app akut anak

Upload: maria-natalia

Post on 07-Mar-2016

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

app akut anak

TRANSCRIPT

DIAGNOSISGejala klinisGambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain (De Jong,2004) :1. Nyeri abdominalNyeri ini merupakan gejala klasik appendisitis. Mula-mula nyeri dirasakan samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium atau sekitar umbilicus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah dan menetap di abdomen kanan bawah (titik Mac Burney). Nyeri akan bersifat tajam dan lebih jelas letaknya sehingga berupa nyeri somatik setempat.2. Mual muntah biasanya pada fase awal3. Nafsu makan menurun4. Obstipasi dan diare pada anak-anak. Obstipasi sebagian besar terjadi sebelum nyeri abdomen dan merasa bahwa defekasi dapat mengurangi rasa nyeri perutnya.5. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5-38,5Gejala appendisitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. Karena gejala yang tidak spesifik ini sering diagnosis appendisitis diketahui setelah terjadi perforasi (De Jong,2004).Pemeriksaan FisikDemam biasanya ringan dengan suhu sekitar 37,5-38,5oC. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektal sampai 1oC (Humes and Simpson,2007).1. Inspeksi Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak didapatkan gambaran yang spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendikuler (De Jong,2004)2. PalpasiDengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal, yaitu (De Jong,2004): Nyeri tekan di Mc. Burney Nyeri lepas Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal. Pada appendiks letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang. Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung: Nyeri tekan kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing) Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg) Nyeri kanan bwah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk,mengedan.Appendisitis infiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah (Gartner LP and Hiatt, 2002).3. AuskultasiPeristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendisitis perforation (De Jong,2004)4. Pemeriksaan TambahanPemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan m. Psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif. Bila apendiks yang meradang menempel di m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Uji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Dengan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, pada apendisitis pelvika akan menimbulkan nyeri.Psoas sign. Nyeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan. Pasien dimiringkan ke kiri. Pemeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul/pangkal paha kanan. Appendiks yang mengalami peradangan kontak dengan otot psoas yang meregang saat dilakukan manuver (De Jong,2004).Tes Obturator. Nyeri pada rotasi ke dalam secara pasif saat paha pasien difleksikan. Pemeriksa menggerakkan tungkai bawah ke lateral, pada saat itu ada tahanan pada sisi samping dari lutut, menghasilkan rotasi femur ke dalam. Dasar anatomi dari tes obturator : peradangan apendiks di pelvis yang kontak dengan otot obturator internus yang meregang saat dilakukan manuver (De Jong,2004).DiagnosisDiagnosis appendisitis akur pada anak tidak mudah untuk ditegakkan hanya berdasarkan gambaran klinis, hal ini disebabkan sulitnya komunikasi antara anak, orang tua, dan dokter. Anak belum mampu untuk mendeskripsikan keluhan yang dialami. Telah banyak cara untuk menurunkan insidensi appendiktomi negatif, salah satunya adalah dengan instrumen skor Alvarado. Skor Alvarado adalah sistem skoring sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah,cepat, dan kurang invasif. Sistem skor didasarkan pada 3 gejala, 3 tanda, dan 2 temuan laboratorium. Klasifikasi ini berdasarkan pada temuan pra operasi dan untuk menilai derajat keparahan appendisitis (Rezak,et al, 2011).

ManifestasiNilai

SimptomNyeri yang berpindah1

Mual1

Muntah1

TandaNyeri pada perut kanan bawah2

Nyeri lepas1

Peningkatan temperatur 37,3oC1

Laboratorium Pergeseran Neutrofil ke kiri (neutrofil 75%)1

Leukositosis 10x103/L2

Total Point10

Tabel 2.1 Skor AlvaradoKeterangan skor Alvarado (Rezak,et al,2011) : Dinyatakan appendisitis akut bila > 7 point Modified Alvarado score tanpa observasi of Hematogram 1-4: kemungkinan kecil appendisitis 5-6: possible appendisitis 7-8: appendisitis akut perlu pembedahan 9-10; sangat possible appendisitis Penanganan berdasarkan skor Alvarado 5-6: observasi 7-keatas: appendektomiKOMPLIKASIKomplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi. Perforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun suatu peritonitis generalisata. Peritonitis merupakan infeksi yang berbahaya karena bakteri masuk ke rongga abdomen, dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian.Tanda-tanda terjadinya suatu perforasi adalah (De Jong, 2004) : Nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh Suhu tubuh naik tinggi sekali Nadi semakin cepat Defance muskular yang menyeluruh Bising usus berkurang Perut distended