apapun
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN NEGLECT DAN ABUSE
Diajukan guna melengkapi tugas Keperawatan Komunitas II
Fasilitator : Ns. Emi Wuri Wuriyaningsih, S. Kep. Sp. Kj
oleh
Desi Rahmawati 122310101021
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. Neglect
1. Definisi
Penelantaran atau pengabaian (neglect) didefinisikan sebagai jenis
penganiayaan yang mengacu pada kegagalan oleh pengasuh atau keluarga
untuk memberikan apa yang diperlukan, memberikan perawatan yang sesuai
dengan usia meski secara finansial mampu melakukannya atau ditawarkan berarti
keuangan atau lainnya untuk melakukannya (USDHHS dalam Ramlah, 2011).
Penelantaran atau pengabaian berhubungan dengan kegagalan perawatan dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan untuk kebutuhan fisik dan mental pada
induvidu lansia (Stanhope&Lancaster, 2004). Pengabaian adalah kegagalan dalam
menyediakan atau dalam memberikan pelayanan yang adekuat pada lansia yang
menibulkan kondisi bahaya fisik, mental, atau menimbulkan penyakit mental,
seperti meninggalkan lansia, menolak memberi makan atau pelayanan yang
berhubungan dengan kesehatan (Maurier & Smith dalam Ramlah, 2011).
Pengabaian definisikan sebagai penolakan atau kegagalan tanggung jawab
caregiver ataupun keluarga untuk memberikan perawatan pada lansia dengan
bantuan dalam tugas sehari-hari atau dukungan penting seperti dalam hal
makanan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan perawatan medis. (WHO, 2002).
2. Jenis
Menurut Broke dan Laramie dalam dalam Ramlah (2011) pengabaian dibagi
atas pengabaian aktif dan pengabaian pasif. Pengabaian aktif adalah penolakan
atau kegagalan pemberi pelsyanan melakukan kewajibannya yang dilakukan
dengan sadar dan sengaja sehingga menyebabkan penderitaan fisik dan distress
emosional pada lansia. Pengabaian pasif adalah penolakan atau kegagalan
pemberi pelayanan melakukan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan lansia
tanpa unsur kesengajaan tetepi dapat menimbulkan stress fisik dan emosional
pada lansia. Sedangkan istilah untuk pengabaian diri atau self neglect termasuk
dalam pengabaian, dimana self neglect digunakan pada pengabaian lansia yang
menerima jasa pelayanan dari tenaga profesional. Selain itu Mezey (2001)
mendefinisikan pengabaian terbagi menjadi dua yakni:
1. Physical neglect (Pengabaian fisik)
Pengabaian fisik merupakan kegagalan dalam menyediakan kebutuhan dan
pelayanan yang dibutuhkan dalam pemenuhan fungsi yang optimal.Pengabaian
fisik umumnya melibatkan keluarga atau pengasuh yang tidak memberikan
kebutuhan dasar pada lansia seperti kebutuhan fisik (misalnya, makanan pakaian,
memadaidan tempat tinggal).Kegagalan atau penolakan untuk menyediakan
kebutuhan yang dapat membahayakan kesehatan fisik, kesejahteraan, serta
kegagalan untuk menyediakan keselamatan dan pengawasan yang memadai.
2. Psychological neglect emotional (Pengabaian psikologi emosional)
Pengabaian psikologi dan emosional merupakan kegagalan dalam
menyediakan ketergantungan induvidu lansia dengan stimulus sosial, pengebaian
secara psikologi dapat juga diartikan sebagai keluarga atau pemberi pelayanan
gagal dalam memberikan perawatan psikologis, kebutuhan akan emosional serta
kasih sayang.
3. Faktor penyebab
a. Kondisi lansia, biasanya neglect dialami oleh lansia yang mengalami
demensia, diabetes, kelumpuhan, atau stroke dalam jangka waktu lama
sehingga keluarga menyerah untuk merawatnya. Namun ada juga lansia yang
sehat tetapi memiliki kepribadian yang mungkin menjengkelkan,
menyebalkan, berbuat yang dapat mebahayakan diri sendiri atau orang laian,
atau juga dapat disebabkan adanya penurunan fungsi fisiologis akibat
beberapa perubahan anatomis lansia yang dirasakan merepotkan seperti lansia
akan sering mengompol, tidak berani mandi karena kedinginan, lambat
merespon percakapan karena penurunan pendengaran. Ataupun ada pula
kondisi dimana lansia tidak memliki kerabat yang dapat mengurusnya.
b. Kondisi pemberi perawatan, mengurus lansia yang memiliki banyak
kebutuhan yang berbeda bukan merupakan hal yang mudah, tidak jarang
tanggung jawab dan tuntutan pengasuhan lansia, meningkatkan kondisi stres.
Atau dapat pula penjaga atau pemberi perawatan memiliki gangguan
kepribadian, depresi, atau penyakit mental lainnya.
4. Faktor yang mempengaruhi
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penelantaran adalah:
1. Trauma masa lalu
Perlakuan dimasa lalu yang dialami biasanya akan membekas dalam benak
seseorang dan akan melakukan seperti hal yang sama dimasa selanjutnya.
Tidak sedikit kasus neglect dimana keluarga menelantarkan lansia akibat
pengalaman tidak menyenangkan yang dialami keluarga bersama lansia
sehingga keluarga enggan merawatnya
2. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi juga menjadi penyebab keluarga bersikap demikian kepada
lansia. Maslaha ekonomi erat kaitannya dengan jumlah anggota keluarga,
dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga yang tidak produktif maka
akan menambah beban keluarga tidak terkecuali bagi lansia.
3. Pengetahuan dan kesadaran yang kurang. Dengan terbatasnya pengetahuan
dan kesadaran maka akan mempengaruhi upaya keluarga ataupun penyedia
pelayanan bagi lansia dalam memenuhi kebutuhannya. Kesadaran yang
kurang menyebabkan keluarga merasa tidak bertaanggung, jawab tidak
mempunyai kewajiban dalam upaya memenuhi kebutuhan lansia.
4. Kedekatan keluarga
5. Cara pandang hidup
6. Lingkungan yang kurang kondusif
5. Dampak
Neglect menimbulkan dampak bagi lansia berupa tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar baik secara fisik maupun psikologis. Hal teresbut dapat
menyebabkan lansia mengalami stress baik secara fisik maupun psikologis yang
dapat menimbulkan efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka panjang
dari mengabaikan dapat mengakibatkan kesehatan mental yang tidak konsisten.
Efek dari kelalaian dapat berkisar dari depresi kronis, kesulitan dengan menjalin
hubungan, pendiam bahkan cenderung akan menarik diri, pada depresi yang lebih
lanjut dapat menimbulkan lansia beresiko mengalami bunuh diri. Menurut Adams
(2010) dampak yang ditumbulkan dari neglect dapat terlihat dari tanda gejala
berupa:
1. Penurunan berat badan yang tidak biasa, malnutrisi, dehidrasi
2. Masalah fisik yang tidak diobati misalnya luka yang dibiarkan
3. Kondisi hidup yang tidak sehat: kotoran, selimut kotor dan pakaian kotor,
bau, tidak mandi, kumuh, berantakan
4. Mengenakan pakaian yang tidak cocok atau pantas
5. Kondisi tidak aman hidup (tidak panas atau air, kabel listrik rusak, bahaya
kebakaran lainnya)
6. Kebingungan atau disorientasi di tempat umum
6. Asuhan Keperawatan
a.Pengkajian:
1) Data umum klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan.
2) Tipe keluargaBagimana tipe keluarga yang dijalani oleh klien nuclear atau
extended family. Jikaexterned apakah ada perbedaan nilai dan norma yang
menyebabkan atau pernahmenyebabkan neglect dan abuse.
3) Suku bangsa. Adakah tradisi atau kebiasaan yang mebuat suatu neglet dan
abuse di sahkan atau dilarang
4) Adakah aturan-aturan dalam agama yang mengijinkan neglect dan abuse
seperti menghukum dengan cara kekerasan adalah benar dan lain
sebagainya.
5) Status social ekonomi keluarga. Perlu dikaji siapa yang menjadi tulang
punggung keluaga, berapa penghasilan dan pengeluaran keluarga, berapa
umlah anggota keluarga dan tanggungan keluarga,
apakah keluarga memiliki tabungan khusus (misalnya untuk kesehatan,
pendidikan, pensiunan)
6) Riwayat dan tahap perkembangangan keluarga. Apakah ada tahap
perkembangan yang terlewatkan sehingga memunculkan tindakan abuse
dan neglect.
7) Struktur keluarga. Yang perlu dikaji cara dan jenis komunikasi keluarga
apakah langsung atau tidak,menggunakan media, bagaimana cara keluarga
memcahkan masalah apakah kepalakeluarga otoriter atau demokrasi,
bagaimana respon kelurga bila ada anggotakeluarga ada masalah.
8) Fungsi keluarga. Bgaiman fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, reproduksi,
serta perawatan kesehatankeluraga di dalam keluarga. Dalam fugsi
perawatan perawat komunitas perlu mengkaji kelima tugas keluarga,
apakah ada data yang maladaptive.
9) Stress dan koping keluarga. Adakah stressor yang menimbulkan neglect
dan abuse.Perawat juga perlu mengkaji bagaimana koping keluarga untuk
stressor tersebut.
10) Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dari
kepala sampai kaki. Dari pememeriksaan fisik dapat diketahui kondisi
lansia terawat atau tidak misalkan keadaan umum lansia seperti
penampilan, kebersihan diri,kebersihan lingkungan, berat tubuh lansia
yang sesuai, keadan kulit, respon lansia, adanya luka yang terawat
termasuk data subjektif dari lansia.
11) Harapan keluarga. Bagaimana harapan keluarga agar intervensi dapat
dilakukansesuai harapan sehingga neglect serta abuse dapat di hindari.
Perlunya motivasi yang tinggi untuk setiap perawat agar keluarga dapat
melakukan prventif, promotif, curative serta rehabilitative dari neglect dan
abuse tersebut.
b. Analisa data
Analisa data dilakukan untuk menentukan diagnose sesuai prioritas
masalah yangdidapat daripengkajian agar intervensi dapat dilakukan sesuai
kebutuhan. Analisa data dilakukan dengan menganalisa data subjektif dan data
objectif tyang didapatkan dari lansia maupun keluarga. Analsia data daapat
dilakukan dengan mengkaji semua aspek termasuk upaya pemenuhan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, kultural, agama, serta keamanan dan perlindungan
pada lansia.
c. Diagnosa yang mungkin muncul:
1) Defisit perawatan diri berhubungan dengan : penurunan atau kurangnya
motivasi,hambatan lingkungan, kerusakan persepsi/ kognitif, kecemasan,
kelemahan dan kelelahan.
2) Pengabaian diri berhubungan dengan stess berat, depresi, gangguan
kognitif: demensia, takut.
3) Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kurang pengakuan atau
penghargaan
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi tidak adekuat
5) Resiko jatuh/resiko cidera berhubungan dengan faktor lingkungan,
penurunan fungsi anatomi fisiolgi, penurunan status mental
d. Perencanaan
Diagnosa Intervensi Rasional
1) Defisit perawatan
diri berhubungan
dengan :
penurunan atau
kurangnya
motivasi,hambatan
lingkungan,
kerusakan
persepsi/ kognitif,
1. Diskusikan
masalah yang
dirasakan
keluarga dalam
merawat klien.
2. Jelaskan
pengertian, tanda
dan gejala defisit
perawatan
kecemasan,
kelemahan dan
kelelahan.
diri dan jenis
defisit perawatan
diri yang dialami
klien
beserta proses
terjadinya.
3. Jelaskan dan
latih keluarga dan
klien secara
langsung cara-
cara merawat
merawat klien
dengan defisit
perawatan diri.
4. Anjurkan
keluarga
membuat jadwal
aktivitas dirumah
2) Pengabaian diri
berhubungan
dengan stess berat,
depresi, gangguan
kognitif: demensia,
takut.
1. kaji bentuk
pengabaiana
lansia terhadap
diri sendiri
2. kaji faktor
yang
mempengaruhi
pengabaian diri
3. ajak klien dan
keluarga
berdiskusi
tentang
permasalahan
yang mendasari
4. Latih klien dan
keluarga
memperhatikan
terhadap
pemenuhan
kebutuhan diri
klien
3) Harga diri
rendah situasional
berhubungan
dengan kurang
pengakuan atau
penghargaan
Mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif
yang masih
dimiliki pasien.
Untuk membantu
pasien dapat
mengungkapkan
kemampuan dan
aspek positif
yang masih
dimilikinya ,
perawat dapat :
a. Mendiskusikan
bahwa sejumlah
kemampuan dan
aspek positif
yang dimiliki
pasien seperti
kegiatan pasien di
rumah sakit, di
rumah, dalam
keluarga dan
lingkungan
adanya keluarga
dan lingkungan
terdekat pasien.
b. Beri pujian yang
realistik/nyata
dan hindarkan
setiap kali
bertemu dengan
pasien penilaian
yang negatif.
2) Membantu pasien
menilai
kemampuan yang
dapat digunakan.
Untuk tindakan
tersebut, saudara
dapat :
a. Mendiskusikan
dengan pasien
kemampuan yang
masih dapat
digunakan saat
ini
b. Bantu pasien
menyebutkannya
dan memberi
penguatan
terhadap
kemampuan diri
yang
diungkapkan
pasien
c. Perlihatkan
respon yang
kondusif dan
menjadi
pendengar yang
aktif
3) Membantu pasien
memilih/menetap
kan kemampuan
yang akan dilatih
Tindakan
keperawatan yang
dapat dilakukan
adalah :
a. Mendiskusikan
dengan pasien
beberapa kegiatan
yang dapat
dilakukan dan
dipilih sebagai
kegiatan yang
akan pasien
lakukan sehari-
hari.
b. Bantu pasien
menetapkan
kegiatan mana
yang dapat pasien
lakukan secara
mandiri, mana
kegiatan yang
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga dan
kegiatan apa saja
yang perlu batuan
penuh dari
keluarga atau
lingkungan
terdekat pasien.
Berikan contoh
cara pelaksanaan
kegiatan yang
dapat dilakukan
pasien. Susun
bersama pasien
dan buat daftar
kegiatan sehari-
hari pasien.
4) Melatih
kemampuan yang
dipilih pasien
Untuk tindakan
keperawatan
tersebut saudara
dapat melakukan:
a. Mendiskusikan
dengan pasien
untuk melatih
kemampuan yang
dipilih
b. Bersama pasien
memperagakan
kegiatan yang
ditetapkan
c. Berikan
dukungan dan
pujian pada setiap
kegiatan yang
dapat dilakukan
pasien
5) Membantu
menyusun jadwal
pelaksanaan
kemampuan yang
dilatih
6) Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
nutrisi tidak
adekuat
7) Resiko
jatuh/resiko cidera
berhubungan
dengan faktor
lingkungan,
penurunan fungsi
anatomi fisiolgi,
penurunan status
mental
B. Abuse
1. Definisi
Kekerasan atau abuse adalah bentuk penderitaan fisik, emosional
/psikologis, seksual, atau keuangan yang merugikan lansia. Abuse dapat pula
sebagai bentuk dari pengabaian yang disengaja atau tidak disengaja dari lansia
oleh pengasuh atau keluarga. Hal ini menyebabkan kerusakan pada lansia,baik
sementara atau selama periode waktu. (Inspektorat Pelayanan Sosial Departemen
Kesehatan Inggris 1993 dalam American Psychological Association, 2012).
Abuse adalah tindakan tunggal atau berulang atau kurangnya tindakan yang tepat
yang terjadi di dalam hubungan di mana ada harapan kepercayaan yang
menyebabkan kerugian atau kesusahan kepada Lansia (Action on Elder Abuse
dalam American Psychological Association, 2012). Abuse adalah sebuah bentuk
penganiayaan fisik, psikologis atau keuangan dari orang tua dengan seorang
individu, yang memiliki hubungan dengan mereka. Pelecehan adalah pelanggaran
hak asasi manusia dan sipil menyebabkan kesulitan. Abuse dapat
memanifestasikan dirinya sekali atau berulang kali (SAVE Project, Lewisham
Social Services 1995 dalam dalam American Psychological Association, 2012).
Abuse adalah perilaku yang dirancang untuk mengendalikan dan
menaklukkan manusia yang lain melalui penggunaan ketakutan, penghinaan, dan
lisan atau fisik.Kata kekerasan merupakan terjemahan dari kata violence, artinya
suatu seranganterhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang.
Abuse merupakan suatu tindakan kekerasan yang disengaja seperti kekerasan
fisik, mental dan psikologi serta jenis penyiksaan lainnya yang tidak dibenarkan
Stanley (2007). Kekerasan di sini mulaidari kekerasan fisik seperti perkosaan,
pemukulan, sampai dengan kekerasan yang diwujudkan dalam bentuk yang lebih
halus seperti penciptaan ketergantungan. Kekerasan tidak hanya menyangkut
siksaan fisik belaka, tapi juga meliputi perkataan,sikap, dan berbagai hal atau
sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental,sosial atau lingkungan,
dan atau menghalangi seseorang untuk meraih potensinyasecara penuh. Bentuk
kekerasan tidak hanya yang mengandung aspek fisik, tapi jugaaspek psikologis
yang meliputi perkataan dan sikap.
2. Jenis
Menurut American Psychological Association 2012 abuse terbagi atas:
a. Kekerasan fisik, dapat berkisar dari menampar atau mendorong pemukulan
parah dan menahan dengantali atau rantai. Ketika pengasuh atau orang lain
menggunakan kekuatan yang cukup untuk menyebabkan rasa sakit yang tidak
perlu atau cedera, bahkan jika alasannya adalah untuk membantu tua orang,
perilaku dapat dianggap sebagai abuse/kekerasan. Kekerasan fisik dapat
mencakup memukul, pemukulan, mendorong, mendorong, menendang,
mencubit, membakar, atau menggigit. Hal ini juga termasuk penggunaan
obat-obatan yang tidak tepat dan hambatan fisik yang disengaja seperti isolasi
ataupun pemasangan restrain dan hukuman fisik dalam bentuk apapun.
b. Kekerasan dalam bentuk verbal, emosional, atau psikologis, pelecehan dapat
berkisar dari nama panggilan atau memberikan "perlakuan diam" untuk
mengintimidasi dan mengancam ndividu. Ketika anggota keluarga, pengasuh,
atau orang lain berperilaku dengan cara yang menyebabkan rasa takut,
penderitaan mental, atau emosional rasa sakit atau tertekan, perilaku tersebut
dapat dianggap sebagai kekerasan. Pelecehan verbal dan emosional dapat
mencakup berteriak, bersumpah, dan membuat menghina atau tidak sopan
berkomentar kasar. Pelecehan psikologis melibatkan jenis perilaku
pemaksaan atau mengancam yangmemperlihatkan kesenjangan kekuasaan
antara lansia dan atau anggota keluarganya atau dengan pengasuh. Hal ini
juga dapat mencakup memperlakukan orang tua seperti nak dan mengisolasi
orang dari keluarga,teman,ancaman, atau perilaku manipulatif.
c. Pelecehan seksual dapat berkisar dari ekplorasi seksual, pemerkosaan.
Pelecehan seksual dapat mencakup perilaku yang tidak pantas seperti
menyentuh, memotret orang dengan pose yang sugestif, memaksa orang
untuk melihat pornografi, memaksa kontak seksual dengan pihak ketiga, atau
perilaku seksual yang tidak diinginkan. Ini juga mencakup pemerkosaan,
sodomi, atau dipaksa telanjang. Pelecehan seksual adalah mungkin yang
paling mengerikan, tapi setidaknya dilaporkan
d. Kekerasan dan eksploitasi keuangan dapat mulai dari penyalahgunaan dana
orang tua untuk penggelapan. Eksploitasi keuangan termasuk penipuan,
mengambil uang dengan alasan palsu, pemalsuan, pengalihan properti paksa,
pembelian barang-barang mahal dengan uang lansia itu anpa sepengetahuan
atau izin lansia, atau menolak akses lansia untuk dana atau rumah milik lansia
itu sendiri.
e. Pengabaiaan pengasuhan dapat berkisar dari pengasuhan yang sengaja gagal
memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan emosional lansia. Pengabaian dapat
mencakup kegagalan untuk menyediakan makanan, air, pakaian, obat-obatan,
dan bantuan dengan aktivitas hidup sehari-hari atau membantu dengan
kebersihan pribadi. Pengabaian pengasuhan dari keluarga secara tidak sengaja
mungkin karena kurangnya pengetahuan, sumber daya, waktu mereka sendiri.
3. Faktor penyebab
Menurut American Psychological Association 2012 abuse yang dialami lansia
dapat terjadi akibat:
a. Stressor Keluarga dan caregiver. Tekanan keluarga yang dapat abuse pada
lansia termasuk perselisihan yang diciptakan oleh pola atau sejarah interaksi
kekerasan dalam keluarga,penyesuaian gaya hidup dan akomodasi untuk
hidup dalam rumah tangga multigenerasi, dan isolasi sosial. Meskipun
mayoritas pengasuh keluarga memberikan perawatan yang tepat dan
lingkungan yang mendukung untuk lansia terkadang akan terdapat tekanan
yang mempengaruhi keduanya baik pengasuh/ keluarga dan lansia, dan
tekanan ini dapat memicu pengasuh berpotensi melakukan perilaku
berbahaya.
b. Kondisi keluarga atau pengasuh yang memiliki gangguan kepribadian,
depresi, atau penyakit mental lainnya.
c. Kondisi lansia yang begitu kompleks seperti lansia dengan alzhimer, bed rest
total, gangguan jiwa yang menyebabkan pengasuh atau keluarga berpotensi
besar melakukan abuse pada lansia.
d. Sosial dan budaya, misalnya sikap masyarakat tertentu dapat berkontribusi
terhadap kekerasan terhadap orang-orang yang lebih tua dan memudahkan
penyalahgunaan untuk melakukan abuse termasuk kurangnya rasa hormat
untuk lansia dalam masyarakat, keyakinan bahwa apa yang terjadi di rumah
adalah ursan pribadi "Masalah keluarga."
4. Faktor yang mempengaruhi
a. Trauma masa lalu
Perlakuan dimasa lalu yang dialami biasanya akan membekas dalam benak
seseorang dan akan melakukan seperti hal yang sama dimasa selanjutnya.
Tidak sedikit kasus abuse pada lansia lansia akibat pengalaman tidak
menyenangkan atau keaadaan yang menyebabkan kesulitan selama merawat
lansia. Misalnya dengan menali lansia agar tidak jalan-jalan sembarangan.
b. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi juga menjadi penyebab keluarga bersikap demikian kepada
lansia. Masalah ekonomi erat kaitannya dengan jumlah anggota keluarga,
dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga yang tidak produktif maka
akan menambah beban keluarga tidak terkecuali bagi lansia. Sehingga
keluarga mersa terbebani yang beriso tinggi terhadap perilaku abuse pada
lansia
c. Pengetahuan, waktu dan kesadaran yang kurang. Dengan terbatasnya
pengetahuan dan kesadaran maka akan mempengaruhi upaya keluarga
ataupun penyedia pelayanan bagi lansia dalam memenuhi kebutuhannya.
Kesadaran yang kurang menyebabkan keluarga merasa tidak bertanggung
jawab, tidak mempunyai kewajiban dalam upaya memenuhi kebutuhan lansia.
d. Kedekatan keluarga yang kurang, hal teresbut menyebabkan baik keluarga
maupun pengasuh tidak memahami apa yang diinginkan lansia sehingga
membuat lansia cenderung menolak atau memberontak, hal teresbut dabat
memicu perilaku abuse terhadap lansia
e. Lingkungan yang kurang kondusif misalnya pengaruh sosial dan kebudayaan
setempat yang turut mempengaruhi perilaku abuse terhadap lansia.
5. Dampak
Abuse dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk teteapi memiliki efek yang sama.
Abuse berpotensi menciptakan situasi dan perasaan yang berbahaya, perasaan
tidak berharga, dan tindakan mengisolasi diridari orang-orang yang dapat
membantu. Aabuse dapat mempengaruhi kondisi jangka pendek serta jangka
panjang lansia. Abuse dapat mengakibatkan:
a. Rasa penyesalan
b. Bunuh diri
c. Murung, menarik diri
d. Gangguan jiwa atau depresi
e. Malnutrisi
f. Maltreatment
g. Terluka
h. Kondisi patologis
i. Dehidrasi
6. Asuhan keperawatan
6. Asuhan Keperawatan
a.Pengkajian:
1) Data umum klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan.
2) Tipe keluargaBagimana tipe keluarga yang dijalani oleh klien nuclear atau
extended family. Jikaexterned apakah ada perbedaan nilai dan norma yang
menyebabkan atau pernahmenyebabkan neglect dan abuse.
3) Suku bangsa Adakah tradisi atau kebiasaan yang mebuat suatu neglet dan
abuse di sahkan atau dilarang
4) Adakah aturan-aturan dalam agama yang mengijinkan neglect dan abuse
seperti menghukum dengan cara kekerasan adalah benar dan lain
sebagainya.
5) Status social ekonomi keluarga. Perlu dikaji siapa yang menjadi tulang
punggung keluaga, berapa penghasilan dan pengeluaran keluarga, berapa
jumlah anggota keluarga, termasuk anggota keluarga yang non produktif,
dan tanggungan keluarga, apakah keluarga memiliki tabungan khusus
(misalnya untuk kesehatan, pendidikan, pensiunan)
6) Riwayat dan tahap perkembangangan keluarga. Apakah ada tahap
perkembangan yang terlewatkan sehingga memunculkan tindakan abuse
dan neglect.
7) Struktur keluarga. Yang perlu dikaji cara dan jenis komunikasi keluarga
apakah langsung atau tidak,menggunakan media, bagaimana cara keluarga
memcahkan masalah apakah kepalakeluarga otoriter atau demokrasi,
bagaimana respon kelurga bila ada anggotakeluarga ada masalah.
8) Fungsi keluarga. Bagaimana fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi,
reproduksi, serta perawatan kesehatankeluraga di dalam keluarga. Dalam
fugsi perawatan perawat komunitas perlu mengkaji kelima tugas keluarga,
apakah ada data yang maladaptive.
9) Stress dan koping keluarga. Adakah stressor yang menimbulkan neglect
dan abuse.Perawat juga perlu mengkaji bagaimana koping keluarga untuk
stressor tersebut.
10) Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dari
kepala sampai kaki. Dari pememeriksaan fisik dapat diketahui kondisi
lansia terawat atau tidak misalkan keadaan umum lansia seperti
penampilan, keadan kulit apakah ada luka lebam atau memar, adakah
respon nonverba ataupun verbal lansia, tanda tekanan, patah tulang, lecet,
dan luka bakar dapat menjadi indikasi kekerasan fisik, penelantaran, atau
penganiayaan. Penarikan dari aktivitas normal, perubahan mendadak
dalam kewaspadaan, dan depresi yang tidak biasa mungkin indikator
pelecehan emosional. Perubahan mendadak dalam situasi keuangan
mungkin hasil dari eksploitasi. Luka baring, kebutuhan tanpa pengawasan
medis, kebersihan yang buruk, dan penurunan berat badan yang tidak biasa
adalah indikator kemungkinan kelalaian. Perilaku seperti meremehkan,
ancaman, dan kegunaan lain dari kekuasaan dan kontrol oleh keluarga atau
pengasuh adalah indikator pelecehan verbal atau emosional. Ketegangan,
adu argumen antara pengasuh atau keluarga dan orang tua yang juga
merupakan tanda-tanda kekerasan.
11) Harapan keluarga. Bagaimana harapan keluarga agar intervensi dapat
dilakukansesuai harapan sehingga neglect serta abuse dapat di hindari.
Perlunya motivasi yang tinggi untuk setiap perawat agar keluarga dapat
melakukan prventif, promotif, curative serta rehabilitative dari neglect dan
abuse tersebut.
b. Analisa data
Analisa data dilakukan untuk menentukan diagnose sesuai prioritas
masalah yangdidapat daripengkajian agar intervensi dapat dilakukan sesuai
kebutuhan. Analisa data dilakukan dengan menganalisa data subjektif dan data
objectif tyang didapatkan dari lansia maupun keluarga. Analisa data daapat
dilakukan dengan mengkaji semua aspek termasuk upaya pemenuhan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, kultural, agama, serta keamanan dan perlindungan
pada lansia, hubungan lanisa dengan keluarga, mekanisme koping lansia dean
keluarga dan lainnya.
c. Diagnosa yang mungkin muncul:
1) Nyeri akutberhubungan dengan agen injuri fisisk : kekerasan
2) Ansietas berhubungan dengan tindakan abuse.
3) Resiko sindrom pascatrauma berhubungan dengan trauma psikis, trauma
fisik.
4) Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kurang pengakuan atau
penghargaan.
5) Ketakutan berhubungan dengan tindakan abus.
6) Resiko bunuh diri berhubungan dengan stress berat, depresi
d. Perencanaan
No Diagnosa Rencana Tidakan Rasional
DAFTAR PUSTAKA
Adams. 2010. Eldery Neglect. http://www.drugs.com/cg/elder-neglect.html. diakses pada 23 November 2014.
American Psychological Association. 2012. Elder abuse. Washington DC. Tidak dipublikasikan.
Mezey, D. Mathy. 2001. The Encyclopedia of Elder Care: The Comprehensive Resource on Geriatric and Social Care. New York: Springer Publisher Company.
Ramlah. 2011. Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga Dengan Pengabaian Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Thesis tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Stanhope, M., & Lancaster, J.A., (2004). Community and Public Health Nursing.St.Louis, Missouri: Mosby.
Stanley, M. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (edisi dua). (Juniarti, N & Kurnianingsih, S., Penerjemah). Jakarta: EGC.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-1014. Jakarta: EGC.