analisis wacana pada tayangan …...comunity, quen vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis...

83
ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh EDY MULYONO C0202024 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

Upload: nguyenkiet

Post on 13-May-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

i

ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET “

DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh EDY MULYONO

C0202024

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

ANALISIS WACANA

PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

Page 2: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

ii

Disusun oleh

EDY MULYONO C0202024

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Prof. Dr. H. D. Edi Subroto NIP 19440927197081001

Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001

ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA

Page 3: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

iii

Disusun oleh

EDY MULYONO C0202024

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal

Jabatan

Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Chattri. S. Widyastuti, M.Hum

NIP 196412311994032005

......................

Sekretaris Miftah Nugroho, S.S

NIP 197707252005011002

......................

Penguji I

Prof. Dr. H. D. Edi Subroto

NIP 19440927197081001

......................

Penguji II Drs. F.X. Sawardi, M.Hum

NIP 19610526199031003

......................

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Soedarno, M.A. NIP 131472202

PERNYATAAN

Nama : Edy Mulyono

Page 4: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

iv

NIM : C0202024

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Analisis Wacana pada

Tayangan “Infotainment Silet” di Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah betul-

betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari

skripsi tersebut.

Surakarta, 19 Januari 2010 Yang membuat pernyataan, Edy Mulyono

MOTTO

Page 5: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

v

Hidup memang tidak bisa memilih,

tapi kita harus bisa menjalani apa yang diberikan oleh hidup,

menjadikanya sebuah alasan untuk berjuang.

Seribu kali pun kita berbuat baik, orang tetap mencari keburukan kita.

Maka kita balas dendam: meskipun seseorang berbuat buruk seribu kali,

kita tetap bersemangat untuk menemukan kebaikannya.

(Emha Ainun Nadjib)

PERSEMBAHAN

Page 6: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

vi

Ayah (Ranto Wiyatmo)

Bunda (Karyani)

Kakakku (Isdwi Handayani)

Keponakan kecilku (Istika Indah, Keysa)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya kepada Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat

Page 7: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

vii

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pada Tayangan “Infotainment

Sile” di Rajawali Citra Televisi Indonesia

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari semua

pihak. Penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam penyusunan karya ini. Dalam kesempatan ini dengan

setulus hati mengucapkan terima kasih kepada:

1 Drs. Soedarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, yang

telah memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi.

2 Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia FSSR

UNS sekaligus Pembimbing Akademik, yang telah memberikan

kepercayaan dan kemudahan selama penyusunan skripsi.

3 Prof. Dr. H. D. Edi Subroto, selaku Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan saran dengan sabar dalam penulisan skripsi

ini, serta memberi motivasi dan nasihat kepada penulis.

4 Segenap dosen Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

5 Staf Perpustakaan UNS dan Perpustakaan FSSR yang telah memberikan

kelonggaran kepada penulis untuk membaca dan meminjam buku-buku

referensi yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6 Danang dan Anung yang telah memberikan waktu untuk sekedar diskusi

ilmu bahasa dengan penulis

7 Kawan-kawan di persewaan komputer “UNIX” ( Rahmanto, Amir, Toni,

dan Danang), kawan-kawan Sastra Indonesia angkatan 2002 kalian

keluarga kedua buatku.

Page 8: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

viii

8 Komunitas Musik dan Film FSSR sebuah kenangan tak terlupa

9 Kawan-kawan Prodi Tv Isi Surakarta, Galsari Film Production,

Komunitas Movie Maker Solo, Karimanen Production, Maton

Production, Wong Film, yang telah memberikan kesempatan penulis

mendapatkan pengalaman dalam dunia film

10 Gang Oncom (Wira, Risti), Anak-anak Ponti da Jogja (Fadil, Reza,

Wendi, Yosvi, Heru, Andi), Gang Gong (Ardi, Putra, Anang, Diki), Gang

Konde (Lingga, May, Ardi, Alin, Depi’) makasih telah menemaniku

menjadi kelelawar.

11 Kawan-kawan Be-One Indo Marcom, Idee Production, Red House

Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis

mendapatkan pengalaman kerja.

12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu oleh penulis dalam kesempatan ini.

Surakarta, 19 Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .......................................................................................... .. ....... i

Page 9: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... .. ...... ii

PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI .............................................................. .. ...... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... .. ...... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... .. ...... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... .. ...... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... .. ...... ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... .. ...... xiii

DAFTAR SINGKATAN..................................................................................... ....xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... .. ...... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah ....................................................................... ..... 1

B Pembatasan Masalah ............................................................................. ..... 4

C Perumusan Masalah .............................................................................. ..... 5

D Tujuan Penelitian .................................................................................. ...... 5

E Manfaat Penelitian ................................................................................ ...... 5

F Sistematika Penulisan ........................................................................... ...... 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A Landasan Teori ..................................................................................... ...... 8

1. PengertianWacana.................................................................................. 8

2. Jenis-Jenis Wacana............................................................................ .... 11

3. Aspek Gramatikal dalam Analisis Wacana .................................... ...... 19

4. Aspek Leksikal dalam Analisis Wacana ........................................ ..... 21

5. Retorika ................................................................................................ 26

6. Infotainment.......................................................................................... 27

Page 10: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

x

BAB III METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian ..................................................................................... ..... 29

B Data dan Sumber Data ......................................................................... ..... 30

C Teknik Penyediaan Data .................................................................. .... 30

D Metode Analisis Data............................................................................. ...... 32

BAB IV HASIL ANALISIS DATA

A Analisis Karakteristik Retorika Infotainmen Silet di RCTI ...................... 34

1. Pembuka (Opening House Program) ................................................ 35

2. Isi Program Infotainment ................................................................. 37

3. Penutup (Closing House Program) ..................................................... 38

B Analisis Kohesi Gramatikal Infotainment Silet di RCTI........................ ... .. 40

1. Pengacuan (Referensi) ................................................................... ...... 40

Pronomina Persona .................................................................. ...... 40

2. Penyulihan (Substitusi) .................................................................. ...... 42

a. Substitusi Nomina .................................................................... ...... 42

b. Substitusi Frasal ....................................................................... ...... 43

c. Substitusi Klausal ..................................................................... ...... 45

d. Substitusi dengan Penyebutan Secara Definit ......................... ...... 46

3. Pelesapan (Elipsis) ......................................................................... ...... 47

4. Perangkaian (Konjungsi)................................................................ ...... 50

a. Sebab-Akibat ............................................................................ ...... 50

b. Pertentangan ............................................................................. ...... 51

c. Harapan (Optatif) ..................................................................... ...... 52

d. Tegasan .................................................................................... ...... 52

Page 11: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xi

e. Tujuan ...................................................................................... ...... 54

C Analisis Kohesi Gramatikal Infotainment Silet di RCTI ...................... ...... 55

1. Repetisi (Pengulangan) .................................................................. ...... 55

a. Repetisi Epizeuksis .................................................................. ...... 55

b. Repetisi Anafora ...................................................................... ...... 56

c. Repetisi Mesodiplosis .............................................................. ...... 57

2. Sinonimi ......................................................................................... ...... 58

a. Sinonimi Kata dengan Kata ..................................................... ...... 58

b. Sinonimi Kata dengan Frasa .................................................... ...... 59

c. Sinonimi Frasa dengan Frasa ................................................... ...... 59

3. Antonimi ........................................................................................ ...... 59

a. Oposisi Mutlak ......................................................................... ...... 60

b. Oposisi Kutub .......................................................................... ...... 60

c. Oposisi Hubungan .................................................................... ...... 61

4. Kolokasi ......................................................................................... ...... 62

5. Hiponimi ........................................................................................ ...... 63

6. Ekuivalensi ..................................................................................... ...... 65

V PENUTUP

A Simpulan ............................................................................................... ...... 66

B Saran .................................................................................................. ...... 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ...... 69

LAMPIRAN .................................................................................................. ...... 71

Page 12: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan Retorika Siaran Infotainment Silet di RCTI ................................................... 39

Bagan Analisis Hiponimi Satuan Lingual Selebriti ................................................. 64

Bagan Analisis Hiponimi Satuan Lingual Group Band ............................................ 64

Bagan Analisi Hiponimi Satuan Lingual Perasaan ................................................... 64

Page 13: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xiii

DAFTAR SINGKATAN dan LAMBANG

A. Daftar Singkatan

CHP : Closing House Program

CHS : Closing House Segmen

HI : Hari Ibu

Page 14: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xiv

MTB : Menyambut Tahun Baru

Nov : November

OHP : Opening House Program

OHS : Opening House Segmen

SYDAG : Sakit yang Diderita Artis Gugun Gondong

TDJ : Tragedi di Jakarta

Des : Desember

B. Daftar Lambang

Æ : Morfem Zero

( ) : Opsional atau sekadar pelengkap dan nomor urut data.

…… : Ada bagian kalimat yang dihilangkan.

ABSTRAK

2010. Edy Mulyono. C 0202024. Analisis Wacana pada Tayangan Infotainment Silet di Rajawali Citra Televisi Indonesia. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment silet di RCTI.? (2) Aspek kohesi gramatikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI? (3) Aspek kohesi leksikal apa saja

Page 15: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xv

yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment silet di RCTI.? (2) Mendeskripsikan aspek kohesi gramatikal yang membangun keterpaduan wacana pada tayangan Infotainment Silet di RCTI; (3) Mendeskripsikan aspek kohesi leksikal yang membangun keterpaduan wacana pada tayangan Infotainment Silet di RCTI.

Metode yang akan digunakan untuk menganalisis keterpaduan wacana dalam program acara Infotainment Silet adalah metode distribusional.dengan teknik oposisi, teknik penggantian atau substitusi, dan teknik pelesapan atau delisi

Dari analisis dapat disimpulkan beberapa hal; (1) Retorika siaran Infotainment Silet terbagi atas tiga bagian, bagian pembuka disebut Opening Host Program (OHP); bagian isi setiap segmen informasi terbagi atas tiga bagian (Opening Hosh Segmen, isi, Closing Host Segmen); bagian penutup (Closing Host Program) (2) Aspek-aspek kohesi gramatikal yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI sebagai peranti pendukung kepaduan wacana adalah Pengacuan (referensi) dengan pengacuan pronomina III; Penyulihan (substitusi) meliputi substitusi nomina, substitusi frasal, substitusi klausal, substitusi dengan penyebutan ulang secara definit; Pelesapan (elipsis) meliputi pelesapan berupa kata, pelesapan frasa, dan pelesepan klausa; Perangkaian (konjungsi) meliputi konjungsi sebab-akibat, konjungsi pertentangan, konjungsi konsesif, konjungsi harapan (optatif), konjungsi syarat, konjungsi ketidakserasian, konjungsi cara, konjungsi misalan/contoh, konjungsi tegasan, konjungsi jelasan, konjungsi tujuan, konjungsi keragu-raguan (3) Aspek-aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet sebagai peranti pendukung kepaduan wacana adalah sebagai berikut; Kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan), yang dapat dibedakan atas, repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, dan repetisi mesodiplosis; Sinonimi yang dapat ditemukan antara lain sinonimi kata dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, dan sinonimi frasa dengan frasa; Antonimi atau lawan kata yang ditemukan dalam tayangan infotainment silet, antara lain yaitu oposisi mutlak dan oposisi kutub, dan oposisi hubungan; Kolokasi atau sanding kata; Hiponimi atau hubungan atas-bawah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemakaian bahasa dalam masyarakat meliputi berbagai bidang kehidupan,

salah satunya dapat ditemukan dalam media elektronika televisi. Televisi sebagai

salah satu alat komunikasi mempunyai sistem penyiaran gambar yang obyeknya

Page 16: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xvi

bergerak dan disertai audio yang digunakan untuk menyiarkan pertunjukkan, berita,

informasi, hiburan dan sebagainya.

Onong Uchjana Efendi (1993:34) mengungkapkan bahwa televisi merupakan

salah satu media komunikasi audio visual yang tidak pernah terlepas dari kebutuhan

manusia. Sekarang ini televisi bukan lagi menjadi barang yang mewah, melainkan

sudah menjadi kebutuhan yang primer. Manusia selalu membutuhkan, karena

mengingat begitu pentingnya televisi dalam kehidupan manusia. Televisi digunakan

sebagai hiburan dalam keluarga setelah melaksanakan aktivitas seharian.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia sangat pesat, televisi-televisi swasta

bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada. Tercatat lebih dari

17 TV yang ada di Indonesia adalah TVRI, RCTI, SCTV, TPI, AN-TV, Indosiar,

Trans-TV, Lativi, TV-7, TV Global, dan Metro TV ditambah TV-TV lokal seperti

Bandung TV, STV, Padjadjaran TV, TATV Solo, Jogja TV dan sebagainya.

Fenomena ini tentu saja menggembirakan karena idealnya masyarakat Indonesia

memiliki banyak alternatif dalam memilih suguhan program acara televisi.

Program acara televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun

televisi yang bersangkutan. Stasiun televisi dapat memilih program menarik dan

memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, perusahaan produksi acara televisi dapat

meraih keuntungan dari produksinya. Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun-

stasiun TV di Indonesia terjebak pada selera pasar karena tema acara yang disajikan

hampir semua saluran TV tidak lagi beragam tetapi seragam. Hal ini terjadi hampir

pada seluruh format acara TV baik itu berita kriminal dan bedah kasus, tayangan

misteri, dangdut, sinetron, telenovela, serial drama Asia, infotainment, dan lain-lain.

1

Page 17: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xvii

Infotainment merupakan salah satu program televisi yang menjadi salah satu

sajian wajib televisi Indonesia. Program acara infotainment adalah program acara

televisi yang menggabungkan antara berita atau informasi dan hiburan. Program

acara infotainment mengemas berita dengan penyampaian bahasa yang satai karena

sifatnya lebih digunakan sebagai hiburan saja.

Terdapat banyak program acara televisi swasta yang bertajuk infotainment

setiap hari (Expose, Insert, Kroscek, SMS, Cek dan Ricek, Showbiz On Location,

Kiss, Bibir Plus, Portal, Was Was, Betis, Silet, dan sebagainya). Infotainment pada

saat ini mencoba bermain dengan kata-kata yang bersifat sastra dalam penyajiannya,

terkadang bahasa yang digunakan dibuat sedemikian dramatis dan manis.

Silet merupakan salah satu program infotainment yang mempunyai gaya

bahasa yang khas. Silet merupakan program infotainment yang disiarkan oleh RCTI

setiap hari pada pukul 11.00 sampai 12.00 WIB. Silet adalah program infotainment

yang diproduksi oleh production house yang bernama Indigo Production.

Pengambilan nama Silet menurut Indigo Production mempunyai makna metaforis

bahwa infotainment silet mampu membahas dunia selebritis setajam pisau silet.

Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil membuat selebritis angkat bicara tentang

persoalan yang tengah mereka hadapi, bahkan tidak jarang sampai menguraikan air

mata.

Program acara infotainment silet sangat diminati oleh masyarakat dibanding

dengan program acara sejenis, terbukti dengan didapatkannya rating tertinggi dalam

penganugrahan Panasonic Award. Dilihat dari segi retorika yang digunakan,

program acara Infotainment Silet berbeda dengan acara sejenis, terutama dilihat dari

bagian pembukaan (Opening) dan penutupan (Clossing).

Page 18: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xviii

Infotainment silet merupakan salah satu program siaran berita, walaupun

kemasannya lebih santai dan juga berita yang disampaikan kebanyakan seputar dunia

selebriti. Siaran infotainment termasuk salah satu bentuk retorika, yakni pembaca

berita dalam infotainment menyiarkan informasi-informasi yang diperlukan oleh

masyarakat. Setiap program infotainment mempunyai karakter berbeda dalam

retorikanya, begitu pula dalam program infotainment silet.. Secara garis besar,

retorika siaran infotainment silet terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian

penutup. Ciri pembeda retorika dalam infotainment silet dibanding dengan

infotainment yang lain adalah tuturan dalam bagian pembuka (Opening Host

Program) dan bagian penutup acara (Closing Host Program) serta gambaran bumper

yang ditayangkan.

Wacana dalam program acara infotainment silet termasuk dalam ragam lisan

yang berupa wacana bersifat monolog. Wacana tersebut merupakan wacana

komunikasi satu arah yang dilakukan seorang pembawa acara ataupun pembaca

berita dengan tanpa audience nyata. Audience yang ada merupakan audience

bayangan atau imagined audience, yaitu para pemirsa yang mengikuti siaran

program infotainment melalui sarana siaran televisi. Dengan bentuk kegiatan

semacam ini jelas tidak terjadi komunikasi kebahasaan antara pembawa acara

ataupun pembaca berita dengan pemirsanya. Wacana monolog semacam ini yang

membuat menarik untuk diteliti, karena para audience akan menyerap dan menerka

wacana yang disampaikan satu sama lain akan berbeda.

Kalimat-kalimat yang membangun wacana dalam program acara infotainment

silet di setiap segmen berita memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.

Keterkaitan itu membawa konsekuensi terjadinya hubungan bentuk dan makna antar

Page 19: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xix

tuturan pada tiap segmen berita. Hal itu antara lain karena ada tuturan yang

dikembangkan dan dijelaskan tuturan lainnya secara kohesif dan koheren. “Pola dan

sifat kohesif berkaitan dengan bentuk secara struktural, sedangkan pola koheren

berkaitan dengan hubungan isi atau makna secara semantis” (Mulyana, 2005: 128).

Keterkaitan kalimat pada setiap segmen program infotainment silet

membentuk satu wacana yang utuh. Setiap segmen berita berupa paparan panjang

dalam bentuk lisan dengan bahasa tak resmi. Bentuk paparan secara lisan terkadang

sulit untuk membentuk satu wacana yang padu, tapi dalam infotainment silet, setiap

paparan dikembangkan dan dijelaskan secara padu pada tiap segmennya.

Berdasarkan uraian di atas penulis memberi judul penelitian ini, sesuai

dengan objek dan bahan penelitian yaitu Analisi Wacana Pada Tayangan

Infotainment Silet di Rajawali Citra Televisi Indonesia.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini berusaha mengkaji masalah karateristik retorika serta aspek-

aspek yang membangun keterpaduan wacana pada program acara infotainment silet

di RCTI yang meliputi aspek kohesi leksikal dan gramatikal.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas,

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Page 20: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xx

1. Bagaimanakah karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment

silet di RCTI.?

2. Aspek kohesi gramatikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun

keutuhan wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI?

3. Aspek kohesi leksikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan

wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI?

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini meliputi dua

hal sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik retorika yang digunakan dalam infotainment silet

di RCTI.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kohesi gramatikal apa saja yang

dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana tuturan pada program acara

infotainment silet di RCTI.

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kohesi leksikal apa saja yang

dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana tuturan pada program acara

infotainment silet di RCTI.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis. Di bawah ini akan diuraikan setiap manfaat yang dimaksud sebagai berikut.

Page 21: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxi

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan

ilmu, dan dalam hal ini ilmu linguistik atau kebahasaan. Hasil penelitian ini

diharapkan berguna dalam pengembangan ilmu bahasa, terutama di bidang wacana.

Hasil penelitian ini akan memperkuat suatu anggapan bahwa keterpaduan wacana

merupakan unsur penting dari keterbacaan wacana. Selain itu, dapat memperkaya

perkembangan ilmu dan pengetahuan mengenai model analisis wacana atas salah

satu bentuk wacana yang terdapat dalam media jurnalistik audio visual khususnya

program infotainment.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktisnya adalah hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi

pemahaman wacana secara utuh, terutama memahami makna berita audio – visual

pada program acara infotainment silet di RCTI. Selain itu, penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi atau rujukan untuk penelitian sejenis selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah penguraian masalah

dalam suatu penelitian, karena cara kerja penelitian lebih terarah, runtut, dan jelas.

Penulisan yang sistematis banyak membantu pembaca dalam memahami hasil

penelitian. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab.

Kelima bab itu adalah sebagai berikut.

Bab I pendahuluan. Bab ini menguraikan secara terperinci latar belakang

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 22: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxii

Bab II landasan teori dan kerangka pikir. Bab ini berisi teori-teori yang secara

langsung berhubungan dengan masalah yang hendak diteliti dan dikaji sebagai

landasan atau acuan dalam penelitian ini. Dalam bab ini juga dijelaskan kerangka

pikir yang digunakan untuk mengkaji dan memahami masalah yang sedang yang

diteliti.

Bab III metode penelitian. Bab ini menguraikan jenis penelitian, data dan

sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian

hasil analisis data.

Bab IV analisis data. Bab ini berisi analisis terhadap data-data yang menjadi

objek penelitian. Analisis data ini berupa telaah karakteristik retorika dalam

infotainment silet serta telaah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal wacana pada

program acara infotainment silet yang tayang di televisi RCTI. Di sini diuraikan

tentang karakteristik retorika pada tayangan program infotainment silet yang meliputi

tuturan pembukaan (opening), tuturan isi, tuturan penutup (closing). Mekanisme alat

kohesi gramatikal yang meliputi pengacuan (reference), substitusi/penyulihan

(substitution), pelesapan (elipsis), serta perangkai (konjungsi) dan alat kohesi

leksikal yang berupa pengulangan (repetition), sinonimi (padan kata), antonimi

(lawan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), ekuivalensi

(kesepadanan).

Bab V penutup. Bab ini berupa simpulan yang berisi pernyataan singkat hasil

penelitian dan pembahasan. Selain itu, dalam bab ini disertakan beberapa saran yang

relevan dalam penelitian ini.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

Page 23: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxiii

Landasan Teori

1. Pengertian Wacana

Istilah “wacana” diperkenalkan dan digunakan oleh para linguis Indonesia

sebagai padanan (terjemahan) dari istilah bahasa Inggris discourse (Dede Oetomo,

1993:3). Kata discourse sendiri berasal dari bahasa latin discursus (lari kesana

kemari) atau (lari bolak-balik). Kata ini diturunkan dari dis (dan atau dalam arah

yang berbeda) dan currere (lari). Jadi discursus berarti “lari dari arah yang berbeda”.

Makna istilah tersebut berkembang lebih jauh sehingga kemudian memiliki arti

sebagai “pertemuan antarbagian yang membentuk satu kepaduan” (Mulyana,

2005:4).

Di dalam buku Pengajaran Wacana, Tarigan (1987: 27) memberikan definisi

sebagai berikut, “wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar

di atas kalimat atau kluasa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang

berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan

atau tertulis.”. Pemahaman bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap

dan merupakan satuan tertinggi dalam hierarki gramatikal, adalah pemahaman yang

berasal dari pernyataan, wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki

gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Fatimah

Djajasudarma, 1994: 3).

Harimurti Kridalaksana mengatakan bahwa “wacana adalah satuan bahasa

terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku,

seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa

amanat yang lengkap” (2001:231).

9

Page 24: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxiv

Tampaknya pada definisi tersebut, hal yang dipentingkan di dalam wacana

yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana adalah keutuhan atau kelengkapan

maknanya. Adapun konkretnya dapat berupa apa saja (kata, kalimat, paragraf, atau

sebuah karangan yang utuh) yang penting makna, isi, dan amanatnya lengkap

(Sumarlam, et. al, 2003:5).

Samsuri (1987: 2) berpendapat bahwa, “wacana ialah rekaman kebahasaan

yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa

lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan”. Lebih lanjut lagi Samsuri (1987: 2)

menjelaskan bahwasanya wacana mungkin bersifat transaksional, jika yang

dipentingkan ialah isi komunikasi itu, tetapi mungkin bersifat interaksional, jika

merupakan komunikasi timbal balik. Di dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(Edisi ke-3) dinyatakan bahwa, “wacana ialah rentetan kalimat yang berkaitan

sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat itu (Hasan Alwi, et.al,

2003: 41).

Wacana merupakan kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti sebagai

berikut.

1.) Komunikasi verbal; percakapan;

2.) Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan;

3.) Satuan bahasa yang terlengkap, yang direalisasikan dalam bentuk karangan

atau laporan yang utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah;

4.) Kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau

proses memberikan pertimbangan berdasrkan akal sehat;

5.) Pertukaran ide secara verbal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 1264).

Soenjono Dardjowidjojo (1986:93) memberikan pengertian wacana sebagai

rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan

Page 25: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxv

proposisi yang lain membentuk satu kesatuan. Lebih lanjut, Soeseno Kartomihardjo

menjelaskan bahwa “analisis wacana merupakan cabang ilmu bahasa yang

dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada

kalimat dan lazim disebut wacana. Unit yang dimaksudkan dapat berupa paragraf,

teks bacaan, undangan, percakapan, cerpen, dan sebagainya” (1993:21). Analisis

wacana berusaha mencapai makna yang persis sama atau paling tidak sangat dekat

dengan makna yang dimaksud oleh pembicara dalam wacana lisan atau oleh penulis

dalam wacana tulisan. Analisis wacana banyak menggunakan pola sosiolinguistik,

suatu cabang ilmu bahasa yang menelaah bahasa di dalam masyarakat (Sumarlam,

2003: 10).

2. Jenis-jenis Wacana

Tarigan (1987:51) mengemukakan, jenis wacana dapat diklasifikasikan

dengan berbagai cara, yaitu: (1) berdasarkan tertulis atau tidaknya, wacana dapat

diklasifikasikan atas wacana tulis dan wacana lisan, (2) berdasarkan langsung atau

tidaknya pengungkapan wacana, wacana diklasifikasikan atas wacana langsung dan

tidak langsung, (3) berdasarkan cara membeberkan atau cara menuturkannya, wacana

diklasifikasikan atas wacana pembeberan dan wacana penuturan, (4) berdasarkan

bentuknya, wacana diklasifikasikan atas wacana prosa, wacana puisi, dan wacana

drama.

Fatimah T. Djajasudarma membagi jenis wacana dari segi eksistensinya

(realitasnya), media komunikasi, cara pemaparan, dan jenis pemakaian. Berdasarkan

realitasnya, dapat diklasifikasikan atas wacana verbal dan nonverbal. Berdasarkan

media komunikasinya, dapat diklasifikasikan atas wacana lisan dan wacana tulis.

Dari segi pemaparannya dapat diklasifikasikan atas wacana yang disebut naratif,

Page 26: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxvi

deskriptif, prosedural, ekspositori, argumentasi, hortatori, dan sebagainya.

Berdasarkan pemaparannya dapat diklasifikasikan atas wacana monolog (satu orang

penutur), dialog (dua orang atau lebih penutur), dan polilog (lebih dari dua orang

penutur) (1994:6).

Sumarlam (et.al, 2005: 16) berpendapat bahwa, berdasarkan media yang

digunakannya wacana dapat dibedakan atas wacana tulis dan wacana lisan. Berikut

paparan ringkas mengenai wacana tulis dan wacana lisan.

a. Wacana Tulis

Wacana tulis artinya wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis

atau melalui media tulis (Sumarlam, et.al, 2005: 16). Untuk dapat menerima

atau memahami wacana tulis maka sang penerima atau pesapa harus

membacanya. Di dalam wacana tulis terjadi komunikasi secara tidak

langsung antara penulis dengan pembaca.

b. Wacana Lisan

Wacana lisan berarti wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan

atau media lisan (Sumarlam, et.al. 2005: 16). Untuk dapat menerima dan

memahami wacana lisan maka sang penerima harus menyimak atau

mendengarkannya. Di dalam wacana lisan terjadi komunikasi langsung antara

pembicara dengan pendengar.

Berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya wacana dapat dibedakan antara

wacana monolog dan wacana dialog (Sumarlam, et,al, 2005: 17).

a. Wacana Dialog (Dialogue Discourse).

Page 27: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxvii

Wacana dialog yaitu wacana percakapan yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih secara langsung. Wacana dialog ini bersifat dua arah, dan

masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan dalam komunikasi

tersebut sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive comunication)

(Sumarlam, et.al, 2005: 17).

b. Wacana Monolog (Monologue Discourse)

Wacana monolog artinya wacana yang disampaikan oleh seorang diri

tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung.

Wacana monolog ini sifatnya searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif

(non-interactive comunication) (Sumarlam, et.al, 2005: 17).

Berdasarkan tujuan berkomunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi wacana

deskripsi, eksposisis, argumentasi, persuasi, dan narasi. Setiap jenis wacana tersebut

memiliki karakteristik tersendiri. Namun, kenyataannya, kelima jenis wacana itu

tidak mungkin dipisahkan secara murni. Misalnya, mungkin dalam wacana eksposisi

terdapat bentuk deskripsi. (Abdul Rani. Dkk, 2006: 37)

a. Wacana deskripsi

Wacana deskripsi merupakan jenis wacana yang ditujukan kepada

penerima pesan agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi) tentang sesuatu

hal. Aspek kejiwaan yang mencerna wacana tersebut adalah emosi. Hanya

melalui emosi, seseorang dapat membentuk citra atau imajinasi tentang

sesuatu.

b. Wacana eksposisi

Page 28: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxviii

Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada

penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana

eksposisi dapat berisi konsep – konsep dan logika yang harus diikuti oleh

penerima. Oleh sebab itu, untuk memahami wacana eksposisi, diperlukan

proses berfikir.

c. Wacana argumentasi

Wacana argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana yang

berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan

yang dipertahankan, baik yang berdasarkan pertimbangan logis maupun

emosional

d. Wacana persuasi

Wacana persuasi merupakan wacana yang betujuan mempengaruhi

mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuatu yang diharapkan penuturnya.

Untuk mempengaruhi tersebut, biasanya, digunakan segala upaya yang

memungkinkan mitra tutur terpengaruh

e. Wacana narasi

Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerit. Dalam

narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting misalnya unsur waktu, pelaku,

dan peristiwa. Dalamwacana narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur

pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan

pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur peristiwa adalah hal-hal yang

dialami oleh sang pelaku.

3. Aspek Gramatikal dalam Analisis Wacana

Page 29: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxix

Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa terdiri atas bentuk (form) dan

makna (meaning), maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan semantis

atau makna yang disebut koherensi (coherence). Dengan demikian, wacana yang

padu adalah wacana yang apabila dilihat dari segi hubungan bentuk atau struktur

lahir bersifat kohesif, dan dilihat dari segi hubungan makna atau struktur batinnya

bersifat koheren (Sumarlam, et. al, 2003:23). Selanjutnya berkenaan dengan masalah

kohesi, Halliday dan Hasan (1976:6, dalam Sumarlam 2003:23) membagi kohesi

menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan kohesi

leksikal (lexical cohesion). Dalam analisis wacana, segi bentuk atau struktur lahir

wacana disebut aspek gramatikal wacana, sedangkan segi makna atau struktur batin

wacana disebut aspek leksikal wacana.

Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi: (a) pengacuan

(reference), (b) penyulihan (substitution), (c) pelesapan (ellipsis), (d) konjungsi

(conjunction) (Sumarlam, et. al, 2003:23). Berikut penjelasan keempat aspek

gramatikal tersebut dan disertai dengan contoh-contoh dalam analisis wacana

a. Referensi (pengacuan)

Referensi atau pengacuan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang

berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual yang lain

(atau suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya (Sumarlam, et. al,

2003:23). Lebih lanjut, Samsuri (1987/1988:57) mengemukakan, bahwa ada

dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, bahwa referensi ialah ungkapan

kebahasaan yang dipakai seorang pembicara untuk mengacu ke hal-hal yang

dibicarakannya itu. Kedua, jika dalam semantik formal sesuatu yang dirujuk itu

Page 30: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxx

mesti benar, dalam wacana apa yang dimaksud dengan referensi yang benar,

ialah referensi yang dimaksud oleh pembicara. Oleh karena itu, konsep yang

dipakai sebenarnya bukan referensi yang benar, melainkan lebih tepat referensi

‘yang berhasil’. Untuk tujuan memahami amanat bahasa yang sedang berlaku,

referensi yang berhasil bergantung pada pengenalan atau identifikasi pendengar

akan referensi yang dimaksud oleh pembicara berdasarkan ungkapan yang

dipakai untuk mengacunya.

Hal akhir yang melibatkan pengertian ‘mengenai referen yang dimaksud

oleh pembicara’, yang sangat penting dalam mempertimbangkan tiap

penafsiran ungkapan acuan dalam wacana. Samsuri berpendapat “biarpun

terdapat kenyataan bahwa dalam beberapa analisis diajukan gagasan, bahwa

ungkapan tertentu mempunyai referensi yang unik dan bebas, secara umum

dapat dinyatakan, bahwa, apapun bentuk ungkapan acuan itu, fungsi

referensinya tentu bergantung pada maksud pembicara pada waktu

pemakaiannya itu” (1987/1988:57).

Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar

teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis: pengacuan endofora

apabila acuannya (satuan lingual yang diacu) berada atau terdapat di dalam teks

wacana itu, dan pengacuan eksofora apabila acuannya berada atau terdapat di

luar teks wacana (Sumarlam, et. al, 2003:23).

Pengacuan endofora berdasarkan arah pengacuannya dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu pengacuan anaforis (anaphoric reference) dan pengacuan

kataforis (cataphoric reference). Pengacuan anaforis adalah salah satu kohesi

gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan

Page 31: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxi

lingual yang lain yang mendahuluinya, atau mengacu anteseden di sebelah kiri,

atau mengacu pada unsur yang telah disebut terdahulu. Sementara itu,

pengacuan kataforis merupakan salah satu kohesi gramatikal yang berupa

satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain mengikutinya,

atau mengacu anteseden di sebelah kanan, atau mengacu pada unsur yang baru

disebutkan kemudian. Satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan

lingual lain itu dapat berupa persona (kata ganti orang), demonstratif (kata ganti

penunjuk), dan komparatif (satuan lingual yang berfungsi membandingkan

antara unsur yang satu dengan unsur lainnya) (Sumarlam, et. al, 2003:23-24).

1. Pengacuan Persona

Pengacuan persona direalisasikan melalui pronomina persona (kata

ganti orang), yang meliputi persona pertama (persona I), kedua (persona

II), dan ketiga (persona III), baik tunggal maupun jamak. Pronomina

persona I tunggal, II tunggal, dan III tunggal ada yang berupa bentuk bebas

(morfem bebas) dan ada pula yang terikat (morfem terikat). Selanjutnya

yang berupa bentuk terikat ada yang melekat di sebelah kiri (lekat kiri) dan

ada yang melekat di sebelah kanan (lekat kanan). Dengan demikian satuan

lingual aku, kamu, dan dia, misalnya, masing-masing merupakan

pronomina persona I, II, dan III tunggal bentuk bebas. Adapun bentuk

terikatnya adalah ku- (misalnya pada kutulis), kau- (pada kautulis) masing-

masing adalah bentuk terikat lekat kiri; atau –ku (misalnya pada istriku, -

mu (pada istrimu), dan –nya (pada istrinya) yang masing-masing

merupakan bentuk terikat lekat kanan (Sumarlam, et. al, 2003:24-25).

2. Pengacuan Demonstratif

Page 32: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxii

Pengacuan demonstratif (kata ganti penunjuk) dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pronomina demonstratif waktu (temporal) dan

pronomina demonstratif tempat (lokasional). Pronomina demonstratif

waktu ada yang mengacu pada waktu kini (seperti: kini dan sekarang),

lampau (seperti: kemarin dan dulu), akan datang (seperti: besok dan yang

akan datang), dan waktu netral (seperti: pagi dan siang). Sementara itu,

pronomina demonstratif tempat ada yang mengacu pada tempat atau lokasi

yang dekat dengan pembicara (sini, ini), agak jauh dengan pembicara (situ,

itu), jauh dengan pembicara (sana), dan menunjuk tempat secara eksplisit

(Surakarta, Yogyakarta) (Sumarlam, et.al, 2003:26).

3. Pengacuan Komparatif

Pengacuan komparatif (perbandingan) ialah salah satu jenis kohesi

gramatikal yang bersifat membandingkan dua hal atau lebih yang

mempunyai kemiripan atau kesamaan dari segi bentuk atau wujud, sikap,

sifat, watak, perilaku, dan sebagainya. Kata-kata yang biasa digunakan

untuk membandingkan misalnya seperti, bagai, bagaikan, laksana, sama

dengan, tidak berbeda dengan, persis seperti, dan persis sama dengan

(Sumarlam, et.al, 2003:27).

b. Penyulihan (Substitusi)

Penyulihan atau substitusi ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang

berupa penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut dengan satuan

lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Penggantian

dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu

(Harimurti Kridalaksana, 2001:100). Proses substitusi merupakan hubungan

Page 33: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxiii

gramatikal, dan lebih bersifat hubungan kata dan makna. Dilihat dari segi

satuan lingualnya, substitusi dibedakan menjadi substitusi nominal, verbal,

frasal, dan klausal (Sumarlam, et.al, 2003:28-30).

1. Substitusi Nominal

Substitusi nominal adalah penggantian satuan lingual yang

berkategori nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang

berkategori nomina

2. Substitusi Verbal

Substitusi verbal adalah penggantian satuan lingual yang berkategori

verba (kata kerja) dengan satuan lingual lainnya yang juga berkategori

verba.

3. Substitusi Frasal

Substitusi frasal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang

berupa kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa frasa.

4. Substitusi Klausal

Substitusi klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang

berupa klausa atau kalimat dengan satuan lingual lainnya yang berupa kata

atau frasa.

c. Pelesapan (Elipsis)

Pelesapan atau elipsis adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang

berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah

disebutkan sebelumnya. Elipsis juga merupakan penggantian unsur kosong

(zero), yaitu unsur yang sebenarnya ada tetapi sengaja dihilangkan atau

Page 34: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxiv

disembunyikan. Adapun fungsi pelesapan dalam wacana antara lain ialah untuk

(1) menghasilkan kalimat yang efektif (untuk efektivitas kalimat); (2) efisiensi,

yaitu untuk mencapai nilai ekonomis dalam pemakaian bahasa; (3) mencapai

aspek kepaduan wacana; (4) bagi pembaca atau pendengar berfungsi untuk

mengaktifkan pikirannya terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan dalam

satuan bahasa, dan (5) untuk kepraktisan berbahasa terutama dalam

berkomunikasi secara lisan. Gaya penulisan wacana yang menggunakan elipsis

biasanya mengandaikan bahwa pembaca atau pendengar sudah mengetahui

sesuatu, meskipun sesuatu itu tidak disebutkan secara eksplisit.

d. Perangkaian (Konjungsi)

Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan

cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana.

Unsur yang dirangkaikan dapat berupa satuan lingual kata, frasa, klausa,

kalimat, dan dapat juga berupa unsur yang lebih besar dari itu, misalnya alinea

dengan pemarkah lanjutan, dan topik pembicaraan dengan pemarkah alih topik

atau pemarkah disjungtif (Sumarlam, et.al, 2005: 32).

Dilihat dari segi maknanya pun, perangkaian unsur dalam wacana

mempunyai bermacam-macam makna. Makna perangkaian beserta konjungsi

yang dapat dikemukakan di sini antara lain sebagai berikut:

1.) Sebab-akibat : sebab, karena, maka, makanya

2.) Pertentangan : tetapi, namun

3.) Kelebihan (eksesif) : malah

4.) Perkecualian (ekseptif) : kecuali

5.) Konsesif : walaupun, meskipun

Page 35: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxv

6.) Tujuan : agar, supaya

7.) Penambahan (aditif) : dan, juga, serta

8.) Pilihan (alternatif) : atau, apa

9.) Harapan (optatif) : moga-moga, semoga

10.) Urutan (sekuensial) : lalu, terus, kemudian

11.) Perlawanan : sebaliknya

12.) Waktu : setelah, sesudah, usai, selesai

13.) Syarat : apabila, jika (demikian)

14.) Cara : dengan (cara) begitu

15.) Makna lainnya : (yang ditemukan dalam tuturan)

4. Aspek Leksikal dalam Analisis Wacana

Kepaduan wacana selain didukung oleh aspek gramatikal atau kohesi

gramatikal juga didukung oleh aspek leksikal atau kohesi leksikal. Kohesi leksikal

ialah hubungan antarunsur dalam wacana secara semantis. Dalam hal ini, untuk

menghasilkan wacana yang padu pembicara atau penulis dapat menempuhnya

dengan cara memilih kata-kata yang sesuai dengan isi kewacanaan yang dimaksud.

Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata

yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual

yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana (Sumarlam, et. al, 2005:

35).

Kohesi leksikal dalam wacana dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu

(a) repetisi (pengulangan), (b) sinonimi (padan kata), (c) antonimi (lawan kata), (d)

kolokasi (sanding kata), (e) hiponimi (hubungan atas-bawah), (f) ekuivalensi

(kesepadanan). Keenam cara untuk mencapai kepaduan wacana melalui aspek

Page 36: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxvi

leksikal itu akan diuraikan pada bagian-bagian di bawah ini (Sumarlam, et.al,

2005:35-46).

a. Repetisi (Pengulangan)

Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata atau

bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah

konteks yang sesuai. Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam

baris, klausa atau kalimat, repetisi dapat dibedakan menjadi delapan macam,

yaitu repetisi epizeuksis, tautotes, anaphora, epistrofa, simploke, mesodiplosis,

apanalepsis, dan anadiplosis (lihat Gorys Keraf, 2000: 127-128).

1) Repetisi Epizeuksis

Repetisi epizeuksis ialah pengulangan satuan lingual (kata/frasa) yang

dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut.

2) Repetisi Tautotes

Repetisi tautotes ialah pengulangan satuan lingual (kata/frasa) beberapa kali

dalam sebuah konstruksi.

3) Repetisi Anafora

Repetisi anafora ialah pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa

pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Pengulangan pada tiap baris

biasanya terjadi dalam puisi, sedangkan pengulangan pada tiap kalimat

terdapat dalam prosa.

4) Repetisi Epistrofa

Repetisi epistrofa ialah pengulangan satuan lingual kata atau frasa pada akhir

baris (dalam puisi) atau akhir kalimat (dalam prosa) secara berturut-turut.

5) Repetisi Simploke

Page 37: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxvii

Repetisi simploke ialah pengulangan satuan lingual pada awal dan akhir

beberapa baris atau kalimat berturut-turut

6) Repetisi Mesodiplosis

Repetisi mesodiplosis ialah pengulangan satuan lingual di tengah-tengah

baris atau kalimat secara berturut-turut.

7) Repetisi Epanalepsis

Repetisi epanalepsis ialah pengulangan satuan lingual, yang kata atau frasa

terakhir dari baris atau kalimat itu merupakan pengulangan kata atau frasa

pertama.

8) Repetisi Anadiplosis

Repetisi anadiplosis ialah pengulangan kata atau frasa terakhir dari baris atau

kalimat itu menjadi kata atau frasa pertama pada baris atau kalimat

berikutnya.

b. Sinonimi (padan kata)

Sinonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama;

atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain

(Abdul Chaer, 1994: 85). Sinonim merupakan salah satu aspek leksikal untuk

mendukung kepaduan wacana. Sinonim berfungsi menjalin hubungan makna

yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam

wacana (Sumarlam, et. al, 2005: 39).

Sinonimi berdasarkan wujud satuan lingualnya dapat dibedakan menjadi

lima macam, yaitu (1) sinonimi antara morfem (bebas) dengan morfem

(terikat), (2) kata dengan kata (3) kata dengan frasa atau sebaliknya, (4) frasa

Page 38: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxviii

dengan frasa, (5) klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat (Sumarlam,

2005: 39).

c. Antonimi (lawan kata)

Antonimi dapat diartikan sebagai nama untuk benda atau hal yang lain;

atau satuan lingual yang maknanya berlawanan atau beroposisi dengan satuan

lingual yang lain. Antonimi disebut juga oposisi makna. Pengertian oposisi

makna mencakup konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang

hanya kontras makna saja (Sumarlam, et.al, 2005: 40).

Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dapat dibedakan menjadi lima macam

yaitu (dalam Sumarlam, et. al, 2005: 40-43):

1) Oposisi mutlak

Oposisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak

2) Oposisi Kutub

Oposisi kutub adalah oposisi makna yang tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat

gradasi. Artinya, terdapat tingkatan makna pada kata-kata tersebut.

3) Oposisi Hubungan

Oposisi hubungan adalah oposisi makna yang bersifat saling melengkapi.

Karena oposisi ini bersifat saling melengkapi, maka kata yang satu

dimungkinkan ada kehadirannya karena kehadiran kata yang lain menjadi

oposisinya, atau kehadiran kata yang satu disebabkan oleh adanya kata yang

lain.

4) Oposisi Hierarkial

Oposisi hierarkial adalah oposisi makna yang menyatakan deret jenjang atau

tingkatan. Satuan lingual yang beroposisi hierarkial pada umumnya kata-kata

Page 39: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xxxix

yang menunjuk pada nama-nama satuan ukuran (panjang, berat, isi), nama

satuan hitungan, penanggalan, dan sejenisnya.

5) Oposisi Majemuk

Oposisi majemuk adalah oposisi makna yang terjadi pada beberapa kata

(lebih dari dua). Perbedaan antara oposisi majemuk dengan kutub terletak

pada ada tidaknya gradasi yang dibuktikan dengan dimungkinkannya

bersanding dengan kata agak, lebih, dan sangat pada oposisi kutub, dan tidak

pada oposisi majemuk. Adapun perbedaan dengan opososi hierarkial adalah,

pada oposisi hierarkial terdapat makna yang menyatakan jenjang atau

tingkatan yang secara realitas tingkatan yang lebih tinggi atau lebih besar

selalu mengasumsikan adanya tingkatan yang lebih rendah atau lebih kecil.

d. Kolokasi (sanding kata)

Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan

pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.

e. Hiponimi (hubungan atas-bawah)

Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang

maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.

Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau satuan lingual

yang berhiponim itu disebut “hipernim” atau “superordinat”.

f. Ekuivalensi (kesepadanan).

Ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu

dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam hal ini,

sejumlah kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yang sama menunjukkan

hubungan kesepadanan, misalnya hubungan makna belajar, mengajar, pelajar,

Page 40: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xl

pengajar, dan pelajaran yang dibentuk dari bentuk asal ajar juga merupakan

hubungan ekuivalensi.

Demikianlah, aspek leksikal yang secara semantis dapat mendukung

terciptanya wacana yang kohesif dan koheren. James (dalam Tarigan, 1987: 97)

mengemukakan bahwa, suatu bentuk teks atau wacana dikatakan bersifat kohesif

apabila terdapat kesesuaian antara bentuk bahasa (language form) dengan

konteksnya (situasi internal bahasa). Untuk dapat memahami kekohesifan itu,

diperlukan pengetahuan dan penguasaan kaidah-kaidah kebahasaan, wawasan

realitas, dan proses penalaran.

Pada kondisi tertentu, unsur-unsur kohesi menjadi kontributor penting bagi

terbentuknya wacana yang koheren. Namun demikian perlu disadari bahwa unsur-

unsur kohesi tersebut tidak selalu menjamin terbentuknya wacana yang utuh dan

koheren. Alasannya, pemakaian alat-alat kohesif dalam suatu teks tidak langsung

menghasilkan wacana yang koheren (Hasan Alwi, et, al, 2003:322). Dengan kata

lain, struktur wacana dapat dibangun tanpa menggunakan alat-alat kohesi. Namun

idealnya, wacana yang baik dan utuh harus memiliki syarat-syarat kohesi sekaligus

koherensi.

5. Retorika

Dori Wuwur Hendrikus (2006:14) menjelaskan pengertian retorika.

Menurutnya, yang menjadi titik tolak retorika adalah berbicara, berarti mengucapkan

kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan

tertentu, misalnya memberikan informasi atau motivasi.

Page 41: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xli

Retorika adalah seni bertutur dalam situasi tertentu yang bertujuan untuk

mempersuasi orang lain agar dapat merubah sikap, perilaku, dan pemikirannya.

Retorika banyak digunakan baik dalam keperluan wacana lisan maupun untuk

wacana tulis.

Retorika Untuk keperluan wacana tulis, misalnya dalam suatu media surat

kabar, wartawan biasa menggunakan bahasa retoris yang berupa penggunaan aspek-

aspek retorika dalam setiap tulisannya, sehingga mampu menimbulkan daya persuasi

atas apa yang disampaikan lewat bahasa tulis.

Retorika dalam wacana lisan salah satunya digunakan dalam berita, yakni

pembaca berita menyiarkan berita untuk mengesankan kepada khalayak dengan

tujuan untuk menyampaikan informasi-informasi penting yang diperlukan oleh

masyarakat.

6. Infotainment

Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Infotainment dikatakan bahwa

Infotainment merupakan akronim dari kata information dan entertainment yang

digabungkan menjadi satu. Infotainment dapat diartikan penyajikan program yang

menginformasikan sekaligus menghibur. Infotainment mengemas informasi dan

hiburan (entertainment) dalam satu paket. Informasi dalam infotainment bisa berupa

berita-berita bernilai tinggi dan memang signifikan kepentingannya bagi publik

(semisal, artis terpilih menjadi anggota DPR mewakili komunitas media, artis terlibat

dalam kasus kriminalitas besar, artis memproduksi karya yang prestisius, seniman

mendapatkan penghargaan, dll.).

Page 42: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlii

Dalam http://www.techterms.com/definition/infotainment dikatakan bahwa

Infotainment merupakan salah satu program televisi yang menuai kontroversi.

Namun, terlepas dari kenyataan tersebut, infotainment menjadi salah satu sajian

wajib televisi Indonesia. Hasil pemetaan program infotainment memperlihatkan,

sekitar 5-7 % sajian stasiun televisi terdiri dari infotainment selama hari-hari biasa.

Sementara pada akhir pekan, porsi infotainment meningkat hingga mencapai 10 %

dari keseluruhan jam siaran stasiun televisi. Ditilik dari waktu penayangannya,

infotainment agaknya ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan khalayak

perempuan dewasa di kelas menengah ke bawah. Masalahnya adalah kebutuhan

macam apa yang bisa dipenuhi dengan sajian infotainment yang didominasi dengan

kehidupan para selebritis yang tidak terlalu penting bagi pemberdayaan dan

pencerdasan masyarakat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu

Analisis Wacana pada Tayangan Infotainment Silet di RCTI, maka bentuk atau

model yang digunakan untuk jenis penelitian ini adalah model penelitian kualitatif.

(Kirk dan Miller dalam T. Fatimah Djadjasudarma, 1993:10) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah ”tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan masyarakat tersebut melalui bahasanya serta peristilahan”.

Edi Subroto (2007: 5) berpendapat, “secara umum dinyatakan bahwa metode

Page 43: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xliii

kualitatif adalah metode pengkajian atau metode penelitian suatu masalah yang tidak

didesain atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik”

Penelitian ini membahas tentang karakteristik kekhasan kebahasaan dilihat

dari retorika yang digunakan Infotainment Silet di RCTI., serta analisis wacana

dalam tiap segmen berita Infotainment Silet di RCTI dengan berdasarkan aspek-

aspek yang membangun keterpaduan (aspek gramatikal dan leksikal).

Penulis menguraikan hal-hal di atas dengan menempuh enam tahap upaya

strategis. Enam tahap upaya strategis yang dimaksud, yaitu (1) pengumpulan data,

(2) klasifikasi data, (3) analisis kekhasan kebahasaan, (4) analisis kohesi gramatikal,

(5) analisis kohesi leksikal dan (6) menyimpulkan hasil analisis data.

C. Data dan Sumber Data

Data sebagai bahan penelitian bukanlah bahan mentah atau calon data,

melainkan bahan jadi yang siap untuk dianalisis (Sudaryanto, 1990:3). Data tersebut

tidak muncul dari suatu ketiadaan, tetapi ada sumbernya atau ada asalnya. Asal data

disebut sumber data (Sudaryanto, 1990:33). Sumber data penelitian bahasa dapat

dibagi menjadi dua, yaitu sumber data lisan dan sumber data tertulis (D. Edi Subroto,

1992:33). Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siaran infotainment silet

yang ditayangkan pada bulan november sampai Desember 2008.

Data dalam penelitian adalah data lisan dari media audio-visual pada acara

infotainment silet berupa tuturan monolog kemudian ditranskrip menjadi bentuk

tulisan. Data kajian yang dikumpulkan untuk penelitian ini berasal dari empat buah

29

Page 44: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xliv

siaran Infotainment Silet, yang ditayangkan pada bulan November sampai Desember

2008.

D. Teknik Penyediaan Data

Data adalah hal yang sangat penting dalam proses penelitian. Menurut

Sudaryanto (1992:11) kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengambil datanya.

Metode agar bermanfaat (untuk mewujudkan tujuan kegiatan ilmiah linguistik)

haruslah digunakan dalam pelaksanaan yang konkret. Untuk itu, metode sebagai cara

kerja haruslah dijabarkan sesuai dengan alat beserta sifat alat yang dipakai yang di

sebut “teknik” (Sudaryanto, 1992: 26).

Penyediaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak.

Metode tersebut dilaksanakan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto,

1988: 2). Metode simak mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap.

Dalam praktiknya, teknik sadap diikuti teknik lanjutan berupa teknik simak bebas

libat cakap (selanjutnya disingkat SBLC). Dalam teknik SBLC, peneliti hanya

berperan sebagai penyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi di dalamnya

(Sudaryanto, 1988: 3). Selanjutnya, teknik SBLC diikuti teknik lanjutan sesuai

dengan jenis data yang ada.

Teknik lanjutan yang dipakai dalam penyediaan data adalah teknik rekam.

Sesuai dengan namanya, teknik ini dilakukan dengan dengan cara merekam

pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan dengan menggunakan alat bantu yang

berupa tape recorder (Edi Subroto, 1992:36). Dalam hal ini dilakukan perekaman

terhadap tayangan program acara Infotainment Silet di RCTI dengan alat bantu tape

recorder dengan kaset rekaman yang berdurasi enam puluh menit.

Page 45: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlv

Setelah data dikumpulkan melalui teknik rekam dan teknik bebas libat cakap,

kemudian dilakukan transkripsi data hasil rekaman dari tape recorder ke dalam kartu

data (tercatat dan tersimpan di dalam disket komputer).

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan teknik (a) mengumpulkan dan

merekam, (b) memilih, serta (c) menata atau mengklasifikasi di atas diperoleh data

dalam bentuk paragraf secara keseluruhan berjumlah 148 data. Secara berurutan

data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data 1 – 29 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode yang

mengulas tentang Tragedi di Jakarta, TDJ/12/Nov/2008

b. Data 30 – 62 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode yang

mengulas tentang Sakit Yang Dideritan Artis Gugun Gondrong,

SYDAG/23/Nov/2008

c. Data 63 – 106 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode

yang mengulas tentang Hari Ibu, HI/22/Des/2008

d. Data 107 – (148) bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode

yang mengulas tentang Menyambut Tahun Baru 2009, MTB/31/Des/2008

Teknik penomoran data berupa nomor data, tema program acara, tanggal

penayangan, bulan penayangan, dan tahun penayangan. Contoh penomoran dan

pentranskripsian data adalah sebagai berikut:

Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritasnya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat, membuat Luna Maya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak, bahkan membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut.. (76/HI/22/Des/2008)

Keterangan : 76 : nomor data

HI : Hari Ibu (tema program acara)

Page 46: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlvi

22 : tanggal penayangan acara

Des : bulan Des (bulan penayangan acara)

2008 : tahun 2006 (tahun penayangan acara)

D. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,

mengelompokkan data ( Mahsun, 2005: 229). Dalam rangka pengklasifikasian dan

pengelompokkan data tentu harus didasarkan pada apa yang menjadi tujuan

penelitian. Tujuan penelitian itu sendiri adalah memecahkan yang menjadi fokus

penelitian.

Metode yang akan digunakan untuk menganalisis keterpaduan wacana dalam

program acara Infotainment Silet adalah metode distribusional. Metode distribusional

merupakan metode yang menganalisis satuan lingual tertentu berdasarkan perilaku

atau tingkah laku kebahasaan satuan itu dalam hubungannya dengan satuan lain.

Metode itu terurai atas teknik; (1) urai unsur terkecil; (2) urai unsur langsung; (3)

oposisi; (4) penggantian atau substitusi; (5) perluasan; (6) pelesapan (delisi); (7)

penyisipan atau interupsi; (8) pembalikan urutan (permutasi); (9) parafrasis (Edi

Subroto, 1992:64). Metode distribusional yang digunakan dalam penelitian ini hanya

beberapa saja untuk menganalisis tuturan siaran Infotainment Silet di RCTI. Metode

distibusional yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik oposisi, teknik

penggantian atau substitusi, dan teknik pelesapan atau delisi

Teknik oposisi ada dua yaitu teknik oposisi pasangan minimal dan teknik

oposisi dua-dua. Teknik oposisi pasangan minimal terutama dipakai untuk

menentukan fonem-fonem suatu bahasa (segmental atau suprasegmental). Pasangan

itu berupa kata tunggal atau akar dengan bunyi teranalisis berada dalam lingkungan

Page 47: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlvii

sama atau hampir sama. Teknik oposisi dua-dua terwujud dalam mengoposisikan dua

kontruksi morfologis atau kategori morfologis untuk dapat menentukan perbedaan

kategorinya (Edi Subroto, 1992:84).

Teknik penggantian atau substitusi terwujud dalam kemungkinannya

menggantikan satuan lingual atau unsur tertentu dari kontruksi morfologis atau

fraseologis tertentu oleh satuan lingual lain. Satuan lingual atau unsur yang saling

menggantikan itu termasuk dalam klas struktural yang sama (Edi Subroto, 1992:84).

Teknik pelesapan atau delisi berkemungkinan dipakai untuk mengetahui

unsur atau satuan lingual yang bagaimana dihilangkan atau dilesapkan dan akibat-

akibat struktural apa yang timbul dari pelesapan itu (Edi Subroto, 1992:84).

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA

Hasil penelitian atau analisis data merupakan tahap yang penting dalam

sebuah penelitian. Dalam tahap ini penulis menangani secara langsung masalah-

masalah yang terkandung dalam data untuk menemukan jawaban-jawaban yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Seperti telah disebutkan di awal bab I,

bahwa bahasan utama dalam penelitian ini adalah karakteristik serta aspek yang

membangun keterpaduan wacana infotainment silet di RCTI

A. Analisis Karakteristik Retorika Infotainment Silet di RCTI

Infotainment silet merupakan salah satu program siaran berita, walaupun

kemasannya lebih santai dan juga berita yang disampaikan kebanyakan seputar dunia

selebriti. Siaran infotainment termasuk salah satu bentuk retorika, yakni pembaca

Page 48: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlviii

berita dalam infotainment menyiarkan informasi-informasi yang diperlukan oleh

masyarakat.

Infotainment silet adalah salah satu program berita yang menggunakan bahasa

Indonesia dengan tuturan kalimat tidak resmi. Infotainment silet merupakan program

infotainment yang disiarkan oleh RCTI setiap hari pada pukul 11.00 sampai 12.00

WIB. Infotainment silet adalah program televisi yang diproduksi oleh production

house yang bernama Indigo Production. Pengambilan nama silet menurut Indigo

Production mempunyai makna metaforis bahwa infotainment silet mampu

membahas dunia selebritis setajam pisau silet.

Secara garis besar, retorika infotainment silet terdiri atas tiga bagian, yakni

bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pembuka dari seluruh berita

disebut Opening House Program (OHP), bagian isi terdapat 6 segmen berita (tiap

segmen juga ada pembuka dan penutup), dan bagian penutup dari seluruh berita

disebut Closing Host Program (CHP). Pada setiap segmen, baik itu dalam OPH, isi

pada setiap segmen dan CHP diawali dan diakhiri dengan bumper

1. Pembuka (Opening House Program)

Pembuka (Opening House Program) adalah adegan yang dirancang

khusus untuk membuka acara dalam suatu program acara. Pembukaan dalam

program Infotainment silet dimulai dengan adanya bumper yang berisi tentang

gambar dengan audio yang menyentak dan ada beberapa muncul secara

bergantian teks (perceraian, silet, kasus selebriti, fenomena, tragedi, selebriti).

Bumper dalam infotainment silet dimaksudkan sebagi salah satu segmen

pembuka. Bumper berupa audio visual digambarkan adanya silet yang merobek

sebuah berita dalam sebuah media cetak, bersamaan dengan munculya teks

34

Page 49: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

xlix

(perceraian, kasus, selebriti, fenomena, tragedi, selebriti) secara bergandian.

Hal tersebut dimaksudkan bahwa infotainment silet akan menguak secara tajam

tentang kasus dalam dunia selebriti serta semua kejadian yang diberitakan

secara mendalam dan tuntas. Simbol pisau silet yang tajam secara metafora

mengibaratkan suatu berita akan dikupas secara tajam dan mendalam setajam

pisau silet yang bisa merobek sebuah kertas. Setelah bumper selesai, muncul

narasi yang menggambarkan tentang isi dalam program infotainment silet yang

akan tayang dan dilanjutkan pembukaan dari seorang Host sebagai pemandu.

Berikut tuturan host (pembawa acara) sebagai salam pembukan dalam

program infotainment silet.

(01) Selamat siang pemirsa, Saya Fenni Rose akan hadir kehadapan anda selama satu jam kedepan untuk menguak kisah dan kasus para selebriti serta mengangkat hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan. Semuanya akan dikupas secara tajam setajam silet (4/TDJ/12/Nov/2008)

Tuturan sapaan pada data (01) ditandai dengan tuturan Selamat siang

pemirsa, tuturan tersebut dimaksudkan pembawa acara menyapa audience yang

sedang melihat siaran infotainment silet pada waktu siang saat acara itu

ditayangkan.

Tuturan selanjutnya adalah Saya Fenni Rose akan hadir kehadapan

anda selama satu jam kedepan untuk menguak kisah dan kasus para selebriti

serta mengangkat hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut

diperbincangkan dimaksudkan bahwa pembawa acara tersebut bernama Fenni

Rose yang akan membawakan acara infotainment silet selama satu jam. Selain

itu, juga diberitakan bahwa infotainment silet akan membahas berita tentang

dunia selebriti serta akan mengulas gosip yang sebenarnya tidak patut

Page 50: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

l

dibicarakan, tetapi silet akan memberikan berita yang sebenarnya sehingga hal-

hal yang berbau gosip itu dapat diluruskan atau dicari kebenarannya.

Kalimat berita Semuanya akan dikupas secara tajam setajam silet

dimaksudkan bahwa infotaiment silet akan membahas beritanya secara jelas

dan lengkap dan dimaksudkan agar para pemirsa tertarik untuk melihat

infotainment silet.

2. Isi Program Infotainment Silet

Isi dalam program berita dimaksudkan bahwa itu adalah sesuatu inti yang

akan diberitakan. Dalam infotainment silet, isi dalam infotainment silet terbagi

atas 6 segmen berita. Setiap segmen beita terbagi atas pembuka atau Opening

Host Segme (OHS), isi, penutup atau Closing Host Segmen (CHS). Pada isi

disetiap segmen, sebelum OHS dan sesudah CHS ada bumper yang muncul.

Bumper tersebut hanya berupa audio visual dengan gambar tayangan sebuah

pisau silet yang merobek sebuah teks berita pada media cetak. Fungsi bumper

tersebut sebagi penanda adanya program infotainment silet dan dimaksudkan

bahwa program infotainment silet akan mengupas berita setajam pisau silet

Pembuka (Opening House Segmen) adalah pembukaan dari pembawa

acara infotainment yang menuturkan tentang gambaran isi segmen yang akan

dibicarakan. Segmen isi berisi tentang paparan berita yang ditayangkan dan itu

merupakan kembangan dari paparan (Opening House Segmen). Penutup

(Closing House Segmen) berisi tentang kesimpulan dari isi pada segmen

tersebut dan paparan yang akan dibicarakan pada segmen berikutnya.

3. Penutup Infotainment Silet (Closing House Program)

Page 51: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

li

Tuturan penutupan adalah tuturan yang digunakan oleh seseorang untuk

menutup suatu pembicaraan ataupun acara. Tuturan penutupan ditandai dengan

adanya kalimat berita yang berfungsi untuk menutup sebuah wacana. Tuturan

penutupan yang dilakukan oleh pembawa acara dalam Infotainment Silet menjadi

ciri khas acara tersebut karena isi dan redaksional tuturan relatif tetap dan selalu

digunakan di dalam setiap siaran Infotainment Silet. Tuturan penutupan terlihat

pada data berikut.

(02) Nah pemirsa sampai disini perjumpaan kita hari ini dan jangan lupa saksikan terus silet setiap hari dari pukul 11.00 wib selama 1 jam hanya di RCTI (29/TDJ/12/Nov/2008)

Pada data (02) Tuturan penutupan ditandai dengan tuturan sampai di sini

perjumpaan kita hari ini, tuturan tersebut dimaksudkan bahwa acara tersebut

telah selesai untuk hari ini. Tuturan selanjutnya adalah jangan lupa saksikan

terus silet setiap hari dari pukul 11.00 wib selama 1 jam hanya di RCTI

merupakan kalimat suruh dengan fungsi himbauan agar para pemirsa tetap

menyaksikan acara Infotainment Silet pada hari berikutnya. Kalimat suruh pada

data (02) menjadi kalimat khas yang digunakan oleh pembawa acara

Infotainment Silet untuk mengikat para pemirsanya agar tetap melihat acara

tersebut, kalimat itu disebutkan di setiap penutupan acara Infotainment Silet.

Berdasarkan rincian diatas, maka retorika program acara Infotainment Silet

yang disiarkan di RCTI dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagi berikut.

Page 52: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lii

PEMBUKA PROGRAM

Bumper Narasi

(OPENING HOST PROGRAM)

I S I

SEGMEN-1

bumper OHS-1

isi-1 CHS-1 bumper

SEGMEN-2

bumper OHS-2

isi-2 CHS-2 bumper

SEGMEN-3

bumper OHS-3

isi-3 CHS-3 bumper

SEGMEN-4

bumper OHS-4

isi-4 CHS-4 bumper

SEGMEN-5

Page 53: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

liii

bumper OHS-5

isi-5 CHS-5 bumper

SEGMEN-6

bumper OHS-6

isi-6 CHS-6 bumper

PENUTUP PROGRAM

CLOSING HOST PROGRAM

bumper

Bagan Retorika Siaran Infotainment Silet di RCTI

B. Analisis Kohesi Gramatikal Infotainment Silet di RCTI

Kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur

di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk menafsirkan atau

menginterpretasikan teks, pertautan logis antar kejadian atau makna-makna di

dalamnya, keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam

wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik (Hasan Alwi, et. al, 2003:343).

Secara formal, kadar atau tingkat kekohesifan suatu teks terletak pada pemakaian

pemarkah kohesi secara proposional dan fungsional.

Hubungan kohesif sering ditandai dengan pemarkah gramatikal (kohesi

gramatikal) maupun pemarkah leksikal (kohesi leksikal). Penanda aspek gramatikal

ini terdiri atas empat jenis: pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan

(ellipsis), serta perangkaian (konjungsi).

1. Pengacuan (Referensi)

Page 54: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

liv

Telah dikemukakan di bab II bahwa pengacuan itu dapat mengacu ke

antansenden sebelah kiri (pengacuan anaforis) dapat juga mengacu ke antansenden

yang ada di sebelah kanan konstituen pengacu (pengacuan kataforis). Kedua macam

sifat pengacuan ini dalam realisasinya menggunakan bentuk pengacuan pronomina

persona, pengacuan komparatif.

a. Pronomina Persona

Sebagai alat yang berfungsi untuk menciptakan kepaduan wacana,

pronomina persona banyak digunakan dalam wacana bahasa Indonesia.

Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri (persona I), mengacu pada

orang yang diajak bicara (persona II), dapat juga mengacu pada orang yang

sedang dibicarakan (persona III).

Pronomina persona yang ditemukan dan dipaparkan dalam penelitian ini

adalah pronomina persona III. Pemakaian pronomina persona III sebagai alat

kohesi pengacuan dalam data yang diteliti dapat dilihat pada bahasan data

berikut ini

(03) Maia harus memendam mimpinya untuk bisa berkumpul bersama Al, El dan Dul dalam waktu dekat. Dhani terlampau kuat menggenggam Al, El dan Dul. Dia belum bisa melepaskan ketiga buah hatinya untuk bertemu ibu yang mengandung dan merawatnya hingga menjadi jagoan kecil yang membanggakan. (102/HI/22/Des/2008)

(04) Sebagai seorang dokter, Rita tau kesembuhan Gugun Gondrong

memang sebuah keajaiban yang menakjubkan. Ia pun pernah memiliki pengalaman maut yang nyaris sama yang dialami Gugun dan juga sebuah mukjizat menghampiri dirinya untuk menitipkan kesembuhan yang dikirimkan oleh Tuhan. (58/SYDAG/23/Nov/2008)

(05) Kepedihan hati Maria Cesilia dan Teti Lies Indriati serasa

menumpuk di hari ibu. Mereka telah dipaksa harus menjadi sosok yang serba sempurna, sementara air matanya selalu tidak mampu

Page 55: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lv

untuk dibendung melihat anak-anak mereka menjadi tahanan polisi karena tersangkut kasus hukum. (97/HI/22/Des/2008)

(06) Lima hari paska kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya,

setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kini hidupnya memang masih bergantung pada beberapa peralatan medis yang di tanam dalam tubuhnya, selain ditentukan oleh rasa iba dari orang-orang disekelilingnya (30/SYDAG/23/Nov/2008)

Pronomina persona III pada data (03) merupakan pronomina persona III

tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (03) kontituen

pengacunya berada di sebelah kiri. Data (03) kata tunggal bentuk bebas Dia

mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan

sebelumnya, yaitu Maia.

Pronomina persona III pada data (04) merupakan pronomina persona III

tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (04) kontituen

pengacunya berada di sebelah kiri. Data (04) kata tunggal bentuk bebas Ia

mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan

sebelumnya yaitu Rita.

Pronomina persona III pada data (05) merupakan pronomina persona III

tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (05) kontituen

pengacunya berada di sebelah kiri. Data (05) kata tunggal bentuk bebas Mereka

mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan

sebelumnya, yaitu Maria Cesilia dan Teti Lies.

2. Penyulihan (Substitusi)

Penyulihan adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur yang lain

yang acuannya tetap sama dalam hubungan antarbentuk kata atau lain yang lebih

Page 56: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lvi

besar daripada kata, seperti frasa dan klausa. Kohesi gramatikal dalam wacana

penyulihan terbagi atas substitusi nomina, substitusi frasal, substitusi klausal, dan

substitusi dengan penyebutan ulang secara definit. Adapun bentuk penyulihan yang

ditemukan dalam penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.

a. Penyulihan (substitusi) Nominal

Substitusi nomina adalah penggantian satuan lingual yang berkategori

nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang berkategori nomina

(Sumarlam, at.al, 2005: 28). Adapun substitusi nomina yang berhasil

ditemukan dapat dilihat pada data (07) dan (08) berikut ini.

(07) Banjir hanya salah satu tragedi yang menjadi labirin masyarakat Ibukota. Kemacetan adalah musibah lain yang tidak kalah menakutkan, bahkan sepanjang jalan Ibukota selalu dipenuhi kendaraan dari berbagai jenis. Kemacetan Jakarta menyebabkan perubahan perilaku dan gaya hidup warganya, salah satunya yang dialami bintang muda Kevin Yulio. (21/TDJ/12/Nov/2008)

(08) Tak semua bintang akan larut dalam kesibukan menyambut tahun

baru. Kabarnya banyak artis yang tidak mendapat job di malam pergantian tahun ini. Setelah sepanjang tahun berlelah dalam jadwal yang ketat, termasuk serangkaian pesta pernikahan penyanyi yang sedang melejit namanya, Bunga Citra Lestari justru memilih malam pergantian tahun dengan kegiatan pribadi. (143/MTB/31/Des/2008)

Pada data (07), nomina ibukota telah disebutkan terdahulu yang

kemudian disulih dengan nominal Jakarta. Demikian juga pada data (08)

nomina bintang disubsitusi dengan nomina artis. Penyulihan tersebut

dimaksudkan untuk mengurangi pengulangan bentuk-bentuk satuan lingual

yang sama dalam sebuah wacana sehingga dapat menghilangkan kemonotonan.

b. Substitusi Frasal

Page 57: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lvii

Substitusi frasal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa

kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa frasa (Sumarlam,

2005: 29). Substitusi frasa ini tampak pada data berikut ini.

(09) Menurut Rubby Abon, kakak kandung Ana, biaya yang harus disiapkan untuk mengejar kesembuhan adik iparnya tergolong fantastis. Kisaran rupiah tidak hanya dalam hitungan juta, melainkan milyard. Selama di Singapura saja biaya pengobatan Gugun sudah menyedot tidak kurang satu koma tiga milyard rupiah (51/SYDAG/23/Nov/2008)

Data (09) menunjukkan bahwa unsur satuan lingual adik iparnya yang

berupa frasa disubstitusi dengan satuan nomina Gugun. Data (09)

memperlihatkan penggantian unsur frase dengan kata. Selain penggantian unsur

frase dan kata, subtitusi frase juga bisa pergantian unsur kata yang digantikan

dengan unsur frase. Berikut data yang menunjukkan substitusi dari unsur

lingual kata ke unsur lingual dalam bentuk frase.

(10) Kasih ibu lainnya ditunjukkan saat buah hatinya terlilit persoalan hukum juga dialami oleh Teti Lies. Keprihatinan Maria Cesilia agaknya memang tidak jauh berbeda dengan yang kini tengah dirasakan ibunda Marsela Zalianti. Ia juga harus melihat kenyataan pahit dua buah hatinya menjadi tahanan polisi karena kasus penganiyayaan yang diadukan Agung Setyawan (94/HI/22/Des/2008)

(11) Bintang belia, Gita Gutawa tampak begitu konsern terhadap global

warming. Sebagai bukti nyata kepedulian penyayi remaja itu terhadap fenomena pemanasan global dengan jalan ikut tampil dalam konser global warming yang berlangsung di Jakarta. Belakangan ini gita bahkan lantang mengajak teman-teman sebayanya memulai kepedulian masa depan bumi mulai dari dirinya sendiri. (25/TDJ/12/Nov/2008)

Data (10) unsur lingual Teti Lies yang berbentuk kata nomina digantikan

dengan unsur lingual ibunda Marzela Zalianti yang berupa frasa pada kalimat

berikutnya. Data (11) substitusi frasa ditunjukkan dari unsur satuan lingual Gita

Gutawa yang berbentuk kata nomina digantikan dengan penyanyi remaja yang

Page 58: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lviii

berbentuk frasa. Substitusi frase juga dapat berbentuk penggantian antara unsur

frase dan frase. Berikut data substitusi frase yang menunjukkan penggantian

antara unsur frase dengan unsur frase.

(12) Panggung politik tahun 2009 memang akan dipenuhi dengan wajah-wajah populer yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Sebuah gejala baru dibanding dengan saat para artis hanya dipakai sebagai simbol pengumpul suara, tetapi melibatkan langsung di arena politik akan menjadi cerita tersendiri, sebab ini dunia yang sama berbeda soal kebutuhan akan citra baik dan popularitas (127/MTB/31/Des/2008)

Pada data (12) substitusi frasa ditunjukkan dari satuan lingual Panggung

politik yang berupa frasa, disubstitusi oleh satuan lingual arena politik yang

juga berbentuk frasa. Pola penggantian itu menyebabkan kalimat tersebut

berkaitan secara kohesif dan koheren. Substitusi dalam wacana dapat

menciptakan dinamisasi narasi guna mendukung kepaduan sebuah wacana.

c. Penyulihan (substitusi) Klausal

Penyulihan (substitusi) klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu

yang berupa klausal atau kalimat dengan satuan lingual lainnya yang berupa

kata atau klausal. Data yang menunjukkan adanya pola substitusi klausal ini

dapat dilihat pada data (13) dan (14)

(13) Dorongan batin serta ketebalan spiritual itu buat Tuning menjadi penting, karena sebelum dilarikan ke Singapura, team dokter rumah sakit Medistra Jakarta sudah merasa tidak sanggup menjanjikan kesembuhan buat seorang Gugun Gondrong. Masih sangat jelas pemaparan team dokter Medistra saat membuat pertemuan media kala itu, mereka menyatakan angkat tangan dalam mengawal kembalinya kesehatan Gugun yang saat itu sedang koma. Tidak hanya team dokter angkat tangan, Ayah Gugun Suko Bagio juga pesimis, karena Gugun sendiri sudah mustahil ditolong menginggat serangan tumor sudah sampai ke batang otak sudah sangat parah (56/SYDAG/23/Nov/2008)

Page 59: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lix

(14) Sungguh kenyataan yang terlampau dramatik dan amat berat melebihi kisah opera sabun yang sering ia mainkan yang kini dirasakan Teti Lies, ketika harus melihat dua buah hatinya menjadi tahanan polisi. Fakta menyedihkan yang membuat makna peringatan hari ibu lebih dirasa miris dibanding taun-taun sebelumnya (95/HI/22/Des/2008)

Data (13) dan (14) diatas terdapat substitusi klausal. Pada data (13),

substitusi klausal tersebut terlihat pada tuturan team dokter rumah sakit

Medistra Jakarta sudah merasa tidak sanggup menjanjikan kesembuhan

buat seorang Gugun Gondrong yang berupa satuan lingual klausa atau kalimat

itu disubstitusikan oleh satuan lingual lain pada tuturan mereka menyatakan

angkat tangan dalam mengawal kembalinya kesehatan Gugun yang juga

berupa satuan lingual klausa.

Pada data (14) klausa atau kalimat Sungguh kenyataan yang terlampau

dramatik dan amat berat melebihi kisah opera sabun yang sering ia mainkan

yang kini dirasakan Teti Lies, ketika harus melihat dua buah hatinya

menjadi tahanan polisi disubstitusikan oleh satuan lingual lain Fakta

menyedihkan yang berupa satuan lingual frasa. Berdasarkan pengamatan pada

data (13) dan (14), dapat diketahui substitusi berfungsi sebagai variasi,

dinamisasi narasi dan juga memperoleh unsur pembeda.

d. Substitusi Dengan Penyebutan Secara Definit

Penyulihan lain dalam sebuah wacana ialah dengan penyebutan ulang

secara definit. Sebagai penanda definit biasanya digunakan ini, itu, tersebut,

dan yang (Ebah Suhaebah, S.S.T. Wisnu Sasangka, dan Syahidin Badru 1996:

23). Wacana berikut menunjukkan bahwa strategi penyebutan ulang secara

definit dapat digunakan untuk memelihara kepaduan wacana.

Page 60: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lx

Penyulihan dengan penyebutan ulang yang ditambah dengan pendefinit

itu dapat dilihat pada data (15) berikut ini.

(15) Perjalanan karir Luna Maya yang melesat pesat diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda. Setiap kali menginggat itu selalu saja tak habis-habisnya Luna menggagumi sosok ibunya yang ia sebut sebagai wanita tangguh. Sepeninggal ayahnya sang ibulah yang menggambil alih seluruh beban kehidupannya. (80/HI/22/Des/2008)

Pada data (15) Perjalanan karir Luna Maya yang melesat pesat

diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda yang berupa satuan lingual

klausa atau kalimat disubstitusi oleh menginggat itu yang berupa frasa dengan

pendefinit itu. Hal ini dimungkinkan dalam strategi penyulihan karena frasa

menginggat itu dapat menggantikan klausa Perjalanan karir Luna Maya yang

melesat pesat diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda secara penuh.

Selain penggunaan penanda definit itu, dalam penelitian ini juga

ditemukan penyulihan dengan penanda definit ini. Pada data (16) di bawah ini

dapat dilihat penggunaan pendefinit ini.

(16) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan mulai membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kondisi ini membuat Ana Maria istri dan orang yang selalu ada didekat Gugun merasa kemudian suaminya memang tidak bisa diharapkan terlalu cepat (34/SYDAG/23/Nov/2008)

Data (16) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong

kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di

National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski

pelan disubstitusi oleh Kondisi ini yang berupa frasa dengan pendefinit ini.

Page 61: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxi

Penyulihan dalam wacana tersebut digunakan sebagai salah satu alternatif yang

dapat dipakai pemakai bahasa dalam memelihara kepaduan wacana.

3. Pelesapan (Elipsis)

Penghilangan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya

merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang disebut pelesapan atau elipsis.

Unsur atau satuan lingual yang dilesapkan dapat berupa kata, frasa, klausa, atau

kalimat.

Pelesapan atau elipsis dalam teori wacana umum berguna untuk mengejar

kepraktisan dan efisiensi komunikasi dengan tetap menjaga kepaduan wacana

dengan cara merangsang pembaca untuk mengasosiasikan dan menghubungkan

pikirannya terhadap hal-hal yang diungkapkan secara linguistis dalam wacana.

Berikut ini adalah data pemakaian bentuk sifar sebagai penanda keterpaduan dalam

wacana infotainmen silet

(17) Brigjen Indraditanus, direktur 4 Mabes Polri menetapkan status Ahmad Akbar sebagai tersangka karena terbukti memakai sabu, dan Ø Fakhri Akbar masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO karena dikamarnya di kawasan megapolitan Cinere Jawa Barat ditemukan 1,2 gram cokain (38/TDJ/12/Nov/2008)

Data (17) unsur yang dilesapkan adalah satuan lingual kata menetapkan.

Dalam data (17) pelesapan digunakan untuk efektifitas dan efisien dalam

berbahasa. Jika dituliskan secara lengkap, bentuk wacana itu dapat dilihat pada

kalimat di bawah ini.

Brigjen Indraditanus, direktur 4 Mabes Polri menetapkan status Ahmad Akbar sebagai tersangka karena terbukti memakai sabu, dan menetapkan Fakhri Akbar masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO karena dikamarnya di kawasan megapolitan Cinere Jawa Barat ditemukan 1,2 gram cokain.

Page 62: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxii

Pelesapan dalam sebuah wacana tidak hanya berupa pelesapan kata, tetapi

juga dalam satuan lingual berupa frasa. Pelesapan berupa frasa dapat dilihat

pada data (18)

(18) Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan di tempat pengungsian. Ø Banyak warga takut kembali kerumah, sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan, karena tidak ada listrik dan air bersih, bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan (19/TDJ/12/Nov/2008)

Data (18) mengalami pelesapan sataun lingual yang berupa frasa, yaitu

Akibat banjir air pasang. Pelesapan yang terjadi pada data (18) berfungsi

untuk mengaktifkan pikiran pembaca terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan

dalam satuan bahasa. Dengan demikian, apabila kalimat itu dituliskan kembali

dalam bentuknya yang lengkap tanpa pelesapan dapat dipresentasikan menjadi

seperti dibawah ini

Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan di tempat pengungsian. Akibat banjir air pasang Banyak warga takut kembali kerumah, sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan, karena tidak ada listrik dan air bersih, bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan

Pelesapan yang terjadi tidak hanya berupa kata dan frasa, tetapi bisa juga

satuan lingual berupa klausa. Pelesapan satuan lingual klausa dapat dilihat

pada data (19) berikut ini

(19) Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritasnya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat, membuat Luna Maya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak. Bahkan, Ø membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut (76/HI/22/Des/2008)

Page 63: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxiii

Data (19) mengalami pelesapan satuan lingual yang berupa klausa, yaitu

Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat

kesibukan yang kelewat ketat. Pelesapan yang terjadi pada data (19) apabila

kalimat itu kembali dituliskan dalam bentuknya yang lengkap tanpa pelesapan

dapat dipresentasikan menjadi seperti di bawah ini

Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat membuatnya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak. Bahkan Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut.

4. Perangkaian (Konjungsi)

Kohesi gramatikal lainnya adalah konjungsi. Konjungsi merupakan

penghubung dua unsur, baik yang berupa frasa, klausa, kalimat, atau paragraf.

Yang dimaksud dengan relasi konjungsi pada penelitian ini adalah relasi dua

unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf. Berikut

pemakaian relasi konjungsi sebagai alat kohesi gramatikal yang ditemukan

dalam wacana Infotainment Silet di RCTI.

a. Sebab-Akibat

Sebab dan akibat merupakan dua kondisi yang berhubungan. Hubungan

sebab-akibat terjadi apabila salah satu proposisi menunjukkan penyebab

terjadinya suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat atau sebaliknya (Abdul

Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 122). Penanda konjungsi sebab-

akibat yang ditemukan seperti data di bawah ini.

(20) Sebagai pasien yang baru keluar dari ruang perawatan dengan serangkaian operasi besar, sangat wajar jika Gugun membutuhkan

Page 64: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxiv

waktu panjang untuk sampai pada kondisi semula. Oleh sebab itu, Gugun harus menjalani fisioterapi secara rutin untuk mempertemukan kembali daya hidupnya yang sempat berada di titik terrendah...... (36/SYDAG/23/Nov/2008)

(21) Perjalanan hidup sekaligus pergumulan Olga dalam mengejar karir

tidak bisa dilepaskan dari peranan ibundanya yang melimpahkannya dengan doa. Akibatnya, Olga selalu tak kuasa menahan air mata setiap menginggat ketulusan sang ibunda dalam memberi sokongan batin untuk karirnya (87/HI/22/Des/2008)

Konjungsi sebab-akibat pada data (20) yaitu oleh sebab itu Satuan lingual

kata oleh sebab itu menunjukkan hubungan sebab-akibat. Proposisi Sebagai

pasien yang baru keluar dari ruang perawatan dengan serangkaian operasi

besar, sangat wajar jika Gugun membutuhkan waktu panjang untuk sampai

pada kondisi semula menjadi konstituen penyebab, sedangkan proposisi

Gugun harus menjalani fisioterapi secara rutin untuk mempertemukan

kembali daya hidupnya yang sempat berada di titik terrendah sebagai

konstituen akibat.

Pada data (21) menandakan adanya hubungan akibat-sebab, penanda

konjungsi tersebut adalah kata akibat. Preposisi Perjalanan hidup sekaligus

pergumulan Olga dalam mengejar karir tidak bisa dilepaskan dari peranan

ibundanya yang melimpahkannya dengan doa sebagai konstituen penyebab,

dan Olga selalu tak kuasa menahan air mata setiap menginggat ketulusan

sang ibunda dalam memberi sokongan batin untuk karirnya sebagai

konstituen akibat.

b. Pertentangan

Hubungan pertentangan terjadi apabila ada dua proposisi/ide yang

menunjukkan pertentangan atau kekontrasan. Untuk menyatakan hubungan

pertentangan dapat digunakan kohesi konjungsi pertentangan (Abdul Rani,

Page 65: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxv

Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 120). Konjungsi pertentangan ditandai

dengan satuan lingual tetapi dan namun. Penggunaan konjungsi pertentangan

dapat dilihat pada data (22) di bawah ini.

(22) Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam ketidaksadaran di Singapura, lalu lima hari di rumah menjaga perjalanan mengetik kesembuhan total, membuat Ana Maria selalu berada dalam ruang perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa, kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana. Tetapi Ana Marisa tak akan menyerah demi cintanya pada sang suami. (42/SYDAG/23/Nov/2008)

Konjungsi tetapi pada data (22) mengandung makna pertentangan, yaitu

proposisi Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam

ketidaksadaran di Singapura, lalu lima hari di rumah menjaga perjalanan

mengetik kesembuhan total, membuat Ana Maria selalu berada dalam ruang

perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa,

kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana dipertentangkan dengan preposisi

Ana Marisa tak akan menyerah demi cintanya pada sang suami..

c. Harapan (optatif)

Hubungan optatif terjadi apabila ada ide atau proposisi yang mengandung

suatu harapan atau doa (Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 123).

Satuan lingual penanda konjungsi harapan antara lain, mudah-mudahan,

semoga, dan moga-moga. konjungsi harapan dapat dilihat pada data berikut.

(23) Ratusan kepala keluarga di Muara Baru dan Muara Karang Jakarta yang mengalami musibah banjir pasang semuanya tanpa harapan, sebab harta benda dan mata pencaharian mereka hanyut tersapu laut dan untuk sementara, tinggal dipengungsian tanpa listrik dan tanpa air bersih. Semoga para korban bisa tabah dan kuat menghadapi bencana yang terjadi. (12/TDJ/12/Nov/2008)

Konjungsi semoga pada data (23) menyatakan makna harapan (optatif).

Dalam data tersebut dapat diketahui, bahwasannya penutur mengharapkan

Page 66: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxvi

Ratusan kepala keluarga di Muara Baru dan Muara Karang Jakarta yang

mengalami musibah banjir pasang semuanya tanpa harapan, sebab harta

benda dan mata pencaharian mereka hanyut tersapu laut dan untuk

sementara, tinggal dipengungsian tanpa listrik dan tanpa air bersih bisa

tabah dan kuat menghadapi bencana yang terjadi .

d. Konjungsi Tegasan

Dalam menyampaikan gagasan, pembawa acara ataupun narator

Infotainment sering menggunakan berbagai macam cara agar proposisi yang

disampaikan itu segera dipahami oleh pemirsa. Salah satu cara yang dilakukan

pembawa acara atau narator adalah dengan menggunakan cara penegasan

(Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 126). Satuan lingual

penanda konjungsi tegasan yakni bahkan dan apalagi. Penggunaan konjungsi

tegasan dapat dilihat pada data (24) dan (25) di bawah ini.

(24) Ada satu persoalan berat yang membuat Ana dan keluarga harus membanting tulang mengatasinya. Persoalan menyangkut beban biaya yang teramat berat untuk menjemput kesembuhan Gugun yang sebenar-benarnya sembuh. Setiap kali teringat bentangan biaya yang harus diukur, Ana selalu disudutkan pada rasa putus asa yang mendalam, bahkan kinipun biaya untuk menjaga Gugun agar tetap mengalami perkembangan dalam kesehatannya sudah mulai menipis (48/SYDAG/23/Nov/2008)

(25) Olga berhasil memaknai popularitasnya dengan cara yang sederhana

saja. Bahwa kesuksesan yang ia raih juga kesuksesan orang-orang disekitarnya. Dan setiap kali teringgat perjuangan yang berat dalam menapak karir, air matanya tak mudah dibendung, apalagi setiap kali mendengar suara ibunya yang mengharap ia pulang kerumahnya berkumpul dengan orang tua dan adik-adiknya. (83/HI/22/Des/2008)

Konjungsi bahkan pada data (24) berfungsi menegaskan proposisi yang

diuraiakan sebelumnya. Proposisi Ada satu persoalan berat yang membuat

Ana dan keluarga harus membanting tulang mengatasinya. Persoalan

Page 67: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxvii

menyangkut beban biaya yang teramat berat untuk menjemput kesembuhan

Gugun yang sebenar-benarnya sembuh ditegaskan lagi melalui proposisi

selanjutnya, yaitu Setiap kali teringat bentangan biaya yang harus diukur,

Ana selalu disudutkan pada rasa putus asa yang mendalam, bahkan kinipun

biaya untuk menjaga Gugun agar tetap mengalami perkembangan dalam

kesehatannya sudah mulai menipis

Kojungsi tetapi yang terdapat pada data (25) menunjukkan hubungan

tegasan, yakni proposisi setiap kali teringgat perjuangan yang berat dalam

menapak karir, air matanya tak mudah dibendung ditegaskan lagi melalui

proposisi selanjutnya, yaitu setiap kali mendengar suara ibunya yang

mengharap ia pulang kerumahnya berkumpul dengan orang tua dan adik-

adiknya.

e. Tujuan

Hubungan tujuan terjadi apabila proposisi yang satu menyatakan suatu

tujuan dari apa yang disebut oleh proposisi sebelumnya (Hasan Alwi, et.al,

2003: 407). Satuan lingual penanda konjungsi tujuan yang ditemukan dalam

penelitian ini yakni satuan lingual agar. Penggunaan konjungsi tujuan dapat

dilihat pada data di bawah ini.

(26) Pemanasan global sudah menjadi masalah paling mendesak di abad ini. Perubahan iklim dunia yang membawa serta banjir memberi isyarat bagi semua manusia agar mulai belajar menciptakan harmoni dengan alam. Agar alam juga bisa bersahabat dengan manusia dan tidak menimbulkan bencana lebih dahsyat lagi (26/TDJ/12/Nov/2008)

Page 68: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxviii

Konjungsi agar pada data (26) menunjukkan makna tujuan. Unsur tujuan

pada data (26) terdapat pada proposisi Pemanasan global sudah menjadi

masalah paling mendesak di abad ini. Perubahan iklim dunia yang

membawa serta banjir memberi isyarat bagi semua manusia agar mulai

belajar menciptakan harmoni dengan alam dengan preposisi tujuannya pada

alam juga bisa bersahabat dengan manusia dan tidak menimbulkan bencana

lebih dahsyat lagi

C. Analisis Kohesi Leksikal Infotainment Silet di RCTI

Kohesi leksikal terjadi ketika dua kata atau dua unsur dalam suatu wacana

atau teks dihubungkan melalui kriteria semantik (Sarwiji, 2003: 247). Berdasarkan

hasil analisis, ditemukan beberapa jenis kohesi leksikal, yaitu repetisi (pegulangan),

sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi

(hubungan atas-bawah), ekuivalensi (kesepadanan). Pada data yang diteliti

ditemukan pemakaian alat kohesi leksikal seperti berikut ini

1. Repetisi (Pengulangan)

Kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan) dapat dibedakan atas,

repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, repetisi epistrofa, repetisi mesodiplosis. Kohesi

leksikal berupa repetisi yang ditemukan dalam wacana Infotainment Silet adalah

repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, repetisi mesodiplosis, seperti terlihat pada data-

data berikut.

a. Repetisi Epizeuksis

Page 69: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxix

Repetisi epizeuksis adalah pengulangan satuan lingual (kata/frasa) yang

dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut (Sumarlam, et.al, 2005: 35).

Repetisi epizeuksis dapat dilihat pada data (27) dan (28) berikut ini

(27) Air pasang yang menyebabkan banjir meski tanpa curah hujan itu menurut warga sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebagian warga terpaksa swadaya membangun tanggul, padahal meluapnya air pasang kepemukiman warga erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yang memberi izin pembanggunan realestate dan pertokoan diarea resapan air sekitar Muara Karang dan Muara Baru (15/TDJ/12/Nov/2008)

(28) Sebagai bintang muda yang melimpah materi, tidak sulit baginya menghujani kado bagi ibunya, tapi bagi bela memberikan bingkisan bagi sang mama tidak harus moment-moment spesial seperti ini. Kapanpun dan dimanapun Bela mau, ia bisa saja memberi kado bagi wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya. Bagi Anita, tidak ada kado yang sangat indah yang ia terima tidak lain tidak bukan adalah rasa sayang yang tulus yang ia terima dari sang anak yang membuat hatinya bunggah (68/HI/22/Des/2008)

Pada data (27) ditemukan repetisi epizeuksis, yaitu pengulangan satuan

lingual yang dipentingkan beberapa kali secara langsung. Dalam hal ini, frasa

air pasang diulang dua kali secara langsung. Frasa air pasang tersebut diulang

untuk memfokuskan permasalahan tentang bencana air pasang yang terjadi di

Jakarta, sehingga pembaca dapat lebih memahaminya.

Adapun pada data (28), dapat ditemukan pengulangan kata kado yang

terjadi tiga kali. Pengulangan satuan lingual berupa kata kado beberapa kali

tersebut dengan maksud untuk menekankan pentingnya pemberian kado kepada

seorang ibu ketika perayaan hari ibu.

b. Repetisi Anafora

Page 70: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxx

Repetisi anafora adalah pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa

pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya (Sumarlam, et.al, 2005: 36).

Repetisi Anafora dapat dilihat pada data berikut ini

(29) Kepercayaan yang telah diberikan secara penuh oleh sang ibu harus selalu dijaga adalah komitmen Bela kepada ibunya yang tidak bisa dilanggar untuk hari ini dan hari hari kedepan yang harus ia lewati. Kepercayaan yang tidak bisa ditawar seolah menjadi tanggung jawab yang sangat berat bagi Bella (69/HI/22/Des/2008)

(30) Menjadi seorang ibu berarti menjadi tumpuan manakala anak-anak

sedang dalam masa pancaroba. Menjadi seorang ibu juga melihat tumbuhnya harapan di masa nanti............... (105/HI/22/Des/2008)

Pada data (29) pengulangan kata kepercayaan diulang dua kali pada tiap

awal kalimat. Repetisi anafora dalam data (29) tersebut berfungsi menuntun

pembaca pada satu pokok pikiran yaitu sebuah kepercayaan yang diberikan

orang tua kepada anaknya yang tinggal berjauhan.

Data (30) menunjukkan pengulangan frasa Menjadi seorang ibu diulang

sebanyak dua kali pada tiap awal kalimat. Repetisi anafora pada data (30)

tersebut berfungsi memberikan arti menjadi seorang ibu.

c. Repetisi Mesodiplosis

Repetisi mesodiplosis adalah pengulangan satuan lingual ditengah-tengah

baris atau kalimat (Sumarlam, et.al, 2005: 37). Repetisi mesodiplosis dapat

dilihat pada data (31) berikut ini

(31) Menurut Rubby Abon, kakak kandung Ana, biaya yang harus disiapkan untuk mengejar kesembuhan adik iparnya tergolong fantastis. Kisaran rupiah tidak hanya dalam hitungan juta, melainkan milyard. Selama di Singapura saja biaya pengobatan Gugun sudah menyedot tidak kurang satu koma tiga milyard rupiah (51/SYDAG/23/Nov/2008)

Repetisi mesodiplosis dalam wacana Infotainment Silet ditemukan pada

data (31). Satuan lingual kata biaya ditengah-tengah baris atau kalimat diulang

Page 71: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxi

dua kali. Pengulangan satuan lingual kata biaya dimaksudkan memberikan

informasi tentang beban pembiayaan yang besar ketika orang tengah sakit, dan

itu untuk menekankan pelibatan poendengar dalam konteks yang dikemukakan.

Hal ini sangat efektif untuk membawa pendengar dalam situasi yang

dimaksudkan penutur.

2. Sinonimi

Salah satu aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk mendukung

kepaduan wacana adalah sinonimi atau padan kata. Sinonimi dipakai untuk menjalin

hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual

yang lain dalam wacana. Sinonimi dapat terjadi pada tataran morfem (bebas) dengan

morfem (terikat), kata dengan kata, kata dengan frasa atau sebaliknya, frasa dengan

frasa, dan klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. Dalam penelitian ini, kohesi

leksikal yang berupa sinonimi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

data-data berikut.

a. Sinonimi Kata dengan Kata

(32) Penangkapan Akhmad Akbar sontak menghebohkan, karena keberadaan Iyek bersama Jenni, isteri buronan bandar narkoba besar di Asia. Hal itu, menimbulkan rumor keterlibatan Iyek dalam sindikasi peredaran narkoba internasional. Polisi dan BNN masih mengembangkan dugaan keterkaitan Iyek dalam jaringan narkoba yang dibongkar polisi di mall taman anggrek senin lalu (8/TDJ/12/Nov/2008)

(33) Lima hari paska kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah

lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan membuat

Page 72: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxii

orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kini hidupnya memang masih bergantung pada beberapa peralatan medis yang ditanam dalam tubuhnya, selain ditentukan oleh rasa iba dari orang-orang disekelilingnya. (30 /SYDAG/23/Nov/2008)

Tampak pada data (32) dan (33) terdapat aspek kohesi leksikal yang

berupa sinonimi kata dengan kata. Pada data (32) terdapat satauan lingual kata

yang bersinonim, yaitu satuan lingual kata keterlibatan bersinonim dengan kata

keterkaitan. Data (33) juga menunjukkan adanya sinonimi kata dengan kata,

yaitu kata disekitarnya yang bersinomim dengan kata disekelilingnya.

b. Sinonimi Kata dengan Frasa

(34) Sebagai seorang dokter, Rita tau kesembuhan Gugun Gondrong memang sebuah keajaiban yang menakjubkan. Ia pun pernah memiliki pengalaman maut yang nyaris sama yang dialami Gugun dan juga sebuah mukjizat menghampiri dirinya untuk menitipkan kesembuhan yang dikirimkan oleh Tuhan (58/SYDAG/23/Nov/2008)

Kepaduan wacana pada data (34) didukung oleh aspek leksikal berupa

sinonimi kata dengan frasa. Data (34) kata keajaiban yang menakjubkan

bersinonim dengan mukjizat

c. Sinonimi Frase dan frase

(35) Bintang belia gita gutawa tampak begitu konsern terhadap global warming. sebagai bukti nyata kepedulian penyayi remaja itu terhadap fenomena pemanasan global dengan jalan ikut tampil dalam konser global warming yang berlangsung dijakarta belakangan ini gita bahkan lantang mengajak teman-teman sebayanya memulai kepedulian masa depan bumi mulai dari dirinya sendiri. (25/TDJ/12/Nov/2008)

Pada data (35) terdapat sinonimi antara satuan lingual global warming

yang berbentuk frase dan bersinonim dengan satuan lungual pemanasan

global yang juga berbentuk frase. Sinonimi diatas merupakan perpadanan arti

antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Page 73: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxiii

3. Antonimi

Antonimi atau lawan kata adalah satuan lingual yang berlawanan, disebut

juga dengan istilah oposisi makna. Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dibedakan

menjadi lima macam, yaitu oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi

hirarkial, dan oposisi majemuk. Adapun oposisi makna yang ditemukan dalam

wacana Infotainment Silet terlihat pada data-data berikut ini.

a. Oposisi Mutlak

Opoisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak. Oposisi mutlak

yang ditemukan dalam penelitian dapat dilihat pada data (36) berikut ini.

(36) Kebersamaan Al, El dan Dul serta Dhani dipentas idola cilik 2 tentulah adalah pemandangan yang membuat hati Maia teriris. Betapa tidak, sebagai ibu yang berjuang antara hidup dan mati saat melahirkan ketiga jagoannya itu ia justru tidak bisa mengecap manisnya bercengkrama dengan Al, El dan Dul (103/HI/22/Des/2008)

Pada data (36) kata hidup beroposisi mutlak dengan kata mati. Kata

hidup berarti tidak bernyawa atau mati. Begitu pula makna kata mati yang

berarti tidak hidup.

b. Oposisi Kutub

Dikatakan oposisi kutub sebab pertentangan maknanya tidak mutlak,

tetapi bersifat gradasi. Oposisi kutub yang ditemukan dalam penelitian dapat

dilihat pada data (37) dan (38) berikut ini.

(37) Bintang datang dan pergi, yang redup dan yang mulai bersinar, semuanya berselang ditengah waktu. Jejak tahun sebelumnya kadang-kadang menjadi pertanda bagi mereka yang akan redup atau justru mulai bersinar, tetapi tidak semuanya bisa terbaca dengan terang, selalu saja ada kejutan dalam berbagai bentuk. (131/ MTB/31/Des/2008)

(38) Air mata olga tentulah tidak sepenuhnya berisi kesedihan-

kesedihan, sebab tangisan Olga berarti juga kebahagiaan yang tak

Page 74: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxiv

terhingga. Kepada ibunya yang selalu menjadi sumber kesedihan, ia memang paling besar dalam memberikan rasa sayang, karena itu tanpa diminta pun berbagai kado spesial sering ia berikan kepadanya, terlebih dengan kesuksesan yang ia raih yang tentunya mendatangkan berlimpah uang mengalir kekantongnya (84/ HI/22/Des/2008)

Pada wacana di atas, yaitu data (37) dan (38) terdapat oposisi kutub. Data

(37) kata redup beroposisi kutub dengan kata bersinar. Dalam data tersebut,

antara kata redup dan bersinar dapat digradasikan, yaitu redup, agak redup,

agak bersinar, bersinar, sangat bersinar. Selanjutnya, data (38) terdapat

oposisi kutub antara kata sedih dan bahagia Dalam hal ini, antara kata sedih

dan bahagia dapat digradasikan, yaitu sangat sedih, agak sedih, sedih,

bahagia, agak bahagia, dan sangat bahagia.

c. Oposisi Hubungan

Oposisi hubungan adalah oposisi makna yang bersifat saling melengkapi.

Karena oposisi ini bersifat saling melengkapi, maka kata yang satu

dimungkinkan ada kehadirannya karena kehadiran kata yang lain menjadi

oposisinya, atau kehadiran kata yang satu disebabkan oleh adanya kata yang

lain. Oposisi hubungan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

data (39) dan (40) berikut

(39) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan mulai membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kondisi ini membuat Ana Maria, istri dan orang yang selalu ada didekat Gugun, merasa kemudian suaminya memang tidak bisa diharapkan terlalu cepat. Ia sendiri merasa seperti juga para dokter di Singapura takjub (34/SYDAG/23/Nov/2008)

(40) Pesimisme dokter Medistra yang kala itu menanggani Gugun

Gondrong bisa dipahami oleh Rita Dinakandi, bekas pasien tumor otak yang kini sembuh total. Menurutnya, vonis tidak bisa sembuh

Page 75: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxv

dokter dapat dimaknai sebagai ajakan untuk berserah diri pada Tuhan (57/SYDAG/23/Nov/2008

Pada wacana diatas, yaitu data (39) dan (40) terdapat oposisi hubungan.

Pada data (39) terdapat oposisi hubungan antara kata istri dan suami. Kata istri

sebagai realitas dimungkinkan ada karena kehadirannya dilengkapi oleh suami

dan sebaliknya. Sementara kata dokter dan pasien pada data (40) juga

merupakan oposisi hubungan, karena kata dokter dimungkinkan ada karena

kehadirannya dilengkapi oleh pasien.

4. Kolokasi

Kolokasi atau sanding kata merupakan salah satu jenis aspek kohesi

leksikal yang dapat diartikan sebagai asoaiasi tertentu dalam menggunakan

pilihan kata yang cenderung secara berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi

adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam satu domain atau jaringan

tertentu (Sumarlam, et.al, 2005: 44). Kolokasi sebagai penanda keterpaduan

dalam wacana dapat dilihat pada data berikut ini.

(41) Penetapan status Iyek sebagai tersangka dalam kasus narkoba begitu menyita perhatian publik. Apalagi hasil tes urine ayahanda Fahri Akbar itu positip mengandung sabu-sabu. Polisi berhasil menemukan sebutir pil ekstasi di kamar mandi Ahmad Akbar di kawasan megapolitan, Cinere Jawa Barat. Peristiwa sial yang menimpa vokalis goodbles ini sontak mendapat keprihatinan dari para personelnya (7/TDJ/12/Nov/2008)

(42) Bencana dan pertumbuhan ekonomi adalah dua dari sejumlah topik

ramalan yang kerap muncul. Kini giliran sejumlah peramal, ahli spiritualis hingga ahli Taurot membaca kondisi alam Indonesia. Benarkah ada bencana besar yang mengintai di tahun 2009?. prediksi bencana seperti apakah itu? (117/MTB/31/Des/2008)

Pada data (41) terdapat kata-kata yang berkolokasi yang berguna

mendukung kepaduan wacana, yaitu kata tersangka, narkoba, tes urine, pil

ekstasi, sabu-sabu, dan Polisi. Dalam data tersebut Polisi merupakan pihak

Page 76: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxvi

yang berwenang dalam menangani penangkapan dalam sindikat peredaran

narkoba sehingga mereka bisa dikenai proses hukum. Tersangka adalah orang

yang diduga sebagi orang yang melakukan tindak kriminal, dalam dunia

narkotika pembuktian pengguna barang tersebut salah satunya dengan

melakukan tes urine. Dalam dunia narkoba sendiri terdapat bandar narkoba

(orang yang menjual narkoba). Pil ekstasi dan sabu-sabu merupakan bagian

dari produk narkoba.

Pada data (42) dapat dijumpai kata-kata yang berkolokasi, yaitu kata

Peramal, ahli spiritualis, ahli Taurot, ramalan, teropongan, prediksi

bencana. Dalam data (42) ramalan dilakukan oleh para peramal, ahli spiritual

dan ahli taurot, mereka biasanya melakukan teropongan dan prediksi bencana

yang akan terjadi sehingga diharapkan agar orang yang tau dan percaya bisa

waspada.

5. Hiponimi

Hiponimi atau hubungan atas-bawah dapat diartikan sebagai satuan lingual

yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satauan lingual yang lain

(Sumarlam, at.al, 2005: 45). Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa

unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut hipernim atau superordinat.

Berikut data yang memuat hiponimi.

(43) Pelawak, mc dan terutama musisi dan penyanyi mendulang rupiah besar. Job tahun baru selalu dinanti dengan harap, meski tak semua selebriti berhasil mendapat kakap untuk menjemput tangkapan tangkapan kerja dengan janji rupiah membumbung. Setidaknya tahun ini suka cita itu mampir kepada Olga Syahputra, Afgan, hingga Julia Peres yang mendapatkan job ditahun baru. Sementara sejumlah band populer Indonesia seperti Peterpan, Nidji, Kangen band, Ada band hingga Ungu akan memeriahkan malam pergantian tahun dikawasan Ancol (141/ MTB/31/Des/2008)

Page 77: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxvii

(44) Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam ketidaksadaran di Singapura lalu lima hari dirumah menjaga perjalanan mengetik kesembuhan total membuat Ana Marisa selalu berada dalam ruang perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana. (42/SYDAG/23/Nov/2008)

Pada data (43) terdapat dua hiponimi. Kata selebriti merupakan hipernim

dari sejumlah hiponim, yaitu Pelawak, MC, Musisi, dan Penyanyi. Sedangkan

frasa group band merupakan hipernim dari sejumlah hiponim yaitu Peterpan,

Nidji, Kangen band, Ada band dan Ungu Jika digambarkan, hubungan antara

hipernim dan hiponim pada data (43) tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.

Selebriti Hipernim

Pelawak mc musisi penyanyi Hiponim

(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Selebriti)

Group Band Hipernim

Ungu Peterpan Nidji Kangen band Ada band Hiponim

(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Group Band)

Pada data (44) yang menjadi hipernim adalah kata perasaan dan yang

menjadi hiponim adalah sedih, kesepian, dan putus asa dan rasa sendiri.

Hubungan hipernim dan hiponim pada data (44) ini dapat dibuat bagan seperti

berikut.

Perasaan Hipernim

kesepian sedih putus asa rasa sendiri Hiponim

(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Perasaan)

Page 78: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxviii

6. Ekuivalensi

Beberapa kata bentukan sebagai proses afiksasi dari bentuk asal sama

disebut ekuivalensi. Ekuivalensi juga merupakan salah satu peranti untuk

mendukung kepaduan wacana. Pada data (45) dan (46) seperti di bawah ini

menunjukkan adanya hubungan ekuivalensi.

(45) Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan ditempat pengungsian sebagian takut kembali kerumah sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan karena tidak ada listrik dan air bersih bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan (19/TDJ/12/Nov/2008)

(46) Pernikahannya belum lebih satu tahun, perbedaan usia yang terlampau jauh serta badai cobaan yang maha berat telah membawa Ana Maria kepada kesadaran sejati bahwa Gugun adalah sosok yang sangat berati dalam hidupnya. Menyadari kenyataan yang menyentuh hatinya itu ia tidak pernah menyesal mendampingi Gugun Gondrong yang kritis dengan rasa setia yang tak pernah goyah. (44/SYDAG/23/Nov/2008)

Pada data (45) terdapat hubungan ekuivalensi antara kata pengungsian dan

kata mengungsi.

Pe- + ungsi + -an = pengungsian

Me- + ungsi = mengungsi

Kedua kata tersebut memiliki hubungan kesepadanan karena berasal dari

morfem yang sama, yaitu kata ungsi. Kata kesadaran dan menyadari pada data

(46), juga memiliki hubungan kesepadanan karena berekuivalensi dengan kata

adil sebagai kata dasarnya.

Ke- + sadar + -an = kesadaran

Page 79: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxix

Me- + sadar + -i = menyadari

BAB V

PENUTUP

Simpulan

Sehubungan dengan pembahasan yang telah disajikan pada bab IV, maka

diperoleh beberapa simpulan. Berikut adalah beberapa simpulan dalam penelitian ini.

1. Karakteristik retorika yang digunakan dalam infotainment Silet di RCTI adalah

sebagai berikut.

· Retorika siaran infotainment silet terbagi atas tiga bagian, bagian

pembuka disebut Opening Host Program (OHP); bagian isi terdiri

dari enam segmen, setiap segmen terbagi atas (Opening Hosh Segmen,

isi, Closing Host Segmen); bagian penutup (Closing Host Program).

· Karakteristik yang membedakan dengan acara sejenis adalah pada

tuturan pembuka pembawa acara (OHP), tuturan penutup pembawa

acara (CHP) serta bumber yang muncul pada setiap segmen.

2. Aspek kohesi gramatikal yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan

wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI adalah sebagai berikut.

· Pengacuan (referensi) dengan pengacuan pronomina III

· Penyulihan (substitusi) meliputi; substitusi nomina, substitusi frasal,

substitusi klausal, substitusi dengan penyebutan ulang secara definit.

Substitusi dalam wacana tuturan pada tayangan infotainment silet

dapat menciptakan dinamisasi narasi guna mendukung kepaduan

sebuah wacana.

66

Page 80: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxx

· Pelesapan (elipsis) meliputi; pelesapan berupa kata, pelesapan frasa,

dan pelesepan klausa. Pelesapan sebagai salah satau aspek gramatikal

berfungsi untuk menghasilkan kalimat yang efektif, memenuhi

kepraktisan dalam bertutur sehingga mencapai nilai ekonomis dalam

penggunaan bahasa.

· Perangkaian (konjungsi) meliputi; konjungsi sebab-akibat, konjungsi

pertentangan, konjungsi harapan (optatif), konjungsi tegasan,

konjungsi jelasan, konjungsi tujuan.

3. Aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana

pada program acara infotainment Silet di RCTI adalah sebagai berikut.

· Kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan), yang dapat

dibedakan atas, repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, dan repetisi

mesodiplosis.

· Sinonimi dipakai untuk menjalin hubungan makna yang sepadan

antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam

wacana. Sinonimi yang dapat ditemukan antara lain; sinonimi kata

dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, dan sinonimi

frasa dengan frasa.

· Antonimi atau lawan kata adalah satuan lingual yang berlawanan,

disebut juga dengan istilah oposisi makna. Antonimi yang ditemukan

dalam tayangan infotainment silet, antara lain; yaitu oposisi mutlak

dan oposisi kutub, dan oposisi hubungan.

Page 81: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxxi

· Kolokasi atau sanding kata merupakan salah satu jenis aspek kohesi

leksikal, yang dapat diartikan sebagai asoaiasi tertentu dalam

menggunakan pilihan kata yang cenderung secara berdampingan.

· Hiponimi atau hubungan atas-bawah dapat diartikan sebagai satuan

lingual yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna

satauan lingual yang lain.

Saran

Penelitian analisis wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI masih

terbuka untuk diteliti lebih lanjut. Penulis dalam penelitian ini hanya meneliti tentang

karakteristik serta keterpaduan wacana dilihat dari segi leksikal dan gramatikal serta

karakteristik tayangan dilihat dari segi retorika yang dianggap dapat mewakili data

secara keseluruhan. Masalah lain yang dapat diteliti lebih lanjut, misalnya konteks

dan inferensi dalam wacana yang meliputi prinsip penafsiran personal, prinsip

penafsiran lokasional, prinsip penafsiran temporal, prinsip analogi, dan inferensi dll

Penelitian keterpaduan wacana semacam ini penting dilakukan untuk

mengetahui gambaran keterpaduan dari berbagai bentuk pemakaian bahasa, baik

pemakaian bahasa dalam karya jurnalistik, karya sastra, maupun pemakaian bahasa

dalam proses komunikasi sehari-hari.

Dari pernyataan tersebut, penulis berharap hendaknya masalah analisis

wacana mendapat perhatian yang lebih serius lagi, terutama pada wacana jenis lain.

Semoga dengan penelitian yang sederhana dan jauh dari sempurna ini dapat

memotivasi peneliti lain untuk meneliti masalah tersebut dengan lebih mendalam.

Page 82: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxxii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006. Analis Wacana: Sebuah Kajian

Bahasa dalam Pemakaian (cetakan kedua). Malang: Bayumedia Publishing.

Anton M. Moeliono. 1989. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka Dede Oetomo. 1993. “Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana” dalam

Bambang Kaswanti Purwo (penyunting). PELLBA 6. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Dori Wuwur Hendrikus. 2005. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi,

Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Edi Soebroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta: Sebelas Maret University Press. Eryanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta: LKiS,

2001) Fatimah T. Djajasudarma. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.

Bandung: PT. Eresco. Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Hasan Alwi, et.al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta:

Balai Pustaka.

I Dewa Putu Wijana. 2002. “Wacana dan Pragmatik” dalam Aminudin (penyunting). Analisis Wacana: dari Linguistik Sampai Dekonstruksi. Yogyakarta: Kanal.

Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Wacana. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana. Onong Uchjana Effendi. 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta: Remaja

Rosdakarya Samsuri. 1987/1988. Analisis Wacana. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pasca

Sarjana IKIP Malang. Soeseno Kartomihardjo. 1993. “Analisis Wacana dengan Penerapannya pada

Beberapa Wacana” dalam Bambang Kaswanti Purwo (penyunting). PELLBA 6. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Page 83: ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan

lxxxiii

Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta:

Duta Wacana University Press.

______. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumarlam, et.al. 2005. Teori dan Praktek Analisis Wacana (cetakan ketiga). Surakarta: Pustaka Cakra.

Henry Guntur Tarigan. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun Kamus. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Sumber Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Infotainment http://www.techterms.com/definition/infotainment