anemia def besi
DESCRIPTION
Anemia Def BesiTRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
Anemia Defisiensi Besi
pada Anak
Nico Michael Muliawan
10-2010-194
22 April 2013
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email: [email protected]
Pendahuluan
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan. 1
Maka dari itu makalah ini akan membahas anemia secara keseluruhan dari berbagai
aspek,terutama membedakan anemia dengan talasemia itu sendiri
Anamnesis
Karena anemia hanyalah sebuah sindrom,maka akan ditanyakan beberapa penyakit
dasar yang menjadi perkiraan pada pasien tersebut selain RPD,RPS,RPK : 1
lemah,lesu,cepat lelah, mata berkunang-kunang,serta telinga berdenging?
1
Perdarahan?
Penyakit kongenital? ( thalasemia, Chron disease, colitis ulserative, tukak lambung)
Konsumsi makanan? (gizi seimbang untuk anak, gizi si Ibu, alergi, malabsorbsi)
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yg pertama dilakukan adalah TTV (tanda-tanda vital),kondisi
umum,dan pemeriksaan spesifik :1,2
Pada inspeksi kita lihat kesadaran,kongjungtiva (hiperemis / tidak ) , kemerahan
sekitar bibir ( stomatitis angularis ) , jari sendok ( jika sudah kronik ), adakah atrofi
papil lidah
Pada palpasi,kita raba organ-organnya,apakah splenomegali,hepatomegali,atau
sebagainya ( jika diduga thalasemia,hemophilia atau sebagainya)
Pada perkusi juga sama seperti palpasi,untuk mengetahui apakah ada pembesaran
organ
Pada auskultasi tidak terlalu signifikan,tapi bisa dicek juga suara umbilikusnya,untuk
mengetahui adanya bunyi bruit atau tidak
Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kuantitatif tentang
beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Pada pemeriksaan dan pengawasan
Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti Hb sahli, yang dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.3-5
2. Penentuan Indeks Eritrosit
Penentuan indeks eritrosit secara tidak langsung dengan flowcytometri atau menggunakan
rumus: 3-5
a. Mean Corpusculer Volume (MCV)
MCV adalah volume rata-rata eritrosit, MCV akan menurun apabilakekurangan zat besi
semakin parah, dan pada saat anemia mulai berkembang. MCV merupakan indikator
kekurangan zat besi yang spesiflk setelah thalasemia dan anemia penyakit kronis
2
disingkirkan. Dihitung dengan membagi hematokrit dengan angka sel darah merah. Nilai
normal 82-92 fl, mikrositik < 82 fl dan makrositik > 92 fl.
b. Mean Corpuscle Haemoglobin (MCH)
MCH adalah berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel darah merah. Dihitung dengan
membagi hemoglobin dengan angka sel darah merah. Nilai normal 27-31 pg, mikrositik
hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
c. Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)
MCHC adalah konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata. Dihitung dengan membagi
hemoglobin dengan hematokrit. Nilai normal 30-35% dan hipokrom < 30%.
3. Pemeriksaan Hapusan Darah Perifer
Pemeriksaan hapusan darah perifer dilakukan secara manual. Pemeriksaan menggunakan
pembesaran 100 kali dengan memperhatikan ukuran, bentuk inti, sitoplasma sel darah merah.
Dengan menggunakan flowcytometry hapusan darah dapat dilihat pada kolom morfologi flag. 3-5
4. Luas Distribusi Sel Darah Merah (Red Distribution Wide = RDW)
Luas distribusi sel darah merah adalah parameter sel darah merah yang masih relatif baru,
dipakai secara kombinasi dengan parameter lainnya untuk membuat klasifikasi anemia. RDW
merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak
kentara. Kenaikan nilai RDW merupakan manifestasi hematologi paling awal dari
kekurangan zat besi, serta lebih peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin.
MCV rendah bersama dengan naiknya RDW adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan
zat besi, dan apabila disertai denganeritrosit protoporphirin dianggap menjadi diagnostik.
Nilai normal 15 %.3-5
5. Eritrosit Protoporfirin (EP)
EP diukur dengan memakai haematofluorometer yang hanya membutuhkan beberapa tetes
darah dan pengalaman tekniknya tidak terlalu dibutuhkan. EP naik pada tahap lanjut
kekurangan besi eritropoesis, naik secara perlahan setelah serangan kekurangan besi terjadi.
Keuntungan EP adalah stabilitasnya dalam individu, sedangkan besi serum dan jenuh
3
transferin rentan terhadap variasi individu yang luas. EP secara luas dipakai dalam survei
populasi walaupun dalam praktik klinis masih jarang. 3-5
6. Besi Serum (Serum Iron = SI)
Besi serum peka terhadap kekurangan zat besi ringan, serta menurun setelah cadangan besi
habis sebelum tingkat hemoglobin jatuh. Keterbatasan besi serum karena variasi diurnal yang
luas dan spesitifitasnya yang kurang. Besi serum yang rendah ditemukan setelah
kehilangandarah maupun donor, pada kehamilan, infeksi kronis, syok, pireksia, rhematoid
artritis, dan malignansi. Besi serum dipakai kombinasi dengan parameter lain, dan bukan
ukuran mutlak status besi yang spesifik. 3-5
7. Serum Transferin (Tf)
Transferin adalah protein tranport besi dan diukur bersama -sama dengan besi serum. Serum
transferin dapat meningkat pada kekurangan besi dan dapat menurun secara keliru pada
peradangan akut, infeksi kronis, penyakit ginjal dan keganasan. 3-5
8. Transferin Saturation (Jenuh Transferin)
Jenuh transferin adalah rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi, merupakan
indikator yang paling akurat dari suplai besi ke sumsum tulang.Penurunan jenuh transferin
dibawah 10% merupakan indeks kekurangan suplai besi yang meyakinkan terhadap
perkembangan eritrosit. Jenuh transferin dapat menurun pada penyakit peradangan. Jenuh
transferin umumnya dipakai pada studi populasi yang disertai dengan indikator status besi
lainnya. Tingkat jenuh transferin yang menurun dan serum feritin sering dipakai untuk
mengartikan kekurangan zat besi. Jenuh transferin dapat diukur dengan perhitungan rasio besi
serum dengan kemampuan mengikat besi total (TIBC), yaitu jumlah besi yang bisa diikat
secara khusus oleh plasma. 3-5
9. Serum Feritin
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif untuk menentukan
cadangan besi orang sehat. Serum feritin secara luas dipakai dalam praktek klinik dan
pengamatan populasi. Serum feritin < 12 ug/l sangat spesifik untuk kekurangan zat besi, yang
berarti kehabisan semua cadangan besi, sehingga dapat dianggap sebagai diagnostik untuk
kekurangan zat besi.Rendahnya serum feritin menunjukan serangan awal kekurangan zat
besi, tetapi tidak menunjukkan beratnya kekurangan zat besi karena variabilitasnya sangat
4
tinggi. Penafsiran yang benar dari serum feritin terletak pada pemakaian range referensi yang
tepat dan spesifik untuk usia dan jenis kelamin. Konsentrasi serum feritin cenderung lebih
rendah pada wanita dari pria, yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada wanita.
Serum feritin pria meningkat pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naiksecara lambat
sampai usia 65 tahun. Pada wanita tetap saja rendah sampai usia 45 tahun, dan mulai
meningkat sampai sama seperti pria yang berusia 60-70 tahun, keadaan ini mencerminkan
penghentian mensturasi dan melahirkan anak. 3-5
10. Sumsum Tulang
Sumsum tulang menunjukkan hyperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan
normoblas kecil-kecil. Sitoplasma sangat sedikit dan tepi tidak teratur. Normoblast ini disebut
dengan micronormoblast. Pewarnaan besi sumsum tulang dengan biru prusia (Perl’s stain)
menunjukkan cadangan besi yang negative (butir hemosiderin negatif). Dalam keadaan
normal 40-60% normoblast mengandung granula ferritin dalam sitoplasmanya, disebut
sebagai sideroblas. Pada defisiensi besi maka sideroblas negatif. Di klinik, pewarnaan besi
pada sumsum tulang dianggap sebagai baku emas diagnosis defisiensi besi,namun akhir-akhir
ini peranny banyak diambil alih oleh pemeriksaan serum yang lebih praktis. 3-5
Dapat disingkat hasil dari anemia defisiensi besi adalah :
1. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun.
2. Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik.
3. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun.
4. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP)meningkat.
5. sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningkat.1
Working diagnosis
Pada dasarnya,anemia yang sering terjadi pada anak-anak adalah anemia deffisiensi
besi dengan gejala,anak tampak lemas,pucat,dikarenakan hanya seperti demikian,saya
mencoba mendiagnosis anemia defisiensi besi.
Hal ini akan sangat membantu menegakan diagnosis jika, gambaran eritrosit
mikrositik hipokrom,SI ( serum iron )rendah, tidak terdapat besi dalam sumsum tulang dan
respon baik terhadap dengan besi4,5
5
Different diagnosis
6
Anemia
Defisiensi
Besi
Anemia
akibat
penyakit
kronik
Trait Thalassemia Anemia
Sideroblastik
Derajat
anemia
Ringan
sampai berat
Ringan Ringan Ringan sampai
berat
MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
MCH Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
Besi serum Menurun
<30
Menurun <50 Normal/Meningkat Normal/Meningkat
TIBC Meningkat
>360
Meningkat
>300
Normal/Turun Normal/Turun
Saturasi
Transferin
Menurun
< 15%
Menurun/N
10-20%
Meningkat >20% Meningkat >20%
Besi sumsum
tulang
Negatif Positif Positif kuat Positif dengan ring
sideroblas
Protoporfirin
eritrosit
Meningkat Meningkat Normal Normal
Feritin serum Menurun
< 20 µg/l
Normal
20-200 µg/l
Meningkat
> 50 µg/l
Meningkat
> 50 µg/l
Elektroforesi
s Hb
N N Hb A2 meningkat N
Tabel 1. Different diagnosis
Etiologi
7
Anemia defisiensi besi disebabkan oleh rendahnya masukan besi,gangguan
absorbsi,serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.4-6
Manifestasi Klinis
Gejala defisiensi besi tidak spesifik. Defisiensi besi ringan biasanya didiagnosis atau
adasar penyaringan laboratorium. Tanda anemia defisiensi-besi berat biasanya serupa dengan
tanda anemia lain. Kelelahan, penurunan toleransi latihan, iritabilitas, kehilangan nafsu
makan, dan pucat dapat ditemukan, tetapi mula timbulnya anemia yang terdapat, yang khas
pada kekurangan besi nutrisional, dapat lepas dari perhatian walaupun kadar hemoglobin
dibawah 60 g/L. takikardi dan kardomegali terjadi anemia berat. Defisiensi besi biasanya
dikaitkan dengan anemia, tetapi manifestasinya yang menjadi perhatian lebih besar adalah
keterlambatan perkembangan pada masa bayi dan masa kanak kanak. 4-6
Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh
berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan
untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan
oksigenase). 4-6
Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas (asimptomatik) sehingga
anemia pada balita sukar untuk dideteksi. Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan
menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan
dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa
habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah
protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin
serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb. 4-6
Bila sebagian dari feritin jaringanmeninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi
feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi
dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang
tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12 ng/ml. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status besi
dalam keadaan normal. Karena status besi yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan
kadar feritin.
8
Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan besi yang berlangsung
lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini menetap akan menyebabkan
cadangan besi yang berkurang. Ada tiga tahap dari anemia defisiensi besi, yaitu: 4-6
1. Tahap pertama
Tahap ini disebut iron depletion atau iron deficiency, ditandai dengan berkurangnya
cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi
lainnya masih normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme.
Feritin serum menurun sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya
kekurangan besi masih normal.
2. Tahap kedua
Pada tingkat ini yang dikenal dengan istilah iron deficient erytropoietin atau iron
limited erytropoiesis didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang
eritropoesis. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh nilai besi serum menurun
dan saturasi transferin menurun sedangkan total tron binding capacity (TIBC)
meningkat dan free erytrocyt porphyrin (FEP) meningkat.
3. Tahap ketiga
Tahap inilah yang disebut sebagai iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi apabila
besi yang menuju eritrosit sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan
penurunan kadar Hb.
Komplikasi
1. Gangguan pertumbuhan ( marasmus , malnutrisi , kwashiokor )
2. IQ rendah
3. Hb benar-benar jelek Hipoksia nekrosis
Penatalaksanaan
a. Non-medika mentosa
Makan makanan yang mengandung banyak besi,seperti hati, ginjal, daging,
telur,buah, sayur yang mengandung klorofil dan susu tambahan ( jika tidak diberikan ASI )
yang mengandung besi. 4-6
b. Medika mentosa
9
Preterm : 3mg/KgBB/hari ( sulfat ferous )
Fullterm : 2mg/KgBB/hari ( sulfat ferous )
Dapat juga diberikan obat antimintik jika dicurigai anemia defisiensi besi ini oleh
cacing,pirantel pamoat 10mg/KgBB,diberikan 3 kapsul dengan selang waktu 1 jam,semalam
sebelumnya anak dipuasakan dan diberikan laksan setelah 1 jam kapsul ketuga dimakan. 4-6
Pencegahan
Peningkatan penggunaan formula yang ditambah – besi, penurunan pemberian susu
sapi, dan penggunaan sereal yang ditambah- besi. Pada anak yang lebih besar, fortifikasi
sereal dan konsumsi daging dan asam askorbat yang lebih besar, peningkat penyerapan besi,
semuanya memainkan peranan didalam pencegahan defisiensi besi.
Pada anak dan dewasa, dampak terbesar pada nutrisis besi diberikan oleh fortifikasi
besi berbagai produk tepung dan mengkonsumsi makanan yang mengandung daging dan /
atau asam askorbat. 4-6
Prognosis
Sangat tergantung dari kepatuhan orang tua si anak dalam memberikan terapi,semakin
cepat didiagnosis dan semakin cepat ditangani,makan semakin baik juga prognosisnya
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas,saya mencoba mendiagnosis anemia defisiensi
besi,karena hal ini yang paling sering pada anak-anak.
Pengangan yang terlambat dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang tidak
diingingkan oleh anak maupun kedua orang tuanya.
Daftar Pustaka
10
1. PSPD . Buku ajar : ilmu penyakit dalam . Jakarta : Interna Publishing . 2009.h.1127-40,
87-1400
2. Jonathan Gleadle. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;
2007.h.96-7
3. Hoffbrand AV , Pettit JE , Moss PAH . Kapita selekta : hematologi . Jakarta : EGC .
2005.h.25-37
4. Alpers, Ann. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta: EGC, 2006. hal 1290-304
5. Behrman ., Richard, E. Esensi pediatric Nelson. Jakarta: EGC, 2010. Hal. 658-65.
6. Staf pengajar ilmu kesehatan anak . Buku kuliah : ilmu kesehatan anak . Jakarta :
Infomedika. 2007.h.360-6 , 432-6
11