analisis veriabel-variabel yang...

14
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Riset / 1401 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 1266 ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI RETURN On EQUITY (ROE) PERUSAHAAN TAMBANG YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA H. Mat Juri (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak Salah satu indikator kemakmuran dari pemegang saham dapat dilihat dari Return On Equity (ROE). Melalui ROE, dapat diketahui seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas dari kinerja investasi, operasi dan pendanaan dari perusahaan. Selanjutnya, kajian ilmiah dari tulisan ini adalah ingin mengkaji apakah faktor internal, seperti Total Debt to Equity, Total Assets Turnonver , Net Profit Margin dan faktor eksternal berupa: Inflasi, Produk domestik bruto dan Kurs US$, secara simultan mempengaruhi Return On Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah Faktor-faktor manakah yang dominan mempengaruhi Return On Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa secara keseluruhan, variabel bebas secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI seperti terlihat pada tabel 5.9. di mana dengan nilai F hitung sebesar 25,381 dan tingkat signifikansi 0,000 atau 0,000 % lebih kecil dari 5%. Sehingga hipotesis pertama diterima. Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan uji t atau secara parsial, ternyata bahwa: total debt to equity, total assets turnover, net profit margin dan PDB, sebagai variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI, Berdasarkan hasil regresi di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian yaitu ―bahwa hanya total debt to equity berpengaruh dominan terhadap Return on Equity‖ , maka hipotesis kedua ditolak. Sedangkan Koefisien determinan (R 2 ) = 0,701 berarti variabel - variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$), menjelaskan variasi-variabel terikat (Return to Equity) sebesar 70,1% sedangkan 29,9% dijelaskan oleh variabel yang lain. Kata kunci : ROE, Total Debt to Equity, Total Assets Turnonver , Net Profit Margin, Inflasi, Produk domestik bruto dan Kurs US$, PENDAHULUAN Kinerja Keuangan perusahaan, adalah hal yang sangat penting terutamanya bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, karena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sepadan secara berkesinambungan. Kepada kinerja perusahaan yang baik pemilik modal manaruh kepercayaannya. Karenanya tugas utama manajemen atau para manajer pada intinya adalah meningkatkan nilai (value) bagi para pemegang saham. Semakin meningkat nilai bagi pemegang saham menjadi penting pula bagi para manajer sendiri karena ia dapat memberikan nilai positif bagi kompensasi maupun kariernya sehingga akan meningkatkan motivasi baginya untuk senantiasa dapat membuat keputusan yang berdampak kepada penciptaan nilai. Selanjutnya akan menjadi sangat penting pula untuk adanya suatu pengukuran kinerja yang representatif atas penciptaan nilai tambah, yang dapat memberikan gambaran nyata bagi manajemen maupun pemegang saham akan ada atau tidaknya penciptaan nilai tambah tersebut. Untuk mengetahui kamampuan dalam mengelola modal yang disetor oleh para investor dalam rangka kemajuan perusahaan, perlu adanya pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berbagai aspek perlu

Upload: doanminh

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1401 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI RETURN On EQUITY (ROE) PERUSAHAAN TAMBANG YANG

GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

H. Mat Juri (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Abstrak

Salah satu indikator kemakmuran dari pemegang saham dapat dilihat dari Return On Equity (ROE). Melalui ROE, dapat diketahui seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas

dari kinerja investasi, operasi dan pendanaan dari perusahaan. Selanjutnya, kajian ilmiah dari tulisan ini adalah ingin mengkaji apakah faktor internal, seperti Total Debt to Equity, Total Assets Turnonver , Net Profit Margin dan faktor eksternal berupa: Inflasi, Produk domestik bruto dan Kurs US$, secara simultan mempengaruhi Return On Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah Faktor-faktor manakah yang dominan mempengaruhi Return On Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa secara keseluruhan, variabel bebas secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI seperti terlihat pada tabel 5.9. di mana dengan nilai Fhitung sebesar 25,381 dan tingkat signifikansi 0,000 atau 0,000 % lebih kecil dari 5%. Sehingga hipotesis pertama diterima. Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan uji t atau secara parsial, ternyata bahwa: total debt to equity, total assets turnover, net profit margin dan PDB, sebagai variabel bebas yang berpengaruh

secara signifikan terhadap Retun On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI, Berdasarkan hasil regresi di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian yaitu ―bahwa hanya total debt to equity berpengaruh dominan terhadap Return on Equity‖ , maka hipotesis kedua ditolak. Sedangkan Koefisien determinan (R

2) = 0,701 berarti variabel -

variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$), menjelaskan variasi-variabel terikat (Return to Equity) sebesar 70,1% sedangkan 29,9% dijelaskan oleh variabel yang lain.

Kata kunci : ROE, Total Debt to Equity, Total Assets Turnonver , Net Profit Margin, Inflasi, Produk domestik bruto dan Kurs US$,

PENDAHULUAN

Kinerja Keuangan perusahaan, adalah hal yang sangat penting terutamanya bagi pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, karena modal yang ditanamkan berupa uang yang diinvestasikannya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang sepadan secara berkesinambungan. Kepada kinerja perusahaan yang baik pemilik modal manaruh kepercayaannya. Karenanya tugas utama manajemen atau para manajer pada intinya adalah meningkatkan nilai (value) bagi para pemegang saham. Semakin meningkat nilai bagi pemegang saham menjadi penting pula bagi para manajer sendiri karena ia

dapat memberikan nilai positif bagi kompensasi maupun kariernya sehingga akan meningkatkan motivasi baginya untuk senantiasa dapat membuat keputusan yang berdampak kepada penciptaan nilai. Selanjutnya akan menjadi sangat penting pula untuk adanya suatu pengukuran kinerja yang representatif atas penciptaan nilai tambah, yang dapat memberikan gambaran nyata bagi manajemen maupun pemegang saham akan ada atau tidaknya penciptaan nilai tambah tersebut.

Untuk mengetahui kamampuan dalam mengelola modal yang disetor oleh para investor dalam rangka kemajuan perusahaan, perlu adanya pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berbagai aspek perlu

Page 2: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1402

dipertimbangkan dalam pengukuran kinerja ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mampu mengelola dana yang berasal dari investor atau pemegang saham, dengan menilai dari seberapa besar capital gain yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat capital gain yang diberikan oleh perusahaan kepada investor maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang tercermin dalam nilai saham di bursa efek. Kondisi ini biasanya terjadi pada perusahaan yang go public atau Perusahaan Terbuka (Tbk), yang menjual saham di pasar modal atau bursa efek.

Salah satu indikator kemakmuran dari pemegang saham dapat dilihat dari Return On Equity (ROE). Melalui ROE, baik pihak manajemen maupun investor dapat melihat seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas dari kinerja investasi, operasi dan pendanaan dari perusahaan. Tingkat efisiensi dan efektivitas dari ketiga kinerja tersebut dapat diketahui.

Sebagai informasi, bahwa selama kurun waktu 8 tahun terakhir, perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia mempunyai perkembangan ROE (Return On Equity) sebagai berikut: Rata-rata ROE untuk (1) PT. Aneka Tambang, sebesar 27,36%, (2) PT. Bukit Asam, sebesar 20,02%, (3) PT. Timah, sebesar 14,22%, (4) PT. Medco, 12,17%, (5) PT. Inco, sebesar 23,62%, (6) PT. Energi Mega Persada, sebesar 13,12%, (7) PT. Citatah, sebesar 55,98%, (8) PT. Central Korporindo, sebesar 0,16%, (9) PT. Bumi Recourses, sebesar 42,16% dan (10) PT. Apexindo, sebesar 7,50%.

Dari rata-rata ROE di atas, diketahui bahwa perusahaan tambang yang mempunyai ROE tertinggi, adalah PT. Citatah, yakni 55,98% namun karena perolehan ROE sangat ekstrim selama 8 tahun ini (kadang plus, kadang minus), sehingga jika dianalisis akan mengganggu perhitungan dan hasil kesimpulan bias, sehingga nantinya PT. Citatah tidak dianalisis, sehingga rata-rata ROE tertinggi sesungguhnya dari table 1.1. ini adalah PT. Bumi Recourses, sebesar 42,16% dan ROE terendah adalah PT. Central Korporindo, sebesar 0,16%.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

secara simultan terhadap ROE (return on equity) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi secara dominan terhadap ROE (return on equity) perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia.

Dimana penelitian ini dibatasi dengan Kurun waktu yang digunakan yaitu sistem tahunan yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 pada perusahaan tambang yang go public di Bursa

Efek di Indonesia. Penelitian ini hanya dilakukan pada 9 (sembilan) sebagai sampel dari 10 (sepuluh) perusahaan tambang yang go publik di Indoensia yaitu: (1) PT Aneka Tambang (ANTM), (2) PT Bukit Asam (PTBA), (3) PT. Timah (TINS), (4) PT. Medco Energi Internasional (MEDC), (5) PT. International Nickel Indonesia (INCO), (6) PT. Energi Mega Persada (ENRG), (7) PT. Central Korporindo (CNKO), (8) PT. Bumi Resourses (BUMI) dan (9) PT. Apexindo Pratama Duta (APEX).

PT. Citatah dikeluar untuk tidak dianalisis dalam penelitian ini karena Laporan Keuangan selama waktu penelitian, antara tahun 2000 sampai tahun 2007 datanya sangat ekstrim dalam arti terjadi plus dan minus, sehingga akan mengganggu perhitungan, analisis dan kesimpulan. Penelitian ini menyangkut bidang keuangan perusahaan khususnya analisis laporan keuangan yang berupa: Laporan Neraca dan Laporan rugi laba perusahaan tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan

2007.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Manajemen Keuangan

Definisi Manajemen Keuangan Menurut Suad Husnan (1995 : 4) adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkan fungsi merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu, dimana kegiatan utama (fungsi) keuangan adalah menggunakan dan mendapatkan dana. Menurut Agus Sartono (1997 : 8) Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atas pembelanjaan secara efisien. Sedangkan Definisi manajemen keuangan menurut Bambang Riyanto (2001 : 4) adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.

Dari definisi di atas dapat diambil simpulan bahwa fungsi-fungsi manajemen bukan hanya untuk mendapatkan dana yang cukup untuk aktivitas perusahaan, tetapi juga meliputi bagaimana perusahaan dalam mengalokasian dana tersebut dalam berbagai bentuk investasi secara efektif.

2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuannya, diperlukan suatu ukuran dari hasil kerja. Hasibuan (1998:3) menyatakan bahwa ukuran hasil kerja ini

Page 3: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1403 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

juga sering disebut kinerja. Secara umum kinerja perusahaan dapat diukur dari 3 aspek utama yaitu: keuangan operasional, dan administrative. Khusus untuk pengukuran kinerja dari aspek keuangan, biasanya digunakan indicator yang berkaitan dengan aspek keuangan itu sendiri seperti aspek likuiditas, leverage, profitabilitas, dan aktivitas.

Menurut Umar (2002:18), kinerja perusahaan adalah hasil dari semua keputusan manajemen yang dilakukan secara terus-menerus, oleh karena itu untuk menilai kienrja perusahaan perlu mengaitkannya dengan kinerja keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan-keputusan itu.

Analisis kienrja keuangan ini didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim digunakan. Jadi, kinerja adalah suatu alat untuk mengetahui kesehatan suatu perusahaan dan alat utama untuk mengetahui sehatnya suatu perusahaan adalah Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2001 : 5) adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan atau laba yang ditahan. Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan (2004 : 17) merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Selanjutnya menurut Djarwanto (2004 : 5) pengertian laporan keuangan adalah adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan

Pengertian analisa laporan keuangan menurut, Syafri Harahap (2007b : 190) Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Robert F.Hasely (2005 : 3) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan

umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Menurut Soemarso (2000 : 24) Analisa laporan keuangan adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya.

Untuk mengadakan analisis laporan keuangan, dua metode analisis yang digunakan adalah: 1. Analisis Horizontal (metode analisis dinamis)

adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

2. Analisis Vertikal (metode analisis statis) yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

Return On Equity (ROE)

Salah satu indikator kemakmuran dari pemegang saham dapat dilihat dari Return On Equity (ROE). Melalui ROE, baik pihak manajemen maupun investor dapat melihat seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas dari kinerja investasi, operasi dan pendanaan dari perusahaan, Tingkat efisiensi dan efektivitas

Menurut Suad Husnan (2004 : 73) Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Sedangkan Menurut Syafri Haraha (2007b : 305) Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

Return on Equity (ROE) dipengaruhi oleh tiga faktor seperti dikemukakan oleh Lukman Syamsudin adalah sebagai berikut: 1. Total Assets Turnover adalah rasio yang

menunjukkan tingkat efisien penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu, Syamsuddin (2007 : 62). sedangkan menurut Bambang (1995 : 334) adalah perbandingan antara Penjualan netto dengan Jumlah aktiva, adalah kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue, dengan rumus Penjualan netto/Jumlah aktiva.

2. Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan penjualan, Syamsuddin (2007 : 62). sedangkan pendapat Bambang (1995 : 336) adalah keuntungan netto per rupiah penjualan, dengan rumus: Keuntungan netto setelah pajak/Penjualan netto.

Page 4: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1404

3. Leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva. Skousen (2005 : 786)

Total Debt to Equity Ratio (TODER)

Menurut Agnes Sawir (2005 : 13) Total Debt to Equity merupakan salah satu alat dari Leverage, adalah ratio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya, sedangkan menurut Bambang Riyanto (1995 : 333) adalah bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk seluruh hutang.

Inflasi

Inflasi menurut Siegel (1999 : 253), inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus. Menurut Subri (2003 : 21) inflasi adalah suatu keadaan nilai uang menurun secara terbuka, akibat kenaikan harga-harga barang. Penyebab Inflasi

Fahmi (2006 : 80) menyebutkan bahwa penyebab inflasi, ada 3 faktor yaitu (1) inflasi struktural (structural inflation) yaitu usatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang, karena pergeseran struktur ekonomi, yaitu pergerakan faktor-faktor produksi dari sektor non industri ke sektor industri., (2) cost push inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena didorong oleh biaya, hal ini disebabkan kebijakan perusahaan yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal seperti kenaikan upah, suku bunga dan mengharapakan laba lebih tinggi dan (3) demand full inflation inflasi yang didorong karena permintaan, yaitu inflasi yang disebabkan faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau karena ketakutan akan terjadi kenaikan harga terus-menerus sehingga masyarakat memborongnya.

Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa

terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% /

tahun)

Inflasi berat (antara 30% sampai 100% /

tahun)

Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun) Inflasi diukur dengan menghitung

perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya: Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan Nasional

Menurut Suparmoko (1994 : 11), PDB adalah jumlah nilai tambah bruto dari semua sektor dan diperoleh sebagai selisih antara nilai produk bruto yang dinilai atas dasar harga yang diterima oleh produsen, dikurangi pemakaian bahan baku dan penolong yang dinilai atas dasar harga pembelian. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan (Wikipedia, 2007)

PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.

PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah: PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran

pemerintah + ekspor -impor

Page 5: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1405 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:

PDB = sewa + upah + bunga + laba Di mana sewa adalah pendapatan pemilik

faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan (karena orang/perusahaan menganggap pendapatan sesuatu yang perlu dirahasiakan, karena berhubungan dengan pajak dan sebagainya), maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Equity (Kinerja Perusahaan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan (ROE) adalah inflasi, di mana inflasi ini

akan berdampak dan mempengaruhi hal-hal sebagai berikut: J. Fred Weston (1986 : 12)

1. tingkat bunga 2. sulitnya menyusun perencanaan 3. permintaan akan modal 4. menurunnya harga 5. perencanaan investasi 6. problem akuntansi

Ukuran kinerja perusahaan (performance measures), menurut Weston (1995 : 239) a. Rasio probabilitas

laba operasi bersih (NOI)/penjualan

NOI/total aktiva

NOI/total modal

laba bersih (NI)/penjualan

NI/Ekuitas atau (ROE = Return on Equity = hasil pengembalian atas ekuitas)

perubahan NOI/perubahan total modal

perubahan NI/perubahan ekuitas b. Rasio pertumbuhan

penjualan

NOI

laba bersih

laba persaham

deviden persaham c. ukuran penilaian

harga/laba

nilai pasar ekuitas/nilai buku ekuitas

hasil deviden+keuntungan modal (hasil pengembalian pemegang saham

Return on Equity (ROE) = Laba bersih setelah pajak/ekuitas pemegang saham, Weston (1995 : 599)

Lingkungan eksternal mempengaruhi perusahaan (organisasi) dengan dua cara. Pertama, kekuatan dapat mendikte formasi suatu kelompok yang akhirnya menjadi pihak yang berkepentingan. Kedua, elemen eksternal menciptakan iklim kerja perusahaan. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Kinerja perusahaan itu adalah, stoner (1996 : 75) 1) Variabel sosial (demografi, gaya hidup dan

nilai-nilai sosial), 2) Variabel ekonomi meliputi:

Pendapatan dan produk Nasional (produk domestik bruto (PDB), pendapatan perorangan, pengeluaran konsumsi perorangan)

Harga, upah dan produktivitas (tingkat inflasi, upah rata-rata/jam dan tingkat pengangguran)

Transaksi Internasinal (kurs mata uang, Neraca perdagangan dan investasi luar negari)

3) Variabel politik (iklim politik, undang-undang perusahaan)

4) Variabel Teknologi (kemajuan teknologi, inovasi).

Hipotesis

1) Diduga faktor internal yaitu: Total Debt to Equity (X1), Total Assets Turnonver (X2), Net Profit Margin (X3) dan faktor eksternal yaitu: Inflasi (X4), Produk domestik bruto (X5), Kurs US$ (X6) berpengaruh secara simultan terhadap Return on Equity Perusahaan Tambang yang go publik di Bursa efek Indonesia.

2) Diduga bahwa faktor: Total Debt to Equity (X1) berpengaruh dominan dibandingkan faktor: Total Assets Turnonver (X2), Net Profit Margin (X3), Inflasi (X4), Produk domestik bruto (X5), Kurs US$ (X6) terhadap Return on Equity Perusahaan Tambang yang go publik di Bursa efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel

Penelitian ini bersifat analitis, yang menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur melalui ROE (Return on Equity) pada perusahaan tambang yang telah go publik di Bursa Efek Indonesia, dari populasi 10 (sepuluh) perusahaan, hanya diambil sampel sebanyak perusahaan 9 (sembilan) perusahaan yang mempunyai Laporan keuangan yang konsisten, tidak ekstrim dan sesuai dengan rancangan penelitian dengan cara purposive sampling, yaitu (1) PT Aneka Tambang, (2) PT Bukit Asam, (3),

Page 6: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1406

PT. Timah, (4) PT. Medco Energi Internasional, (5) PT. International Nickel Indonesia, (6) PT. Energi Mega Persada, (7) PT. Central Korporindo, (8) PT. Bumi Resourses dan (9) PT. Apexindo Pratama Duta, dari tahun 2000 sampai dengan 2007. untuk bisa menganalisis kinerja keuangan, maka ditentukan variabel bebas (variabel independen) yaitu: Total Debt to Equity (X1), Total Assets Turnonver (X2), Net Profit Margin (X3), Inflasi (X4), Produk domistik bruto (X5) dan Kurs US$ (X6), sedangkan yang menjadi Variabel terikat (variabel dependen) adalah Return on Equity (ROE).

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pooling data atau data panel, yaitu gabungan antara time series data (data deret berkala) dan cross section data (data silang tempat); data cross section yang dimaksud adalah data perusahaan tambang yang go public di bursa efek Indonesia. Data yang digunakan terdiri dari data ROE (return on equity) tahun 2000 - 2007, total debt to equity tahun 2000 - 2007, Total Assets Turnover tahun 2000 - 2007, Net Profit Margin tahun 2000 - 2007, Inflasi tahun 2000 - 2007, Produk Domestik Bruto tahun 2000 - 2007, dan kurs US$ tahun 2000 - 2007, yang diperoleh dari:

a. Bursa Efek Indonesia (BEI) b. Badan Pusat Statistik Pusat c. Instansi lain yang terkait dengan penelitian.

Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari berbagai publikasi, laporan, buku literatur, jurnal dan makalah yang mendukung penelitian.

Teknik Analisis Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka secara ringkas teknik analisis dapat dilihat pada kerangka analisis sebagai berikut: a. Statistik Deskriptif

Untuk mengidentifikasi pengaruh kinerja keuangan perusahaan tambang yang go public di BEI, digunakan metode statistik deskriptif analisis.

b. Uji Statistik

1) Uji t

Uji t berguna untuk melihat pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak bebas, dengan menganggap variabel bebasnya konstan. Hipotesis yang dapat dipakai sebagai berikut:

Ho : 0

H1 ; 0

Dimana bi merupaka koefisien variabel bebas dan merupakan nilai parameter hipotesis dan dianggap = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel xi terhadap y. Bila nilai thitung > ttabel pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak, hal ini berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh secara nyata terhadap variabel tidak bebas. Nilai thitung diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

thitung = SBi /

dimana i = koefisien variabel bebas ke-i

= nilai hipotesis nol

SB = simpangan baku dari variabel bebas ke-i.

2) Uji F

Uji F berguna untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara keseluruhan untuk pengujian F ini digunakan hipotesis:

Ho : 02 i (tidak ada pengaruh)

H1 ; 02 i (ada pengaruh)

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Nilai Fhitung dicari dengan rumus:

Fhitung = )/()1(

)1/(2

2

knR

kR

Dimana: R2 = koefisien determinan

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

c. Analisis Regresi

Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi linier berganda dengan metode LSDV (Least Square Dummy Variable) dengan bantuan paket program SPSS 12. Adapun model dasar yang di estimasi adalah sebagai berikut:

dimana:

Y = ROE (Return on Equity)

Toder = Total debt to equity rasio

Totur = Total assets turnover

Page 7: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1407 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

NPM = Net Profit Margin

Inflasi = Inflasi

PDB = Produk domestik bruto

Kurs = nilai tukar rupiah (Rp) terhadap mata uang dollar Amerika (US$)

0 = Konstanta

11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1 = Koefisien

i = perusahaan tertentu

t = waktu tertentu

Ui = Standard error (disturbance term)

d. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan cara melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005). Adapun rumus VIF adalah sebagai beikut:

)1(

12R

VIF

2) Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk menguji heteroskedastisitas akan dilakukan melalui uji Park (Gujarati, 2003). Menurut Ghozali (2005) uji ini mengemukakan metode bahwa variance (S

2) merupakan fungsi dari variable-

variabel independent yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Xii 2

Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi:

Ln viLnXii 2

Karena S2i umumnya tidak diketahui, maka

dapat ditaksir dengan menggunakan residual Ut sebagai proksi sehingga persamaan menjadi :

viLnXiiLnU 2

Adapun cara melakukan uji Park yaitu; melakukan regres utama, mendapatkan variable residual (Ui), selanjutnya mengkuadratkan nilai residual (U

2i), setelah itu menghitung logaritma dari

kuadrat residual kemudian melakukan regresi dengan Ln U

2i sebagai variable depenen terhadap

variable independent.

3) Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu pada periode sebelumnya. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan melalui Uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dengan menyaratkan adanya intersep (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lag diantara variable independent. Hipotesis yang akan di uji adalah:

Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0) H1 : Ada autokorelasi (r 0)

e. Prosedur Analisis dan Justifikasi Statistik

Pengujian statistik dari model regresi meliputi uji signifikansi parameter individual(uji t), uji signifikansi simultan (uji F) dan koefisien determinasi.

1) Uji Signifikansi Parameter Individual

Analisis regresi metode OLS dilakukan dengan menguji signifikansi dari variabel-variabel yang diamati dengan membandingkan nilai t-hitung

dengan nilai t-tabel –nya. Melalui print out program aplikasi SPSS 12, taraf signifikansinya dapat dilihat dari nilai probabilitas (p-value). Hipotesis statistik (Ho) ditolak apabila p-value lebih kecil atau sama

dengan 10% (p-value 10%).

Page 8: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1408

2) Uji Signifikansi Simultan

Uji F statistik merupakan uji ketepatan model atau yang biasa kita kenal dengan goodness of fit di bawah hipotesis Ho : semua parameter yang kita duga adalah nol (namun tidak melibatkan konstanta). Nilai F statistik yang besar lebih baik dibandingkan dengan nilai F statistik yang rendah. Sedangkan nilai probabilitas F merupakan tingkat signifikan marjinal dari F statistik. Dengan nilai probabilitas F maka kita dapat melakukan penolakan hipotesis Ho jika nilai probabilitas F kurang dari nilai alpha ( ). Nilai alpha ( ) yang

digunakan disini adalah 5%.

f. Koefisien Determinasi Nilai R

2 statistik mengukur tingkat

keberhasilan model yang digunakan dalam memprediksi nilai variabel terikat atau dengan kata lain untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas tersebut secara bersama-sama dapat dilihat dari besarnya R

2.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis

Berikut akan dibahas mengenai hasil perhitungan model regresi berganda, termasuk uji asumsi klasik dan uji statistik. Penggunaan model regresi berganda disini dimaksudkan untuk mengetahui variabel independen (total debt to equity, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$) yang mempengaruhi variabel dependen Return on Equity (ROE) perusahaan tambang yang telah go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI)). Untuk membantu pengolahan data, penelitian ini menggunakan program SPSS versi 12 (Statistical Product and Service Solution).

Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil dari analisis dengan menggunakan program SPSS versi 12 dapat dilihat analisis deskriptif sebagai berikut:

Tabel 1. Statistik Deskriptif

Pada tabel 1. di atas secara deskriptif menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di BEI pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 17.1653% dengan standar deviasi sebesar 19.65259 %, artinya, nilai terkecil dari Return on Equity (ROE) rata-rata sebesar -2.24729% (17.1653% -19.65259%) sedangkan nilai terbesar dari Return on Equity (ROE) rata-rata sebesar 36.81789% (17.1653% + 19.65259%).

Tingkat Total debt to Equity pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 143.9007% dengan standar deviasi sebesar 237.41610%. hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar -93.5154% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 318.3168%.

Tingkat Total Assets Turnover pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 56.1058% dengan standar deviasi sebesar 38.28952% hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 17.81628% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 94.401%.

Tingkat Net Profit Margin pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 13.3057% dengan standar deviasi sebesar 12.38157% hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 0,92413% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 25.68727%.

Tingkat Inflasi pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 9.4094% dengan standar deviasi sebesar 2.63523% hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 6.77417% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 12.04463%.

Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 5.0462% dengan standar deviasi sebesar .76530%. Dengan tingkat pertumbuhan terkecil rata-rata sebesar 4,2809% dan nilai rata-rata tingkat pertumbuhan terbesar adalah 5.81115%.

Nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika (US$) pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 rata-rata sebesar Rp 9.368,1888,- dengan standar deviasi sebesar Rp 514,73285,- dengan nilai kurs terkecil rata-rata sebesar Rp 8.853,45595,- dan nilai kurs terbesar rata-rata sebesar Rp 9.882,92165,-.

a. Hasil Pengujian Regresi Pengujian model regresi yang digunakan

dalam penelitian ini akan sangat menentukan hasil analisis berkaitan dengan Return on Equity (ROE) perusahaan tambang yang go public di BEI. Namun demikian sebelum melakukan pengujian model regresi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sehingga hasil model regresi yang diharapkan akan benar-benar sebagai suatu model

Page 9: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1409 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

regresi yang baik dan efisien dalam arti adanya ketepatan model yang digunakan.

1) Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit-penyakit yang terdapat dalam model regresi seperti multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Apabila ada penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, maka hasil uji t dan uji F yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat membuat rancu kesimpulan yang diperoleh.

2) Pengujian Multikolinearitas

Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan cara melihat nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005). Adapun rumus VIF adalah sebagai beikut:

)1(

12R

VIF

Adapun pengujian secara manual adanya multikolinearitas terhadap model adalah sebagai berikut:

Hasil pengujian berdasarkan tabel 2.

menunjukkan dari 6 (enam) variabel independen di atas keseluruhan nilai VIF dari variabel independen lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas, sehingga tidak menyimpang dari

asumsi klasik.

3) Pengujian Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Park, mengemukakan metode bahwa

variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-

variabel independen yang dinyatakan dalam tabel berikut: Tabel 3. Uji Park Heteroskedastisitas

Seperti terlihat pada tabel 3 di atas dengan melakukan regresi terhadap nilai log Ui2 yang diperoleh melalui hasil unstandardized yang dikuadratkan dan di log-kan dari hasil signifikan menunjukkan tidak ada variabel independen yang signifikan atau lebih kecil dari 5%. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas di dalam model.

4) Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) Ghozali (2005 : 95).

Tampilan pada tabel 4, menunjukkan Durbin watson (d) sebesar 1,875 dengan jumlah k (variabel independen) sebanyak 10 dan jumlah sampel sebesar 80. dalam tabel Durbin watson menunjukkan nilai dl = 1,232 dan du = 1,777 sedangkan nilai 4 – dl = 2,768 dan nilai 4 – du = 2,222.

Page 10: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1410

Berdasarkan tabel 4 pengambilan keputusan Durbin Watson menunjukkan tidak ada Autokorelasi positif dan negatif dengan keputusan tidak ditolak (diterima). Artinya tidak terdapat autokorelasi di dalam model penelitian.

5) Pengujian Statistik

Pengujian statistik dari model regresi meliputi uji signifikansi parameter individual (uji t), uji signifikansi simultan (uji F) dan koefisien determinasi.

Dari data tabel 5 di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

^

Y = -69,567 + 0,036 Toder + 0,206 Tatur + 0,747NPM – 0,484 Inflasi + 4,701 PDB + 0,004 Kurs + e

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap perubahan variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$) akan mempengaruhi Return On Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di BEI, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Jika tidak ada, total debt to equtiy, total assets

turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, maka ROE rata-rata 17,266 % per tahun.

2. Bila Total Debt To Equity (X1) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,036% dengan asumsi total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap.

3. Bila Total Assets turnover (X2) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,206% dengan asumsi total Debt to equity, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap.

4. Bila Net Profit Margin (X3) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah

sebesar 0,747% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap.

5. Bila Inflasi (X4) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan menurun sebesar 0,484% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Net Profit Margin, PDB dan Kurs US$, tetap.

6. Bila PDB (X5) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 4,701% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Net Profit Margin, Inflasi dan Kurs US$, tetap.

7. Bila Kurs US$ (X6) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,004% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Net Profit Margin, Inflasi dan PDB, tetap.

Untuk menguji kebermaknaan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t, pada tabel 5.6. diperoleh hasil sebagai berikut: a. Variabel Total Debt To Equity (X1) thitung,

sebesar 6.293 dengan probabilitas .000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Debt To Equity terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

b. Variabel Total Assets Turnover (X2) thitung, sebesar 5.707 dengan probabilitas .000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Assets Turnover terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

c. Variabel Net Profit Margin (X3) thitung, sebesar 6.432 dengan probabilitas .000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

d. Variabel Inflasi (X4) thitung, sebesar -0,717 dengan probabilitas 0,476 atau 47,6% lebih besar dari 5% berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

e. Variabel PDB (X5) thitung, sebesar 2.257 dengan probabilitas 0,027 atau 2,7 % lebih kecil dari 5% berarti ada terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

f. Variabel Kurs US$ (X6) thitung, sebesar 1.174 dengan probabilitas 0,245 atau 24,5 % lebih besar dari 5% berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs US$ terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI

Dari hasil penelitian di atas, ternyata total

debt to equity, total assets turnover dan net

Page 11: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1411 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

profit margin dan PDB, sebagai variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity.

Koefisien determinan (R2) = 0,701 berarti

variasi -variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$), menjelaskan variasi-variabel terikat (Return to Equity) sebesar 70,1% sedangkan 29,9% dijelaskan oleh variabel yang lain.

Hubungan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan oleh koefisien korelasi parsial (Pearson) sebagai berikut (lampiran 1 Correlations): 1. Hubungan antara total debt to equity terhadap

Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar 0,361 atau 36,1% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 atau 0,1% lebih kecil dari 5% yang berarti hubungannya positif dan sangat kuat.

2. Hubungan antara total assets turnover terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar 0,507 atau 50,7%% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0,000% lebih kecil dari 5% yang berarti hubungannya positif dan kuat.

3. Hubungan antara net profit margin terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar 0,578 atau 57,8%% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0,000% lebih kecil dari 5% yang berarti hubungannya positif dan kuat.

4. Hubungan antara Inflasi terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar -0,164 atau -16,4% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,084 atau 8,4% lebih besar dari 5% yang berarti hubungannya negatif dan lemah.

5. Hubungan antara PDB terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar 0,398 atau 39,8% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau 0,000% lebih kecil dari 5% yang berarti hubungannya positif dan kuat.

6. Hubungan antara Kurs terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI dapat dijelaskan sebesar 0,138 atau 13,8% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,124 atau 12,4% lebih kecil dari 5% yang berarti hubungannya positif dan lemah.

6) Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

Dalam penelitian ini, variabel bebas secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, mempunyai pengaruh sangat signifikan terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI seperti terlihat pada tabel 5.9. dengan nilai Fhitung sebesar 25,381 dan tingkat signifikansi 0,000 atau 0,000 % lebih kecil dari 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima

b. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 6 dengan menggunakan uji t atau secara parsial, ternyata total debt to equity, total assets turnover, net profit margin dan PDB, sebagai

variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak.

7. Pembahasan

Hasil analisis secara deskriptif, menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE) perusahaan tambang yang go publik di BEI pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 17.1653% dengan standar deviasi sebesar 19.65259 %, artinya, nilai terkecil dari Return on Equity (ROE) rata-rata sebesar -2.24729% (17.1653% -19.65259%) sedangkan nilai terbesar dari Return on Equity (ROE) rata-rata sebesar 36.81789% (17.1653% + 19.65259%).

Tingkat Total debt to Equity pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 143.9007% dengan standar deviasi sebesar 237.41610%. hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar -93.5154% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 318.3168%.

Tingkat Total Assets Turnover pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 56.1058% dengan standar deviasi sebesar 38.28952% hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 17.81628% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 94.401%.

Tingkat Net Profit Margin pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 13.3057% dengan standar deviasi sebesar 12.38157% hal ini

Page 12: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1412

menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 0,92413% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 25.68727%.

Tingkat Inflasi pada tahun 2000 sampai dengan 2007 rata-rata sebesar 9.4094% dengan standar deviasi sebesar 2.63523% hal ini menunjukkan, bahwa nilai terkecil rata-rata sebesar 6.77417% dan nilai terbesar rata-rata sebesar 12.04463%.

Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 5.0462% dengan standar deviasi sebesar .76530%. Dengan tingkat pertumbuhan terkecil rata-rata sebesar 4,2809% dan nilai rata-rata tingkat pertumbuhan terbesar adalah 5.81115%.

Nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika (US$) pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 rata-rata sebesar Rp 9.368,1888,- dengan standar deviasi sebesar Rp 514,73285,- dengan nilai kurs terkecil rata-rata sebesar Rp 8.853,45595,- dan nilai kurs terbesar rata-rata sebesar Rp 9.882,92165,-.

Variabel bebas secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, mempunyai pengaruh sangat signifikan terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI seperti terlihat pada tabel 5.9. dengan nilai Fhitung sebesar 25,381 dan tingkat signifikansi 0,000 atau 0,000 % lebih kecil dari 5%. Berdasarkan kenyataan di atas, hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian yaitu ―bahwa secara bersama-sama variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen, dapat diterima.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5 dengan menggunakan uji t atau secara parsial, ternyata total debt to equity, total assets turnover, net profit margin dan PDB, sebagai variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI, Berdasarkan hasil regresi di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian yaitu ―bahwa hanya total debt to equity berpengaruh dominan terhadap Return on Equity‖ , maka hipotesis kedua ditolak

Koefisien determinan (R2) = 0,701 berarti

variasi -variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$), menjelaskan variasi-variabel terikat (Return to Equity) sebesar 70,1% sedangkan 29,9% dijelaskan oleh variabel yang lain.

Dari persamaan regresi berganda, diketahui bahwa setiap perubahan variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$) akan mempengaruhi Return On Equity (ROE)

perusahaan tambang yang go publik di BEI, yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Jika tidak ada, total debt to equtiy, total assets

turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, maka ROE rata-rata 17,266 % per tahun.

2. Bila Total Debt To Equity (X1) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,036% dengan asumsi total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap. Hal demikian terjadi jika hutang-hutang perusahaan tersebut dipergunakan secara efektif untuk usaha-usaha yang produktif, sehingga tingkat bunga pinjaman < keuntungan yang diperoleh perusahaan, yang mana dananya diperoleh dari dengan cara pinjaman.

3. Bila Total Assets turnover (X2) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,206% dengan asumsi total Debt to equity, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap. Hal tersebut sesuai dengan teoritis yang mengatakan bahwa makin tinggi Assets turnover, maka tentunya makin berpengaruh secara positif terhadap ROE, dalam artian laba perusahaan makin tinggi pula dan sebaliknya.

4. Bila Net Profit Margin (X3) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,747% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Inflasi, PDB dan Kurs US$, tetap.

5. Bila Inflasi (X4) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan menurun sebesar 0,484% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Net Profit Margin, PDB dan Kurs US$, tetap. Berdasarkan telaah teoritis, tingginya inflasi (inflasi > 2 digit) akan mengurangi nilai keuntungan dan juga mengurangi daya beli modal investasinya. Dengan demikian jika angka inflasi naik, maka IHSG akan menurun dan demikian sebaliknya. Sugeng Wahyudi (Suara merdeka, 14 November 2005)

6. Bila PDB (X5) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 4,701% dengan asumsi total Debt to equity, total assets turnover, Net Profit Margin, Inflasi dan Kurs US$, tetap. Hal ini didukung dengan telaan teoritis, di mana makin besar PDB suatu negara, dapat dikatakan bahwa negara yang bersangkutan makin kaya, yang bermakna bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat negara tersebut makin banyak dan berarti akan menambah keuntungan perusahaan secara umum.

7. Bila Kurs US$ (X6) bertambah sebesar 1%,- maka Return On Equity akan bertambah sebesar 0,004% dengan asumsi total Debt to

Page 13: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 1413 JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266

equity, total assets turnover, Net Profit Margin, Inflasi dan PDB, tetap. Hal ini sesuai dengan tinjauan teoritis, terutama perusahaan yang orientasi penjualan produknya dengan Kurs US$, makin tinggi harga US$ maka tentu akan menambah profit margin dari perusahaan tersebut yang berarti akan menambah keuntungan perusahaan.

Untuk menguji kebermaknaan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji t, pada tabel 5.6. diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Variabel Total Debt To Equity (X1) thitung,

sebesar 6.293 dengan probabilitas 0,000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Debt To Equity terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

2. Variabel Total Assets Turnover (X2) thitung, sebesar 5.707 dengan probabilitas .000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Total Assets Turnover terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

3. Variabel Net Profit Margin (X3) thitung, sebesar 6.432 dengan probabilitas .000 atau 0,00% lebih kecil dari 5% berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

4. Variabel Inflasi (X4) thitung, sebesar -0,717 dengan probabilitas 0,476 atau 47,6% lebih besar dari 5% berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

5. Variabel PDB (X5) thitung, sebesar 2.257 dengan probabilitas 0,027 atau 2,7 % lebih kecil dari 5% berarti ada terdapat pengaruh yang signifikan antara PDB terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI.

6. Variabel Kurs US$ (X6) thitung, sebesar 1.174 dengan probabilitas 0,245 atau 24,5 % lebih besar dari 5% berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kurs US$ terhadap Return On Equity di Perusahaan tambang yang go publik di BEI

Dari hasil penelitian di atas, ternyata total

debt to equity, total assets turnover dan net profit margin dan PDB, sebagai variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity. hal ini sesuai dengan pendapat Lukman Syamsuddin pada Tinjauan Teoritis, yang menyatakan bahwa hal tersebut berpengaruh secara positif terhadap ROE..

SIMPULAN

1. Secara keseluruhan, variabel bebas secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F, mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI seperti terlihat pada tabel 5.9. di mana dengan nilai Fhitung sebesar 25,381 dan tingkat signifikansi 0,000 atau 0,000 % lebih kecil dari 5%. Sehingga hipotesis pertama diterima

2. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5.6. dengan menggunakan uji t atau secara parsial, ternyata bahwa: total debt to equity, total assets turnover, net profit margin dan PDB,

sebagai variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap Retun On Equity, di Perusahaan tambang yang go publik di BEI, Berdasarkan hasil regresi di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian yaitu ―bahwa hanya total debt to equity berpengaruh dominan terhadap Return on Equity‖ , maka hipotesis kedua ditolak.

3. Koefisien determinan (R2) = 0,701 berarti

variabel -variabel bebas (total debt to equtiy, total assets turnover, net profit margin, Inflasi, PDB dan Kurs US$), menjelaskan variasi-variabel terikat (Return to Equity) sebesar 70,1% sedangkan 29,9% dijelaskan oleh variabel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.

Ashari dkk. (2005), Pedoman Praktis Memahami

Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.

Baridwan Zaki.(2004), Intermediate Accounting.BPFE,Yogyakarta.

Djarwanto, Ps. (2004), Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. BPFE, Yogyakarta.

Fahmi, Irham (2006), Analisis Investasi, PT Refika Aditama, Bandung

Ghazali, Imam (2005 : 96), Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS, BP. Undip., Semarang.

Halsey, Robert dkk.(2005), Financial Statement Analiysis. Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. A(2007), Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. B(2007), Teori Akuntansi. Cetakan Ketujuh PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Page 14: ANALISIS VERIABEL-VARIABEL YANG …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.06-NO.1-APRIL-20… · tambang yang go publik di Bursa Efek Indonesia. Kajian berikutnya adalah

JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266 Riset / 1414

Houston, Joel. F dkk (2001) Manajemen Keuangan. Erlangga, Jakarta.

Husnan, Suad.(1996), Manajemen Keuangan. Buku I. Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad, (2001), Metode Kuantitatif, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mankiw, Gregory, (2003), Teori Makro Ekonomi, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.

Mardiasmo.(2000), Akuntansi Keuangan Dasar 1. Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, BPFE,Yogyakarta.

Mulyadi Subri (2003), Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan utang Luar Negeri, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munawir,S.(2001), Analisa Laporan Keuangan. Liberty,Yogyakarta.

Riyanto, Bambang.(2001), Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

Siegel, Joel G (1999), Kamus istilah akuntansi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Suparmoko, (1994), Pengantar Ekonomi Makro, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.

Stonehill, (2003), Manajemen Keuangan Multinasional, Indeks, Jakarta.

Sartono, Agus R.(1997), Manajemen Keuangan. BPFE, Yogyakarta.

Skouse dkk (2005), Intermediate Accoutin, Salemba Empat. Edisi 15, Jakarta.

Soemarso, S.R.(2000), Akuntansi Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno.(2006), Akuntansi Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Ekonikasia, Yogyakarta.

Syamsuddin, Lukman.(2004), Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjadja.(1997), Kamus Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta.

Umar, Hussen, (2003), Riset Akuntansi, PT Gramedia, Jakarta.

Weston, (1995), Manajemen Keuangan, edisi Revisi, Binarupa aksara, Jakarta

Weston, (1986), Manajemen Keuangan, edisi 2, Erlangga, Jakarta