wira - fisiologi muskuloskeletal 2012

167
FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL I Putu Gede ADIATMIKA Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Upload: nhara-diahh

Post on 14-Aug-2015

140 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kmmn

TRANSCRIPT

Page 1: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

FISIOLOGI MUSKULOSKELETA

L

I Putu Gede ADIATMIKA

Bagian Ilmu Faal

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Page 2: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Topik Proses pembentukan tulang termasuk

hormonnya Struktur dan fungsi SSP terhadap

muskuloskeletal Struktur dan susunan saraf perifir Struktur dan fungsi sinaps Struktur otot Mekanisme kontraksi otot, lintasan dan

mekanisme refleks, impuls saraf, sinaps, neurotransmiter

Page 3: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tulang

Fungsi tulangMenyangga tubuh dan tempat

organGerakan tubuhMelindungi organ-organ tubuhTempat penyimpanan mineralTempat pembentukan sel darah

Page 4: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Proses pembentukan tulang termasuk hormonnya

Page 5: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Bagian tulang

Page 6: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Faktor yang mempengaruhi permbentukan tulang

Kalsium dan fosfat Vitamin D Parathyroid hormone (PTH) Calcitonin Growth hormone & thyroid hormone Stres mekanik

Page 7: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sel tulang

Page 8: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pembentukan Tulang

Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau ossification

Ada 2 tipe :Intramembranous ossification -

dimulai dari lapisan jaringan ikat fibrous

Endochondral ossification – dimulai dari pembentukan model tulang rawan hyalin

Page 9: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Intramembranous

Tulang atap tengkorak (Frontal bone, Parietal

bones, Occipital bone, Temporal bonesmandibulamaxillaklavikula

Berperan untuk pertumbuhan tulang pendek dan penebalan tulang

Page 10: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Intramembranous Ossification

Page 11: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap Intramembranous Ossification

Awal osidikasi - primary ossification centerDimulai saat sekelompok cel berubah menjadi

osteoblast

Page 12: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Osteoblasts membentuk bone matrix dan diikuti dengan kalsifikasi – beberapa osteroblast terjebak dalam matriks osteocytes

Page 13: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pembentukan trabekula menghasilkan woven bone dan periosteum

Page 14: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Terbentukan tulang kompak dan spongi

Page 15: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Endochondral Ossification

Dimulai sejak bulan kedua masa pertumbuhan

Menggunakan model tulang rawan hyalin

Page 16: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Endochondral ossification

Sejak usia kehamilan 9 minggu – 9 bulan Saat sebelum lahir

Tumbuh saat anak-anak sampai dewasa

Page 17: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap Endochondral Ossification

Pembentukan bone collar

Collar bone dibentuk oleh intramembranous

ossification di dalam perikondrium lokal

Page 18: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Cavitasi tl rawan hyalinProses degeneratifSel hipertrofiMatriks kalsifikasi

Page 19: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pembentukan kavitasi medula Osifikasi sekunder di

epifise pusat Proses kavitasi dimulai dari

diafisis Diikuti oleh osteoprogenitor

celss Osifikasi selanjutnya

hanya terjadi di epifisial plate

Page 20: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012
Page 21: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Penebalan tulang

Tumbuh menebal scr appositional growth. Proses :

Periosteal cells osteoblasts : sekresi serat kolagen dan molekul organik matrix.

Celah bergabung : periosteum endosteum

Lamela baru terbentuk – melingkar

Page 22: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Secara aposisional pada permukaan tulang Periosteal cells osteoblasts - membentukcekungan tulang –

saluran sekitar pembuluh darah periosteaum Lamela konsentrik – mengisi saluran – membentuk osteon

Page 23: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pemanjangan tulang

Tumbuh memang secara interstitial growth

Akibat pertumbuhan tulang rawan Chondrocytes bertambah deposisi

Page 24: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pengaturan kalsium dan fosfat

Page 25: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Diatur dengan sangat ketat (9,4 ml/dl) Kalsium memegang peranan penting pd

berbagai proses fisiologiKontraksi otot (rangka, jantung dan polos)Pembekuan darahTransmisi impuls saraf

○ Hiperkalsemia depres sistem saraf○ Hipokalsemia saraf mjd lebih sensitif

Kalsium dan fosfat di cairan ekstraceluler

Page 26: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Komposisi Kalsium Fosfat

Calcium Phosphate

Composition0.1 % in extracellular

fluid (ECF)1 % in cells98.9 in bones

LARGE RESERVOIR

COMPOSITION 1 % in ECF 14 – 15 % in cells 85 % in bones

Page 27: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Kalsium dalam plasma dalam 3 bentuk :Ionized calcium : 50 % - diffusibleProtein-bound calcium : 41 % - non diffusible Calcium complexes to anions : 9 %

Ionic calcium penting untuk jantung, sistem saraf dan pembentukan tulang

Calcium di CES

Page 28: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Vit D membantu absorbsi kalsium oleh usus halusAbsorbsi : 35 % (35 mg/day)Sekresi : cairan GI tract dan mukosa usus

Ekskresi kalsium90 % via feces10 % via urine

Absorbsi ekskresi kalsium

Page 29: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Extracellular fluid

Cells13,000 mg

Bone1,000,000

mg

Kidneys100 mg/d

Intestine

Pengaturan keseimbangan kalsium

Deposition500 mg/d

Resorption500 mg/d

Reabsorption9880 mg/d

Filtration9980 mg/d

Absorption350 mg/d

Secretion250 mg/d

Calcium intake

100 mg/d

FESES900

mg/d

Page 30: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Matriks organik (30 %):Collagen fibers (90 – 95 %)Ground substances : 10 % (media gelatin -

proteoglikan : chondroitin sulfate dan hyaluronic acid)

Garam tulang (kalsium - fosfat) – 70 %Mengkristal Hydroxyapatite (Ca10(PO4)6(OH)2 Lainnya – terikatInhibitor : pyrophospate mencegah presipitasi

(kristal) di jaringan lain

Komposisi tulang

Page 31: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Osteoblast – molekul kolagen dan bahan dasarMolekul kolagen serat kolagen: osteoid

Beberapa osteoblast terperangkap osteosit

Selama proses tsb : garam kalsium mulai memadat (presipitasi) hydroxyapatiteKalsium awal amorphous salts - untuk

keseimbangan kalsium CES

Kalsifikasi tulang

Page 32: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Osteoklas – melepaskan tonjolan spt villi ke tulang Mengeluarkan enzim proteolitik (lysosome)

organix matrixMengeluarkan asam (citric acid and lactic

acid) dari mitokondria dan secretory vesicles) bone salts

Absorbsi tulang

Page 33: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Dipengaruhi oleh beberapa faktor :Calcium and Vit DParathyroid hormoneCalcitoninMechanical stress

Pembentukan tulang

Page 34: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Depositi tulang oleh osteoblasBerlangsung terus menerusBerada di permukaan tulang dan cavum tulang

(4 %)

Absorbsi tulang oleh osteoklas1 % di pemrukaan tulang

Pembentukan tulang

Page 35: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Stres Mekanik Tulang menjadi lebih

tebal bila sering mendapat beban

Contoh : Jalan, lari, latihan beban,

dll

Page 36: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Meningkatkan penyerapan kalsium di usus

Mempengaruhi absorbsi dan deposisi tulang

Harus diaktifkan melalui bbrp prosesKulit : inaktif : 7-dehydrocholsterol D3 Liver : 1-hydroxyxholecalciferalGinjal : 1,25-dyhydroxycholecalciferol (aktif)

Vitamin D

Page 37: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Cholecalciferol (Vit D3)

1,25-dihydroxycholecalciferol

Alkalinephospatase

Calcium-stimulatedATP-ase

Calcium-bindingprotein

Intestinal absorption of calcium

Plasma calcium ion concentration

Liver

25-hydroxycholecalciferol

Kidney

Intestinalepithelium

Parathyroid hormone

INHIBITION

INHIBITION

Vit D – Calcium

Concentrion

Activation

Page 38: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Mengontrol konsentrasi kalsium CES melalui :Absorbsi ususEkskresi ginjalPertukaran CES dan tulang

Parathyroid hormone (PTH)

Page 39: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Cenderung menurunkan kalsium plasma Berlawanan dengan efek PTH

Peningkatan kalsium CES sekresi kalsitonin meningkat

Efek thd kalsium plasma lemah

Kalsitonin

Page 40: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Gangguan absorbsi kalsium di GIT tract

Efek : PTH meningkat osteoklas meningkat

Rickets ds

Page 41: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Resoprsi tulang lebih aktif dp deposisi

Efek : Masa tulang menurunRisiko mudah patah

Osteoporosis

Page 42: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Jenis Osteroporosis Primer :

Post-menopausal : Estrogen berkurang aktivitas osteoklas meningkat

Penuaan : Fungsi hormon menurun, kesimbangan aktivitas osteblas osteoklas terganggu

Sekunder :Intake gizi menurunPenyakit kronis,keganasan, dll

Page 43: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Osteomalacia Proses mineralisasi tidak sempurna

Gangguan kalsium karena absorbsi, penyerapan, ekskresi, dll

Page 44: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Dwarfism – gangguan Growth H

AchondroplasticTulang panjang tak tumbuh

lagi saat anak-anak○ Badan normal, lengan dan

tungkai pendek

Pituitary Kurangnya GHProporsi tubuh normal

Page 45: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Patah tulang dan perbaikannya

Page 46: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pembentukan hematom Osteoblas baru terbentuk -

osteoprogenitor cells (bone stem cells) bone membrane

Peningkatan jumlah osteoblast dan matriks organiks diikuti oleh deposisi garam kalsium, terbentuk diantara kedua bagian tulang yg patah KALUS

Terjadi bone remodeling – pembentukan tulang kembali

Perbaikan patah tulang

Page 47: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Jenis frakturSimple and compound fractures (fragmen)Closed and open reduction (kontak dengan udara luar)

Perbaikan tulang

Page 48: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perbaikan tulang

Page 49: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap perbaikan tulang

Pembentukan hematomaTerjadi pembengkakakn

jaringan segera stl patah tulang

Terjadi hematome diikuti masuknya fibroblast

Page 50: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap perbaikan tulang Pembentukan kalus

fibrokartilagusNampak kalus stl 2

mingguTerjadi migrasi

condroblast dan mjulai terbentuk tl rawan pada tepu fraktur

Tjd pembentukan tulang secara endokondral

Page 51: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap perbaikan tulang

Page 52: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap perbaikan tulang Pembentukan kalus

Kalus menghubungkan bagian fraktur

Fraktur mulai menghilang

Page 53: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tahap pembentukan tulang Bone remodeling

Tjd 5 -6 bulanPembentukan ruang

sumsum tulangPembentukan tulang

kompak

Page 54: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Struktur dan fungsi SSP terhadap muskuloskeletal

Page 55: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SSP

Page 56: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Susunan SSP

Page 57: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sistem Saraf

Sistem saraf pusatCerebrumBatang otakCerebelumMedula spinalis

Sistem saraf tepiSaraf sensorikSaraf motorik

Page 58: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

OrganisasiSistem saraf

1. Sistem saraf pusat (SSP)

2. Sistem saraf tepi (SST)

Page 59: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Jalur motorik

Page 60: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Fungsi motorik sumsum tulang belakang Pusat perubahan rangsang menjadi

gerakan Lokasi : bagian depan sumsum tulang

belakang motor unitAlpha motor neuron – selubung myelinGamma motor neuronInter neuron

○ Sel Renshaw○ Propriospinal neuron

Page 61: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Area sensoris

Page 62: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Traktus Kortikospinalis (Traktus Pyramidal) Jalur output utama dari korteks motorik

serebri Merangsang saraf motorik sumsum

tulang belakang Dikontrol oleh batang otak, sistem

retikularis dan vestibularis Penting untuk kontraksi dinamik (cepat)

dan statik (lambat)

Page 63: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Cerebelum (Otak kecil)

Mengatur sikap dan keseimbangan tubuh, gerakan mata

Mengontrol gerakan cepatMerencanakanMemisahkanMenentukan waktu

KelainanDysmetria dan ataxia

Page 64: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Batang otak – basal ganglia Terdiri dari : nukleus kaudatus, putamen, globus

palidus, substanstia nigra dan nukleus subtalamus Fungsi :

Membantu mengatur kecepatan dan bentuk gerakan

Mengontrol gerakan cepat dan terlatih Kelainan :

Athetosis Hemibalismus Chorea Parkinson

Page 65: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sistem Kontrol Motorik

Program dilaksanakan oleh sistem kortikospinalis (piramidal)

Batang otak dan otak kecil: mengontrol gerakan mata, sikap tubuh, keseimbangan

Sumsum tulang belakang pusat terjadinya gerakan

Page 66: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Struktur dan susunan saraf perifir

Page 67: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SUSUNAN SARAF TEPI

Merupakan bagian luar dari sistem saraf pusat melalui lubang di tulang belakang

Terdiri dari:Saraf sensoris – menerima rangsang

sensorisSaraf motoris – meneruskan rangsang

Page 68: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SARAF Sifat :

Mudah dirangsang - Excitability

Mudah menghantarkan rangsang - Conductivity

Page 69: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

PRINSIP UMUM Aktivitas sistem saraf

rangsang reseptor sensoris SARAF SENSORIS

sumsum tulang belakang otak (integrasi dengan data yang tersimpan dalam sel otak) respon motoris

SARAF MOTORIS sel otot Hasil :

Kontraksi ototSekresi hormonEkskresi cairan, kelenjar, dll

Page 70: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Unit fungsional saraf Sistem saraf terdiri dari

sistem sensoris dan motoris yang dihubungkan melalui mekanisme integrasi

Unit terkecil NEURONbadan sel (soma)dendritakson

Page 71: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

NEURON Bagian

Dendrit : menerima rangsang dari akson sebelumnyaBadan Sel : mengolah rangsang untuk diteruskan

atau tidakAkson : meneruskan potensial aksi ke saraf / otot

berikutnya

Saling berhubugan dengan neuron yang lain membentuk SINAPS

Saraf berhubungan dengan otot disebut NEUROMUSCULAR JUNCTION

Page 72: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Elektrolit untuk perangsangan sel Elektrolit utama

NatriumKaliumKlorida

Elektrolit lain :KalsiumMagnesiumdll

Page 73: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Susunan Ion Sel

Ion Intrasel Ekstrasel Keadaan istirahat

NatriumKaliumKlorida

121553,8

1454

120

- Permeabilitas K+ > Na+

- Potensial membran istirahat (-85 mV)

Page 74: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Aliran Na - K

Page 75: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial Membran

Dasar : perpindahan ion K+ melalui membran sel

Semua membran sel mempunyai membran potensial

BIOLISTRIK :Luar sel bermuatan POSITIFDalam sel bermuatan NEGATIF

Page 76: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pengukuran potensial membran

Page 77: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial Aksi

Potensial aksi terjadi pada sel peka rangsang

TERJADI BILA POTENSIAL MEMBRAN MENDAPATKAN RANGSANG

Dasar : perpindahan ion Na dan K Muatan listrik berubah :

Dalam sel ; POSITIFLuar sel : NEGATIF

Page 78: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial aksi saraf Sinyal saraf

ditransmisikan oleh potensial aksi

Muatan positif akan berpindah ke intrasel pada lokasi eksitasi dan segera kembali ke ekstrasel pada akhir eksitasi

Tahap-tahap potensial aksi : Polarisasi Depolarisasi Repolarisasi

Page 79: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Penjalaran potensial aksi Dasar :

Potensial aksi dapat terjadi di setiap tempat

Merangsang tempat terdekat pada membran

Proses transmisi depolarisasi disebut : IMPULS SARAF

Potensial aksi menjalar ke seluruh jurusan dari titik perangsangan

Page 80: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

KONDUKSI POTENSIAL AKSI

Page 81: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Konduksi pada axon Tanpa selubung

myelin : merambat, menyebar lambat

Dengan selubung mielin : melompat-lompat lewat

nodus Ranvier saltatory conduction

lebih cepat 50 x

Keuntungan saltatory conduction : lebih cepat hemat energi hemat tempat cocok untuk impuls

frekuensi tinggi

Page 82: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Saltatory Conduction Potensial aksi

berjalan antar nodus

Aliran listrik mengalir hanya pada nodus Ranvier Saluran voltage-

gate Na+ lebih terbuka lebih cepat daripada saluran K+

Manfaat : Meningkatkan

kecepatan transmisi saraf

Hemat energi

Page 83: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

All-or-Nothing Principle Depolarisasi terjadi

pada membran jika kondisinya sesuai atau tidak terjadi jika kondisinya tidak sesuai

Depolarisasi tergantung pada : Intensitas impuls Nilai ambang

membran Konsentrasi ion

Page 84: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Struktur dan fungsi sinaps

Page 85: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Macam-macam Sinaps

Page 86: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tipe Sinaps Chemical

synapses neurotransmiter berikatan dengan post sinaps

Electrical synapses ada gap junction dengan saluran ion bertahanan rendah

Page 87: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perjalanan Potensial Aksi proses interaksi yang terjadi di SINAPS

Bagian sinaps :Pre sinaps (akson terminalis) mengeluarkan

neurotransmiter○ Asetilkolin○ GABA

Celah sinaps ensim○ asetilkolinesterase

Post sinaps reseptor○ Reseptor asetilkolin

Page 88: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sekresi asetilkolin (ACh)

Vesikel ACh menuju membran saraf fusi

vesikel dan membran ACh dilepaskan (EXOCYTOSIS)

POTENSIAL AKSI SARAF

Saluran Ca++ terbuka

Ca++ berdifusi dari celah sinaps ke

dalam akson terminal

AKSON TERMINAL

voltage-gate calcium channels

Page 89: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Eksositosis Neurotransmiter (NT)

Potensial aksi akson terminal (pre sinaps) Influx Ca++ ke intrasel Pelekatan vesikel pada membran

Eksositosis NT

NT kontak dengan reseptor post sinaps

Page 90: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Saluran ACh post sinaps

ACh kontak dengan reseptor

Saluran Natrium terbuka Influx Na, K, Ca

Potensial aksi di post sinaps

Page 91: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pemecahan ACh

Aktivitas ACh tidak boleh berlangsung

terus perlu di-inaktif-kan

Peran : enzim asetilkolinesterase

asetil + kolin

Page 92: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

EPSP dan IPSP

Potensial lokal di post sinaps, tergantung pada jenis neurotransmiter yang diterima

Asetilkolin : Lebih positif ion Na masuk : excitatory post synaptic potential (EPSP)

GABA : Lebih negatif ion Cl masuk : inhibitory post synaptic potential (IPSP)

Page 93: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Respon membran post sinaps

Page 94: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial aksi di sinaps

Mengalami sumasi ruang dan waktu

Temporal sumation potensial kedua tiba di post sinaps sebelum membran kembali ke potensial istirahat

Spatial summation sejumlah akson terangsang secara simultan

Page 95: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Beberapa sifat transmisi sinaptik

Synaptic fatigue Rangsang berturutan dan cepat (kelelahan)

Synaptic delay penghantaran rangsang memerlukan waktu, ok :Potensial aksi di pre sinapsPerjalanan di celah sinapsReaksi dengan reseptor post sinaps

Page 96: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Transmisi sinyal Sistem saraf aferen dapat mengalami :

Fasilitasi rangsang belum mencapai nilai ambang

Divergensi○ Amplifikasi impuls menyebar ke beberapa

neuron○ Neuron aktif mengalami multiplikasi target

yang tak berhubunganKonvergensi rangsang multiple bermuara

pada satu neuron

Page 97: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Divergensi dan konvergensi

Page 98: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Struktur otot

Page 99: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SEL OTOT

Otot rangka Otot jantung Otot polos

Page 100: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SUSUNAN OTOT RANGKA

Page 101: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

SEL OTOT RANGKA

Sarkolema Sarkoplasma

Retikulum○ T-tubulus○ sisterna

Filamen○ Aktin○ Miosin

Mitokondria

Page 102: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sarkomer dan Pita-pitanya

Z line Aktin

Pita I Miosin

Pita A○ Pita H

M line

AktinPita I

Z line

Page 103: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Histologi Sel Otot Rangka

Page 104: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

T-tubulus

Page 105: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial Aksi di Otot Rangka Proses seperti pada saraf Terjadi pada :

Motor end plateSarkolemaT-TubulusSisterna

Hasil : pelepasan Ca++ ke miofilamen

Page 106: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Mekanisme kontraksi otot, lintasan dan mekanisme refleks, impuls saraf, sinaps, neurotransmiter

Page 107: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

PERANGSANGAN OTOT

Potensial aksi sampai di otot Terjadi proses KONTRAKSI

Page 108: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

MUSCLE TWITCH

Page 109: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Mekanisme Umum Kontraksi OtotPotensial aksi berjalan sepanjang akson terminal sekresi

Asetilkolin (ACh)

ACh bereaksi pada MOTOR END PLATE Influx Na+

Potensial aksi di MOTOR END PLATE berjalan ke dalam

sel otot melalui SARKOLEMA - T-tubulus – SISTERNA pelepasan Ca++

Mengawali kontak aktin – miosin sliding mechanism

Ca++ dipompa kembali ke sisterna

Page 110: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Mekanisme Umum Kontraksi Otot

POTENSIAL AKSI SISTERNA•KALSIUM KE LUAR DARI SISTERNA•KONTAK DENGAN TROPONIN

IKATAN KALSIUM - TROPONIN•MELEPAS IKATAN TROPOMIOSIN - AKTIN•TEMPAT AKTIF AKTIN TERBUKA

KONTAK AKTIN DAN MIOSIN•MIOSIN MENDAPAT ENERGI KONTAK DENGAN TEMPAT AKTIF AKTIN•MIOSIN MENARIK AKTIN POWER STROKE SLIDING MECHANISM

Page 111: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Kompone kontraksi otot

Komponen yang berperan adalah : Aktin Miosin Kalsium Troponin Tropomiosin ATP

Page 112: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

PROSES BIOMOLEKULER

KALSIUM DARI

SISTERNA

KONTAK KALSIUM - TROPONIN

TROPOMIOSIN LEPAS DARI

AKTIN

KONTAK MIOSIN -

AKTIN

POWER STROKE MIOSIN

SLIDING MECHANISM (KONTRAKSI)

KALSIUM KEMBALI KE SISTERNA

KONTAK MIOSIN AKTIN

LEPAS

AKTIN KE TEMPAT SEMULA

(RELAKSASI)

Page 113: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Siklus kontraksi relaksasi

Pelepasan Ca++ dari sisterna Ikatan Ca++ - Troponin C di Troponin

Tropomiosin Kompleks (TTK) Tropomiosin digeser ke lateral oleh Troponin-

Ca++

Tempat aktif aktin terbuka

Page 114: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

PROSES BIOMOLEKULER

Kontak head cross bridge dan tempat aktif aktin

Miosin menarik aktin (Power stroke) aktin bergeser saling mendekat (sliding mechanism) KONTRAKSI

Ca++ dipompa kembali ke sisterna Kontak aktin dan miosin lepas aktin kembali

ke tempat semula RELAKSASI

Page 115: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Siklus kontraksi relaksasi

Page 116: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perubahan Sarkomer

Page 117: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Troponin-Tropomiosin Kompleks (TTK)

Mencegah kontraksi otot secara kontinyu kontraksi dan relaksi terjadi secara teratur Ca++ (-) : Tropomiosin menutup tempat aktif aktinCa++ (+) : Ca++ berikatan dengan Troponin C dari

TTK Tropomiosin digeser ke samping oleh ikatan Troponin-Ca++

Page 118: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Peranan TTK Istirahat : tropomiosin

menutup aktin aktin

Eksitasi : tropomiosin tergeser ke samping oleh ikatan Troponin-Calsium miosin kontak dengan aktin

Page 119: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

THE “WALK-ALONG” THEORY

Proses yang terjadi adalah : Setiap head kontak pada tempat aktif Head begerak menuju lengan dan menggeser

aktin power stroke Head melepaskan diri Power stroke baru terjadi kembali

Head cross-bridges menekuk maju mundur langkah demi langkah sepanjang filamen aktin

Page 120: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

The ‘Walk Along’ Theory

Page 121: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Efek overlaping aktin miosin terhadap tonus otot

Posisi aktin dan cross bridge selalu overlapping

Kontraksi maksimal terjadi jika terjadi overlapping maksimal antara aktin dan cross bridge miosin

Page 122: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pengaruh panjang awal otot dan overlap aktin myosin thd kekuatan kontraksi

Page 123: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Energi Kontraksi Otot

Semua sel hidup perlu energi otot rangka

Hasil kerja = beban x jarak perpindahan 40 – 45 % digunakan untuk kerja

Energi diperlukan untuk : Power stroke Pelepasan kontak aktin – miosin Pengembalian Ca++ ke sisterna (pompa Ca)

Page 124: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sumber energi

SUMBER ENERGI Pertama : PHOSPHOCREATINE (5 – 8

det) Kedua : GLYCOGEN (1 menit) Ketiga : METABOLISME OKSIDATIF

( > 1 menit)

SISA METABOLISME ASAM LAKTAT KARBONDIOKSIDA AIR

Page 125: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Metabolisme energi

Zat Makanan

Dengan Oksigen Tanpa Oksigen

Asam Karbonat

Asam Laktat

CO2 dan H2O

Energi

AEROBIK ANAEROBIK

Page 126: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sifat-sifat seluruh kontraksi otot

Berdasarkan panjang ototKONTRAKSI ISOMETRIK

○ TIDAK ADA PERUBAHAN PANJANG OTOT TIDAK ADA GERAKAN

KONTRAKSI ISOTONIK○ ADA PERUBAHAN PANJANG OTOT

TERJADI GERAKAN

Page 127: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

KONTRAKSI OTOT

Page 128: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

ELEMENT ELASTIK OTOTDAN JENIS KONTRAKSI

Elemen otot Elastik kontraktil

Page 129: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perubahan energi selama kontraksi-relaksasi

Peristiwa perubahan energi listrik menjadi energi mekanis, secara berturut-turut :perubahan listrik potensial aksiperubahan kimia difusi kalsiumperubahan mekanis kontraksi ototperubahan suhu pelepasan panas

Page 130: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Daya tahan otot rangka

jumlah sabut, menentukan jenis otot dan daya tahannya (endurance)

otot merah – SLOW FIBERSkontraksi lambattahan lamalambat lelahkontraksi untuk mempertahankan sikap tubuh

otot putih – FAST FIBERSkontraksi cepatcepat lelahkontraksi untuk gerakan terlatih

Page 131: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Sifat Otot Cepat - Lambat

OTOT CEPAT

Serat lebih besar Retikulum sarkoplasma

lebih banyak Enzim glikolitik lebih

banyak Pembuluh darah sedikit Mitokondria sedikit

OTOT LAMBAT

Serat lebih kecil Serat saraf lebih sedikit Pembuluh darah lebih

banyak Mitokondria meningkat Mioglobin banyak

Page 132: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Daya tahan otot

Page 133: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Kelelahan Otot

Kontraksi berlangsung lama dan kuat Penurunan glikogen otot Bendungan aliran darah pada otot yang

berkontraksi

Page 134: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Staircase phenomenon

Rangsang beruntun frekuensi ditingkatkan dan intensitas maksimal perubahan tonus tiap twitch otot bentuk kontraksi bertingkat (bentuk gigi gergaji) – garis lurus kesatuan tonus

Bagian-bagiannya : Treppe Summasi Incomplete Tetanus : waktu relaksasi sedikit Complete tetanus : tidak ada relaksasi

Sebab : peningkatan suhu otot pemanasan (olahraga) tertumpuknya sisa metabolisme

Page 135: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012
Page 136: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Staircase effect (treppe)

Penyebab : Otot istirahat untuk waktu lamaOtot berkontraksi kembaliCa++ meningkat

Kekuatan kontraksi meningkat menjadi plateau

Page 137: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Kontraksi Tetani

Kontraksi baru terjadi sebelum kontraksi sebelumnya selesaiRelaksasi hampir tidak terjadiNampak seperti bergabung dan berkelanjutan

menyerupai garis lurus

Penyebab : Ca++ tetap ada di miofilamen Kekuatan : 50 lbs/cm2

Page 138: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

PERANGSANGAN BERULANG

Page 139: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Tonus otot

Tetap ada meskipun otot dalam keadaan istirahatAda tahanan otot

Skeletal muscle sedikit berasal dari saraf spinalisBermula dari muscle spindel

Page 140: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perubahan otot

Hipertrofi otot Aktin dan miosin bertambah otot hipertrofi Kontraksi maksimal Myofibril terpecah sistem enzim

Atrofi otot Muscle denervasi

2 bulan kembali 1 – 2 tahun Jaringan fibrous kontraktur

Page 141: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Pengaruh Pemotongan Saraf

Neuron motoris putus potensial aksi (-) : otot lumpuh (paralisis) atrofikontraksi terjadi pada otot / neuron distal

pemotongan diberi rangsang

Potensial aksi (+) tapi tidak digunakan : disuse atrofi

Page 142: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Kelelahan Otot

Kontraksi berlangsung lama dan kuat Penurunan glikogen otot Bendungan aliran darah pada otot yang

berkontraksi

Page 143: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Eksitasi Kontraksi

Page 144: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

EKSITASI KONTRAKSI

PROSES PERPINDAHAN POTENSIAL AKSI DARI SARAF KE OTOT

LOKASI : NEUROMUSCULARJUNCTION

MEDIA : NEUROTRANSMITER

Page 145: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

NEUROMUSCULAR JUNCTION

Pertemuan antara akson terminal dengan sel otot

Bagian-bagiannya : Akson terminal : vesikel

neurotransmiter Celah sinaps : enzim Motor end plate :

reseptor

Page 146: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

MEKANISME EKSITASI KONTRAKSI

Potensial aksi akson terminal

Pelepasan ACh

(eksositosis)

Potensial aksi motor end plate end plate potential

Potensial aksi sarkolema

Potensial aksi T-tubulus dan

retikulum sarkoplasma

Ca++ dilepaskan ke miofilamen

KONTRAKSI

Page 147: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Potensial Aksi di Otot Rangka

Proses seperti pada saraf

Hasil : pelepasan Ca++ ke miofilamen

MOTOR END PLATE

SARKOLEMA

T – TUBULUS

SISTERNA

Page 148: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Skema eksitasi - kontraksi

Page 149: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Obat-obatan yang mempengaruhi neuromuscular junction

Stimulasi sel otot seperti yang dilakukan oleh ACh (ACh-like action) Obat bekerja seperti ACh Tidak dapat dirusak oleh ACh-esterase Timbul depolarisasi lokal spasme otot

Contoh : Metacholine Carbachol Nicotine

Page 150: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Obat-obatan yang mempengaruhi neuromuscular junction

Menghambat transmisi potensial aksi dari akson ke sel otot Potensial aksi dari motor end plate tidak bisa

diteruskanke dalam sel otot

Exp : curariform drug

Page 151: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Obat-obatan yang mempengaruhi neuromuscular junction

Menghambat aktivitas ACh-esterase ACh tidak dipecah akumulasi stimulasi

terus menerus tanpa ada istirahat spasme otot

Contoh obat : Neostigmine Physostigmine Diisopropyl fluorophospate

Page 152: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

EKSITASI KONTRAKSI OTOT POLOS

Page 153: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Perbandingan otot polos dan otot rangka

1. Siklus cross bridge miosin lambat

2. Kebutuhan energi untuk mempertahankan kontraksi

3. Perlambatan awal kontraksi dan relaksasi

4. Kekuatan kontraksi otot

5. Latch mechanism

6. Stress-relaxation

Page 154: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

1. Siklus cross bridge miosin lambat

Siklus : kontak dengan aktin, lepas dan kontak lagiJauh lebih lambat dari otot rangka (1/10 –

1/300)Fraction of time cross bridge tetap kontak

dengan aktin kekuatan kontraksi meningkat

Sebab : aktivitas ATPase cross bridge head sangat sedikit degradasi ATP berkurang

Page 155: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

2. Kebutuhan energi untuk mempertahankan kontraksi

Kebutuhan energi hanya 1/10 – 1/300 dari otot rangka 1 ATP untuk 1 kontraksi Siklus kontak cross bridge lambat

Hemat energi untuk kebutuhan organ tubuh lainnya

Page 156: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

3. Perlambatan awal kontraksi dan relaksasi

1 siklus membutuhkan waktu : 0.2 – 30 detik 30 kali dari otot rangka

Sebab :Perlambatan kontak dan pelepasan kontak

cross-bridges dengan filamen aktinProses iniasi sangat lambat

Page 157: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

4. Kekuatan kontraksi otot

Kekuatan kontraksi lebih besar dari otot rangkaOtot polos : 4 – 6 kg/cm2Otot rangka : 3 – 4 kg/cm2

Sebab :Pemanjangan periode kontak cross bridge

miosin pada filamen aktin

Page 158: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

5. Latch mechanism

Otot polos dapat menjaga kontraksi otot sepenuhnya dengan mengurangi derajat aktivasi otot polos jauh lebih sedikit dari saat awal kontraksi

Dampak :Kebutuhan energi minimalPemanjangan tonus kontraksiDibutuhkan sedikit sinyal berikutnya untuk

menimbulkan kontraksi

Page 159: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

6. Stress-relaxation

Khusus terjadi pada otot polos organ yang berbentuk tabung

Kemampuan sel otot polos kembali kepada kekuatan kontraksi awal setelah sel mengalami pemanjangan maupun pemendekan Disebut sebagai : phenomenon stress-relaxation and

reverse stress-relaxation Contoh : otot polos dinding kandung kemih

Sebab : Jumlah cross bridge miosin yang menyebabkan kekuatan

kontraksi sama seperti sebelumnya

Page 160: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Eksitasi Kontraksi Otot PolosPotensial aksi dari

akson terminal

Varikositas

permeabilitas membran meningkat

Influk Ca++ dari ekstrasel (caveola)

Potensial aksi selesai permeabilitas membran

menurun Ca++ diangkut oleh Pompa

Ca ke ekstrasel (transport aktif)

Sliding mechanism aktin-miosin

kontraksi otot polos

Page 161: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Refleks

Page 162: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

REFLEKS

GERAKAN TIBA-TIBA TANPA DISADARI TIDAK MELEWATI OTAK MEMPUNYAI LENGKUNG REFLEKS

Page 163: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Lintasan Refleks

Page 164: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Macam-macam refleks Stretch reflex muscle spindle aktif

Banyak dipakai untuk menentukan keadaan saraf pasien

Golgi tendon reflex serat IbRespon dinamik dan statikInhibisi untuk mengontrol gerakan

Withdrawal / flexor replex reseptor nyeriAkibat rasa nyeri biasanya di kulitMerangsang motor neuron yang sesuai dan

menghambat motor neuron antagonis resciprocal inhibition

Page 165: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Lengkung Reflek

Page 166: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

Reseptor sensoris otot

Muscle spindle informasi panjang otot

Organ Golgi informasi tonus otot

Page 167: WIRA - FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL 2012

TERIMA KASIH