anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal
TRANSCRIPT
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
FUNGSI TULANG
Sebagai penahan tubuh agar tidak rubuh
Melindungi organ tubuh (otak, jantung, dan paru-paru)
Tempat melekatnya otot
Memberikan bentuk pada tubuh
BAGIAN BAGIAN TULANG
Tulang padat yaitu lapisan luar yang keras dan padat,menutupi seluruh tulang.
Tulang spongiosa Tulang yang berbentuk sarang lebah di dalam tulang padat,dengan tulang
tersusun dalam pola yang memungkinkan untuk menahan berat dalam pola yang dan tekanan
pada bagian tulang tertentu yang dituju.
Periosteum, membrane jaringan ikat yang kuat dan vaskuler yang melekat erat pada bagian
luar tulang.
TULANG RAWAN dan LETAKNYA
Tulang rawan hyaline : costae, trachea, laryx. Tulang rawan elastis : telinga, epiglotis, tuba auditorius Tulang rawan fibrosa : discus, intervertebralis, symphisis pubis
TULANG PENYUSUN KRANIUM
1. Frontal
2. Occipitale
3. Parientale kanan
4. Temporale kanan dan kiri
MACAM-MACAM SUTURA
1. S. koronalis
2. S. lambdoideus
3. S. sagitalis
4. S. skuanus
TULANG PENYUSUN WAJAH
1. Orbita
2. Maxilla
3. Nasal
4. Mandibula
5. Zigomatikum
TULANG KRANIUM
A. Dari atas
Frontale
Sutura sagitalis
Parientale
Sutura coronal
Occipitale
Sutura temporalis
B. Dari bawah
Palatum durum
Molar
Arcus zygomatikum
Lamina pterygoideus
Fossa intertemporalis medialis
Canalis caroticus
Lamina pterygoideus
Canalis auditorius externus lateralis
Processus mastoideus
Processus stiloideus
Foramen magnum
Foramen stilomastoideus
Os. Occipitale
Foramen jugularis
Incisivus
Condile occipital
Caninus
Premolar
C. Dari samping
Kubah Wajah
Os. frontale
Os. Frontale
Os. parientale
Os. Nasal
Os. temporale
Os. Zygomatikum
Os. occipitale
Os. Maxilla
Os. Mandibula
D. Dari belakang
Os. Parientale
Sutura sagitalis
Os. Occipitale
Sutura Lambdeus
Processus mastoid - Sutura temporalis
TULANG PENYUSUN VERTEBRATA
• Vertebra vertical 1-7
• Vertebra Thorak 1-12
• Vertebra lumbal 1-5
• Os. sacrum 5
• Os. coccygeus 4
KEKHASAN & TOPOGRAFI V.C 1 dan V.C 2
V.C 1 : atlas, diatas atlas occipitale, dibawah atlas axis
V.C 2 : axis, diatas axis adalah atlas, dibawah axis V.C 3
Kekhasan atlas : tidak mempunyai korpur, permukaan artikular dibelakang arcus
tranversarium sebagai axis processus odontoid.
Permukaan atas berartikular sebagai tempat artikulasi dengan permukaan inferior
os.occipital
Kekhasan Axis : memiliki processus odontoid
EXTRIMITAS ATAS
1. Kranium
2. Collumna vertebra cervical
3. Thorax
4. Lumbal
EXTRIMITAS BAWAH
1. Lumbal
2. Tibia
3. Pelvis
4. Fibula
5. Femur
6. Kalkaneus
7. Patela
PENYUSUN dan BATAS THORAXIS
Penyusun:
costae
sternum
vertebralis thoraxis
Batas atas : vertebralis cervical ke 7
bawah : diafragma
depan : sternum
belakang : vertebralis thoraxis
ANATOMI DAN FISIOLOGI INDERA PERABA(KULIT)
A. Pengertian
Kulit merupakan panca indera peraba manusia. Kulit menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, danbersambung dengan slaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan
lubang-lubang masuk. kulit mempunyai banyak fungsi; di dalamnya terdapat ujung saraf
peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan
mempunyai sedikit kemampuan exkretori, sekretori, dan absorpsi.
B. Kulit Terdiri Dari
1. Epidermis
Paling luar, ketebalan < 1 mm
Dibagi menjadi 5 lapisan : Stratum corneum, Stratum lusidum, Stratum granulosum,
Stratum spinosum, Stratum basale sel utama yang berdiferensiasi adalah
keratinosit keratin (suatu protein fibrosa)
Proses migrasi sel epidermis : 28 hari
Melanosit
Melanosoma
Melanin
Dermis
Terdiri dari serabut kolagen elastin dan retikulin àkulit kuat dan lentur
Mempunyai pembuluh darah dan saraf
Terdapat limposit, histiosit, sel mast, leukosit
Adneksa: rambut, kuku kel ekrin, sebasea dan apokrin
2. Lemak subkutan
Isolasi suhu dan penyimpanan energy
Daya tarik sexual
Kelenjar keringat, kecuali telinga
Kelenjar sebasea; di dada, wajah, punggung aktivitasnya diatur oleh homon
3. Fisiologi kulit
Dapat dilihat, diraba, menjamin kelangsungan hidup
Menyokong penampilan dan kepribadian
Mempunyai arti estetik, ras
Komunikasi non verbal
4. Fungsi kulit
Proteksi
Absorpsi
Ekskresi
Persepsi sensori
Pengaturan suhu tubuh
Membentuk figmen
Proses keratinisasi
Pembentukan vit D
5. Kelenjar sekitar kulit
Kelenjar keringat
Kelenjar ekrin
Kelenjar apokrin
Kelenajr sebasea
Terdapat di permukaan kulit, kecuali telapak tangan+kaki
Terletak I samping akar rambut, muara pada folikel rambut
Sekresi sebum àhormon androgen, pada remaja meningkat, menopause+manula
menurun
6. Rambut
Fungsi: memberi lap[isan lemak pada kulit, kuku, rambut, menahan evaporasi
Struktur keratin, ± 100.000 folikel rambut di kepala, N : 100-150 rambut
gugur/hr
Warna ditentukan oleh kuantitas melanin, bila putih ada kegagalan membentik
melanin
Siklus pertumbuhan rambut; fase pertumbuhan, atropi, istirahat(rontok)
Stressor lokal dan sistemik àrontok
7. Kuku
Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal (stratun corneum).
Tdd; akar kuku (bagian yang terbenam di dalam kulit jari), badan kuku; bagian
atas jaringan lunak ujung jari
Tumbuh 1 mm/mg, kontinue selama hidup
Fungsi melindungi jaringan dengan khususnya rabaan halus unung jari
Kulit dibagi menjadi dua lapisan
a. Epidermis atau Kutikula
Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun
atas dua lapis yang jelas tampak ; selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
Epidermis juga tersusun atas lapisan:
Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.
Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
sebagai berikut:
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin.
Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat
gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat desmosom.
Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula
lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai
penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek
pelindung pada kulit.
Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling terikat
dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi aktivitas mitosis,
sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel
epidermis secara berkesinambungan.
Epidemis tidak berisi sesuatu pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat menembus
epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut. Di atas
permukaan epidermis terdapat lekukan yang berjalan sesuai dengan papildermis di
bawahnya. Garis-garis ini berbeda-berbeda.
b. Dermis atau Korium
Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantun pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag,
dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan
epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea
Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi
epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal
yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut
mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks
rambut, kutikula rambut, dan sarung akar rambut.
Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar
keringat apokrin.
1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan
saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan
memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua
macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap
yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang tidak mengandung
granula sekretoris.
2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjar
keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan hipodermis,
dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah ketiak
dan anus.
Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian dermis
dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per centimeter
persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran
lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta esternya.
Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut
jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini
disebut juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung
jalinan yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat
membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi
papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti
arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi
sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak
ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan
dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap
stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal,
dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini,
Meissner, dan Krause. Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku
merupakan lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang
distal. Lempeng kuku terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku
terletak pada stratum basal dan spinosum.
Beberapa kemampuan melindungi dari kulit. Kulit adlah relatif tak tertembus air,
dalam arti ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga
menghindarkan masuknya air ke dalam jaringan , misalnya bila tubuh terendam
air. Epidermis menghalangi cedera pada struktur dibawahnyya dank arena
menutupi ujung akhir syaraf sensorik di dalam dermis, maka kulit mengurangi
rasa sakit. Bila epidermis rusak, misalnya karena terbakar sampai derajat ketiga,
maka proteksi ini hilang dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan exudasi cairan dan
elektrolit, dengan akibatnya bahwa pasien berada dalam bahaya dehidrasi yang
dpat menimbulkan keadaan yang lebih parah.
ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN
A. PENGERTIAN
aluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbantang
mulai dari mulut (oris) sampai anus.
B. ALAT-ALAT PENGHASIL GETAH CERNA
1. Kelenjar ludah
2. Kelenjar getah lambung
3. Kelenjar hati
4. Kelenjar pankreas
5. Kelenjar getah usus
C. STRUKTUR PENCERNAAN
1. Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Didalam rongga mulut terdapat :
a) Geligi, ada 2 (dua) macam yaitu;
Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap pada umur
2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari 8 buah gigi seri
(dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah gigi geraham
(premolare).
Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah
terdiri dari; 8 buah gigi seri (dens insisiws), 4 buah gigi taring (dens kaninus),
8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham (premolare).
Fungsi gigi terdiri dari; gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunannya
untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham gunannya
untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
b) Lidah
Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;
Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang terdapat
epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan
makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas.
Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap atau ujung
saraf pengecap.
Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat
pengcepa dan menelan, serta merasakan makanan.
Otot lidah; otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah, (M.
Mandibularis, os Hioid dan prosesus stiloid) menyebar ke dalam lidah
membentuk anyaman bergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidah.
M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan
tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.
c) Kelenjar ludah
Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus
mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini
keluar dari glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus
buksinator).
Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian belakang,
duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan
frenulum lingua.
Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut
bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf-saraf
tersadar.
2. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan
lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Bagian superior disebut nasofaring, Pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah
bagian inferior.
3. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya ± 25
cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan
dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa,
lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang longitudinal.
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui
toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4. Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan
esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas
dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
a) Bagian lambung terdiri dari;
Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk sfingter pilorus.
Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium
kardiak sampai ke pilorus.
Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi
kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai
ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas
kurvantura mayor sampai ke limpa.
Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.
b) Fungsi lambung terdiri dari;
1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltik lambung dan getah lambung
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino (albumin
dan pepton).
Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai anti
septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen
sehingga menjadi pepsin.
Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk
kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang merangsang
sekresi getah lambung.
5. Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah
panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa dan
beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I dan II di belakang
lambung.
a) Bagian dari pancreas
Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam
lelukan duodenum yang melingkarnya.
Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.
Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenamnya menyentuh
limpa.
b) Fungsi pancreas
Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-
pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ
endokrin yang mensekresikan insulin.
Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum
yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau
lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaraan darah.
Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagon, hormon tersebut
dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.
c) Hasil sekresi
Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah
tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini
termasuk sel-sel kelenjar endokrin.
Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk
kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui
duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak
pada dinding duodenum.
Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan
darahnya ke vena kava inteferior melalui vena pankreatika.
Jaringan pankreas terdiri dari atas lobulus dari sel sekretori yang tersusun
mengitati saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor
pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan.
Saluran kecil ini menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu
untuk membentuk saluran utama yaitu duktus wirsungi.
d) Struktur pancreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran,
saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang jari-jarinya ±
3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.
Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu dikumpulkan dan
menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau langerhans. Pulau-pulau ini
membuat insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah dan kelenjar bagian
tubuh.
Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau
getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar. Pembuluh ini
bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk ke dalam duodenum pada
tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan ± 1 liter ludah perut dalam
satu hari.
6. Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam
sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya,
panjangnya 812 cm berisi 60 cm³
a) Fungsi kantung empedu
Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap
hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang digunakan
untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan
zat lainnya.
b) Bagian dari kantung empedu
Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling akhir
setelah korpus vesikafelea.
Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya berisi
getah empedu.
Leher kantung kemih. Merupakan leher dari kantung empedu yaitu saluran
yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung empedu lalu
menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.
Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kantung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke
duodenum
Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
7. Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini dikarenakan
hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat
racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen
dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses
detoksifikasi.
8. Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus
dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
a) Bagian-bagian usus halus;
Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi
kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam
duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla hepatopankreatika,
ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.
Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus
halus yang selebihnya.
Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.
9. Usus Besar / Intestinum Mayor
10. Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum.
a) Fungsi usus besar;
Menyerap air dari makanan
Tempat tinggal bakteri koli
Tempat feses
b) Bagian-bagian usus besar atau kolon;
Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.
Kolon transversum. Panjangnya ± 38 cm, membujur dari kolon asendens
sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan
terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
Kolon desendens. Panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian
kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan
ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring,
dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum.
Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os
koksigis.
11. Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada awalnya organ
ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetati saat ini
diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana
memiliki/berisi kelenjar limfoid.
12. Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari
caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, umbai cacing berukuran 10 cm
tetapi bisa bervariasi 2 sampai 20 cm.walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi
umbai cacing bisa berbeda-beda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang
jelas tetap terletak di peritoneum.
13. Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, dimana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi
dan pengerasan feses akan terjadi.
14. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis bagian posterior dari peritoneum.
Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu:
Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM RESPIRASI
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
STRUKTUR SISTEM RESPIRASI
Sistem respirasi terdiri dari:
1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan dilembabkan
2. Saluran nafas bagian bawah
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas ke alveoli
3. Alveoli
terjadi pertukaran gas anatara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena meninggalkan
paru.
5. Paru
terdiri dari :
a. Saluran nafas bagian bawah
b. Alveoli
c. Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam rongga dada yang
disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru atau pleura veseralis
7. Rongga dan dinding dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas dalam proses
respirasi.
Saluran Nafas Bagian Atas
a. Rongga hidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied
ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah
faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan
kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang
berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian
udara akan diteruskan ke
b. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)
c. Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah)
d. Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
Saluran Nafas Bagian Bawah
a. Laring
Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawan krikoid
- Selaput/pita suara
- Epilotis
- Glotis
b. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel
pada dinding depan usofagus.
c. Bronkhi
d. Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut carina.
Brochus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronchus kanan bercabang menjadi : lobus superior, medius, inferior. Brochus kiri terdiri
dari : lobus superior dan inferior
Alveoli
Terdiri dari : membran alveolar dan ruang interstisial.
Membran alveolar :
- Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli
- Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant.
- Anastomosing capillary, merupakan system vena dan arteri yang saling berhubungan
langsung, ini terdiri dari : sel endotel, aliran darah dalam rongga endotel
- Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh : endotel kapiler, epitel alveoli,
saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.
Aliran pertukaran gas
Proses pertukaran gas berlangsung sebagai berikut: alveoli epitel alveoli
« membran dasar « endotel kapiler « plasma « eitrosit.
Membran « sitoplasma eritrosit « molekul hemoglobin
O² Co²
Surfactant
Mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam keadaan normal surfactant ini akan
menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi, sehingga kolaps alveoli dapat
dihindari.
Sirkulasi Paru
Mengatur aliran darah vena – vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan mengalirkan
darah yang bersifat arterial melaului vena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri.
Paru
Merupakan jalinan atau susunan bronhus bronkhiolus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus
respiratoty, alveoli, sirkulasi paru, syaraf, sistem limfatik.
Rongga dan Dinding Dada
Rongga ini terbentuk oleh:
- Otot –otot interkostalis
- Otot – otot pektoralis mayor dan minor
- Otot – otot trapezius
- Otot –otot seratus anterior/posterior
- Kosta- kosta dan kolumna vertebralis
- Kedua hemi diafragma
Yang secara aktif mengatur mekanik respirasi.
FUNGSI RESPIRASI DAN NON RESPIRASI DARI PARU
1. Respirasi : pertukaran gas O² dan CO²
2. Keseimbangan asam basa
3. Keseimbangan cairan
4. Keseimbangan suhu tubuh
5. Membantu venous return darah ke atrium kanan selama fase inspirasi
6. Endokrin : keseimbangan bahan vaso aktif, histamine, serotonin, ECF dan angiotensin
7. Perlindungan terhadap infeksi: makrofag yang akan membunuh bakteri
Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras
pernafasan yang tergantung pada:
1. Tekanan intar-pleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalam keadaan
normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karena ada
perbedaan tekanan atau selisih tekananatmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intra pleural
(755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgamaberkontraksi, volume rongga dada
meningkat, tekanan intar pleural dan intar alveolar turun dibawah tekanan atmosfir
sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga dada mengecil
mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat
diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
2. Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal
sebagai copliance.
Ada dua bentuk compliance:
- Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran
nafas ( airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda
normal : 100 ml/cm H2O
- Effective Compliance : (tidal volume/peak pressure) selama fase pernafasan.
Normal: ±50 ml/cm H2O
Compliance dapat menurun karena:
Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
Penurunan compliance akan mengabikabtkan meningkatnya usaha/kerja nafas.
3. Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Rasio dari perubahan tekanan jalan nafas
SIRKULASI PARU
a. Pulmonary blood flow total = 5 liter/menit
Ventilasi alveolar = 4 liter/menit
Sehingga ratio ventilasi dengan aliran darah dalam keadaan normal = 4/5 = 0,8
b. Tekanan arteri pulmonal = 25/10 mmHg dengan rata-rata = 15 mmHg.
Tekanan vena pulmolais = 5 mmHg, mean capilary pressure = 7 mmHg
Sehingga pada keadaan normal terdapat perbedaan 10 mmHg untuk mengalirkan darah
dariarteri pulmonalis ke vena pulmonalis
c. Adanya mean capilary pressure mengakibatkan garam dan air mengalir dari
rongga kapiler ke rongga interstitial, sedangkan osmotic colloid pressure akan menarik
garam dan air dari rongga interstitial kearah rongga kapiler. Kondisi ini dalam keadaan
normal selalu seimbang.Peningkatan tekanan kapiler atau penurunan koloid akan
menyebabkan peningkatan akumulasi air dan garam dalam rongga interstitial.
TRANSPOR OKSIGEN
1. Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
- Kelarutan fisik dalam plasma
- Ikatan kimiawi dengan hemoglobin
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH
darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan
ikatan hemoglobin dan O2menurun.
2. Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
- Plasma
- Hemoglobin
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas
yang ada di dalam darah.
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
-Rate impuls Respirasi rate
-Amplitudo impuls Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata, pusat kemo reseptor : anterior
medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2
PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
Kegunaan: untuk mendiagnostik adanya : sesak nafas, sianosis, sindrom bronkitis
Indikasi klinik:
- Kelainan jalan nafas paru,pleura dan dinding toraks
- Payah jantung kanan dan kiri
- Diagnostik pra bedah toraks dan abdomen
- Penyakit-penyakit neuromuskuler
- Usia lebih dari 55 tahun.
ANATOMI SALURAN NAFAS
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx, trachea,
bronkus, dan bronkiolus.
Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai
selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx
dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung.
Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang
rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya
dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla,
palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral
dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini
dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum
nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana
mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung
sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina
cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam
cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum
nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara
concha media dan inferior
Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis
posterior.
Faring (tekak)
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-
faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan
pencernaan.
Laring (tenggorok)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan
beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago
arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,
membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea à berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun.
Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya
ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi
dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana Tyroide à mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum à menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago
arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Cartilago cricoidea
Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah
cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea.
Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi.
Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I.
Cartilago arytenoidea
Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica
vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
Membrana mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang
bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn
vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di bagian
depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati.
Bagian ini tidak terlibat dalam produksi suara.
Otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang
dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot
tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat keluar-
masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.
Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu oleh
sinus udara cranialis.
Gambaran klinis
Laring dapat tersumbat oleh:
(a) benda asing, misalnya gumpalan makanan, mainan kecil
(b) pembengkakan membrana mukosa, misalnya setelah mengisap uap atau pada reaksi
alergi,
(c) infeksi, misalnya difteri,
(d) , misalnya kanker pita suara.
Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang
manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni)
atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang
mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang
berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
Bronchus
Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang
sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit
lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah
arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari
yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa
cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang
ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran
udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis
memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang
rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran
udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara
karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-
paru.
Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius
yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus
alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir
paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0
cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris.
Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
Paru-Paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga
pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga
lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu
lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung
pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan
alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
Suplai Darah
1. arteri pulmonalis
2. arteri bronkialis
Innervasi
1. Parasimpatis melalui nervus vagus
2. Simpatis mellaui truncus simpaticus
Sirkulasi Pulmonal
Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan arteri
pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair keventrikel kanan melalui katup AV lainnya,
yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan
mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, kedalam arteri pulmonais. Arteri
pulmonais bercabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing
mengalir keparu kanan dan kiri. Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali
menjadi erteriol dan kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluan
pernapasan, melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula,
dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis yang
besar.
Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali keatrium kiri untuk menyelesaikan
siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik, dan sirkulasi paru. Tekanan darah pulmoner
sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah karbondioksida dikeluarkan dari darah dan
oksigen diserap, melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan par,
maka suplai oksigen dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
1. PENGERTIAN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang
disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh
jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
2. Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Dihasilkan
a. Kelenjar hipofisis ( lobus anterior ) :
- hormon pertumbuhan ( somatotropin )
- thyroid-stimulatin hormon ( TSH )
- adrenokortikotropin ( ACTH )
- follicle-stimulating hormon ( FSH )
- luteinizing hormon ( LH )
- prolaktin
b. Kelenjar hipofisis ( lobus posterior ):
- antidiuretik ( vasopresin )
- oksitosin
c. Kelenjar tiroid :
- tiroksin
- kalsitonin
d. kelenjar paratiroid :
- parathormon
e. kelenjar adrenal :
- korteks : mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks
- medula : epinefrin, dan norepinefrin
f. kelenjar pankreas :
- insulin
- glukagon
- somatostatin
g. ovarium :
- estrogen
- pogesteron
h. testis :
- testoteron
3. Kelenjar Hipofisis
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari
sebagian besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau
master of gland. kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus
posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise )
menghasilkan sjumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari
semua organendokrin yang lain.
Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh
(tulang, otot, dan organ-organ lain).
Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar
tiroid.
Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan
kortisol yang berasal dari kortex suprarenal.
Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel
dan sekresi esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk merangasang
pertumbhan tubulus seminiferus, dan spermatogenesis.
Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum,
menebalkan dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk
sekresi testoteron
Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum
selama hamil.
2. Fungsi hipofisis posterior
Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melalui ginjal,
reabsorbsi air, dan mengendalikan tekanan darah pada arteriole
Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengeluaran air sususewaktu menyusui.
4. Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak
teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan
bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid,
yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar
tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah
mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai berikut :
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
Mengatur penggunaan oksidasi
Mengatur pengeluara karbon dioksida
Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat,
katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang
sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan
mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu
nama,yaitu hormon tiroid.
Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah
penumpukan kalsium pada tulang.
5. Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di
kutub inferiornya.
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat
plasma, PTH meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan
oleh penurunan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan
reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada
hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi
efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol,
metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi
Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi
pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga
menambah kalsium dalam darah
Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi
meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar
kalsium darah.
6. Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )
Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak
diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula adrenal (
bagian tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar kelenjar ).
Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid
dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-
hormon seks khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa, peningkatan
sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.
Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose pertukaran
untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen.
Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek hormon
seks pria.
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga
menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga
jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi,
dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah
pengeluaran glukosa dari hati.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
Vasokontriksi pembuuh darah perifer
Relaksasi bronkus
Kontraksi selaput lendir dan arteriole
7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai
kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam
lumen duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans,
menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh
pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran
homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada
manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
sel B (atau β) : menghasilkan insulin
sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pancreas
hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan
menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan
jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan
melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
8. Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis
terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi
dalam mengatur perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan
organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan
esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid
yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan.
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem
saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar
atau organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel
tubuh, kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam
jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ
sasaran melalui pembuluh darah.
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang
larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin)
dan katekolamin (misal dopamin, norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam
lemak termasuk steroid (misal estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (misal tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui
sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel
dengan bebas.
KLASIFIKASI HORMON
Hormon perkembangan / Growth hormone – hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
Hormon pengatur metabolisme air dan mineral – kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Organ dari sistem endokrin :
Hipotalamus
Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Timus
Kelenjar Tiroid
Kelenjar Paratiroid
Hipotalamus
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-
hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa.
Beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan
pelepasan hormon hipofisa. Hipotalamus terletak di batang otak, tepatnya di dienchepalon,
dekat dengan ventrikel ot ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai pusat tertinggi
sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon.
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipofisis / Hipofise (Pituitary)
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval
dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian
terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut
adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan
lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Hipofise menghasilkan hormon tropik dan hormon nontropik. Hormon tropik akan
mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan
bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki “master of glands”.3. Kelenjar Timus
(Thymus).
Thymus terletak di dalam mediastinum di belakang os stemum. Hanya dijumpai pada anak-
anak di bawah 18 tahun. Setelah itu kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Kelenjar
ini berwarna kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Beratnya sekitar 10 gram pada bayi
yang baru lahir, namun bertambah seriring masa remaja, yaitu sekitar 30-40 gram, kemudian
berkerut lagi setelah dewasa. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih
yang disebut T-lymphocyte.
Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memory atau
ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal
(termasuk sel kanker). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak dan
menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi
tubuh atausistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler.
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis.
Beratnya kira-kira 18-25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih
berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil.
Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis
oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Kelenjar
ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing
lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4
cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan
arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar
tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi
oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid berukuran kecil, kuning kecoklatan oval, biasanya terletak antara
garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan kapsulnya. Ukurannya kira2 6x3x2 mm.
Beratnya 50 mg.
Kelenjar ini berjumlah empat buah, biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan inferior.
Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub paratiroid posterior, tapi bisa juga
turun bersama timus ke thorax atau pada bifurcation karotis.Kelenjar paratiroid superior
letaknya lebih konstan daripada inferior dan biasanya terlihat di tengah garis posterior
kelenjar tiroid walaupun bisa lebih tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada beberapa
situasi (tergantung perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia tiroid, di
bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon
paratiroid atau parathormon disingkat PTH
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INDERA MATA
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang
kita kenal ada lima, yaitu:
1. Indra penglihat (mata)
2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung)
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya
disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen
atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding
saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi,
sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang
membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
1. DEFINISI
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian
pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan
segera dihantarkan ke otak.
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Indera pengelihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli
assesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata).
OKULI ASSESORIA
A. Kavum Orbita
Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya
mengarah ke depan, dan ke dalam.
Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang:
1. Os frontalis
2. Os zigomatikum
3. Os slenoidal
4. Os etmoidal
5. Os palatum
6. Os lakrimal
Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dengan
rongga otak, rongga hitung, rongga etmoidalis dan sebagainya.
Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan
aparatus lakrimalis.
B. Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh rambut pendek yang
berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik dan sebagai
alat kecantikan.
C. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak atau palpebra terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata
bawah, mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
sinar dan pengeringan bola mata.
Kelopak mata dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola
mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.
Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak
mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
a. Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar
Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
b. Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra
terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Facial. M. levator palpebra,
yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan
sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah.
Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat
kelopak mata atau membuka mata.
c. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
d. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
e. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di
kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).
f. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
g. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus
okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet
yang menghasilkan musin.
D. Otot Mata (Muskulus Okuli)
Gerakan mata dikontrol oleh enam otot okuler yang dipersarafi oleh saraf kranial III,
IV, dan VI.
Merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot diantaranya
melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
1. Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak
mata.
2. muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata
3. muskulus rektus okuli inferior ( otot sekitar mata ) fungsinya untuk menutup
mata.
4. muskulus rektus okuli medial (otot sekitar mata) fungsinya menggerakkan mata
dalam ( bola mata)
5. muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah
dan ke dalam.
6. muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah dan
keluar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang merupakan
sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralisa kelumpuhan fungsi
dari salah satu otot mata.
E. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin
bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa
kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan
kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea
tidak kering.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari
tarsus.
2. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya.
3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
4. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan
jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
OKULUS (MATA)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus: optikus saraf otak II, merupakan saraf
otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting
dari pada organ visus.
Bola mata terdiri atas :
a. Dinding bola mata
b. Isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :
a. Sklera
b. Kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.
1. Sklera
Pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar, jaringan ini pada dan
berwarna putihserta bersambung dengan kornea di sebelah anterior dan dura
mater nervus optikus di belakang. Beberapa lembar jaringan sclera berjalan
melintang bagian anterior nervus optikus disebut lamina cribrosa. Permukaan luar
sclera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari jaringan elastic halus
apisklera yang mengandung banyak pembuluh darah yang memasok sclera.
SkleraBagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan
pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik
sampai kornea.Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat,
tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.
Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai
kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.
Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut
kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon
dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon
terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan
dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang
merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah
pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular.
Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki
darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan
suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan
pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot
siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
IRIS adalah perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris terletak bersambungan
dengan permukaan anterior lensa yang memisahkan kamera anterior dan kamera
posterior yang berisi humor aquaes. Iris berwarna karena mengandung pigmen.
Pasok darah ke iris adalah dari circulus major iris. Persarafan iris adalah dari
serat-serat di dalam nervi siliares. Di bagian tengah iris terdapat bagian berlubang
yang disebut pupil. Iris berfungsi untuk mengendalikan banyaknya cahaya yang
masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh
keseimbangan antara kontriksi akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan
melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatik.
KORPUS SILARIS secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang.
Membentang ke depan dari ujung anterior khoroid ke pangkal iris, terdiri dari
suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plikata, dan zona posterior yang
datar, pars plana. Musculus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,
sirkuler, dan radial. Fungsi serat – serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan
relaksasi serat – serat zonula yang beorigo di lembah – lembah diantara processus
siliaris. Pembuluh – pembuluh darah yang mendarahi korpus siliare berasal dari
lingkaran utama iris. Saraf sensorik iris adalah melalui saraf – saraf siliaris.
Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos
humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di
batas kornea dan sklera.
3. Retina
Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris
yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke
otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina
dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya
menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di
dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan
terjadi ablasi retina.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan
siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau
melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak
di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
4. LENSA
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan hampir
transparan sempurna.di belakang iris lensa digantung oleh zonula yang
menghubungkan dengan korpus siliare. Di sebelah anterior terdapat humor
aquaeus dan di sebelah posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu
membrane yang semi permiabel yang akan memperbolehkan air dan elektrolit
masuk. Lensa ditahan di temaptnya oleh ligamentum yang dikenal dengan zonula
( zonula Zinnii ) ke badan siliare. Lensa mata berfungsi untuk membiaskan
cahaya.
5. HUMOR AQUAEUS
Humor aquaeus diproduksi oleh korpus siliare, setelah memasuki kamera
posterior humor aquaeus melalui pupil dan masuk ke kamera anterior. Humor
aquaeus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior
mata. Tekanan intraocular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor
aquaeus.
6. VITREUS
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskuler yang membentuk
duapertiga dari volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang yang
dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus.
FUNGSI MATA
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali
yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan
jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang
(sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.
Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang
terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk
situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana
terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang
makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa
protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin
akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi
dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut
adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit
untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata
dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan
menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh
(punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk
ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka
sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat
Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus
direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek
terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut
pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang
jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah
bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot
siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa.
Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi
sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen
suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang
berbeda-berda disebut daya akomodasi.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa.
KELAINAN PADA MATA
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur
11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun – 50
tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh
karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata
cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena
proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita
presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-
anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu
panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan
retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya
dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat
ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa
mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama,
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang
yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
SUDUT KAMERA ANTERIOR
Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Ciri –
ciri utama sudut ini adalah garis Schwalbe yaitu jalinan trabekula yang terletak di
atas kanalis Schlemn. Yang berfungsi sebagai tempat pengaliran humor aquaeus
melalui kanal Schlemn.
ANATOMI FISIOLOGI INDERA PENDENGARAN
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang
bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani
(gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi
bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran
suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga
pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang
telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-
rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang
menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar
melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam
melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran
yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah
tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus).
Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai
satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan
dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi
yang memungkinkan gerakan bebas.
telinga-tengah
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari
gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela
oval.
c. Telinga dalam
d. Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut:
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran
setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan,
dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Telinga dalam
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga
saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela
oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar,
dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara
saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di
antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam
saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang
paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan
dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler
dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval.
Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di
dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran
Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran
cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan
sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang
akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan
kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran.
2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang
berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju
ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat
keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut
kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium
karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.