anoreksia nervosa

23
ANOREKSIA NERVOSA 1. Pengertian Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah. Anoreksia Nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama kelaparan jangka panjang . 2. Epidemologi

Upload: eka-prasepti-darusman

Post on 01-Jul-2015

781 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANOREKSIA NERVOSA

ANOREKSIA NERVOSA

1. Pengertian

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang

ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag

minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh

atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah. Anoreksia Nervosa merupakan

sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal,

dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT

dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.

Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih

bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap

anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin

yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama

kelaparan jangka panjang .

2. Epidemologi

Terjadinya anoreksia nervosa (AN) meningkat sejak 2 dekade terakhir.

Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun, menderita anoreksia

nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada 14,5

tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun .

Peningkatan telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara lain ada

beberapa laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan pria

adalha 10 : 1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok sosioekonomi

menengah keatas, namun sekarang AN juga ada pada golongan sosioekonomi

Page 2: ANOREKSIA NERVOSA

yang lebih rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai etnik dan ras. Bulimia

lebih umum terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan makan yang

berhubungan dengan AN dan bulimia berkaitan dengan latar belakang keluarga.

3. Etiologi / penyebab

Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang

jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan

prilaku .Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada

kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.

Faktor predisposisi

Biologis

Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan

pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi

daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan

kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan

mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap

terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih

dalam tahap perkembangan.

Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut

cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin

muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan

genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum

terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung

mencakup disfungsi hipotalamus.

Page 3: ANOREKSIA NERVOSA

Perkembangan

Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini

bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap

kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan

indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting. Keterlibatan faktor kepribadian

dinyatakan oleh fakta bahwa penderita anoreksia cenderung wanita tertentu, muda,

berkulit putih dan dari keluarga yang bergerak ke atas yang menekankan pada

pencapaian. Jenis latar belakang ini menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga

yang menimbulkan stres, dan dalam konteks ini, penolakan wanita untuk makan

mungkin tanpaknya (tanpa disadari) sebagai cara menunjukan kendali.

Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia

mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita

mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual lain, seperti

feminin yang sesunguhnya.

Lingkungan

Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami

gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering

dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan

keluarga dengan konflik.

Psikologis

Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan

sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian ,

perfectsionisme serta control infuse yang buruk. Aspek psikologis anoreksia

Page 4: ANOREKSIA NERVOSA

nervosa yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat

badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan

mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh krisis

yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal

traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak

terkontrol.

Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan

lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar

orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat badan mungkin

merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau akan masuk

kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika akumulasi lemak

biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan dewasa ini untuk

memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting. Standar

kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang kecil

seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.

Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti

perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja

mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan

menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.

Sosio kultural

Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi

gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di

Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian

Page 5: ANOREKSIA NERVOSA

terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. Di Amerika

serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control

diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik.

Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 – 700

kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka

merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka .

Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama

seharian. Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia

mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk

keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai

perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan

diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak

pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami

gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif–konflusif dan gangguan

kepribadian.

4. Gambaran Klinis

Ada 2 tipe anoreksia nervosa;

Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan,

mereka biasanya menyediakan makan sendiri

Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai

makan ia akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi,

menggunakan pencuci perut atau memperlancar buangan kotoran.

Gejala klinis/symptom :

Page 6: ANOREKSIA NERVOSA

1. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat

badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap 

makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien

merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat

kurus.

2. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive

behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, 

pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis

gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan

kepribadian.

3. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh

tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan

dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong

makanan menjadi potongan kecil-kecil.

4. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.

5. Muntah yang dipaksakan.

6. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan.

Tanda Anoreksia nervosa :

1. Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up.

2. Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.

Page 7: ANOREKSIA NERVOSA

3. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung,

ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari

yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.

4. Hypokalemi dan kelainan EKG

5. Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang

berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.

Kenyataanya semua sistem organ terganggu dalam anoreksia nervosa. Pasien

seringkali terjadi bradikardi, hipertensi, dehidrasi, amenore, lekopenia, dan

mungkin anemia. Pasien juga mengalami gangguan elektrolit, khususnya ekskresi.

Osteopeni, osteoporosis, tambahan aritmia jantung (meliputi interval Q-T yang

panjang), motilitas lambung yang lambat, meningkatnya tingkat aminotransferase

hepar, insufisiensi renal, rambut rontok, dan adanya lanugo (rambut halus di

muka, leher dan punggung) dihubungkan dengan anoreksia nervosa yang berat.

Hilangnya jaringan lemak sebagai akibat dari pembatasan gizi dikaitkan

dengan hypoleptinemia dan sekresi peptida abnormal terlibat dalam kontrol

makanan (neuropeptide Y, melanocortins dan corticotropin-releasing factor,

antara lainnya). Suatu penelaahan terhadap kelainan endokrin, gangguan di

neurotransmitters, serta rinci analisis tanda-tanda kepadatan tulang dan mineral

tulang pada pasien dengan anoreksia nervosa.

5. Diagnosis

Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :

Page 8: ANOREKSIA NERVOSA

Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja,

dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. Untuk suatu diagnosis yang pasti

dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:

a. Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang

berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index

adalah 17,5% atau kurang.

b. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan

yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :

- Merangsang muntah oleh dirinya sendiri

- Menggunakan pencahar

- Olah raga berlebihan

- Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.

- Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana

ketakutan gemuk  terus menerus menyerang penderita, penilaian yang

berlebihan terhadap berat badan yang rendah.

- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-

piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore

dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat

terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme

peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.

- Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas

tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali

normal, tetapi menarche terlambat.

Page 9: ANOREKSIA NERVOSA

6. Pemeriksaa Fisik dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan meliputi

pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan

pemeriksaan status pubertas.  Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik

berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural,

hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat

penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar elektrolit,

kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid. Pemeriksaan

elektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau mendapat

pengobatan antidepresan.

Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari

jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang

disebabkan oleh malnutrisi.

7. Komplikasi Medis dan Gangguan Makan

Berhubungan dengan penurunan berat badan :

Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid

(sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur

inti tubuh.

Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk

kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS

Page 10: ANOREKSIA NERVOSA

(perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian

mendadak.

Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,

konstiopasi, nyeri abdomen.

Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle

stimulating hormone (FSH) yang rendah.

Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.

Hematologys : leucopenia.

Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari

seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.

Rangka osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan

penyalahgunaan laksatif).

Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik,

hipokloremik, dan hipomagnesimia.

Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan

pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung,

usus disfungsional dengan dilatasi haustra.

Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi

yang bersangkutan.

Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar

dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan,

gangguan kognitif lainnya.

Page 11: ANOREKSIA NERVOSA

8. Diagnosa Banding

Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan

pasien tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan

penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis

banding untuk  anoreksia nervosa.

1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya,

terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan

normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah

gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang

berlanjut.

2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-

pituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.

3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu

penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki

nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif,

hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan

dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori,

resep makanan dan persiapan   pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada

pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan

depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan

yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki

oleh pasien anoreksia nervosa.

Page 12: ANOREKSIA NERVOSA

4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis

tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai

variasi dari penyakit.

9. Terapi Pengobatan/Treatment

Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;

1) Mengembalikan berat badan kembali normal.

Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat badan

kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di rumah sakit.

Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai kemungkinan komplikasi

yang muncul.

2) Terapi psikologi

Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri, menghilangkan

cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan penghargaan diri dan

mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya dipilih CBT

(Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam mengembalikan

kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku gangguan makan

kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya CBT juga

kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada

pasien dalam menjalani penyembuhan

3) Penyembuhan total

Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil, menghilangkan

kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan kembali

Page 13: ANOREKSIA NERVOSA

4) Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang awalnya

mengarah ke makan tidak teratur.

Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran. Hal-hal

yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta

edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si penderita sangat

membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Jika ada salah

satu anggota keluarga anda yang menderita kelainan ini, jangan berhenti

mendukungnya untuk sembuh.

5) Psikofarmakologi

Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan

keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (Elavil) dan siproheptadin antihistamin

dalam dosis tinggi ( sampai 28mg/ hari ). Dapat meningkatkan penambahan berat

badan pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa.

6) Psikoterapi

Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia

kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, terapi keluarga

juga berguna untuk membantu anggota keluarga menjadi partisipan yang efektif

dalam terapi klien.

10. Prognosis

Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua

gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan

Page 14: ANOREKSIA NERVOSA

gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-

orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam

sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia

nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai

setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter

diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh

diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan

bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.

Pada pasien dengan anoreksia nervosa setiap sistem organ utama yang

terlibat, dan substansial risiko kematian. Daerah khusus perhatian yang disorot

dalam artikel dan termasuk perubahan Dermatologic (beberapa di antaranya

terbukti membutuhkan intervensi akut, misalnya, purpura), endokrin abnormalitas

(termasuk kesalahan manajemen diabetes), masalah gastrointestinal (termasuk

risiko dilatasi lambung) masalah jantung/paru (termasuk aritmia dan

pneumomediastinum), kelainan elektrolit yang berat, dan demineralisasi tulang.

Dokter yang merawat pasien ini harus agresif dalam mengejar, dan ketika mereka

ditemukan dalam mengobati, ini berpotensi membahayakan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta: EGC

Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC

Videbeck, Sheila L. 2008.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.

Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan

remaja.Jakarta:EGC

Page 15: ANOREKSIA NERVOSA

Sherwood, lauralee.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC

PPGDJ III

www.medicastore.com

Kaplan, Harold I. dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri klinis Ed. Ketujuh. Jakarta : EGC pp. 178-87.

Munoz M T., Argente J., 2002. Anorexia Nervosa in Female Adolescent:

Endrocine and Bone Mineral Density Disturbance. European Journal of

Endocrinology (2002) 147 275–286. www.eje.org.

Attia E., Walsh B T. 2005. Behavioral Managemant of Anorexia Nervosa.

National England Medical Journal 360;5 (29 Januari 2009). www.nejm.org.

Mittche J., Crow S. 2006. Medical Complicaion of Anorexa Nervosa and Bulimia

Nervosa. Current Opinion in Psychiatry 2006. pp. 438-443.