api 2

8
 ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial klien : Ny. R  Sta tus i nte raksi pe rawat- kli en : Fas e ker ja Li ng ku ng an : Per awat da n k li en du du k d al am sa tu ku rs i d is el asar rawa t kel as ti ga di ru ang Uta ri , d ud uk be r adap an. !lien du du k d i kur si  beradapan dengan p erawat "es kr ip si kli en : #ksp r esi kli en ta mpa k bin gu ng dan $emas , $en de run g menundu k % k& nt ak mat a kura ng ' (ujuan %ber&rien tasi pada klien' : !lien dapat mengatasi ke$emasan berkaitan dengan keseatannya  Nama )aasiswa : "ian Ririn Lestari (anggal : !amis, *+ kt&ber * /am : 0.12 wib (empat : Ruang Utari Ruma Sakit "r.)ar 3&eki )adi 4&g&r KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT PADA PERAWA T ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN RASIONAL P : Selamat Siang P:"uduk beradapan, me ng ul ur ka n tang an, tersenyum, bada n agak membun gku k ke dep an, tubu sikap terbuka ! : )emand ang p era wat, men gul urk an tangan , ekspresi tampak gelisa, namun masi men$& ba untuk tersenyum Perawat memulai per$akapan dengan sikap terbuka !li en ta mpa k ber se dia  berinteraksi dan membu tuka n bantuan dari  perawat !lien tel a ber sedia mel aku kan interaksi pertemuan ke pertama al ini menunjukkan bawa antara klien dan perawat tela terbina ubungan saling per$aya. Ses uai den gan te &ri ba wa kebe rasil an membi na ubu ngan saling per$aya sang at dipen garu i &le k&muni kas i 5erbal dan n&n 5erbal ya ng disampai kan &le  perawat

Upload: resvia-arwinda

Post on 05-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien: Ny. RStatus interaksi perawat-klien: Fase kerjaLingkungan: Perawat dan klien duduk dalam satu kursi diselasar rawat kelas tiga di ruang Utari, duduk berhadapan. Klien duduk di kursi berhadapan dengan perawat Deskripsi klien: Ekspresi klien tampak bingung dan cemas, cenderung menunduk (kontak mata kurang) Tujuan (berorientasi pada klien): Klien dapat mengatasi kecemasan berkaitan dengan kesehatannyaNama Mahasiswa: Dhian Ririn LestariTanggal: Kamis, 27 Oktober 2011Jam: 09.45 wibTempat : Ruang Utari Rumah Sakit Dr.Marzoeki Mahdi Bogor

KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON VERBALANALISA BERPUSATPADA PERAWATANALISA BERPUSATPADA KLIENRASIONAL

P : Selamat Siang

P:Duduk berhadapan, mengulurkan tangan, tersenyum, badan agak membungkuk ke depan, tubuh sikap terbuka

K : Memandang perawat, mengulurkan tangan, ekspresi tampak gelisah, namun masih mencoba untuk tersenyum

Perawat memulai percakapan dengan sikap terbuka

Klien tampak bersedia berinteraksi dan membutuhkan bantuan dari perawatKlien telah bersedia melakukan interaksi pertemuan ke pertama hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terbina hubungan saling percaya. Sesuai dengan teori bahwa keberhasilan membina hubungan saling percaya sangat dipengaruhi oleh komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh perawat

K : SiangK : klien mengubah posisi duduknya, memandang perawat, menjawab dengan ramah, tampak senang dengan kedatangan perawat, mencoba membaca tanda pengenal perawat

P : Mempertahankan sikap terbuka, badan condong ke depan, memandang dan mendengarkan dengan penuh perhatian

Perawat tetap menjaga posisi tubuh dengan terapeutikKlien berespon positif dengan salam yang disampaikan oleh perawatPerawat mempertahankan sikap terbuka, badan condong ke depan, memandang dan mendengarkan dengan penuh perhatian ketika berinteraksi dengan klien. Sesuai dengan teori hal ini merupakan sikap-sikap yang harus dilakukan dalam melakukan hubungan terapeutik sehingga klien dapat berespoin positif terhadap interaksi yang dilakukan.

P : Bagaimana perasaannya hari ini?

P : Suara jelas, tetap tersenyum, mempertahankan sikap terbuka, memandang klien dengan bersahabatK : Memandang perawat, wajah tampak lebih rileks namun tampak tanda-tanda kecemasan dan bingungPerawat mencoba membuka diri dan mencoba menggali data baru yang mungkin sangat diperlukan oleh klien

Klien tampak membutuhkan bantuan dari tenaga profesional dalam mengatasi kecemasan terhadap kesehatannya Perawat menunjukkan hubungan yang terbuka dengan klien. Hal ini sesuai dengan teori komunikasi yaitu teknik komunikasi terapeutik dimana bahwa untuk mendapatkan data diperlukan pertanyaan dan sikap terbuka dari perawat dalam memahami kebutuhan klien saat ini

K : Baik suster, pingin pulang ketemu anak-anak susterK : Ekspresi wajah datar, namun masih mencoba untuk tersenyum, badan agak bergeser membenarkan posisi duduk, menjawab dengan nada suara agak rendahP : Menganggukkan kepala, mendengarkan klien dan badan tetap condong ke depan

Perawat mempertahankan sikap terbuka menerima klien apa adanya dan menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan klienKecemasan yang dirasakan klien masih menunjukkan tanda-tanda kecemasan ringan-sedang Perawat menggunakan teknik komunikasi terbuka. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap terapeutik yaitu keterbukaan, jujur, keiklasan dan penggunaan teknik terapeutik akan mempengaruhi keberhasilan interaksi. Tanda-tanda kecemasan dapat dilihat dari tanda fisiologis, kognitif, dan emosi/ perilaku. Pada kasus ini tanda-tanda yang digunakan adalah tanda-tanda kognitif dan emosi/ perilaku

P : Bagaimana kalau 25 menit ke depan kita bicara tentang perasaan ibu terhadap anak-anak ibu tujuannya supaya ibu nanti dapat mengurangi beban dan masalah ibu dengan beberapa cara yang akan saya ajarkan?P : Badan condong ke depan, ekspresi wajah tenang, sikap terbuka K : Mendengarkan perawat, menggeser badannya untuk berganti posisi, kepala manggut-manggut dan mencoba tersenyum

Perawat mencoba memfokuskan pembicaraan pada satu topik sesuai dengan kebutuhan klien

Klien menunjukkan kebutuhannnya terhadap rasa rindu terhadap keluarga yang dirasakanFokusing merupakan salah satu teknik komunikasi terapeutik. Sesuai degan konsep komunikasi terapeutik bahawa fokusing sangat diperlukan dalam rangka memfokuskan topik yang akan dibahas dalam suatu pembicaraan

K : -K : Menganggukkan kepala, tersenyum dan memandang perawat seolah-olah memerlukan bantuanP : Tersenyum, tetap memandang klien, mencondongkan kepala

Perawat senang karena telah terjadi kesepakatan topik untuk dibahas sesuai dengan kebutuhan klien saat ini Klien menyetujui topik yang ditentukan perawat untuk dibahas. Adanya kesepakatan topik antara perawat dan klien menunjukkan ketepatan perawat dalam menganalisa kebutuhan klien saat ini

P : Coba ibu ceritakan tentang asalah ibu, keinginan ibu untuk pulang dan ingin bertemu anak-anak dirumah P : Menjelaskan dengan kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawatPerawat mengajak klien untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan.

Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksiPerawat memfokuskan topik bahasan interaksi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa interaksi yang efektif harus memenuhi teknik komunikasi, salah satunya adalah focusing

K : Saya kangen dengan anak-anak saya suster, saya ingin pulang, sudah lama saya disini suster, sudah 3 mingguanK : Ekpresi wajah tampak sedihP : Mendengarkan dengan seksama, tersenyum, menganggukkan kepala

Perawat mencoba menggali faktor presipitasi kecemasan yang dialami oleh klien dengan teknik komunikasi terbuka

Klien menyebutkan faktor presipitasi psikologis yang dialamiDalam menggali faktor presipitasi perawat dapat menggunakan pertanyaan terbuka. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya masalah psikologis

P : Selain kondisi ibu apalagi masalah yang ibu pikirkan?

P : Menjelaskan dengan kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawatPerawat mengajak klien untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan.

Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksiPerawat menggali faktor presipitasi yang dialami oleh klien. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya masalah psikologis

K : Saya rindu, kangen dengan suami dan anak-anak saya. Saya ingin rujuk kmbali dengan suami saya bisa kan suster ?K : Memandang perawat, mencoba mencari jawaban melalui perawatP : Menganggukkan kepala, mendengarkan klien, tetap mempertahankan sikap terbuka

Perawat bersikap empati terhadap perasaan klienKlien menyebutkan faktor presipitasi psikologis yang dialamiDalam hubungan antara perawat dan klien, perawat berkewajiban menempatkan diri dengan sikap empati. Sikap empati akan memberikan kenyamanan pada klien dalam berinteraksi dengan perawat.

P : Lalu apa saja yang sudah ibu lakukan dengan kondisi-kondisi tadi? P : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah bersahabatK : Mendengarkan, mencoba mengingat-ingat kembali

Perawat menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan untuk melihat apakah koping klien adaptif atau maladaptif.

Perhatian klien dalam berinteraksi dengan perawat masih terkontrol Sebelum melatih satu cara perawat perlu menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan oleh klien.

K : Saya bilang sama ibu saya, kalau saya ingin bertemu dengan anak-anak saya. Ibu saya tidak mengijinkan suster, saya ngamuk dirumah. Ya sekarang anak-anak sih tinggal di rumah dengan suami sayaK : memandang perawat, tampak lebih tenang, selalu mencoba tersenyumP : Mendengarkan klien dengan seksama, sambil menganggukkan kepala, tersenyum

Mempertahankan sikap empatiMekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptifPada kondisi cemas ringan sampai sedang, mekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptif..

P : Bagus, sekali, Apa yang sudah ibu lakukan sangat bagus. Nah bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara lain untuk meminta dengan baikP : Tersenyum, memandang klien dengan senang K : Tersenyum, menunduk sebentar, kemudian memandang perawatPerawat memberikan reinforcement terhadap keberhasilan klien

Klien tampak senang dengan mendapak reinforment dari perawatPerawat memberikan reinforcement terhadap keberhasilan klien. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setiap keberhasilan klien meskipun hanya sedikit harus diberikan umpan balik agar klien termotivasi untuk melaksanakan latihan-latihan berikutnya.

K : Mau susterK : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepalaP : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, tetap bersikap terbuka

Perawat senang dengan keberhasilan klienKlien tampak bersemangat untuk mencoba cara baru Klien mencoba berubah dengan mencoba cara baru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa syarat utama berubah adalah klien mempunyai kemauan untuk melakukan perubahan

P: Cara yang pertama untuk menyampaikan keinginan ibu adalah dengan berbicara menyampaikan keinginan ibu dengan orang lain secara baik, ya contohnya saat ini ibu bicara dengan saya. Ibu bisa melakukannya dengan pasien lain yang ada disini. P : Tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala Perawat mencoba menjadi role model bagi klien

Klien termotivasi untuk belajarUntuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psicomotor.

K : -K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepalaP : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara pertama yang diajarkan

Klien memahami manfaat cara satu yang telah diajarkan Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan belajar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik

P: Bila keinginan ibu tidak terpenuhi, ibu ingin marah, Cara kedua adalah dengan tarik napas dalam yaitu dihirup dari hidung pelan-pelan dan dikeluarkan lewat mulut caranya begini (diperagakan), nah coba sekarang ibu cobaP : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala Perawat mencoba menjadi role model bagi klien

Klien termotivasi untuk belajarUntuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psikomotor.

KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON VERBALANALISA BERPUSATPADA PERAWATANALISA BERPUSATPADA KLIENRASIONAL

K : (diperagakan. Klien menarik napas lewat hidung dengan perlan dan mengeluarkan melalui mulut) K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepalaP : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara kedua yang diajarkan

Klien memperagakan cara napas dalam dengan benar Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan belajar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien masih mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik

P : Baiklah kalau begitu coba cara mengurangi marah yaitu ngobrol dan tarik napas dalam kita masukkan kejadwal paling tidak sekali dalam sehari. Bagaimana ibu mau melakukannya kapan?P : Sikap badan terbuka, badan condong kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tanganK : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenangPerawat mengakhiri pertemuan dengan tetap bersikap terbuka dan menghargai keberhasilan klien

Klien tampak memahami dan menyetujui kontrak yang dibuat oleh perawat bersama klien Klien tampak senang dengan interaksi yang telah dilakukan dengan perawat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien telah mampu melakukan baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor

K : Baik suster, bila nanti saya lagi punya keinginan yang tidak terpenuhi akan saya coba melakukannya K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepalaP : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien

Klien mampu menentukan proses belajar yang akan dilakukanMenurut teori belajar salah satu faktor utama dalam belajat adalah kemauan klien untuk melakukan perubahan

KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON VERBALANALISA BERPUSATPADA PERAWATANALISA BERPUSATPADA KLIENRASIONAL

P : Nah coba setelah kita ngobrol tadi berapa cara yang sudah ibu pelajari untuk mengatasi marah karena keinginan yag tidak terpenuhi dan apa manfaatnya buat ibu P : Sikap badan terbuka, badan condong kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tanganK : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenangPerawat mengevaluasi kemampuan klien setelah diajarkan dua cara mengatasi cemas

Klien tampak memahami apa yang disampaikan oleh perawatEvaluasi merupakan suatu cara untuk mengatasi ketercapaian tujuan interaksi yeng telah dilakukan

K : Ada dua cara yaitu menyampaikan keinginan secara baik dengan orang lain dan napas dalam. Saya merasa lebih lega dengan diajarkan cara ini. Baru kali ini ada perawat yang ngajak bicara K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepalaP : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka

Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien

Klien mampu mengikuti proses belajar sampai dengan selesaiTujuan belajar dapat tercapai ketika tidak terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasil belajar.

P : Baiklah rasanya sudah 20 menit kita ngobrol. Coba ibu latih kembali apa yang telah kita pelajari tadi. Ibu bisa memanggil saya atau perawat lainnya. Jika ibu masih ada yang perlu ditanyakan, nanti siang atau besok kita bisa bertemu lagi Selamat istirahat dan Wassalamu alaikum ibuP : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepalaPerawat mengakhiri interaksi dengan terminasi

Kebutuhan klien tampak telah terpenuhi dengan proses belajar yang dilakukan bersama perawatMenurut konsep interaksi terapeutik maka akhir interaksi diakhiri dengan terminasi

KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON VERBALANALISA BERPUSATPADA PERAWATANALISA BERPUSATPADA KLIENRASIONAL

K : Iya, Waalaikum salamK : Tersenyum, membalas uluran tanganP : Tersenyum, ekspresi wajah senang

Perawat senang dengan interaksi yang dilakukan dengan klien

Klien menyetujui hasil pertemuan Klien sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terjadi trust. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aspek utama untuk mempertahankan hubungan adalah adanya hubungan saling percaya