api napza
TRANSCRIPT
![Page 1: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
: Abdurrakhman
: 22 Mei 2012
: Pkl. 10.00 - 10.20 WIB (20 Menit)
: Ruang Napza RSJ Lawang
: Sdr. A.
: I (Fase Perkenalan)
: Teras samping ruang napza di depan kolam ikan
: Penampilan rapih, berpakaian seadanya, kulit kurang bersih, ekspresi wajah tenang.
: Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA
PERAWAT
ANALISA BERPUSAT
PADA KLIEN
RASIONAL
P : Selamat siang Mas,
boleh saya duduk di
sebelah Mas ?
K : Selamat siang,
silahkan.
P: Memandang K dan tersenyum
K: Ekpresi datar
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P : Ingin membuka percakapan
dengan klien dan berharap
dengan sapaan sederhana P
bisa diterima oleh K.
P merasa senang ada
tanggapan atas salam walaupun
K tidak ada ragu terhadap
orang baru yang masuk ke
lingkungannya
K tidak ada ragu terhadap
orang baru
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan
sehingga dapat terjalin
rasa percaya.
![Page 2: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/2.jpg)
belum diekpresi kan secara
tulus
P : Wah, hari ini
suasananya sekali ya Mas
K : (diam)
P : Memandang ke halaman
sambil melirik K
K : Ikut melihat ke halaman lalu
menghisap rokoknya dan
menunduk lagi
P ingin memulai percakapan
dengan topik ringan sebelum
masuk ke kondisi K
K memberikan respon
sepintas dan menunjukkan
perhatian cukup terhadap P
Topik ringan akan
memudahkan interaksi
lebih lanjut
P : Oh ya, perkenalkan
saya Abdurrakhman, biasa
dipanggil Man saya
mahasiswa praktek disini
yang akan merawat Mas.
K : Siapa tadi Man ya
P : Memandang K sambil
menjulurkan tangan ke K
K : Mengalihkan rokok ke tangan
kiri lalu tanpa memandang P
menerima uluran tangan P
P merasa bahwa K harus
diberikan penjelasan tentang
kedatangan P
K masih memberikan
tanggapan secara ragu-
ragu
Memperkenalkan diri
dapat menciptakan rasa
percaya klien terhadap
perawat
P : Nama Mas.AW. ya ?
K : Ya, benar Pak
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan diri ke-
K
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P ingin tahu nama pasien
P merasa pasien enggan
berkenalan
K ragu-ragu
K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
Mengenal nama pasien
akan memudahkan
interaksi
P : Mas senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat Nama panggilan
![Page 3: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/3.jpg)
dipanggil dengan nama
apa
K : “A”.
K : Menoleh ke halaman
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
dengan pasien
P senang walaupun jawaban
singkat
nama yang disukainya
K mulai tertarik dengan
perkenalan dengan P
merupakan nama akrab
klien sehingga
menciptakan rasa senang
akan adanya pengakuan
atas namanya
P : Wah, kedengarannya
enak kalau saya manggil
Mas “A”
K : Iya
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : memandang dengan
pandangan datar
K : Menoleh ke P
P : Memperhatikan K
P mencoba mengakrabkan
suasana
P merasa pertanyaan
mendapatkan respon
K langsung menyebut
namanya
K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K
Pujian berguna untuk
mendekatkan perawat
menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
P : Mas asalnya dari
mana?
K : Bojonegoro.
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P dan tersenyum
lalu menunduk lagi
P : Memperhatikan K
P masih berusaha membangun
keakraban dengan topik
sederhana
P senang karena K memberi
respon
K berpikir dan mengingat-
ingat
K senang karena ingat
daerah asalnya dan kembali
membayangkan daerah
asalnya tersebut
Topik sederhana
membantu menjalin
kedekatan dengan klien
![Page 4: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/4.jpg)
P : sudah lama dirawat
disini mas?
K : baru bulan kemarin
tanggal 30 april 2012.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji data umum
pasien
P khawatir kalau pertanyaan
membuat K tersinggung
K berpikir dan berusaha
mengingat
K membayangkan keadaan
yang telah lama dijalaninya
Lama rawat menentukan
apakah klien kronis atau
akut
P : Sekarang Mas “A”
umurnya berapa?
K : 25 tahun
P : Mendekatkan diri ke K
K : memegang tangan P dan
terkadang tertawa.
K : Menoleh P sebentar lalu
pandangan datar
P : Tersenyum
P mengkaji daya ingat K
P merasa arah pertanyaan
sudah dapat dijawab jelas oleh
K
K berusaha mengingat-
ingat
K menjawab sesuai dengan
daya ingat yang dimilikinya
Umur mempengaruhi daya
ingat klien
P : Mas “A” ingat nggak,
kenapa mas “A” dirawat
disini
K : karena ngamuk di
rumah.
P : Menunjukkan keseriusan
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan menepuk-
nepuk kepalanya
P berhati-hati karena
pertanyaan tsb sangat spesifik
dan takut menyinggung pasien
P lega karena K tidak
tersinggung
K mengingat-ingat
K menjawab ragu-ragu
Keluhan utama
merupakan dasar pasien
dirawat di RS Jiwa
P : oh.. Mas “A” pernah
ngamuk?
P : Bertanya perlahan
K : Menunduk
P mengkaji lebih jauh alasan
pasien dirawat
K menjawab pasti. Prilaku kekerasan dapat
terjadi karena adanya
stimulus tertentu.
![Page 5: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/5.jpg)
K : ya mas. K : sambil mengisap rokoknya.
P : Memperhatikan respon
pasien
P sadar kalau K dirawat karena
ngamuk
K menjawab pasti.
P : ngamuk karena apa
Mas?
K : ngamuk karena sapi
saya dijual oleh Bapak dan
waktu itu saya lagi mabuk
habis minum karena kesal.
P : menunjukkan keseriusan
K : menoleh kea rah P
K : sambil mengisap rokoknya
P : memandang K smbil
mendengar cerita K
P : berusaha menggali data
terkait kata-katanya tadi
P : ingin mengetahui alasan K
mengamuk
K : berusaha mengingat
penyebab dia ngamuk
K : menceritakan sesuai
dengan apa yang
diingatnya
Mengatasi penyebab
untuk memudahkan dalam
memberikan intervensi
P : Mas saudaranya ada
berapa.?
K : saya 4 bersaudara Pak,
saya anak ke-2
P : sambil memandang K
K : Memandang ke halaman
K : Sambil menghitung dengan
jarinya
P : Memperhatikan
P mendiamkan karena belum
menemukan pertanyaan yang
tepat untuk K
P mendiamkan sambil berpikir
K menjawab pasti.
K teringat kondisi
keluarganya
Dengan diam therapeutik,
klien merasa didengarkan
dan bercerita tentang
keadaannya
P : Mas “A” sudah
berkeluarga?
K : belum.
P : Mendekatkan diri
K : Memandang dgn pandangan
datar
K : pandangan datar.
P : Memperhatikan
P berusaha mengkaji data yang
terkait kata-katanya tadi
P tidak menemukan adanya
kemungkinan waham kebesaran
pada pasien
K membayangkan keadaan
keluarganya
K hanya suka marah kalau
lagi mangkel.
Waham kemungkinan
terjadi karena menarik diri
![Page 6: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/6.jpg)
P : Mas “A”, kegiatannya
selama disini apa mas?
K : Olah raga, Mandi,
menyiapkan makan, tugas
saya kitchen disini pak.
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh P
K : Menggaruk-garuk kepalanya
P : Memperhatikan respon K
P mencoba mengalihkan
pembicaraan terkait dgn emosi
P merasa senang karena pasien
bisa beralih
K teralih karena pertanyaan
baru
K bingung tentang yang
dilakukannya sehari-hari
Pengalihan agar klien
tidak larut dalam rasa
emosi.
P : Mas “A”, kita tadi sudah
berkenalan, masih inget
nggak nama saya?
K : Pak Ma
P : Memandang K
K : Menoleh
K : Memandang P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P ingin mengakhiri fase I karena
sudah cukup banyak data yang
terkaji
P senang karena K ingat nama
P
K memperhatikan P
K mengingat-ingat nama P
Evaluasi fase I berhasil
jika K dapat mengingat
nama P sehingga nantinya
terjalin trust
P : Nah, saya senang
sekali bisa ngobrol dengan
mas “A”. Bagaimana kalau
besok siang kita ngobrol
lagi? Sebentar saja kok,
yach cukup 20 menit saja
.
K : Boleh
P : Menepuk bahu K
K : Menoleh dan tersenyum
K : Tersenyum
P : Tersenyum
P memberikan perhatian khusus
pada K
P senang karena K mau
menentukan kontrak berikutnya
K senang diberikan
perhatian khusus.
K ikut menentukan kontrak
Kontrak berikutnya harus
ditentukan dan harus
mendapatkan persetujuan
klien agar klien ingat
terhadap kontrak
![Page 7: API NAPZA](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081813/55cf9c08550346d033a85354/html5/thumbnails/7.jpg)
P : Nah kalau Mas “A”
setuju, nanti kita ngobrol
tentang perasaan mas “A”
K : Ya, ya….
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Mengangguk
P : Tersenyum
P menentukan topik dan
aktivitas pada kontrak
berikutnya
P senang karena K setuju
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
K memikirkan tentang
kegiatan yang ditawarkan
K setuju tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
Kegiatan yang akan
dilaksanakan harus
mendapat persetujuan K
sehingga bila K keluar dari
kegiatan dimaksud, bisa
diingatkan tentang
batasan kegiatan sesuai
kontrak
P : Terimakasih atas
kesediaan Mas “A” ngobrol
dengan saya, selamat
siang
K : Siang.
P : Menepuk bahu K dan
mengulurkan jabat tangan
K : Menoleh, menjabat tangan P
K : Tersenyum lalu menunduk
P : Tersenyum
P menutup fase I
P senang karena K mau
berinteraksi dengan P
K menunjukkan rasa
percaya pada P
K menyambut salam P
Salam penutup
merupakan akhir fase
yang harus dilakukan
untuk mencegah tidak
percaya pada klien
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah,
menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut.
Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.