain adanya efisiensi anggaran pada tahun 2015 yang

mempengaruhi tingkat capaian kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan. Data tersebut masih merupakan data sementara mengingat data rill

baru dapat dihitung pada bulan Februari-Maret 2016. Rekapitulasi capaian Rekapitulasi

Persentase Capaian Realisasi RKPD tahun 2015, seperti tertera pada tabel berikut ini :

No Warna Kriteria Jumlah Program

%

1

> 100% terlampaui 47 19.26%

2

100% tercapai 58 23.77%

3

<100% belum tercapai 47 19.26%

Jumlah Indikator Program yang telah sesuai 152 62.30%

Jumlah Indikator Program dalam proses konfirmasi 92 37.70%

Page 27: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 25

Total Indikator Program 244 100.00%

Sementara itu jika dilihat dari capaian per Misi RPJMD Provinsi Sumatera Selatan

2013-2018, seperti dijelaskan sebagaiberikut :

a) Misi Pertama (Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi (produktivitas)

Capaian Misi 1 RPJMD 2015 terdapat 13 indikator (12,38%) terlampaui, 20

indikator (19,05%) tercapai dan 27 indikator (25,71%) belum tercapai, hal ini

disebabkan adanya efisiensi anggaran pada tahun 2015 yang mempengaruhi

tingkat capaian kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Data tersebut masih merupakan data sementara mengingat data rill baru dapat

dihitung pada bulan Februari-Maret 2016. Pencapaian beberapa indikator juga

mengalami hambatan karena faktor perubahan cuaca yang cukup ekstrim

sehingga menyebabkan perubahan waktu tanam.

b) Misi kedua (Memantapkan stabilitas daerah (stabilitas)

Capaian Misi 2 RPJMD 2015 terdapat 10 indikator (24,39%) terlampaui, 13

indikator (31,71%) tercapai dan 9 indikator (21,95%) belum tercapai, hal ini

disebabkan adanya efisiensi anggaran pada tahun 2015 yang mempengaruhi

tingkat capaian kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Data tersebut masih merupakan data sementara mengingat data rill baru dapat

dihitung pada bulan Februari-Maret 2016. Pencapaian beberapa indikator juga

merupakan hasil perhitungan pusat sehingga bukan kewenangan provinsi

c) Misi Ketiga (Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan (ekuitabilitas)

Capaian Misi 3 RPJMD 2015 terdapat 22 indikator (28,95%) terlampaui, 12

indikator (15,79%) tercapai dan 8 indikator (10,53%) belum tercapai, hal ini

disebabkan adanya efisiensi anggaran pada tahun 2015 yang mempengaruhi

tingkat capaian kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Data tersebut masih merupakan data sementara mengingat data rill baru dapat

dihitung pada bulan Februari-Maret 2016. Pencapaian beberapa indikator juga

merupakan hasil perhitungan pusat sehingga bukan kewenangan provinsi

d) Misi Keempat Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan

penanggulangan bencana (sustainabilitas)

Capaian Misi 4 RPJMD 2015 terdapat 2 indikator (9,09%) terlampaui, 13 indikator

(59,09%) tercapai dan 3 indikator (13,64%) belum tercapai, hal ini disebabkan

adanya efisiensi anggaran pada tahun 2015 yang mempengaruhi tingkat capaian

kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Data tersebut

masih merupakan data sementara mengingat data rill baru dapat dihitung pada

bulan Februari-Maret 2016. Pencapaian beberapa indikator juga merupakan hasil

perhitungan pusat sehingga bukan kewenangan provinsi

Page 28: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 26

E. Isu Penting dan Masalah Mendesak

Beberapa isu penting dan masalah mendesak yang teridentifikasi dari hasil

evaluasi pembangunan tahun 2015 dan kondisi terkini adalah sebagai berikut :

No.

Isu Penting dan Masalah Mendesak

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Lingkungan Eksternal

Lainnya

(1) (2) (3) (4)

1. Ketimpangan antara kondisi jalan nasional dengan daerah yang berkontribusi pada kondisi waktu dan biaya logistik.

Angka Kekurangan Rumah (Housing Backlog) masih tinggi

Belum optimalnya aksesibilitas yang menuju pusat pertanian, pusat pertambangan, pusat perdagangan dan objek wisata

Masih rendahnya persentase rumah tangga akses air bersih dan sanitasi

Belum terbangunnya infrastruktur strategis di KEK

Tingginya lalu lintas kendaraan dengan tonase tinggi pengangkut batubara dan kayu industri

Belum berfungsinya jalan khusus angkutan batubara

Perlu percepatan pembangunan double track TAA-Tanjung Enim

2. Meningkatnya Gini Rasio.

Masih tingginya jumlah penduduk miskin di Pulau Jawa

Tingginya angka kemiskinan

Anjloknya harga komoditas pertanian unggulan di tingkat dunia (karet dan kopi)

3. Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan.

Rendahnya kualitas pekerja menyebabkan produktivitas tenaga kerja rendah

Pertumbuhan ekonomi melambat

Menurunnya pendapatan daerah dari bagi hasil migas dan non migas

Belum tumbuhnya industri hilir berbasis hasil pertanian

Belum meningkatnya nilai tambah dan perdagangan komoditas unggulan dari hasil pengembangan pusat-pusat inovasi

Belum berkembangnya kerjasama riset unggulan untuk hilirisasi

Belum optimalnya standarisasi kualitas SDM

Pertumbuhan ekonomi dunia rendah

Ketergantungan harga komoditas unggulan terhadap fluktuasi, pasar internasional.

Faktor globalisasi (Masyakat Ekonomi Asean, CAFTA)

Page 29: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 27

No.

Isu Penting dan Masalah Mendesak

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Lingkungan Eksternal

Lainnya

(1) (2) (3) (4)

menghadapi MEA

4. Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs)

5. Kesenjangan Partisipasi Pendidikan.

Kualitas Guru Rendah

Masih rendahnya APM SMP dan SMA dibandingkan nasional

Belum meratanya distribusi guru di daerah

Tantangan global di era MEA dan CAFTA menuntut SDM berkualitas tinggi agar dapat bersaing

6. AKI dan AKB masih tinggi.

AKI dan AKB masih tinggi

Ketersediaan dan Kualitas tenaga kesehatan masih terbatas

Distribusi SDM Kesehatan belum merata

Masih rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan terutama bagi daerah terpencil dan perairan

Faktor cuaca ekstrim berakibat pada penyakit musiman

Meningkatnya polusi lingkungan

7. Penyusutan lahan sawah mengancam produksi pangan.

Jaringan irigasi dan waduk masih banyak yang perlu direhabilitasi

Masih tingginya konversi lahan pertanian

Jaringan irigasi masih banyak yang rusak

Adanya impor bahan pangan menyebabkan produk lokal kalah bersaing sehingga tidak memberikan ekonomi yang signifikan terhadap petani

8. Belum optimalnya pengelolaan lingkungan dan penanggulangan bencana

Pengelolaan DAS belum optimal,

Meningkatnya kasus kebakaran hutan dan lahan

Cuaca ekstrem

9. Kualitas tata kelola pemerintahan belum memberikan kontribusi yang optimal dalam mendukung pembangunan dan peningkatan daya

Pelaksanaan kewenangan provinsi sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah pada urusan pendidikan menengah, pertambangan, kehutanan dan penyuluhan.

Tingginya tuntutan penerapan good and clean government

Page 30: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 28

No.

Isu Penting dan Masalah Mendesak

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Lingkungan Eksternal

Lainnya

(1) (2) (3) (4)

saing nasional

10. Masih tingginya ketimpangan wilayah.

Ketimpangan persebaran penduduk

Konektivitas antar wilayah belum terintegrasi secara optimal

Kerjasama pembangunan daerah di wilayah perbatasan belum optimal

Pengendalian dan pemanfaatan ruang belum optimal

Kondisi geografis dan geologis

Pusat-pusat pertumbuhan belum merata

11. Ketimpangan rasio elektrifikasi wilayah, Konsumsi dan Produksi listrik masih rendah

Belum optimalnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan

Harga minerba yang tergantung harga internasional yang sangat fluktuatif

F. Kerangka Kerangka Konsep Perencanaan Tahun 2017

Untuk menyusun perencanaan tahun 2017 diperlukan kerangka konsep yang jelas,

sehingga diharapkan perencanaan sudah tersusun dengan mempertimbangkan berbagai hal.

Kerangka konsep perencanaan untuk tahun 2017 seperti tergambar pada gambar berikut ini

Page 31: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB II halaman 29

KERANGKA KONSEP PERENCANAAN TAHUN 2017

Page 32: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 1

BAGIAN III PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN 2017

A. Sinkronisasi RPJM Nasional 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan

2013-2018

Pencapaian target RPJMD Provinsi Sumatera Selatan 2013-2018 harus memperhatikan

capaian yang telah ditetapkan Dalam RPJM Nasional 2015-2019. Pencapaian target RPJMD

secara langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian target RPJM Nasional, karena itu

sinkronisasi kedua dokumen ini menjadi penting untuk memastikan rencana pembangunan

daerah tetap dalam koridor dan sinergis dengan rencana pembangunan Nasional, demikian

sebaliknya arah kebijakan Nasional dapat memperkuat rencana pembangunan di daerah. Secara

umum Keterkaitan antara RPJMN dan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada

keterkaitan misi yang hendak dicapai, seperti digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel. 3.1.

Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN

No SUBSTANSI RPJMN RPJMD

1. Visi Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong

Terwujudnya Sumatera Selatan Sejahtera, Lebih Maju dan Berdayasaing Internasional

2. Misi Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional

yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang

1. Meningkatkan Pertumbuhan

Ekonomi (produktivitas)

2. Memantapkan stabilitas

daerah (stabilitas).

3. Meningkatkan pemerataan

yang berkeadilan

(ekuitabilitas).

4. Meningkatkan pengelolaan

lingkungan yang lestari dan

penanggulangan bencana

(sustainabilitas).

Page 33: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 2

No SUBSTANSI RPJMN RPJMD

berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi

negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

3. Program Prioritas - Melindungi Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman

- Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Kamtibmas

- Tata Kelola Pemerintahan

- Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum

- Membangun Indonesia dari Pinggiran

- Mewujudkan Kemandirian ekonomi

- Pengembangan Wilayah - Pengelolaan Lingkungan dan

Penanggulanan Bencana - Pembangunan Pertanian - Infrastruktur dan Energi

- Kualitas hidup manusia dan masyarakat

- Revolusi karakter bangsa - Memperteguh Kebhinekaan dan

memperkuat restorasi sosial

- Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya

- Penangggulaan Kemiskinan

- Meningkatkan Produktivitas rakyat dan daya saing

- Invesatasi dan Pengembangan Usaha

4. Tema 2017 Percepatan dan Perluasan Hilirisasi Industri, dan Pengembangan Pariwisata Berstandar Internasional

5. Indikator Makro :

- Pertumbuhan Ekonomi

7,1% 6,50%

- Inflasi 3,5 % - 5,0% 4,00%

- IPM n.a 75,20

- Kemiskinan 8,5% - 9,5% 12,27%

- Tingkat Pengangguran Terbuka

5,0% - 5,3% 2,92%

B. Tahapan Pembangunan Tahun 2017

Tahap Pemantapan: Percepatan dan Perluasan Hilirisasi Industri, dan

Pengembangan Pariwisata Berstandar Internasional (2017)

Tahap pembangunan 2017 merupakan percepatan (akselerasi) dan perluasan hilirisasi

industri pengolahan hasil pertanian dan pertambangan dengan didukung oleh pemantapan

Kawasan Ekonomi khusus Tanjung Api-Api, pemanfaatan hasil ilmu pengetahuan, teknologi dan

inovasi; dan peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK); dan

Page 34: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 3

pengembangan pariwisata berstandar internasional di Provinsi Sumatera Selatan.

Tahap pembangunan 2017 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya hal-hal

berikut:

(1) Meningkatnya standar pelayanan pendidikan dan kesehatan sesuai standar nasional

dan ASEAN; (P2)

(2) Meningkatnya efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan penanggulangan

kemiskinan; (P3)

(3) Terbangunnya dan tertatanya jaringan infrastruktur strategis pendukung Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api; (P5)

(4) Terbangunnya dan tertatanya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian,

perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur pariwisata; (P5)

(5) Meningkatnya produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian,

perkebunan, serta kelautan dan perikanan; (P4)

(6) Berkembangnya kawasan/klaster industri sebagai simpul industri pengolahan

berbasis pertanian dan pertambangan; (P6)

(7) Berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) terutama dari

meningkatnya akses permodalan, manajamen usaha, teknologi produksi, informasi

dan pemasaran; (P6)

(8) Meningkatnya mutu jasa pariwisata sesuai dengan standar nasional dan ASEAN

(MEA); (P6)

(9) Meningkatnya nilai tambah dan perdagangan komoditas unggulan dari hasil

pengembangan pusat-pusat inovasi; (P6,P8)

(10) Berkembangnya kerjasama riset unggulan sesuai standar nasional dan ASEAN

(MEA). (P1)

(11) Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi (P1)

(12) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan

bencana Karhutlah, serta kerjasama dan kemitraan dalam pencegahan dan

penanggulangan bencana Karhutlah (P7)

(13) Berkembangnya Kawasan Ekonomi dan Kawasan Pariwisata (P8)

(14) Meningkatnya kesiapan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Tuan Rumah Asian

Games 2018 (P2)

B. Prioritas dan Sasaran Pembangunan 2017

Page 35: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 4

Tabel. 3.2.

Prioritas dan Sasaran Pembangunan 2017

NO Prioritas

RPJMD

Arah Kebijakan

Pembangunan

Tahun 2017

RPJMD 2013-2018

Tujuan Sasaran

1 Tata Kelola Pemerintahan

yang Baik,

Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat

1. Meningkatnya kualitas

pelayanan

publik kepada masyarakat,

kapasitas dan akuntabilitas

kinerja birokrasi

1. Menciptakan birokrasi pemerintah

yang profesional

1.1 Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi

dan nepotisme

1.2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat

1.3 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

2 Pendidikan,

Kesehatan dan Sosial Budaya

2. Meningkatnya

standar pelayanan

pendidikan dan

kesehatan sesuai standar

nasional dan ASEAN (MEA)

1. Meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

1.1 Meningkatnya status kesehatan

masyarakat

1.2 Meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat

1.3 Meningkatnya status gizi masyarakat

1.4 Berkembangnya layanan

kesehatan reproduksi

1.5 Berkurangnya kasus penyakit

menular dan penyakit endemik

1.6 Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan

2. Meningkatkan derajat pendidikan

masyarakat

2.1 Meningkatnya jangkauan layanan pendidikan dasar dan

menengah

2.2 Meningkatnya mutu layanan

pendidikan dasar dan menengah

2.3 Meningkatnya keterampilan siswa SMA

2.4 Meningkatnya jumlah dan mutu lulusan PT

2.5 Meningkatnya minat baca

masyarakat

3. Penyiapan Sumatera

Selatan sebagai

Tuan Rumah Asian Games

2018

1. Meningkatkan kesiapan Sumatera

Selatan Tuan Rumah

Asian Games

1.1 Meningkatknya kualitas SDM pengelola Olahraga Sumsel (

1.2 Meningkatkan Perilaku Hidup

bersih, tertib berstandar internasional

1.3 Meningkatkan infrastrukutr

penunjang Asian Games

Page 36: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 5

NO Prioritas

RPJMD

Arah Kebijakan

Pembangunan Tahun 2017

RPJMD 2013-2018

Tujuan Sasaran

3 Penanggulangan Kemiskinan

4. Meningkatnya efektivitas dan

efisiensi program dan

kegiatan

penanggulangan kemiskinan

1. Meningkatkan pemberdayaan

masyarakat

1.1 Menurunnya angka kemiskinan

2. Meningkatkan

pencapaian target SDGs

2.1 Tercapainya 17 Goals SDGs

4 Pembangunan

Pertanian

5. Meningkatnya

produksi, produktivitas

dan nilai tambah sektor

pertanian, perkebunan,

serta kelautan

dan perikanan

1. Mengembangkan

pertanian yang unggul dan berdaya

saing

1.1 Meningkatnya produksi pertanian

1.2 Meningkatnya kemampuan SDM

di sektor pertanian

1.3 Meningkatnya jumlah rumah tangga jasa (UMKM) di sektor

pertanian

1.4 Meningkatnya pendapatan masyarakat dari usaha pertanian

1.5 Meningkatnya pendapatan daerah dari usaha pertanian

5 Infrastruktur

dan Energi

6.

Terbangunnya dan tertatanya

jaringan infrastruktur

strategis pendukung

Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung

Api-Api;

1. Mengembangkan

pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi

1.1 Berkembangnya Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) TAA

7. Terbangunnya

dan tertatanya infrastruktur

pendukung pengembangan

pertanian,

perkebunan, peternakan,

kelautan dan perikanan, serta

infrastruktur

pariwisata

1. Meningkatkan jangkauan dan mutu

infrastruktur wilayah

1.1 Terbangunnya jalan dan jembatan

8. Meningkatnya

mutu jasa

pariwisata sesuai dengan

standar nasional dan ASEAN

(MEA)

1. Mengembangkan

pariwisata

1.1 Berkembangnya jasa pariwisata

1.2 Meningkatnya kesempatan kerja

di sektor pariwisata

1.3 Meningkatnya nilai tambah objekwisata

1.4 Meningkatnya pendapatan masyarakat dari usaha pariwisata

Page 37: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 6

NO Prioritas

RPJMD

Arah Kebijakan

Pembangunan Tahun 2017

RPJMD 2013-2018

Tujuan Sasaran

1.5 Meningkatnya pendapatan daerah dari usaha pariwisata

6 Investasi dan Pengembangan

Usaha

9. Berkembangnya

kawasan/klaster

industri sebagai simpul industri

pengolahan berbasis

pertanian dan pertambangan

1. Mengembangkan pusat-pusat

pertumbuhan

ekonomi

1.1 Berkembangnya Klaster Industri Unggulan Daerah (KIUD)

10.

Berkembangnya usaha mikro,

kecil, menengah

dan koperasi (UMKMK)

terutama dari meningkatnya

akses permodalan,

manajamen

usaha, teknologi produksi,

informasi dan pemasaran

2. Mengembangkan

industri pengolahan (hilirisasi) hasil

pertanian

2.1 Meningkatnya IKM berbasis

pertanian

2.2 Meningkatnya kesempatan kerja

di sektor industri pengolahan

2.3 Meningkatnya produk IKM

2.4 Meningkatnya pendapatan masyarakat dari usaha IKM

2.5 Meningkatnya pendapatan daerah dari usaha industri

pengolahan

3. Mengembangkan kerjasama ekonomi

dan keterkaitan

antarwilayah

3.1 Meningkatnya mobilitas barang antarwilayah

3.2 Meningkatnya perdagangan antarwilayah

4. mendayagunakan kemampuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan

inovasi (IPTEKIN)

secara bersistem

4.1 Berkembangnya bisnis inovatif (indikator Jumlah produk bisnis

inovatif baru)

4.2 Berkembangnya IPTEKIN strategis daerah (indikator : Tingkat

pemanfaatan teknologi yang sesuai

dengan kebutuhan strategis daerah )

11. Meningkatnya

nilai tambah dan perdagangan

komoditas unggulan dari

hasil

pengembangan pusat-pusat

inovasi;

5. Mengembangkan dan

mendayagunakan kemampuan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan

inovasi (IPTEKIN)

secara bersistem

5.1 Berkembangnya jaringan IPTEKIN

5.2 Berkembangnya IPTEKIN strategis daerah

5.3 Meningkatnya pelayanan ICT

12. Berkembangnya

kerjasama riset unggulan sesuai

6. Mengembangkan dan

mendayagunakan kemampuan ilmu

6.1 Menguatnya sistem inovasi daerah (SIDa)

Page 38: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB III halaman 7

NO Prioritas

RPJMD

Arah Kebijakan

Pembangunan Tahun 2017

RPJMD 2013-2018

Tujuan Sasaran

standar nasional dan ASEAN

pengetahuan, teknologi, dan

inovasi (IPTEKIN) secara bersistem

6.2 Berkembangnya bisnis inovatif (indikator jumlah pusat inovasi)

7 Pengelolaan

Lingkungan dan

Pengendalian Bencana

13. Pencegahan

kebakaran hutan

dan lahan

1. Meningkatkan

pengelolaan mitigasi

dan adaptasi bencana Karhutlah

1.1 Berkembangnya manajemen

penanggulangan bencana Karhutlah

1.2 Berkurangnya kerugian akibat

bencana Karhutlah

1.3 Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan bencana Karhutlah

1.4 Meningkatnya kerjasama dan

kemitraan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana Karhutlah

8 Pengembangan Wilayah.

14. Berkembangnya

Kawasan Ekonomi

dan Kawasan Pariwisata

1. Mengembangkan pusat-pusat

pertumbuhan

ekonomi

1.1 Berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) TAA,

Lubuklinggau, Muara Enim,

Prabumulih

1.2 Terbangunnya dan tertatanya

jaringan infrastruktur strategis pendukung Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) Tanjung Api-Api

2. Mengembangkan

Pusat-pusat

Pariwisata

2.1 Berkembangnya Kawasan wisata

strategis nasional dan provinsi di

Palembang, Pagaralam, Lahat, OKU dan OKUS

2.2 Berkembangnya Kawasan Jakabaring Sport City sebagai

Destinasi Pariwasata Olahraga bertaraf internasional

Page 39: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

Bagian IV halaman 1

BAGIAN IV

Rencana Pembangunan Berdimensi Kewilayahan 17 Kab/Kota

Page 40: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB IV halaman 1

BAB IV

KEBIJAKAN PENDANAAN

a. APBD Provinsi Sumatera Selatan

Arah Kebijakan Pendapatan

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah tahun 2017 diarahkan pada

intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah terutama sumber

penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak daerah dan

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, serta penerimaan lain-lain

PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah juga dilakukan dengan

mengoptimalkan dana perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan dana bagi

hasil pajak dan dana bagi hasil bukan pajak.

Berdasarkan realisasi dan proyeksi pendapatan daerah dirumuskan

kebijakan yang terkait langsung dengan pos-pos pendapatan daerah dalam

APBD. Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi:

a. kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun

anggaran berkenaan, dengan meningkatkan optimalisasi sumber-sumber

pendapatan, sehingga perkiraan besaran pendapatan dapat terealisasikan

dan sedapat mungkin mencapai lebih dari yang ditargetkan.

b. uraian arah kebijakan berkaitan dengan target pendapatan daerah.

c. upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai target.

Berdasarkan pertimbangan perkembangan keuangan daerah, maka

kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Sumatera Selatan selama tahun

2017 diarahkan pada hal-hal berikut.

( 1 ) Mengoptimalkan penerimaan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli

Daerah (PAD) baik pajak, retribusi dan pendapatan lain yang sah tanpa

memberatkan dunia usaha dan masyarakat.

( 2 ) Mengupayakan peningkatan penerimaaan dari Dana Perimbangan terutama

dana bagi hasil pengelolaan sumberdaya alam secara lebih adil.

( 3 ) Membenahi dan memperkuat sistem informasi dan kelembagaan Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengelolaan berbagai asset

Page 41: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB IV halaman 2

daerah; Menggali dan mengembangkan potensi sumber-sumber pendapatan

asli daerah yang baru dan yang sah.

Arah Kebijakan Belanja Daerah

Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang

wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran

pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja barang dan

jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara

perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan

merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi

belanja langsung setiap SKPD.

Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja

bantuan kepada provinsi dan kabupaten/kota/pemerintah desa, serta belanja

tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana

dan kebutuhan belanja langsung.

Ketersediaan dana untuk mendanai program dan kegiatan pada tahun

rencana (2017), harus mempertimbangkan Total penerimaan daerah yang

dikurangi terlebih dahulu dengan Total Pengeluaran belanja wajib/mengikat.

Hasil pengurangan ini didapatkan Kapasitas keuangan daerah riil. Dengan

demikian, ketersediaan dana untuk/sebagai pagu indikatif tahun rencana adalah

dengan mengurangi Kapasitas keuangan daerah riil degnan Total Dana

Program/kegiatan wajib. Dari total dana pagu indikatif yang ada dialokasikan

keberbagai program/kegiatan sesuai urutan prioritas.

b. APBN

Terdapat beberapa jenis Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN di

Sumatera Selatan yaitu :

- DIPA Dana Dekonsentrasi

Adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi yang dikelola oleh SKPD

Provinsi yang ditunjuk oleh Gubernur. DIPA ini disusun dan diterapkan oleh KPA

SKPD yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan pendelegasian

dan wewenang Menteri/Pimpinan Lembaga.

Page 42: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB IV halaman 3

- DIPA Tugas Pembantuan

Adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan yang dikelola oleh

SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang

memberikan Tugas Pembantuan. DIPA ini disusun dan diterapkan oleh KPA SKPD

yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

- Urusan Bersama

Adalah Dipa yang memuat rincian penggunaan anggaran Kementerian

Negera/Lembaga dalam rangka pelaksanaan Urusan Bersama yang

pelaksanaannya dilakukan oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh

Menteri/Pimpinan Lembaga berdasarkan usulan Kepala Daerah. DIPA ini disusun

dan ditetapkan oleh Kepala SKPD yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

- Kantor Pusat

Yaitu DIPA yang dikelola oleh Satker Kantor Pusat dan atau Satker Pusat suatu

Kementerian Negara/Lembaga termasuk didalamnya DIPA Satker Badan Layanan

Umum dan DIPA Satker Non Vertikal tertentu. DIPA ini disusun dan ditetapkan

oleh PA/KPA masing Kementerian Negara/Lembaga.

- Kantor Daerah

Yaitu DIPA yang dikelola oleh Kantor/Instansi Vertikal Kementerian

Negara/Lembaga di daerah termasuk didalamnya untuk DIPA Satker Badan

Layanan Umum. DIPA ini disusun dan ditetapkan oleh KPA Satker Vertikal/Kantor

Daerah yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

Diupayakan untuk mendapat dukungan APBN semaksimal mungkin.

c. Corporate Social Responsibility (CSR)

Untuk menunjang pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan, selain

bersumber dari dana APBD, APBN juga didukung oleh dana Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Swasta. CSR ini sudah berlangsung selama beberapa tahun

terakhir. CSR diarahkan bukan untuk memaksa dunia usaha lebih berperan namun

lebih kepada upaya menjamin peran serta seluruh pemangku kepentingan termasuk

dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan Pembangunan

Berkelanjutan Sumatera Selatan merupakan suatu rangkaian yang tidak terputus

Page 43: ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PROVINSI … filetahun terakhir (2010-2015), angkanya masih dibawah Nasional. Turunnya harga komoditas utama ekspor Sumatera Selatan di pasar dunia

Arah Kebijakan Rencana Pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017

BAB IV halaman 4

dari Pemanfaatan Ruang (Planet), Pemberdayaan Masyarakat (People) termasuk

hasil dari pelaksanaan kegiatan ekonomi (Profit) yang berkelanjutan. CSR

dilaksanakan dan dikembangkan untuk mendukung program pembangunan lainnya,

disamping yang selama ini pendekatan program yang dapat diCSRkan diantaranya

pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Program CSR memiliki peranan yang sangat

penting, tentunya tidak sebatas tanggungjawab perusahaan, tapi juga mempunyai

arti peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

d. KPS dan SWASTA

Potensi lain yang tidak kalah pentingnya dalam kontribusi pembangunan di

sumatera selatan dana yang berasal dari kerjasama pemerintah dengan swasta atau

bahkan dana swasta sediri. Hal ini perlu terus diupayakan agar dapat

didayagunakan untuk program-program di Sumatera Selatan