analisis wacana kritis tentang kekuasaan...

118
ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN DALAM NASKAH DRAMA KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA KARYA W. S. RENDRA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Muhammad Ihsan Fauzi NIM: 1113051000118 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 27-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN

DALAM NASKAH DRAMA KISAH PERJUANGAN SUKU

NAGA KARYA W. S. RENDRA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Muhammad Ihsan Fauzi

NIM: 1113051000118

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2020 M

Page 2: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN

DALAM NASKAⅡ DttA KISAIIPERJUANGAN SUKU

NAGA KARYA WoS.RENDRA

Skripsi

Dttukan Kcpada Fakultas 1lmu Dakwah dan 1lmu Komllnikasi

Untuk NIlemenuhi Pcrsyaratan Mempcrolch

Gelar Sttana SOSial(S.SOS)

Olch:

ⅣIuhallllllad lhsan Fauzi

NI市I:1113051000118

Drs,Masran,M.AgNIP.196012021995031001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILPIIU KOMUNIKASI

UNIVERSITASISLtt NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAⅡ JAKARTA

Pembimbing

1442111/2020 ⅣI

Page 3: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "ANALISIS WACANA KRITIS

TENTANG KEKUASAAI\ DALAM NASKAH DRAMA

KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA KARYA W. S.

RENDRA'' telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 27 Jnli 2020. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Tillll Sidang ⅣIunaqosyah

Ketua

Dr.Edi Amin,M.ANIP.197609082009011010

Sekrctaris

Mittachur Rosvidah,M.Pd.INIP.197207201999032002

PcngⅦ lI

Ade Rina Farida,M.SiNIP.197705132007012018

Pengtti ⅡUmi Musvarofah,MANIP.197108161997032002

Tanggal

′71出 M

′マ1ユkんガ `

21 x\^\ 1O2O

′つ佃j炒

Mengetahui,Dekan

Jakarta 27 Juli 2020

3301998031004

Page 4: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

LEMBAR PER}IYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Ihsan Fatzi

NIM :1113051000118

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis

Wacana Kritis Tentang Kekuasaan Dalam Naskah Drama

Kisah Perjuangan Suku Naga Karya W. S. Rendra adalah

benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiat

dalam penyusundnnya. Adapun kutipan yang ada dalam

penyusunan kwya ini telah saya cantumkan suber kutipannya

dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika

temyata dalam skripsi ini Sebagian atau seluruhnya merupakan

plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

ⅣIuhamrnad lhsan Fauzi

NINII:1113051000118

Jttarta,尊li 2020

Page 5: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

i

ABSTRAK

Muhammad Ihsan Fauzi

NIM: 111305100118

Analisis Wacana Kritis Tentang Kekuasaan dalam Naskah Drama

Kisah Perjuangan Suku Naga Karya W.S. Rendra

Drama menjadi cerminan dari kejadian nyata di

kehidupan. Naskah drama mengandung pesan yang berisi

sindiran sindiran. Naskah Drama Kisah Perjuangan Suku Naga

bercerita tentang Pemerintah Astinam yang korup dan represif

terhadap rakyatnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah

sebagai objek pembahasan skripsi ini yaitu, Bagaimana

penyampaian wacana kekuasaan ditampilkan dalam naskah

Drama Kisah Perjuangan Suku Naga dilihat dari level teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk, terdapat tiga tiga

level pembentuk wacana yakni teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial. Level teks melihat bagaimana struktur teks membentuk

wacana yang terdiri dari struktur makro, superstruktur, dan

struktur mikro. Kognisi sosial melihat bagaimana pembuat teks

memahami dan memaknai suatu peristiwa. Konteks sosial melihat

wacana yang berkembang di masyarakat.

Tema besar dalam naskah drama ini adalah kekuasaan,

demi pembangunan kota tambang pemerintahan Astinam

menggunakan kekuasaan koersif untuk menindak siapapun yang

menghalangi jalannya pembangunan. Kognisi sosial dalam

naskah ini menggamarkan kondisi yang terjadi pada

pemerintahan Soeharto. Dari segi konteks sosial dalam naskah

drama menguraikan bagaimana pejabat pemerintahan

menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.

Page 6: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirahiim

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap rasa

syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rida-Nya yang

memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan dan ilmu

pengetahuan hingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

skripsi, serta selalu memberi harapan kepada peneliti bahwa

selalu ada jalan keluar yang tak disangka- sangka ketika peneliti

merasa tersesat dan resah. Sholawat beserta salam senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi

teladan terbaik bagi manusia dan membawa cahaya di tengah

kegelapan jahiliyah.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti banyak

mendapat bantuan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Berbagai bantuan, baik berupa dukungan, motivasi maupun

arahan, sangat berharga bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Suparto, M,Ed., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Komunikasi.

2. Dr. Siti Napsiyah MSW sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

3. Dr. Sihabudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi dan Huhum Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi.

Page 7: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

iii

4. Dr. Cecep Castrawijaya, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

5. Dr. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

6. Dr. H. Edi Amin, M.A sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

7. Dr. Roudhonah, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Akademik

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan,

saran dan kritik yang membangun.

8. Drs. Masran, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang

senantiasa memberikan masukan-masukan dan nasihat dalam

proses pembuatan skripsi.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bagi peneliti.

Semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi peneliti

dalam menjalani kehidupan serta mejadi amal soleh bagi ibu

dan bapak sekalian.

10. Ibu Ken Zuraida telah berkenan menyediakan tempat dan

waktunya untuk berbincang mengenai masa lalu.

11. Zaky mubarok yang telah berkenan meminjamkan buku buku

reverensi sebagai referensi.

12. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu peneliti menjalani

kehidupan perkuliahan.

13. Orangtua peneliti, Papa Miftahulhadi dan Mama Winarti.

Terima kasih telah menjadi orangtua terbaik di dunia. Terima

kasih atas doa, kasih sayang, perjuangan, dukungan dan

Page 8: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

iv

pelukan yang telah diberikan. Semoga peneliti bisa

memberikan alasan bagi kalian untuk selalu bahagia dan

tersenyum.

14. Keluarga peneliti, Ahmad Subhi Mubarak dan Amalina

Khairunnisa Mumtaz yang telah menjadi adik yang baik bagi

peneliti. Terima kasih atas doa dan motivasinya.

15. Sahabat perjuangan University Studio jatuh bangun menjalani

kehidupan bersama sampai sekarang. Terima kasih telah

menguatkan dan menyemangati.

16. Teman-teman KPI tahun 2013 dan Terkhusus KPI C 2013.

Terima kasih atas segala canda tawa, bantuan, sapaan dan

perjuangannya selama ini.

17. Rekan-rekan DNK TV. Terima kasih telah menjadi rumah

yang menyenangkan dan mengedukasi bagi peneliti. Kalian

telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.

18. Berbagai pihak yang terlibat yang belum penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantu dalam kelancaran penulisan

skripsi ini.

Akhir penulis mengucapkan terima kasih dan memanjatkan

doa yang tulus untuk mereka tercinta, yang selalu ada disamping

penulis Ketika apapun keadaannya. Semoga Allah membalas

kebaikan yang telah diberikan.

Aamiin ya robbaal‟alamin.

Jakarta, 22 Juli 2020

Page 9: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

v

Daftar Isi

ABSTRAK .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................... ii

BAB I ...................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................. 4

C. Batasan Masalah ....................................................... 4

D. Rumusan Masalah ..................................................... 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 4

F. Review Kajian Terdahulu ........................................ 5

G. Metodelogi Penelitian................................................ 7

H. Pedoman Penulisan Skripsi .................................... 10

I. Sistematika Penulisan ............................................. 10

BAB II .................................................................................. 13

KAJIAN TEORITIS ........................................................... 13

A. Analisis Wacana ...................................................... 13 1. Pengertian Analisis Wacana .................................. 13

2. Analisis Wacana Kritis .......................................... 17

3. Analisis Model Teun A. Van Dijk ........................ 21

B. Ruang Lingkup Drama ........................................... 29 1. Pengertain Drama .................................................. 29

2. Karakteristrik Drama ............................................. 32

C. Tinjauan Umum Kekuasaan .................................. 37 1. Pengertian Kekuasaan ........................................... 37

BAB III ................................................................................. 44

GAMBARAN UMUM ........................................................ 44

A. Latar Belakang Penulisan Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga ........................................................................ 44

B. Isi Drama Kisah Perjuangan Suku Naga .............. 45

Page 10: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

vi

C. Tokoh dan Penokohan ............................................ 46

D. Biografi Penulis W.S. Rendra ................................ 46

BAB IV ................................................................................. 52

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................. 52

A. Observasi dan Dokumentasi .................................. 52

B. Wawancara .............................................................. 58

BAB V ................................................................................... 59

PEMBAHASAN .................................................................. 59

A. Wacana Kekuasaan dalam Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga ........................................................................ 59

B. Kognisi Sosial Naskah Drama Kisah Perjuangan Suku

Naga .................................................................................. 87

C. Konteks Sosial Naskah Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga ........................................................................ 90

BAB VI ................................................................................. 95

PENUTUP ............................................................................ 95 A. Simpulan ............................................................... 95

B. Implikasi .................................................................. 99

C. Saran ...................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 101

Lampiran ........................................................................... 105

Page 11: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum. Warga negaranya

memiliki kebebasan dalam berpendapat. Undang-Undang

Nomer 9 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 1 bahwa kemerdekaan

menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara

untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan

sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.1

Dalam kajian komunikasi menyampaikan pendapat

dilakukan melalui berbagai media. Everett M. Rogers (1986)

mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di

masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era

media cetak, era media telekomunikasi, dan era komunikasi

interaktif.2

Penyampaian pendapat masyarakat tradisional dari

mulut ke mulut. Seiring perkembangan zaman muncul tulisan

sehingga tercipta alat tulis seperti tinta dan kertas. Pada tahun

1 Dpr.go.id,”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998

Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum”,

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/467.pdf, (diakses pada 27

Oktober 2019) 2 Muhammad Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma,

dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana,

2011), h. 111.

Page 12: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

2

1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui

buku-buku Michael Faraday mampu menciptakan listrik yang

dikemudian hari menjadi sumber dari dunia elektronik.

Munculnya media elektronik sebagai inovasi baru, mengisi

kekurangan media cetak. Walaupun pada saat ini media

seperti televisi dan radio mengalami degradasi atas hadirnya

berbagai platform dari media internet atau media komunikasi

interaktif.

Dengan berbagai macam media tersebut, manusia

sangat dimudahkan untuk menyampaikan pendapat. Salah

satunya salah satunya melalui seni teater atau drama. Drama

merupakan media aktualisasi menyampaikan ide, gagasan,

maupun pemikiran. Menurut Melanie Budianta, dkk drama

merupakan kehidupan sehari-hari yang dipentaskan dengan

sistematis dan menarik.3

Dalam drama karya Rendra, tak jarang membahas

aspek sosial, budaya, politik, pendidikan, lingkungan dan lain

sebagainya. Salah satu karyanya yaitu Kisah Perjuangan Suku

Naga. Drama ini beberapa kali melakukan pentas di Jakarta,

Bandung, Surabaya, Jogyakarta. Drama yang rampung dibuat

tahun 1975 ini bercerita tentang sebuah negara yang memiliki

pemerintahan yang represif terhadap rakyat. Sehingga dalam

melaksanaan pementasannya mengalami perizinan yang sulit

dan mendapat pengawasan dari aparatur negara.

3Emzir, dkk, Tentang Sastra : Orkestrasi Teori dan Pembelajarannya,

(Yogyakarta: Garudhawaca,2018), h. 46.

Page 13: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

3

“baru bisa pentas di Jogja setelah dua tahun dari pementasan

di Jakarta. Belom tentu perizinan di Jakarta bisa, di Bandung

bisa, Surabaya bisa. Namanya situasional”4

Kendala perizinan pementasan Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga sangat sulit. Tahun 1975 pentas

pertama Kali di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada hari

Senin 26 Juli 1975 Jam 20.00 wib. Kala itu, ketua Dewan

Kesenian Jakarta Wahyu Sihombing menjadi jaminan dibawa

ke Komando Daerah Kepolisan selama pementasan. Di tahun

yang sama di susul pementasan di aula Universitas Padjajaran

dan Gedung Merdeka, Bandung. Selang dua tahun yaitu tahun

1977, baru bisa melakukan pentas di Sport Hall

Kridasono,Yogyakarta.

“ketika kami main di Surabaya, ini pangggug, itu anjing 20

ekor di depan panggung. Kita main itu mau pipis-pipis.

Anjing gede-gede. Di Jaga tentara.Kami di kawal terus.”5

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berkeinginan

mengangkat dalam sebuah peneltian yang berjudul

“ANALISIS WACANA TENTANG KEKUASAAN DALAM

NASKAH DRAMA KISAH PERJUANGAN SUKU NAGA

KARYA WS RENDRA”.

4 Wawancara dengan Ibu Ken Zuraida di Bengkel Teater Rendra pada 6

November 2019. 5 Wawancara dengan Ibu Ken Zuraida di Bengkel Teater Rendra pada 6

November 2019.

Page 14: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

4

B. Identifikasi Masalah

1. Naskah drama Kisah Perjuangan Suku Naga

menggambarkan kekuasaan pemerintahan terhadap

rakyatnya.

2. Kekuasaan dalam drama Kisah Perjuangan Suku Naga

dijadikan alat untuk menekan rakyat.

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah penelitian terhadap analisis

wacana kritis pada naskah Drama Kisah Perjuangan Suku

Naga karya WS Rendra.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana wacana kekuasaan ditampilkan melalui

teks naskah kisah perjuangan suku naga?

2. Bagaimana kognisi sosial dalam naskah kisah

perjuangan suku naga?

3. Bagaimana konteks sosial masyarakat pada naskah

kisah perjuangan suku naga?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, penelitian ini

bertujuan:

a. Untuk mengetahui bagaimana wacana kekuasaan

ditampilkan melalui teks naskah Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga.

Page 15: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

5

b. Untuk mengetahui bagaimana kognisi sosial pengarang

pada naskah Drama Kisah Perjuangan Suku Naga.

c. Untuk mengetahui bagaimana konteks sosial

masyarakat pada naskah Drama Kisah Perjuangan Suku

Naga.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan

rujukan bagi khazanah ilmu komunikasi, khususnya studi

tentang analisis wacana dengan fokus analisis wacana

sehingga dapat menjadi kontribusi bagi kajian

komunikasi penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran dan ide yang bisa

menjadi rujukan akademis sehingga dapat menjadi

bahan perbandingan bagi penelitian analisis wacana

tentang hegemoni kekuasaan, sehingga bermanfaat bagi

masyarakat Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

khususnya, serta masyarakat Indonesia umumnya.

F. Review Kajian Terdahulu

Sebelum mengadakan penelitian ini,terlebih dahulu

penulis melakukan tinjauan pustaka untuk mencari tahu

penelitian-penelitian terdahulu:

1. Wildah, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011,

Page 16: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

6

menemukan Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Naskah

Drama Qasidah Banzanji Karya W.S. Rendra.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti

adalah penggunaan karya sastra sebagai subjek

penelitian W.S. Rendra sebagai pengarang karya sastra.

Perbedaan penelian ini dengan penelitian peneliti adalah

menggunakan analisis isi.

2. Rizki Yanuarti, mahasiswa jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2018, menemukan Analisis Semiotik Pesan Moral Non

Verbal Melalui Teater dalam Pertunjukan Bib Bob

Karya W.S. Rendra. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian peneliti adalah penggunaan karya sastra

sebagai subjek penelitian W.S. Rendra sebagai

pengarang karya sastra. Perbedaan penelian ini dengan

penelitian peneliti adalah menggunakan analisis

semiotik.

3. Gasa Gitakassum, mahasiswa jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada tahun

2014, menemukan Kisah Perjuangan Suku Naga Karya

W.S. Rendra: Tinjauan Semiotika Riffterre. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah

penggunaan Naskah Drama Kisah Perjuangan Suku

Naga karya WS Rendra sebagai subjek penelitian.

Page 17: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

7

Perbedaan penelian ini dengan penelitian peneliti adalah

menggunakan analisis semiotik riffterre.

G. Metodelogi Penelitian

1. Paradigma penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma kritis. Pandangan kritis tidak hanya memandang

bahasa sebagai alat untuk memahami realitas belaka dan

hanya melihat wacana-wacana tertentu. Paradigma kritis jauh

meneliti aspek sosial, sejarah dan budaya dari wacana

tersebut.6

2. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada

suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena

yang terjadi.7

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah analisis wacana kritis. Analisis

wacana kritis menurut Fairclough dan Wodak adalah

pemakaia bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk

dari praktek sosial sehingga menyebabkan hubungan dialektis

6 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Jakarta:

LKiS, 2017), h. 5-6. 7 Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Sukabumi: Jejak, 2018), h. 8.

Page 18: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

8

di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,

dan struktur sosial yang membentuknya.8

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah naskah drama

Kisah Perjuangan Suku Naga karya WS Rendra.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah teks dalam Kisah

Perjuangan Suku Naga karya WS Rendra yang

berkaitan dengan makna kekuasaan.

5. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini berlangsung di Bengkel Teater Rendra di

Jalan Cipayung Jaya No. 55, Cipayung Jaya, Kecamatan

Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu Penelitian ini

semenjak Oktober 2019 Sampai Juli 2020

6. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

metode teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan memerhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam

fenomena tersebut.9 Observasi dalam penelitian ini

8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Jakarta:

LKiS, 2017), h. 7. 9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143.

Page 19: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

9

digunakan untuk mengumpulkan data berupa teks

dalam naskah Drama Kisah Perjuangan Suku Naga.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi

naskah drama Kisah Perjuangan Suku Naga karya W.

S. Rendra.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan

pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses

tanya jawab lisan diaman dua orang atau lebih

berhadapan secara fisik.10

Dalam penelitian ini

menggunaan metode wawancara bertahap.

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari

informan sejelas dan selengkap mungkin guna menjadi

data penelitian. Dalam penelitian ini yang dibutuhkan

adalan mewawancarai narasumber yaitu Ken Zuraida

sebagai istri dari W.S. Rendra terkait dengan naskah

Drama Kisah Perjuangan Suku Naga.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti, mengumpulkan data yang

berkaitan dengan subjek penelitian melalui berberapa

sumber, seperti buku-buku, artikel, website dan

literature lainnya. sehingga data yang diperoleh dapat

mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui

observasi dan wawancara.

10

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek, h.

160.

Page 20: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

10

7. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan

Analisis Wacana Kritis yang dikemukakan oleh Teun A. Van

Dijk. Van Dijk membagi analisis wacana menjadi 3 dimensi,

yaitu analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Analisis teks menganalisis bagaimana strategi wacana

dalam teks naskah drama Kisah Perjuangan Suku Naga karya

W. S. Rendra. kognisi sosial, menganalisis bagaimana wacana

diproduksi terkait dengan kekuasaan yang terkandung

didalam naskah. Konteks sosial, yaitu menganalisis

bagaimana wacanan berkembang di masyarakat.

H. Pedoman Penulisan Skripsi

Format penyajian skripsi ini disusun sesuai dengan

keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor 507

tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan

memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai

pokok permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti

mengelompokan dalam lima bab pembahasan, yaitu sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

Page 21: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

11

penelitian, review kajian terdahulu, landasan

teori dan kerangka pemikiran, metodelogi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang landasan teori, yaitu

teori analisis wacana kritis Teun Van A. Dijk,

konsep kekuasaan, konsep drama.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan gambaran umum naskah

drama Kisah Perjuangan Suku Naga mulai dari

sejarah pembuatan. Gambaran tentang

pengarangnya.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini memaparkan data dan temuan yang

berkaitan dengan naskah drama Kisah

Perjuangan Suku Naga.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang data dan temuan

dikaitkan dengan teori untuk mendapatkan

hasil penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini meliputi kesimpulan dan saran yang

menjelaskan kesimpulan dari hegemoni

kekuasaan yang diwacanakan. juga saran yang

menjadi masukan bagi para pembaca maupun

pihak terkait.

Page 22: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

13

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Pengertian analisis wacana terdiri dari kata “analisis” dan

“wacana”. Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah penyelidikan terhadap sebuah peristiwa (karangan,

perbuatan, dsb) untuk mengungkapkan keadaan yang

sebenarnya, pemecahan persoalan yang dimulai dengan

dugaan akan kebenarannya, penjabaran sesudah dikaji sebaik-

baiknya.11

Istilah wacana sekarang ini sering digunakan sebagai

terjemahan dari bahasa Inggris discourse. Dalam kamus bahasa

Inggris, wacana atau discourse berasal dari bahasa latin discursus

yang berarti lari kian-kemari (yang diturunkan dari dis-„dari,

dalam arah yang berbeda‟, dan currere „lari‟). Arti lain,

komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau

gagasan-gagasan; konversasi atau percakapan.12

11

Kbbi Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/analisis (diakses

pada tanggal 28 Oktober 2019) 12

Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2015), h. 9-10.

Page 23: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

14

Wacana secara etimologi diambil dari bahasa Sansekerta

yakni wac/wak/cak memiliki arti berucap. 13

Sehingga kata

wacana bisa diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Kamus

13

Mulyana, Deddy, Kajian Wacana: Teori Metode, Aplikasi, dan Prinsip

Prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3.

Page 24: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

15

Besar Bahasa Indonesia mengartikan wacana sebagai

komunikasi verbal, percakapan; keseluruhan tutur yang

merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap yang

direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh,

seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khutbah; kemampuan

atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau

proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat;

pertukaran ide secara verbal.

Dalam Longman Dictionary of the English Language (1984)

wacana memiliki dua arti.14

Wacana sebagai sebuah percakapan

khusus yang alamiah formal dan pengungkapannya diatur pada

ide dalam ucapan dan tulisan. Arti yang kedua, wacana sebagai

pengungkapan dalam bentuk sebuah nasihat, risalah, dan

sebagainya; sebuah unit yang dihubungkan ucapan dan tulisan.

Wacana menurut Menurut Roger Fowler adalah

komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang

kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya;

kepercayaan di sini mewakili pandangan dunia; sebuah

organisasi atau representasi dari pengalaman.15

Pendapat Foucault, wacana kadang kala sebagai bidang dari

semua pernyataan (statement), kadang kala sebagai sebuah

individualisasi kelompok pernyataan dan kadang kala sebagai

praktik regulatif yang dilihat dari jumlah pernyataan.16

14

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Jakarta:

LKiS, 2017), h.2. 15

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h.2. 16

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h.2.

Page 25: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

16

Wacana terbentuk melalui proses kontruksi realitas.

Sebuah wacana muncul dari proses kontruksi realitas oleh

pelaku diimulai dari adanya realitas pertama berupa keadaan,

benda, pikiran, orang, peristiwa, dan sebagainya. Secara

umum sistem komunikasi adalah faktor yang mempengaruhi

pelaku dalam membuat wacana. Dalam sistem komunikasi

yang bebas (libertarian), wacana yang terbentuk akan berbeda

dalam sistem komunikasi yang otoritarian. Secara lebih

khusus dinamika internal dan eksternal diri pelaku tentu saja

mempengaruhi proses kontrusi. Hal ini menunjukkan bahwa

pembentukan wacana tidak berada dalam ruang vakum.

Pengaruh bisa datang dari dalam diri pelaku berupa idealis,

ideologis, maupun dari kepentingan eksternal seperti khalayak

sasaran sebagai pasar, sponsor, dan sebagainya.

Untuk melakukan kontruksi realitas, pelaku kontruksi

memakai strategi tertentu. Tidak terlepas dari pengaruh

eksternal dan internal, pilihan bahasa mulai dari kata hingga

paragraf; fakta yang digunakan dari wacana yang populer

disebut strategi framing; menaruh halaman muka atau

didalam, di prime time. Selanjutnya dikontruksikan berupa

tulisan, ucapan, tindakan, dan jejak. Keberadaan berbagai

macam bentuk wacana dapat ditemukan dalam media cetak,

elektronik, dan cyber.

Page 26: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

17

2. Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana kritis menggunakan bahasa (bahasa yang

digunakan untuk bertutur atau tulisan) untuk dianalisis. Tidak

semata mata hanya bahasa sebagai studi utama, tapi terkait

dengan konteks. Bagaimana bahasa tersebut dipakai untuk

tujuan dan praktek tertentu, termasuk praktek kekuasaan.

Itulah yang menjadi perbedaan dengan paradigma

kontsruktivisme. Anggapannya tidak ada faktor faktor

kekuasaan yang berkaitan dalam setiap wacana.

Menurut A. S. Hikam, analisis wacana dalam paradigma

kontruktivis, bahasa tidak lagi sebagai alat untuk memahami

realitas objek belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai

penyampai pernyataan. Kontrukstivis justru menganggap subjek

(pelaku wacana) sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana

serta hubungan-hubungan sosialnya. Wacana sebagai upaya

pengungkapan maksud tersembunyi pelaku wacana yang

mengungkapkan suatu pernyataan dengan menempatkan diri

pada posisi pelaku wacana juga penafsiran mengukuti struktur

makna pelaku.17

Analisis wacana kritis menekankan pada konstelasi kekuatan

yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa

menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikirannya, karena

sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang

ada dalam masyarakat. Bahasa dalam aliran ini tidak dipahami

17

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 5.

Page 27: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

18

sebagai medium netral yang terletak di luar diri pelaku wacana.

Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi

yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema wacana

tertentu, maupun strategi di dalamnya. 18

Dengan pandangan

seperti ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dengan

hubungan kekuasaan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis

menyelidiki bagaimana penggunaan bahasa kelompok sosial

yang ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-

masing. Berikut karakteristik analisis wacana kritis yang diambil

dari tulisan Teun A. Van Dijk, Fairclough, dan Wodak

diantaranya adalahah tindakan, konteks, historis, kekuasaan

dan Ideologi. 19

Tindakan. wacana dipahami sebagai sebuah tindakan.

Dengan pemahaman semacam ini mengasiosikan wacana

sebagai bentuk interaksi, wacana bukan ditempatkan seperti

dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau

menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara

untuk dirinya sendiri. Seseorang berbicara, menulis, dan

menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan

dengan orang lain. Dengan pemahaman seperti ini ada

beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang.

Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan,

apakah untuk memengaruhi, mendebat, membujuk,

18

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 6. 19

Badara, Aris, Analisis Wacana: Teori, Metode, Dan Penerapannya

Pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 29.

Page 28: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

19

menyangga, bereaksi, dan sebaginya. Kedua, wacana

dipahami sebagai sesuatu yang di ekspresikan secara sadar,

terkontrol, bukan sesuatu yang diluar kendali, atau

diekspresikan di luar kesadaran.

Konteks. analisis wacana kritis mempertimbangkan

konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan

kondisi, wacana disini dipandang diproduksi, dimengerti, dan

dianalisis pada suatu konteks tertentu. Bahasa disini dipahami

dalam konteks tertentu. Menurut Guy Cook, ada tiga hal yang

sentral dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana.

Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata

yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi

komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan

sebagainya. Konteks memasukan semua situasi dan hal yang

berada di luar teks dan memengaruhi pemakaian bahasa,

seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks tersebut

diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.

Wacana disini, kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks

bersama-sama, namun, tidak semua konteks dimasukan dalam

analisis, hanya yang relevan dalam banyak hal berpengaruh

atas produksi dan penafsiran teks yang dimasukan dalam

analisis. Ada beberapa konteks yang penting karena

berpengaruh terhadap produksi wacana. Kedua, Setting sosial

tertentu, seperti tempat, waktu, posisi pembicara, dan

pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna

untuk mengerti suatu wacana.

Page 29: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

20

Histori. Menempatkan wacana dalam konteks sosial

tertentu, berarti wacana di produksi dalam konteks tertentu

dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang

menyertainya, salah satu aspek penting untuk mengerti teks

ialah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis

tertentu.

Kekuasaan. analisis wacana kritis juga

mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam

analisisnya, wacana disini tidak dipandang sebagai sesuatu

yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk

pertarungan kekuasaan, konsep kekuasaan ialah salah satu

kunci hubungan antar wacana dalam masyarakat, kekuasaan

itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk

melihat apa yang disebut control. Satu orang atau kelompok

mengontrol orang atau kelompok lain melalui wacana. Control

disini tidaklah harus selalu dalam bentuk fisik dan langsung

tetapi juga control secara mental atau psikis. Kelompok yang

dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak seperti

yang diinginkan olehnya, berbicara, dan bertindak sesuai yang

diinginkan.

Ideologi. Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis

wacana yang bersifat kritis, hal ini karena teks, percakapan,

dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau

pencerminan dari ideologi tertentu, peran wacana dalam

kerangka ideologi, seperti yang dikatakan oleh Tean A. Van

Dijk, ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah

Page 30: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

21

tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok.

Ideologi mempunyai implikasi penting yakni ideologi secara

inheren bersifat sosial, tidak personal, atau individual; ia

membutuhkan share diantara anggota kelompok, organisasi

atau kolektivitas dengan orang lainnya. Hal yang di share-kan

tersebut bagi anggota kelompok digunakan untuk membentuk

solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan

bersikap, dan ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan

secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas,

oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi

koordinatif dan kohesi tetapi juga membentuk identitas diri

kelompok yang membedakan dengan kelompok lain.

3. Analisis Model Teun A. Van Dijk

Analisis model Van Dijk adalah model yang paling banyak

di pakai, dari sekian banyak ahli mengembangkan model analisis

wacana, pandangan Van Dijk mengenai kognisi sosial sepertinya

menjadi daya tarik kenapa model analisis wacana ini sering

digunakan.

a. Teks

Wacana Van Dijk dibagi dalam tiga dimensi, yaitu

teks, kognisi sosial, konteks sosial. Dalam tiap dimensi

masih dibagi dalam beberapa bagian. Seperti halnya

dimensi teks. Secara umum menganalisa struktur teks

Page 31: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

22

(kosa kata, kalimat, proposisi, dan paragraf). Secara

khusus teks terdiri atas tiga struktur/ tingkatan.20

.

Struktur makro adalah makna global dari suatu teks

yang diamati dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu

teks. Superstruktur merupakan struktur wacana yang

berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana

suatu teks tersusun. Struktur Mikro menjelaskan

mengenai makna wacana yang dapat diamati dari bagian

kecil suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak

kalimat, paraphrase, dan gambar.21

Menurut van Dijk, meskipun terdiri dari beberapa

elemen, semua elemen tersebut merupakan satu

kesatuan, saling berhubungan, dan saling mendukung

satu sama lain. Tema suatu teks didukung oleh kerangka

teks dan dipilih kata dan kalimat yang dipakai.

STRUKTUR HAL YANG ELEMEN

20

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Jakarta:

LKiS, 2017), h.225-226. 21

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 226.

Page 32: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

23

WACANA DIAMATI

Struktur makro TEMATIK

Tema/ topik yang

dikedepankan dalam

suatu berita.

Topik

Superstruktur SKEMATIK

Bagaimana bagian

dan urutan berita

dikemaskan dalam

teks utuh.

Skema

Struktur mikro SEMANTIK

Makna yang ingin

ditekankan dalam

teks berita. Missal

dengan memberi

detil pada satu sisi

atau membuat

eksplisit satu sisi

dan mengurangi

detil sisi lain.

Latar, Detil,

Maksud,

Praanggapan,

Nominalisasi

Struktur mikro SINTAKSIS

Bagaimana kalimat

(bentuk, susunan)

yang dipilih.

Bentuk

Kalimat,

Koherensi,

Kata Ganti

Struktur Mikro STILISTIK

Bagaimana pilihan

Leksikon

Page 33: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

24

kata yang dipakai

dalam berita.

Struktur Mikro RETORIS

Bagaimana dan

dengan cara

penekanan

dilakukan.

Grafis,

Metafora,

Ekspresi

Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu

teks. Topik menggambarkan apa yang ingin disampaikan

pelaku wacana. untuk mengenali topik, contoh dalam

sebuah naskah drama perlu membaca dari awal hingga

akhir cerita. Sehingga mampu menyimpulkan mengenai

apa topik naskah tersebut.

Skematik. Teks atau wacana pada umumnya emiliki

skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur

tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam

teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk

kesatuan arti.22

Arti penting dari skematik adalah

mengatur bagian teks mana yang didahulukan.

Latar. Latar mampu mempengaruhi arti dari suatu

teks. Menjadi alasan pembenaran gagasan yang diajukan

dalam suatu teks. Sehingga latar dalam teks mampu

dibaca apa yang disampaikan pelaku wacana. kadang

teks tidak menampilkan isi utama, tetapi dengan melihat

latar yang ditampilkan dan bagaimana latar tersebut

22

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232.

Page 34: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

25

disajikan, bisa dengan mudah mengetahui maksud yang

disampaikan pelaku wacana.23

Detil. Elemen ini berkaitan dengan kontrol informasi

yang ditampilan seseorang. Komunikator menyampaikan

informasi yang berlebihan, menguntungkan dirinya atau

citra yang baik. Begitu pun sebaliknya. 24

Maksud. Hampir serupa dengan detil, elemen maksud

melihat informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Contoh dalam

berita, tujuan akhirnya adalah public hanya

mengonsumsi informasi yang menguntungkan

komunikator.25

Praanggapan. Praanggapan merupakan pernyataan

yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.

Kalau latar belakang upaya mendukung pendapat dengan

jalan memberi latar belakang, praanggapan adalah upaya

untuk memberikan premis yang dipercaya

kebenarannya.

Koherensi. Koherensi merupakan kaitan antar kata

atau kalimat dalam teks. Fakta yang sama sekali tidak

sama dapat di hubungkan sehingga tampak koheren.

Dengan penambahan kongjungsi sehingga fakta tersebut

dapat berkaitan. Kata hubung seperti, kausal (sebab

23

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 235. 24

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 238. 25

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 240.

Page 35: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

26

akibat), hubungan keadaan, waktu, kondisi, dan

sebagainya.26

Bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis

yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu

prinsip kausalitas. Bentuk kalimat bukan hanya persoalan

teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna

yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat

berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dalam

pernyataannya. Begitu juga sebaliknya. Kalimat

berstruktuk pasif, seseorang menjadi objek.27

Kata ganti. Kata ganti mampu memberitahu dimana

posisi seseorang dalam wacana. dalam pengungkapan

sikap, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya”

atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut

merupakan sikap resmi komunikator. Akan tetapi, ketika

memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut

sebagai representasi dari sikap Bersama.28

Grafis. Elemen ini merupakan bagi.an untuk

memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh

seseorang yang dapat diamati dari teks.29

26

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 242.

27

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 251.

28

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 253. 29

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 257.

Page 36: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

27

Metafora. Metafora dapat menjadi petunjuk utama

mengerti suatu teks. Karena menyampaikan pesan bisa

menggunakan kiasan. Kiasan atau metafora digunakan

sebagai landasan pikir, alasan pembenaran atas pendapat

atau gagasan tertentu kepada publik.30

b. Kognisi Sosial

Menurut pandangan Van Dijk, analisis wacana

tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur

wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan

sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk

membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks,

dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.31

Pendekatan kognisi didasarkan pada asumsi bahwa

teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu

diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya

proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Pada

dasarnya setiap teks dihasilkan melalui kesadaran,

pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu

atas suatu peristiwa.

Van Dijk beranggapan bahwa analisis kognisi

sosial memusatkan perhatian pada struktur mental,

proses pemaknaan, dan mental komunikator dalam

memahami sebuah fenomena dari proses produksi

30

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 259. 31

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 260.

Page 37: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

28

teks. 32

Kognisi sosial ini difokuskan pada efek kognisi

atau efek media massa terhadap pengetahuan. Sebuah

media tidak hanya mengubah sikap, tetapi juga.

mengubah pengetahuan seseorang akan suatu hal.

Kognisi sosial menjadi bagian terpenting dan tidak

terpisahkan untuk memahami teks media. Struktur ini

menekankan pada bagaimana peristiwa dipahami,

didefinisikan untuk kemudian ditampilkan dalam suatu

model. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian atas

representasi kognisi dan strategi wartawan dalam

memproduksi suatu berita. Adapun cara pencarian data

ialah dengan melakukan proses wawancara kepada

narasumber yang bersangkutan.

c. Konteks Sosial

Konteks sosial mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalam masyarakat akan suatu

masalah dengan meneliti bagaimana wacana tentang

suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam

masyarakat. Van Dijk mengatakan bahwa di dalam

menganalisis mengenai masyarakat ini ada dua poin

penting: kekuasaan (power) dan akses (acces).

Van Dijk mendefinisikan praktik kekuasaan

sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu

32

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 266-267.

Page 38: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

29

kelompok untuk mengontrol kelompok lain.

Kekuasaan ini umumnya didasarkan pada kepemilikan

atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status,

dan pengetahuan. Van Dijk juga memperhatikan

bagaimana akses di antara masing-masing kelompok

yang ada dalam masyarakat. Kelompok elit

mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan

dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena

itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai

kesempatan lebih besar untuk mempunyai akses pada

media dan kesempatan lebih besar besar untuk

memengaruhi kesadaran khalayak.33

B. Ruang Lingkup Drama

1. Pengertain Drama

Berdasarkan etimologi, drama berasal dari bahasa Yunani

yaitu dram yang berarti gerak.34

Itu sebabnya drama yang

sering kali didapati selain dialog adalah gerak. Drama adalah

seni yang mengungkapkan pikiran atau perasaan orang

dengan mempergunakan laku jasmani dan ucapan kata kata.35

Mengaktualisasikan naskah drama dalam gerak dan dialog

menjadikan penonton dapat menikmati dan menghayati cerita

33

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 272. 34

Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, (Jakarta: Grasindo 2004), h. 1 35

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja, (Bandung: Pustaka Jaya, 2013), h.

84

Page 39: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

30

yang di sampaikan. Peragaan gerak mempermudah penonton

memproses bagaimana jalan cerita drama untuk dinikmati.

Selain drama, istilah lain yang sering digunakan adalah

sandiwara dan teater. Istilah sandiwara berasal dari bahasa

Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti

ajaran.36

Telah diserap ke dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sandiwara berarti pertunjukan lakon atau cerita.

Sementara teater adalah kata serapan dari bahasa Inggris

theater yang berarti gedung pertunjukan dan theatre itu

sendiri menyerap dari bahasa Yunani yaitu theatron yang

artinya takjub melihat. Maka dari itu kata teater di Indonesia

memiliki dua makna. Makna pertama sebagai gedung

pertunjukan dan makna kedua sebagai teater sebagai

organisasi yang mementaskan drama atau sandiwara seperti

Teater Mandiri, Teater Koma, Bengkel Teater Rendra.

Menurut Melanie Budianata dkk, drama merupakan

kehidupan sehari-hari yang dipentaskan dengan sistematis dan

menarik.37

Drama memiliki cara pandang berbeda dalam

tatanan sosial masyarakat. Baik secara pribadi atau golongan,

dampak tersebut sangat berpengaruh teradap pembaca atau

penonton. Dampak yang muncul secara pribadi dari drama

pada umumnya seputar psikologi, teologi, bahkan mungkin

idologi. Begitu juga dengan dampak yang muncul pada

36

Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, h. 1

37

Emzir, dkk, Tentang Sastra: Orkestra Teorian Dan pembelajarannya,

(Yogyakarta: Garudhawaca: 2018), h. 46.

Page 40: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

31

golongan atau sekelompok kepentingan pada umumnya

bersifat sosiologis dan ideologis.38

Berbeda dengan karya

sastra seperti puisi atau cerita pendek, dialog pada drama

menuntun jalan cerita dan menunjukkan isi cerita, karena di

dalam dialog tersebut termuat apa yang ingin disampaikan

penulis seperti perwatakan, konflik, latar, dan juga amanat.

Dalam perkembangannya di Indonesia, drama dibagi

dalam dua masa yaitu drama tradisional dan drama modern.

Drama tradisional memiliki bentuk meniru adat kebiasaan.

Hal ini disebabkan tradisi di Timur sempat berkembang lama,

sehingga didukung penalaran yang lebih rumit.39

Drama

tradisional bertahan karena dorongan masyarakat sendiri yang

mau membeli tiket pementasan, ataupun menanggung biaya

pementasan sebagai suguhan dalam acara pernikahan, atau

acara lain.

Ada wayang orang, ketoprak, ludruk, dan sandiwara gaya

aneka warna bisa membuat rombongan professional menjual

tiket untuk pertunjukan. Sedangkan reog, calung, lenong,

topeng Cirebon, topeng Betawi, wayang golek, wayang kulit,

dan lawak selalu diborong orang untuk suguhan pesta atau

acara dibiayai pemilik acara atau pesta tersebut.40

Dan masih

banyak ragam drama tradisional yang berkembang Indonesia.

38

Zaky Mubarok, Kajian Ekokritik Pada Naskah Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga Karya Rendra, Volume 5 Nomor 2 Desember

2017, diterbitkan Prodi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang. 39

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja, (Bandung: Pustaka Jaya, 2013), h.

95-96. 40

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja. h. 96

Page 41: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

32

Perbedaan antara drama tradisonal dengan drama modern

adalah adanya naskah. Teater tradisional tidak mengenal

naskah dalam pementasannya.

2. Karakteristrik Drama

a. Unsur Intrinsik

Menurut Emzir dan Saifur Rohman dalam drama

terdiri dari unsur entrinsik dan intrinsik, yaitu:

1) Alur

Alur atau plot adalah rentetean peristiwa yang

terjadi, yang membangun cerita dari awal sampai

akhir. Alur drama terdiri dari beberapa bagian. 41

Eksposisi, yakni perkenalan cerita kepada

menontonuntuk mendapatkan gambaran selintas

mengenai drama yang ditonton.

Konflik, yaitu pelaku cerita terlibat dalam suaatu

persoalan.

Komplikasi, yakni persoalan baru dalam sebuah

ceria.

Krisis, yakni pertentangan yang harus diimbangi

dengan jalan keluar, mana yang baik mana yang

buruk.

41

Emzir, dkk, Tentang Sastra: Orkestra Teorian Dan pembelajarannya,

(Yogyakarta: Garudhawaca: 2018), h. 47.

Page 42: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

33

Resolusi, yakni penyelesaian persoalan atau

disebut juga falling-action.

Keputusan, yakni konflik terakhir menuju

penyelesaian.

2) Perwatakan

Dalam sebuah drama perwatakan adalah hal yang

penting karena tanpa adanya perwatakan maka tidak

aka nada jalan cerita. Masing-masing tokoh dalam

drama membawa tugas tertentu dan berdasarkan tugas

yang diembannya. Berikut penggolongan tokoh-

tokoh.42

Protagonis, tokoh utama dalam drama yang

muncul ingin mengatasi berbagai masalah didalam

mencapai cita-cita.

Antagonis, tokoh yang melawan cita-cita

protagonist.

Tritagonis, tokoh yang tidak miliki sifat baik dan

sifat antagonis. Dialah pihak ketiga yang menjadi

pihak pendamai.

3) Cakapan

Kata “Cakap” berarti omong atau bicara. Bercakap-

cakap berarti omong-omong atau berbicara. Cakapan

42

Emzir, dkk, Tentang Sastra: Orkestra Teorian Dan pembelajarannya. h.

47.

Page 43: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

34

berarti omongan atau bicaraan. Dalam drama, cakapan

yang terjadi antara dua tokoh atau lebih disebut dialog.

Jika percakapan terjadi seorang diri, disebut

monolog.43

4) Konflik

Seorang pengkaji dan peneliti sastra akan melihat

konflik sebagai hakikat drama. Dalam praktik, konflik

tidak harus diikuti oleh cakapan atau lakuan; konflik

ini berada dalam diri tokoh, biasa disebut pembatinan.

Konflik ini terjadi bias antarmanusia, manusia dengan

alam semesta, dan bahkan manusia dengan Tuhan-nya.

Terjadi antarindividu, individu dengan kelompok,

antarkelompok. Manusia adalah sumber dari segala

konflik.44

Aristoteles mengartikan tragedi bahwa drama

menyebabkan para penonton merasa belas dan ngeri,

sehingga mereka mengalami pencucian jiwa.45

Yang

dituju dalam tragedi adalah kegoncangan jiwa

sehingga menimbulkan pengalaman belas dan ngeri

43

Soediro Satoto, Analisis Drama dan Teater. (Yogyakarta: Penerbit

Ombak, 2016) h 59. 44

Soediro Satoto, Analisis Drama dan Teater. h 59. 45

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja, (Bandung: Pustaka Jaya, 2013), h.

92

Page 44: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

35

tadi telah mencuci jiwanya sehingga mempunyai

kesadaran baru.46

Dan yang dimaksud dengan komedi ialah sandiwara

yang mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat

manusia dengan cara yang lucu, sehingga para

penonton lebih bisa menghayati kenyataan hidup.47

Dalam perkembangannya, komedi berisikan

kekurangan dan kelemahan lingkungannya sehingga

lebih kritis.

Adapun yang disebut melodrama, drama yang

isinya mengupas suka duka kehidupan dengan cara

yang menimbulkan rasa haru kepada penonton.48

Dalam kesenian, menimbulkan rasa haru harus

diperhatikan dengan jelas, karena saat rasa haru

berlebihan akan menjadi kecengengan dan itu merusak

kepekaan penonton dalam menghadapi masalah

kehidupan.

b. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam drama merupakan unsur

unsur pendukung jalannya sebuah drama yang berasal

dari luar struktur sastra drama tersebut. Unsur unsur

pendukung tersebut antara lain pimpinan produksi,

46

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja. h. 93 47

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja. h. 93 48

Rendra, Seni Drama Untuk Remaja. h. 93.

Page 45: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

36

sutradara, tim kreatif, penata rias dan kostum,

penyandang dana, serta unsur unsur pendukung

lainnya dalam pementasan suatu drama. Selain itu

unsur ekstrinsik dapat berupa faktor faktor yang

tengah berkembang dalam masyarakat, seperti

perkembangan ekonomi, situasi politik, situasi sosial

budaya, tingkat pendidikan, akses terhadap

masyarakat, hal ini dikarenakan unsur unsur tersebut

dapat mempengaruhi penulis dalam menentukan jenis

cerita yang akan dipentaskan serta mempengaruhi

bagaimana tanggapan penonton terhadap suatu

pertunjukan drama. Selain itu faktor psikologis baik

dari pemain, kru, maupun menonton juga termasuk

dalam unsur ekstrinsik yang dapat mempengaruhi

jalannya sebuah drama.49

c. Struktur Drama

William Henry Hudson membagi struktur drama

ke dalam 6 tahap yaitu : eksposisi, komplikasi, krisis

resolusi, dan keputusan.

Eksposisi. Cerita diperkenalkan agar penonton

dapat menggambarkan selintas mengenai drama

yang ditontonnya, agar mereka terlibat dalam

peristiwa cerita

49

Ratna Sumarni. “17 Jenis-Jenis Drama-Pengertian, Unsur, Struktur dan

Contohnya”. Dosenbahasa.com. https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-

drama (diakses pada tanggal 7 Januari 2020).

Page 46: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

37

Konflik. Pelaku cerita terlibat dalam suatu pokok

persoalan. di sini Sebenarnya mula pertama terjadi

insiden akibat timbulnya konflik.

Komplikasi. Terjadinya persoalan baru dalam

cerita atau disebut juga rising action.Di sini persoalan

mulai merumit dan gawat. maka tahap ini sering

disebut perumitan.

Krisis. Dalam tahap ini persoalan telah mencapai

puncaknya. pertikaian harus diimbangi dengan

mencari jalan keluar.

Resolusi. Kalau dalam tahap komplikasi persoalan

mulai merumit, maka dalam tahap resolusi persoalan

telah mengalami peleraian. tegangan akibat terjadinya

pertikaian atau konflik telah menurun.

Keputusan. dalam tahap ini persoalan telah

dititik penyelesaian. Tikaian atau konflik sudah dapat

diakhiri.

C. Tinjauan Umum Kekuasaan

1. Pengertian Kekuasaan

Istilah kekuasaan berasal dari kata kuasa mendapat

imbuhan awalan ke dan imbuhan akhiran an. Dalam KBBI

Daring, kuasa bermakna kemampuan atau kesanggupan

(untuk berbuat sesuatu); kekuatan; wewenang atas sesuatu

atau untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengurus,

dan sebagainya) sesuatu; pengaruh (gengsi, kesaktian, dan

Page 47: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

38

sebagainya) yang ada pada seseorang karena jabatannya;

mampu; sanggup; orang yang diserahi wewenang.50

Dalam

pengertian yang paling umum, kekuasaan mengacu pada suatu

jenis pengaruh yang dimanfaatkan oleh di objek, individu atau

kelompok terhadap yang lain.

Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan dalam suatu

hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun

menghadapi perlawanan, dan apapun dasar kemampuan ini.51

Harold D Lasswell dan Abraham Kaplan, mengemukakan

bahwa kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seorang

atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang

atau kelompok lain, kearah tujuan pihak pertama.52

Menurut

para sarjana ilmu politik, kekuasaan merupakan inti dari

politik, sedangkan politik dapat diartikan sebagai semua

kegiatan yang menyangkut masalah dan mempertahankan

kekuasaan.53

Bentuk kekuasaan menurut Frech dan Reven Yaitu:

d. Reward Power

Reward power yaitu kekuasaan memberi penghargaan

atau imbalan, di mana sumber kekuasaan didasarkan pada

kemampuan orang atau pemimpin mengontrol sumber daya

50

KBBI Daring, “Kekuasaan”,

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kekuasaan, (diakses pada tanggal 7

Januari 2020). 51

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008), h. 60. 52

Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik. h. 60. 53

M Yoesoef, Sastra dan Kekuasaan: Pembicaraan atas Drama-Drama

Karya WS. Rendra (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2007), h. 33.

Page 48: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

39

dan memberi penghargaan kepada orang lain. Pendekatan

kekuasaan penghargaan atau imbalan digunakan pemimpin

mendukung kekuasaan legitimasi. Jika pengikut menilai

penghargaan dan imbalan kemungkinan dapat diperoleh

seseorang seperti pengakuan, mendapat imbalan karena

menyelesaikan tugas dengan baik, kenaikan upah,

tambah sumber daya untuk menyelesaikan tugas,dan

sejumlah keberhasilan lainnya.54

e. Coersive Power

Coersive power yaitu kekuasaan memaksa, di mana

sumber kekuasaan ini tergantung pada ketakutan. orang

dengan kekuasaan memaksa mempunyai kemampuan

menimbulkan konsekuensi hukuman atau aversif ada orang

lain, atau melakukan apa yang di yakini orang lain atau hasil

yang tidak diinginkan. Pendekatan kekuasaan paksaan masih

dipakai untuk memperoleh pemenuhan akan permintaan atau

mengoreksi Perilaku tidak produktif dalam organisasi.55

f. Legitimate Power

Legitimate power yaitu kekuasaan yang memiliki

legitimasi, di mana sumber kekuasaan yang diidentifikasi

berakar dari nilai terinternalisasi dari orang lain yang

memberikan legitimasi kepada seseorang (pemimpin) untuk

memenuhi pengikut atau anggota atau bawahan.

54

Syaiful Sagala, Pendekatan dan model kepemimpinan, (Jakarta:

Kencana, 2018), h. 205. 55

Syaiful Sagala, Pendekatan dan model kepemimpinan. h. 205.

Page 49: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

40

Perbedaannya kekuasaan legitimasi tidak tergantung pada

hubungan dengan orang lain, tapi lebih pada posisi atau

peranan yang dimiliki pemimpin yang diberi amanah jabatan

yang dapat mempengaruhi orang lain.56

2. Kekuasaan dalam pandangan Islam

Prinsip dasar ajaran Islam adalah tauhid dan konsep tauhid

tersebut memiliki dua fungsi fungsi pertama menyatukan

hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam, dan kedua

menyatukan kesadaran orang-orang Islam mengenai hidup

dan kehidupan yang akan datang. fungsi pertama

mengarahkan pemikiran pada ilmu kalam, fikih, sufisme, dan

pemikiran politik. Pada komitmen dan orientasi pemikiran

politik Islam dari fungsi ini melahirkan konsep kewajiban

manusia untuk membangun masyarakat ideal yang relaksasi

realisasinya membentuk institusi politik dan mendorong

munculnya konsep konsep kewajiban manusia dalam

menciptakan suatu peradaban yang didasarkan pada nilai-nilai

ilahiyah.57

Telah disebutkan dalam mengenai kekuasaan didalam Al-

qur‟an surah Ali Imran ayat 26 :

56

Syaiful Sagala, Pendekatan dan model kepemimpinan. h. 206. 57

Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern: Teori,

Fakta, dan Aksi Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), h. 232.

Page 50: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

41

ت سع الولك هوي قل اللن هلك الولك تؤتى الولك هي تشاء

ترل هي تشاء بيدك الخير اك على تعس هي تشاء تشاء

كل شيء قدير

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan

pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa

pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan

dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan

siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa

pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala

kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala

sesuatu.”

Tidak seorang pun mampu mengangkat derajat orang

lain dan memuliakannya kecuali atas izin Allah SWT, dan

tidak seorang pun mampu menjatuhkan kekuasaan orang lain

dan menghinakannya kecuali atas izin Allah SWT.58

Sebagai orang yang memiliki kekuasaan, dalam

pandangan Islam sudah seharusnya selaras dengan Al qur’an

seperti yang di jelaskan dalam QS. An-Nisa ayat 58-59,

sebagai berikut:

58

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id.

https://quran.kemenag.go.id/sura/3 (diakses pada hari Kamis, 10 Juli 2020,

pukul 05.48 wib).

Page 51: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

42

اذا حكوتن بيي ا ل يأهركن اى تؤدا الاهت الى ا اى الل

عوا يعظكن بالاش ا ا بالعدل اى الل ى تحكو اى الل

كاى سويعا بصيرا

Artinya : sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu

menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu

menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang

memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha

Mendengar, Maha Melihat.59

الى الاهر ل اطيعا الرس ا اطيعا الل ا الريي اه ياي

كن تن ه ل اى ك الرس الى الل فاى تازعتن في شيء فرد

يلا احسي تأ م الاخر ذلك خير الي ى بالل تؤه

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah

dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang

kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda

pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah

(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman

59

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id. https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58 (diakses pada hari Kamis, 10 Juli

2020, pukul 05.48 wib).

Page 52: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

43

kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.60

Ayat tersebut memerintahkan untuk amanah. Saat

menjadi pengusasa harus mampu menjadikan adil dalam

penentuan keputusan. Allah telah mengatur bagaimana

manusia harus bertindak karena telah diatur oleh Allah SWT

dalam Al-Qur‟an.

Pengertian "amanat" dalam ayat ini, ialah sesuatu yang

dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya. Kata "amanat" dengan pengertian ini sangat

luas, meliputi "amanat" Allah kepada hamba-Nya, amanat

seseorang kepada dirinya sendiri, amanat Allah terhadap

hamba-Nya, dan seseorang terhadap sesamannya.61

Termasuk Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang

apa pun dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan

yang lain di dalam pelaksanaan hukum, sekalipun terhadap

keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah

dalam ayat ini.

60

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id.

https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58 diakses pada hari Kamis, 10 Juli

2020, pukul 05.48 wib. 61

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id.

https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58 diakses pada hari Kamis, 10 Juli

2020, pukul 05.50 wib

Page 53: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

44

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Penulisan Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga

Atas pengalaman dan pengamatan Rendra dalam hidup

Bersama masyarakat desa. Rendra menyaksikan sendiri

bagaimana masyarakat desa mampu membeli kendaraan

berkat hasil menjual tanah di desa. Ini adalah salah satu dari

pembangunan yang tidak terencana dan bengkoknya

pandangan mengenai modernitas. Kisah Perjuangan Suku

Naga adalah gambaran sebagian kecil masyarakat Indonesia

dan gambaran umum pemerintahan Indonesia ketika itu dan

mungkin masih relevan saat ini.62

“Rendra memunguti data dengan telaten sejak 1969 di

dalam sistem kemasyarakatan kita (Indonesia)”63

Ada beberapa tempat observasi di desa daerah

Yogyakarta, Mojokerto, Banjarnegara. Data yang digali

adalah persoalan yang ada di masyarakat. Bagaimana cara

hidup masyarakatnya. Rendra mulai menulis drama Kisah

Perjuangan Suku Naga tahun 1972 dan selesai tahun 1975.

62

Zaky Mubarok, Kajian Ekokritik Pada Naskah Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga Karya Rendra, Volume 5 Nomor 2 Desember

2017, diterbitkan Prodi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang. 63

Wawancara dengan Ibu Ken Zuraida di Bengkel Teater Rendra pada 6

November 2019.

Page 54: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

45

B. Isi Drama Kisah Perjuangan Suku Naga

Kisah tentang kerajaan bernama Astinam. Kerajaan ini

diperintah oleh Ratu yang didampingi Perdana Menteri dan

kabinetnya. Disamping itu, kerajaan ini juga memiliki

parlemen dan undang-undang dasar.

Drama Kisah Perjuangan Suku naga terdiri dari 18 babak,

yaitu:

1. Prolog

2. Koor Mesin

3. Koor kedutaan Besar

4. Suku Naga

5. Abivara Pulang ke Desanya

6. Jejer Astinampuram

7. Koor Perlemen

8. Abivara dan Setyawati

9. Abisavam Berdebat Dengan Supaka

10. Berita Dari Paman

11. Insinyur Mengukur

12. Kesaksian Carlos

13. Sri Ratu Marah-Marah

14. Gaya Menteri Pertambangan

15. Renungan Abisavam

16. Kesaksian Surat-Surat Kabar Asing

17. The Big Boss

18. Carlos Pulang

Page 55: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

46

C. Tokoh dan Penokohan

1. Ratu

2. Perdana Menteri

3. Kolonel Srenggi

4. Ketua Parlemen

5. Menteri Pertambangan

6. Boss

7. Mr. Joe

8. Abisavam

9. Abivara

10. Setyawati

11. Supaka

12. Paman

13. Insinyur

14. Carlos

15. Duta Besar

D. Biografi Penulis W.S. Rendra

Willibrordus Surendra Bhawana Rendra lahir di Kampung

Jayengan, Kota Surakarta pada tanggal 7 November 1935 dan

meninggal di Depok, 6 Agustus 2009. Putra dari pasangan

Raden Cyprianus Sugeng Brotoadmojo dan Raden Ayu

Ismadillah itu lebih dikenal dengan panggilan W.S. Rendra.

Rendra tumbuh dengan menganut agama Khatolik. Hingga di

tahun 1970 Renda pindah agama. Secara resmi mengucapkan

sahadat di depan Kyai Haji Ghafar Ismail, Taufik Ismail, Ajip

Page 56: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

47

Rosidi, di rumah Taufiq di lingkungan Taman Ismail

Marzuki.64

Setelah masuk Islam, nama Willibrordus Surendra

Bhawana Rendra berubah menjadi Wahyu Sulaiman Rendra.

Ayahnya, Raden Cyprianus Sugeng Brotoadmojo adalah

seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Kuna pada

sebuah SMA Khatolik di Surakarta, sekaligus seorang

dramawan dan guru silat. Ibunya, Raden Ayu Ismadillah

adalah seorang penari srimpi di Keraton Yogyakarta. Sejak

kecil Rendra dididik ayahnya untuk menghargai kehidupan

yang mandiri sebagai swasta, bebas dari lembaga eksekutif

pemerintahan. Selain itu, Rendra didik dengan keras agar

menghargai disiplin analisis dan menghormati fakta-fakta

obyektif di dalam alam dan di dalam kehidupan.65

Ibunya mengajarkan bagaimana mensyukuri panca indra

dan melatih kepekaan melewati olah kelana, olah tapa, dan

samadhi menghayati nafas, kelenjar badan, tata syaraf, daya

intuisi, dan kehadiran jiwa. Gabungan dua macam Pendidikan

yang didapat Rendra sangat berpengaruh kepada wawasannya

mengenai dinamika budaya bangsa, emansipasi individu,

kedaulatan rakyat, hak asasi manusia, pembelaan kepada daya

hidup, dan daya kreatif manusia sebagai individu dan sebagai

64

Hendri F Isnaeni. “Kisah Si Burung Merak Masuk Islam”. Historia.

https://www.google.com/amp/s/historia.id/amp/agama/articles/kisah-si-

burung-merak-masuk-islam-DEZx4 (Diakses pada tanggal 9 November

2019). 65

Rendra, Panembahan Reso, (Malang: Sava Media, 2004), h. 173.

Page 57: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

48

masyarakat, dan juga kepekaan kepada masalah pendidikan

dan keadialan sosial.66

Rendra menimba ilmu dari SD sampai SMA Khatolik, di

St. Yosef, Solo. Setelah tamat SMA tahun 1955 sempat

mendaftarkan dan tidak diterima dalam akademi militer.

Rendra melanjutkan pendidikan ke Universitas Gajah Mada,

Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Jurusan Sastra Inggris.

Karena mendapatkan beasiswa, tahun 1964 sampai tahun

1967 belajar drama di American Academy of Dramatical Art

di New York.

Bakat seni Rendra sudah muncul sejak masih kecil.

Sewaktu SMP Rendra pernah menampilkan sebuah drama

yang ia namakan “Kaki Palsu“. Dan di SMA beliau juga

menampilkan sebuah drama dengan judul “Orang-Orang di

Tikungan Jalan” yang menjadi juara satu di Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta. Pada

1952 puisi-puisi ciptaan Rendra mulai dimuat di sebuah

majalah yang bernama majalah Siasat. Sejak saat itu puisi-

puisi Rendra kerap mewarnai kolom-kolom majalah. Antara

lain yang paling terkenal dari puisi-puisi Rendra adalah

adalah Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru.67

Pengalaman-pengalaman ilmiah selama di Amerika

Serikat sangant mempengaruhi keseniannya, sehingga sebagai

66

Rendra, Panembahan Reso, (Malang: Sava Media), h. 174. 67

Biografi.id, “Biografi W.S. Rendra”, http://biografi.id/biografi-w-s-

rendra/ Diakses pada tanggal 9 November 2019

Page 58: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

49

seniman ia lebih terlibat kepada masalah-masalah sosial-

politik-budaya. Itulah periode ia mencari bentuk seni yang

tepat untuk tema tema sosial-politik dari insporasinya. Ia tidak

bisa menerima kredo sosial-realisme yang banyak dianut para

seniman pada waktu itu. Akhirnya, ia menemukan rumusan

estetik untuk sajak-sajak yang bertemakan sosial politik yaitu,

metafora bersifat grafik dan plastik. Dan dalam bentuk

semacam itu ternyata bisa menciptakan sajak-sajak yang enak

dibaca di muka umum.68

Karya Rendra sebagai penyair:69

1. Balada Orang-Orang Tercinta (1957)

2. Rendra: Empat Kumpulan Sajak (1961)

3. Blues Untuk Bonnie (1971)

4. Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

5. Potret Pembangunan Dalam Puisi (1980)

6. Nyanyian Orang Urakan (1985)

7. Nine Poems (1988)

8. Orang-Orang Rangkas Bitung (1990)

9. Penabur Benih (1992)

10. Disebabkan Oleh Angin (1993)

11. Mencari Bapa (1996)

12. Ten Poems (1997)

Karya Rendra sebagai penulis naskah drama:70

1. Orang-Orang Di Tikungan Jalan

68

Rendra, Panembahan Reso, (Malang: Sava Media), h. 174. 69

Rendra, Panembahan Reso. h. 177. 70

Rendra, Panembahan Reso. h. 177.

Page 59: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

50

2. Mastodon Dan Burung Kondor

3. Kisah Perjuangan Suku Naga

4. Sekda

5. Panembahan Reso

Rendra menerjemahkan:71

1. Oidious Rex karya Sophocles

2. Kolonus karya Sophocles

3. Antigone karya Sophocles

4. Hamlet karya W Shakespeare

5. Macbeth karya W Shakespeare

Penghargaan yang diterima Rendra:72

1. Hadiah Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional

untuk kumpulan sajak Ballada Orang-orang Tercinta

tahun 1957.

2. Anugerah Seni dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia atas eksperimen

teater tahun 1969.

3. Hadiah Akademi Jakarta, untuk karya-karyanya

selama kurun 1970-1975 dan 1975.

4. Penghargaan Adam Malik, dalam bidang kesenian

1989.

5. Wertheim Award untuk perjuangan hak-hak asasi

manusia dalam karya karyanya, 1991.

71

Rendra, Panembahan Reso. h. 177. 72

Rendra, Panembahan Reso. h. 177.

Page 60: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

51

6. Anugerah Hendar Fahmi Ananda, dari senat

MahasiswaUniversitas Mataram, untuk perjuangan

hak-hak asasi manusia dan demokrasi. 1991.

7. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Indonesia, sebagai sastrawan terbaik,1997.

8. The SEA Writte Award dari Putera Mahkota Thailand,

untuk kumpulan sajaknya “Orang-Orang Dari Rangkas

Bitung”, 1997.

9. Medali Jos Kaj Tyl, dari Duta Besar Czech untuk

Indonesia untuk perannya mempererat kebudayaan

Indonesia dan Czeko.

10. The Habibie Award, dalam bidang filsafat, seni dan

agama, 2000.

Page 61: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

52

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Observasi dan Dokumentasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap subjek

penelitian. Subjek dalam penelitian ini yaitu naskah Drama

Kisah Perjuangan Suku Naga. Dokumentasi merupakan hasil

dari pengumpulan data melalui observasi. Dokumentasi

merupakan hasil dari pengumpulan data melalui observasi.

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa naskah teks dalam

Drama Kisah Perjuangan Suku Naga.

Tabel 4.1.1 Kekuasaan Babak Prolog

POTONGAN DIALOG

Dalang : Kerajaan Astinam diperintah oleh seorang Ratu. ia

memerintah didampingi oleh Perdana Menteri dan

kabinetnya. disamping itu, kerajaan ini juga punya

parlemen dan undang-undang dasar. maksudnya, kerajaan

itu bersifat demokratis.

Tabel 4.2.1 Kekuasaan Babak Jejer Astinampuram

POTONGAN DIALOG

Perdana Menteri : Beres, Sri Ratu, kebetulan banyak

perusahaan asing yang ingin menanamkan uangnya di sini,

disini untuk mendirikan pabrik obat-obatan.

Page 62: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

53

Ratu : Permohonan mereka harus diberi prioritas utama.

Asal juga penuh pengertian.

Perdana Menteri : Wah, pengertian Mereka cukup besar Sri

Ratu. Mereka akan menyediakan 10% dari modal untuk

hal-hal yang tidak terduga, yang pemakaiannya terserah

seluruhnya kepada Sri Ratu, dan langsung akan dimasukkan

ke dalam rekening bank Sri Ratu di Singapura.

Ratu : Itu bagus.

Tabel 4.2.2 Kekuasaan Babak Jejer Astinampuram

POTONGAN DIALOG

Perdana Menteri : Sri Ratu, jalannya pembangunan harus kita

amankan.

Serenggi : Betul Sri Ratu saya sebagai Menteri keamanan

akan segera mengumumkan pernyataan. Bahwa mengkritik

pembangunan adalah sabotase. Oleh karena itu subversif.

Ratu : Dengan begitu tidak akan ada lagi oposisi.

Srenggi : Oposisi adalah musuh pembangunan.

Ratu : Lalu, kita akan dengan bebas membangun dengan

lancar.

Page 63: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

54

Tabel 4.3.1 Kekuasaan Babak Koor Parlemen

POTONGAN DIALOG

Srenggi : Saudara-saudara, untuk mengamankan jalannya

pembangunan, kita harus membuat undang-undang yang

menyatakan bahwa menjelang parlemen mengesahkan

rencana pembangunan 4 tahun maka tidak boleh ada suara-

suara negatif yang berusaha mempengaruhi jalannya

persidangan.

B : Apakah yang disebut suara-suara negatif.

Srenggi : Luas...luas…!!!

Ketua Parlemen : Pendeknya, yang subversif.

Tabel 4.3.2 Kekuasaan Babak Koor Parlemen

POTONGAN DIALOG

Mr. Joe : Inilah yang sungguh utama. Ada satu perusahaan

besar di negara yang saya ingin menanamkan modal di sini

dalam bidang pertambangan. Tentu saja iya akan

menggunakan saluran resmi. Ia sangat menghargai saluran

resmi. Saya semata-mata hanya beri dukungan saja, karena

saya tahu betul pribadi presiden direktur perusahaan itu. Ia

adalah seorang yang juta-juta-jutawan,dan di dalam ilmu

kehidupan sudah ma'rifat. selain bidang pertambangan, Ia juga

mempunyai usaha di bidang obat-obatan, perhotelan, dan

Page 64: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

55

kerohanian! Ia telah membangun gereja gereja, masjid-masjid,

vihara-vihara di sebuah dunia. bahkan akhir-akhir ini ia telah

membangun Wihara sendiri di pegunungan yang indah

lengkap dengan pelajaran yoga, semedi, silat tai chi dan lain

sebagainya.

Ratu : Ya... Asal orang penuh pengertian, kami pasti

menghargainya.

Mr. Joe : Wah, pengertian beliau sungguh besar.

Menteri Pertambangan : Maaf Sri Ratu, Saya memberanikan

diri untuk memberi dukungan pada beliau. pengertian beliau

benar-benar besar! untuk membuktikan bahwa ia benar-benar

ahli di bidang pertambangan, ia telah memilih hasil tambang

mulia, untuk dipersembahkan kepada Sri Ratu. sebuah Intan...

Ratu : Intan?

Menteri Pertambangan : Harganya tidak kurang dari dua juta

dolar dengan mutu alam mimpi.

Ratu : ini benar-benar art!!!

Menteri Pertambangan : Sri Ratu, The Big Boss, begitu biasa

kami panggil teman kami itu. Sangat kagum dan terpikat

Page 65: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

56

pada alam negeri kita. Terdorong oleh rasa kagumnya itu, Ia

telah lama membuat survei pada hasil hasil tambang kita,

sehingga ia tahu bahwa di bukit Saloka di wilayah kaum Suku

Naga ada tambang tembaga yang cukup kaya. Demi kemajuan

negeri kita, Ia akan menanamkan modalnya yang besar untuk

mengaduk tambang itu. Wah, Mesin mesinnya sungguh

modern.

Tabel 4.4.1 Kekuasaan Babak Sri Ratu Marah-Marah

POTONGAN DIALOG

Ratu : Apa ini!

Perdana Menteri : Tenanglah Sri Ratu, media semacam ini

tidak akan berbuat banyak.

Ratu : Apa katamu? tidak bisa berbuat banyak? orang-orang

UNESCO sudah mulai nyindir-nyindir program kita ini! tidak

bisa berbuat banyak katamu? setidak-tidaknya bluderku

sudah mulai kumat lagi.

Srenggi : Maaf si ratu kami tidak pernah lalai semua koran

dan majalah luar negeri yang memuat mengenai perjuangan

suku naga sudah saya blokir. nomor-nomor yang memuat

perjuangan itu sudah saya suruh Sita. anak buah anak buah

saya telah mengguntingi bagian-bagiannya yang gawat lalu

dibakar. sedangkan sisanya mereka jual sebagai kiloan.

Page 66: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

57

Perdana Menteri : Cerdas Sekali

Tabel 4.5.1 Kekuasaan Babak Gaya Menteri Pertambangan

POTONGAN DIALOG

Abisavam : Apa yang saudara senangi dari kami?

Menteri Pertambangan : Saya senang tarian-tarian saudara,

saya senang bentuk rumah rumah saudara, Saya senang

bentuk kebudayaan dan kepribadian Suku Naga.

Abisavam : tapi semuanya itu akan lenyap begitu desa ini

diubah menjadi kota pertambangan.

Menteri Pertambangan : Tidak perlu lenyap! waduh, jangan

sampai lenyap. semua itu bisa diselamatkan. Coba

bayangkan, di kota pertambangan yang penuh dengan

gedung-gedung modern Akan terdapat di situ, kuburan

kuburan kuno, rumah adat yang lengkap dengan peralatan

upacara dan lain sebagainya. Telaga keramat, tempat-

tempat ibadah, pohon keramat, semuanya akan kita

upgrade, supaya bisa dinikmati oleh orang banyak, menjadi

unggulan pariwisata.

Tabel 4.6.1 Kekuasaan Babak Kesaksian Surat-Surat Kabar Asing

POTONGAN DIALOG

Ketua Parlemen : Iya, saya ketua parlemen.

Page 67: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

58

Abisavam : Wakil rakyat?

Ketua Parlemen : Oh, iya… sudah dilantik.

Abisavam : Dandananya kok begitu

Ketua Parlemen : Maaf?

Abisavam : Saya tadi juga saudara duta dari Eropa.

Ketua Parlemen : Saya datang untuk meninjau.

Abisavam : Kok bawa tentara?

Ketua Parlemen : Sekedar teman seperjalanan.

B. Wawancara

Wawancara merupakan proses mengumpulkan data

dari informan sejelas dan selengkap mungkin guna

menjadi data penelitian. Dalam penelitian ini yang

dibutuhkan adalan mewawancarai narasumber yaitu Ken

Zuraida sebagai istri dari W.S. Rendra terkait dengan

naskah Drama Kisah Perjuangan Suku Naga. Berikut hasil

wawancara yang didapatkan :

Page 68: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

59

Dari pertanyaan yang penulis ajukan kepada

narasumber terkait dengan latar belakang pembuatan

drama Kisah Perjuangan Suku Naga adalah kondisi

Indonesia pada kisaran tahun 1972 sampai 1975. Dimana

dalam kurun tiga tahun lamanya rendra menyusun drama

tersebut melalui kejadian kejadian di Indonesia. Mulai

secara terang terangan pada masa Repelita I adanya

represif, sensorsif. Dwifungsi ABRI, dimana tentara

menjabat dalam perpolitikan dalam parlemen maupun

kementerian sehingga dalam menyelesaikan masalan

menggunakan cara pandang tentara. Hal ini tercermin

dalam drama Kisah Perjuangan Suku Naga, dimana

pejabat negara seperti Menteri Pertambangan, ketua

Parlemen adalah tentara yang telah dikaryakan.

Disi lain bentuk Suku Naga di dalam drama tercermin

dari observasi langsung di tiga wilayah yaitu Yogyakarta,

Mojokerto, Banjarnegara untuk mendapatkan cara hidup

juga pola pikir masyarakat desa maupun kota. Sangat

jelas tergambar dalam dialog Abisavam, Abiwara,

Setyawati, Supaka.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Wacana Kekuasaan dalam Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga

Analisis yang dipakai penulis dalam penelitian ini

yaitu wacana Teun A. Van Dijk. Analisis ini menitik beratkan

Page 69: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

60

pada proses pembentukan teks dalam arti lain adalah kondisi

psikologis dalam menciptakan teks. Struktur teks dalam

analisis wacana Teun A. Van Dijk dibagi dalam tiga bagian

yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.

1. Struktur Makro (Tematik)

Stuktur makro menunjuk pada gambaran umum dari

suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin

disampaikan pelaku wacana, dalam penelitian ini adalah

naskah drama Kisah Perjuangan Suku Naga. Berikut hasil

analisisnya :

Pada tabel Tabel 4.1.1 terdapat teks dialog menunjukkan

struktur pemerintahan dan dasar hukum negara Astinam.

Dalang : Kerajaan Astinam diperintah oleh seorang Ratu.

ia memerintah didampingi oleh Perdana Menteri dan

kabinetnya. disamping itu, kerajaan ini juga punya

parlemen dan undang-undang dasar. maksudnya,

kerajaan itu bersifat demokratis.

Topik yang dikedepankan dalam teks ini yaitu negara

Astinam memiliki undang-undang dasar yang mana

kepemerintahannya demokratis. Negara ini dipimpin oleh

seorang Ratu yang didampingi Perdana Menteri dan

kabinetnya. Selain itu juga memiliki parlemen.

Pada tabel Tabel 4.2.1 terdapat teks dialog berisi tentang

pertemuan Perdana menteri dengan Ratu negara Astinam.

Page 70: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

61

Perdana Menteri melaporkan perusahaan asing yang ingin

menanamkan modal.

Perdana Menteri : Beres, Sri Ratu, kebetulan banyak

perusahaan asing yang ingin menanamkan uangnya di

sini, untuk mendirikan pabrik obat-obatan.

Ratu : Permohonan mereka harus diberi prioritas utama.

asal juga penuh pengertian.

Perdana Menteri : Wah ah, pengertian mereka cukup

besar Sri Ratu. mereka akan menyediakan 10% dari

modal untuk hal-hal yang tidak terduga, yang

pemakaiannya terserah seluruhnya kepada Sri Ratu, dan

dan langsung akan dimasukkan ke dalam rekening bank

Sri Ratu di Singapura.

Ratu : Itu bagus.

Pada teks dialog tersebut terlihat bagaimana Ratu sebagai

Pemerintahan yang sah, menggunakan kekuasaannya untuk

mendapatkan bagian dari perusahaan yang ingin menanamkan

modalnya.

Pada tabel Tabel 4.2.2 terdapat teks dialog berisi

pernyataan Menteri Keamanan Srenggi mengenai

pembangunan.

Page 71: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

62

Perdana Menteri: Sri Ratu, jalannya pembangunan harus

kita amankan.

Serenggi : Betul Sri Ratu saya sebagai Menteri keamanan

akan segera mengumumkan pernyataan. Bahwa

mengkritik pembangunan adalah sabotase. Oleh karena

itu subversif.

Ratu : Dengan begitu tidak akan ada lagi oposisi.

Srenggi : Oposisi adalah musuh pembangunan.

Pada teks dialog tersebut terlihat bahwa Menteri

Keamanan mendukung jalannya pembangunan. Akan tetapi,

pemerintahan yang seharusnya demokratis, mampu menerima

kritik dan masukan malah sebaliknya. Mengganggap siapapun

yang mengganggu jalannya pembangunan akan dicap sebagai

subversif.

Pada tabel Tabel 4.3.1 terdapat teks dialog bahwa Srenggi

kritik yang mengganggu jalannya

pembangunan.pertemuannya ini dihadiri Ratu, Perdana

Menteri, Ketua Parlemen dan anggotanya.

Srenggi : Saudara-saudara, untuk mengamankan jalannya

pembangunan, kita harus membuat undang-undang yang

menyatakan bahwa menjelang parlemen mengesahkan

Page 72: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

63

rencana pembangunan 4 tahun maka tidak boleh ada

suara-suara negatif yang berusaha mempengaruhi

jalannya persidangan.

B : Apakah yang disebut suara-suara negatif.

Srenggi : Luas...luas…!!!

Ketua Parlemen : Pendeknya, yang subversif.

Pada teks dialog tersebut terlihat bagaimana pejabat

negara seperti Menteri Keamanan, Perdana Menteri, Parlemen

menggunakan kekuasaan untuk mengamankan jalannya

pembangunan. Negara berkembang memerlukan modal untuk

melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan

tidak mencerminkan kepentingan rakyat. Kekuasaan yang

dimiliki para pejabat negara hanya digunakan untuk

mengamankan segelintir kepentingan, membuat undang-

undang anti kritik.

Pada tabel Tabel 4.3.2 terdapat teks dialog Mr. Joe,

Menteri Pertambangan, dan Ratu membicarakan perusahaan

asing yang ingin menanamkan modalnya di wilayah

kekuasaan Ratu.

Mr. Joe : Inilah yang sungguh utama. Ada satu

perusahaan besar di negara yang saya ingin menanamkan

Page 73: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

64

modal di sini dalam bidang pertambangan. Tentu saja iya

akan menggunakan saluran resmi. Ia sangat menghargai

saluran resmi. Saya semata-mata hanya beri dukungan

saja, karena saya tahu betul pribadi presiden direktur

perusahaan itu. Ia adalah seorang yang juta-juta-

jutawan,dan di dalam ilmu kehidupan sudah ma'rifat.

selain bidang pertambangan, Ia juga mempunyai usaha di

bidang obat-obatan, perhotelan, dan kerohanian! Ia telah

membangun gereja gereja, masjid-masjid, vihara-vihara

di sebuah dunia. bahkan akhir-akhir ini ia telah

membangun Wihara sendiri di pegunungan yang indah

lengkap dengan pelajaran yoga, semedi, silat tai chi dan

lain sebagainya.

Ratu : Ya... Asal orang penuh pengertian, kami pasti

menghargainya.

Mr. Joe : Wah, pengertian beliau sungguh besar.

Menteri Pertambangan : Maaf Sri Ratu, Saya

memberanikan diri untuk memberi dukungan pada beliau.

pengertian beliau benar-benar besar! untuk membuktikan

bahwa ia benar-benar ahli di bidang pertambangan, ia

telah memilih hasil tambang mulia, untuk

dipersembahkan kepada Sri Ratu. sebuah Intan...

Page 74: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

65

Ratu : Intan?

Menteri Pertambangan : Harganya tidak kurang dari dua

juta dolar dengan mutu alam mimpi.

Ratu : ini benar-benar art!!!

Menteri Pertambangan : Sri Ratu, The Big Boss, begitu

biasa kami panggil teman kami itu. Sangat kagum dan

terpikat pada alam negeri kita. Terdorong oleh rasa

kagumnya itu, Ia telah lama membuat survei pada hasil

hasil tambang kita, sehingga ia tahu bahwa di bukit

Saloka di wilayah kaum Suku Naga ada tambang

tembaga yang cukup kaya. Demi kemajuan negeri kita, Ia

akan menanamkan modalnya yang besar untuk mengaduk

tambang itu. Wah, Mesin mesinnya sungguh modern.

Pada teks dialog tersebut terlihat bahwa Mr. Joe sebagai

pihak dari perusahaan asing yang ingin menanamkan

modalnya. Ternyata, Menteri Pertambangan telah kenal

terlebih dahulu dengan The Big Boss dari perusahaan

tersebut. Sebagai pejabat negara menggunakan kekuasaannya

untuk meminta Sri Ratu menerima hadiah yang diberikan

perusahaan untuk memperlancar proses mendirian tambang di

bukit Saloka.

Page 75: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

66

Pada tabel Tabel 4.4.1 terdapat teks dialog berisi tentang

pertemuan Ratu, Perdana Menteri dan Menteri Keamanan

Srenggi menyikapi berita yang tersebar.

Ratu : Apa ini!

Perdana Menteri : Tenanglah Sri Ratu, media semacam

ini tidak akan berbuat banyak.

Ratu : Apa katamu? tidak bisa berbuat banyak? orang-

orang UNESCO sudah mulai nyindir-nyindir program

kita ini! tidak bisa berbuat banyak katamu? setidak-

tidaknya bluderku sudah mulai kumat lagi.

Srenggi : Maaf Sri Ratu, kami tidak pernah lalai. Semua

koran dan majalah luar negeri yang memuat mengenai

perjuangan suku naga sudah saya blokir. Nomor-nomor

yang memuat perjuangan itu sudah saya suruh Sita. Anak

buah anak buah saya telah mengguntingi bagian-

bagiannya yang gawat lalu dibakar. Sedangkan sisanya

mereka jual sebagai kiloan.

Perdana Menteri : Cerdas Sekali.

Pada teks dialog tersebut berisi bagaimana Ratu geram

karena banyak pemberitaan yang tidak menguntungkan

Page 76: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

67

keinginannya. Ratu menggunakan kekuasaannya untuk

menggunakan segala cara agar berita berita tersebut tidak

tersebar. Srenggi sebagai Menteri Keamanan, menggunakan

kekuasaannya untuk memblokir semua koran dan majalan

yang memberitakan negatif tentang pembangunan kota

pertambangan.

Pada tabel Tabel 4.5.1 terdapat teks dialog berisi tentang

kunjungan Menteri Pertambangan ke desa tempat Suku Naga

tinggal.

Abisavam : Apa yang saudara senangi dari kami?

Menteri Pertambangan : Saya senang tarian-tarian

saudara, saya senang bentuk rumah rumah saudara, Saya

senang bentuk kebudayaan dan kepribadian Suku Naga.

Abisavam : tapi semuanya itu akan lenyap begitu desa ini

diubah menjadi kota pertambangan.

Menteri Pertambangan : Tidak perlu lenyap! waduh,

jangan sampai lenyap. semua itu bisa diselamatkan. Coba

bayangkan, di kota pertambangan yang penuh dengan

gedung-gedung modern Akan terdapat di situ, kuburan

kuburan kuno, rumah adat yang lengkap

dengan peralatan upacara dan lain sebagainya. Telaga

keramat, tempat-tempat ibadah, pohon keramat,

Page 77: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

68

semuanya akan kita upgrade, supaya bisa dinikmati oleh

orang banyak, menjadi unggulan pariwisata.

Pada teks dialog tersebut Menteri pertambangan

memberikan gambaran bagaimana kota pertambangan yang

direncanakan. Menjanjikan megahnya gedung-gedung, segala

aspek kebudayaan Suku Naga akan dijadikan pariwisata.

Pada tabel Tabel 4.6.1 terdapat teks dialog berisi

kunjungan Ketua Parlemen ke ke desa tempat Suku Naga

tinggal.

Ketua Parlemen : Iya, saya ketua parlemen.

Abisavam : Wakil rakyat?

Ketua Parlemen : Oh, iya… sudah dilantik.

Abisavam : Dandananya kok begitu

Ketua Parlemen : Maaf?

Abisavam : Saya tadi juga saudara duta dari Eropa.

Ketua Parlemen : Saya datang untuk meninjau.

Abisavam : Kok bawa tentara?

Page 78: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

69

Ketua Parlemen : Sekedar teman seperjalanan.

Pada teks dialog diatas Ketua Parlemen melakukan

kunjungan ke tempat Suku Naga tinggal dan bertemu dengan

kepala suku, yaitu Abisavam. Ketua Parlemen datang tidak

hanya sendiri, melainkan membawa tentara. Abisavam merasa

Tindakan yang dilakukan wakil rakyat ini merupakan bentuk

tekanan agar pembangunan kota pertambangan tidak terhalang

oleh orang-orang Suku Naga.

2. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan Teknik untuk menganalisis suatu

wacana karena pada umumnya dalam suatu teks atau wacana

terdapat bagian bagian seperti pendahuluan, isi, penutup yang

bertujuan untuk memberikan penekanan pesan yang

diinginkan. Dalam Naskah drama ini dibagi dalam 6 tahapan

yaitu eksposisi, komplikasi, krisis, resolusi, dan keputusan.

a. Eksposisi

Eksposisi dalam naskah drama Kisah Perjuangan Suku

Naga di sampaikan oleh dalang. Dalang memperkenalkan

antara pemerintahan Astinam, Suku Naga, dan negara

negara tetangga. Dijelaskan bagaimana perbedaan antara

Astinam negara yang kaya akan sumberdaya alam dan

negara lain yang kaya akan modal dan barang dagangan.

Page 79: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

70

Selamat datang para hadirin semuanya. Perkenalkan

aku mulai bercerita. Ceritaku ini tidak, sekali lagi,

tidak terjadi di Indonesia. Jadi jangan terlalu tegang

menyensor cerita. Lebih dahulu aku meminta maaf

sebesar-besarnya akan sindiran-sindiran yang

disengaja maupun yang seakan-akan tidak disengaja.

Soalnya sindiran itu tidak melanggar undang-undang

dan menjadi bumbu yang sehat untuk pergaulan.

Sekarang ceritanya adalah sebuah kerajaan, Astinam

namanya. letaknya di dalam khayalan, kerajaan ini

berada di sebelah selatan Negeri Prasangka. di sebelah

barat Negeri Fantasi dan berbatasan dengan Laut Ada-

Ada Saja. pendeknya letaknya strategis.

Kerajaan Astinam diperintah oleh seorang Ratu. Ia

memerintah didampingi oleh Perdana Menteri dan

kabinetnya. disamping itu, kerajaan ini juga punya

parlemen dan undang-undang dasar. Maksudnya,

kerajaan itu bersifat demokratis. saya ini rakyat

Astinam. Nama saya.. Gak usah ya... dikasih nama

nanti minta alamat lagi!

Kembali lagi ke cerita cerita ini adalah cerita

pergaulan orang-orang tidak bisa hidup sendiri, harus

bergaul dengan orang-orang lain, dan pergaulan antar

manusia itu kadang bersifat adil, kadang bersifat tidak

adil. Ini yang mau dikisahkan.

Page 80: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

71

Syahdan, dan di tanah seberang, di negeri-negeri

para raksasa, maksud saya di Eropa dan Amerika, ya

di Jepang juga, kehidupan agak lain di sana.

Di sini Negeri pertanian, kaya akan hasil bumi dan

barang tambang. disana Negeri industri kaya akan

uang modal dan mesin-mesin yang menghasilkan

barang dagangan. Perbedaan itu akan nyata bila kita

lihat dalam bentuk-bentuk adegan adegan, dan

selanjutnya kita lihat juga Bagaimana sifat pergaulan

antar mereka.

b. Konflik

Konflik dalam dalam naskah drama Kisah Perjuangan

Suku Naga dimulai sejak munculnya berita tentang

pembangunan kota pertambangan di Bukit Saloka. Hal

tersebut terdengan sampai kepada Ratu.

Ratu : Apa ini!

Perdana Menteri : Tenanglah Sri Ratu, media

semacam ini tidak akan berbuat banyak.

Ratu : Apa katamu? tidak bisa berbuat banyak? orang-

orang UNESCO sudah mulai nyindir-nyindir program

kita ini! tidak bisa berbuat banyak katamu? setidak-

tidaknya bluderku sudah mulai kumat lagi.

Page 81: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

72

Srenggi : Maaf Sri Ratu kami tidak pernah lalai semua

koran dan majalah luar negeri yang memuat mengenai

perjuangan suku naga sudah saya blokir. nomor-nomor

yang memuat perjuangan itu sudah saya suruh Sita.

anak buah anak buah saya telah mengguntingi bagian-

bagiannya yang gawat lalu dibakar. sedangkan sisanya

mereka jual sebagai kiloan.

Perdana Menteri : Cerdas Sekali

c. Komplikasi

Komplikasi yaitu dimana kondisi meulai merumit.

Setelah munculnya konflik, muncul masalah yang mana

Suku Naga tidak menginginkan tawaran dari Menteri

Pertambangan yaitu kebudayaan Suku Naga dijadkan

Pariwisata.

Abisavam : Apa yang saudara senangi dari kami?

Menteri Pertambangan : Saya senang tarian-tarian

saudara, saya senang bentuk rumah rumah saudara,

Saya senang bentuk kebudayaan dan kepribadian Suku

Naga.

Abisavam : tapi semuanya itu akan lenyap begitu desa

ini diubah menjadi kota pertambangan.

Page 82: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

73

Menteri Pertambangan : Tidak perlu lenyap! waduh,

jangan sampai lenyap. semua itu bisa diselamatkan.

Coba bayangkan, di kota pertambangan yang penuh

dengan gedung-gedung modern Akan terdapat di situ,

kuburan kuburan kuno, rumah adat yang lengkap

dengan peralatan upacara dan lain sebagainya. Telaga

keramat, tempat-tempat ibadah, pohon keramat,

semuanya akan kita upgrade, supaya bisa dinikmati

oleh orang banyak, menjadi unggulan pariwisata.

d. Krisis

Persoalan mencapai puncaknya ketika kedatangan

Ketua Parlemen tidak disambut baik oleh Suku Naga

karena dianggap menekan dengan membawa tentara.

Ketua Parlemen : Iya, saya ketua parlemen.

Abisavam : Wakil rakyat?

Ketua Parlemen : Oh, iya… sudah dilantik.

Abisavam : Dandananya kok begitu

Ketua Parlemen : Maaf?

Page 83: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

74

Abisavam : Saya tadi juga saudara duta dari Eropa.

Ketua Parlemen : Saya datang untuk meninjau.

Abisavam : Kok bawa tentara?

Ketua Parlemen : Sekedar teman seperjalanan.

e. Resolusi

Mulai ada titik penyelesaian. Mr. Joe merencanakan

untuk menuduh anak kepala suku melakukan subversi.

Mr. Joe : Anak kepala suku itu baru saja pulang dari

negeri kita. Tetapi dia malah makin lebih dekat dengan

lingkungannya. Iya tidak memerlukan gitar listrik, air

conditioning, atau kakus porselen. Iya Malah berbicara

tentang polusi dan pentingnya para arsitek untuk

memikirkan sistem ventilasi yang lebih baik.

Sebagaimana yang telah dirintis oleh para arsitek dari

Spanyol dan Portugis di abad 17 yang kemudian

dikembangkan oleh para arsitek dari Belanda di abad

19 di daerah jajahan mereka di negeri tropis.

Boss : Usahakan saja supaya dia diangkat menjadi

dirjen umpamanya.

Page 84: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

75

Mr. Joe : Ia tidak ingin menjadi pembesar ia ingin

menjadi pemimpin.

Boss : Kasih saja dia massa. Suruhlah dia untuk

membikin organisasi massa. Lalu jatuhkan dia

melewati Pengurus organisasi itu sendiri atau

doronglah dia untuk memimpin demonstrasi massa,

ya... ya membakar toko-toko... dan kemudian kamu

bisa menyuruh orang lain untuk membuat kekacauan,

dan nantinya, pemimpinnya lah yang akan ditangkap

sebagai pengacau.

Mr. Joe :Ttidak bisa jalan Boss. Ia tidak suka

berorganisasi, dia tidak suka massa. Ia membenci

Anarki dan kekacauan, ya malah melatih disiplin diri

dengan meditasi meditasi, keuletan bekerja dan

keberanian melahirkan pikiran. Jalan satu-satunya

untuk menyingkirkan dia adalah…

Boss : Apa?

Mr. Joe :Menuduh dia melakukan subversi.

f. Keputusan

Page 85: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

76

The Big Boss meminta Mr. Joe untuk melobi Ratu

agar mengusir wartawan luar negeri bernama Carlos yang

tinggal bersama Suku Naga.

Carlos : Jangan berlebihan. Saudara-saudaraku Suku

Naga, terima kasih untuk kehangatan ini. Mereka telah

mengusirku. Aku akan pergi, tetapi perjuangan kita

bersama-sama, tidak akan berhenti di sini. Justru di

luar negeri saya akan lebih banyak menulis tentang

perjuangan saudara-saudara. Nilai-nilai yang kita

perjuangkan akan terpahat di langit, akan terpahat di

bumi, tercetak di koran koran, dan akan disiarkan di

radio juga di televisi bahkan akan tersebar dari mulut

ke mulut.

3. Struktur Mikro

a. Semantik

1) Latar

Dalam naskah drama Kisah Perjuangan Suku

Naga bahwa penulis mengarahkan pada penonton

atau pembaca melihat kondisi bagaimana sebuah

sebuah praktek kekuasaan dalam tatanan negara.

Dialog dialog yang menggambarkan kekuasaan

pemerintahan terhadap rakyatnya tergambar sejak

awal naskah. Ratu sebagai menentu keputusan

menggunakan kekasaannya tersebut untuk

Page 86: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

77

kepentingan pribadinya tergambar dalam babak

Jejer Astinampuram, Ratu mau melancarkan

perusahaan manapun yang ingin menanamkan

modal di negara Astinam dengan persyaratan mau

memberi pinjaman dan komisi.

Hal tersebut berimbas pada rakyat suku naga

yang terkena dampak atas represifnya pemerintah

Astinam untuk melancarkan pembangunan yang

telah disepakati Ratu dengan Big Boss tanpa

mendengar masukan rakyatnya.

2) Detil

Elemen ini berkaitan dengan kontrol informasi

yang ditampilan seseorang. Komunikator

menyampaikan informasi yang berlebihan,

menguntungkan dirinya atau citra yang baik.

Begitu pun sebaliknya.73

Srenggi : Saudara-saudara, untuk

mengamankan jalannya pembangunan, kita

harus membuat undang-undang yang

menyatakan bahwa menjelang parlemen

mengesahkan rencana pembangunan 4 tahun

maka tidak boleh ada suara-suara negatif yang

berusaha mempengaruhi jalannya persidangan.

73

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 238

Page 87: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

78

B : Apakah yang disebut suara-suara negatif.

Srenggi : Luas...luas…!!!

Ketua Parlemen : Pendeknya, yang subversif.

Detil yang hendak disampaikan penulis naskah

adalah pemerintah menggunakan segala cara untuk

dapat merealisasikan pembangunan tersebut.

Dengan kekuasaannya sebagai pejabat

pemerintahan bersepakat membuat undang-undang

untuk kepentingan lancarnya pembangunan.

3) Maksud

Hampir serupa dengan detil, elemen maksud

melihat informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan

jelas. Contoh dalam berita, tujuan akhirnya adalah

public hanya mengonsumsi informasi yang

menguntungkan komunikator.74

Abisavam : Apa yang saudara senangi dari kami?

Menteri Pertambangan : Saya senang tarian-

tarian saudara, saya senang bentuk rumah

rumah saudara, Saya senang bentuk

kebudayaan dan kepribadian Suku Naga.

74

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 240.

Page 88: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

79

Abisavam : tapi semuanya itu akan lenyap

begitu desa ini diubah menjadi kota

pertambangan.

Menteri Pertambangan : Tidak perlu lenyap!

waduh, jangan sampai lenyap. semua itu bisa

diselamatkan. Coba bayangkan, di kota

pertambangan yang penuh dengan gedung-

gedung modern Akan terdapat di situ, kuburan

kuburan kuno, rumah adat yang lengkap

dengan peralatan upacara dan lain sebagainya.

Telaga keramat, tempat-tempat ibadah, pohon

keramat, semuanya akan kita upgrade, supaya

bisa dinikmati oleh orang banyak, menjadi

unggulan pariwisata.

Menurut Abisavam desa akan lenyap karena

segala aspek kebudayaan Suku naga akan hilang.

Menjadikan pariwisata itu bukan budaya

seutuhnya. Makanya segalanya akan lenyap ketika

diubah menjadi kota bertambangan.

4) Praanggapan

Praanggapan merupakan pernyataan yang

digunakan untuk mendukung makna suatu teks.

Kalau latar belakang upaya mendukung pendapat

Page 89: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

80

dengan jalan memberi latar belakang, praanggapan

adalah upaya untuk memberikan premis yang

dipercaya kebenarannya.

Dalam naskah drama Kisah perjuangan Suku

Naga babak kesaksian surat surat kabar asing

Ketua parlemen mengunjungi Abisavam sebagai

ketua suku di Desa suku Naga. Kunjungannya pun

membawa tentara. Pemerintah secara terang

terangan represif kepada rakyatnya. Yang

seharusnya parlemen sebagai wakil rakyat menjadi

pengarahan terhadap rakyat.

b. Sintaksis

1) Koherensi

Koherensi merupakan kaitan antar kata atau

kalimat dalam teks. Fakta yang sama sekali tidak

sama dapat di hubungkan sehingga tampak

koheren. Dengan penambahan kongjungsi

sehingga fakta tersebut dapat berkaitan. Kata

hubung seperti, kausal (sebab akibat), hubungan

keadaan, waktu, kondisi, dan sebagainya.75

Pada naskah Drama Kisah Perjuanan Suku

Naga babak Koor parlemen dapat diliha bentuk

koherensi yang menampilkan dialog Srenggi

sebagai Menteri Keamanan Astinam.

75

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 242.

Page 90: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

81

Srenggi : Saudara-saudara, untuk

mengamankan jalannya pembangunan, kita

harus membuat undang-undang yang

menyatakan bahwa menjelang parlemen

mengesahkan rencana pembangunan 4 tahun

maka tidak boleh ada suara-suara negatif yang

berusaha mempengaruhi jalannya persidangan.

Kalimat di atas menggunakan kata hubung

“maka”. Proposisi “Saudara-saudara, untuk

mengamankan jalannya pembangunan, kita harus

membuat undang-undang yang menyatakan

bahwa menjelang parlemen mengesahkan rencana

pembangunan 4 tahun” dan “tidak boleh ada

suara-suara negatif yang berusaha mempengaruhi

jalannya persidangan”. Tetapi dengan

menggunakan kata hubung “maka” dua hal

tersebut menjadi tampak koheren dan saling

menguatkan satu sama lain.

2) Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang

berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu

prinsip kausalitas. Bentuk kalimat bukan hanya

persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi

menentukan makna yang dibentuk oleh susunan

kalimat. Dalam kalimat berstruktur aktif, seseorang

Page 91: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

82

menjadi subjek dalam pernyataannya. Begitu juga

sebaliknya. Kalimat berstruktuk pasif, seseorang

menjadi objek.76

Dalam naskah Drama Kisah Perjuangan Suku

Naga babak Jejer Astinampuram dialog antara

Ratu dengan Perdana Menteri menyampaikan

tentang komisi 10% untuk perusahaan manapun

yang mau menanamkan modalnya di Astinam.

Ratu : Permohonan mereka harus diberi

prioritas utama. Asal juga penuh pengertian.

Perdana Menteri : Wah, pengertian Mereka

cukup besar Sri Ratu. Mereka akan

menyediakan 10% dari modal untuk hal-hal

yang tidak terduga, yang pemakaiannya

terserah seluruhnya kepada Sri Ratu, dan

langsung akan dimasukkan ke dalam rekening

bank Sri Ratu di Singapura.

Ratu : Itu bagus.

Kalimat Srenggi diatas menggunakan kalimat

Deduktif. Srenggi melaporkan banyakknya

perusahaan yang mau menamkan modalnya

beserta komisi 10% yang penggunaannya

bebas terserah Ratu.

76

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 251.

Page 92: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

83

3) Kata Ganti

Kata ganti. Kata ganti mampu memberitahu

dimana posisi seseorang dalam wacana. dalam

pengungkapan sikap, seseorang dapat

menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang

menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan

sikap resmi komunikator. Akan tetapi, ketika

memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap

tersebut sebagai representasi dari sikap Bersama.

Srenggi : Saudara-saudara, untuk

mengamankan jalannya pembangunan, kita

harus membuat undang-undang yang

menyatakan bahwa menjelang parlemen

mengesahkan rencana pembangunan empat

tahun maka tidak boleh ada suara-suara negatif

yang berusaha mempengaruhi jalannya

persidangan.

Kata ganti “kita” dalam dialog diata

merupakan kata ganti yang mewakili seluruh

pejabat untuk mengamankan jalannya

pembangunan.

Menteri Pertambangan : Maaf Sri Ratu, Saya

memberanikan diri untuk memberi dukungan

pada beliau. pengertian beliau benar-benar

besar! untuk membuktikan bahwa ia benar-

Page 93: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

84

benar ahli di bidang pertambangan, ia telah

memilih hasil tambang mulia, untuk

dipersembahkan kepada Sri Ratu. sebuah

Intan...

Kata ganti “beliau” merupakan kata ganti

untuk The Big Boss yang menginginkan untuk

bisa menambang di bukit Saloka.

c. Stilistik

Leksikon ini merupakan elemen Bagaimana

seorang penulis melakukan pemilihan kata atas

berbagai kemungkinan kata yang tersedia. pemilihan

kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja, tetapi

bisa jadi mengandung unsur ideologis yang

menunjukkan Bagaimana pemaknaan seseorang yang

terhadap suatu fakta.77

Dalam dialog Ratu pada babak Jejer

Astinampuram “Permohonan mereka harus diberi

prioritas utama. Asal juga penuh pengertian.” Kata

“permohonan” menggambarkan sifat Ratu yang

angkuh, karena dalam posisi ratu dengan perusahaan

asing saling membutuhkan.

77

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.

Page 94: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

85

Dalam babak yang lain seperti babak Koor

Parlemen terdapat dialog Srenggi “Saudara-saudara,

untuk mengamankan jalannya pembangunan, kita

harus membuat undang-undang yang menyatakan

bahwa menjelang parlemen mengesahkan rencana

pembangunan empat tahun maka tidak boleh ada

suara-suara negatif yang berusaha mempengaruhi

jalannya persidangan.” Kata “suara-suara negatif”

memiliki arti aktifitas yang mengganggu atau

menghambat jalannya pembangunan. Sehingga disebut

sebagai hal yang negatif.

d. Retoris

1) Grafis

Elemen ini merupakan bagian untuk

memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan

oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Ada

beberapa teks yang menonjol dari hasil observasi.

Dialog “Perdana Menteri : Sri Ratu, jalannya

pembangunan harus kita amankan.” dan “Menteri

Pertambangan : Sri Ratu, The Big Boss, begitu

biasa kami panggil teman kami itu. Sangat kagum

dan terpikat pada alam negeri kita. Terdorong

oleh rasa kagumnya itu, Ia telah lama membuat

survei pada hasil hasil tambang kita, sehingga ia

tahu bahwa di bukit Saloka di wilayah kaum Suku

Page 95: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

86

Naga ada tambang tembaga yang cukup kaya.

Demi kemajuan negeri kita, Ia akan menanamkan

modalnya yang besar untuk mengaduk tambang

itu. Wah, Mesin mesinnya sungguh modern.”

Keduanya dialog tersebut menggambarkan

Perdana Menteri dan Menteri Pertambangan

merayu Ratu agar mengikuti kemauan mereka.

Karena ketika Ratu menyetujui banyak perusahaan

asing masuk akan menguntungkan untuk Perdana

Menteri dan Menteri Pertambangan.

2) Metafora

Metafora dapat menjadi petunjuk utama

mengerti suatu teks. Karena menyampaikan pesan

bisa menggunakan kiasan. Kiasan atau metafora

digunakan sebagai landasan pikir, alasan

pembenaran atas pendapat atau gagasan tertentu

kepada publik.78

Terlihat dalam dialog berikut ini\

Ketua Parlemen : Iya, saya ketua parlemen.

Abisavam : Wakil rakyat?

Ketua Parlemen : Oh, iya… sudah dilantik.

Abisavam : Dandananya kok begitu

Ketua Parlemen : Maaf?

78

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 259.

Page 96: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

87

Abisavam : Saya tadi juga saudara duta dari

Eropa.

Ketua Parlemen : Saya datang untuk meninjau.

Abisavam : Kok bawa tentara?

Ketua Parlemen : Sekedar teman seperjalanan.

Unsur metaphor yang terdapat dalam dialog

diatas yaitu “sekedar teman seperjalanan” memiliki

makna bahwa Perdana Menteri dan tentara

memiliki tujuan yang sama dalam kunjungan ke

desa Suku Naga.

B. Kognisi Sosial Naskah Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga

Menurut Van Dijk bahwa analisis kognisi sosial

memusatkan perhatian pada struktur mental, proses

pemaknaan, dan mental komunikator dalam memahami

sebuah fenomena dari proses produksi teks.79

Kisah Perjuangan Suku Naga merupakan karya Rendra

yang dilahirkan dari berbagai hasil wawancara yang dilakukan

oleh Rendra dan juga oleh anak-anak Bengkel Teater Yogya,

dengan pemimpin-pemimpin desa, petani, ibu-ibu desa, anak-

anak kecil, anak-anak desa yang sekolah di kota, ditambah

lagi dengan pengendara-pegendara Honda, Yamaha yang

79

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 266-267

Page 97: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

88

membeli kendaraannya dari hasil panen atau jual tanah di

desa, dan wawancara-wawancara lainnya.80

Hal tersebut selaras dengan wawancara yang dilakukan

dengan Ken Zuraida selaku sebagai murid bengkel kala itu

“Rendra itu memunguti data dengan telaten mulai tahun 69

(1969). Memunguti data di dalam sistem kemasyarakatan

kita”.81

Ada di beberapa wilayah dilakukannya tempat

wawancara untuk menggali data yaitu Yogyakarta,

Mojokerto, dan Banjarnegara.

Seorang pemuda Jerman bertamu ke rumah Rendra

mengatakan “Peradaban kami dalam krisis. Hampir-hampir

taka da harapan lagi. Hidup kami terlalu dikuasai oleh mesin.

Sistem Pendidikan kami sungguh celaka. Setiap anggota

masyarakat dipersiapkan untuk menjadi skrup, gir, atau gotri,

sehingga bisa cocok untuk mesin-mesin industrialisasi. Kami

tau mau ini. Kami tak mau dididik untuk menjadi skrup dari

sebuah mesin. Kami ingin jadi manusia”.82

Terlihat dalam

naskah Kisah Perjuangan Suku Naga babak Koor Mesin.

Dalang : Ayo mesin, tunjukkan kerjamu

Koor : Siiip…

Bam bam bam

Gedebam gedebam gedebam

80

Edi Haryono & Bela Studio, “Menonton Bengkel Teater Rendra”,

(Yogyakarta: Kepel Press, 2005), h. 1007. 81

Wawancara pribadi dengan Ken Zuraida, Murid bengkel Teater Yogya

dan istri Rendra, Rabu, 6 November 2019. 82

Rendra, “Mempertimbangkan Tradisi”, (Jakarta: Gramedia, 1983)

Page 98: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

89

Kami kerja siang malam

Tanpa lelah tanpa pejam

Bam bim bum

Jas jis jos, jas jis jos

Gudang penuh, gudang untung

Hasil banyak tapi bingung

Kiprak kiprak kiprak,

Getar getar getar

Kami bisa jual murah

Kami butuh pasar lebar

Dalang : Selebar apa?

Koor: Kerja cepat pasar lebar

Barang urah jauh perginya

Dalang : Astaga, bisa bisa ia minta selebar dunia.

Dalam potongan babak diatas merupakan penggambaran

mesin negara industri yang fokus dengan barang dagangannya

dan membutuhkan pasar untuk menjualnya. Rendra

mengkritik sistem pemerintahan yang memanfaatkan

kekuasaannya untuk kepentingan pribadi bejabat.

Perdana Menteri : Wah, pengertian Mereka cukup besar

Sri Ratu. Mereka akan menyediakan 10% dari modal

untuk hal-hal yang tidak terduga, yang pemakaiannya

terserah seluruhnya kepada Sri Ratu, dan langsung akan

dimasukkan ke dalam rekening bank Sri Ratu di

Singapura.

Page 99: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

90

C. Konteks Sosial Naskah Drama Kisah Perjuangan

Suku Naga

Konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang

berkembang dalam masyarakat. Van Dijk mengatakan

bahwa di dalam menganalisis mengenai masyarakat ini ada

dua poin penting: kekuasaan (power) dan akses (acces).

Van Dijk mendefinisikan praktik kekuasaan sebagai

kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok untuk

mengontrol kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya

didasarkan pada kepemilikan atas sumber-sumber yang

bernilai seperti uang, status, dan pengetahuan.83

Naskah drama Kisah Perjuangan Suku Naga berisi

kritikan dan sindiran yang tajam mengenai korupsi,

bantuan modal asing, dan eksplorasi lahan. Walaupun

bentuk kerajaan yang dipimpin oleh Ratu, sistem

pemerintahannya menggunakan demokrasi. Kritik

penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintahan sangat

tajam dalam naskah.

Carlos : Laporan dari negeri Astinam.

Perusahaan The Big Boss telah melakukan joint

venture dengan sebuah perusahaan negara Astinam,

untuk mengerjakan penggalian dan pengolahan

tambang tembaga di bukit Saloka, di dekat desa Suku

83

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. h. 271-272

Page 100: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

91

Naga. pemerintah Astinam, akan mengosongkan Desa

Suku Naga dan akan mengubahnya menjadi kota

pertambangan, lengkap dengan perumahan-perumahan

tempat untuk para pekerja tambang, tempat-tempat

hiburan, masjid, gereja, lahan parkir, bengkel, pabrik

pengolahan, gudang tempat, dan sebagainya. Hal ini

berarti lenyapnya tempat-tempat ibadah para Suku

Naga. tempat-tempat keramat mereka akan dinodai.

rumah-rumah adat mereka akan disingkirkan. ini

berarti bahwa demi keuntungan yang akhirnya akan

dipakai secara tidak merata, satu kebudayaan dan

agama golongan minoritas akan didesak dan

dilenyapkan. tembaga, yang pengolahannya di pabrik

itu memerlukan banyak acid, akan menyebabkan

polusi dan akhirnya bisa merubah Desa suku naga

menjadi padang pasir. Contoh yang nyata dari

kelengahan semacam ini sudah ada. Lihatlah Copper

Basin di Tennesse, Amerika Serikat. Sekarang

menjadi padang pasir, dahulu hutan yang lebat . Inilah

akibat polusi Acid yang ditimbulkan oleh pabrik

tembaga mereka, sebab mereka membuang kotoran

pabrik itu seenaknya. Kerusakan alam selalu dimulai

dengan kerusakan rumputan dan semak belukar. Lalu

lenyapnya serangga, ikan disungai, dan binatang-

binatang kecil lainnya yang sebenarnya merupakan

perantara di dalam proses peremajaan alam. Dari

Page 101: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

92

kerusakan kecil-kecil ini akan sampai pada kerusakan

hutan. Tanpa zaat hijau daun yang dimiliki oleh hutan-

hutan, pemurnian udara akan berkurang. Bumi, air,

dan udara akan kotor. Sehingga akhirnya manusia

akan menderita juga. Tindakan mengejar keuntungan

dengan mengorbankan alam dan peradaban ini, pada

hakikatnya bukan pembangunan melainkan perusakan.

Hal ini tidak boleh dibiarkan, peradaban Suku Naga

lebih matang dan dewasa daripada peradaban yang

akan dipaksakan kepada mereka.

Drama Kisah Perjuangan Suku Naga sebagai kritik atas

kondisi yang terjadi di Indonesia pada zaman pemerintahan

Soeharto. Langkah Presiden Soeharto dalam merubah

kebijakan-kebijakan ekonomi untuk mempermudah modal

asing masuk dengan bergabung kembali dengan IMF,

Persatuaan Bangsa-Bangsa, dan Bank Dunia. Hal ini memulai

aliran bantuan keuangan dan bantuan asing dari negara-negara

Barat dan Jepang masuk ke Indonesia.

Selain menanggung utang, Indonesia harus menanggung

kesepakatan-kesepatan yang terjadi. Pengakuan John Perkins,

Ia tiba di Indonesia pada tahun 1971, tujuan kebijakan AS

(Amerika Serikat) sudah jelas, yaitu menghentikan

komunisme dan mendukung sang presiden. Berharap Soeharto

melayani Washington seperti halnya Shah Iran. Kedua orang

itu serupa tamak, angkuh, dan bengis. Selain mendambakan

Page 102: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

93

minyaknya, AS menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi

negara-negara di Asia lainnya.84

John Perkins berprofesi

sebagai bandit ekonomi.

Berbagai macam industri masuk ke Indonesia.

Melansir catatan USAID/Indonesia, dalam periode 1967

hingga 1971 saja, pemerintah Indonesia sudah membuka pintu

untuk 428 investor asing dengan total nilai investasi mencapai

US$ 1,6 miliar, di luar sektor minyak bumi.85

Disisi lain,

karena masuknya modal asing, tumbuh berbagai industri yang

mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat. Disisi

lain, masa pembangunan terjadi seperti kasus Kedung Ombo

Jawa Tengah dan kasus Sampang Madura alasan pemerintah

membangun Bendungan Kedung Ombo untuk mengairi lahan

non produktif di sekitar daerah itu artinya pembangunan yang

didanai Bank Dunia itu ditujukan untuk kepentingan rakyat.

Gejolak yang terjadi kemudian lebih disebabkan kan oleh cara

penanganan proses pembebasan tanah di samping tidak

mempertimbangkan secara matang aspek-aspek sosial dan

budaya masyarakat setempat. 86

84

John Perkins, Pengakuan Bandit Ekonomi, (Jakarta: Ufuk Press, 2007)

h. 6. 85

Danang Sugianto.”Investasi Asing Mengalir ke RI Sejak Era Orde

Baru”. Detik Finance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-

bisnis/d-4310869/investasi-asing-mengalir-ke-ri-sejak-era-orde-baru

(Diakses pada tanggal 9 November 2019). 86

M. Yoesoef, “Sastra dan Kekuasaan” (Jakarta: Wedatama Widya

Sastra, 2007), h. 71.

Page 103: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

94

Page 104: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

95

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa wacana kekuasaan pada naskah Drama

Kisah Perjuangan Suku Naga sebagai berikut:

1. Teks

Dilihat dari segi teks pada naskah drama, penulis

menyimpulkan:

a. Struktur Makro

Tema besar yang terdapat pada naskah Drama

Kisah Perjuangan Suku Naga mengenai Pemerintahan

Astinam yang korup dan berkolusi, mulai dari Ratu,

Perdana Menteri, Srenggi dan jajaran parlemen. Demi

melancarkan aksinya dengan memanfaatkan

kekuasaan sebagai pejabat. Disetiap babak terdapat

sub tema yang menjadi bagian dari keseluruhan

naskah.

Diawali dengan pengenalan mesin mesin negara

indrustri yang mau menjual barang dagangan dan

mampu meminjamkan uang, hal tersebut dilakukan

oleh para duta besar tiap negara. Astinam sebagai

negara berkembang menjadi peminjam modal. Suku

Naga adalah rakyat Astinam, yang penghidupannya

dari alam sekitar sebagai petani. Dengan begitu sangat

menjaga alam untuk keseimbangan. Saat Suku Naga

Page 105: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

96

mendengar bahwa desanya akan dijadikan kota

pertambangan, Suku Naga melalui Carlo melakukan

perlawanan dengan merilis berita tentang dampak

kerusakan yang akan terjadi. Hingga Ratu harus

melakukan represif kepada Suku Naga dan Carlos.

b. Superstruktur

Superstruktur atau tematik merupakan skema alur

dari awal hingga akhir cerita. dalam kisah perjuangan

suku naga terdapat lima tahapan yaitu dimulai dengan

eksposisi disampaikan oleh dalang.

Dalang memperkenalkan antara Pemerintahan

Astinam, suku naga, dan negara-negara Tetangga.

dijelaskan bagaimana perbedaan antara Astinam

negara yang kaya akan sumber daya alam ditinggali

oleh rakyat seperti suku naga yang sangat menjaga

keseimbangan alam dan negara lain yang kaya akan

modal, mesin, barang dagangan. Masuklah ke alur

konflik saat munculnya berita kata-kata tentang

pembangunan kota pertambangan di bukit Saloka yang

ditulis oleh Carlos teman dari abiwara anak kepala

suku naga. berita tersebut sampai kepada Ratu. Pada

tahap berikutnya komplikasi yaitu dimana kondisi

mulai merumit. pemerintahan Astinam menggunakan

koersif power agar pembangunan kota bisa berjalan

lancar dengan memblokir semua koran, majalah yang

memuat berita tersebut agar tidak tersebar luas. Pada

Page 106: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

97

tahap krisis yaitu menteri pertambangan mencoba

melobi kepala suku naga dengan reward power

memberikan gambaran rencana kota

pertambangan yang di dalamnya akan ada pariwisata

mengenai kebudayaan suku naga. akan tetapi kepala

suku menolak. Krisis. Berlanjut hingga kedatangan

ketua parlemen dengan membawa tentara mendatangi

kepala suku naga. Meskipun begitu kepala suku naga

abisavam tetap menolak kalau Desa suku naga harus

dijadikan kota pertambangan. dalam resolusi, Boss

sebagai pengusaha yang telah melihat potensi

kekayaan alam di bukit Saloka tempat Desa suku naga

tinggal tidak menyerah untuk bisa menambang di

bukit tersebut. Mr Joe sebagai tangan kanan Boss

Berencana untuk menuduh anak kepala suku

melakukan subversi dan meminta Ratu untuk

mengusir Carlos wartawan dari luar negeri yang

tinggal di desa suku naga.

c. Struktur Micro

Struktur mikro merupakan penjelasan lebih

mendalam mengenai teks yang terdiri dari

semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Pada point

semantik, penulis menitiberatkan pada kejadian-

kejadian pemerintah menggunakan

kekuasaannya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Page 107: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

98

Bagaimana terlihan kekuasaan koersif yang digunakan

pemerintah Astinam dalam melancarkan

pembangunan kota pertambangan. Selanjutnya yaitu

sintaksis. sintaksis berisi koherensi, bentuk kalimat,

dan kata ganti. koherensi dan kata ganti yang dipakai

oleh penulis naskah drama lebih banyak menggunakan

dan, Kita, dan kami. Selain itu ada pula kata ganti

yang bersifat ambigu yaitu saudara. selanjutnya yaitu

stilistik. Stilidtik atau gaya bahasa yang dipakai dalam

naskah drama ini ini berupa bahasa Indonesia. Selain

itu banyak terdapat gaya bahasa sindiran dan

perumpamaan. kemudian yang terakhir yaitu elemen

retoris di mana Naskah drama ini menonjolkan

pergaulan pejabat astinam seperti Srenggi dan Perdana

Menteri merayu Ratu agar mengikuti kemauan

mereka. Karena ketika Ratu menyetujui banyak

perusahaan asing masuk akan menguntungkan untuk

Perdana Menteri dan Menteri Pertambangan juga.

2. Kognisi Sosial

Naskah drama ini digunakan sebagai sindiran

sekaligus kritik terhadap pemerintahan yang melakukan

korupsi kolusi menghancur peradaban kebudayaan dan

lingkungan. Dalam naskah Rendra yang lain yang juga

mengkritik tentang kekuasaan pemerintah seperti di

naskah Panembahan Reso.

Page 108: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

99

3. Konteks Sosial

Naskah drama ini dibuat karena melihat kondisi

Indonesia sampai sebelum tahun 1975. kebijakan-

kebijakan yang dilakukan masa pemerintahan Soeharto

menimbulkan keresahan karena semenjak

diberlakukannya dwifungsi ABRI, banyak pejabat yang

menangani kasus sipil dengan cara represif.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis

dapat disimpulkan menjadi implikasi teoritis dan implikasi

praktis:

1. implikasi teoritis

Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi teori

wacana dalam membahas sejarah atau kejadian penting yang

pernah terjadi pada masa lalu. selain itu juga diharapkan

implikasi teoritis dalam penelitian dapat mengembangkan

analisis wacana menjadi diskusi ilmu yang lebih tajam dan

mendalam dalam membahas sebuah masalah.

2. implikasi praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan peran untuk

penelitian selanjutnya khususnya mengenai wacana yang

berhubungan dengan sastra dan sejarah.

Page 109: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

100

C. Saran

Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian yang

dilakukan oleh penulis penulis ingin memberikan saran

sebagai berikut:

1. untuk Almarhum Rendra, semoga naskah ini tidak

relevan di masa penelitian ini dibuat.

2. kepada seluruh pembaca tulisan ini agar dapat

mempelajari setiap hal positif yang timbul dari

tersusunnya tulisan ini dan mampu menggali

informasi lebih dalam lagi mengenai sastra dan

sejarah.

Page 110: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

101

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anggito, Albi & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Sukabumi: Jejak, 2018.

Badara, Aris. Analisis Wacana: Teori, Metode, Dan

Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta:

Kencana, 2012.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Bungin, Muhammad Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori,

Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di

Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2011.

Emzir, dkk. Tentang Sastra : Orkestrasi Teori dan

Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca, 2018.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.

Jakarta: LKiS, 2017.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan

Praktek. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Haryono, Edi & Bela Studio. Menonton Bengkel Teater

Rendra. Yogyakarta: Kepel Press, 2005.

Jurdi, Syarifuddin. Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern:

Teori, Fakta, dan Aksi Sosial. Jakarta: Kencana,

2010.

M Yoesoef. Sastra dan Kekuasaan: Pembicaraan atas

Drama-Drama Karya WS. Rendra. Jakarta:

Wedatama Widya Sastra, 2007.

Page 111: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

102

Mulyana, Deddy. Kajian Wacana: Teori Metode, Aplikasi,

dan Prinsip Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2005.

Perkins, John. Pengakuan Bandit Ekonomi. Jakarta: Ufuk

Press, 2007.

Rendra. Mempertimbangkan Tradisi. Jakarta: Gramedia,

1983.

Rendra. Panembahan Reso. Malang: Sava Media, 2004.

Rendra. Seni Drama Untuk Remaja. Bandung: Pustaka Jaya,

2013.

Sagala, Syaiful. Pendekatan dan model kepemimpinan.

Jakarta: Kencana, 2018.

Satoto, Soediro. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta:

Penerbit Ombak, 2016.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk

Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis

Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.

Wiyanto, Asul. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo

2004.

Website

Biografi.id. Biografi W.S. Rendra. http://biografi.id/biografi-

w-s-rendra/. Diakses pada tanggal 9 November 2019.

Dpr.go.id. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan

Pendapat Di Muka Umum.

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/467.pdf.

Diakses pada 27 Oktober 2019.

Page 112: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

103

Isnaeni, Hendri F. Kisah Si Burung Merak Masuk Islam.

Historia.

https://www.google.com/amp/s/historia.id/amp/agam

a/articles/kisah-si-burung-merak-masuk-islam-

DEZx4. Diakses pada tanggal 9 November 2019.

Kbbi Daring. Analisis.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/analisis. Diakses

pada tanggal 28 Oktober 2019.

Kbbi Daring. Kekuasaan.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kekuasaan.

Diakses pada tanggal 7 Januari 2020.

Sugianto, Danang. Investasi Asing Mengalir ke RI Sejak Era

Orde Baru. Detik Finance.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-

4310869/investasi-asing-mengalir-ke-ri-sejak-era-

orde-baru . Diakses pada tanggal 9 November 2019.

Sumarni, Ratna. 17 Jenis-Jenis Drama-Pengertian, Unsur,

Struktur dan Contohnya. Dosenbahasa.com.

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-drama. Diakses

pada tanggal 7 Januari 2020.

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id.

https://quran.kemenag.go.id/sura/3. Diakses pada

hari Kamis, 10 Juli 2020.

Qur‟an Kemenag. Quran.kemenag.go.id.

https://quran.kemenag.go.id/sura/4/58. Diakses pada

hari Kamis, 10 Juli 2020.

Jurnal

Mubarok, Zaky. Kajian Ekokritik Pada Naskah Drama Kisah

Perjuangan Suku Naga Karya Rendra, Volume 5

Page 113: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

104

Nomor 2 Desember 2017, diterbitkan Prodi Sastra

Indonesia, Universitas Pamulang.

Skripsi

Wildah. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Naskah Drama

Qasidah Banzanji Karya W.S. Rendra. Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2011.

Yanuarti , Rizki. Analisis Semiotik Pesan Moral Non Verbal

Melalui Teater dalam Pertunjukan Bib Bob Karya

W.S. Rendra. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2018.

Gitakassum, Gasa. Kisah Perjuangan Suku Naga Karya W.S.

Rendra: Tinjauan Semiotika Riffterre. Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. 2014.

Page 114: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

105

Lampiran Hasil Wawancara

Narasumber : Ken Zuraida

Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2019

Tempat : Bengkel Teater Rendra, Jl. Raya Cipayung

Jaya No.55, Cipayung Jaya, Kec. Cipayung,

Kota Depok, Jawa Barat 16437

1. Bagaimana latar belakang pembuatan Kisah

Perjuangan Suku Naga?

Kalau data masuk sudah bertahun-tahun sebelumnya,

dicicil gitu ya. Rendra itu memunguti data dengan telaten

mulai tahun 69 (1969). Memunguti data di dalam sistem

kemasyarakatan kita. Orangnya kan sangat telaten. Sangat

telaten. Dia kesana disangkanya ya sekedar penulis seniman

gitu aja. Trigernya adalah mulai secara terang terangan

pemerintahan orde baru itu melakukan banyak kebijakan akhir

repelita satu. Tengah tengah, setelah repelita satu. Mulai ada

represif, sensorsif, mulai aneh gitu ya seperti itu, pengledahan

buku gitu gitu.

Trigernya waktu itu banyak orang asing di Jogja ahli

ekonomi, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli kesehatan,

dokter semua kaitannya dengan PBB. Unicef, unesco. Ada

satu orang diantara mereka max laine ahli ekonomi dari

asutralia, membicarakan resesi dunia. Resesi pertama, resesi

Page 115: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

106

kedua dua duanya menyebaban perang imperialis. Terus

terbukak kita. Terus ada temen wartawan tidak bisa masuk ke

Indonesia. Dari Afrika Selatan tapi berangkat dari Australia.

Nggak welcome ke Indonesia karena pernah mengkritik

tentang pembangunan kita. waktu itu mulai diteguhkan

dwifungsi ABRI. Membabi buta dwifungsi ini, membabi-buta

Kamu tidak bisa membayangkan betapa yang saya katakan

membabi buta itu. makanya ada dialog di Suku naga kan kok

bawa tentara, menteri turun nih ke daerah kok bawa tentara

karena dia juga tentara tetapi sudah dikaryakan, di dwifungsi

kan.ini kritik Rendra bagai bagaimana militer memasuki

wilayah sipil, militer tidak boleh memasuki wilayah sipil

undang-undang internasional. ganjil, di kritiklah dia dengan

baik. Tidak bermaksud menyebut oknum, tetapi sistem bukan

oknum, sistem ini tidak benar. kalau jabatan-jabatan strategis

diduduki tentara wajib dong hukumnya. karena mereka

Bhayangkara dengan Sumpah Prajurit Dan sumpah segala

macam, jadi Conform tidak benar ini sistem. ini

manipulasi.Saya yakin semua angkatan TNI itu bingung kan

ini prerogratif seseorang jenderal digituin kan nggak ada

yang bisa nolak karena hirarkinya begitu. Gagap dong tentara

juga, ujug-ujug jadi Bupati, ujug-ujug jadi menteri, ujug-ujug

jadi ketua MPR kan panik. orang taunya perang, strategi

perang, filsafat perang, Kimia Fisika, disuruh ngurusin

kantor,Kan enggak bisa disalahin kalau enggak bisa Tapi mau

Page 116: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

107

protes Namanya komandannya kan gitu Kalau tentara mau

ngomong apa selain menurut.

Itu Rendra mulai menulis detail kejadian di anu,

kejadiannya gini Tentara menangani hal-hal praktis sehari-

hari, dia disumpah dengan disiplin seperti itu yang menangani

apa-apa dengan cara tentara hancur dong. bukan Indonesia

dihancurkan tentara, sistem membuat seseorang yang tidak

ahli dibidangnya disuruh menangani itu wajib karena dia

disumpah sebagai Jabatan itu ya hancur dong bukan orang itu

yang salah tapi yang nyuruh gitulah kira-kira. ini kerepotan 1

negara. Lalu Rendra pd pd pd dia lihat, dia suka diundang di

Embassy mana. mulailah ada Ambassador. sementara Dia kan

ke desa juga.tim yang pertama Jogja tim yang kedua di

Mojokerto Jawa Timur, tim yang ketiga di Banjarnegara yang

digali adalah persoalan-persoalan yang di masyarakat.Jogja

saja yang dilindungi Daerah Istimewa aja kayak gitu itu

apalagi yang di bawah provinsi kayak apa ternyata sama.

Bikinlah itu kira-kira.

2. Data yang diperoleh tim?

Cara hidup masyarakatnya seperti apa, nilai apa Nah itu

yang menjadi tulang punggung suku naganya, data yang lain

itu diperoleh di perkotaan. kalau di pedesaan itu pola yang

mengacu pada ada bagaimana nanti menjadi bentuk suku

naganya itu di bukit Wonorejo dekat Pegunungan menoreh,

jogja.

Page 117: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael
Page 118: ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG KEKUASAAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53929...1450 terciptalah mesin cetak oleh Elegi Gutenberg. Melalui buku-buku Michael

109