appendisitis

12
APPENDISITIS AKUT A. Pengalaman 1. Anamnesis Seorang perempuan 17 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada daerah perut kanan bawah. Nyeri dirasakan sejak kemarin, dimulai dari ulu hati lalu berpindah ke daerah perut kanan bawah. Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat pasien bergerak atau batuk. Pasien mengeluh mual tapi tidak sampai muntah, BAB dan BAK normal seperti biasa. Pasien tidak sedang mengalami menstruasi. Nafsu makan pasien sejak kemarin menurun. Pasien belum sempat berobat ke dokter sehingga belum mengkonsumsi obat apapun. Tidak ada riwayat penyakit serupa sebelumnya. Dalam keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami gejala serupa. 2. Pemeriksaan fisik Tanda vital :

Upload: pitapitul

Post on 01-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

APPENDISITIS

TRANSCRIPT

Page 1: APPENDISITIS

APPENDISITIS AKUT

A. Pengalaman

1. Anamnesis

Seorang perempuan 17 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada

daerah perut kanan bawah. Nyeri dirasakan sejak kemarin, dimulai dari ulu hati

lalu berpindah ke daerah perut kanan bawah. Nyeri dirasakan terus menerus

terutama saat pasien bergerak atau batuk.

Pasien mengeluh mual tapi tidak sampai muntah, BAB dan BAK normal

seperti biasa. Pasien tidak sedang mengalami menstruasi. Nafsu makan pasien

sejak kemarin menurun.

Pasien belum sempat berobat ke dokter sehingga belum mengkonsumsi

obat apapun. Tidak ada riwayat penyakit serupa sebelumnya. Dalam keluarga

pasien tidak ada yang pernah mengalami gejala serupa.

2. Pemeriksaan fisik

Tanda vital :

BP : 110/70 mmHg

PR : 92x/ menit

RR : 24x/ menit

T : 37,5° C

Kepala, leher, dada, dan ekstremitas dalam batas normal

Abdomen :

Inspeksi

Permukaan perut rata

Page 2: APPENDISITIS

Auskultasi

BU 12x

Palpasi

Supel Nyeri tekan di regio mcBurney (+)Rovsing sign (+)Nyeri tekan lepas (+)Psoas sign (+)Obturatory sign (+)Nyeri ketok ginjal (-)

3. Pemeriksaan laboratorium

Darah rutin

Leukosit : 14.500

Lain-lain dalam batas normal

4. Diagnosis

Appendisitis akut

5. Terapi

Infus Ringer laktat

Injeksi ondansetron

Injeksi ranitidin

Pro operasi appendiktomi

B. Pembahasan

1. Definisi

Appendisitis akut adalah infeksi bakterial pada apendiks vermiformis.

Page 3: APPENDISITIS

2. Anatomi

Gambar 1. Regio ileocecal

Gambar 2. Appendiks vermiformis

Page 4: APPENDISITIS

3. Etiologi dan patogenesis

a. Obstruksi

1. Hiperplasia kelenjar getah bening (60%)

2. Fekalit (35%)

3. Korpus alienum seperti biji-bijian (4%)

4. Striktur lumen (1%)

b. Infeksi

Biasanya karena hematogen dari tempat lain, seperti pneumonia,

tonsilitis, dsb. Jenis kumannya seperti E. Colli, Streptococus, dsb.

c. Konstipasi

Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal yang dapat

menyebabkan sumbatan fungsional appendiks dan meningkatnya

pertumbuhan flora normal kolon.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya appendisitis:

1. Adanya isi lumen

2. Derajat sumbatan yang terus menerus

3. Sekresi mukus yang terus menerus

4. Sifat inelastis dari mukosa appendik

Akibat obstruksi mengakibatkan sekresi mukus terganggu, sehingga

tekanan intralumen meningkat mengakibatkan gangguan drainage pada:

- Limfe: Edema kuman masuk ulserasi mukosa appendisitis akut

Page 5: APPENDISITIS

- Vena: Trombus iskemi kuman masuk terbentuk pus appendisitis

supuratif

- Arteri: Nekrosis kuman masuk ganggren appendisitis ganggrenosa

perforasi peritonitis umum

Appendisitis akut dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Appendisitis akut tanpa komplikasi

Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa saja.

Appendiks kadang tampak normal, atau hanya hiperemia saja. Bila appendiks

tersebut dibuka, maka akan tampak mukosa yang menebal, udem dan

kemerahan. Kondisi ini disebabkan oleh invasi bakteri dari jaringan limfoid

ke dalam dinding appendiks. Karena lumen appendiks tak tersumbat, maka

hal ini hanya akan menyebabkan peradangan biasa.

Bila jarinan limfoid di dinding appendiks mengalami udem, maka

akan menyebabkan obstruksi lumen appendiks, yang akan mempengaruhi

feeding sehingga appendiks menjadi ganggren, seterusnya timbul infark. Atau

hanya mengalami perforasi mikroskopis, dalam hal ini serosa menjadi

kasardan dilapisi eksudat fibrin. Post appendisitis akut kadang terbentuk

adhesi yang mengakibatkan kinking, dan kejadian ini bisa membentuk

sumbatan pula.

Page 6: APPENDISITIS

2. Appendisitis akut dengan komplikasi

Merupakan appendisitis yang berbahaya, karena appendiks menjadi

lingkaran tertutup yang berisi “fekal material” yang telah mengalami

dekomposisi. Perubahan setelah terjadinya sumbatan lumen appendiks

tergantung daripada isi sumbatan. Bila lumen appendiks kosong, appendiks

hanya akan mengalamu distensi yang berisi cairan mukus dan terbentuklah

mucocele. Sedangkan bakteria penyebab biasanya merupakan flora normal

lumen usus.

Pada saat appendiks mengalami obstruksi, terjadi penumpukan sekresi

mukus, yang akan mengakibatkan proliferasi bakteri, sehingga terjadi

penekanan pada mukosa appendiks, diikuti dengan masuknya bakteri ke

dalam jaringan yang lebih dalam lagi. Sehingga timbullah proses inflamasi

dinding appendik, yang diikuti dengan proses trombosis pembuluh darah

setempat. Karena arteri appendiks merupajan ends arteri sehingga

menyebabkan daerah daerah distal kekurangan dara, terbentuklah ganggren

yang segera diikuti dengan proses nekrosis dinding appendiks.

Dikesempatan lain bakteri mengadakan multiplikasi dan invasi

melalui erosi mukosa, karena tekanan isi lumen yang berakibat perforasi

dinding, sehingga timbul peritonitis. Proses obstruksi appendiks ini

merupakan kasus terbanyak untuk appendisitis. Dua pertiga kasus ganggrene

appendiks, fekalit selalu didapatkan. Bila kondisi penderita baik, maka

perforasi tersebut akan dikompensasi dengan proses pembentukan dinding

Page 7: APPENDISITIS

oleh jaringan sekitar, seperti omentum dan jaringan viscera lain, terjadilah

infiltrat atau mass, atau proses pultulasi yang menyebabkan abses

periappendiks.

4. Manifestasi klinis

Gejala

Nyeri perut, biasanya dimulai dari daerah epigastrium lalu berpindah ke perut

kana bawah dan menetap.

Anoreksia

Vomitus

Riwayat obstipasi sebelum onset nyeri abdominal

Urutan kejadian pada sebagian besar kasus adalah diawali dengan anoreksia,

diikuti oleh abdominal pain, lalu muncul vomitus

Tanda

Kenaikan suhu jarang lebih dari 1° C, nadi normal atau meningkat sedikit.

Pasien biasanya menyukai posisi supain dengan paha kanan ditarik ke atas. Nyeri

pada kuadran kanan bawah secara klasik ada bila appendiks yang meradang

terletak di anterior. Nyeri tekan maksimal biasanya ada pada titik mcBurney.

Adanya iritasi peritoneal ditunjukan dengan adanya nyeri tekan lepas dan rovsing

sign. Iritasi muskular ditunjukan dengan adanya psoas sign dan obturator sign.

Page 8: APPENDISITIS

Laboratorium

Ditandai dengan peningkatan leukosit di atas 10.000, dan peningkatan

hitung jenis neutrofil di atas 75%.

C. Kesimpulan

Pada pasien didapatkan keluhan pada daerah perut kanan bawah. Nyeri

dirasakan sejak kemarin, dimulai dari ulu hati lalu berpindah ke daerah perut kanan

bawah. Nyeri dirasakan terus menerus terutama saat pasien bergerak atau batuk.

Terdapat mual tapi tidak sampai muntah, BAB dan BAK normal seperti biasa. Pasien

tidak sedang mengalami menstruasi. Nafsu makan pasien sejak kemarin menurun.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,5° C. Pada andomen

didapatkan nyeri tekan di daerah McBuerny (+), Rovsing sign (+), nyeri tekan lepas

(+). psoas sign (+), obturatory sign (+), nyeri ketok ginjal (-).

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 14.500.

Dari semua hasil di atas diagnosis banding yang kemungkinan bisa kita

ambil adalah sebagai berikut:

– Kelainan gastrointestinal:

• Appendisitis akut

• Kolesistitis akut

• Pankreatitis

• Enteritis regional

– Kelainan urologi

• Batu ureter

• Sistitis

Page 9: APPENDISITIS

– Kelainan obsgyn

• KET

• Salphingitis akut

• Dismenorea

Diagnosis appendisitis akut diambil berdasarkan gejala, tanda dan

pemeriksaan laboratorium yang paling mendekati.

Terapi yang bisa diberikan adalah terapi simptomatik, antibiotik, dan

operasi appendiktomi.