uji coba fasilitas produksi sumber tertutup iridium …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Tehwlogi dan Keselamalan PLTNserla Fasililas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR -BAIAN
UJI COBA FASILITASPRODUKSI SUMBER TERTUTUP IRIDIUM-192
Olch:
Mocridun dan Zahiruddin
Pusat Produksi Radioisotop - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKTelah dilakukan uji coba fasilitas produksi sumber tertutup Iridium-I 92 untuk pengujian tidak
merusak di Pusat P,roduksi Radioisotop. Tujuan uji fungsi fasilitas produksi tersebut adalah untbkmemastikan senma peralatan dapat dipakai dalam proses produksi dengan lancar dan untukmemperoleh masukan sejauh mana peralatan proses produksi dapat dioperasikan. Kegiatan uji cobafasilitas dimulai dari pra pengelasan sampai diperoleh produk sumber tertutup Iridium-I92 yangsiap pakai akan dijelaskan dalam makalah ini.Selama kegiatan uj i coba telah diidentifikasi kendalakendala yang mengganggu proses produksi dan telah ditanggulangi sampai batas yang dapatditerima,dibahas pula disini.
ABSTRACT
The Iridium-I92 sealed source manufacturing facility has been tested at RadioisotopeProduction Centre. The purpose of the function testing to ensure that the instruments and it procedures is met and to obtain input how fartheproduction process available. The implementation offunction tests starting from pre-welding process untill the final product is readyfor use or shippingto the customer will be describe in this paper. During the function tests of the instruments in facilitysome problems has been identified which it has affected to the process production rate is decreaseduntill acceptable condition, also described here.
I.PENDAHULUAN
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi nuklir dalam bidang industri, maka banyakkebutuhan radioisotop didatangkan dari luarnegeri, olehkarena spesifikasinya memenuhi standaryang diinginkandan tidak dapat. dipenuhi didalam negeri. Hampir disemua lapangan pekerjaan diperlukan inspeksi kualitasterhadap hasil kerja dan memastikan kualitas hasil kerjatersebut memuaskan pemakai sampai batas waktu tertentu. Salah satu metoda yangbanyak dipergunakandalammemastikanhasil kerja [kendali kualitas dan jaminankualitas] adalahmetodapengujiantidakmerusak. Metoda ini dipergunakan untuk mendeteksi cacad internalsuatu material maupunhasil pengelasan. Hal ini telah
diantisipasi oleh BATANdengan diresmikannya Pus atProduksi Radioisotop di Serpong.
Radioisotop Iridium-I92 dalam bentuk sumber
tertutup merupakan alternatif sumber gamma selainCobalt-60,Cesium-37, Tulium-170 dan Ytterbium-I69
dalam pengujian tidak merusak.lridium-I92 dipakaidalam pengujian tidak merusak oleh karena mempunyaienergi gamma sedang [± 320 Kev],mudah dipindah,penyediaan radioisotopnya lebih mudah dibandingkanCobalt-60, cocok untuk mendeteksi cacad material daribesi atau hasil lasan setebal 12.5 mm - 63 mm dan
paduan logam ringan setebal 7,5 mm - 37,S mm [1].
389
Ditinjau dari fasilitas industri pembuatan sumbertertutup Iridum-I92 masalah keselamatan radiasi yangberasal dari paparan sinargamma Iridium-I 92 masalahutama yangdiperhatikan. Oleh karena itu proses produksidilaksanakan didalam "hotcell" yang didisain khusus,dilingkungi oleh !5eton [kerapatan 3 ,05 glcc] setebail 00cm dan dilengkapi dengan jendela gelas timbal sertamanipulator yang dikendalikan dari luar [4]. Proses penyediaan radioisotop tidakmelibatkanproseskimia tetapisemua komponen produk dan sasaran harus bersih [kontribusi kontaminasi pasca iradiasi] sehingga penyebarankontaminasi Iridium-I92mudah diisolasi. Didalam
fasilitas hotcell produksi yang terletak saling berhubungan satu sama lain, disamping Iridium-l92 diproduksipulaMolibdenum-99, Xenon-I33 dan 10dium-131 darihasil fisi Uranium maupun lodium-I3I dari aktivasinetron. Dampak dari peng-gunaan hotcell ganda adalahtimbulnya masalah kontaminasi silang terhadap produksumber tertutup Iridium-I92, akhirnya menyangkutstandarkualitasproduk. Tidaksaja masalah kontaminasiproduk, aktivitas jenis bahan bakupun [lridium-I92]perludipersiapkan untuk menekan biaya produksi, danyang menyangkut pula lama iradiasi di reaktor danrekayasa bahan sasaran Iridium sendiri.
Bcrdasarkan standar Internasional [ISO], bataskontaminan pada produk sumber tcrtutup Iridium-I92
Prosiding Seminar Tduwlogi dan Kesdamatan PLTNserta Fasilitas Nllklir
adalah < 185 Bq atau 5 nCi dan secara fisik telahmemenuhi uji perfonnan prototip sesuai dengan IS02919[1][3].Untuk mencapaispesifikasi standar produk telahdilakukan uji cob a fasilitas produksi sumber tertutupIridium-In mulai dari perlakuan enkapsulasi primer[pembukaan ampul wafer radioaktif,loading wafer,pengelasan] bcserta uji kualitasnya, enkapsulasi sekunderdan uji kualitasnya,"swaging",uji tarik dan pengulruranaktivitas produk [2].
Proses uji cob a fasilitas produksi sumber tertutupIridium-192 pada dasamya untuk menguji kemampuanJkeandalan peralatan selama proses berlangsung,sehinggasemua kendala-kendala yang timbul selama prosesproduksi rutin kelak telah dapat diantisipasi dan diatasisecepatnya baik selama proses berlangsung maupunsesudahnya, dan alur kerja makin menuju produk makinbebas dari kontaminasi· radioaktip diharapkan dapattercapai. Dalam pelaksanaan uj i cob a fasilitas produksiIridium-In selain mengikuti alur proses yang merupakanmodifikasi disaindasaralurproduksi semula di Amersham, dilakukan pula penataan peralatan proses baik yangdikendalikan didalam IIhot cell II maupun yang beradaSumber tertutup ditempatkan pada posisi pengujian,pompa hidraulik digerakan dari luar hot cell sampaiposisi 120 psi dan dibiarkan satu menit. Hasil uji tarikmenunjukkan posisi kapsul tidak berubah/bergeser daritanda batas yang telah ditentukan.diluar hotcell. Penataan perala tan proses akan dijelaskan secara rinei pada bagian berikut makalah ini.
II. B A H A N DAN TAT A K E R J A
ILL BAHAN DAN PERALATAN
-BAHANIridium-In wafer _ 2.7 mm x 0.28 mmt
[AMERSHAM],Kapsul Primer lengkap[AMERSHAM],Kapsul Sekunder lengkap[AMERSHAM], Gas Argon 99.9% [ANEKAGAS,cerificate],Isopropanol p.a [EMERC~ -9634],Kawat sumber [Pigtail] Tech-Ops / AC-660[AMERSHAM], Cotton Tipped Aplicator 7.6 cm[FISHER],Wipe cotton 25 mm [AMERSHAM],SockWipe Cotton 10 cm [AMERSHAM].
\
-PERALA TAN
Mesin Las 2 set [CENTAUR III PTW-150 REMOTE CONTROL],Kamera Jarak Jauh 2 set in and outcell [FUJINON],Pencacah [Well Wipe Counter][LUDLUM Model-2200],Kamar Ionisasi Gamma,1 set[CAPINTEC-712RX],Sock Wipe Stand[AMERSHAM],Swager I set [ENERP AC],Penguj iKebocoran 2 set [AMERSHAM], Monitor incell 2 set[VICTOREEN],Penguji tarik I set [ENERP AC]
n.2. PENYUSUNAN TAT A LET AK
Penyusunan tata letak[lay-out]peralatanprosesberdasarkan alurproses produksi dimulai dari Hotcell R-
390
Serpong, 9-10 Febrllari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
13,R-15 dan R-16, baik didalam maupun diluar hotcel!.Penataan dilakukan sedemikian rupa sehingga tahapanprosesberjalan sesuai dengan yang diharapkan. Statusperalatan didalam hotcell R-13 [lihat Gb.l], enkapsulasiprimer, ditata sedcmikian rupa untuk dapat melakukanproses enkapsulasi primer Iridium-In yang berbentukwafer.Penataan hotcell ini merupakan hasil modifikasidari disain dasar produksi yang sam a dan cocokdenganfungsi dan kegiatan di PPR. Peralatan enkapsulasi ditatadiatas meja kerja dan tepat ditengah-tengah ruanganhotcell berjarak42 inci darijendela gelas hotcell sehinggatidak mengganggu ruang gerak manipulator baik untukmengangkat/menurunkan material dari konveyormaupundidalam hotcell sendiri. Untuk mengikuti kegiatandidalam hotcell setebal 100 em, telah dipasang kameraCCTV, untuk membantu dalam proses "loading/unloading"Iridium wafer, inspeksihasil pengelasan,pemeriksaan elektroda dan uji kebocoran metoda gelembung. Meja kerja yang bertempat ditengah-tengahruang hotcell, lebih memudahkan kamera untuk menyapusemua kegiatan pada jarak jari-jari 18 inci dari poroskamera tanpa mengaturfokusnya bcrulang-ulang. Scmuakomponen proses dikirimkan kedalam hotcell R-13memakai wadah tertutup melalui konveyor dan waferIridium sendiri ditempatkan didalam ampul-708.Kapsulprimer lengkap ditempatkan pada kotak metal pembawa,sedangkan peralatan dekontaminasi yang telah dibasahiIsopropanol ditempatkan pada keping kayu khususjugaberada dalam wadah metal tertutup untuk mengurangipenguapan serta mencegah kontaminasi dari sekeliling.
Status peralatan dalam proses enkapsulasi sekunder[ lihat Gb.2] ditata sedemikian rupa untuk dapatmclakukan kegiatan cnkapsulasi sekunder dari kapsulprimer. Disain dasar sama dengan pada enkapsulasiprimer hanya meja kerja di enkapsulasi sekunder lebihpadat dengan peralatan, sehingga intensitas kegiatan punlebih tinggi. Sebagaimana di R-13 maka di R-15dilengkapi dengan kamera CCTV dalam membantuproses loading kapsul primer, inspeksi hasil lasan, ujikebocoran, swaging dan uji tarik produk. Komponendekontaminasi dan kawat sumber [pigtail] dikirimkandalam wadah terpisah dengan hasil enkapsulasi primer[4]. Dalam perlakuan lanjutan hasil enkapsulasi sekunder,hotcell R-16 merupakan tempat terakhirproses produksisumber tertutup. Hotcell R-16 dilengkapi dengan kamarionisasi berikut holdemya, peralatan dekontaminasiprodukakhir, meja portabel dan pengerek bebankapasitas500 kg. Semua pengukuran aktivitas dikendalikan dariluar hotcell dengan mengatur setting pada CapintecCRC-712RX.Produk sumber tertutup Iridium-Indikirimkan ke pemakai dari hotcell R-16 ke Gudangpengiriman. Pintu beton pada R-16 yang dipadukandengan meja metal tempat dudukan kontainer pengiriman selalu ditempati wadah pengiriman di R-16.
n.3. TAT A K E R J A
Tahap awal pelaksanaan uji coba fasilitas inidimulai dengan pengelasan kapsul dummi primer: peng-
Prosiding Seminar Tekn%gi dan Keselamalall PLTNserla Fasi/ilas Nuk/ir
elasan kapsul primer kosong dilakukan setelah diukurjarak kapsul dengan elektroda yang dibantu kaca pembesar["setting"] .Proses pengelasan dikendalikan darijarak jauh terprogram dan hasilnya diperiksa secaravisualisasi.
Tahap proses selanjutnya enkapsulasi primer: U ntukmelaksanakan pengelasan kapsul primer, terlebih dahuludilakukan pengisian wafer radioaktif memakai jarumhampa ke dalam kapsul primer; ditutup dan dibebanimetal pemberat dan dirotasi pada kecepatan 2.75 detiktiap putaran. Hasil pengelasan dilihat memakai kameraCCTV secara visual. Selanjutnya dekontaminasi hasiIenkapsulasi primer;hasil enkapsulasi primerdimasukkanke dalam gel as piala 50 ml yang berisi isopropanol dandikocok selama 3 menit kemudian kapsul primerdipindahkan ke gel as piala berikutnya. Selesaipengocokan kapsul diusap memakai kain pembersihukuran diameter25 mm, hasiI dekontaminasi dikirimkankeluar hotcell untuk dicacah memakai pencacah Geiger[Ludlum-2200] yang telah dikalibrasi. Kapsul primerhasil dekontaminasi diletakkan diatas meja inspeksiuntuk diperiksa kualitasnya. Uji kebocoran metodagelembung : Untuk mencegah timbulnya penyebaranradioaktif dari sumber tertutup yang telah dilas, ujikebocoran merupakan salah satu alternatif yangdipersyaratkan dalam ISO 2919[leak test method).
Kapsul primer hasil pengelasan yang ditempatkandalam keranjang metal dicelupkan kedalam tabungyang berisi larutan isopropanol pertama untukpengkondisian, kemudian dipindahkan ke tabung keduadan dibiarkan selama5 menit pada 15 inHg, terakhirtabung dihampakan pada20inHgselama 10 menit. Kapsulprimer hasil uji kebocoran dipindahkan ke pelatpemanasuntuk dikeringkan selama 5 menit. Kapsul primer dipindahkan ke hotcell R- I5 untuk periakuan lebih lanjut setelah kapsul primer tersebut ditempatkan pada metal pembawa dan disimpan didalam wadah pembawa.'
Pada enkapsulasi sekunder, kapsul primerdimasukan ke dalam kapsul sekunder dan ditutup serta diberi beban metal untuksegera dilas. Mesin las diprogram dengan parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Posisielektroda telah diatur sesuai denganhasiluji tanpa wafer.Hasil pengelasan diperiksa secara visual dan dipindahkanke dalam gelas piala 50 m Idan dikocok dan dipindahkanke gelas piala berikut sampai ke em pat.
Hasil dekontaminasi diusap dengan kain pendekontaminasi yang berukuran 25 mm. Hasil dekontaminasidicacah dengan pencacah Geiger [Ludlum-2200] selama1 menit setiap cuplikan.
Kapsul sekunder dipindahkan ke meja inspeksiuntuk diperiksa hasillasannyadandipindahkankestandarT -600 juga untukdiperiksa lebar daerah lasannya. Kapsulsekunderdipindahkan kekeranjang metal dan dicelupkanke tabungyang diisi isopropanol selama 1 menit untukpengkondisian dalam larutan.
Terakhir keranjang metal dipindahkan ke dalamtabung berikutnya, dihampakan pada 15 inHg selama 5menit kemudian dirubah ke 20 inHg selama 10 men it.
391
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR -BAIAN
Kapsul sekunder dikeringkan pada pelat pemanasselama 5 menit lalu dipindahkan ke kedudukan kapsuldalam swager. Kawat sumber [source connector/pigtail]dihubungkan dengan kapsul sekunder. Pompa hidraulikswager digerakkan dari luar hotcell sampai tekanan1600 psi. Sumber tertutup Iridium-192 yang berbentukutuh, dipindahkan ke perlakuan berikutnya,uji tarik.
Sumber tertutupdipindahkan ke dalam wadahpembawauntukdiukuraktivitasnya di hotcell R-16 denganCapintec CRC-712RX, Sumber tertutup ditempatkanpada holder dan dimasukanke dalam kamar ionisasiCapintec CRC-712RX diaturpada dial 435, maka akandiperoleh aktivitas Iridium-In dalam Curie maupunIdalam Bequerel. Produk yang telah diukur dilewatkanmelalui kain uji usap dan dicacah dengan pencacahGeiger [Ludlum-2200]. Untuk mengirimkan ataumenyimpan produksumbertertutup Iridium-In, tersediawadah Source Changer-650 yang berisi dua buahsumber dengan kapasitas ± 240 Ci.Source Changer-650dilindungi dengan depleted uranium pada pusat sumberdan sumber terjebak dalam lubang model S danberdiameter lebih besar sedikit dari diameter sumber.
Lubang sumber dalam posisi terkunci jika ada sumberdidalamnya dan dilengkapi dengan petunjuk bongkarpasang sumber.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan ujicoba fasilitas produksi sumbertertutup Iridium-192 pada prinsipnya untuk mendapatkankcsesuaian hasil pengoperasian fasilitas pcralatan yangsaling terkait satu sama lain. Fasilitas produksi denganalih teknologi ini membutuhkan masa peralihan untukpenyesuaian karena adanya modifikasi disain.Penyesuaian yang dimaksud yaitu modifikasi peralatankarcna jarak pandang antara operator dengan obyekkerja periu dibantu oleh kamera CCTV dengan fokustertentu. Hanya obyek sejarak 18 inci dari pusat kamerayang dapat dimonitor secara tajam diatas meja kerja.Fasilitas hotcell berdasarkan disainnya berfungsi ganda,selain untuk proses produksi sumber tertutup jugamemproduksi Molibdenum-99 ,Xenon-133 ,Iodium-131dari hasil belah uranium dan produksi Iodium-131 dariproses aktivasi netron. Kegiatan lain masih mclibatkanpenggunaan hotcell yaitu proses pemisahan uraniumdari limbah hasih belah, penyimpanan limbah-limbahradioaktifpadat dan cair serta pemotongan wadah iradiasi.Senma kegiatan dapat bcrlangsung dalam waktu yangberbeda maupun bersamaan tergantung jadwal danpermintaan akan konsumen.Kegiatan proses uji coba inidapat memberikan informasi tindakan apa yang harusdilakukanjika tingkat kontaminasi produk yang sedangdiproses melebihi kriteria yang telah ditetapkan.
Dampak kcgiatan proses bersamaan mcmberikantingkat kontaminasi yang melebihi batasyang ditentukan[lihatTabeI.1]. Hampirsebagian besar kontaminan berasaldari isotop hasil belah uranium dan Iridium-In
sendiri.1umlah cacahan kontaminan terdapat palingbanyak pada peralatan yang dipergunakan selamaproses,seperti jari man ipulator kiri dan kanan,lubang R-
Prosidil!g Semil!ar TelalOlogi dal! Kesdamalal! PLTNserla Fasililas NlIkJir
wadah kapsul meja dekat konveyor dan meja inspeksi.Kontaminasi dijumpai pada ketiga bagian hotcell [R13,R-15 dan R-16] [Iihat Tabel1]. Kontaminasi didugabcrasal dari konveyor yang bergerak sepanjang jalurmelintasi setiap hotcell mulai hotcell R-8 sampai hotcell15, wadah material pembawa debu radioaktif selamaproses dan kontak langsung alat dengan bahan radioaktif.Telah diusahakan pengurangan tingkat kontaminasidengan cara mencuci wadah iradiasi sasaran sebelun1
pemotongan, pemisahan debu radioaktif dengan cara
menggetarkan wadah sasaran yang telah dipotong,menyortir sasaran/wafer Iridium ke dalam kelompoksesuai tingkataktivitasnya, mendekontaminasi konveyorsecara rutin,mendekontaminasi jari manipulator setiapselesai proses, mendekontaminasi lubang wadah kapsul/kapsul holder,mengganti bagian yang mudah dibongkar/pasang [karet manipuJatorjari manipulator [tweezer]dan mendekontaminasi kapsul primer maupun sekunderdengan pembersih ultrasonik.
Dalam kegiatan uj i cob a ini peranan kamera CCTVsangat besar sekali,kegiatan proses sulit diikuti darijendela gelas timbal setebal 100 cm terhadap obyekberukuran <I> 2.7 mm x 0.28 mm tebal.
Produksi sumber tertutup Iridium-l92 melibatkanaktivitas dalamjumlah besar [ ::::;120 Ci maksimum] tiapsumber. Dampaknya terlihat pada monitor CCTV yangmengganggu visualisasi gambar, akibat interaksi radiasisinar gamma dengansistemeJektronik kamera. Gangguanini telah diturunkan dengan cara mengisolasi kapsulprimer / sekunder selama proses dengan perisaitimbal.Dengan demikiansetiap kapsul primer yang masihdalam proses dekontaminasi tidak memberikankontribusi gangguan terhadap monitor kamcra CCTV.
Kendala yang lain mcskipun kurang bcrpengaruhpada kualitas produk tet.1pi menghambat mobilitas kcrjaya itu pcngcluara n/pcmasuka nkomponenpcnduku ng yangharus melcwati bebcrapa bagian hotcell lain.Untukmengurangi hambatan ini telah dilakukan pemasukankomponen yang "bersih" dan komponen yang telahmcndapat perlakuan di dalam hotccll dari arah yang
DAFTAR PUSTAKA
Serpol!g, 9-10 Febrllari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
berbeda. Berdasarkan hasil uji coba tersebut diatas telahdiproduksi sebanyak 22 buah sumber tertutup Iridium192 [ lihat Tabe1.2] yang memenuhi standar denganaktivitas berkisar antara 50 Ci sampai 70 Ci tiap sumber.Batas kontaminasi yang terkandungjauh dibawah batasminimum ISO 2919 [5 nCi] dan masih dibawah/samadengan produk Amersham Corp.USA [ < 90 cpm].
IV.KESIMPULAN
Berdasarkanhasil pengamatan dan pembahasan ujicoba fasilitas produksi sumbertertutup Iridium-l92 bahwatimbulnya kontaminasi dalam proses uji coba ini seringmenghambat jalannya proses produksi, oleh karenadekontaminasi sering dilakukan berulang uJang[jikakontaminasi berat] dan menunda proses lanjutan yangterkait. Telah dilakukan dekontaminasi ke batas yangditetapkan dalam kriteria kontaminasi <90 cpm dengancara member-sihkan sasaran dan komponennya denganpembersih ultrasonik, dekontaminasi secara terusmenerus peralatan yang berhubungan langsung dengankapsul primer /sekunder/produk,mengganti bagianperalatan yang terkena kontam inasi berat, dekontam inasikapsul primer/sekunder dengan pengocokkan dalamlarutan isopropanol dan pembersih ultrasonikperlakuanpenggetaran wafer pasca iradiasi selama pensortiran[sebelum dituang ke dalam kapsul primer].
Selain itu timbulnya gangguan pada monitor akibatinteraksi sinar gamma dengan sistem elektronik darikamera CCTV sangat mengganggu visualisasi obyekselama pengamatan pengujian maupun kegiatanperpindahan antar posisi komponen di atas meja kerjaterutama pada proses enkapsulasi primer. Untuk menekan gangguan ini telah diusahakan untuk mengisolirkapsul terse but dibalik perisai timbal sebelum lolos ujikontaminasi,jika perlu dekontaminasi dilakukan dalampembersih ultrasonik dibalik perisaitimbal.Pembungkusan kamera dengan gelas timbal secara total,teknologinya sulit dan mengganggu mobilitas kameraselama proses.
1. "Gamma Radiography Products", Amersham Catalog,1992
2. DAVID DUNCANSON, JOHNUNG;" Design Specification, Manufacturing Quality Control Procedures for theProduction ofIridium-l92 Scaled Source Assembly",Amersham Corp.USA, 1992.
3. JOHNJ.MUNRO III;"Gamma Radiography",Radiation Safety Handbook, Amersham Corp.USA, 1987.
4. "Installation ,Operation and Maintenance Procedures for Group C and D Equipments" ,Radioisotope and Radiopharmaceutical Plant & GA Technologies, 1983.
392
ProsiJing Seminar Te/uw/ogi Jan Kesdamatan PLTNserta Fasi/ilas Nuk/ir
TABEL 1. DATA PENGAMATAN KONTAMINASI
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BAIAN
NOMOR HOTCELL LOKASIPENGAMATANCACAHAN [CPM]RadionuklidaD-1
D-2
13
- KAPSUL HOLDER 398400Cc-142, Ir-192, Ru-103- FINGER KIRI
429028Tc-132, 1-131, La-140, Ru-103Ba-140, Zr-95, Nb-95- FINGER KANAN
1064578Ri-192, Ru-103- MEJ A INSPEKSI
304075Cc-143, Ru-103- META DEKAT KONVEYOR
569649Tc-132, 1-131, Ru-103, Zr-95Nb-95
15
- KAPSUL HOLDER 4229-- FINGER KIRI
14994854366Cc-144, Tc-99m, Tc-132, Rh-1051-131, Ru-103, 1-133, Bn-1401-132, Mo-99, Zr-95, Nb-95,La-140- FINGER KANAN
10658269Ru-103, 1-133, Ba-140, 1-132Mo-99, Zr-95, Nb-95, La-140- MEJA INSPEKSI
38974 '-- META DEKAT KONVEYOR
310372885Cc-144, Tc-99m, Ir-l92, Ru-103,Zr-95, Nb-95, La-140
16
- CHAMBER HOLDER 39772122Rh-105, 1-131, Ru-103, Ba-140Zr-95, Nb-95, La-140- PUSAT MEJA
~184592542Cc-144, C-132, 1-131, Ru-103,Ba-140, 1-132, Zr-95, Nb-95,La-140- FINGER
P2125476899Cc-144, Tc-132, 1-131, Ru-103,La-140, Ba-140
TABEL 2. DATA HASIL PRODUKSI SUMBER TERTUTUP IRIDIUM-192
NO. NOM OR SERIAKTIVITAS TOTALTINGKA T KONTAMINASI
[Curie]KIKSKP
1.
BA - 1000 52.29089852.
BA - 1001 70.81279493.
BA - 1003 71.24152414.
BA - 1004 71.09029715.
BA - 1005 67.38525586.
BA - 1006 69.24644817.
BA - 1007 68.42288878.
BA - 1008 69.08640699.
BA - 1009 64.217405010.
BA - 1010 68.190615811.
BA - 1011 68.10276412.
BA - 1012 67.67203613.
BA - 1013 68.72806014.
BA - 1014 68.82508215.
BA - 1015 67.058317216.
BA - 1016 66.7308217.
BA - 1017 67.640478218.
BA - 1019 63.50394019.
BA - 1020 65.9043720.
BA - 1021 64.02416221.
BA - 1022 64.455757122.
BA - 1023 64.5173911
KI - Kontaminasi kapsul primerKS - Kontaminasi kapsul sekunder
393
KP - Kontaminasi Produk
Prosiding Seminar TeJawlogi dan Kesdamalan PLTNserla Fasi/itas Nuklir
JENDELA HOTCELL
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PfYTKR - BATAN
••••••••••••••••
=r[
KAMERA
PINTU, , KE R-14
•••••••••••••••
•••••••••••••••
r -.l
KONVEYOR•••••••••••••••
MESIN LAS
10-1
PINTU KELUAR
I HOTCELLI ••••••••••••••••
MEJA INSPEKSI
LEAKD I ITEST D UNLOADINGMEJA
DRYER DPROBE MONITOR
DKONTAINER
WAFER
GAMBAR 1. TATA LETAK PERALATAN ENKAPSULASI PRIMER HOTCELL-R.13
JENDELA HOTCELL
J ------,•••••••••••••••••
MESIN LAS
E
KONVEYOR••••••••••••••••
KAMERA
DSWANGERD LEAK TESTER
PULL DDTESTERME] A INSPEKSI
DRYER
->[PINTUKE R-16
rTIMBAL
PROBE MONITOR
L-.J I PINTU KELUAR HOTCELL
I •••••••••••••••••••
GAMBAR 2. TATA LETAK PERALA TAN ENKAPSULASI SEKUNDER HOTCELL R-15
394
Prosiding Seminar Teknologi don Keselamalon PLTNserta Fasilitas Nuldir
LAMPlRAN 1. Contoh Fonnulir LAPORAN KENDALl KUALITAS PRODUKSUMBER TERTUTUP IRIDIUM-192
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPIKR - BAIAN
Source Capsule
No.Source Holder Model
No.Batch
No.
Quality Control Certificate
No.
Radionuclide
: lridium-192 INITIALS
Activity loaded
:Ci/Number of Wafers :pes
Spring stack height
:mm
INNER
Weld inspection: Visual[pass/reject]CAPSULE
: Vacuum[pass/rej ect]CELL-13
Contamination: Capsule[pass/reject]Count values
:cpm [pass/reject]< 90 cpm
Rewelded inspection
: Visual[pass/reject]: Vacum
[pass/reject]Contamination
: Capsule[pass/re j ect ]Count values
:cpm [pass/reject]< 90 cpm
Weld inspection
: Visual[pass/reject ]: Vacuum
[pass/reject]Contamination
: Capsule[pass/reject]Count values
:cpm [pass/reject]< 90 cpmOUTER CAPSULE
Rewelded inspection: Visual[pass/reject]CELL-IS
: Va cum[pass/reject]Contamination
: Capsule[pass/reject]Count values
:cpm [pass/reject]< 90 cpm
Swage
1600 psi: [pass/reject]Pull test
120 psi: [pass/reject]
PACKAGE
Sock wipe contamina:cpm [pass/reject]< 90 cpmCELL-16
tion
SOURCE
Source activity:CiDate://19 ....SPECIFlCA-
Physical size:mm fLength :mmTION
FOul I:mm
COMMENTS SUPERVISORS:
DATE://19 ......
395
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasilitas Nuklir
DISKUSI
Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN
BUNA WAS
Mengapa metoda pengujian keboeoran dengan Buble leak test digunakan ? padahal metode tsb kurang peka !Mengapa tidak dilakukan penguj ian keboeoran yang lebih baik seperti menggunakan He leak test atau radiaetive leaktest!
MOERIDUN
Metode gelembung masih berlaku sampai saat ini selain dari akurat eocok untuk diterapkan untuk kapsul yang telahdilas sesuai ISO 2119 (Leak Test Method)Pernbahan metode memerlukan revisi SOP dan data-data keandalan metode barn tersebut.
SUW ARNO W
Dalam memilih aktivitas setiap sumber tertutup apakah dimulai sejak awal, misalnya berat targetnya, ataukah diten
tukan kemudian sesudah menjadi radioaktif. Kalau eara terakhir digunakan, bagaimana caranya.
MOERIDUN
Aktivitas sumber tertutup dipilih sebelum proses pengelasan kapsul (aktivitas tiap Wafer) maupun aktivitas totalsetelab menjadi produk utub.
SIGIT ASMARA SANTA
Sejaub mana kesiapan PPR untuk memasok Tr-192 ke pangsa pasar Indonesia - Terutama dalam rangka antisipasi,mungkin adanya monopoli pengadaan Ir-192 oleb Batan.
MOERIDUN
Kesiapan pemasaran PPR untuk Tr-l92 telab diantisipasi baik dan segi fasilitas produksi maupun konsumennya
396
Prosiding Seminar Telcnologi dan Keselamalan PLTNSerla Fasililas Nuklir
DAFTAR PESERTA
Serpong. 9-10 Feqruari 1993PRSG. PPTKR - BATAN
1. Aryadi Surono2. Prayoto3. Iyos Subki4. As Natio Lasman5. Bakri Arbie
6. Suwamo Wiryosimin7. Daryono8. Uju Jujuratisbela9. Ferhat Aziz
10. Setiyanto11. Sri Kun~oro12. Tri HaIjanto13. Moch. Rochili14. Masdin '.,
15. Asep Choirshof16. Soewoto
17. Sigit Asmara S'. 18. Tri Wulan Tjiptono
19. Edi Triyono B.20. Utaja21. Tjipta S.22. Tagor Sembiring23. Kasih Widyastuti24. Miki Susmikimti
25. Elfrida Sa~~gi26. Rosyida'S6m<id27. Soni Solistia W
28. Sumiyanto29. Romi Santoso
30. Setyono31. Indrawanto32. Suzie Darmawati
33. R. Suminar Tedjasari34. Hadi Saputra35. Sri Sudadiyo36. Irma R. Dandian
37. Anthony Simanjuntak38. M. Syahrial39. Rena S.40. Trimurni
ITB
UGMBAT ANPRSG-BATANPRSG-BAT ANPPTN-BA TANBPISPRSG-BA TANPPI-BA TANPRSG-BATANPRSG-BA TANPPNR-BA TANPPNR-BAT ANPPKTN-BA TANPPTKR-BATANPPKTN-BATANPPR-BATANPPNY -BAT ANPPNY-BATANPPNR-BATANPPTKR-BATANPRSG-BA TANPPI-BA TANPPI-BATANPPI-BA TANPPI-BATANBPPTPPTKR-BATANPTPLR-BATANPRSG-BA TANPRSG-BA TANPTPLR-BATANPTPLR-BATANPPNR-BATANPPNR-BATANPPTKR-BATANPRSG-BA TANPPNR-BA TANPPTKR-BA TANPPR-BATAN
397
41. Achmad S42. Pratomo BS
43. Suyitno44. Hudi Hastowo
45. Susi Lamingtyas46. Euis Nuraini47. Siti Amini48. Tati H49. Mainar S50. Hafni
51. Gunanjar52. Suwardi53. Ardianto A.M
54. Sri Mulyono A55. Eric Jr56. Triwikantoro
57. Sigit58. Herlan Martono59. Tukiran60. Amir Harnzah
61. Topo Suprihadi62. Asmedi Suripto63. Bambang H.64. Wandowo65. Leo H.R.
66. TuhaIjo67. Harlion Nizar
68. SubaIjadi69. Grace S70. Hendro T.71. Benard B.72. Surian P.
73. P.M. Udiyani74. Diyah Erlina L75. Achmad Sorot76. Hilman Ramli77. Nuradi Udin
78. Engkir Sukirman79. Wahyuni80. Kristiyanti
PPPTPLRPTPLRPRSG-BA TANPPBGN-BA TANPEBN-BATANPEBN-BATANPPBGN-BA TANPPBGN-BA TANPPBGN-BA TANPPKTN-BA TANPEBN-BA TANPPNR-BA TANPPNR-BAT ANPEBN-BA TANITS
PEBN-BATANPTPLR-BATANPRSG-BA TANPRSG-BA TANPSPKR-BATANPEBN-BATANPEBN-BATANPAIR-BAT ANUGMPPNR-BATANPPNR-BATANPLNPPSM-BATANPPTKR-BA TANPPNR-BA TANPRSG-BA TANPRSG-BA TANPRSG-BA TANPPBGN-BA TANPRSG-BATANPPTKR-BATANPPSM-BA TANPPNR-BA TANPPNR-BATAN
Prosiding Seminar Teknologi don Keselama/an PLTNSerla Fasililas Nuklir
Serpong. 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR-BATAN
81. Lily Suparlina82. Sukmanto Dibyo83. G. Praptoriadi84. G.A. Masoara85. Bahdir Johan
86. Gangsar S87. Adi Wardoyo88. RPH. Ismuntojo89. Rusdiyanto90. A. Syarmufni91. Bunawas92. Veronika Tuka
93. Sugili P.94. Djati Hs.95. Meri Suhartini96. Febrianto
97. Sunarhadiyoso98. Fesalina99. Zahiruddin
100. Sofyan Yatim101. Hanafi Kamarz102. Yusri H.
103. Andang Nugroho104. Itjeu Karliana105. Nitiswati106. Arlinah Kusnowo107. Moeridun108. Sudarmono109. Khairul110. Sudamo
Ill. Haidy Pasay112. Maria
113. Hisyam Hubeis
PRSG-BATANPRSG-BA TANPRSG-BATANPPNR-BATANPTPLR-BATANPTPLR-BATANPPEN-BA TAN
. PPTKR-BA TANPPI-BATANPPEN-BA TANPSPKR-BA TANPPKTN-BATANPPKTN-BATANPPKTN-BATANPPKTN-BATANPPTKR-BATANPPR-BAT ANPTPLR-BATANPPR-BATANPTPLR-BATANPTPLR-BATANPPTKR-BATANPPTKR-BATANPPTKR-BATANPPTKR-BA TANPRSG-BATANPPR-BATANPRSG-BA TANPPTKR-BA TANPPTKR-BATANLD-FE-UIPPTKR-BA TANPPR-BATAN
398
114. Sutaryo Supadi BAT AN'115. Bakri Arbie PRSG-BATAN116. Nazir Abdullah BATAN
117. F.P. Sagala BATAN118. G.Parangtopo ill119. H.M. Samudro ITB120. Ariono A. KADIN
121. Soedyartomo S. PEBN-BATAN122. R. Lasijo PPI-BATAN123. Budi Santoso PPkTN-BATAN124. Soekamo UPT MPIN-BATAN125. Kun Sutiarso PRSG-BATAN126. E.S. Hartati PRSG-BATAN
127. Soedarsjamsi PPTKR-BATAN128. A. Abthoki PPTKR-BATAN129. Mirzon Alwi PPTKR-BATAN130. Deswandri PPTKR-BATAN
131. Joko Prasetyo PPTKR-BATAN132. Jaka Iman PRSG-BATAN133. Yeni Ruslan UPT MPIN-BATAN134. E. Rukmanda PRSG-BATAN135. Sunari PRSG-BATAN136. Mistini PRSG-BA TAN137. E. Ratnawati PRSG-BATAN138. A. Rofei PRSG-BATAN
139. Pustandyo W. PRSG-BATAN140. Jajang S. PRSG-BATAN141. Sutikno UPT MPIN-BATAN
142. Djoko Sanjoto BATAN143. Rispranowo BATAN144. SutjiptaIjo UPT MPIN-BATAN145. Saleh Baaseng PRSG-BATAN