analisis yuridis tentang pertanggungjawaban pidana …

24
ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA SECARA ILEGAL KE LUAR NEGERI (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KEBUMEN NO.84/PID/SUS/2016/PN.KBM) JURNAL Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara OLEH LYDIA NATASIA PURBA NIM : 140200177 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU

PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA SECARA ILEGAL KE LUAR

NEGERI

(STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KEBUMEN

NO.84/PID/SUS/2016/PN.KBM)

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara

OLEH

LYDIA NATASIA PURBA

NIM : 140200177

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …
Page 3: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

CURICULLUM VITAE

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Lydia Natasia Purba

NIM : 140200177

Tempat,Tanggal Lahir : Medan, 4 April 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 2 (Dua) dari 2 (Dua) Bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Fakultas : Hukum

Program Studi : Ilmu Hukum

Departemen : Hukum Pidana

Alamat : Komplek Perumahan Damai Langgeng Blok A/6

Pekanbaru

Alamat E-mail : [email protected]

B. RIWAYAT HIDUP

Jenjang Nama Institusi Pendidikan Tahun Masuk Tahun Lulus Jurusan /

Bidang Studi

SD SD Harapan Mulia Bekasi 2001 2007 -

SMP SMP Negeri 12 Bekasi 2007 2009 -

SMP SMP Santa Maria

Pekanbaru

2009 2010 -

SMP SMP Santa Maria Medan 2010 2011 -

SMA SMA Santa Maria Medan 2011 2014 IPS

Strata 1 (S1) Universitas Sumatera

Utara

2014 2019 Hukum/Ilmu

Hukum

C. PENGALAMAN ORGANISASI

No. Nama Organisasi Jabatan Periode

1. Mapala Natural Justice – Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara

Bendahara

Umum

2015-2017

2. Mapala Natural Justice – Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara

Sekretaris

Umum

2018

3. Mapala Natural Justice – Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara

Plt. Ketua

Umum

2018-2019

D. Data Orang Tua

Nama Ayah / Ibu: Drs. Rukun Purba/ Sri Rita Ginting, BA

Pekerjaan : Wiraswasta / Ibu Rumah Tangga

Alamat :Komplek Perumahan Damai Langgeng Blok A/6 Pekanbaru

Page 4: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

i

ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU

PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA SECARA

ILEGAL KE LUAR NEGERI

(STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KEBUMEN

NO.84/PID/SUS/2016/PN.KBM)

ABSTRAK Lydia Natasia Purba, Syafruddin Kalo, Edi Yunara*

Fenomena migrasi tenaga kerja ilegal menjadi penting untuk ditinjau,

karena banyak menimbulkan masalah, tetapi sulit untuk dicegah. Proses migrasi tenaga kerja Indonesia ilegal dilakukan secara berantai dan telah berlangsung lama, tidak saja menuju negara tetangga terdekat yaitu Malaysia, Singapore tetapi juga Saudi Arabia. Jaringan migrasi ilegal merupakan sebuah bentuk jaringan yang bekerja terselubung, tidak berbentuk tetapi memiliki pengaruh yang cukup kuat. Di daerah-daerah tertentu seperti halnya Nusa Tenggara Barat, terdapat ratusan calo (taikong) tenaga kerja yang beraktivitas secara ilegal. Dalam skripsi ini yang menjadi permasalahan mengenai Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia Secara Ilegal ke Luar Negeri. Pengaturan tentang TKI diatur di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku pengiriman TKI ilegal yang membuat TKI yang akan disalurkan meninggal dunia akibat dari orang perseorangan telah sesuai dengan Undang Nomor 39 Tahun 2004 Pasal 102 ayat (1) yang unsur-unsurnya sebagai berikut : unsur barang siapa dan unsur sebagai orang perseorangan dilarang menempatkan warga Negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Upaya pencegahan pengiriman TKI secara ilegal yaitu : melakukan sosialisasi tentang prosedur pengiriman TKI ke luar negeri, membuka lapangan kerja, meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan layanan terpadu satu pintu dan meningkatkan keamanan di lokasi pemberangkatan TKI di Indonesia. Penulisan ini menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif yaitu menitikberatkan pada data sekunder yaitu dengan memaparkan tentang peraturan yang berlaku dalam mengatur pertanggungjawaban pidana pelaku pengiriman tenaga kerja Indonesia secara ilegal ke luar negeri. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif. Dalam kasus dengan putusan Nomor: 84/Pid.SUS/2016/PN.Kbm bahwa terdakwa Igun Setiyawan bin Mulyono bersalah melakukan tindak pidana “Menempatkan Warga Negara Indonesia Untuk Bekerja Di Luar Negeri Secara Orang Perseorangan” Putusan hakim dalam menjatuhkan hukuman telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Kata Kunci : Pertanggungjawaban Pidana, TKI, Ilegal *) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

Page 5: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

ii

JURIDICAL ANALYSIS ON CRIMINAL LIABILITY OF THE PERPETRATOR ILLEGALLY TRASPORTING INDONESIAN WORKERS ABROAD

(STUDY ON THE DISTRICT COURT’S DECISION OF KEBUMEN NO.84 / PID / SUS / 2016 / PN.KBM)

ABSTRACT

Lydia Natasia Purba, Syafruddin Kalo, Edi Yunara*

Criminal Law Department Faculty of Law of Universitas Sumatera Utara

Phenomenon of illegal labors migration has become important to review since it causes problems, but difficult to prevent. The migration process of illegal Indonesian labors is done continuously and has been going on for a long time, not only to neighboring countries like Malaysia and Singapore but also Saudi Arabia. The illegal migration network is a network that works under cover, takes no shape but has a very strong influence. In certain regions such as West Nusa Tenggara, there are hundreds of labor scalpers (calo/taikong) who do their activities illegally. In this thesis, the main topic is Criminal Liability of Persons Who Illegally Transport Indonesian Labors Abroad. Regulation on Indonesian labors is stipulated under Law Number 39 of 2004 on Placement and Protection of Indonesian Labors Abroad. Criminal liability imposed to those transporting illegal Indonesian labors who cause such Indonesian labors lose their lives due to actions of individuals are in line with Article 102 paragraph (1) of Law Number 39 of 2004, which stipulates that there are the following elements : by whom the action is committed element and prohibition on individuals to transport Indonesians to work abroad. The efforts to prevent the transportations of Indonesian labors illegally, namely : socializing the procedures of transporting Indonesian labors abroad, increase of job opportunities, improve the quality of education, improve the quality of integrated one stop service and improve the security in the point of departure of Indonesian labors in Indonesia. This paper is prepared using normative jurisprudence legal research, by emphasizing secondary data and presenting the prevailing regulations on criminal liability of those transporting Indonesian labors illegally abroad. Type of data used herein is primary and secondary date. The analysis is done using qualitative method. In case Number: 84/Pid.SUS/2016/PN.Kbm it was decided that defendant IgunSetiyawan bin Mulyono is found guilty of committing the crime “Transporting Indonesians Individually to Work Abroad” and the judges’ decision to put the sentence is already in accordance with Law Number 39 of 2004 on Placement and Protection of Indonesian Labors Abroad. Keywords: Criminal Liability, Indonesian labors, Illegal *) Faculty of Law, University of North Sumatra, Medan, Indonesia

Page 6: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah/ukuran (size)

penduduk yang terjadi akibat berlangsungnya peristiwa kependudukan, yaitu

kelahiran, kematian dan migrasi. Pada lingkup yang lebih kecil, misalnya di

tingkat negara, pertumbuhan penduduk dipengaruhi pula oleh migrasi penduduk

menuju ke dan keluar dari suatu negara.1Penduduk Indonesia dengan populasi

sekitar 266,927,712 orang yang terdiri dari 49,9% laki-laki dan 50,1%

perempuan.

Jumlah penduduk Indonesia luar biasa banyak menempati urutan ke-4

dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, dimana China

menempati posisi pertama diikuti India dan Amerika Serikat. 2 Tingginya

pertumbuhan penduduk yang merupakan salah satu faktor utama kelebihan

tenaga kerja secara umum menimbulkan beberapa masalah ketenagakerjaan,

antara lain masalah perluasan lapangan kerja. Bekerja merupakan hak asasi

setiap orang. Dari bekerja, individu akan memperoleh penghasilan yang dapat

digunakan untuk bertahan hidup, baik secara ekonomi maupun sosial dan

memperoleh status sosial dalam masyarakat.3

Namun kenyataannya, negara belum mampu menjamin pekerjaan bagi

setiap warganya. Lapangan pekerjaan masih terbatas sedangkan angkatan kerja

terus meningkat dan hal ini merupakan masalah utama dalam pembangunan di

Indonesia. 4 Implikasi kemiskinan yang terus meningkat menjadikan penduduk

Indonesia melakukan migrasi ke kawasan lain.5

1Mita Noveria, dkk, Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan, (LIPI Press,

Jakarta, 2011), hlm. 1

2https://www.goinsan.com/2018/04/jumlah-penduduk-indonesia-terbaru.html

(diakses Kamis, 24 Mei 2018, pukul 11.32) 3Sali Susiana, Tenaga Kerja Indonesia: Antara Kesempatan Kerja, Kualitas, dan

Perlindungan, (Pusat Pengkajian, Pengolahn Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia, 2011), hlm. 43

4Ibid, hlm. 44

5Ibid, hlm. 105

Page 7: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

2

Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri tahun 2017 jumlah Tenaga Kerja

Indonesia yang ditempatkan di Luar Negeri periode Agustus 2017 sebanyak

148.285 orang. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dibagi

menjadi dua sektor yaitu sektor formal dan sektor informal. Jumlah Tenaga Kerja

Indonesia yang bekerja di bidang formal mencapai 83.943 orang dan di bidang

informal sebanyak 64.342 orang. Terdapat 60.024 orang Warga Negara

Indonesia yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia sebanyak

64.342 orang, di Taiwan sebanyak 48.737 orang, Hongkong sebanyak 9.687

orang, Singapura sebanyak 11.175 orang, Arab Saudi sebanyak 10.006 orang,

Brunei Darusallam sebanyak 5.416 orang, Korea Selatan sebanyak 4.266 orang,

Uni Emirat Arab sebanyak 1.937 orang, Oman sebanyak 718 orang dan Qatar

sebanyak 794 orang.6

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, migrasi adalah perpindahan

penduduk dari satu tempat (negara dan sebagainya) ke tempat (negara dan

sebagainya) lain untuk menetap.7 Secara teoritis, aktivitas migrasi pertama-tama

terjadi didorong oleh keinginan individu atau kelompok untuk tetap survive secara

ekonomi.8

Proses migrasi tenaga kerja Indonesia ilegal dilakukan secara berantai

dan telah berlangsung lama, tidak saja menuju negara tetangga terdekat yaitu

Malaysia, Singapore tetapi juga Saudi Arabia. 9 Jaringan migrasi ilegal

merupakan sebuah bentuk jaringan yang bekerja terselubung, tidak berbentuk

tetapi memiliki pengaruh yang cukup kuat, terutama di dalam masyarakat dimana

terdapat banyak tenaga kerja potensial yang tidak memiliki “pekerjaan” tetap.

Jaringan ini menjadi lebih kuat karena pada tingkat tertentu mampu menjalin lobi

melalui organisasi maupun perorangan yang memiliki pengaruh pada lembaga

pemerintah tertentu khususnya lembaga-lembaga yang berkaitan dengan

6

https://news.detik.com/berita/d-3661292/sepanjang-2017-ada-148285-tki-ditempatkan-di-luar-negeri(diakses pada Sabtu, 20 Juli 2019, pukul 17.35 WIB)

7https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/migrasi(diakses pada Minggu, 22 Juli 2018,

pukul 06.17 WIB) 8Abdul Haris, Gelombang Migrasi dan Jaringan Perdagangan Manusia, (Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2005), hlm. 119 9

M.Arif Nasution, Globalisasi & Migrasi Antar Negara, (Penerbit Alumni, Bandung, 1999), hlm. 11

Page 8: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

3

aktivitas keluar masuk individu-individu di dalam sebuah negara, seperti

pengawas perbatasan antar negara dan lembaga imigrasi masing-masing

negara, baik negara asal maupun negara tujuan.10

Calo atau taikong menarik simpati terutama dari kelompok masyarakat

ekonomi bawah dan menarik mereka ke dalam jaringan yang sangat sulit

dihindari. Taikong menciptakan ketergantungan-ketergantungan calon migran

yang menyebabkan migran bersangkutan tidak dapat menghindar, dan kemudian

masuk di dalam “perangkap” jaringan mereka

Calon migran di daerah asal biasanya mengambil keputusan sebagian

besar tanpa dilakukan melalui persetujuan keluarga meskipun pada akhirnya

keluarga merestui. Faktor keluarga memiliki peran yang tidak terlalu besar dalam

mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan kata lain, sebagian besar

migran ilegal mengambil keputusan sendiri tanpa harus melalui persetujuan

keluarga terlebih dahulu, dan hanya sebagian kecil yang melakukan migrasi atas

dorongan keluarganya. Dalam banyak kasus migrasi ilegal baik dalam konteks

migrasi internal maupun migrasi internasional peran taikong atau calo tenaga

kerja sangat penting. Para taikong menyebarkan informasi berlimpahnya

keselamatan kerja dan kelangkaan tenaga kerja kasar di daerah tujuan

sebagai sasaran mencari calon migran potensial sebanyak mungkin guna dikirim

ke daerah tujuan.11

10

Muslan Abdurrahman, Ketidakpatuhan TKI SEBUAH EFEK DISKRIMINASI HUKUM, (UMM Press, Malang, 2006) hlm. 119

11Ibid, hlm. 121-122

Page 9: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

4

II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia

Jika dilihat dari catatan sejarah, kepergian warga Indonesia untuk

bekerja di luar negeri dimulai pada abad XIX. 12 Gelombang pertama pengiriman

TKI diberangkatkan dari Batavia (Jakarta) pada 21 Mei 1890 dengan Kapal SS

Koningin Emma. Jumlah TKI dalam gelombang pertama sebanyak 94 orang

terdiri atas 61 pria dewasa dan 31 perempuan, termasuk membawa dua anak-

anak, yang dipekerjakan di perkebunan tebu dan pabrik gula Marienburg,

Suriname.13

Selanjutnya, TKI gelombang kedua sebanyak 582 orang tiba di

Suriname tanggal 16 Juni 1894 dengan Kapal SS Voorwaarts. Pengiriman

tenaga kerja asal Indonesia terus berjalan sepanjang waktu cukup lama sampai

pengiriman terakhir sebanyak 990 orang yang tiba di Suriname pada 13

Desember 1939.14

B. Ketentuan Hukum dan Peraturan Tenaga Kerja Indonesia

1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Pengaturan Hukum Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar

negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri:

a. Pasal 17 ayat (1)

b. Pasal 20

c. Pasal 26

d. Pasal 27

e. Pasal 29

f. Pasal 30

g. Pasal 31

h. Pasal 32 ayat (1)

12

Suria Ningsih, Mengenal Hukum Ketenagagakerjaan (USU Press, Medan, 2011) hlm. 173

13https://www.kompasiana.com/prestonessss/550ea715813311b72cbc64e0/sejar

ahpenempatan-tki-dari-masa-kemasa (diakses Senin, 14 Januari 2019 pukul 15.32) 14

https://www.kompasiana.com/prestonessss/550ea715813311b72cbc64e0/sejarahpenempatan-tki-dari-masa-kemasa (diakses Senin, 14 Januari 2019 pukul 15.35)

Page 10: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

5

i. Pasal 33

j. Pasal 34

k. Pasal 35

l. Pasal 38

m. Pasal 42

n. Pasal 55 ayat (1), (2) dan (3)

o. Pasal 67

p. Pasal 69 ayat (1) dan (2)

q. Pasal 71

r. Pasal 72

s. Pasal 73 Pasal (1) dan ayat (2)

t. Pasal 74

u. Pasal 76 ayat (1)

v. Pasal 82

w. Pasal 83

x. Pasal 105

Ketentuan tindak pidana dalam pelaksanaan pengiriman dan

penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri diatur dalam Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia ke Luar Negeri antara lain :

a. Pasal 102

b. Pasal 103

c. Pasal 104

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan

Pekerja Migran Indonesia

Pengaturan Hukum Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar

negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang

Perlindungan Pekerja Migran Indonesia :

a. Pasal 6 ayat (1)

b. Pasal 8

c. Pasal 15 ayat (1) dan (2)

d. Pasal 16

e. Pasal 19 ayat (1)

Page 11: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

6

f. Pasal 21

g. Pasal 24

h. Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2)

i. Pasal 27 ayat (1) dan (2)

j. Pasal 30 ayat (1)

k. Pasal 31

l. Pasal 32 ayat (1)

m. Pasal 33

n. Pasal 34

o. Pasal 35

p. Pasal 50 ayat (1)

q. Pasal 52 ayat (1)

r. Pasal 55 ayat (1)

s. Pasal 61 ayat (1) dan (2)

t. Pasal 63 ayat (1), (2), dan (3)

u. Pasal 66

v. Pasal 67

w. Pasal 68

x. Pasal 69

y. Pasal 70

z. Pasal 72 :

Ketentuan tindak pidana dalam pelaksanaan pengiriman dan

penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri diatur dalam Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

antara lain:

a. Pasal 79

b. Pasal 80

c. Pasal 81

d. Pasal 82

e. Pasal 83

f. Pasal 84

g. Pasal 85

h. Pasal 86

Page 12: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

7

C. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Indonesia

1. Masa Pra Penempatan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menentukan bahwa

penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang

pemerintahannya telah membuat perjanjian tertulis dengan pemerintah Republik

Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-

undangan yang melindungi tenaga kerja asing.

Perlindungan terhadap TKI juga terus dilakukan salah satunya melalui

Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di daerah dalam upaya perbaikan dan tata

kelola Tenaga Kerja Indonesia (TKI). LTSA juga bertujuan untuk memberikan

kemudahan dan kepastian dalam pelayanan dan penempatan TKI.

2. Masa Penempatan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor Kep-104 A/MEN/2002 mengatur tentang masa penempatan tersebut

bahwa PJTKI wajib bertanggungjawab atas perlindungan dan pembelaan

terhadap hak dan kepentingan TKI di luar negeri. PPTKIS/PJTKI diharapkan

melalui kunjungan atau pemantauan di tempat kerja TKI/majikan dalam masa 3

bulan sekali, kemudian melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada KBRI/KJRI

dan Depnakertrans/Disnaker Pemda asal TKI tersebut.

D. Sosialisasi ke Masyarakat tentang Prosedur Pengiriman Tenaga Kerja

Indonesia ke Luar Negeri

Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai

dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

masyarakat.15“Sosialisasi mengenai prosedur menjadi TKI secara legal harus

sampai tingkat desa dengan melibatkan stakeholder di tingkat desa.16

15

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi (diakses Selasa, 12 Februari 2019 pukul 21.53)

16https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/01/26/okdx6p280-

atasi-tki-ilegal-sosialisasi-informasi-harus-sampai-tingkat-desa (diakses Selasa, 12 Februari 2019, pukul 22.23)

Page 13: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

8

E. Membuka Lapangan Kerja

Lapangan kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu bidang

kegiatan atau usaha.17 Adanya lapangan kerja ini akan membuka kesempatan

kerja atau demand for labour bagi para pencari kerja.

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang termasuk negara

berkembang, berkaitan dengan:

a) Sempitnya peluang kerja

b) Kualitas tenaga kerja relatif rendah

c) Persebaran tenaga kerja tidak merata

d) Kesempatan kerja masih terbatas

e) Pengangguran18

Minimalnya lapangan pekerjaan di Indonesia menyebabkan munculnya

imigrasi tenaga kerja, yaitu tenaga kerja Indonesia yang berpindah ke tempat lain

untuk bekerja di luar negeri. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) baik laki-laki maupun

perempuan tersebar di beberapa negara seperti Taiwan, Singapura, Jepang,

Arab Saudi, dan Malaysia. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan

salah satu program nasional dengan upaya dapat meningkatkan kesejahteraan

tenaga kerja dan keluarga yang ditinggalinya serta dapat mengembangkan

kualitas sumber daya manusia.

F. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga,

sampai dimana pendidikan tersebut telah mencapai suatu keberhasilan.

Adapun faktor-faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia, yaitu:

1) Rendahnya kualitas sarana fisik

2) Rendahnya kualitas guru

3) Rendahnya kesejahteraan guru

4) Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

5) Mahalnya biaya pendidikan

17

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapangan%20kerja (diakses Rabu, 13 Februari 2019 pukul 00.21)

18http://pa-kotamobagu.go.id/ktgonline/2016/10/permasalahan-tenaga-kerja-dan-

solusinya/ (diakses Rabu, 13 Februari 2019 pukul 01.20)

Page 14: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

9

G. Meningkatkan Layanan Terpadu Satu Pintu

Layanan Terpadu Satu Pintu adalah pelayanan penempatan yang

dilakukan secara terpadu, terkoordinasi dan terintegrasi pada satu tempat/lokasi

yang meliputi berbagai jenis pelayanan dalam proses penempatan dan

perlindungan TKI sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi dan

lembaga terkait.19

Maksud dan Tujuan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) :

1. Mewujudkan sistem pelayanan yang terpadu, transparan, dan akuntabel

dalam penempatan dan perlindungan TKI

2. Meningkatkan pelayanan yang mudah, murah, aman, berkualitas dan cepat

dalam rangka penempatan dan perlindungan TKI.20

H. Meningkatkan Keamanan di Lokasi Pemberangkatan Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) di Indonesia

Kementerian Ketenagakerjaan membentuk Satgas Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) Non Prosedural (ilegal) di 21 lokasi pemberangkatan TKI

(debarkasi) di Indonesia. Satgas yang terbentuk pada tahun 2014 ini terdiri dari

unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Imigrasi, Dinas Sosial, Dinas

Kesehatan, Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Dinas Perhubungan, Kepolisian

dan BP3TKI. Upaya lainnya yakni dengan memperkuat sinergitas

kementerian/lembaga terkait di isu tersebut.21

I. Faktor Penyebab Terjadinya Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia secara

ilegal

Jaringan migrasi ilegal, dengan demikian merupakan satu aspek penting

yang perlu diperhatikan dalam upaya memahami proses migrasi ilegal yang

terjadi dari suatu daerah asal ke berbagai daerah tujuan. Faktor penyebab

maraknya TKI ilegal bekerja di luar negeri menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Bruno Kupang:

19

http://www.bnp2tki.go.id/read/12696/5.-LAYANAN-TERPADU-SATU-PINTU-LTSP-2017.html (diakses pada Selasa, 22 Februari 2019 pukul 22.58)

20http://www.bnp2tki.go.id/read/12696/5.-LAYANAN-TERPADU-SATU-PINTU-

LTSP-2017.html (diakses Selasa, 12 Februari 2019 pukul 23.03)

21http://setkab.go.id/cegah-tki-non-prosedural-kemnaker-operasikan-layanan-

satu-atap-di-11-kotakabupaten/ (diakses pada Rabu, 13 Februari 2019 pukul 01.47)

Page 15: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

10

1. Calon TKI tidak memahami secara benar prosedur pengiriman TKI

ke luar negeri karena rendahnya tingkat pendidikan.

2. TKI telah menjadi komoditas yang memiliki nilai jual yang sangat

tinggi bagi perusahaan atau mereka yang melakukan rekrutmen

sampai pada pengiriman ke luar negeri.

3. Kemungkinan mereka yang berkeinginan untuk bekerja di luar

negeri merasa pelayanan sangat birokratis.22

J. Analisis Kasus Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia Secara Ilegal di

Kebumen

1. Pertimbangan Hukum

Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan oleh Penuntut Umum

telah didakwa dengan dakwaan Tunggal, yaitu Pasal 102 ayat (1) huruf a

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri yang unsur-unsurnya sebagai berikut :

1. Unsur Barang Siapa;

2. Unsur sebagai orang perseorangan dilarang menempatkan warga

Negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri;

Ad. 1 Unsur Barang Siapa

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barangsiapa” adalah

subyek hukum sebagai pengemban/pendukung Hak dan Kewajiban, meliputi

subyek Hukum orang/pribadi (natuurlijke persooon) maupun Badan Hukum

(rechtperson) yang dapat dimintakan pertanggungjawaban perbuatan pidana

atas perbuatan yang dilakukannya;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini berdasarkan Fakta-Fakta hasil

pemeriksaan di persidangan dari keterangan Saksi-Saksi dan keterangan

Terdakwa telah menunjuk kepada Subyek Hukum orang/pribadi yaitu Terdakwa/

IGUN SETIAWAN bin MULYONO yang setelah dicocokkan identitasnya masing-

masing di Persidangan sebagaimana ketentuan Pasal 155 ayat (1) KUHAP,

ternyata Terdakwa membenarkan dan telah sesuai pula dengan identitas

Terdakwa dalam surat dakwaan Penuntut Umum dan Terdakwa selama

22https://seruji.co.id/daerah/bali-nusra/ini-faktor-penyebab-maraknya-tki-

ilegal/ (diakses pada Senin, 11 Februari 2019, pukul 01.01)

Page 16: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

11

Persidangan telah dapat menerangkan dengan jelas dan terang segala sesuatu

yang berhubungan dengan Dakwaan yang diajukan kepadanya;

Majelis Hakim tidak menemukan bukti yang menerangkan, bahwa

Terdakwa adalah orang yang tidak cakap bertindak dan tidak mampu

mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum, sehingga menurut

hemat Majelis, Unsur “barangsiapa” ini telah terpenuhi menurut hukum.

Ad. 2. Unsur sebagai orang perseorangan dilarang menempatkan

warga

negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri;

Terdakwa IGUN SETIYAWAN bin MULYONO pada hari Minggu tanggal

24 Januari 2016 sekira jam 08.00 WIB dari Kedungbener, Kecamatan Kebumen,

Kabupaten Kebumen bersama Tumiati, suami TUMIATI yaitu saksi TUJAN

masing-masing naik sepeda motor berangkat menuju Bandara Adi Sucipto

Yogyakarta dalam rangka memberangkatkan TUMIATI untuk bekerja sebagai

pembantu rumah tangga di Malaysia melalui Batam;

Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan

tersebut diatas, maka perbuatan Terdakwa telah memenuhi seluruh Unsur dari

Pasal 102 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, sehingga

Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan Tindak Pidana sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal Penuntut

Umum;

Menimbang, bahwa setelah menjatuhkan Pidana, terlebih dahulu majelis

akan mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dan keadaan yang

meringankan baik pada latar belakang kehidupan maupun perbuatan Para

Terdakwa berdasarkan fakta-fakta dan data-data Pemidanaan yang terungkap di

Persidangan sebagai berikut:

Keadaan yang memberatkan:

a) Perbuatan terdakwa memberikan duka yang mendalam bagi keluarga

korban TUMIATI

Keadaan yang meringankan:

a) Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya

b) Terdakwa belum pernah dihukum

Menimbang, bahwa dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut

Page 17: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

12

di atas menurut Majelis Hakim pidana yang dijatuhkan terhadap diri terdakwa

sebagaimana tersebut dalam amar putusan ini adalah sudah sesuai dengan

kadar kesalahan terdakwa dan tidak bertentangan dengan rasa keadilan

masyarakat;

2. Analisis Putusan

Program penempatan Tenaga Kerja Indonesia (selanjutnya disingkat

dengan: TKI) ke luar negeri merupakan salah satu upaya penanggulangan

masalah pengangguran. Selain bermanfaat untuk mengurangi tekanan

pengangguran, program penempatan TKI juga memberikan manfaat berupa

peningkatan kesejahteraan keluarganya melalui gaji yang diterima atau

remitansi. Selain itu, juga meningkatkan keterampilan TKI karena mempunyai

pengalaman kerja di luar negeri. Bagi Negara, manfaat yang diterima adalah

berupa peningkatan penerimaan devisa, karena para TKI yang bekerja tentu

memperoleh imbalan dalam bentuk valuta asing.

Penempatan tenaga kerja terdiri dari: penempatan tenaga kerja di

dalam negeri; dan penempatan tenaga kerja di luar negeri (Pasal 33 Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003). Penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI

berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial,

kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan

manusia (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004).

Ada beberapa penyebab terjadinya ketidakamanan yang diderita oleh

para TKI, khususnya para Pembantu Rumah Tangga (selanjutnya disebut

dengan: PRT), yaitu:

1. Tingkat pendidikan TKI di luar negeri untuk sektor PRT yang rendah.

2. Perilaku pengguna tenaga kerja yang kurang menghargai dan

menghormati hak-hak pekerjanya. Karakter keluarga atau majikan

yang keras acapkali menjadi sebab terjadinya kasus kekerasan. Hal

ini terjadi karena perbedaan budaya, ritme atau suasana kerja yang

ada di Negara tempat TKI bekerja. Posisi TKI yang sangat lemah,

tidak memiliki keahlian yang memadai, sehingga mereka hanya

bekerja dan dibayar.

3. Regulasi atau peraturan pemerintah yang kurang berpihak pada TKI

di luar negeri, khususnya sektor PRT. Pasal 4 Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 2004 menegaskan bahwa "Orang perseorangan

Page 18: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

13

dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar

negeri.

Perlindungan Negara terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Dalam pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004

dinyatakan bahwa "Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan,

dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar

negeri."

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 mengatur tentang

penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang

pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik

Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-

undangan yang melindungi tenaga kerja asing. Oleh sebab itu setiap orang

dilarang menempatkan calon TKI/TKI pada jabatan dan tempat pekerjaan yang

bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan serta

peraturan perundang-undangan, baik di Indonesia maupun di negara tujuan atau

di negara tujuan yang telah dinyatakan tertutup sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 27 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004.

Dalam melakukan perlindungan terhadap TKI, Pasal 7 Undang-undang

Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban:

a. menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang berangkat

melalui pelaksana penempatan TKI, maupun yang berangkat secara

mandiri;

b. mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;

c. membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan

calon TKI di luar negeri;

d. melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan

perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan; dan

e. memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum

pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri dimulai dan

terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen,

selama bekerja dan ketika pulang ke tanah air.

Page 19: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

14

Pasal 80 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa

Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara

lain:

a. pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di Negara tujuan serta hukum dan kebiasaan

internasional;

b. pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja

dan/atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan.

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa

setiap calon TKI/TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk:

a. bekerja di luar negeri;

b. memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri

dan prosedur penempatan TKI di luar negeri;

c. memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam

penempatan di luar negeri;

d. memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta

kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

keyakinan yang dianutnya;

e. memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di

negara tujuan;

f. memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang

diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan di negara tujuan;

g. memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat

dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan

di luar negeri;

h. memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan

kepulangan TKI ke tempat asal;

Dalam kasus dengan putusan Nomor:84/Pid.SUS/2016/PN.Kbm bahwa

kejahatan terhadap Tenaga Kerja Indonesia dikenakan Pasal 102 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Menyatakan terdakwa IGUN

Page 20: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

15

SETIYAWAN bin MULYONO bersalah melakukan tindak pidana “Menempatkan

Warga Negara Untuk Bekerja Di Luar Negeri Secara Orang perseorangan”.

Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa IGUN SETIYAWAN bin MULYONO oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan pidana denda Rp.

2.000.000.000,- (dua miliar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut

tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan ;

Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan adalah sesuai. Putusan

hakim dalam menjatuhkan hukuman sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia ke Luar Negeri.

Page 21: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

16

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengaturan Hukum Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia diatur dalam:

a. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri ke

luar: Pasal 17 ayat (1) : Pelaksana penempatan TKI swasta

wajib menambah biaya keperluan penyelesaian perselisihan

atau sengketa calon TKI/TKI apabila deposito yang digunakan

tidak mencukupi.

b. Pengaturan Hukum Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke luar

negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004

tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

di Luar Negeri.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor Kep-104 A/MEN/2002 mengatur tentang masa

penempatan tersebut bahwa PJTKI wajib bertanggungjawab atas

perlindungan dan pembelaan terhadap hak dan kepentingan TKI di

luar negeri. Upaya Pencegahan Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia

ke Luar Negeri melalui beberapa upaya, antara lain yaitu :

a. Sosialisasi ke Masyarakat tentang Prosedur Pengiriman

Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri

b. Membuka Lapangan Kerja

c. Meningkatkan Kualitas Pendidikan

d. Meningkatkan Layanan Terpadu Satu Pintu

e. Meningkatkan Keamanan di Lokasi Pemberangkatan Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) di Indonesia

3. Dalam kasus dengan putusan Nomor:84/Pid.SUS/2016/PN.Kbm

bahwa kejahatan terhadap Tenaga Kerja Indonesia dikenakan Pasal

102 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar

Negeri. Menyatakan terdakwa IGUN SETIYAWAN bin MULYONO

Page 22: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

17

bersalah melakukan tindak pidana “Menempatkan Warga Negara

Indonesia Untuk Bekerja Di Luar Negeri Secara Orang

perseorangan”. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa IGUN

SETIYAWAN bin MULYONO oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 2 (dua) tahun dan pidana denda Rp. 2.000.000.000,- (dua

miliar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar

diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan ; Menetapkan

masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan adalah sesuai.

Putusan hakim dalam menjatuhkan hukuman sesuai dengan Undang-

Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri.

B. Saran

1. Saran Kepada Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Pilihlah penyalur resmi TKI yang langsung bekerja sama dengan

Pemerintah Indonesia bukan penyalur ilegal

2. Saran Kepada Pemerintah Indonesia

Buatlah pelayanan TKI yang resmi yang terintegrasi melalui sistem

yang dapat melacak dan memberikan perhatian khusus untuk para TKI

baik yang berkaitan dengan pekerjaannya, maupun urusan hukum lainnya.

Gunakan juga perundang-undangan yang mengatur semua aspek yang

berhubungan dengan TKI yang melindungi Hak Asasi para TKI.

3. Saran Kepada Para penyalur TKI

Selalu peduli terhadap para TKI, semisal tidak mau disogok oleh majikan

tertentu supaya menutupi kasusnya, ingat mereka juga manusia dan anda

juga manusia tidak seharusnya membela kesalahan orang lain

demi uang yang memberikan kebahagiaan semu diatas penderitaan orang

lain. Pembekalan skills dan penempatan sesuai dengan keahlian yang

mumpuni menjadi sebuah keharusan yang wajib mereka miliki sebagai

bekal di dunia kerja nantinya. Selain itu perhatikan juga masalah

keluarga dan gaji para TKI. Intinnya tetap menjadi sebuah tembok

pertahanan pertama apabila terjadi sesuatu dengan mereka.

Page 23: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

18

. DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Abdurrahman,Muslan,Ketidakpatuhan TKI SEBUAH EFEK DISKRIMINASI

HUKUM, (UMM Press, Malang, 2006)

Arif Nasution, M, Globalisasi & Migrasi Antar Negara, (Penerbit Alumni,

Bandung, 1999)

H. Manullang, Sendjun,Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,

(Rineka Cipta, Jakarta, 2001)

Haris, Abdul Gelombang Migrasi dan Jaringan Perdagangan Manusia, (Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2005)

Ningsih, Suria, Mengenal Hukum Ketenagakerjaan, (USU Press, Medan, 2011)

Noveria, Mita, dkk, Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan, (LIPI Press,

Jakarta, 2011)

Susiana, Sali, Tenaga Kerja Indonesia: Antara Kesempatan Kerja, Kualitas, dan

Perlindungan, (Pusat Pengkajian, Pengolahn Data dan Informasi (P3DI)

Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia, 2011)

B. Peraturan Perundang-Undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang

Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

C. Internet:

http://www.bnp2tki.go.id/frame/9003/Sejarah-Penempatan-TKI-Hingga-

BNP2TKIdiakses Senin, 14 Januari 2019, pukul 15.29

http://www.bnp2tki.go.id/read/12696/5.-LAYANAN-TERPADU-SATU-PINTU-

LTSP-2017.html diakses Selasa, 22 Februari 2019 pukul 22.58

Page 24: ANALISIS YURIDIS TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA …

19

https://www.goinsan.com/2018/04/jumlah-penduduk-indonesia-terbaru.html

diakses Kamis, 24 Mei 2018, pukul 11.32

https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi diakses Selasa, 12 Februari 2019 pukul

21.53

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapangan%20kerja diakses Rabu, 13 Februari

2019 pukul 00.21

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/migrasi diakses Minggu, 22 Juli 2018, pukul

06.17 WIB

https://www.kompasiana.com/prestonessss/550ea715813311b72cbc64e0/sejara

hpenempatan-tki-dari-masa-kemasa diakses Senin, 14 Januari 2019 pukul 15.27

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/01/26/okdx6p280-atasi-

tki-ilegal-sosialisasi-informasi-harus-sampai-tingkat-desa diakses Selasa, 12

Februari 2019, pukul 22.23

https://news.detik.com/berita/d-3661292/sepanjang-2017-ada-148285-tki-

ditempatkan-di-luar-negeri diakses Sabtu, 20 Juli 2019, pukul 17.35 WIB

http://pa-kotamobagu.go.id/ktgonline/2016/10/permasalahan-tenaga-kerja-dan-

solusinya/ diakses Rabu, 13 Februari 2019 pukul 01.20

https://seruji.co.id/daerah/bali-nusra/ini-faktor-penyebab-maraknya-tki-

ilegal/ diakses Senin, 11 Februari 2019, pukul 01.01

http://setkab.go.id/cegah-tki-non-prosedural-kemnaker-operasikan-layanan-satu-

atap-di-11-kotakabupaten/ diakses Selasa, 12 Februari 2019 pukul 23.38