anggaran dasar- revisi dua.doc
DESCRIPTION
ad artTRANSCRIPT
ANGGARAN DASAR
Economic Student Cooperative
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN PEMBENTUKAN/PENDIRIAN KOPERASI
Pasal 1
(1) Badan Usaha ini bernama Economic Student Cooperative dengan nama singkat ESCO dan
selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut Koperasi.
(2) Koperasi ini berkedudukan di Kampus Baru Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Pasal 2
(1) Koperasi ini dibentuk/didirikan pada tanggal 7 Mei 2011 melalui Rapat Pembentukan Koperasi
yang dihadiri dan disetujui oleh seluruh anggota awal Koperasi, dan yang selanjutnya
ditetapkan sebagai pendiri Koperasi.
(2) Proses pendirian Koperasi ini secara rinci dijelaskan dalam Akta Pendirian Koperasi dan
notulensi Rapat Pembentukan Koperasi.
(3) Koperasi ini dibentuk/didirikan dengan alasan utama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
warga Universitas Indonesia, khususnya civitas academica mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, serta mengembangkan perekonomian di lingkungan sekitar Koperasi.
Pasal 3
Koperasi ini didirikan dalam jangka waktu yang tidak terbatas hingga dibubarkan berdasarkan
keputusan bersama Rapat Anggota Koperasi.
Pasal 4
(1) Koperasi ini didirikan oleh 20 Orang Mahasiswa FEUI angkatan 2007-2010
BAB II
LANDASAN, AZAS DAN TUJUAN KOPERASI
Pasal 5
(1) Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas
kekeluargaan
(2) Koperasi memiliki tujuan untuk mewujudkan anggota dan masyarakat yang mandiri, maju,
sejahtera dan makmur.
BAB III
FUNGSI, PERAN DAN PRINSIP KOPERASI
Pasal 6
(1) Fungsi dan peran Koperasi adalah:
a) membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya;
b) berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi meningkatkan kualitas
kehidupan anggota dan masyarakat;
c) berperan serta secara aktif dalam memberikan pembelajaran pengelolaan sebuah
koperasi beserta unit-unit usaha nya bagi mahasiswa sebagai pengurus koperasi.
d) memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perkonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya;
e) berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
(2) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut;
a) keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka;
b) pengelolaan dilaksanakan secara demokratis;
c) pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota;
d) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e) kemandirian.
(3) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai
berikut:
a) pendidikan perkoperasian;
b) kerja sama antar Koperasi
BAB IV
BIDANG USAHA
Pasal 7
(1) Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk
meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota;
(2) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang bukan anggota Koperasi.
(3) Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang kehidupan
ekonomi rakyat.
(4) Yang dimaksud dengan meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota, seperti yang
disebutkan di ayat 1, adalah hasil keputusan Rapat Anggota.
BAB IV
KEANGGOTAAN KOPERASI
Pasal 9
(1) Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar anggota .
Pasal 10
(1) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu
melakukan tindakan hukum dan tidak sedang terlibat kasus hukum dan sedang atau pernah
menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan/ atau beraktifitas di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(3) Koperasi memiliki 2 (dua) jenis anggota, yaitu anggota penuh dan anggota luar biasa.
(4) Anggota penuh merupakan anggota Koperasi yang masih menempuh pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan.
(5) Anggota luar biasa merupakan anggota Koperasi selain yang termasuk dalam anggota penuh.
(6) Pembedaan antara anggota sepenuhnya dan anggota luar biasa secara rinci diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
Pasal 11
(1) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaaan kepentingan ekonomi dan sosial dalam
lingkup Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur dalam
pasal 13 tentang Keanggotaan Koperasi.
(3) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan.
(4) Setiap Anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap Koperasi sebagaimana
diatur dalam pasal 12 tentang Keanggotaan Koperasi.
Pasal 12
(1) Setiap Anggota mempunyai kewajiban:
a) mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah
disepakati dalam Rapat Anggota;
b) berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
c) mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Setiap Anggota mempunyai hak:
a) menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota;
b) memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas Komisaris
c) meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan yang diatur dalam pasal 18
tentang Rapat Anggota;
d) mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus diluar Rapat Anggota baik
diminta maupun tidak diminta.
e) memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan sama yang antara sesama anggota;
f) mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi
Pasal 13
a) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh, bilamana:
a) Calon anggota mengajukan surat permintaan kepada pengurus dan telah mengisi
formulir pendaftaran.
b) Calon anggota tidak sedang terlibat dalam kasus hukum baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
c) Calon anggota membayar biaya registrasi dan simpanan pokok yang sesuai dengan pasal
15
d) Calon anggota menyatakan kesanggupan untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai
anggota, yaitu diantaranya adalah melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
anggota.
e) Calon anggota menyetujui dan bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi serta peraturan-peraturan lain yang berlaku.
b) Bilamana pengurus menolak permintaan dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) huruf a, maka calon
anggota tersebut dapat meminta pertimbangan Rapat Anggota.
Pasal 14
(1) Keanggotaan penuh berakhir, bilamana anggota:
a) Meninggal dunia.
b) Meminta diberhentikan atas permintaan sendiri.
c) Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota
atau berbuat sesuatu yang merugikan koperasi.
d) Tidak lagi sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(2) Keanggotaan luar biasa berakhir, bilamana anggota:
a) Meninggal dunia.
b) Meminta diberhentikan atas permintaan sendiri.
c) Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota
atau berbuat sesuatu yang merugikan koperasi.
(3) Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam
Buku Daftar Anggota.
(4) Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan melalui Rapat
Anggota.
BAB V
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 15
(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada Koperasi Simpanan Pokok sejumlah
yang disepakati oleh rapat pengurus.
(2) Uang Simpanan Pokok harus dibayarkan sekaligus, akan tetapi Pengurus dapat
memperbolehkan Anggota membayar sebanyak-banyaknya 5 (lima) kali angsuran bulanan.
(3) Pada waktu keanggotaan diakhiri, Simpanan Pokok merupakan suatu tagihan atas Koperasi
sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian.
Pasal 16
(1) Uang Simpanan Pokok tidak dapat diminta kembali selama Anggota belum berhenti menjadi
Anggota.
(2) Uang simpanan dalam bentuk/jenis lainnya selain Simpanan Pokok dapat diminta kembali
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian.
Pasal 17
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 14 ayat (1), maka uang Simpanan Pokok setelah
dipotong dengan bagian tanggungan kerugian yang ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak.
BAB VI
RAPAT ANGGOTA
Pasal 18
(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
(2) Rapat Anggota harus dihadiri oleh anggota koperasi.
(3) Rapat Anggota menetapkan :
a) Anggaran Dasar;
b) Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi;
c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas komisaris;
d) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta pengesahan
laporan keuangan;
e) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
f) Pembagian sisa hasil usaha;
g) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.
(4) Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yang disebut sebagai
Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Pasal 19
(1) Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus serta
pengawas komisaris tentang pengelolaan koperasi.
Pasal 20
(1) Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4), koperasi dapat
meyelenggarakan Rapat Anggota Istimewa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan
segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota.
(2) Rapat Anggota Istimewa dapat diselenggarakan atas permintaan tertulis:
a) Pengurus
b) Pengawas komisaris
c) Kuorum yaitu 1/6 (seperenam) anggota Koperasi.
Pasal 21
Hari, tanggal, dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Rapat Anggota.
Pasal 22
(1) Pada dasarnya Rapat Anggota sah bila dihadiri lebih dari ½ (setengah) 1/3 (sepertiga) jumlah
anggota.
(2) Bila pasal 22 ayat (1) tidak terpenuhi Rapat Anggota ditunda paling lama 7 hari. 1 (satu) jam.
(3) Bila pasal 22 ayat (2) tidak terpenuhi maka Rapat Anggota dapat diselenggarakan sesuai
kesepakatan jumlah anggota yang hadir
(4) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
(5) Apabila tidak diperoleh keputusan secara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
(6) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
(7) Hal-hal lainnya yang berkaitan pelaksanaan Rapat Anggota, diatur secara rinci dalam Anggaran
Rumah Tangga Koperasi.
BAB VII
PENGURUS KOPERASI
Pasal 23
(1) Pengurus Koperasi merupakan anggota Koperasi yang ditunjuk untuk melaksanakan
pengeloalaan Koperasi sehari-hari.
(2) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang yaitu ketua koperasi.
(3) Terhadap pihak ketiga, maka yang sebagai anggota Pengurus hanya mereka yang dicatat
dalam daftar pengurus.
Pasal 24
(1) Ketua Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Pengurus selain ketua koperasi dapat dipilih oleh Ketua Koperasi
(3) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Merupakan anggota penuh Koperasi.
b) Memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar koperasi.
c) Mengikuti proses seleksi dan prosedur pemilihan pengurus yang di atur dalam Anggaran
Rumah Tangga Koperasi.
(4) Pengurus dipilih dan menjabat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun setelah serah terima
jabatan Pengurus.
(5) Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir masih dapat dipilih kembali menurut
ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
(6) Bilamana ada anggota Pengurus yang berhenti sebelum masa jabatannya berakhir, maka
Ketua Koperasi Pengurus dapat mengangkat dan mengesahkannya pengurus baru dengan
persetujuan Dewan Pengawas komisaris & Pembina menurut ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
(7) Bilamana Ketua Koperasi berhenti sebelum masa jabatannya berakhir, maka Rapat Anggota
Istimewa dapat mengangkat dan mengesahkannya penggantinya menurut ketentuan yang
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
Pasal 25
(1) Pengurus bertugas untuk:
a) Mengelola Koperasi dan usahanya.
b) Melakukan dan bertanggung jawab segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
Koperasi.
c) Mewakili Koperasi di hadapan dan di luar pengadilan.
d) Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus, dan buku-
buku lainnya yang diperlukan.
e) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventarisasi secara tertib dan teratur.
f) Menyelenggarakan Rapat Anggota.
g) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.
h) Mengajukan rancangan kerja dan rancangan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi.
(2) Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus, dan Keputusan Rapat Anggota.
(3) Tugas pokok masing-masing Pengurus ditetapkan dalam Rapat Kerja Pengurus.
Pasal 26
Rapat Badan Pengurus dapat mengangkat Karyawan sebagai pelaksana kegiatan operasional
Koperasi yang disebut pengelola.
Pasal 27
(1) Setiap pengurus harus memberikan bantuan kepada dewan pengawas komisaris dan/atau
pemeriksa yang diberi tugas untuk itu guna melaksanakan tugasnya, dan ia diwajibkan untuk
memberikan keterangan yang diperlukan serta memperlihatkan segala buku warkat,
persediaan barang, alat-alat perlengkapan/inventaris dan uang yang ada pada Koperasi.
(2) Tiap pengurus harus berusaha agar pengawasan dan/atau pemeriksaan sebagaimana dalam
pasal 31 ayat (2) tidak dihambat baik disengaja atau tidak disengaja oleh pengurus maupun
karyawan.
(3) Pengurus dapat memberikan laporan kepada pemerintah apabila diminta oleh pemerintah
menurut ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
(4) Pengurus berusaha agar segala laporan pemeriksaan koperasi dapat diketahui oleh setiap
anggota, pengawas komisaris dan pemerintah menurut ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
Pasal 28
(1) Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah hal
yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
(2) Perselisihan yang timbul, baik yang menyangkut kepentingan koperasi maupun kepentingan
anggota secara pribadi, harus diselesaikan oleh pengurus dengan jalan damai tanpa memihak
salah satu pihak.
Pasal 29
(1) Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya dalam
melaksanakan kewajibannya.
(2) Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota
Pengurus, maka karena itu mereka bersama menanggung kerugian tadi untuk seluruhnya,
akan tetapi anggota Pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa
kerugian tadi bukan karena kesalahannya dan ia telah berusaha dengan segera secukupnya
mencegah kelalaian tadi.
Pasal 30
Pengurus berhak memperoleh balas jasa atau kompensasi sesuai keputusan Rapat Anggota menurut
ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
BAB VIII
PENGAWAS KOMISARIS
Pasal 31
(1) Yang dinamakan sebagai pengawas komisaris adalah dewan pengawas sekaligus dewan
pembina yang terdiri dari ketua dewan pengawas komisaris dan anggota dewan komisaris.
(2) Dewan pengawas komisaris merupakan anggota pengawas kumpulan orang perorangan yang
pernah menjadi pengurus Koperasi yang bertugas mengawasi dan menasehati kinerja
pengurus yang baru berikut dengan pelaporan kinerja kepada anggota dalam periode
tertentu.
(3) Dewan Pengawas komisaris bertanggung jawab kepada Rapat Anggota
(4) Ketua Dewan Pengawas komisaris dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
(5) Yang dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengawas & Pembina komisaris adalah anggota yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Mempunyai sifat dan perilaku yang baik, didalam maupun diluar Koperasi.
b) Mempunyai wawasan yang luas, pengetahuan serta keterampilan yang baik terutama di
bidang pengawasan.
c) Telah memiliki pengalaman minimal satu tahun kepengurusan
d) Merupakan mahasiwa berangkatan yang sama atau lebih tua dari Ketua Koperasi.
(6) Pengawas komisaris dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun setelah pengesahan Jabatan.
(7) Pengawas komisaris bertugas untuk:
a) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
b) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada
Pengurus dan Anggota.
c) Menegur dan memberikan nasehat kepada Pengurus Inti atas perihal tertentu saat
diperlukan
(8) Anggota Dewan komisaris dapat diangkat dari bukan orang bukan anggota yang mempunyai
keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi dengan persetujuan Rapat Anggota.
Pasal 32
(1) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Pengawas komisaris berwenang untuk meneliti
segala catatan, berkas, barang-barang, uang dan keterangan yang diperlukan serta bukti-
bukti lainnya yang ada pada koperasi
(2) Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Pengawas berwenang untuk menggunakan
fasilitas, sarana, maupun dana yang tersedia sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota
(3) Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota
(4) Dewan komisaris dapat memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan
Koperasi baik diminta maupun tidak diminta.
Pasal 33
(1) Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Anggota dapat meminta jasa audit kepada Akuntan
Publik atau Koperasi Jasa Audit atau lembaga audit lainnya.
(2) Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan atau pemeriksaan
terhadap koperasi dan juga Dewan Penasihat harus merahasiakan hasil pengawasannya dan
segala informasi tentang Koperasi yang didapatkannya dalam melakukan tugasnya terhadap
pihak ketiga.
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
Pasal 34
(1) Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Angota dapat mengangkat anggota atau orang bukan
anggota yang mempunyai keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi untuk menjadi Dewan
Penasehat
(2) Dewan Anggota Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan balas jasa sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
(3) Anggota-anggota Dewan Penasehat tidak punya hak suara dalam Rapat Anggota, kecuali
Dewan Penasehat tersebut merupakan bagian dari anggota Koperasi.
(4) Dewan Penasehat dapat memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk
kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak diminta.
BAB X
PENGELOLAAN KOPERASI
Pasal 35
(1) Pengelola koperasi diangkat dan diberhentikan hanya oleh Pengurus berdasarkan keputusan
Rapat Pleno Pengurus.
(2) Tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tambahan balas jasa atas pengelolaan ditetapkan
dalam suatu kontrak kerja.
(3) Dalam hal perorangan wajib memenuhi syarat minimal :
a. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau dihukum
karena terbukti melakukan tindakan pidana di bidang keuangan.
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
c. Mempunyai keahlian di bidang keuangan.
(4) Dalam hal pengelola adalah badan usaha, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Memiliki kemampuan keuangan yang memadai
b. Memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik.
(5) Dalam hal pengurus secara langsung melakukan pengelolaan terhadap kegiatan usaha maka
berlaku ketentuan mengenai persyaratan pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(6) Dalam hal pengelolaan dilakukan oleh lebih dari satu orang, maka :
a. Sekurang-kurangnya 50% dari jumlah pengelola wajib mempunyai keahlian di bidang
akuntansi
b. Di antara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan istimewa yaitu mempunyai
hubungan sedarah atau semenda satu derajat ke atas dan/ atau ke samping.
BAB XI
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 36
(1) Tahun buku Koperasi dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember
(2) Koperasi wajib melaksanakan pembukuan tentang Badan Usaha.
(3) Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku mengadakan perhitungan rugi/laba
BAB XII
MODAL BADAN USAHA KOPERASI
Pasal 37
(1) Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
(2) Modal sendiri berasal dari :
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
c. Dana cadangan
d. Hibah
(3) Modal pinjaman berasal dari :
a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lainnya yang sah
Pasal 38
Selain modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, Koperasi dapat pula melakukan pemupukan
modal yang berasal dari modal penyertaan.
BAB XIII
SISA HASIL USAHA
Pasal 39
(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun yang
bersangkutan.
(2) Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan Koperasi, serta
digunakan untuk pendidikan Perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
(3) Besarnya Pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
BAB XIV
KERJASAMA
Pasal 40
(1) Dalam upaya mengembangkan Koperasi, pengurus diharapkan dapat menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak seperti pemerintah, koperasi lainnya, maupun entitas-entitas lain.
(2) Seluruh kontrak kerjasama antara Koperasi dan pihak ketiga menjadi wewenang dan
tanggung jawab pengurus dan diketahui pengawas komisaris.
(3) Jika pengawas komisaris menganggap perlu, kontrak kerjasama dengan pihak ketiga dapat
dibahas pengurus bersama anggota melalui Rapat Anggota.
BAB XV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 41
Pembubaran Koperasi dapat berdasarkan :
a. Keputusan Rapat Anggota
b. Keputusan Pemerintah
Pasal 42
(1) Dengan memperhatikan pasal 18 dan 20 Anggaran Dasar ini maka Rapat Anggota Luar Biasa
dapat mengambil keputusan untuk membubarkan Koperasi.
(2) Keputusan pembubaran Koperasi dimaksud diberitahukan kepada Kreditor.
(3) Selama pemberitahuan keputusan pembubaran Koperasi belum diterima oleh Kreditor maka
pembubaran Koperasi belum berlaku baginya.
Pasal 43
(1) Keputusan pembubaran Koperasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 41
huruf b dilakukan apabila :
a. Terdapat bukti-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
Undang-undang Koperasi.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum/kesusilaan.
c. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
(2) Keputusan pembubaran Koperasi oleh pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4
(empat) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran
tersebut oleh Koperasi yang bersangkutan.
(3) Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal penerimaan pemberitahuan, Koperasi yang
bersangkutan berhak mengajukan keberatan.
(4) Keputusan Pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana
pembubaran diberikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya pernyataan
keberatan tersebut.
Pasal 44
Untuk kepentingan Kreditor dan para anggota Koperasi terhadap pembubaran Koperasi dilakukan
penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut Penyelesaian.
Pasal 45
(1) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut
penyelesaian.
(2) Untuk penyelesaian berdasarkan Rapat Anggota, penyelesaian ditunjuk oleh Rapat Anggota,
dan bertanggung jawab kepada kuasa Rapat Anggota.
(3) Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Pemerintah, penyelesaian ditunjuk oleh
pemerintah dan bertanggung jawab kepada kuasa pemerintah.
(4) Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tetap ada dengan sebutan koperasi dalam
penyelesaian.
Pasal 46
(1) Penyelesaian segera dilaksanakan setelah dikeluarkan keputusan pembubaran Koperasi.(2) Penyelesai bertanggungjawab kepada kuasa Rapat Anggota dalam hal penyelesai ditunjuk oleh
Rapat Anggota dan kepada pemerintah dalam hal penyelesai ditunjuk oleh pemerintah.
Pasal 47
Penyelesaian mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut :
a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama “Koperasi dalam
Penyelesaian”.
b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, pengurus serta pengawas komisaris
baik sendiri-sendiri maupun bersama.
d. Memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala kewajiban pembayaran yang
didahulukan dari hutang lainnya.
e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari
hutang lainnya.
f. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban Koperasi.
g. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
h. Membuat berita acara penyelesaian
BAB XVI
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 48
(1) Bilamana Koperasi dibubarkan dan ternyata terdapat kekayaaan koperasi tidak mencukupi
untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, anggota hanya menanggung kerugian
sebatas simpanan pokok dan modal penyertaan yang dimilikinya.
(2) Kerugian yang diderita Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan uang
cadangan.
(3) Bilamana kerugian tersebut dalam pasal 48 ayat (2) tidak dapat dipenuhi, maka Rapat
Anggota dapat memutuskan untuk membebaskan bagian kerugian yang belum terpenuhi
ditutup/atau diperhitungkan dengan SHU tahun-tahun yang akan datang.
BAB XVII
SANKSI – SANKSI
Pasal 49
(1) Setiap Anggota yang melanggar pasal 12 ayat (1) dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Tidak membayar Simpanan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, dikenakan
sanksi secara bertahap dari peringatan pertama, kedua, dan ketiga, skorsing dan
pemberhentian dengan hormat.
b. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku dikenakan sanksi
secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian dengan hormat.
c. Tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha selama satu tahun buku,
dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian
tidak dengan hormat.
(2) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak
melaksanakan pasal 25, pasal 26, pasal 27, dan pasal 29 Anggaran Dasar ini.
(3) Anggota Rapat dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas komisaris yang tidak
melaksanakan pasal 31 ayat (7) Anggaran Dasar ini.
(4) Sanksi-sanksi yang tersebut dalam pasal 49 ayat (1), (2), dan (3) tidak menutup kemungkinan
adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
(5) Sanksi-sanksi yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur kemudian dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 50
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Khusus yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.
(2) Demikian Anggaran Dasar Economic Student Cooperative Kelurahan Kukusan, Kecamatan
Beji, Kota Depok ini ditetapkan dan ditandatangani oleh pengurus dan pengawas komisaris
yang diberi kuasa penuh oleh Rapat Anggota.