analisis yuridis penggunaan penafsiran/analisis... · 13. si hitam yang menjadi sponsorship selama...

73
i i ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN A CONTRARIO ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI BERLAKUNYA UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEABSAHAN PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN HELIKOPTER ( STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1688K/2000 ) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Oleh : PUTRI WIDIYASARI E1106040 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: ngotuong

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

i

i

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN

A CONTRARIO ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI

BERLAKUNYA UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KEABSAHAN PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN

HELIKOPTER ( STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1688K/2000 )

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

PUTRI WIDIYASARI

E1106040

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum ( Skripsi )

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN

A CONTRARIO ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI

BERLAKUNYA UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KEABSAHAN PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN

HELIKOPTER ( STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN

MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1688K/2000 )

Disusun oleh :

PUTRI WIDIYASARI

E1106040

Disetujui untuk Dipertahankan

Dosen Pembimbing

BAMBANG SANTOSO, S.H., M. Hum

NIP. 131 863 797

Page 3: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

iii

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum ( Skripsi )

ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN A CONTRARIO ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI

BERLAKUNYA UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEABSAHAN PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN

HELIKOPTER ( STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1688K/2000 )

Disusun oleh :

PUTRI WIDIYASARI

E1106040

Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum ( Skripsi )

Fakultas HukumUniversitas Sebelas Maret Surakarta

pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 16 Juli 2010

TIM PENGUJI

1. Edy Herdyanto, S.H., M.H : ( )

2. Kristiyadi, S.H., M.Hum : ( )

3. Bambang Santoso, S.H., M. Hum : ( )

MENGETAHUI

Dekan,

Mohammad Jamin, S.H, M.Hum

NIP. 19610930 198601 1 001

Page 4: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

iv

iv

MOTTO dalam sgala perkara, Tuhan punya rencana, yang lebih besar dari semua

yang terpikirkan.. apapun yang Kau perbuat tak ada maksud jahat, semua Kau lakukan

untukku Tuhan.. ku tak akan menyerah pada apapun juga, sebelum ku coba smua yang

aku bisa, tetapi ku berserah kepada kehendakMu, hatiku percaya Tuhan punya rencana..

Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan

ucapan syukur. (Filipi 4:6)

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong

engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan kananku yang membawa kemenangan.

(Yesaya 41:10)

Page 5: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

v

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Penulis persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamatku yang hidup

Papa Nuri, Mama Wheny dan Mbak Lytha tercinta

Nusa dan Bangsa

Almamaterku

Page 6: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

vi

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum

(skripsi) dengan judul: “Analisis Yuridis Penggunaan Penafsiran A Contrario

Argumentum Oleh Hakim Untuk Menilai Berlakunya UU KPK dan

Implikasinya Terhadap Keabsahan Penyidikan Perkara Korupsi Pengadaan

Helikopter ( Studi Putusan MA Nomor Putusan Mahkamah Agung Nomor

1688/2000 )” ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas akhir dari syarat

memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini pun penulis menyadari bahwa bukan semata-

mata hasil usaha penulis, namun juga atas dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum UNS

yang telah memberikan ijin kepada Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Edi Herdyanto, S.H.,M.H, selaku Ketua Bagian Hukum Acara.

4. Bapak Wasis Sugandha, S.H., M.H.,M.H selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan dan nasehatnya selama Penulis menuntut ilmu di Fakultas hukum

UNS.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu

kepada Penulis.

6. Bapak dan Ibu karyawan Fakultas Hukum UNS, yang telah membantu dan

mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Papa dan Mama, terima kasih untuk pengertian, kesabaran, dana, doa dan

kasih sayangnya. Tuhan Yesus memberkati kalian semua. I love u!

Page 7: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

vii

vii

8. My sista Arlita, Terima kasih untuk Support, dukungan dana dan doa dalam

penulis menyelesaikan tugas akhir ini, adek sayang kakak, muachh!

9. Ibu`, Mbah Putri, Alm. Eyang-eyang Kakung, dan seluruh keluarga besar

sastro genk dan keluarga cemara Soetihono Sugeng Terima kasih untuk

perhatian dan dukungan doa dalam penulis menyelesaikan skripsi ini. GBU

all.

10. Fajar Arista yang sabar menemani Penulis di saat berbagi suka dan duka,

selalu berkorban banyak waktu untuk menemani Penulis sampai Penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini. Makasih sayang..!!!

11. Sahabat-sahabat kampus tersayang Eka, Tyas, Dita, Ikha, Indri, Itut, Adit,

Ucup, Nasrul, Puput, Dewi, Reynaldi, Putri Ajeng, Yoga Stom dan yang

lainnya yang selalu memberikan warna yang ceria selama Penulis duduk di

bangku kuliah.

12. Semua anak-anak angkatan 06 FH UNS yang tidak dapat disebutkan satu

persatu makasih telah mengisi hari-hari kuliahku selama 4 tahun ini.

13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis

menyelesaikan skripsi ini dan lesy si gugug bauk yang udah menemani penulis

dirumah dan menjadi hiburan diwaktu jenuh, tnks yyaahh!

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Mengingat keterbatasan diri penulis, penulis sadar bahwa penulisan

hukum (skripsi) ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya saran dan

kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan hukum ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua, terutama untuk perkembangan hukum acara

pidana, kalangan akademisi, praktisi serta masyarakat umum

Surakarta, Maret 2010

Penulis

Page 8: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

viii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR................................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR............................................................... x

ABSTRAK................................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 6

E. Metode Penelitian......................................................................... 6

F. Sistematika Skripsi........................................................................ 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori....................................................................... 11

1. Tinjauan Umum Mengenai A Contrario Argumentum........... 11

a) Pengertian A Contrario Argumentum….......................... 11

2. Tinjauan Mengenai Tindak Pidana Korupsi.......................... 11

a) Pengertian Korupsi........................................................ 11

b) Tipe-tipe Korupsi.......................................................... 13

c) Bentuk-bentuk korupsi.................................................. 16

d) Ciri-ciri Korupsi........................................................... 17

e) Sebab-sebab Korupsi..................................................... 18

3. Tinjauan Mengenai KPK.................................................... 19

a) Visi Komisi Pemberantasan Korupsi.............................. 20

b) Misi Komisi Pemberantasan Korupsi.............................. 20

Page 9: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

ix

ix

c) Peraturan Perundang-undangan terkait dengan KPK........ 20

B. Kerangka Pemikiran................................................................ 22

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penggunaan Penafsiran A Contrario Argumentum oleh

Hakim Untuk Menilai Berlakunya UU

KPK……………………………………………………….. 24

B. Implikasi Penggunaan Penafsiran Hukum A Contrario

Argumentum Oleh Hakim Mahkamah Agung Terhadap

Keabsahan Tindakan Penyidikan Oleh KPK Dalam

Perkara Korupsi Pengadaan

Helikopter…………………………………………………. 54

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan...................................................................... 58

B. Saran............................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

x

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1 Dana perlakuan khusus untuk Penerimaan Provinsi dan

Kabupaten/Kota………………………………………….. 34

Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran .............................................. 22

Page 11: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

xi

xi

ABSTRAK

PUTRI WIDIYASARI. E 1106040. ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN A CONTRARIO ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI BERLAKUNYA UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEABSAHAN PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN HELIKOPTER ( STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1688K/2000 ). FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai Proses penyidikan Perkara Korupsi Pengadaan Helikopter Dengan Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh dengan penggunaan penafsiran a contrario argumentum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai penggunaan penafsiran hukum a contrario argumentum oleh hakim dalam menilai berlakunya UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK dan mengetahui secara jelas mengenai implikasi penggunaan penafsiran hukum a contrario argumentum oleh hakim Mahkamah Agung terhadap keabsahan tindakan penyidikan oleh KPK dalam perkara korupsi pengadaan Helikopter.

Penelitian yang digunakan oleh penulis menggunakan jenis penelitian normatif, tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder. Penulis mengumpulkan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti yang digolongkan sesuai dengan katalogisasi.

Melalui hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan penafsiran hukum a contrario argumentum oleh hakim dalam menilai berlakunya UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Pengadilan Tipikor berwenang mengadili perkara yang diajukan oleh KPK yang tempus delicti-nya terjadi sebelum berlakunya UU KPK, dan oleh karenanya hal tersebut berarti juga bahwa KPK dapat mengusut perkara korupsi yang demikian.

Page 12: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

xii

xii

ABSTRACT Putri Widiyasari. E. 1106040. A JURIDICAL ANALYSIS USING A CONTRARIO ARGUMENTUM INTERPRETATION BY THE JUDGE TO ASSES THE ENACTMENT OF KPK ACT AND THE IMPLICATION TO THE CASE INVESTIGATION LEGALITY OF HELICOPTER PROCUREMENT CORRUPTION (A STUDY ON THE SUPREME COURT’S DECISION NUMBER 1688K/2000). LAW FACULTY OF SEBELAS MARET UNIVERSITY.

This research studies and answers the problem concerning the Investigation Process of Helicopter Procurement Corruption Case with the accused Ir. H. Abdullah Puteh by using a contrario argumentum interpretation.

This research aims to find out clearly the use of a contrario argumentum law interpretation by the judge in assessing the enactment of Act No. 30 of 2002 about KPK and to find out clearly the implication of the use of a contrario argumentum law interpretation by the Supreme Court’s judge to the legality of investigation by KPK in the helicopter procurement corruption case.

This study belongs to normative research; technique of collecting data used in this research was library study, the secondary data collection. The writer collects the secondary data relating to the problem studied that categorized consistent with the catalog.

Through the result of research, it can be concluded that the use of a contrario argumentum law interpretation by the judge in assessing the Act No. 30 of 2002 about KPK is consistent with the Constitution Court’s decision that the Tipikor (Corruption Criminal Action) Court has an authority to trial the case filed by KPC the tempus delicti of which occurs before the enactment of KPK act , and for that reason it means that KPC can investigate such corruption case.

Page 13: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa negara Indonesia

merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Itu berarti bahwa Indonesia

menjunjung tinggi hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang

Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak asasi manusia,

misalnya hak asasi manusia dibidang hukum yaitu segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Untuk

menciptakan suasana yang tentram dan tertib dalam masyarakat, berbangsa

dan bernegara maka diperlukan aturan hukum atau norma/kaidah untuk

menjamin hak–hak dan kewajiban masyarakat itu sendiri.

Hukum bisa juga dilihat sebagai perlengkapan masyarakat untuk

menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu hukum bekerja dengan cara memberikan petunjuk tentang tingkah

laku dan karena itu pula hukum berupa norma ( Satjipto Raharjo, 1982:14 ).

Hukum juga berupa norma dikenal dengan sebutan norma hukum, dimana

hukum mengikatkan diri pada masyarakat sebagai tempat bekerjanya hukum

tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa konsekuensi dari dianutnya hukum

sebagai ideology oleh suatu Negara adalah bahwa hukum mengikat setiap

tindakan yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia, maka hukum juga

wajib memberikan timbal balik terhadap Negara yang menerimanya sebagai

ideology, dengan cara memperhatikan kebutuhan dan kepentingan-

kepentingan anggota-anggota masyarakat serta memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Sebagaimana diketahui bersama, pendiri Republik ini mengamanatkan

melalui pembukaan Undang-undang Dasar 1945, bahwa tujuan bernegara

adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Setelah 64 tahun bangsa

Page 14: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

2

Indonesia telah merdeka, pembangunan demi pembangunan dilaksanakan

namun cita-cita menjadikan masyarakat yang adil dan makmur tersebut hingga

kini “belum” terwujud. Dan salah satu yang menjadi permasalahan besar yang

tidak kunjung tuntas di Indonesia adalah korupsi.

Korupsi merupakan extra ordinary crimes yang merupakan kejahatan

luar biasa. Sebagai suatu kejahatan yang luar biasa, maka seharusnya korupsi

ditangani secara luar biasa juga. Namun yang sering terjadi justru korupsi

tidak ditangani dengan cara yang sangat luar biasa. Hal ini terlihat dari masih

buruknya kualitas penguasaan aparat penegak hukum terhadap masalah yang

berkenaan dengan korupsi.

TAP MPR No. VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan

Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menyatakan

bahwa rekomendasi arah kebijakan ini dimaksudkan untuk mempercepat dan

lebih menjamin efektifitas pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme

sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara

yang bersih dan bebas Korupsi, kolusi dan Nepotisme serta berbagai peraturan

perundang-undangan.

Sebagai salah satu contoh kasus korupsi di Indonesia yang cukup

menyita perhatian publik adalah kasus Ir. H. Abdullah Puteh, M. Si, Gubernur

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang melakukan pembelian helikopter

Model MI-2 Rostov Manufacturing Number 5111238082 untuk digunakan

oleh Gubernur dalam melaksanakan tugas-tugas Gubernur maupun Bupati-

Bupati dan berkunjung ke daerah-daerah di wilayah konflik di NAD.

Pembelian menggunakan Dana Alokasi Umum untuk setiap kabupaten /

kotamadya yang telah disetujui oleh DPRD kabupaten.

Ditinjau dari sudut keperdataannya, maka yang bertindak sebagai

Pembeli adalah H. Abdullah Puteh, Para Bupati / Walikota dan DPRD yang

telah memberikan persetujuannya. Puteh telah terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi dan melanggar Pasal 2 ayat 1

juncto Pasal 18 ayat 1 huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang Nomor

Page 15: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

3

31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Dengan putusan tersebut, Pengadilan Ad Hoc TPK berhasil

membuktikan bahwa Puteh terbukti melawan hukum dengan tidak melakukan

tender dalam pengadaan helikopter Mi-2. Tindakan itu bertentangan dengan

Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Di samping itu, Puteh melakukan

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain dengan menempatkan dana

pembelian helikopter di rekening pribadinya dan menguntungkan pihak lain.

Akibat perbuatan itu, negara dirugikan miliaran rupiah. Sebenarnya, kasus

Puteh belum berkekuatan tetap (in kracht van gewijsde). Artinya, kalau Puteh

melakukan upaya hukum, masih terbuka kemungkinan munculnya perbedaan

pandangan antara mayoritas hakim di tingkat pertama dan hasil di tingkat

banding serta kasasi.

Kemungkinan itu dapat terjadi karena putusan Puteh bersalah atau

tidak merupakan pendirian seluruh majelis hakim. Dalam penyelesaian kasus

Puteh, dua orang hakim berbeda pendapat (dissenting opinion) dengan putusan

mayoritas hakim. Sebagai kasus perdana yang ditangani oleh Pengadilan Ad

Hoc TPK, kasus Puteh termasuk kasus yang menyita perhatian banyak

kalangan, terutama yang peduli terhadap agenda pemberantasan korupsi.

Sebagai sebuah pengadilan ad hoc, penyelesaian kasus Puteh akan

memberikan penilaian tersendiri apakah institusi ini dapat memenuhi harapan

sebagai salah satu lembaga yang menjadi ujung tombak pemberantasan

korupsi. Perhatian ekstra dari masyarakat menjadi masuk akal karena

pengadilan umum (yang selama ini menangani kasus korupsi) dinilai

mengecewakan dalam menangani kasus-kasus korupsi. Dari pengalaman

selama ini, dengan argumentasi hukum yang sulit dimengerti, pengadilan

umum sering membebaskan pelaku korupsi. Meski putusan Pengadilan Ad

Hoc TPK menyatakan bahwa Puteh terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan tindak pidana korupsi, banyak kalangan masih merasa waswas

Page 16: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

4

dengan putusan itu. Dengan berpijak pada putusan MK, kedua hakim yang

mengajukan dissenting opinion (yaitu ketua majelis hakim Kresna Menon dan

hakim anggota Gusrizal) berpendirian bahwa KPK tidak berwenang

menyelidiki kasus korupsi itu karena tempus delicti-nya terjadi sebelum

Undang-Undang KPK disahkan. MK menegaskan bahwa Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi berlaku ke

depan (prospective), yaitu sejak UU KPK diundangkan pada 27 Desember

2002. Dengan argumentasi itu, pertimbangan hukum MK menegaskan bahwa

UU KPK hanya dapat diberlakukan terhadap peristiwa pidana yang tempus

delicti-nya terjadi setelah undang-undang dimaksud diundangkan. Secara

argumentum a contrario, UU KPK tidak berlaku terhadap peristiwa pidana

yang tempus delicti-nya terjadi sebelum undang-undang a quo diundangkan.

Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan di atas, penulis ingin

mengkaji lebih lanjut dalam prespektif yuridis mengenai penggunaan

penafsiran a contrario argumentum dalam manilai berlakunya UU KPK

beserta akibat hukum yang ditimbulkan, dalam sebuah penulisan hukum yang

berjudul :

” ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN A CONTRARIO

ARGUMENTUM OLEH HAKIM UNTUK MENILAI BERLAKUNYA

UU KPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEABSAHAN

PENYIDIKAN PERKARA KORUPSI PENGADAAN HELIKOPTER (

STUDI PUTUSAN MA NOMOR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG

NOMOR 1688K/2000 ) “

Page 17: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

5

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di muka, maka penulis

menentukan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah penggunaan penafsiran hukum a contrario argumentum

oleh hakim dalam menilai berlakunya UU No 30 Tahun 2002 tentang

KPK?

b. Apakah implikasi penggunaan penafsiran hukum a contrario

argumentum oleh hakim Mahkamah Agung terhadap keabsahan tindakan

penyidikan oleh KPK dalam perkara korupsi pengadaan Helikopter?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui secara jelas mengenai penggunaan penafsiran hukum a

contrario argumentum oleh hakim dalam menilai berlakunya UU No

30 Tahun 2002 tentang KPK.

b. Mengetahui secara jelas mengenai implikasi penggunaan penafsiran

hukum a contrario argumentum oleh hakim Mahkamah Agung

terhadap keabsahan tindakan penyidikan oleh KPK dalam perkara

korupsi pengadaan Helikopter.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan, wawasan

pengetahuan peneliti di bidang hukum acara pidana, khususnya yang

berhubungan dengan penggunaan penafsiran a contrario argumentum

oleh hakim dan implikasinya terhadap keabsahan penyidikan perkara

korupsi pengadaan helikopter.

b. Untuk memperoleh data-data sebagai bahan utama dalam penyusunan

skripsi sebagai persyaratan wajib guna mencapai derajad sarjana (S1)

di bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 18: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan kontribusi

terhadap pengembangan ilmu hukum, khususnya yang berkaitan dengan

hukum acara pidana mengenai penyidikan dan penuntutan tindak pidana

korupsi.

Bagi perguruan tinggi, diharapkan dapat digunakan untuk menambah

khazanah kekayaan literature di bidang pidana korupsi. Sedangkan bagi

peneliti, dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan pengalamannya

di bidang ilmu hukum.

2. Manfaat Praktis

Hasil penalitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi

(termasuk penegak hukum) maupun para pengambil kebijakan sebagai

bahan masukan guna memperbaharui peraturan perundang-undangan

sehingga implementasi dan penerapannya dapat berjalan lebih baik. Selain

itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan ilmiah dalam

penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian

Metode yang diperlukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat

kualitatif yang lebih mementingkan pemahaman data yang ada daripada

kuantitas / banyaknya data. Jadi dalam penelitian hukum normatif,

peneliti tidak perlu mencari data langsung ke lapangan, sehingga cukup

dengan mengumpulkan data-data sekunder dan mengkonstruksikan

dalam suatu rangkaian hasil penelitian.

Sifat penelitian yang akan dilakukan yaitu deskriptif analitis.

Disebut deskriptif karena dari penelitian ini diharapkan diperoleh

gambaran secara menyeluruh dan sistematis mengenai masalah yang

Page 19: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

7

diteliti. Melalui pemaparan data hasil pengamatan / wawancara tanpa

diadakan pengujian hipotesis.

2. Pendekatan Masalah

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah dengan

menggunakan pendekatan penelitian yang menggunakan metode

penelitian kualitatif sesuai dengan sifat data yang ada.

3. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu sejumlah data atau fakta atau keterangan yang digunakan

oleh seseorang yang secara tidak langsung dan diperoleh melalui bahan-

bahan kepustakaan, terdiri dari literature, dokumen-dokumen, peraturan

perundang-undangan yang berlaku, laporan, desertasi, teori-teori dan

sumber tertulis lainnya yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang

diteliti.

4. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian hukum

normatif sumber data sekunder. Yang dimaksud sumber data sekunder

adalah bahan bahan kepustakaan yang dapat berupa dokumen, buku-

buku, laporan, arsip dan literature yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

a. Bahan Hukum Primer

1) UU Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

2) UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

korupsi

3) UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi

4) UU No 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

5) Putusan No 01/Pid.B/TPK/2004/PN.Jkt.Pst

Page 20: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

8

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder sebagai pendukung dari data sekunder

dari bahan hukum primer yang akan digunakan dalam penelitian ini

yakni terdiri atas buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli hukum,

jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, karya ilmiah, Koran,

makalah dan majalah.

c. Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan hukum yang memberikan informasi tentang

bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum dan bahan

dari internet.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder. Penulis

mengumpulkan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti yang digolongkan sesuai dengan katalogisasi.

Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dipelajari, diklasifikasikan,

dan selanjutnya dianalisis lebih lanjut sesuai dengan tujuan dan

permasalahan penelitian. Data sekunder ini penulis dapat dari peraturan

peundang-undangan, buku-buku, karangan ilmiah, dokumen resmi, serta

pengumpulan data melalui media internet.

6. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan logika

deduktif. Dalam hal ini, sumber penelitian yang diperoleh dalam

penelitian ini dengan melakukan inventarisasi sekaligus mengkaji dari

penelitian studi kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta

dokumen-dokumen yang dapat membantu menafsirkan norma terkait,

kemudian sumber penelitian tersebut diolah dan dianalisis untuk

menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir adalah menarik

kesimpulan dari sumber penelitian yang diolah, sehingga pada akhirnya

dapat diketahui apakah implikasi penggunaan penafsiran a contrario

Page 21: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

9

argumentum oleh hakim untuk menilai berlakunya UU KPK dalam

penyidikan perkara korupsi pengadaan Helikopter Abdullah Puteh.

Menurut Philips M.Hadjon sebagaimana dikutip oleh Peter

Mahmud, metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh

Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan

premis mayor ( pernyataan bersifat umum ). Kemudian diajukan premis

minor ( bersifat khusus ), dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu

kesimpulan atau conclusion ( Peter Mahmud Marzuki, 2006:47 ). Di

dalam logika silogistik untuk penalaran hukum yang bersifat premis

mayor adalah aturan hukum sedangkan premis minornya adalah fakta

hukum. Sedangkan menurut Johnny Ibrahim, mengutip pendapat

Bernard Arief Shiharta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk

menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang

bersifat individual ( Johnny Ibrahim, 2008:249 ).

F. Sistematika Skripsi

Sistematika dalam penulisan hukum ini merupakan suatu uraian

mengenai susunan dari penulisan itu sendiri yang secara teratur dan

terperinci disusun dalam pembabagan, sehingga dapat memberikan suatu

gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis tiap-tiap bab mempunyai

hubungan satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan.

Dalam kerangka ini, penulis akan memberikan uraian tentang hal-

hal pokok yang ada dalam penulisan hukum ini. Adapun sistematika

penulisan hukum ini terdiri dari empat bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahulauan yang berisikan tentang latar

belakang masalah diangkatnya topic dan permasalahan

di dalam penulisan hukum, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan hukum.

Page 22: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori kepustakaan yang

melandasi penelitian serta mendukung di dalam

memecahkan masalah yang di angkat dalam penulisan

hukum ini yaitu tinjauan umum mengenai a contrario

argumentum, tinjauan tentang Tindak Pidana Korupsi.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan,

yaitu mengenai analisis peenggunaan penafsiran a

contrario argumentum terhadap Putusan MA No

1688k/2000 dalam kasus korupsi Pengadaan Helikopter.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan

pembahasan yang telah di uraikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Mengenai A Contrario Argumentum

a) Pengertian A Contratio Argumentum

A contrario argumentum ( a contrario ), merupakan cara

penafsiran atau penjelasan undang-undang yang dilakukan oleh hakim

dengan mendasarkan pada pengertian sebaliknya dari suatu peristiwa

konkrit yang dihadapi dengan suatu peristiwa konkrit yang telah diatur

dalam undang-undang. Hakim mengatakan “ peraturan ini saya

terapkan pada peristiwa yang tidak diatur ini, tetapi secara

kebalikannya”. Jadi, pada a contrario titik berat diletakkan pada

ketidak-samaan peristiwanya.

Scolten sebagaimana dikutip oleh Liza Erwina S.H.,M.Hum

dalam Penemuan Hukum Oleh Hakim di Fakultas Hukum Jurusan

Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa tidak

hakekatnya pada perbedaan antara menjalankan Undang-undang secara

analogi dan menerapkan Undang-undang secara argumentum a

contrario hanya hasil dari ke 2 menjalankan Undang-undang tersebut

berbeda-beda, analogi membawa hasil yang positip sedangkan

menjalankan Undang-undang secara Argumentum a contrario

membawa hasil yang negatif.

2. Tinjauan mengenai Tindak Pidana Korupsi

a) Pengertian Korupsi

Pengertian korupsi sangat bervariasi. Namun demikian, secara

umum korupsi itu berkaitan dengan perbuatan yang merugikan

kepentingan publik atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi

atau kelompok tertentu.

Page 24: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

12

Menurut Andi Hamzah kata korupsi berasal dari bahasa latin

Corruptio atau corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu

berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tua.

Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris:

corruption, corrupt; Perancis: corruption; dan Belanda: corruptie

(korruptie). Meskipun kata corruptio itu luas sekali artinya, namun

sering corruptio dipersamakan artinya dengan penyuapan.

Menurut UN’s Global Programme against Corruption korupsi

didefinisikan sebagai: abuse of power for private gain and include

thereby both the public and private sector. Although perceived

differently from from country to country, corruption tends to include

the following behaviors: conflict of interest embezzlement, fraud,

bribery, political corruption, nepotism, secretarisme and extortion (

United Nations Office for Drug Control and Crime Prevention, data

elektronik, bisa dilihat di http://www. Undcp.org.) Dalam Lebanon

Anti –Corruption Initiate Report 1999, korupsi diartikan sebagai

sebagai the behaviour of private individuals or public officials who

deviate from set responsibilities and use their position of power

inorder to serve private ends and secure private gains (UNDCP).

Menurut World Bank dan Transparency International, korupsi

adalah the use of one’s public position for illegitimate private gains,

abuse of power and personal gain, however, can occur in both the

public and private domains and often in collusion with individuals

from both sector. Sedangkan menurut Lilik Mulyadi (2000), UU

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

sebenarnya tidak mencantumkan definisi korupsi secara langsung

Korupsi berasal dari bahasa latin”Corruptio” atau Corruptus”

yang kemudian muncul dalam banyak bahasa Eropa seperti Inggris

“Corruption”, bahasa Belanda “korruptie” yang berarti penyuapan,

perusakan moral, perbuatan tak beres dalam jawatan, pemalsuan dan

sebagainya kemudian muncul dalam bahasa Indonesia ”Korupsi”.

Page 25: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

13

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta, kata

korupsi diartikan sebagai perbuatan yang buruk seperti penggelapan

uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. (Djoko Prakoso. dkk.

1987: 389-390).

b) Tipe-tipe Korupsi

Pengertian tindak pidana korupsi pada Pasal 21 sampai dengan

24 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 ada 4 (empat ) tipe yaitu :

(1). Pengertian Korupsi Tipe Pertama

Tindak pidana korupsi pertama terdapat dalam ketentuan

Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999. Secara lengkap

redaksional Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

menyebutkan bahwa :

a) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)

tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda

paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan

paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

b) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati

dapat dijatuhkan

(2). Pengertian Korupsi Tipe Kedua

Pada asasnya, pengertian korupsi tipe kedua diatur dalam

ketentuan Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, yang

redaksional selengkapnya berbunyi sebagai berikut .

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

Page 26: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

14

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun

dan atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)

(3). Pengertian Korupsi Tipe Ketiga

Pada asasnya, pengertian korupsi tipe ketiga terdapat

dalam ketentuan Pasal 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 Undang-

undang Nomor 31 Tahun 1999 yang merupakan Pasal-pasal

Kitab Undang-undang Hukum Pidana/KUHP kemudian ditarik

menjadi Tindak Pidana Korupsi. Apabila dikelompokkan maka

korupsi tipe tiga dibagi menjadi 4 pengelompokan yaitu :

Penarikan perbuatan yang bersifat penyuapan, yakni

Pasal 209, Pasal 210, Pasal 418, Pasal 419 dan Pasal 420

KUHP. Ketentuan Pasal 209, Pasal 418, Pasal 419 dan Pasal

420 KUHP ditarik menjadi Pasal 5, 6, 7, 11, 12, dan 13 Undang-

undang Nomor 31 Tahun 1999. Pada dasarnya menurut

Pandangan doktrin Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana maka

ketentuan Pasal 209 dan Pasal 210 dikategorikan ke dalam

penyuapan aktif (aktieve omkoping) dan ketentuan Pasal 418

KUHP, Pasal 419 KUHP dan Pasal 420 KUHP ke dalam

penyuapan pasif (passive omkoping). Ketentuan Pasal 209

KUHP (pemberi suap) berpasangan dengan ketentuan Pasal 209

KUHP (pemberi suap) berpasangan dengan ketentuan Pasal 418

KUHP dan Pasal 419 KUHP (Pegawai negeri yang menerima

suap). Sedangkan ketentuan Pasal 210 KUHP (Pemberi suap

kepada hakim) berpasangan dengan ketentuan Pasal 420 KUHP

(Hakim yang menerima suap) terhadap perkara yang

ditanganinya.

Page 27: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

15

Apabila kita perhatikan lebih tajam, mendalam dan

terperinci walaupun penarikan perbuatan yang bersifat

penyuapan pada KUHP adalah serumpun, tetapi dalam Tindak

Pidana Korupsi ancaman pidana penjara atau dendanya

mempergunakan pidana minima/maksima yang bervariasi

(4). Pengertian Korupsi Tipe Keempat

Pada asasnya, pengertian korupsi tipe keempat adalah

tipe korupsi percobaan, pembantuan atau pemufakatan jahat

serta pemberian kesempatan, sarana atau keterangan terjadinya

Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh orang luar wilayah

Indonesia (Pasal 15 dan Pasal 16 Undang-undang Nomor 31

Tahun 1999). Konkretnya, perbuatan percobaan/poging sudah

diintrodusir sebagai Tindak Pidana Korupsi oleh karena

perbuatan korupsi sangat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan

kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi

tinggi maka percobaan melakukan tindak pidana korupsi

dijadikan mengingat sifat dari tindak pidana korupsi itu, maka

pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi

meskipun masih merupakan persiapan sudah dapat dipidana

penuh sebagai suatu tindak pidana sendiri.

Selanjutnya, identik pula dalam hal pemberian kesempatan,

sarana atau keterangan terjadinya tindak pidana korupsi yang

dilakukan oleh orang di luar wilayah Indonesia dimana pemberian

bantuan, kesempatan, sarana atau keterangan dalam ketentuan

Pasal 16 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 adalah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tujuan

pencantuman konteks ini adalah untuk mencegah dan memberantas

tindak pidana korupsi yang bersifat transnasional atau lintas batas

teritorial sehingga segala bentuk transfer keuangan/harta kekayaan

Page 28: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

16

hasil tindak pidana korupsi dapat dicegah secara maksimal dan

efektif. (Lilik Muliady, 2000 : 17)

c) Bentuk-bentuk korupsi

United national office on drugs and crime (2004) mencatat

beberapa bentuk korupsi serta cara operasinya yaitu :

(1). Korupsi besar dan korupsi kecil dilihat dari beser kecilnya

jumlah uang yang dikorupsikan dan tingkatan yang melakukan;

(2). Korupsi aktif yang berkaitan dengan penawaran atau

pembayaran suap dan korupsi tidak aktif yang berkaitan

dengan penerimaan suap;

(3). Suap dalam berbagai bentuk dan tujuan seperti influence-

peddling (menjual pengaruh) pejabat public atau politik atau

orang dalam pemerintah menjual privileges (keistimewaan)

yang dimiliki atas status mereka, yang tidak dimiliki oleh orang

luar seperti akses kepada atau pengruh terhadap pengambilan

keputusan pemerintah; suap dalam bentuk menawarkan atau

menerima hadiah,pemberian atau komisi;suap untuk

menghindari uang atas pajak atau biaya lain;suap dalam

mendukung kecurangan; suap untuk menghindari tuntutan

kriminal; suap dalam mendukung persaingan yang tidak sehat;

suap sektor swasta misalnya pada kasus kridit macet di

bank;suap untu mendapatkan informasi rahasia.

(4). Penggelapan, pencurian, dan kecurangan yang dilakukan

ditempat kerja;

(5). Pemerasan pada calon pegawai (pejabat) untuk memuluskan

jalan atau karier;

(6). Penyalah gunaan kekuasaan untuk tujuan-tujuan yang

menyimpang dari kepentingan umum dan merugika masyarakt

luas;

Page 29: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

17

(7). Favoritisme (mengunggulkan seseorang atau sebagai

perusahaan untuk kepentingan terselubung), nepotisme

(memenangkan seseorang atau institusi yang pernah

menyumbang atau berutang budi tertentu dengan mengabaian

aturan-aturan yang benar atau sah);

(8). Membuat dan mengeksploitasi kepentingan yang saling

bertentangan;

(9). Konstribusi (dukungan atau sumbangan) politik tang

berlebihan atau tidak tepat. (majelis tarjih dan tajdid pp

muhamadiyah ,2006:19-20)

d) Ciri-Ciri Korupsi

Menurut Syed Hussein Alatas di dalam bukunya “Sosiologi

Korupsi“ menjelaskan mengenai ciri-ciri korupsi adalah:

(1). Korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang;

(2). Korupsi pada umumnya dilakukan penuh kerahasiaan;

(3). Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal

balik;

(4). Korupsi dengan berbagai macam akal berlindung di balik

kebenaran hukum;

(5). Mereka yang terlibat korupsi adalah yang menginginkan

keputusan yang tegas dan mereka mampu mempengaruhi

keputusan;

(6). Tindakan korupsi mengandung penipuan baik pada badan publik

atau masyarakat umum;

(7). Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkianatan kepercayaan;

(8). Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontra

diktif dari mereka yang melakukan itu;

(9). Suatu perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan

pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat.

Page 30: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

18

e) Sebab-Sebab Korupsi

Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi adalah sebagai

berikut ( Syed Hussein Alatas, 1980 : 47-48 ) :

(1). Kelemahan para pengajar agama dan etika;

(2). Kolonialisme, dimana suatu pemerintahan asing tidaklah

menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk

membendung korupsi;

(3). Kurangnya pendidikan, namun melihat pada realitas yang ada

pada saat ini ternyata kasus-kasus korupsi di Indonesia,

mayoritas koruptor adalah mereka yang memiliki kemampuan

intelektual yang tinggi, sehingga alas an ini dapat dikatakan

kurang tepat;

(4). Kemiskinan, pada kasus-kasus yang merebak di Indonesia dapat

disimpulkan bahwa para pelaku korupsi bukan disebabkan oleh

kemiskinan melainkan keserakahan, sebab mereka bukanlah dari

kalangan yang tidak mampu melainkan mereka adalah

konglomerat;

(5). Tiada sanksi yang keras;

(6). Kelangkaan lingkungan yang subur untuk pelaku anti korupsi;

(7). Stuktur pemerintahan;

(8). Perubahan radikal, di saat sistem nilai mengalami perubahan

radikal, korupsi muncul sebagai suatu penyakit transisional;

(9). Keadaan masyarakat, korupsi dalam suatu birokrasi bisa

mencerminkan masyarakat keseluruhan.

Page 31: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

19

Faktor yang paling penting dalam dinamika korupsi adalah moral

dan intelektual para pemimpin masyarakat. Di bawah ini beberapa

faktor yang dapat menjinakkan korupsi, walaupun tidak dapat

menjinakkannya :

(1). Suatu keterikatan positif pada pemerintahan dan keterlibatan

spiritual dan tugas kemajuan nasional dan publik maupun

birokrasi;

(2). Administrasi yang efisien dan penyesuaian struktural yang

layak dari mesin dan aturan pemerintah sehingga menghindari

penciptaan sumber-sumber korupsi;

(3). Kondisi-kondisi sejarah dan sosiologis yang menguntungkan;

(4). Berfungsinya suatu sistem yang anti korupsi;

(5). Kepemimpinan kelompok yang berpengaruh dengan standar

normal dan intelektual yang tinggi.

3. Tinjauan mengenai KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi atau disingkat menjadi KPK

adalah sebuah komisi yang dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan kepada

Undang-undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi, dengan tujuan untuk mengatasi, menanggulangi dan

memberantas korupsi.

Sesuai dengan Pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002. Komisi

Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas :

a) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan tindak pidana korupsi;

b) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi;

c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi;

d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Page 32: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

20

(1). Visi Komisi Pemberantasan Korupsi

“Mewujudkan Indonesia yang Bebas Korupsi”

Visi tersebut merupakan visi yang cukup sederhana namun

mengandung pengertian yang mendalam. Visi ini menunjukkan

suatu tekad kuat dari KPK untuk segera dapat menuntaskan segala

permasalahan yang menyangkut KKN. Pemberantasan korupsi

memerlukan waktu yang tidak sedikit mengingat masalah korupsi

ini tidak akan dapat ditangani secara instan, namun diperlukan

suatu penangganan yang komprehensif dan sistematis.

(2). Misi Komisi Pemberantasan Korupsi

“ Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan Bangsa yang Anti

Korupsi”

Dengan misi tersebut diharapkan bahwa Komisi

Pemberantasan Korupsi ini nantinya merupakan suatu lembaga

yang dapat “membudayakan” anti korupsi di masyarakat,

pemerintah dan swasta di Indonesia. Komisi Pemberantasan

Korupsi sadar bahwa tanpa adanya keikutsertaan komponen

masyarakat, pemerintah dan swasta secara menyeluruh maka upaya

untuk memberantas korupsi akan sulit diwujudkan.

(3). Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan KPK

a) Undang-undang No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan

Tindak pidana Korupsi.

b) Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme.

c) Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi

Page 33: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

21

d) Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran

serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam penegahan

dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

e) Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

f) Undang-undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

g) Undang-undang No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang.

h) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem

Manajemen Sumber Daya Manusia KPK.

Page 34: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

22

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan kerangka pemikiran :

Salah satu kasus korupsi yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus

pengadaan helicopter yang melibatkan Ir. H Abdullah Puteh. Kasus tersebut

terjadi pada bulan Februari 2001 sampai dengan Juli 2004. Kasus tersebut

telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Putusan No

01/Pid.B/TPK/2004/PN.Jkt.Pst. KPK melakukan tindakan penyidikan

terhadap perkara Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Ir. H. Abdullah

Puteh, M.Si dengan dasar Surat Perintah Penyidikan No. Sprint-

DIK/02/VI/2004/P.KPK tanggal 29 Juni 2004. Berdasarkan Pasal 72 Undang-

Undang KPK yang berada di bawah judul Bab Ketentuaan Penutup,

Kasus Pengadaan helikopter

Tindak Pidana korupsi

Penyidikan Oleh KPK

Diputus oleh PN Jakpus

Banding

Kasasi

Argumentum A contrario

penerapan

implikasinya

Page 35: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

23

selengkapnya berbunyi: Undang-Undang ini berlaku pada tanggal

diundangkan, tanggal pengundangan Undang-Undangan dimaksud adalah 27

Desember 2002. Dengan rumusan Pasal 72 tersebut jelas bahwa Undang-

Undang KPK berlaku kedepan (prospective) yaitu sejak tanggak 27 Desember

2002, artinya keseluruhan Undang-Undang a quo hanya dapat diberlakukan

terhadap peristiwa pidana yang tempus delictinya terjadi sebelum Undang-

Undang a quo diundangkan. Secara argumentum a contrario Undang-Undang

ini tidak berlaku terhadap peristiwa pidana yang tempus delictinya terjadi

sebelum Undang-Undang a quo diundangkan. Dengan adanya kewenangan

KPK yang berlaku kedepan atau Prospective maka berarti KPK tidak

berwenang melakukan penyelidikan atau penyidikan terhadap tindak pidana

yang tempus delictinya yang terjadi sebelum KPK terbentuk, in casu tindak

pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si. sebelum

tanggal 27 Desember 2002 (Undang-Undang No. 30 Tahun 2002

diundangkan).

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui penerapan

penafsiran a contrario argumentum dalam proses pengambilan putusan

perkara korupsi pengadaan helicopter dengan terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh

M.Si oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selain itu Penulis juga

ingin mengetahui pengaruh penerapan a contrario argumentum terhadap

Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam

perkara Korupsi pengadaan helicopter dengan terdakwa Ir. H Abdullah Puteh.

Page 36: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

24

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penggunaan Penafsiran A Contrario Argumentum oleh Hakim Untuk

Menilai Berlakunya UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK

1. Deskripsi Kasus

Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, Msi, Gubernur Propinsi Nanggroe

Aceh Darusalam baik bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

dan bersekutu dengan saksi Bram HD MaNopo, MBA, Presiden Direktur

PT Putra Pobiagan Mandiri (PPM) telah melakukan serangkaian perbuatan

yang berhubungan sehingga dipandang sebagai suatu perbuatan yang

dilanjutkan pada bulan Februari 2001 sampai dengan Juli 2004, bertempat

di Jakarta dan Nanggroe Aceh Darusalam atau setidak-tidaknya di tempat

yang berdasarkan Pasal 54 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 tahun

2002, masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi pada Pengadilan Negeri jakarta Pusat yang berwenang memeriksa

dan mengadilinya, secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu kooperasi yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekoNomian negara.

Ditinjau dari sudut perdataan, maka yang bertindak sebagai

Pembeli adalah H.Abdullah Puteh., para Bupati/Walikota dan DPRD yang

telah memberikan persetujuannya.

Dalam perkara ini tidak terungkap dengan jelas mengenai apakah

pembelian helikopter tersebut merupakan tindakan yang melawan hukum

ataukah prosedur pembelian helikopter tersebut dipandang merupakan

tindakan melawan hukum. Tidak disitanya helikopter sebagai barang bukti

hasil kejahatan membuktikan bahwa Dakwaan lebih diarahkan kepada

penyimpangan prosedur pembelian helikopter merupakan tindakan yang

memenuhi unsur melawan hukum.

Page 37: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

25

2. Kasus Posisi

Inti perbuatan tindak pidana korupsi tersebut adalah Pembelian Helikopter

Model M1-2 Rostov Manufacturing Number 5111238082 untuk

digunakan oleh Gubernur dalam melaksanakan tugas-tugas Gubernur

maupun Bupati-Bupati dan berkunjung ke daerah-daerah di wilayah

konflik di NAD. Pembelian menggunakan Dana Alokasi Umum untuk

setiap kabupaten atau kotamadya yang telah disetujui oleh DPRD

kabupaten.

3. Identitas Terdakwa

Nama Lengkap : Ir. H. ABDULLAH PUTEH, M.Si.

Tempat Lahir : Idi, Aceh Timur.

Umur/Tanggal Lahir : 56 Tahun/04 Juli 1948

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : 1. Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah

No. 1 Banda Aceh.

2. Jalan Warung Sila No. 1 Ciganjur

Jakarta Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan : Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (yang dahulu disebut

Porpinsi Daerah Istimewa Aceh)

Pendidikan : Pasca Sarjana (52) Universitas

Indonesia

4. Dakwaan

Primer :

Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si, Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam baik bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dan

bersekutu dengan saksi Bram HD Manoppo, MBA, Presiden Direktur P.T

Page 38: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

26

Putra Pobiagan Mandiri (PPM) telah melakukan serangkaian perbuatan

yang berhubungan sehingga dipandang sebagai suatu perbuatan yang

dilanjutkan pada Bulan Februari 2001 sampai dengan Juli 2004, bertempat

di Jakarta dan Nanggroe Aceh Darussalam atau setidak-tidaknya di

tempat-tempat lain yang berdasarkan Pasal 54 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002, masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang

berwenang memeriksa dan mengadilinya, secara melawan hukum

melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian

negara, rangkaian perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara

sebagai berikut:

- Sekitar bulan Februari-Maret 2001, Terdakwa menghadiri Rapat Kerja

Gubernur se Sumatera di Palembang, dan salah satu acara Rapat Kerja

adalah presentasi pesawat terbang buatan Rusia yang disampaikan oleh

saksi Bram HD Manoppo, MBA, Presiden Direktur P.T. Putra

Pobiagan Mandiri (PPM);

- Pada tanggal 28 Juni 2001, Terdakwa menandatangani Letter of Intent

(LOI) Nomor: 553.3/23580, yang dikirimkan kepada Bram HD

Manoppo, yang isinya antara lain menyatakan Pemerintah Provinsi

Nangroe Aceh Darussalam bermaksud untuk membeli 1 (satu) unit

pesawat terbang helikopter type MI-2, VIP Cabin, versi sipil buatan

tahun 2000-2001 dari pihak pabrik Mil Moscow Helikopter Plant

Rusia;

- Selanjutnya saran Terdakwa, maka pada tanggal 15 Juli 2001 Bram

HD Manopo membuat surat dengan Nomor: 0135/PPM/BM/VII/2001

kepada Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang isinya

meminta pembayaran uang muka sebesar Rp. 4.000.000,- (empat

milyar rupiah);

- Pada tanggal 2 Agustus 2001, Terdakwa menerbitkan surat No.

KU.570/3578 ditujukan kepada para Bupati/Walikota se-provinsi

Page 39: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

27

Nanggroe Aceh Darussalam yang berisi mengenai pemberitahuan

tentang diterimanya tambahan alokasi Dana Bantuan Perlakuan

Khusus sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

451/KMK.07/2001 tanggal 23 Juli 2001;

- Pada tanggal 7 Agustus 2001, Terdakwa mengadakan pertemuan

dengan para Bupati/Walikota beserta Ketua DPRD, dan meminta agar

mereka menandatangani surat pernyataan yang isinya para Bupati/

Walikota dapat menyetujui dana Spesial Treatment yang ditetapkan

dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 451/KMK.07/2001

tanggal 23 Juli 2001;

- Pada tanggal 28 Agustus 2001, Terdakwa menerbitkan Surat

Keputusan Gubernur Nomor 45 Tahun 2001 tentang Penetapan

Rincian Jumlah Bantuan Perlakuan Khusus untuk Pemerintah Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Atas dasar surat tersebut, saksi

Thanthawi Ishak, selaku Sekretaris Daerah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam atas nama Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

menerbitkan Keputusan Gubernur Nanggroe Aceh Nomor 255/R/2001

tanggal 24 September 2001 tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin,

yang dalam lampirannya memuat pemotongan dari Dana Bantuan

Perlakuan Khusus sebesar Rp. 700.000,- guna biaya pembelian

helikopter tersebut;

- Dari dana bantuan perlakuan khusus bagian Kabupaten/Kota

terkumpul sebesar Rp. 9.100.000.000,- dan oleh Terdakwa dana

tersebut tidak dimasukkan ke dalam Perubahan APBD Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam tahun Anggaran 2001 maupun tahun

2002, sehingga bertentangan dengan mekanisme pengelolaan dan

pertanggungjawaban Keuangan Daerah sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

- Kemudian terdakwa memerintahkan Zainuddin , SE, Kepala Kas

Daerah melalui Drs. Teuku Meurah Lizam, Karo Keuangan untuk

Page 40: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

28

menempatkan dana APBD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun

2001 sebesar Rp. 4.000.000.000,- ke rekening pribadi Terdakwa

Nomor: 01.01.038492 di Bank Bukopin Jakarta;

- Pada tanggal 24 Agustus 2001, Terdakwa membayar uang muka

pembelian helikopter MI-2 kepada Bram HD Manopo dengan

memberikan cek senilai Rp. 750.000.000,-. Tindakan tersebut

bertentangandengan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000

tentang Pedoman Pelaksanakan Pengadaan Barang/Jasa Instansi

Pemerintah, padahal waktu itu belum ada perjanjian pembelian

helicopter antara Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

dengan Bram HD Manoppo;

- Pada tanggal 20 Oktober 2001, Terdakwa meminta persetujuan prinsip

pengadaan helikopter sebesar Rp. 12.500.000.000,- kepada Pimpinan

DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui surat Nomor: Ku.

024/5190;

- Pada tanggal 26 Desember 2001, Terdakwa kembali mengirim surat ke

DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor: Ku-024/6269

meminta persetujuan prinsip pengadaan helikopter, akan tetapi

Terdakwa tidak memberitahukan bahwa sebelumnya Terdakwa telah

membayar uang muka pembelian helicopter tersebut sebesar Rp.

750.000.000,-

- Pada tanggal 26 Juni 2002, Terdakwa dan Bram HD Manoppo

menandatangani Perjanjian Jual-Beli helikopter MI-2 Nomor:

04/SPJB/2002, yang berisi Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam akan membeli helikopter MI-2 dengan cabin versi VIP dan

anti peluru, helikopter 100% baru dibuat tahun 2000-2001 dengan

harga sebesar US$ 1,250,000 dari P.T. Putra Pobiagan Mandiri;

- Pada tanggal 29 Juni 2002, Terdakwa menerbitkan surat Nomor:

602/22395 perihal Rekomendasi Penunjukkan Langsung yang

ditujukan kepada Ketua Panitia Pengadaan Pekerjaan Daerah (P3D);

Page 41: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

29

- Pada tanggal 8 Juli 2002, Terdakwa menerbitkan Keputusan Nomor:

602.1/262/2002 tentang Penunjukkan P.T. Putra pobiagan Mandiri

sebagai pelaksana pengadaan pesawat Helikopter Mi-2. Penunjukkan

langsung tersebut bertentangan dengan Ketentuan Keputusan Presiden

Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Instansi Pemerintah;

- Pada tanggal 10 Juli 2002, Terdakwa turut menandatangani surat

perjanjian Pembelian Helikopter MI-2 Nomor: 05/KOP/PRJ/VII/2002

antara P.T. Putra Pobiagan Mandiri yang diwakili oleh Bram HD

Manoppo dengan Drs. Khalid, MSi. Sehubungan dengan

penandatanganan tersebut, pada tanggal 15 Juli 2002 dan 30 Juli 2002,

Munawar anggota Panitia Pengadaan Pekerjaan Daerah (P3D)

Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atas perintah Drs.

Khalid, MSi., Pemimpin Proyek Pengadaan Kendaraan Operasional

Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam termasuk pengadaan

helikopter telah melakukan pembayaran helikopter kepada P.T. Putra

Pobiagan Mandiri yaitu masing-masing sebesar:

a. Rp. 2.000.000.000,- ditransfer tanggal 15 Juli 2002 ke rekening

P.T. putra Pobiagan Mandiri Nomor a/c 101.4941-01-7 di Bank

Bukopin;

b. Rp. 1.500.000.000,- ditransfer tanggal 30 Juli 2002 ke rekening

P.T. Putra Pobiagan Mandiri Nomor a/c 101.4941-01-7 di Bank

Bukopin Jakarta;

- Pada tanggal 31 Oktober 2002, Zainuddin mentransfer uang Rp.

3.750.000.000,- ke rekening Terdakwa No. 01.01.038492;

- Pada tanggal 5 November 2002, Terdakwa melakukan pembayaran

kepada P.T. Putra Pobiagan Mandiri sebesar Rp. 3.400.000.000,-;

- Pada tanggal 25 Februari 2003 dilakukan serah terima pesawat

helikopter dari P.T. Putra Pobiagan Mandiri yang diwakili oleh Bram

HD Manoppo kepada Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

yang diwakili oleh Drs. Khalid, MSi. Sebagai Pimpinan Proyek

Page 42: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

30

Pengadaan Kendaraan Operasional Pemerintah Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam yang dituangkan dalam Berita Acara Nomor:

01/BA/KOP/II/2003 tanggal 25 Februari 2003 tanpa dilakukan

pengecekan fisik;

- Pada bulan Juli 2003, Terdakwa mengembalikan uang ke kas Daerah

melalui pemindahbukuan dari rekening Kas daerah sebesar Rp.

1.300.000.000,-. Pengembalian tersebut adalah atas dasar permintaan

Kepala Kas daerah, Zainuddin, SE., sebagai penggantian dana yang

telah dibayarkan kepada P.T. Putra Pobiagan Mandiri tanggal 25 Juli

2003 sebesar Rp. 1.275.000.000,-

- Terdakwa memerintahkan Zainuddin, SE., melalui Ir. H. Syahruddin

Gadeng, Msc., Kepala Biro Perlengkapan, untuk mengirimkan uang

sebesar Rp. 964.350.000,- kepada Teuku Djohan Basyar untuk

melakukan pembayaran pembelian helikopter langsung ke pabrik

Rostov Mil Rusia tanpa melalui P.T. Putra Pobiagan Mandiri;

- Selanjutnya terdakwa memerintahkan Zainuddin melalui Ir. H.

Syahruddin Gadeng, Msc. untuk mentransfer uang sebesar Rp.

198.150.000,- kepada P.T. Putra Pobiagan Mandiriuntuk pembayaran

helikopter;

- Terdakwa pada tanggal 6 Juli 2004, setelah dilakukan penyidikan,

sesuai dengan Surat Perintah Penyidikan No. SPRINDIK-

02/VI/2004/P.KPK tanggal 29 Juli 2004 mengembalikan uang yang

ada padanya melalui Bank Bukopin ke Kas Daerah rekening khusus

PPh/PPN Nomor 01.02.121.007.1 di Bank Pembangunan Daerah

Cabang Aceh sebesar Rp. 2.300.000.000,-;

- Setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh Ahli Ir. Tutisno Hartono dari

P.T. Dirgantara Indonesia pada tanggal 21-22 Juli 2004 terhadap

helikopter MI-2, maka diperoleh kesimpulan bahwa engine GTD 350

W serial IV engine number 481664021 W (LH) dan engine number

471683016 W (RH) yang terpasang di Pesawat MI-2 Rostov dapat

dinyatakan bahwa kondisi engine bukan engine baru, karena telah

Page 43: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

31

memiliki jam terbang terhitung sejak baru, dengan istilah lain yaitu

telah memiliki flying time since new (TSN), sebagaimana tertuang

dalam Hasil Pemeriksaan/Inventory Check Helikopter Model Rostov

MI-2 Manufacturing Number 5111238082 yang dibuat dan

ditandatangani Ahli tertanggal 22 Juli 2004;

Dari rangkaian perbuatan terdakwa, telah memperkaya terdakwa sendiri

atau saksi Bram HD Manoppo, MBA atau orang lain atau P.T. Putra

Pobiagan Mandiri yang telah atau setidak-tidaknya dapat merugikan

keuangan negara sejumlah Rp. 13.687.500.000,- atau setidak-tidaknya

sejumlah Rp. 10.087.500.000,- yang dihitung dari jumlah pengeluaran

uang dari kas oleh Bendaharawan Umum Daerah Rp. 13.687.500.000,-

dikurangi jumlah pengembalian ke rekening Kas Daerah yang disetor

kembali oleh terdakwa Rp. 3.600.000.000,- sebagaimana hasil perhitungan

kerugian Keuangan Negara yang dilakukan oleh ahli dari Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan sesuai dengan surat nomor SR-

548/D6/1/2004 tanggal, atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut.

Perbuatan terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, MSi., diancam pidana

sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 ayat (1) huruf a, b

ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Subsider :

Bahwa ia Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, MSi., selaku Gubernur

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang disahkan pengangkatannya

dengan Keputusan Presiden Nomor: 298/M tahun 2000 tanggal 15

November 2000 yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah mempunyai kewajiban antara lain

meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat, memelihara ketentraman dan

ketertiban masyarakat dan mengajukan rancangan peraturan daerah dan

Page 44: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

32

menetapkannya sebagai peraturan daerah sama Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, baik bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan

Saksi Bram HD Manoppo, MBA., Presiden Direktur P.T. Putra Pobiagan

mandiri (PPM) (yang perkaranya diajukan secara tersendiri) telah

melakukan beberapa perbuatan yang berhubungan sehingga dipandang

sebagai suatu perbuatan yang dilanjutkan, pada hari dan tanggal yang tidak

dapat dipastikan lagi didalam bulan Februari 2001 sampai dengan tahun

2004, bertempat di Jakarta dan Nanggroe Aceh Darussalam atau setidak-

tidaknya di tempat-tempat lain yang berdasarkan Pasal 54 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004, masih termasuk dalam wilayah

hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat yang berwenang memeriksa dan mengadilinya, dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya

karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai

berikut:

- Sekitar bulan Februari-Maret 2001, Terdakwa menghadiri Rapat Kerja

Gubernur se Sumatera di Palembang, dan salah satu acara Rapat Kerja

adalah presentasi pesawat terbang buatan Rusia yang disampaikan oleh

saksi Bram HD Manoppo, MBA, Presiden Direktur P.T. Putra

Pobiagan Mandiri (PPM);

- Pada tanggal 28 Juni 2001, Terdakwa menandatangani Letter of Intent

(LOI) Nomor: 553.3/23580, yang dikirimkan kepada Bram HD

Manoppo,MBA., Presiden Direktur P.T. Putra Pobiagan Mandiri

(PPM) yang copynya dikirim pula ke Mil Moscow Helikopter Plant

Russia, isinya antara lain menyatakan Pemerintah Provinsi Nangroe

Aceh Darussalam bermaksud untuk membeli 1 (satu) unit pesawat

terbang helikopter type MI-2, VIP Cabin, versi sipil buatan tahun

2000-2001 dari pihak pabrik Mil Moscow Helikopter Plant Russia,

penandatanganan Letter of Intent (LOI) tersebut adalah sebagai tindak

Page 45: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

33

lanjut dari pertemuan Terdakwa dengan saksi Bram HD

Manoppo,MBA di Jakarta, sedangkan terdakwa mengetahui bahwa

dana/uang untuk pembelian Helikopter tersebut belum tersedia dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nangroe

Aceh Darussalam, dan juga belum dibicarakan/diminta persetujuan

kepada DPRD Provinsi Nangroe Aceh Darussalam;

- Terdakwa setelah menandatangani dan mengirimkan Letter of Intent

(LOI) kepada Bram HD Manoppo,MBA., pada sekitar bulan Juli 2001

menyarankan kepada Saksi Bram HD Manoppo,MBA., untuk

membuat surat permintaan pembayaran uang muka pembelian

helikopter kepada Pemerintah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan

atas saran tersebut maka Saksi Bram HD Manoppo,MBA.,

mengajukan permintaan dengan surat Nomor:

0135/PPM/BM/VII/2001 tertanggal 15 juli 2001 yang isinya meminta

pembayaran uang muka sebesar Rp. 4.000.000.000,- (Empat milyar

rupiah) untuk ditransfer (dikirimkan) ke pabrik Mil Moscow

Helikopter Plant Russia;

- Pada tanggal 2 Agustus 2001, Terdakwa menerbitkan surat No.

KU.570/3578 ditujukan kepada para Bupati/Walikota se-provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam yang berisi mengenai pemberitahuan

tentang diterimanya tambahan alokasi Dana Bantuan Perlakuan

Khusus sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

451/KMK.07/2001 tanggal 23 Juli 2001, dalam surat tersebut

diberitahukan kepada para Bupati/Walikota antara lain bahwa dana

sumbangan biaya pengadaan helikopter akan diambilkan/bersumber

dari penerimaan Dana Bantuan Perlakuan Khusus bagian

Kabupaten/Kota, padahal dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan

Nomor: 451/KMK.07/2001 tanggal 23 Juli 2001 Dana Bantuan

Perlakuan Khusus hanya dapat dipergunakan untuk membiayai belanja

pegawai dan non pegawai;

Page 46: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

34

- Pada tanggal 28 Agustus 2001, Terdakwa menerbitkan Surat

Keputusan Gubernur Nomor 45 Tahun 2001 tentang Penetapan

Rincian Jumlah Bantuan Perlakuan Khusus untuk Pemerintah Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Atas dasar surat tersebut, saksi

Thanthawi Ishak, selaku Sekretaris Daerah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam atas nama Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

menerbitkan Keputusan Gubernur Nanggroe Aceh Nomor 255/R/2001

tanggal 24 September 2001 tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin,

yang dalam lampirannya memuat pemotongan dari Dana Bantuan

Perlakuan Khusus sebesar Rp. 700.000,- guna biaya pembelian

helikopter yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam;

- Adapun perincian jumlah dana perlakuan khusus untuk Penerimaan

Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ditetapkan berdasarkan Keputusan

Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor: 255/R/2001 tanggal 24

September 2001 tersebut adalah sebagai berikut:

No

Kabupaten

Kota

Jumlah Dana

Bantuan

Biaya

Pengadaan

Helikopter

Biaya Rutin

Kab/Kota

1. Banda

Aceh

2.712.500.000 700.000.000 2.012.500.000

2. Sabang 2.607.500.000 700.000.000 1.907.500.000

3. Aceh Besar 2.712.500.000 700.000.000 2.012.500.000

4. Pidie 2.695.000.000 700.000.000 1.995.000.000

5. Beureum 2.719.500.000 700.000.000 2.019.500.000

6. Aceh Utara 2.688.000.000 700.000.000 1.988.000.000

7. Aceh

Timur

2.688.000.000 700.000.000 1.988.000.000

8. Aceh 2.870.000.000 700.000.000 2.170.000.000

Page 47: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

35

Tengah

9. Aceh Barat 2.695.000.000 700.000.000 1.995.000.000

10. Aceh

Selatan

2.667.000.000 700.000.000 1.967.000.000

11. Aceh

Tenggara

2.695.000.000 700.000.000 1.995.000.000

12. Aceh

Singkil

2.677.500.000 700.000.000 1.977.500.000

13. Aceh

Simeuleu

2.572.500.000 700.000.000 1.872.500.000

Jumlah 35.000.000.000 9.100.000.000 25.900.000.000

dari dana bantuan perlakuan khusus bagian Kabupaten/Kota yang

dipotong secara langsung tersebut terkumpul sebesar Rp.

9.100.000.000,- (Sembilan milyar seratus juta rupiah) dan oleh

terdakwa dana tersebut tidak dimasukkan kedalam Perubahan APBD

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun Anggaran 2002, sehingga

bertentangan dengan mekanisme pengelolaan dan pertanggungan

jawaban keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor: 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

- Terdakwa juga telah memerintahkan saksi Zainuddin, S.E., Kepala Kas

Daerah melalui saksi Drs. Teuku Meurah Lizam, M.M., Karo

Keuangan untuk menempatkan dana APBD Provinsi nanggroe Aceh

Darussalam tahun 2001 sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar

rupiah) ke rekening pribadi terdakwa No. 01.01.038492 di Bank

Bukopin Jakarta, atas pemerintah terdakwa tersebut pada tanggal 15

Agustus 2001 saksi Zainuddin, S.E., dana APBD Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2001 yang tersimpan pada Bank Pemerintah

Daerah Aceh dengan cek No: AA 026334 dan mentransfer ke rekening

Page 48: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

36

pribadi Terdakwa No. 01.01.038492 di Bank Bukopin Jakarta sebesar

Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah);

- Terdakwa secara bertentangan dengan Keputusan Presiden Nomor 18

tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Instansi Pemerintah, pada tanggal 24 Agustus 2001 membayar uang

muka pembelian helikopter MI-2 kepada saksi Bram HD Manoppo,

MBA., dengan memberikan cek Bank Bukopin Jakarta senilai Rp.

750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) sedangkan pada

waktu itu antara Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

dengan Saksi Bram HD Manoppo, MBA., belum ada perjanjian

pembelian helikopter;

- Terdakwa selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 2001 mengirimkan

surat kepada pimpinan DPRD Nanggroe Aceh Darussalam Surat

Nomor: KU.024/5190 untuk meminta persetujuan prinsip pengadaan

helikopter sebesar Rp. 12.500.000.000,- (dua belas milyar lima ratus

juta rupiah) dan disebutkan pula bahwa pembayaran akan dilaksanakan

sebesar 30% dari total harga, yang dibayar pada saat penandatanganan

kontrak;

- Terdakwa pada tanggal 26 Desember 2001 sekali lagi mengirim surat

ke DPRD Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor: KU-

024/6269 meminta persetujuan prinsip pengadaan helikopter, dan

dalam syrat tersebut Terdakwa tidak memberitahukan bahwa

Terdakwa sebelumnya telah membayarkan uang muka pembelian

helikopter sebesar Rp. 12.500.000.000,- (dua belas milyar lima ratus

juta rupiah), atas dasar surat tersebut DPRD Provinsi Daerah Nanggroe

Aceh Darussalam memberitahukan persetujuan prinsip pengadaan

helikopter dengan surat tanggal 12 Juni 2002 Nomor: 065/962;

- Terdakwa pada tanggal 26 Juni 2002 menandatangani surat perjanjian

jual beli helikopter MI-2 Nomor: 04/SPJB/2002 dengan saksi Bram

HD Manoppo, MBA., Presiden direktur P.T. Putra Pobiagan Mandiri

(PPM) yang berisikan antara lain bahwa Pemerintah daerah Nanggroe

Page 49: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

37

Aceh Darussalam akan membeli helikopter MI-2 dengan cabin versi

VIP dan anti peluru, helikopter 100% baru dibuat tahun 2000-2001

dengan harga sebesar US$ 1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh

ribu US dollar) dari P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) sedangkan

Terdakwa telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor:

KU.945/155.B/2002 tertanggal 18 Juni 2002 yang menunjuk Saksi

Drs. Khalid, MSi., sebagai Pemimpin Proyek Pengadaan Kendaran

Operasional Pemerintah Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam;

- Terdakwa secara bertentangan dengan ketentuan Keputusan Presiden

Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanakan Pengadaan

Barang/Jasa Instansi Pemerintah, pada tanggal 29 Juni 2002

menerbitkan surat Nomor: 602/22395 perihal Rekomendasi

Penunjukan Langsung yang ditujukan kepada pelaksanakan penawaran

harga dengan cara menunjukkan langsung kepada Ketua Panitia

Pengadaan Pekerjaan Daerah (P3D) yang menyetujui pelaksanakan

penawaran harga dengan cara penunjukkan langsung kepada P.T. Putra

Pobiagan Mandiri (PPM), karena perusahaan tersebut merupakan satu-

satunya agen tunggal untuk pemasaran helikopter dari Rostov Mil

Rusia, padahal dalam kenyataannya P.T. Putra Pobiagan Mandiri

(PPM) bukan satu-satunya agen tunggal dari Rostov Mil Rusia dan

pada waktu diterbitkanya rekomendasi tersebut surat perjanjian jual

beli helikopter antara Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

dengan P.T. Putra Pobiagan Mandiri telah ditandatangani, bahkan

Terdakwa telah membayar uang muka pembelian helikopter tersebut

kepada Saksi Bram HD Manoppo, MBA., selaku Presiden Direktur

P.T.Putra Pobiagan mandiri (PPM) sebesar Rp. 750.000.000,- (tujuh

ratus lima puluh milyar rupiah);

- Terdakwa pada tanggal Keputusan 8 Juli 2002 menerbitkan Keputusan

Nomor: 602.1/262/2002 tentang Penunjukan Perusahaan P.T. Putra

Pobiagan Mandiri (PPM) sebagai Pelaksana Pengadaan Pesawat

Helikopter MI-2 untuk keperluan Pemda Provinsi Daerah Nanggroe

Page 50: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

38

Aceh Darussalam sedangkan dalam kenyataanya terdakwa sebelumnya

pada tanggal 26 Juni 2002 telah 2002 telah menandatangani surat

perjanjian jual beli helikopter MI-2 tersebut;

- Terdakwa selanjutnya pada tanggal 10 Juli 2002 turut menandatangani

Surat Perjanjian pembelian Helikopter MI-2 Nomor:

05/KOP/PRJ/VII/2002 dengan saksi Bram HD Manoppo, MBA.,

Presiden Direktur P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) yang berisikan

yang diwakili oleh Saksi Bram HD Manoppo, MBA., dengan Saksi

Drs. Khalid, MSi. Selaku Pemimpin Proyek Pengadaan Kendaraan

Operasional Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Nanggroe Aceh

Darussalam padahal sebelumnya Terdakwa juga telah menandatangani

surat perjanjian jual beli Nomor: 04/SPJB/2002 tanggal 26 Juni 2002

bahkan Terdakwa telah membayar uang muka pembelian helikopter

tersebut kepada saksi Bram HD Manoppo, MBA., selaku Presiden

Direktur P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM);

- Sehubungan dengan telah ditandatangani Surat Perjanjian Pembelian

Helikopter MI-2 Nomor: 05/KOP/VII/2002 tanggal 10 Juli 2002 yang

turut ditandatangani oleh Terdakwa maka pada tanggal 15 Juli 2002

dan 30 Juli 2002 Saksi Munawar anggota Panitia Pengadaan Pekerjaan

daerah (P3D) Pemerintah Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

atas perintah Saksi Drs. Khalid, MSi Pemimpin Proyek Pengadaan

Kendaraan Operasional Pemerintah Provinsi Daerah Nanggroe Aceh

Darussalam termasuk pengadaan helikopter telah melakukan

pembayaran pembelian helikopter, kepada P.T. Putra Pobiagan

Mandiri (PPM) yaitu masing-masing sebesar:

a. Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) di transfer tanggal 15 Juli

2002 ke rekening P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) Nomor a/c

101.4941-01-7 di Bank Bukopin Jakarta;

b. Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) di transfer

tanggal 30 Juli 2002 ke rekening P.T. Putra Pobiagan Mandiri

(PPM) Nomor a/c 101.4941-01-7 di Bank Bukopin Jakarta;

Page 51: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

39

- Terdakwa melalui Saksi Drs. Teuku Meureh Lizam, MM Karo

Keuangan memerintahkan Bendaharawan Umum Daerah/Kepala Kas

Daerah Saksi Zainuddin, S.E untuk mengirimkan/mentransfer uang

sebesar Rp. 3.750.000.000,- (tiga milyar tujuh ratus lima puluh juta

rupiah) ke rekening pribadi terdakwa Nomor: 01.01.038492 di Bank

Bukopin Jakarta untuk pembayaran pembelian helikopter kepada P.T.

Putra Pobiagan Mandiri (PPM) dan pada tanggal 31 Oktober 2002

Saksi Zainuddin, SE mentransfer uang tersebut sesuai dengan perintah

Terdakwa;

- Terdakwa secara bertentangan dengan ketentuan Keputusan Presiden

Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Instansi Pemerintah yaitu menyimpang dari syarat

pembayaran dalam Surat Perjanjian Pembelian, pada tanggal 5

November 2002 telah melakukan pembayaran kepada P.T. Putra

Pobiagan Mandiri (PPM) sebesar Rp. 3.400.000.000,- (tiga milyar

empat ratus juta rupiah) dengan cara memindah bukuan dari rekening

pribadi Terdakwa Nomor: 01.01.038492 di Bank Bukopin Jakarta;

- Pada tanggal 25 Februari 2003 telah dilakukan serah terima pesawat

helikopter dari P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) yang diwakili oleh

Saksi Bram HD Manoppo, MBA. Kepada Pemerintah Provinsi Daerah

Nanggroe Aceh Darussalam yang diwakili oleh Drs. Khalid, MSi

sebagai Pemimpin Proyek Pengadaan Kendaraan Operasional

Pemerintah Provinsi Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam

yang dituangkan dalam Berita Acara Nomor: 01/BA/KOP/II/2003

tanggal 25 Februari 2003 tanpa dilakukan pengecekan fisik;

- Terdakwa pada bulan Juli 2003 mengembalikan uang kas daerah

melalui pemindah bukuan dari rekeningnya di Bank Bukopin Jakarta

ke rekening Kas Daerah pada Bank Bukopin Banda Aceh sebesar Rp.

1.300.000.000,- (satu milyar tiga ratus juta rupiah), pengembalian

tersebut adalah atas permintaan Kepala Kas Daerah Saksi Zainuddin,

SE sebagai penggantian dana yang telah dibayarkan kepada P.T. Putra

Page 52: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

40

Pobiagan mandiri (PPM) pada tanggal 25 Juli 2003 sebesar Rp.

1.275.000.000,- (satu milyar dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah);

- Terdakwa secara bertentangan dengan tata cara pembayaran

sebagaimana yang diatur dalam perjanjian, melalui Saksi Ir. H.

Syahruddin Gadeng, M.Sc., Kepala Biro Perlengkapan memerintahkan

Saksi Zainuddin, SE., Kepala Kas Daerah untuk

mengirimkan/mentransfer uang sebesar Rp. 964.350.000,- (Sembilan

ratus enam puluh empat juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada

Saksi Teuku Djohan Basyar untuk melakukan pembayaran pembelian

helikopter langsung ke Pabrik Rostov Mil Russia tanpa melalui P.T.

Putra Pobiagan Mandiri (PPM) yang oleh Saksi Zainuddin, Se Kepala

Kas daerah uang tersebut ditransfer pada tanggal 8 Maret 2004 ke

rekening Teuku Djohan Basyar Nomor: 133-00-0223282-5 pada Bank

Mandiri Cabang Bogor;

- Terdakwa selanjutnya melalui Saksi Ir. H. Syahruddin Gadeng, M.Sc.

Kepala Biro Perlengkapan memerintahkan Saksi Zainuddin,SE Kepala

Kas Daerah untuk mengirimkan/mentransfer uang sebesar Rp.

198.150.000,- (seratus sembilan puluh delapan juta seratus lima puluh

ribu rupiah) kepada P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) untuk

melakukan pembayaran pembelian helikopter, yang oleh Saksi

Zainuddin, SE Kepala Kas Daerah uang tersebut ditransfer ke rekening

P.T. Putra Pobiagan mandiri (PPM) pada Bank Bukopin Jakarta pada

tanggal 1 Juli 2004 yang ditarik dengan Cek Nomor AF 011864

tanggal 31 Mei 2004;

- Terdakwa pada tanggal 6 Juli 2004 setelah dilakukan penyidikan,

sesuai dengan Surat Perintah Penyidikan No. SPRINDIK-

02/2004/P.KPK tanggal 29 Juni 2004 mengembalikan uang yang ada

padanya melalui Bank Bukopin Jakarta ke Kas Daerah rekening

khusus PPh/PPN Nomor: 01.02.121.007.1 di Bank Pembangunan

Daerah Cabang Aceh sebesar Rp. 2.300.000.000,- (dua milyar tiga

ratus juta rupiah);

Page 53: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

41

- Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh Ahli Ir. Tutisno

Hartono dari P.T. Dirgantara Indonesia pada tanggal 21-22 Juli 2004

terhadap helikopter MI-2 yang telah diserahkan oleh Saksi Bram HD

Manoppo, MBA mewakili P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) kepada

Saksi Khalid, MSi mewakili Pemerintah Provinsi Daerah Nanggroe

Aceh Darussalam diperoleh kesimpulan engine GTD 350 W serial IV

engine number 481664021 W (LH) dan engine number 471683016 W

(RH) terpasang di pesawat MI-2 Rostov dapat dinyatakan bahwa

kondisi engine bukan engine baru karena telah memiliki jam terbang

terhitung sejak baru dengan istilah lain yaitu telah memiliki flying time

since new (TSN) sebagaimana yang tertuang dalam Hasil Pemeriksaan

Inventory Check Helikopter Model MI-2 Rostov Manufacturing

Number 5111238082 yang dibuat dan ditandatangani Ahli tertanggal

22 Juli 2004;

Dari rangkaian perbuatan terdakwa tersebut, dengan tujuan

menguntungkan Terdakwa sendiri atau Saksi Bram HD Manoppo, MBA

atau orang lain atau P.T. Putra Pobiagan Mandiri (PPM) yang telah atau

setidak-tidaknya dapat merugikan Keuangan Negara sejumlah Rp.

13.687.500.000,- (tiga belas milyar enam ratus delapan puluh tujuh juta

lima ratus ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah Rp.

10.087.500.000,- (sepuluh milyar delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu

rupiah), yang terhitung dari jumlah pengeluaran Kas oleh Bendaharawan

Umum Daerah Rp. 13.687.500.000,- (tiga belas milyar enam ratus delapan

puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dikurangi jumlah pengembalian ke

rekening Kas Daerah yang disetor kembali oleh Terdakwa Rp.

3.600.000.000,- (tiga milyar enam ratus juta rupiah) sebagaimana hasil

perhitungan kerugian Keuangan Negara yang dilakukan oleh Ahli dari

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sesuai dengan Surat

Nomor SR-548/D6/1/2004 tanggal 9 November 2004, atau setidak-

tidaknya sekitar jumlah tersebut.

Page 54: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

42

Perbuatan terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, MSi., diancam pidana

sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) jo Pasal 18 ayat (1) huruf a, b

ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

5. Pembelaan terdakwa dan Penasehat Hukum

Nota pembelaan dari terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut ;

a. Bahwa KPK tidak berwenang melakukan penyidikan penyidikan dan

penuntutan, terhadap perkara yang terjadi sebelum tanggal 27

Desember 2002 (saat Undang-Undang KPK) ditetapkan ;

b. Bahwa dakwaan penuntut umum tidak terbukti;

Nota pembelaan dari penasehat hukum terdakwa,yang pada pokoknya

sebagai berikut;

a. Menerima pembelaan dari tim penasehat hukum terdakwa

Ir.H.ABDULLAH PUTEH,Msi,;

b. Menyatakan dakwaan demikian juga akibat hukumnya dengan

tuntutan pidana penuntut umum pada KPK tidak dapat diterima;

c. Menyatakan terdakwa Ir.H. ABDULLAH PUTEH, Msi, tidak terbukti

secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 18 ayat

(1) huruf a,b, ayat (2),(3) Undang-Undang No 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.UU No.20 tahun 2001

tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 Ayat (1)

ke- 1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHP jo. Pasal 3 jo.Pasal 18 ayat (1) huruf

a,b, ayat (2),(3), Undang-Undang No 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.UU No.20 tahun 2001

tentang perubahan atas UU No.31 tahun 1999 jo. Pasal55 ayat (1) ke-i

jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP;

Page 55: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

43

d. Membebaskan terdakwa Ir.H.ABDULLAH PUTEH,Msi, dari setiap

dan semua dakwaan;

e. Mengembalikan dan merehabilitasi nama baik terdakwa pada harkat

dan martabatnya semula;

f. Membebankan biaya perkara terhadap negara.

6. Penggunaan Penafsiran A Contrario Argumentum oleh Hakim Dalam

Menilai Berlakunya UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK

Menimbang, bahwa pada Putusan Sela

No.01/Pid.B/TPK/2004/PN.JKT.PST. tanggal 10 januari 2005 pada

pertimbangan hukum pada poin 1, tentang penangguhan dengan alasan

Preaiudideell Ceschill, di mana pada pertimbangan hukumnya antara lain

sebagai berikut:

"Bahwa di satu pihak, perkara yang kita hadapi sekarang ini adalah

perkara pidana yaitu perkara Tindak Pidana Korupsi, dan di lain pihak

perselisihan hukum (Pre-ludicieell Geschill) yang dijadikan alasan

keberatan Terakwa dan Penasihat Hukumnya adalah bahwa objektum litis

sebagai titik preajudicieell mengenai kewenangan KPK yang berlaku

surut, masih dalam proses pemeriksaan (hak uji materil ) di Mahkamah

Konstitusi sesuai dengan Nomor register 069/PUU-ll/ 2004 tanggal 11

Nopember 2004, sedangkan pemeriksaan prosesual kewenangan KPK

memiliki objectum litis yang sama pada proses persidangan perkara pidana

terhadap Terdakwa sekarang ini."

"Bahwa dengan hal-hal yang mempertimbangkan di atas pemeriksaan

perkara ini tetap dilanjutkan sepanjang belum ada putusan Mahkamah

Konstitusi yang menyatakan lain."

Menimbang, bahwa perkara No.069/PUU-ll/2004 telah diputus oleh

Mahkamah Konstitusi tanggal 15 Februari 2005, di dalam pertimbangan

hukumnya Mahkamah Konstitusi, mempertimbangkan secara sistimatis

kaitan Pasal 68, 72 dan Pasal 70 sebagai berikut:

Page 56: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

44

a. Pasal 72 Undang-Undang KPK yang berada di bawah judul Bab

Ketentuaan Penutup, selengkapnya berbunyi: Undang-Undang ini

berlaku pada tanggal diundangkan, tanggal pengundangan Undang-

Undangan dimaksud adalah 27 Desember 2002. Dengan rumusan

Pasal 72 tersebut jelas bahwa Undang-Undang KPK berlaku kedepan

(prospective) yaitu sejak tanggak 27 Desember 2002, artinya

keseluruhan Undang-Undang a quo hanya dapat diberlakukan terhadap

peristiwa pidana yang tempus delictinya terjadi sebelum Undang-

Undang a quo diundangkan. Secara argumentum a contrario Undang-

Undang ini tidak berlaku terhadap peristiwa pidana yang tempus

delictinya terjadi sebelum Undang-Undang a quo diundangkan;

b. Pasal 70 Undang-Undang KPK menyatakan bahwa " Komisi

Pemberantasan Korupsi melaksanakan tugas dan wewenangnya paling

lambat 1 ( satu ) tahun setelah Undang-Undang ini di undangkan ".

Pasal ini adalah mengatur tentang saat KPK mulai melaksanakan tugas

dan wewenangnya yaitu paling lambat 1 (satu) tahun setelah Undang-

Undang a quo diundangkan. Undang-Undang a quo diundangkan pada

tanggal 27 Desember 2002 sekaligus berarti saat itu pulalah KPK

melaksanakan tugas dan wewenangnya;

c. Pasal 68 Undang-Undang KPK, yang berada di bawah Bab ketentuaan

Peralihan (Bab XI) menyatakan semua tindakan penyelidikan,

penyidikan dan penuntutan Tindak Pidana Korupsi yang proses

hukumnya belum selesai pada saat terbentuknya Komisi

Pemberantasan Korupsi berdasarkan ketentuan sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 9 dan seterusnya;

Menimbang, bahwa dari pertimbangan Mahkamah Konstitusi

tersebut di atas yang menjadi pokok persoalan hukum yang harus

dipertimbangkan dalam perkara ini a quo perkara Ir. H. Abdullah Puteh,

M.Si adalah:

Page 57: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

45

a. Apakah KPK mengambil alih proses hukum yang sebelumnya

dilakukan oleh Lembaga Kepolisian dan Kejaksaan atau tidak;

b. Kapan tempus delicti peristiwa pidana terjadi a quo Ir. H. Abdullah

Puteh, M.Si;

Menimbang, bahwa pertama-tama kami akan pertimbangkan, apakah KPK

telah mengambil alih proses hukum yang dilakukan sebelumnya oleh

Kepolisian dan Kejaksaan atau tidak;

Menimbang, bahwa berdasarkan Berita Acara Penyidikan oleh KPK

No.BP/01 .Xl/ 2004/KPK tanggal 29 Nopember 2004, terlihat bahwa KPK

melakukan tindakan penyidikan berdasarkan laporan kejadian Korupsi

No.LKK/02/VI/2004/KPK tanggal 25 Juni 2004, yang dilaporkan oleh

AKBP Yurod Saleh, Penyidik pada Sat Gas KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi), dan berdasarkan laporan tersebut KPK melakukan penyidikan

terhadap perkara Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh Ir. H.

Abdullah Puteh, M.Si., dengan dasar Surat Perintah Penyidikan No.

Sprint-DIK/02/VI/2004/P.KPK tanggal 29 Juni 2004, dan selanjutnya

dilakukan Penuntutan oleh KPK dengan melimpahkan perkara ini ke

Pengadilan dengan Surat Dakwaan No.01/TUT.KPK/XII/2004 yang

terdaftar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dengan No.01/Pid.B/TPK/2004/PN.JKT.PST.

Menimbang, bahwa Terdakwa dipersidangan juga menerangkan bahwa ia

sebelumnya belum pernah diperiksa oleh Kepolisiaan atau Kejaksaan

dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa di dalam berita acara penyidik tersebut juga tidak

ditemukan Surat atau bukti lainnya, bahwa penyidik KPK melakukan

proses a quo dalam perkara ini dengan cara pengambil alihan proses

hukum yang belum selesai yang dilakukan oleh Lembaga Kepolisian atau

Kejaksaan, yang juga berwenang melakukan proses hukum penyidikan

tindak pidana korupsi, yang telah ada sebelum KPK terbentuk.

Page 58: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

46

Menimbang, bahwa dengan demikian KPK dalam perkara a quo, dalam

melakukan proses hukum murni menggunakan kewenangan berdasarkan

Pasal 6 c, dan bukan berdasarkan Pasal 68 Undang-Undang No. 30 tahun

2002 Tentang Komisi Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.

Menimbang bahwa berdasarkan Dakwaan Penuntut Umum dan dikuatkan

oleh saksi-saksi dan Terdakwa serta bukti surat, terbukti dari rentetan

peristiwa tersebut tempus delictinya telah terjadi beberapa tindak pidana

sejak Februari 2002 sampai 5 Nopember 2002 sebelum KPK terbentuk

tanggal 27 Desember 2002;

Menimbang, bahwa meskipun ada rentetan peristiwa pidana yang di

dalamnya terdapat perbuatan melawan hukum yang juga terjadi setelah

tanggal 27 Desember 2002, hal tersebut tidaklah dapat dipisah-pisahkan,

karena sesuai dengan Dakwaan Penuntut Umum di mana Terdakwa

didakwa melakukan tindak pidana Korupsi yang dilakukan secara

bersama-sama sebagai perbuatan berlanjut (lihat dakwaan baik Primair

maupun subsidair);

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, KPK murni

melakukan proses hukum berdasarkan Pasal 6 c, bukan pengambilalihan

proses hukum yang belum selesai berdasarkan Pasal 68 Undang-Undang

No.30 Tahun 2002 dan tempus delicti nya terjadi a quo perkara Ir. H.

Abdullah Puteh, M.Si. sebelum tanggal 27 Desember 2002 (sebelum KPK

terbentuk), maka kewenangan KPK dalam melakukan penyelidikan,

penyidikan dan penuntutan berlaku ketentuan Pasal 70 jo. Pasal 72

Undang-Undang No.30 Tahun 2002, di mana kewenangan KPK berlaku

ke depan (prospective), yaitu sejak tanggal 27 Desember 2002 (Undang-

Undang diundangkan). Artinya keseluruhan Undang-Undang a quo hanya

dapat diperlakukan terhadap peristiwa pidana yang tempus delictinya

terjadi setelah Undang-Undang dimaksud diundangkan. Secara

agumentum a contrario, Undang-Undang ini tidak berlaku terhadap

peristiwa pidana yang tempus delictinya terjadi sebelum Undang-Undang

a quo diundangkan, kecuali dalam hal penerapan Pasal 68

Page 59: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

47

(pengambilalihan hukum yang belum selesai) dan harus memenuhi

ketentuan Pasal 9 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002;

Menimbang, bahwa sebab kami mempertimbangkan kewenangan KPK

karena menurut salah satu asas KPK sebagaimana tersebut dalam Pasal 5

Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 adalah kepastian hukum,

proporsionalitas dan demikian juga menurut penjelasan umum Undang-

Undang No. 30 tahun 2002 pada alinea VI, pengaturan kewenangan

KPKdilakukan secara berhati-hati agar tidak terjadi tumpangtindih

kewenangan dengan berbagai instansi;

Menimbang, bahwa adapun instansi yang berwenang melakukan

penyelidikan, penyidikan menurut Pasal 6 ayat (1) huruf a KUHAP adalah

Polri, sedangkan Jaksa diatur dalam Pasal 284 ayat (2) KUHAP jo. Pasal

17 PP No. 27 Tahun 1983;

Menimbang, bahwa terhadap kewenangan (kompetensi) tersebut di-

pertimbangkan, karena menyangkut hukum acara dan hukum acara

merupakan ketentuan hukum yang baku tidak dapat ditafsirkan lain, selain

ditentukan dalam Undang-Undang tersebut;

Menimbang, bahwa setiap Tersangka berhak diselidiki, dan disidik di atas

landasan sesuai dengan hukum acara, tidak boleh undue process, hak due

process dalam tindakan penegakan hukum bersumber dari cita-cita Negara

hukum yang menjunjung tinggi supremasi hukum (the law is supreme)

yang menegaskan "kita diperintah oleh hukum dan bukan oleh orang

(government of law and not of men). Konsep due process dikaitkan dengan

landasan menjunjung tinggi supermasi hukum". Di dalam menangani

tindak pidana tidak seorangpun berada dan menempatkan diri di atas

hukum (No one is above the law) dan hukum harus diterapkan kepada

siapapun berdasar prinsip perlakuan dan dengan cara yang jujur (fait

manner). Esensi due process: setiap penegakan dan penerapan hukum

pidana sesuai dengan "persyaratan konstitusional" serta harus "menaati

hukum". Due process tidak "membolehkan pelanggaran" terhadap suatu

bagian ketentuan hukum dengan dalih menegakkan bagian hukum lain.

Page 60: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

48

Menimbang bahwa penyelesaian Tindak Pidana Korupsi harus didasarkan

atas ketentuan dan procedure yang berlaku, menyandarkan diri "Rule of

Law", bahwa penyimpangan Hukum Acara Pidana (Umum) masih harus

bergerak dalam batas yang diakui oleh prinsip dalam Negara Hukum.

Selanjutnya dalam symposium Tracee Baru pada tahun 1966 mengenai

Indonesia Negara hukum, adanya 3 (tiga) ciri dari unsur utama dalam

Negara hukum Indonesia, yaitu:

a. Pengakuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia;

b. Peradilan bebas dan tidak memihak;

c. Legalitas dalam arti hukum baik formil maupun materiil;

Menimbang, bahwa Oemar Senoadji, (2007:32) berpendapat suatu

perUndang-Undangan mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

dalam aspek hukum Pidana materiil maupun Hukum Acara Pidana dalam

Negara hukum Indonesia; berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan

Pancasila; tidak akan meninggalkan hak azasi manusia dan prinsip

legalitas, yang dalam Negara hukum manapun dipandang sebagai

palladium dari kepastian hukum, apa lagi sistem Peradilan bebas, dari

factor extra-judisiel dan dari paksaan ("compulsion") dan jauh dari

tekanan, direktiva atau rekomendasi dari executive dan legislative;

Menimbang, bahwa sebagaimana diketahui fungsi Peradilan tidak lain

dalam rangka memeriksa dan mengadili perkara untuk mewujudkan

kebenaran dan keadilan (to enforce the truth justice) atau menemukan

keadilan menurut hukum (Legal Justice) yaitu suatu keadilan yang

diwujudkan berdasarkan sistem hukum yang dianut (according to legal

system), jadi suatu keadilan yang lahir dari proses peradilan sesuai dengan

hukum acara yang berlaku (dueprocess);

Menimbang, bahwa dengan demikian proses peradilan bukan semata-mata

menemukan keadilan moral (not moral justice) yang lepas dalam kaitan

penyelesaian perkara ataupun sistem hukum yang dianut, maka keadilan

diharapkan harus didasarkan pada ketentuan yang terdapat dalam Undang-

Undang dan berbagai peraturan lainnya yang mengatur kewenangan

Page 61: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

49

Majelis untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sehingga proses

penegakan hukum dilakukan secara professional dan proporsionalitas

sehingga diharapkan diperoleh keadilan yang sebenarnya;

Menimbang, bahwa Hakim adalah tangan keadilan, bukan algojo bagi

sekedar nafsu hukum, tangan keadilan Hakim bukan saja untuk

memuaskan khalayak ramai, atau korban, tetapi juga keadilan untuk

pelaku dan keluarganya, rasa malu, tercoreng yang mungkin akan

dikenang turun temurun merupakan faktor sosiologis yang harus

dipertimbangkan. Keadilan Hakim adalah keadilan Komprenhensif, bukan

keadilan sesaat atau untuk kepentingan tertentu (Sambutan Ketua

Mahkamah Agung R.I. pada pembukaan Rapat Kerja Nasional tanggal 27-

30 September 2004 halaman 4 dan 5);

Menimbang, bahwa Hakim dalam hal tertentu juga tidak kaku dalam

menerapkan hukum hal ini terbukti dalam putusan sela, eksepsi lainnya

dari Penasihat Hukum yang lainnya tidak mendasar, telah

dikesampingkan;

Menimbang, bahwa karena tentang kewenangan suatu lembaga penegak

hukum adalah kaitan dengan HAM, dan dalam hukum acara pidana

merupakan hal yang mendasar suatu proses penegakan hukum;

Menimbang, bahwa dengan adanya kewenangan KPK yang berlaku

kedepan atau Prospective sebagaimana pertimbangan Mahkamah

Konstitusi tersebut dan juga uraian-uraian tersebut di atas di mana dalam

penegakan hukum harus didasarkan hukum acara yang berlaku (due

process), maka berarti KPK tidak berwenang melakukan penyelidikan atau

penyidikan terhadap tindak pidana yang tempus delictinya yang terjadi

sebelum KPK terbentuk, in casu tindak pidana yang dilakukan oleh

Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si. sebelum tanggal 27 Desember

2002 (Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 diundangkan);

Menimbang, bahwa oleh karena KPK tidak berwenang melakukan

penyelidikan dan penyidikan, maka Berita Acara yang dibuat oleh KPK

dinyatakan tidak sah, sehingga Surat Dakwaan a quo yang berasal dari

Page 62: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

50

Berita Acara yang tidak sah menyebabkan surat dakwaan tersebut tidak

sah pula atau tidak dapat diterima sebagai dasar pemeriksaan perkara

tindak pidana korupsi atas nama Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si.,

dengan demikian Penahanan yang dilakukan oleh KPK terhadap Terdakwa

juga tidak sah;

Demikianlah pendapat dari Hakim Ketua dan Hakim Anggota I yang

berbeda pendapat dengan Hakim-Hakim Anggota lainnya dalam

musyawarah untuk mengambil keputusan, dan pendapat ini merupakan

satu kesatuan dengan putusan ini, sebagaimana yang dimaksud Pasal 19

ayat (5) Undang-Undang No. 4 Tahun 2002 Tentang Kekuasaan

Kehakiman.

7. Pembahasan

KPK dibentuk berdasarkan Undang-undang sehingga mempunyai

legitimasi yang kuat, KPK juga bersifat indepanden dan bebas dari

pengaruh siapapun. Kewenangan KPK adalah: (a) melakukan pengkajian

terhadap sistem pengelolaan administrasi semua lembaga negara dan

pemerintah; (b) memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan

pemerintah untuk melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian,

sistem pengelolan administrasi tersebut berpotensi korupsi; (c) melaporkan

kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyar Republik

Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan, jika saran Komisi

Pemberantasan Korupsi mengenai usulan perubahan tersebut tidak

diindahkan. ( Pasal 14 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 )

Begitu pula dengan pemeriksaan aparat maupun pejabat negara

yang terlibat dengan dugaan korupsi, wewenang untuk memerintahkan

Presiden agar membuat izin juga dimiliki oleh KPK. Kewenangan inilah

yang digunakan KPK untuk memeriksa kasus dugaan korupsi pembelian

helikopter MI-2 senilai Rp 12 Miliar oleh Gubernur Nanggroe Aceh

Darussalam ( NAD ) Abdullah Puteh. Inilah kasus pertama yang berhasil

Page 63: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

51

dibawa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) hingga ke meja

pengadilan.

Terlepas dari keistimewaannya sebagai kasus pertama yang dibawa

KPK hingga ke hadapan para hakim, kasus ini ternyata menghadirkan

tantangan lain yang cukup berat bagi KPK. Tantangan tersebut dipicu

dengan diajukannya gugatan yang dilempar Bram HD Manoppo, Direktur

Utama PT Putra Pobiagan Mandiri. Bram mengajukan gugatan judicial

review terhadap Undang-undang No 30 Tahun 2002 yang menjadi dasar

berdirinya KPK kepada Mahkamah Konstitusi ( MK ). Gugatan tersebut

mulai disidangkan MK pada akhir November 2004. Dalam gugatannya,

Bram mempersoalkan pasal 68 UU KPK yang menurutnya menetapkan

azas retroaktif. Pasal 68 tersebut menyebutkan ”Semua tindakan

penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidada korupsi yang

proses hukumnya belum selesai pada saat terbentuknya Komisi

Pemberantasan Korupsi, dapat diambil alih oleh Komisi Pemberantasan

Korupsi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ”.

Pasal tersebut dianggap oleh Bram HD Manoppo dinilai bertentangan

dengan pasal 28 I ayat (1) Undang-undang Dasar 1945. Ketentuan yang

lebih tinggi tingkatannya itu menegaskan : ” Hak untuk tidak dituntut atas

dasar hukum yang berlaku surut adalah hak azasi manusia yang tidak

dapat dikurangi dalam keadaan apa pun”. Gugatan Bram inilah yang

kemudian menghasilkan putusan MK yang dinilai banyak kalangan

kontroversial.

Dalam keputusan yang dibacakan dalam sidang pada 15 Februari

2005, para hakim MK memang menolak gugatan Bram HD Manoppo.

Namun begitu, dalam bagian pertimbangan dari keputusan tersebut, MK

mengemukakan hal-hal yang menimbulkan persepsi bahwa KPK tidak

boleh menyelidiki kasus-kasus korupsi yang terjadi sebelum UU KPK

ditetapkan, yakni pada 27 Desember 2002.

Hakim Ketua, KRESNA MENON dan Hakim Anggota I

GUSRIAL, berpendapat bahwa kewenangan KPK adalah berlaku kedepan

Page 64: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

52

atau Prospective. Hal tersebut didasarkan kepada pertimbangan

Mahkamah Konstitusi. Kresna Menon dan Gusrial juga berpendapat KPK

tidak berwenang melakukan penyelidikan atau penyidikan terhadap tindak

pidana yang tempus delictinya yang terjadi sebelum KPK terbentuk, in

casu tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh,

M.Si. sebelum tanggal 27 Desember 2002 (Undang-Undang No. 30 Tahun

2002 diundangkan).

Selanjutnya karena KPK tidak berwenang melakukan penyelidikan

dan penyidikan, maka Berita Acara yang dibuat oleh KPK dinyatakan

tidak sah, sehingga Surat Dakwaan a quo yang berasal dari Berita Acara

yang tidak sah menyebabkan surat dakwaan tersebut tidak sah pula atau

tidak dapat diterima sebagai dasar pemeriksaan perkara tindak pidana

korupsi atas nama Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si.. Dengan

demikian Penahanan yang dilakukan oleh KPK terhadap Terdakwa

Abdullah Puteh juga dianggap tidak sah.

Dikaitkan dengan adanya penafsiran A Contrario Argumentum,

yang menyatakan bahwa ada kalanya suatu peristiwa tidak diatur secara

khusus diatur oleh undang-undang, tetapi kebalikan dari peristiwa tersebut

diatur oleh undang-undang. Dan bagaimana menemukan hukumnya bagi

peristiwa yang tidak diatur itu adalah dengan cara menemukan hukum

dengan pertimbangan bahwa apabila undang-undang menetapkan hal-hal

tertentu untuk peristiwa tertentu, maka peraturan itu terbatas pada

peristiwa tertentu itu dan untuk peristiwa di luarnya berlaku kebalikannya,

ini merupakan metode A Contrario Argumentum.

Metode A Contrario Argumentum merupakan cara penafsiran atau

menjelaskan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian

antara peristiwa konkrit yang dihadapi dan peristiwa yang diatur dalam

undang-undang. Dengan mengatur suatu peristiwa tetapi peristiwa yang

mirip lainnya tidak, maka untuk yang terakhir ini berlaku secara

kebalikannya. Hakim mengatakan “ peraturan ini saya terapkan pada

peristiwa yang tidak diatur ini, tetapi secara kebalikannya. Jadi pada a

Page 65: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

53

contrario argumentum titik berat diletakkan pada ketidak samaan

persitiwanya.

Dengan demikian, terlepas dari perbedaan pendapat antara

Pemohon, Pemerintah, DPR, dan Para Ahli tentang asas retroaktif apakah

meliputi hukum materiil maupun formil, Mahkamah berpendapat bahwa

Pasal 68 undang-undang a quo tidak mengandung asas retroaktif,

walaupun KPK hanya dapat mengambil alih penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap tindak pidana yang dilakukan setelah

diundangkannnya Undang-undang KPK sampai dengan terbentuknya

KPK.

Doctrine ”Sens-Clair (la doctrine du senclair) menyebutkan bahwa

hakim harus melakukan penemuan hukum dengan memperhatikan :

a. bahwa Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 yang

menentukan ”Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-

nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”, karena

menurut pasal 16 ayat 1 Undang-Undang No.4 tahun 2004,

”Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum

tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan

mengadilinya”;

b. bahwa Hakim dalam mencari makna ”melawan hukum” seharusnya

mencari dan menemukan kehendak publik yang bersifat unsur pada

saat ketentuan tersebut diberlakukan pada kasus konkrit;

c. bahwa Hamaker dalam keterangannya Het recht en de maatschappij

dan juga Recht, Wet en Rechter antara lain berpendapat bahwa hakim

seyogianya mendasarkan putusannya sesuai dengan kesadaran hukum

dan penerapan hukum yang sedang hidup didalam masyarakat ketika

putusan itu dijatuhkan. Dan bagi I.H. Hymans (dalam keterangannya :

Het recht der werkelijkheid), hanya putusan hukum yang sesuai

dengan kesadaran hukum dan kebutuhan hukum warga masyarakatnya

yang merupakan ”hukum dan makna sebenarnya”;

Page 66: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

54

d. bahwa ”apabila kita memperhatikan Undang-Undang, ternyata bagi

kita, bahwa Undang-Undang tidak saja menunjukan banyak

kekurangan-kekurangan, tapi seringkali juga tidak jelas. Walaupun

demikian hakim harus melakukan peradilan. Teranglah, bahwa dalam

hal sedemikian Undang-Undang memberi kuasa kapada hakim untuk

menetapkan sendiri maknanya ketentuan Undang-Undang itu atau

artinya suatu kata yang tidak jelas dalam suatu ketentuan Undang-

Undang. Dan hakim boleh menafsir suatu ketentuan Undang-Undang

secara gramatikal atau histories baik ”recht maupun wetshistoris”.

B. Implikasi Penggunaan Penafsiran Hukum A Contrario Argumentum Oleh

Hakim Mahkamah Agung Terhadap Keabsahan Tindakan Penyidikan

Oleh KPK Dalam Perkara Korupsi Pengadaan Helikopter

Di dalam proses penyidikan yang dilakukan oleh KPK dalam perkara

Korupsi Pengadaan Helikopter dengan terdakwa Abdullah Puteh ini, Hakim

Ketua, KRESNA MENON dan Hakim Anggota I GUSRIAL, berpendapat

bahwa kewenangan KPK adalah berlaku kedepan atau Prospective. Hal

tersebut didasarkan kepada pertimbangan Mahkamah Konstitusi. Kresna

Menon dan Gusrial juga berpendapat KPK tidak berwenang melakukan

penyelidikan atau penyidikan terhadap tindak pidana yang tempus delictinya

yang terjadi sebelum KPK terbentuk, in casu tindak pidana yang dilakukan

oleh Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si. sebelum tanggal 27 Desember

2002 (Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 diundangkan).

Selanjutnya karena KPK tidak berwenang melakukan penyelidikan

dan penyidikan, maka Berita Acara yang dibuat oleh KPK dinyatakan tidak

sah, sehingga Surat Dakwaan a quo yang berasal dari Berita Acara yang tidak

sah menyebabkan surat dakwaan tersebut tidak sah pula atau tidak dapat

diterima sebagai dasar pemeriksaan perkara tindak pidana korupsi atas nama

Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh, M.Si.. Dengan demikian Penahanan yang

Page 67: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

55

dilakukan oleh KPK terhadap Terdakwa Abdullah Puteh juga dianggap tidak

sah.

Kewenangan KPK terkait Putusan MK No. 069/PUU-II/2004

Pertimbangan hukum MK yang kontroversial tersebut berbunyi:

Pasal 72 Undang-undang KPK, yang berada di bawah judul bab

KETENTUAN PENUTUP, selengkapnya berbunyi, “Undang-undang ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan”. Tanggal pengundangan undang-

undang dimaksud adalah 27 Desember 2002. Dengan rumusan Pasal 72

tersebut adalah jelas bahwa Undang-undang KPK berlaku ke depan

(prospective), yaitu sejak tanggal 27 Desember 2002. Artinya, keseluruhan

undang-undang a quo, hanya dapat diberlakukan terhadap peristiwa pidana

yang tempus delicti-nya terjadi setelah undang-undang dimaksud

diundangkan. Secara A Contrario Argumentum, undang-undang ini tidak

berlaku terhadap peristiwa pidana yang tempus delicti-nya terjadi sebelum

undang-undang a quo diundangkan.

Berkaitan dengan permohonan Hak Uji Materil yang diajukan oleh

Bram Manopo yang pada saat itu merupakan terdakwa Korupsi bersama-sama

dengan Mantan Gubernur NAD Abdullah Puteh (dalam dakwaan terpisah).

Putusan MK tersebut diputus oleh MK sebelum Pengadilan Khusus Tindak

Pidana Korupsi menjatuhkan putusannya baik terhadap Bram Manopo sendiri

maupun Abdullah Puteh. Tak lama setelah Putusan MK tersebut dijatuhkan

Pengadilan Tipikor menjatuhkan putusannya, yang pada intinya menghukum

keduanya. Dari putusan yang menghukum tersebut terlihat bahwa Pengadilan

Tipikor tetap menganggap bahwa KPK tetap berwenang untuk menangangi

perkara korupsi yang tempus delictinya terjadi sebelum berdirinya KPK, atau

dengan kata lain Pengadilan Tipikor tidak sependapat dengan pendapat hukum

MK sebagaimana dikutip diatas. Dalam tingkat banding terjadi hal yang sama,

Pengadilan Tinggi tetap menghukum terdakwa walapun terdakwa telah

membawa putusan MK tersebut sebagai bagian dari memori bandingnya.

Selanjutnya dalam tingkat kasasi Abdullah Puteh kembali mengajukan

pertimbangan hukum MK sebagai salah satu alasan dalam memori kasasinya.

Page 68: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

56

Namun atas alasan tersebut Mahkamah Agung melalui putusannya no. 1334

K/Pid/2005 berpendapat lain, dalam pertimbangan hukumnya di halaman 80-

82 Mahkamah Agung berpendapat:

“ Menimbang bahwa dengan adanya pertimbangan hukum Mahkamah

Konstitusi khususnya pasal 72 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang

pemberlakuan Undang-Undang a quo, pertimbangan mana menimbulkan pro

dan kontra antara ahli hukum yang dapat berimplikasi negatif terhadap

penerapan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 dalam upaya pemberantasan

tindak pidana korupsi, Mahkamah Agung memandang perlu

mempertimbangkan apakah Mahkamah Konstitusi berwenang memberikan

pertimbangan atas pasal 72 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002, mengingat

pertimbangan tersebut, menimbulkan penafsiran sebagai pendapat Mahkamah

Konstitusi.

“ Menimbang, bahwa dengan menunjuk pertimbangan Mahkamah Konstitusi

khususnya pertimbangan mengenai Pasal 72 Undang-Undang No. 30 Tahun

2002 tentang KPK berlaku kedepan (prospective) sekalipun diakui bahwa

masalah penerapan Undang-Undang bukan wewenang Mahkamah Konstitusi

dihubungkan dengan wewenang Mahkamah Konstitusi sebagaimana

ditetapkan dalam pasal 23 c ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara RI

Tahun 1945 jo pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 24 Tahun

2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung berpendapat bahwa

pertimbangan tersebut diatas adalah berlebihan (overbodig), kontradiktif dan

melampaui batas wewenangnya serta dapat menghambat upaya percepatan

upaya pemberantasan tindak pidana korupsi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum mengenai wewenang

Mahkamah Konstitusi sebagaimana diatur dalam pasal 24 C ayat (1) dan (2)

Undang-Undang-Undang Dasr Negara RI 1945 jo pasal 10 ayat (1), (2), pasal

56 ayat (3) dan (5), pasal 57 ayat (1) Undang-Undang No. 24 Tahun 2003

Page 69: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

57

dihubungkan dengan pertimbangan-pertimbangan hukum Mahkamah

Konstitusi dalam putusannya Nomor : 069/PUU/II/2004, Judex Factie telah

dengan tepat dan benar mengadili perkara a quo menurut ketentuan Undang-

Undang.

Berdasarkan pertimbangan tersebut keberatan-keberatan kasasi yang

diajukan oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa huruf B butir 4 sampai dengan 16

tidak dapat dibernarkan, karena tidak beralasan menurut hukum;”.

Dari pertimbangan hukum Mahkamah Agung terlihat jelas bahwa Mahkamah

Agung tidak sependapat dengan pendapat hukum Mahkamah Konstitusi

mengenai tidak berwenangnya KPK dalam menangani perkara korupsi yang

terjadi sebelum 2002. Dengan ditolaknya argumentasi Pemohon Kasasi yang

mendalilkan bahwa Pengadilan Tinggi Tipikor salah menerapkan hukum

dengan mendasarkan diri pada Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut maka

hal ini berarti Pengadilan Tipikor berwenang mengadili perkara yang diajukan

oleh KPK yang tempus delicti-nya terjadi sebelum berlakunya UU KPK, dan

oleh karenanya hal tersebut berarti juga bahwa KPK dapat mengusut perkara

korupsi yang demikian.

Page 70: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

58

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di dalam bab hasil penelitian dan

pembahasan, maka Penulis dapat merumuskan 2 ( dua ) simpulan sebagai

berikut :

1. Penafsiran a contrario argumentum dalam Proses penyidikan Perkara

Korupsi Pengadaan Helikopter Dengan Terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh

Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terlihat dengan adanya perbedaan

pendapat dari dua orang hakim, yaitu hakim ketua dan hakim anggota I.

Hakim ketua dan Hakim anggota I berpendapat bahwa KPK tidak

berwenang melakukan penyelidikan atau penyidikan terhadap perkara

korupsi pengadaan Helikopter dengan terdakwa Ir. H. Abdullah Puteh.

Keadaan tersebut disebabkan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh

Abdullah Puteh terjadi sebelum diundangkannya UU No. 30 tahun 2002

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu tanggal 27

Desember 2002. Dengan tidak diperbolehkannya KPK melakukan

penyelidikan atau penyidikan terhadap perkara korupsi tersebut, maka

berita acara pemeriksaan KPK dianggap tidak sah. Surat dakwaan yang

dibuat berdasarkan berita acara pemeriksaan yang tidak sah, berakibat

surat dakwaan yang menjadi dasar pemeriksaan persidangan juga dianggap

tidak sah. Penahanan terhadap Abdullah Puteh juga dianggap tidak sah

karena didasarkan kepada penyidikan yang tidak sah.

2. Implikasi penafsiran a contrario argumentum dalam penyidikan perkara

korupsi pengadaan Helikopter oleh Abdullah Puteh ini sesuai dengan

putusan MA bahwa KPK secara hukum dapat melakukan tindakan

penyelidikan, penyidikan maupun penuntutan atas perkara-perkara Tindak

Pidana Korupsi yang terjadi sebelum berlakuknya UU KPK bahkan

sebelum berlakunya UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Page 71: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

59

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20

Tahun 2001. Untuk membuktikan unsur melawan hukum KPK tetap dapat

menggunakan doktrin Ajaran Melawan Hukum Materil dalam Fungsi

Positif maupun Yurisprudensi Mahkamah Agung.

B. Saran-Saran

1. Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang eksistensi KPK dan juga

berbagai kasus lain memberi pesan agar legislatif lebih berhati-hati, lebih

cermat dan lebih cerdas dalam menyusun peraturan perundang-undangan.

Kerja legislatif diharapkan harus serius karena ketidakcermatan sebuah

produk hukum berdampak dalam banyak hal termasuk tanggung jawab

moril terhadap semua produk peraturan perundang-undangan.

2. KPK harus berani berperan menjadi ‘pengendali’ bagi gerakan

pemberantasan korupsi nasional. Dari banyaknya kasus korupsi yang

muncul di media, hanya sebagian kecil yang bias ditindak lanjuti dan

diselesaikan di pengadilan. Tidak efektifnya pemberantasan korupsi

disebabkan tumpang tindihnya upaya-upaya yang dilakukan oleh lembaga

penegak hukum. KPK sebagai lembaga yang memegang amanat

mengkoordinasikan, mensupervisi dan melaksanakan pemberantasan

korupsi seharusnya berani tampil paling depan dan menjadi ‘dirigen’ bagi

lembaga penegak hukum lainnya, bukan seperti saat ini yang masih ragu

menggunakan kewenangannya.

Page 72: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adami Chazawi. 2003. Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di

Indonesia. Malang : Bayumedia Publishing.

Danang Kurniadi. 2008. Mega skandal korupsi di Indonesia. Yogyakarta :

Pukat Korupsi.

Johnny Ibrahim. 2008. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.

Malang: Bayumedia Publising.

Lilik Mulyadi. 2007. Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana. Bandung

: PT. Citra Aditya Bakti.

Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group

Satjipto Raharjo. 1982. Ilmu Hukum. Bandung : Alumni.

Sudikno Mertokusumo. 1995. Mengenal Hukum. Yogyakarta : Liberty

Yogyakarta.

Suradi. 2006. Korupsi dalam sektor pemerintahan dan swasta. Yogyakarta :

Gaya Media Yogyakarta.

Perundang-undangan :

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana ( KUHAP )

UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi

UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi

UU No. 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Page 73: ANALISIS YURIDIS PENGGUNAAN PENAFSIRAN/Analisis... · 13. Si hitam yang menjadi sponsorship selama penulis kuliah sampai penulis ... Dasar 1945. Negara melindungi dan menjamin hak–hak

Internet :

Liza Erwina S.H.,M.Hum, Penemuan Hukum Oleh Hakim di Fakultas

Hukum Jurusan Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara. Diakses pada

tanggal 3 Desember 2009, Pukul 09.22 WIB

Kewenangan KPK dalam Menangani Korupsi Sebelum Tahun 2003

Antara Putusan Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Diakses pada

tanggal 2 Maret 2010, Pukul 16.00 WIB.