ansietas fobik

13

Click here to load reader

Upload: karina-sandra-amilia

Post on 10-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ansietas fobik

PENUGASAN ARTIKEL ILMIAH

ANSIETAS

BLOK KBTI/SEMESTER 1

Disusun Oleh :

NAMA : Nuklear Adiwena

NIM : 07711204

Kelompok : 3

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: ansietas fobik

A. DEFINISI

. Dalam pengertian yang luas, ansietas dapat diartikan sebagai keadaan cemas.

Namun jika ditinjau dari aspek klinik, ansietas dapat merupakan keadaaan yang

normal, sebagai gejala penyakit lain, sebagai sindrom, atau sebagai gangguan yang

dapat berdiri sendiri.

Dalam pengertian lain, ansietas adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan,

sensasi cemas, takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam dan

tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan dengan rangsang eksternal.

Ansietas adalah perasaan yang dialami seseorang, ketika orang tersebut terlalu

mengkhawatirkan kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi di masa

depan yang tidak bisa dia kendalikan dan yang jika itu terjadi, akan dinilai sebagai hal

yang 'mengerikan'. Ansietas dan kecemasan sangat berhubungan dengan rasa takut.

B. ETIOLOGI

Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial, baik

dari diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian

obat tertentu secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain.

Faktor biologis ansietas merupakan akibat dari reaksi syaraf otonom yang

berlebihan, sebagai contoh PMS atau Pre Menstrual Syndrome, disamping dapat

terjadi gangguan fisik ternyata PMS juga dapat memunculkan ansietas, berupa

gangguan mental seperti mudah tersinggung dan sensitif. Sedangkan dari aspek

psikoanalisis, ansietas dapat terjadi akibat impuls-impuls bawah sadar (seks, agresi,

dan ancaman) yang masuk ke alam sadar, atau mekanisme pertahanan jiwa yang tidak

sepenuhnya berhasil, dapat menimbulkan ansietas yakni reaksi fobia.

Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien

yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis

seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang

Page 3: ansietas fobik

dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang

menjadi penyebab timbulnya ansietas.

Dari pendekatan sosial, ansietas dapat disebabkan karena frustasi, konflik,

tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan oleh kesusahan dan

kegagalan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan -kecenderungan harga diri yang

terhalang, repressi terhadap macam-macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa

berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual

yang tidak mendapat kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak

konflik batin(Cameroon, 2004)

Ansietas juga timbul sebagai efek sekunder dari suatu penyakit, misalnya pasien

yang menderita penyakit kanker ternyata juga sering menderita gangguan psikis

seperti depresi, ansietas dan gangguan lainnya, ketakutan pasien akan penyakit yang

dideritanya atau pun kesakitan fisik yang dialaminya dari suatu penyakit itulah yang

menjadi penyebab timbulnya ansietas, misal saat sekarat mendekati kematian atau

mengalami penderitaan akibat suatu penyakit.

Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga

merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi

kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi

gejala ansietas ini(Brust, 2007). Karena sebagian besar orang akan berlari ke hal-hal

tadi untuk menghadapi ansietas yang timbul pada dirinya. Beberapa zat yang dapat

menyebabkan ansietas anatara lain :

-Anticonvulsants(Carbamazepine, ethosuximide)

-Antihistamines

-Antimicrobials(Cephalosporins, ofloxacin, aciclovir, isoniazid)

-Bronchodilators(Theophyllines)

-Digitalis(pada level toksik)

-Oestrogen

-Levodopa

-Corticosteroids

Page 4: ansietas fobik

-Thyroxine

-Non-steroidal anti-inflammatory drugs(Indomethacin)

-Thyroxine

Memang mungkin dalam penggunaan beberapa obat-obatan lain terkadang

juga menyebabkan tremor atau palpitasi seperti ansietas, namun ini dapat dibedakan

dari ansietas melalui pemeriksaan klinis lebih lanjut

Ansietas juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor genetik dari

keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat pasien

yang terkena ansietas memiliki sekurang-kurangnya satu sanak saudara derajat

pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik yang sama(Brust, 2007)

Meskipun demikian masih banyak penyebab ansietas yang harus selalu dicari,

untuk itu diperlukan anamnesis yang lengkap seperti asal timbulnya gejala dan

matriks interpersonal dan social bermulanya gejala.

C. GAMBARAN KLINIS

Ditinjau dari aspek klinis, dikenal 5 jenis gangguan ansietas : Gangguan panik,

gangguan fobik, gangguan ansietas menyeluruh, obsesif-kompulsif, dan stress paska

trauma(House cit Stark, 2002) Ansietas dapat timbul primer disebut gangguan

ansietas umum, sedangkan ansietas sekunder dapat timbul dari gangguan fisik atau

timbul dari depresi. Ansietas patologis ditunjukkan dengan gejala-gejala dan tingkah

laku disfungsi yang nyata atau gangguan kehidupan sehari-hari.

Gambaran klinis bervariasi, namun dapat berkembang menjadi gejala-gejala

panik, histeria, fobia, somatisasi, hipokondriasis, dan obsesif kompulsif. Diagnosis

gangguan ansietas ditegakkan apabila dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan

cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan,

gelisah, takut mati, takut menjadi gila, yang mana perasaan-perasaan tersebut

mempengaruhi hampir diseluruh aspek kehidupannya, sehingga fungsi pertimbangan

akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu dijumpai pula keluhan atau

Page 5: ansietas fobik

gejala-gejala fisik atau fisiologis tubuh. Untuk lebih jelasnya gejala-gejala somatik

dari ansietas dapat dilihat dari table berikut.

Tabel 1. Gejala-gejala somatik ansietas

GEJALA MEKANISME

PALPITASI TAKIKARDIA

SESAK NAFAS TAKIPNEA

NYERI DADA Keteganagan otot interkostal

NYERI KEPALA Ketegangan otot frontal

PARASTESIA HIPERVENTILASI

GEMETAR Tremor meningkatLESU Ketegangan otot yang meningkat

BERKERINGAT Peningkatan aktivitas kelenjar keringat

SEMU MERAH Ketidakstabilan vasomotor

MULUT KERING Salivasi berkurang

SERING KENCING Peningkatran tonus kandung kemih

Source: http://www.bmj.com/cgi/content/full/325/7357/207?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=anxiety&searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT

Sayangnya, studi tentang gejala-gejala natural ansietas masih minim, sehingga

masih sulit dalam memutuskan perbedaan antara keadaaan ansietas normal atau

abnormal. Dalam beberapa hal kriteria-kriteria seperti tabel diatas pun menjadi sulit

untuk diterapkan secara mutlak pada penderita/pasien, sehingga diperlukan diagnosa

lebih lanjut untuk mengetahui bahwa pasien memang mengalami gangguan ansietas

secara patologis(Fracchione,2004)

Page 6: ansietas fobik

D. TERAPI

Terapi pada ansietas pada umumnya dapat dilakukan dengan 2 cara yakni terapi

psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi). Angka-angka

keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis dini.

Psikoterapi sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dan

dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak

perlu.

1. Terapi Psikologis

Penyuluhan psikiatrik atau psikologis dan manipulasi lingkungan tidak jarang

pula dibutuhkan. Biasanya terapi-terapi psikologis pada ansietas tersebut merupakan

bagian dari manajemen untuk mengatasi kebanyakan kondisi medis. Namun untuk

melakukan psikoterapi semacam itu tidak selalu mungkin dapat dilakukan, khususnya

yang ada dalam rumah sakit. Jangkauan dari ketersediaan pelayanan seringkali

terbatas, dan tidak semua pasien siap untuk menyetujui sebuah skenario tertentu.

Terapi pada ansietas tidak harus dilakukan oleh seorang psikiatri, namun

seharusnya dapat diterapkan oleh semua dokter yang berkompeten, sehingga

keterbatasan pelayanan dapat diatasi(House cit Stark, 2002). Memberikan informasi

selalu menjadi langkah awal dalam menolong pasien ansietas, yang mana informasi

yang diberikan harus sesuai dengan kadarnya dan selalu memberikan harapan yang

besar bagi setiap individu untuk sembuh. Kebanyakan pasien menginginkan sebuah

kejelasan dan informasi mengenai kondisi yang sedang ia alami, dengan melakukan

tindakan tadi, menunjukkan kepada pasien bahwa mereka benar-benar diperdulikan

dan dirawat.

Komunikasi yang efektif adalah esensial dalam pemberian informasi, dokter-

dokter terlatih dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan terbuka dari pasien, mampu

memahami kondisi psikis, dan kemampuan memberikan nasehat-nasehat yang baik

sangat dibutuhkan, sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Yang mana akan

mampu membantu pasien dalam mengurangi beban psikisnya(House cit Stark, 2002)

Page 7: ansietas fobik

2. Terapi Religi

Terapi ini sering digolongkan sebagai sebuah terapi psikis, namun sayangnya

tidak semua dokter berkompeten mampu melakukannya, dan terapi ini biasanya

hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang ahli dalam bidang spiritual. Terapi

religi biasanya membantu pasien untuk lebih tenang dan memberi waktu pasien untuk

memahami dirinya sendiri, sehingga menciptakan sebuah kesadaran dalam diri

sendiri. Hal ini cenderung lebih efektif karena kesadaran tersebut muncul dari diri

sang pasien sendiri.

Terapi ini dilakukan melalui sharing kepada ahli religi yang dipercaya oleh

penderita, dan kemudian ahli religi tersebut memberi nasehat-nasehat untuk lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan, namun tak jarang juga terapi semacam ini dilakukan

secara invidual tanpa seorang agamawan yang membimbing. Terapi semacam ini

terkadang pada akhirnya juga membentuk sebuah karakteristik atau watak yang baru

dari penderita.

3. Terapi farmakologi

Beberapa jenis obat-obatan biasanya dapat digunakan untuk mengatasi dan

mengurangi ansietas, dan masing-masing obat memiliki keuntungan dan kekurangan

masing-masing. Penggunaan suatu zat dalam jangka waktu yang lama pun tidak akan

membuahkan hasil yang baik untuk kesehatan fisik sang pasien sendiri

Obat-obatan yang paling sering digunakan dalam mengatasi ansietas adalah

benzodiazepine(BDPs)(Fracchione, 2004). Adapun beberapa jenis obat yang lazim

digunakan adalah :

- Diazepam

- Lorazepam

- Alprazolam

- Propanolol

- Amitriptilin

Penghentian suatu konsumsi zat tertentu juga dapat membantu mengurangi

ansietas, biasanya penggunaan beberapa zat yang mengandung analgesik dan alkohol

Page 8: ansietas fobik

yang mana telah disinggung diatas tadi, bahwa konsumsi zat-zat tersebut sebenarnya

merupakan sebuah pelarian dari gejala-gejala ansietas namun pada akhirnya pada

situasi tertentu, penghentian zat-zat tersebut malah menjadi bagian yang penting

untuk program manajemen ansietas. Karena ketergantungan terhadap zat-zat tersebut

dapat memicu timbulnya ansietas yang lebih, meskipun pada awal penggunaannya

terasa membantu meringankan gejala-gejala ansietas penderita.

DAFTAR PUSTAKA

Brust, J.C.M.2007.Current Diagnosis and Treatment. New York. A large medical

book.

Cameroon, Alasdair D.2004.CrashCourse Psychiatry. London. Mosby

Page 9: ansietas fobik

Fricchione, Gregory.2004.Generalized Anxiety Disorder. N England J Med.351:675-

82.http://content.nejm.org/cgi/content/full/351/7/675. Last Updated August

12,2004

House, A.,Stark, D.2002.Anxiety In Medical Patient.BMJ.325:207-9.

http://www.bmj.com/cgi/content/full/325/7357/207?

maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=anxiety&sea

rchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT. Last updated : July 27,

2002

http://www.kalbefarma.com/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=19238.