animasi film pendek legenda tengger -...

11
ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER Anastasia Oktaviani (021) 5595 9555, Email: [email protected] Anastasia Oktaviani, Ardiyansah, S.T ABSTRAK Animasi film pendek Legenda Tengger ini merupakan sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang seorang ayah yang mengorbankan anak bungsunya kepada Gunung Bromo karena janji yang telah dibuatnya di masa lalu dan sangat disesalinya. Cerita rakyat ini diangkat karena isu kepercayaan yang berkembang saat ini, banyak sekali orang yang mudah mengucapkan janji yang tidak dapat ditepatinya, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu animasi film pendek Legenda Tengger ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menepati janji. Menggunakan metode penelitian melalui pencarian data melalui buku, catatan penulis, referensi, dan internet. Hasil yang ingin dicapai ialah untuk memberikan informasi melalui media alternatif hiburan yaitu audio visual agar masyarakat lebih dapat menghargai komitmen janji. Untuk merancang sebuah media komunikasi visual film animasi pendek yang berisi informasi mengenai cerita rakyat yang memiliki pesan moral mengenai pentingnya sebuah janji. Kata kunci: Legenda, Tengger, Bromo, Janji, Animasi pendek, Film Short movie animation of The Legend of Tengger was based on an Indonesian Folklore story which telling about a father who must sacrifice his youngest child to Bromo Mountain because of the promise he made in the past. The reason why using this folklore story because of the growing issue about trust at this time. Peoples nowadays are easily making promises without any consideration to keep it, it is used for their own interests. Therefore, this short movie animation of The Legend of Tengger is aims to gave comprehension to the public about the importance of understanding the meaning of a promise and an obligation to keep promises. Using the methods of research through data search through the book, the author notes, references, and internet. The goal to achieved is to provide the information through the alternative media of audio visual entertainment so the public could appreciate the commitment of promises. designing a short animated movie through visual communication medium that contains information about the folklore that has a moral message about the importance of a promise. Keyword: Legend, Tengger, Bromo, Promise, Short Animation, Movie PENDAHULUAN Banyak masyarakat yang belum mengerti pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menetapi janji yang telah dibuat, sehingga tidak jarang janji dibuat sembarangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tanpa memperdulikan kewajiban menepati janjinya tersebut. Bukan hanya masyarakat saja yang tidak mengerti konsekuensi janji, banyak pemimpin rakyat yang juga masih saja tidak memahami konsekuensi janji, mereka sering memberikan janji palsu yang tidak pernah ditepati mereka hanya untuk mendapatkan dukungan atau simpati masyarakat. Lama-kelamaan masyarakat ikut terpengaruh dengan sikap atau kebiasaan yang dilakukan oleh para public figure tersebut, masyarakat menjadi terbiasa untuk memberikan janji secara sembarangan karena beranggapan bahwa hal tersebut sah-sah saja dan bukan masalah besar. Mereka mulai mencari-cari alasan untuk pembelaan terhadap diri mereka atas kesalahan mereka, janji dibuat karena dipaksa keadaan, kemudian mengingkarinya adalah hal yang wajar karena mereka tidak serius saat mengucapkannya. Kebiasaan ini berdampak buruk pada masalah kepercayaan, masyarakat

Upload: dokiet

Post on 30-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER

Anastasia Oktaviani

(021) 5595 9555, Email: [email protected] Anastasia Oktaviani, Ardiyansah, S.T

ABSTRAK

Animasi film pendek Legenda Tengger ini merupakan sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang seorang ayah yang mengorbankan anak bungsunya kepada Gunung Bromo karena janji yang telah dibuatnya di masa lalu dan sangat disesalinya. Cerita rakyat ini diangkat karena isu kepercayaan yang berkembang saat ini, banyak sekali orang yang mudah mengucapkan janji yang tidak dapat ditepatinya, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu animasi film pendek Legenda Tengger ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menepati janji. Menggunakan metode penelitian melalui pencarian data melalui buku, catatan penulis, referensi, dan internet. Hasil yang ingin dicapai ialah untuk memberikan informasi melalui media alternatif hiburan yaitu audio visual agar masyarakat lebih dapat menghargai komitmen janji. Untuk merancang sebuah media komunikasi visual film animasi pendek yang berisi informasi mengenai cerita rakyat yang memiliki pesan moral mengenai pentingnya sebuah janji. Kata kunci: Legenda, Tengger, Bromo, Janji, Animasi pendek, Film Short movie animation of The Legend of Tengger was based on an Indonesian Folklore story which telling about a father who must sacrifice his youngest child to Bromo Mountain because of the promise he made in the past. The reason why using this folklore story because of the growing issue about trust at this time. Peoples nowadays are easily making promises without any consideration to keep it, it is used for their own interests. Therefore, this short movie animation of The Legend of Tengger is aims to gave comprehension to the public about the importance of understanding the meaning of a promise and an obligation to keep promises. Using the methods of research through data search through the book, the author notes, references, and internet. The goal to achieved is to provide the information through the alternative media of audio visual entertainment so the public could appreciate the commitment of promises. designing a short animated movie through visual communication medium that contains information about the folklore that has a moral message about the importance of a promise. Keyword: Legend, Tengger, Bromo, Promise, Short Animation, Movie PENDAHULUAN Banyak masyarakat yang belum mengerti pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menetapi janji yang telah dibuat, sehingga tidak jarang janji dibuat sembarangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tanpa memperdulikan kewajiban menepati janjinya tersebut. Bukan hanya masyarakat saja yang tidak mengerti konsekuensi janji, banyak pemimpin rakyat yang juga masih saja tidak memahami konsekuensi janji, mereka sering memberikan janji palsu yang tidak pernah ditepati mereka hanya untuk mendapatkan dukungan atau simpati masyarakat. Lama-kelamaan masyarakat ikut terpengaruh dengan sikap atau kebiasaan yang dilakukan oleh para public figure tersebut, masyarakat menjadi terbiasa untuk memberikan janji secara sembarangan karena beranggapan bahwa hal tersebut sah-sah saja dan bukan masalah besar. Mereka mulai mencari-cari alasan untuk pembelaan terhadap diri mereka atas kesalahan mereka, janji dibuat karena dipaksa keadaan, kemudian mengingkarinya adalah hal yang wajar karena mereka tidak serius saat mengucapkannya. Kebiasaan ini berdampak buruk pada masalah kepercayaan, masyarakat

Page 2: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

menjadi tidak mudah lagi untuk saling mempercayai karena berpikir takut dibohongi atau dirugikan, sehingga masyarakat mulai mencurigai satu sama lain dan mulai mencari keuntungan demi diri sendiri karena merasa tidak aman dan berubah menjadi hal yang akhirnya dapat merugikan diri sendiri. Hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu dilakukan berubah menjadi masalah besar yang akhirnya menyeret diri sendiri dalam keadaan berbahaya dimana hanya tinggal penyesalan teramat pada diri sendiri yang selalu datang di akhir. Menyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat dan mulai menyalahkan keadaan dan orang sekitarnya, bahkan mungkin Tuhan atas semua kemalangan yang menimpa mereka. Padahal semua hal tersebut berasal dari hal kecil yang paling mendasar. Kepercayaan. Janji yang ditepati, tidak hanya menguntungkan orang lain saja, tetapi diri sendiri pun dapat merasakannya. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat sebuah cerita rakyat mengenai Legenda Tengger. Legenda Tengger ini menceritakan tentang kesedihan dari seorang ayah yang terpaksa harus mengorbankan anaknya yang terkasih karena janji yang dibuatnya di masa lalu. Penyesalan selalu datang terlambat. Dari cerita rakyat ini dapat diambil hikmah bahwa kita tidak boleh sembarangan mengucapkan janji, karena suatu hari kita akan harus menepatinya dengan konsekuensi apapun. Penulis menggunakan media cerita rakyat sebagai penyalur pesan moral karena daya serap dan imajinasi yang disampaikan melalui media cerita lebih memiliki kesan mendalam dengan daya serap yang lebih tinggi dan dapat membekas dengan kuat dalam ingatan. Penulis ingin mencoba menyampaikan pentingnya arti sebuah janji dan konsekuensi dari sebuah janji yang telah dibuat yang dikemas dalam bentuk animasi 3D Short Animation dengan mengangkat cerita rakyat Legenda Tengger ini untuk dijadikan sebagai contoh pelajaran hidup mengenai konsekuensi sebuah janji yang harus ditepati. Dengan menggunakan disiplin ilmu desain komunikasi visual dan animasi yang digunakan dengan mengangkat tema Legenda Tengger menjadi sebuah materi komunikasi audio visual dalam bentuk short amination yang menceritakan tentang pentingnya menepati janji yang telah diucapkan, sehingga tidak sembarangan untuk membuat janji yang tidak bisa kita penuhi. Dengan media short animation ini diharapkan dapat menyampaikan pentingnya sebuah janji dan harga yang harus dibayar untuk membuat sebuah janji.

METODE PENELITIAN

Teori Dasar Animasi Prinsip dasar animasi diperkenalkan oleh Ollie Johnston dan Frank Thomas, animator Disney pada tahun 1930-an menjadi dasar utama dalam perkembangan animasi, diadopsi dari animasi produksi Walt Disney. 12 Prinsip dasar animasi Johnston dan Thomas diterbitkan pada tahun 1981 dalam buku “The Illusion of Life: Disney Animation”. Dalam buku “The Animator’s Survival Kit” yang diterbitkan oleh Richard Williams, 12 prinsip dasar animasi tersebut dijelaskan seebagai berikut: Squash and Stretch - Sebuah gerakan yang dipakai dalan animasi untuk memperlihatkan gerakan objek yang lebih alami dan hidup, membedakan sifat kelenturan dan kekakuan suatu objek dengan menggambarkan distorsi bentuk objek saat dalam pergerakan, sehingga membuat objek terlihat hidup. Anticipation - Merupakan sebuah gerakan awal untuk sebuah aksi yang ingin dilakukan, gerakan antisipasi ini untuk mempertegas gerakan yang akan dilakukan. Berdasarkan antisipasi yang dilakukan, maka gerakan aksi yang terjadi dapat menghasilkan gerakan reaksi sehingga animasi berjalan dengan baik. Gerakan antisipasi selalu berlawanan arah dengan arah reaksi yang dihasilkan. Staging - Merupakan bentuk presentasi peletakan objek dari sebuah ide cerita dalam bentuk visual sehingga mendapatkan mood dan komposisi visual yang baik, seimbang, menghasilkan sebuah gambar yang bagus. Straight Ahead Action and Pose to Pose Action - Straight Ahead Action merupakan teknik pengerjaan animasi yang dilakukan langsung secara frame by frame, konsistensi kualitas gambar terjaga karena dikerjakan oleh satu orang saja dari awal, tapi memakan waktu pengerjaan yang lama. Sedangkan Pose to Pose Action merupakan teknik pengerjaan animasi yang dilakukan dengan animator yang pertama hanya menggambar keyframe-keyframe tertentu saja, kemudian untuk in-between keyframe tersebut dilanjutkan oleh animator lain, sehingga waktu pengerjaan menjadi lebih singkat. Follow Through and Overlapping Action - Follow Through merupakan gerakan reaksi dari gerakan aksi yang dilakukan yang berkaitan dengan objek, misalnya gerakan rambut yang maju ke depan saat berhenti berlari. Sedangkan Overlapping Action merupakan gerakan berulang-ulang yang terus terjadi sepanjang gerakan aksi, misalnya gerakan dari telinga kelinci yang melompat, telinga kelinci tersebut masih bergerak walaupun setelah kelinci tersebut berhenti melompat. Slow In and Slow Out - Merupakan rangkaian gerakan yang sesuai dengan hukum dinamika gerak dalam fisika yang mempengaruhi gerakan objek. Slow In merupakan gerakan awal yang lambat kemudian menjadi cepat, sedangkan Slow Out merupakan gerakan awal yang cepat kemudian melambat. Arcs - Merupakan suatu alur pergerakan tubuh makhluk hidup yang bergerak secara smooth atau halus dan realistik yang membentuk suatu gerakan yang melingkar. Secondary

Page 3: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Action - Merupakan gerakan tambahan hasil dari gerakan sebelumnya yang berfungsi untuk memperkuat gerakan awal sehingga gerakan aksi terlihat lebih hidup dan menarik. Timing - Timing merupakan hal yang terpenting dalam animasi, timing menetukan waktu untuk seluruh gerakan yang terjadi, cepat atau lambat suatu gerakan sehingga dapat menghasilkan mood dan membangun emosi sebuah gerakan. Exaggeration - Merupakan gerakan untuk melebih-lebihkan dan mendramatisir suatu gerakan secara hiperbola dan ekstrim untuk menghasilkan efek lucu yang dipakai untuk menghibur dalam animasi. Solid Drawing - Merupakan konsistensi kualitas suatu gambar karakter yang memiliki volume dan pencahayaan yang baik yang dapat menghasilkan karakter yang menarik. Appeal - Merupakan tampilan visual dan gaya animasi yang dipakai dalam animasi untuk mengidentifikasikan selera audiens terhadap gaya visual sehingga dapat menghasilkan gaya visual yang cocok dengan target audiens. Teori Warna Terdapat tiga variabel penting dalam warna yaitu Hue, Saturation, dan Value. Teori dasar warna pertama kali yang dikemukakan adalah Teori Brewster pada tahun 1831. Teori ini membagi warna menjadi empat kelompok warna, yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier dan warna netral. Warna Primer - Merupakan warna dasar dari teori warna Brewster yang terdiri dari warna Merah, Biru dan Kuning. Warna Sekunder - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran 2 warna primer dengan proporsi 1:1. Perpaduan warna Merah dan Kuning menghasilkan warna Orange. Perpaduan warna Merah dan Biru menghasilkan warna Ungu. Perpaduan warna Biru dan Kuning menghasilkan warna Hijau. Warna Tersier - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran warna primer dengan warna sekunder. Misalnya perpaduan warna Kuning dengan Orange menghasilkan warna Yellow Orange. Warna Netral - Merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran ketiga warna dasar Merah-Kuning-Biru dengan proporsi 1:1:1 menghasilkan warna Hitam. Teori Komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata “communis” dari bahasa Latin yang mempunyai arti umum atau bersama. Komunikasi merupakan sebuah kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan, ide atau gagasan yang terjadi antara dua pihak, berfungsi untuk menukar informasi, pikiran, pendapat dan pengertian seseorang kepada pihak lain. Berdasarkan tujuannya, komunikasi dibedakan menjadi empat, yaitu identifikasi, informasi, promosi dan ambience. Menurut Yongky Safanayong dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu, disebutkan bahwa terdapat empat unsur penting dalam proses komunikasi: Sumber / Pembuat Sandi (Source / Encoder), Pesan (Message), Saluran (Channel) dan Penerima / Pengurai Sandi ( Receiver / Decoder). Pesan merupakan hal terpenting dari komunikasi. Pesan adalah tujuan utama dari suatu komunikasi. Untuk merumuskan pesan yang efektif terdapat tiga tahapan yang dapat diperoleh melalui pendekatan rasional dan emosional: melahirkan pesan, mengevaluasi pesan, memilih dan menyampaikan pesan. Teori Film Pendek Film pendek merupakan sebuah bentuk film dengan durasi yang tidak terlalu lama dan dapat menyampaikan pesan dengan komunikasi yang menarik sehingga audiens tidak merasa bosan karena terlalu lama. Pada awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh Charles Chaplin. Film pendek bukan merupakan reduksi dari film cerita panjang, namun memiliki karakteristik yang berbeda dengan film cerita panjang. Dalam perkembangannya, film pendek merupakan awal mula film bioskop, tetapi karena keterbatasan teknologi yang belum dapat merekam suara dan warna, maka film pendek pada masa itu hanya berdurasi 5-10 menit. Genre film pendek awal adalah film kartun dan komedi. Teori Sinematografi Sinematografi merupakan serapan dari kata bahasa Inggris “Cinematography” yang berasal dari bahasa Latin “Kinema” yang memiliki arti gerakan dan “Graphein” yang memiliki arti merekam. Sinematografi merupakan teknik untuk menangkap gambar dan mengabungkannya sehingga menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan ide cerita. Teknik penggabungan gambar ini merupakan teknik Montase atau

Page 4: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Montage, tidak digabungkan secara asal dan sembarangan tapi mempunyai cara tertentu sehingga dapat menyampaikan ide cerita dengan baik. Sinematografi merupakan teknik tentang pengaturan cahaya dan kamera, sangat dekat dengan fotografi. Yang membedakannya adalah cara penyampaian ide, pada fotografi penyampaian ide memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan untuk sinematografi menggunakan rangkaian gambar yang menjadi media penyampaian ide cerita. Terdapat dua metode umum untuk proses editing film, yaitu: Continuity Cutting - Merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua adegan yang memiliki kesinambungan. Dynamic Cutting - Merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua adegan yang memiliki kesinambungan. Terdapat empat teknik editing film, yaitu: Pararel Editing - Merupakan teknik editing saat terdapat dua adegan yang memiliki persamaan waktu sehingga dirangkai silih berganti. Cross Cutting - Merupakan teknik editing saat terdapat dua adegan yang tidak memiliki persamaan waktu atau berbeda waktu sehingga dirangkai dengan adegan yang disilangkan atau penyilangan. Contrast Editing - Merupakan teknik editing yang memperlihatkan susunan atau rangkaian gambar yang memiliki kontradiksi dua adegan atau lebih. Montage Trope - Merupakan teknik editing yang mempergunakan symbol atau lambing-lambang yang menimbulkan pemikiran pada penonton. Teori Perkembangan Psikologi Anak Sejarah perkembangan psikologi telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno yang dikemukakan oleh Pythagoras pada tahun 572-479 SM, Pythagoras berpendapat bahwa jiwa merupakan sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat mati (Hadiwijono 1980, 19). Perkembangan psikologi tersebut kemudian dikembangkan dengan pandangan dari filosof besar lainnya, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates (469-399 SM) memandang jiwa sebagai inti sari manusia (Hadiwijono 1980, 36). Plato (428-348 SM) berpendapat bahwa jiwa dan tubuh manusia merupakan dua kenyataan yang berbeda dan harus dipisahkan, dikenal sebagai teori dualisme Plato. Aristoteles (384-322 SM) awalnya merupakan murid Plato yang mendukung teori dualisme Plato, tetapi Aristoteles berbalik menyerang teori tersebut dan memandang jiwa dan raga sebagai dua aspek yang berasal dari satu substansi yang saling berhubungan. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan psikologi telah digunakan dan dikembangkan oleh banyak ahli hingga masa sekarang. Teori Kognitif Psikologi Jean Piaget Kognitif merupakan potensi intelektual yang terdiri dari enam tahapan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi. Teori kognitif menekankan pada bagaimana cara atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Seorang pakar psikologi Swiss yang bernama Jean Piaget menyatakan bahwa seorang anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Terdapat dua proses yang mendasari dunia individu dalam pandangan Jean Piaget, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian atau adaptasi. Empat tahapan perkembangan anak menurut Jean Piaget: Tahap Sensorimotor merupakan tahap pertama dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi dari lahir hingga usia dua tahun yang ditandai dengan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasi dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan dan tindakan fisik. Terdapat enam sub-tahapan yang menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting seorang anak, yaitu: Sub-tahapan Skema Refleks, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Primer, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Sekunder, Sub-tahapan Koordinasi Reaksi Sirkular Sekunder, Sub-tahapan Fase Reaksi Sirkular Tersier, Sub-tahapan Awal Representasi Simbolik. Tahap Praoperasional - Merupakan tahap kedua dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia dua hingga tujuh tahun yang ditandai dengan muncul pemikiran egosentrisme, animisme dan intuitif. Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan objek melalui kata-kata atau gambar. Tahap Operasional Konkret - Merupakan tahap ketiga dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia tujuh hingga sebelas tahun yang ditandai dengan kemampuan anak untuk dapat melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan melakukan sebuah penalaran logis yang dapat menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh yang spesifik atau konkrit. Ada enam proses penting selama tahapan ini: Pengurutan, Klarifikasi, Decentering, Reversibility, Konservasi, Penghilangan sifat Egosentrisme. Tahap Operasi Formal - Merupakan tahap keempat dan tahap terakhir dari empat tahap perkembangan Piaget, terjadi pada saat anak berusia sebelas hingga lima belas tahun yang ditandai kemampuan anak untuk berpikir secara abstrak dan lebih logis.

Page 5: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

HASIL DAN BAHASAN

Title “Legenda Tengger” Untuk desain title short movie animasi “Legenda Tengger” atau dalam bahasa Inggris “The Legend of Tengger”, penulis menggunakan font “Footlight MT Light” yang dianggap penulis dapat mencerminkan keanggunan dan kemegahan dari Tengger. Bentuk font yang dipakai adalah bentuk dasar serif yang simple agar mudah untuk dimasukkan ke dalam background. Untuk warna yang dipakai disesuaikan dengan background, namun secara umum warna yang dipakai adalah warna hitam, yang memperlihatkan warna yang tegas dan kuat, seperti yang ditampilkan oleh karakter Ki Seger yang memerintah masyarakat Tengger.

Gambar 1 Title “Legenda Tengger”

Visualisasi Karakter Untuk penggambaran visualisasi karakter-karakter dalam film animasi pendek “Legenda Tengger” ini, mula-mula penulis melakukan sketsa kasar untuk mendapatkan karakter yang sesuai sebagai tokoh dalam animasi ini. Berikut adalah penjelasan dan pembahasan masing-masing karakter.

Gambar 2 Concept Sketch

Gambar 3 Character Comparison

Page 6: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Ki Seger atau Joko Seger merupakan keturunan dari kasta Brahmana yang gagah berani yang memimpin masyarakat Tengger. Karakteristik dari Ki Seger adalah seorang yang ramah, sabar, bijaksana dan tegas dalam memimpin tetapi penuh rasa keadilan yang kuat. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Ki Seger adalah figur seorang pria dewasa yang sudah matang, memiliki image seorang yang bijaksana, tegas dan penuh rasa keadilan, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Ki Seger terlihat tegas namun tidak menyeramkan sehingga memberikan kesan orang yang dapat diandalkan.

Gambar 4 Sketsa karakter Ki Seger

Gambar 5 Visualisasi 3D Ki Seger

Nyi Anteng atau Roro Anteng merupakan keturunan dari kasta Ksatriya yang lemah lembut dan bijaksana, mendampingi Ki Seger yang gagah berani dalam memimpin wilayah Tengger dengan kebaikan hatinya sehingga masyarakat Tengger dapat hidup dengan baik dan makmur. Karakteristik dari Nyi Anteng adalah seorang yang ramah, sopan, lemah lembut, baik hati dan penuh perhatian yang membuatnya dihormati oleh seluruh masyarakat Tengger. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Nyi Anteng adalah figur seorang wanita cantik yang memiliki image seorang yang lemah lembut dan penuh perhatian, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Nyi Anteng terlihat sangat lembut namun anggun dan terlihat tidak lemah sehingga memberikan kesan orang yang dapat diandalkan.

Page 7: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Gambar 6 Sketsa karakter Nyi Anteng

Gambar 7 Visualisasi 3D Nyi Anteng

Raden Kesuma merupakan anak bungsu dari pasangan Ki Seger dan Nyi Anteng, yang bisa dikatakan merupakan korban dari janji yang diucapkan secara sembarangan oleh Ki Seger pada masa lalu. Karakteristik dari Raden Kesuma digambarkan sebagai seorang anak bayi yang masih kecil dan imut. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Raden Kesuma menggunakan figur seorang anak bayi kecil yang lemah dan tidak berdaya menghadapi hal yang harus menimpa dirinya, hal ini untuk menampilkan kesan emosi yang kuat saat seorang ayah harus menggorbankan anaknya yang masih kecil dan tidak berdaya sebagai persembahan kepada Gunung Bromo.

Gambar 8 Visualisasi 3D Raden Kesuma

Page 8: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Penasehat Kerajaan merupakan seorang Brahmana yang setia mengabdi kepada Ki Seger. Karakteristik dari Penasehat Kerajaan adalah seorang yang sangat bijaksana yang selalu membantu Ki Seger memecahkan permasalahan ataupun memberikan nasehat untuk Ki Seger. Penggambaran karakter yang digunakan untuk Penasehat Kerajaan adalah figur seorang kakek tua yang memiliki image seorang yang bijaksana, visualisasi karakter sangat mengandung nuansa Indonesia, lengkap dengan pakaian adat dari suku Tengger. Untuk penggambaran ekspresi Penasehat Kerajaan terlihat sebagai orang yang sangat bijaksana dan berwawasan luas yang memberikan kesan orang yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Gambar 9 Visualisasi 3D Penasehat Kerajaan

Gambar 10 Visualisasi Scene

Page 9: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Untuk layout poster, penulis menggunakan curtain dan lantai kayu karana ingin menggambarkan bahwa cerita ini menggunakan setting panggung sebagai lokasi penceritaan.

Gambar 11 Poster

Gambar 11 Cover DVD

Gambar 12 Cover DVD Case

Page 10: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

Gambar 13 Pembatas Buku

SIMPULAN DAN SARAN Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang memiliki banyak pulau, suku bangsa, ragam budaya, ragam kesenian, musik, adat istiadat, kebiasaan hingga ragam cerita rakyat dari daerah-daerah di Indonesia yang diturunkan dari generasi nenek moyang kepada generasi penerus mereka. Banyak sekali pesan-pesan moral bermanfaat yang bisa didapatkan dari cerita rakyat, mengajarkan mengenai etika dan moral hidup. Memberikan contoh kasus-kasus dari amal dan karma dari perbuatan yang yang telah dilakukan. Dewasa ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti arti pentingnya janji, mereka menggangap enteng untuk memberikan janji tanpa merasa terbebani dengan tanggung jawab dari janji yang telah dibuat. Mereka beranggapan mudah untuk memberikan janji karena banyak juga contoh yang mereka temui dari kehidupan sehari-hari, makin banyak orang yang juga tidak menepati janji sehingga mereka tidak merasa bersalah karena mereka beranggapan hal ini sudah menjadi masalah normal dan tidak banyak dipermasalahkan. Untuk memperbaiki kesalahan dari stigma masyarakat yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, film animasi pendek “Legenda Tengger” ini mengajarkan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti sebuah janji dan kewajiban untuk menetapi janji yang telah dibuat, sehingga tidak jarang janji dibuat sembarangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan tanpa memperdulikan kewajiban menepati janjinya tersebut. Penulis belum memiliki banyak pengalaman dalam dunia animasi ini, tetapi penulis memiliki saran yang ingin penulis sampaikan. Penulis melihat banyak sekali animator maupun calon animator Indonesia yang sangat berbakat didalam hal teknis, pembuatan model 3D hingga eksekusi yang sangat baik sekali, tetapi memiliki banyak kekurangan dalam bidang estetika dan sisi penceritaan. Penulis melihat banyak animator Indonesia yang terpaku pada masalah teknis, namun melupakan masalah pada sisi keindahan dan estetika, juga pada sisi cerita. Sehingga kebanyakan menghasilkan karya yang kurang memuaskan dari sisi cerita maupun estetika dari animasi yang diberikan. Animator Indonesia seharusnya lebih mempelajari masalah estetika, sehingga untuk kedepannya nanti dapat menghasilkan karya yang lebih baik, yang memiliki nilai lebih pada sisi estetika, tidak hanya pada sisi teknis. Kreatifitas juga sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas animasi di Indonesia, hal yang paling penting dalam pengerjaan animasi adalah masalah kesabaran dan sikap yang ingin terus belajar hal yang baru dan tidak mudah puas. Kerja keras dan pengorbanan dan keinginan untuk berusaha lebih sangat penting. Seorang animator memerlukan semua hal itu untuk menjadi seorang animator yang baik.

Page 11: ANIMASI FILM PENDEK LEGENDA TENGGER - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01576-DS Ringkasan001.pdfMenyesali semua perbuatan saat segalanya sudah terlambat

REFERENSI Literatur Buku “Sejarah, Agama dan Tradisi Suku Tengger Gunung Bromo” karya Alpha Savitri “The Animator’s Survival Kit” by Richard Williams “Kumpulan Legenda Nusantara Favorit” karya Astri Damayanti “Desain Komunikasi Visual Terpadu” karya Yongky Safanayong “Design Basic Index” by Jim Krause “Tipografi Dalam Desain Grafis” karya Danton Sihombing, MFA

Literatur Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Tengger http://id.wikipedia.org/wiki/Warna_(Hindu) http://www.petra.ac.id http://www.alambudaya.blogspot.com http://java.uluwatu.org http://www.indotoplist.com http://catros.wordpress.com/2007/04/19/masyarakat-tengger/ http://id.wikipedia.org/wiki/Anime http://bolehtau.wordpress.com/2008/02/12/sejarah-animasi/ http://bagusalfiyanto.blogspot.com/2010/04/sejarah-film-animasi.html http://id.wikipedia.org/wiki/Animasi http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Brewster http://id.wikipedia.org/wiki/Warna_Primer http://en.wikipedia.org/wiki/Film http://id.wikipedia.org/wiki/Sinematografi http://www.ceritarakyatnusantara.com/ http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-usul-danau-toba.html http://kamusbahasaindonesia.org/janji RIWAYAT PENULIS Anastasia Oktaviani lahir di kota Jakarta pada 31 Oktober 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program Animasi pada 2012.