ansietas

23
DEFINISI Cemas (anxietas) merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak menyenangkan,tidak menentu, menakuntukan dan mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik. Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. EPIDEMIOLOGI Gangguan cemas merupakan kelompok gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan. National Comorbiloty Study melaporkan bahwa satu diantara empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan cemas dan terdapat angka prevalensi 12 bulan sebesar 17,7%. Perempuan (prevalensi seumur hidup 30,5%) lebih cenderung mengalami gangguan cemas daripada laki-laki

Upload: ayi

Post on 07-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

text

TRANSCRIPT

Page 1: Ansietas

DEFINISI

Cemas (anxietas) merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak

menyenangkan,tidak menentu, menakuntukan dan mengkhawatirkan akan adanya

kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-

gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik. Anxietas

adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak

menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai

dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang

berulang bagi seseorang tertentu.Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut,

dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau

kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan

gelisah.

EPIDEMIOLOGI

Gangguan cemas merupakan kelompok gangguan psikiatri yang paling

sering ditemukan. National Comorbiloty Study melaporkan bahwa satu diantara

empat orang memenuhi kriteria untuk sedikitnya satu gangguan cemas dan

terdapat angka prevalensi 12 bulan sebesar 17,7%. Perempuan (prevalensi seumur

hidup 30,5%) lebih cenderung mengalami gangguan cemas daripada laki-laki

(prevalensi seumur hidup 19,2%). Prevalensi gangguan cemas menurun dengan

meningkatnya status sosioekonomik.

ETIOLOGI

Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui, banyak gangguan ini

disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan di otak dan stres

lingkungan.

Seperti penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan kecemasan dapat

disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Penelitian telah

menunjukkan bahwa stres berat atau jangka panjang dapat mengubah

keseimbangan kimia dalam otak yang mengendalikan mood. Penelitian lain

Page 2: Ansietas

menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan tertentu memiliki

perubahan struktur otak tertentu yang mengontrol memori atau mood. Selain itu,

penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dalam keluarga, yang

berarti bahwa mereka dapat diwariskan dari satu atau kedua orang tuanya, seperti

warna rambut atau mata. Selain itu, faktor lingkungan tertentu - seperti trauma

atau peristiwa penting - dapat memicu gangguan kecemasan pada orang yang

memiliki kerentanan diwariskan kepada mengembangkan kekacauan.

Faktor pencetus yang sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan

dengan faktor-faktor yang menahun seperti amarah yang direpresi atau impuls

untuk melampiaskan hal sex. Biasanya urut-urutan kejadian sebagai berikut :

Ketakutan ( kecemasan akut ) → represi dan konflik ( tak sadar ) → kecemasan

menahun → stres pencetus → penurunan daya tahan dan mekanisme untuk

mengatasinya → nerosa cemas.

Faktor Biologis

Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah neurotransmitter.

Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan pada gangguan ini yaitu,

norepinefrin, serotonin, dan gamma amino butiric acid atau GABA. Namun

neurotransmitter yang memegang peranan utama pada gangguan cemas adalah

serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan pada gangguan panik.

Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan

percobaan pada hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada

perangsangan locus sereleus yang ditunjukan pada pemberian obat-obatan yang

meningkatkan kadar norepinefrin dapat menimbulkan tanda-tanda kecemasan,

sedangkan obat-obatan menurunkan kadar norepinefrin akan menyebabkan

depresi.

Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda dengan

norepinefrin. Norepinefrin bersifat merangsang timbulnya kecemasan, sedangkan

Gamma Amino Butiric Acidatau GABA bersifat menghambat terjadinya

kecemasan ini. Pengaruh dari neutronstransmitter ini pada gangguan kecemasan

didapatkan dari peranan benzodiazepin pada gangguan tersebut. Benzodiazepin

Page 3: Ansietas

dan GABA membentuk GABA Benzodiazepin kompleks yang akan menurunkan

anxietas atau kecemasan.

Satu penelitian tomografi emisalnyai positron (PET; positron emisalnyasion

tomography) melaporkan suatu penurunan kecepatan metabolik di ganglia basalis

dan substansia alba pada pasien gangguan cemas menyeluruh dibandingkan

kontrol normal. Satu penelitian menemukan bahwa hubungan genetika mungkin

terjadi antara gangguan cemas menyeluruh dan gangguan depresif berat pada

wanita. Penelitian lain menemukan adanya komponen yang terpisah tetapi sulit

untuk ditentukan pada gangguan cemas menyeluruh. Kira-kira 25 persen sanak

saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan cemas menyeluruh umum

juga terkena gangguan.Sanak saudara laki-laki lebih sering menderita suatu

gangguan penggunaan alkohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar

menyatakan suatu angka kesesuaian 50 persen pada kembar monozigotik dan 15

persen pada kembar dizigotik.

Faktor Psikososial

Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang menyebabkan

perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah bidang kognitif perilaku dan

bidang psikoanalitik. Bidang kognitif perilaku menghipotesiskan bahwa pasien

dengan gangguan cemas menyeluruh berespon secara tidak tepat dan tidak akurat

terhadap bahaya yang dihadapi, ketidakteraturan tersebut disebabkan oleh

perhatian selektif terhadap perincian negatif didalam lingkungan oleh distorsi

pemrosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu negatif tentang

kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik

menghipotesiskan bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar

yang tidak terpecahkan. Suatu hierarki kecemasan adalah berhubungan dengan

berbagai tingkat perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan

mungkin berhubungan dengan ketakutan akan penghancuran atau fusi dengan

orang lain. Pada tingkat perkembangan yang lebih matur,kecemasan adalah

berhubungan dengan perpisahan dari objek yang dicintai. Kecemasan kastrasi

Page 4: Ansietas

adalah berhubungan dengan fase oedipal dari perkembangan dan dianggap

merupakan satu tingkat tertinggi dari kecemasan.

KLASIFIKASI

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

( DSM-IV), gangguan cemas terdiri dari :

1. Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;

2. Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;

3. Fobia spesifik;

4. Fobia sosial;

5. Gangguan Obsesif-Kompulsif;

6. Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );

7. Gangguan Stress Akut;

8. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder).

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia III, gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan

somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-48).

F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN

GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRES

F40 Gangguan Anxieta Fobik

F40.0 Agorafobia

.00 Tanpa gangguan panik

.01 Dengan gangguan panik

F40.1 Fobia sosial

F40.2 Fobia khas (terisolasi)

F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya

F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

Page 5: Ansietas

F41 Gangguan Anxietas Lainnya

F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)

F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh

F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif

F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya

F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT

F41.9 Gangguan anxietas YTT

F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif

F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan

F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)

F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional

F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya

F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)

F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)

F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)

F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala kecemasan yang ditunjukkan atau dikemukakan oleh

seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oleh

individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh

seseorang saat mengalami kecemasan secara umum menurut Hawari (2004),

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Gejala psikologis : pernyataan cemas/khawatir, firasat buruk, takut akan

pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,

gelisah, mudah terkejut.

b. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

c. Gangguan konsentrasi daya ingat.

Page 6: Ansietas

d. Gejala somatik : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak

nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan

terasa dingin dan lembab, dan lain sebagainya.

DIAGNOSIS

F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

A. F 40.0 AGORAFOBIA

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria ini harus dipenuhi untuk :

a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi

primer dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder

seperti waham atau pikiran obsesif.

b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya

dua dari situasi berikut :

1. Banyak orang

2. Tempat-tempat umum

3. Bepergian keluar rumah

4. Bepergian sendiri

c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gambaran yang menonjol

B. F 40.1 FOBIA SOSIAL1. Mulai sejak usia remaja

2. Rasa takut diperhatikan oleh orang lain dalam keluarga yang relatif kecil

3. Menjurus pada perhindaran terhadap situasi sosial yang relatif kecil

4. Menjurus pada penghindaran terhadap situasi sosial

5. Lelaki sama dengan wanita

6. Gambarannya dapat sangat jelas misalnya. makan di tempat umum,

berbicaradidepan umum, menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua

situasi di luar keluarga

7. Biasanya disertai dengan harga diri yang rendah dan takut kritik

Page 7: Ansietas

8. Dapat tercetus sebagai : malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin

buang air kecil dan gejala demikian dapat berkembang menjadi serangan

panik

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria dibwh ini harus dipenuhi untuk :

a. Gejala2 psikologis, perilaku /otonomik harus merupakan manifestasi

primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain seperti waham /

pikiran obsesif

b. Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja

c. Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan depresif dan agorafobia sering sulit dibedakan dengan fobia

sosial. Hendaknya diutamakan Diagnosis agorafobia, depresi jgn ditegakkan

kecuali ditemukan sindrom depresif yang lengkap dan jelas

C. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)

Fobia yang terbatas pada situasi yang sangat spesifik seperti bila :

1. Berdekatan dengan binatang tertentu

2. Tempat tinggi

3. Petir

4. Kegelapan

5. Naik pesawat

6. Buang hajat ditempat umum

7. Makan makanan tertentu

8. Dokter gigi

9. Takut melihat darah/luka

10. Takut berhubungan dengan penyakit tertentu

Biasanya timbul pada masa kanak-kanak/dewasa muda; dapat menetap

puluhan tahun bila tidak diobati

Page 8: Ansietas

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis pasti :

a. Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari

anxietas, dan bukan sekunder dari gejala2 lain seperti waham atau pikiran

obsesif

b. Anxietas harus terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu

c. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya

Termasuk :

a. Akrofobia

b. Fobia binatang

c. Klaustrofobia

d. Fobia ujian

e. Fobia sederhana

DIAGNOSA BANDING

Gangguan hipokhondrik F 45.2

Gangguan waham F 22.0

F 40.8 gangguan fobik lainnya

F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT

F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA

Manifestasi anxietas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi

lingkungan tertentu saja

Dapat disertai :

a. Gejala depresif

b. Gejala obsesif

c. Beberapa unsur anxietas fobik

Asal jelas bersifat sekunder, ringan

Page 9: Ansietas

A. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik)

Gambaran esensial :

a. Serangan anxietas berat (panik) yang berulang

b. Tidak terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian

c. Tidak terduga

d. Gejala yang biasa dijumpai, onsit mendadak :

1. Palpitasi

2. Nyeri dada

3. Perasaan tercekik

4. Pusing kepala

5. Rasa menjadi gila

e. Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi)

1. Rasa takut mati

2. Kehilangan kendali

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Untuk diagnosis beberapa serangan anxietas berat diserta gejala otonomik harus

terjadi dalam periode kira-kira 1 bulan tidak berbahaya :

a. Pada keadaan-keadaan yang sebenarnya secara obyektif tidak ada bahaya

b. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat

diduga sebelumnya

c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode

antara serangan-serangan panik (meskipun lazim terjadi anxietas

antisipatorik)

Termasuk : - serangan panik - keadaan panik

DIAGNOSIS BANDING

a. Gangguan panik sebagai bagian fobik

b. Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki

Page 10: Ansietas

B. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial :

a. Anxietas yang menyeluruh dan menetap

b. Tidak terbatas hanya pada setiap keadaan lingkungan yang tertentu saja

(misalnyaalnya sifat mengambang atau “free floating”)

Gejala yang sering dijumpai :

a. Keluhan tegang yang berkepanjangan

b. Gemetaran

c. Ketegangan otot

d. Berkeringat

e. Kepala terasa ringan

f. Palpitasi

g. Pusing kepala

h. Keluhan epigastrik

i. Ketakutan dirinya/ anggota kel lain akan celaka/sakit

j. Khawatir dan firasat lain

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama beberapa

minggu à bulan

GEJALA-GEJALA :

a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan

gelisah seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi)

b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)

c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi,

keluhan epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Page 11: Ansietas

Diagnostik Banding :

a. Episode depresif (F 32)

b. Gangguan panik (F 41.0)

c. Gangguan obsesif-kompulsif (F 42)

Termasuk :

a. Neurosis anxietas

b. Reaksi anxietas

c. Keadaan anxietas

C. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS dan DEPRESIF

Terdapat gejala anxietas dan depresi yang masing-masing tidak

menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosa

tersendiri.

Beberapa gejala otonomik harus ditemukan :

a. Tremor

b. Palpitasi

c. Mulut kering

d. Sakit perut (mulas), dsb

Diagnosa Banding :

a. Gangguan penyesuaian F 43.2

b. Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1

Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap)

Page 12: Ansietas

D. F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA

PEDOMAN DIAGNOSTIK

a. Gangguan yang memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F 41.1)

dan yang menunjukkan cirri-ciri yang menonjol dari gangguan lain dalam F

40-F 49 akan tetapi tidak memenuhi kriterianya secara lengkap.

b. Bila gejala-gejala yang memenuhi kriteria dari kelompok gangguan ini

terjadi dalam kaitan dengan perubahan atau stress kehidupan yang

bermakna, maka dimasukkan dalam kategori F 43.2, gangguan penyesuaian

E. F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT

Termasuk : histeria anxietas

F. F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT

Termasuk : anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Diagnosis, gejala-gejala obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua-duanya

harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan

sumber distres atau gangguan aktivitas

Ciri-ciri gejala obsesional :

a. Harus dikenal/disadari sebagai pikiran/impuls dari diri individu sendiri

b. Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil

dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita

Page 13: Ansietas

c. Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal

yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari

ketegangan/anxietas tidak tanggap sebagai kesenangan seperti dimaksud

diatas)

d. Pikiran, bayangan atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan

yang tidak menyenangkan

Termasuk :

a. Neurosis anankastik

b. Neurosis obsesional

c. Neurosis obsesif-kompulsif

Diagnosis banding

a. Gangguan depresif primer

b. Sikzofrenia

c. Sindrom teurette

A. F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN

Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan untuk berbuat à distres

B. F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL)

a. Tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan

b. Memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa situasi yang

dianggapnya berpotensi nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau

masalah kerapian dan keteraturan.

c. Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari bahaya

tersebut

d. Menyita banyak waktuà ketidakmampuan mengambil keputusan

dan keterlambatan yang mencolok

Page 14: Ansietas

e. Jarang disertai oleh depresi dibandingkan dengan pikiran

obsesional, lebih responsif terhadap terapi tingkah laku

C. F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL

a. Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yang

obsesional maupun tindakan yang kompulsif

b. Keduanya (obsesif dan kompulsif) harus seimbang sama2

menonjol

F 43 CAMPURAN TERHADAP STRES BERAT dan GANGGUAN

PENYESUAIAN

A. F 43.0 REAKSI STRES AKUT

a. Gangguan sementara yang cukup parah – beberapa jam/hari

1. Stressor berupa pengalaman traumatik luar biasa ancaman serius t/n

keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang2 yang dicintai

misalnya :

a. Bencana alam

b. Kecelakaan

c. Peperangan

d. Serangan tindakan kriminal

e. Perubahan luar biasa yang mendadak

Penting : kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri seseorang

PEDOMAN DIAGNOSTIK :

a. Gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah

1. Depresif

2. Keadaan terpaku/bengong

3. Anxietas

Page 15: Ansietas

4. Kemarahan

5. Kekecewaan

6. Overaktif

7. Penarikan diri

b. Kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stresornya à gejala-

gejalanya dapat menghilang dengan cepat (beberapa jam). Bila stres

berkelanjutan/tak dapat dialihkan à gejala mereda seletah 1-3 hari

Termasuk :

a. Reaksi krisis akut

b. Kelelahan bertempur

c. Keadaan krisis

d. “shock” psikis

B. F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

a. Timbul sebagai akibat/respons yang berkepanjangan dan atau tertunda

terhadap kejadian atau situasi yang menimbulkan stres

b. Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnyaalnya kompulsif

astenik) dapat menurunkan kadar ambang

c. Gejala khas : episode-episode bayangan kejadian traumatik terulang

kembali (“flash backs”) atau mimpi, terjadi perasaan “beku” dan

penumpukan emosi, menjauhi orla, tidak responsif terhadap

lingkungannya, anhedonia mmenghindari aktivitas-aktivitas/situasi yang

berkaitan menghindari ingatan traumatik, bisa mendadak ketakutan, panik

atau agresif

d. Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dengan kenekatan yang berlebih,

mudah kaget, tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas dan depresi, dan ide

bunuh diri

e. Onset beberapa minggu – bulan = 6 bulan. Perjalanan berfluktuasi.

Page 16: Ansietas

PEDOMAN DIAGNOSTIK

a. Timbulnya dalam waktu 6 bulan, disebabkan oleh suatu peristiwa

traumatik yang luar biasa berat

b. Onset > 6 bulan dengan manifest klinis khas seperti yang telah

disebuntukan

Termasuk : Neurosis Traumatik

C. F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN

a. Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang biasanya

menganggu kinerja dan fungsi sosial

b. Timbul pada periode adaptasi terhadap suatu perubahan dalam hidup yang

bermakna / kehidupan penuh stres

c. Predisposisi/kerentanan individual berperan dalam resiko terjadinya

gangguan kepribadian

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Diagnosis pasti tergantung pada suatu evaluasi yang teliti terhadap hubungan

antara:

a. Bentuk, isis, keparahan gejala

b. Riwayat dan kepribadian sebelumnya

c. Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan

Termasuk : “Culture Shock”, reaksi berkabung, hopitalisasi pada anak

Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak

Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri

domain dapat ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5:

a. F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dengan jangka waktu <

1 bulan

b. F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringan sebagai respon t/n

stress berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun

Page 17: Ansietas

c. F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas dan

depresif keduanya menonjol, tapi tidak melebihi F41.2/F41.3

d. F43.23 dengan predominan gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl

anxietas, depresi, kekhwatiran. Ketegangan, amarah. Kategori ini juga

harus dipakai untuk reaksi pada anak-anak dengan prilaku regresif,

ngompol atau menghisap jempol

e. F43.24 dengan predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama :

tingkah laku, Raksi duka cita remaja à prilaku agresif/disosial

f. F43.25 dengan gangguan campuran emosi dan tingkah laku. Gejala

emosional dan tingkah laku merupakan ciri menonjol

g. F43.28 dengan gejala predominan lainnya YDT

h. F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya

i. F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT