anatomi rangka dan sendi tubuh manusia

3
Anatomi Rangka dan Sendi Tubuh Manusia oleh Evan Regar, 0906508024 Secara anatomis, sistem rangka manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial terbentuk atas kurang lebih 80 tulang yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni cranium, kolumna vertebralis, dan thoracic cage. Rangka apendikular dapat dibagi menjadi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah. Columna Vertebralis Tulang belakang, atau columna spinalis, terdiri atas 7 bagian cervical, 12 bagian thorcal, 5 bagian lumbal, 1 bagian sacrum (yang berfusi dari 5 bagian sacral), serta 1 coccyx (terbentuk dari 4 bagian coccygeal). Susunan tulang belakang ini tidaklah lurus jika dilihat dari lateral, melainkan memiliki kelengkungan yang normal. Terdapat 4 kelengkungan normal, yakni kelengkungan cervical, lumbar, thoracic, dan sacral. Secara umum, seluruh vertebra memiliki corpus vertebrae, processus spinosus, processus transversus, arcus vertebrae anterior, arcus vertearae posterior, facies articularis superior dan inferior, serta foramen vertebrale dan foramen transversarium. Walaupun ini merupakan struktur umum, pada lokasi tertentu vertebrae memiliki ciri khas tertentu. Columna vertebralis pada regio cervical memiliki tiga lubang (1 foramen verbebralis dan 2 foramen transversarium). Sebagai contoh, C1, atau atlas, merupakan tulang yang bersendi dengan condylus occipitalis dari os. occipitale. Persendian ini disebut dengan persendian occipitoatlantis. C1 memiliki massa lateral dan tidak memiliki corpus vertebrae dan processus spinosus. Sementara itu, C2, atau axis, dapat dibedakan dari C1 karena telah memiliki corpus vertebrae dan tonjolan ke atas (yang disebut dengan dens axis. Tonjolan ini membentuk sumbu yang berotasi terhadap C1 sehingga memungkinkan terjadi pergerakan putaran kepala. Persendian antara C1 dan C2 disebut dengan persendian atlantoaxial. Pada C7, segmen ini memiliki ciri khas berupa tonjolan processus spinosus yang sangat menonjol, sehingga dapat diraba dari permukaan kulit luar. Columna vertebralis pada regio thoracic lebih besar dan memiliki processus spinsosus yang lebih besar dibandingkan dengan regio cervical. Ciri utama lainnya adalah adanya artikulasi dengan costae yang menyebabkan adanya fovea costalis. Pada bagian lumbal, bentuk segmennya semakin besar (bagian corpus vertebrae) dan processus spinosusnya semakin menonjol ke luar. Tidak lagi memiliki artiulasi dengan costae. Sternum dan Costae Sternum memiliki bagian atas yang disebut dengan manibrium sterni, serta bagian tengah dan terbesar yang merupakan corpus sterni. Tonjolan di bagian bawah corpus sterni disebut dengan processus xiphodieus. Antara manubrium dan corpus sterni, terdapat sudut yang dibentuk oleh manubrium sterni yang disebut dengan angulus ludovici. Manibrium sterni memiliki facies untuk berartiulasi dengan clavicula, costa I dan bagian atas kartilago costa II. Costae tersusun atas 12 pasang, diberi nomor 1 sampai 12 mulai dari superior hingga inferior. Costae berperan dalam memberi dukungan struktural ke sisi rongga toraks. Costa I hingga VII memiliki hubungan anterior ke sternum dengan menggunakan kartilago hialin. Kartilago ini berperan dalam menentukan elastisitas rongga toraks. Artikulasi ini disebut dengan persendian sternocostal. Kelima pasang costae tersisa (VIII – XII) memiliki hubungan dengan sternum melalui kartilago yang tidak langsung, maupun tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sternum. Ekstremitas Atas Selain cingulum pectorale, ekstremitas atas memiliki 30 tulang, berupa humerus, ulna, radius, karpal, metakarpal, dan phalanges. Cingulum Pectorale Dalam bahasa Indonesia disebut dengan gelang bahu. Bangunan ini dibentuk oleh scapula dan clavicula. Clavicula, berbentuk seperti huruf S, di anterior bersendi dengan manubirum sterni (persendian sternovlavicular) – tepat berada di atas costa I; serta bersendi dengan clavicula di bagian acromion scapulae (persendian acromioclavicular). Setengah bagian medial clavicula melengkung ke depan, sementara setengah sisanya melengung ke belakang. Pada permukaan posterior dekat dengan extremitas sternalis, dapat terlihat adanya impressio ligamentum costoclaviularis yang merupakan tempat perlekatan ligamen yang menghubungkan costa dengan clavicula. Sementara itu, tuberculum conoideum berada dekat dengan extremitas acromialis dan merupakan tempat pelekatan ligamentum conoidale yang mengghubungkan clavicula dan scapula. Scapula, merupakan tulang yang besar dan berbentuk menyerupai segitiga. Lokasinya ada di posterior, berada di antara costa II dan costa VII. Di bagian posterior, terdapat spina scapulae yang akan berujung di acromion. Acromion mudah teraba pada daerah bahu dan merupakan tempat berartikulasi dengan clavicula. Spina scapulae membagi wilayah posterior menjadi dua bagian, fossa supraspinata (tempat menempel m. supraspinatus) dan fossa infraspinata (m. infraspinatus). Di bawah acromion, terdapat cavitas glenoidalis yang sedikit cekung dan akan bersendi dengan humerus (persendian glenohumeral). Tonjolan permukaan anterior membentuk processus coreacoideus yang merupakan tempat

Upload: evanregar

Post on 27-Jun-2015

1.633 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Rangka Dan Sendi Tubuh Manusia

Anatomi Rangka dan Sendi Tubuh Manusia

oleh Evan Regar, 0906508024

Secara anatomis, sistem rangka manusia dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni rangka aksial dan

rangka apendikular. Rangka aksial terbentuk atas kurang lebih 80 tulang yang terbagi menjadi tiga

bagian, yakni cranium, kolumna vertebralis, dan thoracic cage. Rangka apendikular dapat dibagi

menjadi ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.

Columna Vertebralis

Tulang belakang, atau columna spinalis, terdiri atas 7 bagian cervical, 12 bagian thorcal, 5 bagian

lumbal, 1 bagian sacrum (yang berfusi dari 5 bagian sacral), serta 1 coccyx (terbentuk dari 4 bagian

coccygeal). Susunan tulang belakang ini tidaklah lurus jika dilihat dari lateral, melainkan memiliki

kelengkungan yang normal. Terdapat 4 kelengkungan normal, yakni kelengkungan cervical, lumbar,

thoracic, dan sacral.

Secara umum, seluruh vertebra memiliki corpus vertebrae, processus spinosus, processus

transversus, arcus vertebrae anterior, arcus vertearae posterior, facies articularis superior dan

inferior, serta foramen vertebrale dan foramen transversarium. Walaupun ini merupakan struktur

umum, pada lokasi tertentu vertebrae memiliki ciri khas tertentu.

Columna vertebralis pada regio cervical memiliki tiga lubang (1 foramen verbebralis dan 2 foramen

transversarium).

Sebagai contoh, C1, atau atlas, merupakan tulang yang bersendi dengan condylus occipitalis dari os.

occipitale. Persendian ini disebut dengan persendian occipitoatlantis. C1 memiliki massa lateral dan

tidak memiliki corpus vertebrae dan processus spinosus. Sementara itu, C2, atau axis, dapat

dibedakan dari C1 karena telah memiliki corpus vertebrae dan tonjolan ke atas (yang disebut

dengan dens axis. Tonjolan ini membentuk sumbu yang berotasi terhadap C1 sehingga

memungkinkan terjadi pergerakan putaran kepala. Persendian antara C1 dan C2 disebut dengan

persendian atlantoaxial. Pada C7, segmen ini memiliki ciri khas berupa tonjolan processus spinosus

yang sangat menonjol, sehingga dapat diraba dari permukaan kulit luar.

Columna vertebralis pada regio thoracic lebih besar dan memiliki processus spinsosus yang lebih

besar dibandingkan dengan regio cervical. Ciri utama lainnya adalah adanya artikulasi dengan

costae yang menyebabkan adanya fovea costalis.

Pada bagian lumbal, bentuk segmennya semakin besar (bagian corpus vertebrae) dan processus

spinosusnya semakin menonjol ke luar. Tidak lagi memiliki artiulasi dengan costae.

Sternum dan Costae

Sternum memiliki bagian atas yang disebut dengan manibrium sterni, serta bagian tengah dan

terbesar yang merupakan corpus sterni. Tonjolan di bagian bawah corpus sterni disebut dengan

processus xiphodieus. Antara manubrium dan corpus sterni, terdapat sudut yang dibentuk oleh

manubrium sterni yang disebut dengan angulus ludovici. Manibrium sterni memiliki facies untuk

berartiulasi dengan clavicula, costa I dan bagian atas kartilago costa II.

Costae tersusun atas 12 pasang, diberi nomor 1 sampai 12 mulai dari superior hingga inferior.

Costae berperan dalam memberi dukungan struktural ke sisi rongga toraks. Costa I hingga VII

memiliki hubungan anterior ke sternum dengan menggunakan kartilago hialin. Kartilago ini

berperan dalam menentukan elastisitas rongga toraks. Artikulasi ini disebut dengan persendian

sternocostal. Kelima pasang costae tersisa (VIII – XII) memiliki hubungan dengan sternum melalui

kartilago yang tidak langsung, maupun tidak memiliki hubungan sama sekali dengan sternum.

Ekstremitas Atas

Selain cingulum pectorale, ekstremitas atas memiliki 30 tulang, berupa humerus, ulna, radius, karpal,

metakarpal, dan phalanges.

Cingulum Pectorale Dalam bahasa Indonesia disebut dengan gelang bahu. Bangunan ini dibentuk oleh scapula dan clavicula. Clavicula, berbentuk seperti huruf S, di anterior bersendi dengan manubirum sterni (persendian sternovlavicular) – tepat berada di atas costa I; serta bersendi dengan clavicula di bagian acromion scapulae (persendian acromioclavicular). Setengah bagian medial clavicula melengkung ke depan, sementara setengah sisanya melengung ke belakang. Pada permukaan posterior dekat dengan extremitas sternalis, dapat terlihat adanya impressio ligamentum costoclaviularis yang merupakan tempat perlekatan ligamen yang menghubungkan costa dengan clavicula. Sementara itu, tuberculum conoideum berada dekat dengan extremitas acromialis dan merupakan tempat pelekatan ligamentum conoidale yang mengghubungkan clavicula dan scapula. Scapula, merupakan tulang yang besar dan berbentuk menyerupai segitiga. Lokasinya ada di posterior, berada di antara costa II dan costa VII. Di bagian posterior, terdapat spina scapulae yang akan berujung di acromion. Acromion mudah teraba pada daerah bahu dan merupakan tempat berartikulasi dengan clavicula. Spina scapulae membagi wilayah posterior menjadi dua bagian, fossa supraspinata (tempat menempel m. supraspinatus) dan fossa infraspinata (m. infraspinatus). Di bawah acromion, terdapat cavitas glenoidalis yang sedikit cekung dan akan bersendi dengan humerus (persendian glenohumeral). Tonjolan permukaan anterior membentuk processus coreacoideus yang merupakan tempat

Page 2: Anatomi Rangka Dan Sendi Tubuh Manusia

perlekatan dengan tendon-tendon beberapa otot (m. pectoralis minor; m. coracobrachialis; m. biceps brachii), serta beberapa ligamen (ligamentum coracoacromial, conoidal, trapezoidal). Di bagian anterior pula terlihat fossa yang cukup besar, yakni fossa subscapularis (untuk perlekatan m. subscapularis).

HUMERUS Humerus adalah tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas atas. Tulang ini bersendi di proksimal dengan scapula dan di distal bersendi dengan dua tulang, yakni radius dan ulna. Dilihat dari strukturnya, ujung proksimal humerus berbentuk melingar, disebut dengan caput humeri. Mengelilingi caput humeri adalah collum anatomicum (collum humeri). Di permukaan superior juga dapat ditemukan dua tuberculum, yakni tuberculum majus dan tuberculum minus. Tuberculum majus dapat teraba di kulit.Antara kedua tuberculi terdapat sulcus intertubercularis. Struktur collum chirugicum juga dapat ditemukan sebagai penyempitan humerus pada bagian distal dari tuberculi. Fraktur pada tulang humerus seringkali mengenai daerah ini. Di bagian tengah tulang ini dapat ditemukan tuberositas deltoidea yang merupakan tempat pelekatan tendon otot deltoid. Struktur capitulum dan trochlea dapat ditemukan di bagian distal humerus. Capitulum merupakan penonjolan di daerah lateral dan berartikulasi dengan radius. Sementara itu, trochlea berada lebih ke medial daripada capitulum dan berartikulasi dengan ulna. Fossa radialis terletak di atas capitulum; sementar fossa coronidea terletak di atas trochlea. Pada bagian belakang, terdapat fossa olecrani yang merupakan tempat persendian dengan olecranon ulnae. Epicondylus medial dan lateral adalah penonjolan di kedua sisi humerus tempat perlekatan tendon otot-otot lengan atas.

ULNA Ulna terletakdi medial dan lebih panjang dari radius dikarenakan memiliki olecranon. Olecranon merupakan penonjolan di ujung proksimal yang akan bersendi dengan fossa olecrani. Sementara itu, processus coronoideus akan bersendi dengan fossa coronoidea di humerus. Tepat di bawah processus coronideus adalah tuberositas ulnae yang merupakan tempat perlekatan m. biceps brachii. Incisura radialis adalah lekukan yang berartikulasi dengan caput radii. Ujung distal ulna merupakan caput ulnae serta memiliki processus styloideus yang terletak di posterior.

RADIUS Radius berukuran lebih pendek dan terletak di lateral. Ujung proksimalnya sempit dan semakin melebar di ujung distalnya. Pada ujung proksimal terdapat caput radii yang memiliki fovea articularis. Ujung ini bersendi dengan capitulum humeri serta dengan incisura radialis. Tuberositas radii merupakan tempat perlekatan m. biceps brachii. Pada sisi lateral ujung distal terdapat processus styloideus. Ulna dan radius berhubungan melalui tiga lokasi, yakni melalui membrana interossea antebrachii, ujung proksimal melalui caput radii yang berartikulasi dengan incisura radialis ulnae, serta di ujung distal.

CARPAL, METACARPAL, PHALANGES Carus tersusun atas delapan tulang carpal yang dihubungkan melalui ligamen dan disebut dnegan persendian intercarpal. Tulang-tulang ini tersusun atas 2 baris dan 4 kolom. Dari baris proksimal, mulai dari lateral ke arah medial, adalah os. Schapoid; os. Lunatum; os. Triquetrum; dan os. Pisiformis. Pada baris distal dapat ditemukan os. Trapezium; os. Trapezoid; os. Capitatum; dan os. Hamatum. Metacarpus merupakan telapak tangan, dan terbentuk dari tulang-tulang metacarpal. Seitap tulang metacarpal memiliki ujung proksimal, intermediate, dan ujung distal (kepala, caput os metacarpus). Tulang metacarpi diberi nomor I sampai V, mulai dari ibu jari hingga kelingking. Caput os metacarpus dapat terlihat dengan jelas saat Anda mengepalkan tangan Anda. Persendian antara caput os metacarpus dengan basis phalanx disebut dengan sendi metacarpophalangeal. Phalanges, sama seperti metacarpi, diberi nomor I hingga V. Phalanges terdiri atas basis proksimal, intermediate, dan kepala distral. Ibu jari (pollex) hanya memilik idua phalanges, sedangkan keempat jari lain memiliki tiga phalanges.

Ekstremitas Bawah

Struktur ini terdiri atas 30 tulang, berupa femur, patella, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, serta

phalanges.

FEMUR Tulang terbesar, terpanjang, dan terberat dalam tubuh manusia. Ujung proksimal bersendi dengan acetabulum os coxae; ujung distal bersendi dengan tibia dan fibula. Persendian femur dengan acetbulum os coxae agak mengarah ke medial tubuh. Bentuk proksimal femur menyerupai seperti kepala (caput femoris) yang memiliki cekungan kecil (fovea capitis). Fovea capitis dengan acetabulum os coxae dihubungkan dengan ligamen. Trochanter major dan trochanter minor merupakan tonjolan yang merupakan tempat perlekatan dengan tendon otot-otot paha dan bokong. Antara kedua trochanter, di bagian anterior terdapat linea intertrochanterica sementara di bagian posterior terdapat crista intertrochanterica. Di bagian posterior femur, tepatnya di bawah crista intertrochanterica, terdapat tuberositas glutea yang bergabung bersama linea aspera sebagai tempat perlekatan otot-otot paha. Di ujung distal femur terdapat condylus medialis dan condylus lateralis yang bersendi dengan condylus medialis dan condylus lateralis dari tibia. Di atasnya, terdapat epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang merupakan tempat pelekatan ligamen persendian lutut. Antara kedua condylus di permukaan anterior femur terdapat facies patellaris.

PATELLA Patella, berarti piring kecil, merupakan tulang berbentuk triangular yang terletak di bagian anterior articulatio genus (persendian lutut). Dalam bahasa Indonesia, patella sering disebut tempurung lutut. Patella adalah tulang sesamoid. Ujung proksimalnya lebih lebar, disebut basis patellae,

Page 3: Anatomi Rangka Dan Sendi Tubuh Manusia

merupakan tempat perlekatan tendo otot quadriceps femoris. Ujung distalnya disebut apex patellae. Pada bagian posterior patella, dapat ditemukan dua facies articularis, masing-masing untuk bersendi dengan epicondylus medialis dan epicondylus lateralis dari femur. Terdapat sendi patellofemoral antara permukaan posterior patella (facies articularis) dengan facies patellaris dari femur. Struktur ini merupakan bagian dari articulatio tibiofemoralis. Kegunaan dari patella adalah untuk meningkatkan daya ungkit tendon m. quadriceps femoris serta mempertahankan posisi tendon ketika lutut ditekuk, dan melindungi articulatio genu.

TIBIA Bagian proksimal bersendi dengan femur dan fibula, sementara bagian distal bersendi dengan talus. Ujung proksimalnya terbagi menjadi condylus lateralis dan condylus medialis, yang bersendi sesuai dengan condylus lateralis dan condylus medialis femur. Condylus lateralis, selain bersendi dengan femur, pada bagian bawahnya juga bersendi dengan fibula. Di antara condylus ini terdapat penonjolan ke atas yang disebut dengan eminentia intercondylaris. Tuberositas tibiae berada di permukaan anterior dan merpakan tempat pelekatan dengan ligamen patella. Pada ujung distal bagian medial, terdapat malleous medialis yang berartikulasi dengan talus. Struktur ini dapat dirasakan dengan meraba bagian medial pergelangan kaki. Incisura fiburalis berada di sisi lateral dan berartikulasi dengan fibula bagian distal membentuk persendian tibiofibural distal.

FIBULA Letaknya sejajar dengan tibia, namun letaknya lebih lateral dibandingkan tibia dan ukurannya lebih kecil. Tibia tidak bersendi dengan femur, melainkan hanya bersendi dengan tibia baik di bagian proksimal maupun di bagian distal. Caput fibulae bersendi dengan bagian inferior condylus lateralis tibia. Ujung distal fibula berbentuk seperti anak panah dan memiliki tonjolan yang disebut malleolus lateral. Malleous lateralis (bersama dengan malleous medialis tibia) bersendi dengan talus. Sepanjang sisi dalam fibula dan tibia, terdapat membran antartulang yang disebut membrana interossea cruris.

TARSAL, METATARSAL, PHALANGES Tarsus merupakan pergelangan kaki, bagian proksimal dari kaki. Tulang yang membentuk tarsus (disebut tulang tarsal) terdiri atas 7 tulang, yakni:

1. Talus – tulang pergelangan kaki. Tulang tarsal yang paling seperior, bersendi dengan fibula dan tibia. Sisi medialnya dengan malleolus medialis tibia dan sisi lateralnya dengan malleolus lateralis fibula. Persendiannya disebut dengan persendian talocrural. Talus menahan kurang lebih setengah beban tubuh ketika berjalan. Talus juga bersendi dengan calcaneus di bawahnya.

2. Calcaneus – tumit, merupakan tulang tarsal terkuat dan terbesar. Calcaneus merupakan tulang yang akan menahan setengah beban tubuh setelah beban ini diteruskan oleh talus yang pertama kali menerimanya.

3. Navicular – tulang tarsal yang berbentuk seperti perahu kecil

4. Cuboid – tulang tarsal yang berbentuk seperti kubus 5. 3 Cuneiform – tulang-tulang tarsal yang berbentuk seperti baji, yang diberi nama lateral

(ketiga); intermediate (kedua); dan medial (pertama) Antartulang tarsal dihubungkan oleh articular intertarsalis. Metatarsal merupakan bagian pertengahan dari telapak kaki yang tersusun atas 5 tulang metatarsal (I sampai V) yang disebut dari medial menuju ke arah lateral (I merupakan ibu jari kaki). Tulang metatarsal bersendi dengan cuneiform pertama, kedua, ketiga, dan kuboid untuk membentuk persendian tarsometatarsal. Pada daerah distral, tulang-tulang ini bersendi dengan phalanges membentuk sendi metatarsophalangeal. Phalanges terdiri atas bagian distal yang mirip dengan phalanges tangan, serta bagian intermediate dan bagian proksimal. Ibu jari kaki disebut juga dengan hallux dan memiliki bagian proksimal dan distal yang besar; sedangkan keempat jari lain memiliki tiga bagian. Persendian antara jari-jari kaki disebut persendian interphalangeal.

Referensi

1. Tortora JG. Derrickson B. Principles of anatomy and physiology: 12th edition. Danvers:

John Wiley & Sons; 2009. p. 235-63

2. Marieb EN. Hoehn K. Human anatomy & physiolo0gy: 7th

edition. New York: Benjamin

Cummings; 2006

3. Putz R. Pabst R. Sobotta: Atlas anatomi manusia: kepala, leher, ekstremitas atas: Edisi ke-

22. Jakarta: EGC; 2007.

4. Putz R. Pabst R. Sobotta: Atlas anatomi manusia: batang badan dan ekstremitas bawah:

Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2007.