anatomi dan fisiologi muskuloskeletal

Upload: dodde-ajja

Post on 02-Mar-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Membahas secara lebih spesifik anatomi dan fisiologi pada sistem muskuloskeletal manusia, hanya yang menyangkut dan berkaitan dengan muskuloskeletal.

TRANSCRIPT

ANATOMI DAN FISIOLOGIMUSKULOSKELETAL

SKENARIO 2Pada suatu lomba maraton, menjelang garis finis seorang atlet terjatuh dan mengeluh kesakitan pada betis kanan secara tiba-tiba. Ia merasa kesakitan sampai otot betisnya terasa kaku dan meminta bantun teman untuk meregangkan kakinya. Petugas kemudian memberikan chlorethyl spray dan memberikan pijatan.Learning Task :1. Identifikasi berbagai faktor penyebab kejadian pada atlet tersebut?2. Pada proses kontraksi, jelaskan proses yang terganggu sehingga otot menjadi kaku?3. Uraikan berbagai faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot?4. Diskusikan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan atlet tersebut?5. Jelaskan proses kontraksi otot berdasarkan komponen yang terlibat di dalamnya?PEMBAHASAN1. FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN PADA KASUSKondisi yang paling sering menyebabkan kondisi pada kasus antara lain:a. Kurang pemanasanPemanasan bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan fleksibilitas dan efisiensi otot melalui peningkatan temperatur otot, yang terpenting pemanasan dapat melebarkan pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen akan mengalir ke otot. Bila pemanasan kurang atau tidak sama sekali, otot menjadi lebih kaku dan tidak lentur, suplai darah tidak cukup untuk aktivitas yang lebih berat, sehinnga otot mudah kekurangan energi (www.dunialari.com).b. Kelelahan ototKontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan kelelahan otot. Peningkatan kelelahan otot hampir berbanding lurus dengan kekurangan glikogen otot sehingga mengakibatkan ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolisme serabut otot untuk melanjutkan suplai pengeluaran kerja yang sama. Saraf terus menerus bekerja dengan baik. Impuls saraf berjalan normal melalui hubungan otot dan saraf masuk ke dalam serabut otot. Potensial aksi normal menyebar ke serabut serabut otot tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabut otot kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam waktu kurang dari 2 menit karena kehilangan suplai zat gizi (Guyton & Hall, 2012; Syaifuddin, 2012). Bila kondisi ini terus berlanjut, otot semakin kekurangan suplai zat gizi dan oksigen, maka akan terjadi metabolisme anaerob dan produk sampingan yang dihasilkan adalah asam laktat. Ketika produksinya melebihi ambang laktat, tubuh tidak bisa lagi mengkonversi laktat secepat yang diproduksi, yang mengarah ke penumpukan keasaman dalam otot. Hal ini dapat menyebabkan spasme otot dan timbul keluhan nyeri pada otot (www.health.liputan 6.com).c. DehidrasiMaraton adalah olahraga yang memiliki durasi yang relatif panjang, sehingga keluarnya keringat secara berlebihan dan kehilangan kadar elektrolit dalam tubuh, terutama sodium dan klorida. Kekurangan elektrolit dan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan persimpangan syaraf otot menjadi sangat sensitif dan bereaksi secara berlebihan terhadap stimuli menghasilkan otot menjadi kaku (www.dunialari.com)

2. PROSES PATOLOGIS PADA KASUSTerjatuhnya atlet dan sensasi sakit serta adanya kekakuan pada otot disebabkan karena faktor kelelahan otot, dehidrasi dan kemungkinan pemanasan yang tidak cukup. Untuk berkontraksi, diperlukan sejumlah energi dan oksigen yang adekuat agar otot dapat bekerja secara optimal yang digunakan dalam bentuk ATP. Ketika terbukanya saluran asetilkolin, seharusnya dialirkan sejumlah ion natrium ke bagian dalam serat otot pada titik terminal saraf. Kontraksi otot yang lama dan secara berkelanjutan menyebabkan otot terus membutuhkan energi dan ion-ion yang adekuat untuk proses kontraksi, namun pada kondisi kelelahan dan dehidrasi, energi yang disediakan semakin berkurang sehingga terjadi metabolisme anaerob dimana akan menghasilkan produk sampingan berupa asam laktat yang dapat menyebabkan spasme otot dan timbul nyeri. Akibat dehidrasi tubuh kehilangan banyak elektrolit dan cairan dalam tubuh, hal ini menyebabkan aliran ion natrium ke bagian dalam serat otot pada titik terminal saraf terganggu, persimpangan saraf otot ini menjadi sangat sensitif dan bereaksi secara berlebihan terhadap stimulus dan menyebabkan otot menjadi kaku.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN KONTRAKSI OTOTKontraksi otot dipegaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :a. TREPPE atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion kalsium di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.b. SUMMASI, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang).c. TETANI terjadi apabila frekuensi stimulasi (summasi gelombang) menjadi demikian cepat sehingga tidak ada peningkatan frekuensi lebih jauh lagi yang akan meningkatkan tegangan kontraksi, tenaga terbesar yang dapat dicapai oleh otot telah tercapai.d. FATIGUE merupakan menurunnya kapasitas bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri (ATP total yang tersedia menurun, tenaga untuk kontraksi menurun juga dan otot akan semakin melemah). Kelelahan otot merupakan menurunnya kekuatan kontraksi setelah berlangsungnya stimulasi yang berkepanjangan. Iskemia, kontraksi otot menekan pembuluh darah di dalam otot dan menuebabkan menurunya suplai darah.e. RIGOR dan RIGOR MORTIS. Rigor kelelahan yang berlebihan, hal ini terjadi apabila sebagian terbesar ATP dari dalam otot setelah dihabiskan, kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke dalam retikulum sarkoplasma melalui calcium pump. Oleh karena itu, relaksasi tidak bisa terjadi karena filamen aktin dan miosin terikat alam suatu ikatan yang erat.(Frandson, 1992)

4. CARA MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHANBerikut adalah perawatan yang dilakukan pada cedera otot, yang lebih dengan dengan istilah RICE. Bagiannya yaitu :a. REST. Periode perawatan kritis dilakukan selama 24 48 jam pertama setelah terjadinya cedera dan aktivitas otot perlu dibatasi yang bertujuan untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera.b. ICE. Selama 48 jam pertama setelah cedera, kompres es diberikan selama 15 20 menit setiap 3 4 jam, biarkan temperatur kulit kembali normal sebelum kembali memberikan kompres es. Bungkus es dengan handuk tipis. Jangan memberikan kompres es lebih dari 20 menit karena dapat mengganggu sirkulasi darah dan menyebabkan kerusakan jaringan.c. COMPRESSION. Daerah yang sakit dibalut dengan balutan kompresi elastis untuk meminimalkan peradangan, menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman. Balut area yang mengalami cedera dengan menambahkan balutan pada daerah sekitar cedera, kurang lebih 1,5 kali lebar balutan./;.;.d. ELEVATION. Anggota badan yang mengalami cedera, dalam kasus ini betis ditinggikan sampai setinggi jantung untuk mengontrol pembengkakan dan memungkinkan istirahat. Tinggikan pada malam hari dengan meletakkan bantal di bawah daerah cedera.(www.duniafitnes.com)

5. PROSES KONTRAKSI OTOTSatu siklus kotraksi otot dimulai dari timbul sampai berakhirnya kontraksi tersebut, berikut adalah urutan secara umum mekanisme kontraksi otot.a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.b. Setiap ujung saraf menyekresikan substansi neurotransmiter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.c. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran asetilkolin melalui molekul molekul protein dalam membran serat otot.d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian dalam serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat saraf.e. Potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf otot dengan cara yang sama seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf.f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot tempat potensial aksi menyebabkan retikulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium yang disimpan dalam retikulum ke dalam miofibril.g. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik atara filamen aktin dan miosin yang menyebabkan bergerak bersama sama menghasilkan kontraksi.h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasma, tempat ion ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.(Syaifuddin, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University PressGuyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGCSyaifuddin. 2012. Anatomi dan Fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan kebidanan. Jakarta : EGChttp://health.liputan6.com/read/680449/dean-karnazes-bisa-lari-3-hari-3-malam-tanpa-henti-dan-tak-kramhttp://dunialari.com/pemanasan-dan-pendinginan-cegah-cidera/http://duniafitness.com/health/sprain-strain-cedera-latihan-yang-perlu-diwaspadai.html