anatomi kompleks ostiomeatal

8
Anatomi Kompleks Ostiomeatal (KOM) Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah area yang dibatasi oleh konka media di medial dan lamina papirasea di lateral. Kompleks ini berperan penting dalam patofisiologi sinusitis paranasalis. Struktur yang termasuk dalam kompleks ini adalah konka media, prosesus unsinatus, bulla ethmoid, infundibulum ethmoid, hiatus semilunaris, ostium sinus maksilaris, resesus frontal dan sel-sel agger nasi. Konka media Konka media merupakan bagian dari os ethmoid, di superior melekat pada lateral lamina kribrosa. Pada bagian posterior membelok ke lateral dan melekat di lamina papirasea yang kemudian disebut lamina basalis memisahkan sel-sel sinus ethmoid anterior dengan sel-sel sinus ethmoid posterior. Prosesus unsinatus Prosesus unsinatus berbentuk bumerang memanjang dari antrosuperior ke posteroinferior sepanjang dinding lateral hidung. Prosesus unsinatus dapat melekat di lamina papirasea, basis kranii atau di konka media. Bulla etmoid

Upload: diahdiy

Post on 01-Jan-2016

733 views

Category:

Documents


97 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Anatomi Kompleks Ostiomeatal (KOM)

Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah area yang dibatasi oleh konka media di medial dan

lamina papirasea di lateral. Kompleks ini berperan penting dalam patofisiologi sinusitis paranasalis.

Struktur yang termasuk dalam kompleks ini adalah konka media, prosesus unsinatus, bulla ethmoid,

infundibulum ethmoid, hiatus semilunaris, ostium sinus maksilaris, resesus frontal dan sel-sel agger

nasi.

Konka media

Konka media merupakan bagian dari os ethmoid, di superior melekat pada lateral lamina kribrosa.

Pada bagian posterior membelok ke lateral dan melekat di lamina papirasea yang kemudian disebut

lamina basalis memisahkan sel-sel sinus ethmoid anterior dengan sel-sel sinus ethmoid posterior.

Prosesus unsinatus

Prosesus unsinatus berbentuk bumerang memanjang dari antrosuperior ke posteroinferior

sepanjang dinding lateral hidung. Prosesus unsinatus dapat melekat di lamina papirasea, basis kranii

atau di konka media.

Bulla etmoid

Bulla etmoid merupakan salah satu sel etmoid anterior yang paling konstan dan paling besar.

Terletak di dalam meatus nasi medius, posterior dari prosesus unsinatus dan anterior dari lamina

basalis konka media. Di superior, dinding anterior bulla etmoid dapat meluas sampai ke basis kranii

dan membentuk batas posterior dari resesus frontalis. Bila bulla etmoid tidak mencapai basis kranii,

maka akan terbentuk resesus suprabullar antara basis kranii dengan permukaan superior dari bulla.

Page 2: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Di posterior, bulla bertautan langsung dengan lamina basalis atau terdapat ruang antara bulla dan

lamina basalis yang disebut resesus retrobullar.

Infundibulum etmoid

Infundibulum etmoid adalah terowongan tiga dimensi yang menghubungkan ostium natural sinus

maksilaris dengan meatus medius melalui hiatus semilunaris.

Batas-batas infundibulum etmoid

Batas medial : prosesus unsinatus dan hiatus semilunaris

Batas lateral : lamina papirasea

Batas anterior : pertemuan antara prosesus unsinatus dengan lamina papiracea

Batas posterior: permukaan anterior bulla etmoid

Batas superior : bervariasi tergantung dari perlekatan prosesus unsinatus

Hiatus semilunaris

Hiatus semilunaris adalah celah berbentuk bulan sabit terletak antara posterior tepi bebas prosesus

unsinatus dengan dinding anterior bulla etmoid.

Ostium sinus maksilaris

Page 3: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Ostium naturalis sinus maksilaris mengalirkan sekretnya ke dalam infundibulum. Ostium ini terletak

di dinding medial sinus maksilaris sedikit ditepi bawah lantai orbita. Van Alyea melaporkan bahwa 10

% ostium maksilaris berada di 1/3 superior, 25 % berada di 1/3 tengah dan 65 % berada di 1/3

bawah dari infundibulum. Ostium aksesoris sinus maksilaris ditemukan pada 20 %- 25 % kasus.

Ostium naturalis sinus maksilaris berbentuk bulat sedangkan ostium aksesoris biasanya berbentuk

elips dan berada di posterior ostium naturalis.

Resesus frontalis

Resesus frontalis ditemukan di bagian anterosuperior sinus etmoid anterior yang berhubungan

dengan sinus frontal

Batas-batas resesus frontalis

Batas medial : konka media

Batas lateral : lamina papirasea

Batas superior : basis kranii

Batas inferior : tergantung dari perlekatan prosesus unsinatus

Batas anterior : dinding posterosuperior sel-sel agger nasi

Batas posterior : dinding anterior bulla etmoid

Ostium natural sinus frontalis konfigurasinya bervariasi tetapi paling sering nampak seperti

jam pasir yang bermuara langsung ke resesus frontalis .

Sel agger nasi

Page 4: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Sel ager nasi merupakan sel ekstramural paling anterior dari sel etmoid anterior. Terletak agak ke

anterior dari perlekatan anterosuperior konka media dan anterior dari resesus frontal. Sel ager nasi

yang membesar dapat meluas ke sinus frontal dan menyebabkan penyempitan resesus frontal.

Batas-batas sel agger nasi

Batas anterior : prosesus frontal os maksila

Batas superior : resesus frontalis

Batas anteroleteral : os nasalis

Batas inferomedial : prosesus uncinatus

Batas inferolateral : os lakrimalis

Kompleks ostiomeatal merupakan istilah yang digunakan oleh ahli bedah kepala leher untuk

menunjukkan daerah yang dibatasi oleh turbiante tengah pada bagian medial, lamina papyracea

pada bagian lateral, dan lamella basalis pada bagian superior dan posterior. Batas inferior dan

anterior dari kompleks osteomeatal ini terbuka. Isi dari ruang ini adalah sel agger nasi, resseus

nasofrontal (reses frontal), infundibulum, bula ethmoidalis dan kelompok anterior sel udara

ethmoidal.

Kompleks ini terdiri dari area anatomi yang sempit, yaitu:

1. Beberapa struktur tulang (turbinate tengah, prosessus uncinatus, bulla ethmoidalis)

2. Ruang udara (resessus frontal, infundibulum ethmoidal, meatus media)

3. Ostium dari sinus ethmoidal, maksila dan frontal anterior.

Pada area ini, permukaan mukosanya sangat dekat, kadang-kadang bahkan dapat terjadi kontak

antar mukosa yang menyebabkan penumpukan sekresi. Silia dengan gerakan menyapu nya dapat

mendorong sekret hidung. Jika mukosa yang melapisi daerah ini menjadi meradang dan bengkak,

pembersihan mukosiliar dapat terhambat, yang akhirnya menghalangi sinus-sinus di kepala.

Page 5: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Beberapa penulis membagi kompleks osteomeatal menjadi bagian anterior dan posterior.

Kompleks osteomeatal klasik digambarkan sebagai kompleks osteomeatal anterior, sedangkan ruang

di belakang lamella basalis yang mengandung sel-sel ethmoidal posterior disebut sebagai kompleks

ethmoidal posterior, sehingga mengakui pentingnya lamella basalis sebagai landasan anatomi pada

sistem ethmoidal posterior. Oleh karena itu kompleks osteomeatal anterior dan posterior memiliki

sistem drainase yang terpisah. Jadi, ketika penyakit ini terbatas pada kompartemen anterior dari

kompleks osteomeatal, sel-sel ethmoid dapat dibuka dan jaringan yang sakit dapat dibuang sejauh

lamella basalis, meninggalkan lamella basalis tanpa gangguan serta meminimalkan risiko selama

operasi.

Selaput sinus menghasilkan cairan bening berupa lendir yang berguna

membersihkan KOM dari bahan yang tidak diinginkan. Cairan ini melewati saluran drainase

ke bagian belakang hidung dan tenggorokan. Ini terjadi terus-menerus, meskipun kita

biasanya tidak menyadarinya. Ketika kelebihan cairan yang dihasilkan itu sering dikenal

sebagai dahak yang dapat menghasilkan iritasi yang kronis di tenggorokan dikenal dengan

nama post-nasal drip

Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, ada muara

saluran dari sinus maksilaris, sinus frontal, sinus sphenoid dan sinus etmoid. Daerah ini rumit

dan sempit, dinamakan kompleks osteomeatal (KOM), terdiri dari infundibulum etmoid yang

terdapat di belakang prosesus unsinatus, resesus frontalis, bula etmoid, sel-sel etmoid

anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksilaris.

Selaput sinus menghasilkan cairan bening berupa lendir yang berguna

membersihkan KOM dari bahan yang tidak diinginkan. Cairan ini melewati saluran drainase

ke bagian belakang hidung dan tenggorokan. Ini terjadi terus-menerus, meskipun kita

biasanya tidak menyadarinya. Ketika kelebihan cairan yang dihasilkan itu sering dikenal

sebagai dahak yang dapat menghasilkan iritasi yang kronis di tenggorokan dikenal dengan

nama post-nasal drip.

Page 6: Anatomi Kompleks Ostiomeatal

Gambar 6: Ostiomeatal Kompleks

KOMPLEKS OSTIOMEATAL (KOM)

Kompleks ostiomeatal (KOM)merupakan celah pada dinding lateral hidung yang dibatasi

oleh konka media dan lamina papirasea. Struktur anatomi penting yang membentuk KOM

adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan

resesus frontal. KOM merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilasi dan drenase

dari sinus-sinus yang letaknya di anterior dan frontal.

Jika terjadi obstruksi pada celah yang sempit ini, maka akan terjadi perubahan patologis

yang signifikan pada sinus-sinus yang terkait.