analsis hubungaan antara pola pembiayaan dan …

96
ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN PENDAPATAN PETANI KENTANG DI DESA ERELEMBANG KECAMATAN TOMBOLOPAO KABUPATEN GOWA SUDIRMAN 105960107511 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN

DAN PENDAPATAN PETANI KENTANG DI DESA

ERELEMBANG KECAMATAN TOMBOLOPAO KABUPATEN

GOWA

SUDIRMAN

105960107511

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN

PENDAPATAN PETANI KENTANG DI DESA ERELEMBANG

KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN

GOWA

SUDIRMAN

105 96 0107511

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Hubungan

Antara Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah benar

merupakan hasil karya yang belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, Juni 2015

Sudirman

105 96 01075

Page 4: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …
Page 5: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

v

Page 6: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

ABSTRAK

SUDIRMAN,105960107511. Analisis Hubungan Antara Pola Pembiayaan

dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh KASIFAH dan DEWI SARTIKA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2015 dengan tujuan

untuk mengetahui pola pembiayaan usahatani kentang, besarnya pendapatan

usahatani kentang, serta hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani

kentang di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa..

Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau

purpusive yaitu pada semua petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebanyak 228 orang. Sementara untuk penentuan

sampel dilakukan secara acak sederhana simple random sampling dengan jumlah

sampel sebanyak 23 orang . Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskritif kualitatif, kuantitatif dan analisis kolerasi .

Hasil penelitian ini menunjukkan pola pembiayaan petani kentang yang

ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah pola

pembiayaan mandiri dan pola pembiayaan mandiri mitra.Pendapatan petani

kentang dalam satu tahun di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa yang menggunakan pola pembiayaan mandiri yaitu sebesar Rp

. 56,442,6220 /ha, dan pendapatan petani yang menggunakan pola pembiayaan

mandiri mitra sebesar Rp. 54,718,347/ ha. Terdapat hubungan positif antara pola

pembiayaan petani kentang dengan pendapatan sebesar 48 %, yang berarti

hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa memiliki keeratan

hubungan yang terjadi tergolong rendah.

Page 7: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

mengkaruniakan berkah dan kasih sayang-Nya sehingga atas izin-Nya penulis

akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Hubungan

Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani Kentang Di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa “ dengan penuh

ketercapaian lainnya.Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Skripsi ini tak

lepas dari campur tangan berbagai pihak. Untuk itulah penulis ingin berterima

kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dr.Ir.Kasifah, M.P selaku Pembimbing I dan Ibu Dewi Sartika,S.TP.,M.Si,

selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan dukungan, arahan dan

bimbingannya selama penyusunan dan penulisan skripsi ini.

2. Prof.Dr.,Safiuddin ., M.Si dan bapak Firmansyah, S.P., M.Si. terima kasih

atas segala saran, kritikan dan koreksinya sebagai tim penguji dalam

penyempurnaan penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Ir. Saleh Molla, MM. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makasaar.

4. Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasaar.

5. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makasaar yang telah senantiasa memberikan ilmu

pengetahuan dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan.

Page 8: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

6. Seluruh staf TU Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu dan

mengurusi segala administrasi.

7. Kedua orangtua bapak Muh Basri Sado dan Ibunda Ridawati S, dan adik-

adikku tercinta Solihon Basri, Nurfadilah Basri, Afra Naylah B dan Nabilah

Basri Terima kasih atas segala yang telah dilakukan demi penulis, dan terima

kasih atas setiap cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu

mengiring tiap langkah penulis

8. Kepada sahabat-sahabat dan Kakanda serta Adinda IMMawan dan IMMawati

di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unismuh Makassar serta

kakanda dan adinda di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas

Pertanian Unismuh Makassar. Terima kasih atas segala canda, tawa dan

tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa. Terima kasih

atas rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah. Jalinan

silaturahim ini semoga Allah jaga hingga ke Surga.

Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat senang jika menerima berbagai

masukan dari para pembaca baik berupa kritik maupun saran yang sifatnya

membangun. Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Akhirnya kepada Allah-lah penulis memohon agar usaha ini dijadikan sebagai

amal shalih dan diberikan pahala oleh-Nya.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Makassar, Juni 2015

Sudirman

Page 9: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ......................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kentang ......................................................................... 6

2.2. Usahatani ........................................................................................ 8

2.3. Pendapatan ................................................................................... 8

2.4. Penerimaan ..................................................................................... 9

2.5. Pola Pembiayaan ........................................................................... 10

2.6. Kerangka pikir .............................................................................. 17

Page 10: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 19

3.2. Populasi dan Sampel ...................................................................... 19

3.3. Pengumpulan Data .......................................................................... 19

3.4. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 20

3.5. Analisis Data .................................................................................. 21

3.6. Defenisi Operasional....................................................................... 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis .......................................................................... 25

4.2. Potensi Sumber Daya Alam ............................................................ 26

4.3. Potensi Sumber Daya Manusia ........................................................ 27

4.4. Sarana dan Prasarana ...................................................................... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden ........................................................................ 32

5.2. Pola Pembiayaan ............................................................................ 38

5.3. Analisis PendapatanUsahatani Kentang ......................................... 41

5.4. Hubungan Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani ........... 49

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan .................................................................................... 51

1.2. Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 53

LAMPIRAN .............................................................................................. 55

Page 11: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

xi

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Daftar Jumlah Dusun dan Jumlah Penduduk di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................................... 25

2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 26

3. Potensi Kependuduk di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 27

4. Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis

Kelamin di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa ............................................................................................. 28

5. Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 29

6. Penyebaran Pendududk Berdasarkan rekapitulasi Pekerjaan Pokok

Kepala Keluarga (KK) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 30

7. Sarana dan Prasarana di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 31

8. Identitas Responden Berdasarkan umur di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 33

9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendididkan Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 34

10. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ....... 35

11. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 37

12. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Jumlah Luas Lahan di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ....... 38

Page 12: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

13. Pola Pembiayaan Petani di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 39

14. Analisis biaya dan pendapatan petani responden dengan pola

pembiayaan mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa ............................................................................ 45

15. Analisis biaya dan pendapatan petani responden dengan pola

pembiayaan mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa ...................................................... 47

16. Analisis hubungan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani

Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa ............................................................................................. 49

Page 13: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Skema Kerangka Pikir Analisis Hubungan Antara Pola

Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 18

Page 14: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani

Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa ............................................................................................. 55

2. Identitas Responden Usahatani Kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 61

3. Pola Pembiayaan Petani di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 62

4. Penerimaa Petani Kentang dengan Pola Mandiri pada Musim

Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa ............................................................................................. 63

5. Penerimaa Petani Kentang dengan Pola Mandiri pada Musim

Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa ............................................................................................. 63

6. Total Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 63

7. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 64

8. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 64

9. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 65

10. Pedapatan Rata rata Petani Kentang Dalam Satu Tahun dengan

Pola Pebiayaan Mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ............................................................................... 65

Page 15: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

xv

11. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra

pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 66

12. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra

pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa ..................................................................... 67

13. Penerimaa Rata- rata Petani Kentang dengan Pola Mandiri Mitra

Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa ............................................................................ 68

14. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Mitra pada Musim Tanam 1 di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 69

15. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Mitra pada Musim Tanam 2 di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ................ 70

16. Total Angsuran Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada

Pola Pembiayaan Mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa ...................................................... 71

17. Total Biaya Rata- rata Uasahatani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Mitra Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .................................... 72

18. Pendapatan Rata- rata Petani Kentang Dengan Pola Mandiri Mitra

Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa ............................................................................ 73

19. Hubungan Antara Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani

Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa. ............................................................................................ 74

20. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................... 75

21. Peta Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa 80

Page 16: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembiayaan merupakan salah satu elemen esensial dalam sektor

pertanian ,khususnya guna mendukung percepatan produksi menuju peningkatan

pendapatan petani. Dengan kata lain, kekurangan pembiayaan (modal) dapat

mengakibatkan terhambatnya ruang gerak aktifitas usahatani. Konsekuensinya,

pendapatan para petani dari usaha tani yang mereka kelola juga tidak akan berhasil

secara optimal.

Kebijkan pemerintah sebetulnya telah banyak dan sudah cukup lama

dilakukan Departemen Pertanian melalui penerapan sejumlah program diantaranya

kebijakan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan pembiayaan pada

awalnya diimplementasikan dalam bentuk program pemberian kredit massal

melalui fasilitas bunga pinjaman bersubsidi dengan tujuan untuk meningkatkan

produksi berbagai komunitas pertanian. Akan tetapi, dalam perkembangannya

pemberian kredit tersebut menimbulkan polemik yang berkepanjangan karena

terjadi berbagai penyimpangan dan penggunaan yang kurang tepat sasaran

(Sugirto dan Syukur, 2005).

Program tersebut diantaranya kredit usaha tani (KUT), proyek

peningkatan pendapatan petani-nelayan kecill (P4K), kredit ketahanan pangan

(KKP), dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan (DPM-LUEP),

bantuan langsung masyarakat (BLM), dan lembaga keuangan mikro (LKM).

Peralihan atau pergatian dari satu program/proyek ke program/proyek lainnya

Page 17: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

2

disamping memperkaya khasanah pembiayaan pertanian, beberapa diantaranya

juga dimaksudkan sebagai kebijakan alternative yang diharapkan implementasinya

lebih efektif dibandingkan sebelumnya.

Apabila para petani tidak bisa mendapatkan kredit,maka produksi usaha

tani yang mereka kelola tidak akan optimal. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan Todaro (2000) bahwa salah satu dari tiga strategi pembangunan

pedesaan dan pertanian adalah adanya dukungan pemerintah terhadap suatu sistem

yang yang dapat menciptakan insentif, kesempatan ekonomi, dan akses terhadap

kredit serta inpit produksi sehingga para petani kecil dapat meningkatan

produktivitas usaha tani mereka. Tampubolon (2002) menambahkan bahwa kredit

dapat dianggap sebagai sala satu alat yang sanggup memutuskan “ lingkaran setan

“ penyebab rendahnya kemampuan dalam pemupukan modal, kemapuan membeli

sarana produksi, perceptan produktivitas usahatani, dan peningkatan pendapatan.

Dalam prakteknya para petani seringkali menghadapi keterbatasan untuk

mengakses lembaga pembiayaan karena persyaratan aguanan (collateral) atau

karena tingkat pendidikan yang masi rendah sehingga mereka kurang mengenai

prosedur cara memperoleh kredit. ADB (2004) mengemukakan bahwa secara

empirik terdapat kesenjangan akses petani terhadap kredit sehingga menyebabkan

semakin terbatasnya kemampuan untuk melakukan kegiatan divesifikasi dan

mengambil kesempatan pasar yang notabene akan menguntungkan mereka.

Terkait dengan ini fasilitas kredit dapat memberikan kesempatan kepada para

petani dalam beberapa hal, yaitu untuk :(1 ) membeli input produksi seperti benih,

pupuk, dan sebagainya ; (2) membeli alat dan mesin pertanian ; (3) melaksanakan

Page 18: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

3

diversifikasi antara berbagai jenis tanaman dan atau ternak dengan tanaman yang

bernilai tinggi; (4) melakukan pengolahan pasca panen dalam rangka

meningkatkan nilai tambah produk pertanian; dan (5) melaksanakan diversifikasi

bisnis horizontal antara pertanian dan non pertanian.

Secara umum petani kentang untuk memperoleh sumber pebiayaan.

memanfaatkan keberadaan pada sumber pebiayaan formal dan non ataupun secara

mandiri dengan berbagai konsekuensinya. Walaupun didalam mengakses pada

sumber pembiayaan utamanya pada sumber pembiayaan formal yang masih

rendah, karena berbagai bentuk birokrasi dan persayaratan yang konvensional

yang selama ini menjadikan polemik tersendiri untuk memperoleh sumber modal

yang murah dan mudah. Oleh karena itu didalam membangun pertanian

khususnya peningkatan usahatani kentang diperlukan kreasi kelembagaan

pembiayaan yang tepat melalui dukungan pemerintah guna menciptakan

terbentuknya lembaga pembiayaan yang kuat dan sehat guna mendukung

pengembangan usaha pertanian di pedesaan.

Keterbatasan dalam permodalan dalam petani kentang akan berpengaruh

terhadap usahatani yang dilakoninya dan akan berpengaruh terhadap pendapatan

dan kesejahteraan petani kentang tersebut.

Pada kondisi yang kurang kondusif tersebut, sebagian besar petani yang

melakukan kegiatan usahatani, dan yang belum memperoleh akses permodalan

melalui program, akan mencari alternatif untuk memanfaatkan ketersediaan

lembaga pembiayaan formal dan non formal. Meskipun disadari bahwa usahatani

kentang merupakan usahatani padat modal dan tenaga kerja, serta beresiko tinggi,

Page 19: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

4

namun akan tetap diusahakan petani sebagai kegiatan usahatani pada saat musim

kemarau dan musim penghujan sebagai salah satu dari usaha tani di Desa

Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti

tertarik melakuakan penelitian dengan judul Analisis Hubungan antara Pola

Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembag Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola pembiayaan usahatani tanaman kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa?.

2. Berapa besar pendapatan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolopao Kabupaten Gowa?

3. Bagaimana hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani

kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pola pembiayaan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolopao Kabupaten Gowa .

2. Besarnya pendapatan usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolopao Kabupaten Gowa .

Page 20: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

5

3. Hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani kentang di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi petani kentang dalam pengembangan usahanya.

2. Menjadi bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang

berhubungan dengan pola pembiayaan dan pendapatan petani kentang.

Page 21: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kentang (Solanum tuberosum Linn)

Solanum atau kentang merupakan tanaman setahun, bentuk

sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi

empat, panjangnya bisa mencapai 50 – 120 cm, dan tidak berkayu (tidak keras

bila dipijat). Batang daun berwarna hijau kemerahan merahan atau keungu –

unguan. Bunganya berwarna kuning keputihan atau ungu, buahnya berbentuk

buni, buah yang kulit/dindingnya berdaging dan mempunyai dua ruang. Akar

tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat halus, selain

mempunyai organ – organ tersebut, kentang juga mempunyai organ umbi. Umbi

tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah.

Sistem perakaran Kentang terdiri dari akar primer, akar lateral, dan akar

udara. Akar primer adalah akar yang pertama kali muncul pada saat biji

berkecambah dan tumbuh ke bawah. Yang disertai dengan akar seperti rambut.

Batang tanaman Kentang kentang kecil, lunak bagian dalamnya

berlubang dan bergabus bentuknya persegi tertutup dan dilapisi bulu bulu

halus.Batang yang muncul dari mata umbi berwarna hijau kemerahan dan

bercabang samping, akar bercabang membentuk akar rambut yang berpungsi

menyerap hara makanan dalam tanah. (Muhadjir, 1988).

Daun majemuk menempel dari satu tangkai (racis) Jumlah helai daun

berhadapan umumnya ganjil saling berhadapan diantara pasang daun kecil telinga

Page 22: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

7

yang disebut daun sela. Pada pangkal tangkai daun majemuk tangkai terdapat

sepasang daun kecil yang disebut daun penumpu (stipulae) tangkai lebar daun

(petiolus). Warna daun hijau muda sampai hijau gelap dan tertutup oleh bulu-bulu

halus. (Anonim, 2001).

Bunga kentang termasuk sempurna yakni mempunyai organ jantang dan

betina seperangkat organ jantan disebut stemen atau andocium. Sementara itu

seperangkat organ betina terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah.

Jumlah benang sari 5 buah dan tepung sari terdapat dalam kantong (anthera) yang

berbentuk dua ruas (locus) di dalam bakal buah terdapat 500 ratus bakal biji.

(Danarti dan Najiyati, 2000).

Kentang dapat tumbuh pada wilayah dengan ketinggian 600 – 1200

meter dari permukaan laut, panjang hari mendekati 12 jam dengan curah hujan

antara 1500 - 500 mm,. dengan suhu rata-rata 15 – 20 o

C, kelembaban relative 70

%, (Anonim, 1999).

Kentang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanah dengan drainase

yang baik, lempung dan lempung berpasir, tanah berbatu-batuan dengan

kandungan bahan organik yang cukup adalah paling sesuai untuk Kentang.

Derajat kemasaman tanah yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal adalah pH

tanah berkisar 5 – 6,5 dengan kemiringan tanah kurang dari 8 % (Christianto,

dkk., 1998).

Page 23: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

8

2.2. Usahatani

Ilmu usahatani merupakan proses menentukan dan megkoordinasikan

penggunaan faktor faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau

keuntungan yang maksimal (Suratiyah, 2011).

Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

perbaikan perbaikan yang telah dilakukan diatas tanah itu, sinar matahari,

bagunan bangunan yang didirikan diatas tanah dan sebagainya. Usaha tani dapat

berupa bercocock tanah atau memelihara ternak awal bertujuan menghasilkan

bahan pangan untuk kebutuhan keluarga sehingga

Pada dasarnya usahatani berkembang terus dari hanya merupakan

usahatani swasembada. Oleh karena sistem pengolahan yang lebih baik maka di

hasilkan produk berlebih dan dapat dipasarkan. Pada akhirnya karena berorentasi

pada pasar maka akan menjadi usaha tani niaga. Usahatani pada mulanya hanyan

mengelola tanaman pangan kemudian berkembang meliputi berbagai komoditi

sehingga bukan usahatani murni tetapi menjadi usahatani campuran(mixed

farming).

2.3. Pendapatan

Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan

dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh

seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi

dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun

Page 24: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

9

produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai

berikut :

1) Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum

dikurangi biaya-biaya.

2) Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3) Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan

hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dengan semua

biaya, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Pd = TR – TC

Keterngan :

Pd = Pendapatan

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan

TC (Total Cost) = Total Biaya

2.4. Penerimaan

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan adalah total produksi yang

dihasilkan dikali dengan harga jual. Sedangkan pendapatan adalah penerimaan

dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi.Dari

penerimaan dan pendapatan suatu usaha tersebut dibutuhkan informasi tentang

biaya tetap dan biaya tidak tetap.Biaya adalah pengorbanan-pengorbanan yang

mutlak harus dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan

suatu barang atu jasa tentu ada bahan baku, tenaga kerja, dan jenis pengorbanan

Page 25: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

10

lain yang tidak dapat dikeluarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan

tersebut tidak akan dapat diperoleh suatu hasil.

Lebih lanjut di jelaskan bahwa penerimaan total adalah hasil kali antara

julah produk yang di hasilkan dengan harga produk per kilogram, dapat di

ketahui dengan rumus sebagai berikut :

TR = P xQ

Keterangan :

TR (Total Revenew) = Total Penerimaan

P (Price) = harga

Q(Quantity) = Jumlah barang

2.5. Pola pembiayaan

Modal dalam usahatani diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik

beruapa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilka sesuatu secara

langsung atau tak langsung dalam suatu proses produksi. Pembentukan modal

bertujuan untuk menungkatkan produksi dan pendapatan usahatani, serta

menunjang pembentukan modal lebih lanjut.Harus dipikirkan kembali

(rethinking) pola pembiayaan budidaya sejumlah komuditas dalam rangka

revitalisasi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani secara keseluruhan.

Keseluruhan mata rantai pembiayaan mencerminkan integasi

implementasi sistem agribisnis secara utuh, mulai dari industri hulu ( bibit, mesin,

agroindustri),budidaya (on- farm), pengolahan (off-farm), pemasaran, penunjang

(bank, riset), sampai agribisnis hilir (diversifikasi). Walaupun demikian, polanya

Page 26: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

11

harus mengacu pada karasteristik dan siklus usaha ( 3-4 bulan, 1 tahun, 5 tahun

dan lain lain).

Pembiayaan sesuai dengan karakter dan jenis dan pola produksi pertanian

menjadi syarat yang penting bagi keberhasilan revitalisasi pertanian.Pola

pembiayaan mitra hanya mungkin dilakukan bila usaha pertanian memiliki skala

usaha memadai, berdaya saing, dan memiliki prospek pasar cukup komputitif.

Menurut (Tati Nurmala dkk 2012) sumber modal yang digunakan petani

untuk mengusahakan lahan usaha taninya berasal dari petani sendiri, lembaga

kredit formal dan lembaga no formal petani yang mempunyai modal sendiri,

sumbernya berasal dari penjualan hasil usaha tani atau ternak dan dari hasil

tabungannya. Sumber kredit formal antara lain dari BRI, KUD, BPR, da BPD,

sedangkan sumber kredit tidak formal antara lain berasal dari tetangga, teman dan

pedagang hasil pertanian.

Menurut (Tati Nurmala dkk 2012) alasan – alasan petani lebih

mengandalkan sumber kredit dari tidak formal karena:

1. Caranya mudah dan cepat pelayanannya

2. Adimistrasinya tidak berbelit belit cukup dengan satu kutansi meskipun tidak

bermateri.

3. Jumlahnya tidak dibatasi secara ketat tetapi sesuai dengan kebutuhan petani.

4. Waktunya tidak dibatasi jam kerja

5. Jaminannya cukup “kepercayaan saja” atau tanaman yang belum dipanen.

Page 27: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

12

2.5.1. Pola pembiayaan mandiri

Pola pembiayaan mandiri adalah pembentukan modal yang sering

dilakukan oleh petani dengan cara menabung atau menyisihkan sebagaian dari

pendapatannya untuk keperluan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan

dengan itu, strategi pengembangan pembiayaan mandiri dalam penegembangan

pertanian dapat dilakukan dengan cara :

1. Menyempurnakan kebijakan pembiayaan mandiri yang ada sehingga dapat

dimanfaatkan lebih baik lagi oleh petani dan pelaku agribisnis.

2. Meningktkan aksebilitas petani dan pelaku agribisnis terhadap sumber

pembiayaan mandiri.

3. Mensosialisaikan sumber pembiayaan mandiri yang telah ada.

4. Menjalin kerjasama dengan sumber pembiayaan mandiri.

2.5.2. Pola Pembiayaan mitra

Menurut (Rita Hanafie,2011) sumber usahatani mitra adalah sebagai

berikut :

1. Bimbingan massal (BIMAS) dan intensifikasi massal (INMAS)

Di berlakukan dari tahun 1964-1984 untuk para petani padi. Tujuannya

untuk meningkatkan produksi beras dengan cara menyediakan input input

pertanian, seperti pupuk, bibit, dan pestisida dengan harga murah, serta

memberikan bantuan teknis kepada para petani. Dalam pelaksanaannya, tingkat

pembayaran kembali kredit ini sangat buruk, bukan hanya di sebabkan oleh

kegagalan panen, serangan hama, atau penyakit pada tanaman, tetapi juga karena

Page 28: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

13

dadanya anggapan bahwa kredit ini merupakan bantuan dana dari pemerintah

sehingga tidak perlu di kembalikan.

2. Kredit umum pedesaan (KUPEDES)

Kredit umum pedesaan merupakan suatu kebijaksanaan kredit yang di

berikan dalam rangka pengembangan dan peningkatan usaha kecil yang sudah ada

atau kegiatan proyek baru yang ada di pedesaan, termasuk usaha yang pernah

dibiayai dari faslitas kredit mini, kredit midi, atau jasa kredit lainnya. Kredit

umum merupakan kredit yang tidak di tunjang oleh kredit likuitas Bank Indonesia

atau kredit yang dibiayai bank pemberi kredit. Bidang usaha yang dibiayai kredit

umum ini yaitu semua usaha atau kegiatan komersial yang tidak dibiayai kredit

program.Salah satu bentuk kredit umum, yaitu kredit usaha kecil (KUK) yang

merupakan penyempurnaan dari kredit yang sudah ada.Untuk pelaksanaanya bank

diberikan likuiditas dari pemerintah.

Kredit umum ini dimulai dijalankan pada tahun 1984 oleh BRI Unit Desa

dengan menyediakan modal kerja dan modal infestasi untuk tiap jenis usaha yang

ada di daerah pedesaan dengan penerapan tingka bunga yang lebih tinggi dari

pada sebelumnya. Rasionalisasi suku bunga ini merangsang munculnya tabungan

tabungan masyarakat di daerah pedesaan dan bank unit desa mulai

memobilisasikannya.

3. Kredit investasi kecil (KIK) dan kredit modal kerja permanen (KMKP)

Kredit ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 dengan tujuan

untuk memberikan KIK dan KMKP kepada usaha usaha kecil di segala sektor

dalam pertanian. Tujuan lain program ini adalah penciptaan lapangan kerja,

Page 29: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

14

penyebaran investasi secara geografis, dan pengembangan sektor agricultural

tertentu, misalnya perikanan, tembakau, peternakan, ungags, peternakan domba,

dan cengkeh. KIK dan KMKP merupakan suatu kebijaksanaan kredit yang

bersifat jangka menengah atau jangka panjang dan diberikan kepada pengusaha

dengan pertimbangan kelayakan. Program KIK in biasanya digunakan untuk

pembiayaan investasi barang modal dan jasa yang diperlukan dalam rangka

perluasan proyek lama atau baru, serta rehabilitasi aset yang sudah ada.Program

KMKP hanya diberikan untuk pembiayaan modal yang secara terus- menerus

digunakan untuk kelancaran usaha.

4. Kredit candak kulak (KCK)

Program KCK merupakan suatu kebijaksanaan pemberian kredit untuk

meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat

golongan ekonomi lemah atau usaha kecil. Tujuan lain program ini yaitu untuk

meningkatkan fungsi pengkreditan koperasi dan KUD (sebagai pelaksana), serta

meningkatkan arus pemasaran dan distribusi barang- barang konsumsi yang

diperlukan masyarakat. Fasilitas KCK berupa modal kerja yang bersifat jangka

pendek (jangka waktu 3 bulan), persyaratannya mudah tanpa jaminan, serta

prosedurnya mudah da cepat. Program ini dimulai pada tahun 1976 dengan tujuan

untuk memberikan kredit kepada para pedagang kecil yang ada di daerah

pedesaan dalam rangka membebaskan mereka dari para lintah darat melelai

BUUD.

Page 30: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

15

5. Kredit usha tani (KUT)

KUT baru diberlakukan pada tahun 1997 dengan beberapa tujuan, yaitu

membantu petani yang belum mampu membiayai sendiri usaha taninya,

meningkatkan pendapatan petani, membantu pengembangan koperasi, serta

meningkatkan produksi padi, palawija, dan holtikultura. Kredit program ini

disalurkan apabila ada beberapa komponen yaitu petani dengan pemilikan lahan

maksimum 2 Ha yang tergabung dalam kelompok tani, penyuluh pertanian

lapangan (PPL), koperasi / LSM, dan bank penyalur. KUT merupakan kredit yang

murah dan mudah dengan tingkat bunga 10,5 % jangka waktu 1 tahun, serta

jaminan tanaman yang dibiayai dan maksimal kredit berdasarkan area yang

dikelola maksimm 2 Ha sesuai dengan komoditas yang diusahakan.

KUT merupakan salah satu kredit program yang diberikan oleh bank

untuk membiayai suatu usaha atau kegiatan tertentu dengan jumlah maksimal,

serta persyaratan dan prosedur pemberian kredit yang diatur oleh

pemeritah.Dalam rangka pemerataan pembangunan, serta usaha peningkatan dan

pemerataan pendapatan masyarakat (khususnya masyarakat yang bergerak

dibidang usaha kecil), pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan mengenai

penyediaan fasilitas kredit program. Sumber dana fasilitas kredit program ini

berasal dari pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan. Bank

Indonsia, bank umum dan Bank Pengkreditan Rakyat yang ditunjuk sebagai bank

pelaksana. Jenis kredit program ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber

pembiayaan usaha di bidang agribisnis dan industri ikutannya, baik yang pernah

ada maupun yang masih berjalan saat ini, misalnya KUT. KUT merupakan kredit

Page 31: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

16

modal kerja untuk membiayai usaha tani dalam rangka peningkatan intensifikasi

padi, tanaman holtikultura, dan tanaman obat- obatan .

2.5.3. Biaya

Menurut sokartawi (2006), berdasarkan jenisnya biaya dapat dikategorikan

menjadi :

a) Biaya Tetap (Fixed Cost) didefenisikan sebagai biaya yang relative tetap

jumlahnya, yang tidak tergantung pada tingkat output .Yang termasuk ini

adalah biaya untuk pajak , sewa tanah, sewa alat pertanian, dan iuran irigasi.

b) Biaya Variabel (Variabel cost) merupakan sebagai biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Jadi biaya variable merupakan

fungsi dari tingkat output. Yang termasuk dalam biaya variable ini adalah

pengeluaaran biaya untuk bibit, biaya biaya tenaga kerja , dan semua biaya

imput lainnya yang berubah sesuai tingkat output.

Lebih lanjut di jelaskan bahwa analisis biaya total usaha tani budidaya

tanaman kentang yang di keluarkan petani dari penjumlahan biaya tetap total dan

biaya variable total, dapat di ketahui dengan rumus sebagai berkut:

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC (Total Cost) = Total biaya

TVC (Total Variabel Cost) = Biaya variable total

TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap total

Page 32: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

17

2.6. Kerangka Pikir

Petani kentang mengelola usahanya menggunakan beberapa faktor produksi

untuk memperoleh hasil dan keuntungan. Dalam usaha budidaya kentang tersebut

diperoleh hasil produksi .Usaha budidaya tanaman kentang merupakan suatu

usaha yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi modal, tenaga kerja, pajak,

sebagai penunjang usaha untuk menghasilkan produk pertanian berupa kentang

yang di jual dalam takaran kilo gram.

Permodalan merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk

dikelola dengan baik karena dapat menentukan tingkat kemajuan suatu usaha. Jika

pengusaha mengalami masalah dalam aspek permodalannya, penguaha tersebut

akan mengalami kesulitan dalam operasionalnya yang selanjutnya akan berimbas

pada rendahnya kinerja dan laba yang mungkin diperoleh. Di sisi lain pola

pembiyaan yang di lakukan petani kentang baik secara mitra maupun mandiri

mempengaruhi modal petani dan keberlangsungan usaha yang dilakukan oleh

para petani.Dalam mengusahakan tanaman kentang ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu faktor biaya yang meliputi biaya variable, biaya tetap dan

produksi yang meliputi hasil produksi dan harga.

Biaya variabel adalah pengeluaran yang dilakukanl oleh petani dalam

melakukan aktifitas usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa yang besarnya mempengaruhi besarnya produksi dan

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Seperti beni kentang pupuk, upah tenaga

kerja dan obat obatan. Sedangkan biaya tatap adalah pengeluaran yang dilakukan

oleh petani dalam melaksanakan aktifitas usahatani kentang Desa Erelembang

Page 33: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

18

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang besarnya tidak mempengaruhi

besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).Seperti sewa lahan,

peralatan pertanian, dan pajak yang di ukur dalam satuan rupiah. Total biaya yang

digunakan dan jumlah produksi yang dihasilkan sangat mempengaruhi pendapatan

petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

Untuk lebih memperjelas mengenai pola pembiayaan usaha budidaya

tanaman kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

dapat kita lihat pada skema kerangka pemikiran berikut:

Gambar 1.1.Skema kerangka Pemikiran Analisis Hubungan Antara Pola

Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

Biaya Produksi

Biaya tetap

Biaya variabel

Usahatani

Penerimaan

Produksi

Harga

Pendapatan

Pola Pembiayaan

Mitra

Mandiri

Page 34: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

19

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao

Kabupaten Gowa, penelitian ini dilaksanakan dari April samapai dengan Mei

2015.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kentang yang berada

dalam wilayah Desa Erelembang. Dari penelitian diketahui jumlah petani kentang

yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa

sebanyak 228 petani. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 10 % dari 228.

orang yang ada, sehingga total responden yang di ambil sebanyak 23 orang dari

jumlah petani kentang di desa tersebut. Penentuan sampel dilakukan secara acak

sederhana (simple random sampling).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ditempuh sebagai berikut :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden menyangkut

identitas respnden, luas lahan dan jumlah petani,

b. Data sekunder diperoleh dari kantor Desa Erelembang , Kantor statistik

Kabupaten Gowa, kantor Balai Informasi Pertanian.

Page 35: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

20

3.4. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam praktek lapang ini adalah :

1. Data kualitatif yaitu metode untuk meyelidiki objek yang tidak dapa di ukur

dengan menggunakan angka angka yang di gunakan untuk mendapatkan

gambaran mengenai usaha yang di lakukan oleh para petani misalkan untuk

mengetahui gambaran umum usaha budidaya tanaman kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

2. Data kuantitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat di ukur

dengan angka angka seperti biaya tetap ( pajak, iuran air, sewa tanah, nilai

penyusutan alat ) dan biaya variabel ( biaya produksi,biaya tenaga kerja ,dan

sarana produksi ) yang di peroleh dari pemilik usaha tanaman kentang.

Sumber data yang di kumpulkan dlam penlitian ini adalah :

a. Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari lapangan(data

pertama) yang diperoleh secara langsung dari petani melalui observasi dan

wawancara berstruktur Wawancara berstruktur dengan menggunakan cara

daftar kuesioner yang dilakukan kepada petani tanaman kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber kedua yaitu data

yang diperoleh dari instansi yang terkait, laporan penelitian, dokumentasi,dan

maupun informasi lainnya yang berkatan dengan penelitian ini.

Page 36: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

21

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif,

kuantitatif dan analisis kolerasi . Analisis data kualitatif adalah analisis data yang

di gunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama pada pola pembiayaan

usahatani tanaman kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao

Kabupaten Gowa secara terperinci dan mendalam .

Analisis deskriptif kuantitatif adalah analisis data yang di gunakan untuk

menjawab rumusan masalah kedua yang diarahkan untuk melihat pendapatan

usahatani kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten

Gowa. Dengan kriteria penerimaan, biaya produksi, pendapatan dapat di ketahui

dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 2006):

Pd = TR – TC

Keterngan :

Pd = Pendapatan

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan

TC (Total Cost) = Total Biaya

TR = P x Q

Keterangan :

TR (Total Revenew) = Total Penerimaan

P (Price) = harga

Q ( Quantity) = Jumlah barang

TC = TFC + TVC

Page 37: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

22

Keterangan :

TC (Total Cost) = Total biaya

TVC (Total Variabel Cost) = Biaya variable total

TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap total

Analisis kolerasi non parametrik (spearman) adalah analisis yang di

gunakan untuk mengetahui kolerasi antara dua variabel dengan menggunakan

peringkat dari data yang akan dicari kolerasinya (Mustari Kahar,2012). Analisis

ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga yang di arahkan untuk

melihat hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan petani kentang di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Ukuran yang dapat

di gunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara dua peubah adalah

koefisien kolerasi (Muhammad Arif Tiro,2010). Koefisien kolerasi di gunakan

untuk mengetahi hubungan antara dua peubah kuantitatif pola pembiayaan (X)

dan pendapatan (Y).Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut :

n (∑xy) – (∑x) . ( ∑y)

r =

√n (∑x²) – (∑x)² √ n (∑y²) – (∑y)²

Keterangan:

rxy = hubungan variabel X dengan Variabel Y

X = Nilai variabel X

Y = Nilai variabel Y

Page 38: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

23

3.6 . Defenisi Operasional

a. Usaha budiaya tanaman kentang adalah usaha yang diakukan untuk

memperoleh produksi kentang untuk memperoleh nilai tambah petani kentang

yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

b. Pola pembiayaan adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa untuk memenuhi

semua biaya yang diperlukan dalam melakoni usaha tani kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

c. Pola pembiayaan mandiri adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang

untuk memenuhi semua biaya yang diperluakan dalam melakoni usahataninya

yang sumbernya berasal dari dirinya sendiri di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolopao Kabupaten Gowa.

d. Pola pembiayaan mitra adalah cara yang dilakukan oleh petani kentang di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa untuk

memenuhi semua biaya dalam melakoni usahataninya yang sumbernya

berasal dari lembaga lembaga kemitraan selain dari dirinya.

e. Biaya adalah semua pengorbanan yang di keluarkan oleh petani kentang di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

f. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa dalam melaksanakan

aktivitas usahatani kentang yang besarnya mempengaruhi besarnya produksi

kentang dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

Page 39: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

24

g. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa dalam melaksanakan

aktivitas usahatani kentang yang besarnya tidak mempengaruhi besarnya

produksi kentang dan dinyatakan dalam satu rupiah (Rp).

h. Penerimaan adalah perkalian antara produksi kentang (kg) dengan harga jual

kentang (Rp) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa

dan dinyatakan dalam satu rupiah (Rp).

i. Pendapatan adalah selisih antara peneriamaan petani kentang dan semua

biaya yang di keluarkan oleh petani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolopao Kabupaten Gowa.

Page 40: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

25

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Desa Erelembang merupakan salah satu wilayah Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa yang yang memiliki jarak dari ibu kota Kabupaten ± 106 km

dan dari ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan ± 110 km dengan Luas wilayah Desa

Erelembang adalah 59,84 km²

Secara adimistratif Desa Erelembang berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten. Maros

b. Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Bone

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Malino

d. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Sinjai

Tabel 1. Daftar Dusun dan Jumlah Penduduk Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa .

NO DUSUN Jmlh

KK

Jumlah Penduduk

L P JML

1 Dusun Simbang 150 320 265 585

2 Dusun Bontomanai 110 231 254 485

3 Dusun Bontorannu 92 190 162 352

4 Dusun Erelembang 210 440 344 784

5 Dusun Matteko 95 179 187 366

6 Dusun Ma’lenteng 170 354 340 694

7 Dusun Biring Panting 195 365 444 899

Jumlah 1.023 2.169 1.996 4.165

Sumber data : Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010

Page 41: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

26

Tabel 1 terlihat bahwa jumlah penduduk keseluruhan secara adimistratif

yaitu 4.165 jiwa yang terdiri dari laki- laki 2.169 jiwa dan perempuan 1.996 jiwa

yang terbagi atas tujuh Dusun yaitu Dusun Simbang, Dusun Bontomanai, Dusun

Bontorannu, Dusun Erelembang, Dusun Matteko, Dusun Ma’lenteng, dan Dusun

Biring Panting .

4.2. Potensi Sumber Daya Alam

Desa Erelembang berada dalam ketinggian kurang lebih 1500 meter diatas

permukaan laut (dpl). Dengan suhu udara 12 – 34 °C . Kondisi wilayah Desa

Erelembang 100 % terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan.Adapun jenis tanah

yang ada di Desa Erelambang adalah jenis tanah andosol dengan pH 5- 6,5.

Luas tanah yang dimiliki oleh petani secara keseluruhan yang ada di

Desa Erelembang merupakan tanah sawah dan tanah darat atau kebun.Untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada Tabel 2 .

Tabel 2. Pola Penggunaan Lahan di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa

No Jenis Penggunaan Lahan Luas / Ha Presentase (%)

1 Sawah pengairan 215.00 28,26

2 Tegalan 182.00 2,39

3 Perkebunan 112.00 1,46

4 Perumputan 30.00 0,39

5 Pekarangan 20.00 0,62

6 Hutan 7063.00 92,66

Jumlah 7622.00 100.00

Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terluas

adalah hutan dengan luas 7063.00 Ha. Sedangkan penggunaaan lahan yang paling

Page 42: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

27

sempit adalah lahan pekarangan yaitu 20.00 Ha. Kenyataan ini menunjukkan

kehidupan masyarakat Desa Erelembang sebagai petani tanaman

pangan,holtikultura dan perkebunan .

4.2.1. Iklim

Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa hanya

di kenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim

kemarau mulai pada bulan Juni hingga September, sedangkan musim hujan mulai

pada bulan Desember hingga Maret. Keadaan yang seperti itu Berganti setiap

tahun setelah melewati masa peralihan , yaitu pada bulan April – Mei dan Oktober

– Nopember. (BPS Kab.Gowa, 2015).

Rata rata curah hujan tertinggi pada bulan Desember yaitu 679 mm dan

terendah pada bulan Juni – September yaitu 25 mm bahkan hampir tidak ada huja.

Bulan basah jatuh pada bulan Desember dan bulan kering jatuh pada bulan

Agustus (BPS Kab.Gowa, 2015).

4.3. Potensi Sumber Daya Manusia

Tabel 3. Potensi Kependudukan Desa Erelembang Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No Uraian Jumlah orang Presentase (%)

1 Laki laki 2.169 52,076

2 Perempuan 1.996 47,923

Total 4.165 100,00

Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015

Tabel 3 terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa Erelembang adalah

sebanyak 4.165 jiwa, dimana terdapat 2.169 jiwa yang berjenis kelamin laki- laki

Page 43: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

28

dan 1.996 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk laki- laki

lebih banyak di banding jumlah penduduk perempuan.

4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur

Penyebaran Pendududk Berdasarkan Tingkat Umur yang ada di Desa

Erelambang sangat beragam, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel

berikut.

Tabel 4. Penyebaran Pendududuk Berdasarkan Tingkat Umur dan Jenis Kelamin

di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No Umur (thn) Laki - laki Perempuan Jumlah Presentase (%)

1 0-10 440 344 738 17,71

2 11 – 20 179 187 366 8,78

3 21 - 30 190 162 352 8,45

4 31 - 40 320 265 585 14,04

5 41 – 50 231 254 485 11,64

6 51 – 60 365 444 899 21,58

7 61 ke atas 354 340 694 16,66

Total 2.169 1.996 4.165 100,00

Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa jumlah usia anak dan

remaja laki laki jauh diatas jumlah anak perempuan. Begitu pula dengan

kelompok usia lainnya, jumlah laki- laki lebih dominan dari jumlah perempuan .

4.3.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penyebaran penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan dikelompokkan

menjadi 4 yaitu, tingkat penndidikan SD, SLTP,SLTA dan Sarajana.

Page 44: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

29

Tabel 5. Jumlah Pendududuk Berdasarkan Tingkat Umur pendidikan di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No Tingkat Pendidikan Laki laki Perempuan Jumlah Presentase (%)

1 SD 962 953 1915 92,60

2 SLTP 35 41 76 3,67

3 SLTA 15 26 41 1,98

4 S 1 25 12 34 1,64

5 S 2 2 - 2 0,09

Total 1.038 1.032 2068 100,00

Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa tergolong rendah,

dimana terdapat 1915 orang yang berpendidikan SD, 76 orang tamat SLTP, 41

0rang tamat SLTA, 34 orang tamat strata satu, dan 2 0rang strata dua.

4.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penyebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian kepala keluarga

(KK) terbagi atas delapan yaitu pengusaha, PNS, pedagang, petani, peternak,

tukang, sopir, honorer.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 45: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

30

Tabel 6. Penyebaran Pendududuk Berdasarkan Rekapitulasi Pekerjaan Pokok

Kepala Keluarga (KK) di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa.

No Jenis Usaha Jumlah KK Presentase (%)

1. Pengusaha 7 0,68

2. PNS 17 1.66

3. Pedagang 18 1,75

4. Petani 762 74,48

5. Peternak 98 9,57

6. Tukang 34 3,32

7 Sopir 51 4,98

8 Honorer 36 3,41

Jumlah 1023 100,00

Sumber data : Hasil sensus Penduduk (SP) Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa jumlah penduduk beradasarkan

rekapipitulasi pekerjaan pokok kepala keluarga di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang mata pencahariannya sebagai petani

sebanyak 762 kepala keluarga atau sama dengan 74 % dari jumlah kepala

keluarga yang ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa.

4.4. Sarana dan Prasarana

Untuk memperlancar aktivitas masyarakat dan pengembangan di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo pao Kabupaten Gowa, maka harus didukung

oleh sarana dan prasarana yang memadai . Sarana dan prasarana tersebut dapat

memudahkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Untuk lebih jelasnya sarana dan

prasarana yag ada di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 46: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

31

Tabel 7 . Prasarana dan Sarana Desa di Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa.

No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah

1 Jalan Desa ± 50 Km

2 Jembatan 9

3 Plat Dekker 25

4 Kantor Desa 1

5 Pustu 1

6 Posyandu 7

7 Poskamling 12

8 Gedung TK 1

9 Gedung SD/MI 7

10 Gedung SMP/MTS 5

11 Gedung SLTA 1

12 Gedung SPAS 1

13 Masjid 9

14 Mushollah 2

15 Pasar Desa 1

16 Lapangan Sepak Bola 3

Sumber : kantor Desa Erelembng, 2015

Dari Tabel 7, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa

Erelembang masih belum memadai masih perlu tambahan, dimana terdapat kantor

desa 1 buah, postu 1 buah, posyandu 7 buah, plat dekker 25 buah, jembatan 9

buah, poskamling 12 buah, gedung TK 1 buah, gedung SD/MI 7 buah, gedung

SMP/MTS 5 buah, gedung SLTA 1 buah gedung SPAS 1 buah, masjid 9 buah,

musollah 2 buah, pasar desa 1 buah, lapangan sepak bola 3 buah serta jalan desa

± 50 Km.

Page 47: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Pada penelitian ini terdapat 23 responden yang merupakan petani kentang

di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.Identitas

responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, dan jumlah tanggungan

keluarga.Identitas petani sangat membantu dalam proses penelitian karena dapat

memberikan informasi tentang keadaan uasahataninya terutama dalam

peningkatan produksi usahataninya. Petani merupakan orang yang melakukan

usaha dalam pemenuhan kebutuhan di bidang pertanian. Untuk memperoleh

informasi tentang usaha tani yang dilakukannya, maka identitas petani responden

merupakan salah satu hal yang penting yang dapat membantu kelancaran proses

penelitian .

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden

yang meliputi umur, tingkat pendididkan, jumlah tannggunagan keluarga,

pengalaman berusaha tani dan luas lahan.

5.1.1 Umur

Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi seseorang

secara fisik, yang memungkinkan menjadi pertimbangan dalam pasar tenaga

kerja. Hasil pengumpulan data yang diperoleh pada responden petani kentang

menunjukkan bahwa umur responden bervariasi mulai dari 29 sampai 65 tahun.

Komposisi umur responden disajikan pada Tabel 8.

Page 48: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

33

Table 8 : Identitas Responden Berdasarkan Umur di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Umur (Tahun) Jumlah

(Org)

Persentase

(%)

1. 29 – 40 10 43, 47

2. 41 – 52 9 39,13

3. 53 – 65 4 17, 39

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa menurut kelompok umur, responden

didominasi oleh kelompok umur 29 – 40 tahun dimana terdiri dari 10 orang dari

23 responden yang persentasenya sebesar 43, 47 % dengan umur paling muda

adalah 29 tahun dan umur yang tertua adalah 65 tahun. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa umur responden yang ada di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah umur yang produktif untuk menjadi tenaga

kerja.

Pada Tebel 8 meneunjukkan kecenderungan sebagaian besar petani

responden relative masih muda untuk menerima informasi dan inovasi,

sebagaimana pendapat Mosher (1991) yang mengemukakan bahwa petani yang

berumur muda dapat menerima informasi dan inovasi baru dan semua hal- hal

yang di anjurkan dan lebih berani menaggung resiko.

5.1.2. Pendidikan

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang cerdas

dan terampil yang diikuti rasa percaya diri sendiri. Serta sikap dan perilaku

inovatif dan kreatif.

Page 49: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

34

Tingakt pendidikan petani yang relatif memadai akan mempengaruh cara

berfikir petani, dimana pada umumnya petani yang mempunyai tingkat

pendididkan yang lebih tinggi cenderung lebih capat menerima inovasi baru

dibandingkan dengan tingkat pendididkan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan

yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani

responden.

Pendidikan formal yang relatif lebih tinggi akan lebih memudahkan petani

kentang dalam menerapkan tekhnologi baru serta teknik-teknik baru dalam

usahataninya, sehingga dengan demikian kemajuan-kemajuan tekhnologi dalam

usahanya dapat diaplikasikan dengan cepat dan mudah. Pada Tabel 9 dapat dilihat

identitas responden berdasarkan pendidikan.

Table 9: Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

(Org)

Persentase

(%)

1. Tidak Sekolah 6 26,09

2. SD 16 69,57

3. SMP - -

4. SMA - -

5 SARJANA 1 4,34

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase tertinggi pada tingkat

pendidikan adalah responden tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang jumlahnya

16 orang dengan persentase sebesar 69,57 % dan yang kedua adalah yang tidak

mengikuti pendididkan formal yang jumlahnya 6 orang dengan persentase 26,09

Page 50: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

35

%. Kemudian persentase terendah berada pada tingkat pendidikan Starta 2 yaitu

4,34 % dengan jumlah 1 orang. Tingkat pendidikan responden menunjukkan

bahwa pendidikan respondenpetani kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa dianggap kurang mampu untuk menerima dan

menyerap inovasi dan teknologi.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap merupakan tanggungan

kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang

punggung keluarga yang bertanggung jawab terhadap anggota

keluargannya.Keluarga petani kentang terdiri dari petani itu sendiri sebagai

kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang berstatus tinggal

bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja

yang berasal dari anggota keluarga sendiri.Tabel 10 disajikan mengenai jumlah

tanggungan keluarga.

Tabel 10 : Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Tanggungan Keluarga

(Org)

Jumlah

(KK)

Persentase

(%)

1. 2-3 5 21,73

2. 4-5 14 60,86

3. 6-8 4 17,39

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga yang

mendominasi yaitu 4-5 orang. Terdapat 14 kepala keluarga yang memiliki

tanggunan keluarga 4-5 orang dengan persentase sebesar 60,86%, kemudian

Page 51: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

36

terdapat 5 kepala keluarga yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 2-3 orang

dengan persentase sebesar 21,73%. Serta 4 kepala keluarga yang memiliki jumlah

tanggungan keluarga 6-8 orang dengan persentase 17,39%.

Umumnya petani yang memiliki banyak tanggunan keluarga merasakan

beban yang berat karena terkait dengan besarnya biaya rumah tangga yang harus

dikeluarkan oleh mereka selaku kepala keluarga. Namun disisi lain banyaknya

jumlah keluarga merupakan potensi pula bagi mereka karena anggota keluarga

yang ditanggung dapat membantu secara langsung atau dapat menjadi tenaga

kerja pada usahataninya, apabila anggota tersebut masih tergolong dalam usia

produktif.

5.1.4. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusaha dari seorang petani berpengaruh terhadap pola

pengelolaan usahataninya, karena terdapat kecendrungan bahwa petani yang

memiliki pengalaman berusahatani yang cukup lama memiliki kemampuan

berusahatani lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soetrisno (2002), petani

yang memiliki usia yang lebih tua mempunyai pengalaman yang lebih banyak

dibandingkan dengan petani yang umumnya lebih muda.untuk lebih jelasnya

mengenai pengalaman berusahatani petani responden di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tebel 11.

Page 52: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

37

Tabel 11 : Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Pengalaman Berusaha

tani (tahun )

Usahatani Kentang

Jumlah (orang) Presentase (%)

1. 10-13 5 21,73

2. 14-17 11 47,82

3. 18-21 7 30,43

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Berdasarkan Table 11 menunjukkan bahwa pengalaman petani responden

yang tertinggi yaitu antara 14-17 tahun sebanyak 11 orang dengan presentase

sebesar 47,82% , kemudian antara 18-21 tahun sebanyak 7 orang dengan

presentase 30,43% dan yang terkecil yaitu antara 1-13 tahun sebanyak 5 orang

dengan presentase 21,73 %. Hal ini menunjukkan pengalaman berusahatani

kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

tergolong sedang.

5.1.5. Luas Lahan.

Luas lahan yang dimiliki oleh petani kentang sangat berpengaruh pada

produksi kentang yang dihasilkan . Luas lahan garapan sangat berpengaruh pada

petani dalam mengelolah usahataninya. Lahan atau yang dikenal dengan kebun /

sawah merupakan salah satu faktor utama dalam usahatani, hal ini dikarenakan

tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman kentang. Untuk lebih jelasnya

mengenai luas lahan yang dimiliki oleh petani responden di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Table 12.

Page 53: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

38

Tabel 12 :Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Luas Lahan di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang)

Persentase(%)

1. 0,40 – 1,90 16 69,56

2. 1,91 – 3,41 6 26,08

3. 3,42 - 5,00 1 4,34

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa jumlah petani responden yang

memiliki luas lahan 0,40 -1,90 ha adalah sebanyak 16 orang dengan presentase

sebanyak 69,56%, yang memiliki luas lahan 1,91–3,41 ha adalah sebanyak 6

orang dengan presentase sebanyak 26,08%, dan yang memiliki luas lahan 3,42 -

5,00 ha adalah sebanyak 1 orang dengan presentase sebanyak 4,34. Hal ini

menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki oleh patani kentang responden

tergolaong sedang karena usahatani ini adalah usaha utama yang dilakukan petani

kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .

5.2. Pola pembiayaan

Pola pembiayaan yang dilakukan oleh petani kentang berpengaruh pada

pendapatan petani kentang . Pola pembiayaan berpengaruh pada petani dalam

mengelolah usahataninya karena dalam suatu usahatani modal meruapakan

sesuatu hal yang sangat penting. Dalam usahatani kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa ada dua pola pembiayaan yang

dilakukan oleh patani yaitu pola pembiayaan mandiri dan pola pembiayaan mirta.

Pola pembiayaan mandiri adalah pembentukan modal yang sering dilakukan oleh

petani dengan cara menabung atau menyisihkan sebagaian dari pendapatannya

Page 54: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

39

pada musim sebelumnya untuk keperluan di masa yang akan datang. Sedangkan

pola pembiayaan mandiri mitra adalah pola pembiayaan yang dilakukan oleh

petani dengan bekerjasama dengan orang lain ataupun lembaga formal yang ada

ditempat tersebut .Untuk lebih jelasnya mengenai pola pembiayaan yang

dilakukan oleh petani responden di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Table 13.

Tabel 13 :Pola Pembiayaan Petani Responden di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Pola Pembiayaan Jumlah (orang)

Persentase(%)

1. Pola Mandiri 3 13,04

2. Pola Mitra 20 86,95

Jumlah 23 100,00

Sumber : Data Primer telah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa jumlah petani responden di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang menggunakan pola

pembiayaan mandiri adalah sebanyak 3 orang dengan presentase sebanyak 13,04

%, dan yang menggunakan pola pembiayaan mitra terdapat 20 orang petani

dengan presentase sebesar 86,95%. Hal ini menunjukkan bahwa pola pembiayaan

mandiri mitra lebih tinggi dari pada pola pebiayaan mandiri. Akan tetapi pola

pembiayaan mandiri mitra yang dilakukan oleh petani bukan berarti mereka

bahwa petani mempunyai pendaptan yang rendah akan tetapi hal itu terjadi karena

pola hidup petani responden yang umumnya masih bersifat konsumtif dan

rendahnya manajemen permodalan yang dimiliki petani tersebut .

Sifat konsumitif dan rendahnya manajemen petani responden memaksa

petani untuk bermitra dengan lembaga pembiayaan formal atau pola pembiayaan

Page 55: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

40

mitra non formal seperti dengan keluarga untuk usahataninya kedepan.Walaupun

pada dasarnya pola pembiayaan mitra kurang menguntungkan kepada petani

karena untuk mandapat modal pada pola pembiayaan mitra formal (BRI)

mempunyai tahapan yang rumit.

Tahapan tahapan permintaan modal mitra ke Bank BRI dalam bentuk

kupedes investasi / modal dimulai dari pengajuan surat permohonan pinjaman

dana dari petani kepada bank dengan syarat lampiran surat isin usaha, foto kopy

kartu keluarga (KK), surat nikah dan jaminan. Kemudian pihak bank melakukan

survey kepada pemohon pinjaman dana , dan pencairan dana. Besarnya jumlah

dana pinjaman modal yang dicairkan bank itu sangat tergantung kepada besarnya

harga jaminan yang dijaminkan petani sebagai pemohon pinjaman dana.

Besarnya bunga pinjaman merupakan salah satu beban yang harus

diterima oleh petani. Dalam satu tahun bunga bank yang harus ditanggung petani

mitra sebesar 30,12 % dari pinjaman pokok atau sama dengan 2,5 % perbulan

dari jumlah pinjaan pokok. Di sisi lain petani hanya mempunyai waktu satu tahun

untuk mengembalikan modal pinjaman tersebut. Apabila sudah jatuh tempo dan

petani tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman modal tersebut maka barang

jaminan menjadi milik Bank.

Pada pola pembiayaan mitra non formal (keluarga) di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa, bunga pinjaman yang dibebankan

kepada petani kentang mitra tidak ditentukan sebelumya tetapi tergantung

lamanya pengemmbalian modal pinjaman dari petani mitra olehnya itu besarnya

jumlah dana pengembalian itu tidak pasti. Namun disisi lain salah satu

Page 56: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

41

keunggulan dari pembiayaan mitra non formal tidak dibebankan jaminan barang

apapun dan waktu pengembalian serta pola pembiayaan mitra ini asas

kekeluargaan.

5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Kentang

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani kentang menentukan,

mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor faktor produksi dengan sebaik –

baiknya dan memberikan produksi pertanian sebagaimana yang

diharapkan.Ukuran dari keberhasilan pengelolaan ini adalah produktivitas dari

setiap faktor produksi (hernanto, 1996).

Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan

keputusan usahatani kentang. Jenis biaya yang di gunakan dalam analisis biaya

yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dalah biaya yang dikeluarkan

oleh petani kentang dalam melaksanakan aktivitas usahatani kentang yang

besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan

rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap meliputi penyusutan alat dan pajak

lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani

kentang dalam melaksanakan aktivitas usahatani kentang yang besarnya

pempengaruhi produksi kentang dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang

tergolong dalam biaya variabel adalah benih, pupuk, obat inteksisida, upah

tenaga kerja.

Pengolahan lahan dalam usahatani kentang dilakukan untuk

mempersiapkan lahan yang akan ditanami kentang. Pengolahan lahan secara

umum ditujukan untuk penyemprotan gulma, penggemburan tanah dan

Page 57: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

42

pembuatan bedengan . Tahap – tahap pengolahan lahan untuk budidaya tanaman

kentang di mulai dengan penyemprotan gulma, berselang 7 hari kemudian

dilakukan penggemburan tanah dengan menggunakan hand traktor yang

bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara, serta sebagian

petani memberikan pupuk dolmik untuk memperbaiki Ph tanah . Setelah itu

dilakukan pembedegan lahan sebagai dasar penananaman kentang sebagai jalur

tempat pupuk kandang dan bibit tananaman kentang. Berdasarkan hasil

wawancara responden mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk

pengolahan lahan tergantung oleh luas lahan , jumlah tenaga kerja dan cuaca .

Petani responden menggunakan benih generasi kentang yang bervariasi

mulai dari G2 – G 4 dengan harga benih yang bervariasi pula mulai dari Rp.

10.000 – Rp.20.000 hal tersebut tergantung jenis dan sumber benih kentang

tersebut karena di daerah tersebut sumber benih yang digunakan ada 2 yaitu

benih dari Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

atau benih lokal. Dalam penanaman benih kentang umumnya 1000 kg benih

ketang dapat memenuhi lahan seluas 1 Ha akan tetapi hal itu tergantung pula

dari ukuran benih kentang tersebut.

Petani responden menggunakan inteksisida untuk mencegah serangan

hama dan penyakit pada tanaman kentang , hal ini disebabkan karena tanaman

kentang adalah salah satu tanaman yang rentang akan penyakit. Inteksisida yang

digunakan petani bersifat sistemik dan kontak diantaranya victory mix, acrobat,

kadilak, permaneb, arivo, dan lain lain .

Page 58: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

43

Umumnya petani kentang responden yang ada di desa Erelembang

Kecamatan Tombolo pao sudah menggunakan mesin semprot selang dan mesin

semprot gendong kapasitas 25 liter yang merupakan hasil adopsi inovasi dari

petani pulau Jawa , mesin ini mampu menyelesaikan penyemprotan seluas 2 ha

per hari atau setara dengan 2000 kg bibit kentang yang ditanam.

Pemupukan tanaman kentang dilakukan dengan tujuan untuk menambah

unsur hara yang terdapat didalam tanah. Umumnya tanaman kentang dipupuk 2

kali, pemupukan pertama dilakukan sebelum tanam menggunakan pupuk

kandang dengan jumlahnya yang disesuaikan dengan luas lahan yang ditanami,

pemupukan kedua dilakukan dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia

seperti UREA, ZA dan Ponska saat tanaman kentang berumur 14 - 28 HST .

Panen tanaman kentang dilakukan pada saat tanaman berumur 90 – 120

HST. Pemanenan diakukan dengan menggunakan kayu yang di runcing atau

dengan menggunakan sendok . setelah itu hasil panen di kemas menggunakan

karung kapasitas 60 -80 kg kemudian dijahit , ditimbang dan di angkut oleh

pedagang menggunakan mobil truk. Kentang dijual dengan 3 tipe yaitu gret A,

B, dan C dengan harga sebesar Rp.4.500- Rp 11.000, Rp 3.000- Rp 6.000 dan

Rp 15.00 - Rp 4.000.

Penyusutn alat yang digunakan petani responden dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus (Straigh Line Method) dengan asumsi bahwa

alat yang digunakan dalam usahatani menyusut dalam besaran yang sama setiap

tahunnya. Secara sistematsis penyusutan alat dirumuskan sebagai berikut:

Page 59: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

44

NPA = HB – HS × JA

LP

Keterangan: NPA = Nilai Penyusutan Alat

HB = Harga Baru (Rp)

HS = Harga Sisa (rp)

JA = Jumlah Alat (unit)

LP = Lama Pemakaian (tahun)

Penerimaan usahatani kentang adalah hasil perkalian dari produksi

kentang (kg) yang diperoleh dengan harga jual (Rp). Sedangkan harga juala

adalah nilai atau harga dari usahatani per satuan produksi. Suatu usahatani

kentang dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan

untuk membayar semua sarana produksi, upah tenaga kerja atau bentuk lainnya

selama melakukan proses usahatani.

5.3.1 Analisis Biaya dan Pendapatan Petani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri

Pola pembiayaan mandiri yang dilakukan petani responden yaitu semua

biaya yang dikeluarkan yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap berasal

atau bersumber dari petani responden itu sendiri. Manajemen finansial yang

dilakukan oleh petani responden adalah hasil dari pendapatan produksi

sebelumnya yaitu sebahagian dari penerimaan yang telah diterima disimpan untuk

modal berikutnya. Untuk melihat biaya-biaya yang dilakukan oleh petani mandiri

dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:

Page 60: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

45

Tabel 14: Analisis Pendapatan Petani Responden Dengan Pola Pembiayaan

Mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa.

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan (TR)

a. Penerimaan musim tanam 1

b. Penerimaan musim tanam 2

=Rp. 700,000,000

= Rp. 700,000,000

Total Penerimaan Dalam Satu Tahun = Rp. 1,400,000,000

Rata- Rata Total Penerimaan / Orang = Rp. 466,666,666

Rata- Rata Total Penerimaan / ha = Rp. 127,553,551

2. Biaya

a) Total Biaya musim 1

b) Total biaya musim 2

= Rp. 390,130,000

= Rp. 390,130,000

Total Biaya Selama Satu Tahun = Rp. 780,260,000

Rata – rata Total biaya / Orang = Rp. 260,086,666

Rata – rata Total biaya / ha = Rp. 71,061,930

3.

Pendapatan (Pd) = TR – TC

a. Total Penerimaan dalam 1 tahun (TR)

b. Total Biaya dalam satu tahun (TC)

= Rp. 1,400,000,000

= Rp. 780,260,000

Total Pendapatan = Rp. 619,740,000

Pendapatan Rata Rata / Orang = Rp. 206,580,000

Pendapatan Rata Rata /ha = Rp. 56,442,622

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa Penerimaan usaha tani kentang

adalah perkalian anatara produksi kentang yang di proleh dengan harga jual

kentang .jumlah produksi adalah hasil yangdi peroleh dari cabang usahatani per

satuan produksi. Suatu usahatani dikatakan behasil apabila situasi pendapatan

memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi,

untuk membayar upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi

usahatani kentang.

Penerimaan yang di peroleh petani responden yang memliki pola

pembiayaan mandiri seelama satu tahun di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp.1,400,000,000 nilai tersebut di peroleh dari

Page 61: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

46

akumulasi total produksi musim tanam pertama dan musim tanam kedua . Rata-

rata penerimaan / orang selama satu tahun sebesar Rp 466,666,666 dengan rata

rata penerimaan petani / ha sebesar Rp. 127,553,551

Biaya usahatani merupakan seluruh pengeluaran yang terjadi selama

jangka waktu tertentu.Total biaya yang di keluarkan petani responden selama satu

tahun dengan pola pem biayaan mandiri di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 780,260,000, rata rata pembiayaan per orang

selama satu tahun sebesar Rp. 260,086,666. Total biaya ini merupakan hasil

akumulasi dari total biaya pada musim tanam pertama sebesar Rp. 390,130,000 di

tambah dengan total biaya musim kedua sebesar Rp. 390,130,000 , rata rata total

pembiayaan / orang sebesar Rp. 260,086,666 dengan rata- rata pembiayaan / ha

sebesar Rp.71,061,930

Total pendapatan yang di peroleh petani responden dengan pola

pembiayaan mandiri selama satu tahun ( 2 kali panen ) di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 619,740,000, rata rata

pendapatan / orang selama satu tahun sebesar Rp. 206,580,000 dengan rata rata

pendapatan petani / ha sebesar Rp, 56,442,622.

5.3.2 Analisis Biaya dan Pendapatan Petani Kentang dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Mitra

Pola pembiayaan mandiri mitra yang dilakukan petani responden yaitu

semua biaya yang dikeluarkan oleh petani kentang yang terdiri dari biaya variabel

dan biaya tetap yang berasal atau bersumber dari petani responden itu sendiri

ditambah denagan sumber modal dari lembaga formal atau non formal seperti

Page 62: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

47

keluarga. Pola pembiayaan mitra yang dilakukan oleh petani bukan berarti

mereka bahwa petani mempunyai pendapatan yang rendah akan tetapi hal itu

terjadi karena pola hidup petani responden yang umumnya masih bersifat

konsumtif dan rendahnya manajemen permodalan yang dimiliki petani tersebut..

Untuk melihat biaya-biaya dan pendapatan yang dilakukan oleh petani

mandiri mitra dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15 : Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Responden Dengan Pola

Pembiayaan Mandiri Mitra di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan (TR)

a. Penerimaan musim tanam 1

b. Penerimaan musim tanam 2

= Rp. 1,468,250,000

= Rp. 1,468,250,000

Jumlah Total Penerimaan Selama Satu Tahun (TR) = Rp. 2,936,500,000

Rata- Rata Total Penerimaan /Orang = Rp. 146,825,000

Rata- Rata Total Penerimaan / ha = Rp. 122,354,166

2. Biaya

a) Total Biaya musim 1

b) Total biaya musim 2

c) Total Biaya angsuran / tahun

= Rp. 723,313,500

= Rp. 723,313,500

= Rp. 176,632,650

Total Biaya Selama Satu Tahun (TC) = Rp. 1,623,259,650

Rata – rata Total biaya / Orang = Rp. 81,162,985

Rata – rata Total biaya / ha = Rp. 67,635,820

4

Pendapatan (Pd) Selama Satu Tahun

a. Penerimaan (TR)

b. Total Biaya (TC)

= Rp. 2,936,500,000

= Rp. 1,623,259,650

Total Pendapatan = Rp. 1,313,240,350

Pendapatan Rata Rata = Rp. 65,662,017

Pendapatan Rata Rata /ha = Rp. 54,718,347

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa Penerimaan usahatani kentang

dengan pola pembiayaan mandiri mitra adalah perkalian anatara produksi kentang

yang di proleh dengan harga jual kentang .Jumlah produksi adalah hasil yang di

Page 63: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

48

peroleh dari cabang usahatani per satuan produksi. Suatu usahatani dikatakan

behasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk

membayar semua sarana produksi, untuk membayar upah tenaga kerja atau bentuk

lainnya selama proses produksi usahatani kentang.

Penerimaan yang di peroleh petani responden yang dengan pola

pembiayaan mandiri miitra selama satu tahun di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 2,936,500,000 ,nilai tersebut di

peroleh dari akumulasi jumlah penerimaan petani kentang pada musim tanam

pertma di tambah dengan jumlah penerimaan petani kentang pada musim tanam

kedua pada pola pembiayaan mandiri mitra. Rata- rata penerimaan / orang selama

satu tahun sebesar Rp 146,825,000. Dengan rata rata penerimaan / ha sebesar Rp.

122,354,166.

Biaya usahatani merupakan seluruh pengeluaran yang terjadi selama

jangka waktu tertentu. Total biaya yang di keluarkan petani responden selama

satu tahun dengan pola pembiayaan mandiri mitra di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 1,623,259,650 , biaya

tersebut diperoleh dari total biaya pada musim pertama ditambah dengan total

biaya pada musim kedua, serta ditambah dengan total angsuran yang harus

dikeluarkan petani kepada mitra petani selama satu tahun sebesar Rp.

176,632,650. Rata- rata pembiayaan / orang selama satu tahun sebesar Rp.

81,162,985, dengan rata rata pembiayaan / ha sebesar Rp. 67,635,820. Total

pendapatan yang di peroleh petani responden selama satu tahun dengan pola

pembiayaan mandiri mitra dalam 1 kali panen di Desa Erelembang Kecamatan

Page 64: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

49

Tombolo Pao Kabupaten Gowa sebesar Rp. 1,313,240,350 , rata rata pendapatan /

orang selama satu tahun sebesar Rp. 65,662,017 dengan rata rata pendapatan

selama satu tahun petani / ha sebesar Rp. 54,718,347.

5.4 . Hubungan antara Pola Pembiayaan dengan pendapatan Petani

Untuk melihat hubungan antara pola pembiayaan dengan pendapatan

petani responden maka diuji dengan korelasi. Hasil uji korelasi dengan

menggunakan program SPSS memperlihatkan seperti pada Tabel 16 berikut:

Tabel 16 : Hubungan Antara Pola Pembiayaan Dan Pendapatan Petani kentang di

Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

Pola_Pembiayaan Pendapatan

Spearman'

s rho

Pola_Pembiayaan Correlation

Coefficient 1.000 .487(*)

Sig. (2-

tailed) . .019

N 23 23

Pendapatan Correlation

Coefficient .487(*) 1.000

Sig. (2-

tailed) .019 .

N 23 23

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Tabel 16 di atas memperlihatkan bahwa nilai r 0.487 dengan signifikansi

0.019 lebih kecil dari alpha 0.05, ini berarti bahwa ada hubungan antara pola

pembiayaan yang dilakukan oleh petani responden dengan pendapatan petani

kentang sebesar 48, 7 % dengan keeretan hubungan yang rendah. Ini berarti

bahwa ada pengaruh yang nyata antara pola pembiayaa dan pendapatan petani

kentang. Pada pola pembiayaan mandiri diperoleh hasil pendapatan petani

sebesar Rp . 56,442,622, dan pada pola pembiayaan mandiri mitra pendapatan

Page 65: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

50

petani sebesar Rp. 54,718,347. Terdapat kecenderungan bahwa pendapatan petani

pola mandiri lebih tinggi dari pada pendapatan petani yang menggunakan pola

mandiri mitra hal tersebut terjadi karena pada pola pembiayaan mandiri mitra

petani harus mengeluarkan tambahan biaya berupa pembayaran bunga modal

kepada pihak mitra dari petani tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

hubugan antara pola pembiayaan dan pendapatan petani.

Oleh karena itu semakin baik dalam memilih pola pembiayaan yang

dilakukan oleh petani, maka semakin meningkatkan pendapatan petani tersebut,

begitupun sebaliknya semakin kurang tepat pemilihan pola pembiayaan yang

dilakukan petani maka akan semakin menurunkan pendapatannya. Walaupun

keeratan hubungan antara pola pembiayaa dan pendapatan petani kentang masih

tergolong rendah.

Page 66: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan maka

kesimpulan pada penelitian ini adalah:

1. Pola pembiayaan petani kentang yang ada di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa adalah dengan pola pembiayaan mandiri

dan pola pembiayaan mandiri mitra.

2. Pendapatan petani kentang dalam satu tahun di Desa Erelambang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa yang menggunakan pola

pembiayaan mandiri yaitu sebesar Rp . 56,442,622, dan pendapatan petani

yang menggunakan pola pembiayaan mandiri mitra sebesar Rp.

54,718,347.

3. Terdapat hubungan positif antara pola pembiayaan dan pendapatan petani

kentang sebesar 48 % , yang berarti hubungan antara pola pembiayaan dan

pendapatan petani kentang di desa Erelembang kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa memiliki keeratan hubungan yang terjadi tergolong

rendah.

6.2. Saran

Penelitian yang dilakukan di Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa maka disarankan bahwa :

Page 67: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

52

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petani kentang untuk

menggunakan pola pembiayaan mandiri untuk meningkatkan pendapatan

mereka dalam melaksanakan usahataninya

2. Sebaiknya para petani kentang selalu mencari informasi mengenai tata cara

pengembangan usahatani kentang baik melalui media maupun melalui

pelatihan dan penyuluhan mengenai tata cara pengembangan usahatani

kentang .

3. Sebaiknya petani kentang mengubah pola hidup konsumtif dan memperbaiki

manajemen pengelolaan usahataninya sehingga para petani kentang dapat

mengembangkan usaha taninya,

4. Sebaiknya pemerintah dapat memfasilitasi para petani kentang untuk

pemberian modal usaha dengan bunga yang rendah dan mudah di akses oleh

seluruh petani yang bertujuan untuk menigkatkan kesejahteraan petani

kentang.

Page 68: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

53

DAFTAR PUSTAKA

ADB, 2004. Agriculture and Rural Development Straregi Study. Final Report Vol.

1- Main Report. SEARCA-IFPRI-CRECENT. Asian Devolopment Bank.

Manila.

Anonim, 2001. Teknik Bercocok Tanam Kentang. Kanisius, Yogyakarta.

Anonim, 1999. Pedoman Diversifikasi Tanaman Pangan. Ditjen Tanaman

Pangan. Jakarta.

Arif Tiro Muhammad, 2010. Analisis Kolerasi dan Regresi edisi ketiga.Andira

Publisher. Makassar.

Christianto dan Hernusye, 1998. Indeks Lahan Suatu Metode Penilaian

Kesesuaian Lahan dalam Menetapkan Sentra Pengembangan Agrobisnis

Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Serealia Lain, Maros.

Danarti dan Sri Najiyati, 2000. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Deptan, 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009. Departemen

Pertanian. Jakarta.

Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Skripsi

.Universitas Muhammadiyah Maksasar.

Mustari Kahar., 2012. Analisis Statistika dengan SPSS, Masagena Press, Makssar.

Mosher, A.T.,1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna.

Muhadjir Fathan, 1988. Optimalisasi Sumberdaya Pertanian yang Berwawasan

Lingkungan (Makalah yang disampaikan dalam seminar nasional

“Reformasi Pertanian dalam Menyongsong Era Pasar Bebas : Suatu

konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat”). Fakultas Pertanian

Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto.

Rita Hanafie, 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andy

Soekartawi , 2006. Analisis usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. UI. Press.

Jakarta

Sugiarto dan M. Syukur, 2005. Keragaman Pembiayaan Usaha Tani Tembakau

Besuki Na Oogost. Jurnal SOCA. Vol 5, No. 3.Fakultas Pertanian,

Universitas Udayana. Denpasar.

Page 69: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

54

Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Soetrisno, L. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan

Sosiologis. Kanisius, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Tati Nurmala dkk. 2012 . Pengantar Ilmu Pertanian . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tapubolon, S.M.H. 2002. Kredit Untuk Petani. Sistem dan Usaha Agribisnis :

Kecamatan Sang Pemikir. Harianto, R. Pambudy, Tungkot. S, dan

Burhanuddin (EDS). Pusat Study Pembaangunan IPB dan USESE

Fondatiaon. Jakarta.

Todaro, M.P. 2000. Economic Development (Sevent Edition). Addisison- Wesley,

Inc. New York.

Page 70: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

55

LAMPIRAN

Page 71: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

56

Lampiran 01. Kuisioner Penelitian Tentang “ Analisis Hubungan Antara Pola

Pembiayaan dan Pendapatan Kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa.

KUISIONER PENELITIAN

I. Identitas Petani

1. Nama : ……………………….

2. Umur : ……………………….

3. Jenis Kelamin : Laki- laki Wanita

4. Pendidikan : …………………………

5. Agama : ………………………….

6. Lauas Lahan : ………………………….

7. Kepemilikan lahan : Sendiri Sewa

8. Pangalaman berusahatani : ………………………….. tahun

9. Jumlah tanggungan keluarga : ………………………….orang

II. Pertanyaan :

1. Dari mana Bapak memperoleh sumber modal yang di gunakan untuk

melakukan usahatani kentang ?

Jawab :

2. Berapa besar jumlah modal yang Bapak / Ibu gunakan ?

Jawab :

3. Bagaimana cara Bapak / Ibu untuk memperoleh modal tersebut ?

Jawab :

4. Apakah dalam pengambilan tersebut di kenakan bunga ?.. .. dan berapa

besarnya?

Page 72: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

57

Jawab :

5. Dalam pengembalian modal yang bapak gunakan berapa kali angsuran

dan berapa jumlahnya ?

Jawab :

6. Berapa lama jangka waktu yang di berikan oleh pihak pemberi modal

untuk mengambalikan modal yang Bapak Ibu gunakan dalam usaha tani

yang bapak/ Ibu laksanakan ?

Jawab :

7. Apakah hanya satu sumber modal yang bapak gunakan dalam usahatani

kentang Bapak / Ibu ?

Jawab :

8. Apa alasan yang mendasar sehingga Bapak/Ibu menggunakan sumber

modal tersebut ?

Jawab :

9. Apakah modal yang bapak/ Ibu peroleh dari sumber modal tersebut hanya

berupa uang tunai saja atau dapat berupa bentuk modal yang lain ?

Jawab :

10. Menurut Bapak / Ibu apa kelebihan sumber modal yang Bapak / Ibu

gunakan dari pada sumber modal yang lain ?

Jawab :

11. Menurut Bapak / Ibu apa kekurangan dari sumber modal yang bapak

gunakan dalam usahatani bapak ?

Jawab :

Page 73: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

58

12. Menurut Bapak / Ibu di antara beberapa sumber modal yang ada yang

mana yang paling menguntungkan ! mengapa ?

Jawab :

III. Biaya dan Penerimaan

1. Jenis lahan yang ditanami :

No Bentuk Lahan Luas Lahan Yang Dikuasi Jumlah (Ha)

Milik Sewa

1 ……….. ………. ……….

Jumlah

2. Penggunaan Sarana Produksi

1.penguunaan bibit

No Jenis tanaman Bibit (kg) Harga (Rp) Jumlah

1 Kentang ……… …………..

Jumlah

2.Penggunaan Pupuk.

No Jenis pupuk Jumlah Pupuk

(kg)

Harga

(Rp/kg)

Jumlah (Rp)

1 An organik

a. Urea

b. Za

c. Kcl

d. Ponska

2 Organik

a. Pupuk

kandang

b.

c.

Jumlah

Page 74: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

59

3. .Pengunaan obat obatan

No Jenis obat

obatan

Jumlah obat

obata

Harga (Rp) Jumlah

(Rp)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jumlah

4.Tenaga Keraja

No

Jenis kegiatan

Jumlah

(orang )

Waktu kerja

(hari)

Upah

(Rp)

Jumlah

upah (Rp)

1

2

3

4

5

Pengolahan lahan

Penanaman

Pemupukan

Panen

…………

Total

Page 75: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

60

5. Jenis alat yang dimiliki

No Jenis alat Jumla

h

(unit)

Nilai

lama

Harga

(unit)

Nilai

sekaran

g (unit)

Harga

(iniut)

Lama

pemeka

ian

1 Cangkul

2 Sabit

3 Spayer

4 Pompa air

5 Mesin

pompa

6 Traktor

7 Droom

Jumlah

6.Penerimaan usahatani

No Jenis

tanaman

Luas lahan Produksi(Kg) Harga (Rp) Nilai

(Rp)

1 Kentang

Jumlah total

Page 76: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

61

Lampiran 02 : Identitas Responden Usahatani Kentang di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama

Responden

Umur Pendidikan Luas

lahan

(Ha)

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

Pengalaman

Berusahatani

(tahun)

1 Ramalang 51 SD 0.9 5 15

2 Tahir 39 SD 1 7 18

3 Arman .s 39 SD 1. 5 15

4 Amran s 33 SD 1 5 10

5 H .Baddu 61 - 2 2 18

6 Hakim 30 - 2 3 12

7 Muhtar 29 SD 0,4 3 10

8 H . Kamaruddin 55 - 1,5 4 17

9 H .Nuntung 35 SD 5 6 15

10 H . Baco 65 - 3 4 20

11 Jafar Tuwo 37 SD 3 4 17

12 Cummang 48 - 1 4 20

13 Abdul Latif 46 SD 0,5 5 14

14 Dedi 37 SD 0,5 4 15

15 Drs .H .Ibrahim

MM

50 S 2 3 4 20

16 zainuddin 33 SD 2 5 10

17 Mansyur nyoma 46 SD 1 4 20

18 H .Rumallang 63 - 1 2 17

19 M . Hasan

Nyoma

44 SD 1 6 15

20 Rauf Nanna 45 SD 1,2 4 21

21 Mustari 42 SD 1,2 4 15

22 Basri Sado 43 SD 1,5 8 16

23 Kadir 29 SD 0,6 2 10

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 77: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

62

Lampiran 03 : Pola Pembiayaan usahatani Responden di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

Lahan

Pola

Mandiri

Pola Mandiri Mirtra

1 Ramalang 0.9

2 Tahir 1

3 Arman .s 1.

4 Amran s 1

5 H .Baddu 2

6 Hakim 2

7 Muhtar 0,4

8 H . Kamaruddin 1,5

9 H .Nuntung 5

10 H . Baco 3

11 Jafar Tuwo 3

12 Cummang 1

13 Abdul Latif 0,5

14 Dedi 0,5

15 Drs .H .Ibrahim MM 3

16 zainuddin 2

17 Mansyur nyoma 1

18 H .Rumallang 1

19 M . Hasan Nyoma 1

20 Rauf Nanna 1,2

21 Mustari 1,2

22 Basri Sado 1,5

23 Kadir 0,6

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 78: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

63

Lampiran 4 : Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan Mandiri

Pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

Lahan

Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Penerimaan

musim 1

1 H .Nuntung 5 50,000 7,000 350,000,000

2 H . Baco 3 20,000 7,000 140,000,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 30,000 7,000 210,000,000

Jumlah 11 100,000 21,000 700,000,000

Rata Rata 3.66 33,333 7,000 233,333,333

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Lampiran 5 : Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan Mandiri

Pada Musim Tanam 2 di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa

N

o

Nama Responden Luas

Lahan

Produks

i(kg)

Harga

(Rp)

Penerimaan

Musim 2

1 H .Nuntung 5 50,000 7,000 350,000,000

2 H . Baco 3 20,000 7,000 140,000,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 30,000 7,000 210,000,000

Jumlah 11 100,000 21,000 700,000,000

Rata Rata 3.66 33,333 7,000 233,333,333

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Lampiran 6 : Total Penerimaan petani kentang dengan pola pembiayaan

Mandiri Dalam Satu Tahun di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa

N

o

Nama Responden Lu

as

La

han

Produksi (kg) Total

Penerimaan

dlm satu

tahun

Penerimaan

musim

tanam 1

Penerimaan

musim

tanam 2

1 H .Nuntung 5 350,000,000 350,000,000 700,000,000

2 H . Baco 3 140,000,000 140,000,000 280,000,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 210,000,000 210,000,000 420,000,000

Jumlah 11 700,000,000 700,000,000 1,400,000,000

Rata Rata/ Orang 3.66 233,333,333 233,333,333 466,666,666

Rata Rata/ ha 1 63,752,278 63,752,278 127,553,551.

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 79: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

64

64

Lampiran 7 : Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang pada Musim Tanam 1 di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

N

o

NamaResponden Luas

Lahan

BiayaVariabel Musim Tanam 1 BiayaTetap Total Biaya

Musim

Tanam 1 HargaBibit

(Rp )

Harga

Pupuk (Rp)

Harga Obat-

obatan (Rp)

Biaya Tenaga

Kerja (Rp)

Biaya Penyusutan

Alat (Rp)

1 H . Baco’ 3 36,000,000 14,860,000 14,265,000 18,550,000 415,000 84,090,000

2 H .Nuntung 5 100,000,000 24,250,000 37,050,000 24,000,000 3,400,000 188,700,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 72,000,000 16,100,000 11,730,000 16,500,000 1,010,000 117,340,000

Jumlah 11 208,000,000 55,210,000 63,045,000 59,050,000 4,825,000 390,130,000

Rata Rata / Orang 3,66 69,333,333 18,403,333 21,045,000 19,683,333, 1,608,333 130,043,333

Rata Rata / ha 1 18,943,533 5,028,233 5,750,000 5,377,959 439,435 35,530,965

,Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Lampiran 8 : Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang pada usim tanam 2 di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

N

o

NamaResponden Luas

Lahan

BiayaVariabel Musim Tanam 2 BiayaTetap Total Biaya

Musim

Tanam 2 HargaBibit

(Rp )

Harga

Pupuk (Rp)

Harga Obat-

obatan (Rp)

Biaya Tenaga

Kerja (Rp)

Biaya Penyusutan

Alat (Rp)

1 H . Baco’ 3 36,000,000 14,860,000 14,265,000 18,550,000 415,000 84,090,000

2 H .Nuntung 5 100,000,000 24,250,000 37,050,000 24,000,000 3,400,000 188,700,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 72,000,000 16,100,000 11,730,000 16,500,000 1,010,000 117,340,000

Jumlah 11 208,000,000 55,210,000 63,045,000 59,050,000 4,825,000 390,130,000

Rata Rata / Orang 3,66 69,333,333 18,403,333 21,045,000 19,683,333, 1,608,333 130,043,333

Rata Rata / ha 1 18,943,533 5,028,233 5,750,000 5,377,959 439,435 35,530,965

,Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 80: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

65

65

Lampiran 9: Total Biaya Rata Rata Pola Pembiayaan Mandiri Usahatani Kentang dalam satu tahun di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

lahan

Total biaya

musim 1 (A)

Total Biaya

musim 2 (B)

Total Biaya Dalam

Satu Tahun (A + B)

1 H .Nuntung 5 188,700,000 188,700,000 377,400,000

2 H . Baco 3 84,090,000 84,090,000 168,180,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 117,340,000 117,340,000 234,680,000

Total 11 390,130,000 390,130,000 780,260,000

Rata Rata /Orang 3,66 130,043,333 130,043,333 260,086,666 Rata / ha 1 35,530,965 35,530,965 71,061,930

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Lampiran 10 : Pendapatan rata-rata petani kentang dalam satu tahun pada Pola Pembiayaan mandiri di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

lahan

Total Penerimaan

Dalam Satu Tahun

Total Biaya Dalam

Satu Tahun

Total

Pendapatan

1 H .Nuntung 5 700,000,000 377,400,000 322,600,000

2 H . Baco 3 280,000,000 168,180,000 111,820,000

3 Drs .H .Ibrahim MM 3 420,000,000 234,680,000 185,320,000

Total 11 1,400,000,000 780,260,000 619,740,000

Rata Rata /Orang 3,66 466,666,666 260,086,666 206,580,000 Rata / ha 1 127,553,551 71,061,930 56,442,622

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 81: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

66

Lampiran 11 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Pada Musim Tanam 1

Usahatani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

Lahan

Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Penerimaan

Musim 1(A)

1 Ramalang 0,9 7,000 7,000 49,000,000

2 Tahir 1 7,000 7,000 49,000,000

3 Arman .s 1 8,500 9,000 76,500,000

4 Amran s 1 8,000 8,000 64,000,000

5 H .Baddu 2 17,000 7,000 119,000,000

6 Hakim 2 18,000 7,000 126,000,000

7 Muhtar 0,4 3,000 7,000 21,000,000

8 H . Kamaruddin 1,5 12,000 7,000 84,000,000

9 Jafar Tuwo 3 27,000 7,000 189,000,000

10 Cummang 1 11,000 7,500 82,500,000

11 Abdul Latif 0,5 4,000 7,000 28,000,000

12 Dedi 0,5 3,500 7,000 24,500,000

13 zainuddin 2 15,000 7,000 105,000,000

14 Mansyur nyoma 1 7,500 8,500 63,750,000

15 H .Rumallang 1 9,000 7,500 67,500,000

16 M . Hasan Nyoma 1 9,000 7,500 67,500,000

17 Rauf Nanna 1,2 8,000 8,500 68,000,000

18 Mustari 1,2 10,000 7,000 70,000,000

19 Basri Sado 1,5 12,000 7,000 84,000,000

20 Kadir 0,6 4,000 7,500 30,000,000

Jumlah 24 200,500 148,000 1,468,250,000

Rata Rata/ Orang 1,2 10,025 7,400 73,412,500

Page 82: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

67

Lampiran 12 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Pada Musim Tanam 2

Usahatani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa

No Nama Responden Luas

Laha

n

Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Penerimaan

Musim 2 (B)

1 Ramalang 0,9 7,000 7,000 49,000,000

2 Tahir 1 7,000 7,000 49,000,000

3 Arman .s 1 8,500 9,000 76,500,000

4 Amran s 1 8,000 8,000 64,000,000

5 H .Baddu 2 17,000 7,000 119,000,000

6 Hakim 2 18,000 7,000 126,000,000

7 Muhtar 0,4 3,000 7,000 21,000,000

8 H . Kamaruddin 1,5 12,000 7,000 84,000,000

9 Jafar Tuwo 3 27,000 7,000 189,000,000

10 Cummang 1 11,000 7,500 82,500,000

11 Abdul Latif 0,5 4,000 7,000 28,000,000

12 Dedi 0,5 3,500 7,000 24,500,000

13 zainuddin 2 15,000 7,000 105,000,000

14 Mansyur nyoma 1 7,500 8,500 63,750,000

15 H .Rumallang 1 9,000 7,500 67,500,000

16 M . Hasan Nyoma 1 9,000 7,500 67,500,000

17 Rauf Nanna 1,2 8,000 8,500 68,000,000

18 Mustari 1,2 10,000 7,000 70,000,000

19 Basri Sado 1,5 12,000 7,000 84,000,000

20 Kadir 0,6 4,000 7,500 30,000,000

Jumlah 24 200,500 148,000 1,468,250,000

Rata Rata/ Orang 1,2 10,025 7,400 73,412,500

Page 83: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

68

Lampiran 13 : Penerimaan Rata-Rata Petani Responden Dalam 1 tahun di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama Luas

lahan

Biaya Jumlah

penerimaan

Penerimaan

Musim 1(A)

Penerimaan

Musim 2 (B)

(A + B )

1 Ramalang ** 0.9 49,000,000 49,000,000 98,000,000

2 Tahir 1 49,000,000 49,000,000 98,000,000

3 Arman .s** 1 76,500,000 76,500,000 153,000,000

4 Amran s** 1 64,000,000 64,000,000 128,000,000

5 H .Baddu 2 119,000,000 119,000,000 238,000,000

6 Hakim ** 2 126,000,000 126,000,000 252,000,000

7 Muhtar 0.4 21,000,000 21,000,000 42,000,000

8 H .Kamaruddin 1.5 84,000,000 84,000,000 168,000,000

9 JafarTuwo** 3 189,000,000 189,000,000 378,000,000

10 Cummang 1 82,500,000 82,500,000 165,000,000

11 Abdul Latif 0.5 28,000,000 28,000,000 56,000,000

12 Dedi 0.5 24,500,000 24,500,000 49,000,000

13 Zainuddin** 2 105,000,000 105,000,000 210,000,000

14 Mansyur Nyoma 1 63,750,000 63,750,000 127,500,000

15 H .Rumallang 1 67,500,000 67,500,000 135,000,000

16 M .Hasan Nyoma 1 67,500,000 67,500,000 135,000,000

17 Rauf Nanna 1.2 68,000,000 68,000,000 136,000,000

18 Mustari** 1.2 70,000,000 70,000,000 140,000,000

19 BasriSado ** 1.5 84,000,000 84,000,000 168,000,000

20 Kadir** 0.6 30,000,000 30,000,000 60,000,000

Jumlah 24 1,468,250,000 1,468,250,000 2,936,500,000

Rata – rata / Orang 1,2 73,412,500 73,412,500 146,825,000

Rata – rata /ha 1 61,177,083 61,177,083 122,354,166

Page 84: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

Lampiran 14 :Total Biaya Rata- rata petani pada musim tanam 1 dengan Pola Pembiayaan Mandiri Mitra Usahatani Kentang

Di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

69

No NamaResponden Luas

Laha

n

BiayaVariabel BiayaTetap Total Biaya

Harga Bibit

(Rp)

Harga

Pupuk (Rp)

Harga Obat

obatan (Rp)

BiayaTenaga

Kerja (Rp)

Biaya Pensutan Alat

(Rp)

1 Ramalang 0.9 13,500,000 4,900,000 6,940,000 2,300,000 360,000 28,000,000

2 Tahir 1 12,000,000 6,950,000 6,750,000 4,900,000 1,155,000 31,755,000

3 Arman .s 1 12,000,000 4,950,000 5,755,000 4,200,000 400,000 27,305,000

4 Amran s 1 7,000,000 4,750,000 2,950,000 2,900,000 280,000 17,880,000

5 H .Baddu 2 36,000,000 7,000,000 9,722,000 9,300,000 950,000 62,972,000

6 Hakim 2 25,000,000 8,250,000 9,450,000 3,850,000 837,500 47,387,500

7 Muhtar 0.4 4,000,000 1,785,000 3,466,500 1,550,000 345,000 11,146,500

8 H .Kamaruddin 1.5 30,000,000 5,275,000 8,700,000 3,800,000 1,390,000 49,165,000

9 JafarTuwo 3 30,000,000 22,500,000 20,940,000 16,500,000 1,050,000 90,990,000

10 Cummang 1 11,250,000 6,620,000 10,015,000 2,650,000 345,000 30,880,000

11 Abdul Latif 0.5 4,000,000 3,000,000 3,255,000 1,850,000 90,000 12,195,000

12 Dedi 0.5 10,000,000 1,890,000 4,594,000 1,850,000 345,000 18,679,000

13 zainuddin 2 30,000,000 12,110,000 16,950,000 5,500,000 520,000 65,080,000

14 Mansyurnyoma 1 15,000,000 4,000,000 5,858,000 3,800,000 2,507,000 31,165,000

15 H .Rumallang 1 18,000,000 6,590,000 3,875,000 2,100,000 905,000 31,470,000

16 M .HasanNyoma 1 18,700,000 5,000,000 7,460,000 4,200,000 280,000 35,640,000

17 RaufNanna 1.2 22,000,000 3,200,000 7,115,000 4,900,000 420,000 37,635,000

18 Mustari 1.2 12,000,000 6,050,000 6,657,000 6,000,000 285,000 30,992,000

19 BasriSado 1.5 22,500,000 12,000,000 11,680,000 3,800,000 232,500 50,212,500

20 Kadir 0.6 4,500,000 2,120,000 4,219,000 1,850,000 75,000 12,764,000

Jumlah 24 337,450,000 128,940,000 156,351,500 87,800,000 12,772,000 723,313,500 Rata rata 1,2 16,872,500 6,447,000 7,967,575 4,390,000 638,600 36,165,675

Rata Rata/ha 14,060,416 5,372,500 6,639,619 3,658,333 532,166 30,138,062

Sumber: Data Primer SetelahDiolah, 2015

Page 85: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

Lampiran 15 :Total Biaya Rata- rata Pada Musim Tanam 2 Pola Pembiayaan Mandiri Mitra Usahatani Kentang Di Desa

Erelembang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

70

No NamaResponden Luas

Laha

n

BiayaVariabel BiayaTetap Total Biaya

Harga Bibit

(Rp)

Harga

Pupuk (Rp)

Harga Obat

obatan (Rp)

BiayaTenaga

Kerja (Rp)

Biaya Pensutan Alat

(Rp)

1 Ramalang 0.9 13,500,000 4,900,000 6,940,000 2,300,000 360,000 28,000,000

2 Tahir 1 12,000,000 6,950,000 6,750,000 4,900,000 1,155,000 31,755,000

3 Arman .s 1 12,000,000 4,950,000 5,755,000 4,200,000 400,000 27,305,000

4 Amran s 1 7,000,000 4,750,000 2,950,000 2,900,000 280,000 17,880,000

5 H .Baddu 2 36,000,000 7,000,000 9,722,000 9,300,000 950,000 62,972,000

6 Hakim 2 25,000,000 8,250,000 9,450,000 3,850,000 837,500 47,387,500

7 Muhtar 0.4 4,000,000 1,785,000 3,466,500 1,550,000 345,000 11,146,500

8 H .Kamaruddin 1.5 30,000,000 5,275,000 8,700,000 3,800,000 1,390,000 49,165,000

9 JafarTuwo 3 30,000,000 22,500,000 20,940,000 16,500,000 1,050,000 90,990,000

10 Cummang 1 11,250,000 6,620,000 10,015,000 2,650,000 345,000 30,880,000

11 Abdul Latif 0.5 4,000,000 3,000,000 3,255,000 1,850,000 90,000 12,195,000

12 Dedi 0.5 10,000,000 1,890,000 4,594,000 1,850,000 345,000 18,679,000

13 zainuddin 2 30,000,000 12,110,000 16,950,000 5,500,000 520,000 65,080,000

14 Mansyurnyoma 1 15,000,000 4,000,000 5,858,000 3,800,000 2,507,000 31,165,000

15 H .Rumallang 1 18,000,000 6,590,000 3,875,000 2,100,000 905,000 31,470,000

16 M .HasanNyoma 1 18,700,000 5,000,000 7,460,000 4,200,000 280,000 35,640,000

17 RaufNanna 1.2 22,000,000 3,200,000 7,115,000 4,900,000 420,000 37,635,000

18 Mustari 1.2 12,000,000 6,050,000 6,657,000 6,000,000 285,000 30,992,000

19 BasriSado 1.5 22,500,000 12,000,000 11,680,000 3,800,000 232,500 50,212,500

20 Kadir 0.6 4,500,000 2,120,000 4,219,000 1,850,000 75,000 12,764,000

Jumlah 24 337,450,000 128,940,000 156,351,500 87,800,000 12,772,000 723,313,500 Rata rata 1,2 16,872,500 6,447,000 7,967,575 4,390,000 638,600 36,165,675

Rata Rata/ha 14,060,416 5,372,500 6,639,619 3,658,333 532,166 30,138,062

Sumber: Data Primer SetelahDiolah, 2015

Page 86: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

Lampiran 16 : Total Angsuran Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada Pola Pembiayaan Mandir Mitra di Desa Erelembang

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa .

71

N0 Nama Lluas

lahan

Mitra Jumlah Pinjaman pokok Angsuran Total

Angsuran

(B + C + D) keluarga Bank Keluarga (A) Bank (B) Keluarga

(C)

Bunga

Bank (D)

1 Ramalang 0.9 13,880,000 10,000,000 694,000 3,012,000 13,359,000

2 Tahir 1 13,500,000 - 675,000 - 337,500

3 Arman .s 1 11,510,000 25,000,000 230,200 7,530,000 32,645,100

4 Amran s 1 5,900,000 10,000,000 294,000 3,012,000 13,159,000

5 H .Baddu 2 19,444,000 - 972,200 - 486,100

6 Hakim 2 18,900,000 15,000,000 945,000 4,518,000 19,990,500

7 Muhtar 0.4 6,933,000 - 346,650 - 173,325

8 H .Kamaruddin 1.5 17,400,000 - 870,000 - 435,000

9 JafarTuwo 3 41,880,000 20,000,000 2,094,000 6,024,000 27,071,000

10 Cummang 1 20,030,000 - 1,001,500 - 500,750

11 Abdul Latif 0.5 6,510,000 - 325,500 - 162,750

12 Dedi 0.5 9,188,000 - 459,400 - 229,700

13 zainuddin 2 33,900,000 - 1,695,000 - 847,500

14 Mansyur Nyoma 1 11,716,000 - 585,800 - 292,900

15 H .Rumallang 1 7,750,000 - 387,500 - 193,750

16 M .Hasan Nyoma 1 14,920,000 - 746,000 - 373,000

17 Rauf Nanna 1.2 14,230,000 - 711,500 - 355,750

18 Mustari 1.2 13,314,000 17,000,000 665,700 5,120,400 22,453,250

19 BasriSado 1.5 23,360,000 22,000,000 1,168,000 6,621,400 29,205,400

20 Kadir 0.6 8,438,000 5,000,000 421,900 1,506,000 6,716,950

Jumlah 24 312,703,000 124,000,000 15,288,850 37,343,800 176,632,650

Data primer yang sudah di olah,2015.

Page 87: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

Lampiran 17 : Total Biaya Rata Rata Yang Dikeluarkan Petani Kentang Dalam Waktu Satu Tahun Pada Pola Pembiayaan Mandiri Mitra di

Desa Erelambang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

72

No Nama Luas

lahan

Biaya Total Biaya

( A+B+C) T. Biaya

Musim 1 (A)

T. Biaya

Musim 2(B)

Angsuran /tahun(C)

1 Ramalang ** 0.9 28,000,000 28,000,000 13,706,000 69,706,000

2 Tahir 1 31,755,000 31,755,000 675,000 64,185,000

3 Arman .s** 1 27,305,000 27,305,000 32,760,200 87,370,200

4 Amran s** 1 17,880,000 17,880,000 13,306,000 49,066,000

5 H .Baddu 2 62,972,000 62,972,000 972,200 126,916,200

6 Hakim ** 2 47,387,500 47,387,500 20,463,000 115,238,000

7 Muhtar 0.4 11,146,500 11,146,500 346,650 22,639,650

8 H .Kamaruddin 1.5 49,165,000 49,165,000 870,000 99,200,000

9 JafarTuwo** 3 90,990,000 90,990,000 28,118,000 210,098,000

10 Cummang 1 30,880,000 30,880,000 1,001,500 62,761,500

11 Abdul Latif 0.5 12,195,000 12,195,000 325,500 24,715,500

12 Dedi 0.5 18,679,000 18,679,000 459,400 37,817,400

13 Zainuddin** 2 65,080,000 65,080,000 1,695,000 131,855,000

14 Mansyur Nyoma 1 31,165,000 31,165,000 585,800 62,915,800

15 H .Rumallang 1 31,470,000 31,470,000 387,500 63,327,500

16 M .Hasan Nyoma 1 35,640,000 35,640,000 746,000 72,026,000

17 Rauf Nanna 1.2 37,635,000 37,635,000 711,500 75,981,500

18 Mustari** 1.2 30,992,000 30,992,000 22,786,100 84,770,100

19 BasriSado ** 1.5 50,212,500 50,212,500 29,789,400 130,214,400

20 Kadir** 0.6 12,764,000 12,764,000 6,927,900 32,455,900

Jumlah 24 723,313,500 723,313,500 176,632,650 1,623,259,650

Rata –rata / Orang 36,165,675 36,165,675 8,831,632 81,162,982

Sumber : data primer yang diolah ,2015

Page 88: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

73

Lampiran 18: Pendapatan Rata- Rata Pola Pembiayaan mandiri mitra Dalam

Satu Tahun Usahatani Responden di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa

No Nama

Responden

Luas

lahan

Penerimaan

dlm 1 tahun

Total Biaya

dlm 1 tahun

Pendapatan

dlm 1 tahun

1 Ramalang ** 0.9 98,000,000 69,706,000 28,294,000

2 Tahir 1 98,000,000 64,185,000 33,815,000

3 Arman .s** 1 153,000,000 87,370,200 65,629,800

4 Amran s** 1 128,000,000 49,066,000 78,934,000

5 H .Baddu 2 238,000,000 126,916,200 111,083,800

6 Hakim ** 2 252,000,000 115,238,000 136,762,000

7 Muhtar 0.4 42,000,000 22,639,650 19,360,350

8 H .Kamaruddin 1.5 168,000,000 99,200,000 68,800,000

9 JafarTuwo** 3 378,000,000 210,098,000 167,902,000

10 Cummang 1 165,000,000 62,761,500 102,238,500

11 Abdul Latif 0.5 56,000,000 24,715,500 31,284,500

12 Dedi 0.5 49,000,000 37,817,400 11,182,600

13 Zainuddin** 2 210,000,000 131,855,000 78,145,000

14 Mansyur Nyoma 1 127,500,000 62,915,800 64,584,200

15 H .Rumallang 1 135,000,000 63,327,500 71,672,500

16 M .Hasan Nyoma 1 135,000,000 72,026,000 62,974,000

17 Rauf Nanna 1.2 136,000,000 75,981,500 60,018,500

18 Mustari** 1.2 140,000,000 84,770,100 55,229,900

19 BasriSado ** 1.5 168,000,000 130,214,400 37,785,600

20 Kadir** 0.6 60,000,000 32,455,900 27,544,100

Total 24 2,936,500,000 1,623,259,650 1,313,240,350

Rata Rata / Orang 1,2 146,825,000 81,162,985 65,662,017

Rata Rata / ha 1 122,354,166 67,635,820 54,718,347

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2015

Page 89: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

74

Lampiran 19 :Hubungan Antara Pola Pembiayaan dan pendapatan petani

kentang di Desa Erelembang Kecamatan Tombolo Pao

Kabupaten Gowa

Correlations

Pola_Pembiaya

an

Pendapata

n

Spearman'

s rho

Pola_Pembiaya

an

Correlation

Coefficient 1.000 .487(*)

Sig. (2-tailed) . .019

N 23 23

Pendapatan Correlation

Coefficient .487(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .019 .

N 23 23

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 90: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

75

Lampiran 12 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 1. Wawancara dengan responden

Gambar 2. Wawancara dengan responden

Page 91: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

76

Gambar 3: Wawancara dengan responden

Gambar 4. Wawancara dengan responden

Page 92: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

77

Gambar 5. Obat obatan pada usahatani kentang

Gambar 6 . Obat obatan pada usahatani kentang

Page 93: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

78

Gambar 7 . proses penyemprotan pada usahatani kentang

Gambar 8 . Tanaman kentang usia 20 HST

Page 94: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

79

Gambar 9 . Tanaman kentang usia 45 HST

Gambar 9 . Tanaman kentang usia 60 HST

Page 95: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

80

Lampiran 13 : Peta Desa Erelembang

Gambar 12 . Peta Desa Erelembang

Page 96: ANALSIS HUBUNGAAN ANTARA POLA PEMBIAYAAN DAN …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Biring Panting 25 Juli 1991

merupakan anak pertama dari pasangan Basri Sado dengan

Ridawati.S. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah

masuk SDI Biring Panting 1999 dan lulus tahun 2005. Pada

tahun yang sama penulis lulus masuk seleksi di SMPN 1

Tinggi Moncong dan pindah ke MTS Muhammadiyah Malino tahun 2006 selesai

pada tahun 2008. Setelah selesai, penulis melanjutkan studinya di SMA N 1

Tinggi Moncong dan selesai tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis juga

lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif menjadi pengurus

Pimpinan Komisariat (Pikom) IMM Fakultas Pertanian periode 2013/2014

sebagai Kabid SPM , periode 2014/2015 sebagai Kabid Riset dan Pengembangan

Kajian Keilmuan, menjadi sekertaris bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan

Piminan Cabang IMM Kota Makassar periode 2015/2016, penulis juga aktif di

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian periode 2014/2015 sebagai Wakil

Ketua umum, dan menjadi mentor Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah

Universitas Muhammadiyah Makassar. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi

diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Antara

Pola Pembiayaan dan Pendapatan Petani Kentang di Desa Erelembang Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa”.