apakah politik itu?

12
Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166) Resume Tulisan Andrew Heywood 1 “Apakah Politik Itu?” Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar kata politik keluar dari ucapan insan manusia. Rasanya hampir disemua lini ada bayang-bayang nama politik. Tidak hanya diseputaran pemerintahan semata, politik acap kali tersirat di kegiatan-kegiatan sehari-hari masyarakat. Ada yang bilang jika kita melakukan kegiatan tertentu kita dianggap berpolitik bahkan semua hal yang bersifat kepentingan pribadi dikatakan politik, lalu sebenarnya apakah politik itu? Bagaimana kita menjelaskan sesuatu itu politik atau bukan dalam kehidupan sehari-hari? untuk menjawab hal tersebut kami akan mengulas sebuah bacaan yang di tulis oleh Andrew Heywood tentang penjelasan dan pemahaman dasar mengenai politik. Untuk mengawali penjelasan tentang politik kita harus paham bahwa konteks kata politik itu sendiri sudah melekat di keseharian kita. Tidak hanya memiliki pengertian sempit bahwa politik itu adalah pemerintahan, tetapi makna politik bisa lebih luas lagi. Ruang bahasan tentang politik mencakup bagaimana masing-masing individu beraktifitas, bekerjasama dan melakukan kontrol terhadap aturan-aturan yang telah dibuat. Hannah Arendt seorang teoritikus dan filsuf asal jerman menggambarkan politik sebagai aksi bersama karena butuh kolektifitas dari masing-masing individu untuk melakukannya. 1 Dalam buku Politik, Bab I, hal. 3-43. 1

Upload: putu-aria-singsingan

Post on 03-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Resume Tulisan Andre Heywood

TRANSCRIPT

Page 1: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

Resume Tulisan Andrew Heywood1

“Apakah Politik Itu?”

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar kata politik keluar dari ucapan

insan manusia. Rasanya hampir disemua lini ada bayang-bayang nama politik. Tidak hanya

diseputaran pemerintahan semata, politik acap kali tersirat di kegiatan-kegiatan sehari-hari

masyarakat. Ada yang bilang jika kita melakukan kegiatan tertentu kita dianggap berpolitik

bahkan semua hal yang bersifat kepentingan pribadi dikatakan politik, lalu sebenarnya

apakah politik itu? Bagaimana kita menjelaskan sesuatu itu politik atau bukan dalam

kehidupan sehari-hari? untuk menjawab hal tersebut kami akan mengulas sebuah bacaan

yang di tulis oleh Andrew Heywood tentang penjelasan dan pemahaman dasar mengenai

politik.

Untuk mengawali penjelasan tentang politik kita harus paham bahwa konteks kata

politik itu sendiri sudah melekat di keseharian kita. Tidak hanya memiliki pengertian sempit

bahwa politik itu adalah pemerintahan, tetapi makna politik bisa lebih luas lagi. Ruang

bahasan tentang politik mencakup bagaimana masing-masing individu beraktifitas,

bekerjasama dan melakukan kontrol terhadap aturan-aturan yang telah dibuat. Hannah Arendt

seorang teoritikus dan filsuf asal jerman menggambarkan politik sebagai aksi bersama karena

butuh kolektifitas dari masing-masing individu untuk melakukannya. Misalnya : demonstrasi,

pembuatan regulasi atau undang-undang. Penjelasan Hannah memberikan cara pandang yang

lebih fleksibel tentang politik, tidak hanya kaku dalam batasan-batasan pemerintahan semata

saja tetapi politik juga dapat dimiliki oleh masyarakat dan dikordinir secara kolektif.

Sehingga sesungguhnya mengantarkan kita pada pertanyaan dasar, sebenarnya apa itu

politik? Mengapa ada bias pemahaman pemaknaan hal tersebut. Andrew Heywood

menjelaskan ada dua problem utama pemahaman tentang politik :

1. Politik sudah dicap “kotor/jelek/curang” karena tidak lebih dari sekedar upaya pengambil

alihan kekuasan semata.

2. Ada ketidak sepahaman antar para ahli mengenai makna politik. Sebagaimana yang di

paparkan oleh hannah arendt yang memilik maknanya luas.

Dua hal diatas yang melatarbelakangi pemahaman kita tentang politik berbeda-beda.

Bahkan para ahli maupun pengajar-pengajar politik memiliki definisi sendiri untuk melihat

1 Dalam buku Politik, Bab I, hal. 3-43.

1

Page 2: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

politik sebagai sebuah hal yang bisa diamati. Mengapa demikian? setidaknya ada penjelasan

sederhana yang bisa diajukan. Ada dua pendekatan untuk melihat dan menganalisis politik itu

sendiri; yaitu kita dapat melihat politik dari segi arena ataupun lokasi politik itu berlangsung

maupun proses dan mekanisme politik itu berkembang didalamnya termasuk pembahasan

tentang perilaku individu ataupun kelompok dalam konteks sosial. Dari pendekatan-

pendekatan inilah awal mula perdebatan dan ketidak sepahaman terjadi sehingga

menciptakan bias tentang pemahaman makna politik itu sendiri dan kiranya ini menjadi

awalan kita untuk membahas secara lebih spesifik lagi apa saja cakupan bahasan tentang

politik berdasarkan dua pendekatan diatas. Andrewe Heywood menyederhanakan

pembahasan tentang politik menjadi 4 bagian yaitu; politik sebagai seni pemerintahan, politik

sebagai urusan publik, politik sebagai sebuah konsensus, serta politik sebagai kekuasaan.

Dibawah ini akan diulas secara singkat pembagian 4 cakupan bahasan politik tersebut.

1. Politik sebagai seni pemerintahan

David easton secara gamblang memaparkan bahwa mempelajari politik intinya adalah

mempelajari tentang pemerintahan dan lebih luas lagi memperlajari tentang kekuasaan.

Pernyataan ini menghandung makna bahwa pemahaman tentang politk sesungguhnya

sangat terbatas atau memiliki eksklusi tersendiri. Politik hanya terjadi di sendi-sendi

pemerintahan misalnya ada pada legislatif, eksekutif, departemen pemerintahan, dan

menganggap hal-hal diluar tersebut sebagai non politik. Padahal lembaga swadaya

masyarakat (lsm) dan kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat itu sendiri dapat

berpolitik. Namun orang-orang yang mengamini hal ini (politik sebagai seni

pemerintahan) menganggap bahwasanya politik hanya berkaitan dengan kelompok

ataupun badan yang menajalankan negara, selain itu merupakan hal yang diluar politik.

Sehingga anggapan sehari-hari yang sering kita dengar seperti ‘terjun kedunia politik’,

‘orang politik’ adalah anggapan bahwa itu merupakan proses menuju bagian

pemerintahan atau bagian dari orang-orang yang akan berkuasa dinegara.

2. Politik sebagai urusan publik

Jika pengertian politik diatas lebih mengedepankan arena dimana kata tersebut dapat

diterjemahkan kedalam bentuk-bentuk tertentu, pada kali ini pemahaman kita tentang

politik diajak lebih melebar lagi. Secara sederhana kita dapat menganalogikian urusan

publik adalah urusan pemerintah karena dari kata publik sendiri dapat diartikan sebagai

kata umum ataupun segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum, yang juga

dapat diasumsikan secara sederhana kepentingan umum dikelola oleh negara. Lalu

apakah urusan publik juga hanya sebatas negara? Siapa yang dianggap publik

2

Page 3: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

kemudian?. Tulisan ini memberikan gambaran bahwa negara tidak lagi dapat

mengendalikan secara penuh masyarakatnya dengan mengatasnamakan kepentingan

umum ataupun melalui kewenangannya. Kata publik itu sendiri juga dapat ditemui di

lembaga-lembaga non pemerintah yang juga notabene nya membantu urusan negara

(meski secara langsung bukan sebagai kaki tangan negara melainkan secara swadaya)

seperti misalnya LSM yang memberikan pendampingan bagi para perempuan atau bagi

keluarga-keluarga miskin. Bukankah kesejahteraan rakyat sudah menjadi urusan negara,

justru lembaga-lembaga swadaya yang mengambil peran alih. Ini mengindikasikan

makna publik itu sendiri bias. Dengan menyandingkan teori hannah arendt yang

menyatakan bahwa politik adalah merupakan serangkaian aktivitas kolektif manusia

bahwa jelas sudah urusan-urusan publik juga termasuk dalam ranah politik karena

melibatkan aksi kolektif didalamnya, yang tidak dapat dikelola oleh negara semata tetapi

juga dapat dikelola oleh banyak pihak.

3. Politik sebagai kompromi dan konsensus

Politik dapat dipahami tidak hanya dari segi dimana hal tersebut berlangsung ataupun

konteks politik itu berlangsung. Pemaknaan lebih lanjut mengenai politik dapat kita

pahami sebagai sebuah proses yang melibatkan beberapa pihak untuk mencapai sebuah

konsensus atau kesepakatan. Politik tidak hanya soal siapa yang berkuasa ataupun siapa

mengurus apa. Jika inti dari politik adalah kekuasaan seharusnya segala sesuatu yang

terkait dengan kekuasaan termasuk kedalam politik. Termasuk didalamnya bahasan

tentang penyelesaian konflik dan cara-cara membagi kue kekuasaan tersebut. Untuk

gambaran misalnya, kita dapat mengelola konflik orang-orang yang berkentingan dengan

melibatkan masing-masing pihak dan mencoba cari jalan keluar satu permasalahan serta

mencari solusi terbaiknya. Proses ini dapat kita katakan sebuah proses politik karena

bertujuan untuk mencari solusi bersama dan demi kepentingan bersama, yang mana

kepentingan bersama seperti yang sudah disinggung diatas (politik sebagai urusan

publik) merupakan salah satu bentuk politik karena pada prosesnya mencoba

mengupayakan aksi kolektif, meski pada akhir sebuah konflik harus sepakat untuk tidak

sepakat. Maka sesungguhnya dari ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan salah satu cara

pandang kita menilai apakah sesuatu itu dapat dipandang sebagai sebuah politik atau

bukan dapat kita lihat dari prosesnya menuju sebuah kompromi ataupun konsensus.

4. Politik sebagai kekuasaan

3

Page 4: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

Pada pandangan ini politik tidak lagi hanya terbatas oleh lingkup negara dan ruang

publik saja, tetapi lebih menitik beratkan pada esensi sebenarnya yaitu kekuasaan.

Kekuasaan sendiri merupakan kekuatan untuk mempengaruhi. Kekuasaan dapat

direpresentasikan dijabatan-jabatan yang memiliki pengaruh tinggi di suatu wilayah,

semisal : presiden dengan kewenangannya untuk menjalankan urusan pemerintahan,

ketua partai politik dengan sumberdaya pada anggota partai yang menduduki DPR yang

berusaha mempengaruhi kebijakan-kebijakan dibalik kewenangan dudukannya. Hal

tersebut merupakan salah satu wujud kekuasaan. Belum lagi jika hal yang berbau

kekuasaan disalah gunakan. Kekuasaan sering sekali diperebutkan sebagai sarana untuk

mencapai sumberdaya tertentu, yang biasanya sulit untuk didapat. Jika terjadi perebutan

pasti akan terjadi konflik, konflik pasti akan berujung pada kompromi, dan tentunya

dalam upaya tersebut direbutkan oleh berbagai pihak. Keseluruhan hal tersebut seperti

yang sudah dipaparkan diatas merupakan bagian dari politik, termasuk didalamnya untuk

merebut kekuasaan. Ada kecenderungan kelompok atau individu-individu yang

berpolitik cenderung mengarah pada pengambil alihan kekuasaan ataupun sumberdaya.

Jadi menurut pandangan kami jika melihat dari segi konteks dimana politik itu

berlangsung dan bagaimana prosesnya politik merupakan suatu dasar pandangan yang sangat

kompleks. Tidak hanya membahas tentang negara dan sistem pemerintahan, tetapi juga

didalamnya mencakup tentang bagaimana urusan publik dikelola serta proses penyelesaian

konflik dan perebutan kekuasaan, sehingga wajar kiranya kita sulit mengeneralisasikan arti

politk itu sendiri karena cakupan bidang dan pemahamannya cukup luas. Tetapi luasnya

pemahaman akan pemaknaan politik menurut kami tidak lepas dari upaya untk mendapatkan

sebuah kekuasaan dan merebut sumberdaya yang ada.

Pemahaman selanjutnya tentang tulisan Andrew Heywood adalah tentang bagaimana

pemnidangan ilmu politik itu dipelajari. Ada beberpaa pendekatan yang disajikan dalam

tulisannya yang dapat memudahkan kita menganalisis politik. Berikut penjelasannya dibawah

ini :

1. Ajaran Filosofis -> penekanan ajaran ini lebih pada studi literatur dan bagaimana

politik itu semestinya dilakukan. Itu artinya kita harus paham dasar dari awalan ilmu

politik, yang mana nantinya akan merujuk pada para filsuf-filsuf yunan seperti plato

dan aristotelesi yang telah mendeklarasikan terlebih dahulu disiplin ilmu ini. Biasanya

para penganut ajaran ini menggambarkan proses politik itu harus normatif dan ideal,

bahkan mungkin cenderung kaku.

4

Page 5: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

2. Ajaran Behavioralisme -> pemahaman politik yang dibangun atas dasar pendekatan

ini adalah pemahaman yang bisa dibuktikan atau lebih mengarah pada pembuktian

ilmiah. Para penganut ajaran ini besar dengan nilai-nilai positivisme yang memiliki

keyakinan bahwa teori sosial dan politik sekalipun harus didasari data yang empirik

dalam penelitiannya. Pada pendekatan ini mulai lah dikenal dengan banyaknya

penelitian tentang studi perilaku pemilih, politisi dan legislator yang berusaha di

intepretasikan dan kuantifikasikan melalui data-data yang ada. Dari sinilah lahir

pemikiran politik yang sifatnya normatif.

3. Pendekatan Pilihan Rasional -> pendekatan ini menawarkan pola-pola pemahaman

tentang politk kedalam model-model tertentu. Biasanya untuk memudahkan

pemahaman kita tentang perilaku individu atau ideologi misalnya kita sering kali

dihadapkan oleh bagan-bagan yang disederhanakan dan dibuat secara rational untuk

membagi wilayah-wilayah tertentu, yang beguna untuk memetakan pemahaman kita.

4. Pendekatan Institusionalisme Baru -> pendekatan ini mencoba memberikan

pandangan alternatif dalam ilmu politik bahwasanya salah satu permasalahan yang

ada dalam politik adalah tidak lain ditimbulkan dari lembaga itu sendiri. baik itu

lembaga organisasional pemerintahan maupun lembaga politik yang dibentuk oleh

partai politik maupun lembaga-lembaga yang dikelola oleh masyarakat. Dalam

pandangan ini lembaga kerap kali sulit untuk melakukan reformasi maupun

transformasi karena seringkali terjebak oleh rule and regulation yang dibuat lembaga

itu sendiri dan seringkali gagal berupaya mengontrol perilaku para anggotanya

(misalnya kasus korupsi) yang membuat lembaga sebagai institusi kehilangan

kredibilitas dan fungsi yang semestinya.

5. Pendekatan Kritis -> bisa dikatakan jika pendekatan ini anti mainstrem, mengapa

demikian? jika pendekatan lain mengacu pada disiplin masing masing pola (semisal

pendekatan institusional mengacu pada bahasan tentang lembaga), tetapi pada

pendekatan ini menurut kami cenderung liar. Dalam artian bukan tidak beraturan

tetapi seperti berusaha menetang segala teori politik yang sudah dibuat. Meskipun liar

dan anti mainstrem tapi karya-karyanya sangat berpengaruh dan banyak yang tidak

tercakup pada pendekatan-pendekatan sebelumnya, yang kemudian pada akhirnya

menghasilkan teori-teori yang cukup revolusioner (feminisme, politik hijau).

Setidaknya ada 2 hal yang menjadi sangat fundamental pada penganut pendekatan ini.

Pertama, ada usaha-usaha untuk menentang status quo dan kemudian menyelaraskan

5

Page 6: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

diri dengan kepentingan orang tertindas atau orang yang termarginalkan. Kedua,

pendekatan ini mencoba keluar dari paham positivisme dan aliran utama politik.

Konsep model dan teori

Agar pemahaman kita tidak kabur dalam memahami politik kita perlu tahu dimana

letak gagasan ataupun bahasan yang berkaitan tentang politik itu berada. Apa itu dalam

tataran konsep, model, atau teori. Upaya pemahaman ini agar kita tidak saling

menterjemahkan masing-masing bagian kedalam porsi yang sama. Jika merujuk pada ilustrasi

pada tulisan terdapat diagram level analisis konseptual yang sudah disajikan pada gambar

1.52 berikut gambaran bagannya :

kekuasaan, kelas sosial, hukum

Analisis sistem, teori permainan

pluralisme, elitisme

liberalisme, feminisme, marxisme

Penjelasan sederhana dari bagan diatas adalah kita harus bisa membayangkan tahapan

ataupun ekskalasi dari pembidangan ilmu politik. Semisal jika kita membahas tentang

kekuasaan kita harus paham apa yang menjadi landasan dasar kekuasaan dalam politik itu,

kita dapat menganalisis kekuasaan masuk ke dalam ranah sebuah sistem yang ada pada

tahapan teori mikro dan begitu juga seterusnya. Tahapan ini juga akan memudahkan kita

meletakan pemahaman dasar tentang teori politk yang ada serta memudahkan kita untuk

menganalisis alur pembahasan dalam ilmu politik agar tidak menjadi liar dan sesuai metode

yang ilmiah.

Politik di era global

Kita tinggalakan sejenak bahasan mengenai konsep dasar dari politik diatas. Jika pada

tulisan sebelumnya adalah kerangka untuk memahami politik secara satu kesatuan, maka

selanjutnya kita akan melihat bagaimana praktiknya sebuah konsepsi politik diterapkan

melintasi batasan-batasan negara. Sebagaimana kita ketahui kini adalah eranya globaliasi,

seiring berkembangnya jaman dan teknologi, batasan antar negara seolah terasa kabur. Kita

dapat mengetahui peristiwa apapun yang terjadi dibelahan negara lain tanpa harus berada

dinegara tersebut. Akses informasi dan transaksi yang begitu besar telah melibatkan masing-

2 ibid, hal.38.

6

Konsep

Model atau teori mikro

Teori Makro

Ajaran ideologi/paradigma

Page 7: Apakah politik itu?

Kelompok : Putu Aria Singsingan (14520159), Subinto H. Habeahaan (14520166)

masing negara dalam usahanya meningkatkan perekonomian domestik. Lalu dimana letak

politik dan apa yang kita pahami tentang konsep politik yang kaitannya dengan negara lain

atau tatanan global? Untuk mengawalinya kita bisa memulai dari sifat negara itu sendiri.

salah satu persyaratan mutlak bagi negara untuk menunjukan eksistensinya adalah

kedaulatan. Dengan adanya kedaulatan negara berhak atas wilayahnya untuk mendirikan

pemerintahan berbasis regulasi masing-masing. Kedaulatan juga berarti negara lain tidak

berhak melakuakan intervensi apapun atas sebuah negara karena bukan bagian dari

kewenangannya. Ini sangat penting. Kedaulatan menyangkut tentang harga diri kolektif

bangsa. Bangsa yang dikatakan berdaulat tidak hanya sekedar diakui sebagai negara yang

merdeka, tetapi banyak aspek lain juga mendukung kedaulatan, seperti daulat atas

perekonomian, pangan, kesejahteraan warga dan lain-lain.

Idealnya negara sebagai dari bagian unit politik suatu wilayah mampu mengorganisir

kebutuhannya sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Sehingga negara sebagai representasi

warga dapat menjalankan tugasnya tinggal menjalankan fungsi perwakilan jika ada

permasalahan yang melibatkan berbagai negara baik itu bilateral maupun multilateral. Tetapi

belum sampai pada fungsi perwakilan tersebut ternyata kenyataannya negara selalu kalah

oleh agenda politik internasional. Globalilasi dari tahun ketahun secara halus memaksa

negara untuk bergantung pada negara lain atau dapat kita katakan ada ketergantungan

internasional yang mau tidak mau merubah arah kebijakan negara, merubah arah kebijakan

berarti merubah kesepakatan awal dan proses yang dilaui oleh sebuah negara sampai pada

tahapan kebijakan, sehingga secara tidak langsung politik domestik kita sedang di dikte oleh

negara lain ataupun diintervensi. Contoh sederhana dapat kita amati dari berbagai kasus

impor yang dilakukan negara dari impor garam bahkan sampai impor beras. Kita yang

notabene nya kita pernah menjadi negara agraris yang kuat disektor pertanian tentunya miris

melihat ini terjadi. Tapi apa daya cengkraman globaliasi begitu kuat sehingga politik

domestik seringkali kalah oleh agenda internasional.

Pada akhir resume ini kami menyimpulkan bahwa politik baik itu dari segi pemahaman

dasar maupun sampai konteks global merupakan materi yang cukup luas dipelajari. Banyak

pendekatan dan disiplin ilmu politik yang tidak memiliki sinergi antara satu dengan yang

lainnya membuat politik sebagai ilmu sangat bias menurut kami. Dan pada akhirnya

tergantung masing-masing dari kita untuk memakai pendekatan apa dalam pemahaman

konteks politik yang terjadi dikeseharian kita.

7