“tinjauan hukum islam dalam jual belie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan bbm...

91
“TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI KAIN POTONGAN DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG” SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H) Oleh : HADDADUL WATON NIM : 214 11 023 JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES) FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

“TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI

KAIN POTONGAN DI DESA KALONGAN

KECAMATAN UNGARAN TIMUR

KABUPATEN SEMARANG”

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H)

Oleh :

HADDADUL WATON

NIM : 214 11 023

JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

i

Page 3: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

ii

“TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI

KAIN POTONGAN DI DESA KALONGAN

KECAMATAN UNGARAN TIMUR

KABUPATEN SEMARANG”

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H)

Oleh :

HADDADUL WATON

NIM : 214 11 023

JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 4: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

iii

Page 5: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

iv

Page 6: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

v

Page 7: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

vi

Page 8: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

vii

MOTTO

نكم بالباطل إال أن يا أي ها الذين آمنوا ال تأكلوا أموالكم ب ي تكون تجارة عن ت راض منكم

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”’. [QS. An-

Nisaa’ : 29].

Page 9: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan

atas dukungan dan do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat

dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa

bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat

dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan

penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do‟a.

2. Ayah Nasihudin Dan Ibu Atun Woninten tercinta & tersayang yang telah

membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta ikhlas-

tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu Dosen, khususnya Ibu Dra. Siti Zumrotun dan Ibu Evi Ariyani,

M.H, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan

waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan

dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.

4. Almarhumah Nenek Suwarti yang senantiasa mendoakan dengan ketulusan

hatinya di alam sana semoga ditempatkan disisih allah.

5. Kakak saya Jasoshul Wathon, yang senantiasa memberikan dukungan,

semangat, senyum dan do‟anya untuk keberhasilan ini,

6. Rossi Dewi Riana, seseorang yang telah memberikan semangat dan motivasi

yang tinggi sehingga penulis selalu semangat dalam menjalani kehidupan.

7. Teman-teman ku semuanya khususnya, Sokri, Iler, Gumo‟ong/ Ndung, Telo,

dan masih banyak lagi, keluarga baru di Mapala MITAPASA, sahabat dan

sejawat tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak

kan mungkin aku sampai di sini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.

Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu

pengetahuan di masa yang akan datang, Amiin.

Page 10: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

ix

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana syari‟ah. Adapun judul skripsi ini

adalah “Tinjauan Hukum Islam Dalam Jual Beli Kain Potongan Di Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di

IAIN Salatiga

4. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

Page 11: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

x

5. Seluruh Dosen Fakultas Syaria‟ah Jurusan hukum ekonomi syariah IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril

maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi

tercapainya cita-cita.

7. Sejawat-sejawat Mapala MITAPASA khususnya angkatan XVII dan sahabat-

sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

„alamien.

Salatiga, 09 september 2016

Yang menyatakan

Haddadul Wathon

NIM : 214 11 023

Page 12: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

xi

ABSTRAK

Waton, Haddad. 2016. (tinjauan hukum islam dalam jual beli kain potongan di

Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang).

Skripsi Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Zumrotun,

M.Ag.

Kata Kunci: Tinjauan Hukum Islam Dalam Jual Beli Kain Potongan Di

Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang

Penelitian tentang jual beli kain potongan yang terjadi di desa kalongan

kecamatan ungaran timur kabupaten semarang adalah ditujukan kepada penjual

dan pembeli kain potongan yang berada di Desa Kalongan. Adapun permasalahan

yang akan dikaji yakni: bagaimana proses jual beli kain potongan di Desa

Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semrang? bagaimana

pandangan hukum islam terhadap jual beli kain potongan di Desa Kalongan,

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang?

Dalam skripsi ini mengunakan metode penelitian kualitatif, digunakan

untuk penelitian pada kondisi objek yang alamiah, merupakan sumber dari

deskripsi yang luas dan berlandasan yang kokoh serta memuat penjelasan tentang

proses-proses yang terjadi pada lingkungan tersebut.

Proses jual beli kain yang terdapat di Desa Kalongan Kecaatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang mengunakan sistem tawar-menawar melalui telepon

dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan

pembeli sesuai dengan perjanjian. adapun transaksi pembayaran dilakukan dengan

sistem transfer dan tunai. Ketika jual beli tersebut terjadi cacat atau barang tidak

sesuai dengan kesepakatan, maka antara penjual dan pembeli melakukan khiyar

dan barang yang tidak sesuai tersebut dapat dikembalikan oleh pihak penjual.

Adapun hasil penelitian dapat dipaparkan peneliti, sebagai berikut: Pelaksanaan

jual beli kain potongan yang terjadi di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang, tetap berpegang teguh pada syar‟i dalam artian mereka

tidak meninggalkan syarat-syarat yang ditentukan oleh para ahli fiqh. Hal ini,

terlihat dengan adanya syarat dan rukun jual beli sesuai ajaran Islam. jual beli

tersebut juga disepakati antara penjual dan pembeli, tidak ditemukan adanya

penyimpangan terhadap syar‟i.

Page 13: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Kegunnaan Penelitian .......................................................... 5

E. Penegasan Penelitian ............................................................ 6

F. Metode Penelitian ................................................................ 7

G. Sistematika Penulisan .......................................................... 12

BAB II ANALISIS

A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli ...................................... 14

1. Pengertian Jual Beli ....................................................... 14

2. Dasar Hukum Jual Beli .................................................. 16

3. Rukun Jual Beli ............................................................. 18

4. Syarat Jual Beli ............................................................. 20

5. Syarat Sah Jual Beli ...................................................... 23

Page 14: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

xiii

6. Bentuk- Bentuk Jual Beli ............................................... 26

7. Kewajiban Pembeli ........................................................ 31

8. Kewajiban Penjual ......................................................... 31

B. Khiyar .................................................................................. 32

1. Pengertian Khiyar .......................................................... 32

2. Hak Khiyar .................................................................... 32

3. Macam-macam Khiyar ................................................. 33

C. Tinjauan Umum Tentang Kain Potongan........................... 38

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Kalongan Dalam Lintas Sejarah ... 39

B. Praktek Jual Beli Kain ......................................................... 49

C. Bentuk Jual Beli ................................................................... 52

1. Transaksi Jual Beli ........................................................... 52

2.Transaksi Pembayaran ...................................................... 54

3.Pelaksanaan Khiyar .......................................................... 55

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Jual Beli Kain Potongan Di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Dengan Hukum Islam ............................................................ 58

B. Kesesuaian Pelaksanaan Khiyar Dalam Hukum Islam ........ 60

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Khiyar ........................ 61

D. Usaha Untuk Memperbaiki Pelaksanaan Khiyar ................. 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 64

B. Saran ....................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk ...................................................................... 47

Tabel 3.2 Data Tingkat Pendidikan Terakhir ..................................................... 48

Tabel 3.3 Data Mata Pencaharian ...................................................................... 50

Tabel 3.4 Data Penduduk ................................................................................... 52

Page 16: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

Page 17: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk

berhubungan dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara

pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya dan harus berhubungan dengan

orang lain. Dalam hubungan satu manusia dengan manusia lain untuk

memenuhi kebutuhan, harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan

kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Hak dan kewajiban adalah

sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ketika mereka

berhubungan dengan orang lain, maka akan timbul hak dan kewajiban yang

akan mengikat keduanya.

Menurut Ulama Mazhab Syafi‟i dan Hambali, jual beli adalah saling

menukar harta dalam bentuk pemindahan kepemilikan. Dalam hal ini mereka

memberi penekanan pada kata “pemilikan” karena ada juga tukar-menukar

harta yang sifatnya tidak harus di miliki. Secara etimologi yaitu mengganti

atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.Menurut ulama Mazhab

Hanafi, jual beli adalah saling menukar harta dengan cara tertentu, tukar

menukar suatu yang di inggini, sepadan, dan bermanfaat dengan cara

tertentu.(Azyumardi Azra.2005:293)

Adapun Syarat-Syarat jual beli dapat dilihat dari empat sisi, yaitu dari

sisi akad itu di akui berlaku menurut syarak, sahnya akad tersebut,

Page 18: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

2

pelaksanaan akad jual beli, dan kekuatan ikatan akad itu sendiri. Dari

sisi akad, ada empat yang harus di penuhi: 1. Orang yang melakukan akad

(penjual dan pembeli) disyaratkan telah berakal (anak kecil dan orang gila

akadnya tidak sah) dan berbeda, artinya seorang tidak dapat bertindak dalam

waktu yang sama sebagai penjual maupun sebagai pembeli sekalikus terhadap

akad dan barang yang sama, kecuali hakim. 2. Akad itu sendiri sesuai antara

ijab dan kabul. 3. Tempat melakukan akad disyaratkan harus pada suatu

tempat (majelis) atau satu waktu pembicaraan, karena di zaman sekarang,

tidak sedikit transaksi jual beli yang di lakukan melalui telepon. Sehubungan

dengan hal ini, terjadi perbedaan pendapat antara ulama, apakah pembicaraan

dalam jual beli tersebut masih dikatakan satu majelis jika pembicaraan telah di

selinggi dengan pembicaraan lain sedangkan tempatnya masih satu,atau

tempatnya terpisah. Menurut ulama mazhab Maliki, tidak ada salahnya

pembicaraan jual beli tersebut terputus, asalkan masih dalam persoalan jual

beli. Akan tetapi ulama mazhab Syafi‟i dan Hambali berpendapat antara ijab

dan kabul tidak dapat dipisahkan dalam waktu yang lama, yang

,mengidikasikan jual beli itu tidak jadi. 4. Barang yang di akad kan seperti

Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan

kesanggupannya untuk mengadakannya. Dapat di manfaatkan dan bermanfaat

bagi manusia. Milik seseorang. Barang tersebut dapat diserahkan pada saat

akad berlangsung atau pada waktu lain jika ditentukna demikian ketika

transaksi berlangsung.

Page 19: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

3

Dari sisi sahnya akad tersebut, jual beli itu harus terhindar dari cacat.

Misalnya, kriteria barang tidak di ketahui, baik jenis, kualitas, dan

kuantitasnya,jumlah harga tidak jelas, adanya unsur paksaan dan jual beli

tersebut mengandung unsur tipuan, mudarat serta adanya syarat-syarat yang

membuatnya rusak.

Dari sisi pelaksanaan jual beli, orang yang berakad mempunyai

kekuasaan untuk melakukan jual beli. Misalnya, barang tersebut milik sendiri

(bukan milik orang lain atau tersangkut hak orang lain dalam dalam barang

itu). Akad jual beli tidak dapat di laksanakan apabila orang yang berakad

tidak mempunyai kekuasaan langsung, misalnya seseorang bertindak mewakili

orang lain dalam jual beli. Dalam hal ini, orang tersebut harus mempunyai

persetujuan dahulu dari orang yang diwakilinya dan setelah itu jual beli dapat

di laksanakan. (Azyumardi Azra.2005:295)

Mekanisme yang dilakukan dalam jual-beli kain potongan di Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, memiliki potensi

yang dapat merugikan satu pihak terkait sepertisipembeli. Banyak aspek yang

berpotensi menjadi faktor penyebab dikategorikannya sebuah transaksi jual-

beli menjadi tidak sehat, dalam arti terdapat kecurangan diantaranya

adalahpenjualdan objek barang. Penjualbisa menjadi faktor penyebab

dikategorikannya sebuah transaksi jual-beli tidak sehat ketika barang yang

diberikan kepada pembeli tidak sesuai dengan barang yang ditawarkan.

Karena Dalam jual-beli Kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang inibiasanya sipenjual menawarkan barang yang

Page 20: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

4

akan dijualnya melalui BBM atau Telepon dengan menjelaskan dan

mencantumkanfoto barang, Jumlah banyaknya barang, harga barang. untuk

pembayaran ada adadua sistem pembayaran yaitu di lakukan dengan sistem

teransfer melalui ATM dan sistem tunai. di jual beli kain potongan di Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur ini pembelibisa menjadi pihak yang

dirugikan. Dikarenakan sipembeli biasanya memeriksa barang itu ketika

sudah sampai rumah, dan ada juga barang yang di retur atau dikembalikan,

apa karena sipenjual yang tidak jujur dalam memberikan informasi tentang

barang tersebut, atau karena si pembeli yang kurang jelas atas informasi

tentang barang tersebut.

Ketika kedua belah pihak ada yang mempunyai moral hazard atau

keinginan yang tidak baik dalam bertransaksi jual-beli, maka didalam Hukum

Islam mempunyai hak khiyar, yakni hak untuk memilih antara dua,

meneruskan akad jual beli atau mengurangkan ( menarik kembali, tidak jadi

jual beli) diadakan khiyar oleh syara‟ agar kedua belah pihak atau kedua

orang yang melakukan jual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-

masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari

lantaran salah satu pihak ada yang dirugikan karena merasa tertipu. (Sulaiman

Rasjid.2014:286)

Berangkat dari permasalahan diatas penyusun tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat judul “TINJAUAN HUKUM

ISLAM DALAM JUAL BELI KAIN POTONGAN DI DESA

Page 21: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

5

KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN

SEMARANG.”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana proses jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan

Ungaran timur Kabupaten Semarang ?

2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap jual beli kain potongan di

Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari uraian diatas, maka dapat di angkat

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses jual beli kain potongan di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semaranng.

2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dalam praktik jual beli kain

potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang.

D. Kegunaanpenelitian

Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara

keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat

diantaranya:

1. Menambah wawasan keilmuan tentang sistem jual beli kain potongan

2. Menambah wawasan keilmuan mahasiswa serta masyarakat umum tentang

status jual beli kain potongan

Page 22: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

6

3. Bisa menjadi bahan sosialisasi kepada masyarakat tentang sistem jual beli

kain potongan

4. Menjadi refrensi untuk peneliti selanjutnya

E. Penegasan Penelitian

Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka

penulis perlu menjelaskan maknanya sebagai berikut:

1. Pengertian jual beli

Jual beli yaitu suatu pertukaran atau saling menukar, Jual beli juga

dapat diartikan menukar uang dengan barang yang diingginkan sesuai

dengan rukun dan syarat tertentu.setelah jual beli dilakukan secara sah,

barang yang dijual menjadi milik pembeli sedangkan uang yang dibayarkan

pembeli sebagai penganti harga barang, menjadi milik penjual. Sedangkan

menurut pengertian fiqih, jual beli yaitu menukar suatu barang dengam

barang yang lain dengan cara yang tertentu (Akad).(Sulaiman

Rasjid.2014:278)

2. Khiyar

Khiyar yaitu memilih mana yang lebi hbaik dari dua hal atau

lebih. dalam akad khiyar berarti hak memilih bagi pihak-pihak

bersangkutan untuk melangsugkan akad yang telah di adakan khiyar

syarat, khiyar rukyat atau khiyar cacat. Hak khiyar dimaksudkan guna

menjamin agar akad yang diadakan benar-benar terjadiatas kerelaan penuh

pihak-pihak bersangkutan karena sukarela itu merupakan asas bagi sahnya

suatu akad.(Ahmad Adzhar Basyir.2000:125)

Page 23: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

7

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Maksud dari penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yangberlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya Adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. (Sugiyono,2010:9)

2. Metode pendekatan

Dalam penelitian in metode yang digunakan peneliti

adalahDeskriptif Analitis, yaitu mempelajari masalah

danmenggambarkan tata cara yang berlaku dalam masyarkat, kemudian

menganalisis dengan teori yang ada.

Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian

kualitatif,Metode Deskriptif Analisis merupakan metode penelitian

dengan caramengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya

kemudiandata-data tersebut disusun, diolah dan dianalisisuntuk

dapatmemberikan gambaranmengenai masalah yang ada.

(Sugiyono,20010:105)

3. LokasiPenelitian

Penelitian ini di laksanakan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang.

Page 24: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

8

4. Sumber data

Pengumpulan data merupakan langkah riil yang sangat dibutuhkan

sehubungan dengan referensi yang sesuai dengan objek. Dalam penyusunan

skripsi ini dilakukan, Data yang dibutuhkan atau diperlukan Dalam

penelitian ini data yangdiperlukan adalah data tentang jual beli dan khiyar

dalam Islam dengan melihat baik dari aspek materil maupun praktek di

dalam kehidupan sehari-hari.

Pengumpulan data merupakan suatu tahapan dalam proses

penelitian yang sifatnya mutlak untuk di lakukan karena data merupakan

suatu fenomena yang akan di teliti. Pengumpulan data di fokuskan pada

pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi

penyimpangan dalam pembahasan

a. Data sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang di peroleh dari bahan-

bahan pustaka

b. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

objek yang akan diteliti yaitu dari pihak penjual maupun pembeli

dengan menggunakan Wawancara atau Interview. Wawancara

dilakukan secara bebas terpimpin, dimana penelitian mempersiapkan

pertanyaan terlebih dahulu sebelum wawancara di mulai, namun tidak

menutup kemugkinan untuk mengembangkan pertanyaan yang lebih

luas tetapi sesuai dengan apa yang ada di daftar pertanyaan.

Page 25: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

9

5. Metode pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data dapat di peroleh sebagai berikut:

a. Observasi

Suatu penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang

memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam

lingkungan subyek, dalam selama itu data dalam bentuk catatan

lapangan di kumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa

ganguan. (Lexy J. Moelong, 2009:187)

Dalam penelitian ini penulis mencoba mengamati secara

langsung kegiatan atau praktek jual beli kain kiloan tersebut, untuk

memperoleh gambaran detail dari upaya pelaksanaan jual beli yang

di lakukan penjual maupun pembeli.

b. Wawancara.

Wawancara dilakukan dengan pihak penjual dan pembeli

kain potongan dan itu lebih dari sekedar percakapan, selalu

terdapat suatu tujuan dan biasanya wawancara memiliki beberapa

bentuk struktur, tujuan drajat struktur di bentuk oleh

seseorang,yaitu sang peneliti, yang mengorganisir wawan cara

sedemikian rupa untuk meliputi topik yang di mintainya sekaligus

menggerakkan diskusi ke arah yang di ingginkannya dengan

mengajukan sebagaian besar pertanyaan (Daymon, 2008: 259).

Page 26: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

10

6. Analisis data

Analisisdata dalam tesis ini akan menggunakan metode analisis

kualitatif. Analisis kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas

dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses

yang terjadi pada lingkunggan setempat.dengan data kualitatif kita dapat

mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis menilai sebab

akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh

penjelasan yang banyak dan bermanfaat.(Matthew,1992:1-2)

Pemilihan metode ini adalah atas dasar bahwa analisis terhadap

materi dan bahan-bahanh okum tersebut untuk selanjutnya akan dipelajari

dan dianalisis, sehingga diharapkan agar tujuan dari tesis ini akan tercapai.

7. Penegesahan keabsahan data

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi

empat teknik yaitu:

a. Kredibilitas yaitu kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data

dan informasi yang di kumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus

dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari

responden sebagai informan.

b. Transferabilitas, kriteria ini di gunakan untuk memenuhi kriteria

bahwa hasil penelitian yang di lakukan dalam konteks atau dalam

setingan tertentu dapat di transfer dalam subjek lain yang memiliki

tipologo yang sama.

Page 27: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

11

c. Dependabilitas, kriteria ini dapat di gunakan untuk menilaiapakah

proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek

apakah si peneliti sudah cukup hati-hati, apakah pembuat kesalahan

dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, dalam

pengumpulan data, dan dalam penginterpretasiannya.

d. Konfirmabilitas, kriteria untuk menilai kebermutuan hasil penelitian.

(Syamsuddin,2015:91-92)

8. Tahap-TahapanPenelitian.

a. Memilih tempat,pelaku serta kegiatan yang akan diteliti

b. Melaksanakan observasi berupa wawancara kepada informan

secara langsung

c. Mencatat hasil observasi

d. Melakukan observasi deskriptif atau menjabarkan hasil wawancara

e. Melakukan analisis domain yaitu menemukan berbagai gambaran

umum dari objek yang diketahui. Selanjutnya memilih kategori

objek yang spesifik untuk dikembangkan.

f. Melakukan analisis , menjabarkan kategori yang dipilih secara

lebih rinci

g. Melakukan analisis dengan mengabungkan antara data yang

diperoleh dari hasil wwancara dengan teori yang digunakan untuk

menganalisis

h. Mencatat hasil analisis teori dengan hasil penelitian, mencari

kekuragan data yang diperoleh

Page 28: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

12

i. Mencari data tambahan dari sumber yang mendukung

j. Mencatat hasil penelitian. (Sugiyono,2010:254)

G. SistematikaPenulisan

Untukmempermudahdalammempelajaridanmemahamikeseluruhanme

ngenaipenelitianini, makapenulismembagisistematikapenulisansebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang Masalah, fokus Penelitian, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan penelitian,

Metode Penelitian, dan Sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun

jual beli, syarat jual beli, syarat sah jual beli, bentuk-bentuk

jual beli, kewajiban pembeli, kewajiban penjual,pengertian

khiyar, hak Khiyar, macam-macam Khiyar, pengertian kain

potongan

BAB III HASIL PENELITIAN

Berisi Sejarah terjadinya desa Kalongan, Data penduduk

Desa Kalongan menurut Agama,Tingkat Pendidikan,Jenis

Kelamin, Usia, Jenis Mata Pencaharian.

Hasil penelitian dan wawancara dengan pelaku (penjual

dan pembeli) kain Potongan di Desa Kalongan

Kec.Ungaran Timur Kab.Semarang.

Page 29: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

13

Berisi tentang transaksi jual beli kain potongan, transaksi

pembayaran, pelaksanaan khiyar.

BAB IV ANALISIS

Analisa praktek jual beli kain potongan di Desa

Kalongankecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

dengan Hukum Islam, Kesesuaian pelaksanaan khiyar

dalam hukum islam, faktor- faktor yang mempengaruhi

khiyar, Usaha untuk memperbaiki pelaksanaan khiyar

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan Hasil Penelitian dan Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli

1. Pengertian jual beli

Jual beli sebagai sarana saling memenuhi kebutuhan manusia

sudah ada sejak manusia lahir, namun teknis pelaksanannya berbeda. Jual

beli yang paling sederhana dilangsugkan dengan menukar barang dengan

barang lainnya, karena mereka belum mengenal nilai tukar. Jual beli

seperti ini disebut dengan barter atau al-muqayyadah. Setelah nilai tukar

(uang) di kenal, jual beli banyak di lakukan berdasarkan nilai tukar ini,

pada zaman rasulullah SAW dinar (mata uang emas lama) dan dirham

(mata uang perak) dipakai sebagai alat tukar (Azyumardi, 2003:293-294).

Menurut KUH Perdata pasal 1457, jual beli adalah suatu perjanjian

dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan

suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah

dijanjikan.

Jual beli menurut bahasa artinya memindahkan hak milik terhadap

benda dengan akad saling menganti, jika dia mengeluarkan dari hak

miliknya, jika dia membelinya dan memasukan kedalam hak miliknya,

dan ini termasuk dalam nama-nama yang mempunyai lawan kata jika

disebut ia mengandung makna dan lawanya seperti perkataan al-qur‟an

yang berarti haid dan suci. Demikian juga dengan perkataan syara artinya

Page 31: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

15

mengambil dan artinya dan syara yang artinya menjual. Allah

berfirman: dan mereka menjualnya dengan harga yang sedikit, artinya

mereka menjual yusuf, karena masing-masing pihak telah mengambil

ganti dan memberi ganti,yang satu sebagai penjual dengan yang ia beri

dan pembeli dengan apa yang ia ambil, maka kedua nama ini layak untuk

di jadikan sebagai sebutannya.

Perkataan jual beli terdiri dari dua kata jual dan beli sebenarnya

„jual‟dan„beli‟ mempunyai arti yang satu sama lainnya bertolak belakang,

Kata jual menunjukkan bahwa adanya perbuatan menjual, sedangkan kata

beli adanya perbuatan membeli. Dengan demikian, perkataan „jual beli‟

menunjukkan adanya dua perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak

menjual dan pihak lain membeli (Suhrawardi,2014:128).

Jual beli yaitu mengganti atau menukar sesuatu dengan sesuatu

yang lain (Azyumardi, 2003:293). Sedangkan menurut syari‟at, yang

dimaksud dengan jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela.

Atau memindahkan milikdengan ganti yang dapat dibenarkan (yaitu

berupa alat tukar yang sah) (Sabiq, 1988:47).

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain

dengan cara yang tertentu (akad) (Sulaiman, 2012:278) sedangkan

menurut Zaharudin yaitu Mengeluarkan dan mengambil hak milik,

daripada proses ini (pengeluaran dan pengambilan hak milik), seseorang

itu meperoleh ganti (Zaharudin, 2014:29).

Page 32: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

16

Sedangkan menurut ulama mazhab hanafi yatu saling menukar

harta dengan cara tertentu. Ulama mazhab hanafi lainya mengatakan

bahwa jual beli adalah tukar menukar sesuatu yang di inggini, sepadan,

dan bermanfaat dengan cara tertentu. Yang di maksud dengan cara tertentu

atau khusus adalah melalui ijab dan kabul atau dengan cara saling

memberikan barang dan uang antara penjual dan pembeli.

Adapun menurut ulama mazhab syafi‟i yaitu saling menukarharta

dan bentuk pemindahan pemilikan. Dalam hal ini mereka memberi

penekanan pada kata „‟pemilikan‟‟ karena ada juga tukar menukar barang

yang sifatnya tidak harus di miliki, seperti sewa-menyewa (ijaroh).

Sedangkan menurut ibnu hajar pada dasarnya jual beli yang mengandung

unsur ketidak jelasan dilarang dalam Islam (Hajar, 2002: 200).

2. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Alquran,

sunnah dan ijma‟ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual beli

hukumnya mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara‟. Adapun

dasar hukum dari Alquran antara lain (Muslich, 2010: 177-179).

a. Surat Al-Baqarah ayat 198:

ليس عليكم جناح أن ت بت غوا فضلا من ربكم

Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu” (Al-Baqarah ayat 198).

Page 33: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

17

b. Surah Al-Baqarah ayat 275

وأحل الله الب يع وحرم الربا

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

(Al-Baqarah ayat 275).

c. Surah An-Nisa‟ayat 29

نكم يا أي ها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي ول بالباطل إل أن تكون تارةا عن ت راض منكم

ا ت قت لوا أن فسكم إن الله كان بكم رحيما

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”.( An-Nisa‟ayat 29)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Rifa‟ah bin Rafi‟ Al-

Bazzar dan al Hakim ditegaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda

ketika ditanya salah seorang sahabat mengenai pekerjaan yang paling baik.

Rasulullah SAW Menjawab: “usaha tangan manusiasendiri, serta jual beli

yang diberkati” dengan kata lain, jual beli yang jujur tanpa di iringgi

dengan kecurangan. Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaki,

Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dari Sa‟id Al-khudri, Rasulullah SAW juga

menyatakan “ jual beli itu didasarkan oleh suka sama suka.” Begitu pula

dalam hadis riwayat at-tirmizi, Rasulullah SAW bersabda: “pedagang

Page 34: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

18

yang jujur dan dapat dipercaya itu sejajar (tempatnya di Surga) dengan

para Nabi, Siddiqin, dan suhada.” Pada dasarnya jual beli dihukumkan

mubah (boleh) jika dilakukan sesuai dengan tuntutan syariat Islam

(Azyumardi, 2003:294).

3. Rukun Jual Beli

Ada beberapa rukun jual beli yang harus dipenuhi agar sebuah

transaksi jual beli bisa dikatakan dengan sah oleh sarak (hukum islam).

Menurut sulaiman rukun jual beli itu ada tiga macam yaitu:

a. Penjual dan pembeli

1) .Berakal

2) .Bukan paksaan

3) .Balig

b. Uang dan benda yang dibeli

1) Suci

2) Ada manfaatnya

3) Barang itu dapat diserahkan

4) Barang sendiri

5) Barang diketahui oleh penjual dan pembeli

c. Lafad ijab dan kabul

1) Keadaan ijab dan kabul berhubungan

2) Makna keduanya hendaknya mufakat (Sama) walaupun

lafadnyaberlainan

3) Keduanya tidak disangkutkan dengan urusan yang lain

Page 35: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

19

4) Tidak berwaktu (Sulaiman, 2012: 279)

Rukun jual beli menurut Hanafiah adalah ijab dan qabul yang

menunjukan sikap saling tukar-menukar, atau saling memberi.atau dengan

redaksi yang lain, ijab qabul adalah perbuatan yang menunjukkan

kesediaan dua pihak untuk menyerahkan milik masing-masing kepada

pihak lain, dengan menggunakan perkataan atau perbuatan (Muslich,

2010: 179-186).

Menurut jumhur ulama rukun jual beli itu ada tiga, yaitu

a. Penjual dan Pembeli

Orang yang melakukan akad, yaitu penjual dan pembeli. Secara

umum, penjual dan pembeli harus orang yang memiliki ahliyah

(kecakapan) dan wilayah (kekuasaan). Persyaratan penjual dan

pembeli secara rinci akan diuraikan dalam pembahasan berikutnya ,

yaitu mengenai syarat-syarat jual beli (Aziz, 2010: 27).

b. Ijab dan Qabul

1) Pengertian Ijab dan Qabul

Secara umum ijab dan qabulialah ikatan kata antara penjual dan

pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qabul

dilakukan sebab ijab qabul menunjukan kerelaan (keridhaan).

2) Ijab dan Qabul

Akad adalah bentuk ungkapan dari ijab dan qabul apabila akadnya

akad iltizam yang dilakukan oleh dua pihak, atau ijab saja apabila

akadnya akad iltizam yang dilakukan oleh satu pihak.

Page 36: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

20

3) SifatIjab dan Qabul

Akad terjadi karena adanya ijab dan qabul. Apabila ijab sudah

diucapkan, tetapi qabul belum keluar maka ijab belum mengikat.

c. Objek Akad Jual Beli.

Objek akad jual beli adalah barang yang dijual (mabi‟) dan

harga atau uang (tsaman).

Sedangkan menurut abdul aziz rukun jual beli itu ada tiga :

a. keduabelah pihak yang berakad

b. Yang diakadkan

c. Lafat yang diucapkan pada waktu akad

Oleh sebab itu, ada yang mengatakan penanaman pihak yang

berakad sebagai rukun bukan sebagai hakiki tetapi secara istilah saja,

karena ia bukan bagian barang yang dijual belikan yang di dapati diluar,

sebab akad akan terjadi dari luar jika terpenuhi dua hal yang pertama

shighat yaitu ijab dan qabul (Aziz, 2010: 28).

4. Syarat Jual Beli

Ada empat syarat jual beli yang harus dipenuhi dalam akad jual

beli, yaitu (Muslich, 2010: 186-200) :

a. Syarat terjadinya akad

Syarat harus terpenuhi agar akad jual beli dipandang sah

menurut syara‟. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka akad jual

Page 37: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

21

beli menjadi batal. Hanafiah mengemukakan empat macam syarat

untuk keabsahan jual beli:

1) Syarat berkaitan dengan orang yang melakukan akad

Syarat untukorang yang melakukan akad, yaitu penjual

dan pembeli ada dua:

a) Orang yang berakad harus berakal. Maka tidak sah akad

yang dilakukan oleh orang gila, dan anak yang belum

berakal

b) Orang yang melakukan akadharus berbilang (tidak

sendirian).

2) Syarat berkaitan dengan akad itu sendiri.

Syarat akad yang sangat penting adalah bahwa qabul

harus sesuai dengan ijab, dalam arti pembeli menerima apa

yang di-ijab-kan (ditanyakan) oleh penjual.

3) Syarat berkaitan dengan tempat akad.

Syarat yang berkaitan dengan tempat akad adalah ijab dan

qabul harus terjadi dalam satu majelis. Apabila ijab dan

qabul berbeda majelis, maka jual beli tidak sah.

4) Syarat berkaitan dengan objek akad.

Syarat yang harus dipenuhi oleh objek akad adalah

sebagai berikut.

a) .Barang yang dijual harus ada

b) .Barang yang dijual harus barang yang sudah dimiliki.

Page 38: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

22

c) .Barang yang dijual harus bisa diserahkan pada saat

dilakukannya akad jual beli.

b. Syarat kelangsungan jual beli

Untuk kelangsungan jual beli diperlukan dua syarar sebagai

berikut

1) Kepemilikan atau kekuasaan

Pengertian kepemilikan atau hak milik adalah menguasai sesuatu

dan mampu men-tasarruf-kannya sendiri, karena tidak ada

penghalang yang ditetapkan oleh syara‟.

2) Pada benda yang dijual (mabi‟) tidak terdapat hak orang lain.

Apabila di dalam barang yang dijadikan objek jual beli itu terdapat

hak orang lain, maka akadnya mauquf dan tidak bisa

dilangsungkan.

c. Syarat mengikat

Untuk mengikatnya (luzum-nya) jual beli disyaratkan akad jual

beli terbebas dari salah satu jenis khiyar yang membolehkan kepada

salah satu pihak untuk membatalkan akad jual beli, seperti khiyar

syarat, khiyar ru‟yah dan khiyar „aib. Apabila didalam akad jual beli

terdapat salah satu dari jenis khiyar ini maka akad tersebut tidak

mengikat kepada orang yang memiliki hak khiyar, sehingga ia berhak

membatalkan jual beli atau meneruskan atau menerimanya

(Muhammad, 2012: 800).

Sedangkan menurut Muhammad, Syarat jual beli ada tuju yaitu:

Page 39: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

23

a. Sama sama ridho baik penjual maupun pembeli, kecuali orang yang

dipaksa dengan kebenaran.

b. Bahwa boleh melakukan transaksi, yaitu dengan syarat keduanya yang

mukalaf cerdas dan merdeka.

c. Yang dijual adalah yang boleh diambil manfaatnya secara mutlak,

maka tidak boleh menjual yang tidak ada manfaatnya diharamkan

seperti arak, dan babi.

d. Bahwa yang dijual adalah milik sang penjual, atau diijinkan baginya

menjualnya pada saat transaksi.

e. Barang yang dijual harus sudah dietahui oleh kedua belah pihak yang

melakukan transaksi dengan melihat atau dengan sifat.

f. Bahwa harganya sudah diketahui

g. Bahwa yang dijual itu harus bisa diserahkan, maka tidak boleh

menjual ikan yang masih berada di laut atau burung yang di udara

(Muhammad, 2012: 801).

5. Syarat Syah Jual Beli

Menurut Muslich (2010:190) syarat syah ini terbagi dalam dua

bagian, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum yarat yang

harus ada disetiap jenis jual beli terus diangap syah menurut syara‟ secara

global akad terhindar dari enam macam:

Page 40: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

24

A. Ketidak jelasan

Yang dimaksud disini adalah ketidak jelasan yang serius yang

mendatangkan perselisihan yang sulit untuk diselesaikan.

Ketidakjelasan ini ada empat macam, yaitu:

1) Ketidak jelasan dalam barang yang di jual, baik

jenisnya,macamnya,atau kadarnya menurut pandangan pembeli.

2) Ketidak jelasan harga.

3) Ketidakjelasan masa tempo, dalam harga yang diangsur, atau

dalam khiyar syarat. Dalam hal ini waktu harus jelas, apabila

tidak jelas maka akad menjadi batal.

4) Ketidak jelasan dalam langkah-langkah penjaminan, misalnya

penjual mensyaratkan diajukannya seorang kafi (penjamin).

dalam hal ini penjamin tersebut harus jelas apabila tidak jelas

maka akad jual beli akan batal.

b. Pemaksaan

Pengertian pemaksaan adalah mendorong orang lain (yang

dipaksa) untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak disukainya,

paksaan ini ada dua macam yaitu:

1) Paksaan absolut yaitu paksaan dengan ancaman yang sanggat

berat, seperti akan dibunuh, atau dipotong angota badannya.

2) Paksaan relatif yaitu paksaan dengan ancaman yang lebih rigan,

misalnya akan dipukul (Muslich, 2010: 191).

Page 41: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

25

Kedua macam paksaan tersebut mempunyai pengaruh

terhadap jual beli yang fasid menurut jumhur Hanafiyah, dan Mauquf

menurut zufar.

1) Pembatasan dengan waktu

Yaitu jual beli dengan dibatasi waktu seperti, saya jual

baju ini kepadamu untuk selama satubulan atau satu tahun, jual

beli semacam ini hukumnya fasid, karena kepemilikan atas satu

barang, tidak bisa dibatasi waktunya.

2) Penipuan.

Yang dimaksud dengan penipuan disini adalah dalam sifat

barang. Seperti seorang menjual sapi dengan peranyataan bahwa

sapi itu airsusunya sehari sepuluh liter, padahal kenyataannya

paling banyak dua liter. Akan tetapi, apabila ia menjualnya

dengan pernyataan bahwa air susunya lumayan banyak tanpa

penyebutan kadarnya termasuk syarat yang sahih.apabila

penipuanya itu dalam bentuk barang maka ini membatalkan jual

beli (Muslich, 2010: 192).

3) Kemudaratan

Kemudaratan ini terjadi apabila penyerahan barang yang

dijual tidak mugkin dilakukan kecuali dengan memasukkan

kemudaratan kepada penjual,dalam barang selain objek akad.

Seperti seorang menjual baju (kain) satu meter yang tidak bisa

dibagi dua. Dalam pelaksanaanya terpaksa baju (kain) tersebut

Page 42: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

26

dipotong, walaupun hal itu merugikan sipenjual.Dikarenakan

kerusakan ini untuk menjaga hak perorangan, bukan hak syara‟

maka para fukaha penetapkan, apabila penjual melaksanakan

kemadorotan atas dirinya, dengan cara memotong baju (kain) dan

menyerahkan kepada pembeli maka akad berubah menjadi shahih

(Muslich, 2010: 192).

4) Syarat yang merusak

Yaitu syarat yang ada manfaatnya bagi salah satu pihak

yanng bertransaksi, tetapi syarat tersebut tidak ada dalam syara‟

dan adat kebiasaan atau tidak dikehendaki oleh akad, atau tidak

selaras dengan tujuan akad. Misalnya seorang menjual mobil

dengan syarat ia (penjual) akan menggunakan sebulan setelah

terjadinya akad jual beli tersebt (Muslich,2010: 193).

6. Bentuk-Bentuk Jual Beli

Dilihat dari segi sah dan tidak sahnya, para ulama membagi jual

beli menjadi tiga bentuk yaitu:

a. Jual beli yang sahih

Jual beli bisa dibilang sahih apabila jual beli itu memang

disyariatkan, bukan milik orang lain, dan tidak ada hak khiar lagi.

b. Jual beli yang batil

Jual beli bisa dibilang batil yaitu karena apabila salah satu

atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu pada dasar

dan sifatnya tidak di syariatkan. Misalnya jual beli yang di

Page 43: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

27

lakukan oleh anak-anak atau oleh orang gila, barang-barangnya

yang di haramkan untuk dijual (seperti bangkai, darah, babi,

khamar), dan Ada juga beberapa bentuk jual beli yang di katakan

batil yaitu:

1) Jual beli sesuatu yang tidak ada,seperti menjual sapi yang

belum ada.

2) Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan kepada penjual,

seperti burung yang terbang di udara.

3) Jual beli yang mengandung unsur penipuan atau unsur

spekulatif yang sangat tinggi, seperti jual beli al-hissah (jual

beli dengan lemparan batu, yang intinya jika batu dilemparkan

dibarang-barang tersebut, maka yang kena yang dijual) dan

jual beli mulamasah (barang yang terpegang oleh pembeli

adalah barang yang dijual).

4) Jual beli benda-benda najis, seperti babi, khamar, bangkai, dan

darah.

5) Jual beli urbun, jual beli yang di lakukan melalui perjanjian.

Misalnya, seseorang memberikan harga sebuah barang kepada

pembeli dengan syarat apabila ia tertarik, maka jual beli

sah,tetapi ketika jual beli tidak jadi, harga yang telah diberikan

pada penjual itu menjadi hibah baginya

Page 44: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

28

6) Jual beli air sunggai, air danau,air laut, dan air yang tidak

boleh di miliki oleh seseorang, air merupakan hak umat

manusia maka tidak boleh diperjual belikan.

c. Jual beli yang fasid (rusak)

Adapun jual beli dikatakan fasid (rusak) apabila jual beli itu

pada dasarnya dibolehkan, tetapi sifatnya tidak memenuhi syarat.

Misalnya, menjual rumah atau mobil kepada orang lain tanpa

menunjukan identitasnya yang jelas (rumah dan mobil yang mana),

sehimga menimbulkan pertengkaran Jual beli yang fasid ada beberapa

bentuk yaitu:

1) Jual beli majhul, jual beli yang tidak diketahui secara umum.

2) Jual beli yang tergantung pada suatu syarat, seperti ucapan penjual

kepada pembeli.

3) Jual beli barang yang gaib, yang tidak dapat dihadirkan saat jual

beli sehinga tidak dapat di lihat oleh pembeli (Azyumardi,

2003:295).

Menurut ulama mazhab Maliki, membolehkannya asalkan

sifat-sifatnya di sebutkan, dengan syarat sifat-sifat tersebut

tidakakan berubah sampai barang itu di serahkan.Menurut mazhab

Hanafi, jual beli seperti ini sah apa bila pihak pembeli mempunyai

hak khiyar. Sedangkan menurut mazhab Syafi‟i, menyatakan jual

beli yang seperti ini batal secara mutlak (Azyumardi, 2003: 296).

Page 45: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

29

a. Jual beli orang buta. para ulama mazhab Maliki, Hanafi,

Hambali menyatakan bahwa jual beli seperti ini apa bila orang

buta tersebut mempunyai hak khiyar. Sedangkan menurut

mazhab Syafi‟i jual beli seperti ini malah tidak dibolehkan

kecuali barang yang dibeli tersebut sudah dilihat sebelum buta.

b. Jual beli dengan harga yang diharamkan. misalnya, menjadikan

barang–barang yang diharamkan (seperti babi, khamar, darah,

dan bangkai) sebagai harga.

c. Jual beli ajal. Misalnya, seseorang menjual barangnya dengan

harga Rp.1.000.000,00 yang pembayarannya di tunda selama

satu tahun. setelah pemberian barang kepada pembeli, penjual

atau pemilik barang tersebut membeli barang tersebut dengan

harga yang lebih rendah misalnya Rp.500.000,00

d. Jual beli anggur dan buah-buahan untuk tujuan pembuatan

khamar apabila diketahui yang pembeli tersebut adalah

produsen khamar. Sedangak menurut mazhab Hanafi dan

Syafi‟i, jual beli tersebut akadnya sah, tetapi hukumnya makruh

Sedangkan menurut ulama Hammbali dan Maliki, jual beli ini

batal sama sekali.

e. Jual beli yang di iringi dengan syarat. Misalnya, jika di beli

dengan kontan harganya sebesar ini, jika kredit harganya lain

lagi jualbeli ini tidak boleh bedasarkan hadis yang di

riwayatkan oleh Ashab As-sunan (para penyusun kitab sunah)

Page 46: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

30

dari abu hurairah dan amar bin syu‟aib bahwa rasulullah SAW

melarang suatu akad dan dua syarat dalam suatu bentuk jual

beli.

f. Jual beli yang sebagaian barang yang sama sekali tidak bisa

dipisahkan dari kesatuannya. Misalnya, menjual telinga

kambing, lengan baju, sebelah sepatu.

g. Jual beli buah-buahan. Misalnya, buah yang belum sempurna

matangnya untuk dipanen (Azyumardi, 2003:296).

Jual beli yang batil tidak ada bedanya dengan dengan jual beli

yang fasid. Hukumnya sama-sama tidak sah. akan tetapi ulama

mazhab Hanafi membedakan kedua bentuk jual beli tersebut. Jual

beli yang fasid dapat menjadi sah apabila kefasidannya atau

kerusakanya diperbaiki. Sedangkan jual beli yang batil tidak dapat

diperbaiki agar dapat bisa di angap sah ada beberapa kriteria yang

dapat membuat jual beli itu batal.

1.Terkait Dengan kecakapan bertindak hukum kedua belah pihak

(pembeli dan penjual).

2.Terkait dengan lafal jual beli itu sendiri, yang harus di barengi

dengan kerelaan keduabelah pihak, atau persesuaian antara ijab

dan kabul.

3.Terkait dengan barang yang dijual belikan, jelas kriterianya, milik

sendiri.

Page 47: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

31

4.Terkait dengan sifat, syarat, larangan syarak, rukun dan syarat

yang di tentukan.

Oleh karna itu unsur utama jual beli adalah kerelaan antara

penjual dan pembeli, syariat islam juga memberikan hak khiyar

bagi kedua belah pihak agar tidak timbul perselisihan di kemudian

hari dan tidak ada pihak yang di rugikan. (Azyumardi, 2003: 297)

7. Kewajiban Pembeli

Kewajiban utama pembeli adalah membayar harga pembelian

pada waktu dan ditempat yang telah diperjanjikan. Akan tetapi, apabila

waktu dan tempat pembayaran tidak ditetapkan dalam perjanjian

maka pembayaran harus dilakukan di tempat dan pada waktu

penyerahan barang di lakukan,Apabila si pembeli tidak membayar

harga barang tersebut maka si penjual dapat menuntut pembatalan

perjanjian sebagaimana halnya pembeli dapat menuntut pembatalan

perjanjian jika si penjual tidak menyerahkan barangnya (Miru, 2012:

144)

8. Kewajiban Penjual

Dalama perjanjian jual beli terdapat dua kewajiban yang utama

dari penjual terhadap pembeli apabila harga barang tersebut telah di

bayar oleh pembeli, yaitu:

1.Menyerahkan barang yang diperjual belikan kepada pembeli.

2.Menangung atau menjamin barang tersebut (Miru, 2012: 145)

Page 48: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

32

B. Khiyar

1. Pengertian khiyar

Khiyar secara bahasa adalah kata nama dari ikhtiyar yang berarti

mencari yang baik dari dua urusan baik meneruskan akad atau

membatalkannya. Sedangkan menurut istilah kalangan ulama fiqih yaitu

mencari yang baik dari dua urusan baik berupa meneruskan akad atau

membatalkanya. Darisini terlihat bahwa makna secara istilah tidak begitu

berbeda denganmaknanya secara bahasa. Oleh sebab itu, sebagian ulama

terkini mereka mendefinisikan khiyar secara syar‟i sebagai hak orang

yang berakad dalam membatalkan akad atau meneruskan karena ada

sebab-sebab secara syar‟i yang dapat membatalkan sesuai dengan

kesepakatan ketika berakad (Aziz, 2010: 99)

Khiyar merupakan salah satu akad yang berkaitan erat dengan jual

beli (Abdul Aziz,2010:215).Dalam jual beli, menurut agama Islam di

bolehkan untuk memilih, apakah akan meneruskan jual beli atau akan

membatalkannya karna terjadinya sesuatu hal (Suhendi,2014:83).

2. Hak Khiyar

Hak khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang-orang yang

melakukan transaksi perdata agar tidak dirugikan dalam transaksi yang

mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu

transaksi tercapai dengan sebaik-baiknya (Dewi, 2005:80).

Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir, khiyar dimaksudkan

guna untuk menjamin agar akad yang diadakan benar-benar terjadi atas

Page 49: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

33

kerelaan penuh pihak-pihak bersangkutan karna suka, rela itu merupakan

asas bagi sahnya suatu akad (Basyir, 2000: 125).

3. Macam-Macam Khiyar

Berikut dikemukakan beberapa pengertian masing-masing

khiyar.Jumlah khiyar sangat banyak dan diantaranya para ulama telah

terjadi perbedaan pendapat. Menurut ulama Hanafiyah, jumlahnya ada

lima, yakni:

a. Khiyar al-majlis

Yaitu hak pilih oleh kedua belah pihak yang berakad untuk

membatalkan akad, selama keduanya masih berada didalam majelis

akad (diruangan toko) dan belom berpisah badan. Artinya, suatu

transaksi bisa dianggap sah apabila keduabelah pihak yang

melaksanakan akad telah terpisah badan atau salah seorang mereka

telah melakukan pilihan untuk menjual maupun untuk membeli.

Khiyar seperti ini hanya berlaku dalam suatu transaksi yang

bersifat mengikat keduabelah pihak yang melakukan transaksi,

seperti jual beli dan sewa menyewa (Dewi, 2005: 80)

Khiyar majlis yaitu antara penjual dan pembeli boleh

memlilih akan melanjutkan atau membatalkannya.selama masih

didalam satu tempat, khiyar majlis boleh dilakukan dalam berbagai

jual beli (Suhendi, 2014: 83)

sedagkan menurt imam An-Nawawi, muhadis dan pakar

fiqih Sayafi‟i, mengatakan bahwa untuk menyatakan kepada

Page 50: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

34

penjual dan pembeli telah berpisah badan, seluruhnya diserahkan

sepenuhnya kepada kebiasaan masyarakat setempat dimana jual

beli itu berlangsung.

b. Khiyar at-ta‟yin

Hak pilih bagi pembeli untuk menentukan barang yang

berbeda kualitas dalam jual beli. Menurut ulama Hanafiyah khiyar

seperti ini boleh. dengan alasan, bahwa produk sejenis yang

berbeda kualitas sangat banyak, yang kualitas itu tidak diketahui

secara pasti oleh pembeli, sehingga iya memerlukan bantuan oleh

seorang pakar ( Dewi, 2005: 81)

c. Khiyar asy-syarth

Hak pilih yang di tentukan oleh salah satu pihak yang

berakad satu keduanya atau bagi orang lain untuk meneruskan

membatalkan jual beli, selama masih dalam tenggang waktu yang

di tentukan ( Dewi, 2005: 81)

Syarat sewaktu akad oleh kedua belah pihak atau oleh salah

seorang, seperti kata sipenjual saya jual barang ini dengan harga

sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga

hari, khiyar syarat boleh dilakukan dalam segalahal jual beli,

kecuali barang yang wajib di terima ditempat jual beli, seperti

barang riba, masa khiyar syarat paling lama hanya tiga hari tiga

malam, terhitung dari waktu akad. Para ulama fiqih sepakat khiyar

ini diperbolehkan dengan tujuan untuk memelihara hak-hak

Page 51: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

35

pembeli dari unsur penipuan mugkin yg terjadi oleh pihak penjual.

Khiyar asy-Syarth menurut mereka hanya berlaku dalam transaksi

yang mengikat misal sewa menyewa, perserikatan dagang, jaminan

hutang. ( Dewi, 2005: 81).

Khiyar syarat bisa berakhir dengan salah satu sebab berikut:

a. Terjadi penegasan pembatalan akad atau penetapannya.

b. Berakhir batas waktu khiyar.

c. Terjadi kerusuhan pada objek akad. Jika kerusakan terjadi

dalampenguasaan pihak penjual maka akadnya batal dan

berakhirlah khiyar. Namun, apabila kerusakan itu terjadi pada

penguasaan pembeli maka berakhirlah khiyar tapi tidak

membatalkan akad.

d. Wafatnya sahibul khiyar, menurut mazhab hanafiyah

danHanbaliyah, sedangkan mazhab Syafi‟iyah dan malikiyah

berpendapat bahwa hak khiyar dapat berpindah kepada ahli

waris ketika sahibul khiyar meningal. ( Dewi, 2005: 81).

d. Khiyar al-aib

Hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi

kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat satu cacat pada

objek yang diperjual belikan, dan cacat itu tidak diketahui oleh

pemiliknya ketika akad itu berlangsung (Dewi, 2005: 83).

Page 52: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

36

Pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila

pada barang tersebut terdapat suatu cacat yang mengurangi

kuwalitas,barang itu, atau mengurangi harganya.

Khiyar aib disyaratkan dalam islam, yang didasarkan pada

hadits, salah satunya ialah:

بينة وفيو بيعا اخيو من باع لمسلم ليحل اخوالمسلم المسلم لو عيبالا

(عار بن عقبة عن ماجو بن رواه)

Artinya: “seorang muslim adalah saudara muslim yang lain. Tidaklah

halal bagi seorang muslim untuk menjual barang bagi saudaranya

yang mengandung kecacatan, kecuali jika menjelaskanya terlebih

dahulu. (Sulaiman Rasjid, 2014:288)

Khiyar al‟aib ini menurut kesepakatan ulama fiqih, berlaku

sejak di ketahuinya cacat pada barang yang di jual belikan dan dapat di

warisi oleh ahli waris pemilik hak khiyar. Adapun cacat yang

menyebabkan munculnya hak khiyar, menurut ulama Hanafiyah dan

Hambaliyah adalah seluruh unsur yang merusak objek jual beli itu

dapat mengurangi nilainya menurut tradisi para pedagang, tetapi

menurut malikiyah dan syafi‟iyah seluruh cacat yang menyebabkan

nilai barang itu berkurang atau hilang unsur yang di ingginkan

daripadanya. (Gemala Dewi,2005:84)

Adapun syarat-syarat berlakunya khiyar al‟-aib, menurut ulama

pakar fiqih cacat pada barang itu adalah:

1. Cacat itu di ketahui sebelum atau sesudah akad tetapi belum serah

terima barang dan harga atau cacat itu merupakan cacat lama.

Page 53: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

37

2. Pembeli tidak mengetahui bahwa pada barang tersebut ada cacat

ketikaakad berlangsung.

3. Ketika akad berlangsung pemilik barang tidak mensyaratkan

bahwa apabila ada cacat barang tersebut tidak boleh di

kembalikan.

4. Cacat itu tidak hilang sampai dilakukan pembatalan akad (Dewi,

2005: 85).

e. Khiyar ar-ru‟yah

Hak pilih bagi pembeli untuk menyatakan berlaku atau batal

jual beli yang ia lakukan terhadap suatu objek yang belum ia lihat

ketika akad berlangsung. Akad seperti ini menurut ulama Hanafiyah

dan Malikiyah boleh terjadi disebabkan objek yang akan dibeli itu

tidak ada di tempat ketika berlangsungnya akad, atau karna sulit

dilihat, Khiyar ar-ru‟yah mulai berlaku sejak pembeli melihat barang

yang akan ia beli.

Menurut jumhur ulama mengemukakan beberapa syarat

melakukan Khiyar ar-ru‟yah yaitu:

1. Objek yang dibeli tidak dilihat pembeli saat akad

berlangsung.

2. Objek akad tersebut berupa materi, seperti tanah, rumah, dan

kendaraan.

3. Akad itu sendiri mempunyai alternatif untuk dibatalkan, seperti

jual beli dan sewa menyewa. Apabila tiga syarat ini tidak di

Page 54: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

38

penuhi maka menurut jumhur ulama, maka khiyar ar-ru;yah ini

tidak berlaku (Dewi, 2005: 80-86).

C. Tinjauan Umum Tentang Kain Potongan

Kain potongan merupakan sisa kain dari rol atau kain baru yang

sudah tidak dimanfaatkan lagi oleh pabrik-pabrik garmen, atau bisa

dibilang sisa kain pembuatan pakaian hampir sama dengan kain perca

sama-sama sisa cuman kain perca itu sisa dari pemotongan pembuatan

pakaian.

Page 55: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

39

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Desa kalongan dalam Lintas Sejarah

Desa Kalongan merupakan desa yang tidak berdiri begitu saja,

akan tetapi ada cerita yang berhubungan dengan wali sanga yaitu sunan

kalijaga atau raden mas syahid. Bermula ketika Raden Mas Syahid

bersama istrinya melakukan perjalanan perjalanan dari masjid milik sunan

gunug jati menuju demak. Pada saat melakukan perjalanan menuju

kedemak, beliau singgah di sebuah desa di kabupaten semarang. Karena

sampainya di desa itu sudah kawengen (kemaleman), maka raden mas

syahid menginap disebuah rumah penduduk.

Keesokan harinya raden mas syahid berjalan-jalan melihat

kondisi desa tersebut ternyata animisme dan dinamisme masih kuat

melekat pada diri masyarakat desa tersebut itu bertentangan dengan ajaran

agama Islam karena beliau mengemban tugas untuk berdakwah maka

secara pelan-pelan kebiasaan-kebiasaan masyarakat desa didiberi warna

Islami dengan caranya yang luwes tersebut maka banyak masyarakat desa

yang kemudian meninggalkan adat dan kepercayaan lama untuk memeluk

agama Islam. Tahun berlalu hampir seluruh warga desa itu dan warga desa

itu sudah di Islamkan, Suatu saat raden mas syahid berjalan-jalan ke desa

Page 56: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

40

sebelah yang ternyata keadaanya masih sama, di desa tersebut

banyak sekali pohon besar yang rimbun dan hampir setiap pohon terkesan

gelap. Ternyata di atas pohon itu banyak kalong (kelelawar berukuran

besar) yang bergelantungan sangking banyaknya kalong atau kelelawar

yang berukuran besar di desa itu maka akhirnya raden mas syahid

menamakan desa tersebut dengan nama desa kalongan. Demikian

ringkasan cerita yang dapat di ambil Tentang kebenaran pastinya.

1. letak Geografis Desa Kalongan

Desa kalongan merupakan salahsatu desa di wilayah kecamatan

ungaran timur. Secara Geografis desa kalonggan kecamatan ungaran timur

berbatasan dengan beberapa kelurahan yang berada di wilayah kecamatan

ungaran timur serta dengan desa yang berbeda di wilayah kabupaten

semarang. Adapun batas-batas desa kalongan kecamatan ungaran timur.

Sebagai berikut :

Sebelah Utara :Kalikayen:Kawengen: Mluweh

Kecamatan Ungaran Timur

sebelah selatan :Weringin Putih:leyangan Kecamatan

Bergas

Sebelah Timur :Gondoriyo Kecamatan Bergas

Sebelah Barat :Kalirejo: Susukan Kecamatan

Ungaran Timur

Page 57: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

41

Keadaan wilaah desa kalongan kecamatan ungaran timur dengan

topografi atau bentangan lahan yang terdiri dari + 863,000 ha dan kondisi

geogrfis tinggi dari permukaan laut 633 m dan keadaan suhu rata-rata 24

C, curah hujan rata- rata 2,22 mm. sebagaian besar dikelurahan Ungaran

timur ini berupa lahan pertanian berupa tanah sawah, lahan pertanian

kering jenis tegalan, tanah perkebunan dan ada tanah hutan dan sebagaian

tanah lainya adalah kawasan perumahan penduduk.

a. Tanah sawah seluas 77,00 ha dengan rincian

Sawah irigrasai : 39,00 ha

Sawah tadah hujan : 38,00 ha

b. Tanah kering seluas 577,55 ha dengan rincian

Tegal/ ladang : 134,90 ha

Pemukiman : 290,70 ha

Pekarangan : 151,95 ha

c. Tanah perkebunan seluas 74,75 ha dengan rincian

Tanah perkebunan negara : 62,00 ha

Tanah perkebunan perorangan : 10,00 ha

Tanah bengkok : 18,25 ha

Kebun desa : 5,00 ha

Lapangan olahraga : 2,00 ha

Perkantoran pemerintah : 2,50 ha

Taman kota : 3,00 ha

Tanah pemakaman : 16,50 ha

Page 58: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

42

Bangunan sekolahan : 5,50 ha

Jalanan : 18,00 ha

Tangkapan air : 1,00 ha

Aliran listrik tenaga tinggi : 3,00 ha

d. Tanah huta seluas 62,00 ha dengan rincian

Hutan lindung : 62,00 ha

2. Potensi Wilayah

Untuk mengetahui potensi wilayah beserta sumber daya manusia

yang tinggal di desa kalongan kecamatan ungaran timur bisa di lihat dari

jumlah penduduk bedasarkan usia dan tingkat pendidikan.

a. Penduduk

Menurut data monografi bulan mei 2016 jumlah seluruh

pendudukkalongan berjumlah 10133 jiwa, terdiri dari 5059 jiwa

perempuan dan 5074 jiwa penduduk laki-laki. Dari data ini bisa dilihat

bahwa prospek perkembangan Desa ini dalam hal SDM cukup baik.

Seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Data Jumlah Penduduk Kalongan

NO

KELOMPOK

UMUR(TAHU

N )

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0 – 1 25 22 47

Page 59: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

43

2 1 – 5 431 4 831

3 6 – 10 468 444 912

4 11 – 15 407 398 805

5 16 – 20 383 394 805

6 21 – 25 411 409 820

7 26 – 30 409 441 850

8 31 – 35 429 479 908

9 36-40 446 450 896

10 41-45 363 374 737

11 46-50 330 343 673

12 51-55 310 305 615

13 56-60 243 266 509

JUMLAH 5074 5059 10133

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan Masyarakat Desa Kalongan menurut data

monografi pada bulan mei 2016, sudah mengalami peningkatan dari

tahun-tahun sebelumnya. Bisa dikatakan seperti itu karena masyarakat

Page 60: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

44

yang melanjutkan pendidikan sampai Perguruan Tinggi sudah cukup

banyak. Dan untuk masyarakat yang telah lulus Sarjan Keatas pun

mencapai jumlah 326 orang. Namun tingkat masyarakat yang tidak

sekolah juga tinggi mencapai 115 orang yang terdiri dari masyarakat

yang telah usia lanjut. Sedangkan untuk saat ini kondisi pendidikan

masyarakat untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Data Tingkat Pendidikan Terakhir

NO. JENIS

PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Tidak Sekolah 42 73 115

2 PLAY GRUP 264 136 400

3 BelumTamatS

D. 237 463 700

4 TidakTamatSD 109 46 155

5 Tamat SD. 793 1,004 1,797

6 Tamat SLTP 2,643 1,148 3,791

7 Tamat SLTA 1,695 1,154 2,849

8 Tamat.Akademi

/Diploma 71 57 128

9 Sarjana keatas 115 83 198

Page 61: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

45

JUMLAH 5,969 4,164 10,133

c. Mata Pencaharian

Ditinjau dari mata pencaharian penduduk Desa kalongan,

banyak diantaranya adalah sejumlah 110 orang sebagai PNS, Pegawai

Swasta 1.794 orang, buruh pabrik mencapai jumlah 820 orang, kurang

lebih 1.526 orang penduduk sebagai petani, dan sekitar 100 orang

pedagang. Dari tingkat mata pencaharian masyarakat tentu sebagian

besar masyarakatnya berada pada tingkat penghasilan menengah ke

bawah. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Data Mata Pencaharian

NO.

JENIS

PEKERJAAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. PNS 80 30 110

2. TNI 31 1 31

3. POLRI 9 - 9

4.

DOKTER

UMUM

1 - 1

5. bidan - 3 3

6. perawat 1 3 4

Page 62: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

46

7.

Pegawai

Swasta

901 893 1,794

8. Pensiunan 39 19 58

9. Pengusaha 819 540 1,359

10.

Buruh

bangunan

182 3 185

11.

Buruh

industri

261 559 820

12. Buruh Tani 293 148 441

13. Petani 872 654 1,526

14. Nelayan 2 - 2

15. Lain lain 262 123 386

JUMLAH 3,751 2,976 6,727

d. Agama

MasyarakatDesa Kalongan, Kec. Unggaran, Kab. Semarang,

penduduknya beragama Islam itu lebih banyak daripada agama yang

lain jumlah penduduk agama Islam di Desa Kalongan, Kec. Unggaran

Kab. Semarang sebanyak 9,831 jiwa, dan 251 orang beragama Kristen

Page 63: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

47

dan 51 orang beragama katolik, Dengan begitu kegiatan keagamaan

yaitu kegiatan berbasis Islam sangatlah banyak.

Tabel 3.4

Data Penduduk

NO. AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Islam 4920 4911 9831

2 Katholik 28 23 51

3 Kristen 126 125 251

4 Hindu - - -

5 Budha - - -

6 Khonghcu - - -

JUMLAH 5074 5059 10.133

Dalam melihat potensi wilayah penting juga diperhatikan data

tentang sarana prasarana pembangunan. Karena hal ini merupakan salah

satu kebutuhan masyarakat yang cukup penting dalam mendukung

jalannya roda pemerintah disuatu wilayah. Adapun sarana prasarana

pembangunan yang ada di wilayah desa kalongan kecamatan ungaran

timur dalam beberapa bidang sebagai berikut :

Page 64: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

48

3. Sarana Dan Prasarana

a. Sarana Pendidikan

Di desa kalongan mempunyai sarana pendidikan sebagai

berikut :

Gedung TK : 5 Buah

Gedung SD : 6 Buah

Gedung SMP : 2 Buah

Lembaga Pendidikan Agama : 3 Buah

Perpustakaan desa : 1 Buah

Sarana dan prasarana lainnya : 2 Buah

b. Sarana Kesehatan.

Prasarana kesehatan yang ada di desa kalongan sebagai berikut:

1. Prasarana Kesehatan

Puskesmas : 2 Unit

Apotik : 2 Unit

Posyandu :16 Unit

Pengobatan masyarakat : 2 Unit

Rumah bersalin : 2 Unit

Balai kesehatan ibu dan anak : 2 Unit

2. Sarana Kesehatan

Dokter umum : 1 Orang

Paramedis : 6 Orang

Dukun bersalin : 1 Orang

Bidan : 3 Orang

Perawat : 4 Orang

Dukun pengobatan alternatif : 6 Orang

Sarana kesehatan lainnya : 3 Orang

c. Prasarana Olahraga

Prasarana olahraga yang ada di desa kalongai Sebagai berikut :

Lapangan sepakbola : 1 Buah

Lapangan bulu tangkis : 1 Buah

Page 65: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

49

Lapangan voli : 4 Buah

D. Prasarana Peribadatan.

Prasarana yang ada di desa kalongan sebagai berikut :

Jumlah masjid : 14 Buah

Jumlah musola : 36 Buah

Jumlah gereja : 2 Buah

B. Praktek Jual Beli Kain

Hasil wawancara peneliti dengan beberapa pelaku penjual maupun

pembeli kain potongan dengan Hasil wawancara

Pertama, dengan bapak doyok selaku penjual kain kiloan dan bapak

deden selaku pembeli, didapatkan informasi sebagai berikut

Bapak deden membeli kain ptongan sebanyak 1000 kg dengan

harga 4.500,000 dari bapak doyok dengan ketentuan

1. lebar barang diatas 1m

2. Berat barang sesuai dengan yang dibeli 1000kg

3. Jenis barang bahan pakaian polos

4. Warna keseluruhan putih

Biasanya setiap teransaksi itu ada barang yang tidak sesuai dan itu

kebanyakan lebar kain yang kurang oleh karena itu ketika barang yang di

perjanjikan tersebut tidak sesuai lebih dari 10% itu dianggap tidak

masalah dan ketika barang yang tidak sesuai tersebut melebihi 10% itu

dapat untuk di kembalikan dan untuk kelebihan kain atau kekurangan kain

bagi si pembeli itu disini di anggap wajar dan mugkin bisa dibilang sudah

kebiasaan dan dengan sistem pembayaran ditransfer/M-bengking dan dari

Page 66: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

50

situ dari pihak pembeli itu dapat melihat barangnya tersebut ketika barang

sudah sampai rumah.

kedua, hasil wawancara dengan bapak AL Atif warga dusun bulu

Desa kalonggan kecamatan unggaran timur, sebagai penjual dan dengan

bapak farid sebagai pembelil kain potongan. Dan didapatkan informasi

sebagai berikut :

Saya mendapatkan barang dari seseorang dengan barang yang

masih bercampur antara jenis kain warna kain dan lebar kain tersebut

setelah itu saya pisahkan dengan jenis kain yang sama dengan warna kain

yang sama juga setelah itu saya timbang satu persatu dan ketika sudah

selesai lalu saya menawaran barang kepada bapak farid dengan melalui

telepon ataupun dengan BBM dengan dicantumkan jenis barang, jumlah

barang, dan harga barang. Dan biasanya kita melakukan Perjanjian jual

beli tersebut hanya secara lisan atau dengan telepon yang biasa dilkukan

oleh penjual maupun pembeli kain yang ada, ketika saya menjual barang

dengan bapak farid dia mau membeli kain kiloan tersebut dengan

perjanjian barang harus sesuai dengan yang di tawarkan,

1. dari segi ukuran

2. Warna kain

3. Berat kain

4. Jenis kain

5. Harga kain

Page 67: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

51

Farid mengambil barangnya dulu dan akan saya cek semua terlebih dahulu

dan pasti ada juga yang tidak sesuai dengan perjanjian walaupun cuman

sedikit dan setelah itu saya hanya ambil yang sesuai diperjanjian saja dan

yang tidak sesuai saya kembalikan dan dengan sistim pembayaran cash,

ketika hanya mengandalkan saling percaya dan tanpa melihat barangnya

semua hanya bisa melihat sampel saja kebanyakan itu dri pihak pembeli

yang dirugikan karna tidakmugkin semua baranyang yang ditawarkan itu

sesuai semua, entah itu ukurannya kurang ataupun timbanganya yang

kurang pasti ada yag cacat ataupun tidak sesuai dengan perjanjian, atau

ukuran kain kurang dari 1m karna kebanyakan penjual kain potongan itu

tidak diukur dengan pasti atau dengan alat ukur yang ada hanya

mengunakan perkiraan saja.

Sedangkan dengan Perjanjian itu ada yang dilakukan didepan dan

ada juga yang dilakukan dibelakang, dan saya biasanya mengunakan

perjanjian yang di depan karna lebih cepat dan mudah hanya dengan

modal percaya jadi tingal ngirim barang dan uang pun akan d transfer

tanpa harus ketemu dengan sipembeli langsung.

Perjanjian yang didepan: pembeli melihat contoh baang terseut

ketempat sipenjual ketika sipembeli tertarik dengan barang tersebut

sipembeli membayar barang tersebut dengan perjanjian jumlah barang

1,000kg harga barang 35,000,000 dan lebar barang minimal 1m dan itupun

harus sesuai dengn barang tersebut, ketika barang sudah dikirim dan

dilihat oleh penjual dan ada barang yang tidak sesuai itu lebih dari 10%

Page 68: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

52

dengan yang diperjanjikan maka barang yang tidak sesuai itu

dikembalikan, ketika barang yang tidak sesuai itu kurang dari 10% itu

dianggap wajar, kebanyakan untuk pelangan saya itu mengunakan

perjanjian yang didepan karena lebih mudah dan cepat dan bisa di bilang

hanya dengan kepercayaan dari pihak pembeli dengan pihak penjual.

Perjanjian yang di belakang: sipenjual menawarkan barang

kepembeli dengan barang 1,000kg harga barang 35,000,000 dan lebar

barang tersebut harus sesuai dengan ukuran minimal 1m kalau melebihi

ukuran tersebut malah lebih bagus, jadi dari pihak penjual itu hanya

mengirim barangnya ke tempat sipembeli dan akan dicek semua lagsung

oleh pihak pembeli dari jumlah barang, lebar barang, dan warna barang

dan ketika barang tersebut banyak yang tidak sesuai maka barang yang

tidak sesuai itu dikembalikan dan hanya yang sesuai saja yang diambil dan

untuk sistem pembayarannya secara cash.

C. Bentuk Jual Beli

Bentuk Transaksi Jual beli yang berada di desa kalongan kecamatan

ungaran timur kabupaten semarang ini ada dua macam jenis transaksi yang

dilakukan antara lain.

1. Transaksi Jual Beli

a. Transaksi Via Telepon

Transaksi via telepon ini dilakukan antara bapak doyok dan bapak

deden sehingga anatara kedua belah pihak tidak saling bertatap muka dan

Page 69: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

53

dari komunikasi tersebut dapat dihasilkan kesepakatan atau proses

penjualan dan pembelian barang sebagai berikut :

1. Pemilahan jenis, warna, dan lebar kain oleh bapak doyok

2. Penawaran jenis, berat, jumlah dan harga barang kepada bapak deden

3. Penunjukan barang sebagai sampel kepada bapak deden dan hanya

dapat melihat contoh barang

4. Penawaran harga dari bapak doyok kepada bapak deden.

5. Kesepakatan antara kedua belah pihak, dengan syarat

- barang harus sesuai dengan kesepakatan

- jika barang tidak sesuai dengan kesepakatan melebihi 10% maka

barang yang tidak sesuai dapat di kembalikan

b. Transaksi Via BBM (Black Barry Mesenger)

transaksi via BBM (black barry mesenger) dilakukan antara bapak

Al-atif dan bapak farid sehingga anatara kedua belah pihak tidak saling

bertatap muka dan dari komunikasi tersebut dapat dihasilkan

kesepakatan atau proses penjualan dan pembelian barang sebagai

berikut:

1. Pemilahan jenis, warna, dan lebar kain oleh bapak Al-atif

2. Penawaran jenis, berat, jumlah dan harga barang kepada bapak farid

3. Penunjukan barang sebagai sampel kepada bapak farid melalui black

berry masanger

Page 70: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

54

4. Penawaran harga dari bapak al-atif kepada bapak farid.

5. Kesepakatan antara kedua belah pihak, dengan syarat :

- Barang dikirim terlebih dahulu oleh bapak latif

- Barang dicek dan dipilih oleh bapak farid sesuia dengan perjanjian.

- Barang yang tidak sesuai dengan perjanjian akan dikembalikan

2. Transaksi Pembayaran

Transaksi pembayaran dalam jual beli kain potongan di desa

kalongan kecamatan ungaran timur kabupaten semarang ini ada dua jenis

transaksi yang dilakukan, antara lain:

a. Transaksi pembayaran yang di lakukan oleh pihak penjual maupun

pembeli dari bapak doyok selaku penjual dengan bapak deden selaku

pembeli yaitu dengan mengunakan transaksi melalui rekening, karena

dari kedua belah pihak tersebut sudah saling kenal dan saling percaya

maka mengunakan transaksi transfer agar lebih mudah dan ringkas

karena tanpa harus ketemu langsung dengan pihak penjual dan pembeli..

b. Transaksi pembayaran yang yang di lakukan oleh pihak penjual maupun

pembeli dari bapak Al-atif selaku penjual dan bapak farid selaku pembeli

untuk pembayaran yang dilakukan oleh kedua belah yaitu dengan

mengunakan sistem tunai. Mugkin dengan sistem pembayaran tunai, dari

keduabelah pihak menghindari kecurangan ataupun kerugian antara

penjual dengan pembeli.

Page 71: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

55

3. Pelaksanann Khiyar

Setelah menelusuri kegiatan jual beli kain potongan di Desa

Kalongn Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, sebenarnya

mereka sudah melakukan ketentuan-ketentuan khiyar dalam Islam.

namun sayangnya, istilah khiyar dalam Islam tidak di aplikasikan secara

menyeluruh. Padahal sejatinya, setiap penjual perlu mengetahui konsep

khiyar yang harus diikuti dengan pengetahuan macam-macam khiyar

menurut Islam karena hal tersebut termasuk konsep dasar dalam jual beli.

Istilah nama khiyar dalam dunia jual beli kain potongan ini belum

begitu kental ditelinga penjual dan pembeli kain potongan di Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tersebut,

maka tidak heran jika sering terjadi konflik jual beli. Dalam jual beli kain

potongan yang berada di desa kalongan kecamatan ungaran timur

kabupaten semarang hanya mengunakan dua jenis khiyar tetapi untuk

mayoritas jual beli tersebut mengunakan khiyar aib.

Khiyar aib merupakan hak membatalkan atau melangsugkan jual

beli bagi keduabelah pihak yang berakad apabila terdapat suatu cacat

pada objek. Khiyar ini menjadi khiyar mayoritas yang di terapkan ketika

jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang berlangsung. penjual menerapkan ketika pembeli

memakai perjanjian yang didepan dan merasa dirugikan ketika membeli

barang dan didapati cacat atau tidak sesuai dengan kesepakatan

Page 72: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

56

Khiyar ar-ru‟yah Merupakan Hak pilih bagi pembeli untuk

menyatakan berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu

objek yang belum ia lihat ketika akad berlangsung. Akad seperti ini

menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah boleh terjadi disebabkan objek

yang akan dibeli itu tidak ada di tempat ketika berlangsungnya akad, atau

karna sulit dilihat, Khiyar ar-ru‟yah mulai berlaku sejak pembeli melihat

barang yang akan ia beli. Khiyar ar-ru‟yah termasuk khiyar yang

tergolong sering digunakan pada jual beli kain potongan di Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang karena

didalam jual beli kain tersebut sistem khiyarnya hanya mengunakan

sampel saja dan untuk barang yang akan dijual tersebut belum tentu dapat

dilihat semua ketika transaksi jual beli berlangsung.

Dari kedua proses transaksi jual beli kain diatas dapat

disimpulkan bahwa jual beli kain potongan di desa kalongan kecamatan

ungaran timur kabupaten semarang, masing- masing transaksi mempunyai

hak khiyar yaitu:

a. jual beli yang dilakukan antara bapak doyok dengan bapak deden itu

hak khiyarnya terdapat dibelakang transaksi, hal tersebut dibuktikan

bahwa hak pilih bagi pembeli itu ketika barang sudah dikirim ke

tempat pembeli dan berakhirnya transaksi.

Page 73: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

57

b. Jual beli yang dilakukan oleh bapak Al-atif dengan bapak farid

tersebut terdapat hak khiyar yang terdapat diawal transaksi dari situ

hak khiyar tersebut menghindari kecurangan dari pihak penjual.

Page 74: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

58

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Jual Beli Kain Potongan Di Desa Kalongan, Kecamatan

Unggaran Timur, Kab.Semarang Menurut Hukum Islam

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti

paparkan di bab III. Sudah jelas bahwa jual beli kain potongan di Desa

Kalonggan Kecamatan Unggaran Timur Kabupaten Semarang, antara lain:

1. Proses Transaksi

Transaksi jual beli yang ada di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang sudah sesuai dengan syar‟i karena sudah

memenuhi syarat, akad, dan barang yang akan diperjual belikan, perjanjian

yang pertama itu paling sering dilakukan dalam jual beli kain potongan di

desa kalongan kecamatan ungaran timur kabupaten semarang, mugkin

alagkah baiknya ketika mengunakan perjanjian yang kedua Islam telah

merumuskan perkara saling rela dalam proses jual beli sebagai landasan

utama. Transaksi dianggap sah dalam Islam apabila proses jual beli

tersebut memenuhi unsur saling rela antara keduabelah pihak, kerelaan

antara keduabelah pihak dalam bertransaksi syarat mutlak keabsahannya.

Berdasarkan firman allah SWT dalam QS. An-nisa dan Hadis Nabi

Riwayat Ibnu Majah “ jual beli haruslah atas dasar kerelaan (suka sama

suka)” (Mardani,2012:105).

Page 75: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

59

Islam mengajarkn kita sikap ketentraman dan kebahagiaan dalam

jual beli. Demikian itu akan terwujud dengan membangun rasa kepuasan

pada masing-masing pihak.penjual akan melepas barang dagangannya

dengan ikhlas dan menerima uang sedangkan pembeli memberikan uang

dan menerima barang dengan puas pula. Dengan demikian jual beli kain

potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang dapat mendorong adanya saling bantu dalam kegiatan jual beli

dan keseharian nya.

2. Proses Pembayaran

Jual beli kain potongan yang berada di Desa Kalongan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang ada dua jenis sistim pembayarannya

yaitu:

a. Sistem Transfer

Dalam jual beli kain potongan yang ada di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tersebut banyak yang

mengunakan sistem transfer dan salah satunya dilakukan oleh bapak

doyok dengan bapak deden, proses pembayaran dengan sistem transfer,

dari pihak penjual meminta uang muka atau setengah dari keseluruhan

harga barang untuk tanda jadi atau keseriusan dari pihak pembeli untuk

membayar barang tersebut dan untuk kekurangan uang yang belum

dibayar dengan pelunasan ketika barang sudah dikirim dan sampai

ketempat sipembeli.

Page 76: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

60

b. Sistem Tunai

Dalam jual beli kain potongan yang ada di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tersebut masih sedikit

yang mengunakan sistem tunai dan itu dilakukan oleh bapak AL-atif

dengan bapak farid, proses pembayaran dengan sistem tunai yaitu ketika

barang sudah dikirim di tempat bapak farid dan barang tersebut sudah di

lihat semua oleh bapak farid, dalam jual beli kain potongan ini tidak

mugkin barang bisa sesuai semua dengan sampel yang diperlihatkan,

pasti barang ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan dan untuk

pembayaran dilakukan ketika barang yang tidak sesuai tersebut

dikembalikan ketempat bapak Al-atif sekalian pembayaran dengan

sistem tunai.

Dalam kedua proses pembayaran tersebut sudah sesuai dengan

hukum Islam karena dalam jual beli kain potongan di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tersebut sudah

memenuhi syarat dengan adanya kesepakatan antara penjual dan

pembeli, barang yang halal, dan adanya uang untuk pembayaran.

B. Kesesuaian Pelaksanaan Khiyar Dalam Hukum Islam

penulis menilai bahwa di suatu sisi penjual berpegang teguh pada

syar‟i dalam arti penjual tidak meninggalkan syarat-syarat yang ditentukan

oleh para ahli fiqih. Hal ini terlihat dengan adanya hak khiyar bagi pembeli

secara lagsung dan diakhir proses jual beli Mendasarkan hal tersebut penulis

belum menemukan penyimpangan dari pihak penjual maupun pembeli atau

Page 77: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

61

sesuai dengan syar‟i, Mengutip dari pendapat Sulaiman, (2014: 286) boleh

memilih antara dua atau lebih, meneruskan akad jual beli atau mengurangkan

menarik kembali, tidak jadi jual beli. Diadakan khiyar oleh syara‟ agar kedua

belah pihak penjual dan pembeli dapat memikirkan kemaslahatan masing-

masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari

lantaran merasa tertipu. ketika kedua belah pihak itu sepakat untuk adanya

hak khiyar dan itu sesuai dengan syar‟i, dengan berlandaskan Hadis Riwayat

Bukhori Muslim.

قا لم ما لخيار با البيعان قا فان ,يتفز في لهما بىرك وبينا صد

با كتما وان بيعهما )ومسلم البخاري رواه )بيعهما بزكة محقت وكذ

Artinya : “Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar

selama belum berpisah. Jika keduanya benar dan jelas maka keduanya

diberkahi dalam jual beli mereka. Jika mereka menyembunyikan dan

berdusta, maka akan dimusnahkanlah keberkahan jual beli mereka”.

(HR.Bukhori Muslim)

Maka hak khiyar di tetapkan dalam Islam untuk mengatur kerelaan

dan kepuasan timbal balik pihak-pihak yang melakukan jual beli. Dari satu

segi memang khiyar ini tidak praktis karna mengandung arti ketidak pastian

suatu transaksi. Namun dari segi kepuasan pihak yang melakukan transaksi

khiyar ini yaitu jalan terbaik (Syarifuddin,2003:213).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Khiyar

Meskipun Islam telah menata struktur praktik khiyar dengan akurat

namun tidak mayoritas penjual yang menerapkan prinsipnya adakalanya

Page 78: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

62

penjual yang merasa tidak mau tau terhadap hak pembeli karena pada

dasarnya ia hanya bertujuan mencari materi semata. Sejatinya perbuatan itu

tanpa disadari dapat memicu permusuhan dan putusnya silaturohmi.

Tentu ada beberapa permasalahan lain yang menyebabkan

terbengkalainya penerapan prinsip khiyar ini dikalangan penjual khususnya

penjual kain potongan di desa kalongan kecamatan ungaran timur kabupaten

semarang, berikut beberapa hal yang menjadi penyebab tidak aktifnya khiyar.

1. Hasrat Ingin Cepat, Mudah Dan Praktis

Para penjual yang melakukan transaksi jual beli masakini

menginginkan serba instan dan moderen, biasanya mereka tidak ingin

berbelit belit dalam bertransaksi. Sampai-sampai penjual dan pembeli

hanya mengunakan telepon atau BBM (Black Barry Masenger) untuk

tawar menawar harga.

2. Kurangnya Pengetahuan Tentang Ilmu Agama

Sebagian pelaku jual beli kain tersebut tidak mengetahui

tentang praktik khiyar yang sesuai dengan diajarkan oleh syariat Islam.

3. Kurangnya Kesadaran Tolong Menolong Antara Penjual Dan Pembeli

Dalam jiwa pelaku transaksi harus tertanam rasa peduli dan

tolong menolong antara sesama. Bagi pembeli menolong penjual yang

membutuhkan uang dan bagi penjual menolong si pembeli yang sedang

membutuhkan barang. Makadari itu jual beli itu merupakan perbuatan

yang mulia dan pelakunya mendapat keridaan dari allah.

Page 79: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

63

Para penjual seharusnya mempunyai rasa simpati kepada

pembeli dan membuang jauh-jauh rasa keinginan untuk menipu pembeli.

Hasrat itu tidak akan timbul ketikaadanya rasa saling tolong menolong

dan kasih sayang antar sesama. Rasulullah menegaskan bahwa penjual

yang jujur dan benar kelak di akhirat akan ditempatkan bersama para

nabi, suhada, dan orang-orang soleh, hal ini menunjukan tingginya

derajat seorang penjual yang jujur dan benar.

D. Usaha Untuk Memperbaiki Pelaksanaan Khiyar

Berpedoman kepada nilai-nilai dansyarat-syarat yang ada di Al-

Quran dan hadis yang telah dimuat terkait dengan khiyar, terdapat

beberapa hal yang belum sesuai dengan konteks serta ada beberapa

permasalahan yang terjadi, sebenarnya pengetahuan konsep khiyar ini

sangat penting bagi pelaku transaksi jual beli dan dapat di jadikan

pedoman ketika terjadi perselisihan antara penjual maupun pembeli.

Dalam meminimalisir terjadinya perselisihan saat jual beli kain

potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang, dapat dilakukan dengan cara pembeli lebih berhati hati

danlebih teliti dalam memilih jenis kain, warna kain, dan ukuran kain.

Dan penjual hendaknya lebih teliti lagi dalam membeli barang

yang untuk dijual lagi. Disamping itu penjual perlu mengetahui asal usul

barang tersebut. Hal ini guna untuk menghindari kecurigaan terhadap

barang curian atau selundupan.

Page 80: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

64

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bedasarkan pemahaman yang bersumber dari penelusuran penulis

terhadap kajian pelaksanaan jual beli kain potongan di Desa Kalongan

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Proses jual beli kain yang terdapat di Desa Kalongan Kecaatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang mengunakan sistem tawar-menawar melalui

telepon dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan

antara penjual dan pembeli sesuai dengan perjanjian. adapun transaksi

pembayaran dilakukan dengan sistem transfer dan tunai. Ketika jual beli

tersebut terjadi cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan maka

antara penjual dan pembeli melakukan khiyar dan barang yang tidak

sesuai tersebut dapat dikembalikan oleh pihak penjual.

2. Status hukum dalam jual beli kain di Desa Kalongan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang, untuk syarat jual beli dan rukun

jual beli sudah terpenuhi seperti adanya penjual dan pembeli, uang atau

alat tukar, benda yang diperjual belikan, ijab kabul, suci, ada

manfaatnya, barang dapat diserahkan, barang sendiri dan barang dapat

Page 81: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

65

3. diketahui oleh penjual dan pembeli Jadi jual beli kain potongan yang

dilakukan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang tersebut sah atau halal karena sudah Sesuai dengan hukum

Islam.

B. Saran-saran

Kesimpulan akhir yang dapat diambil oleh penyusun bukanlah

kebenaran yang mutlak, akan tetapi masih dibutuhkan banyak lagi

pertimbangan dan perbaikan. Akan tetapi hal terbaik yang penyusun berikan

terhadap penelitian ini, berikut saran-saran yang dapat diberikan:

1. Bagi Penjual

Penjual hendaknya berlaku jujur kepada setiap pembeli, ketika ada

cacat taupun barang tidak sesuai dengan kesepakatan. Sebab dengan

kejujuran maka akan di beri keberkahan dalam kehidupan, jadikanlah

kejujuran menjadi sebuah budaya baik dalam jual beli.

Penjual perlu teliti lagi dan jelas untuk menawarkan barang misal

harga, ukuran, berat, dan jenis kain, dan ketika membeli barang yang akan

dijual lagi itu lebih teliti karena menghindari pengembalian barang yang

cacat atau tidak sesuai dengan apa yang di tawarkan pada waktu

perjanjian.

Page 82: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

66

2. Bagi Pembeli

Pembelpun harus teliti lagi dalam memilih barang dan jangan asal

percaya dengan perkataan penjual karena belum tentu perkataan penjual itu

sesuai semua dengan barang yang di tawarkan, pembeli juga jangan ragu

untuk mengajukan hak khiyar supaya tidak mengalami kerugian apabila

barang yang sudah dibeli terdapat cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian.

Dengan cara meminta bukti pembelian berupa kuwitansi akan

memudahkan pembeli untuk mengajukan pengembalian barang.

Page 83: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Basyir Ahmad. 2000. Hukum Perdata Islam.Yogyakarta: UII press.

Azra, Azyumardi.2003. Suplemen Ensiklopedi Islam.Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve.

Al-atsqolani, Ibnu Hajar. 2002. Bulugul Marom, Jakarta darul Qutub al-Islamiyah.

Aziz, Abdul. 2010. Fiqih Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Daymon, Christine. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif. Yogyakarta: Bentang.

Gemala, Dewi. 2005. Hukum Perikatan Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Huda Miftahul. 2015. Jabalakat Jawaban Problematika Masyarakat. ANFA

Press.

K.Lubis Suharwadi. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Lexy, J. Moeloeng. 2009. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Muhammad. 2012. Ringkasan Fiqih Islam. Team Indonesia : Islam Hous

Mardani. 2012. Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana.

Miru Ahmadi.2012. Hukum Kontrak Bernuansa Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Metthew, B.Miles. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press).

Perpustakaan Nasional. 2009. Himpunan Undang-Undang Peraturan Pemerintah

Tentang Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Pustaka Zeedny.

Rasjid Sulaiman.2012.Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Page 84: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabet.

Syamsudin. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Sabiq, Sayyid. 1988, Fiqih Sunah 12. Bandung: Alma‟arif.

Suhendi, Hendi. 2014. Fiqih Muamalah. Jakarta: Rajawali Press.

Syarifudin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana.

Wardi, Ahmad. 2010. Fiqih Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

www.bilvapedia.com 2013/04

Zaharudin, Abdul Rohman. 2014. Fiqih Kewangan Islam. PTS Islamika ,

SDN,BHD.

Page 85: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

LAMPIRAN

Page 86: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Pribadi

1. Nama : Haddadul Wathon

2. Jenis kelamin : laki-laki

3. Tempat tanggal lahir : Semarang 01, Desember 1993

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Setatus : Belum Kawin

6. Tinggi, berat badan : 175 Cm,65 Kg

7. Agama : Islam

8. Alamat : Bulu, Kalongan, Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang

9. No Hp : 0857 4011 3369

B. Riwayat Pendidikan

1. TK : RA, Raudotul Atfal Mendiro 1998-1999

2. MI : MI, Mendiro Kalongan Ungaran 1999-2005

3. MTs : MTs, Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo 2005-2008

4. MA : MA, Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo 2008-2011

C. Pengalaman Organisasi

1. MAPALA MITAPASA (IAIN) Salatiga 2013-2015 Sebagai Sie

Pendidik

Page 87: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli
Page 88: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli
Page 89: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli
Page 90: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli
Page 91: “TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2851/1... · dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli