aplikasi bokhasi remah dari bahan limbah sawit untuk budidaya
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PENELITIAN PIP
TAHUN ANGGARAN 2014/2015
APLIKASI BOKHASI REMAH
DARI BAHAN LIMBAH SAWIT UNTUK
BUDIDAYA ORGANIK PADA TANAMAN SELEDERI
OLEH
Ir. Prihanani, M.Si/ 0003086201
Ir. Djatmiko, M.P./ 0212016101
Ir. Nurlianti, M.Si./0020056501
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RPOF.DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
AGUSTUS 2015
2
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN POLA ILMIAH POKOK
1. Judul Penelitian :Aplikasi Bokhasi Remah dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik Pada Tanaman Seledri
2. Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap : Ir Prihanani, M.Si
b, Jenis Kelamin : Perempuan
b. NIP/NIDN : 196208031992022001/00086201
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi
Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Ir Djatmiko, M.P
b, Jenis Kelamin : Laki-Laki
c.NIDN : 0212016101
d.Jabatan Fungsional : Lektor
Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Ir Nurlianti, M.Si
b, Jenis Kelamin : Perempuan
c.. NIP/NIDN : 196505201990032003/0020056501
d. Jabatan : Lektor Kepala
3. Lama Penelitian Keseluruhan : 1 tahun
4. Biaya Penelitian Keseluruhan
a. Jumlah Biaya Diajukan : Rp. 9 500 000,-
b. Jumlah Dana Dari Sumber lain : Rp. ---------
Bengkulu, 25 Agustus 2015
Mengetahui, Ketua Peneliti,
Dekan
Ir. Sri Rustianti, M.Si Ir. Prihanani, M.Si Menyetujui, Kepala Lembaga Penelitian
Dr. Ir. Yulfiperius,M.Si
3
KATA PENGANTAR
Syukur yang tidak terhingga dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan penelitian dan
menyelesaikan laporan penelitian pada bilan Agustus 2015 ini.
Kami sampaikan ucapan terimakasih kepad semua pihak yang telah membantu
sehingga kegiatan penelitian dan penulisan laporan dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimaksih terkhusus disampaikan kepada penyandang dana dalam hal ini
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada masyarakat Universitas Prof Dr. Hazairin,
SH.
Kami berharap kiranya tulisan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan dan akhir Kami menerima masukan dan saran untuk
perbaikan penelitan di tahun mendatang.
Bengkulu, 25 Agustus, 2015
Tim Peneliti
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………….....……..………. i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………. …...……......... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………....………..… iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. vi
BAB1.PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang………………………………………………………........ 1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………………….. 6
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………....... 6
1.4 Manfaat Penelitian …………………………..…………………………... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………............ 7
2.1. Bokhasi Limbah Sawit ……...………….……………………………….. 7
2.2. Budidaya Seledri Organik ……………………………………………… 8
BAB 3. METODE PENELITIAN …………………………………………… 11
3.1. Tempat dan Waktu Penelitan……………………………………............. 11
3.2. Bahan dan Metode Penelitian………………….…………………........... 11
3.3. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………............... 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ………..………………………......... 16
4.1. Hasil Penelitian ………………………………………………………...... 16
4.2. Pembahasan ……………………………………………………………….
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………. 25
6.1. Kesimpulan ………………………………………………………………… 25
6.2. Saran ……………………………………………………………………….. 25
DAFTAR PUSTAKA …………………………..……………………………….. 26
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Teks
1. Rakapitulasi Analisis Ragam Aplikasi Bokhasi Remah Untuk
Budidaya Oganik Pada Tanaman selederi
6
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
Teks
1. Data Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman (Cm)
Tanaman Selederi Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam (MST)
2. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Tinggi Tanaman Umur 4 MST
3. Data Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman (Cm) Tanaman Selederi Pada Umur 6
Minggu Setelah Tanam (MST)
4. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Tinggi Tanaman Umur 4 MST
5. Data Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman (Cm) Tanaman Selederi Pada Umur 8
Minggu Setelah Tanam (MST)
6. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Tinggi Tanaman Umur 8 MST
7. Data Pengamatan Rata-Rata Jumlah daun (helai) Tanaman Selederi Pada Umur 4
Minggu Setelah Tanam (MST)
8. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Jumlah Daun Tanaman Umur MST
9. Data Pengamatan Rata-Rata Jumlah daun (helai) Tanaman Selederi Pada Umur 6
Minggu Setelah Tanam (MST)
10 Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Jumlah Daun Tanaman Umur 6
MST
11. Data Pengamatan Rata-Rata Jumlah daun (helai) Tanaman Selederi Pada Umur 8
Minggu Setelah Tanam (MST)
12. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Jumlah Daun Tanaman Umur 8
MST
13. Data Pengamatan Rata-Rata Bobot Basah (gram) Tanaman Selederi Pada Umur 12
Minggu Setelah Tanam (MST)
14..Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Bobot Basah (gram) Tanaman Umur
12MST
15. Data Pengamatan Rata-Rata Bobot Kering (gram) Tanaman Selederi Pada Umur 12
Minggu Setelah Tanam (MST)
16..Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Limbah Sawit Untuk
Budidaya Organik PadaTanaman Selederi Terhadap Bobot Kering (gram) Tanaman Umur
12MST
DAFTAR GAMBAR
7
Gambar Halaman
Teks
1. Tinggi Tanaman Pada Umur 8 Minggu Setelah Tanam
2. Jumlah Daun Tanaman Selederi Umur 8 Minggu Setelah Tanam
3. Jumlah Anakan Tanaman Selederi Umur 8 Minggu Setelah tana
4. Bobot Basah Brangkasan (gram)
5. Bobot Basah Brangkasan (gram)
6. Grafik Tinggi Tanaman Selama Pengamatan sah Brangkasan (gram)
7. Grafik Jumlah Daun Tanaman Selama Pengamatan
8. Grafik Jumlah Anakan Tanaman Selama Pengamatan
8
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas perkebunan sawit di Propinsi Bengkulu yang diusahakan rakyat dan
diusahakan dengan skala perkebunan sebesar 212 727 hektar dengan produksi 2,3
juta ton Tandan Buah Segar (TBS) per tahun (BPS, 2012). Sentra produksi kelapa
sawit di Propinsi Bengkulu salah satunya adalah Kabupaten Seluma.Luas lahan
perkebunan kelapa sawit di kabupaten ini seluas 31 174 hektar dari luas keseluruhan
Kebupaten Seluma yaitu 65 802 hektar. Luasan dan produksi perkebunan kelapa
sawit di kecamatan Sukaraja merupakan penyumbang terbesar bagi produksi sawit
di kabupaten Seluma ( BPS Seluma, 2012).
Pertanian terpadu (Integrated Farming System) adalah sistem pertanian yang
menggabungkan beberapa sub sektor pertanian menjadi satu sistem usaha tani yang
terpadu dan saling ketergantungan dalam satu kawasan tertentu. Keterpaduan
budidaya sawit dan peternakan sehingga menghasilkan produksi dan limbah
pertanian merupakan suatu bentuk integrated farming sistem yang riil. Limbah
budidaya sawit dapat berupa tandan kosong buah, pelapah daun merupakan bahan
yang dihasilkan tanaman dalam jumlah besar dan setiap waktu. Semakin luasnya
kebun sawit yang diusahakan oleh masyarakat akan semakin banyak limbah sawit
yang dihasilkan. Limbah .TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah limbah
pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS
(Tandan Buah Segar) akandihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS atau
sebanyak 220 – 230 kg TKKS.
Limbah peternakan yang diusahakan warga juga sangat banyak setiap harinya,
berdasarkan pendapat Nurullita (2012), produksi limbah ternak perhari per ekor
untuk ayam 200 gram. Untuk sapi 3 kg, untuk kambing 0,15 kg.
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mempercepat prose
pemanfaatan limbah sawit tersebut, kesemuanya bertujuan untuk mendaur ulang agar
limbah sawit menjadi bahan yang dapat diserap oleh tanaman kembali, salah satunya
dengan dibuat bokhasi.
Tanaman Selederi adalah tanaman hortikultura jenis sayuran yang biasa
dikonsumsi secara segar sehingga produksi Selederi organic sangat diharapkan oleh
9
konsumen terutama konsumen yang sangat memperhatikan kesehatan. Tanamn
Selederi termasuk tanaman yang sulit dipelihara karena membutuhkan media yang
remah, gembur,dan membutuhkan perawatan selama hidupnya sehingga dapat
tumbuh dengan baik.
Keuntungan budidaya organic sangat besar bila ditinjau dari aspek kesehatan
dan aspek lingkungan sedangkan kelemahannya memerlukan bahan organic yang
dikomposkan terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih
banyak.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemberian bokashi jerami padi pada takaran 150 gr/polybag memberikan hasil yang
lebih baik jika dibandingkan dengan pupuk kandang ayam (Wulandari dkk, 2013).
Hasil penelitian lainnya seperti yang telah dilaporkan oleh Wibowo, A menyatakan
pemberian pupuk anorganik dan organik memberikan pengaruh yang berbeda pada
tinggi tanaman selada, berat basah akar, berat kering akar, diameter krop, berat basah
krop dan berat kering krop. 2. Pemberian pupuk organik jenis pupuk kandang dosis 24
ton/ha mampu menghasilkan tinggi tanaman, berat basah akar, berat kering akar,
diameter krop, berat basah krop dan berat kering krop tanaman selada terbaik.
Hasil penelitian Istiqomah, N (2011) menjelaskan bahwa pemberian bokhasi
Kayambang memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan seledri dan
dosis 40 kg/ha atau setara 2, 56 kg per petak memberikan dosis terbaik untuk
pertumbuhan seledri.
Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Budiono, R (2009) menyatakan bahwa
dosis pupuk bokhasi 20 ton/ha belum mampu mensubstitusi akan unsur hara nitrogen
bagi pertumbuhan kangkung darat.
Hasil penelitian bokhasi dari tandan sawit yang telah dihasilkan perlu
diaplikasikan pada tanaman selederi yang dibudidayakan secara organic sehingga
daoat diketahui apakah media bokhasi tandan sawit dapat digunakan untuk media
selederi organic.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah media bagi tanaman selederi adalah sangat penting sehingga perlu
diteliti apakah komposisi media bokhasi yang biasa digunakan oleh petani lebih baik
10
dibandingkan dengan komposisi media bokhasi yang dihasilkan peneliti dari
penelitian sebelumnya.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menemukan dosis dan komposisi yang tepat
dalam menggunakan bokhasi dari bahan limbah sawit untuk budidaya seledri
organik sehingga masyarakat dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan budidaya
sayuran pada program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tahap kedua ini adalah bagi masyarakat dapat
menghasilkan bahan bokhasi dari limbah pertanian yang tidak berguna serta
memanfaatkannya untuk budidaya selederi organik dengan komposisi media yang
tepat dalam rangka mewujudkan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
11
Penelitian telah dilaksanakan di Kelurahan Panorama kecamatan Singaran Pati
Kota Bengkulu. Penelitian Bokhasi telah dilaksanakan tahun lalu 2014 di lokasi desa
binaan Fakultas Pertanian yang berlokasi di desa Babatan Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Seluma. Penelitan tahun 2015 telah dilaksanakan mulai bulan Januari
berupa persiapan bibit dan penelitian yang sebenarnya mulai Mei hingga Juli 2015
dan pelaporan pada bulan Agustus akhir 2015.
3.2. Bahan dan Metode
3.2.1. Bahan dan Alat
Bahan penelitian terdiri dari bokhasi yang telah dihasilkan dari hasil Limbah
Pertanian yaitu limbah kebun sawit, bibit Selederi berupa anakan dari tanaman induk
yang berumur 4 bulan, tanah, polybag.
Alat penelitian yang dibutuhkan cangkul, timbangan, alat tulis, alat ukur,
oven, alat analisis hara, waring.
3.2.2. Metode Penelitian
Penelitian yang telah dikerjakan menggunakan rancangan Split plot dengan
petak utama adalah Penaungan sedangkan anak petaknya adalah macam media yang
digunakan. Petak utama terdiri dari 3 macam yaitu petak pertama dibawah naungan
paranet (N1), petak kedua di bawah naungan tanaman (N2), dan naungan dibawah
atap seng (N3). Sedangkan anak petak terdiri dari 4 macam media yaitu media
bokhasi sawit 100% (A) setara dengan dosis …. , media bokhasi sawit dicampur
tanah dengan perbandingan 1:1 setara dengan dosis …. (B), media bokhasi sawit
dicampur tanah dengan perbandingan 1:2 setara dengan dosis …(C), dan media
bokhasi sekam padi sebagai control setara dengan dosis … (D). Kombinasi
perlakuan berjumlah 12 satuan percobaan setiap satuan percobaan terdiri dari 3
tanaman. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga jumlah satuan
percobaan berjumlah 3 x 3 x 4 x 3 = 108 satuan percobaan.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tahapan satu telah dilaksanakan tahun 2014 didesa Bababatan,
hasil penelitian adalah bokhasi remah yang siap di gunakan untuk tanaman selederi.
Tahapan penelitian Kedua telah dilaksanakan mulai bulan Januari hingga akan
berakhir pada bulan Oktober 2015. Tahapan penelitian kedua meliputi 3 tahapan
yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan di lapangan, dan tahapan pelaporan
12
dan publikasi. Penelitian telah dilaksanakan dengan mengikuti tahapan sebagai
berikut:
1. Tahapan Persiapan
Tahapan pesrsiapan dimulai dengan menananm tanaman selederi yang akan
dijadikan sebagai induk untuk bahan penelitian. Tanaman disedikan sebanyak 15-
20 pot, setiap pot tanaman selederi yang disiapkan menghasilkan anakan 5-7 anakan
sehingga dibutuhkan 15-20 pot. Tanaman induk yang akan dipelihara sampai 4
bulan sehingga dihasilkan anakan yang cukup banyak untuk di tanam menjadi 108
polybag sebagai satuan percobaan.. Perbanyak secara vegetative lebih
menguntungkan dibandingkan perbanyak secara generative karena perbanyakan
secara vegetative akan meghasilkan anakan yang mempunyai sifat yang sama dengan
induknya.
Persiapan Kedua adalah mempersiapakan alat dan bahan yang dibuthkan
sehingga pada pelaksanaaan kegiatan tidak ada kendala, contoh seperti pembuatan
lebelisasi, melipat polybag dan memagar tempat tumbuh tanaman dan lain-lainnya.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dimulai dengan mengisi polybag sesuai dengan perlakuan yaitu
sebagai berikut.
N1 A yaitu media 100% bokhasi sawit ditanam dibawah naungan paranet
N1 B yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:1ditanam dibawah
naungan paranet
N1 C yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:2ditanam dibawah
naungan paranet
N1 D yaitu media 100% Bokhasi Sekam ditanam dibawah naungan paranet
N2 A yaitu media 100% bokhasi sawit ditanam dibawah naungan tanaman
N2 B yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:1ditanam dibawah
Nauangan tanaman
N2 C yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:2ditanam dibawah
naungan tanaman
N2 D yaitu media 100% Bokhasi Sekam ditanam dibawah naungan tanaman
N3 A yaitu media 100% bokhasi sawit ditanam dibawah naungan seng
N3 B yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:1ditanam dibawah
naungan seng
N3 C yaitu media ratio bokhasi sawit: tanah = 1:3ditanam dibawah
naungan seng
N3 D yaitu media 100% Bokhasi Sekam ditanam dibawah naungan seng
13
Penelitian dilanjutkan dengan menempelkan lebelisasi dan seterusnya
dilakukan pemindahan bibit atau transplanting setiap polybag diisi 1 bibit yang
diambil dari anakan tanaman induk.
Pegamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan terlebih dahulu
melakukan pengamatan pada saat transplanting, selanjutnya dilakukan setiap 2
minggu sekali dan pengamatan terakhir pada saat telah mendapatkan 6 kali data
pengamatan, yaitu tanaman berumur 3 bulan di lapangan. Pengamatan per 2 minggu
meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah anakan, bobot brangkasan basah dan
bobot brangkasan kering serta bobot akar basah dan bobot akar kering.
3. Tahapan Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan diakhir penelitian dengan membuat laporan penelitian
serta artikel ilmiah yang siap akan diipublikasikan
Penelitian telah dilaksanakan berupa pebuatan bokhasi dari bahan limbah sawit
dengan produk bokhasi. Pada penelitian kedua produk bokhasi diaplikasikan pada
tanaman Selederi untuk melihat kemampuan tumbuh tanaman Selederi dengan macam
media bokhasi. Bagan penelitian dilihat pada gambar di bawah ini:
TAHAPAN PENELITIAN SATU
TAHAPAN PENELITIAN KEDUA
Limabah
Sawit Proses
Bokhasi
Bokhasi
Remah
14
PERTAMA
KEDUA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KEEMPAT
KELIMA
KELIMA
3.4. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu, pengamatan
pertumbuhan tanaman dilakukan setiap 2 minggu sekali, Pengamatan meliputi tinggi
Polybag yang telah diisi oleh media
sesuai perlakuan
Polybag yang telah ditanami bibit seledri
Polybag yang telah terisi media sesuai
perlakukan masing-masing diipelihara
hingga 3 bulan
Data brangkasan basah dan
brangkasan kering serta perakaran
dan laporan hasil
Benih sledri yang telah tumbuh dari anakan, kemudian di
tanam pada masing-masing polybagp sebanyak 1bibit per
polybag
Diberi pelihara secara organic dibawah nauangn yang
berbeda yaitu N1 naungan dibawah paranet, N2 dibawah
tanaman tanaman, dan N3 dibawah atapan seng
Pada minggu ke-12 Selah Tanam maka dilakukan panen
tanaman unt untuk diamati bobot brangkasan basah dan
kering serta bagaian perakaran Analisis data dan membuat
laporan
Diamati pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang,
dan jumlah anakan per 2 minggu
Data hasil penelitian per 2 minggu
Bahan kompos matang dari hasil penelitian terdahulu dicampur dengan media tanah dengan perbandingan sesuai perlakuan kemudian dimasukan dalam polybag
15
tanaman, jumlah cangan, serta jumlah anakan. Pengamatan diakhir penelitian
dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan di lapangan. Pengamatan saat panen
adalah mengamati brangkasan basah dan brangkasan kering tanaman secara
keseluruhan serta bobot basah dan bobot kering bagian perakaran
Pengamatan jumlah cabang dilakukan dengan cara menghitung cabang yang
tumbuh dari batang utama, perlu diketahui bahwa cabang tanaman Selederi adalah
bagian tanaman yang tumbuh dari batang utama, cabang akan tumbuh dan akan mati
sehingga pengamatan dihitung jumlah cabang dan dihitung juga cabang yang mati.
Cabang yang mati adalah cabang yang pernah tumbuh yang seharusnya dipanen atau
bila tidak dipanen maka akan mati pada waktunya.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan menghitung tinggi tanaman
dimulai dari pangkal batang hingga ujung tanaman dengan cara mengkuncupkan daun
yang tertingg dari batang utama.
Pengamatan brangkasan basah adalah menghitung dengan cara menimbang
bobot brangkasan tanaman secara keselurhan setelah dibuang tanah yang memepel
pada bagian tanaman.
Pengamatan Brangkasan Kering adalah menimbang bobot brangkasan basah
yang telah terlebih dahulu dioven selama 3 hari pada suhu 70 derajat C.
Pengamatan Brangkasan Basah Akar adalah menimbang hanya bagian
perakaran saja dimulai dari bagian pangkal akar ke bawah dengan terlebih dahulu
membuang bagian tanah yang menempel serta telah dikering aginkan terlebih dahulu.
Pengamtan Brangkasan Kering Akar diamati dengan cara menimbang
brangkasan basah akar setelah dioven dengan suhu 70 derajat selama 3 hari.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dari pengamatan pertumbuhan yaitu tinggi
tanaman, jumlah cabang, jumlah anakan . Rekapitulasi hasil analisis ragam disajikan
pada table 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rakapitulasi Analisis Ragam Aplikasi Bokhasi Remah Untuk
Budidaya Oganik Pada Tanaman selederi
No Peubah Yang Diamati F Hitung F Tabel
5% 1%
1 Tinggi Tanaman Umur 4 MST (Cm)
Penaungan (N) -0.01812Ns 6.94 18
Media (M) -9.56328Ns 2.53 3.7
Intreaksi NK 5.361074** 2.16 2.98
2 Tinggi Tanaman Umur 6 MST (Cm)
Penaungan (N) -0.0471Ns 6.94 18
Media (M) -9.50846Ns 2.53 3.7
Intreaksi NK 5.273394 ** 2.16 2.98
3 Tinggi Tanaman Umur 8 MST ( Cm)
Penaungan (N) -0.04275Ns 6.94 18
Media (M) -9.45815Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 5.256583** 2.16 2.98
4 Jumlah Daun Umur 4 MST (Helaian)
Penaungan (N) -0.00221Ns 6.94 18
Media (M) -9.86885Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 5.547119** 2.16 2.98
5 Jumlah Daun Umur 6 MST (Helaian)
Penaungan (N) -0.02161Ns 6.94 18
Media (M) -9.55627Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 5.352777** 2.16 2.98
6 Jumlah Daun Umur 8 MST (Helaian)
Penaungan (N) -0.00176Ns 6.94 18
Media (M) -9.54502Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 5.399883** 2.16 2.98
7 Brangkasan Basah Umur 12 MST (gram)
Penaungan (N) -0.13024Ns 6.94 18
Media (M) -8.90275Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 4.893388** 2.16 2.98
8 Brangasan Kering Umur 12 MST (Gram)
Penaungan (N) -0.34759Ns 6.94 18
Media (M) -8.57807Ns 2.53 3.7
Intreaksi NM 4.565327** 2.16 2.98
17
Dari hasil analisis ragam terlihat bahwa peubah tinggi tanaman pada
pengamatan umur 4 mst hingga 8 mst terlihat bahwa interaksi antara penaungan
dengan media menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata, sedangkan
perlakuan secara tunggal menunjukkan pengaruh yang tidak nyata baik perlakuan
media maupun penaungan.
Hal yang sama juga terjadi pada peubah jumlah daun, jumlah daun umur
4 mst hingga 8 mst dipengaruhi sangat nyata oleh interaksi media dan penaungan
namun secara tunggal masing-masing memberikan pengaruh yang tidak nyata
terhadap semua peubah jumlah daun.
Peubah brangkasan basah maupun brangkasan kering menunjukkan
adanya pengaruh dari interaksi dari penaungan dengan media sedangkan secara
tunggal masing- masing tidak mempengaruhi peubah bobot brangkasan basah
maupun bobot brangkasan kering
Tanaman Selederi di tanamn secara vegetative dengan anakan yang di
pisahkan dari induknya pada tanggal 6 Mei 2015, kemudian semua tanaman
dipelihara selama 4 minggu untuk adaptasi di lapangan kemudian baru di amati
pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang diamati meliputi
pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan. Pengamatan
pertumbuhan dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval waktu pengamatn 2
minggu sekali. Pengamatan pertama dilakukan pada tanggal 20 Mei 2015 pada
saat itu tanamn berumur 4 minggu setelah tanam, kemudian diamati kembali
pada tanggal 1 Juni 2015, dilanjutkan pada tanggal 16 Juni 2015, dan terakhir
pada tanggal 1 Agustus pengamatan brangkasan tanaman.
Hasil pengamatan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2015, tanaman sudah
berada di lapang selama 8 minggu terlihat bahwa pengamatan tinggi tanaman,
jumlah daun dan banyak anakan terlihat sebagaimana disajikan pada lampiran
10,11, dan 12.
18
1. Pengamatan Tinggi Tanaman Umur 8 MST
Hasil pengamatan tinggi tanaman terlihat pada gambar di bawah ini
bahwa rata-rata tinggi tanaman tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan N3D dengan
rata-rata tinggi tanaman 26,8 cm
0
5
10
15
20
25
30
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
Gambar 1. Tinggi Tanaman Pada Umur 8 Minggu Setelah Tanam
Tinggi Tanaman terendah ditunjukkan oleh perlakuan N1A yaitu 16,5 Cm.
Perlakuan lain memiiliki rata-rata tinggi tanaman diantara keduanya.
2. Jumlah Daun
Pengamatan Jumlah daun disajikan pada lampiran 11 menunjukkan
bahwa rata-rata jumlah daun terbanyak adalah perlakuan N2D yaitu 11 helai
dan rata-rata jumlah daun paling sedikit adalah perlakuan N2C yaitu rata-rata 5
helai daun
0
5
10
15
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
Gambar 2. Jumlah Daun Tanaman Selederi Umur 8 Minggu Setelah Tanam
19
3. Pengamatan Jumlah Anakan Umur 8 MST
Pengamatan jumlah anakan disajikan pada lampiran 12, terlihat bahwa jumlah
anakan terbanyak ditunjukkan oleh perlakuan N1C dengan julah anakan rata-
rata 1,5 dan jumlah anakan terkecil ditunjukkan oleh perlakuan N3B yaitu 0
tidak ada anakan sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini .
0
0.5
1
1.5
2
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
Gambar 3. Jumlah Anakan Tanaman Selederi Umur 8 Minggu Setelah tanaman
Bila dilihat semua pengamatan prtumbuhan dari pengamatn pertama hingga
pengamatan terakhir terlihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan
banyak anakan tersaji dalam gambar di bawah ini.
4. Pengamatan Bobot Basah Umur 12 MST
0
5
10
15
20
25
30
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
Bobot Basah
Gambar 4. Bobot Basah Brangkasan (gram)
20
Bila dilihat dari grafik terlihat bahwa bobot basah dari brangkasan menunjukkan
bahwa perlakuan N2D menunjukkan bobot basah brangkasan tertinggi bila
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
5. Pengamatan Bobot Basah Umur 12 MST
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
Bobot Kering
Bila dilihat pada gambar maka terlihat bahwa bobot brangkasan kering terlihat
tertinggi pada perlakuan N2D. Perlakuan N2D menujukkan bobot basah dan bobot
kering tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
6. Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Selama Pengamatan
0
5
10
15
20
25
30
35
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
4MST
6 MST
8 MST
21
Dari gambar 4 terlihat bahwa pengamatan tinggi tanaman umur 4 minggu setelah
tanam berwarna biru mempunyai puncak grafik pada perlakuan N3C, sementara
pada pengamatan 6 minggu setalah tanam tertinggi pada perlakuan N3A dan pada
pengamatan umur 8 minggu setelah tanam pada perlakuan N2A.
Bila diperhatikan pertumbuhan pada pubah tinggi tanaman terlihat bahwa pada umur
4 mst tanaman menunjukkan pertumbuhan yang baik dan pada umu 6 mst mencapai
puncaknya dan pada umur 8 mst akan mengalami penurunan sehingga rata-rata
pertumbuhan tinggi tanaman lebih rendah dari umur 6 mst.
0
2
4
6
8
10
12
N1A N1B N1C N1D N2A N2B N2C N2D N3A N3B N3C N3D
4 mst
6 mst
8 mst
Gambar 5. Grafik Jumlah Daun Tanaman Selama Pengamatan
7. Pertumbuhan Jumlah Daun
Pada pengamatan jumlah daun terlihat bahwa pada umur 4 mst jumlah daun
terbanyak ditunjukkan perlakuan N2A dan pada umur 6 mst jumlah daun terbanyak
ditunjukkan pada perlakuan N1A dan pada umur 8 mst jumlah daun terbanyak
ditunjukkan oleh perlakuan N2D.
8. Pertumbuhan Jumlah Anakan
22
PEMBAHASAN
23
BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan bahwa tanaman Selederi yang
dibudidayakan secara organic menunjukan perbedaan secara pengamatan kasat mata,
bahwa perlakuan media bokhasi yang dipakai dengan komposisi 100% bokhasi tanpa
campuran tanah menunjukan pertumbuhan yang lebih baik sedangkan yang diberikan
campuran tanah hasil tidak lebih baik karena media tanah menjadi lebih padat.
5.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012. Biro Pusat Statistik Seluma.
Anonim, 2005. Warta penelitian dan Pengmbangan Pertanian.Vol 27 No.6 Tahun
3005. Balai Penelitian Tanah Bogor.
Budiono, R. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan N Pengaruhnya
terhadap Pertumbuhan Tanaman kangkung darat. Balai Pengkajian teknologi
Pertanian Jawa Timur.
Endah, S. dan R. Nugraha. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk
Organik dalam meningkatkan Produktivitas dan menurunkan Biaya Produksi
Budidaya Padi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Institut Teknologi
Bandung.
Istiqomah, N. 2011. Pengaruh Bokhasi Kayambang terhadap Pertumbuhan Sledri di
lahan Lebak. Agroscienties. Vol 18 No.3
Isroi. 2005. Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian. Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia. repository.unib.ac.id/70/1/Akta%2013(1)_62-
69.pdfTranslate this pageby S Pamuji - 2010 -
Januwati, M., N. Heryana dan H.T. Luntungan.2000.Pertumbuhan dan produksi jahe
gajah (Zingiber officinale Rosc.) sebagai tanaman sela di antara tegakan pohon
kelapa (Cocos nucifera L.).Habitat 2(3): 65-70.
Nurseha, Nurlianti, Suryanto, dan Andriyeni, 2010. Formulasi Bokhasi Kotoran sapid
an Limbah Tandan Kosong Sawit dar Sisika Bengkulu Pada Pre Nursery
Kelapa Sawit Berkelanjutan. Jurnal agroqua. Vol.8 No.1 ISSN-021665-85
Ruskandi, 2005. Teknik Pemupukan Buatan dan Kompos pada Tanaman Sela Jagung
di antara Kelapa.Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, hal 133-142. kandang ayam. Resty Wulandari, Mulyati, Novi on line http://www.nitropdf.com/
Soleh, M., 2006. Penggunaan Biofertilizer (Bokasi) dalm Upaya Mendukung
Pengelolaan TanamanPadi. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian Vol
8:1-8.
Wibowo, Andy. Pengaruh Pupuk Anorganik dan Organik Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa) Varietas Imperial onlin
25
LAMPIRAN
26
Tabel Lampiran 1. Data Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman (Cm)
Tanaman Selederi Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST)
Perlakuan
Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 17.7 16.7 17.7 52.1 17.4
B 9 19.5 15.3 43.8 14.6
C 14 10 19.3 43.3 14.4
D 19.7 17.3 12.5 49.5 16.5
N2 A 17.5 19 17.5 54 18.0
B 15.3 25 14.3 54.6 18.2
C 20 21.7 23.7 65.4 21.8
D 20.3 18.5 17 55.8 18.6
N3 A 17.3 17.3 19 53.6 17.9
B 10.5 9 16.5 36 12.0
C 23.5 22.5 18.7 64.7 21.6
D 22 17.3 19.5 58.8 19.6
Tabel Lampiran 2. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanam Selederi
Terhadap Tinggi Tanaman Umur 4 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 2.068889 1.034444 -0.00056 6.94 18
Penaungan (N) 2 71.20722 35.60361 -0.01812 6.94 18
Galat A 4 -7423.72 -1855.93 Media (M) 5 -9821.95 -1964.39 -9.56328 2.53 3.7
Interaksi NM
11012.17 1101.217 5.361074 Galat B 10 6162.293 205.4098 2.16 2.98
Total 30 489.8189 Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
27
Tabel Lampiran 3. Data Pengamatan Rata-Rata Jumlah Daun Selederi
(helai) Pada Umur 4 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III jml Rata-Rata
N1 A 7.5 8 7 22.5 7.5
B 7.5 8 5 20.5 6.8
C 6.5 6 5.3 17.8 5.9
D 6.3 4.7 4.5 15.5 5.2
N2 A 7 7 9.7 23.7 7.9
B 5.7 5.5 6 17.2 5.7
C 5 6 6 17 5.7
D 5.5 5.5 5 16 5.3
N3 A 7 7.5 7 21.5 7.2
B 7 7 5.5 19.5 6.5
C 9 7 6 22 7.3
D 5.7 6 4.5 16.2 5.4
Tabel Lampiran 4. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Jumlah Daun Umur 4 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuad
rat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 3.177222 1.588611 -0.00654Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 1.173889 0.586944 -0.00221Ns 6.94 18
Galat A 4 -971.542 -242.885 Media (M) 3 -1325.38 -265.077 -9.86885Ns 2.53 3.7
Interaksi MN 6 1489.954 148.9954 5.547119** 2.16 2.98
Galat B 18 805.7987 26.85996 Total 35 30.45222
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
28
Tabel Lampiran 5. Data Pengamatan Rata-Rata Tinggi Tanaman (Cm)
Tanaman Selederi Pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan ( N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 14.3 22 24.3 60.6 20.2
B 18.5 18.3 15.3 52.1 17.4
C 15.7 25 22.3 63 21.0
D 21.5 18 21.3 60.8 20.7
N2 A 22.5 23.7 18.3 64.5 21.5
B 19.5 22 19.7 61.2 20.4
C 14.3 17.3 16.7 48.3 16.1
D 21 20.7 23 64.7 21.7
N3 A 29 30 29.5 88.5 29.5
B 23.5 19.5 21 64 21.3
C 29.7 24.7 26.3 80.7 26.9
D 25.3 28.3 22.7 76.3 25.4
Tabel Lampiran 6. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Tinggi Tanaman Umur 6 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuad
rat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 9.173889 4.586944 -0.00158Bs 6.94 18
Penaungan (N) 2 287.4022 143.7011 -0.0471Ns 6.94 18
Galat A 4 -11579.8 -2894.96 Media (M) 3 -15255.6 -3051.11 -9.50846Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 16921.48 1692.148 5.273394 ** 2.16 2.98
Galat B 18 9626.521 320.884 Total 35 173.6197
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
29
Tabel Lampiran 7. Data Pengamatan Jumlah Daun (Helai) Tanaman
Selederi Pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 8 9 12 29 9.7
B 6 7 6 19 6.3
C 12.5 11 6.7 30.2 10.1
D 7.3 7 9 23.3 7.7
N2 A 7.6 10 9.6 27.2 9.1
B 8 8.7 5.7 22.4 7.5
C 12 5.3 9 26.3 8.8
D 8 10 10.3 28.3 9.4
N3 A 6.5 8.5 4.5 19.5 6.5
B 5.2 5 6 16.2 5.4
C 8.7 8 9 25.7 8.7
D 7.6 8 8 23.6 7.9
Tabel Lampiran 8. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Jumlah daun Umur 6 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuad
rat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 0.151667 0.075833 -0.00019Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 18.005 9.0025 -0.02161Ns 6.94 18
Galat A 4 -1576.65 -394.161 Media (M) 3 -2083.39 -416.679 -9.55627Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 2333.954 233.3954 5.352777** 2.16 2.98
Galat B 18 1308.08 43.60267 Total 35 149.3075
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
30
Tabel Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (Cm) Selederi Pada
Umur 8 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 13 18.3 18.3 49.6 16.5
B 20.7 20.3 14.3 55.3 18.4
C 15.7 18.7 16.7 51.1 17.0
D 18.7 16 20.7 55.4 18.7
N2 A 26.3 27.7 24.3 78.3 26.1
B 23 22.3 21 66.3 22.1
C 18.3 17 18.7 54 18.0
D 24 21.3 24.3 69.6 23.2
N3 A 26.7 21.3 23.7 71.7 23.9
B 19.3 20.7 19.7 59.7 19.9
C 28 20.3 24.3 72.6 24.2
D 25.3 29.3 26 80.6 26.8
Tabel Lampiran 10. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Tinggi Tanaman (Cm) Umur 8 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuad
rat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 2.335556 1.167778 -0.00043Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 245.9289 122.9644 -0.04275Ns 6.94 18
Galat A 4 -10974.4 -2743.6 Media (M) 3 -14382.9 -2876.58 -9.45815Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 15987.24 1598.724 5.256583** 2.16 2.98
Galat B 18 9124.122 304.1374 Total 35 255.4622
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
31
Tabel Lampiran 11 Data Pengamatan Jumlah Daun Selederi (helai)
Pada Umur 8 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jumah Rata-Rata
N1 A 6.7 9.3 8.3 24.3 8.1
B 8 7.3 6 21.3 7.1
C 7.3 5 7.3 19.6 6.5
D 10 9.3 7 26.3 8.7
N2 A 8 6.7 6 20.7 6.9
B 11.7 9 5.7 26.4 8.8
C 5 4.7 5.3 15 5,0
D 10.7 13.3 9 33 11,0
N3 A 10.7 6.7 6.7 24.1 8.3
B 6.7 7 5.7 19.4 6.7
C 8.7 5.7 6 20.4 6.8
D 8.7 9 8 25.7 8.7
Tabel Lampiran 12. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Jumah daun Umur 8 MST Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 18.83556 9.417778 -0.0268Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 1.300556 0.650278 -0.00176Ns 6.94 18
Galat A 4 -1405.69 -351.422 Media (M) 3 -1847.74 -369.548 -9.54502Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 2090.637 209.0637 5.399883** 2.16 2.98
Galat B 18 1161.49 38.71635 Total 35 127.0222
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
32
Tabel Lampiran 13. Data Pengamatan Brangkasan Basah (Gram) Selederi
Pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam (MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 3 15.5 7.7 26.2 8.7
B 7.8 12.2 7.4 27.4 9.1
C 3.6 6.5 11.5 21.6 7.2
D 19.6 9.5 16.9 46 15.3
N2 A 12 13.2 11 36.2 12.1
B 11.5 15.6 12.7 39.8 13.3
C 14 15.2 10.5 39.7 13.2
D 22.1 29 26.5 77.6 25.8
N3 A 8.3 9 10.1 27.4 9.1
B 13 15.8 12.6 41.4 13.8
C 9.6 8.7 7.9 26.2 8.7
D 16 12.1 11.5 39.6 13.2
Tabel Lampiran 14. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Brangkasan Basah Umur 12 MST
Sumber Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuad
rat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 21.24667 10.62333 -0.01094Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 245.1017 122.5508 -0.13024Ns 6.94 18
Galat A 4 -3883.04 -970.761 Media (M) 3 -4704.76 -940.952 -8.90275Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 5171.934 517.1934 4.893388** 2.16 2.98
Galat B 18 3170.769 105.6923 Total 35 922.2475
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
33
Tabel Lampiran 14. Data Pengamatan Brangkasan Kering (Gram)
Selederi Pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam
(MST)
Perlakuan Ulangan
Penaungan (N)
Media (M)
I II III Jml Rata-Rata
N1 A 0.5 2.6 1.4 4.5 1.5
B 1.5 2.1 1.4 5 1.7
C 0.8 1 3.4 5.2 1.7
D 2.8 1.5 4.4 8.7 2.9
N2 A 1.5 1.6 1.6 4.7 1.7
B 2.8 1.5 6.2 10.5 3.5
C 1.6 3.3 1.5 6.4 2.3
D 5 12.7 6.9 24.6 8.2
N3 A 1 2 2.9 5.9 1.9
B 2.7 1.4 3.7 7.8 2.6
C 1.2 1.5 1.6 4.3 1.4
D 3.4 1.6 1.6 6.6 2.2
Tabel Lampiran 15. Analisis Keragaman Aplikasi Bokhasi Remah Dari Bahan
Limbah Sawit Untuk Budidaya Organik PadaTanaman Selederi
Terhadap Brangkasan Kering Umur 12 MST Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah F Hitung F Tabel
5% 1%
Ulangan (U) 2 6.046667 3.023333 -0.06787Ns 6.94 18
Penaungan (N) 2 27.44 13.72 -0.34759Ns 6.94 18
Galat A 4 -178.197 -44.5492 Media (M) 3 -197.358 -39.4715 -8.57807Ns 2.53 3.7
Interaksi MB 6 210.071 21.0071 4.565327** 2.16 2.98
Galat B 18 138.0433 4.601444 Total 35 176.84
Keterangan: Ns berpengaruh tidak nyata, * berpengaruh Nyata, ** berpengaruh sangat nyata
34