file · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. anak terlantar merupakan salah satu...

54
Tugas UAS Manajemen BPI Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi penyebab ketelantaran anak, seperti masalah sosial ekonomi, sosial psikologi dan orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar ketelantaran anak berkaitan langsung dengan lemahnya kondisi sosial ekonomi keluarga. Sesuai dengan data Departemen Sosial, jumlah anak terlantar di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 2.815.393 anak. Dimana jumlah anak terlantar di Sumatera Utara sebanyak 333.113 anak (http://www.tempointeraktif.com/hg /nasional/2007/04/brk,2007040497175,id.html diakses tanggal 29/3/2009/pukul 19.00). Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak atau sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup 1 Resa N. Rahmat BPI III-C

Upload: hoangkhanh

Post on 31-Jan-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi penyebab ketelantaran anak, seperti masalah sosial ekonomi, sosial psikologi dan orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar ketelantaran anak berkaitan langsung dengan lemahnya kondisi sosial ekonomi keluarga.

Sesuai dengan data Departemen Sosial, jumlah anak terlantar di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 2.815.393 anak. Dimana jumlah anak terlantar di Sumatera Utara sebanyak 333.113 anak (http://www.tempointeraktif.com/hg /nasional/2007/04/brk,2007040497175,id.html diakses tanggal 29/3/2009/pukul 19.00).

Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak atau sejumlah besar anak-anak terlantar yang karena keadaan keterlantarannya tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Selain belum matang jasmani dan rohaninya mereka juga mengalami nasib yang kurang beruntung. Keadaan ini dapat disebabkan karena salah satu orang tuanya bekerja sepanjang hari sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

1Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 2: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Banyak usaha yang telah dilakukan dalam menangani masalah sosial anak terlantar, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Dalam menangani masalah kesejahteraan anak terlantar ada 2 cara, yaitu dengan menggunakan sistem sosial panti dan sistem non-panti. Selain itu pelayanan sosial dalam bentuk asuhan anak ada tiga jenis, yaitu: adopsi, asuhan keluarga dan Panti Asuhan (Muhidin, 1992: 45).

Penanganan masalah kesejahteraan sosial anak terlantar melalui sistem panti adalah dimana asuhan diberikan kepada anak-anak yang sangat terlantar atau karena tingkah lakunya yang tidak bisa diterima oleh keluarga asuhnya. Asuhan dalam panti adalah sebagai pengganti orangtua bagi anak yang terlantar sehingga anak merasa terjamin hidup dalam kelompok anak-anak. Dimana pelayanan yang diberikan berupa penyediaan fasilitas-fasilitas, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, pendidikan, bimbingan rohani serta keterampilan dimana diharapkan anak- anak tersebut dapat mengembangkan pribadi, potensi, kemampuan dan minatnya secara optimal. Sedangkan asuhan non-panti adalah asuhan secara berkelompok dalam rumah bagi anak-anak remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan keluarga asuhnya.

Dalam hal ini orangtua adalah orang yang pertama bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak. Akan tetapi tidak semua orang tua dapat menjalankan peranannya di dalam keluarga. Oleh sebab itu, untuk menyelamatkan anak-anak terlantar, maka ditempuh jalan dengan memasukkan anak-anak terlantar tersebut ke Panti Asuhan, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, yang nantinya mereka

2Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 3: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

dapat diharapkan membantu dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Panti Asuhan berfungsi dalam membantu, merawat dan membina anak-anak terlantar.

PSAA Fajar Harapan merupakan salah satu Panti Asuhan Anak amal usaha Muhammdiyah yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial, dimana pelayanannya bertujuan untuk membantu anak-anak terlantar melalui bimbingan dan asuhan panti. PSAA Fajar Harapan ini didirikan pada tanggal 24 Juni 2002. Anak asuh di Panti Asuhan ini datang dari berbagai latar belakang masalah, antara lain: anak yatim, piatu, yatim piatu terlantar, dan anak terlantar. Jumlah anak asuh yang ada di Panti Asuhan ini sebanyak 11 orang.

Adapun pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan panti tersebut kepada anak-anak terlantar adalah meliputi asuhan anak, pendidikan formal, kegiatan latihan keterampilan, pembinaan rohani, pembinaan sosial mental, kegiatan olah raga dan kegiatan kesenian. Keseluruhan pelayanan ini secara umum ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan sasaran membina dan mendidik anak-anak asuh agar mampu mandiri dan dapat berkembang serta tumbuh dengan baik sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat.

Pada kenyataannya pelayanan sosial yang ada di Panti Asuhan juga mempunyai keterbatasan, baik dari pelayanan Panti Asuhan maupun anak asuh itu sendiri. Hal ini yang menyebabkan tidak maksimalnya lembaga panti dalam melakukan pelayanannya sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan dan kepribadian jiwa, pola sikap, perilaku anak-anak asuh, khususnya anak-anak asuh dalam usia remaja

3Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 4: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

dimana pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan perhatian dan dukungan orang lain.

Hal ini dapat dilihat dari keadaan di panti yang tidak sejalan dengan tujuan pelayanannya, yaitu salah satunya adalah pola pengasuhan yang salah dari pengasuh ataupun pekerja sosial yang ada di panti tersebut. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja sosial kadang tidak sejalan dengan sebagaimana layaknya seorang pekerja sosial, bahkan tidak jarang penulis melihat adanya perlakuan kasar atau keras terhadap anak-anak asuh dalam memerintah untuk melaksanakan tugas atau kegiatan sehari-hari yang ada di panti (Pola Asuh Otoriter dari Pengurus Panti Asuhan). Hal ini yang dapat menyebabkan perkembangan anak selanjutnya akan terpengaruh ataupun anak akan merasa tertekan dengan situasi yang diterimanya, sehingga dapat berpengaruh terhadap psikis anak.

Sementara sebagaimana yang kita ketahui, pengertian dari pelayanan sosial adalah suatu aktivitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu agar tercapai suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan pengertian di atas pelayanan yang dilakukan dalam PSAA Fajar Harapan belum dapat dikatakan sebagai suatu upaya yang memberikan kesempatan bagi anak-anak terlantar agar dapat mengembangkan kemampuan diri, khususnya kebebasan berpendapat dan pengembangan potensi diri. Akibatnya tidak jarang anak asuh kurang mampu melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh panti, hal seperti ini dapat dilihat dari ketidakdisiplinan mereka, yaitu dalam berperilaku yang tidak diharapkan misalnya nakal, melawan Ibu atau Bapak asuh, bahkan keluar dari lokasi panti.

4Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 5: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, dan hasil dari permasalahan yang telah penulis teliti, maka penulis tertarik untuk turut aktif menyumbangkan pikiran atau ide dalam usaha pencapaian cita – cita khususnya dalam hal “Mencerdaskan Kehidupan Anak Bangsa” melalui media pendidikan. Penulis akan mencoba merancang program yang diberi nama “Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan anak Dengan Pola Asuh Demokratis,” yang sementara ini akan berkonsentrasi pada anak asuh yang berada di PSAA Fajar Harapan.

B. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan penulis merancang sebuah

program yang diberi nama “Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis”, yang sementara ini berkonsentrasi pada anak asuh yang berada di PSAA Fajar Harapan, diantaranya sebagai berikut:

a. Sesuai dengan peran mahasiswa sebagai Agent of Changes Berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang timbul di PSAA Fajar Harapan.

b. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi sebagai ciri dari mahasiswa sejati.

c. Dapat meningkatkan manajemen panti asuhan dalam hal memberdayakan sumber daya manusia.

d. Dapat menjadi rujukan bagi orang tua asuh dalam mendidik anak asuh (Pola atau Model Pengasuhan).

e. Dapat mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki oleh seluruh anak asuh.

5Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 6: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

f. Meningkatkan daya kreativitas penulis dalam membuat desain program Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

g. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Manajemen Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

C. Sasaran desain Program BPIAdapun sasaran dari desain program BPI yang penulis buat

dengan judul “Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis” di PSAA Fajar Harapan, diantaranya sebgai berikut:

1.Bagi Anak Asuh di PSAA Fajar HarapanAnak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Anak juga merupakan mahkluk sosial, dimana perkembangan sosial anak, membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak tersendiri yang semuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada masa kanak-kanak.Masa kanak-kanak merupakan bagian terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia, karena pada masa kanak-kanaklah sesungguhnya karakter dasar seseorang dibentuk baik yang bersumber dari fungsi otak maupun emosionalnya. Berkualitastidaknya seseorang di masa dewasa sangat dipengaruhi oleh

6Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 7: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

proses pengasuhan dan pendidikan yang diterima di masa kanak-kanak. Dengan kata lain, kondisi seseorang di masa dewasa adalah merupakan hasil dari proses pertumbuhan yang diterima di masa anak-anak.

2.Bagi pembimbing/orang tua asuh dan di PSAA Fajar HarapanFaktor-faktor dominan yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan anak adalah orang tua, sekolah dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam konteks pengasuhan dan perlindungan anak, orang tua dan keluarga mempunyai peran sentral, karena dalam hal ini anak sangat tergantung pada orang dewasa. Bagi anak yang memiliki orang tua, pengasuhan anak menjadi tanggung jawab orang tuanya, tetapi bagi anak-anak terlantar dan yang dalam kondisi tertentu tidak memiliki orang tua, maka anak tersebut menjadi tanggung jawab negara. Seperti yang telah diatur dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”

3.Bagi Lembaga PSAA Fajar HarapanLembaga mampu memberikan manajemen pendidikan yang dapat menunjang kecerdasan anak. Dan mampu mengadakan MOU dengan pihak – pihak terkaitu guna mempermudah dalam hal penyaluran minat, bakat, dan potensi anak.

D. Manfaat dan Hasil yang Diharapkan

7Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 8: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

1.Secara TeoritisDapat memberikan sumbangan bagi pengembangan Khazanah Keilmuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, terutama upaya pengembangan potensi anak asuh dan cara yang tepat dalam hal mendidik anak asuh.

2.Secara Praktis Bagi Anak Asuh

Anak mampu menemukan kunci pada diri untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dengan pola asuh demokratis yang memberikan kebebasan berpendapat pada diri anak asuh (tanpa tekanan).

Bagi Orang Tua Asuh/pembimbingMemberikan informasi kepada pembimbing bahwa pola asuh yang tepat untuk mendidik anak adalah pola asuh demokratis yang memberikan kebebasan kepada anak dalam hal berkarya atau berkreasi untuk menemukan potensi yang ada dalam diri anak.

E. Indikator Keberhasilan Program1.Aspek Kognitif

Anak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan potensi yang dimiliki dan memberdayakan kemampuan yang telah diketahui. Hal ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami oleh anak.Pembimbing mempunyai pengetahuan tentang cara menemukan potensi terpendam yang ada pada anak. Hal ini timbul apabila adanya perubahan pola asuh yang dipahami pembimbing terhadap anak.

8Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 9: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

2.Aspek afektifAnak mampu mengaplikasikan hal yang telah dipahami melalui sikap, dan mampu mengendalikan diri. Hal ini timbul apabila adanya perubahan yang disenangi oleh anak.Pembimbing mampu mengaplikasikan hal yang telah dipahami melalui sikapnya dalam memperlakukan anak. Hal ini timbul apabila adanya perubahan sikap dalam pola asuh yang dilakukan kepada anak.

3.Aspek psikomotorikAnak mampu mengaplikasikan potensi yang telah diketahui di dalam kehidupan sehari – hari, dan mampu memberdayakan potensi diri.Pembimbing mampu mengaplikasikan kemampuan yang dimiliki mengenai strategi cara mendidik anak dengan pola asuh demokratis.

BAB IIPEMBAHASAN TEORITIS TENTANG

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PEMBERDAYAAN ANAK DENGAN POLA ASUH DEMOKRATIS

A. POTENSI DIRI

9Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 10: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

1. Pengertian Potensi DiriSetiap orang mempunyai potensi yang berbeda – beda.

Dan tidak setiap orang (termasuk kita) menyadari potensi yang ada dalam diri. Potensi itu bersifat laten (akan terus ada di dalam diri kita sampai kapanpun). Pada saat kita menyadari memiliki potensi suatu potensi asah dan asuh terus supaya optimal dan bermakna. Dengan kita menyadari potensi yang ada dalam diri, kita akan lebih hebat dari sekarang.

Dari penjelasan di atas, dapat disempulkan bahwa Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.

2. Klarifikasi Potensi DiriSecara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.

b. Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.

c. Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

Menurut Howard Gardner, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut.

10Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 11: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

a. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.

b. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.

c. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.

d. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki oleh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.

e. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.

f. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seserang motivator dan fasilitator.

g. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi(merenung) dan keseimbangan diri.

11Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 12: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

h. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.

i. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.

Selain potensi diri menurut Howard Gardner, di bawah ini akan lebih dijelaskan secara rinci mengenai potensi diri dan cara mengembangkannya, diantaranya sebagai berikut:

a.Picture Smart (Kecerdasan Spasial)Kepekaan mempersepsi apa yang dilihat.Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini

ialah bermain puzzle, lego, rumah sesat, kubus rubik, mengumpulkan dan menyusun gambar – gambar dari majalah atau Koran, ikut klub menggambar animasi, belajar menggambar dan fhotografi, berimajinasi dengan gambar awan, dan mempelajari denah rumah dan kota.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: seniman, arsitek (Garin Nugroho, Frida Kahlo, dan Effendi).

b.Music Smart (Kecerdasan Musikal)Kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama,

pola tit nada dan warna nada. Peka dan pandai dalam hal music.

Cara – cara untuk menngembangkan kecerdasan ini: mendengarkan music secara teratur, bermain tebak

12Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 13: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

suara, bergabung dengan paduan suara/grup vocal, belajar memainkan alat music.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: composer, pemusik, dan penyanyi (Ricard Claydermen, dan Sherina).

c. Body smart (Kecerdasan Kinestetik – Jasmani)Kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran

mengelola objek. Pandai dalam keterampilan olah tubuh dan gerak.

Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini: berolahraga secara teratur, mengukur panjang ruangan dengan kaki, bermain tebak benda dengan mata tertutup dan hanya menggunakan perabaan, dan meniti balok kayu keseimbangan.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: atlet, dan penari (Susi Susanti, Michael Jordan, dan Isadora Dunchan).

d.Logic Smart (Kecerdasan Logis Matematis)Kepekaan memahammi pola – pola logis atau

numeric. Pandai dalam sains dan matematika.Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini:

berlatih menghitung dalam kegiatan sehari – hari seperti menghitung jumlah mobil dan menentukan uang kembalian, mengerjakan teka – teki angka/logika, mempelajari buku tentang matematika yang menarik seperti dalam bentuk komik, bermain catur, dan lain – lain.

13Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 14: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: Ilmuwan dan Ahli Matematika (Habibie, Blaise Pascal, dan Madame Curie)

e.People Smart (Kecerdasan Antar Pribadi)Kemampuan mencerna dan merespon secara tepat

suasana hati, kebutuhan, dan keinginan orang lain. Pandai memahami pikiran dan memahami perasaan orang lain.

Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini: mengikuti kegiatan kelompok, ikut menjadi anggota OSIS, mengunjungi panti asuhan/panti jompo, mengamati peristiwa social seperti kejadian dijalanan.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: Konselor dan pemimpin politik (Nelson Mandela, dan Margaret Thatcher).

f. Self Smart (Kecerdasan Intra Pribadi)Memahami perasaan sendiri dan kemampuan

memdedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan, dan kelemahan diri.

Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini: memupuk rasa percaya diri, belajar mengenali kelebihan dan kekurangan diri, mengembangkan hobi yang unik, dan belajar menulis jurnal atau buku harian secara teratur.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: Psikoterapis (Sigmund Freud)

14Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 15: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

g.Nature Smart (Kecerdasan Natural/Alam)Kepekaan dan kepandaian dalam mengamati alam.Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini:

mengamati unsure alam di sekitar rumah, berkebun, memelihara binatang, menonton dan mendiskusikan acara tentang alam (seperti Discovery Chanel, dan Animal’s Planet), masuk klub pencita alam/klub lingkungan, melakukan kegiatan di alam terbuka (seperti berkemah, cross country, dan meneropong bintang.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: Peneliti Alam, dan Ahli Biologi (Charles Darwin, Jane Goodall)

h.Word Smart (Kecerdasan Linguistik)Merupakan kepekaan terhadap bunyi dan bahasa

(pandai mengolah kata – kata)Cara – cara untuk mengembangkan kecerdasan ini:

sediakan waktu bercerita secara teratur dengan keluarga atau teman, melakukan permainan kata (TTS atau scrabble), dan mengunjungi perpustakaan dan membaca buku secara teratur.

Contoh mereka yang berhasil mengembangkan kecerdasan ini: penulis, dan orator (Ir. Soekarno, Martin Luther King, Shakespeare, dan Arswendo).

3. Pengembangan Pribadi Melalui Pengenalan DiriPengembangan potensi diri adalah suatu usaha atau

proses yang terus menerus menuju pribadi yang mantap dan sukses. Pribadi yang mantap dalam artian menuju kepada

15Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 16: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

kedewasaan mental, sedangkan pribadi yang sukses dalam artian pribadi yang mampu tampil sebagai pemenang dengan mengalahkan semua unsur negatif dalam diri kita.  Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita telah mencapai perkembangan diri secara optimal atau mencapai pribadi yang sukses dan mantap adalah dengan mengenal diri sendiri. Mengenal diri sendiri dalam artian memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Pengenalan diri sangat diperlukan dalam mengembangkan potensi – potensi yang positif serta meminimalisasi potensi-potensi yang negatif. Pengenalan diri dapat melalui introspeksi diri, umpan balik dari orang lain, dan test psikologi.

a.Introspeksi DiriIntrospeksi diri merupakan peninjauan terhadap

(perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri atau disebut juga dengan mawas diri. Introspeksi diri dilakukan, karena kita sendiri yang paling mengetahui diri sendiri, dengan mendengarkan suara hati yang paling dalam dan dilakukan secara jujur. Misalnya : merenungkan diri sendiri dan menuangkan potensi-potensi yang ada pada diri sendiri ke dalam tabel kekuatan diri dan kelemahan diri.

Introspeksi diri akan sulit dilakukan apabila kita tidak mengetahui potensi diri sendiri, baik yang positif maupun yang negatif.  Untuk mengetahui potensi yang tersembunyi dari diri kita atau kita tidak

16Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 17: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

mengetahuinya, kita dapat meminta bantuan orang lain. 

b.Umpan BalikOrang lainlah yang akan selalu menilai kebiasaan

perilaku kita. Pengenalan diri melalui orang lain dapat dilakukan dengan meminta umpan balik tentang potensi diri baik yang positif maupun yang negatif.

Bila kita ingin menggunakan umpan balik sebagai alat untuk membantu orang lain mengembangkan pribadinya agar umpan balik yang dimaksud untuk kebaikan orang lain, benar-benar efektif. Sebaliknya, dapat menyebabkan salah mengerti dan bahkan dapat diakhiri dengan perasaan tersinggung, tegang, kesal, jengkel, marah, sedih, frustasi, dan menimbulkan pertikaian.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan umpan balik adalah :

Tujuan. Umpan balik benar-benar untuk kebaikan orang khususnya orang terdekat dan bukan sekedar untuk menghilangkan kejengkelan kita atau sekedar iseng saja.

Umpan balik positif dan negatif. Umpan balik tidak hanya untuk hal-hal yang negatif saja pada seseorang (kelemahan atau kekurangannya), tetapi juga untuk hal-hal yang positif (kekuatan atau kelebihannya). Seringkali orang tidak sadar akan kelebihannya dan kekurangannya.

17Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 18: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Menyadari kelebihannya akan sangat membantu untuk mengembangkan dan menyadari kekurangannya akan membantu untuk menguranginya.

Dapat diperbaiki. Di dunia ini tidak ada manusia yang persis sama 100 %, meskipun anak kembar karena memiliki perbedaan pada watak dan perilaku. Watak manusia akan sulit untuk dirubah tetapi sebaliknya, perilaku dapat dirubah dan diperbaiki. Jadi kita harus mengetahui dengan benar apa yang akan kita umpanbalikkan, watak atau perilaku. Bila yang akan diumpanbalikkan adalah hal yang negatif sebaiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah kekurangan tersebut dapat diperbaiki atau tidak. Bila tidak dapat diperbaiki, umpan balik, jangan diberikan, karena kecuali tidak akan efektif, juga akan mendatangkan akibat negatif yang lebih besar.

Siap menerima.  Untuk dapat menerima umpan balik terutama yang bersifat negatif, membutuhkan taraf kedewasaan (sikap diri dewasa) tertentu agar dapat memperbaiki kekurangannya. Sikap diri dewasa akan tampak ketika menghadapi persoalan secara cerdas, terarah, tidak berpihak, menggunakan otak, dan mencari pemecahan terbaik atau pun mengumpulkan informasi.

Hubungan antara pemberi dan penerima umpan balik.  Umpan balik akan lebih efektif bila antara

18Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 19: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

pemberi dan penerima sudah saling mengenal cukup baik, seperti : suami istri, ibu anak, dan sebagainya.

Waktu yang tepat. Secara sadar maupun tidak, sikap diri kita sering berubah-ubah dari sikap diri yang satu ke sikap diri yang lain, dalam menghadapi satu masalah yang sama. Kita diharapkan harus pandai menentukan “sikap diri” yang cocok dan perlu dipikirkan saat yang tepat untuk pemberian umpan balik. Dengan mempertimbangkan keadaan emosional penerima. Apakah ia sedang tenang, gelisah, marah-marah, tergesa-gesa, dan sebagainya? Kecuali apabila penerima siap untuk dapat menerima umpan balik. Perlu diketahui menurut seorang ahli jiwa dari California, Dr. Eric Berne, setiap manusia memiliki tiga sikap diri (ego state) yaitu (1) sikap diri orang tua, (2) sikap diri dewasa, dan (3) sikap diri anak-anak.

Siapkan alternatif-alternatif. Ada kemungkinan besar bahwa setelah seseorang menerima umpan balik yang negatif, ia akan menanyakan tindakan-tindakan perbaikan kepada pemberi umpan balik. Dalam hal ini sebaiknya pemberi umpan balik sudah siap dengan beberapa alternatif yang mungkin dapat dipergunakan, kalaupun alternatif-alternatif yang disarankan tidak dapat dipergunakan, pemberi umpan balik telah memberi kesan yang sangat positif bagi penerima, yakni bahwa pemberi umpan balik

19Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 20: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

tidak hanya melihat kekurangan-kekurangan, tetapi juga telah berusaha memikirkan perbaikan-perbaikannya, demi kepentingan penerima.

Non-evaluatif.   Pada umumnya tidak ada orang yang senang dinilai, lebih-lebih secara negatif. Umpan balik yang efektif sebaiknya diberikan dalam bentuk non-evaluatif. Dalam hal ini, dapat disarankan untuk menggunakan kalimat-kalimat yang menunjukkan kesan baik yang diperoleh dari pemberi umpan balik. Misalnya : Bila yang akan diumpanbalikkan adalah mengenai sikap yang terlalu agresif dari seseorang, maka kita tidak mengatakan “Sikap saudara terlalu agresif” atau “Sikap saudara kurang baik karena terlalu kasar”, tetapi “Saya sering merasa takut atau tidak berani berbicara bila berhadapan dengan saudara dalam suatu Diskusi”. Cara ini kecuali non-evaluatif, sekaligus juga memberi kelonggaran bagi penerima untuk membantah atau bertanya, dan mengundangnya untuk berfikir dan menarik Kesimpulan sendiri (mengapa orang lain merasa takut berbicara dengan dia?)

Satu umpan balik. Pada umumnya orang hanya tahan untuk menerima satu umpan balik yang negatif pada sesaat, dengan kata lain, berikanlah satu persatu umpan balik dengan jeda waktu tertentu. Janganlah memberi umpan balik negatif yang terlalu banyak pada satu saat,

20Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 21: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

karena hal ini hanya akan membingungkan dan mungkin mematahkan semangat seseorang.

Dialog. Pemberian umpan balik, baik umpan balik positif maupun umpan balik negatif, sebaiknya memberikan kesan untuk berdiskusi, karena biasanya penerima, menginginkan penjelasan-penjelasan lebih banyak. Berilah ia kesempatan dan sediakanlah waktu untuk maksud tersebut.

Hal-hal tersebut di atas sebaiknya diperhatikan benar-benar, supaya umpan balik dapat efektif dan akibat-akibat negatif dapat dicegah. Khususnya no. 8, bila tidak mungkin untuk memberikan umpan balik secara non-evaluatif, dapat juga orang memberikan terlebih dahulu umpan balik mengenai hal-hal yang positif. Biasanya orang menjadi lebih siap untuk menerima umpan balik yang negatif setelah ia menerima umpan balik yang positif.

c. Test PsikologisPengenalan diri melalui test psikologis dilakukan karena

potensi diri yang dimiliki tidak diketahui oleh kita sendiri dan orang lain. Tes ini dilaksanakan dengan cara pengisian instrumen-instrumen yang telah dirancang untuk mengenal diri sendiri. Dari hasil pengisian tersebut akan didapat dimensi tipologi seperti :

Extrovertion Introvertion Intuition Sensation Thinking

21Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 22: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Feeling Judging Perceiving

Dari 8 (delapan) tipologi tersebut, David Kersey mengklasifikasikan menjadi 16 (enam belas) tipologi manusia yang membedakan perilaku-perilakunya.

Cara yang paling cocok untuk lebih mengenal diri sendiri adalah berpulang kepada diri sendiri. Namun yang jelas, kita harus meluangkan waktu untuk melihat bagaimana keadaan diri kita yang sebenarnya secara terbuka dengan menerapkan kejujuran. Tanpa kejujuran dan keterbukaan, kita hanya menemukan topeng-topeng diri kita oleh karena itu dengarlah suara hati nurani kita.

4. Faktor Penghambat Potensi DiriAda beberapa factor penghambat potensi dalam diri

manusia, diantaranya sebagai berikut:a.Lingkungan

Kadang – kadang tanpa disadari menghambat POTENSI diri kita, misalnya system senioritas dimana kita bergaul.

b.Individu Sendiri Factor tujuan hidup yang tidak atau belum

tergambar denga jelas. Factor motivasi dan factor keengganan untuk

menelaah diri. Kadang – kadang manusia takut untuk menerima

kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.

22Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 23: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

c. Factor UsiaKadang – kadang orang yang sudah tua tidak melihat

bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif. Atau sebaliknya.

5. Lima Kekuatan Untuk Optimalisasi Pengembangan Potensi DiriLima kekutan untuk optimalisasi pengembangan potensi

diri, diantaranya sebagai berikut:a.Kekuatan Keyakinan atau The Power of Belief

Mengapa harus dimulai dengan Kekuatan Keyakinan? Keyakinan adalah fondasi untuk melakukan apa saja. Kita baru akan bertindak bila kita merasa yakin mampu melakukan sesuatu. Jika tidak yakin maka upaya yang kita lakukan akan dikerjakan dengan setengah hati. Dan kita tahu, apapun yang dilakukan dengan setengah hati, tanpa kesungguhan, maka hasilnya pasti tidak akan pernah maksimal. Seringkali upaya kita, jika diawali dengan perasaan tidak yakin, akan berakhir dengan kegagalan.

Yakin pun ada syaratnya, tidak asal yakin. Yakin yang dimaksudkan di sini adalah yakin yang berlandaskan kebijaksanaan dan akal sehat. Tidak asal “yakin” dan “ngotot”.

Mengapa harus dilandasi kebijaksanaan?karena yakin ini sebenarnya ada tiga macam.

Pertama, yakin yang hanya bermain di level kognisi atau pikiran sadar. Kedua, yakin yang bermain pada

23Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 24: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

level afeksi atau pikiran bawah sadar. Ada lagi yakin yang tipe ketiga yaitu yakin yang “ngaco” alias “ngawur”. Yakin tipe ini adalah yakin yang berlebihan atau overconfident tapi tidak ekologis.

b.Kekuatan Semangat atau The Power of EnthusiasmKekuatan kedua untuk mengembangkan potensi diri

adalah dengan Kekuatan Semangat atau The Power of Enthusiasm. Yang menjadi komponen atau bagian dari Kekuatan Semangat adalah konsistensi, persistensi, kegigihan, atau whatever it takes.

Tindakan yang dilandasi dengan suatu keyakinan yang teguh, bahwa kita pasti bisa berhasil, pasti akan dilakukan dengan penuh semangat. Semangat ini sebenarnya adalah motivasi intrinsik atau dorongan bertindak yang berasal dari dalam diri kita. Kekuatan Semangat ini yang membuat seseorang akan terus mencoba walaupun telah gagal berkali-kali. Kekuatan Semangat ini yang mendasari peribahasa “Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah hasil yang tidak seperti yang kita inginkan”, “Winners never quit. Quitters never win”, “Tidak penting berapa kali anda jatuh, yang penting adalah berapa kali anda bangkit setelah anda jatuh.”

Kekuatan Semangat ini yang menjadi pendorong Thomas Edison untuk terus mencoba walaupun ia telah berkali-kali “belum berhasil” menemukan bahan yang sesuai untuk membuat bola lampu listrik. Kekuatan Semangat ini pula yang mendorong Harland Sanders

24Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 25: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

untuk terus menawarkan resep ayam gorengnya yang istimewa Kentucky Fried Chicken, walaupun ia telah ditolak berkali-kali.

c. Kekuatan Fokus atau The Power of FocusKekuatan ketiga adalah Kekuatan Fokus atau The

Power of Focus. Fokus berarti kita hanya melakukan hal-hal yang memang berhubungan dengan target yang ingin kita capai. Pikiran kita menjadi sangat tajam, terpusat, seperti sinar laser yang siap untuk menembus berbagai penghalang. Kita tidak akan membiarkan berbagai cobaan atau distraksi membuat pikiran atau kegiatan kita menyimpang dari tujuan semula.

Saat Kekuatan Fokus bekerja kita akan sangat memperhatikan hal-hal detail dalam upaya mencapai keberhasilan. Kekuatan Fokus ini yang mendorong kita untuk menghasilkan master piece.

d.Kekuatan Kedamaian Pikiran atau The Power of Peace of MindKekuatan keempat adalah Kekuatan Kedamaian

Pikiran atau The Power of Peace of Mind. Kekuatan keempat ini sangat penting diperhatikan karena ini merupakan barometer untuk menentukan apakah keyakinan kita terhadap sesuatu itu ekologis atau tidak.

Saat kita yakin, semangat, dan fokus melakukan sesuatu maka kita perlu memeriksa apakah kita merasakan ketenangan baik di pikiran maupun di hati. Jika jawabannya “Tidak” maka kita perlu memeriksa ulang keyakinan kita.

25Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 26: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

e.Kekuatan Kebijaksanaan atau The Power of WisdomKekuatan kelima adalah Kekuatan Kebijaksanaan

atau The Power of Wisdom. Kekuatan ini sangat penting karena digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan pada empat langkah pertama.

Dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat melakukan evaluasi dengan baik, benar,akurat, dan tanpa melibatkan emosi. Jika hasil yang dicapai belum seperti yang kita inginkan maka dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat mengetahui permasalahannya dan dapat meningkatkan diri kita.

Jika hasilnya sudah seperti yang kita inginkan maka, dengan menggunakan kebijaksanaan, kita dapat mempertahankan dan meningkatkan pencapaian itu. Kebijaksanaan juga digunakan untuk memeriksa keyakinan atau kepercayaan yang menjadi langkah awal tindakan untuk mencapai goal. Dengan bijaksana kita dapat memeriksa keabsahan keyakinan kita. Apakah kita sudah benar-benar yakin secara benar ataukah kita sebenarnya tidak yakin tapi memaksa diri yakin karena kita takut?

B. POLA ASUH ORANG TUA

1. Pengertian Pola Asuh OrangtuaKeluarga adalah lembaga pertama dalam kehidupan anak,

tempat belajar sebagai mahluk sosial juga merupakan dasar

26Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 27: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula tingkah laku terhadap orang lain dalam masyarakat. Orangtua sangat besar peranan dan tanggungjawabnya dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya.

Menurut Sarwono (1997), keluarga merupakan lingkungan primer hampir setiap individu, hubungan antara manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seorang anak mengenal lingkungan yang lebih luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan keluarganya sehingga sebelum ia mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat umum, pertama kali ia menyerap normanorma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya.

Nadeak (1991) berpendapat bahwa untuk membina hubungan timbal-balik yang harmonis diantara orangtua dan anak remajanya, orangtua perlu menciptakan suasana agar remaja itu merasa terbuka untuk menyelesaikan masalah mereka dengan baik. Suasana yang kondusif bagi orangtua dan anak dapat tercipta jika orangtua mampu menerapkan pola asuh yang positif bagi perkembangan anak.

Pola asuh pada dasarnya diciptakan oleh orangtua dalam menjalin hubungan sehari-hari dengan anak-anaknya. Pola asuh orangtua disertai tindakan dari orangtua untuk membentuk anak menurut yang diinginkannya, jelasnya orangtua yang suka menyesuaikan diri dengan keadaan akan mempunyai kesempatan menghasilkan anak-anak yang sealiran.

Pola asuh menurut Yuwanto, 2002 adalah cara atau teknik yang dipakai oleh orangtua di dalam mendidik dan

27Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 28: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

membimbing anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang berguna dan sesuai dengan yang diharapkan. Iswantini, 2002 mengatakan pola asuh adalah suatu cara orangtua menjalankan peranan yang penting bagi perkembangan anak selanjutnya, dengan memberi bimbingan dan pengalaman serta memberikan pengawasan agar anak dapat menghadapi kehidupan yang akan datang dengan sukses, sebab di dalam keluarga yang merupakan kelompok sosial dalam kehidupan individu, anak akan belajar dan menyatakan dirinya sebagai manusia sosial dalam hubungan dan interaksi dengan kelompok.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua adalah cara yang dipakai oleh orangtua dalam mendidik dan memberi bimbingan dan pengalaman serta memberikan pengawasan kepada anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang berguna, serta memenuhi kebutuhan fisik dan psikis yang akan menjadi faktor penentu bagi remaja dalam menginterpretasikan, menilai dan mendeskripsikan kemudian memberikan tanggapan dan menentukan sikap maupun berperilaku.

2. Bentuk – Bentuk Pola Asuh Orangtuaa.Pola Asuh Orangtua yang Otoriter

Menurut Kartono (1992), ada beberapa pendekatan yang diikuti orangtua dalam berhubungan dan mendidik anak-anaknya salah satu di antaranya adalah sikap dan pendidikan otoriter. Pola asuh otoriter ditandai dengan ciri-ciri sikap orangtua yang kaku dan keras dalam menerapkan peraturan-peraturan maupun disiplin. Orangtua bersikap memaksa dengan selalu menuntut

28Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 29: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

kepatuhan anak, agar bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh orangtuanya. Karena orangtua tidak mempunyai pegangan mengenai cara bagaimana mereka harus mendidik, maka timbullah berbagai sikap orang tua yang mendidik menurut apa yang dinggap terbaik oleh mereka sendiri, diantaranya adalah dengan hukuman dan sikap acuh tak acuh, sikap ini dapat menimbulkan ketegangan dan ketidak nyamanan, sehingga memungkinkan kericuhan di dalam rumah.

b.Pola Asuh Orangtua yang DemokratisHurlock (1992) berpendapat bahwa pola asuh

demokrasi adalah salah satu tehnik atau cara mendidik dan membimbing anak, di mana orangtua bersikap terbuka terhadap tuntutan dan pendapat yang dikemukakan anak, kemudian mendiskusikan hal tersebut bersama-sama. Pola ini lebih memusatkan perhatian pada aspek pendidikan daripada aspek hukuman, orangtua memberikan peraturan yang luas serta memberikan penjelasan tentang sebab diberikannya hukuman serta imbalan tersebut.

Hurlock (1992) mengatakan bahwa pola asuh demokrasi ditandai dengan sikap menerima, responsif, berorientasi pada kebutuhan anak yang disertai dengan tuntutan, kontrol dan pembatasan. Jadi penerapan pola asuh demokrasi dapat memberikan keleluasaan anak untuk menyampaikan segala persoalan yang dialaminya tanpa ada perasaan takut, keleluasaan yang diberikan orangtua tidak bersifat mutlak akan tetapi

29Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 30: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

adanya kontrol dan pembatasan berdasarkan norma-norma yang ada.

c. Pola Asuh Orangtua yang PermisifDalam pola asuh ini anak diberi kebebasan yang

penuh dan diijinkan membuat keputusan sendiri tanpa mempertimbangkan orangtua serta bebas apa yang diinginkan. Pola asuh permisif dikatakan pola asuh tanpa disiplin sama sekali. Orangtua enggan bersikap terbuka terhadap tuntutan dan pendapat yang dikemukakan anak.

Menurut Kartono (1992) dalam pola asuh permisif, orangtua memberikan kebebasan sepenuhnya dan anak diijinkan membuat keputusan sendiri tentang langkah apa yang akan dilakukan, orangtua tidak pernah memberikan pengarahan dan penjelasan kepada anak tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak. Dalam pola asuh permisif hampir tidak ada komunikasi antara anak dengan orangtua serta tanpa ada disiplin sama sekali.

Mussen, (1989), mengatakan bahwa orangtua yang memiliki pola asuh permisif rendah dalam penggunaan kontrol rasional. Mereka kurang hangat, kurang mengacuhkan, kurang mengasihi dan kurang simpatik kepada anak-anaknya. Karena tidak adanya kontrol maka orangtua tidak mendorong anak-anaknya untuk mengemukakan ketidaksetujuan atas keputusan atau peraturan orangtua dan mereka hanya memberikan sedikit kehangatan.

30Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 31: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa pola asuh permisif adalah pengasuhan tanpa adanya disiplin sama sekali dengan memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak untuk membuat keputusan sendiri.

31Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 32: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

BAB IIIRENCANA PROGRAM BPI

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PEMBERDAYAAN ANAK DENGAN POLA ASUH DEMOKRATIS

A. Tujuan Desain ProgramAdapun tujuan penulis merancang sebuah program yang

diberi nama “Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis”, yang sementara ini berkonsentrasi pada anak asuh yang berada di PSAA Fajar Harapan, diantaranya sebagai berikut

1. Membantu meningkatkan prestasi anak asuh tidak hanya dari sisi akademis tetapi juga non-akademis.

2. Menjembatani pendidikan tinggi bagi para anak asuh hingga jenjang ke perguruan tinggi dengan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi.

3. Memberi bekal bagi para anak asuh dengan pendidikan dan keterampilan informal untuk melengkapi pendidikan formal mereka dengan harapan agar kehidupan mereka akan menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

4. Dapat meningkatkan manajemen panti asuhan dalam hal memberdayakan sumber daya manusia.

5. Dapat menjadi rujukan bagi orang tua asuh dalam mendidik anak asuh (Pola atau Model Pengasuhan).

6. Dapat mengembangkan potensi – potensi yang dimiliki oleh seluruh anak asuh.

7. Anak asuh mempunyai kebebasan dalam berpendapat.

32Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 33: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

8. Anak asuh mampu menghasilkan karya dari hasil potensi yang dimiliki.

9. Mampu mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Khususnya anak di PSAA Fajar Harapan.

10. Sesuai dengan peran mahasiswa sebagai Agent of Changes Berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang timbul di PSAA Fajar Harapan.

11. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi sebagai ciri dari mahasiswa sejati.

12. Meningkatkan daya kreativitas penulis dalam membuat desain program Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

13. Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Manajemen Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

B. Analisis Kebutuhan (Need Analisys) Program

Analisis Kebutuhan (Need Analisys) ProgramDi PSAA Fajar Harapan

Identifikasi kebutuhan yang telah ada

Identifikasi kebutuhan yang belum ada

a. Peralatan Praktek Ruang belajar dan

bimbingan /pembinaan yang cukup kondusif.

Adanya perpustakaan yang menunjang belajar anak-anak panti.

Adanya mesin jahit yang dipergunakan untuk latihan keterampilan.

b. Peralatan Media Terdapat tiga komputer

(akses internet), televisi, dan telepon rumah.

c. Guru Tutorial Sains dan Teknologi.

d. Guru Tutorial Pendidikan

a. Tidak adanya guru konselingb. Tidak adanya Test Psikologic. Tidak adanya pembekalan

materi yang dapat memberikan motivasi bagi anak asuh.

d. Tidak adanya ekstrakulikuler olahraga dan seni yang dapat menunjang kemampuan anak (life skill).

e. Tidak adanya perencanaan pendidikan anak asuh secara menyeluruh.

f. Tidak adanya penyuluhan mengenai profesi yang diselenggarakan oleh lembaga professional.

33Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 34: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Agama Islam.e. Mempunyai MOU dengan

beberapa perguruan tinggi dan instansi/lembaga.

Mengenai hal – hal mana yang harus diprioritaskan akan dibahas di Strategi Layanan.

C. Analisis SWOT

Analisis SWOTDi PSAA Fajar Harapan

34Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 35: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Peluang (Opportunities)

Anak bisa mengeyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

Anak akan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Anak akan mendapatkan beasiswa dari pihak terkait.

Anak mempunyai potensi untuk mengembangkan diri (individu).

Anak akan mendapatkan orang tua asuh (adopsi).

Tantangan (Threats)

Persaingan yang sangat ketat di dunia pendidikan.

Anak Harus mempunyai keterampilan tambahan sebagai nilai plus dari suatu kemampuan (life skill).

Teknologi dan informasi yang semakin maju.

Anak Harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas baik dalam hal ke-Indonesia-an ataupun ke-Islam-an untuk menjawab tantangan zaman.

Persaingan yang ketat di dunia pekerjaan.

35Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 36: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Kekuatan (Strengths) Pengurus/

pembimbing lulusan perguruan tinggi.

Adanya peralatan praktek.

Adanya peralatan media (akses internet).

Program tutorial SAINSTEK dan PAI.

Mempunyai MOU dengan beberapa perguruan tinggi dan instansi/lembaga.

S – T“Mengembangkan strategi yang

menggunakan KEKUATAN untuk mengatasi TANTANGAN/ANCAMAN”,

dengan cara:Membuat Program Baru,

Memperkuat Program yang ada, danMemperkenalkan Program yang Baru.

Kelemahan (Weaknesses)

Pola asuh yang otoriter.

Tidak adanya guru konseling.

Tidak adanya Test Psikologi dan pembekalan materi yang dapat memberikan motivasi kepada anak asuh.

Tidak adanya penyuluhan mengenai ke-Profesi-an.

Tidak adanya ekstrakulikules

36Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 37: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

olahraga dan seni.

D. Materi ProgramAdapun materi yang akan disajikan untuk menunjang

program dengan judul “Program Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis” di PSAA Fajar Harapan, diantaranya sebagai berikut:

1. Achievement Motivation2. Cara Membangkitkan Raksasa Dalam Diri Kita “Potensi

Diri”3. Cara Mengembangkan Potensi Diri4. Materi tentang Penyuluhan ke-Profesi-an5. Cara Jitu Menghadapi Test Wawancara.

E. Strategi Layanan

Strategi Layanan ProgramDi PSAA Fajar Harapan

Kegiatan Metode KeteranganIdentifikasi Minat dan Potensi Anak Asuh

a. Test Psikologib. Test Wawancara

Dilakukan oleh tenaga profesional

Pembekalan Materi Diskusi dan Simulasi Dilakukan oleh seorang Trainer Motivator

Perencanaan pendidikan anak asuh

a. Pendataan Lembaga Pemberi Beasiswa.

b. Pendataan

37Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 38: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

Kualifikasi Beasiswa.

c. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembagai pemberi beasiswa.

tutorial a. Mata pelajaran umum (sekolah).

b. Bahasa Asing (English).

c. Teknologi Informasi.

d. Keterampilan lain yang menunjang (life skill).

Tutorial diberikan berdasarkan kebutuhan serta dengan mempertimbangkan minat dan potensi anak asuh

Pengenalan Profesi dan Pencapaiannya

Penyuluhan mengenai profesi dari para professional

Penanaman Budaya Membaca bagi anak asuh

Anak asuh akan diberi tugas untuk membaca buku dengan periode tertentu yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan.

F. PelaksanaUnsur – unsur yang terlibat dalam pelaksanaan program ini,

diantaranya sebagai berikut:1.Anak Asuh PSAA Fajar Harapan

Menjadi objek dalam pelaksanaan program pogram. Mengikuti seluruh agenda kegiatan untuk

menemukan dan mengembangkan potensi diri.38

Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 39: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

2.Pembimbing/pengasuh Bertanggung jawab atas program kegiatan. Membimbing anak asuh di setiap agenda program

kegiatan.

3.Tenaga Profesional Menjadi Pemateri/Trainer Motivator di beberapa

program kegiatan.

4.Panti Asuhan Sebagai lembaga yang mewadahi seluruh program

kegiatan.

G. Alokasi Waktu dan Tempat

Alokasi Waktu dan TempatDi PSAA Fajar Harapan

No. Aktivitas Waktu Tempat1. Identifikasi Minat dan Potensi

Anak - PSAA Fajar Harapan

2. Pembekalan Materi Desain Program

1x seminggu PSAA Fajar Harapan

3. Tutorial Mata Pelajaran Umum

2x seminggu PSAA Fajar Harapan

4. Tutorial ICT 2x seminggu PSAA Fajar Harapan

5. Tutorial Bahasa Inggris 2x seminggu PSAA Fajar Harapan

6. Pelatihan Keterampilan Tepat Guna

1x seminggu PSAA Fajar Harapan

7. Bimbingan Konseling 1x seminggu PSAA Fajar Harapan

39Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 40: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

H. Evaluasi ProgramSecara skematis evaluasi “Program Pengembangan

Potensi dan Pemberdayaan Anak Dengan Pola Asuh Demokratis” di PSAA Fajar Harapan, dapat digambarkan pada bagan berikut:

Pengembangan Program

40Resa N. Rahmat BPI III-C

LANGKAH-LANGKAH1. Merumuskan masalah

atau beberapa pertanyaan

2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data

3. Mengumpulkan dan menganalisis data

4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up)

TUJUANMenemukan potensi anak

dan mengembang

kannya secara

maksimal sesuai

potensinya

FUNGSI1. Memberikan

layanan yang baik bagi anak asuh

2. Memberikan informasi kepada pihak lain cara membimbing anak asuh

ASPEK YANG DI EVALUASI

PROSES1. Kesesuaian antara pelaksanaan

dan rancangan program.2. Tingkat partisipasi para pelaksana

program.3. Keberhasilan dan hambatan-

hambatan yang dijumpai.4. Dampak layanan bimbingan

terhadap potensi anak.5. Mengajar.6. Respon anak, pengurus, dan

masyarakat terhadap layanan bimbingan.

HASIL1. Kualitas perkembangan

potensi anak.2. Kualitas Perilaku anak.3. Sikap dan kebiasaan belajar

anak.4. Sikap anak terhadap program

bimbingan.5. Kualitas prestasi anak.6. Kualitas perkembangan bakat

anak.7. Kualitas sikap-sikap sosial

anak.

EVALUASI PROGRAM

Page 41: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

I. Pengembangan ProgramPengembangan Desain Program yang telah penulis buat

dapat dilaksanakan dengan beberapa layanan, diantaranya sebagai berikut:

1. Layanan Dasar Bimbingana. Layanan dasar bimbingan bidang pribadi – social b. Layanan dasar bimbingan bidang belajarc. Layanan dasar bimbingan bidang karir

2. Layanan Responsifa. Bidang Pendidikanb. Bidang Belajarc. Bidang Sosiald. Bidang Pribadie. Bidang Karir

3. Layanan Perencanaan Individual

4. Dukungan Sistema. Layanan Pengumpulan Datab. Layanan Informasic. Layanan Penempatand. Layanan Konselinge. Layanan Referalf. Layanan Penilaian dan Tindak Lanjut

41Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 42: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

BAB IVPENUTUP

Demikian desain program BPI ini penulis buat. Mudah – mudahan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

42Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 43: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama

Jahari, Jaja. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Prosfect

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara

Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Akasara

Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama

Prayitno, H. dkk. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta

Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

http://id.wikipedia.org/wiki/Potensi_diri

http://stianie.wordpress.com/2005/12/19/mengenali-potensi-diri/

http://www.pembelajar.com/lima-kekuatan-untuk-optimalisasi-pengembangan-potensi-diri

http://www.pdfchaser.com/pdf/pengertian-pengembangan-diri.html

43Resa N. Rahmat BPI III-C

Page 44: file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat

Tugas UAS Manajemen BPIProgram Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Anak

Dengan Pola Asuh Demokratis

http://cenya95.wordpress.com/2008/09/03/pengembangan-potensi-diri/

44Resa N. Rahmat BPI III-C