analisis wacana makna hijab dalam novel hijabers...
TRANSCRIPT
ANALISIS WACANA MAKNA HIJAB
DALAM NOVEL HIJABERS IN LOVE KARYA OKA AURORA
Disusun oleh:
Aanisa Natasya Wulandari
(1113051000036)
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
ii
ABSTRAK
Aanisa Natasya Wulandari/1113051000036
Analisis Wacana Hijab dalam Novel Hijabers In Love Karya Oka Aurora
Novel saat ini merupakan salah satu media komunikasi untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan. Oleh karena itu sekarang banyak
pengarang yang mulai melakukan dakwah dengan menulis novel. Salah satunya
adalah Oka Aurora, Oka Aurora termasuk salah satu penulis yang sering
memasukan unsur keagamaan dalam karyanya. Seperti novel Hijabers In Love
yang menceritakan seorang remaja yang memulai memakai Hijab karena rasa
cinta kepada seseorang tetapi akhirnya dia nyaman dengan itu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukanlah rumusan masalah.
Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana analisis wacana hijab dalam
novel “Hijabers In Love” karya Oka Aurora? Bagaimana wacana hijab dilihat dari
dimensi teks? bagaimana wacana hijab dilihat dari dimensi kognisi sosial?
Bagaimana wacana hijab dilihat dari dimensi konteks sosial?
Wacana teks dalam novel “Hijabers In Love” dapat dilihat dari penggunaan
kata, kalimat, dan bahasa dalam teks. Sedangkan dari dimensi kognisi sosial dapat
dilihat dari pengetahuan penulis mengenai wacana tersebut. Dan mengenai
konteks sosial dapat dilihat dari bagaimana masyarakat memandang wacana
tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana Teun A. Van
Dijk. Analisis wacana Teun A. Van Dijk memiliki tiga dimensi yang menjadi
objek penelitiannya, yaitu dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
Dimensi teks merupakan susunan struktur teks dalam teks. Kognisi sosial
merupakan pandangan , pemahaman serta kesadaran mental pembuat teks yang
membentuk teks. Sedangkan konteks sosial merupakan pengetahuan mengenai
situasi yang berkembang di masyarakat yang berkenaan atas suatu wacana.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode
penelitian analisis wacana. Sehingga, prosedur penelitian yang dihasilkan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
Novel Hijabers In Love mengandung pembahasan tentang hijab dalam
kehidupan tokoh utama yaitu Annisa yang dimulai karena seseorang yang
disukainya menjadi ikhlas dalam berjilbab. Secara umum Oka Aurora
menyampaikan informasi dalam novel Hijabers In Love ini dengan bahasa dan
ekspresi yang sederhana.
Kesimpulannya adalah bahwa novel Hijabers In Love karya Oka Aurora
mengandung wacana tentang hijab.Bahwa berhijab adalah sebuah perintah dari
Allah SWT. Dengan demikian muslimah seharusnya dapat menerapkan perintah
berhijab mulai dari sekarang dalam kehidupan seari-hari.
Kata kunci: Hijab, Hijabers In Love, Oka Aurora, dan Analisis wacana Teun A.
Van Dijk.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan juga hidayah-Nya kepada penulis sampai bisa menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW. yang merupakan tauladan bagi seluruh ummatnya.
Dalam skripsi ini tentu masih banyak kekurangan. Tetapi berkat
dukungan, motivasi, dan bantuan dari banyak pihak skripsi ini dapat berjalan
dengan baik. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN SYarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan dan Fita Fathurokhmah, M.Si
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Prof. Dr. H. M. yunan Yusuf, MA selaku Dosen Pembimbing yang
bersedia memberikan bimbingan serta memberi banyak masukan serta
saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Ade Rina Farida, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu memperlancar dan memberi semangat dalam penulisan skripsi
ini.
6. Kepada seluruh dosen, karyawan, serta Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada Oka Aurora pengarang novel Hijabers In Love untuk waktunya
sharing banyak hal kepada saya.
v
8. Kepada seluruh narasumber yang telah menyiapkan waktunya untuk saya
Kak Luckty Giyan Sukarno, Asy-syifaa Halimatusa’diah, Nikamtun
Aliyah Salsabila, dan Yuki Hikari.
9. Ayah saya Atik Achmad Mustika dan ibu saya Hartini yang selalu
mendukung saya dalam penulisan skripsi ini.
10. Kedua adik saya Achmad Fauzan Dwiputra dan Achmad Faisal Triputra
yang telah bersedia membantu saya.
11. Kepada sahabat saya Mita, Putri, Tisna, Nadya, Ratna, Rismi, dan Ersa
yang telah memberi dukungan selama proses penulisan skripsi.
12. Kepada teman-teman KPI A 2013 terima kasih untuk hari-hari yang telah
dilalui.
13. Kepada Nur Kholifah, Winarni, Nadiyah Ulfah, Nurratika Puri, dan
Mayani Saimima yang bersedia mendengar keluh kesah saya.
14. Kepada teman-teman KKN OTENTIC yakni Meida, Yanti, Raisa, Innes,
Fika, Dillah, Fatqur, Yazid, Shahwin, dan Latif.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis berikan. Semoga Allah
senantiasa membalas semua kebaikan serta menuntun kita ke jalan yang
diridhai-Nya. Meskipun teradapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan
skripsi, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Jakarta, Desember 2017
Aanisa Natasya Wulandari
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
D. Metodologi Penelitian ................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
F. Kerangka Teori ............................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 18
A. Analisis Wacana .......................................................................... 18
B. Konsep Novel………………………………………………… . 29
C. Konsep Hijab ............................................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM : OKA AURORA DAN NOVEL
“HIJABERS IN LOVE” ..................................................................... 36
A. Gambaran Umum Oka Aurora .................................................... 36
B. Gambaran Umum Novel “Hijabers In Love” .............................. 37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 43
A. Analisis Wacana Hijab dari Dimensi Teks .................................. 43
B. Analisis Wacana Hijab dari Dimensi Kognisi Sosial .................. 69
C. Analisis Wacana Hijab dari Dimensi Konteks Sosial ................. 71
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 74
A. Kesimpulan .................................................................................. 74
B. Saran ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 78
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 .............................................................................................................. 11
Tabel 2.1 .............................................................................................................. 20
Tabel 2.2 .............................................................................................................. 21
Tabel 2.3 .............................................................................................................. 23
Tabel 2.4 .............................................................................................................. 27
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 .......................................................................................................... 19
Gambar 3.1 .......................................................................................................... 36
Gamba3 3.2 ........................................................................................................ 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan ke dalam
bentuk tulisan. Sastra dapat berupa pemikiran dari penulis atau pengalaman
pribadi dan kejadian yang ada disekitar penulis. Sastra sebagai pengungkapan
apa yang telah disaksikan, dialami dan yang paling menarik minat secara
langsung kemudian direnungkan dan dirasakan seseorang mengenai aspek-
aspek kehidupan pada hakikatnya adalah suatu pengungkapan kehidupan
lewat bentuk bahasa.
Salah satu karya sastra dikenal dengan nama prosa. Prosa tersebut bisa
juga disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Fiksi menceritakan
berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan,
diri sendiri, juga dengan Tuhan. Salah satu karya fiksi adalah novel.1
Novel adalah bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai
budaya, moral, dan pendidikan.2 novel yang baik ialah yang dapat
memberikan kesan kepada pembacanya. Pembaca juga diharapkan mendapat
nilai-nilai yang positif yang terkandung di dalam novel tersebut. Nilai positif
yang terkandung dalam novel tersebut salah satunya adalah nilai moral. Moral
merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
1 Burhan Nurgianto, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1998) hlm. 323. 2 Agustina Soebachan, 4 Hari Mahir Menulis Artikel, Cerpen, Novel, Skripsi (Yogyakarta:
Syura Media Utama, 2014) hlm. 133.
2
beradab. Moral juga berati ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan
kelakuan (akhlak). Nilai-nilai moral dalam novel bisa disebut kehidupan
sehari-hari, sikap, dan tingkah laku yang sengaja ditampilkan pengarang
sebagai sikap dan tingkah laku yang baik minimal dicenderungi oleh
pembaca.3
Novel hadir sebagai model baru sebagai media penyampaian pesan,
novel telah dijadikan sebagai sebagai media representasi kehidupan seorang
tokoh. Sebagian besar novel dilatarbelakangi oleh kisah pengarang atau tokoh
untuk memberikan motivasi dan pembelajaran. Tetapi ada juga novel yang
diadaptasi dari sebuah film.
Salah satu novel yang diadaptasi dari sebuah film adalah novel
“Hijabers In Love” karya Oka Aurora. Novel “Hijabers In Love” ini
diadaptasi dari Film yang berjudul sama yaitu “Hijabers In Love” yang
diproduksi pada tahun 2014.4 Alasan Oka Aurora sendiri merilis Hijabers In
Love versi novel yaitu untuk kegiatan promo dari film Hijabers In Love tapi
selain itu Oka Aurora sendiri ingin agar banyak yang membaca dan
memahami pentingnya berhijab.
Oka Aurora sendiri adalah seorang penulis novel yang juga seorang
script writer. Oka Aurora sendiri jugalah yang menulis script untuk film
“Hijabers In Love” Oka Aurora telah mengeluarkan tiga novel dan tiga-
tiganya juga sudah difilmkan, yaitu Ada Surga Dirumahmu dan 12 Menit. Oka
3 http://ragambahasakita.blogspot.com/2016/05/pengertian-nilai-moral-dalam-karya.html
diakses pada 10 Januari 2017 pukul 10:59 WIB. 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Hijabers_in_Love diakses pada tanggal 10 Januari 2017
pukul 11:10 WIB.
3
Aurora juga telah menerima penghargaan yaitu Festival Film Bandung untuk
kategori Penulis Skenario Film Terpuji.
Novel ini menceritakan tentang Annisa seorang gadis sma yang tomboy
yang juga baru mengenal cinta kepada kakak kelasnya Ananda yang anggota
Rohis. Disini diceritakan Annisa rela memakai jilbab dan mengikuti Rohis
hanya untuk mendekati Ananda. Tetapi Ananda tidak menyadari hal itu.
Ananda lebih ramah kepada Jelita, sahabat Annisa yang memakai jilbab,
pendiam, lembut, dan dia suka membaca. Annisa mengira Ananda menyukai
Jelita.
Di dalam novel ini juga menceritakan tentang Islam dan pergaulan
dalam Islam yang bisa dijadikan pelajaran tentang bagaimana seorang gadis
yang baru memakai jilbab. Kemudian bagaimana sikap dan perilaku seorang
gadis tersebut setelah mengunakan jilbab, dan di dalam novel ini juga
menceritakan bagaimana komitmen seorang gadis yang sudah memakai jilbab
kemudian ingin melepasnya kembali karena gadis tersebut ingin mengambil
beasiswa pertukaran pelajar di negara Amerika.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik mengambil
penelitian yang berjudul “Analisis Wacana Makna Hijab Dalam Novel
Hijabers In Love Karya Oka Antara”
4
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis fokus pada karya novel Oka Aurora
yang berjudul Hijabers In Love berkenaan dengan makna hijab yang
terkandung di dalamnya.
2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah memahami masalah, maka penulis
merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan, sebagai berikut:
1) Bagaimana wacana makna hijab dalam novel Hijabers In Love dilihat
dari dimensi teks?
2) Bagaimana makna hijab yang terkandung dalam novel Hijabers In Love
dilihat dari dimensi kognisis sosial?
3) Bagaimana makna hijab dalam novel Hijabers In Love dilihat dari
dimensi konteks sosial?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian tersebut
memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui wacana hijab dalam novel Hijabers In Love dilihat
dari dimensi teks.
2) Untuk mengetahui makna hijab yang terkandung dalam novel Hijabers
In Love dilihat dari dimensi kognisi sosial.
5
3) Untuk mengetahui makna hijab dalam novel Hijabers In Love dilihat
dari dimensi konteks sosial.
2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
Penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang nilai-nilai
hijab. Selanjutnya agar tulisan sebagai media dakwah ini dapat
dikembangkan secara optimal di bidang keilmuan Islam.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan kajian pustaka
bagi mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dalam
meneliti analisis wacana.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Dimana
peneliti sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan
secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih
menekan kan kepada makna.5
Model yang digunakan dalam peneliti adalah model analisis Teun
A. Van Dijk. Pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-
5 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Dilengkapi Contoh Proposal dan
Lporan Penelitian), (Bandung:ALFABETA,2010), hlm. 1
6
prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-
gejala sosial di dalam masyarakat.6
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah novel Hijabers In Love karya Oka
Aurora dan objek dalam penelitian ini adalah wacana makna hijab dari
dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaan.
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Penghimpunan informasi
tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian,
karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber
tertulis baik cetak maupun elektronik lain. Guna menggali informasi
terkait analisis wacana, makna hijab, serta informasi lain terkait Oka
Aurora
b. Wawancara.
Wawancara menurut Soehartono adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden
oleh peneliti atau pewawancara dan jawaban-jawaban responden
dicatat atau direkam dengan alat perekam.7
6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 23
7 DR. Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan Sastra,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 79-80.
7
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada Oka
Aurora (penulis dari novel Hijabers In Love) dan pembaca dari novel
Hijabers In Love yaitu Yuki Hikari (pemilik blog
http://yukiyuchan.blogspot.co.id/), Nikmatun Aliyah Salsabila (pemilik
blog http://www.nasalsabila.com/), dan Asysyifa (pemilik blog
http://book.asysyifaahs.com/) guna mengetahui dimensi kognisi sosial
dan konteks sosial dari makna hijab dalam novel Hijabers In Love.
Disini peneliti menanyakan kepada penulis tentang proses dibalik
penulisan Novel Hijabers In Love itu sendiri dan juga bagaimana
penulis memandang arti hijab. Peneliti juga menanyakan kepada
pembaca bagaimana mereka memahami cerita dari novel Hijabers In
Love.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah didapat akan di tafsirkan
kemudian dideskripsikan oleh peneliti dengan acuan model Van Dijk
dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisis wacana.
E. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi Suci Gusti Gunarsih (2014) yang berjudul Analisis Wacana Pesan
Dakwah Dalam Novel “Rumah Tanpa Jendela” Karya Asma Nadia8.
Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan subjek dan objeknya berbeda.
Objeknya yaitu menganalisis pesan dakwah dalam novel Rumah Tanpa
Jendela karya Asma Nadia. Pesan Dakwah dalam novel Rumah Tanpa
8 Suci Gusti Gunarsih, Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel “Rumah Tanpa
Jendela” Karya Asma Nadia, (Jakarta: UIN Jakarta, 2014).
8
Jendela yaitu banyak pesan dakwah tentang percaya dan pasrah kepada
Allah SWT sebagai wujud rasa syukur.
2. Skripsi Hasna Fikriyani (2016) yang berjudul Analisis Wacana Pesan
Moral Dalam Novel “Ada Surga Dirumahmu” Karya Oka Aurora9.
Perbedaan penelitian terletak pada subjek dan objeknya. Objeknya yaitu
menganalisis pesan dakwah dalam novel Ada Surga Dirumahmu karya
Oka Aurora. Pesan Moral dalam novel Ada Surga Dirumahmu yaitu
pentingnya kita berbakti kepada orang tua.
3. Skripsi Tia Agnes Astuti (2011) yang berjudul Analisis Wacana Van Dijk
Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan Di Simpang Kraft” Di Majalah
Pantau10
. Persamaan penelitian ini ialah terletak pada analisis yang
digunakan yaitu menggunakan analisis wacana, sedangkan perbedaannya
terletak pada subjek dan objek yang diteliti. Objeknya yaitu berita Sebuah
Kegilaan Di Simpang Kraft yang ada di majalah Pantau.
F. Kerangka Teori
1. Analisis Wacana
a. Pengertian Analisis Wacana
Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. 11
9 Hasna Fikriyani, Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Novel “Ada Surga Di Rumahmu”
Karya Oka Aurora, (Jakarta: UIN Jakarta, 2016). 10
Tia Agnes Astuti, Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan Di
Simpang Kraft” Di Majalah Pantau, (Jakarta: UIN Jakarta, 2011). 11
http://kbbi.web.id/anlisis, diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 07:15.
9
Sedangkan, wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang
dlihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk
didalamnya.12
Wacana juga dapat di artikan sebagai rentetan kalimat
yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan
proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga
terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat.13
Berdasarkan pengertian analisis dan wacana di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa analisis wacana adalah cara atau metode
yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara
alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b. Analisis Wacana Teun A. van Dijk
Analisis wacana model Van Dijk adalah model yang paling
banyak dipakai diantara banyak model analisis wacana dari para ahli.
Hal ini mungkin karena model Van Dijk memformulasikan elemen-
elemen wacana, sehingga bisa dipakai secara praktis. Model Van Dijk
ini sering disebut kognisi sosial. Kognisi sosial mempunyai dua arti. Di
satu sisi hal tersebut menunjukkan bagaimana suatu teks diproduksi,
dan di sisi lain kognisi sosial menggambarkan bagaimana kondisi
sosial atau nilai-nilai masyarakat itu menyebar sehingga diserap lalu
dapat dijadikan sebuah teks tersebut.14
Menurut van Dijk penelitian
12
Aris Badara, Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media, (
Jakarta:Kencana, 2014) cetakan 3, hal. 16. 13
Aris Badara, Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media, (
Jakarta:Kencana, 2014) cetakan 3, hal. 16. 14
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 221.
10
atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks
semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus
juga diamati.15
Jadi selain menganalisis teks itu sendiri analisis model
Van Dijk juga melihat bagaimana teks tersebut diproduksi.
Wacana oleh Van Dijk memiliki tiga dimensi, yaitu: teks,
kognisi sosial dan konteks sosial. Analisis model Van Dijk
menggabungkan ketiga dimensi tersebut ke dalam satu kesatuan
analisis.
Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai
struktur/tingkatan yang saling mendukung. Van Dijk membaginya ke
dalam tiga tingkatan:16
1. Struktur Makro, merupakan makna global/umum dari suatu teks
yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema
wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertetu dari suatu
peristiwa.
2. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks: bagaimana struktur
dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
3. Struktur mikro adalah makkna wacana yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang
dipakai dan sebagainya.
Struktur teks Van Dijk dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai
berikut17
15
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 73. 16
ibid., hlm. 73.
11
Tabel 1.1
Struktur
Wacana Hal yang Diamati Elemen
Struktru Makro Tematik
Tema/topik apa yang diangkat
Topik
Superstruktur Skematik
Bagaimana pendapat disusun
dan dirangkai
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita
Latar, detail,
maksud,
peranggapan,
nominalisasi.
Struktur Mikro Sintaksis
Bagaimana pendapat
disampaikan
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti.
Struktur Mikro Stilistik
Pilihan kata apa yang dipakai
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Bagaimana dan dengan cara
apa penkanan dilakukan.
Grafis,
Metafora, dan
Ekspresi.
Dalam pandangan Van Dijk, segala teks dapat dianalisis dengan
menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri dari berbagai elemen,
semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan, dan
mendukung satu sama lainnya.
17
ibid., hlm. 74.
12
2. Konsep Hijab
a. Pengertian Hijab
Hijab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dinding
yang membatasi sesuau dengan yang lain atau dinding yang membatasi
hati manusia dengan Allah.18
Hijab (bahasa Arab حجاب ħijāb) adalah kata dalam bahasa Arab
yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta
negara-negara Barat, kata “hijab” lebih sering merujuk kepada
kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam
keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian
yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.19
Banyak Pendapat yang mengatakan bahwa hijab sama dengan
jilbab dan juga ada yang berpendapat sebaliknya bahwa hijab dan
jilbab adalah sesuatu yang berbeda.Tetapi inti hijab dan jilbab adalah
sama yaitu penutup.
Abul Baqa’ Al Hanafi juga menjelaskan:
“setiap yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi atau
menghalangi hal-hal yang terlarang untuk digapai maka itu adalah
hijab”20
Maka istilah hijab maknanya sangat luas. Dengan demikian
hijab muslimah, adalah segala hal yang menutupi hal-hal yang dituntut
untuk ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi hijab muslimah bukan
18
http://kbbi.web.id/hijab diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 06:26 WIB 19
http://www.duniaislam.org/02/02/2015/perbedaan-hijab-jilbab-khimar-dan-kerudung/
diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 06:30 WIB 20
https://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html diakses pada tanggal 10
Januari 2017 pukul 06:36 WIB
13
sebatas yang menutupi kepala, atau menutupi rambut, atau menutupi
tubuh bagian atas saja. Namun hijab muslimah mencakup semua yang
menutupi aurat, lekuk tubuh dan perhiasan wanita dari ujung rambut
sampai kaki.
Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi
anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya. Kewajiban
untuk wanita memakai pakaian yang menutupi batasan auratnya, dari
atas kepala hingga ujung jari kaki serta memakai hijab.21
Dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab :59 Allah Berfirman:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Ayat ini secara khusus agar kaum mukminat untuk menghindari
sebab-sebab yang dapat menimbulkan penghinaan dan pelecehan.
Sebelum turunnya ayat di atas cara berpakaian wanita merdeka atau
budak hampir sama. Karena itu lelaki usil sering mengganggu wanita-
wanita yang mereka duga sebagai hamba sahaya. Untuk
21
Husein Shahab, Jilbab menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, (Bandung: Mizan,1988),
hlm. 35
14
menghindarkan gangguan tersebut maka ayat di atas turun agar mereka
lebih mudah dikenal sebagai wanita-wanita muslimah dan tidak
diganggu.
Ayat di atas tidak memerintahkan wanita muslimah karena pada
saat itu sebagian dari mereka telah memakai jilbab hanya saja tata
caranya yang belum mendukung seperti yang ada dalam arti
“Hendaklah mereka mengulurkannya” ini menjadi acuan mereka telah
memakai jilbab pada masa itu tetapi belum mengulurkannya. Dan
terhadap yang belum memakainya, Allah berfirman: “Hendaklah
kalian mengulurkan jilbabnya.”22
Dan juga yang tertera pada Hadits:
“Aisyah ra. berkata bahwa Asma’ putri Abu Bakar ra. datang menemui
Rasulullah saw. dengan mengenakan pakaian tipis (transparan), maka
Rasulullah saw. berpaling enggan melihatnya dan bersabda: “Hai
22 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2003), hlm. 321
15
Asma’, sesungguhnya perempuan jika telah haid, tidak lagi wajar
terlihat darinya kecuali ini dan ini” (sambil beliau menunjuk ke wajah
dan kedua telapak tangan beliau) (HR. Abu Daud dan al-Baihaqi).23
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai perempuan
muslimah (khususnya yang sudah baligh) sudah diberikan perintah
yang jelas oleh Allah untuk wajib menutup seluruh tubuh kecuali
wajah dan kedua telapak tangan.
Tetapi hadits di atas memiliki rentetan perawi yang menjadi
bahasan panjang, serta penerimaan dan penolakan ulama-ulama,
namun ada sekian banyak riwayat yang senada dengannya, sehingga
hadits di atas dapat dinilai shahih.24
Dalam berhijab pun ada beberapa syarat yang harus kita penuhi,
antara lain:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat
yang paling kuat.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
23
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009),
hlm. 128-129. 24
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009),
hlm. 133
16
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.25
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak sembarangan memilih bukan
berate yang hanya menutupi saja tetapi harus menjaga diri kita juga.
G. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian
(metode penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data) dan tinjauan pustaka.
2. BAB II KERANGKA TEORI
Bab ini berisikan tinjauan umum tentang pengertian analisis wacana.
Kemudian, teori analisis wacana Teun A. Van Dijk yang membongkar isi
teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Terakhir uraian mengenai akhlak
dan remaja.
3. BAB III GAMBARAN UMUM : OKA AURORA DAN NOVEL
HIJABERS IN LOVE
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum Oka Aurora
dan novel Hijabers In Love. Gambaran umum tentang Oka Aurora yakni
berkaitan profil, karier, dan karya-karya Oka Aurora. Sedangkan gambaran
umum mengenai novel Hijabers In Love yakni berkaitan dengan resensi
novel.
25
https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/19/8-delapan-hal-keutamaan-dalam-
berjilbabhijab/ diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 06:51 WIB
17
4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Membahas konsep mengenai analisis wacana Teun A. Van Dijk
dengan membongkar struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial dari
novel Hijabers In Love. Dalam struktur teks terbagi menjadi struktur
makro, super struktur, dan struktur makro. Sedangkan kognisi sosial
menjelaskan bagaimana Oka Aurora memasukan informasi yang
digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu. Selanjutnya, dalam
konteks sosial akan menjelaskan faktor yang mempengaruhi cerita atau
teks yang dari luar, sehingga menjadi alasan pengarang untuk
memunculkan cerita atau teks tersebut.
5. BAB V PENUTUP
Penulis mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang
berfungsi memberikan jawaban umum atas pertanyaan yang terdapat pada
bab I, serta diikuti saran dari penulis.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Wacana
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.1
Sedangkan, wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dlihat
dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk
didalamnya.2 Wacana juga dapat di artikan sebagai rentetan kalimat yang
berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi
yang lainya membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang
serasi di antara kalimat-kalimat.3
Berdasarkan pengertian analisis dan wacana di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisis wacana adalah cara atau metode yang meneliti
atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
2. Analisis Wacana Teun A. van Dijk
Analisis wacana model Van Dijk adalah model yang paling banyak
dipakai diantara banyak model analisis wacana dari para ahli. Hal ini
1 http://kbbi.web.id/anlisis, diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 07:15.
2 Aris Badara, Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana
Media, ( Jakarta:Kencana, 2014) cetakan 3, hal. 16.
3 Aris Badara, Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana
Media, ( Jakarta:Kencana, 2014) cetakan 3, hal. 16.
19
mungkin karena model Van Dijk memformulasikan elemen-elemen
wacana, sehingga bisa dipakai secara praktis. Model Van Dijk ini sering
disebut kognisi sosial. Kognisi sosial mempunyai dua arti. Di satu sisi hal
tersebut menunjukkan bagaimana suatu teks diproduksi, dan di sisi lain
kognisi sosial menggambarkan bagaimana kondisi sosial atau nilai-nilai
masyarakat itu menyebar sehingga diserap lalu dapat dijadikan sebuah teks
tersebut.4 Menurut van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya
didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari
suatu praktik produksi yang harus juga diamati.5 Jadi selain menganalisis
teks itu sendiri analisis model Van Dijk juga melihat bagaimana teks
tersebut diproduksi.
Wacana oleh Van Dijk memiliki tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi
sosial dan konteks sosial.
Model dari analisis van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:6
Gambar 2.1
4 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 221. 5 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 73. 6 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 225.
Konteks
Kognisi Sosial
Teks
20
Analisis model Van Dijk menggabungkan ketiga dimensi tersebut ke
dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah
bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk
menegaskan suatu tema tertentu. Pada kognisi sosial mempelajari produksi
teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan
aspek ketiga mempelajari wacana yang berkembang dalam masyarakat
akan suatu masalah. Analisis van Dijk menghubungkan analisis teks (yang
memusatkan kepada teks) ke arah bagaimana teks tersebut diproduksi,
baik dalam hubungan dengan wartawan maupun dari masyarakat.
Skema penelitian dan metode yang dilakukan dalam kerangka van
Dijk sebagai berikut:7
Tabel 2.1
STRUKTUR METODE
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana
yang dipakai untuk menggambarkan
seseorang atau peristiwa tertentu.
Bagaimana strategi tekstual yang dipakai
untuk menyingkirkan atau memarjinalkan
suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa
tertentu.
Critical Linguistics
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi wartawan
dalam memahami seseorang atau peristiwa
tertentu yang akan ditulis.
Wawancara
Mendalam
Analisis Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang
berkembang dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi seseorang atau
peristiwa digambarkan.
Studi pustaka,
penelusuran sejarah
7 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 275.
21
Analisis teks dipakai untuk menggambarkan suatu peristiwa yang
ada didalam wacana dan strategi wacana apa saja yang dipakai. Setelah
analisis teks kita membutuhkan analisis kognisi sosial. Kognisi sosial
dipakai untuk menganalisis mental dari individu seorang wartawan.
Bagaimana pandangan wartawan dipakai secara strategis untuk
menghasilkan teks tertentu. Dan setelah kognisi sosial kita berlanjut ke
analisis sosial yaitu bagaimana kita melihat wacana yang berkembang
dalam masyarakat.
3. Kerangka Analisis Wacana van Dijk
a. Dimensi Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa
struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung.
Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro.
Kedua, superstruktur. Ketiga, struktur mikro. Penggambaran
struktur teks sebagai berikut:8
Tabel 2.2
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari
topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi,
penutup, dan kesimpulan.
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata,
kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
8 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 227.
22
Menurut Littlejohn, antara bagian teks dalam model van
Dijk dilihat saling mendukung, mengandung arti yang berhubungan
satu sama lain. Hal ini karena semua teks dipandang van Dijk
mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai suatu piramida.
Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat,
dan proposisi yang dipakai. Tema pada wacana didukung oleh
pilihan kata, kalimat, atau retorika tertentu. Skema memberikan
peta untuk mempelajari suatu teks. Kita tidak hanya mengerti isi
dari suatu teks berita, tetapi juga elemen apa saja yang membentuk
teks berita, kata, kalimat, paragraph, dan proposisi.
Kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput tetapijuga
bagaimana media mengungkapkan suatu peristiwa ke dalam pilihan
bahasa tertentu dan bagaimana itu diungkapkan oleh retorika
tertentu.
Pemahaman kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu oleh
media dipahami oleh van Dijk sebagai bagian dari strategi seorang
wartawan. Pemakaian kata-kata tertentu, kalimat, gaya tertentu
bukan dipandang sebagai cara untuk mempengaruhi pendapat
umum, menciptakan suatu dukungan, memperkuat hukum, dan
menyingkirkan lawan.
23
Sedangkan elemen wacana van Dijk adalah sebagai berikut:9
Tabel 2.3
Struktur
Wacana
Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema/topik yang
dikedepankan dalam suatu
berita
Topik
Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dan urutan
berita diskemakan dalam teks
berita utuh.
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan
dalam teks berita. Misal
dengan memberi detil pada
satu sisi atau membuat
eksplisit satu sisi dan
mengurangi detil sisi lain.
Latar, Detil,
Maksud, Pra-
anggapan,
Nominalisasi
Struktur Mikro Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,
susunan) yang dipilih.
Bentuk kalimat,
Koherensi, kata
Ganti
Struktur Mikro Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
dipakai dalam teks berita.
Leksikon
Struktur Mikro Retoris
Bagaimana dan dengan cara
penekanan dilakukan.
Grafis, Metafora,
Ekspresi
9 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 228-229.
24
1) Tematik
Elemen tematik menunjukkan gambaran umum pada suatu
teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang
utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin
diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya. Topik
menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi
berita.10
2) Skematik
Teks atau wacana biasanya mempunyai skema atau alur. Alur
tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun
dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.
Menurut van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi
wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan
dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik
memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang
bisa menjadi strategi untuk menyembunyikan informasi yang penting.
Upaya penyembunyian dilakukan dengan menempatkan bagian akhir
agar terkesan kurang menonjol.
3) Semantik
Semantik dalam skema van Dijk dikategorikan sebagai makna
lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat,
hubungan antarproposisi, yang membangun makna tertentu dari suatu
10
ibid., h.229
25
teks. Analisis wacana memusatkan perhatian pada dimensi teks,
seperti makna yang eksplisit maupun implisit.11
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi
semantik (arti) yang ingdin ditampilkan. Latar dapat menentukan ke
arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dapat menjadi
alasan pembenaran suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks.
Detil merupakan elemen dalam wacana yang berhubungan
dengan kontrol informasi yang ditampilkan oleh seseorang. Detil yang
lengkap dan panjang merupakan penonjolan yang disengaja untuk
menciptakan citra tertentu bagi khalayak. Elemen detil merupakan
strategi wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang
implisit.
Elemen maksud dalam wacana melihat informasi yang
menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan jelas.
Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara samar
dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan
informasi yang menguntungkan komunikator.
4) Sintaksis
Sintaksis yaitu bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan
bagaimana kalimat yang dipilih.
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat
dalam teks. Koherensi dapat diamati di antaranya dari kata hubung
11
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014) h. 78
26
yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Koherensi merupakan
elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau
dipandang saling terpisah oleh wartawan.
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan
cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas (subjek dan predikat).
Bentuk kalimat bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa,
tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat.
Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa
dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti
merupakan sarana yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan
di mana posisi seseorang dalam wacana.
5) Stilistik
Stilistik atau ilmu gaya bahasa pada umumnya membicarakan
pemakaian bahasa yang khas atau istimewa, yang merupakan ciri khas
seorang penulis, aliran sastra, atau pula penyimpangan dari bahasa
sehari-hari atau dari bahasa yang normal atau baku, dan sebagainya.
Atau bisa dikatakan stilistik adalah bagaimana seseorang melakukan
pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Elemen
dari stilistik yaitu Leksikon. Pilihan kata yang dipakai menunjukkan
sikap dan ideology tertentu. Peristiwa yang sama dapat digambarkan
dengan pilihan kata yang berbeda-beda.
27
6) Retoris
Retoris memiliki tiga elemen yaitu grafis, metafora, dan
ekspresi. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari
teks. Misalnya pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis
bawah, dan lainnya. Metafora dipakai oleh wartawan sebagai landasan
berpikir, alasan pembenaran atas pendapat atau gagasan tertentu
kepada publik.
b. Kognisi Sosial
Kognisi Sosial didasarkan pada anggapan umum yang
tertanam yang akan digunakan untuk memandang sebuah
peristiwa. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang kompleks
tidak hanya pada teks tetapi juga bagaimana strategi yang dipakai
dalam memproduksi suatu teks. Ada beberapa macam model yang
dapat digunakan dalam analisis kognisi:12
Tabel 2.4
Skema Person (Person Schemas). Skema ini menggambarkan
bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.
Skema Diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan
bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh
seseorang.
Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan
bagaimana seseorang memangdang dan menggambarkan peranan
dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.
Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini yang paling sering
dipakai karena setiap peristiwa selalu ditafsirkan dan dimaknai
dalam skema tertentu.
12
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), cet ke-5
hlm. 262-263.
28
Model adalah sesuatu kerangka berpikir individu ketika
memandang dan memahami suatu masalah. Model yang tertanam
tidak hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat
atau penilaian suatu peristiwa. Oleh karena itu, menurut van Dijk,
analisis wacana harus menyertakan bagaimana reproduksi
kepercayaan yang menjadi landasan bagaimana wartawan
menciptakan suatu teks tertentu.
Model sangat berkaitan dengan representasi sosial, yakni
bagaimana pandangan, kepercayaan, dan prasangka yang
berkembang di dalam masyarakat. Salah satu elemen yang penting
dalam kognisi sosial adalah memori. Lewat memori kita bisa
berpikir tentang sesuatu dan mempunyai pengetahuan tentang
sesuatu pula.dalam setiap memori terkandung pesan-pesan, baik
saat ini maupun dahulu yang terus-menerus digunakan oleh
seseorang dalam memandang suatu realitas.
c. Konteks Sosial
Konteks Sosial merupakan bagimana wacana tentang suatu
hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Menurut van
Dijk, dalam konteks sosial ada dua poin yang penting yaitu
kekuasaan dan akses.
Van Dijk mendefinisikan kekuasaan sebagai kepemilikan
yang dimiliki oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk
29
mengontrol kelompok dari kelompok lain. Selain berupa control
yang bersifat langsung juga berbentuk persuasif.
Untuk akses disini lebih kepada kelompok elit yang
mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok
biasa.
B. Konsep Novel
Kata novel berasa dari bahasa latin novellus yang dibentuk dari kata
nevos yang berarti baru. Novel dikatakan baru karena novel merupakan karya
sastra yang datang setelah puisi dan drama.
Novel merupakan genre sastra termuda yang menarik banyak perhatian
dari berbagai kalangan. Dari perspektif historis novel memiliki perkembangan
yang membentang ke belakang, ke tradisi-tradisi pendahulunya. Novel
termasuk salah satu bentuk dari prosa fiksi yang dibedakan dari berapa
panjang suatu cerita. Selain novel, yang termasuk dalam prosa fiksi adalah
roman dan cerpen. Berbeda dengan roman atau cerpen, novel memiliki waktu
cerita yang berlangsung lama. Meski tiap jenis prosa memiliki perbedaan,
namun masing- masing memiliki kesamaan yaitu sama-sama mengungkapkan
kehidupan manusia dalam bentuk cerita.
Sampai abad ketujuh belas kata novel masih merujuk kepada cerita
pendek seperti yang ditulis dan dikumpulkan oleh Boccacio dalam
Decameron. Setelah memasuki tahun 1700-an, novel sudah memiliki
pengertian yang sudah bisa membedakan dengan cerita pendek. Kebanyakan
orang tidak mengetahui bahwa novel merupakan jenis karya sastra yang
30
masih relatif baru. Pada tahun 1700, membaca novel menjadi semacam mode
untuk orang-orang Eropa.
Menelaah kemunculan novel sebagai genre sastra termuda sendiri mirip
dengan membaca pembahasan tentang munculnya spesies manusia, segala
jenis “hilangnya mata rantai”, “kebuntuan perkembangan” dan sebagainya
bercampur aduk. Sama halnya dengan kritikus dan sejarahwan sastra masih
belum sampai kepada kesepakatan tentang asal-usul novel.
Pada awalnya novel merupakan cerita fiksi yang masih memiliki
banyak kekurangan untuk disebut sebagai novel. Alasanya adalah cerita ini
berupa puisi bukan prosa, adanya keterasingan pada “kehidupan nyata” baik
masa kini maupun masa lampau. Mereka banyak mengkontrasikan pada
kehidupan dewa-dewa atau pahlawan mistis.
Dalam hal ini ada satu tradisi yang membantu kemunculan novel adalah
karya sastra milik masa lalu yang disebut dengan roman. Roman berasal dari
kesusateraan Inggris dan Amerika yang berarti cerita. Roman sering
dikaitkan dengan karya yang dalam banyak bahasa di Eropa identik dengan
novel. Sementara kata novel sendiri berasal dari bahasa Itali novella yang
artinya “benda kecil yang baru”.
31
C. Konsep Hijab
1. Pengertian Hijab
Hijab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dinding
yang membatasi sesuau dengan yang lain atau dinding yang membatasi
hati manusia dengan Allah.13
Hijab (bahasa Arab حجاب ħijāb) adalah kata dalam bahasa Arab
yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta
negara-negara Barat, kata “hijab” lebih sering merujuk kepada kerudung
yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab
lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan
tuntunan agama.14
Banyak Pendapat yang mengatakan bahwa hijab sama dengan
jilbab dan juga ada yang berpendapat sebaliknya bahwa hijab dan jilbab
adalah sesuatu yang berbeda. Jilbab adalah gamis longgar yang dijulurkan
ke seluruh badan hingga mendekati tanah sehingga tidak membentuk
lekuk tubuh. Tetapi inti hijab dan jilbab adalah sama yaitu penutup.
Abul Baqa’ Al Hanafi juga menjelaskan:
“setiap yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi atau
menghalangi hal-hal yang terlarang untuk digapai maka itu adalah
hijab”15
Maka istilah hijab maknanya sangat luas. Dengan demikian hijab
muslimah, adalah segala hal yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk
ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi hijab muslimah bukan sebatas yang
13
http://kbbi.web.id/hijab diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 06:26 WIB 14
http://www.duniaislam.org/02/02/2015/perbedaan-hijab-jilbab-khimar-dan-kerudung/
diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 06:30 WIB 15
https://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html diakses pada tanggal 10
Januari 2017 pukul 06:36 WIB
32
menutupi kepala, atau menutupi rambut, atau menutupi tubuh bagian atas
saja. Namun hijab muslimah mencakup semua yang menutupi aurat, lekuk
tubuh dan perhiasan wanita dari ujung rambut sampai kaki.
2. Hijab dalam Pandangan Islam
Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota
tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya. Kewajiban untuk
wanita memakai pakaian yang menutupi batasan auratnya, dari atas
kepala hingga ujung jari kaki serta memakai hijab.16
Dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab :59 Allah Berfirman:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini secara khusus agar kaum mukminat untuk menghindari
sebab-sebab yang dapat menimbulkan penghinaan dan pelecehan.
Sebelum turunnya ayat di atas cara berpakaian wanita merdeka atau
budak hampir sama. Karena itu lelaki usil sering mengganggu wanita-
wanita yang mereka duga sebagai hamba sahaya. Untuk menghindarkan
16
Husein Shahab, Jilbab menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, (Bandung: Mizan,1988),
hlm. 35
33
gangguan tersebut maka ayat di atas turun agar mereka lebih mudah
dikenal sebagai wanita-wanita muslimah dan tidak diganggu.
Ayat di atas tidak memerintahkan wanita muslimah karena pada
saat itu sebagian dari mereka telah memakai jilbab hanya saja tata caranya
yang belum mendukung seperti yang ada dalam arti “Hendaklah mereka
mengulurkannya” ini menjadi acuan mereka telah memakai jilbab pada
masa itu tetapi belum mengulurkannya. Dan terhadap yang belum
memakainya, Allah berfirman: “Hendaklah kalian mengulurkan
jilbabnya.”17
Dan juga yang tertera pada Hadits:
“Aisyah ra. berkata bahwa Asma’ putri Abu Bakar ra. datang
menemui Rasulullah saw. dengan mengenakan pakaian tipis
(transparan), maka Rasulullah saw. berpaling enggan melihatnya dan
bersabda: “Hai Asma’, sesungguhnya perempuan jika telah haid,
tidak lagi wajar terlihat darinya kecuali ini dan ini” (sambil beliau
menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangan beliau) (HR. Abu Daud
dan al-Baihaqi).18
17
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2003), hlm. 321 18
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009),
hlm. 128-129.
34
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai perempuan
muslimah (khususnya yang sudah baligh) sudah diberikan perintah yang
jelas oleh Allah untuk wajib menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan
kedua telapak tangan.
Tetapi hadits di atas memiliki rentetan perawi yang menjadi
bahasan panjang, serta penerimaan dan penolakan ulama-ulama, namun
ada sekian banyak riwayat yang senada dengannya, sehingga hadits di
atas dapat dinilai shahih.19
3. Hijab Sebagai Identitas
Pengertian identitas adalah suatu ciri atau tanda yang melekat pada
diri seorang individu yang menjadi ciri khasnya. Identitas sering
dihubungkan dengan atribut yang disematkan kepada individu yang
sebenarnya memiliki sifat majemuk.20
Kita sebagai seorang muslimah pasti memiliki identitas yang ada
pada diri kita salah satunya adalah hijab. Kita sebagai seorang muslimah
diperintahkan oleh Allah SWT. untuk menutup aurat kita. Untuk menutup
aurat kita menggunakan hijab. Jaman sekarang muslimah masih banyak
yang belum menunaikan perintah Allah SWT. dengan berbagai faktor
misal karena takut kepanasan, belum mendapat panggilan, dan lain
sebagainya.
19
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Tangerang: Lentera Hati, 2009),
hlm. 133. 20
http://www.informasiahli.com/2016/06/apakah-itu-identitas.html diakses pada tanggal 03
mei 2017 pukul 21:00 WIB.
35
Bila seorang muslimah telah mengenakan hijab dalam kehidupan
sehari-harinya, maka itu pertanda bahwa ia telah mengenakan identitas
dirinya sebagai seorang muslimah. Hal ini pun harus dibarengi dengan
kepercayaan diri, rasa bangga akan identitas keislaman, serta kerendahan
hati untuk melaksanakan perintah Allah.
Jilbab bukanlah sesuatu yang memalukan. Ia adalah identitas
seorang muslim yang menjadi penciri khas akan ajaran islam dan
kebaikan yang dibawanya. Saat seorang muslim malu menggunakannya,
maka ia telah lupa akan identitasnya menjadi seorang muslim. Sebaliknya
bila ia menggunakannya, maka ia harus memahami konsep dan dasar
yang menjadikannya merasa bahwa jilbab adalah identitas yang harus ia
kenakan sebagai seorang muslim yang berislam secara kaffah.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM : OKA AURORA DAN NOVEL
“HIJABERS IN LOVE”
A. Gambaran Umum Oka Aurora
Oka Aurora
Oka Aurora adalah nama lengkap dari penulis novel Hijabers In Love.
Oka Aurora lahir di Jakarta pada tanggal 19 Juli 1974. Saat ini Oka Aurora
tinggal di Depok bersama suami dan ketiga anaknya Alayka, Arkana, dan
Axantara. Selain sibuk menulis, Oka juga menemani suaminya berdagang
kopi di sekitar kediaman mereka.
Sebelum menjadi penulis novel Oka Aurora adalah seorang penulis
skenario film layar lebar. Pertemuan Oka dengan Titien Wattimena seorang
penulis scenario senior membukakan jalannya ke dunia perfilman. Oka
menulis beberapa scenario film layar lebar seperti “Ayah Mengapa Aku
Berbeda (Rapi Film)”, “My Blackberry Girlfriend”, “Love is U”, “12 Menit
(Big Pivtures Productions), “Hijabers in Love (Andalan Sinema)”,
“Strawberry Surprise (Starvision Plus)”, dan terakhir film “Ada Surga di
37
Rumahmu”. Dari beberapa skenario Film yang telah dibuat, Oka mendapat
penghargaan sebagai Skenario Terpuji pada penulisan skenario film “12
Menit” di Festival Film Bandung pada bulan Oktober 2014.1
Oka memulai kariernya dalam penulisan novel tanpa sengaja ketika
sebuah skenario film butuh diadaptasi menjadi novel. Novel Hijabers In Love
adalah novel kedua yang ia adaptasi dari skenario film Hijabers In Love itu
sendiri2. Novel debut Oka berjudul 12 Menit yang diterbitkan oleh Noura
Books pada bulan Juni tahun 2013, dan novel Ada Surga Di Rumahmu yang
juga diterbitkan oleh Noura Books.
Oka Aurora mempunyai blog www.jaumilaurora.wordpress.com yang
berisi tulisan-tulisannya, novel-novel yang pernah Oka tulis, dan juga film-
film yang Oka tulis skenarionya.
B. Gambaran Umum Novel “Hijabers In Love”
1. Cover Novel Hijabers In Love
1 http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/oka-aurora.html diakses pada tanggal 27 Mei
2017 pukul 22:34 WIB 2 Oka Aurora, Hijabers In Love, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2014), h.187.
38
2. Blurb Novel Hijabers In Love
Blurb adalah deskripsi promosional yang ada di sampul belakang
buku. Isinya tentu saja potongan cerita isi buku, tanpa menceritakan
ending cerita. Tren blurb jaman dulu, terlalu banyak mengungkapkan
spoiler cerita. Namun sekarang, benar-benar disembunyikan, hanya
dibahas sedikit, lalu ditulis dengan sangat cantik untuk menarik
konsumen.3
Blurb dari novel Hijabers In Love antara lain:
Annisa gadis remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Tapi ia
jatuh cinta pada ketua ROHIS sekolah, Ananda namanya. Annisa yang
tomboi dan senang main basket tiba-tiba memustuskan berhijab dan ikut
ROHIS demi Ananda.
Namun, Ananda seperti tak menyadari perhatian Annisa padanya.
Pemuda itu malah bersikap lebih ramah pada Jelita, sahabat karibAnnisa,
gadis berhijab yang pendiam, lembut, dan senang membaca. Dalam
bayangan Annisa, gadis salihah seperti Jelita-lah yang akan disukai oleh
Ananda.
Suatu hari, tanpa sengaja Annisa membaca puisi buatan Jelita dan
mendapati bahwa diam-diam Jelita juga mencintai Ananda. Annisa pun
dilemma. Apakah ia harus menjaga persahabatannya dengan Jelita, atau
mengungkapkan perasaannya kepada Ananda?
3 http://masagussss.blogspot.co.id/2014/10/perbedaan-sinopsis-blurb-dan-resensi.html
diakses pada tanggal 25 Juli 2017 pkl 19:23
39
Cinta remaja. Cinta gadis berhijab. Cinta yang tak bisa berharap
apa-apa.
“Kamu harus bisa menyatakan cintamu tanpa berharap apa-apa.
Karena itulah yang dilakukan oleh tuhan setiap saat.”4
3. Sinopsis novel Hijabers In Love
“Jatuh hati itu nggak salah, karena artinya kamu masih punya
hati”. Annisa gadis remaja yang baru pertama kali jatuh cinta tapi ia jatuh
cinta kepada ketua ROHIS sekolah, Ananda. Annisa yang tomboi dan
senang main basket tiba-tiba memutuskan berhijab dan ikut Rohis demi
Ananda. Namun, Ananda seperti tidak menyadari perhatian Annisa
padanya. Pemuda itu malah bersikap lebih ramah pada Jelita sahabat
karib Annisa, gadis berhijab yang pendiam, lembut, dan senang
membaca. Dalam bayangan Annisa, gadis sholeha seperti Jelita lah yang
akan disukai oleh Ananda. Suatu hari, tanpa sengaja Annisa membaca
puisi buatan Jelita dan mendapati bahwa diam-diam Jelita juga mencintai
Ananda. Annisa pun dilema, apakah ia harus menjaga persahabatannya
dengan Jelita atau mengungkapkan perasaannya kepada Ananda? Cinta
remaja, cinta gadis berhijab, cinta yang tak bisa berharap apa-apa. “Kamu
harus bisa menyatakan Cintamu tanpa berharap apa-apa, Karena itulah
yang dilakukan oleh Tuhan setiap saat”.
Annisa, seorang gadis tomboi. Annisa mempunyai sahabat
bernama Jelita, si kalem. Bertolak belakang sama Annisa, Jelita sudah
4 Oka Aurora, Hijabers In Love, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2014), h. 192.
40
berhijab sejak kelas 2 SMP, pendiam, teguh memegang prinsip. Jelita
gadis yang pintar merangkai kata-kata, memiliki suara yang bagus dan
pandai bermain gitar.
Awalnya, Annisa tak berhijab tapi dia memutuskan berjihab
bukan karena malas sisiran, melainkan karena Ananda sang ketua Rohis.
Konflik timbul saat Annisa membaca puisi butan Jelita yang
menunjukkan bahwa dia ternyata suka juga dengan Ananda. Sebelumnya,
Annisa beberapa kali cemburu dengan kedekatan Ananda dan Jelita saat
ekskul musik atau pun karena hal lainnya seperti Annisa yang merasa
tatapan dan sikap Ananda berbeda untuk Jelita. Annisa pikir bahwa
cintanya bertepuk sebelah tangan, cowok yang dicintainya malah suka
dengan sahabatnya.
Kelebihan novel “Hijabers In Love” adalah Novel ini cukup
menyenangkan dibaca bagi mereka yang ingin mencari bacaan remaja
ringan, santai. Di dalam novel ini juga banyak hal tentang Islam dan
pergaulan dalam Islam yang bisa dipelajari dari novel ini, terutama bagi
remaja. Cara penyampaian dalam novel juga sangat mudah diterima.
Novel ini menceritakan tentang anak remaja yang terjebak antara
cinta dan persahabatannya. Dimana ketika salah satu pemerannya
mengalami dilema dengan pilihannya sendiri yang pada akhirnya bisa
membuat dirinya menjadi seorang gadis yang tegar dan mendapatkan apa
yang ingin dicapainya termasuk cintanya kepada seorang kakak kelas
laki-laki yang sudah lama di idolakannya. Selain itu, di dalam novel ini
41
juga banyak menceritakan tentang Islam dan pergaulan dalam Islam yang
bisa dijadikan pelajaran tentang bagaimana seorang gadis yang baru
memakai jilbab. Kemudian bagaimana sikap dan perilaku seorang gadis
tersebut setelah mengunakan jilbab dan dalam novel ini juga
memceritakan bagaimana komitmen seorang gadis yang sudah memakai
jilbab kemudian ingin melepasnya kembali karena gadis tersebut ingin
mengambil beasiswa pertukaran pelajar di negara Amerika. Selain
menceritakan tentang Islam dan pergaulan dalam Islam, dalam novel ini
juga menceritakan bagaimana pergaulan anak muda masa sekarang yang
mudah terpengaruh lingkungan sekitar dan ingin mencari jati dirinya.
4. Tokoh dalam Novel Hijabers In Love
1) Annisa: Tokoh utama. Gadis tomboi yang mencoba memakai hijab
karena seseorang tetapi berakhir dengan kenyamanannya dalam
berhijab.
2) Ananda: Ketua ROHIS. Sifatnya cenderung pendiam dan agak
menutup diri.
3) Jelita: Sahabat Annisa. Gadis berhijab yang pendiam dan agak
menutup diri tetapi setia dan membantu sahabatnya.
4) Bu Mila: Guru di sekolah Annisa. Bu Mila adalah seorang guru yang
penyabar. Dan tempat berkeluh kesah Annisa perihal ingin melepas
hijab.
5) Ustad Sandi: Pemilik toko CD. Ustad Sandi adalah tempat berkeluh
kesah Annisa dan Ananda perihal perasaan mereka masing-masing.
42
6) Orangtua Annisa: Sosok yang selalu mendukung Annisa.
7) Orangtua Jelita: Sosok yang selalu mendukung Jelita.
43
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan memaparkan temuan dan analisis data mengenai
analisis wacana hijab dalam novel “Hijabers In Love”. Penelitian ini
menggunakan metode metode kualitatif dengan analisis wacana Teun A. Van
Dijk. Dengan demikian pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil temuan
berdasarkan kerangka Van Dijk yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks
sosial.
A. Analisis Wacana Hijab Dari Dimensi Teks
Dalam analisis wacana Van Dijk berdasarkan dimensi teks terbagi
menjadi tiga yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Pada
struktur makro akan dijabarkan mengenai unsur tematik (gambaran umum
dari suatu teks), superstruktur akan dijabarkan mengenai unsur skematik, dan
struktur mikro yang akan memaparkan mengenai unsur semantik (makna
yang ditekankan dalam teks), sintaksis (bagaimana kalimat dipilih), stilistik
(pilihan kata yang dipakai), dan retoris. Adapun hasil temuan berdasarkan
dimensi teks sebagai berikut:
1. Struktur Makro
a. Tematik
Tematik adalah sebuah unsur yang menunjukkan gambaran
umum pada suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan,
44
atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin
diungkapkan oleh komunikator.
Dalam novel “Hijabers In Love” tersebut, yang menjadi topik
ataupun tema utama adalah tentang cerita cinta seorang siswi SMA
dengan ketua rohis dari SMA tersebut sampai-sampai siswi tersebut rela
untuk menggunakan hijab. Tetapi tidak hanya itu, di dalam cerita sendiri
banyak dihadirkan tentang hijab. Tema tersebut dapat dilihat dari judul
novel yaitu “Hijabers In Love”.
Selain itu, tema tersebut didukung oleh subtopik atau subtema
yang terdapat di bagian subjudul novel tersebut. Adapun subtopik yang
terdapat di novel tersebut adalah:
1) Berhijab dapat melindungimu
Dalam novel “Hijabers In Love” terdapat subtopik tentang
hijab yang dapat melindungi diri. Subtopik tentang hijab dapat
melindungi kita dapat ditemukan pada subjudul “Apa Alasanmu?”
yang terdapat di halaman 16 dalam novel tersebut.
Adapun teks dalam buku tersebut yang menunjukkan hijab
dapat melindungi diri adalah sebagai berikut:
a) “Berhijab itu untuk melindungi. Jadi, kalau kamu pakai hijab
dan masih digoda, berarti mungkin ada yang nggak benar
dengan hijab kamu, atau dengan sikap kamu.”1
1 Oka Aurora, Hijabers In Love, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014), cet ke-2 hlm. 16.
45
Menurut saya kalimat diatas ada benarnya seperti yang tertera
dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 bahwa wanita muslimah
untuk mengulurkan jilbabnya maka Allah SWT. akan melindungi
diri kita. Banyak juga didunia maya mengadakan percobaan tentang
wanita yang memakai hijab dengan wanita yang tidak memakai hijab
dan hasilnya wanita yang tidak berhijab mendapat siulan dari
beberapa pria dan menjadi pusat perhatian orang karena pakaiannya.
Lalu, ketika wanita tersebut memakai hijab tidak ada gangguan sama
sekali dari pria yang melewatinya.2
b) “Hijab memang seharusnya menutupi kecantikan. Agar bisa
melindungi wanita.”3
Seperti yang tertera dalam al-Qur’an surat An-Nur ayat 31 yang
berbunyi:
2 http://ketahui.com/inilah-buktinya-bahwa-hijab-dapat-melindungi-wanita diakses pada
tanggal 17 Juli 2017 pukul 19:18 WIB. 3 Oka Aurora, Hijabers In Love, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014), cet ke-2 hlm. 16.
46
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Hendaknya kita tidak menampakkan perhiasan (kecantikan)
kita kecuali kepada suaminya dan juga mahramnya agar dapat
melindungi kita dari perbuatan yang tidak baik dan juga fitnah.
c) “ Ta, yang ajaib tuh jilbab ini nih. Baru sekarang gue jalan
kemana-mana nggak digangguin orang.”4
Sama seperti yang tadi ditulis pada poin a dan b bahwa berhijab
dapat melindungi diri kita. Sudah ada beberapa percobaan antara
wanita yang tidak memakai hijab dan wanita yang berhijab
ketika mereka sedang keluar dari rumahnya dan kita ketahui
bahwa wanita yang memakai hijab tidak digoda oleh orang
disana.
Berdasarkan teks yang terkandung dalam novel “Hijabers In
Love” ini jelas bahwa ketika kita mengulurkan hijab kita maka Allah
4 ibid., hlm.65.
47
SWT. akan melindungi kita dari yang tidak baik melalui hijab itu
sendiri. Hal tersebut juga terdapat di dalam al-Qur’an surat Al-
Ahzab ayat 59 yang berbunyi:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Ayat ini memberitahu kita untuk mengulurkan jilbabnya agar
menghindari hal-hal yang tidak baik atau bisa dikatakan hijab ini
sebagai bentuk perlindungan kita.
2) Pakailah hijabmu karena Allah SWT.
Dalam novel “Hijabers In Love” terdapat subtopik tentang
hijab yang dapat melindungi diri kita. Subtopik tentang hijab dapat
melindungi kita dapat ditemukan pada subjudul “Apa Alasanmu?”
yang terdapat di halaman 17 dan subjudul “DIA Akan Nguatin
Kamu” yang terdapat di halaman 162 dalam novel tersebut.
48
Adapun teks dalam buku tersebut yang menunjukkan pakailah
hijab karena Allah SWT. adalah sebagai berikut:
a) “Tapi, alasan kamu pakai hijab seharusnya sebagai bentuk
penghambaanmu kepada Allah. Dengan berhijab kamu berusaha
membuktikan kepada Allah bahwa kecantikanmu hanya untuk
Allah dan laki-laki yang diridhai Allah. Siapakah laki-laki
itu?”.5
Berhijab adalah perintah dari Allah SWT. yang tertera dalam al-
Qur’an. Seharusnya kita sebagai umat Muslim harus menuruti
apa yang telah Allah SWT. perintahkan. Tetapi saat ini masih
saja ada yang belum mengulurkan hijabnya karena berbagai
alasan tertentu. Ada juga yang mulai berhijab karena ingin
disenangi laki-laki dan lainnya. Seharusnya itu tidak boleh,
seharusnya kita ikhlas menjalani apa yang Allah SWT.
perintahkan apalagi untuk menuruti perhatian laki-laki. Allah
SWT. sudah menjanjikan kepada kita bahwa laki-laki yang baik
untuk perempuan yang baik dan juga sebaliknya.
b) “Alasan kamu pakai hijab harus murni karena ingin
menyempurnakan diri di hadapan Allah. Bukan untuk orang
lain. Bersihkan niatmu. Bersihkan hatimu. Insya Allah, jilbabmu
akan membuatmu lebih tenang.”6
5 ibid., hlm. 17.
6 ibid., hlm. 17.
49
Sama seperti poin a karena Allah SWT. telah menyuruh kita
untuk memakai hijab maka seharusnya tanpa pikir apa-apa kita
seharusnya melaksanakan apa yang telah diperintahkan.
c) “Mama juga nggak tau. Tapi kalo kamu sudah ikhlas berjilbab,
Tuhan pasti akan kasih jalannya. Atau, DIA yang akan nguatin
kamu.”7
Kalau sebelumnya kita memakai hijab karena orang lain atau
alasan-alasan lain yang bukan karena Allah SWT. cobalah untuk
ikhlas memakainya maka Allah SWT. akan membantu kita
dalam banyak hal.
Berdasarkan teks tersebut dapat kita ketahui bahwa hendaknya
kita berhijab karena Allah SWT. Allah telah memberi perintah
kepada wanita muslimah untuk mengulurkan jilbabnya harusnya
kita memakainya karena Allah bukan karena ingin diperhatikan
orang lain terutama lawan jenis atau sebagainya. Karena apabila
kita menjalankan perintah Allah SWT. pasti Allah juga akan
membantu kita juga seperti yang terjadi di dalam novel Hijabers
In Love.
3) Hijab dibarengi dengan perubahan-perubahan
Dalam novel “Hijabers In Love” terdapat subtopik tentang
ketika kita memakai hijab seharusnya dibarengi dengan perubahan-
perubahan. Subtopik tentang hijab dapat melindungi kita dapat
7 ibid., hlm. 163.
50
ditemukan pada subjudul “Berjilbab, Tapi…” yang terdapat di
halaman 43 dan 44, subjudul “Bukan Mahram (Lagi)” yang terdapat
di halaman 71 sampai 73, dan subjudul “Istikharah” pada halaman
144 dalam novel tersebut.
Adapun teks dalam buku tersebut yang menunjukkan ketika
memakai hijab seharusnya dibarengi dengan perubahan-perubahan
adalah sebagai berikut:
a) “Iya. Udah pake jilbab kelakuannya masih aja kayak gitu. Main
ama cowok melulu.”8
Ketika kita sudah memakai hijab pasti kita akan menjadi daya
tarik tersendiri. Sikap kita akan dinilai oleh orang-orang yang
ada disekitar kita. Karena umumnya masyarakat melihat ketika
wanita sudah berhijab atau wanita yang memakai hijab pasti
memiliki akhlak yang baik. Tetapi, kenyataannya tidak juga.
Berhijab adalah sebuah perintah dari Allah SWT. untuk seluruh
wanita muslim seharusnya mau kita berkelakuan buruk atau baik
kita harus berhijab tetapi ada baiknya ketika kita memakai hijab
kita juga harus sedikit-sedikit mulai berubah dari hal-hal kecil
terlebih dahulu. Berhijab adalah sesuatu hal yang baik
seharusnya dibarengi dengan tindakan dan akhlak kita yang baik
juga.
8 ibid., hlm. 43
51
b) “Bukan masalah itu. Kelakuannya itu lho. Aneh aja pake jilbab
kok masih ngakak keras-keras gitu.”9
Seperti poin a ketika memakai hijab kita biasanya dilihat oleh
orang-orang sekitar apakah kita ada “perubahan” ataupun tidak.
Jadi diharapkan apabila telah memakai hijab agar kita coba
sedikit-sedikit berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.
c) “Gue nggak ngomongin. Tapi maksud gueeee, kalo udah pake
jilbab tuh ya kelakuannya diperbaikin gitu lhooo.”10
Intinya ketika berhijab dibarengi dengan perubahan akhlak
dalam diri kita.
Berdasarkan teks berikut maka dapat kita ketahui ketika kita
sudah memilih untuk memakai hijab seharusnya dibarengi
dengan perubahan taqwa. Banyak diluar sana apabila kita salah
ucap dan lain-lain pasti ada yang berkomentar “Gak malu sama
hijab?” karena masyarakat banyak yang berpikiran apabila
sudah berjilbab pasti kita memiliki taqwa yang baik.
d) terdapat pada percakapan antara Annisa (tokoh utama) dengan
ayahnya:
“Apaan?” Tanya Papa sambil mendongak. Saat melihat Annisa
tak berjilbab, Papa membelalak. “Kok nggak pake kerudung?”
9 ibid., hlm. 44.
10 ibid., hlm. 44.
52
“Kan di rumah.” Sahut Annisa santai sambil mengitari mobil
yang sedang dipoles. “Nisa! Ganti baju sana. Pake kerudung.”
“Nggak apa-apa ah. Nggak ada yang lihat ini.”
“Laaah. Itu kan ada si Jali.”
“Bang Jali kan dari dulu lihat aku nggak kerudungan,”
“Ya, tapi kam bang Jali bukan mahram.”11
e) terdapat pada kalimat “Bajunya ganti dulu, Nis. Masa pake
kerudung bajunya ketat begitu.”12
Berdasarkan percakapn antara Annisa dengan Ayahnya dan juga
kalimat diatas bahwa diketahui ketika kita sudah memakai jilbab
seharusnya kita merubah kebiasaan-kebiasaan kita yang tidak
sesuai seperti kita harus tetap menutup Aurat ketika apabila di
depan yang bukan mahram walaupun seseorang yang bukan
mahram tersebut misalnya tinggal dirumah kita atau sudah
sangat akrab dengan kita. Dan yang kedua kita juga harus bisa
merubah cara berpakaian kita sesuai dengan syariat. Memang
merubah itu tidak bisa langsung drastis tapi asalkan kita ada niat
pasti kita bisa berubah.
f) terdapat pada halaman 144 disini bukan dikatakan dengan
kalimat langsung tetapi dari kegiatan Annisa yaitu ketika dia
mengerjakan shalat sunnah istikharah untuk pertama kali
padahal diceritakan dulu Annisa seorang yang tomboy dan
11
ibid., hlm. 71-72 12
ibid., hlm. 73.
53
sebagainya tetapi ketika Annisa memulai memakai jilbab lama-
kelamaan hal-hal baik akan timbul dari dirinya.
2. Superstruktur
a. Skematik
Skematik merupakan alur yang menunjukkan bagaimana
bagian-bagian dalam teks yang disusun dan diurutkan sehingga
membentuk kesatuan arti dan dapat dipahami. Skematik berkaitan
dengan pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan dari suatu
teks. Struktur skematik dalam novel “Hijabers In Love” adalah
sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pendahuluan adalah bagian awal dari sebuah teks. Novel
“Hijabers In Love” diawali dengan cover depan, cover dalam,
daftar isi, dan langsung dibuka dengan bab pertama yaitu “Udah
Sisiran, Belum?” di dalam novel “Hijabers In Love” ini sendiri
terdapat 38 Bab.
2) Isi
Isi adalah pembahasan dari suatu wacana. Isi dari novel
“Hijabers In Love” adalah sebagai berikut:
a) Udah Sisiran, Belum?
Pada subjudul ini dibuka dengan perbedaan dua siswi
yang siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Yang pertama
54
adalah Annisa, Annisa adalah seorang perempuan yang belum
berhijab dan tomboy.
Yang kedua adalah Jelita, Jelita adalah perempuan
yang berhijab dan pendiam. Disini perbedaan terlihat jelas
bagaimana Annisa yang sembrono dan Jelita yang tampak
teliti ketika bersiap-siap ke sekolah. Yang menjadi kesamaan
adalah hangatnya keluarga mereka.
b) Si Pemain Basket
Pada subjudul ini dibuka dengan Annisa yang sudah
sampai disekolah dan diajak oleh teman-temannya untuk
bermain basket. Dan itu juga pertemuan pertamanya dengan
ketua rohis Ananda yang nantinya akan ada cerita diantara
mereka berdua.
c) Apa Alasanmu?
Pada subjudul ini dibuka dengan Annisa yang sedang
bermain basket dengan ayahnya. Lalu berlanjut ke latar
sekolah pada saat itu Annisa dan Jelita sedang melihat demo
ekskul lalu akhirnya mereka memilih mengikuti rohis
walaupun awalnya Annisa merasa ogah-ogahan.
Di bab ini juga kita diberi pesan bahwa “Berhijab itu
melindungi diri kita dari yang tidak baik” dan “Berhijablah
kita karena Allah SWT. bukan karena orang lain.”
55
d) @nandaemir
Pada subjudul ini dibuka dengan Annisa yang
mengajak Jelita untuk berkenalan dengan Ananda, ketua rohis.
Lalu ketika di malam hari Annisa terus memikirkan Ananda
sampai akhirnya dia Stalk akun twitter Ananda yaitu
@nandaemir.
e) Ibu Berkerudung dan Berdaster Pendek
Pada subjudul ini dibuka dengan kegiatan tawar-
menawar antara ibu-ibu dengan pedagang sayur dan juga
Annisa yang ingin berpamitan kepada ibunya untuk berangkat
ke sekolah.
Pada subjudul ini Annisa memiliki beberapa
pertanyaan kepada gurunya yaitu Bu Mila, guru yang
berkerudung tetapi jago main basket. “Emang kalo jilbaban
boleh main basket, Bu?”. “Ya bolehlah. Berenang aja boleh,
masa main basket nggak boleh?.” Sahut Bu Mila.
Dan juga pertanyaan untuk Jelita “Siapa yang nyuruh
ketika berwudhu gak boleh bicara?”.
f) Siapa yang suruh?
Pada subjudul ini dibuka dengan Annisa yang mencari
informasi tentang hijab lewat YouTube. Lalu dia menonton
beberapa tutorial hijab ketika belajar ibunya masuk dan
berkata “Lagi ngapain, Nis?”. “Nyobain doing, Ma.” Ucap
56
Annisa sambil memegang pashmina. “Siapa yang suruh?”.
“Nggak ada yang nyuruh.”
g) Bukan Mahram
Pada subjudul ini dibuka dengan kegiatan belajar
mengajar di kelas Annisa dan Jelita. Disini juga diberi tahu
kalo kita itu kalau sudah memakai jilbab (sebenarnya semua)
tidak boleh pacaran seperti di percakapan berikut:
“Eh Ta, kalau udah pake jilbab, masih boleh naksir cowok
nggak sih?.”
“Masih kali ya. Atau nggak? Aku juga nggak jelas, Nis. Entar
aku salah ngomong lagi.”
“Berarti, kalo naksir aja nggak boleh, apalagi pacaran ya?”
“Iyalah. Kan bukan mahram.”
h) Puisi Yang Belum Selesai
Pada subjudul ini adalah awal Annisa mulai jatuh cinta
kepada Ananda. Dan Annisa memberitahukan tentang
perasaannya tersebut kepada Jelita, sahabatnya.
i) Berjilbab, Tapi…
Pada subjudul ini Annisa telah memulai harinya
dengan memakai hijab tetapi ke-tomboy-annya belum luntur.
Annisa masih main basket bersama teman laki-lakinya sampai
membuat beberapa siswa merasa risih dan membicarakan
Annisa, seperti:
57
“Udah pake jilbab kelakuannya masih aja kayak gitu.
Main ama cowok melulu.”
j) Bukan Mahram (Lagi)…
Pada subjudul ini kita diberikan pelajaran lagi tentang
apabila kita berhijab wajib hukumnya tetap berhijab di depan
yang bukan mahramnya meskipun seseorang itu kenal dekat
dengan kita dan tinggal serumah dengan kita (misalnya
pembantu rumah tangga).
k) Allah Maha Pembolak-Balik Hati
Pada subjudul ini Annisa dan Jelita bertengkar karena
kesalah pahaman. Dan disini juga Annisa pergi berkonsultasi
dengan seorang Ustadz tentang rasa sukanya kepada Ananda.
l) Surat Melayang, Hati terbang
Pada subjudul ini dibuka dengan Ananda yang baru
selesai melaksanakan ibadah sholat ashar. Dan disaat itu ada
seorang teman Ananda yang anggota rohis juga bernama Farid
yang memberikan teguran agar Ananda jangan terlalu
sering untuk dekat dengan Annisa. Seperti yang ada di
percakapan berikut:
“Maaf nih, Akhi.” Lanjut Farid, “Ana cuma mau
sampein amanat teman-teman.
Mungkin Akhi jangan terlalu sering bareng teman-
teman akhwat. Ngak enak dilihat orang.” Kata Farid.
58
m) Puisi, eh, Surat Perdamaian
Pada subjudul ini Annisa dan Jelita berbaikan atas
kesalahpahaman yang terjadi dan mereka kembali berteman.
n) Istikharah
Pada subjudul ini dimulai dengan Annisa yang
melaksanakan sholat sunnah Istikharah untuk pertama kalinya.
Annisa memohon agar dia mendapat pilihan yang baik.
o) Allah Nggak Akan Marah
Pada subjudul ini dibuka dengan Annisa yang ingin
menemui Bu Mila, gurunya. Untuk menanyakan perihal “Apa
alasan Bu Mila memakai hijab?” Dan Bu Mila menjawab
awalnya Bu Mila memakai karena suami tapi lama-kelamaan
menjadi sesuatu yang ringan.
Dan di subjudul ini juga Annisa bilang kalau dai
mempunyai keinginan untuk melepas hijab karena alasan
awalnya yang tidak kuat yaitu karena ingin menarik perhatian
Ananda. Tetapi jawaban ibu Mila “Gini Nis, Sebenernya,
nggak terlalu penting alasannya apa. Yang penting,
setelah pakai jilbab, kamu ikhlas atau nggak.”
p) DIA Akan Nguatin Kamu
Pada subjudul ini Annisa masih bimbang antara
melepas hijab atau tidak untuk meneruskan sekolahnya keluar
negeri. Pada akhirnya Annisa bertanya kepada ibunya perihal
59
melepas jilbab dan ibunya menajwab “Oke, gini. Kamu udah
pakai jilbab karena orang lain. Mama nggak mau kamu lepas
jilbab karena orang lain juga. Apa pun keputusanmu, harus
karena kamu. Bukan karena Ananda, atau karena Jelita, atau
karena nggak enak sama temen-temen rohis, atau karena takut
diketawain teman-teman sekolah. Atau karena Mama.”
Lalu Annisa menjawab, “Entar di Amerika gimana?”
“Mama juga nggak tau. Tapi kalo kamu sudah ikhlas
berjilbab, Tuhan pasti akan kasih jalannya. Atau, DIA yang
akan nguatin kamu.”
3) Penutup
Pada bagian akhir dari novel “Hijabers In Love” adalah
subjudul Di Waktu untuk Kamu dan Aku.
Pada subjudul ini dibuka dengan kegiatan Annisa yang
sedang bersiap-siap untuk pindah ke luar negeri untuk meneruskan
pendidikannya disana.
Pada saat itu Annisa akhirnya memilih untuk terus berhijab
walaupun Annisa harus pindah ke luar negeri untuk meneruskan
pendidikan.
Dilanjutkan ketika Annisa tidak percaya bahwa Ananda
berada di depan rumahnya untuk memberikan sebuah surat yang
isinya agar dibaca ketika sedang dalam perjalanan. Ketika baru
keluar dari rumahnya Annisa sudah tidak sabar untuk membuka
60
surat dari Ananda dan membacanya. Surat itu berisi sebuah puisi
tulisan Ananda yang intinya bahwa Annisa tidak pernah
mengalami cinta sebelah.
Dan setelah itu ucapan terima kasih dari penulis yaitu Oka
Aurora.
4) Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang
perempuan harus mengulurkan jilbabnya. Banyak alasan kenapa
kita memakai jilbab salah satunya seperti yang terjadi pada
Annisa, Annisa menggunakan hijab karena Annisa naksir kepada
kakak kelasnya Ananda.
Tetapi apabila kita ikhlas dan ada niat pasti niat yang
tadinya tidak bagus akan menjadi bagus. Apabila kita memakai
hijab itu juga kita melakukan perintah Allah SWT. dan Allah
SWT. pasti akan membantu kita dalam hal-hal apapun misalnya
dari perbuatan kita yang jelek menjadi sedikit-sedikit berubah
meskipun itu ada waktunya.
Dan lama-kelamaan kita pasti akan memakai hijab itu
karena Allah SWT.
61
3. Struktur Mikro
a. Semantik
Semantik dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang
muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antarposisi, yang
membangun makna tertentu dari suatu teks. Semantik terbagi menjadi
elemen latar, detil, maksud, ilustrasi, praanggapan.
1) Latar
Latar merupakan bagian yang digunakan utnuk mengetahui
ke arah mana pandangan khalayak akan dibawa. Dalam novel
“Hijabers In Love”, latar yang digunakan yakni agama Islam.
Dengan demikian, tujuan Oka Aurora sebagai penulis novel
“Hijabers In Love” bertujuan untuk menyampaikan bahwa
perempuan sudah mendapat perintah dari Allah SWT. untuk
mengulurkan jilbabnya. Dan juga untuk memberitahukan kepada
kita untuk pada saat kita sudah berhijab harus benar-benar ikhlas.
Apabila ingin berhijab harus benar-benar tau konsekuensinya
bagaimana dan inginnya ketika kita berhijab juga kita menjadi
orang yang lebih baik lagi dari kita yang dahulu.
Dan juga disini kita diberitahukan agar ketika orang
membuat keputusan kita harus juga mendukungnya.
62
Untuk latar tempat sendiri di novel “Hijabers In Love”
banyak seperti di sekolah yang di antaranya ada lapangan untuk
bermain basket dan ketika ada acara untuk perpisahan kakak kelas,
ruang guru ketika Annisa berdiskusi dengan gurunya, Bu Mila
terkait hijab, Musholla tempat anggota-anggota rohis berkumpul
dan juga untuk tempat sholat, ruangan musik untuk tempat ekskul
music yang diikuti oleh Ananda dan Jelita, dan juga ruang kelas
belajar-mengajar, rumah dari Annisa dan juga Jelita, toko kaset
Ustadz Sandy.
Latar berikutnya juga yang dihadirkan oleh Oka Aurora
tentang kegiatan masyarakat Indonesia. Misalnya kegiatan belanja
dan tawar-menawar dengan tukang sayur.
2) Detail
Detil merupakan elemen dalam wacana yang berhubungan
dengan kontrol informasi yang ditampilkan oleh seseorang. Detil
yang lengkap dan panjang merupakan penonjolan yang disengaja
untuk menciptakan hal tertentu bagi khalayak. Kontrol ini dapat
berupa adanya informasi yang disampaikan oleh komunikator yang
menguntungkan dirinya.
Dalam novel “Hijabers In Love” banyak terdapat detil.
Seperti meyakinkan kita bahwa berhijab itu adalah perintah Allah
SWT. seperti di kalimat “Tapi, alasan kamu pakai hijab seharusnya
sebagai bentuk penghambaanmu kepada Allah. Dengan berhijab
63
kamu berusaha membuktikan kepada Allah bahwa kecantikanmu
hanya untuk Allah dan laki-laki yang diridhai Allah. Siapakah laki-
laki itu?”.
Dan yang kedua, “Alasan kamu pakai hijab harus murni
karena ingin menyempurnakan diri di hadapan Allah. Bukan untuk
orang lain. Bersihkan niatmu. Bersihkan hatimu. Insya Allah,
jilbabmu akan membuatmu lebih tenang.”
Juga tentang perubahan diri kita sendiri ketika sudah
memakai hijab seperti yang terjadi pada Annisa misalnya Annisa
yang belum pernah melaksanakan sholat sunnah Istikharah menjadi
mencoba dan dia pasrahkan semua yang dia hadapi kepada Allah
SWT. yang kita tahu Annisa adalah anak yang tomboy setelah dia
memakai hijab maka sifat tomboynya lama-lama luntur menjadi
lebih baik lagi meskipun tidak langsung. Juga yang seperti tadi
dikatakan yang awalnya alasan Annisa memakai hijab untuk
menarik perhatian lawan jenis, yaitu Ananda. Setelah itu dia
memasrahkan semua yang ada kepada Allah SWT. akhirnya
cintanya terbalaskan juga.
3) Ilustrasi
Ilustrasi adalah berhubungan dengan apakah informasi
tersebut disertai contoh atau tidak. Dalam novel “Hijabers In Love”
ini sendiri tidak disertai contoh misalnya kalau dikatakan perintah
Allah SWT. agar kita berhijab disini tidak disertai dalil yang ada.
64
Ataupun ketika seorang Ustadz berkata di dalam novel “Hijabers In
Love” bahwa “Hijab itu melindungimu” juga tidak disertai contoh
berupa dalilnya ataupun kisah-kisah yang dapat menunjukkan
bahwa hijab dapat benar-benar melindungi diri kita.
4) Maksud
Maksud dalam wacana melihat informasi tersebut apakah
disampaikan dengan eksplisit atau implisit, apakah disajikan secara
terbuka dan jelas atau tertutup.
Di dalam novel “Hijabers In Love” Oka Aurora
menyampaikan isi teks ada yang secara eksplisit dan terbuka atau
implisit. Hal ini dinyatakan dengan adanya beberapa penjelasan
tentang tentang hijab itu sendiri misalnya yang secara eksplisit
adalah “Tapi, alasan kamu pakai hijab seharusnya sebagai bentuk
penghambaanmu kepada Allah. Dengan berhijab kamu berusaha
membuktikan kepada Allah bahwa kecantikanmu hanya untuk
Allah dan laki-laki yang diridhai Allah. Siapakah laki-laki itu?”.
Dan yang kedua, “Alasan kamu pakai hijab harus murni
karena ingin menyempurnakan diri di hadapan Allah. Bukan untuk
orang lain. Bersihkan niatmu. Bersihkan hatimu. Insya Allah,
jilbabmu akan membuatmu lebih tenang.” Disini langsung
dijelaskan kalau kita berhijab harus bertujuan kepada Allah SWT.
Untuk implisit mungkin adalah beberapa prilaku dari tokoh
utama yaitu Annisa yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan
65
menjadi dia lakukan. Dan perbuatan Annisa yang kurang baik akan
berkurang perlahan-lahan.
5) Pra-anggapan
Pra-anggapan dalam wacana sendiri yaitu berhubungan
dengan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu
teks. Di dalam novel “Hijabers In Love” sendiri kalau dikatakan
untuk mendukung makna suatu teks dengan dalil atau cerita nyata
itu tidak ada. Tetapi kalau bercerita tentang Hijab akan
membawamu menjadi pribadi yang lebih baik disini diceritakan
dari kisah Annisa itu sendiri.
b. Sintaksis
Sintaksis yaitu bagian dari ilmu bahasa yan membicarakan
bagaimana kalimat yang dipilih. Elemen dari sintaksis sendiri yaitu
bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti.
1) Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis dalam wacana yang
berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.
Bentuk kalimat juga merupakan bagaimana kalimat dalam sebuah
teks disusun. Dalam novel “Hijabers In Love”, terdapat banyak
bentuk kalimat yang membedakan mana subjek, predikat, objek,
dan keterangan. Contohnya sebagai berikut:
Seorang gadis (S) duduk mencangkung (P) di jendela
apartemen (Keterangan Tempat).
66
2) Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau
kalimat dalam teks. Koherensi dapat diamati di antaranya dari kata
hubung yang dipakai untuk menghubungkan fakta. Koherensi
merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa
dihubungkan dan dipandang saling terpisah.
Adapun koherensi di dalam novel “Hijabers In Love”
adalah sebagai berikut:
“Berhijab untuk melindungi. Jadi, kalau kamu pakai hijab
dan masih digoda, berarti mungkin ada yang nggak benar dengan
hijab kamu, atau sikap kamu.”
Dalam contoh kalimat diatas terdapat kata penghubung
yang menunjukkan teks berhubungan satu sama lain.
3) Kata Ganti
Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa
dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti
merupakan sarana yang dipakai oleh komunikator untuk
menunjukkan di mana posisi seseorang dalam teks tersebut.
Dalam novel “Hijabers In Love”, Oka Aurora untuk
menyebutkan nama tokoh selalu menggunakan nama-nama dari
tokoh tersebut. Seperti Annisa (gadis tomboy yang memakai hijab
karena naksir seseorang), Ananda (ketua rohis yang ditaksir
Annisa), dan Jelita (sahabat Annisa yang memakai hijab). Namun
67
Oka Aurora beberapa kali menggunakan kata ganti “aku” “kamu”
atau “dia”.
c. Stilistik
Stilistik adalah ilmu gaya bahasa yang membicarakan
pemakaian bahasa yang khas atau istimewa. Elemen dari stilistik yaitu
leksikon. Pilihan kata yang dipakai untuk menunjukkan sikap dan
ideology tertentu. Peristiwa yang sama dapat digambarkan dengan
pilihan kata yang berbeda-beda.
1) Leksikon
Leksikon dalam wacana yaitu menandakan bagaimana
seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan.
Dalam novel “Hijabers In Love” terdapat beberapa kata leksikal,
sebagai berikut:
“kupadamkan cahaya di kamar, hingga gelap…. Ku ingin
terlelap.”13
Terdapat kata kupadamkan cahaya yang artinya adalah
aku matikan lampu.
d. Retoris
Retoris memiliki tiga elemen yaitu grafis, metafora, dan ekspresi.
1) Grafis
Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari
teks. Dalam novel “Hijabers In Love” hal yang ditekankan adalah
13
ibid., hlm.42
68
kisah Annisa yang naksir seorang anggota rohis dan juga yang
perlahan-lahan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi
setelah berhijab. Sama seperti yang dikatakan oleh Oka Aurora
sebagai penulis bahwa “Novel ini sebetulnya ceritanya tentang
Annisa yang baru pakai hijab lalu harus berubah sikap.”14
2) Metafora
Metafora ditandai dengan adanya kata kiasan atau ungkapan
yang digunakan untuk memudahkan pembaca mengingat dan
memahami pesan teks.
“Susah bener mencinta tanpa kata. Kalo mencinta tanpa
cinta gimana?”
Jadi maskud dalam teks diatas susahnya ketika kita dalam
keadaan mencintai seseorang kita hanya dapat berdiam diri tidak
dapat berbicara ataupun mengekspresikan perasaan kita tersebut.
3) Ekspresi
Ekspresi dalam wacana berkaitan dengan intonasi dari
komunikator untuk mempengaruhi pengertian dan mensugesti
khalayak mengenai bagian teks yang harus diperhatikan dan
penting. Bentuk ekspresi dapat berupa cetak tebal, huruf miring,
huruf besar, dan lain-lain.
Bentuk ekspresi dalam novel “Hijabers In Love” dinyatakan
dalam bentuk huruf miring. Contohnya sebagai berikut:
14
wawancara dengan Oka Aurora. Penulis dari novel Hijabers In Love. 16 Juni 2017 pukul
10:00 WIB.
69
“Tujuan berteman atau bergaul seharusnya bukan untuk
memiliki orang lain yang melengkapi kita, tapi untuk
memiliki orang lain demi kita lengkapi. Saat melengkapi
orang lain inilah kita tahu siapa sebenarnya kita dan
seberapa jauh kita bisa mencinta tanpa berhirap apa-apa.”
“Sering kali kita mencari cinta dengan berusaha mencintai
orang lain, tapi lupa mencintai diri sendiri. Kita berusaha
menjadi orang lain, lalu kita kehilangan diri sendiri. Dan
saat itulah kita mencintai tapi tak bahagia. Karena kita
berharap mendapatkan balasan atas cinta.”
“Mencintailah karena Allah. Berharaplah balasan cinta
hanya dari Allah. Maka kamu akan menjadi muslimah yang
penuh cinta tanpa perlu menjadi orang lain.”15
B. Analisis Wacana Hijab Dari Dimensi Kognisi Sosial
Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam akan
digunakan untuk memandang suatu peristiwa. Atau dengan kata lain kognisi
atau pengetahuan dari penulis dalam memahami suatu peristiwa. Di dalam
kognisi sosial ada empat macam model yang dapat digunakan untuk
menganalisis. Yaitu skema person, skema diri, skema peran, dan skema
peristiwa.Untuk metode ini peneliti mewawancarai penulis langsung yaitu Oka
Aurora. Adapun hasil temuan berdasarkan dimensi kognisi sosial sebagai
berikut:
a. Skema Person
Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan
dan memandang orang lain.
15
Oka Aurora, Hijabers In Love, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014), cet ke-2 hlm.
141.
70
Dimulai dengan Oka Aurora menjadi penulis skenario untuk film
“Hijabers In Love” lalu sang produser Ichwan Persada yang menyarankan
untuk menulis novel dari naskah tersebut. Bagi Oka menulis novel tersebut
tidak ada salahnya karena novel itu jangkauannya luas berada di peredaran
tidak seperti film dan dengan tujuan untuk promo.
b. Skema Diri
Banyak wanita Muslimah yang belum memakai hijab dikarenakan
berbagai alasan seperti panas, dapat membatasi kegiatan mereka, atau juga
memakai hijab dikatakan kuno.
Menurut Oka Aurora sendiri hijab di dalam buku dikategorikan
dalam sebuah kerudung. Ketika menggunakan hijab kita harus sudah siap
dengan segala konsekuensinya. Kita harus berubah sikap menjadi lebih
baik lagi karena kita menggunakan identitas dari suatu kaum.
c. Skema Peran
Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang
dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat.
Disini pendapat Oka Aurora hijab adalah sebuah perintah yang sudah
diberikan Allah SWT. untuk wanita muslimah. Tetapi Oka Aurora
memiliki pendapat pribadi. Beliau mengatakan apabila kita berhijab kita
harus tau konsekuensinya, harus benar-benar menjalankannya. Dan
baiknya juga ketika kita membenarkan akhlak kita menjadi lebih baik lagi.
71
d. Skema Peristiwa
Skema ini yang paling sering digunakan karena setiap peristiwa
selalu ditafsirkan dan dimaknai dalam skema tertentu. Dalam hal ini skema
peristiwa berkaitan dengan peristiwa yang melatarbelakangi Oka Aurora
membuat novel ini.
Latar belakang Oka Aurora menuliskan novel “Hijabers In Love”
ini adalah karena permintaan dari sang produser, Ichwan Persada dan juga
untuk promo dalam rangka screening film dengan berjudul sama yaitu
“Hijabers In Love”. Tapi selain itu Oka Aurora sendiri meng-iya-kan
permintaan tersebut dikarenakan Oka tau bahwa novel mempunyai
jangkauan yang luas.
C. Analisis Wacana Hijab Dari Dimensi Konteks Sosial
Konteks sosial merupakan bagaimana wacana berkembang di
masyarakat dan bagaimana mayarakat memandang wacana tersebut. Menurut
Van Dijk, dalam konteks sosial ada dua poin yang penting yaitu kekuasaan
dan akses. Adapun hasil analisis berdasarkan wawancara dengan beberapa
tokoh tersebut yaitu:
1. Asy-Syifaa Halimatusa’diah
Menurut Syifa, hijab itu adalah perintah Allah SWT. dan sudah
tertulis perintah tersebut di dalam al-Qur’an jadi kita sebagai umatnya
harus menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. saat ini sudah
sangat marak bahkan ada komunitasnya tersendiri menunjukkan bahwa
hijab itu memang berkembang mengikuti perkembangan jaman. Padahal
72
dahulu ada yang beranggipan hijab membatasi kegiatan-kegiatan tapi
sekarang tidak banyak jenis hijab yang mengikuti trend dan kita bebas
memilih mau hijab seperti apa karena banyak jenisnya. Tetapi Syifa
berharap meskipun hijab sudah menjadi trend untuk saat ini kita juga harus
tetap mengikuti syariat yang ada dan dia merasa ketika seseorang sudah
memakai hijab orang tersebut akan kelihatan lebih cantik meskipun tujuan
Syifa sendiri memakai hijab bukan untuk menjadi lebih cantik.16
2. Luckty Giyan Soekarno
Menurut Luckty, hijab menurut Islam adalah sebuah keharusan dan
kebutuhan. Menurut Luckty sendiri ketika seseorang berhijab itu tidak
usah tanpa paksaan ataupun tuntutan. Bukan perkara kita suka ataupun kita
tidak suka dalam memakai hijab. Kita harus menjadikan hijab sebagai
kebutuhan kita seperti kita membutuhkan makan setiap hari. Dan juga saat
ini perempuan yang berhijab lebih meluas, ketika zaman Luckty kecil
perempuan yang memakai hijab dapat dihitung dengan jari dan dari hati
tetapi sekarang dimana-mana kita dapat melihat perempuan berhijab. Di
sekolah tempat Luckty mengajar hampir 90% siswa berkerudung
meskipun awalnya dari aturan sekolah dan ikut-ikutan tetapi lama-lama
mereka berhijab dari hati.17
16
wawancara dengan Asy-Syifaa Halimatusa’diah. Pembaca dari novel Hijabers In Love. 12
Juli 2017 pukul 18:20 WIB. 17
wawancara denganLuckty Giyan Sukarno. Pembaca dari novel Hijabers In Love. 14 Juni
2017 pukul 21:29 WIB.
73
3. Nikmatun Aliyah Salsabila
Menurut Nikmatun, berhijab merupakan kewajiban bagi setiap
perempuan. Sebenarnya siap nggak siap, harus disiap-siapin. Kadang kita
dengar banyak alasan klasik, seperti hijabin hatinya dulu lah, yang penting
kelakuannya benar lah, dan sebagainya. Yang sudah berhijab bukan berarti
sudah benar memang. Pasti membutuhkan banyak proses. Tapi kadang
suka miris juga, karena ada saja hal-hal negatif seiring dengan fenomena
itu. Jilboobs lah, pendapat pakai hijab tapi kelakuan tidak benar lah, dan
sebagainya. Kalau menurut Nikamtun agar berpikir positif saja, anggaplah
itu sebagai sebuah proses. Yang penting sudah ada niat menutup aurat.
Sekarang juga marak kontes kecantikan buat yang khusus berhijab.
Perempuan-perempuan berhijab jadi ada ruang untuk berekspresi untuk
hal-hal seperti itu. Tetapi menurut Nikmatun kurang bagus karena terlalu
berlebihan. Karena seharusnya kecantikan wanita tidak perlu diumbar-
umbar apalagi kita memakai hijab.18
4. Yuki Hikari
Menurut Yuki, wanita memang diharuskan untuk menutup auratnya
alias berhijab. Dan sekarang hijab sudah bercampur dengan fashion.
Menurut Yuki itu baik. Meskipun terkadang ada yang hanya ikut-ikutan
tetapi dinilai baik daripada membuat perilaku yang buruk.19
18
wawancara denganNikmatun Aliyah Salsabila. Pembaca dari novel Hijabers In Love. 16
Juni 2017 pukul 16:41 WIB. 19
wawancara dengan Yuki Hikari . Pembaca dari novel Hijabers In Love. 2 Juli 2017 pukul
20:13 WIB.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa pada bab sebelumnya serta
diperkuat dengan wawancara langsung kepada penulis novel “Hijabers In
Love” yaitu Oka Aurora dan beberapa narasumber (pembaca) terkait konteks
sosial, maka pada bab ini peneliti ingin memaparkan kesimpulan berdasarkan
rumusan masalah yang sebelumnya. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Secara sistematik, teks tersebut telah memberikan makna sendiri dari
unsur tematik jilbab sendiri di novel “hijabers In Love” adalah perintah
dari Allah SWT., sebagai perlindungan untuk kita, bisa jadi ketika kita
sudah memakai hijab lama-lama akan merubah diri kita menjadi lebih baik
dari sebelumnya bisa dari segi pakaian ataupun dari segi akhlak. Dari segi
semantic latar sudah jelas, detailsudah jelas, maksud sudah jelas, pra-
anggapan sudah ada meskipun tidak dari dalil-dalil yang ada dalam al-
Qur’an. Dari segi sintaksis juga untuk bentuk kalimat, koherensi, dan kata
ganti juga sudah jelas tertera dalam novel tersebut. Secara stilistik ada
beberapa kata. Secara retoris teks tersebut juga tersusun dengan baik
dengan adanya unsur grafis, metafora, dan ekspresi sebagai penekanan
dalam teks tersebut.
2. Berdasarkan kognisi sosial, Oka Aurora memberikan pandangan bahwa
berhijab adalah salah satu perintah Allah SWT. untuk umatnya yaitu para
wanita muslimah. Akan tetapi, Oka Aurora juga memberikan pendapatnya
75
apabila kita memilih untuk berhijab kita sudah tau bagaimana
konsekuensinya dan seharusnya ketika kita sudah memakai hijab kita
diharapkan untuk merubah taqwa menjadi lebih baik lagi dari yang lalu.
3. Berdasarkan konteks sosial, hijab merupakan perintah dari Allah SWT.
yang tidak bisa kita ganggu gugat, kita harus menurut apa yang Allah
SWT. telah perintahkan. Mungkin banyak yang beralasan apabila mereka
memakai hijab aktifitas mereka terganggu, panas, tidak mau ribet, dan lain
hal tetapi sekarang sudah banyak jenis-jenis hijab dan itu sesuai dengan
kebutuhan jadi kita tidak usah ragu lagi untuk memakainya apalagi kita tau
memakai hijab itu hukumnya wajib.
B. Saran
Berdasarkan penelitian mengenai Analisis Wacana Hijab dalam novel
“Hijabers In Love” karya Oka Aurora, maka peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut:
1. Kepada Perempuan muslimah lebih memahami arti hijab itu sendiri. Dan
juga bagi yang belum berhijab agar bisa berhijab nantinya karena kita
sudah mengetahui bahwa berhijab adalah perintah Allah SWT.
2. Kepada masyarakat khusunya remaja hendaknya membaca novel
“Hijabers In Love” agar lebih memahami tentang berhijab itu sendiri. Dan
di novel itu tidak hanya memberikan pelajaran tentang hijab tetapi banyak
pelajaran lainnya yang dapat kita ambil.
3. Kepada penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk kedepannya agar lebih
banyak mengeluarkan karya yang berhubungan dengan berhijab bagi
76
wanita ataupun remaja. Hal ini guna meningkatkan kesadaran untuk
berhijab bagi wanita muslimah.
77
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Tia Agnes. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan
Di Simpang Kraft” Di Majalah Pantau. Jakarta: UIN Jakarta, 2011.
Badara, Aris. Analisis Wacana, Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana
Media. Jakarta: Kencana, 2007.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Teks Media. Yogyakarta: Lkis, 2006.
Fikriyani, Hasna. Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Novel “Ada Surga Di
Rumahmu” Karya Oka Aurora. Jakarta: UIN Jakarta, 2016.
Gunarsih, Suci Gusti. Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel “Rumah
Tanpa Jendela” Karya Asma Nadia. Jakarta: UIN Jakarta, 2014.
Hikmat, Mahi M. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan
Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Shihab, M. Quraish. Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah. Tangerang: Lentera Hati,
2009.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati, 2009.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Soebachan, Agustina. 4 Hari Mahir Menulis Artikel, Cerpen, Novel, Skripsi.
Yogyakarta: Syura Media Utama, 2014.
http://kbbi.web.id/analisis
http://kbbi.web.id/hijab
http://masagussss.blogspot.co.id/2014/10/perbedaan-sinopsis-blurb-dan-
resensi.html
http://ragambahasakita.blogspot.com/2016/05/pengertian-nilai-moral-dalam-
karya.html
http://www.duniaislam.org/02/02/2015/perbedaan-hijab-jilbab-khimar-dan-
kerudung/
78
https://id.wikipedia.org/wiki/Hijabers_in_Love
https://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html
https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/19/8-delapan-hal-keutamaan-
dalam-berjilbabhijab/
Wawancara dengan Asy-Syifaa Halimatusa’diah. Pembaca dari novel Hijabers In
Love. 12 Juli 2017 pukul 18:20 WIB
Wawancara dengan Luckty Giyan Sukarno. Pembaca dari novel Hijabers In Love.
14 Juni 2017 pukul 21:29 WIB.
Wawancara dengan Oka Aurora. Penulis novel Hijabers In Love. 16 juni 2017
pukul 10.00 WIB.
Wawancara dengan Yuki Hikari . Pembaca dari novel Hijabers In Love. 2 Juli
2017 pukul 20:13 WIB.
Wawancara denganNikmatun Aliyah Salsabila. Pembaca dari novel Hijabers In
Love. 16 Juni 2017 pukul 16:41 WIB.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Oka Aurora
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan: Penulis Novel Hijabers In Love
1. Penanya: Bagaimana awal terjun ke dunia penulisan scenario dan
novel?
Narasumber: Jadi aku awalnya kerja memang aku bukan dari dunia
kepenulisan kemudian waktu kuliah aku sama ayah lumayan deket ayah
maunya aku masuk bidang eksakta jadi walaupun aku pingin masuk
psikologi sastra gak dikasih jadi akhirnya aku masuk teknik akhirnya
luluslah FTUI terus selama kuliah aku udah merasa nih ini bukan
tempatku tapi tetep aja kerja waktu itu sekian belas tahun akhirnya aku
dicari passionnya apa jadi sempet diskusi akhirnya ketemu silaturahmi
sama temen smp rupanya dia penulis scenario namanya Titi Watimena
mungkin kamu kenal penulis di bawah lindungan kabah, negeri van oranje
terus itu adik kelas jadi aku bilang “aku mau dong belajar sama kamu”
dikasih ijin belajar privat lalu dari situ aku memulai karir sebagai penulis
scenario karena dari awal gak terlalu pengin nulis novel sebenernya jadi
nulis novel itu cuma diminta aja sama produsernya “tolong dong ditulis
novelnya sekalian” Cuma sebagai pilihan karir aku gak terlalu suka lebih
suka penulis scenario jadi dari situ awalnya.
2. P: Lebih enjoy menulis scenario atau novel?
N: Heem aku lebih suka menulis scenario walaupun itu scenario ftv gitu ya
tetep lebih enak menulis scenario.
3. P: Apa yang melatarbelakangi penulisan novel Hijabers In Love?
N: Karena filmnya sudah ada maksudnya skenarionya sudah ada jadi aku
sama sahabat namanya Ichwan Persada produsernya dia bilang “tolong
kamu tulisin novelnya sekalian” aku pikir gak apa-apa toh aku yang
memang punya ceritanya Cuma aku merasa novelnya gak seberkembang
novelku yang sebelumnya pertama waktunya terbatas kedua kayaknya
bahannya terbatas jadi intinya novelisasi scenario ini gak terlalu
berkembang sebetulnya jadi itu yang melatarbelakangi karena diminta.
4. P: Tujuan mengadaptasi scenario film Hijabers In Love menjadi
sebuah novel?
N: Kalau aku awalnya karena kalau mau jujur niatnya untuk promo setiap
naskah scenario yang dipindahkan ke novel pasti tujuannya untuk promo
jadi aku bantuin niat promonya kalau misinya sendiri kenapa menulis
novel itu karena aku merasa filmnya terbatas panjang usianya begitu
selesai tayang di bioskop ya sudah selesai paling nanti ada nobar tapi kan
terbatas sedangkan novel itu luas jangkauannya.
5. P: Dari keterangan di novel, novel ini terinspirasi dari cerita asli
Ichwan Persada yaitu produser film. Lantas sejauh mana kesamaan
cerita di novel dan di film?
N: Nah itu, jadi karena saya merasa bahannya terbatas bisa dibilang
pemindahannya ke novel mirip sekali cenderung plek plek malah jadi
harusnya kalau saya memiliki waktu lebih banyak mungkin saya akan
eksplor hidupnya tiga tokoh utama lebih dalam jadi tidak hanya hidup
ketiganya tapi eksplor bapaknya seperti apa, ibunya seperti apa jadi waktu
itu memang terbatas mengejar lebaran sehingga akhirnya cenderung
terburu-buru sebetulnya penulisannya jadi gak terlalu berkembang banyak
kalau yang ideal itu menulis novel yang dikembangkan dari scenario
sebetulnya harusnya dikembangkan lebih banyak. Pernah nonton 12 menit
gak? Jadi 12 menit itu film saya yang berkisah tentang marching band
yang pertama kali dinovelkan itu berkembang cukup banyak dibandingkan
naskah aslinya saya punya waktu cukup lama untuk eksplor semua
karakternya jadi banyak sub-plotnya sedangkan ini bisa dibilang hampir
mirip dengan filmnya
6. P: Tidak ada penambahan cerita?
N: Penambahan tidak terlalu banyak tidak signifikan antara jalan cerita
gak terlalu banyak yang berubah jadi bisa dibilang hampir sama.
7. P: Berapa lama proses penulisan novel?
N: Waktu itu sudah sama editing kalau tidak salah sekitar dua bulan jadi
cukup cepat penulisan sebulan bolak-balik sama editor sekitar sebulan
sampai terbit jadi cepet banget malah saya ingat waktu itu saya lagi di luar
kota diuber-uber sama editor karena sudah harus naik cetak jadi waktu itu
harus revisi apa gitu dan memang kurang apa ya kasian sih ceritanya
kurang didalami lagi.
8. P: Bagaimana keterlibatan Ichwan Persada dalam proses penulisan
novel?
N: Karena ide cerita dari beliau lalu saya kembangkan saya ubah sedikit-
sedikit jadilah cerita baru setelah disetujui jadilah naskah scenario lalu jadi
novel pada saat itu posisinya beliau sebagai produser lebih kepada
menyetujui hak novelisasinya karena kan urusan ini harus berhubungan
dengan produser tandatangan kontraknya dengan produser jadi beliau lebih
kepada menyetujui hak novelisasinya.
9. P: Selain waktunya singkat, apa saja hambatan selama proses
penulisan novel?
N: Hambatannya saya waktu itu kalau berhubungan sama cerita mungkin
saya merasa kurang… begini saya baru sadar belakangan ini bahwa ketika
menulis novel kita harus kenal betul dengan tokoh-tokoh kita dan teori kita
dengan tokoh-tokoh kita karena kalau tidak kita akan sulit
menceritakannya. Kenapa saya bisa menjadikan 12 menit menjadi novel
yang 400-an halaman karena saya jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya,
terikat segala emosi saya dengan tokoh-tokohnya sedangkan dengan
hijabers in love pada saat itu saya akhirnya memilih ya sudahlah segini aja
emosi saya dan itu adalah kesalahan yang cukup fatal. Hambatannya
adalah itu mungkin saya kurang apa ya bukan kurang peduli tetapi
seharusnya saya bisa jauh lebih peduli sama tokoh-tokoh saya ketimbang
tingkat kepeduliannya waktu itu harusnya begitu itu hambatan utamanya
kalau itu sudah jatuh cinta, kita kenal betul dia siapa, kita tau hobbynya
apa, gitu-gitu pasti kita akan bersemangat bercerita tentang dia kita akan
detail menceritakannya tapi karena tidak itu lah akibatnya novelnya jadi
seadanya saya menganggapnya karya yang seadanya.
10. P: Kenapa memilih Gramedia Pustaka Utama sebagai penerbit?
N: Waktu itu memang saya diminta sama Gramedia jadi waktu Gramedia
tau hijabers in Love akan tayang terus dengar akan dinovelkan mbak Mei
waktu itu langsung kontak teman yang kebetulan kenal saya sama-sama
penulis scenario lalu kontak saya diberikan kepada Mbak Mei yasudah
langsung berhubungan jadi lebih karena penawar utamanya adalah
Gramedia. Kalau waktu itu Gramedia tidak menawar saya sudah ada
penerbit yang cukup dekat tetapi karena Gramedia menawar duluan jadi
saya berikan ke Gramedia.
11. P: Biasanya novel adaptasi dari film harus mendapat tawaran
dahulu?
N: Tergantung kontennya, kadang ada juga kayak kemarin film saya juga
dengan produser yang sama tetapi karena ini terlalu budaya lokal dianggap
tidak bisa menafsirkan penjualannya jadi tidak tertarik. Jadi tergantung
konten sebetulnya.
12. P: Konsep hijab menurut Kakak?
N: Gini, tapi ini pendapat saya pribadi ya hijab itu betul ada perintahnya di
al-Qur’an tapi perlu disampaikan juga pemahaman saya tentang al-Qur’an
itu bahwa setiap ayatnya itu memiliki makna yang berlapis-lapis jadi
menurut saya apabila kita memakai hijab seharusnya dibarengi dengan
perubahan taqwa.
13. P: Bagaimana pandangan hijab saat ini menurut kakak?
N: Mengikuti fashion saat ini tidak salah terutama wanita ingin cantik
pada akhirnya hakikat berhijabnya salah atau tidak. Pada saat-saat tertentu
ada kita ingin lebih dengan niat untuk menghargai.
14. P: Menurut kakak bagaimana gambaran tentang hijab di novel?
N: Novel ini sebetulnya ceritanya tentang Annisa yang baru pakai hijab
lalu harus berubah sikap kesannya sebetulnya itu kita menggunakan
idetitas sebuah kaum otomatis kita harus beradaptasi dengan kultur di
kaum itu kalau identitas berhijab adalah dibarengi dengan perubahan
taqwa, perbaikan akhlak ya memang kita harus ada konsekuensinya. Sama
kalau kita jadi orang Indonesia harus ada tata karma yang harus dipenuhi
jadi sebetulnya lebih kepada tentang konsekuensi menggunakan hijab.
15. P: Apakah kakak pernah mendengar relaita dari cerita dan tokoh di
novel ini?
N: Banyak tidak sih? Dia berhijab lalu membatasi dirinya dengan berbagai
hal, kaku dengan teman-teman, merasa lebih tinggi, merasa lebih baik itu
contohnya siapa temennya Annisa? Jelita dengan seperti itu merasa lebih
baik dengan caraya sendiri dia merasa lebih baik walaupun dia tidak
menunjukkannya secara harfiah tidak menjelek-jelekkan tapi saya
menggambarkan Jelita sebagai anak yang lebih tinggi yang lebih jauh
tingkat spiritualnya daripada teman-temannya. Sedangkan Annisa setelah
berhijab dia merasa tidak pantas selalu ada yang tidak pas dengan gue nih
dia tau itu wajib dengan tanda kutip padahal tidak ada yang memaksanya
untuk memakai jadi saya melihatnya itu banyak di sekitar kita.
16. P: Pelajaran apa yang bisa diambil setelah membaca novel?
N: Yang pertama kita memutuskan sesuatu harus benar-benar siap
konsekuensinya dan yang kedua memakai hijab harus dibarengi dengan
perubahan taqwa menurut saya sih itu karena bagaimanapun identitas
sebuah kaum dilihat dari fisiknya untuk menghindari fitnah memang ahrus
dibarengi dengan perubahan taqwa.
17. P: Harapan untuk pembaca novel?
N: Banyak gak sih yang baca novelnya? Kayaknya gak banyak juga deh.
Harapannya adalah agar bisa memilih apapun harus dengan kesadaran.
Wawancara dengan narasumber dilakukan pada Jum’at, 16 Juni 2017
Pukul 10:00 WIB
di kediaman narasumber.
(Aanisa Natasya Wulandari) (Oka Aurora)
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Asy-Syifaa Halimatusa’diah
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan: Pembaca Novel Hijabers In Love
1. Penanya: Mengapa anda tertarik untuk membaca novel hijabers in
love?
Narasumber: Jadi sebenernya buat novel hijabers in love ini sendiri aku
dapat dari penulisnya waktu itu. Waktu itu aku dapetnya sebelum filmnya
tayang tapi kayak mendekati menjelang filmnya akan segera ditayangkan
di bioskop dan kayaknya penasaran ceritanya bakal seperti apa. Apa lagi
yang main Andania Suri sama siapa itu aku waktu itu lupa dan ceritanya
memang kayak deket banget sama keseharian remaja karena aku waktu
baca masih SMA dan itu mungkin karena ceritanya dan dapet langsung
dari penulisnya.
2. P: Apa pendapat anda tentang novel hijabers in love?
N: Setelah baca novel hijabers in love sendiri aku merasa seneng karena
intrik cerita yang disajikan penulisnya gak beneran tentang cinta-cintaan
melulu ada ilmu yang didapat jadi isinya ada tiga yang bisa aku garis
bawahi pertama adalah soal kewajiban seorang perempuan khususnya dan
laki-laki juga ketika dia sudah baligh untuk menutup auratnya terutama
kalau perempuan pakai hijab dalam artian seperti kerudung apalagikan di
ceritakan bahwa tokoh utama sorry aku lupa lagi siapa nama-namanya dia
itu tomboy tapi karena kesemsem sama si ketua rohis dia jadi mau pakai
kerudung padahal sebenernya niat untuk menutup aurat itu gak harus
karena manusia tapi lebih kepada kewajiban kita kepada Allah SWT. Itu
yang pertama adalah soal perintah agama. Yang kedua adalah soal
pendidikan ada disitu nyeritain soal keluarganya tokoh utama yang apa ya
ngedukung, orang tuanya ngedukung banget tentang keinginan dari tokoh
utama buat ngelanjutin sekolah di luar negeri. Dan yang ketiga adalah
kisah cinta-cintaannya anak SMA tapi pada akhirnya semuanya diramu
sama penulisnya dengan apik jadi gak timpang sebelah dan enak aja
dibacanya apalagi kalau untuk anak SMA yang lagi candu-candunya kayak
baca novel-novel yang agak mendrama sedikit tapi tetap kayak merasa
dekat sama keseharian dia.
3. P: Menurut anda apa hal menarik yang terdapat pada novel Hijabers
In Love?
N: Ini agak kejawab di pertanyaan nomor dua tapi gak apa-apa. Hal
menarik yang ada di novel Hijabers In Love setelah baca itu sendiri
pertama karena latar ceritanya yang memang dekat dengan kehidupan anak
sekolahan jadi cocok banget buat dibaca anak SMP dan SMA selain itu
juga penulisnya menyajikan sisipan-sisipan pesan moral yang penting dan
tidak merasa digurui contoh yang ditemukan soal berhijab bahwa itu
adalah perintah dari Allah SWT. yang memang ditujukan untuk
perempuan yang sudah baligh dan apalagi itu sudah tercantum di dalam al-
Qur’an. Selain itu aku nemuin soal pengharapan soal cinta kepada manusia
seharusnya tidak lebih dari cinta kepada sang pencipta Allah SWT. bahwa
untuk mencinta itu harusnya seikhlas itu gak harus apa ya maksudnya gak
harus menginginkan suatu balasan istilahnya walaupun memang kalau
dipikir-pikir secara nalar manusia kayaknya gimana gitu tapi kalau dipikir-
pikir lagi sebenernya memang kalau kita sudah cinta sama penciptanya
yang diciptakan akan dengan gampang. Sebenarnya ada quotes-quotes
yang aku highlight dari buku-bukunya yang aku letakkan di blog itu sudah
bisa ngewakilin hal menarik apa aja yang ada di novel ini. Apalagi tentang
persahabatannya juga ada terus tentang hubungan si tokoh utama dengan
keluarganya juga ada dan tentang kisah cinta yang dihadapi anak-anak
sekolahan.
4. P: Bagaimana konsep hijab menurut anda?
N: Sebenernya kalau untuk konsep hijab itu sendiri udah benar-benar
tercantum di dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 bahwa Allah
berfirman dan memerintahkan kepada nabi untuk meminta kepada istri-
istrinya, anak-anaknya, dan semua perempuan untuk mengulurkan
jilbabnya agar dapat menjaga pandangan dan menjadi kebaikan buat orang
yang memakai hijab itu sendiri. Menurut aku sendiri melihat realita
lingkungan sekarang dimana aku dikampus dengan keragaman yang luar
biasa kalau menemukan teman-teman muslimah yang sudah berhijab dan
hijabnya itu ada yang masih biasa aja kemudian yang memang menutup
atau syar’i sekali sampai pakai cadar, burqa atau bahkan ada juga yang
memang belum berhijab atau pernah berhijab lalu kemudian lepas-lepasan.
Jadi melihat kondisi realita yang ada disekitar aku sendiri seperti itu aku
berpikir bahwa hijab itu memang suatu kewajiban yang artinya kalau
dilaksanakan dia bakal dapat pahala kalau tidak jadinya dapat dosa tapi
untuk eksekusinya balik lagi ke pribadi masing-masing. Mungkin bukan
masalah gak berhijabnya tapi masalah waktunya kadang orang suka mikir-
mikir dulu dan sebagainya. Jadi berhijab itu memang kewajiban dan itu
bukan permintaan dari orang tua atau dari guru disekolah tapi memang
perintah dari Allah SWT. dan memang ada di firmanNya jadi
sederhananya adalah konsep hijab itu sendiri hijab dalam bahasa artinya
batas artinya bisa menjadi batas seorang perempuan terhadap suatu hal
yang memungkinkan dirinya masuk ke keadaan yang tidak terpuji. Hijab
itu tidak akan membatasimu tetapi dia akan jadi batas terhadap suatu hal-
hal yang tidak baik.
5. P:Apa pandangan anda tentang hijab saat ini?
N: Kalau yang aku lihat dari hijab saat ini dulu mungkin orang-orang
berpikir bahwa hijab itu semacam style yang norak banget. Maksudnya
cuma rata-rata anak pesantren atau ibu-ibu pengajian yang pakai. Tapi,
kalau sekarang sudah marak bahkan sampai ada komunitas hijabers segala
itu menunjukkan bahwa hijab itu memang berkembang mengikuti
perkembangan jaman dan sebenernya semoga sesuai syariat juga soalnya
paling dulu kita tau hijab itu langsung gitu belum ada rabbani-rabbani atau
kalau gak kerudung segi empat yang dilipat jadi segitiga dan pakai peniti
udah gitu aja kan kalau sekarang banyak macam-macamnya ada pashmina,
ada syal, ada yang instan segala macam sekarang itu nandain bahwa
orang-orang membutuhkan hijab walaupun mungkin awalnya mereka
pakai karena ikut-ikutan trend misalkan atau karena orang-orang disekitar
mulai berhijab terus kayaknya kelihatan lebih cantik walaupun memang
aku rasa orang-orang yang berhijab itu pasti lebih cantik dibandingkan
kalau dia tidak memakai hijab meskipun misalkan who knows alasan dia
awalnya apa tapi itu nandain bahwa hijab itu bisa banget disesuaikan
dengan keseharian kita ya buktinya banyak perkembangan hijab sekarang
dengan jenisnya yang macam-macam dan sebagainya. Kayaknya kalau
orang-orang yang masih berfikiran bahwa hijab itu norak dan sebagainya
mungkin dia belum tau aja bahwa koleksi-koleksinya Dian Pelangi terus
Ria Miranda ternyata bagus-bagus.
6. P: Apa gambaran tentang hijab di dalam novel dan menurut anda
bagaimana tanggapan mengenai hijab yang digambarkan di dalam
novel?
N: Jadi di dalam novelnya penulis cukup banyak menyentuh cerita perihal
berhijab itu sendiri. Ada satu highlight yang aku tulis juga di blog soal
bahwa berhijab itu adalah bentuk penghambaan seorang manusia kepada
Allah SWT. dengan berhijab kamu ini membuktikan bahwa kecantikan
seorang perempuan hanya ditujukan untuk menggapai ridho Allah SWT.
dan laki-laki yang juga diridhoi Allah SWT. dalam hal ini seorang suami.
Tanggapanku sendiri penulis dengan apik menata kalimat-kalimat tersebut
dan tersirat artinya tidak benar-benar strict banget bahwa gimana ya tokoh
utamanya harus berhijab tapi jadinya pembaca tidak merasa digurui karena
penulis pembawaannya sama-sama belajar. Sama-sama ngingetin ke
pembacanya buat belajar berhijab dengan lebih baik. Soal tanggapan
bahwa berhijab itu adalah hanya untuk menggapai ridho Allah SWT.
karena seperti yang aku bilang utnuk menunaikan perintah memang
diturunkan langsung dan tercantum di dalam al-Qur’an bahwa berhjab itu
seharusnya tidak untuk alasan-alasan yang sifatnya terlalu duniawi
contohnya berhijab karena ingin diperhatikan seseorang terutama lawan
jenis, berhijab karena apa gitu seharusnya gak boleh kayak gitu tapi
kalaupun misalkan niat pertama waktu berhijab agak keliru agak
menyimpang tapi lama-lama seseorang itu bisa jadi lebih baik berkat
hijabnya bisa dimaafkan dan niat itu pasti diupgrade bahkan mengupgrade
dengan sendirinya bahwa ternyata niat awal untuk berhijab memang salah
tapi berkat berhijab karena bisa lebih baik pasti dia juga sadar untuk
menyatakan dirinya berhijab hanya untuk mendapat ridho Allah SWT.
7. P: Apakah cerita atau tokoh di dalam novel tersebut sesuai dengan
realita yang pernah anda alami atau di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia?
N: Aku sendiri kalau ngebandingin cerita didalam novel tersebut dengan
yang aku alami gimana ya kayaknya gak. Aku gak pernah benar-benar
berniat untuk melakukan sesuatu yang bukan kebiasaanku karena untuk
menarik perhatian seseorang misalkan ketua rohis tapi kalau dibandingkan
dengan kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya gak tau sih
mungkin aja memang terjadi tapi kasusnya misal dalam berhijab tapi
sudah meningkat misalkan jadi hafidzah Qur’an. Jadi penghapal al-Qur’an
misalkan karena imam suatu masjid ganteng berniat menghafalkan Qur’an
juga tapi supaya katanya untuk memantaskan diri supaya mendapat jodoh
yang gitu juga. Padahal seharusnya kan tidak boleh gitu pada akhirnya
segala kebaikan itu tidak untuk mengharapkan perhatian dari orang lain
teruntuk dibuat pamer dan sebagainya tapi kembali lagi untuk menggapai
ridho Allah SWT.
8. P: Apakah setelah membaca novel ini anda mendapat pengetahuan
baru mengenai hijab dan apakah anda mendapat inspirasi dari novel
Hijabers In Love?
N: Sebenarnya kalau dibilang pengetahuan baru bukan bermaksud
sombong atau bagaimana beberapa insight yang baru sudah aku dapatkan
dari referensi lainnya dari al-Qur’an, dari buku bacaan agama, dan
sebagainya. Gak murni dari novel, tapi kalau misalkan semacam kalimat-
kalimat yang meneduhkan bisa dibilang gitu ada cukup banyak tersebar di
dalam novel ini. Jadi istilahnya kutipan-kutipan yang bisa kita katakan
kepada teman contohnya orang yang kita kenal untuk ngajak berhijab
enaknya kayak gimana karena kalau di novel kayak bagus aja kalau kata-
katanya. Kalau untuk inspirasi dari novel Hijabers In Love ini paling
karena diceritakan bahwa Annisa, si tokoh utama dapat beasiswa sekolah
di luar negeri sebenarnya inspirasinya bukan kepada hijabnya tapi tentang
semangat buat mengejar cita-citanya karena disitu mungkin agak spoiler
juga karena ceritanya disitu kebimbangan Annisa antara memilih sekolah
di luar negeri atau ngelanjutin sekolahnya di Indonesia tapi kayak masih
dekat sama ketua rohisnya Ananda. Paling inspirasinya itu semangat
menggapai cita-cita karena itu yang aku suka.
9. P: Apa yang anda rasakan setelah membaca novel tersebut? Adakah
perubahan kognisi, afeksi, dan psikomotorik?
N: Sebenernya setelah membaca novel ini gak ada perasaan yang aneh-
aneh gimana paling seneng aja karena endingnya seperti dugaan di awal
tidak terlalu mengecewakan juga walaupun penutup ending yang bagus
gitu gak bikin greget, gak mempertanyakan kenapa endingnya harus begini
atau harus begitu. Cuma cerita-cerita soal berhijab yang disentuh oleh
penulisnya meski secara tersirat itu bikin menenangkan karena kupikir
kalau misalkan aku yang baca yang pada saat itu aku sudah berhijab itu
cukup bagus apalagi buat pembaca yang saat itu belum berhijab kemudian
nonton filmnya, baca bukunya itu bisa jadi salah satu jalan yang efektif
untuk mengajak pembaca atau penikmat karya tersebut supaya ngajak
lebih banyak orang lagi untuk berhijab.
Wawancara dengan narasumber dilakukan pada Rabu, 12 Juli 2017 Pukul
18:20 WIB
Melalui telepon.
(Aanisa Natasya Wulandari) (Asy-Syifaa Halimatusa’diah)
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Luckty Giyan Sukarno
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan: Pembaca Novel Hijabers In Love
1. Penanya: Mengapa Anda tertarik untuk Membaca Novel Hijabers In
Love karya Oka Aurora?
Narasumber: Temanya teenlit/ remaja. Merupakan tema yang erat dengan
kehidupan sehari-hari karena aku kerja di perpustakaan SMA, yang artinya
pemustaka yang datang ke perpustaaan adalah remaja-remaja belasan
tahun
2. P: Apa pendapat Anda tentang Novel Hijabers In Love?
N: Menyambung dari jawaban di pertanyaan pertama, novel ini seperti
realita dalam kehidupan remaja. Ada yang seperti Annisa, Jelita, bahkan
Ananda. Jadi penulis memotret kehidupan para remaja sekarang ini,
tentunya dengan balutan islami.
3. P: Menurut Anda apa hal menarik yang terdapat pada Novel
Hijabers In Love?
N: Novel ini mengemas cerita islami tanpa terkesan menggurui. Tokoh
utama tidak dibuat sempurna. Tapi lewat beberapa tokoh utamanya banyak
pesan moral yang bisa kita ambil dan bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama untuk remaja.
4. P: Bagaimana konsep hijab menurut Anda?
N: Hijab bukan perkara suka atau tidak suka. Bukan juga tuntutan ataupun
paksaan. Hijab menurut Islam bagi perempuan sudah merupakan
kewajiban dan kebutuhan. Seperti makan, hijab bukan lagi karena orang
lain, tapi karena kewajiban untuk diri sendiri.
5. P: Apa pandangan Anda tentang hijab saat ini?
N: Sekarang ini hijab lebih meluas dibandingkan zaman dulu.
Perbandingannya, zaman aku sekolah, yang berhijab masih bisa dihitung
dengan jari, itupun memang benar-benar berhijab dari hati, bukan sekedar
tren. Sekarang, ketika aku kerja di sekolah, meski bukan sekolah berbasis
Islam (sekolah negeri biasa), dan tidak ada paksaan siswi berhijab, tapi
90% mengenakan hijab. Mungkin awalnya karena ikut-ikutan teman, atau
tren. Tapi makin lama mereka akhirnya bisa berhijab dari hati. Semua
butuh proses.
6. P: Apa gambaran tentang hijab di dalam Novel Hijabers In Love dan
menurut Anda bagaimana tanggapan mengenai hijab yang
digambarkan dalam Novel Hijabers In Love?
N: Pandangan hijab dalam buku ini ditekankan pada kehidupan sehari-
hari, terutama dua tokoh utamanya; Annisa dan Jelita. Kewajiban hijab
pun disisipkan tanpa kalimat yang terkesan menggurui.
7. P: Apakah cerita atau tokoh di dalam Novel Hijabers In Love
tersebut sesuai dengan realitas yang pernah Anda alami atau di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia?
N: Seperti di jawaban nomer dua, cerita atau masalah para tokoh di novel
ini seperti kehidupan sehari-hari. Seperti Annisa yang awalnya tomboy
banget kemudian berhijab meski awalnya hanya untuk dilihat Ananda.
Dulu punya banget murid kayak Annisa ini. Kalau untuk tokoh Jelita
maupun Ananda, banyak sekali kita temukan dalam kehidupan remaja.
8. P: Apakah setelah membaca Novel Hijabers In Love anda mendapat
pengetahuan baru mengenai Hijab dan apakah Anda mendapat
inspirasi dari Novel Hijabers In Love?
N: Salah satu inspirasi dari novel ini adalah bahwa berhijab bisa dari mana
saja. Contohnya Annisa yang awalnya mengenakan hijab dengan hanya
melihat tutorial di youtube. Berhijab tidak lagi dikaitkan dengan
ketinggalan zaman ataupun ribet. Hijab bisa mudah bisa dilakukan siapa
saja. Bisa dikreasikan dengan tanpa mengurangi makna dari hijab itu
tersendiri; menjulur ke bawah dan tidak membentuk lekuk tubuh.
9. P: Apa yang Anda rasakan setelah membaca novel tersebut? Adakah
perubahan kognisi, afeksi, atau psikomotorik?
N: Mungkin karena aku sudah melewati masa remaja, jadi nggak begitu
ngaruh ke kehidupan pribadi. Tapi abis baca buku ini, bisa
merekomendasikan buku ini kepada siswa-siswi di sekolah. Dan banyak
yang tertarik untuk membaca buku ini, tak jarang ada yang merasa dirinya
seperti tokoh di buku ini.
Wawancara dengan narasumber dilakukan pada Rabu, 14 Juni 2017 pukul
21:29 WIB.
Melalui email.
(Aanisa Natasya Wulandari) (Luckty Giyan Sukarno)
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Nikmatun Aliyah Salsabila
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan: Pembaca Novel Hijabers In Love
1. Penanya: Mengapa Anda tertarik untuk Membaca Novel Hijabers In
Love karya Oka Aurora?
Narasumber: Waktu itu saya lihat acara roadshow promosi film dan
bukunya, dan saya jadi tertarik untuk membaca bukunya setelah melihat
sinopsisnya. Saya merasa itu “gue banget” gitu.
2. P: Apa pendapat Anda tentang Novel Hijabers In Love?
N: Hmmm. Novelnya ringan untuk dibaca, kalau saya pribadi memang
lebih suka novel yang bahasanya ringan-ringan begitu. Lalu, temanya
dekat dengan yang terjadi saat itu. Hijabers mulai menjamur, dan
sebenarnya bisa dibilang motivasi untuk memakai hijab bisa dari hal-hal
seperti itu.
3. P: Menurut Anda apa hal menarik yang terdapat pada Novel
Hijabers In Love?
N: Karena merasa “gue banget” itu tadi. Dulu saya sama-sama terjebak di
Rohis, suka sama kakak rohis juga. Ahahaha. Terus si penulis menuliskan
ceritanya enak gitu, banyak kalimat yang menarik juga sih, saya suka.
4. P: Bagaimana konsep hijab menurut Anda?
N: Hmm. Berhijab merupakan kewajiban bagi perempuan. Sebenarnya
siap nggak siap, harus disiap-siapin. Kadang kita dengar banyak alasan
klasik, seperti hijabin hatinya dulu lah, yang penting kelakuannya benar
lah, dan sebagainya. Yang sudah berhijab bukan berarti sudah benar
memang. Pasti membutuhkan banyak proses.
5. P: Apa pandangan Anda tentang hijab saat ini?
N: Wah, makin banyak yang memakai hijab. Mulai dari orang biasa
sampai artis-artis. Alhamdulillaah. Tapi kadang suka miris juga, karena
ada saja hal-hal negatif seiring dengan fenomena itu. Jilboobs lah,
pendapat pakai hijab tapi kelakuan tidak benar lah, dan sebagainya. Kalau
menurut saya sih ya berpikir positif saja, anggaplah itu sebagai sebuah
proses. Yang penting sudah ada niat menutup aurat.
Sekarang juga marak tuh kontes kecantikan buat yang khusus berhijab.
Orang-orang berhijab jadi ada ruang untuk berekspresi untuk hal-hal
seperti itu. Cuma menurut saya nggak bagus juga sih terlalu berlebihan...
Bisa bahaya kalau kecantikan perempuan terlalu diumbar, apalagi yang
berhijab kan.
6. P: Apa gambaran tentang hijab di dalam Novel Hijabers In Love dan
menurut Anda bagaimana tanggapan mengenai hijab yang
digambarkan dalam Novel Hijabers In Love?
N: Hmm kalau setangkap saya sih intinya di sana menjelaskan kalau
berhijab itu nggak membatasi kita untuk berekspresi, seperti main musik,
main basket, dan keluar negeri juga nggak masalah kok sebenarnya. Kalau
yakin dengan hijabnya, pasti nggak masalah ada di lingkungan minoritas
gitu. Terus, suka-sukaan hal yang wajar, hijabers boleh ngerasain juga
dong.
Dan memutuskan untuk berhijab sebenarnya memang nggak segampang
itu. Memang butuh pertimbangan banyak. Kesukaan kita akan sesuatu,
mikirin pandangan masyarakat kalau perempuan berhijab harus gini gitu,
serta memastikan lagi sebenarnya niat kita berhijab itu apa.
Gimana ya.. Sebenarnya nggak dalem-dalem banget deh seingat saya. Tapi
memang ya untuk berhijab harus diluruskan niatnya, nggak bisa karena
suka cowok terus demi dia jadi berhijab. Harusnya kan untuk Allah.
Duh, maaf yaa. Ini udah lama banget saya baca novelnya. Banyak yang
lupa.
7. P: Apakah cerita atau tokoh di dalam Novel Hijabers In Love
tersebut sesuai dengan realitas yang pernah Anda alami atau di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia?
N: Iya! Hal tersebut kayaknya banyak yang mengalami. Istilahnya mah
seburuk-buruknya orang, pasti ingin dapat pasangan yang sebaik-baiknya
gitu, kan? Duh, apalagi sekarang. Makin marak orang yang mengidolakan
sosok sholeh sholeha gitu. Entah itu hafidz yang terkenal lah, yang bacaan
Qur’annya menyejukkan hati lah, artis film religi lah.
8. P: Apakah setelah membaca Novel Hijabers In Love anda mendapat
pengetahuan baru mengenai Hijab dan apakah Anda mendapat
inspirasi dari Novel Hijabers In Love?
N: Hmm. Lebih ke urusan cintanya sih kalau saya. Haha. Tapi memang
semakin menyadarkan kalau berhijab bukan menjadi batasan. Lalu, kita
juga jangan pesimis gitu sama diri sendiri. Misal Annisa yang mikir kalau
Jelita lah yang bakal disukain sama Ananda karena Jelita lebih kalem dan
sebagainya. Tapi nyatanya Annisa yang disukai. Ya jadi diri sendiri aja
intinya. Eh, tapi bukan berarti jadi nggak berusaha untuk memperbaiki
diri, ya.
9. P: Apa yang Anda rasakan setelah membaca novel tersebut? Adakah
perubahan kognisi, afeksi, atau psikomotorik?
N: Yang saya rasakan setelah membaca novel ini? Senyam-senyum
sendiri! Haha. Bikin saya inget cerita lama.
Wawancara dengan narasumber dilakukan pada Jum’at, 16 Juni 2017
pukul 16:41 WIB.
Melalui Email.
(Aanisa Natasya Wulandari) (Nikmatun Aliyah Salsabila)
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Yuki Hikari
Jenis Kelamin: Perempuan
Jabatan: Pembaca Novel Hijabers In Love
1. Penanya: Mengapa Anda tertarik untuk Membaca Novel Hijabers In
Love karya Oka Aurora?
Narasumber: Sejujurnya saya asal pilih saja ketika akan membaca novel
ini. Kebetulan novel ini bisa dipinjam di perpus online iJakarta. Saya lihat
kavernya menarik terus mulai baca deh.
2. P: Apa pendapat Anda tentang Novel Hijabers In Love?
N: Sangat khas remaja. Secara novel ini juga diberi label teenlit. Biasanya
hal-hal yang menyangkut remaja ya soal pencarian jati diri. Di novel ini
juga sama. Tokoh utamanya masih bimbang dengan pilihannya. Apakah
lanjut berhijab karena seseorang apa benar-benar ingin mengikuti syariah
islam.
3. P: Menurut Anda apa hal menarik yang terdapat pada Novel
Hijabers In Love?
N: Saya suka cara penulis bercerita. Sama sekali nggak bikin bosen. Cara
penyampaiannya juga bagus. Pesan moralnya dapat banget, mengajak
remaja, khususnya remaja islam, untuk mengenakan hijab.
4. P: Bagaimana konsep hijab menurut Anda?
N: Konsep hijab dalam hal apa ya? Sehari-hari? Konsep hijab yang syar'i.
Sesuai tuntutan islam. Hijab yang menutup aurat.
5. P: Apa pandangan Anda tentang hijab saat ini?
N: Saat ini saya bukan tinggal di negara islam. Walau umumnya banyak
umat islam. Jadi, ya kebanyakan hijab saat ini jadinya bercampur dengan
hijab fashion. Orang-orang kadang cuman ikut-ikutan saja memakai hijab.
Tapi, menurutku juga ini bagus, daripada ikut-ikutan yang jelek.
6. P: Apa gambaran tentang hijab di dalam Novel Hijabers In Love dan
menurut Anda bagaimana tanggapan mengenai hijab yang
digambarkan dalam Novel Hijabers In Love?
N: Gambarannya sesuai. Umat Islam, khususnya wanita memang
diharuskan untuk berhijab. Karena di sini novel remaja, baik sekali dalam
mengajak remaja untuk berhijab. Namanya remaja, kalau dipaksa pasti
nggak bakalan mau.
7. P: Apakah cerita atau tokoh di dalam Novel Hijabers In Love
tersebut sesuai dengan realitas yang pernah Anda alami atau di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia?
N: Sesuai sekali. Karena saya juga dulu punya teman yang naksir anggota
rohis. Sama seperti tokob utama di novel ini. Ikut-ikutan berubah dengan
menggunakan hijab.
8. P: Apakah setelah membaca Novel Hijabers In Love anda mendapat
pengetahuan baru mengenai Hijab dan apakah Anda mendapat
inspirasi dari Novel Hijabers In Love?
N: Inspirasi dalam untuk isqomah memakai hijab.
9. P: Apa yang Anda rasakan setelah membaca novel tersebut? Adakah
perubahan kognisi, afeksi, atau psikomotorik?
N: Yang saya rasakan kepuasan. Karena novel ini bagus cara
penceritaannya. Selama ini alhamdulillah saya sudah memakai hijab jadi
dengan membaca novel ini semakin membuat saya istoqomah.
Wawancara dengan narasumber dilakukan pada Minggu, 2 Juli 2017 Pukul
20:13 WIB
Melalui Email
(Aanisa Natasya Wulandari) (Yuki Hikari)
DOKUMENTASI
Dengan Penulis Novel Hijabers In Love Oka Aurora