antara pemerintah provinsi kalimantan tengah...

65
ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp dan NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014 TANGGAL 17 JULI 2014 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Upload: dinhkien

Post on 29-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHPROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp

dan

NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014

TANGGAL 17 JULI 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUMANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

- 1 -

RANCANGANNOTA KESEPAKATAN

ANTARAPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 903/ 942 /VII/Bappdan

NOMOR 180/ 31 /DPRD/2014Tanggal 17 Juli 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUMANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : A. TERAS NARANG, SH.

Jabatan : Gubernur Kalimantan Tengah

Alamat Kantor : Jl. RTA. Milono No. 1 Palangka Raya

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

2. a. Nama : R. ATU NARANG, SE

Jabatan : Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah

Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

b. Nama : Ir. H. ABDUL RAZAK

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah

Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

- 2 -

c. Nama : HENDRY S.DALIM, SH, MH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah

Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

d. Nama : Ir. H. ARIEF BUDIATMO

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah

Alamat Kantor : Jl. S. Parman No. 2 Palangka Raya

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati

bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai

dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran

2015.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum

APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015, Kebijakan

Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2015.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2015 disusun dalam

Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota

Kesepakatan ini.

- 3 -

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015.

Palangka Raya, 17 Juli 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

selaku,PIHAK PERTAMA

A. TERAS NARANG, SH.

PIMPINANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

selaku,PIHAK KEDUA

R. ATU NARANG, SEKetua

Ir. H. ABDUL RAZAKWakil Ketua

HENDRY S. DALIM, SH, MHWakil Ketua

Ir. H. ARIEF BUDIATMOWakil Ketua

Pejabat Paraf

Sekda

Asisten

Ka. Bappeda

Ka. Dispenda

Karo Keuangan

Karo Hukum

LAMPIRAN

NOTA KESEPAKATAN

ANTARAPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NOMOR : 903/ 942 /VII/Bapp

dan

NOMOR : 180/ 31 /DPRD/2014

Tanggal 17 Juli 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUMANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

KEBIJAKAN UMUMANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(KUA)TAHUN ANGGARAN 2015

i

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) .............. I - 1

1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)........................... I - 3

1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ................ I - 3

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014........ II - 1

2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015....................... II - 9

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) TAHUN ANGGARAN 2014

3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalampenyusunanRancangan APBN Tahun 2015 ........................................................... III - 1

3.2 Asumsi Dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBDTahun Anggaran 2015........................................................................ III - 1

3.2.1 Laju Inflasi ............................................................................... III - 1

3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa Migas) ......................................... III - 2

3.2.3 Lain-lain Asumsi ...................................................................... III - 2

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1 Kebijakan Pendapatan Daerah .......................................................... IV- 1

4.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan DaerahTahun Anggaran 2015 ....................................................... IV - 2

4.1.2 Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015........... IV - 3

4.1.3 Upaya-Upaya Pemerintah Daerah dalam mencapaitarget ................................................................................ IV – 8

ii

4.2 Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. IV - 10

4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja DaerahTahun Anggaran 2015 ...................................................... IV - 10

4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah,Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, BantuanKeuangan dan Belanja Tidak Terduga .............................. IV - 12

4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yangdihadapi, Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah.... IV - 17

4.2.4 Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan PemerintahanDaerah dan SKPD............................................................... IV - 28

4.3 Kebijakan Pembiayaan Daerah .......................................................... IV - 29

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan ................................. IV - 29

4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan ................................. IV – 31

BAB V PENUTUP................................................................................................ V - 1

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah ...... II - 11

Tabel 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015........................... III - 1

Tabel 4.1 Prakiraan Target Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan TengahTahun Anggaran 2015 ................................................................................... IV - 8

iv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2009 – 2014 ..........................................................................................II - 1

Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengahdan Nasional Tahun 2009 – 2014 ....................................................................II – 3

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

Dalam pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 83 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa

berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kepala Daerah menyusun

rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (PPAS). Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat

kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan

daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah dan strategi

pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun sebagai acuan penyusunan Prioritas

dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Rancangan KUA dan rancangan PPAS dibahas antara Kepala Daerah dan

DPRD dalam pembicaraan pendahuluan pembahasan RAPBD untuk disepakati

menjadi KUA dan PPAS. KUA dan PPAS yang telah disepakati, masing-masing

dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara kepala

daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Selanjutnya, berdasarkan

nota kesepakatan tersebut, Kepala Daerah menerbitkan pedoman penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai

pedoman bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD, yang selanjutnya akan menjadi

bahan untuk menyusun Rancangan APBD Tahun Anggaran 2015.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 2

KUA dan PPAS APBD Provinsi Kalimantan Tengah TA. 2015 disusun dengan

berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2015 dan memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun

2015. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam penyusunan

Rancangan APBD adalah sebagaimana gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1Sinkronisasi Penyusunan Rancangan APBD

(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMDRenstraSKPD

RenjaSKPD RKPD

KUA PPAS

PEDOMANPENYUSUNANRKA-SKPD

RAPERDAAPBD

TAPD

RKA-SKPD

DisampaikanPertengahan Juni dan

Dibahas bersamaDPRD paling lambat

akhir Juli

5 tahun

5 tahun

1 tahun1 tahun

RKP

RPJMN

NOTA KESEPAKATAN PIMPINANDPRD DGN KDH

1 tahun 1 tahun

5 tahun

RPJPD RPJPN20 tahun 20 tahun

RenstraK/ L

RenjaK/ L

5 tahun

1 tahun

pedoman

dijabarkan

pedoman

diacu

pedoman

pedomanpedoman

dijabarkan

diacu

pedoman Diserasikan dgMusrenbang

Diacu

Diperhatikan

Disusun palinglambat Agustus

- September

disusun, dibahas dandisetujui bersama

paling lambatOktober - Nopember

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 3

1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah,

yang memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,

kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah, serta

strategi pencapaiannya untuk periode 1 (satu) tahun.

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

(PPAS) dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015.

3. Mensinkronkan agenda dan program prioritas pembangunan nasional yang

tertuang di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dengan kebutuhan riil

masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga pendanaan desentralisasi

sinergis dengan pendanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan di Provinsi

Kalimantan Tengah.

4. Merupakan media konsultasi publik bagi segenap stakeholders daerah untuk

merumuskan kebijakan umum pembangunan daerah, serta rekomendasi

kebijakan guna mendukung implementasi program/kegiatan tahun anggaran

berikutnya, khususnya yang akan dibiayai melalui APBD.

1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2015

1. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang

Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra

Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1956 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 4

Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1622);

2. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 5

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 6

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, dan terakhir diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

dan Menteri Keuangan, Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010,

Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 7

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional ( RPJMN) 2010-2014;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2015;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 15),

sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 46);

26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Nomor 34);

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 I - 8

27. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011

Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Nomor 40).

28. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18 Tahun 2014 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014

Nomor 18).

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 1

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Tahun 2014

Dalam lima tahun terakhir, kondisi pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi yang diukur daripertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstantahun 2000. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah

mencapai 5,57 persen dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2010menjadi sebesar 6,50%, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 6,77 persen.selanjutnya pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 6,69

persen. Pada tahun 2013, perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 7,37persen, dan sampai dengan triwulan I tahun 2014, pertumbuhan ekonomiKalimantan Tengah mencapai 5,55 persen. Untuk lebih jelasnya, kondisi

perekonomian Kalimantan Tengah dalam kurun waktu enam tahun terakhirdisajikan pada grafik 2.1. dibawah ini.

Grafik 2.1.Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2009 – 2014

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah, 2014

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 2

Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan

I–2014 oleh Bank Indonesia Palangka Raya, perekonomian Kalimantan Tengah di

triwulan I-2014 tumbuh sebesar 5,55% (yoy) melambat dibandingkan tahun 2013

(7,37%). Pada sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut

dipengaruhi oleh masih rendahnya konsumsi pemerintah. Sementara di sisi

penawaran, kinerja pertumbuhan pada sektor ekonomi dominan yaitu sektor

pertanian, sektor perdagangan dan sektor pertambangan menjadi penyebab

melambatnya laju perekonomian Kalimantan Tengah. Perekonomian Kalimantan

Tengah (Kalteng) pada triwulan II-2014 diproyeksi meningkat. Pertumbuhan

ekonomi diperkirakan sebesar 6,42 – 6,92% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan IV tahun 2013 yang tumbuh 8,61%.

Melambatnya laju perekonomian Kalteng pada triwulan I-2014 terutama

dipicu oleh kinerja pertumbuhan komponen ekspor. Hal tersebut

merupakan dampak dari penurunan permintaan batu bara dari

Tiongkok dan India serta pemberlakuan kebijakan pembatasan ekspor

mineral mentah sesuai UU Minerba No.4 tahun 2009. Sementara dari

sisi penawaran, salah satu dampak pemberlakukan UU tersebut

tercermin pada nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian

yang mengalami kontraksi. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari

sisi permintaan pada triwulan I-2014, ditopang oleh kinerja konsumsi rumah

tangga (RT), pemerintah dan investasi (PMTB). Sementara, ekspor cenderung

tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Ditambah lagi,

masih tingginya pertumbuhan impor menjadi pemicu melambatnya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Faktor diberlakukannya

penerapan UU Minerba menjadi pemicu utama melambatnya ekspor pada

triwulan I-2014. Namun demikian, masih optimisnya masyarakat terkait

kondisi ekonomi tercermin dari kinerja konsumsi RT yang relatif stabil,

serta tingginya komitmen pemerintah daerah dalam mempercepat

penyerapan belanja turut mempengaruhi kinerja konsumsi pemerintah dan

PMTB.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 3

Pada Regional Kalimantan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada

Triwulan I-2014 adalah yang tertinggi untuk pertumbuhan Q to Q. Secara

berurutan pertumbuhan ekonomi Q to Q masing-masing adalah Kalimantan

Tengah (1,59 persen); Kalimantan Timur (0,72 persen); Kalimantan Barat (-4,65

persen) dan Kalimantan Selatan (-7,49 persen), sedangkan pertumbuhan

ekonomi Y on Y secara berurutan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur masing-masing sebesar 5,87; 5,55;

4,69 dan 2,44 persen.

Sementara itu, dibandingkan nasional, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Tengah tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, seperti

terlihat pada grafik 3.2

Grafik 3.2.Laju Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Kalimantan Tengah dan NasionalTahun 2009 – 2014

Sumber: BPS Prov. Kalteng, 2014; Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional BI, 2014

Berdasarkan Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi Kalimantan Tengah,

Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I-2014 terhadap triwulan IV-2013

(Q to Q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen. Komponen yang arah

pertumbuhannya positif yaitu komponen konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,33

persen. Sektor paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor pertanian (13,03%)

dan terendah pada sektor Pertambangan dan Penggalian (-13,12%). Sumber

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 4

pertumbuhan tertinggi adalah Sektor Pertanian yaitu sebesar 3,37 persen.

PDRB Kalimantan Tengah Triwulan I-2014 dibanding triwulan yang sama tahun

2013 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 5,55 persen, dengan

pertumbuhan tertinggi pada sektor Jasa-jasa sebesar 9,50 persen. Sumber utama

pertumbuhan berasal dari sektor Pertanian, Jasa-jasa, dan Perdagangan Hotel

dan Restoran, masing-masing sebesar 1,50; 1,24; dan 1,18 persen. Dari sisi

penggunaan, PDRB triwulan I-2014 digunakan untuk Pembentukan Modal

Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik (47,25 persen), konsumsi rumah tangga

sebesar (43,82 persen), konsumsi pemerintah (17,94 persen) serta ekspor neto

-13,53 persen (ekspor 45,51 persen dan impor 59,04 persen). Komponen-

komponen PDRB penggunaan pada triwulan I-2014 dibandingkan dengan

triwulan IV-2013 (Q to Q) mengalami pertumbuhan positif. Komponen yang

arah pertumbuhannya positif hanya komponen konsumsi Rumah Tangga, sebesar

1,33 persen.

Tingkat inflasi tahun 2014 sesuai dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2010–2015 diproyeksikan sebesar 3,0 persen. Berdasarkan hasil Kajian

Ekonomi Regional Kalimantan Tengah Triwulan triwulan I–2014 oleh Bank

Indonesia Palangka Raya, inflasi Kalimantan Tengah di triwulan I-2014 mencapai

5,24 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,79 persen).

Jika ditinjau dari inflasi kumulatifnya, inflasi Kalimantan Tengah sampai dengan

triwulan I-2014 mencapai 1,06 persen.

Berdasarkan data Berita Resmi Statistik bulan Juni 2014 oleh BPS Provinsi

Kalimantan Tengah, laju inflasi pada bulan Januari-Mei 2014 adalah 2,25 persen

untuk Kota Palangka Raya, sedangkan untuk Kota Sampit sebesar 2,06 persen. Jadi

laju inflasi Kalimantan Tengah yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya

dan Sampit pada bulan Januari-Mei 2014 adalah sebesar 2,18 dan laju inflasi year

on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) adalah sebesar 6,51 persen. Untuk

mencapai target RPJMD tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah yang pada

tahun 2014 diperkirakan sebesar 3,0 persen, maka diperlukan upaya-upaya nyata

untuk pengawalan program-program pembangunan agar pengendalian inflasi

dapat berjalan secara efektif dan efisien.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 5

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Februari 2014

menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah

angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja. Namun disisi lain tingkat

pengangguran cenderung meningkat dari kondisi Februari 2013. Jumlah angkatan

kerja pada Februari 2014 sebanyak 1.247.770 orang bertambah sebanyak 88.936

orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 29.491 orang

dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Penduduk yang bekerja

pada Februari 2014 sebesar 1.213.985 orang bertambah sebanyak 89.968

orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebanyak 17.332 orang

dibanding keadaan Februari 2013. Sementara jumlah penganggur pada Februari

2014 mencapai 33.785 orang mengalami penurunan sebanyak 1.032 orang jika

dibanding keadaan Agustus 2013. Namun jika dibandingkan dengan keadaan

Februari 2013 mengalami peningkatan sebanyak 12.159 orang. Kemudian

selama setahun terakhir juga terjadi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) sebesar 0,08 persen. Dalam periode setahun terakhir (Februari 2013 -

Februari 2014) penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap

berkurang sebanyak 7.878 orang dan penduduk bekerja berstatus

buruh/karyawan naik sebanyak 55.754 orang. Peningkatan ini menyebabkan

jumlah pekerja formal bertambah sebanyak 47.876 orang dan persentase

pekerja formal naik dari 37,47 persen pada Februari 2013 menjadi 40,88

persen pada Februari 2014. Sementara itu jumlah pekerja informal berkurang

sebanyak 30.544 orang atau turun dari 62,53 persen pada Februari 2013

menjadi 59,12 persen pada Februari 2014.

Sementara itu, tingkat pengangguran yang merupakan perbandingan antara

penduduk dalam kategori mencari pekerjaan dengan angkatan kerja di Kalimantan

Tengah. Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 33.785 orang dengan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang cenderung meningkat dimana TPT

Februari 2013 sebesar 1,78 persen menjadi 2,71 persen pada Februari 2014.

Pada Februari 2014, TPT untuk pendidikan Diploma menempati posisi teratas yaitu

sebesar 9,05 persen disusul oleh TPT pendidikan Universitas sebesar 5,49 persen.

Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, secara keseluruhan TPT

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 6

mengalami peningkatan pada semua tingkat pendidikan kecuali pada tingkat

pendidikan Sekolah Dasar ke Bawah.

Masalah kemiskinan merupakan tantangan utama yang harus dihadapi

dalam pembangunan ekonomi daerah. Sesuai RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2010–2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014

diproyeksikan sebesar 2,5 persen dengan asumsi pertumbuhan PDRB tahun 2014

sebesar 7,3 persen. Berdasarkan data BPS Provinsi Kalimantan Tengah, angka

kemiskinan Kalimantan Tengah pada tahun 2013 adalah 6,23 %.

Pada tahun 2014 angka kemiskinan diproyeksikan 2,5 persen. Proyeksi

angka kemiskinan pada tahun 2014 tersebut cukup berat, mengingat angka

kemiskinan pada tahun 2013 masih berkisar 6,23%. Sehubungan dengan

penurunan angka kemiskinan ini diperlukan upaya-upaya dan kerja lebih keras

lagi, serta semua pihak terkait harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap

penurunan angka kemiskinan ini. Melalui pengawalan program-program

pembangunan yang sistematis dan pelaksanaan program-program unggulan

Provinsi Kalimantan Tengah dengan seluruh komponennya dalam rangka

penurunan angka kemiskinan, seperti PM2L, Kalteng Harati, Kalteng Barigas,

Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan Terlantar (Geber MLT), Kalteng Besuh,

Kalteng Tarang, serta program pemerintah yakni PNPM Mandiri, diharapkan

dapat menurunkan angka kemiskinan menjadi 2,5% pada tahun 2014.

Berdasarkan kondisi tersebut, pada Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran

2015, angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015

diperkirakan sebesar 2,0 persen. Untuk itu diperlukan upaya-upaya nyata

melalui program-program pembangunan untuk menurunkan angka kemiskinan.

Pada sektor perbankan, Perkembangan aset perbankan searah aktivitas

penyaluran kredit karena perannya yang cukup dominan dalam menentukan

besar kecilnya skala operasional suatu bank. Di periode ini, pertumbuhan

aset perbankan di Kalimantan Tengah melambat disebabkan pertumbuhan

kredit juga berada pada arah yang sama. Total aset perbankan sebesar

Rp.23,76 triliun atau tumbuh 11,20% dibanding periode yang sama tahun

lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan IV-2013

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 7

yang tumbuh 11,36%. Berdasarkan lokasi operasionalnya, sebaran aset

terbesar masih berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang

mencapai Rp.8,12 triliun atau 35,11% dari total aset perbankan Kalimantan

Tengah. Pangsa aset perbankan di Kotim tersebut relatif menurun dalam 1

tahun terakhir disebabkan adanya peningkatan peran yang lebih tinggi di daerah

lain seperti Kota Palangka Raya, Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya

serta Kapuas. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas penyaluran

kredit di ke-4 daerah tersebut dalam setahun terakhir ini lebih ekspansif

dibandingkan di Kotim. Selanjutnya di Kota Palangka Raya terdapat aset

perbankan sebesar 33,08% atau mencapai Rp. 7,65 triliun, diikuti Kabupaten

Kotawaringin Barat (9,51%), Barito Utara (5,61%), Kapuas (4,91%), serta

Barito Selatan (3,20%). Sedangkan sisanya tersebar di berbagai kabupaten

lainnya di Kalimantan Tengah. Adapun kenaikan share aset terbesar dalam

setahun terakhir terjadi di kota Palangka Raya diikuti oleh kabupaten Barito

Selatan dan Murung Raya.

Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) perbankan Kalimantan Tengah

pada triwulan I-2014 juga mengalami perlambatan dan berada di bawah

level rata-rata historisnya dalam 5 tahun yakni sebesar 18,47%. Posisi DPK

yang dihimpun perbankan di periode laporan sebanyak Rp. 16,58 triliun,

tumbuh 6,96% (yoy). Sementara itu di periode sebelumnya masih mencatat

tingkat pertumbuhan sebesar 12,16%. Adapun komposisi DPK relatif tidak

mengalami perubahan dimana yang terbesar masih terdapat pada jenis

tabungan (47,30%), diikuti jenis giro (30,96%), dan deposito (21,74%).

Pencairan simpanan giro masih terjadi dalam rangka pembiayaan kegiatan-

kegiatan investasi sehingga akan berdampak positif terhadap aktivitas

perekonomian secara umum. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat

pertumbuhan giro yang melambat dimana pada periode ini tumbuh 4,83%

(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,92%).

penyaluran kredit dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

pada triwulan I-2014 tercatat sebesar Rp. 4,24 triliun, atau sekitar 25,53%

dari total kredit perbankan. Share kredit UMKM di periode ini relatif

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 8

meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai

24,53%. Kategori kredit yang memiliki skala plafon di bawah Rp. 5 miliar

tersebut mencatat pertumbuhan yang meningkat dari 21,26% menjadi

21,77% (yoy). Berbeda dengan komposisi kredit secara umum, kredit UMKM

lebih didominasi oleh jenis modal kerja yang mencapai 75,16% dari kredit yang

tersalurkan. Hal ini sejalan dengan sifat usahanya yang lebih membutuhkan

pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin perusahaan.

Sementara sisanya adalah untuk keperluan investasi dengan tingkat serapan

sebesar 24,84% . Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit UMKM

sebagian besar ditempatkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran,

khususnya aktivitas perdagangan ritel yang mencapai 64,55% dari total kredit

UMKM. Pangsa terbesar selanjutnya adalah sektor pertanian yakni 14,37% dari

total kredit, diikuti sektor konstruksi sebesar 7,40% . Adapun perkembangan

penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Tengah sampai dengan

periode laporan telah mencapai plafon Rp. 2,09 triliun, dengan posisi

outstanding sebesar Rp. 892,47 miliar dan jumlah nasabah sebanyak 95.010

orang. Dengan demikian, rata-rata kredit yang disalurkan per debitur di

Kalimantan Tengah senilai Rp. 22,03 juta, angka ini bahkan lebih tinggi

dibandingkan Nasional dengan rata-rata Rp. 13,85 juta per debitur.

Dari sisi kelembagaan, perluasan kelembagaan perbankan dapat dijadikan

sebagai salah satu tolak ukur peningkatan aktivitas ekonomi di suatu daerah.

Meskipun demikian keterjangkauan perbankan ke daerah-daerah yang belum

terlayani oleh jasa keuangan masih perlu ditingkatkan. Peran intemediasi

perbankan harus terus didorong, selain untuk mengedukasi masyarakat juga

sebagai upaya meminimalisir praktik-praktik yang menyerupai bank namun

pada akhirnya memberikan dampak kerugian bagi masyarakat. Sampai dengan

triwulan I-2014 jumlah bank di Kalimantan Tengah adalah 19 bank yang terdiri dari

12 (dua belas) bank umum konvensional, 4 (empat) bank umum syariah dan 5

(lima) Bank Perkreditan Rakyat. Pada triwulan laporan terdapat penambahan

jumlah bank, yaitu dengan diresmikannya salah satu BPRS di Kota Palangka Raya.

Perkembangan dari sisi ekspor, kinerja ekspor luar negeri Kalimantan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 9

Tengah pada triwulan I 2014 menunjukkan penurunan, khususnya pada ekspor

hasil pertambangan batu bara dan mineral mentah. Penurunan ekspor batu bara

lebih dominan disebabkan karena permintaan Tiongkok yang menurun

seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata uang Renminbi

dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Selain itu,

permintaan batu bara untuk ekspor ke India juga mengalami penurunan karena

pelemahan mata uang Rupee dan persiapan pemilu di negara tersebut.

Sementara itu, seiring dengan pemberlakuan UU Minerba, ekspor komoditas

mineral Kalimantan seperti bauksit, bijih besi dan zircon dibatasi. Berdasarkan

hasil liaison, UU Minerba berdampak pada terhentinya operasional hampir

seluruh tambang mineral yang berlokasi di Kalimantan Tengah.

Kinerja volume ekspor komoditas pertanian yang terdiri dari komoditas

karet dan CPO yang merupakan bagian dari komoditas ekspor strategis

masing-masing mengalami peningkatan sebesar 35,46% dan 35,58% (yoy) di

periode laporan. Meningkatnya ekspor komoditas CPO, selain didorong oleh

membaiknya permintaan dari Tiongkok dan India, serta permintaan dari

Pakistan yang merupakan pasar alternatif baru sebagai dampak adanya

preferential trade agreement (PTA) antara Indonesia dan Pakistan yang

dilaksanakan pada September 2014 lalu. Sejalan dengan itu, ekspor karet di

triwulan I juga meningkat, terkonfirmasi dari kontak liaison yang

menginformasikan bahwa dengan membaiknya perekonomian termasuk

diantaranya Tiongkok dan Amerika yang memiliki porsi permintaan komoditas

karet mencapai 75% , memacu kinerja ekspor di triwulan I.

2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Daerah Tahun 2015

Asesmen terhadap perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah)

memasuki triwulan II-2014 memperkirakan tingkat pertumbuhan yang masih

cukup tinggi, diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan I-2014.

Pertumbuhan ekonomi didorong oleh permintaan domestik dan eksternal yang

semakin membaik. Kondisi ini direspon dengan peningkatan kinerja sektor

pertanian dan industri yang menopang lebih dari 35% struktur

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 10

perekonomian Kalimantan Tengah. Ekspansi pertumbuhan juga berpotensi terjadi

pada sektor bangunan, keuangan, dan infrastruktur.

Dampak penguatan ekonomi diharapkan semakin bermanfaat bagi masyarakat sejalan

dengan penurunan tekanan inflasi di periode mendatang. Laju inflasi tahunan diproyeksi lebih

tinggi dari periode triwulan II-2014 namun masih dipengaruhi oleh faktor kendala supply

akibat intensitas curah hujan yang meningkat dan gelombang laut tinggi di sekitar

perairan pulau Jawa juga akan cenderung mendasari naiknya harga-harga di pasar.

Perekonomian Kalimantan Tengah (Kalimantan Tengah) pada triwulan II-2014

diproyeksi tumbuh 6,42 – 6,92% (yoy) didorong oleh kondisi permintaan domestik dan

eksternal yang cenderung menguat. Pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan terutama

dipengaruhi oleh tingkat pengeluaran rumah tangga dan pemerintah di triwulan II, serta

investasi yang juga masih akan meningkat. Kecenderungan konsumsi masyarakat diperkuat

dengan indeks Indeks Tendensi Konsumen (ITK) , dimana pada triwulan II diperkirakan

sebesar 109,68 lebih tinggi dari triwulan IV-2014 yang dilaporkan sebesar 109,05.

Meningkatnya konsumsi secara umum juga didorong oleh realisasi anggaran belanja

pemerintah di triwulan II yang akan semakin dipercepat baik itu di level provinsi maupun

kabupaten/kota.

Sementara asesmen sektor ekonomi dominan menunjukkan bahwa

perekonomian pada triwulan II-2014 di sektor perkebunan akan meningkat,

diperkirakan produksi kelapa sawit akibat curah hujan yang cukup tinggi serta

produksi sub sektor tabama yang mulai meningkat. Ditambah lagi dengan kondisi

pemulihan ekonomi global yang diperkirakan membaik sehingga mendorong

kinerja perekonomian Kalimantan Tengah secara total di akhir triwulan II 2014.

Sektor perkebunan sebagai motor penggerak utama ekonomi Kalimantan

Tengah diproyeksi membaik dan menjadi penyeimbang melambatnya

pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang. Produksi tandan buah segar

(TBS) kelapa sawit pada triwulan II diperkirakan meningkat sebagai dampak

musim penghujan yang terjadi pada semester lalu. Kenaikan produksi TBS

berimbas langsung pada naiknya produksi CPO Kalimantan Tengah.

Berdasarkan data perkembangan indikator ekonomi makro daerah tahun

2013 dan triwulan I-2014 tersebut di atas, serta mengacu pada proyeksi indikator

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 II - 11

daerah tahun 2015 dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015,

maka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diproyeksikan sebesar 7,5 persen,

meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2014 sebesar 7,3 persen. Laju inflasi pada

tahun 2015 diperkirakan sebesar 2,5 persen, turun dibandingkan proyeksi tahun

2014 sebesar 3,0 persen. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 diperkirakan

akan turun menjadi 2,0 persen. Demikian pula dengan angka kemiskinan,

diharapkan pada tahun 2015 dapat turun menjadi 2,0 persen melalui berbagai

program kegiatan pembangunan.

Secara garis besar, realisasi perkembangan indikator makro ekonomi

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2012–2013 dan proyeksi tahun 2014 – 2015

disajikan pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1Perkembangan Indikator Makro Ekonomi

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012-2013dan Proyeksi Tahun 2014-2015

No. Indikator MakroEkonomi

Realisasi Proyeksi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun2014

Tahun2015

1 2 3 4 5 6

1 Tingkat PertumbuhanEkonomi 6,69% 7,37% 7,3% 7,5%

2. Tingkat Inflasi 5,85% 6,79% 3,0% 2,5%3. Angka kemiskinan 6,19% 6,23% 2,5% 2,0%4. Tingkat Pengangguran 3,17% 3,00% 2,5% 2,0%

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2014; RPJMD Prov. Kalteng Tahun 2010-2015

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 III - 1

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNANRANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

TAHUN ANGGARAN 2015

3.1 Asumsi dasar yang digunakan dalam RAPBN Tahun 2015

Asumsi sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN tahun

2015 adalah seperti dalam tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1Asumsi yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBN Tahun 2015

Indikator Ekonomi AsumsiPertumbuhan Ekonomi (%) 5,5-6,3*)Inflasi (%) 3,0-5,0Kurs (US $/Rp) 11.500-12.000Suku Bunga BI (%) 5,5 – 6,0Harga Minyak Mentah (US$/Barrel/hari) 100 – 105Lifting Minyak (ribu Barel/Hari) 830 – 900Lifting gas (ribu Barel /Hari) 1.225-1.250

Sumber : RKP Tahun 2015

Keterangan: *) proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2015 dengan telahmemperhitungkan kondisi ekonomi global terkini

3.2 Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan RAPBD Tahun Anggaran 2015

Asumsi dasar sementara yang digunakan dalam penyusunan Rancangan APBD

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015 meliputi:

3.2.1 Laju Inflasi

Harga minyak dunia yang belum stabil akan mempengaruhi laju inflasi

nasional, yang tentunya juga bisa berpengaruh terhadap laju inflasi

di Kalimantan Tengah pada tahun 2015. Namun demikian dengan kebijakan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 III - 2

pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur

terutama jalan darat dan angkutan sungai diharapkan dapat memberikan

dampak positif pada peningkatan kelancaran distribusi barang dan jasa

sehingga akan dapat menekan laju inflasi. Demikian pula upaya

pengendalian barang-barang kebutuhan pokok masyarakat diharapkan akan

dapat menekan tingkat inflasi. Laju inflasi pada tahun tahun 2015,

ditargetkan dapat ditekan berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi

daerah, yakni sebesar 2,5 persen (RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010-2015).

3.2.2 Pertumbuhan PDRB (tanpa migas)

Dengan harapan bahwa pada tahun 2014 target pertumbuhan ekonomi

dapat mencapai 7,3 persen, maka pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan

ekonomi di Kalimantan Tengah diasumsikan dapat mencapai 7,5 persen.

(RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015).

3.2.3 Lain-lain Asumsi

Dengan mengacu pada Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015, kebijakan Belanja

Pegawai antara lain:

Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD

disesuaikan dengan ketentuan peraturan per-UU-an, serta

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD.

Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon

PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2015.

Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji

berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai

dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% dari

jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 1

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pendapatan Daerah merupakan unsur terpenting dalam rangka urusan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Kebijakan perencanaan

pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Tengah selalu diarahkan pada peningkatan

kemampuan Keuangan Daerah yang dapat mendorong peranan investasi masyarakat

dalam pembangunan daerah dengan menghilangkan berbagai kendala yang menghambat

dan mengurangi biaya tinggi.

Pada sisi lain, kenaikan belanja cenderung lebih besar dari pada pertumbuhan

pendapatan. Oleh sebab itu harus ditempuh sejumlah langkah-langkah strategis dalam

upaya optimalisasi pendapatan daerah sehingga dapat membiayai pelaksanaan

program/kegiatan pemerintahan daerah secara optimal.

4.1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Berdasarkan pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur

Pendapatan Daerah dikelompokkan atas :

a. Pendapatan Asli Daerah.

b. Dana Perimbangan.

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 2

4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015

Kebijakan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan

lapangan kerja yang lebih luas dan mengurangi jumlah penduduk miskin

dengan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi

dan penyediaan infrastruktur. Sesuai dengan Arah Kebijakan tersebut,

serta memperhatikan kondisi perekonomian yang mewarnai pelaksanaan

anggaran tahun 2015, kebijakan umum di bidang pendapatan daerah

diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan Daerah yang dapat

mendorong peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan

menghilangkan kendala yang menghambat disamping peningkatan

investasi dan daya yang dilakukan dengan mengurangi biaya tinggi.

Rencana penetapan penerimaan anggaran pendapatan daerah tahun

2015 sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya masih akan didominasi

oleh penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan yang terdiri dari Bagi

Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi

Khusus. Meski demikian, peletakan dasar-dasar penetapan arah kebijakan

pendapataan daerah tetap konsisten dan difokuskan pada upaya untuk

semakin memperkuat struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mandiri,

stabil dan berkemampuan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah.

Sedangkan pembiayaan pembangunan pada tahun 2015, baik yang

bersumber dari dana APBN murni, PHLN maupun APBD Provinsi

perkembangannya diperkirakan relatif tetap, namun diharapkan investasi

pemerintah ini akan menjadi stimulan bagi perkembangan investasi

swasta.

Untuk memperkuat posisi dan kontribusi PAD dalam APBD, kebijakan

perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun 2015

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 3

dalam rangka memperkuat struktur penerimaan daerah diarahkan kepada

penguatan otonomi daerah, termasuk peningkatan kapasitas fiskal daerah

melalui peningkatan kegiatan ekonomi dan pembangunan daerah, serta

pendayagunaan sumber-sumber keuangan daerah secara optimal untuk

meningkatkan penerimaan daerah, baik yang bersumber dari PAD maupun

Dana Perimbangan.

4.1.2. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015

Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar

Rp.3.281.856.000.000,00 atau mengalami kenaikan sebesar

Rp.239.948.940.000,00 (7,89%) dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.3.041.907.060.000,00. Kenaikan target pendapatan terjadi pada

kelompok jenis dan objek pendapatan daerah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah

Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada TA. 2015 secara

keseluruhan ditargetkan sebesar Rp.1.351.403.084.837,50 naik

sebesar Rp.106.981.821.837,50 atau 8,60% dari target APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.244.421.263.000,00 dengan rincian

sebagai berikut:

1) Pajak Daerah

Penerimaan dari Pajak Daerah ditargetkan sebesar

Rp.1.216.484.000.000,00 naik sebesar Rp. 99.078.530.000,00

atau 8,87% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.1.117.405.470.000,00. Penerimaan pajak daerah terdiri dari

penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor (PBBKB) dan Pajak Air Permukaan (PAP) serta Pajak

Rokok.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 4

2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah pada TA. 2015 ditargetkan sebesar

Rp.9.046.334.837,50 naik sebesar Rp. 693.291.837,50 atau

8,30% dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.8.353.043.000,00 dengan perincian sebagai berikut :

a) Retribusi Jasa Umum sebesar Rp.1.836.291.250,00 naik

sebesar Rp.176.553.750,00 atau 10,64% dari APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.659.737.500,00

b) Retribusi Jasa Usaha sebesar Rp.7.115.220.337,50 naik

sebesar Rp.516.738.087,50 atau 7,83% dari APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp.6.598.482.250,00

c) Retribusi Perizinan Tertentu ditargetkan sebesar

Rp.94.823.250,00, tidak mengalami kenaikan dari APBD

Tahun Anggaran 2014.

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan meliputi

Bagian Laba Atas Pernyataan Modal pada BUMD ditargetkan

sebesar Rp.29.725.000.000,00 mengalami kenaikan sebesar

Rp.2.700.000.000,00 atau 9,99% dari APBD Tahun Anggaran

2014 sebesar Rp.27.025.000.000,00. Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan ini terdiri dari penerimaan PD. Banama

Tingang Makmur sebesar Rp.5.000.000,00, penerimaan dari PT.

Bank Pembangunan Kalimantan Tengah sebesar

Rp.29.700.000.000,00 dan penerimaan dari PT. Palangka

Nusantara sebesar Rp.20.000.000,00

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 5

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah pada Tahun Anggaran 2015

ditargetkan sebesar Rp. 96.147.750.000,00, naik sebesar

Rp.4.510.000.000,00 atau 4,92% dari target APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp. 91.637.750.000,00. Penerimaan

tersebut terdiri dari penerimaan Hasil Penjualan Aset Daerah

Yang Tidak Dipisahkan; Jasa Giro; Pendapatan Bunga; Tuntutan

Ganti Rugi (TGR); Pendapatan Denda Keterlambatan

Pelaksanaan; Pendapatan dari Pengembalian; Penerimaan dari

Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan dan; Pendapatan

BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan pada RAPBD Tahun Anggaran 2015 ditargetkan

sebesar Rp.1.659.171.611.800,-, mengalami kenaikan sebesar

Rp. 142.788.043.800,00 atau 9,42% dari APBD Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp.1.516.383.568.000,00 dengan rincian sebagai berikut :

1) Bagi Hasil Pajak, ditargetkan sebesar Rp.160.000.000.000,00

mengalami kenaikan sebesar Rp.24.975.000.000,00 atau 18,50%

dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.135.025.000.000,00 terdiri dari :

a) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ditargetkan sebesar

Rp.100.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 15.000.000.000,00

atau (17,65%) dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.50.000.000,000,00

b) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 & Pasal 29

wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh 21,

ditargetkan sebesar Rp.60.000.000.000,00 naik sebesar

Rp.10.000.000.000,00 atau 20,00% dari target APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp.50.000.000.000,00

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 6

c) Bagi Hasil dari Cukai Hasil Tembakau, ditargetkan sebesar

Rp.0,00 dibandingkan dari target APBD Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp. 25.000.000,00.

2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, ditargetkan sebesar

Rp.171.500.000.000,00 naik sebesar Rp.4.500.000.000,00 atau

2,69% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp. 167.000.000.000,00 terdiri dari :

a) Bagi Hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), ditargetkan

sebesar Rp. 25.000.000.000,00 naik sebesar

Rp. 3.000.000.000,00 atau 13,64% dari target dari APBD

Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 22.000.000.000,00

b) Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-Rent) ditargetkan sebesar

Rp.6.500.000.000,00 naik sebesar Rp.1.500.000.000,00 atau

30,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.5.000.000.000,00

c) Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalti),

ditargetkan sebesar Rp. 140.000.000.000,00 tidak mengalami

kenaikan atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran

2014.

3) Dana Alokasi Umum (DAU), ditargetkan sebesar

Rp.1.267.671.611.800,00 naik sebesar Rp.115.242.873.800,00 atau

10,00% dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.1.152.428.738.000,00.

4) Dana Alokasi Khusus (DAK), ditargetkan sebesar

Rp.60.000.000.000,00 turun sebesar Rp.1.929.830.000,00 atau

(3,12%) dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.61.929.830.000,00

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 7

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ditargetkan sebesar

Rp.271.281.303.362,50,00 turun sebesar Rp. 9.820.925.637,50 atau 3,12%

dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.281.102.229.000,00.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah terdiri dari:

1) Penerimaan Pendapatan Hibah, ditargetkan sebesar

Rp.7.900.000.000,00 naik sebesar Rp.50.000.000,00 atau 0,64% dari

target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.7.850.000.000,00

2) Dana penyesuaian dan otonomi khusus

Dana penyesuaian dan otonomi khusus pada TA. 2015 ditargetkan

sebesar Rp.245.077.800.000,00, turun sebesar Rp.5.907.060.000,00

dibandingkan target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.250.984.860.000,00.

Untuk TA. 2015, dana penyesuaian dan otonomi khusus bersumber

dari penerimaan dari BOS Satuan Pendidikan Dasar sebesar

Rp. 245.077.800.000,00, atau sama dengan target APBD TA. 2014.

Pada APBD TA. 2014, ditargetkan dana penyesuaian (dana penguatan

infrastruktur dan sarana daerah) sebesar Rp.5.907.060.000,00,

dimana pada TA. 2015 dana penyesuaian ini tidak dianggarkan lagi.

3) Penerimaan dari Bantuan Keuangan dari Kabupaten/Kota,

ditargetkan sebesar Rp.18.303.411.000,00, tidak mengalami kenaikan

atau tetap seperti target APBD Tahun Anggaran 2014.

4) Penerimaan dari Pendapatan Lainnya, ditargetkan sebesar

Rp.92.362,50 turun sebesar Rp. 3.963.865.637,50 atau turun 100%

dari target APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.3.963.958.000,00

Perkiraan Target Anggaran Pendapatan Daerah dalam RAPBD Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2015 adalah sebagaimana tabel 4.1 berikut ini:

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 8

Tabel 4.1TARGET PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Prov. Kalteng, 2014.

4.1.3. Upaya-upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target

Beberapa Kebijakan Umum yang akan ditempuh Daerah di bidang

Pendapatan pada Tahun Anggaran 2015 dalam rangka memperkuat

struktur penerimaan Daerah diarahkan pada Penguatan Otonomi Daerah

termasuk peningkatan kapasitas fiskal Daerah, sebagai berikut :

No. Jenis Pendapatan Daerah Target Murni TA. 2014(Rp)

Rencana Target TA. 2015(KUA-PPAS)

(Rp)

Bertambah/Berkurang %

1 2 3 4 5 6

1 PENDAPATAN DAERAH 3,041,907,060,000.00 3,281,856,000,000.00 239,948,940,000.00 7.89

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,244,421,263,000.00 1,351,403,084,837.50 106,981,821,837.50 8.60

1.1..1 PAJAK DAERAH 1,117,405,470,000.00 1,216,484,000,000.00 99,078,530,000.00 8.87

1.1.2 RETRIBUSI DAERAH 8,353,043,000.00 9,046,334,837.50 693,291,837.50 8.30

1.1.3HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YGDIPISAHKAN

27,025,000,000.00 29,725,000,000.00 2,700,000,000.00 9.99

1.1.4LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANGSAH

91,637,750,000.00 96,147,750,000.00 4,510,000,000.00 4.92

1.2 DANA PERIMBANGAN 1,516,383,568,000.00 1,659,171,611,800.00 142,788,043,800.00 9.42

1.2.1DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKANPAJAK

302,025,000,000.00 331,500,000,000.00 29,475,000,000.00 9.76

1.2.3 DANA ALOKASI UMUM 1,152,428,738,000.00 1,267,671,611,800.00 115,242,873,800.00 10.00

1.2.4 DANA ALOKASI KHUSUS 61,929,830,000.00 60,000,000,000.00 (1,929,830,000.00) (3.12)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 281,102,229,000.00 271,281,303,362.50 (9,820,925,637.50) (3.49)

1.3.1 Pendapatan Hibah 7,850,000,000.00 7,900,000,000.00 50,000,000.00 0.64

1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 250,984,860,000.00 245,077,800,000.00 (5,907,060,000.00) -

1.3.3Dana Keuangan dari Provinsi atau PemerintahDaerah Lainnya

18,303,411,000.00 18,303,411,000.00 - -

1.3.4 Pendapatan Lainnya 3,963,958,000.00 92,362.50 (3,963,865,637.50) (100.00)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 9

1. Kebijakan Pendapatan Asli Daerah

Beberapa kebijakan terkait dengan peningkatan pendapatan asli

daerah antara lain:

a. Sosialisasi dan pembinaan.

b. Pendataan potensi Pajak dan Retribusi Daerah.

c. Proaktif melakukan upaya “jemput bola” terhadap potensi PAD .

d. Peningkatan intensitas dan kualitas koordinasi horizontal

maupun vertikal.

e. Peningkatan tertib administrasi pungutan.

f. Kerjasama pemungutan.

g. Intensifikasi melalui kegiatan operasional terpadu.

h. Peningkatan sarana dan prasarana serta kapasitas aparatur.

i. Peningkatan pelayanan melalui pelayanan Mobil SAMSAT

Keliling.

j. Surat Pemberitahuan Pajak Kendaraan Bermotor (Super-PKB)

melalui Sistem Informasi Manajemen Samsat.

k. Pemberlakukan pengenaan Pajak Progresif terhadap kepemilikan

Kendaraan Roda 4.

l. Pengenaan PKB untuk Kendaraan Pemerintah, Pemerintah

Daerah termasuk TNI/Polri.

m. Pemberian keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

2. Kebijakan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah

Beberapa kebijakan terkait dengan dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah, antara lain dengan cara optimalisasi

Intensifikasi dan ekstensifikasi, melalui koordinasi penyaluran Dana

Bagi Hasil PBB, PPH dan CHT, serta kegiatan temu dengan pengusaha

sektor 3P, dalam rangka intensifikasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak,

Bagi Hasil Bukan Pajak di Kalimantan Tengah.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 10

4.2. Kebijakan Belanja Daerah

4.2.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015

Secara umum, kebijakan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

a. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yang terdiri dari

urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan

ketentuan perundang-undangan.

b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem

jaminan sosial.

c. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal

tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan

anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran.

d. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan memberikan perhatian

yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi di Provinsi

Kalimantan Tengah.

e. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang

efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah

yang menjadi tanggung jawabnya. Pengalokasian anggaran belanja

yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 11

terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

f. Alokasi Belanja Langsung (BL) dalam APBD digunakan untuk

pelaksanaan urusan pemda, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

pilihan. Belanja Langsung dituangkan dalam bentuk program dan

kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung

oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik

dan keberpihakan pemda kepada kepentingan publik. Penyusunan

anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani

SPM yang telah ditetapkan, ASB, dan standar satuan harga. ASB dan

standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan KDH dan

digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD.

Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar

mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro

dan usaha kecil, serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip

efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan

teknis.

Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar

Rp. 3.473.081.000.000,00 dibandingkan APBD Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp. 3.218.907.060.000,00, naik sebesar Rp. 254.173.940.000,00

atau 7,90 persen, terdiri dari :

Belanja Tidak Langsung (BTL), dianggarkan sebesar

Rp.1.695.000.680.000,00, dibandingkan dengan APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp.1.520.005.101.032,00, mengalami

kenaikan sebesar Rp.174.995.578.968,00 atau 11,51 persen.

Belanja Langsung (BL) tahun anggaran 2015 dianggarkan sebesar

Rp.1.778.080.320.000,00 dibandingkan dengan APBD Tahun

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 12

Anggaran 2014 sebesar Rp. 1.698.901.958.968,00, naik sebesar

Rp.79.178.361.032,00 atau sebesar 4,66 persen.

Belanja Langsung dialokasikan untuk membiayai program dan

kegiatan prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi, yakni urusan

wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan

perundang-undangan.

Dengan perkiraan belanja daerah Tahun Anggaran 2015 sebesar

Rp.3.473.081.000.000,00 tersebut, terdapat defisit anggaran sebesar

Rp.191.225.000.000,00 atau mengalami kenaikan 8,04 persen

dibandingkan APBD murni TA. 2014 sebesar Rp. 177.000.000.000,00 yang

ditutup dengan Pembiayaan Netto sebesar jumlah yang sama.

4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,

Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga

Semua komponen Belanja yang disebutkan disini adalah

kelompok/komponen belanja yang termasuk dalam anggaran Belanja

Tidak Langsung (BTL), yang masing-masing komponen belanja dimaksud

adalah sebagai berikut :

a. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai terdiri dari Gaji dan Tunjangan, Tambahan

Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan, termasuk Uang

Representasi dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Gaji dan

Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Biaya

Pemungutan Pajak Daerah. Belanja Pegawai pada TA. 2015

dianggarkan sebesar Rp. 434.211.346.875,00, mengalami kenaikan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 13

sebesar Rp. 20.732.675.202,00 atau 5,01% dibandingkan pada APBD

murni Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 413.478.671.673,00.

b. Belanja Bunga

Sama seperti pada tahun 2014, untuk komponen Belanja Bunga pada

tahun anggaran 2015 tidak dianggarkan karena Pemerintah Provinsi

tidak melakukan pinjaman daerah.

c. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi terdiri dari subsidi langsung, dengan melaksanakan

pasar murah pada hari-hari besar tertentu, dan subsidi kepada

perusahaan penerbangan, yaitu penerbangan perintis antar provinsi

dan kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Belanja Subsidi pada

Tahun Anggaran 2014 dianggarkan sebesar Rp. 21.079.630.000,00,

tidak mengalami kenaikan, sama seperti target pada APBD Tahun

Anggaran 2014.

d. Belanja Hibah

Belanja Hibah pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar

Rp.310.508.620.000.000,00 naik sebesar Rp.16.000.000.000,00

(5,43%) dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran

2014 sebesar Rp. 294.508.620.000,00.

Komponen Belanja Hibah ini terdiri dari :

1) Hibah dana BOS (transfer pusat), dianggarkan sebesar

Rp. 247.077.800.000,00 naik sebesar Rp. 2.000.000.000,00

(0,82%) dibandingkan target pada APBD TA. 2014 sebesar

Rp. 245.077.800.000,00

2) Hibah Fungsi Pendidikan (daerah), dianggarkan sebesar

Rp.29.454.375.000,00 mengalami kenaikan sebesar

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 14

Rp.10.439.399.550,00 (54,90%) dibandingkan alokasi APBD

TA. 2014 sebesar Rp. 19.014.975.450,00

3) Hibah kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dianggarkan

sebesar Rp.33.976.445.000,00 mengalami kenaikan sebesar

Rp.15.146.445.000,00 (80,44%) dibandingkan dengan alokasi

APBD TA. 2014 sebesar Rp.18.830.000.000,00.

e. Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial dianggarkan sebesar Rp. 100.354.089.500,00,

atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 31.577.644.500,00 (45,91%)

dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014

sebesar Rp. 68.776.445.000,00.

Belanja Bantuan Sosial ini terdiri dari:

1) Bantuan Sosial Fungsi Pendidikan, dianggarkan sebesar

Rp.30.944.144.500,00, mengalami kenaikan sebesar

Rp.1.877.644.500,00 (6,46%) dibandingkan alokasi pada APBD

TA. 2014 sebesar Rp.29.066.500.000,00

2) Bantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan,

Kelompok, Panitia dan Perorangan, dianggarkan sebesar

Rp.69.409.945.000,00 mengalami kenaikan sebesar

Rp. 29.700.000.000,00 (74,79%) dibandingkan alokasi pada APBD

TA. 2014 sebesar Rp. 39.709.945.000,00.

f. Belanja Bagi Hasil

Belanja Bagi Hasil yaitu belanja bagi hasil pajak provinsi kepada

kabupaten/kota terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), pajak bahan Bakar

Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Kendaraan Atas Air (PKAA), Bea

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 15

Balik Nama Kendaraan Atas Air (BBN-KAA), Pajak Air

Permukaan/Pajak Air bawah tanah (PAP/PABT) berdasarkan target

penerimaan provinsi. Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini pada

Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp. 663.467.818.000,00

naik sebesar Rp. 102.133.438.000,00 atau 18,19 persen dari plafon

belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.561.334.380.000,00.

g. Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Bantuan Keuangan pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan

sebesar Rp. 161.379.175.625,00 dibandingkan dengan APBD Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp. 159.162.886.932,00, mengalami kenaikan

sebesar Rp. 2.216.228.693,00 atau 1,39 persen.

Belanja Bantuan Keuangan ini mencakup komponen sebagai berikut:

1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa/Kelurahan,

dianggarkan sebesar Rp. 49.187.840.279,00, mengalami kenaikan

sebesar Rp. 1.622.839.219,00 (3,41%) dibandingkan alokasi pada

APBD TA. 2014 sebesar Rp.47.565.001.060,00.

2) Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada

kabupaten/kota, pada TA. 2015 tidak dianggarkan. Sedangkan

Alokasi Bantuan Keuangan dalam rangka pelaksanaan Pilkada

kabupaten/kota tahun 2014 dianggarkan pada APBD TA. 2014

sebesar Rp. 20.000.000.000,00.

3) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka

menunjang program pembangunan bidang pendidikan (Program

KALTENG HARATI) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar

Rp.67.657.585.346,00, mengalami kenaikan sebesar

Rp.3.131.794.846,00 (4,85%) dibandingkan alokasi pada APBD

TA. 2014 sebesar Rp.64.525.790.500,00.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 16

Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka

pelaksanaan Program Kalteng Harati ini sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota.

4) Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka

menunjang program pembnagunan bidang kesehatan (Program

KALTENG BARIGAS) di kabupaten/kota, dianggarkan sebesar

Rp.43.000.000.000,00, mengalami kenaikan sebesar

Rp.1.000.000.000,00, (2,38%), dimana pada APBD TA. 2014

dialokasikan anggaran sebesar Rp.42.000.000.000,00, untuk

Bantuan Keuangan ini.

Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka

pelaksanaan Program Kalteng Barigas ini sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Bantuan Keuangan dalam rangka Tentara Manunggal Masuk

Desa (TMMD), dianggarkan sebesar Rp.600.000.000,00

mengalami kenaikan sebesar Rp.300.000.000,00 (100%), dimana

pada APBD TA. 2014 dialokasikan anggaran sebesar

Rp.300.000.000,00.

h. Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga disediakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak

biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan

sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan

daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 17

Pada tahun 2015, Belanja Tidak Terduga dianggarkan sebesar

Rp. 4.000.000.000,00, naik sebesar Rp. 2.335.532.573,00 atau 140,32

persen dari APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.1.664.467.427,00.

4.2.3 . Kebijakan Pembangunan Daerah, Kendala yang dihadapi, Strategi dan

Prioritas Pembangunan Daerah

a. Kebijakan Pembangunan Daerah

Tahun 2015 merupakan tahapan akhir dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2010-2015, namun masih tetap merupakan kelanjutan

dan penuntasan bagi keseluruhan tahap pembangunan selama 5

(lima) tahun.

Sasaran utama pembangunan daerah pada tahun 2015

diarahkan untuk pencapaian target indikator makro pembangunan

daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut:

- Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5%;

- Pencapaian laju inflasi sebesar 2,5%;

- Penurunan angka kemiskinan menjadi 2,0%;

- Penurunan angka pengangguran menjadi 2,0%;

Adapun arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2015

dengan mengacu pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010-2015, adalah :

1. Pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah

2. Pengembangan sarana dan prasarana bagi tenaga pendidik dan

kependidikan

3. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan

kependidikan

4. Penyelenggaraan sistem pendidikan dan kesehatan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 18

5. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan

kesehatan

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

7. Pengembangan infrastruktur dan jaringan transportasi,

komunikasi, informatika, pengairan dan kelistrikan

8. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan keterampilan

masyarakat

9. Peningkatan inovasi dan produktivitas ekonomi kerakyatan

10. Pengembangan kapasitas dan kinerja aparatur

11. Pengembangan budaya lokal

12. Pengembangan daya saing dan orientasi ekspor komoditas lokal

13. Pengembangan kultur masyarakat yang rukun, damai, dan

sejahtera.

b. Kendala yang dihadapi

Pada umumnya kendala yang dihadapi di Kalimantan Tengah

dalam lima tahun ke depan masih dipengaruhi oleh faktor

keterisolasian wilayah karena terbatasnya infrastruktur jalan dan

sarana/prasarana pelayanan dasar lainnya, rendahnya kualitas dan

aksesibilitas pendidikan dan kesehatan, serta minimnya akses modal,

informasi pasar dan teknologi untuk meningkatkan usaha ekonomi

masyarakat.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, isu strategis dan

masalah mendesak pada tiap misi pembangunan yang faktual

dihadapi pada tahun 2015, dengan mengacu pada RPJMD Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, antara lain sebagai berikut :

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 19

1. Masalah penyediaan infrastruktur pembangunan

Permasalahan dalam infrastruktur pembangunan Provinsi

Kalimantan Tengah yang paling utama adalah menyangkut

ketersediaan infrastruktur dasar bagi berjalannya roda

pembangunan daerah, meliputi permasalahan aksesibilitas

daerah, irigasi teknis, dan kelistrikan. Permasalahan-

permasalahan tersebut antara lain mencakup:

a) Belum terwujudnya sistem dan jaringan transportasi,

komunikasi, dan informasi yang mendukung aktifitas

ekonomi kerakyatan.

b) Masih terbatasnya infrastruktur pengairan yang mendukung

ketahanan pangan.

c) Belum optimalnya pemanfaatan sumber energi untuk

masyarakat.

d) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur

terutama prasarana jalan dan jembatan, serta prasarana lalu

lintas air antarkabupaten/kota.

e) Luasnya wilayah Kalimantan Tengah yang dihuni oleh

penduduk relatif sedikit dan terpencar-pencar tidak merata

menyebabkan pelayanannya menjadi relatif sulit.

2. Masalah pengembangan ekonomi lokal

Permasalahan bidang ekonomi menjadi isu utama perencanaan

pembangunan menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat dengan memperhatikan kondisi geografi, demografi,

dan corak daerah yang paling mampu meningkatkan kinerja

ekonomi daerah. Permasalahan dalam bidang ekonomi antara

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 20

lain menyangkut optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan

lapangan kerja, pengangguran, pengembangan industri hilir,

penanganan budidaya perikanan, kesejahteraan nelayan,

pengembangan tata niaga komoditas, pemanfaatan potensi

tambang, dan masih rendahnya investasi. Permasalahan dan

kendala terkait dengan pengembangan ekonomi kerakyatan,

antara lain:

a) Pengelolaan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,

serta kehutanan belum dikelola secara profesional dan

sebagian besar masih dikelola secara tradisional.

b) Masih rendahnya produktifitas pertanian, perkebunan,

perikanan, peternakan, serta kehutanan.

c) Belum terselenggaranya sistem perekonomian kerakyatan

yang terpadu.

d) Masih rendahnya kualitas pengembangan pemasaran

pariwisata dan pengelolaan destinasi wisata.

e) Masih rendahnya kualitas kelembagaan dalam pelayanan

penanaman modal.

f) Masih rendahnya kualitas iklim usaha, promosi dan

kerjasama investasi.

g) Terbatasnya akses koperasi dan UMKM kepada sumber daya

produktif (bahan baku, permodalan, teknologi, sarana

pemasaran serta informasi pasar).

h) Masih rendahnya produktifitas dan daya saing produk

koperasi dan UMKM.

i) Belum optimalnya penyelenggaraan kemitraan usaha antara

ekonomi kerakyatan dengan ekonomi skala besar.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 21

j) Pengelolaan sumber daya alam yang tidak memenuhi

kaidah-kaidah teknis menyebabkan terjadinya degradasi

lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap sektor-sektor

lain.

3. Masalah kualitas dan keterjangkauan pendidikan

Pendidikan merupakan ujung tombak sebuah kemajuan daerah.

Tingkat kesejahteraan daerah salah satunya dapat diukur melalui

seberapa besar tingkat kemajuan yang diraihnya. Tak terkecuali

provinsi Kalimantan Tengah. Berbagai kendala dan permasalahan

yang masih ditemui terkait dengan bidang pendidikan, antara

lain :

a) Kondisi geografis Kalimantan Tengah yang begitu luas dan

sulit dijangkau memerlukan strategi khusus dalam

mewujudkan pelayanan pendidikan yang prima.

b) Tingkat pelayanan pendidikan kepada publik masih perlu

ditingkatkan terutama pelayanan pendidikan pada

masyarakat di daerah pedalaman/terpencil/terpinggir.

c) Kompetensi dan relevansi serta daya saing lulusan satuan

pendidikan masih perlu ditingkatkan.

d) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Masalah bidang kesejahteraan sosial

Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu

indikator utama keberhasilan layanan yang masih perlu

diperbaiki dan menjadi isu utama tujuan pembangunan dalam 5

(lima) tahun yang akan datang, baik sebagai enabler (penggerak)

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 22

aktivitas pembangunan maupun tujuan dari pembangunan itu

sendiri. Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah

disamping untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga

berfungsi agar penyelenggaraan pemerintahan dapat

memberikan layanan yang baik, seperti layanan bidang

kesehatan, penanggulangan kemiskinan, serta pengembangan

budaya dan wisata. Permasalahan dan kendala di bidang

kesejahteraan sosial tersebut antara lain:

a) Tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu melahirkan

serta tingginya proporsi balita kurang gizi.

b) Tingginya kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap

pelayanan kesehatan antar wilayah, gender dan kelompok

pendapatan.

c) Terjadinya beban ganda penyakit yaitu pola penyakit yang

diderita masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi

menular.

d) Masih perlunya ditingkatkan kualitas kependudukan dan

ketenagakerjaan, keluarga kecil berkualitas serta pemuda

dan olah raga di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

5. Masalah pengembangan kapasitas kelembagaan

Kapasitas kelembagaan menjadi permasalahan utama mengingat

peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai agen

pembangunan masih sangat sentral dalam menentukan tingkat

kesejahteraan masyarakat dan bagaimana menjadikan Provinsi

Kalimantan Tengah memiliki daya saing dalam ekonomi dan

berkehidupan pada umumnya. Permasalahan penyelenggaraan

kelembagaan juga menyangkut dukungan umum fungsi-fungsi

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 23

birokrasi dalam menunjang keberhasilan pembangunan daerah,

utamanya menyangkut keterbatasan sumber pembiayaan

pembangunan dan pengembangan aparatur.

Permasalahan penyelenggaraan kelembagaan ini ditandai

dengan:

a) Pelaksanaan otonomi daerah yang masih setengah-

setengah, antara lain dengan masih banyaknya instansi

pemerintah di daerah (“kanwil-kanwil”) menyebabkan

proses koordinasi masih lemah.

b) Masih kurangnya peran gubernur selaku wakil pemerintah di

daerah.

c) Masih adanya “kebijakan” pembangunan oleh pemerintah

yang kurang berpihak ke wilayah Indonesia bagian timur.

d) Masih diperlukan pemeliharaan dan peningkatan kerukunan

hidup antar suku, ras dan agama yang berkelanjutan serta

masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang wawasan

kebangsaan.

e) Belum optimalnya kinerja kelembagaan masyarakat dalam

menciptakan ketertiban dan ketentraman umum.

f) Ketentraman dan ketertiban masih perlu ditingkatkan secara

lebih efektif untuk menjaga ketentraman dan ketertiban

lingkungan.

g) Masih perlu ditingkatkan pemahaman pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, serta masih

perlunya ditingkatkan peran serta masyarakat dalam

pengambilan keputusan khususnya di bidang pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 24

h) Kurangnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi

perubahan dan modernisasi akibat terbukanya isolasi

wilayah.

i) Masih banyaknya desa tertinggal dengan kondisi terbatas di

bidang infrastruktur, akses pendidikan, akses kesehatan,

perekonomian rakyat yang belum berkembang, serta masih

rendahnya kelembagaan desa dan kelembagaan masyarakat.

j) Pembangunan di sektor lingkungan hidup belum menjadi isu

sentral pembangunan.

k) Masih belum optimalnya produktivitas pemanfaatan dan

pengendalian ruang sesuai aturan hukum yang berlaku.

6. Masalah pengelolaan sumber daya alam

Beberapa permasalahan dan kendala berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya alam, antara lain:

a) Potensi sumber daya alam Kalimantan Tengah yang

berlimpah berupa wilayah yang luas, sumber daya hutan,

pertanian, perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan,

kawasan gambut dan lain sebagainya belum sepenuhnya

dapat dikelola secara optimal. Pengelolaan sumber daya

alam yang optimal dapat memberikan manfaat ekonomi bagi

masyarakat secara berkelanjutan.

b) Masih banyak ijin pengelolaan sumber daya alam yang telah

dikeluarkan pemerintah namun belum sepenuhnya

didayagunakan. Selain itu pendayagunaan sumber daya alam

umumnya masih pada tahap menghasilkan bahan mentah

atau komoditas primer yang mempunyai nilai tambah yang

rendah.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 25

c) Pola pendayagunaan sumberdaya alam yang cenderung

tidak terkendali berakibat pada berbagai kawasan, seperti

kawasan lahan gambut dan kawasan Heart of Borneo (HoB),

serta kawasan strategis yang mempunyai fungsi daya

dukung lingkungan lainnya, yang merupakan sumberdaya

alam yang tak ternilai akan terancam, serta terdegradasi

semakin meluas dan pada akhirnya akan memberikan

dampak negatif terhadap perubahan iklim global.

c. Strategi dan Prioritas Pembangunan Daerah

Rencana pembangunan tahun 2015 merupakan kelanjutan

dan penuntasan bagi keseluruhan tahap pembangunan selama lima

tahun dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015.

Tema pembangunan Provisi Kalimantan Tengah sesuai RKPD Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2015 dengan mengacu pada RPJMD

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015 adalah “Pemberdayaan

Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Daya Saing Daerah bagi

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. Tema pembangunan tahun 2015

ini merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan pembangunan

tahun 2015 sebagaimana RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010-2015.

Adapun strategi pembangunan daerah berdasarkan RPJMD

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, adalah sebagai

berikut:

1. Penataan ruang yang mendukung pengembangan ekonomi

unggulan daerah yang mengarusutamakan lingkungan hidup

2. Perbaikan sistem dan akses pendidikan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 26

3. Perbaikan sistem dan akses kesehatan

4. Penataan sistem dan jaringan transportasi, komunikasi, dan

informatika

5. Pengembangan infrastruktur pengairan

6. Pengembangan sumber energi untuk masyarakat

7. Menyelenggarakan sistem dan kemitraan ekonomi kerakyatan

8. Peningkatan daya saing masyarakat

9. Peningkatan kapasitas aparatur dan standar operasional

birokrasi

10. Penguatan sendi budaya dan kearifan lokal yang mendukung

aktivitas pembangunan.

Berdasarkan strategi tersebut di atas, sasaran pembangunan

daerah tahun 2014 yang hendak dicapai adalah:

1. Teridentifikasinya dan tumbuhnya cluster-cluster ekonomi

unggulan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota;

2. Terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup

3. Meningkatnya kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan;

4. Penaatan sistem pendidikan yang efektif dan efisien;

5. Tersedianya sarana dan prasarana bagi tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan, serta tersedianya akses infrastruktur menuju

pusat-pusat pendidikan

6. Tersedianya standar pelayanan kesehatan, serta tersedianya

sarana dan prasarana kesehatan

7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan tenaga kesehatan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 27

8. Tersedianya akses infrastruktur kesehatan yang menjangkau

seluruh lapisan masyarakat

9. Terwujudnya peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan,

jaringan transportasi, komunikasi, dan informatika

10. Terwujudnya peningkatan kelas Bandara Tjilik Riwut dan bandara

penunjang di Kalimantan Tengah

11. Terpeliharanya dan terbangunnya infrastruktur pengairan makro

dan mikro, serta pencetakan sawah.

12. Tersedianya sarana dan prasarana kelistrikan, serta sumber daya

energy yang terjangkau

13. Penguatan kelembagaan ekonomi rakyat

14. Meningkatkan daya saing dan orientasi eksport komoditas-komoditas lokal

15. Peningkatan ketrampilan masyarakat yang menunjang kegiatanekonomi.

16. Peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur secara terencana dansistematis.

17. Terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang rukun, damai dansejahtera di bumi Tambun Bungai

18. Meningkatnya pemahaman dan penghargaan terhadap adatistiadat lokal

Prioritas pembangunan daerah tahun 2015 dengan mengacu

pada RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015, serta

berdasarkan hasil analisis situasi dan kondisi terkini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Infrastruktur dan energi;

2. Ekonomi kerakyatan ;

3. Pendidikan;

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 28

4. Kesehatan;

5. Percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengentasan

desa/kelurahan tertinggal;

6. Peningkatan investasi dan dunia usaha

7. Tata ruang, sumber daya alam, lingkungan hidup dan

pengelolaan bencana;

8. Pemberdayaan masyarakat dan aparatur;

9. Peningkatan kerukunan dan kedamaian serta kebudayaan.

10. Tata Kelola Pemerintahan yang baik (good governance);

4.2.4 Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan

Wajib dan Urusan Pilihan) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Belanja daerah berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dianggarkan dalam APBD

Tahun Anggaran 2015 merupakan komponen belanja langsung.

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program

dan kegiatan Pemerintah Daerah tahun 2015 tersebut dialokasikan

dengan pertimbangan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang

layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

2) Penyusunan belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan

urusan pilihan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah

dalam upaya memenuhi kewajiban daerah di luar urusan wajib,

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 29

yang mencakup peningkatan pertanian dalam arti luas, energi dan

sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian dan perdagangan

serta transmigrasi.

3) Penyusunan belanja daerah berdasarkan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) digunakan untuk menunjang efektivitas

pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan

urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawabnya.

Pengalokasian anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap

SKPD harus terukur, yang diikuti dengan peningkatan kinerja

pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pada hakekatnya anggaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap

penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima

kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya.

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan terdiri dari :

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dengan belanja

dalam APBD tahun anggaran berkenaan yang telah ditutup (2014).

Pada Tahun Anggaran 2015, SiLPA dianggarkan berdasarkan estimasi

sementara, yaitu sebesar Rp. 246.225.000.000,00.

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu mencakup sisa dana untuk

mendanai kegiatan lanjutan, utang pihak ketiga yang belum

terselesaikan, pelampauan target pendapatan daerah, peneriman dan

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 30

pengeluaran lainnya yang belum terselesaikan sampai akhir tahun

anggaran.

b. Pencairan Dana Cadangan

Pada tahun anggaran 2014 ini pencairan dana cadangan tidak

dianggarkan.

c. Hasil Penjualan Kekayan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dapat berupa penjualan perusahaan milik

daerah/BUMD, penjualan kekayaan milik pemerintah daerah yang

dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil investasi penyertaan

modal pemerintah daerah. Pada Tahun Anggaran 2015, hasil penjualan

kekayaaan daerah yang dipisahkan tidak dianggarkan.

d. Penerimaan Pinjaman Daerah

Penerimaan pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan semua

transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang dari

pihak lain (termasuk obligasi) sehingga daerah dibebani kewajiban

untuk membayar kembali.

Penerimaan pinjaman daerah yang dianggarkan disesuaikan dengan

rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran sebelumnya sesuai

dengan perjanjian pinjaman. Pada Tahun Anggaran 2015, penerimaan

pinjaman daerah tidak dianggarkan.

e. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

Peneriman kembali pemberian pinjaman digunakan untuk

menganggarkan posisi penerimaan kembali pinjaman yang diberikan

kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.

Pada Tahun Anggaran 2014, penerimaan kembali pemberian pinjaman

tidak dianggarkan.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 31

f. Penerimaan Piutang Daerah

Penerimaan piutang daerah digunakan untuk menganggarkan

penerimaan yang bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, yaitu

berupa peneriman piutang daerah dari pendapatan daerah,

pemerintah, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank

atau penerimaan piutang lainnya. Pada Tahun Anggaran 2015,

penerimaan piutang daerah tidak dianggarkan.

4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari :

a. Pembentukan Dana Cadangan

Pembentukan Dana Cadangan digunakan untuk menganggarkan

sejumlah dana cadangan yang akan di transfer dari rekening kas umum

daerah ke rekening khusus dana cadangan dalam tahun anggaran 2014,

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pembentukan

Dana Cadangan Berkenaan.

Pada Tahun Anggaran 2015, pembentukan dana cadangan tidak

dianggarkan, dibandingkan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar

Rp.15.000.000.000,00.

b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

Penyertaan modal pemerintah daerah digunakan untuk menganggarkan

sejumlah dana yang akan diinvestasikan/disertakan untuk merealisasikan

kerjasama dengan pihak ketiga dan/atau kepada perusahaan daerah atau

BUMD.

Pada Tahun Anggaran 2015, penyertaan modal (investasi) Pemerintah

Daerah dianggarkan sebesar Rp. 55.000.000.000,00 naik sebesar

Rp.12.500.000.000,00 (29,41%) dari alokasi pada APBD Tahun Anggaran

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 IV - 32

2014 sebesar Rp.42.500.000.000,00. Jumlah yang dianggarkan tersebut,

disesuaikan dengan jumlah yang ditetapkan dalam peraturan daerah

tentang penyertaan modal pemerintah daerah dengan pihak ketiga atau

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang

pelaksanaan penyertaan modal daerah pada BUMD berkenaan.

Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah terdiri dari penyertaan

modal pada PT. Bank Pembangunan Kalteng sebesar

Rp. 55.000.000.000,00 naik sebesar Rp. 42.000.000.000,00 (323,08%)

dibandingkan dengan alokasi pada APBD TA. 2014 sebesar

Rp.13.000.000.000,00; Penyertaan Modal pada PT. JAMKRIDA untuk

tahun 2015 tidak dianggarkan, dibandingkan alokasi pada APBD 2014

sebesar Rp. 24.500.000.000,00; serta Penyertaan Modal pada PT.

Banama Tingang Makmur untuk tahun 2015 tidak dianggarkan,

dibandingkan alokasi pada APBD 2014 sebesar Rp. 5.000.000.000,00.

c. Pembayaran Pokok Utang

Pembayaran pokok utang digunakan untuk menganggarkan sejumlah

dana guna melunasi seluruh kewajiban pokok yang jatuh tempo dalam

tahun anggaran 2015 termasuk tunggakan atas pinjaman-pinjaman

daerah yang dilakukan dalam tahun-tahun anggaran sebelumnya sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati. Untuk tahun 2015 pembayaran

pokok utang tidak dianggarkan.

d. Pemberian Pinjaman Daerah

Pada Tahun Anggaran 2015, pemberian pinjaman daerah tidak

dianggarkan.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 V - 1

BAB V

PENUTUP

Sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyusunan

Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

didasarkan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen KUA dan

PPAS Tahun Anggaran 2015 merupakan pedoman utama dalam penyusunan rancangan

APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015.

Dokumen KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2015 yang berfungsi sebagai dokumen

perencanaan teknis operasional tahunan, disusun dengan berpedoman pada RKPD

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 dan memperhatikan RKP Tahun 2015, serta hasil

pembahasan pada forum Musrenbang Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014. Dengan

demikian, KUA Tahun Anggaran 2015 merupakan komitmen seluruh stakeholder, yang

berisi kebijakan umum pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah untuk

pelaksanaan tahun 2015. Dokumen KUA dimaksud menjadi pedoman dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015, dalam rangka

penyusunan rancangan APBD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2015.

Dalam rangka menjaga konsistensi kebijakan pembangunan di Provinsi Kalimantan

Tengah, Gubernur Kalimantan Tengah akan melakukan pengendalian dan monitoring

terhadap pelaksanaan Kebijakan Umum APBD. Untuk itu, setiap pelaksana program

berkewajiban menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program pembangunan secara

berkala kepada Gubernur Kalimantan Tengah cq. Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah. Keseluruhan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut menjadi

bahan dalam penyusunan KUA pada tahun berikutnya.

KEBIJAKAN UMUM APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTAHUN ANGGARAN 2015 V - 2

Demikian Kebijakan Umum APBD ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam

penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RAPBD

Tahun Anggaran 2015.

Palangka Raya, 17 Juli 2014

PIMPINANDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

R. ATU NARANG, SEKetua

Ir. H. ABDUL RAZAKWakil Ketua

HENDRY S. DALIM, SH, MHWakil Ketua

Ir. H. ARIEF BUDIATMOWakil Ketua

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

A. TERAS NARANG, SH.

Pejabat Paraf

Sekda

Asisten

Ka. Bappeda

Ka. Dispenda

Karo Keuangan

Karo Hukum