aplikasi senyawa kompleks siklometal iridium dalam oled’s dan dssc (dye sensitized solar cell)

12
APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS SIKLOMETAL IRIDIUM DALAM OLED’s DAN DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) Aditya Cahya Nugraha Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia. Ketergantungan terhadap energi fosil menyebabkan beberapa ancaman serius antara lain menipisnya cadangan energi serta ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang semakin besar. Solar cell adalah salah satu sumber energi yang memanfaatkan cahaya matahari. Semikonduktor yang dipakai untuk solar cell ternyata dapat diikatkan dengan suatu senyawa kompleks organologam seperti Siklometal Iridium sehingga proses penyerapan cahaya matahari lebih optimal atau DSSC. Senyawa Siklometal Iridium juga merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan energi listrik pada sel fotovoltaik dan perubahan listrik menjadi cahaya atau pembentukan cahaya didalam diode emisi cahaya (Organic light-emitting diodes/ OLEDs) diketahui dapat dimanfaatkan dalam OLEDs yaitu piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Pemilihan logam iridium didasarkan karena logam ini memiliki geometri oktahedral, photophysical dan sifat elektrokimia dari kompleks iridium yang dapat diatur dengan cara yang dapat diprediksi. Selain itu juga, logam iridium diketahui memiliki oksidasi stabil dan pada kompleksnya memiliki triplet tertinggi hasil kuantum Kata kunci : Energi, solar cell, senyawa kompleks organologam.

Upload: aditya-cahya-n

Post on 27-Sep-2015

109 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

MAKALAH

TRANSCRIPT

  • APLIKASI SENYAWA KOMPLEKS SIKLOMETAL IRIDIUM DALAM OLEDs

    DAN DSSC (Dye Sensitized Solar Cell)

    Aditya Cahya Nugraha

    Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

    Abstrak

    Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir seluruh

    negara di dunia. Ketergantungan terhadap energi fosil menyebabkan beberapa

    ancaman serius antara lain menipisnya cadangan energi serta ketidakstabilan harga

    akibat laju permintaan yang semakin besar. Solar cell adalah salah satu sumber energi

    yang memanfaatkan cahaya matahari.

    Semikonduktor yang dipakai untuk solar cell ternyata dapat diikatkan dengan suatu

    senyawa kompleks organologam seperti Siklometal Iridium sehingga proses

    penyerapan cahaya matahari lebih optimal atau DSSC. Senyawa Siklometal Iridium juga

    merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan energi listrik pada sel

    fotovoltaik dan perubahan listrik menjadi cahaya atau pembentukan cahaya didalam

    diode emisi cahaya (Organic light-emitting diodes/ OLEDs) diketahui dapat

    dimanfaatkan dalam OLEDs yaitu piranti penting dalam teknologi elektroluminensi.

    Pemilihan logam iridium didasarkan karena logam ini memiliki

    geometri oktahedral, photophysical dan sifat elektrokimia dari kompleks iridium yang

    dapat diatur dengan cara yang dapat diprediksi. Selain itu juga, logam iridium diketahui

    memiliki oksidasi stabil dan pada kompleksnya memiliki triplet tertinggi hasil kuantum

    Kata kunci : Energi, solar cell, senyawa kompleks organologam.

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir

    seluruh negara di dunia. Hal ini mengingat bahwa energi merupakan faktor utama

    bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Permasalahan energi menjadi semakin

    kompleks ketika kebutuhan akan energi semakin meningkat yang justru akan

    membuat persediaan cadangan energi konvensional seperti energi fosil semakin

    sedikit jumlahnya.

    Ketergantungan terhadap energi fosil menyebabkan beberapa ancaman

    serius antara lain menipisnya cadangan energi serta ketidakstabilan harga akibat

    laju permintaan yang semakin besar. Energi fosil terdiri atas minyak bumi, gas

    alam, dan batubara. Dimana sifat dari energi fosil yang tidak ramah lingkungan ini

    memberikan sumbangan yang besar terhadap terjadinya pemanasan global akibat

    emisi gas CO2 yang dihasilkan.

    Pemanfaatan energi terbarukan seperti air, panas bumi, energi angin dan

    energi surya (matahari) saat ini sudah mulai dilirik, namun baru energi air dan

    panas bumi yang sedang dikembangkan secara komersial. Penggunaan sumber

    energi terbarukan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk

    mewujudkan program sustainability lingkungan.

    Energi terbarukan seperti matahari merupakan sumber energi utama yang

    memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Solar cell

    adalah salah satu sumber energi yang memanfaatkan cahaya matahari. Solar cell

    merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi

    arus listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan sumber energi yang paling

    menjanjikan, mengingat sifatnya yang berkelanjutan (sustainable) serta jumlahnya

    yang sangat besar.

    Matahari merupakan sumber energi yang diharapkan dapat mengatasi

    permasalahan kebutuhan akan energi masa depan setelah berbagai sumber

    energi konvensional mengalami perkurangan jumlah dan sifatnya yang tidak

    ramah terhadap lingkungan. Total kebutuhan energi yang berjumlah 10 TW

    tersebut setara dengan 3 x 1020 J setiap tahunnya. Sementara total energi

    matahari yang sampai di permukaan bumi adalah 2,6 x 1024 Joule/tahun. Sebagai

    perbandingan, energi yang dapat dikonversi melalui proses fotosintesis di seluruh

  • permukaan bumi mencapai 2,8 x 1021 J setiap tahunnya. Jika dilihat dari jumlah

    energi yang dibutuhkan dan dibandingkan dengan energi matahari yang tiba di

    permukaan bumi, maka sebenarnya dengan menutup 0,05% luas permukaan bumi

    dengan solar cell yang memiliki efisiensi 20%, seluruh kebutuhan akan energi yang

    ada di bumi sudah dapat terpenuhi (Yuliarto, 2011).

    Silikon (Si) adalah semikonduktor yang biasa digunakan pada solar cell.

    Namun karena harganya yang mahal, sehingga solar cell ini tidak menjadi

    alternatif sebagai pengahasil energi yang murah. Senyawa kompleks memiliki

    keunikan yaitu dapat menghasilkan warna sesuai dengan panjang gelombang

    yang diserapnya dan warna yang sampai ke penglihatan kita merupakan warna

    komplemennya. Semikonduktor yang dipakai untuk solar cell ternyata dapat

    diikatkan dengan suatu senyawa kompleks sehingga proses penyerapan cahaya

    matahari lebih optimal. Proses ini dinamakan dengan sel surya yang tersinsitasi

    zat pewarna (DSSC).

    Dalam pengembangannya, DSSC memanfaatkan senyawa kompleks

    organologam sebagai Adsorbed photosensitizer dye. Senyawa kompleks jenis ini

    memiliki keunikan diantaranya dapat menghasilkan warna sesuai dengan panjang

    gelombang yang diserap dan warna yang sampai ke penglihatan merupakan

    warna komplemennya. Semikonduktor yang dipakai untuk solar cell ternyata dapat

    diikatkan dengan suatu senyawa kompleks sehingga proses penyerapan cahaya

    matahari menjadi lebih optimal. Selain itu juga, senyawa kompleks organologam

    diketahui dapat dimanfaatkan dalam OLEDs yaitu piranti penting dalam teknologi

    elektroluminensi. Teknologi tersebut memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang

    dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan listrik yang diberikan.

    Senyawa kompleks organologam seperti Siklometal Iridium diketahui

    merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan energi listrik pada

    sel fotovoltaik dan perubahan listrik menjadi cahaya atau pembentukan cahaya

    didalam diode emisi cahaya (Organic light-emitting diodes/ OLEDs). Senyawa

    kompleks ini diperlukan dalam transformasi, menyimpan dan menjaga efisiensi

    produksi energi. Sifat fisika dan kimia yang dimiliki senyawa kompleks

    organologam ini diketahui mudah sekali diatur (fined-Solar Cell OLEDs tuned),

    sehingga dengan melakukan variasi struktur kimianya maka dapat

    menghasilkan material terbaik yang dapat digunakan untuk mengkonversi energi.

  • Tujuan

    1. Mengetahui manfaat senyawa kompleks Siklometal Ir (III) dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2. Mengetahui prinsip kerja OLEDs dan DSSC (Dye Sensitized Solar Cell)

    dengan senyawa kompleks Siklometal Ir(III) .

    Manfaat

    1. Dapat memanfaatkan senyawa kompleks Siklometal Ir (III) dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2. Dapat mengembangkan senyawa kompleks Siklometal Ir (III) sebagai OLEDs

    dan DSSC (Dye Sensitized Solar Cell)

  • BAB II

    ISI

    Kompleks siklometal iridium adalah salah satu contoh senyawa organologam

    yang dipelajari dan digunakan pada solar cell dan OLEDs. Kompleks siklometal

    iridium (III) ini sendiri merupakan dopan yang sangat efisien untuk diaplikasikan dalam

    OLEDs. Pemilihan logam iridium didasarkan karena logam ini memiliki

    geometri oktahedral, photophysical dan sifat elektrokimia dari kompleks iridium yang

    dapat diatur dengan cara yang dapat diprediksi. Selain itu juga, logam iridium diketahui

    memiliki oksidasi stabil dan pada kompleksnya memiliki triplet tertinggi hasil

    kuantum (Baranoff et al., 2009).

    A. Kompleks Iridium untuk DSSC (Dye Sensitized Solar Cell)

    Kompleks siklometal Iridium telah diteliti sebagai sensitizer dalam TiO2-sel

    fotoelektrokimia. Prinsip kerja dari DSSC digambarkan pada gambar dibawah ini.

    Sebagai contoh semikonduktor yang digunakan adalah TiO2. Adsorben sensitizer

    akan menyerap cahaya yang mengarahkan elektron dipita konduksi TiO2.

    Gambar 1 Prinsip kerja DSSC

    Sistem foto elektrokimia ini sendiri memiliki 5 komponen penting, yaitu :

    1. Photoanode (glass + TCO)

    2. Mesoporous electron semiconductor (e.g. TiO2)

    3. Adsorbed photosensitizer dye (organometallic or organic dye)

    4. Electrolyte / hole transporter

    5. A counterelectrode (e.g., Pt)

    Dye mengalami oksidasi dan mendapatkan donasi elektron dari larutan

    elektrolit yang mengandung iodida/triiodida karena proses redoks. Elektron akan

    mengalir melalui semikonduktor kemudian mengalir melalui elektroda

  • counter. Proses reduksi pada elektroda counter dari triiodida akan kembali menjadi

    iodida (regenaratif). Energi yang stabil pada sistem konversi photovoltaic dan

    dibawah pencahayaan sehingga proses regeneratif dapat berlangsung.

    Untuk sensitizer dye sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

    pewarna organik dan pewarna anorganik. Diketahui bahwa pewarna anorganik telah

    memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan pewarna organik

    karena stabilitas terhadap fotodegradasi untuk pewarna organik rendah. Pewarna

    anorganik yang dimaksud adalah pewarna kompleks logam seperti kompleks

    Rutenium, Osmium, Iridium, dll. Dari perkembangan penelitian akan DSSC yang

    dibuat 20 tahun yang lalu, banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan

    kompleks logam transisi serta pewarna organik, tetapi tidak ada yang mampu

    melebihi kinerja kompleks rutenium berdasarkan hasil konversi dan stabilitas jangka

    panjang atau daya tahan pengggunaannya. Namun, baru-baru ini telah ditemukan

    sebuah jenis baru dari kompleks Iridium (III) dengan sensitizer ligan piridin karboksil,

    menghasilkan maksimum 66% IPCE dan konversi daya 2,16% efisiensi dalam

    simulasi 1.5 AM sinar matahari. Konversi efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan

    fine tuning dari overlap spektral antara Ir (III) pewarna dan spectrum sinar matahari.

    Siklometal Ir (III) kompleks ternyata memiliki dua keuntungan. Pertama, stabilitas

    tinggi ditemukan dalam cincin khelat sistem siklometal Ir (III) kompleks dan kedua,

    karena lifetime eksitasi dari siklometal Ir (III) kompleks lebih lama daripada N3, yang

    higheroverall untuk konversi energi dapat diantisipasi. Berdasarkan bahan

    fluorescent yang hanya dapat menggunakan singlet exciton dan efisiensi internal

    yang terbatas sekitar 25%, bahan ini dapat memancarkan cahaya baik singlet

    maupun triplet excitons dan dengan potensi mencapai efisiensi internal 100%

    (Ayyan, 2011).

    Dibidang DSSC, kompleks iridium siklometal memang baru dikenal.

    Besarnya spliting d orbital menuju pusat logam (MC)

    menyatakan kemungkinan untuk membuat molekul lebih stabil dibandingkan

    dengan kompleks Rhutenium. Penemuan akan Rhutenium kompleks merupakan

    sebuah tantangan yang menarik untuk meningkatkan koefisien

    kompleks iridium yang secara signifikan meningkatkan arus pendek

    dan menghasilkan konversi yang efisiensi dan daya guna yang besar.

  • B. Kompleks Netral Tris Siklometal Iridium sebagai OLEDs

    Mekanisme kerja dari OLEDs adalah ketika pada elektrode diberikan medan

    listrik, fungsi kerja dari elektrode negatif (katode) tersebut akan turun yang

    menjadikan elektron - elektron dari katode bergerak menuju pita konduksi di bahan

    organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya hole di pita valensi. Sementara itu

    elektrode bermuatan positif (anode) akan meng-injeksi hole untuk bergerak menuju

    pita valensi bahan organik. Dengan keadaan ini mengakibatkan terjadinya proses

    rekombinasi elektron dan hole di dalam bahan organik. Pada waktu proses

    rekombinasi terjadi, elektron akan turun dan bersatu dengan hole sambil

    memberikan kelebihan energi sebesar hn dalam bentuk foton cahaya dengan

    panjang gelombang tertentu. Skema dari proses rekombinasi elektron-hole dapat

    digambarkan sebagaimana pada Gambar 2 Dari struktur piranti OLEDs yang

    sederhana seperti di atas akan diperoleh satu jenis pancaran cahaya dengan

    panjang gelombang tertentu tergantung jeniis bahan emitter yang dipergunakannya

    (Hariyadi, 2008).

    Gambar 2 Proses rekombinasi elektron-hole yang menghasilkan pancaran

    cahaya sebagai konsep dasar dari OLEDs

    Kompleks Iridium sebagai OLEDs memiliki keunggulan yaitu dapat

    menghasilkan kuantum triplet emisi yang besar. Senyawa kompleks tris-

    siklometal iridium adalah kompleks netral dengan pola dasar Ir (C^N)3. Salah satu

    contohnya adalah Ir(PPy)3. Spektrum serapan dari Ir(PPy)3 yang kuat adalah berasal

    dari ligan ke ligan (LC, p-p *) dan MLCT pada daerah UV dan daerah tampak.

    Transisi MLCT lebih rendah energinya dari pada transisi p-p LC*. Keadaan

    triplet tereksitasi menunjukkan perpendaran yang kuat pada wilayah warna hijau

    disekitar 515 nm. Analisis sifat spectra kompleks Ir (PPy)3 telah diketahui bahwa

    HOMO dari [Ir (PPy)3] pada prinsipnya terdiri dari p orbital dari

  • cincin fenil dan logam d-orbital. Pyridin adalah netral dan merupakan penyumbang

    utama terhadap LUMO pada [Ir (PPy)3]. Emisi maksimum kompleks

    iridium luminescent ditentukan terutama oleh kesenjangan HOMO-LUMO.

    Sebuah strategi yang efektif untuk menyempurnakan warna emisi Ir (III)

    kompleks bergantung pada stabilisasi selektif atau destabilisasi dan HOMO/ LUMO

    atau kompleks. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan

    substituen penarik elektron atau donor elektron.

    Sifat dari senyawa kompleks tris-siklometal iridium dapat mengalami

    konfigurasi facial (fac) atau meridional (Mer). Isomer facial lebih stabil daripada

    meridional. Namun disisi lain kompleks Iridium dengan karben tidak dapat dicapai

    secara termal atau secara fotokima dan degradasi senyawa ini tidak dapat diamati.

    Menariknya sampel murni facial atau meridional dapat dijadikan untuk OLEDs.

    Kompleks fac- [Ir (pmb)3] dengan ligan 1-phenyl-3-mathyl benzimidazole memiliki

    fotoluminesen yang kuantumnya lebih besar dibandingkan kompleks mer-

    Ir (pmb)3 di dalam larutan. Persiapan OLEDs dengan mer-Ir(pmb)3 memiliki

    efisiensi sekitar dua kali lebih tinggi dari pada fac- Ir (pmb)3.

    Penggunaan senyawa organologam yang digunakan sebagai OLEDs selain

    kelompok senyawa netral kompleks dengan logam Iridium yaitu senyawa anion bis-

    siklo metal Iridium. Selain itu senyawa dengan atom logam Rhutenium juga telah

    dipelajari dapat digunakan sebagai OLEDs. Semikonduktor TiO2 mesopori dengan

    fotosensitiser baru dari kompleks piridilazoresorinolkobal (II) telah digunakan

    sebagai sel fotovoltaik DSSC. Kompleks piridilazoresorinol memiliki absorptivitas

    molar tinggi (~ 104 L mol-1) dari transisi elektronik dan transisi MLCT (metal to ligand

    charge transfer) di daerah ultra violet dan visibel.

    Aplikasi OLEDs telah banyak digunakan dimasyarakat luas salah

    satunya hingga saat ini teknologi OLEDs telah digunakan untuk display yang

    terbatas dalam beberapa produk komersial seperti mobile phone, MP3 players,

    digital cameras, dan sebagainya. Biasanya untuk resolusi display yang rendah

    semacam ini dikendalikan oleh teknologi fitur berbasis passive matrix

    (PM). Penggunaan solar cell untuk melengkapi OLEDs dimaksudkan untuk

    mendaurulang energi foton yang terbuang dari OLEDs. Penggunaan solar cell

    dibawah OLEDs menunjukan bahwa keduanya dapat diregenari kembali. Energi

    foton yang terbuang dari OLEDs akan diserap oleh solar cell dan dirubah menjadi

    energi listrik.

  • Gambar 3 Senyawa kompleks Iridium

    Senyawa kompleks Siklometal Ir(III) merupakan senyawa kompleks

    organologam, karena senyawa ini terbentuk dari atom logam dan gugus organik dimana

    atom-atom karbon dari gugus organiknya terikat pada atom logam. Sifat senyawa

    organologam yang umum ialah atom karbon yang lebih elektronegatif daripada

    kebanyakan logamnya. Senyawa kompleks logam (biasanya logam-logam transisi)

    merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih ikatan logam-karbon. Senyawa ini

    terdiri dari atom pusat dan ligan (Blaser et al, 2000).

    Gambar 3. Karakteristik dari Kompleks Organologam (Blaser et al, 2000)

    Atom pusat dari suatu senyawa kompleks yang digunakan antara lain dapat

    berupa logam-logam transisi seperti: Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Ir dan Zn (Hijazi et al, 2008).

    Ligan dari suatu senyawa komplek dapat mempengaruhi bentuk geometri dari senyawa

    organologam itu sendiri sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai reaksi kimia.

    Tabel 1 menjelaskan tentang perbedaan jenis ligan yang terikat pada atom pusat,

    dimana memberikan bentuk geometri yang berbeda.

  • Metal oxidation state Exampel Geometry

    Ni0 Ni(CO4) Tetrahedral

    Pd0 Pd(PR3)2 Linear

    NiII Pd II ArPd(PR3)2X Square planar

    RhI Ir I Rh(PR3)3X2 Square planar

    Ru II Ru(PR3)3X2 Trigonal pyramid l

    Ru II Rh III Rh(Pr3)3XH2 Octahedral

    Ir III

    Tabel 1. Senyawa komplek organologam dengan perbedaan ligan dan

    geometri yang dihasilkan (Blaser et al, 2000).

    Dari Gambar 3 Senyawa kompleks Iridium dapat diketahui logam Ir berfungsi

    sebagai atom pusat, dan siklometal sebagai ligannya.

  • BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    1. Senyawa organologam seperti kompleks siklometal Iridium (III) dapat digunakan

    sebagai salah satu komponen dalam Solar cell dan OLEDs.

    2. Penggunaan senyawa organologam sebagai solar cell dan OLEDs dikarenakan

    senyawa ini menghasilkan warna yang sesuai dengan panjang gelombang yang

    diserap dan warna yang sampai ke penglihatan merupakan warna

    komplemennya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ayyan, S. 2011. A Critical Review on Dye Sensitized Solar Cells. Institute Of

    Technology, Nirma University. Ahmedabad 382 481, 08-10.

    Baranoff, Etienne., Jun-Ho Yum, Michael Graetzel, Md.K. Nazeeruddin.,

    2009. Cyclometallated iridium complexes for conversion of light into

    electricity and electricity into light. Journal of Organometallic

    Chemistry, Institute of Chemical Sciences and Engineering, School of Basic

    Sciences, Swiss Federal Institute of Technology, CH-1015 Lausanne,

    Switzerland.

    Blaser, Hans-Ulrich., A. Indolese., A. Schnyder. 2000. Applied Homogeneous

    Catalysis by Organometallic Complexes, Current Science, vol. 78, No. 11, pp.

    1336-1344.

    Hariyadi. 2008. LED-Organik (OLED) Multi Warna.

    Diakses pada tanggal : 8 April 2015

    http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek13.html

    Hijazi, A. K., A. Al-Hmaideen., S. Syukri., N. Radharkrishnan., E. Herdtweck., B. Voit., F.

    E. Khn., 2008. Synthesis and Characterization of Acetonitrile-Ligated

    Transition-Metal Complexes with Tetrakis(pentafluorophenyl)borate as

    Counteranions, Eur. J. Inor. Chem, pp. 2892-2898.

    Yuliarto, B. 2011. Solar Cell Sumber Energi Terbarukan.

    Diakses pada tanggal : 9 April 2015

    http://esdm.go.id/berita/56-artikel/4034-solar-cell-sumber-energi-terbarukan-

    masa depan-.html