analisis usaha tani tebu rakyat dan loyalitas …eprints.undip.ac.id/60740/7/full_teks.pdf ·...

196
ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS PETANI BERKAITAN DENGAN PERILAKU PETANI, PERAN PEMERINTAH DAN PABRIK GULA (STUDI KASUS DI KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR) TESIS Oleh: ARIS LUKITO PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017

Upload: phungkiet

Post on 04-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS PETANI

BERKAITAN DENGAN PERILAKU PETANI, PERAN PEMERINTAH

DAN PABRIK GULA

(STUDI KASUS DI KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR)

TESIS

Oleh:

ARIS LUKITO

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017

Page 2: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS PETANI

BERKAITAN DENGAN PERILAKU PETANI, PERAN PEMERINTAH

DAN PABRIK GULA

(STUDI KASUS DI KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR)

Oleh:

ARIS LUKITO

NIM : 23010313410013

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Gelar Magister Sain

pada Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana Fakultas

Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Disetujui oleh :

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017

Page 3: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT

DAN LOYALITAS PETANI BERKAITAN

DENGAN PERILAKU PETANI, PERAN

PEMERINTAH DAN PABRIK GULA

(STUDI KASUS DI KABUPATEN

PASURUAN, JAWA TIMUR)

Nama Mahassiswa : ARIS LUKITO

Nomor Indum Mahasiswa : 23010313410013

Program Studi : MAGISTER AGRIBISNIS

Telah disidangkan di hadapan Tim Penguji

dan dinyatakan lulus pada tanggal …………………

Pembimbing Utama

Ir. Karno, M. Appl. Sc., Ph.D

Ketua Program Studi

Magister Agribisnis

Dr. Ir. Mukson, M.S.

Pembimbing Anggota

Agus Setiadi, SPt., M.Si., Ph.D

Ketua Departemen Pertanian

Ir. Didik Wisnu Widjajanto, M.Sc. Res., Ph.D

Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian

Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc

Page 4: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai

syarat untuk menempuh gelar Magister dari Program S2 Agribisnis seluruhnya

merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai

pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar S2 dari UNDIP maupun

universitas lain.

Apabila bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Dengan ini menyatakan sebagai berikut :

1. Tesis Berjudul : ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN

LOYALITAS PETANI BERKAITAN DENGAN PERILAKU PETANI,

PERAN PEMERINTAH DAN PABRIK GULA (STUDI KASUS DI

KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR)

2. Saya juga mengakui bahwa karya akhir ini dapat dihasilkan berkat bimbingan

dan dukungan penuh dari pembimbing saya, yaitu :

Ir. Karno, M. Appl. Sc., Ph.D

Agus Setiadi, SPt., M.Si., Ph.D

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil

karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia

menerima pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi

lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Semarang, Desember 2017

Aris Lukito

NIM. 23010313410013

Page 5: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Analisis

Usaha Tani Tebu Rakyat dan Loyalitas Petani Berkaitan dengan Perilaku Petani,

Peran Pemerintah dan Pabrik Gula (Studi Kasus di Kabupaten Pasuruan, Jawa

Timur). Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Peternakan dan

Pertanian Universitas Diponegoro.

2. Ir. Didik Wisnu Widjajanto, M.Sc. Res., Ph.D, selaku Ketua Departemen

Pertanian Universitas Diponegoro.

3. Dr. Ir. Mukson, M.S, selaku Ketua Prgram Studi Magister Agribisnis

Universitas Diponegoro sekaligus sebagai Penguji tesis yang berkenan

memberikan masukan dan saran.

4. Ir. Karno, M. Appl.Sc., Ph.D dan Agus Setiadi, SPt., M.Si., Ph.D selaku

Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota yang berkenan meluangkan

waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan saran yang

berharga dalam penulisan Tesis ini.

5. Dr. Ir. Titik Ekowati, M.Sc, selaku Penguji yang berkenan memberikan

masukan dan saran serta menguji materi Tesis ini.

6. Dr. Aris Toharisman, Ir. Triantarti, M.Sc, dan Dr. Aang Munawar, selaku

Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan yang telah

memberikan ijin studi dalam perjalanan karirnya.

7. Direksi PT Perkebunan Nusantara XI Surabaya serta Pabrik Gula

Kedawung Pasuruan atas ijin penelitian di wilayah kerjanya.

8. Orang tua penulis, Bapak H. Sabilan Rasyad (alm) dan Ibu Hj. Nur

Hidayati serta Bapak H. Tutut Pudjo Utomo dan Ibu Hj. Ani Astutiningsih

yang telah memberikan dukungan dan doanya.

9. Keluarga penulis, Tutwulan Okta Hapsari (istri), Kaysa Rafitasari (putri),

dan Hamizan Gavin Khalfani (putra) yang telah memberikan semangat

kepada penulis.

Page 6: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

10. Segenap keluarga besar Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia atas

dukungan dan dorongan dalam penyelesaian Tesis.

11. Segenap keluarga besar Koperasi Karyawan “NIRA” P3GI atas

motivasinya.

12. Segenap keluarga besar Program Studi Magister Agribisnis IX (Bayu

Sasongko, Budhi Santosa, Fitrin Yunita, Hendro Prawiro, Hesti Reva

Helvi Ari Zahmi, Leonardo Budhi Ariwijanto, Lodovina Ohoirat, Mariana

Kusumaningrum, Pudji Lestari, Rudi Prasetyo Ardi, Suharso, Tri Septiono,

Yudhi Purnomo) terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaannya.

13. Staf pendukung di lingkup Program Studi Magister Agribisnis Universitas

Diponegoro (Meilani Ayu Cristanti, Rina Damayanti, Cornelius Budi

Setiawan) terimakasih atas dukungan administratifnya.

Penulis menghaturkan permohonan maaf atas kekurangan yang ada, dan

mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang tidak dapat kami sebutkan

satu persatu. Semoga hasil Tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Desember 2017

Aris Lukito

NIM. 23010313410013

Page 7: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

i

RINGKASAN

ARIS LUKITO. 23010313410013. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat dan

Loyalitas Petani Berkaitan dengan Perilaku Petani, Peran Pemerintah dan Pabrik

Gula (Studi Kasus di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Pembimbing : KARNO

dan AGUS SETIADI.

Budidaya tebu telah berkembang sejak jaman penjajahan Belanda, dengan

bukti sejarah berupa berdirinya pabrik gula pada masa itu. Gula berperan strategis

dalam kebutuhan pokok nasional. Mayoritas penyedia tebu sebagai bahan baku

gula di Indonesia adalah petani. Loyalitas petani dalam membudidayakan tebu

menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut khususnya di wilayah lumbung gula

nasional yaitu Jawa Timur, dimana Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu

diantaranya.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengevaluasi kelayakan usaha tani

tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan, (2) untuk menilai loyalitas petani dalam

budidaya tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan, dan (3) menganalisis hubungan

kausalitas dari perilaku petani, peran pemerintah, pabrik gula dan loyalitas petani

tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan.

Metode penelitian berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan metode pendekatan survei. Lokasi survei di Kecamatan Grati,

Winongan, Gondangwetan dan Nguling di Kabupaten Pasuruan. Responden

diambil secara purposive sampling. Analisis dilakukan untuk mengukur variabel

kelayakan usaha tani tebu rakyat, mengukur tingkat loyalitas petani dalam

mengusahakan budidaya tebu rakyat serta mengukur hubungan kausalitas dari

variabel loyalitas petani tebu rakyat, perilaku petani, peran pemerintah, dan peran

pabrik gula. Analisis usaha tani dilakukan dengan menghitung Revenue/ Cost

ratio (R/C) dan profitabilitas melalui Net Profit Margin (NPM); analisis tingkat

loyalitas dan berbagai peran pendukungnya dilakukan dengan scoring method ;

sedangkan hubungan kausalitas dilakukan dengan analisis jalur (Path Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya tebu rakyat dengan pola

sewa lahan layak diusahakan dengan nilai perbandingan penerimaan dibanding

biaya yang dikeluarkan (R/C) sebesar 1,17 dan NPM 0,14. Sedangkan pola tanpa

menggunakan sewa lahan menunjukkan R/C sebesar 1,74, dan NPM 0,42

Tingkat loyalitas petani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan termasuk

kategori Sangat Tinggi (82,26%), dengan dukungan peran perilaku petani Tinggi

(70,65%), peran Pabrik Gula Tinggi (64,13%) dan peran pemerintah Cukup

Tinggi (57,23%).

Loyalitas petani didukung oleh hubungan yang signifikan

mempengaruhinya yakni peran perilaku petani (P=0,039), sedangkan peran

pemerintah (P=0,192) dan peran pabrik gula (P=0,253) tidak signifikan

mempengaruhi secara langsung. Namun demikian peran perilaku petani

dipengaruhi signifikan oleh peran pabrik gula (P<0,05), meskipun tidak signifikan

dipengaruhi oleh peran pemerintah (P=0,299). Peran pabrik gula signifikan

dipengaruhi oleh peran pemerintah (P<0,05).

Page 8: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

ii

SUMMARY

ARIS LUKITO. 23010313410013. THE ANALYSIS OF SUGARCANE

FARMING BUSINESS AND FARMERS’ LOYALTY IN RELATION TO

FARMERS’ BEHAVIOR AND ROLES OF GOVERNMENT AND SUGAR

FACTORY (CASE STUDY IN PASURUAN DISTRICT, EAST JAVA).

Advisors : KARNO and AGUS SETIADI.

Sugarcane cultivation has developed since Dutch colonialism era, with the

evidence of history evidences in the form of establishment of sugar factory in that

era. Sugar has strategic role to national main necessity. The majority of sugarcane

suppliers in Indonesia, as the sugarcane is the main material for sugar, are

farmers. Farmers’ loyalty in preserving sugarcane cultivation is interesting to be

analyzed more, especially national sugar center area that is East Java, in which

Pasuruan District is one of them.

This research aimed to : (1) evaluate the sugarcane farmers business

feasibility in Pasuruan District, (2) determine farmers’ loyalty in sugarcane

farmer’s cultivation in Pasuruan Region, and (3) analyze causality correlation of

farmers’ behavior, government’s role, sugar factory and the loyalty of sugarcane

farmers in Pasuruan District.

The method of this research was quantitative descriptive research with

survey approach method. The survey was conducted in Sub District of Grati,

Winongan, Gondangwetan and Nguling in Pasuruan. The respondents were taken

with purposive sampling technique. The analysis was done to measure sugarcane

farmer’s business feasibility variable, farmers’ loyalty level in the efforts of

sugarcane cultivation as well as in measuring causality correlation of the variable

of sugarcane farmers’ loyalty, farmers’ behaviors, government’s roles, and sugar

factory’s role. The farmers’ business analysis was done by calculating Revenue/

Cost ratio (R/C) and profitability was considered by using Net Profit Margin

(NPM); loyalty level analysis and its various supporting roles was measured by

scoring method; while causality correlation was analyzed by using Path Analysis.

The results of this research showed that sugarcane cultivation with land

rent pattern was feasible to be implemented with the score of R/C and NPM were

1.17 and 0.14 respectively. Meanwhile, the pattern without land rent showed R/C

of 1.74 and NPM of 0.42.

The loyalty level of the sugarcane farmers in Pasuruan District is very high

(82.26%), the behavioral role of the farmers is high as well (70.65%). Meanwhile,

the role of sugar factory also shows high percentage (64.13%) and the role of the

government is also fairly high (57.23%).

The loyalty of the farmers was supported by significant correlation, that

was farmers’ behavioral role (P=0.039), while the government’s role (P=0.192)

and the sugar factory’s role (P=0.253) did not have direct influence significantly.

However, the role of the farmers’ behavior was influenced significantly by the

role of the sugar factory (P<0.05), eventhough it was not influenced by the role of

the government (P<0.299). In addition, the role of the sugar factory was

influenced significantly by the role of the government (P=***).

Page 9: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

RINGKASAN................................................................................................... i

SUMMARY...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL............................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkebunan Tebu ................................................................... 5

2.2. Tebu Rakyat............................................................................ 8

2.3. Usaha Tani Tebu..................................................................... 9

2.4. Loyalitas Petani Tebu............................................................. 10

2.5. Perilaku Petani........................................................................ 12

2.6. Peran Pemerintah.................................................................... 14

2.7. Peran Pabrik Gula................................................................... 15

2.8. Analisis Profitabilitas............................................................. 16

2.9. Analisis Hubungan Jalur (Path Analysis)............................... 17

2.10. Penelitian Sebelumnya........................................................... 19

2.11. Hipotesis ................................................................................ 21

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode.................................................................................... 22

3.2. Pendekatan Penelitian............................................................. 22

3.3. Lokasi Penelitian.................................................................... 23

3.4. Jenis dan Sumber Data........................................................... 23

3.5. Teknik Pengambilan Sampel.................................................. 24

3.6. Variabel Penelitian................................................................. 27

3.7. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 32

3.8. Pengolahan dan Analisis Data................................................ 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ................................. 37

4.2. Karakteristik Responden ...................................................... 39

4.3. Budidaya Tebu...................................................................... 40

4.4. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat......................................... 42

4.5. Analisis Loyalitas Petani Tebu Rakyat di Kabupaten

Pasuruan ...............................................................................

58

Page 10: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

iv

4.6. Analisis Hubungan Antar Peran Pemerintah, Peran

Perilaku Petani dan Peran Pabrik Pula dalam Mendukung

Loyalitas Petani Tebu Rakyat...............................................

76

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ................................................................................. 88

5.2. Saran ....................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA 89

LAMPIRAN 95

Page 11: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

v

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

2.1. Kelas Kesesuaian Lahan Komoditas Tebu...........................

7

2.2. Komposisi Pengelolaan Tebu MT 2013-2014 di Indonesia.

9

3.1. Sebaran Area Tebu di Kabupaten Pasuruan Tahun 2013-

2014 .....................................................................................

23

3.2. Distribusi Luasan, Proporsi Luas, Jumlah Petani dan

Distribusi Petani Sampel di Wilayah Penelitian .................

26

3.3. Variabel dan Indikator Loyalitas Petani ..............................

29

3.4. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................

31

4.1. Karakteristik Responden di Wilayah Penelitian ..................

39

4.2. Analisa Usaha Tani TR di Wilayah PG Kedawung MT

2013-2014……………………………………………............

44

4.3. Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Observasi

Lapang di Wilayah PG Kedawung ......................................

46

4.4. Komparasi Faktor Pendukung Untung Dan Rugi Budidaya

Tebu Rakyat..........................................................................

49

4.5. Persentase Komponen Struktur Biaya Budidaya Tebu

Rakyat …………………………………………………….....

52

4.6. Analisa Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Observasi

Lapang di Wilayah PG Kedawung Tanpa Memperhitung-

kan Biaya Sewa Lahan .........................................................

53

4.7. Komparasi Biaya Dan Pendapatan Antara Angka Dasar PG

Dengan Kondisi Lapang di Tingkat Petani di wilayah

PG Kedawung ........................................................................

55

4.8. Kategori Loyalitas Petani Tebu Rakyat ...............................

57

4.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas……...........

60

4.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Peran Pemerintah..... 60

Page 12: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

vi

4.11. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Peran Pabrik Gula.... 61

4.12. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Perilaku Petani …….

61

4.13. Hasil Uji Reliabilitas...............................................................

62

4.14. Kategori Loyalitas Petani Tebu Rakyat..................................

65

4.15. Distribusi Loyalitas Petani Tebu Rakyat di Wilayah PG

Kedawung................................................................................

65

4.16. Tabel Nilai Skor dan Kategori Peran Pemerintah Dalam

Mendukung Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu

Rakyat......................................................................................

69

4.17. Distribusi Peran Pemerintah Dalam Mendukung Loyalitas

Petani Berbudidaya Tebu Rakyat ...........................................

69

4.18. Nilai Skor Dan Kategori Peran Pabrik Gula Dalam

Mendukung Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat ......

71

4.19. Distribusi Peran Pabrik Gula Dalam Mendukung Loyalitas

Petani Berbudidaya Tebu Rakyat ..........................................

72

4.20. Nilai Skor Dan Kategori Peran Perilaku Petani Dalam

Mendukung Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat.......

75

4.21. Distribusi Peran Perilaku Petani Dalam Mendukung

Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat ..........................

76

4.22. Hasil Uji Normalitas ............................................................

77

4.23. Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Dihilangkan ..............

78

4.24. Hasil Uji Multikolinearitas dan Singularitas antar Berbagai

Peran ………………………………………….......................

78

4.25. Hasil Uji Linearitas ..............................................................

79

4.26. Hasil Estimasi Analisis Jalur ...............................................

80

4.27. Koefisien Determinasi .........................................................

87

Page 13: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

3.1. Ilustrasi Analisa Usaha dan Hubungan Antara Perilaku

Petani Tebu Rakyat, Peran Pemerintah dan Pabrik Gula

Terhadap Loyalitas Petani Dalam Budidaya Tebu Rakyat ..

23

4.1. Perkembangan Luas Area Tebu di Kabupaten Pasuruan .....

37

4.2. Model Struktural ..................................................................

80

4.3. Hasil Estimasi Model Struktural ..........................................

84

Page 14: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 95

2. Kuisioner dalam Penelitian .................................................... 96

3. Penentuan Jumlah Responden ................................................ 106

4. Jumlah Responden pada Setiap Analisa ................................. 107

5. Karakteristik Responden ........................................................ 108

6. Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Tebu TR Kategori PC

dan RC Pada Pengelolaan Lahan Milik Sendiri Maupun

Sewa .......................................................................................

109

7. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC dan

RC Pada Keseluruhan Lahan Milik Petani Dan Lahan Sewa

di Kabupaten Pasuruan ...........................................................

116

8. Analisa Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Sewa di

Kabupaten Pasuruan ...............................................................

117

9. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC pada

Lahan Sewa di Kabupaten Pasuruan .....................................

119

10. Analisa Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Milik Sendiri di

Kabupaten Pasuruan ............................................................

120

11. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC pada

Lahan Milik Sendiri di Kabupaten Pasuruan .........................

121

12. Analisa Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Sewa di

Kabupaten Pasuruan ...............................................................

122

13. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat RC pada

Lahan Sewa di Kabupaten Pasuruan .....................................

126

14. Analisa Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Milik Sendiri di

Kabupaten Pasuruan ...............................................................

127

15. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat RC pada

Lahan Milik Sendiri di Kabupaten Pasuruan .........................

128

Page 15: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

ix

16. Rekapitulasi Komponen Biaya Dalam Analisis Usaha Tani

Tebu Rakyat di Kabupaten Pasuruan .....................................

129

17. Uji Beda Struktur Biaya dalam Analisa Usaha Tani .............. 130

18. Jawaban Responden Terhadap Kuisioner .............................. 140

19. Rekapitulasi Jawaban Responden dalam Penelitian .............. 146

20. Data Outlier ............................................................................ 147

21. Hasil analisis dengan menggunakan software AMOS............ 150

22. Hasil Validitas Parameter Penelitian ……………………….. 177

23.

Hasil Uji Reliabilitas Parameter Penelitian ……….................

182

Page 16: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam komoditas yang

berkembang, salah satunya adalah tebu. Tebu merupakan komoditas penting yang

dihasilkan Indonesia sejak abad 16. Menurut catatan sejarah, pada Tahun 1710

terdapat 130 pabrik gula milik 84 perusahaan swasta terdapat di Pulau Jawa.

Begitu pesatnya industri gula kala itu diperkuat dengan didirikannya “De

Nederlandsche Handel-Maatschappij” (NHM) pada 29 Maret 1824. NHM

merupakan perusahaan dagang Belanda yang didirikan untuk mempromosikan

dan mengembangkan perdagangan, pengiriman dan pertanian. Perdagangan yang

dilakukan oleh NHM Belanda ditujukan ke seluruh dunia, yang pada akhirnya

difokuskan ke Indonesia sebagai negara jajahannya.

Pada masa penjajahan Belanda, pola hubungan petani dengan pabrik gula

dilakukan dengan cara culturstellsel (tanam paksa), dimana petani tidak diberikan

alternatif pilihan dalam pengusahaan lahannya untuk pertanian. Perkembangan

pola selanjutnya adalah Tebu Rakyat Intensifikasi, dimana petani diberikan

kebebasan untuk mengoptimalkan pengusahaan tebu di lahan milik sendiri.

Pengembangan tebu pada jaman penjajahan Belanda hanya dilakukan di

Pulau Jawa dengan melibatkan petani sebagai tenaga kerja maupun pemilik lahan.

Teknologi budidaya tebu yang hingga saat ini masih mampu menghasilkan

produktifitas tebu tinggi adalah pola Reynoso di lahan sawah. Reynoso

merupakan salah satu pola budidaya yang dikembangkan oleh seorang peneliti

yang bernama Don Alvaro Reynoso. Tebu diolah menjadi gula di pabrik gula dan

hasilnya sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Indonesia

dan sebagain besar di ekspor sebagai barang perdagangan.

Gula merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok nasional yang

pemenuhannya menjadi tanggung jawab pemerintah. Kebutuhan gula dalam

Page 17: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

2

negeri digunakan untuk konsumsi langsung maupun tidak langsung (industri

makanan dan minuman). Kebutuhan gula nasional disuplai dari produksi dalam

negeri yang pemenuhannya baru mencapai sekitar 50%, sedangkan pemenuhan

kekurangannya dipenuhi melalui impor. Berdasarkan data USDA dalam Koo dan

Taylor (2011), konsumsi gula per kapita Indonesia diketahui sebesar 16

kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut tergolong masih rendah dibandingkan negara

lain yang mencapai 21 kg per kapita per tahun. Kebutuhan gula akan terus

meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.

Perjalanan industri gula di Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari

peran serta stakeholder terkait yaitu Petani, Pabrik Gula (PG) dan Pemerintah.

Ketiga usnur tersebut menjalankan peran masing-masing, yaitu petani berperan

selaku penyedia bahan baku tebu, PG berperan sebagai perusahaan pengolah tebu

menjadi gula dan pemerintah berperan selaku pelindung pengusahaan gula.

Produksi gula nasional pada tahun 2014 mencapai 2,57 juta ton yang

dihasilkan dari 478.108 hektar luasan perkebunan tebu. Kepemilikan area tebu

terdiri dari 60,85% merupakan perkebunan rakyat, 16,21% milik perkebunan

negara dan 22,93% milik perkebunan besar swasta (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2015). Luas area tebu tersebar di Pulau Jawa 65,5% dan Luar Jawa

34,5%. Besar. Pola tebu rakyat di lahan petani mendominasi hingga 90%

dibandingkan dengan pengusahaan tebu di lahan HGU (10%) di Pulau Jawa. Pada

tahun yang sama, produksi tebu Propinsi Jawa Timur berkontribusi 47% dari

produksi tebu nasional, atau sebesar 72% dari produksi tebu di Pulau Jawa.

Petani berkontribusi tinggi dalam kegiatan pertebuan di Pulau Jawa, bahkan

dari aspek lahan nampaknya perkebunan tebu menggunakan 90% luasan lahan

milik rakyat. Kesadaran petani dalam berbudidaya tebu ataupun mendukung

perkembangan tebu merupakan hal penting untuk dikaji, mengingat tanpa adanya

hal tersebut tentunya perkembangan area pertebuan tidak akan bertahan atau

bahkan meningkat dalam perkembangannya. Kesadaran petani secara utuh dan

menimbulkan rasa memiliki bahkan mengajak kepada lingkungan untuk

mengikuti kegiatan pertebuan mendukung terwujudnya loyalitas petani. Loyalitas

Page 18: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

3

petani tersebut yang kemudian menjadi penentu tumbuh dan berkembangnya

usaha pertebuan di suatu wilayah.

Pasuruan sebagai salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur memiliki

posisi strategis dalam pengusahaan tebu, mengingat kawasan ini di dukung oleh

keberadaan PG, petani tebu rakyat, pemerintah dan instansi riset gula nasional.

Meskipun demikian, perkembangan area tebu di wilayah Kabupaten Pasuruan

mengalami fluktuasi positif dan negatif. Luasan tebu di Kabupaten Pasuruan pada

Tahun 2014, apabila diperhitungkan hanya 74,5% dari luas area tebu Tahun 2008.

Faktor yang mempengaruhi penurunan luasan areal di wilayah Kabupaten

Pasuruan, diantaranya keuntungan usaha tani tebu yang rendah, pergeseran area

pertebuan dari lahan sesuai menuju lahan marginal, keterbatasan pemahaman

teknologi budidaya, keterbatasan dukungan saprodi, penilaian hasil yang kurang

representatif (rendemen belum representatif) hingga belum optimalnya perolehan

harga gula.

Pengelolaan usaha yang memberikan nilai keuntungan maksimal bagi petani

akan mendorong keberlangsungan usaha budidaya tebu. Berbagai program yang

dilakukan pemerintah, seperti pengembangan areal, pembongkaran ratoon serta

perawatan ratoon merupakan upaya untuk membantu industri gula dalam

memperbaiki sistem produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Program

revitalisasi PG juga dilakukan guna meningkatkan efisiensi PG. Eksistensi petani

tebu rakyat sebagai penyuplai bahan baku giling PG menjadi hal yang harus

dijaga kesinambungannya. Stakeholder yang terkait antara lain petani, PG dan

pemerintah menjadi poros utama dalam menjaga dan meningkatkan produksi gula

nasional.

Seiring dengan perkembangan jaman, kebudayaan dan perekonomian dalam

masyarakat, tentunya berpotensi menggeser animo petani untuk berbudidaya tebu.

Pergeseran tersebut dapat dilihat dari fluktuasinya luasan area tebu di Kabupaten

Pasuruan. Oleh karena itu, peneliti melakukan kajian terhadap analisis usaha tani,

loyalitas petani serta hubungan kausalitas berbagai peran pendukung loyalitas di

Kabupaten Pasuruan pada Tahun 2015.

Page 19: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

4

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka berbagai permasalahan yang

hendak dijajaki dalam penelitian ini meliputi :

1. Apakah usaha tani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan layak untuk

dilaksanakan?

2. Apakah terdapat loyalitas petani untuk melakukan pembudidayaan tebu

rakyat?

3. Bagaimana pengaruh masing-masing variabel perilaku petani, peran

pemerintah, peran industri (Pabrik Gula) dan loyalitas dalam

pembudidayaan tebu rakyat?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Memperhatikan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mengevaluasi kelayakan usaha tani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan.

2. Menilai loyalitas petani dalam budidaya tebu rakyat di Kabupaten

Pasuruan

3. Menganalisis hubungan kausalitas dari perilaku petani, peran pemerintah

dan pabrik gula dalam mendukung loyalitas petani tebu rakyat untuk

berbudidaya tebu di Kabupaten Pasuruan.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang berupa :

1. Sumber informasi analisa usaha tani tebu rakyat dan prospeknya di

Kabupaten Pasuruan.

2. Sumber informasi bagi pemangku kebijakan guna memantapkan

kebijakan pengembangan tebu rakyat.

3. Sumber informasi bagi stakeholder industri gula (Pemerintah, PG dan

Petani) dalam pengembangan tebu rakyat yang partisipatif dan

konstruktif.

Page 20: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkebunan Tebu

Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang memainkan

peran penting dalam pembangunan nasional dari sisi ekonomis, ekologis dan

sosial budaya (Ditjenbun, 2010). Susila dan Goenadi (2004) menyatakan bahwa

dengan pertumbuhan yang cukup konsisten, subsektor perkebunan mempunyai

peran strategis baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam

menjawab isu-isu global. Subsektor perkebunan berperan dalam penyediaan

lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, sumber devisa, pengentasan kemiskinan,

dan konservasi lingkungan. Salah satu komoditas unggulan perkebunan yang

memberikan kontribusi pada pencapaian fungsi subsektor perkebunan adalah tebu.

Pengusahaan tebu termasuk dalam konsep agribisnis, dimana menurut

Downey dan Erickson (1992) agribisnis dinyatakan sebagai kegiatan yang

berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang

meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan

masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran

pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Tebu memiliki sistematika

taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Graminales

Family : Gramineae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum Officinarum

Page 21: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

6

Tebu sebagai tanaman perkebunan semusim dengan karakteristik spesifik,

dimana zat gula terdapat di dalam batang tebu. Tebu banyak memerlukan air pada

masa vegetatifnya, sedangkan pada saat perkembangan generatifnya memerlukan

air dalam jumlah yang sedikit (Mubyarto dan Dayanti, 1991).

Sifat keunggulan varietas tebu secara inhern berinteraksi terhadap

lingkungan (Srivasta et al., 1999). Berdasarkan hal ini, varietas tebu

dikelompokan ke dalam varietas masak awal, masak tengah dan masak akhir

(Sugiyarta dkk., 2000). Berkaitan dengan sifat dari masing-masing kelompok

varietas tersebut, optimalisasi lingkungan dan budidaya yang mampu mendorong

pencapaian hasil produktivitas mendekati potensinya perlu dilakukan seperti:

kesesuaian varietas terhadap lingkungan, proporsi luas pengelolaan varietas tebu

unggul berdasarkan tingkat kemasakan, serta masa tanam optimal (Mirzawan,

1995).

Selain karakter varietas yang bersifat ekolokasi, juga penanaman varietas

yang sama secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya kemunduran

genetik. Indikator dari varietas yang secara inhern mengalami penurunan kualitas

adalah peka terhadap penyakit, hama dan karakter agronomis mengalami

kemunduran produktivitas (Mirzawan, 1995). Oleh karena itu, pengelolaan

varietas bersifat dinamis.

Tebu sebagai penghasil gula menjadi strategic product, mengingat gula juga

merupakan bahan makanan pokok berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian

dan Perdagangan Nomor : 115/MPP/KEP/2/1998. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa gula merupakan bahan pangan esensial bagi masyarakat

Indonesia dan pemerintah berkewajiban menyediakan gula secara cukup, baik

dalam jumlah, mutu, keamanan maupun gizinya secara merata dan terjangkau,

serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk

dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan sesuai dengan konsep

ketahanan pangan pada Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012.

Tebu dibudidayakan pada lahan sawah dengan pola pembukaan lahan

Reynoso maupun lahan tegalan dengan pola bukaan lahan Mekanisasi. Prinsip

dasar dari Reynoso adalah pembuatan jejaring got untuk mengeluarkan kelebihan

Page 22: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

7

air dari sistem drainase internal kebun, sedangkan pada pola mekanisasi

cenderung dilakukan olah tanah untuk menggemburkan tanah. Kedua pola

pembukaan lahan tersebut pada prinsipnya adalah memberikan kondisi optimum

bagi pertumbuhan perakaran tanaman tebu.

Pengembangan area perkebunan tebu perlu memperhatikan kondisi aktual

dari kelas kesesuaian lahan yang tepat bagi komoditas tersebut guna memperoleh

produktifitas lahan optimal sebagaimana diuraikan oleh Djaenudin dkk., (2003)

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kelas Kesesuaian Lahan Komoditas Tebu

S1 S2 S3

(t)

Rata- rata tahunan (oC) 24 - 30 > 30- 32;

22- < 24

> 32 - 34;

21- < 22

(w)

Bulan Kering (<75 mm) 3-4 2-3 > 4-5

Curah hujan/tahun (mm) 1500-2500 1300- < 1500 > 2500 - 3000

(r)

Drainase Tanah Baik Sedang Agak

terhambat, agak

cepat

Tekstur SL, L, SCL, SiL,

Si, Cl, SiCl

LS, SC, SiC, C Str C

Kedalam efektif (cm) > 75 55 - 75 40 - < 55

Gambut

Kematangan - Saprik Hemik

Ketebalan (cm) - < 100 100- 150

(f)

KTK tanah > tinggi sedang rendah

pH tanah 6,5 - 7,0 > 7,0 - 7,6; 5,5 -

< 6,5

> 8,0 - 8,5; 4,0 -

< 4

(c)

Sallinitas (mmhos/cm) < 3,5 3,5 - < 5,5 > 5,5 - 8

(x)

Kejenuhan Al (%) < 20 20- 40 > 40 -60

Kedalaman sulfidik (cm) > 100 75 - 100 60 - < 75

(n)

Total N > Sedang Rendah Sangat rendah

P2O5 > Tinggi Sedang Sangat rendah

K2O Tinggi Sedang Sangat rendah

(t)

Lereng (%) < 8 8 - 15 > 15 - 20

Batuan permukaan (%) < 3 3 - 15 > 15 - 40

Singkapan batuan (%) < 2 2 - 10 > 10 - 25

(e) SR R S

(b) F0 F1 F2Bahaya banjir

Tingkat bahaya erosi

Terrain

Hara tersedia

Toksisitas

Kegaraman

Retensi hara

Media perakaran

Ketersediaan air

Karakteristik LahanTebu

Temperatur

Page 23: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

8

2.2. Tebu Rakyat

Pengusahaan tebu dapat dibedakan atas pertanaman kolektif dan pertanaman

individual sebelum deregulasi industri gula pada tahun 1998, (Rachmat, 1992).

Pertanaman kolektif merupakan usahatani tebu dalam satu hamparan yang

pengelolaannya di tangani oleh kelompok tani. Sedangkan pertanaman individual

pengelolaannya dilakukan oleh petani secara individu. Namun setelah deregulasi

industri gula, sebagian besar pertanaman tebu rakyat merupakan usahatani

individu. Pada saat ini, pengusahaan tebu di Jawa dapat dibedakan atas tebu

rakyat yang di tanam di lahan sawah dan lahan kering, serta tebu milik pabrik gula

(Malian dan Syam, 1998).

Pengelolaan tebu oleh rakyat diberlakukan sejak Instruksi Presiden No 9

Tahun 1975 dengan maksud agar petani yang biasanya menyewakan lahan

pertaniannya kepada pabrik gula untuk ditanami tebu, sedangkan mereka menjadi

buruh diatas tanahnya sendiri hendak ditingkatkan harkatnya dengan

mengusahakan tebu sendiri, sehingga tetap menjadi tuan diatas tanahnya sendiri

(Lelono, 2008). Berdasarkan tujuan penanamannya, tebu rakyat dapat

digolongkan (Gaol, 1992):

a. Tebu rakyat yang diusahakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,

sebagai bahan baku penggilingan tebu yang dimilikinya.

b. Tebu rakyat yang ditanam untuk dijual kepada pihak lain, baik dijual

kepada pemilik penggilingan tebu rakyat maupun dijual kepada pabrik

gula

Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan tebu rakyat tidak dapat

terlaksana dengan baik dalam pelaksanaannya sebagaimana yang diharapkan,

antara lain : pembimbingan dan pembinan tidak efektif, lokasi hamparan dalam

satu wilayah PG tidak merupakan kesatuan tanaman tebu giling dan

penyelenggaraan tanaman tebu oleh masing-masing petani tidak efisien (Lelono,

2008)

Berdasarkan data dari Dewan Gula Indonesia tahun 2014 (Tabel 2.2)

tampak bahwa pengelolaan tanaman tebu di Jawa melalui pengelolaan tebu oleh

Page 24: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

9

petani (pola Tebu Rakyat) seluas 275.108 ha, atau setara dengan 88,6% area tebu

di Jawa, atau setara 57,8% area tebu nasional menjadi menarik untuk ditelaah

dalam menunjang keberlanjutan industri gula nasional. Pengembangan tebu rakyat

di Jawa Timur didukung oleh 31 Pabrik Gula dengan komposisi tebu sendiri (TS)

22.158 ha (10,3%) dan Tebu Rakyat (TR) 192.950 ha (89,7%).

Tabel 2.2. Komposisi Pengelolaan Tebu MT 2013-2014 di Indonesia

No Wilayah Instansi Jumlah

PG TS TR

1 Jawa Barat PT Rajawali Nusantara Indonesia

(Rajawali II)

5 11.482 12.023

2 Jawa Tengah PTPN IX 8 539 33.452

PG Pakis Baru 1 89 6.877

PT Kebon Agung (PG Trangkil) 1 925 13225

PT LPI (PG Pakis Baru) 1 89 6.877

PT Industri Gula Nusantara 1 0 2.368

Jumlah 17 13.125 74.821

Prosentase (14,9) (85,1)

3 DIY PT PG Madukismo 1 15 7.337

Jumlah 1 15 7.337

Prosentase (0,2) (99,8)

4 Jawa Timur PTPN X 11 2.994 74.350

PTPN XI 16 18.715 62.349

PT Rajawali Nusantara Indonesia

(Rajawali I)

2 61 29.547

PT PG Candi Baru 1 278 5.195

PT Kebon Agung (PG Kebon

Agung) 1 111 21509,73

Jumlah 31 22.158 192.950

Prosentase (10,3) (89,7)

Total Jawa Jumlah 49 35.298 275.108

Prosentase (11,4) (88,6)

Total Luar Jawa Jumlah 14 148.228 17.636

Prosentase (89,4) (10,6)

Total Nasional

(Jawa+Luar Jawa) Jumlah 63 183.526 292.744

Prosentase (38,5) (61,5)

Sumber : Dewan Gula Indonesia, 2014 (data diolah).

2.3. Usaha Tani Tebu

Usaha tani sebagai upaya manusia untuk memanfaatkan sumber daya yang

ada guna membudidayakan usaha pertanian untuk mendapatkan keuntungan

Page 25: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

10

maksimal penting untuk didalami demi kesejahteraan pelau usaha tersebut. Dalam

pengelolaan budidaya tanaman, seorang petani dituntut untuk memperhitungkan

untung dan ruginya pemanfaatan lahan yang dipergunakannya. Analisa antar input

yang diberikan dengan output yang dihasilkan menjadi penting untuk ditinjau

untuk mencermati layak atau tidaknya usaha tani yang dilakukan.

Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usaha tani adalah ilmu yang menyelidiki

segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan

permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri

atau ilmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha

dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil usahatani selain mengoptimalkan lahan, yaitu : tenaga kerja,

modal, pupuk, pestisida, benih, dan teknologi (Soekartawi dkk., 1986).

Pemahaman akan usaha tani dilakukan untuk meninjau kondisi pemanfaatan

sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna memperoleh keuntungan

yang tinggi dalam waktu tertentu (Soekartawi, 1995). Efektifnya suatu usaha

terjadi apabila termanfaatkannya sumber daya alam sebaik- baiknya, sedangkan

efisiennya usaha apabila pemanfaatan sumber daya yang ada mampu

menghasilkan output yang melebihi input yang diberikan. Apabila hasil bersih

usaha tani besar maka ini mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan

biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usaha tani semakin efisien (Mubyarto, 1989).

Tanah mempunyai kedudukan paling penting dalam factor produksi di

Indonesia. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah

dibandingkan faktor produksi lainnya. Tanah sebagai salah satu faktor produksi

merupakan pabrik hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari

mana hasil produksi ke luar (Mubyarto, 1989)

2.4. Loyalitas Petani Tebu

Hubungan antara pelaku usaha tani dengan intrumen lain yang konstruktif,

tentunya akan menimbulkan loyalitas petani. Loyalitas yang muncul sebagai

bentuk kesetiaan untuk melakukan usaha dengan penuh kesadaran sehingga bisa

Page 26: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

11

berkelanjutan usahanya. Hubungan petani rakyat dengan pabrik gula dilakukan

secara kemitraan. Kemitraan merupakan salah satu ciri dari apa yang disebut pasar

terorgasiasi (organized market) (Ozaki, 1991).

Kemitraan usaha agribisnis yang berkembang di Indonesia sebagaimana

dirumuskan oleh direktorat teknis sebagai tujuh model kemitraan usaha (Saptana

dkk., 2005) : (1) Model inti plasma, dimana terjadi hubungan kemitraan antara

usaha kecil atau petani dengan usaha besar (perusahaan pertanian), dimana usaha

menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma.

Perusahaan inti berkewajiban memberikan bimbingan teknis dan manajemen

usahatani agar diperoleh hasil tinggi dan terjadi peningkatan kualitas manajemen

kelompok plasma, (2) Model pertanian kontrak, dimana terjadi kerjasama antara

usaha kecil dengan usaha besar yang dituangkan dalam sebuah kontrak kerjasama

dalam durasi waktu tertentu, atau sering juga disebut sebagai kontrak pembelian,

(3) Model Sub kontrak, dimana usaha kecil memproduksi komponen dan atau jasa

yang merupakan bagian dari produksi usaha menengah atau usaha besar. Pola sub

kontrak ini biasanya bersifat pengembangan jaringan kerja (networking), (4)

Model Dagang Umum, yaitu dimana terjadinya kemitraan usaha antara kelompok

mitra dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra memasok kebutuhan

perusahaan mitra sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, (5) Model vendor,

dimana terjadi kemitraan antara usaha kecil (petani) dengan usaha menengah atau

usaha besar dengan penggunaan hasil produksi yang merupakan spesialisasi kerja

usaha kecil guna melengkapi produk yang dihasilkan oleh usaha menengah dan

usaha besar, (6) Model keagenan, dimana pada model ini kelompok mitra usaha

kecil (petani) diberikan hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha

perusahaan mitra (usaha menengah atau usaha besar). Keunggulan dari hubungan

pola ini adalah adanya keuntungan dari hasil penjualan dan komisi yang diberikan

oleh perusahaan mitra, (7) Model kerjasama operasional agribisnis, yaitu model

kegiatan kemitraaan dengan penyediaan lahan, sarana produksi dan tenaga kerja

oleh usaha kecil / kelompok mitra (petani), sedangkan perusahaan mitra

menyediakan modal dan sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu

komoditas pertanian.

Page 27: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

12

Tanaman tebu pada dasarnya tanaman kelompok yang memerlukan

penggarapan bersama dari para petani. Disiplin dan loyalitas para anggota

kelompok mutlak diperlukan demi suksesnya penanaman, pemeliharaan dan

penebangan, sehingga dapat dicapai produksi tebu yang tinggi (Mubyarto, 1983).

Sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat : 1. mampu

menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya

semurah-murahnya, dan 2. mampu mengadakan pembagian yang adil (pemberian

balas jasa fungsi-fungsi pemasaran sesuai sumbangan masing-masing) dari

keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut

serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu (Mubyarto,1989).

Terdapat 9 (sembilan) faktor yang mempengaruhi lemahnya pembangunan

pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut (Sukino, 2013) : yaitu (1) pasca

panen, (2) sarana dan prasara, (3) pemilikan lahan, (4) akses modal, (5) tingkat

pendidikan, (6) penguasaan teknologi, (7) tingkat ketrampilan, dan (8) sikap

mental petani.

Sikap petani mitra akan loyal terhadap perusahaan mitra (PG) apabila di

dalam perjalanan usaha tebu tersebut terjalin manfaat kemitraan yang saling

menguntungkan. Manfaat kemitraan yang dapat diperoleh menurut Hafsah (2003)

antara lain : (1) mampu meningkatkan produktifitas, (2) meningkatkan efisiensi

kerja, (3) adanya jaminan kualitas, kuantitas dan kontinuitas, (4) adanya

pembagian resiko (risk sharing), (5) mempersempit jurang kecemburuan sosial,

(6) meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

2.5. Perilaku Petani

Perilaku merupakan segala perbuatan yang dapat dilihat oleh orang lain

(Isbandi, 2005), dimana perilaku berupa segala tindakan yang secara umum

dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu pengetahuan, sikap dan ketrampilan (Mardikanto,

1993). Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu

melaksanakan perubahan-perubahan dalam usaha taninya demi tercapainya

Page 28: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

13

peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang

ingin dicapai melalui pembangunan pertanian (Setiana, 2005).

Perubahan perilaku petani dipengaruhi oleh keadaan status sosial, status

ekonomi, psikologi, tingkat pendidikan, pola usahatani, luas kepemilikan, letak

dan topografi desa (Samsudin, 1987), serta aksesibilitas penggunaan informasi,

ketersediaan sarana produksi, sosial budaya dan kelembagaan (Pasandaran dan

Adnyana, 1995).

Dalam menjalankan operasional budidaya tebu, para petani yang terlibat

memiliki karakteristik yang beragam dalam mengelola tenaga kerja yang terlibat

dalam proses produksi bahan baku tebu giling dilapang yang dilakukan dengan

beberapa pola sebagai berikut (P3GI, 2013) :

a) Petani yang mengelola sendiri usahatani tebu.

Petani ini mempunyai karakteristik memiliki lahan sendiri atau

menyewa lahan untuk ditanami tebu, mengerjakan sendiri atau

mengupah tenaga kerja mengerjakan sebagian pekerjaan budidaya

tebu di lahannya, merawat dan memanen hasil budidaya tebunya serta

melakukan kegiatan tebang angkut tebu sendiri atau dengan bantuan

PG.

b) Petani pedagang tebu.

Petani pedagang melakukan usahatani tebu dengan karakteristik

mempunyai lahan dan menyerahkan kepada orang lain untuk

melakukan pekerjaan budidaya tebu sampai menjelang panen dan atau

sebaliknya, menyewa lahan yang telah ditanami tebu pada umur 3-7

bulan bahkan menjelang panen, melakukan perawatan tanaman

dengan cara mengupah tenaga kerja dan melakukan panen hasil

dengan mengupah tenaga dan atau dengan bantuan PG.

c) Petani pemodal.

Petani pemodal mempunyai karakteristik tidak mempunyai lahan tebu

dan tidak melakukan pekerjaan budidaya dilahannya, hanya

memberikan pinjaman modal kepada petani tebu yang memerlukan

modal berusahatani tebu dilahannya sendiri, menerima penjualan hasil

Page 29: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

14

panen milik petani tebu dan mengirimkan untuk digiling di PG yang

dipilihnya sendiri atau menyerahkan penjualan/penggilingan tebu

kepada petani yang menerima pinjaman modal.

d) Petani pemodal dan pedagang.

Petani pemodal sekaligus pedagang tebu adalah petani yang

memberikan pinjaman modal kepada petani, membeli tebu milik

petani dan menjual kepada pengepul tebu.

2.6. Peran Pemerintah

Secara empiris menunjukkan bahwa iklim dan kondisi ekonomi di Indonesia

belum mampu menciptakan insentif ke arah kemitraan yang semata- mata atas

prakarsa dunia usaha sendiri tanpa adanya dukungan pemerintah (Saptana dan

Daryanto, 2013). Bentuk dukungan pemerintah dalam membangun kemitraan

usaha agribisnis yang diharapkan antara lain melalui :

1. Pemerintah mampu menciptakan kondisi lingkungan yang

memungkinkan (enabling environment), untuk pengembangan usaha

agribisnis yang berdayasaing yang meliputi useful enablers (business

linkages, business development services, easy of doing business),

important enablers (financial services, research and development,

standard and regulation) dan essensial enablers (trade policy,

infrastructure, land tenure and property right).

2. Penerapan hukum dan peraturan yang tidak menghambat

pengembangan usaha agribisnis dalam membangun kemitraan usaha.

3. Mengembangkan dan memperbaiki infrastruktur pendukung

kemitraan usaha agribisnis, seperti alat dan mesin pertanian, alat dan

mesin pasca panen, alat pengolahan hasil, serta infrastruktur

pemasaran.

4. Memberikan perlindungan kepada petani dan peternak rakyat dari

ekploitasi dalam kegiatan kerjasama dengan pihak industri dengan

cara mengecek kelayakan finansial dan kapasitas menejerial industri

Page 30: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

15

(perusahaan) sehingga akan mampu menghasilkan bisnis yang

menguntungkan bagi seluruh pihak.

5. Membantu dalam pengembangan sistem informasi yang terintegrasi

yang memadukan informasi di setiap bagian yang terlibat dalam rantai

pasok, sehingga penguasaan informasi antar pihak yang bermitra

relatif sempurna.

6. Pemerintah bersama-sama dengan pengusaha dan petani/ peternak

mengembangkan promosi bersama, seperti commodity check of

program atau the Levy System di beberapa negara maju (Amerika

Serikat, Australia, Belanda dan Colombia)

Pemerintah memiliki tiga fungsi sentral dalam perekonomian modern yaitu :

meningkatkan efisiensi, menciptakan pemerataan atau keadilan, serta memacu

pertumbuhan ekonomi secara makro dan menjaga stabilitasnya (Saptana dan

Daryanto, 2013).

Swasembada gula yang ditargetkan terwujud pada tahun 2014 sebagaimana

tertuang pada roadmap belum dapat terealisasi dengan berbagai kendala yang

dihadapi. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 33/Permentan/OT.140/7/2006

menyebutkan bahwa Program Revitalisasi Perkebunan adalah upaya percepatan

pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi

tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga

oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha perkebunan

sebagai mitra dalam pengembangan perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil

(Kementerian Pertanian, 2006).

2.7. Peran Pabrik Gula

Pabrik Gula sebagai unit pengolah tebu menjadi gula berperan sebagai

Pengusaha Besar dalam lingkaran usaha tebu. Pengusaha Besar melaksanakan

pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha kecil/ koperasi dalam hal

(Hafsah, 2003) :

Page 31: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

16

1) Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM

pengusaha kecil/ koperasi, baik melalui pendidikan, pelatihan, dan

pemagangan dalam bidang kewirausahaan, manajemen dan

ketrampilan teknis produksi.

2) Menyusun rencana usaha dengan pengusaha kecil/ koperasi mitranya

untuk disepakati bersama.

3) Bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk

permodalan pengusaha kecil/ koperasi mitranya.

4) Memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil/ koperasi.

5) Memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi untuk

keperluan usaha bersama yang disepakati.

6) Menjamin pembelian hasil produksi pengusaha kecil/ koperasi sesuai

dengan kesepakatan yang telah disepakati.

7) Promosi hasil produksi untuk mendapatkan hasil yang baik

8) Pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan

keberhasilan kemitraan.

2.8. Analisis Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hubungan antara penerimaan dengan biaya yang

dihasilkan dari sebuah aktivitas usaha dengan penggunaan aset baik yang sedang

berlangsung maupun sudah berlangsung dalam suatu usaha yang produktif

(Gitman, 2003). Profitabilitas dapat diartikan pula sebagai kemampuan untuk

memperoleh keuntungan (laba) dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya

dalam kurun waktu tertentu. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio

yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio

yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi (Horne dan

Wachowicz, 2005)

Rasio atau pembandingan berbagai faktor dalam profitabilitas, atau

dikatakan sebagai Rasio Profitabilitas merupakan perbandingan yang bertujuan

untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dalam jangka waktu tertentu dan mampu memberikan gambaran efektifitas

Page 32: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

17

pengusaha dalam melaksanakan kegiatan usaha. Rasio profitabilitas merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba

melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri dan Sofyan,

2008).

Nilai Profitability dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

investasi yang telah dilakukan pada usaha dengan menggunakan seluruh aktiva

yang dimiliki. Semakin tinggi nilai profitabilitasnya, maka semakin tinggi

kemampuan usaha untuk menghasilkan keuntungan (Biji et al., 2007). Robert

(1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas

menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang dapat

dilihat melalui Net Profit Margin (NPM). NPM berfungsi untuk mengukur tingkat

kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya yang dirumuskan

sebagai berikut :

NPM = Net Income After Tax

……………………(1) Net Sales

Nilai NPM berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar

mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan juga

berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih.

2.9. Analisis Hubungan Jalur (Path Analysis)

Kajian literatur dan pembahasan pengertian Path Analysis / analisis jalur

pertama kali dikembangkan oleh Sewell Wright pada tahun 1930-an. Teknik ini

digunakan untuk menguji hubungan kausal yang diduga masuk akal (plausibility)

antara satu variabel dengan variabel lain di dalam kondisi noneksperimental

(Muhidin dkk., 2009). Kerlinger (2003) mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan analisis jalur (path analysis) adalah suatu bentuk terapan dari analisis

multiregresi. Dalam hal ini digunakan diagram jalur yang kompleks. Dengan

Page 33: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

18

menggunakannya dapat dihitung besarnya pengaruh langsung dari variabel-

variabel bebas terhadap suatu variabel terikat. Pengaruh-pengaruh itu tercermin

dalam apa yang disebut sebagai koefisien jalur (path coefisients) yang

sesungguhnya merupakan koefisien regresi yang telah dibakukan.

Menurut Pedhazur (1982), analisis jalur telah dikembangkan oleh Sewall

Wright sebagai suatu metode untuk mengkaji efek langsung atau efek tidak

langsung dari variabel-variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab efek-efek

variabel yang diperlukan dalam penelitian. Hal yang perlu dipahami adalah bahwa

sebenarnya analisis jalur bukanlah suatu metode yang digunakan untuk

menemukan penyebab-penyebab, akan tetapi digunakan untuk menemukan

penjelasan tentang pola-pola hubungan langsung dan tidak langsung dari suatu

model kausal yang disusun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teoritis dan

pengetahuan peneliti.

Tujuan utama path analysis adalah a method of measurement the direct

influence along each separate path in such a system and thus of finding the degree

to which variation of a given effect is determined by each particular cause. The of

method depend on the combination of knowledge of the degree of correlation

among the variables in a system with such knowledge as may possessed of the

causal relations (Maruyama, 1998).

Path analysis dapat dimanfaatkan untuk: 1. Penjelasan (explanation)

terhadap fenomena yang dipelajari atau masalah yang diteliti, 2. Prediksi nilai

variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan prediksi dengan path

analysis ini bersifat kualitatif, 3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel

bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga

dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), 4. Pengujian model, menggunakan theory

trimming, baik untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun

uji pengembangan konsep baru (Riduwan, 2007).

Model analisis jalur hanya sesuai untuk data yang memenuhi asumsi-asumsi

yang berlaku bagi analisis regresi, antara lain (Abdurahman dkk., 2011): Pertama,

hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam model adalah linier, yaitu

Page 34: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

19

asumsi bahwa semua hubungan antar variabel yang ada dalam model adalah

hubungan yang mengikuti garis lurus, bukan garis lengkung (curvilinear). Kedua,

residual-residual yang muncul tidak berkorelasi dengan variabel yang

mendahuluinya dalam model dan juga tidak berkorelasi di antara sesama variabel

itu sendiri. Implikasi dari asumsi ini adalah bahwa semua variabel-variabel yang

relevan harus dilibatkan dalam sistem itu. Variabel endogen disusun sebagai

kombinasi linier dari variabel-variabel eksogen atau endogen lain yang ada dalam

sistem, dibarengi sebuah residu. Variabel eksogen diperlukan sebagai “pemberi”.

Jika variabel-variabel eksogen dikorelasikan sesamanya, korelasi tersebut

diperlakukan sebagai “pemberi” dan sisanya tidak dianalisis. Ketiga, asumsi

normalitas sangat penting terutama untuk kepentingan penarikan kesimpulan.

Pada beberapa variabel hasil observasi cenderung memiliki frekuensi yang

posisinya berada di pusat atau ditengah distribusi. Distribusi normal merupakan

hal yang penting dalam statistik yang digunakan sebagai rujukan untuk

menentukan ukuran normalitas tidaknya suatu distribusi data sampel. Keempat,

asumsi homogenitas yang sering juga disebut homoscedastisitas yaitu apabila

skor-skor variabel endogen untuk setiap skor tertentu pada variabel eksogen selalu

sama atau hampir sama (Goldstein, 1985). Kelima, model analisis jalur cocok

untuk variabel yang mempunyai skala interval atau rasio dan kurang cocok untuk

variabel berskala nominal atau ordinal. Jika salah satu variabel dalam model yang

dispesifikasikan mempunyai skala ordinal atau nominal, maka koefisien korelasi

variabel tersebut harus dihitung dengan teknik statistik nonparametrik tertentu.

2.10. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengusahaan tebu rakyat antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa SLT (Sekolah Lapang Tani) yang

disertai dengan praktek lapang terbukti mampu menjadi media untuk

memperoleh pengetahuan baru dan cara ini cukup berperan sebagai sarana

pemasyarakatan dan alih teknologi (Ismail dan Dianpratiwi, 2007).

Page 35: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

20

2. Regrouping kelompok tani tebu dari yang berbasis individual menjadi berbasis

hamparan minimum 50 hektar dan mengelompokkan kembali kedalam satu

grup lebih kurang 10 kelompok ternyata mampu meningkatkan kinerja

kelompok dengan tolok ukur : peningkatan kesegaran tebu, peningkatan

kemasakan tebu, peningkatan rendemen tebu dan peningkatan Sisa Hasil Usaha

kelompok (Roesmanto dkk., 2008).

3. Penerapan kebijakan harga dasar melalui dana talangan telah meningkatkan

harga lelang (diatas harga dasar) sebesar 12% (Nahdodin, 2011).

4. Untuk meningkatkan produktivitas tebu/ gula dan melindungi petani tebu dapat

ditempuh tiga macam kebijakan, yaitu (1) Kebijakan penetapan harga dasar

gula yang berbasis biaya unit di tingkat petani. Hal ini akan berakibat pada

kenaikan harga gula dan penambahan areal tanam. (2) Kebijakan subsidi bibit

tebu, sehingga kontribusi tanaman pertama terhadap produksi gula akan

meningkat. Secara ekonomi, hal ini berarti akan meningkatkan produksi

sepanjang kurva produksi karena terjadi peningkatan produktivitas. (3)

Melaksanakan kegiatan bongkar ratoon secara konsisten yang diikuti dengan

pemanfaatan varietas unggul baru. Secara ekonomi hal ini berarti

meningkatkan produksi dengan cara menggeser kurva penawaran gula ke

kanan, karena adanya introduksi teknologi (Roesmanto dan Nahdodin, 2011).

5. Salah satu faktor penentu keberhasilan usahatani tebu rakyat adalah adanya

kemitraan dengan pabrik gula. Kemitraan yang baik akan mendorong loyalitas

petani kepada PG sehingga pasokan bahan baku tebu tetap terjamin. Dalam

kemitraan ini, PG bertindak sebagai pembimbing. Kemitraan antara PG dengan

petani memberikan kepastian usaha yang memiliki dua dimensi yaitu usahatani

tebu yang memang lebih menguntungkan dibanding komoditas lainnya dan

kepastian pelayanan di pihak Perusahaan yang sudah dapat diperhitungkan

(Widjajanto, 2013).

Page 36: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

21

2.11. Hipotesis

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan, telaah pustakan serta dukungan

penelitian sebelumnya, maka peneliti menarik hipotesis sebagai berikut :

1. Berbudidaya tebu rakyat layak dilakukan di Kabupaten Pasuruan.

2. Petani tebu rakyat loyal dalam berbudidaya tebu.

3. Perilaku petani tebu rakyat dipengaruhi oleh peran pemerintah.

4. Perilaku petani tebu rakyat dipengaruhi oleh peran pabrik gula.

5. Peranan pabrik gula dipengaruhi oleh peran pemerintah.

6. Loyalitas petani tebu rakyat dipengaruhi oleh peran pemerintah.

7. Loyalitas petani tebu rakyat dipengaruhi oleh perilaku petani tebu

rakyat.

8. Loyalitas petani tebu rakyat dipengaruhi oleh peran pabrik gula.

Page 37: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan dengan mendeskripsikan

data hasil penelitian dalam bentuk angka dengan menggunakan metode

pendekatan survei. Pendekatan survei dilakukan dengan mengumpulkan data atau

informasi yang terjadi di lapangan yang berupa kedudukan, fenomena, dan

menentukan persamanaan status dengan cara mengembangkan hasil yang

diperoleh dengan konsep/ teori yang telah ada dengan pengambilan sampel dari

suatu populasi dengan menggunakan alat pengumpul data pokok yang berupa

kuisioner.

3.2. Pendekatan Penelitian

Budidaya tebu dilakukan oleh petani maupun oleh PG, dimana dominasi

pengusahaan dilakukan oleh petani yang disebut sebagai petani tebu rakyat. Usaha

yang dilakukan oleh petani tentu mempertimbangkan pendapatan sehingga

berdampak pada tingkat kesejahteraan yang dirasakan. Ilustrasi awal dalam

analisa usaha yang dilakukan oleh petani tebu rakyat tersaji sebagaimana Gambar

3.1.

Berdasarkan skematis Gambar 3.1, tingkat kesadaran yang menumbuhkan

loyalitas petani guna mendukung konsistensinya dalam membudidayakan tebu

dipengaruhi oleh : 1) Perhitungan analisa biaya dan pendapatan yang pada

akhirnya perolehan laba yang didapatkan, 2) Ukuran tingkat loyalitas petani

dalam membudidayakan tebu di wilayah Pasuruan, 3) Hubungan antara faktor –

faktor yang berpengaruh, yaitu perilaku petani, peran pemerintah dan peran pabrik

gula.

Page 38: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

23

Gambar 3.1. Ilustrasi Analisis Usaha dan Hubungan Antara Perilaku Petani Tebu

Rakyat, Peran Pemerintah dan Pabrik Gula Terhadap Loyalitas

Petani Dalam Budidaya Tebu Rakyat.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Kecamatan Gondang Wetan, Kecamatan

Winongan, Kecamatan Grati dan Kecamatan Nguling di wilayah Kabupaten

Pasuruan, Propinsi Jawa Timur pada Tahun 2015. Kabupaten Pasuruan digunakan

sebagai wilayah kajian dengan pertimbangan bahwa Kabupaten tersebut

merupakan salah satu Kabupaten di Wilayah Jawa Timur dengan kelengkapan

intrumen stakeholder yang ada, baik itu petani, pabrik gula, maupun pemerintah

serta adanya lembaga penelitian khusus gula sehingga diharapkan mampu

memberikan informasi yang komprehenshif.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

berdasarkan observasi lapang dan data sekunder dari berbagai sumber terkait.

Data primer berasal dari kuisioner terbuka dan tertutup hasil survei. Data sekunder

diperoleh dari Pabrik Gula Kedawung, Dinas Perkebunan, Badan Pusat Statistik

dan Kedinasan terkait lainnya serta sumber data on line yang relevan.

Peran Perilaku Petani Loyalitas Petani TR

Analisis Usaha

Biaya Pendapatan Peran Pabrik Gula

Peran Pemerintah

Page 39: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

24

3.5. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian dilakukan di Kabupaten Pasuruan dengan pemilihan lokasi

berdasarkan pertimbangan sebaran area tebu (purposive). Purposive merupakan

teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu,

dalam hal ini pada sebaran area tebu. Populasi sebagai suatu kelompok yang

menyatakan jumlah keseluruhan, sedangkan sampel adalah bagian kecil dari

populasi yang mewakili secara keseluruhan (Sumarsono, 2004).

Tabel 3.1. Sebaran Area Tebu di Kabupaten Pasuruan Tahun 2013-2014.

No Kecamatan Jumlah

Desa

Masa Tanam 2013-2014

Luas area tebu (ha) Persentase Luas

(%)

1 Purwodadi 13 0,00 0,00

2 Tutur 12 0,00 0,00

3 Puspo 7 0,00 0,00

4 Tosari 8 0,00 0,00

5 Lumbang 12 0,00 0,00

6 Pasrepan 17 158,00 4,11

7 Kejayan 25 154,11 4,01

8 Wonorejo 15 0,00 0,00

9 Purwosari 15 72,90 1,90

10 Prigen 14 0,00 0,00

11 Sukorejo 19 114,06 2,97

12 Pandaan 18 11,00 0,29

13 Gempol 15 220,18 5,73

14 Beji 14 55,99 1,46

15 Bangil 15 0,00 0,00

16 Rembang 17 259,86 6,76

17 Kraton 25 11,74 0,31

18 Pohjentrek 9 22,24 0,58

19 Gondangwetan 20 273,42 7,12

20 Rejoso 16 190,63 4,96

21 Winongan 18 592,13 15,41

22 Grati 15 1.048,53 27,29

23 Lekok 11 46,88 1,22

24 Nguling 15 610,34 15,89

Jumlah 365 3.842,01 100,00

Sumber : BPS, 2014 (diolah).

Page 40: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

25

Berdasarkan pengambilan sampel Kecamatan secara purposive sampling

(Tabel 3.1) dengan mempertimbangkan Kecamatan dengan luasan sebaran tebu,

maka diperoleh 4 Kecamatan utama sebagai penghasil tebu dengan luas mencapai

2.524 ha (65,71% dari luas total 3.842,1 ha). Pengambilan sampel responden

dilakukan kepada petani secara acak (random sampling) pada wilayah yang

berada pada sebaran area dominan dan berada dalam satu kawasan unit PG.

Berdasarkan Tabel 3.1, lokasi yang dijadikan sampel wilayah terdiri dari 4

kecamatan, yaitu Kecamatan Grati, Nguling, Winongan dan Gondangwetan.

Keempat kecamatan tersebut memiliki > 60% proporsi luas area tebu di

Kabupaten Pasuruan.

Pada setiap kecamatan sampel diidentifikasi jumlah petani yang

membudidayakan usaha tebu rakyat pada musim giling 2013/2014 berdasarkan

data dari pabrik gula Kedawung yang tercatat mengelola lahan tebu > 0,5 ha. Pada

setiap kecamatan dipilih sejumlah petani sampel dengan distribusi proporsional

berdasarkan jumlah total populasi petani pada empat kecamatan sampel. Jumlah

petani sample ditentukan dengan metode Slovin, dimana jumlah sampel

ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

n = N

……………………….…. (2) 1 + N e

2

Keterangan :

n = Jumlah sampel ; N = Populasi; e = Batas toleransi kesalahan

Implementasi rumus (1) diatas melalui data dukung sebagaimana Tabel 3.2

dengan jumlah populasi petani (N) 336 petani dan batas toleransi kesalahan yang

diharapkan 5%, maka dapat diperhitungkan sebagai berikut :

n = 336

= 183 1 + 336 (0,05)

2

Page 41: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

26

Jumlah total petani pada empat Kecamatan sampel sejumlah 366 petani,

maka dengan batasan kepercayaan 95% maka diperlukan sekitar 183 sampel

responden. Keterbatasan waktu dan tenaga yang dihadapi di lapangan

menyebabkan pergeseran perolehan sampel responden sehingga diperoleh

sejumlah total 175 responden. Sejumlah 175 responden yang diperoleh, 33

responden diantaranya merupakan responden yang diambil sampel untuk analisis

usaha tani dengan distribusi proporsional per kecamatan.

Perhitungan analisis usahatani menggunakan petani sampel sejumlah 33

orang atau setara dengan tingkat kepercayaan 83,5%, sedangkan analisis

hubungan berbagai peran pendukung loyalitas mengambil sampel sejumlah 175

responden atau setara dengan tingkat kepercayaan 94,7%. Luas dan proporsi

luasan area di kecamatan sampel, jumlah petani tebu dan distribusi jumlah sampel

tersaji pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Distribusi Luasan, Proporsi Luas, Jumlah Petani dan Distribusi Petani

Sampel di Wilayah Penelitian

No Kecamatan

Luas 1)

Petani 2)

Distribusi

Responden (orang)

(Ha) (%) Orang (%)

Analisa

Usaha

Tani

Analisa

Hubungan

Peran

1 Gondangwetan 273 10,83 39 11,61 4 20

2 Grati 1.049 41,54 184 54,76 18 96

3 Nguling 610 24,18 48 14,29 5 25

4 Winongan 592 23,46 65 19,35 6 34

Jumlah 2.524 100,00 336 100,00 33 175

Keterangan : 1)

Sumber data BPS Kabupaten Pasuruan dalam angka 2014 (diolah), 2)

Sumber data Pabrik Gula Kedawung Musim Giling 2013-2014

(diolah).

Jumlah petani tebu pada 4 Kecamatan utama penghasil tebu di wilayah

penelitian sejumlah 336 orang yang terdistribusi berdasarkan prosentasenya pada

Kecamatan Gondangwetan 11,61%, Kecamatan Grati 54,76%, Kecamatan

Nguling 14,29%, serta Kecamatan Winongan 19,35%. Berdasarkan prosentase

tersebut, maka secara proporsional responden yang diambil secara acak

Page 42: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

27

terdistribusi untuk responden dalam analisis usaha tani (sejumlah 33 responden

yang tersebar pada Kecamatan Gondangwetan 4 orang, Kecamatan Grati 18

orang, Kecamatan Nguling 5 orang, serta Kecamatan Winongan 6 orang), dan

analisis hubungan peran (sejumlah 175 responden yang tersebar pada Kecamatan

Gondangwetan 20 orang, Kecamatan Grati 96 orang, Kecamatan Nguling 25

orang, serta Kecamatan Winongan 34 orang) (Tabel 3.2).

3.6. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini merupakan objek, sifat, atribut,

nilai dari orang atau objek maupun beragam kegiatan yang bervariasi antara satu

dengan yang lain yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dianalisa dan

ditarik kesimpulan (Nazir, 2005). Variabel yang diamati terdiri dari (1) variabel

kelayakan usaha tebu rakyat, (2) variabel perilaku petani tebu rakyat, (3) variabel

peran pemerintah, (4) variabel dukungan Pabrik Gula, dan (5) loyalitas petani tebu

rakyat

Variabel penelitian ditentukan dengan melakukan 3 kajian utama, yaitu :

(1) mengukur variabel kelayakan usaha tani tebu rakyat di wilayah Kabupaten

Pasuruan Propinsi Jawa Timur, (2) mengukur tingkat loyalitas petani dalam

mengusahakan budidaya tebu rakyat, (3) mengukur hubungan kausalitas dari

variabel loyalitas petani tebu rakyat, perilaku petani, peran pemerintah, dan peran

pabrik gula.

3.6.1. Analisis Kelayakan Usaha Tani Tebu Rakyat

Data berdasarkan observasi lapang merupakan jawaban responden yang

diukur dengan kuisioner terbuka pada 33 responden. Adapun analisis kelayakan

usahatani dikaji dengan perhitungan Revenue/ Cost ratio (R/C ratio) dan

Profitabilitas melalui Net Profit Margin (NPM).

Kelayakan pengusahaan tebu rakyat oleh petani dengan mempertimbangkan

berbagai pengeluaran (output/ biaya) dan penerimaan (input/ pendapatan).

Page 43: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

28

Pengukuran kelayakan usahatani terdiri dari penggunaan biaya dan penerimaan

pendapatan yang berujung pada keuntungan secara keseluruhan. Beberapa

parameter yang diperhitungkan antara lain :

1. Revenue Cost Ratio (R/C)

Analisis R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan

total biaya (Rahim dan Hastuti, 2007). Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut :

R/C Ratio = TR ………….......…………………. (3) TC

Keterangan :

TR = Total Revenue (total pendapatan)

TC = Total Cost (total biaya)

Apabila dijumpai nilai R/C > 1, maka penerimaan lebih besar dari biaya

yang dikeluarkan sehingga usaha tebu rakyat layak diusahakan, sedangkan apabila

R/C < 1 menunjukkan biaya lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang

diterimanya sehingga usaha dinyatakan tidak layak. Revenue merupakan sejumlah

uang yang diterima oleh seseorang dari hasil penjualan produk secara

keseluruhan. Revenue dapat dikatakan juga sebagai pendapatan kotor (bruto).

2. Profitabilitas

Kemampuan menghasilkan laba dari usaha yang dilakukan secara efisien

dinilai berdasarkan rasio profitabilitas dengan Net Profit Margin (NPM), dimana

perhitungkan laba usaha setelah dibayarkan semua kewajibannya (laba bersih)

dibagi dengan penjualan (pendapatan usaha) yang diterima. Hal tersebut

dirumuskan sebagai berikut :

NPM = Net Income After Tax ……………………..(4)

Net Sales

Page 44: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

29

Nilai NPM diantara 0 dan satu, dimana apabila mendekati satu, maka berarti

semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan juga berarti semakin besar tingkat

kembalian keuntungan bersih. Income menunjukkan sejumlah uang yang diterima

dari hasil penjualan setelah dikurangi dengan berbagai biaya yang timbul. Income

dikatakan juga sebagai pendapatan bersih (netto).

3.6.2. Analisis Tingkat Loyalitas Petani Tebu Rakyat

Analisis loyalitas petani dilakukan dengan memotret kondisi kesesuaian

lahan petani tebu rakyat, analisis kepemilikan lahan, pola kemitran dengan pabrik

gula, umur budidaya tebu rakyat dan pendapatan budidaya tebu rakyat. Indikator

pengukuran diperhitungkan dengan scoring method (skala likert) melalui

kuisioner tertutup berupa pilihan jawaban a, b, c, d atau e. Pilihan jawaban a (skor

1), b (skor 2), c (skor 3), d (skor 4), dan e (skor 5) yang dipilih oleh responden

didiskripsikan secara kuantitatif. Kuisioner tertutup yang digunakan dalam

observasi lapang terhadap responden terlampir (Lampiran 2). Variabel, indikator

dan skor yang dijadikan dasar pertanyaan dan dikaji dari model teoritis disajikan

dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Variabel dan Indikator Loyalitas Petani

No Variabel Kode Indikator Skor

1 Loyalitas X 1 Kesesuaian lahan 1-5

Petani X 2 Kepemilikan lahan 1-5

(5 indikator) X 3 Pola kemitraan dengan PG 1-5

X 4 Umur pengelolaan budidaya TR 1-5

X 5 Pendapatan budidaya TR 1-5

Tingkat kesesuaian jawaban dengan pengukuran yang dilakukan dihitung

dengan cara membagi jumlah skor total dengan jumlah skor tertinggi kemudian di

prosentasekan dengan cara mengalikannya 100% (Widoyoko, 2012). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Page 45: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

30

Tki = Xi

x 100% ………………………………………… (5) Yi

Keterangan :

Tki = Tingkat loyalitas relatif responden; Xi = Skor penilaian loyalitas

responden; Yi = Skor total tertinggi penilaian loyalitas responden

3.6.3. Analisis Tingkat Peran Perilaku Petani, Peran Pemerintah dan Peran

Pabrik Gula

Variabel perilaku petani, peran pemerintah dan peran pabrik gula dalam

mengusahakan tebu rakyat dengan kesadaran diukur menggunakan scoring

method (skala likert) melalui kuisioner tertutup. Pertanyaan yang digunakan

merujuk pada indikator pendukung aspek variabel yang diteliti. Variabel peran

pemerintah dilihat melalui 10 (sepuluh) indikator, variabel peran peran pabrik

gula dilihat melalui 8 indikator, dan variabel peran perilaku petani dilihat melalui

12 indikator.

Pilihan jawaban dalam kuisioner berupa huruf a, b, c, d atau e dengan nilai

skor jawaban a (skor 1), b (skor 2), c (skor 3), d (skor 4), dan e (skor 5). Variabel

peran pemerintah mempunyai potensi skor maksimal 50, variabel peran pabrik

gula berpotensi memperoleh skor maksimal 40 dan variabel peran perilaku petani

berpotensi memiliki skor maksimal 60. Pilihan jawaban responden kemudian

didiskripsikan secara kuantitatif.

Variabel, indikator dan skor yang dijadikan dasar pertanyaan dan dikaji dari

model teoritis disajikan dalam Tabel 3.4. Pengukuran variabel – variabel

sebagaimana tersebut pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 yang diperoleh melalui survei

dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis).

Page 46: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

31

Tabel 3.4. Variabel dan Indikator Penelitian

No Variabel Kode Indikator Skor

1 Peran

Pemerintah

(10 indikator)

X 6 Cipta kondisi pengembangan usaha

berdayasaing

1-5

X 7 Regulasi dan hukum yang mendukung 1-5

X 8 Perbaikan dan pengembangan

infrastruktur kemitraan

1-5

X 9 Perlindungan petani dari ekploitasi 1-5

X 10 Sistem informasi terintegrasi 1-5

X 11 Promosi bersama 1-5

X 12 Dukungan kredit investasi, subsidi bunga 1-5

X 13 Menjadi motivator 1-5

X 14 Menjadi stabilisator 1-5

X 15 Pemerata keadilan 1-5

2

Peran Pabrik

Gula

(8 indikator)

X 16 Memberikan bimbingan dan penyuluhan 1-5

X 17 Menyusun rancana usaha 1-5

X 18 Penjamin kredit permodalan 1-5

X 19 Bimbingan teknologi 1-5

X 20 Penyediaan saprodi 1-5

X 21 Jaminan pembelian hasil produksi tebu

rakyat

1-5

X 22 Promosi hasil produksi 1-5

X 23 Pengembangan teknologi (riset) 1-5

3

Perilaku

Petani

(12 indikator)

X 24 Pengetahuan kesesuaian lahan 1-5

X 25 Sikap terhadap kesesuaian jenis/ varietas 1-5

X 26 Penguasaan teknologi (varietas dan

budidaya)

1-5

X 27 Jaminan kualitas, kuantitas dan

kontinuitas

1-5

X 28 Pembagian resiko 1-5

X 29 Pemerataan kesejahteraan 1-5

X 30 Pengelolaan pasca panen 1-5

X 31 Sarana dan prasarana 1-5

X 32 Kepemilikan lahan 1-5

X 33 Akses permodalan 1-5

X 34 Tingkat pendidikan 1-5

X 35 Sikap mental petani 1-5

Page 47: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

32

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode survei

menggunakan kuisioner. Kuisioner merupakan alat bantu yang digunakan guna

menggali informasi secara terstruktur, dimana dalam kuisioner dibuat pertanyaan

yang sudah disajikan jawabannya untuk diisi oleh responden. Pengisisan kuisioner

dilakukan secara bebas sesuai keadaan dan pendapat responden. Kuisioner yang

diberikan berupa kuisioner terbuka maupun tertutup. Kuisioner tertutup

merupakan kuisioner yang sudah mencantumkan jawabannya, sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang ditentukan. Data sekunder diperoleh melalui

berbagai sumber dan pustaka yang dapat menjadi literatur baik secara online

maupun offline.

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner,

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi perangkat

pertanyaan ataupun pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono, 1999).

Instrumen dalam kalayakan usaha tebu rakyat diwujudkan dalam bentuk

pertanyaan biaya dan pendapatan dalam pengusahaan tebu rakyat, sedangkan

hubungan antar variabel perilaku petani, peran pemerintah, peran pabrik gula dan

loyalitas petani dibuat dengan skala perhitungan tersendiri dalam setiap jawaban

yang diberikan.

3.8. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang berasal dari hasil survei lapang dilakukan melalui

pengumpulan, pemilahan, pengolahan dan analisis data yang bersifat numerik

maupun non numerik. Teknik yang digunakan dalam analisa data dilakukan

melalui :

- Analisis deskriptif yang menyangkut biaya dan pendapatan pada analisa

kelayakan usaha tebu rakyat.

- Tingkat loyalitas (kesadaran petani tebu rakyat) digunakan data secara

bertingkat.

Page 48: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

33

- Analisis hubungan menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis) yang

dioperasikan dengan menggunakan software AMOS guna menganalisis

hubungan model kausalitas atau hubungan pengaruh antar variabel.

3.8.1. Analisis Deskriptif

3.8.1.1. Kelayakan usaha tebu rakyat

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan sampai seberapa

besar tebu rakyat dapat memberikan manfaat/ keuntungan yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya operasional (investasi) yang dikeluarkan. Indikator

yang dinilai terdiri dari penyiapan lahan, budidaya, ketercukupan saprodi, proses

panen, dan pasca panen.

3.8.1.2. Kesadaran Pengusahaan Tebu Rakyat (Loyalitas)

Tingkat loyalitas pengusahaan tebu rakyat diidentifikasikan dengan tingkat

loyalitas petani di wilayah Kabupaten Pasuruan menggunakan scoring method

(skala likert). Tingkat loyalitas petani tebu rakyat dalam mengusahakan budidaya

tebu di Kabupaten Pasuruan dapat dihitung berdasarkan jumlah skor dari jawaban

atas kuisioner nomor 1 sampai dengan 5 tentang loyalitas (Lampiran 2). Pilihan

jawaban dalam kuisioner berupa huruf a, b, c, d atau e dengan nilai skor jawaban a

(skor 1), b (skor 2), c (skor 3), d (skor 4), dan e (skor 5). Semakin tinggi jumlah

skor yang diperoleh responden, maka kecenderungan responden semakin tinggi

loyalitasnya. Nilai skor maksimal setiap pertanyaan adalah 5 dan jumlah

pertanyaan sejumlah 5 butir, maka skor maksimal dapat diperoleh sebesar 5 x 5 =

25. Penggunaan kriteria kualitatif sangat rendah hingga sangat tinggi (5 kriteria

yang digunakan), maka nilai skor maksimal 25 yang diperoleh dari jawaban atas

kuisioner yang digunakan dibagi 5 kategori yang dimaksud, sehingga kategori

skor dapat dijabarkan sebagai berikut :

Page 49: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

34

Skor 0 – 5 = Sangat Rendah

Skor 5,1 – 10 = Rendah

Skor 10,1 – 15 = Cukup Tinggi

Skor 15,1 – 20 = Tinggi

Skor 20,1 – 25 = Sangat Tinggi

3.8.1.3. Analisis Hubungan Antara Variabel Perilaku Petani, Peran Pemerintah,

Peran Pabrik Gula dan Loyalitas Petani Tebu Rakyat Dalam

Keberlanjutannya Mengusahakan Tebu Rakyat.

Variabel tingkat perilaku petani, peran pemerintah, peran PG dan loyalitas

petani tebu rakyat di Kabupaten Pasuruan dapat diketahui dengan menggunakan

data primer dan data sekunder yang dapat dikelompokkan, ditabulasi, dan

dianalisis dari pertanyaan yang diajukan kepada responden serta diolah dalam

bentuk angka dan pembahasannya dengan menggunakan Analisis Jalur (Path

Analysis) dengan software AMOS.

Penelitian ini memiliki empat variabel, yaitu variabel loyalitas, peran

pemerintah, peran perilaku petani dan peran PG. Analisis hubungan antar variabel

tersebut dilakukan dengan membentuk hubungan diagram jalur (path diagram)

hubungan kausalitas. Berdasarkan teori yang didapatkan dalam penelitian ini

dibuat diagram jalur hubungan kausalitas antar variabel dan indikatornya, secara

konseptual dapat dilihat dalam diagram alur sebagaimana Gambar 3.1.

Identifikasi variabel dalam analisis hubungan antara variabel perilaku

petani, peran pemerintah, peran pabrik gula dan loyalitas petani tebu rakyat dalam

keberlanjutannya mengusahakan tebu rakyat terdiri atas :

a. Veriabel bebas terdiri atas peran pemerintah, peran pabrik gula dan peran

perilaku petani.

Peran pemerintah merupakan segala bentuk intervensi pemerintah dalam

industri gula guna menjaga loyalitas petani tebu. Peranan pemerintah diukur

melalui observasi pendapat petani terhadap pemerintah tentang peranannya dalam

cipta kondisi pengembangan usaha berdayasaing; regulasi dan hukum yang

Page 50: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

35

mendukung; perbaikan dan pengembangan infrastruktur kemitraan; perlindungan

petani dari ekploitasi; sistem informasi yang terintegrasi; promosi bersama

stakeholder; dukungan kredit investasi dan subsidi bunga; menjadi motivator;

menjadi stabilisator; serta pemerataan keadilan.

Peran Pabrik Gula merupakan segala aktivitas yang dilakukan oleh pabrik

gula dalam upaya menjaga loyalitas petani, baik secara langsung maupun melalui

mediasi perilaku petani dengan melihat indikator fungsi memberikan bimbingan

dan penyuluhan; menyusun rancana usaha; penjamin kredit permodalan;

bimbingan teknologi; penyediaan saprodi; jaminan pembelian hasil produksi tebu

rakyat; promosi hasil produksi, serta pengembangan teknologi (riset).

Peran Perilaku Petani merupakan berbagai aspek sikap dan aktifitas perilaku

petani yang dapat mendukung terwujudnya loyalitas berbudidaya tebu yang dapat

dilihat melalui pengetahuan kesesuaian lahan; sikap terhadap kesesuaian jenis/

varietas; penguasaan teknologi (varietas dan budidaya); jaminan kualitas,

kuantitas dan kontinuitas; pembagian resiko; pemerataan kesejahteraan;

pengelolaan pasca panen; sarana dan prasarana; kepemilikan lahan; akses

permodalan; tingkat pendidikan, serta sikap mental petani

b. Variabel terikat yaitu loyalitas petani.

Loyalitas petani merupakan bentuk kesetiaan untuk melakukan usaha

dengan penuh kesadaran sehingga bisa berkelanjutan usahanya. Indikator utama

dalam melihat loyalitas tersebut dengan observasi terhadap kesesuaian lahan;

kepemilikan lahan; pola kemitraan dengan PG; umur pengelolaan budidaya TR,

serta pendapatan budidaya TR

Data berdasarkan observasi lapang tersebut merupakan jawaban 175

responden yang diukur dengan skala Likert. Pilihan a dengan skor 1 merupakan

kontribusi peran yang sangat rendah hingga pilihan e dengan skor 5 merupakan

kontribusi sangat tinggi (maksimal). Telaah peran pemerintah, pabrik gula,

perilaku petani dan loyalitas petani menggunakan 35 pertanyaan. Uji validitas dan

Reliabilitas dilakukan setelah data primer terkumpul.

Pengujian validitas dan realibilitas dilakukan guna menelaah secara

keseluruhan instrumen penelitian yang digunakan adalah valid atau tepat

Page 51: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

36

sekalipun digunakan di tempat lain pada waktu yang berbeda, reliabel atau

handal meskipun digunakan secara berulang-ulang.

Uji Reliabilitas.

Uji realibilitas merupakan syarat untuk pengujian validitas. Penelitian ini

mengukur reliabilitas data dengan reliabilitas konsistensi internal. Pengujian

realibilitas dengan konsistensi internal dilakukan dengan cara mencobakan

instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis butir-butir

pertanyaan dalam penelitian ini digunakan tehnik Cronbach’s Alfa (koefisien

alfa). Suatu item pengukuran dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien

alfa lebih besar dari 0,6 (Sugiyono, 2007)

Uji Validitas

Instrumen dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan apa yang

didefinisikan. Metode ini dilakukan dengan menggunakan Tehnik uji korelasi

Pearson Product Moment. Validitas instrumen ditentukan dengan cara

mengkorelasikan antara score masing-masing item dengan total score masing-

masing item (Sugiyono, 2007). Selanjutnya koefisien masing-masing item

dibandingkan dengan angka kritis r pada tabel kritis r Pearson Product Moment

sesuai dengan derajat bebas dan signifikansinya.

Page 52: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Pasuruan merupakan sebagai kabupaten terdekat dari Kota

Pasuruan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang berada

pada bagian utara Pulau Jawa. Kabupaten ini berada pada titik strategis jalur

persimpangan antara Surabaya – Malang, dan Surabaya – Probolinggo. Kabupaten

Pasuruan memiliki luas wilayah 147.401,50 km2 yang terdistribusi pada 24

Kecamatan dengan jumlah penduduk 1.569.507 jiwa, terdiri dari 758.617 jiwa

laki-laki dan 772.408 jiwa perempuan (BPS, 2015).

Luas lahan tebu di Kabupaten Pasuruan sekitar 3.700 – 5.105 ha dalam 7

terakhir. Area tebu pada masa tanam 2013-2014 tercatat seluas 3.842 ha yang

menunjukkan penurunan luasan tebu sebesar 25% apabila dibandingkan dengan

luasan tebu terluas dalam 6 tahun terakhir, meskipun relatif lebih tinggi 3%

dibandingkan luasan tebu paling rendah dalam kurun waktu tersebut (Gambar

4.1).

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Area Tebu di Kabupaten Pasuruan

(Sumber : BPS 2012, 2014, 2015, 2016)

Page 53: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

38

Luas area tebu rata-rata dalam 7 tahun terakhir seluas 4,177 ha. Kondisi 3

tahun (2008,2009 dan 2011) perkembangan luasan berada diatas luas rata – rata,

akan tetapi pada periode 4 tahun (2010, 2012, 2013 dan 2014) mengalami kondisi

sebaliknya. Perkembangan luas area tebu menunjukkan dinamika minat petani

dalam penentuan komoditas yang dikembangkan pada suatu lahan, mengingat

dominasi petani tebu rakyat lebih dari 90 % di Pulau Jawa.

Kabupaten Pasuruan terdiri dari 24 Kecamatan, sedangkan area tebu

tersebar hanya pada 16 Kecamatan. Sebaran distribusi area tebu menyesuaikan

Kondisi alam dan bentang topografinya, mengingat Kabupaten Pasuruan memiliki

bentang alam berupa pantai hingga pegunungan. Sebaran area tebu mencapai

65,71% dari keseluruhan tebu di Kabupaten Pasuruan yang terdapat pada 4

Kecamatan yakni Kecamatan Grati (27,29%), Nguling (15,89%), Winongan

(15,41%) dan Gondang Wetan (7,12%).

Pertanaman tebu di Kabupaten Pasuruan dapat dialokasikan giling pada 2

Pabrik Gula terdekat, yaitu PG Kedawung dan PG Candi Baru. Secara

administratif PG Kedawung berada di Kabupaten Pasuruan, sedangkan PG Candi

Baru berada di Kabupaten Sidoarjo. Pabrik Gula Kedawung sebagai salah satu

anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara PT Perkebunan Nusantara XI

berlokasi di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. PG

Kedawung memiliki kapasitas giling tebu 2.500 ton tebu per hari (PTPN 11,

2009).

Kabupaten Pasuruan memiliki peran startegis dalam perkembangan industry

gula mengingat di tengah wilayah administratifnya terdapat Kota Pasuruan yang

berkedudukan sebuah lembaga penelitian sejak jaman Hindia Belanda (1887)

dengan nama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia yang dahulu bernama Het Proefstation

voor de Java Suiker Industrie merupakan instansi penelitian yang secara spesifik

berkecimpung dengan permasalahan gula, khususnya komoditas tebu sebagai

bahan baku pokok gula. Institusi ini berperan dalam mendukung perkembangan

industri gula nasional dengan memberikan pelayanan kepada stakeholders,

penyandang dana dan para pengguna teknologi gula (P3GI, 2008). Lembaga

Page 54: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

39

penelitian P3GI pernah menjadi penyelamat industri gula ketika terjadi wabah

penyakit sereh di dunia dengan menghasilkan varietas POJ 2878. Catatan sejarah

tersebut yang menjadikan Kota Pasuruan terkenal di industri pergulaan dunia.

4.2. Karakteristik Responden

Responden penelitian terdiri atas responden analisis usahatani tebu rakyat

sejumlah 33 responden, dan responden untuk mengetahui hubungan loyalitas,

perilaku petani, peran pabrik gula dan peran pemerintah sejumlah 175 reponden.

Responden terdistribusi di wilayah Kecamatan Grati, Nguling, Winongan dan

Gondang Wetan.

Karakteristik responden secara umum didominasi oleh laki laki (95,89%),

jumlah anggota keluarga rata-rata 4 orang, bermata pencaharian utama sebagai

petani (78,26%), berpendidikan tamat SMA (40,63%), luas lahan tebu yang

dikelola rata-rata mencapai 12,65 ha per petani dan mayoritas (54,39%)

mengelola tebu pada kepemilikan lahan campuran (lahan milik sendiri dan lahan

sewa) (Tabel 4.1.).

Tabel 4.1. Karakteristik Responden di Wilayah Penelitian

Parameter Satuan Nilai

Jenis Kelamin Laki-laki % 95,89

Perempuan % 4,11

Jumlah anggota keluarga orang 4

Mata pencaharian pokok Petani % 78,26

Non Petani % 21,74

Pendidikan SD % 32,81

SMP % 14,06

SMA % 40,63

D3 % 3,13

S1 % 9,38

Luas lahan yang dikelola setiap petani ha 12,65

Status lahan tebu Lahan Sendiri % 24,56

Lahan Sewa % 21,05

Lahan Sendiri dan Lahan Sewa % 54,39

Page 55: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

40

Beberapa penelitian terkait tebu mengindikasikan karakteristik responden

petani yang sudah mengenal bangku sekolah. Tahap pendidikan SMA merupakan

pendidikan yang mendominan di antara petani responden yaitu sebesar 50 %.

Sedangkan 20 % lainnya terdiri dari Diploma, dan 30 % dari Sarjana / S1 (Ayyun

dan Rahayu, 2013). Petani tebu cenderung memahami berbagai perhitungan usaha

dan memiliki pola pikir rasional.

4.3. Budidaya Tebu

Budidaya tebu dilakukan dengan penanaman tanaman pertama (PC/Plant

Cane) hingga panen, kemudian diikuti dengan memotong batang tanaman lama

sehingga menjadi tanaman kedua/ keprasan 1. Tanaman tebu dibudidayakan

dengan pola keprasan hingga keprasan 3. Rekomendasi teknis budidaya tebu

berupa penanaman tebu hingga 4 kali panen yang terdiri dari 1 kali PC dan 3 kali

keprasan, kemudian tebu dibongkar untuk diganti dengan tanaman/ benih baru.

Degradasi klonal dan akumulasi penyait sistemik dikhawatirkan terjadi apabila

tebu keprasan 3 tidak dilakukan pembongkaran. Namun demikian, keprasan

hingga lebih dari 3 kali masih banyak dijumpai di lapangan.

Bertanam tebu dapat dilakukan pada lahan sawah (berpengairan cukup),

maupun lahan tegalan (berpengairan terbatas). Pengelolaan lahan sawah umumnya

dilakukan dengan pola Reynoso, sedangkan pada lahan tegalan dilakukan secara

semi mekanisasi. Pengelolaan lahan secara mekanisasi saat ini umum dilakukan

dengan pengolahan tanah menggunakan traktor dalam kondisi yang

memungkinkkan. Budidaya tebu dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penyiapan lahan

- Pola Reynoso

Prinsip pola Reynso adalah pembuatan jejaring drainase

melalui saluran/ got disekitar lahan agar dapat mengatur kelebihan air

disaat berlebih maupun memberikan air apabila terjadi kekurangan air

Page 56: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

41

bagi tanaman. Pengolahan tanah dilakukan hanya pada daerah barisan

tanam. Pola Reynoso umumnya dilakukan di lahan sawah.

- Pola Semi Mekanisasi

Pola semi mekanisasi pada prinsipnya adalah penggunaan alat

mekanisasi (traktor) pada sebagian teknis budidaya tebu. Selektifitas

pekerjaan dengan menggunakan alat mekanis dilakukan dengan

penyesuaian kondisi fisik lapang, maupun ketersediaan tenaga kerja.

Pekerjaan pembajakan dan pembuatan barisan tanam sudah lazim

menggunakan alat traktor pada pola Semi Mekanisasi, sedangkan

kegiatan panen belum dapat dilakukan secara mekanis. Penerapan pola

semi mekanisasi umumnya dilakukan pada daerah tegalan.

b. Penanaman

Tebu ditanam dalam bentuk bagal mata dua atau lebih dalam

barisan tanam. Sebagian petani melakukan penanaman menggunakan pola

tanaman benih dalam polibag yang kemudian ditransplanting ke lapang.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dalam 2 periode, yaitu saat tanam dan umur

1,5 setelah tanam. Dosis pupuk berimbang yang mengandung unsur N,

P2O5 dan K20 sesuai hasil analisis tanah diberikan untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi essensial bagi tebu.

d. Pemeliharaan

Pemeliharaan tebu dilakukan dengan kegiatan pengendalian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pemberian tanah (turun tanah I,

II dan III), pembumbunan serta klentek (pembuangan daun kering tebu).

e. Panen

Panen tebu dilakukan pada umur sekitar 12 bulan, atau berdasarkan

hasil analisis kemasakan yang dilakukan oleh pabrik gula. Panen

dilakukan dengan memotong batang tebu dan membersihkannya dari

pengikut lain, seperti daun muda, daun kering akar dan tanah yang

berpotensi terikut. Kriteria panen yang utama adalah tebu dalam kondisi

Page 57: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

42

Manis, Bersih dan Segar (MBS). Tebu hasil panen harus segera digiling

agar tidak terjadi kerusakan sukrosa akibat fermentasi.

f. Tataniaga

Hubungan kemitraan antara petani dan PG menjembatani tataniaga

dalam penjualan gula petani yang dilakukan dengan cara lelang terbuka.

Hasil lelang gula (gula yang terbeli) menjadi pendapatan bagi pabrik gula

maupun petani. Pembagian hasil usaha budidaya tebu dilakukan oleh

petani dengan PG melalui sistem bagi hasil sejumlah 66% gula bagian

petani dan 34% gula bagian PG (pada rendemen kurang dari 7%) yang

harganya ditentukan melelui mekanisme lelang tersebut. Gula bagian

petani sebesar 90% yang diberikan dalam bentuk uang, sedangkan 10%

bagiannya diberikan dalam bentuk natura (gula). Selain gula, petani

memperoleh bagian tetes sejumlah 3 kg tetes per kuintal tebu yang digiling

yang dirupakan dalam bentuk uang senilai hasil lelang tetes yang berjalan.

4.4. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat

Penyedia bahan baku giling bagi pabrik gula di Pulau Jawa didominasi oleh

tebu milik rakyat yang biasa disebut sebagai tebu petani/ rakyat (Tebu Rakyat/

TR). Kegiatan ekonomi yang berbasis pada margin keuntungan yang baik akan

menjadi pilihan petani dalam berusaha dan berbudidaya tebu guna mendukung

kesejahteraan keluarga petani. Pemahaman terhadap analisis usaha tani yang

berlaku dalam pengusahaan tebu menjadi dasar dalam penentuan sikap usaha

petani. Pabrik gula sebagai penyedia jasa penggilingan tebu menetapkan sebuah

perhitungan dasar dalam pengelolaan tebu yang disebut sebagai Norma Dasar PG,

meskipun dalam implementasinya terdapat keragaman.

Page 58: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

43

4.4.1. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Norma Dasar PG

Kedawung

PG Kedawung memiliki norma dasar perhitungan analisis usaha tani berupa

perhitungan normatif budidaya tebu dan menjadi acuan dasar dalam operasional.

Norma dasar yang menjadi acuan tidak memperhitungkan nilai IPL (Imbalan

Penggunaan Lahan)/ sewa lahan dengan asumsi petani sebagai pemilik lahan.

Hasil analisis usaha tani tebu petani berdasarkan nilai dasar yang berlaku di PG

Kedawung tanpa memperhitungkan sewa lahan tersaji pada Tabel 4.2.

Hasil analisis kelayakan usaha tani tebu berdasarkan norma dasar PG

melalui perbandingan Revenue/ Cost (R/C) rasio diperoleh nilai lebih dari 1,

sehingga dikatakan pengusahaan tebu rakyat layak dan relatif untung. Secara

umum, tanaman keprasan memberikan kontribusi R/C rasio lebih tinggi dibanding

tanaman pertama (PC) karena pada tanaman keprasan ada beberapa komponen

biaya yang tidak perlu dikeluarkan seperti halnya ketika pengelolaan tanaman PC,

seperti pembukaan lahan, pengolahan tanah, pemenuhan saprodi berupa bahan

tanam. Pengelolaan tebu rakyat bersifat layak melalui perhitungan perbandingan

R/C berturut – turut dari nilai besar ke nilai kecil dengan urutan tanaman

keprasan di lahan sawah (2,24) > tanaman keprasan di lahan tegalan (2,16) >

tanaman pertama di lahan sawah (1,62) > tanaman pertama di lahan tegalan

(1,59).

Page 59: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

44

Tabel 4.2. Analisis Usaha Tani TR di Wilayah PG Kedawung MT 2013-2014.

No Uraian Satuan TRS I K TRS II K TRT I K TRT II K

Satuan Jumlah Satuan Jumlah Satuan Jumlah Satuan Jumlah

Produksi

Luas Ha 1 1 1 1

Tebu Ku/ha 739 679 637 574

Hablur Ku/ha 47,15 42,44 39,30 34,67

Rendemen % 6,38 6,25 6,17 6,04

1 Pendapatan

Gula (Rp.10.256,- /kg) Rp 1.025.600 32.010.171 1.025.600 28.811.951 1.025.600 26.683.788 1.025.600 23.538.117

Tetes (3 kg/ ku Tebu) Rp 130.000 2.882.100 130.000 2.648.100 130.000 2.484.300 130.000 2.238.600

Jumlah Penerimaan 34.892.271 31.460.051 29.168.088 25.776.717

2 Biaya

Biaya Garap Rp 8.000.000 8.000.000 5.000.000 5.000.000 6.000.000 6.000.000 4.000.000 4.000.000

Bibit Rp 3.850.000 3.850.000 385.000 385.000 3.850.000 3.850.000 385.000 385.000

Pupuk Rp

ZA 5 ku/ha Rp 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000 700.000

Phonska 4 ku/ha Rp 920.000 920.000 920.000 920.000 920.000 920.000 920.000 920.000

FTK Rp 15 11.085 15 10.185 15 9.555 15 8.610

Sub Jumlah Biaya 13.481.085 7.015.185 11.479.555 6.013.610

Bunga 7% Rp 943.676 491.063 803.569 420.953

Tebang angkut Rp 9.600 7.094.400 9.600 6.518.400 9.600 6.115.200 9.600 5.510.400

Jumlah Biaya 21.519.161 14.024.648 18.398.324 11.944.963

3 Income (Penghasilan)’ Rp 13.373.110 17.435.403 10.769.764 13.831.754

Analisis R/C Ratio 1,62 2,24 1,59 2,16

Analisis profitabilitas (Net Profit Margin) 0,38 0,55 0,37 0,54

Keterangan : TRS I K = Tebu Rakyat Sawah Plant Cane Kemitraan, TRS II K = Tebu Rakyat Sawah Ratoon Cane Kemitraan, TRT I K = Tebu Rakyat Tegalan

Plant Cane Kemitraan, TRT II K = Tebu Rakyat Tegalan Ratoon Cane Kemitraan, FTK = Forum Temu Kemitraan.

Page 60: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

45

Budidaya tebu memberikan keuntungan berdasarkan indikasi nilai NPM

lebih dari 0 ketika dilaksanakan pada lahan sawah maupun tegalan. Hasil telaah

kondisi nilai dasar yang menjadi acuan pabrik gula berdasarkan urutan tingkat

profitabilitas melalui Net Profit Margin (NPM) pada berbagai pola pengelolaan

tebu rakyat secara berturut-turut sebagai berikut : pengelolaan tebu rakyat pada

lahan sawah pola keprasan (0,55), tebu rakyat lahan tegalan pola keprasan (0,54),

tebu rakyat lahan sawah pola tanaman pertama (PC)(0,38) dan tebu rakyat pada

lahan tegalan dengan pola tanaman pertama (PC) (0,37).

Penghasilan (income) seorang petani apabila sesuai dengan nilai norma

dasar PG terendah (kategori TRT I K) dalam satu tahun mencapai Rp.

10.769.764,- untuk setiap hektar lahan yang dikelolanya. Pengelolaan lahan seluas

12,65 ha (luas lahan rata – rata petani) dapat berpotensi menghasilkan income bagi

seorang petani senilai Rp. 136.237.514,- per tahun atau setara Rp. 11.353.126,-

per bulan. Norma dasar PG tidak memasukkan komponen Imbalan Penggunaan

Lahan (IPL)/ sewa lahan dengan asumsi bahwa petani selaku pemilik lahan sendiri

dan membudidayakan tebu sehingga tidak memerlukan biaya sewa lahan. Namun

demikian, tidak semua petani membudidayakan tebu pada lahan milik sendiri

sehingga harus melakukan pembiayaan atas sewa lahan dan dapat mengurangi

income yang diterima.

4.4.2. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Observasi Lapang

Telaah usaha tani tebu rakyat dilakukan dengan observasi lapang melalui

wawancara pada petani responden. Responden pada umumnya menyampaikan

biaya secara keseluruhan dengan perolehan pendapatan yang diterimakan. Hasil

observasi menunjukkan secara keseluruhan rata-rata biaya menurut responden

dibandingkan dengan pendapatan yang diterima masih relatif untung dengan biaya

rata-rata Rp. 21.912.532, pendapatan rata- rata Rp. 25.562.580, dan perolehan

keuntungan rata-rata secara tertimbang sebesar Rp. 3.650.048 per hektar per

panen. Apabila ditelaah lebih mendalam, kodisi responden terbagi dalam 2

Page 61: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

46

keadaan, yaitu mengalami keuntungaan sejumlah 18 responden (55%), dan

mengalami kerugian sejumlah 15 responden (45%) (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Observasi Lapang di

Wilayah PG Kedawung

No Hasil

Usaha

Jumlah

Responden

Rerata (Rp), per Ha

Biaya *)

Pendapatan Penghasilan

(Income)

1 Untung 18 21.313.392 32.009.174 10.695.782

2 Rugi 15 22.631.500 17.826.667 -4.804.833

Jumlah/ Rerata

tertimbang 33 21.912.532 25.562.580 3.650.048

R/C Ratio 1,17

Profitabilitas 0,14

Keterangan : *)

Nilai biaya sudah termasuk harga sewa lahan

Responden yang menyatakan untung, rata – rata memperoleh keuntungan

Rp. 10.695.782,- per hektar per tahun, sedangkan responden yang mengalami

kondisi rugi, rata- rata merugi hingga Rp. 4.804.833,- per hektar per tahun.

Namun demikian, apabila diperitungkan secara rata-rata secara tertimbang, setiap

hektar lahan petani mampu memberikan penghasilan Rp. 3.650.048 per tahun.

Hasil analisis R/C ratio menunjukkan nilai 1,17 termasuk usaha yang layak

dilakukan, dengan profitabilitas NPM 0,14 (nilai > 0 merupakan usaha yang

untung).

Apabila petani mampu memenuhi kondisi rata-rata secara tertimbang

sebagaimana Tabel 4.3, maka dengan pengelolaan lahan tebu 12,65 ha akan

diperoleh penghasilan (income) sebesar Rp. 46.173.107,- per tahun (setara Rp.

3.847.758,- per bulan). Penghasilan petani tebu masih lebih tinggi sekitar 17%

apabila dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten Pasuruan Tahun 2017

(UMK Rp. 3.288.100). Nilai rata- rata tertimbang merupakan nilai rata-rata yang

dihitung dengan memperhitungkan timbangan/ bobot untuk setiap data yang ada.

Keragaman pembiayaan yang dikeluarkan oleh petani tebu selain

disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan lahan dapat juga dipengaruhi oleh

adanya keragaman pola budidaya yang tidak sesuai baku teknis. Penggunaan

Page 62: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

47

bahan tanam yang berlebihan sebagai salah satu contoh keragaman implementasi

teknis baku budidaya dapat berdampak pada peningkatan biaya produksi yang

tidak diimbangi oleh perolehan hasil yang sepadan, sehingga cenderung

menurunkan penghasilan (income) sebagaimana tampak pada Tabel 4.4.

Secara khusus, petani yang mengalami untung dalam berbudidaya tebu

dapat memperoleh penghasilan (income) Rp. 10.695.782 per hektar per tahun.

Pengelolaan lahan tebu 12,65 ha akan memberikan penghasilan Rp. 128.349.384

per tahun (setara Rp. 12.695.782 per bulan). Penerimaan hasil usaha tebu pada

kondisi untung sebesar 386% diatas UMKab Pasuruan Tahun 2017. Petani yang

mengalami kondisi untung dalam budidaya tebu tercermin dari struktur komponen

biaya pengusahaan tebu yang relatif rendah. Efisiensi biaya guna meningkatkan

margin keuntungan dikelola dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu, pendapatan

petani responden untung dinilai cukup representative dan seadan dengan biaya

operasional yang dilakukan. Responden untung ini cenderung lebih banyak

didominasi oleh pengelolaan tebu keprasan.

Petani yang mengalami rugi dalam berbudidaya tebu berpotensi menderita

kerugian sebesar Rp. 4.804.833 per hektar per tahun., sehingga pada pengelolaan

lahan seluas 12,65 ha dapat berdampak pada kerugian sebesar Rp. 60.781.137 per

tahun. Pembiayaan pada petani yang mengalami kerugian usaha cenderung

mengeluarkan biaya operasional yang lebih tinggi 6-23% dibanding biaya yang

dikeluarkan oleh para petani yang memperoleh keuntungan. Tingginya biaya

penyiapan lahan berkontribusi dalam menopang besarnya biaya, terutama melalui

pembersihan lahan, pembuangan dongkelan, pembakaran isolasi kebun,

pembabatan alang-alang maupun sewa lahan. Dalam hal penyewaan lahan, petani

cenderung memperoleh harga sewa tanah dengan nilai relatif mahal dan kadang

dijumpai kondisi lahan tidak sebanding antara potensi produksi dari lahan tersebut

dengan nilai sewanya. Lahan petani dalam kondisi kurang baik dapat ditengarai

melalui aktifitas pembabatan alang- alang dan pembakaran isolasi kebun. Selain

itu, nampak pula pembiayaan yang cenderung tinggi pada tanaman keprasan,

terutama aktivitas sulam, pemupukan, pemberian air, pemberian tanah dan

penyiangan juga tinggi. Hal tersebut diduga bahwa tebu keprasan tidak memiliki

Page 63: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

48

keragaan yang optimum, sehingga kegiatan sulam cukup tinggi. Selain itu,

pemberian air dan aktifitas penyiangan gulma juga berperan dalam meningkatkan

biaya operasinal. Biaya pemberantasan gulma 54% lebih tinggi dibanding

pemberantasan gulma oleh petani yang mengalami keuntungan.

Pembiayaan operasional panen pada petani yang mengalami kerugian

berbudidaya tebu relatif lebih rendah 8-29% dibanding pengelola tebu yang

untung. Rendahnya biaya panen yang tediri atas biaya tebang, muat dan angkutan

sangat didukung oleh rendahnya produktifitas lahan. Bengkaknya biaya di luar

kebun memicu timbulnya kerugian didominasi oleh aspek penjagaan keamanan,

pengusahaan air dan transportasi tenaga kerja. Keamanan kebun perlu dilakukan

sebagai upaya pengamanan hasil kebun, dimana lahan yang berada pada

lingkungan kurang kondusif memerlukan dukungan keamanan lebih intensif.

Pembiayaan pemenuhan air relatif tinggi pada daerah yang sulit tersediakan air.

Air diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan sesuai fase pertumbuhannya,

Tingginya biaya transportasi tenaga kerja umumnya terjadi karena lokasi kebun

berada jauh dari lingkungan sumber tenaga kerja, sehingga pengelola tebu harus

mendatangkan tenaga kerja dengan konsekuensi memberikan subsidi/ imbalan

atas biaya transportasi, mengingat tenaga diperlukan untuk memenuhi operasional

pekerjaan teknis budidaya tebu.

Page 64: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

49

Tabel 4.4. Komparasi Faktor Pendukung Untung dan Rugi Budidaya Tebu Rakyat

Komponen

Nilai Rupiah yang digunakan, pada kategori tanaman

untuk Responden Untung

Nilai Rupiah yang digunakan, pada kategori tanaman

untuk Responden Rugi

PC RC PC RC

Dengan

Biaya

Sewa Lahan

Tanpa

Sewa

Lahan

Dengan

Biaya Sewa

Lahan

Tanpa

Sewa

Lahan

Dengan

Biaya Sewa

Lahan

Tanpa

Sewa

Lahan *)

Dengan

Biaya Sewa

Lahan

Tanpa Sewa

Lahan

A. Biaya

Persiapan Lahan 9.965.000 2.900.000 8.195.833

10.131.250

8.348.750

Tanam & Pemeliharaan Tanaman 4.920.000 3.650.000 4.222.917 4.167.000 4.228.625

6.687.500 6.666.667

Panen (TMA) 6.475.000 6.000.000 5.859.375 6.516.667 4.625.000

5.075.000 6.000.000

Biaya diluar kebun 177.500 400.000 462.500

917.500

313.750 376.667

Biaya Bahan 3.256.100 4.875.000 1.286.333 1.600.000 6.381.250

1.769.375 2.081.667

Jumlah Biaya 24.793.600 17.825.000 20.026.958 12.283.667 26.283.625

22.194.375 15.125.000

B. Pendapatan

Jumlah Pendapatan 34.531.862 22.400.000 31.897.094 17.500.000 23.400.000

16.600.000 13.000.000

C. Income (penghasilan) 9.738.262 4.575.000 11.870.136 5.216.333 -2.883.625 -5.594.375 -2.125.000

Keterangan :

PC (Plant Cane/ Tanaman Pertama); RC (Ratoon Cane/ Tanaman Keprasan); *)

Tidak terdapat responden yang mengalami kerugian pada pengelolaan tebu PC tanpa sewa lahan.

Page 65: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

51

Kontrol keuangan yang baik dan tidak berhura-hura dapat meminimalisir

potensi kerugian yang terjadi. Ketersediaan air dan lokasi tenaga kerja dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam pembangunan kebun tebu agar diperoleh

hasil maksimal dengan biaya efisien. Aspek sarana produksi yang tidak berimbang

tampak juga berperan dalam pengusahaan tebu menjadi kurang menguntungkan.

Aplikasi pemupukan yang dilakukan dengan biaya besar belum tentu sebanding

dengan hasil produksi yang didapatkan. Pemberian pupuk secara berimbang akan

mendukung optimalnya pertumbuhan tanaman. Aplikasi pupuk yang cukup tinggi

diduga kuat disebabkan oleh penampilan keragaan tanaman yang kurang baik,

sehingga petani berpikiran untuk memberikan pupuk secara berlebih. Pemberian

pupuk yang melebihi batas kebutuhannya menjadikan pemborosan usaha.

Berdasarkan pendapatan yang diperoleh oleh petani yang cenderung

mengalami kerugian menunjukkan bahwa pendapatan mereka 26-48% dibawah

petani yang mengalami keuntungan. Kondisi terebut menunjukkan hasil produksi

yang dicapai cenderung kurang maksimal. Apabila menggunakan asumsi

rendemen 6,5%, harga gula Rp. 10.000,- per kg, dan gula bagian petani 66%,

maka produktifitas lahan petani yang mengalami kerugian berkisar 300-545

kuintal tebu per hektar. Produksi tersebut tidak mampu mengembalikan modal

usaha yang digunakan, sehingga pengusahaan tebu rakyat cenderung rugi.

Ketepatan waktu aplikasi berbagai kegiatan budidaya pada fase – fase

pertumbuhan akan mampu mendukung tumbuh dan berkembangnya tanaman

secara optimal sehingga mampu memberikan hasil produksi tinggi. Struktur biaya

dalam pelaksanaan budidaya tebu rakyat dengan mengacu pada Tabel 4.3, apabila

dipersentasekan dalam tabulasi tampak pada Tabel 4.5.

Pengelolaan lahan melalui lahan sewa menunjukkan biaya penyiapan lahan

dan sewa lahan menjadi biaya yang mendominasi (>30%) (Tabel 4.5). Hal ini

dapat diperhatikan dengan cermat agar budidaya tebu dapat untung dan

berkelanjutan, sedangkan pengelolaaan tebu pada lahan sendiri (tanpa sewa),

biaya tebang angkut (biaya panen) menjadi biaya dominan.

Page 66: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

52

Tabel 4.5. Persentase Komponen Struktur Biaya Budidaya Tebu Rakyat

Komponen Keuangan

Persentase komponen biaya (%), pada kategori

tanaman

PC RC

Dengan

Nilai Sewa

Lahan

Tanpa Nilai

Sewa Lahan

Dengan

Nilai Sewa

Lahan

Tanpa Nilai

Sewa Lahan

Distribusi Biaya

a. Persiapan lahan dan sewa 36,91 16,27 36,42 0,00

b. Budidaya 15,77 20,48 22,31 40,97

c. Sarana Produksi 22,52 27,35 9,88 14,92

d. Proses Panen (TMA) 17,29 33,66 25,98 41,56

e. Biaya diluar kebun 7,51 2,24 5,40 2,55

Total 100,00 100,00 100,00 100,00

Pengelolaan tebu di lahan sewa didukung keseriusan petani dalam

menggarap sehingga diperoleh penghasilan yang lebih baik dibandingkan pada

pengelolaan di lahan sendiri. Motivasi dan semangat bisnis dengan

memperhatikan untuk dan rugi usahanya menjadi perhatian mutlak bagi petani

penyewa lahan. Penghasilan (income) yang diperoleh petani pada pengelolaan

tebu tanaman PC menggunakan sewa lahan > tanaman RC dengan sewa >

tanaman PC tanpa sewa > tanaman RC tanpa sewa.

Kondisi aktual di lapang menunjukkan bahwa tanaman PC dapat lebih baik

dalam memberikan penghasilan bagi petani ketika dikelola dengan baik.

Pengerjaan teknis budidaya tebu dengan baik, sehingga memperoleh hasil

maksimal. Kondisi tanaman keprasan dapat berpeluang menyebabkan penghasilan

petani relatif lebih rendah ketika pembudidayaan keprasan tersebut tidak

memenuhi kaidah baku teknis budidaya, pemanfaatan keprasan berulang/ melebihi

rekomendassi teknis. Tidak sedikit dijumpai kondisi tebu keprasan petani yang

lebih dari 4 kali masa panen, sehingga pertumbuhan tebu cenderung kecil. Petani

cenderung tetap merawat tebu keprasan tersebut mengingat keterbatasan biaya

untuk pembongkaran tanaman tebu dan ketersediaan benih berkualitas di sekitar

wilayah tersebut.

Apabila analisis usaha tani tebu rakyat tidak memperhitungkan pengeluaran

biaya sewa lahan, maka penghasilan (income) rata- rata secara keseluruhan

Page 67: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

53

responden sebesar Rp. 10.877.320,- sebagaimana tampak pada Tabel 4.6.

Distribusi sebaran responden yang mengalami keuntungan sejumlah 28 responden

(85%), dan 5 responden (15%) mengalami kerugian.

Responden yang mengalami keuntungan, memperoleh rata- rata laba usaha

sebesar Rp.13.178.449. Sedangkan responden yang mengalami kerugian, rata-rata

merugi hingga Rp. 2.009.000,- per ha per tahun. Analisis R/C ratio menunjukkan

nilai 1,74 (layak), sedangkan profitabilitas 0,42 (untung).

Tabel 4.6. Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat berdasarkan Observasi Lapang di

Wilayah PG Kedawung Tanpa Memperhitungkan Biaya Sewa Lahan.

No Hasil

Usaha

Jumlah

Responden

Rerata (Rp), per Ha

Biaya *)

Pendapatan Income

(Penghasilan)

1 Untung 28 14.284.591 27.463.040 13.178.449

2 Rugi 5 16.929.000 14.920.000 -2.009.000

Jumlah/ Rerata

tertimbang 33 14.685.259 25.562.580 10.877.320

R/C Ratio 1,74

Profitabilitas 0,42

Keterangan : *)

Biaya tidak termasuk nilai sewa lahan

Seorang petani secara umum apabila memenuhi kondisi rata-rata secara

tertimbang (rata- rata memperhitungkan bobot untuk setiap data) sebagaimana

Tabel 4.6, budidaya tebu rakyat dengan pengelolaan lahan tebu 12,65 ha tanpa

memperhitungkan nilai sewa lahan dapat memperoleh penghasilan (income)

sebesar Rp. 137.598.098 per tahun (setara Rp. 11.466.508 per bulan). Apabila

dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 yang

ditetapkan sebesar Rp. 3.288.100,-, maka penghasilan (income) petani lebih tinggi

sekitar 348%.

Secara khusus, petani yang mengalami untung dalam berbudidaya tebu

dapat memperoleh penghasilan (income) Rp. 13.178.449 per hektar per tahun.

Pengelolaan lahan tebu 12,65 ha akan memberikan penghasilan Rp. 166.707.379

per tahun (setara Rp. 13.892.281 per bulan). Penerimaan hasil usaha tebu pada

Page 68: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

54

kondisi untung sebesar 422% diatas UMKab Pasuruan Tahun 2017. Petani yang

mengalami kondisi rugi dalam berbudidaya tebu dapat menderita kerugian sebesar

Rp. 2.009.000 per hektar per tahun. Pengelolaan lahan tebu 12,65 ha dapat

berdampak pada kerugian sebesar Rp. 25.413.850 per tahun.

Berdasarkan pengalaman petani yang berbudidaya tebu menunjukkan

adanya pengeluaran biaya yang lebih tinggi pada tanaman PC, sehingga pada

umumnya para petani akan mengkombinasikannya antara pengelolaan lahan PC

dan RC (keprasan) agar diperoleh penerimaan (income) positif. Hasil observasi

menunjukkan bahwa petani menggunakan sebagian lahan milik sendiri (tanpa

sewa) serta lahan sewa untuk tebu. Begitu besarnya pengaruh komponen nilai

sewa lahan tersebut menjadi salah satu penentu utama daya saing usaha tebu yang

kompetitif. Kombinasi pengelolaan tersebut dimaksudkan untuk keseimbangan

pembiayaan, pendapatan dan penerimaan dalam usaha.

4.4.3. Komparasi Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat Norma Dasar Pabrik

Gula Dengan Kondisi Aktual di Lapang

Apabila diperbandingan dengan kondisi yang sama antara analisis dasar PG

dengan analisis hasil observasi lapang menunjukkan bahwa biaya yang digunakan

oleh petani sebesar 80% dari anggaran biaya dasar (norma dasar PG terendah,

TRIT K). Artinya para petani cenderung mereduksi biaya dalam pola

budidayanya. Keterbatasan dana oleh petani ini didukung oleh tidak adanya

bantuan kredit bagi petani tebu untuk musim giling 2014/2015. Dengan demikian,

petani cenderung mengelola tanamannya sesuai dengan kemampuan keuangannya

dan menyeleksi beberapa pekerjaan teknis budidaya yang tidak dilaksanakan

untuk menghemat biaya produksi.

Pendapatan petani berkisar 88% dari nilai perolehan standar norma PG

(Tabel 4.7). Belum maksimalnya pendapatan petani ini diduga terjadi karena

kurang optimalnya pengelolaan budidaya tebu serta faktor penilaian kualitas tebu

yang dirasa masih belum representatif dalam menilai kondisi aktual bahan baku.

Page 69: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

55

Tabel 4.7. Komparasi Biaya dan Pendapatan antara Angka Dasar PG dengan

Kondisi Lapang di Tingkat Petani di Wilayah PG Kedawung.

Komponen

Hasil (Rp) % kondisi lapang

terhadap angka

dasar pabrik gula Analisis Dasar PG

*) Analisis Lapang

**)

Biaya 18.398.324 14.685.259 80

Pendapatan 29.168.088 25.562.580 88

Keterangan : *)

nilai analisis dasar minimum Pabrik Gula (Kategori TRT I K), **)

tidak termasuk sewa lahan)

Deviasi persentase biaya dan pendapatan dalam berbudidaya tebu

menunjukkan adanya optimasi/ penghematan biaya oleh petani untuk memperoleh

penghasilan (income) optimal. Pembiayaan yang dikeluarkan hanya 80% mampu

menghasilkan pendapatan hingga 88%, meskipun kondisi tipe pengelolaan lahan

di lapang tidak sepenuhnya berada pada kondisi lahan tegalan dengan pola

tanaman pertama (PC) sebagaimana contoh norma dasr PG yang dibandingkan.

4.4.4. Uji Beda Stuktur Analisis Usaha Tani Pada Berbagai Pengelolaan

Uji beda struktur biaya pada 8 kategori pengelolaan tebu dilakukan dengan

menggunakan uji ANOVA (jika asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi)

atau dengan menggunakan uji Kruskal Wallis (jika asumsi normalitas dan

homogenitas tidak terpenuhi). Hasil analisis uji beda pada berbagai komposen

struktur biaya diidentifikasikan sebagai berikut :

Biaya Garap. Biaya garap usaha tani tebu berkisar antara Rp. 4.167.000 – Rp.

20.842.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 12.516.356 dan standar deviasi Rp.

4.633.176. Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000,

nilai ini < 0,05 yang berarti biaya garap pada tiap-tiap kriteria pengelolaan tebu

berbeda secara signifikan. Pemilihan kriteria pengelolaan tebu akan

mempengaruhi besar kecilnya biaya garap yang akan dikeluarkan pabrik dalam

usaha tani tebu yang dijalankannya. Berdasarkan distribusi biaya garap yang

dilakukan nampak bahwa rata-rata biaya garap usaha tani tebu terbesar dilakukan

Page 70: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

56

pada tanaman PC dengan sistem sewa lahan (PCs) dengan rata-rata biaya garap

sebesar Rp. 15.973.062, sedangkan rata-rata biaya garap terendah dikeluarkan

pada pengelolaan oleh pabrik gula pada lahan tegalan dan tanaman keprasan (TRT

II K) dengan rata-rata biaya garap sebesar Rp. 4.429.562.

Saprodi. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan pelau usaha berkisar antara 0 –

Rp. 7.640.000 dengan rata-rata biaya sarana produksi sebesar Rp.2.962.324 dan

standar deviasi sebesar Rp.2.288.669. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis

diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,002, nilai ini < 0,05 yang berarti biaya saprodi

pada tiap-tiap kriteria pengelolaan berbeda secara signifikan. Berdasarkan

distribusi biaya saprodi dapat dilihat rata-rata biaya sarana produksi terbesar

dikeluarkan oleh pengelola petani pada kondisi lahan PC di lawan sewa (PCs)

dengan nilai sebesar Rp. 6.543.125 dan rata-rata biaya saprodi terendah

dikeluarkan oleh petani dengan pengelolaan keprasan pada lahan sewa (RCs)

dengan rata-rata sebesar Rp. 1.479.550.

Panen. Besar biaya panen pelaku usaha tebu berkisar antara 0 – Rp. 9.562.500

dengan rata-rata panen sebesar Rp.5.653.177 dan standar deviasi sebesar Rp.

2.183.204. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh nilai signifikan adalah

sebesar 0,549, nilai ini > 0,05 yang berarti biaya panen pada tiap-tiap norma dasar

pabrik tidak berbeda secara signifikan.

Total Biaya. Total biaya yang dikeluarkan pelaku usaha tebu berkisar antara Rp.

11.944.963 – Rp. 32.660.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 21.131.856 dan standar

deviasi sebesar 5.602.654. Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh nilai

signifikan adalah sebesar 0,000, nilai ini < 0,05 yang berarti total biaya pada

berbagai kategori pengelolaan berbeda secara signifikan.

Total Pendapatan. Total pendapatan yang diperoleh pelaku usaha tebu berkisar

antara Rp. 12.000.000 – Rp. 47.010.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 26.077.358

dan standar deviasi sebesar 9.216.565. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis

diperoleh nilai signifikan sebesar 0,128, nilai ini > 0,05 yang berarti total

pendapatan yang diperoleh pengelola pada berbagai kriteria tidak berbeda secara

signifikan..

Page 71: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

57

Penghailan (Income). Penghasilan petani (income) atau sering juga disebut

sebagai sisa hasil usaha yang diperoleh pelaku usaha tani berkisar antara Rp.

7.450.000 – Rp. 17.435.403 dengan rata-rata sebesar Rp. 4.945.499 dan standar

deviasi sebesar 8.514.253. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh nilai

signifikan sebesar 0,586, nilai ini > 0,05 yang berarti penghasilan (income) yang

diperoleh petani pada tiap-tiap pola pengelolaan tidak berbeda secara signifikan

Komponen struktur biaya maupun penerimaan dari usaha tani tebu yang

telah dianalisis keragamannya sebagaimana uraian diatas disajikan sebagaimana

Tabel 4.8. Total biaya produksi tebu rakyat menunjukkan perbedaan signifikan,

bahkan ada beberapa hal yang sangat ekstrim dilakukan oleh petani yakni dengan

tidak memberikan input sarana produksi mengingat keterbatasan dana dan

perhitungan potensi hasilnya, serta adanya penjualan tebu petani dalam bentuk

tebu tegakan (ijon) yang ditengarai dengan tidak munculnya biaya panen. Begitu

selektifnya pembiayaan dan upaya meminimalisir resiko dengan menjual secara

ijon dilakukan beberapa petani mengingat ketidakpastian pasar dan lama durasi

penerimaan hasil usaha.

Tabel 4.8. Hasil Uji Beda Pada parameter Penyusun Analisis Usaha Tani Tebu

No Parameter Uji Beda Nilai Signifikan Hasil Analisis

1 Biaya Garap 0,000 Beda Signifikan

2 Biaya Saprodi 0,002 Beda Signifikan

3 Biaya Panen 0,549 Tidak Beda Signifikan

4 Total Biaya 0,000 Beda Signifikan

5 Total Pendapatan 0,128 Tidak Beda Signifikan

6 Penghasilan (income) 0,586 Tidak Beda Signifikan

Komponen biaya panen, total pendapatan serta penghasilan (income) tidak

menunjukkan kondisi yang berbeda secara signifikan pada berbagai kategori

pengelolaan budidaya tebu rakyat mulai dari tebu lahan sawah baik yang

menggunakan lahan sendiri maupun sewa, serta pada lahan tegalan (Tabel 4.8).

Pengelola tebu sudah melakukan keragaman dalam operasional budidaya dalam

hal biaya garap, biaya saprodi hingga total biaya ternyata belum mampu

Page 72: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

58

memberikan perbedaan sisa hasil usaha yang signifikan, hasil tersebut sejalan

dengan analisis usaha tani tebu rakyat berdasarkan hasil observasi lapang.

4.5. Analisis Loyalitas Petani Tebu Rakyat di Kabupaten Pasuruan

Berbudidaya tebu prospektif dilakukan di Kabupaten Pasuruan pada tahun

dilakukannya penelitian. Dinamika perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat

tentunya dapat mengubah berbagai peluang yang ada. Keberlanjutan pengusahaan

tebu rakyat, selain dipengaruhi oleh perhitungan analisis usaha tani juga

dilandaskan atas loyalitas petani. Petani tebu akan cenderung melakukan budidaya

tebu dalam kondisi usaha yang untung, adanya kesadaran, pemahaman dan

pengetahuan lain tentang usaha tersebut yang bersifaat positif. Loyalitas petani

dalam mendukung keberlanjutan budidaya tebu dapat dilihat dari aspek loyalitas

itu sendiri, aspek peran perilaku petani, aspek peran pemerintah dan aspek peran

PG.

Kajian aspek loyalitas petani dikaji atas dasar 5 indikator (kesesuaian lahan

untuk tebu, kepemilikan lahan, pola kemitraan dengan PG, pengalaman

berbudidaya tebu rakyat serta penghasilan dari berbudidaya tebu rakyat), aspek

peran perilaku petani dikaji atas 12 indikator (pengetahuan kesesuaian lahan,

sikap terhadap kesesuaian jenis/ varietas, penguasaan teknologi, jaminan kualitas

serta kontinuitas giling, pembagian resiko, pemerataan kesejahteraan, pengelolaan

pasca panen, kecukupan sarana dan prasarana, kepemilikan lahan, akses

permodalan, tingkat pendidikan serta sikap mental petani), aspek peran

pemerintah dikaji atas 10 indikator (usaha cipta kondisi pengembangan usaha

berdayasaing, dukungan regulasi, upaya perbaikan dan pengembangan

infrastruktur kemitraan, perlindungan petani dari ekploitasi, dukungan ssistem

informasi terintegrasi, upaya promosi, dukungan kredit permodalan, berjalannya

peran sebagai motivator, berjalannya peran sebagai stabilisator serta pemerata

keadilan, dan aspek peran pabrik gula dikaji atas dasar 8 indikator (pemberian

bimbingan dan penyuluhan, penyusunan rancana usaha, penjaminan kredit

permodalan, bimbingan teknologi, penyediaan sarana produksi (saprodi),

Page 73: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

59

penjaminan pembelian hasil produksi tebu, promosi hasil produksi serta

pengembangan teknologi.

4.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Berbagai Peran Pendukung

Loyalitas Petani Tebu Rakyat.

Observasi berbagai peran pendukung loyalitas petani dilakukan melalui

kuisioner tertutup dengan 35 pertanyaan. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

guna melihat potret kuisioner yang relevan. Uji validitas dilakukan dengan

melihat nilai koefisien korelasi Pearson Product Moment, sedangkan uji

reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha masing-masing

instrumen.

A. Uji Validitas

Uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment, dimana

pertanyaan dalam angket kuesioner dinyatakan valid dalam mengukur variabel

penelitian jika pertanyaan tersebut memiliki nilai signifikan < 0,05 atau

pertanyaan tersebut memiliki nilai koefisien korelasi (R hitung) > nilai R tabel.

Jumlah sampel sebanyak 175 (n=175) dengan taraf signifikan 0,05, nilai R tabel

dalam Tabel R sebesar 0,1484 (R tabel dengan df = n – 2 = 175 – 2 = 173 dan

taraf signifikan sebesar 0,05). Dengan demikian, dalam tahap uji validitas ini,

pertanyaan- pertanyaan dikatakan valid dalam mengukur variabel penelitian jika

memiliki nilai signifikan < 0,05 atau R hitung > 0,1484, sedangkan pertanyaan

yang memiliki nilai R tabel < 0,1484 atau nilai signifikan hasil uji validitas > 0,05

dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid dan akan dihapus dari instrumen

penelitian.

A.1. Uji Validitas Instrumen Loyalitas

Variabel loyalitas diukur dengan 5 indikator yaitu pertanyaan bernomor 1 –

5 tertera dalam kuisioner (Lampiran 2). Hasil uji validitas 5 item pertanyaan

dalam variabel loyalitas tertera pada Tabel 4.9.

Page 74: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

60

Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Loyalitas

Indikator Signifikan R Hitung R Tabel Validitas

X1 0,000 0,555 0,1484 valid

X2 0,000 0,622 0,1484 valid

X3 0,000 0,550 0,1484 valid

X4 0,000 0,397 0,1484 valid

X5 0,000 0,780 0,1484 valid

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat seluruh item pertanyaan memiliki

signifikan < 0,05 dan R hitung > R tabel yang menunjukkan bahwa seluruh item

pertanyaan valid dalam mengukur variabel loyalitas sehingga dapat digunakan

untuk mengukur variabel loyalitas.

A.2. Uji Validitas Instrumen Peran Pemerintah

Variabel peran pemerintah diukur dengan 10 indikator yaitu pertanyaan

bernomor 6 – 15 (Lampiran 2). Hasil uji validitas 10 item pertanyaan dalam

variabel peran pemerintah tertera pada Tabel 4.10. Seluruh pertanyaan memiliki

nilai signifikan < 0,05 dan R hitung > R tabel yang menunjukkan bahwa seluruh

item pertanyaan valid dalam mengukur variabel peran pemerintah.

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Peran Pemerintah

Indikator Signifikan R Hitung R Tabel Validitas

X6 0,000 0,666 0,1484 valid

X7 0,000 0,622 0,1484 valid

X8 0,000 0,748 0,1484 valid

X9 0,000 0,604 0,1484 valid

X10 0,000 0,632 0,1484 valid

X11 0,000 0,767 0,1484 valid

X12 0,000 0,570 0,1484 valid

X13 0,000 0,749 0,1484 valid

X14 0,000 0,463 0,1484 valid

X15 0,000 0,623 0,1484 valid

Page 75: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

61

A.3. Uji Validitas Instrumen Peran Pabrik Gula

Variabel peran Pabrik Gula (PG) diukur dengan 8 indikator melelui

pertanyaan bernomor 16 – 23 (Lampiran 2). Hasil uji validitas pertanyaan dalam

variabel Peran Pabrik Gula tertera pada Tabel 4.11. Seluruh pertanyaan memiliki

nilai signifikan < 0,05 dan R hitung > R tabel yang menunjukkan bahwa seluruh

item pertanyaan valid dalam mengukur variabel peran pabrik gula.

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Peran Pabrik Gula

Indikator Signifikan R Hitung R Tabel Validitas

X16 0,000 0,730 0,1484 valid

X17 0,000 0,447 0,1484 valid

X18 0,000 0,714 0,1484 valid

X19 0,000 0,863 0,1484 valid

X20 0,000 0,569 0,1484 valid

X22 0,000 0,823 0,1484 valid

X23 0,000 0,781 0,1484 valid

A.4. Uji Validitas Instrumen Perilaku Petani

Variabel perilaku petani diukur dengan 12 indikator melalui pertanyaan

bernomor 24 – 35 (Lampiran 2). Hasil uji validitas 12 item pertanyaan dalam

variabel perilaku petani tercantum dalam Tabel 4.12..

Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Petani

Indikator Signifikan R Hitung R Tabel Validitas

X24 0,000 0,653 0,1484 valid

X25 0,000 0,646 0,1484 valid

X26 0,000 0,342 0,1484 valid

X27 0,000 0,155 0,1484 valid

X28 0,000 0,579 0,1484 valid

X29 0,000 0,500 0,1484 valid

X30 0,000 0,539 0,1484 valid

X31 0,000 0,417 0,1484 valid

X32 0,000 0,408 0,1484 valid

X33 0,000 0,355 0,1484 valid

X34 0,000 0,385 0,1484 valid

X35 0,000 0,662 0,1484 valid

Page 76: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

62

Seluruh pertanyaan memiliki nilai signifikan < 0,05 dan R hitung > R tabel

yang menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid dalam mengukur variabel

Perilaku Petani

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan memperhatikan nilai Cronbach’s Alpha,

dimana instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s

Alpha > 0,6. Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji reliabilitas keempat instrumen

penelitian.

Tabel 4.13. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas

Loyalitas 0,568 Reliabel

Peran Pemerintah 0,842 Reliabel

Peran Pabrik 0,846 Reliabel

Perilaku Petani 0,661 Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk instrumen

loyalitas sebesar 0,568, hal ini menunjukkan bahwa instrumen variabel loyalitas

cukup reliabel dalam mengukur variabel loyalitas, mengingat Guilford dalam

Sugiyono (2007) menyatakan instrumen dengan nilai Cronbach’s Alpha antara

0,400 – 0,700 dapat dinyatakan cukup reliabel.

Instrumen variabel peran pemerintah, peran pabrik gula dan perilaku petani,

memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 yang menunjukkan bahwa instrumen

tersebut reliabel (Cronbach’s Alpha 0,6). Nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 bisa

diterima sebagai batas terendah tingkat reliabilitas instrument (Hair dkk., 2014).

4.5.2. Tingkat Loyalitas Petani Tebu Rakyat

Loyalitas petani tebu rakyat menjadi hal penting untuk ditinjau, mengingat

mayoritas bahan baku tebu berasal dari kontribusi petani tebu. Penilaian loyalitas

Page 77: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

63

petani tebu rakyat dilakukan dengan memperhitungkan beberapa faktor, antara

lain : kesesuaian lahan, kepemilikan lahan, pola kemitraan dengan pabrik gula,

umur pengelolaan budidaya tebu rakyat dan pendapatan tebu rakyat. Observasi

dilakukan kepada petani di wilayah kajian sejumlah 175 respoden. Wawancara

dilakukan di dalam ruang maupun di lapang, dimana petani tersebut dijumpai.

Informasi yang diperoleh berdasarkan kuisioner secara umum diuraikan sebagai

berikut :

Menurut petani, lahan yang mereka gunakan untuk berbudidaya tebu relatif

sesuai dengan perolehan produktifitas > 550 -750 kuintal per hektar (47%) dan >

750 kuintal (47%). Secara teknis, kondisi kebutuhan lingkungan untuk tumbuh

tebu dapat diupayakan, akan tetapi dalam hal curah hujan nampaknya daerah

tersebut cenderung kering. Dengan demikian, faktor kritis utama yang dapat

menjadi penghambat teknis adalah ketersediaan air. Selama petani mampu

mengatasinya, baik dalam kondisi kekurangan maupun kelebihan maka tanaman

akan optimum.

Petani secara umum membudidayakan tebu pada lahan sewa dan berperan

sekaligus sebagai penggarapnya, dengan demikian petani lebih memperhitungkan

aspek bisnis yang dilakukan. Bahkan untuk menambah pendapatan (manfaat

usaha), para petani juga terlibat langsung pada kegiatan budidaya operasionalnya.

Apabila hal tersebut dilakukan, maka secara tidak langsung petani menerima

imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan sendiri.

Para petani sudah membentuk suatu wadah kelompok, bermitra dan

berbisnis dengan pabrik gula. Hubungan antara petani dengan pabrik gula

merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Alasan Petani Tebu menjadi

mitra usaha pabrik gula yaitu bahwa petani tidak mempunyai alat untuk mengolah

bahan baku dan petani berperan sebagai penyedia stok bahan baku, sedangkan

pabrik gula berperan sebaliknya (Ayyun dan Rahayu, 2013).

Petani secara umum (82%) sudah melakukan budidaya tebu hingga > 4

tahun. Petani sudah cukup berpengalaman dan tetap berbudidaya tebu/ loyal

dalam kurun waktu minimal 4 tahun. Meskipun demikian, 4 % dari responden

merupakan petani baru (berbudidaya < 2 tahun). Indikasi tersebut menunjukkan

Page 78: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

64

adanya penambahan minat petani dalam membudidayakan tebu dalam kurun 2

tahun terakhir sekitar 4%. Pergeseran minat petani tersebut diatas, belum tentu

berpeluang meningkatkan luasan produksi tebu apabila ada petani lain yang tidak

lagi mengusahakan tebu pada periode selanjutnya, karena beberapa hasil

penelitian menunjukkan pergeseran areal pertanaman tebu rakyat dari lahan sawah

ke lahan kering (Malian dan Syam, 1996). Periode pengelolaan tebu milik petani

cenderung dilakukan secara terus-menerus (keprasan berulang) mengingat upaya

pembongkaran tanaman tebu tidak dapat dilakukan karena memerlukan biaya

cukup tinggi dan adanya keterbatasan ketersediaan benih berkualitas guna

pembangunan tanaman PCnya.

Pendapatan petani tebu (36%) dirasakan masih untung dengan margin yang

relatif tipis (< 10% dari modal yang ditanamkan) dalam tempo pengusahaan 1

tahun. Meskipun demikian, nilai tersebut relatif lebih besar dibanding suku bunga

deposito yang mencapai 7 % per tahun. Pemanfaatan modal kerja untuk

mengusahakan tebu masih dapat lebih baik dalam memberikan keuntungan

dibandingkan dengan menyimpan uang dalam deposito bank.

Usaha tebu relatif menguntungkan dan lebih baik dibanding komoditas

lainnya disampaikan oleh sekitar 15% responden. Tingginya margin pendapatan

petani dibanding komoditas lainnya ini diduga oleh adanya persaingan komoditi

yang mampu tumbuh di area tebu yang ada, seperti contohnya di area yang

cenderung kering, maka tanaman tebu relatif lebih toleran dibanding tanaman

pangan lain.

Tingkat loyalitas responden yang diperhitungkan melalui scooring penilaian

didapatkan nilai loyalitas sebesar 82,68% (kategori sangat tinggi) dengan skor

penilaian responden rata-rata 20,56 (skor maksimal 25) sebagaimana tampak pada

Tabel 4.14. Nilai 82,68% diperoleh dari nilai skor hasil penghitungan kuisioner

(20,56) dibagi dengan skor maksimal pada kategori peran terkait (nilai 25)

dikalikan dengan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum petani masih

memiliki kecenderungan loyal (tetap akan membudidayakan tebu rakyat).

Meskipun demikian, 17,32 % responden dapat berpeluang menjadi tidak loyal

oleh adanya beberapa faktor diantara kelima faktor yang dikaji diatas.

Page 79: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

65

Tabel 4.14. Kategori Loyalitas Petani Tebu Rakyat

Uraian Nilai

Jumlah Responden 175

Nilai Skor Target Total 25

Rata-rata 20,57

Kategori Sangat Tinggi

Persentase Nilai (%) 82,26

Tingkat loyalitas pengelolaan tebu rakyat yang dilakukan petani di sekitar

wilayah kajian juga menunjukkan distribusi loyalitas sangat rendah hingga sangat

tinggi. Sebaran frekuensi loyalitas petani pengusaha tebu rakyat tersaji

sebagaimana Tabel 4.15. Petani yang memiliki loyalitas cukup tinggi hingga

sangat tinggi sejumlah 98,86%, sedangkan 1,14% responden cenderung memiliki

loyalitas rendah hingga sangat rendah.

Tabel 4.15. Distribusi Loyalitas Petani Tebu Rakyat di Wilayah PG Kedawung

Frekuensi loyalitas Responden

orang %

Sangat Tinggi (20,1-25) 82 46,86

Tinggi (15,1-20) 86 49,14

Cukup Tinggi (10,1-15) 5 2,86

Rendah (5,1-10) 1 0,57

Sangat Rendah (0-5) 1 0,57

Jumlah 175 100,00

4.5.3. Tingkat Peran Pemerintah

Pemerintah berupaya menciptakan peluang pengembangan usaha tebu

sehingga mampu meningkatkan dayasaing dengan berbagai kegiatan sebanyak 1

hingga 2 kali dalam satu periode musim giling menurut mayoritas responden.

Cipta kondisi ini sangat diperlukan oleh petani guna memotivasi keberlanjutan

Page 80: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

66

budidaya tebu. Semakin meningkat daya saing komoditas tentunya memberikan

nilai tambah komoditas dan berpotensi pada peningkatan kesejahteraan.

Peran pemerintah dalam mendukung budidaya tebu rakyat melalui regulasi

yang dikeluarkan setidaknya pernah dirasakan oleh petani. Dua kebijakan yang

ditujukan kepada petani tebu adalah penetapan pola glebagan yang menentukan

batasan areal tebu seluas 30 persen dari luas wilayah, serta penetapan wilayah

kerja pabrik gula. Kedua kebijaksanaan itu telah menghilangkan kesempatan

petani untuk memilih komoditas yang ingin diusahakan serta memperoleh

penerimaan usahatani yang lebih tinggi (Malian dan Syam, 1996). Kebijakan yang

pernah diimplementasikan tersebut mampu meminimalisir menurunnya area tebu

dan berpindahnya pengiriman bahan baku dari satu wilayah ke wilayah lain serta

mendukung penghitungan area tebu yang relatif terbarukan (update) dan terpantau

baik serta terjaga keberlanjutannya. Mobilisasi sarana transportasi tidak terlalu

tinggi mempengaruhi loyalitas, mengingat jarak kebun petani di wilayah kajian ke

pabrik masih dalam batas wajar. Kebijakan penetapan pola glebagan dan

penetapan wilayah kerja pabrik gula sudah tidak lagi diimplementasikan sehingga

dalam perkembangan area tebu dapat berfluktuatif sesuai selera petani dan tebu

hasil produksi suatu daerah pun dapat berpindah/ digiling ke daerah lain.

Pembinaan pemerintah kepada petani dilakukan melalui pertemuan secara

periodik 2 kali selama periode giling guna menjalin hubungan kemitraan yang

baik. Pembinaan pemerintah kepada petani dilakukan sebagai upaya

meningkatkan kerjasama antar petani, pihak pabrik gula serta pemerintah yang

merupakan salah satu strategi dalam mengembangkan sistem kemitraan (Ayyun

dan Rahayu, 2013).

Petani belum merasakan perlindungan usaha tebu rakyat dari pemerintah

dinyatakan oleh dominasi responden (36%). Meskipun pemerintah telah

menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) yang naik setiap tahunnya, namun HPP

tersebut tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus ditanggung oleh petani

yang cenderung semakin tinggi. Struktur pasar gula yang oligopolistik

menyebabkan ketidakpastian atau ketidakstabilan harga gula. Tingginya

Page 81: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

67

permintaan dan berkurangnya pasokan gula di pasar tidak otomatis meningkatkan

pendapatan petani tebu (Susilo dkk., 2016).

Peranan pemerintah dalam memberikan informasi secara terintegrasi

diberikan 1 kali selama musim giling. Upaya pemberian penyuluhan ini

merupakan salah satu dari strategi dalam memupuk sistem kemitraan (Ayyun dan

Rahayu, 2013). Pemerintah berperan dalam melakukan promosi bersama tentang

industri gula secara periodik 2 kali dalam satu musim giling yang dapat dilihat

melalui kegiatan promosi dengan bentuk partisipasi pada pameran teknologi gula

berskala internasional di Surabaya seperti Sugartech Expo yang melibatkan dan

menghadirkan petani tebu untuk dapat saling bertukar informasi serta

mempromosikan keunggulan produk maupun teknologinya.

Petani menganggap peran pemerintah cenderung melemah ketika bantuan

kredit untuk petani tebu dihilangkan, atau diganti dengan pola lain dari KKPE

(Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) menjadi KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang

secara birokrasi dan prosesnya dirasakan rumit oleh petani. Salah satu kerumitan

sistem KUR yang dirasakan adalah lahan yang harus bersertifikat, mengingat

sebagian besar lahan kebun tebu petani belum bersertifikat. Petani berharap model

penyerahan seluruh hasil tebu sebagai jaminan sekaligus alat pembayaran kredit

setelah gulanya terjual tetap dilanjutkan sebagaimana pola pemberian Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) untuk petani tebu.

Upaya memotivasi petani agar tumbuh dan berkembang dalam bertani tebu

oleh pemerintah dirasakan petani kurang konsisten. Beberapa kebijakan menjadi

cenderung kontradiktif. Beberapa kebijakan yang sudah dikeluarkan antara lain

Kebijakan Menperindag Nomor 643/MPP/Kep/9/2002 tentang tata niaga impor

gula yang mengharuskan importir terdaftar yang dapat mengimpor gula dan

memberikan jaminan harga minimal gula petani, SK Presiden Nomor 57/2004

yang menetapkan gula sebagai barang yang diawasi pemerintah, dan SK

Menperindag Nomor 527/MPP/Kep/2004 menyangkut impor gula yang

mempermudah pengawasan terhadap gula impor ilegal, pembatasan importir gula

serta ketentuan jenis gula dan peruntukannya, sebenarnya merupakan bentuk

perlindungan pemerintah terhadap petani tebu. Berbagai kebijakan dapat

Page 82: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

68

memberikan keuntungan bagi petani tebu apabila dilaksanakan dan diawasi secara

konsisten. Namun dalam praktek pelaksanaan regulasi tersebut belum diikuti

dengan pengawasan sehingga merugikan petani tebu (Susilo dkk., 2016).

Konsistensi kebijakan secara makro sudah semestinya dibuat dan dilaksanakan

dengan pengawasan yang ketat agar tujuan tercapai.

Peran stabilisator dari pemerintah kurang dapat dirasakan oleh petani,

dimana mereka berpendapat bahwa kesesuaian informasi yang diberikan dan

stabiitas harga hasil produksi hanya sebesar < 60%. Salah satu peran pemerintah

dalam stabilisasi harga dilakukan dengan menerbitkan SK Menteri Perdagangan

dan Koperasi No 122/KP/III/1981 perihal peran Bulog sebagai pembeli tunggal

seluruh produksi gula dalam negeri. Disamping itu, perdagangan gula

dikendalikan oleh pemerintah melelui monopoli Bulog (Wahyuni dkk., 2009).

Stabilisasi Bulog tersebut dilepaskan perannya dan diserahkan pada mekanisme

pasar saat ini, sehingga peranan stabilisasi cenderung menurun. Mekanisme pasar

bebas yang berjalan saat ini membuka peluang stabilisasi harga dikuasai oleh

pemodal kuat yang dapat mengatur harga di lapang.

Pemerintah dirasakan berperan dalam mewujudkan pemerataan keadilan

usaha tebu rakyat melalui adanya dukungan penerapan serta arahan industri gula

dalam Analisis Rendemen Individu (ARI) di wilayah kajian. Setiap individu

berpotensi mendapatkan hasil rendemen kualitas bahan baku sesuai tebu yang

dimilikinya. Salah satu peralatan yang berkembang akhir-akhir ini adalah

penggunaan alat deteksi kualitas tebu secara individu melalui perangkat Core

Sampler. Peralatan Core sampler saai ini belum diterapkan oleh PG Kedawung

dengan berbagai pertimbangan. PG Bungamayang di Propinsi Lampung sudah

mewujudkan dan mengimplementasikan teknolgi tersebut, dan saat ini mulai

diimplementasikan pada sebagaian PG di Jawa, seperti PG Ngadirejo Kediri, dan

PG Kebun Tebu Mas-Lamongan.

Hasil observasi pada responden menunjukkan peran pemerintah dalam

mendorong loyalitas petani berbudidaya tebu rakyat Cukup Tinggi (nilai skor

28,62, dari nilai maksimal 50). Peran pemerintah menempati 57,23% dari kisaran

kategori sebagaimana tertera pada Tabel 4.16. Nilai 57,23% diperoleh dari nilai

Page 83: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

69

skor (28,62) dibagi dengan skor maksimal pada kategori peran terkait (nilai 50)

dikalikan dengan 100%.

Distribusi pilihan responden terhadap peran pemerintah menunjukkan

distribusi pilihan pada kategori secara berurutan dari tinggi ke rendah yaitu Cukup

Tinggi (55,43%), Tinggi (27,43%), Rendah (14,86%), Sangat Tinggi (1,71%),

dan Sangat Rendah (0,57%) sebagaimana tersaji pada Tabel 4.17. Dominasi

pilihan peran pemerintah dirasakan Cukup Tinggi oleh 55,43% responden

dengana nilai skor pada kisaran 20,1 -30,0. Hal tersebut identik dengan nilai skor

kategori total peran pemerintah yang Cukup Tinggi dengan skor 28,62.

Tabel 4.16. Nilai Skor dan Kategori Peran Pemerintah Dalam Mendukung

Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat.

Uraian Nilai

Jumlah Responden 175

Nilai Skor Target Total 50

Rata-rata 28,62

Kategori Cukup Tinggi

Persentase Nilai (%) 57,23

Tabel 4.17. Distribusi Peran Pemerintah Dalam Mendukung Loyalitas Petani

Berbudidaya Tebu Rakyat.

Peran Pemerintah Responden

orang %

Sangat Tinggi (40,1-50) 3 1,71

Tinggi (30,1-40) 48 27,43

Cukup Tinggi (20,1-30) 97 55,43

Rendah (10,1-20) 26 14,86

Sangat Rendah (0-10) 1 0,57

Jumlah 175 100,00

Opini petani terhadap peran pemerintah dalam mendukung keberlangsungan

usaha tani tebu rakyat dikategorikan dalam kondisi cukup tinggi, sehingga perlu

Page 84: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

70

upaya pemerintah yang lebih tepat sasaran untuk mempertahankan konsistensi

peran tersebut dan sedapat mungkin untuk meningkatkan. Apabila tidaak

dilakukan upaya-upaya yang berperanan positif untuk mendukung

keberlangsungan usaha tani tebu rakyat, maka dimungkinkan terjadinya

pandangan peran pemerintah yang semakin rendah.

4.5.4. Tingkat Peran Pabrik Gula

Pabrik gula dirasakan intensif melakukan pertemuan dan penyuluhan

minimal 3 kali dalam satu periode giling. Bimbingan dan penyuluhan yang

dilakukan oleh pabrik dapat dilakukan didalam ruangan maupun luar ruangan

dalam bentuk kunjungan lapang (site visit).

Perencanaan periode giling oleh pabrik gula dilakukan dengan melibatkan

petani untuk menyusun rencana usaha. Pabrik gula berkepentingan terhadap

kuantitas dan kualitas bahan baku, sedangkan petani berkepentingan pada

kepastian pemasaran hasil tebu melalui penggilingan di pabrik gula. Pertemuan –

pertemuan untuk berbagai perencanaan tersebut dilakukan juga dalam wadah

Forum Temu Kemitraan (FTK).

Petani pernah merasakan adanya paket kredit yang dapat memenuhi modal

kerja usaha tebu, meskipun kebijakan tersebut bergeser dan cenderung sulit untuk

dipenuhi pada tahun terakhir ini. Petani sangat berharap adanya kemudahan

bantuan kredit usaha tebu, mengingat modal berbudidaya tebu cukup besar

meskipun dapat dilakukan pengembalian dalam periode panennya.

Bimbingan teknologi melalui keragaan tebu yang baik oleh pabrik gula

dirasakan keberadaannya oleh petani. Petani mendapatkan bimbingan teknologi

tersebut 2 kali selama periode giling di lapang (tanaman milik pabrik gula).

Mayoritas petani tebu rakyat pernah memanfaatkan fasilitas kredit KKPE

dengan penjamin kreditnya pabrik gula, bahkan 29% responden cenderung

memahami dan sering memanfaatkannya. Perubahan skema kredit dapat

berdampak pada melemahnya kekuatan modal petani yang menjadi peluang bagi

Page 85: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

71

pemodal-pemodal kuat untuk membantu mencukupi dana usaha dengan

memperoleh margin keuntungan dan pada akhirnya mengurangi porsi penghasilan

(income) dari petani karena sebagian penghasilannya dibagikan kepada pemodal-

pemodal kuat sebagai jasanya.

Peran pabrik gula dalam melaksanakan promosi harga gula dilakukan dalam

lelang gula secara terbuka. Petani memahami optimasi pabrik gula dalam

mewujudkan harga gula maksimal melalui lelang umum dan terbuka, meskipun

para peserta lelang kadang sangat berpotensi berkoloni dalam memenangkan

lelang apabila tanpa intervensi pemerintah sehingga gula yang dilelang dapat

terjual dengan harga yang tidak relevan dengan harga di pasar.

Petani merasakan manfaat peranan riset dalam memajukan industri gula

dalam penyediaan benih sehat dan unggul melalui program pembibitan dari unit

litbang pabrik gula, meskipun sering terjadi kekurangan benih yang disiapkan oleh

pabrik gula bagi petani binaannya. Upaya pengembangan riset dilakukan secara

periodik dalam 2 kali selama periode giling dengan peragaan tebu tegakan

maupun diskusi problem solving.

Peranan pabrik gula dalam mendukung loyalitas petani dalam berbudidaya

tebu termasuk kategori tinggi, dengan nilai skor 25,65 (dari nilai maksimal 40).

Penilaian responden dengan memperhitungkan persentase peranan PG sebesar

64,13% sebagaimana dalam Tabel 4.18. Nilai 64,13% diperoleh dari nilai skor

(25,65) dibagi dengan skor maksimal pada kategori peran terkait (nilai 40)

dikalikan dengan 100%.

Tabel 4.18. Nilai Skor dan Kategori Peran Pabrik Gula Dalam Mendukung

Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat.

Uraian Nilai

Jumlah Responden 175

Nilai Skor Target Total 40

Rata-rata 25,65

Kategori Tinggi

Persentase Nilai (%) 64,13

Page 86: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

72

Tingginya peran PG (pada kisaran skor 32,1-40,0) dalam pilihan responden

didukung oleh dominasi pilihan peran PG yang menempati 57% pilihan

responden. Sebaran distribusi peran pabrik gula didominasi oleh kategori Tinggi

(57%), Sangat Tinggi (18%), Cukup Tinggi (13%), Rendah (11%) hingga Sangat

Rendah (1%) sebagaimana tabulasi Tabel 4.19.

Tabel 4.19. Distribusi Peran Pabrik Gula dalam Mendukung Loyalitas Petani

Berbudidaya Tebu Rakyat.

Peran Pabrik Gula Responden

orang %

Sangat Tinggi (32,1-40) 31 17,71

Tinggi (24,1-32) 100 57,14

Cukup Tinggi (16,1-24) 23 13,14

Rendah (8,1-16) 19 10,86

Sangat Rendah (0-8) 2 1,14

Jumlah 175 100,00

4.5.5. Tingkat Peran Perilaku Petani Tebu Rakyat

Petani secara umum mengetahui kesesuaian lahan maupun budidaya untuk

tebu (>70%), sedangkan petani yang cenderung baru memulai bertani tebu

menyatakan tidak tahu sejumlah 2,2%. Keragaman pemahaman kesesuaian lahan

untuk tebu mendorong dilakukannya peningkatan pemahaman bagi yang belum

paham melalui peran partisipatif petani. Pola berbagi dan mengajak petani lain

yang belum paham untuk dapat memahami tersebut dapat memicu tumbuh dan

berkembangnya loyalitas petani.

Spesifikasi jenis tebu dipahami oleh sekitar 40% responden, sehingga

mereka dapat memilih varietas yang sesuai. Pemahaman ini didukung oleh

beragam aktivitas yang telah dilakukan oleh petani, antara lain telah mengikuti

pendidikan formal, berbagai bimbingan dan penyuluhan serta orientasi kondisi

aktual di lapang.

Page 87: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

73

Moyoritas petani responden mengetahui tahapan budidaya tebu yang terdiri

atas persiapan lahan hingga panen, meskipun 8% diantaranya merasa belum tahu.

Penguasaan teknologi budidaya disosialisasikan secara partisipatif bertujuan lebih

memudahkan petani dalam implementasi pemahaman budidaya.

Petani merasakan belum adanya jaminan penghargaan atas produksi tabu

yang dihasilkannya. Jaminan digilingnya tebu juga sering mengalami kendala

mengingat distribusi Surat Perintah Tebang Angkut (SPTA) yang menurut

sebagian petani belum mengakomodir dengan optimal. Ketidaklancaran distribusi

SPTA dapat berdampak pada ketidakseragaman tanaman keprasan dalam satu

hamparan, sehingga berdampak pada kelancaran usaha yang berkelanjutan.

Sejumlah 45% responden merasakan bahwa sudah terjadi pembagian resiko

usaha yang berimbang, namun 31% responden masih meyakini belum ada/ tidak

ada pembagian resiko yang adil antara petani dengan pabrik. Keragaman opsi

yang cukup berimbang diduga adanya keragaman hasil usaha yang diperoleh

petani, yakni margin laba atau rugi. Mayoritas responden petani (59%) merasakan

pemerataan kesejahteraan diantara pelaku bisnis gula, meskipun 17% responden

lain beranggapan adanya kesejahteraan yang tidak sepadan antara petani dan

pabrik gula. Kesenjangan ini harus terus diupayakan pemahamannya untuk kedua

belah pihak, agar dapat terwujud keberlangsungan usaha.

Petani yang mampu mandiri dalam mengelola hasil panen mulai dari proses

panen, mengangkut ke pabrik dan mengikuti perolehan hasil gula melalui analisis

rendemen di laboratorium sejumlah 47%. Petani yang cenderung menyerahkan

operasional panen kepada pabrik sejumlah 22%. Bahkan petani yang cenderung

tidak terlalu mengambil resiko panen melakukan penjualan tebu dengan cara ijon

(tebu tegakan) mencapai 17%. Biaya panen tebu merupakan biaya yang cukup

mendominasi dalam struktur budidaya tebu, bahkan dapat mencapai 30% dari

modal. Biaya sejumlah itu harus dikeluarkan dalam tempo waktu yang singkat,

sehingga memacu para petani untuk cenderung menyerahkan proses tebang

kepada pabrik gula, atau bahkan menyerahkan tanaman tebu tegakan untuk

diproses lebih lanjut oleh pihak ketiga. Ketidakberdayaan petani dalam modal

maupun pemenuhan tenaga kerja ini dapat menjadi peluang hilangnya margin

Page 88: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

74

keuntungan petani yang sangat dimungkinkan terbagi untuk pelaku proses panen

tersebut.

Tenaga kerja menjadi modal utama bagi petani tebu rakyat mengingat hanya

29% petani yang memiliki kecukupan modal, dukungan peralatan alat mesin

pertanian dan tenaga kerja sehingga peran unsur selain petani itu sendiri

diperlukan untuk menopang perilaku petani tetap berbudidaya tebu. Beragam

program telah dilakukan pemerintah maupun pabrik gula untuk membantu

pemenuhan saran dan prasarana tersebut, antara lain melalui program bantuan alat

dan mesin pertanian (alsintan) traktor kepada kelompok tani tebu, bantuan kredit

dengan bunga rendah melalui KKPE maupun KUR, serta beragam kemudahan

perolehan saprodi seperti benih maupun pupuk.

Mayoritas petani mengelola lahan > 1 ha yang terdapat pada lahan sendiri

maupun lahan sewa dengan harapan mampu memberikan pendapatan memadai.

Kondisi Upah Minimum Kabupaten (UMK) Pasuruan pada tahun 2017 sebesar

Rp. 3.288.100, dengan perolehan penghasilan (income) secara umum mencapai

Rp. 3.680.000 per hektar per musim panen, maka untuk memperoleh pendapatan

minimum sesuai UMK Pasuruan harus mengelola lahan tebu seluas 10,72 ha.

Berdasarkan karakteristik responden yang ada, pengelolaan lahan tebu petani

mencapai 12,65 ha yang bermakna penghasilan (income) petani tebu diatas UMK

Pasuruan.

Permodalan yang diperlukan oleh petani tebu secara dominan senilai

maksimal (>15 juta per hektar) (35% responden), sedangkan 28 % responden

memerlukan sekitar 5-7,5 juta per hektar, dan 22% responden memerlukan 7,6-10

juta per hektar. Keragaman peminatan modal sangat tergantung dari kekuatan

modal awal petani dan luas pengelolaan lahan. Semakin luas pengelolaan lahan

sebanding dengan modal yang diperlukan. Pinjaman permodalan tidak boleh

melebihi dari estimasi potensi hasil produksi tebu yang dapat berdampak pada

kemacetan pinjaman.

Petani tebu saat ini mayoritas merupakan petani yang terdidik dengan

jenjang pendidikan dari SD hingga > D3 / Sarjana. Petani yang cenderung tidak

Page 89: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

75

sekolah sejumlah 5%, sehingga pola pikir dalam upaya pengembangan tebu

haruslah bersifat rasional dan terbuka agar keberlanjutan usaha tetap terjaga.

Sikap mental petani tebu cenderung terbuka dan adaptif terhadap suatu

teknologi selama hal tersebut menguntungkan dibandingkan kondisi eksisting.

Mayoritas petani menyatakan paham terhadap cara budidaya tebu dengan baik,

meskipun dalam implementasinya mereka hanya melaksanakan sebagian kaidah

budidaya tebu yang baik sebagaimana disampaikan oleh 66% responden.

Peran perilaku petani itu sendiri dalam mendukung usaha tebu rakyat dinilai

Tinggi, dengan nilai rata-rata 42,39 dari total nilai maksimal sebesar 60. Peran

perilaku petani menempati 70,65 % nilai maksimalnya sebagaimana tampak pada

Tabel 4.20. Nilai 70,65% diperoleh dari nilai skor (42,39) dibagi dengan skor

maksimal pada kategori peran terkait (nilai 60) dikalikan dengan 100%.

Tabel 4.20. Nilai Skor dan Kategori Peran Perilaku Petani dalam Mendukung

Loyalitas Petani Berbudidaya Tebu Rakyat.

Uraian Nilai

Jumlah Responden 175

Nilai Skor Target Total 60

Rata-rata 42,39

Kategori Tinggi

Persentase Nilai (%) 70,65

Dominasi peran perilaku petani dalam mendukung loyalitas didukung oleh

penilaian responden pada kategori Tinggi mencapai 77,14%. Menurut responden,

peran perilaku petani terhadap loyalitas berbudidaya tebu didominasi oleh

kategori Tinggi (77,14%), Sangat Tinggi (10,30%), Cukup Tinggi 9,71%), Sangat

Rendah (1,14%), dan rendah (1,71%) sebagimana tampak pada Tabel 4.21.

Page 90: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

76

Tabel 4.21. Distribusi Peran Perilaku Petani dalam Mendukung Loyalitas Petani

Berbudidaya Tebu Rakyat.

Peran Perilaku Petani TR Responden

orang %

Sangat Tinggi (48,1-60) 18 10,30

Tinggi (36,1-48) 135 77,14

Cukup Tinggi (24,1-36) 17 9,71

Rendah (12,1-24) 2 1,14

Sangat Rendah (0-12) 3 1,71

Jumlah 175 100,00

Variabel peran pemerintah, peran pabrik gula dan peran perilaku petani

sebagai pendukung loyalitas petani dalam berbudidaya tebu diurutkan tingkatan

perannya, maka secara berurutan menunjukkan urutan sebagai berikut :

Perilaku Petani (70,65%)>Peran PG (64,13%)>Peran Pemerintah (57,23%).

4.6. Analisis Hubungan Antar Peran Pemerintah, Peran Perilaku Petani

dan Peran Pabrik Gula Dalam Mendukung Loyalitas Petani Tebu

Rakyat.

Keeratan hubungan berbagai peran pendukung loyalitas petani berbudidaya

tebu dianalisis menggunakan analisis jalur melalui program AMOS dengan

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis jalur.

4.6.1. Uji Prasyarat Analisis Jalur

Menurut Olobatuyi (2006), the assumptions for path analysis include:

linearity, interval level of measurement, normality, and autocorrelation. Namun,

apabila varibel bebas hanya satu, maka uji multikolinearitas tersebut tidak perlu

digunakan. Menurut Allison (2012) multikolinearitas terjadi apabila “there are

strong linear dependencies among the explanatory variables”. Uji autokorelasi

juga bisa diabaikan apabila data anda berupa data cross section bukan time series.

Uji autokorelasi bisa diabaikan dalam penelitian yang menggunakan data cross-

Page 91: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

77

section (Stokes, 1997; Doane et al.,, 2008; Verbeek, 2008; dan Abrams, 2010).

Dari uraian tersebut, maka uji asumsi yang dilakukan dalam analisis jalur ini

berupa uji normalitas, uji multikolinearitas dan singularitas, serta uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya

distribusi penelitian masing-masing variabel (Ghozali, 2011). Normalitas data

dapat dilihat dari nilai critical ratio (CR) pada skewness maupun kurtosis. Data

dikatakan normal secara multivariat jika nilai cr kurtosis multivariat < 3 pada

taraf signifikan 5%, sedangkan jika nilai c.r kurtosis melebihi 3 maka dikatakan

data tidak berdistribusi normal. Jika asumsi normalitas dipenuhi, maka metode

estimasi yang digunakan adalah metode estimasi Maximum Likelihood biasa,

sedangkan jika data tidak memenuhi asumsi normalitas, maka dapat dilakukan

analisis jalur dengan alternatif lain, yaitu (1) dengan mengeliminasi outlier; (2)

dengan metode GLS; (3) dengan koreksi nilai Khi Kuadrat dan (4) dengan

menggunakan metode bootstrapping. Pemilihan alternatif disesuaikan dengan

jumlah data, karena alternatif (1) dan (2) yaitu eliminasi outlier dan metode GLS

membutuhkan cukup banyak sampel. Hasil uji normalitas data pada model tampak

pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Hasil Uji Normalitas

Variabel min max skew c.r. kurtosis c.r.

Peran_Pemerintah 10,000 48,000 -0,383 -2,067 -0,030 -0,081

Perilaku_Petani 12,000 53,000 -1,889 -10,200 5,582 15,073

Peran_Pabrik 8,000 39,000 -0,801 -4,327 0,027 0,073

Loyalitas 5,000 25,000 -1,193 -6,444 4,060 10,964

Multivariate

21,284 20,320

Terdapat beberapa variabel yang memiliki c.r. skewness value dan c.r.

kurtosis value > 3, begitu juga dengan nilai c.r multivariatnya (Tabel 4.22), hal

ini berarti data penelitian belum memenuhi asumsi normalitas baik secara

univariat maupun multivariat. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memilih

jalan dengan cara menguji ada tidaknya outlier, oleh karena data outlier dapat

Page 92: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

78

menyebabkan data penelitian berdistribusi tidak normal dan hasil estimasi menjadi

tidak tepat. Data outlier dapat dilihat dari jarak Mahalonobis pada tabel keluaran

AMOS jika memiliki nilai p2 < 0,05 (Lampiran 20). Beberapa outlier dikeluarkan

dalam data penelitian dan selanjutnya diperoleh hasil uji normalitas sebagaimana

pada Tabel 4.23, dimana nilai c.r seluruh variabel <3 yang berarti data penelitian

telah memenuhi asumsi normalitas sehingga analisis jalur dapat dilakukan.

Tabel 4.23. Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Dihilangkan

Variabel min max skew c.r. kurtosis c.r.

Peran_Pemerintah 12,000 41,000 -0,620 -2,895 1,094 2,555

Perilaku_Petani 32,000 53,000 -0,391 -1,828 -0,104 -0,244

Peran_Pabrik 12,000 37,000 -0,998 -4,665 1,404 3,280

Loyalitas 14,000 25,000 -0,274 -1,282 -0,023 -0,055

Multivariate

3,539 2,923

b. Uji Multikolinearitas dan Singularitas

Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil memberikan indikasi

adanya problem multikolineritas atau singularitas. Treatment yang dilakukan

adalah dengan mengeluarkan variabel yang menyebabkan multikolineritas atau

singularitas tersebut. Nilai determinant matriks kovarian ketiga variabel yang

berpengaruh terhadap loyalitas cukup besar sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas dan singularitas dalam model (Tabel 4.24).

Tabel 4.24. Hasil Uji Multikolinearitas dan Singularitas antar Berbagai Peran

Pemerintah Pabrik Gula Perilaku_Petani Loyalitas

Pemerintah 33,727

Pabrik Gula 26,941 24,689

Perilaku_Petani 12,064 11,659 17,700

Loyalitas 7,575 6,594 4,221 5,343

Page 93: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

79

c. Uji Linearitas

Uji lienaritas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS. Apabila nilai

signifikan linearity < 0,05, maka dikatakan hubungan kedua variabel linear, begitu

pula sebaliknya. Berdasarkan Tabel 4.25, diperoleh nilai signifikan linearity peran

pemerintah, peran pabrik dan perilaku petani terhadap loyalitas < 0,05 yang

berarti hubungan variabel peran pemerintah, peran pabrik dan perilaku petani

terhadap Loyalitas adalah linear.

Tabel 4.25. Hasil Uji Linearitas

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

Loyalitas

*Peran_P

emerinta

h

Between Groups (Combined) 375.305 22 17.059 5.676 0,000

Linearity 222.846 1 222.846 74.151 0,000

Deviation

from Linearity

152.459 21 7.260 2.416 0,002

Within Groups 324.573 108 3.005

Total 699.878 130

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

Loyalitas

*Peran_P

abrik

Between Groups (Combined) 306.618 19 16.138 4.555 0,000

Linearity 230.682 1 230.682 65.112 0,000

Deviation

from Linearity

75.936 18 4.219 1.191 0,281

Within Groups 393.260 111 3.543

Total 699.878 130

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig

Loyalitas

*Perilaku_

Petani

Between

Groups

(Combined) 282.618 19 14.886 3.962 0,000

Linearity 131.893 1 131.89

3

35.10

4

0,000

Deviation

from Linearity

150.936 18 8.385 2.232 0,006

Within Groups 417.049 111 3.757

Total 699.878 130

Page 94: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

80

4.6.2. Analisis Jalur

a. Model Struktural

Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.2. Model Struktural

b. Hasil Estimasi Model Struktural

Data penelitian yang telah memenuhi seluruh uji prasyarat analisis dan

tidak memuat outlier dianalisis dengan bantuan program AMOS. Berdasarkan

analisis melalui program AMOS, diperoleh hasil analisis hubungan sebagaimana

Tabel 4.26.

Tabel 4.26. Hasil Estimasi Analisis Jalur

Estimate S.E. C.R. P Label

Peran_Pabrik <-- Peran_Pemerintah 0,799 0,027 29,711 *** par4

Perilaku_Petani <-- Peran_Pemerintah -0,152 0,147 -1,038 0,299 par5

Perilaku_Petani <-- Peran_Pabrik 0,638 0,171 3,726 *** par6

Loyalitas <-- Peran_Pemerintah 0,102 0,078 1,304 0,192 par1

Loyalitas <-- Perilaku_Petani 0,096 0,047 2,061 0,039 par2

Loyalitas <-- Peran_Pabrik 0,110 0,096 1,144 0,253 par3

Page 95: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

81

Nilai signifikansi pengaruh variabel peran pemerintah terhadap peran pabrik

adalah *** (*** diasumsikan nilainya sangat kecil dan mendekati 0, sehingga

dapat diasumsikan < 0,05), dengan SE bertanda positif yang berarti variabel peran

pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap peran pabrik, semakin

baik peran pemerintah dalam usaha tani tebu maka semakin baik peran pabrik,

begitu sebaliknya (Tabel 4.26).

Keterlibatan pemerintah dalam industri gula, kaitannya dengan kinerja

pabrik gula salah satunya dilakukan dengan implementasi program revitalisasi

pabrik gula dilakukan dengan membantu perbaikan pabrik gula atau bahkan

mengganti dengan peralatan yang lebih modern diharapkan mampu meningkatkan

kinerja operasional pabrik sehingga efisiensi dalam prosesing pengolahan tebu

menjadi gula. Semakin tingginya efisiensi peralatan pabrik gula akan memberikan

hasil gula maksimal (minimum lossis) sehingga berdampak pada meningkatnya

perolehan bagi hasil gula. Investasi perbaikan peralatan pabrik gula yang sudah

ratusan tahun tersebut tentunya akan memberatkan industri apabila tidak dibantu

dengan program pemerintah.

Peran pemerintah terhadap perilaku petani mempunyai nilai signifikansi

sebesar 0,299 > 0,05 dan SE bertanda positif yang bermakna variabel peran

pemerintah berpengaruh positif meskipun tidak signifikan terhadap perilaku

petani. Tingginya peran pemerintah tidak menjamin semakin baiknya perilaku

petani dalam bertani tebu.

Nilai signifikansi pengaruh variabel Peran Pabrik terhadap Perilaku Petani

adalah *** (*** diasumsikan nilainya sangat kecil dan mendekati 0, sehingga

dapat diasumsikan < 0,05) dengan SE bertanda positif yang berarti variabel peran

pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku petani. Semakin baik

peran pabrik dalam mendorong usaha tani tebu maka semakin baik perilaku

petani, begitu sebaliknya.

Beragam program pemerintah dilakukan dalam upaya meningkatkan

produksi gula nasional, diantaranya melalui program pembangunan kebun benih,

perluasan/ pengembangan lahan maupun beragam edukasi melalui pelatihan.

Ragam kegiatan tersebut ada yang dilakukan secara langsung oleh pemerintah

Page 96: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

82

melalui dinas terkait, ada pula kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan

pabrik gula kepada petani.

Program pembangunan kebun benih dan pengembangan area yang tidak

diselaraskan dengan program pabrik gula dimungkinkan berpotensi menjadi

kegiatan yang tidak sinkron padahal program digulirkan kepada petani dengan

harapan mampu memberikan nilai tambah dan perbaikan usaha bagi petani. Salah

satu contoh kasus ketika pabrik gula menjalankan giling memerlukan pasok bahan

baku bertipe kemasakan awal agar hasil giling di periode awal dapat maksimal,

semestinya program pemerintah juga mendorong untuk terwujudnya rencana

tersebut. Implementasi di lapang, dijumpai penyiapan benih ataupun pasokan

bahan baku giling didominasi oleh tebu dengan kemasakan lambat yang

mengakomodir keinginan sepihak dari petani yang cenderung memperhitungkan

kuantitas tebu dibanding kualitasnya. Dengan demikian, apabila program

dijalankan sepihak antara pemerintah dengan petani, maka akan memberikan

kontribusi pengembangan tebu, akan tetapi tidak merubah perilaku petani dalam

berbudidaya yang jauh lebih memberikan keuntungan.

Penghargaan terhadap kualitas tebu belum dirasakan adil oleh petani

terhadap pabrik gula menjadikan titik berat produksi tebu melalui kuantitas yang

berupa bobot tebu. Perkembangan lebih lanjut terhadap penilaian rendemen secara

individu yang dilakukan oleh pabrik gula akan sangat mempengaruhi perilaku

petani dalam menyiapkan suplai bahan baku giling.

Petani diharapkan dapat menyediakan bahan baku giling sesuai kebutuhan

dan menerima perolehan hasil yang sebanding dengan penerapan budidaya yang

sesuai standar baku teknis. Pabrik gula dan perilaku petani merupakan dua unsur

yang saling berhubungan positif, erat dan bersifat langsung, dimana semakin baik

penilaian tebu yang diperoleh dan dukungan tingginya efisiensi pabrik, maka

petani akan menerima hasil yang semakin baik pula.

Nilai signifikansi pengaruh variabel peran pemerintah terhadap loyalitas

adalah sebesar 0,192 > 0,05 dengan SE bertanda positif yang berarti variabel

peran pemerintah berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas.

Page 97: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

83

Tingginya peran pemerintah belum dapat secara langsung menjamin tingginya

loyalitas petani.

Nilai signifikan pengaruh variabel perilaku petani terhadap loyalitas adalah

sebesar 0,039 < 0,05 dengan SE bertanda positif yang berarti variabel perilaku

petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas, semakin baik

perilaku petani maka semakin tinggi loyalitasnya, begitu sebaliknya.

Nilai signifikan pengaruh variabel peran pabrik terhadap loyalitas petani

adalah sebesar 0,253 > 0,05 dengan SE bertanda positif yang berarti variabel

peran pabrik berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas.

Peran pabrik belum dapat menjamin secara langsung tingginya loyalitas petani.

Peran pemerintah dalam upaya menjaga loyalitas petani secara langsung

dirasakan belum berpengaruh signifikan. Program –program pemerintah pada

umumnya bersifat sesaat, seperti contohnya pembangunan kebun benih.

Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) pada petani tebu cenderung berjalan

hanya sesaat dalam periode waktu tertentu. Padahal sebenarnya penyiapan kebun

benih seharusnya dilakukan secara kontinu dan berjenjang. Selain itu,

perencanaan program pemerintah dilakukan dalam periode tahun anggaran

berjalan, padahal untuk komoditas tebu diperlukan periode tanaman selama satu

tahun dan bersifat lintas tahun (sesuai periode panen tebu) yang berdampak pada

penganggaran yang bersifat multi years sehingga sering menghadapi kendala

keberlanjutan program/ ketuntasan program. Apabila program yang dijalankan

hanya sebagian langkah, dapat memicu kekecewaan petani yang berdampak pada

mengurangi tingkat loyalitas. Namun demikian, pada Tahun 2017 mulai diinisiasi

dan diterapkan program pertebuan yang bersifat lintas tahun untuk mengatasi

problematika tersebut dengan harapan berdampak positif bagi keberlanjutan usaha

tebu.

Loyalitas petani lebih dipengaruhi oleh sikap perilaku petani dalam

menerapkan seluruh aspek pendukung usaha, baik dari pemerintah maupun dari

pabrik gula. Hal tersebut senada dengan pernyataan Oliver (2005) bahwa loyalitas

merupakan komitmen untuk berlangganan kembali atau melakukan transaksi

ulang produk/ jasa terpilih dimasa yang akan datang, meskipun ada pengaruh

Page 98: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

84

situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan

perubahan perilaku.

c. Uji Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa peran pabrik dan peran

pemerintah belum mampu berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas petani.

Meskipun demikian, masih terdapat kemungkinan bahwa variabel tersebut

berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas petani. Kemungkinan

pengaruh tidak langsung tersebut dapat dilihat dari model struktural yang

dibangun yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.3. Hasil Estimasi Model Struktural

Dari model tersebut dapat dilihat bahwa peran pabrik dapat berpengaruh

secara tidak langsung terhadap loyalitas melalui perilaku petani. Peran pemerintah

dapat berpengaruh secara langsung melalui peran pabrik kemudian melalui peran

perilaku petani hingga pada akhirnya mempengaruhi loyalitas. Dari uraian

Page 99: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

85

tersebut dan hasil analisis jalur pada Tabel 4.26 diperoleh beberapa hasil sebagai

berikut :

a. Pengaruh Peran Pemerintah terhadap Loyalitas Petani.

Berdasarkan hasil analisis jalur, peran pemerintah berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap Loyalitas. Hal ini berarti peran pemerintah tidak

dapat berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas petani. Variabel tersebut

juga tidak berpengaruh secara langsung terhadap perilaku petani. Namun

demikian, variabel peran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap peran

pabrik dan variabel peran pabrik berpengaruh signifikan terhadap perilaku petani.

Oleh karena perilaku petani berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, maka dari

jalur tersebut diperoleh hasil bahwa variabel peran pemerintah sebenarnya mampu

berpengaruh terhadap loyalitas petani namun dengan mediasi variabel peran

pabrik dan perilaku petani. Tingginya peran pemerintah dalam usaha tani tebu

akan mendorong tingginya peran pabrik yang kemudian akan meningkatkan

perilaku petani yang selanjutnya akan meningkatkan loyalitas petani dalam bertani

tebu.

Peran pemerintah sudah seharusnya dilakukan secara intensif terhadap

pabrik gula yang berkaitan dengan perubahan perilaku petani. Meskipun

demikian, beberapa regulasi nampaknya belum sinergis dengan pola dukungan

pemerintah ke pabrik gula tersebut. Sebagai contoh adanya dukungan bantuan

benih maupun saprodi yang hanya bisa diperuntukkan kepada petani, tidak dapat

diberikan kepada pabrik gula karena pabrik gula dianggap sebagai entitas bisnis

(perusahaan). Mengatasi permasalahan tersbut, semestinya pemerintah bersinergi

bersama dengan pabrik gula untuk merancang program bersama agar saling

mendukung keberlanjutan usaha tebu, tidak berjalan parsial.

b. Pengaruh Perilaku Petani terhadap Loyalitas Petani.

Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel perilaku petani berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Loyalitas, semakin baik perilaku petani dalam usaha tani

tebu maka semakin tinggi loyalitasnya dalam bertani tebu, begitu sebaliknya. Hal

Page 100: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

86

ini berarti perilaku petani dapat berpengaruh secara langsung terhadap loyalitas

petani.

Perilaku positif dalam mendukung loyalitas petani didasari oleh

pengetahuan kondisi kesesuaian lahan, kemampuan menentukan implementasi

teknologi baik dalam hal varietas tebu maupun cara budidaya. Selain itu,

transparansi pengolahan (pasca panen) yang berdasarkan pemerataan

kesejahteraan mendorong tingginya perubahan sikap positif petani. Faktor

kepemilikan lahan ataupun kemudahan aksesibilitas lahan (untuk petani penyewa

lahan) juga berperan penting dalam keberlanjutan usaha tebu rakyat.

c. Pengaruh Peran Pabrik terhadap Loyalitas Petani.

Berdasarkan hasil analisis jalur, variabel peran pabrik berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap Loyalitas. Peran pabrik belum dapat menjamin

secara langsung tingginya loyalitas petani. Namun demikian, peran pabrik

berpengaruh signifikan terhadap perilaku petani dan variabel perilaku petani

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas petani. Hal ini berarti peran pabrik

sebenarnya mampu berpengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas petani

melalui variabel perilaku petani. Tingginya peran pabrik yang mampu

meningkatkan perilaku petani tebu yang selanjutnya dapat meningkatkan

loyalitas petani dalam bertani tebu.

Beberapa peran utama yang dapat dilakukan pabrik gula terhadap petani

yang dapat berperan meningkatkan loyalitas antara lain melalui bimbingan

kemitraaan maupun teknologi, pengembangan teknologi/ riset, dukungan

penyediaan saprodi serta permodalan dan optimasi harga penjualan gula.

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan besar pengaruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari Tabel

4.27 dengan beberapa hasil sebagai berikut :

Page 101: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

87

(1) Nilai koefisien determinasi variabel Peran pabrik adalah sebesar 0,872.

Model penelitian dibangun oleh peran pabrik yang dipengaruhi oleh

variabel peran pemerintah, hal ini berarti besar pengaruh variabel peran

pemerintah terhadap peran pabrik adalah sebesar 87,2%, sedangkan sisanya

sebanyak 12,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel Peran

Pemerintah.

(2) Nilai koefisien determinasi variabel Perilaku Petani adalah sebesar 0,317.

Pengaruh variabel peran pabrik dan peran pemerintah terhadap perilaku

petani adalah sebesar 31,7%, sedangkan sisanya sebanyak 68,3% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar variabel peran pabrik dan peran pemerintah.

(3) Nilai koefisien determinasi variabel Loyalitas adalah sebesar 0,357.

Model penelitian yang dibangun oleh loyalitas yang dipengaruhi oleh

variabel peran pemerintah, perilaku petani dan peran pabrik, hal ini berarti

besar pengaruh variabel peran pemerintah, perilaku petani dan peran pabrik

terhadap loyalitas adalah sebesar 35,7%, sedangkan sisanya sebanyak 64,3%

dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel peran pemerintah, perilaku petani

dan peran pabrik.

Tabel 4.27. Koefisien Determinasi

Estimate

Peran_Pabrik

0,872

Perilaku_Petani

0,317

Loyalitas

0,357

Peran pemerintah sangat besar dalam optimasi peran PG, mengingat pabrik

gula yang ada di Kabupaten Pasuruan merupakan perusahaan milik negara

(BUMN). PG sebagai pengolah gula juga dibatasi oleh beragam peraturan dan

kebijakan dalam berusaha, karena merupakan kebutuhan pokok secara nasional.

Dengan rendahnya faktor – faktor pendukung lain pada variabel perilaku dan

loyalitas petani berbudidaya tebu diduga terdapat faktor lain yang dapat

mempengaruhi peran variabel tersebut diantaranya adalah pasar gula (swasta).

Page 102: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

88

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan berbagai analisa yang dilakukan dalam penelitian ini, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Usaha tani tebu rakyat layak dilakukan dengan nilai R/C rasio 1,17 dan

profitabilitas 0,14 di Kabupaten Pasuruan.

2. Loyalitas petani tebu rakyat dalam membudidayakan tebu di Kabupaten

Pasuruan sangat tinggi.

3. Loyalitas petani berbudidaya tebu rakyat dipengaruhi oleh peran perilaku

petani, dan tidak dipengaruhi oleh peran pabrik gula maupun peran

pemerintah.

4. Peran perilaku petani dipengaruhi oleh peran pabrik gula, tidak dipengaruhi

oleh peran pemerintah, sedangkan peran pabrik gula dipengaruhi oleh peran

pemerintah.

5.2. Saran

1. Nilai keuntungan dalam berbudidaya tebu sangat minim untuk durasi waktu

usaha 12 bulan, sehingga perlu optimasi lahan melalui tumpangsari

(intercropping) maupun diversifikasi produk usaha tebu.

2. Loyalitas petani tebu perlu dijaga bahkan dapat ditingkatkan dengan

berbagai program/ upaya melalui sinergi yang tepat dari berbagai pihak

sehingga membawa dampak signifikan terhadap loyalitas petani.

Page 103: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. S.A. Muhidin, dan A. Somantri. 2011. Dasar-Dasar Metode

Statistika untuk Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.

Abrams, Jay B. 2010. Quantitative Business Valuation: A Mathematical Approach

for Today's Professional: Second Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Adiwilaga, A. 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung.

Allison, Paul D. 2012. Logistic Regression Using SAS: Theory and Application,

Second Edition. Cary, NC, USA: SAS Institute Inc.

Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Ayyun, W dan E.S. Rahayu. 2013. Analisis Kemitraan Antara PG Toelangan

dengan Petani Tebu TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi) di Kabupaten Sidoarjo

Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret.

Surakarta.

Biji, R., S. R. Kooistra and H. Hogeven. 2007. The Profitability of automatic

milking on dutch dairy farm. J. dairy Sci. Vol. 90, No 1: 239-248

BPS. 2012. Kabupaten Pasuruan Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik.

http://pasuruankab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=1, diakses

11 Februari 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan. 2013. Kabupaten Pasuruan Dalam

Angka Tahun 2013.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan. 2014. Kabupaten Pasuruan Dalam

Angka Tahun 2014.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan. 2015. Kabupaten Pasuruan Dalam

Angka Tahun 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan. 2016. Kabupaten Pasuruan Dalam

Angka Tahun 2016.

Dewan Gula Indonesia. 2014. Lampiran 5 Data Perkembangan Area Tebu Tahun

2014. Dewan Gula Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Rencana Strategis Pembangunan

Perkebunan 2010 – 2014. Jakarta.

Page 104: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

90

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas

Tebu 2014-2016. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Djaenudin, D.,H. Marwan, H. Subagyo dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis

untuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003, ISBN 979-9474-25-

6. Balai Penelitian Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan tanah dan

Agroklimat. Bogor.

Doane, David P.; Seward, Lori; Seward, L. Welte. 2008. Applied Statistics in

Business & Economics with Student CD. New York: McGraw-Hill.

Downey,W.D dan S.P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi ke

2.Terjemahan R . Ghanda.S, dan A.Sirait. Erlangga. Jakarta.

Gaol, H.L. 1992. Ekonomi Gula Tebu. Departemen Keuangan. Jakarta.

Ghozali, I. 2011. Model Persamaan Struktural : Konsep dan Aplikasi dengan

Program AMOS Ver. 19. Badan Penerbit Undip. Semarang.

Gitman, L.J. 2003. Principle of Managerial Finance, Ten edition, Pearson

education, inc.,United States.

Goldstein, D. F. 1985. Multivariat Statistics Methods, Tokyo: McGraw Hill

Kogakusha Ltd.

Hafsah, M. J. 2003. Kemitraan usaha : Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar

Harapan. Jakarta.

Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, and R.E. Anderson. 2014. Multivariate Data

Analysis: A Global Perspective (7th

ed). Pearson Education. New Jersey.

Horne, V.J.C and M.J. Wachowicz. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,

diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan,

edisi kedua belas. PT.Salemba Empat, Buku Satu. Jakarta.

Isbandi. 2005. Penyuluhan Untuk Pembaharuan Perilaku. CV. Agung. Semarang.

Ismail, I. dan T. Dianpratiwi. 2007. Evaluasi metode sekolah lapang tani sebagai

salah satu media alih teknologi partisipatif. Majalah Penelitian Gula. Vol 43

No 1 Maret. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan.

Kadariah., K. Lien, dan G. Clive. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Program

Perencanaan Nasional. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Page 105: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

91

Kementerian Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 33/

Permentan/ OT.140/ 7/ 2006. http://www.bphn.go.id/data/ documents/06Pm

tan033.pdf. Diakses 19 September 2017.

Kementerian Pertanian. 2015. Kebijakan Pergulaan Nasional. Disampaikan pada

Focus Group Discussion Kebijakan Pergulaan Nasional di P3GI Pasuruan

12 Februari 2015. Tidak dipublikasikan.

Kerlinger, F.N. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Terj. Landung R

Simatupang, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koo WW and R.D. Taylor. 2011. Outlook of The US and World Sugar Markets,

2010- 2020. US (ID): North Dakota State University.

Lelono,H. 2008. Gula: Manuskrip Ir Sarjadi Soelardi Hardjosoepoetro (1922-

1988). Wahana Semesta Intermedia. Jakarta.

Malian, A.H dan A. Syam. 1996. Daya Saing Usahatani Tebu di Jawa Timur.

Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol 14 No 1. Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.

Malian, A. H dan A. Syam. 1998. Dampak Deregulasi Gula Terhadap Penerimaan

Petani Tebu, hal. 30-38. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 16, No. 2,

Desember 1998.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret

University Press, Surakarta.

Maruyama, G. M. 1998. Basic of Structural Equation Modeling, New Jersey: Sage

Publication, Inc.

Mirzawan, P.D.N. 1995. Eksploitasi Interaksi Genotipa Dengan Lingkungan (G x

E): Peningkatan Efisiensi Seleksi Dengan Memanfaatkan Data Percobaan

Multilokasi. Bulletin P3GI 142 : 1-15. Pasuruan.

Mubyarto. 1983. Masalah Industri Gula di Indonesia. Perhepi. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mubyarto dan Dayanti, 1991. Gula Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Media.

Jogjakarta.

Muhidin, S. A dan M. Abdurahman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Page 106: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

92

Nahdodin. 2011. Kajian terhadap kinerja kebijakan harga dasar gula melalui dana

talangan. Majalah Penelitian Gula. Vol 47 No 1 Juni. Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Oliver, R. 1996. Satisfaction a Behaviour Prespective on The Customer. Mc Graw

Hill. New York.

Olobatuyi, M. E. 2006. A User’s Guide to Path Analysis. Lanham, Maryland:

University Press of America Inc.

Ozaki, R. 1991. Human Capitalism : The Japanese Enterprise System as World

Model. Middlesex, Harmondsworth : Penguin Book Ltd.

Pabrik Gula Kedawung. 2014. Data Taksasi Produksi Tebu Giling 2013/2014 PG

Kedawung. PG Kedawung. Tidak dipublikasikan.

Pasandaran, E. dan M.O. Adnyana. 1995. Peranan Balai Pengkajian Pertanian

dalam Meningkatkan Keterkaitan antara Peneliti dan Penyuluh. Prosiding

Lokakakrya Dinamika dan Perpektif Penyuluhan Pertanian dan

Pembangunann Pertanian Jangka Panjang. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Bogor.

Pasaribu, A.M. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis (Konsep dan

Aplikasi). Lily Publisher. Yogyakarta.

Pedhazur. J. Elazar, 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New

York: Hott.

PT Perkebunan Nusantara XI. 2009. PG Kedawoeng- Sekilas Tentang PG

Kedawoeng. http://www.ptpn-11.com/pg-kedawoeng.html, diakses pada

tanggal 11 Februari 2015.

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). 2008. Profil P3GI.

http://sugarresearch.org, diakses pada tanggal 17 Juli 2014.

Pusat Penelian Perkebunan Gula Indonesia. 2013. Laporan Pra Feasibility Study

Pembangunan Pabrik Gula Baru. Tidak dipublikasikan.

Rachmat, M. 1992. Profil Tebu Rakyat di Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi.

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Rahim, A dan D.R.W.Hastuti. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Page 107: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

93

Riduwan, K.E.A. 2007. Cara menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path

Analysis). Alfabeta. Bandung.

Rinehart and Winston. Riduwan, Kuncoro. E.A, 2007. Cara Menggunakan dan

Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Alfabeta. Bandung.

Robert, A. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Jakarta.

Roesmanto, J. dan Nahdodin. 2010. Biaya pokok produksi gula dan strukturnya

di tingkat petani. Majalah Penelitian Gula. Vol 46 No 1 Juni. Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan.

Roesmanto, J., Nahdodin dan T. Dianpratiwi. 2008. Rekayasa kelembagaan

kelompok tani tebu untuk meningkatkan pendapatan petani dan

produktivitas. Majalah Penelitian Gula. Vol 44 No 2 Juni. Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan.

Samsudin, U. 1987. Dasar-Dasar Penyuluh dan Modernisasi Pertanian. Binacipta.

Bandung.

Saptana, E.L., Hastuti, Ashari, K.S. Indraningsih, S. Friyanttno, Sunarsih dan V.

Darwis. 2005. Analisis Kelembagaan Kemitraan pada Komoditas

Hortikultura. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Bogor.

Saptana, A. dan Daryanto. 2013. Dinamika Kemitraan Usaha Agribisnis

Berdayasaing dan Berkelanjutan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian

Pertanian. Bogor.

Sartono, R. A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.

BPFE. Yogyakarta.

Setiana, L. 2005. Tehnik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia

Indonesia. Bogor.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soekartawi, A. S., J. L. Dillon dan J. B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan

Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Cetakan Ketiga. Penerbit

Universitas Indonesia Salemba. Jakarta.

Srivasta, H.M., H.G. Gauch Jr, N. Kulshreshtha and G.P. Misra. 1999. Genotype

x environment interaction-efficiency and use of AMMI Matmodel in

sugarcane. Proc. XXIII ISSCT Congress, India : 476-485.

Page 108: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

94

Stokes, H. H. 1997. Specifying and Diagnostically Testing Econometric Models:

Second Edition. Greenwood Publishing Group, Inc.

Sugiyarta, E. , P.D.N. Mirzawan, S. Lamadji dan H. Budisantoso. 2000. Konsep

Penataan Varietas Unggul di Wilayah Pabrik Gula. Proseding Pertemuan

Teknis. Pasuruan.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit IKAPI. Bandung.

Sukino, S. 2013. Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani,

Terobosan Menanggulangi Kemiskinan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Sumarsono, S. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Susila, W.R dan D.H. Goenadi. 2004. Peran Subsektor Perkebunan Dalam

Perekonomian Indonesia. Tersedia pada http://www.ipard.com/art_perkebun

/des14-04_wrs-I.asp, diakses 29 Oktober 2012.

Susilo. D, S.Yuniati dan F. Albayumi. 2016. Model Pengembangan Tata Niaga

Gula Berbasis Kesejahteraan Petani Tebu. Penelitian Hibah Bersaing.

Universitas Jember. Jember.

Syafri, H dan Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Verbeek. 2008. A Guide to Modern Econometrics: Third Edition. Chicester: John

Wiley & Sons, Ltd.

Wahyuni, Supriyati, dan Sinuraya, J.F. 2009. Industri dan perdagangan gula di

Indonesia : pembelajaran dari kebijakan zaman penjajahan – sekarang.

Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 2. Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Widjajanto, N.D.A. 2013. Keberhasilan Pengembangan Kemitraan Tebu Rakyat

Antara Pabrik Gula Dengan Petani Tebu. Penguatan Inovasi Teknologi

Mendukung Kemandirian Usahatani Perkebunan Rakyat. Pusat Penelitian

dan Pengambangan Perkebunan Kementerian Pertanian. Jakarta.

Widoyokko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Penerbit Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Page 109: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

Biodata Penulis

Aris Lukito. Lahir di Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tanggal 1 Mei 1983. Putra bungsu

dari pasangan Bapak Sabilan Rasyad dan Ibu Nur Hidayati.

Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cebongan I

Sleman Yogyakarta tahun 1995, pendidikan menengah di

MTS Pondok Pesantren Modern Islam Assalam (PPMIA)

Solo Jawa Tengah 1998, pendidikan menengah atas di

Sekolah Menengah

Umum (SMU) Negeri 1 Sleman Yogyakarta tahun 2011. Pada tahun 2015

menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mengawali pengalaman kerja pada perusahaan swasta yang bergerak di bidang

pertanian dengan komoditas Kelapa Sawit, PT Astra Agro Lestari, Tbk, kemudian

bergabung pada perusahaan produsen benih hibrida Pioneer dalam naungan PT Dupont

Indonesia yang berkonsentrasi pada komoditas jagung dan padi hibrida. Pada saat

penulis melanjutkan jenjang studi S2 di Program Magister Agribisnis Fakultas

Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, penulis bekerja pada Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan Jawa Timur.

Page 110: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

96

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian

Page 111: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

97

Lampiran 2. Kuisioner dalam Penelitian

Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat dan Loyalitas Petani

Berkaitan dengan Perilaku Petani, Peran Pemerintah dan Pabrik Gula

(Studi Kasus di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur)

KUESIONER PENELITIAN

Page 112: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

98

SUB KEGIATAN KELAYAKAN USAHA TEBU RAKYAT

DI KABUPATEN PASURUAN

No Sampel : ..........................

Tanggal : ..........................

DATA RESPONDEN

Petunjuk : Isilah data berikut sesuia dengan data pribadi Anda.

A. Responden

Nama :

Alamat :

dusun :

desa :

kecamatan :

No Telefon :

Jenis Kelamin : L / P

Jumlah anggota keluarga :

Mata pencaharian pokok :

Mata pencaharian lain :

Pendidikan :

Peran dalam kelompok tani : Ketua/ Pengurus/ Anggota

Kedudukan dalam masyarakat : Pamong/ Tokoh Masyarakat /

Masysrakat

B. Pemilikan lahan

Pola Tanam :

Luas lahan yang dikelola :

Status lahan :

Jenis varietas :

Page 113: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

99

C. Analisa Usaha

No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Sat

(Rp) Jumlah (Rp)

1. BIAYA YANG DIKELUARKAN

Persiapan Lahan

- Sewa lahan

- Juring

- Sigir

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras

- Sulam I, II

- Pupuk I, II dan colok

- Pemberian air

- Turun tanah I, II, III

- Penyiangan

- Panen (TMA)

Biaya diluar kebun

- Usaha air

- Keamanan kebun

- Transport pupuk, tenaga dll

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

- Taksasi produksi

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 .................................

- Pupuk 2 .................................

- Pupuk 3 .................................

- Herbisida ...........................

- Lain lain

2. HASIL YANG DIDAPATKAN

Tebu Giling

- Bagi hasil

- Gula

- Tetes

- Lain- lain

Page 114: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

100

Sub Kajian : Loyalitas Petani (Skor Maksimal = 25) Kode Pertanyaan Skor

X1 Menurut Bapak/ Ibu, apakah area yang ditanami tebu sesuai untuk budidaya tebu ?

a. Ragu-ragu dengan pernyataan/ tidak tahu 1

b. Produktifitas lahan < 550 kuintal/ ha 2

c. Produktifitas lahan 550 kuintal/ ha 3

d. Produktifitas lahan > 550 - 750 kuintal/ ha 4

e. Produktifitas lahan > 750 kuintal/ ha 5

X2 Apakah Bapak/Ibu memiliki hak kepemilikan atas lahan yang digunakan untuk

berbudidaya tebu?

a. Tidak, saya hanya menggarap. 1

b. Tidak, saya hanya menyewa. 2

c. Tidak, saya menyewa dan menggarap. 3

d. Ya, saya tukar lahan dengan kerabat untuk pengelolaan tebu. 4

e. Ya, tanah yang digunakan untuk tebu milik saya sendiri. 5

X3 Menurut Bapak/ Ibu, hubungan antara petani tebu rakyat dengan pabrik gula

bagaimana saat ini ?

a. Tidak tahu 1

b. Belum bermitra dan tidak ingin bermitra (tebu bebas) 2

c. Belum berkelompok, ingin bermitra dan berbisnis bersama 3

d. Sudah berkelompok, ingin bermitra dan berbisnis bersama 4

e. Sudah berkelompok, bermitra dan berbisnis bersama 5

X4 Sudah berapa lama Bapak/Ibu membudidayakan tebu pada lahan yang sama (berapa

kali periode tanam/ kepras) sudah dilakukan ?

a. Baru memulai (< 1 tahun) 1

b. 1 tahun 2

c. 2 tahun 3

d. 3 tahun 4

e. > 4 tahun 5

X5 Menurut Bapak/ Ibu, apakah usaha tebu rakyat menguntungkan pada saat ini ?

a. Tidak tahu, mengikut tetangga saja 1

b. Pendapatan< biaya (include bunga pinjaman) 2

c. Pendapatan lebih besar (<10%) > biaya (include bunga pinjaman) 3

d. Pendapatan lebih tinggi dari bunga bank (> 10%) dibanding biaya (include

bunga bank)

4

e. Pendapatan lebih tinggi dari bunga bank (> 10%) dibanding biaya (include

bunga bank) dan bersaing/ lebih menguntungkan terhadap komoditas lain

5

Page 115: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

101

Sub Kajian : Peran Pemerintah (kor Maksimal = 50) Kode Pertanyaan Skor

X6 Menurut Bapak/Ibu, apakah pemerintah mengarahkan pengusahaan tebu dengan

berbagai alternatif usahanya (beragam produk dari unsur tebu dapat

diperdagangkan) ?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

X7 Apakah pemerintah memberikan kebijakan dan hukum yang mendukung usahatani

tebu, seperti halnya peraturan daerah terkait rendemen minimal, tata ruang usaha dll

?

a. Tidak tahu 1

b. Tidak ada kebijakan dan hukum yang diberikan (0 kebijakan) 2

c. 1 kebijakan diberikan 3

d. 2 kebijakan diberikan 4

e. > 3 kebijakan diberikan 5

X8 Apakah pemerintah menjembatani pertemuan antara petani tebu rakyat dengan

pabrik gula dalam upayan memperbaiki dan mengembangkan kemitraan usaha?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

X9 Menurut Bapak/ Ibu, apakah pemerintah melindungi petani tebu rakyat dari dampak

kerugian (ekploitasi berlebih) oleh pabrik gula ?

a. Tidak tahu 1

b. Tidak ada bentuk perlindungan yang diberikan (0 perlindungan) 2

c. 1 bentuk perlindungan / mediasi selama 1 periode giling 3

d. 2 bentuk perlindungan / mediasi selama 1 periode giling 4

e. > 3 bentuk perlindungan / mediasi selama 1 periode giling 5

X10 Apakah Pemerintah memberikan informasi secara lengkap terkait usaha tebu,

mulai dari persiapan lahan, teknis budidaya dan pasca panennya melalui

penyuluhan?

a. Tidak pernah 1

b. Tidak selalu diberikan informasi (kadang ada, kadang tidak) dalam 1 musim

giling

2

c. Diberikan secara parsial (1 – 2 topik saja secara parsial) dalam 1 musim giling 3

d. Diberikan secara menyeluruh dalam 1 musim giling 4

e. Diberikan dengan lengkap dan menyeluruh secara berlebihan dalam 1 musim

giling lebih dari 1 kali (berulang)

5

X11 Apakah pemerintah melakukan sosialisasi berbudidaya tebu baik melalui

penyuluhan, pameran maupun sosialisasi lainnya ?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

Page 116: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

102

X12 Seberapa besar Pemerintah memberikan kemudahan yang Bapak/ Ibu rasakan

dalam mendapatkan modal dari lembaga keuangan, khususnya untuk berusaha tebu

rakyat ?

a. Tidak tahu ada fasilitas kemudahan modal 1

b. Sangat tidak mudah prosesnya, persyaratan rumit, biirokrasi panjang 2

c. Birokrasi panjang (> 3 step lembaga) dan belum tentu pula dikabulkan 3

d. Melalui mekanisme paket kredit di PG 4

e. Kredit langsung di Bank mudah diakses 5

X13 Sebagai motivator, apakah peran pemerintah dalam mendampingi dan memberikan

dukungan dalam kegiatan tebu rakyat Bapak/ Ibu anggap sudah sesuai ?

a. Tidak paham kegiatan mana yang dilakukan oleh pemerintah 1

b. Dukungan kontradiktif/ tidak sesuai dengan kebutuhan petani 2

c. Dukungan kontradiktif 70%, sedangkan konstruktif/ sesuai keinginan petani

30%

3

d. Dukungan kontradiktif 30%, sedangkan konstruktif/ sesuai keinginan petani

70%

4

e. > 70% memotivasi dalam kegiatan pengembangan tebu rakyat 5

X14 Sebagai stabilisator, apakah peran pemerintah dalam memberikan informasi dan

kestabilan harga serta kepastian harga dalam usahatani tebu rakyat Bapak/ Ibu

anggap sudah sesuai ?

a. Tidak tahu (0%) 1

b. Sesuai antara informasi dan stabilitas harga terhadap hasil yang capai/output 1-

59%.

2

c. Sesuai antara informasi dan stabilitas harga terhadap hasil yang capai/output

60-79%

3

d. Sesuai antara informasi dan stabilitas harga terhadap hasil yang capai/output

80-99%

4

e. Sesuai antara informasi dan stabilitas harga terhadap hasil yang capai/output

>100%

5

X15 Apakah peran pemerintah dalam memeratakan keadilan dalam usaha tebu rakyat

melalui konsep bagi hasil tebu sudah sesuai/ penghargaan kualitas tebu sudah

Bapak/ibu anggap tepat?

a. Tidak tahu, tidak ada peran pemerintah sama sekali 1

b. Arahan rendemen ditentukan pabrik gula 2

c. Arahan rendemen ditentukan merata/ global 3

d. Arahan penggunaan alat deteksi kualitas tebu secara individu 4

e. Bagi hasil dianggap seseuai dengan proporsi biaya produksi pada semua hasil

petani tebu rakyat

5

Page 117: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

103

Sub Kajian : Peran Pabrik Gula (Skor Maksimal = 40) Kode Pertanyaan Skor

X16 Apakah Bapak/ Ibu mendapatkan bimbingan dan penyuluhan mengenai tebu rakyat

dari Pabrik Gula?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

X17 Apakah Bapak/ Ibu dilibatkan dalam penyusunan rencana usaha (periode giling),

kaitannya dengan target areal yang harus ditanami tebu oleh PG ?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

X18 Apakan PG memberikan jaminan kredit permodalan dalam usaha tani tebu rakyat

yang Bapak/ Ibu laksanakan dan Bapak/ Ibu memanfaatkan secara optimal ?

a. Tidak ada, 0 yang dimanfaatkan 1

b. Ada paket kredit, memenuhi 60-79% kebutuhan modal 2

c. Ada paket kredit, memenuhi 80-89% kebutuhan modal 3

d. Ada paket kredit, memenuhi 90-99% kebutuhan modal 4

e. Ada paket kedit, memenuhi > 100% kebutuhan modal 5

X19 Menurut Bapak/ Ibu, apakah Pabrik Gula memberikan bimbingan teknologi,

melalui performance tanaman yang dikelola oleh PG terlihat baik di lapang?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

X20 Apakah Bapak/Ibu tahu ada fasilitas bantuan dan pernah mendapatkan saprodi dari

fasilitas Pabrik Gula sebagai penjaminnya (KKPE) ?

a. Tidak tahu dan tidak pernah dapat 1

b. Tidak dan tidak pernah dapat 2

c. Tidak tahu dan pernah mendapatkan 3

d. Tahu dan pernah mendapatkan 4

e. Tahu dan sering mendapatkan 5

X21 Apakah pabrik gula memberikan jaminan pembelian produksi tebu rakyat ?

a. 1 kali selama berbudidaya tebu 1

b. > 2 kali selama berbudidaya tebu , tetapi tidak selalu 2

c. Selalu dilakukan jaminan pembelian produksi tebu atas inisiasi pabrik dan

petani

3

d. Selalu dilakukan jaminan pembelian produksi tebu atas inisiasi pabrik 4

e. Mutlak diberikan jaminan 5

Page 118: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

104

X22 Seberapa besar promosi dalam lelang gula hasil penggilingan Pabrik Gula, guna

memperoleh harga yang paling baik ?

a. Tidak tahu dan tidak mau tahu 1

b. Tidak tahu dan ingin tahu 2

c. Informasi diberikan terbatas hanya pada pedagang besar 3

d. Informasi diberikan secara terbuka lokal/ setempat PG dan pedagang besar

melalui direksi

4

e. Disampaikan secara terbuka, saat penyuluhan, melalui internet, maupun media

massa pada semua peminat

5

X23 Menurut Bapak/ ibu, apakah Pabrik Gula melakukan pengembangan penelitian

yang dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan petani tebu rakyat?

a. Tidak pernah 1

b. 1 kali selama periode musim giling (1 tahun) 2

c. 2 kali selama periode musim giling (1 tahun) 3

d. 3 kali selama periode musim giling (1 tahun) 4

e. > 4 kali selama periode musim giling (1 tahun) 5

Page 119: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

105

Sub Kajian : Peran Petani (Skor Maksimal = 60) Kode Pertanyaan Skor

X24 Apakah Bapak/ Ibu mengetahui bahwa penanaman tebu memerlukan kondisi

tertentu sesuai kesesuaian lahan?

a. Tidak tahu 1

b. Tahu, asalkan bisa tumbuh tebu berarti bisa ditanami 2

c. Tahu, tebu memerlukan air cukup tetapi tidak berlebihan 3

d. Tahu, dimana ada rumput dapat tumbuh maka tebu juga dapat tumbuh karena

se Family

4

e. Tahu, tebu memerlukan air cukup pada awal pertumbuhannya, dan

memerlukan kondisi kering pada saat fase kemasakannya, memerlukan paparan

sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi).

5

X25 Apakah Bapak/ Ibu mengetahui ketepatan jenis varietas tebu pada tipologi lahan

tertentu?

a. Tidak tahu 1

b. Tidak tahu, pokoknya ada tanah ditanami oleh bibit yang ada/ tersedia 2

c. Tahu, tetapi sesuai bibit yang ada/ tersedia 3

d. Tahu, tebu produktifitas tinggi ditanam 4

e. Tahu, tebu jenis tertentu (spesifik) lokasi ditanam dengan jenis yang spesifik

juga

5

X26 Apakah Bapak/ Ibu mengetahui tahapan budidaya tebu di areal ?

a. Tidak tahu 1

b. Tahu, persiapan lahan 2

c. Tahu, persiapan lahan, penanaman benih 3

d. Tahu, persiapan lahan, penanaman benih, pemeliharaan 4

e. Tahu, persiapan lahan, penanaman benih, pemeliharaan, panen 5

X27 Apakah Bapak/ Ibu menerima jaminan penghargaan terhadap kualitas tebu dan

kontinuitas usaha dari berbudidaya tebu rakyat ?

a. Tidak ada 1

b. Menerima 1 kali dalam musim giling 2

c. Menerima 2 kali dalam musim giling 3

d. Menerima 3 kali dalam musim giling 4

e. Menerima > 4 kali dalam musim giling 5

X28 Apakah Bapak/Ibu menerima pembagian potensi resiko dari usaha tebu, sehingga

apabila usaha tidak berjalan dengan baik maka petani tebu rakyat tidak merasa

dirugikan sepihak ?, begitu pula sebaliknya

a. Tidak ada 1

b. Sebagian kecil, berupa potensi resiko biaya pengolahan dan pemasaran 2

c. Sebagian besar, berupa potensi resiko biaya produksi 3

d. Berimbang dalam pembagian potensi resiko, pada biaya produksi, pengolahan

dan pemasaran

4

e. Berlebihan, dimana sangat berbagi resiko pada produksi, pengolahan dan

pemasaran dengan posisi dominan (> 50%)

5

X29 Apakah menurut Bapak/ Ibu, usaha tebu rakyat sudah merasakan pemerataan

kesejahteraan secara merata (adil) antara pelaku usaha (petani) dengan stakholder

lain : PG, Pemerintah ?

a. Ragu ragu/ tidak tahu 1

b. Menguntungkan pihak pengusaha secara dominan 2

c. Belum sepadan/ seimbang antara pendapatan dan usaha yang dilakukan petani 3

Page 120: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

106

d. Sepadan/ seimbang antara pendapatan dan usaha yang dilakukan petani 4

e. Representatif dengan usaha yang dilakukan petani dan sesuai dengan resiko

usahanya

5

X30 Bagaimana Bapak/ Ibu mengelola hasil panen tebu rakyat ?

a. Menjual tebu tegakan (ijon) 1

b. Menjual kepada tengkulak 2

c. Dipanen dan diangkut oleh PG 3

d. Memanen sendiri dan mengirim ke pabrik 4

e. Memanen sendiri, mengirim ke pabrik dan mengikuti perolehannya (hasil

analisa lab)

5

X31 Sarana dan Prasarana apa saja yang Bapak/ Ibu miliki guna mendukung usaha tebu

rakyat ?

a. Tenaga kerja 1

b. Alsintan 2

c. Tenaga kerja dan alsintan 3

d. Modal uang 4

e. Modal uang, alsintan dan tenaga kerja 5

X32 Berapa luas area tebu yang Bapak/ Ibu kelola ?

a. < 0,25 ha 1

b. 0,26 - 0,50 ha 2

c. 0,51 - 1,00 ha 3

d. 1,01 - 1,50 ha 4

e. > 1,60 ha 5

X33 Berapa modal yang disiapkan untuk usaha tebu rakyat per hektar per periode (diluar

sewa lahan) ?

a. < 5 juta 1

b. 5 - 7,5 juta 2

c. 7,6 - 10 juta 3

d. 11 - 15 juta 4

e. > 15 juta 5

X34 Apa pendidikan tertinggi yang pernah Bapak/ Ibu ikuti ?

a. Tidak sekolah 1

b. SD 2

c. SMP 3

d. SMA/K 4

e. > D3 5

X35 Apakah sikap Bapak/ Ibu dengan adanya budidaya tebu rakyat yang baik ?

a. Belum tahu 1

b. Akan mencoba mempraktekkan 2

c. Baru mulai mencoba mempraktekkan 3

d. Sudah pernah melaksanakan sebagian saja 4

e. Sudah pernah melaksanakan seluruhnya 5

Page 121: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

107

Lampiran 3. Penentuan Jumlah Responden

Jumlah sampel mengacu pada rumus Slovin sebagai berikut :

n = N

1 + N e2

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Populasi

e = Batas toleransi kesalahan

Analisis Usaha Tani

- Jumlah responden 33 orang

- Jumlah populasi petani di 4 kecamatan utama sejumlah 336 petani

33 = 336

1 + 336 e2

e = 0,165

Tingkat kepercayaaan = (1 -0,165) x 100%

= 0,835 x 100%

= 83,5 %

= 84%

Analisis Hubungan Peran pemerintah, Perilaku Petani dan Pabrik Gula dalam

mendukung Loyalitas

- Jumlah responden 175 orang

- Jumlah populasi petani di 4 kecamatan utama sejumlah 336 petani

175 = 336

1 + 336 e2

e = 0,0523

Tingkat kepercayaaan = (1 -0,0523 x 100%

= 0,9477 x 100%

= 94,7 %

= 95 %

Page 122: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

108

Lampiran 4. Jumlah Responden Pada Setiap Analisa

Sebaran distribusi responden dalam penelitian

No Kecamatan Luas

1) Petani

2) Distribusi Responden (orang)

(Ha) (%) Orang (%) Analisa

Usaha Tani

Analisa

Hubungan

1 Gondangwetan 273 10,83 39 11,61 4 20

2 Grati 1.049 41,54 184 54,76 18 96

3 Nguling 610 24,18 48 14,29 5 25

4 Winongan 592 23,46 65 19,35 6 34

Jumlah 2.524 100,00 336 100,00 33 175

Keterangan : 1)

Sumber data BPS Kabupaten dalam angka 2014 (diolah), 2)

Sumber data

Pabrik Gula Kedawung Musim Giling 2013-2014 (diolah).

Page 123: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

109

Lampiran 5. Karakteristik Responden

Identifikasi Responden

Parameter Nilai Satuan

Jenis Kelamin Laki-laki 95,89 %

Perempuan 4,11 %

Jumlah anggota keluarga

4 orang

Mata pencaharian pokok Petani 78,26 %

Non Petani 21,74 %

Pendidikan SD 32,81 %

SMP 14,06 %

SMA 40,63 %

D3 3,13 %

S1 9,38 %

Peran dalam kelompok tani Ketua 16,67 %

Pengurus 3,03 %

Anggota 80,30 %

Peran dalam masyarakat Tokoh masyarakat 15,38 %

Anggota masyarakat 84,62 %

Luas lahan yang dikelola

12,65 ha

Status lahan tebu Lahan Sendiri 24,56 %

Lahan Sewa 21,05 %

Lahan Sendiri dan Lahan Sewa 54,39 %

Page 124: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

110

Lampiran 6. Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Tebu TR Kategori PC dan RC Pada

Pengelolaan Lahan Milik Sendiri Maupun Sewa

1 2 3 4 5

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 12.000.000 12.000.000 8.000.000 6.500.000 5.000.000

- Juring 2.500.000

- Babat Alang 150.000

- Buang Dongkelan 250.000

- Pemeliharaan Got 175.000

- Bakar isolasi 150.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 800.000 700.000 3.300.000 700.000 600.000

- Sulam I, II 600.000 200.000 800.000 1.000.000

- Pupuk I, II dan colok 400.000 117.000 500.000 200.000 500.000

- Pemberian air 1.200.000 500.000 1.500.000

- Turun tanah I, II, III 1.000.000 500.000 1.600.000 600.000 700.000

- Penyiangan 600.000 500.000 600.000 600.000

- Panen (TMA) 9.562.500 500.000 6.500.000 6.300.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 150.000 500.000

- Keamanan kebun 200.000 500.000 150.000 1.500.000

- Transport pupuk, tenaga dll 100.000 500.000 300.000

- Takterduga 100.000 500.000

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran 100.000

- Hama dan penyakit 1.000.000 400.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam 3.600.000

- Pupuk 1 920.000 200.000 200.000 995.000

- Pupuk 2 700.000 200.000 200.000 995.000

- Pupuk 3 200.000 200.000

- Herbisida 450.000 200.000 500.000 332.500

- Lain lain 1.000.000

JUMLAH BIAYA 28.782.500 26.742.000 23.900.000 14.750.000 12.622.500

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 42.265.175 25.000.000 31.206.000 31.394.333 27.263.167

JUMLAH PENDAPATAN 42.265.175 25.000.000 31.206.000 31.394.333 27.263.167

SHU 13.482.675 -1.742.000 7.306.000 16.644.333 14.640.667

Uraian PekerjaanResponden

Page 125: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

111

6 7 8 9 10

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 5.000.000 6.000.000 10.000.000 7.000.000

- Juring 2.500.000 600.000

- Babat Alang 300.000 150.000

- Buang Dongkelan 300.000 550.000

- Pemeliharaan Got 200.000 120.000

- Bakar isolasi 50.000 250.000 200.000 120.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 600.000 575.000 2.000.000 600.000 3.200.000

- Sulam I, II 1.000.000 175.000 400.000 1.000.000

- Pupuk I, II dan colok 500.000 200.000 200.000 440.000

- Pemberian air 700.000 550.000 1.250.000

- Turun tanah I, II, III 100.000 275.000 500.000 400.000 1.500.000

- Penyiangan 150.000 200.000 610.000

- Panen (TMA) 7.200.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 500.000 150.000

- Keamanan kebun 1.500.000 100.000 150.000 150.000 200.000

- Transport pupuk, tenaga dll 250.000 150.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit 400.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam 3.600.000 4.800.000

- Pupuk 1 945.000 720.000 560.000 700.000 800.000

- Pupuk 2 945.000 720.000 100.000 600.000 225.000

- Pupuk 3 540.000 240.000 480.000 960.000

- Herbisida 332.500 225.000 325.000

- Lain lain 150.000

JUMLAH BIAYA 12.022.500 17.805.000 17.825.000 25.080.000 24.450.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 27.263.167 33.554.667 22.400.000 39.000.000 17.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 27.263.167 33.554.667 22.400.000 39.000.000 17.000.000

SHU 15.240.667 15.749.667 4.575.000 13.920.000 -7.450.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 126: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

112

11 12 13 14 15

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.000.000 7.000.000 8.000.000

- Juring 900.000 900.000

- Babat Alang

- Buang Dongkelan 600.000 600.000

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi 250.000 250.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.500.000 2.000.000 2.800.000 2.300.000 2.300.000

- Sulam I, II 800.000 240.000 800.000 800.000 800.000

- Pupuk I, II dan colok 337.500 240.000 325.000 325.000 325.000

- Pemberian air 720.000 720.000 925.000 925.000 925.000

- Turun tanah I, II, III 600.000 600.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

- Penyiangan 320.000 320.000 450.000 450.000 450.000

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air

- Keamanan kebun 100.000 100.000 250.000 250.000 500.000

- Transport pupuk, tenaga dll 40.000 40.000 100.000 100.000 100.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam 4.800.000 4.000.000

- Pupuk 1 800.000 800.000 750.000 750.000 600.000

- Pupuk 2 960.000 960.000 960.000 960.000 960.000

- Pupuk 3 225.000 225.000 120.000 120.000 225.000

- Herbisida 200.000 200.000 400.000 400.000 450.000

- Lain lain 62.500 62.500

JUMLAH BIAYA 28.215.000 25.257.500 15.080.000 14.580.000 22.835.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 25.000.000 25.000.000 12.000.000 12.000.000 17.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 25.000.000 25.000.000 12.000.000 12.000.000 17.000.000

SHU -3.215.000 -257.500 -3.080.000 -2.580.000 -5.835.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 127: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

113

16 17 18 19 20

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.000.000 8.000.000 9.000.000 8.000.000

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.775.000 2.970.000 2.000.000 2.580.000 2.300.000

- Sulam I, II 950.000 1.000.000 650.000 920.000 800.000

- Pupuk I, II dan colok 380.000 400.000 270.000 350.000 325.000

- Pemberian air 1.100.000 1.200.000 770.000 1.000.000 925.000

- Turun tanah I, II, III 1.300.000 1.400.000 950.000 1.200.000 1.200.000

- Penyiangan 495.000 530.000 360.000 450.000 450.000

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 100.000 350.000

- Keamanan kebun 500.000 350.000 200.000 200.000

- Transport pupuk, tenaga dll 100.000 80.000 20.000 90.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000

- Pupuk 2 960.000 960.000 240.000 960.000 960.000

- Pupuk 3 225.000 225.000 150.000 225.000

- Herbisida 450.000 160.000 250.000 470.000

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 23.835.000 15.715.000 20.250.000 24.105.000 22.320.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 17.000.000 15.000.000 15.000.000 18.600.000 16.800.000

JUMLAH PENDAPATAN 17.000.000 15.000.000 15.000.000 18.600.000 16.800.000

SHU -6.835.000 -715.000 -5.250.000 -5.505.000 -5.520.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 128: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

114

21 22 23 24 25

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 6.000.000 8.000.000 12.000.000 12.000.000 9.000.000

- Juring 800.000 600.000 600.000 650.000

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.000.000 2.000.000 2.775.000 2.775.000 2.775.000

- Sulam I, II 650.000 650.000 950.000 950.000 950.000

- Pupuk I, II dan colok 270.000 270.000 380.000 380.000 380.000

- Pemberian air 770.000 770.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000

- Turun tanah I, II, III 950.000 950.000 1.300.000 1.300.000 1.300.000

- Penyiangan 360.000 360.000 495.000 495.000 495.000

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 9.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 150.000 150.000

- Keamanan kebun 200.000

- Transport pupuk, tenaga dll 90.000 25.000 500.000 500.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam 4.800.000 5.200.000 4.200.000 4.200.000

- Pupuk 1 600.000 800.000 480.000 600.000 1.741.000

- Pupuk 2 960.000 960.000 960.000 960.000

- Pupuk 3 80.000

- Herbisida 470.000 600.000 600.000 600.000

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 24.920.000 27.265.000 32.490.000 32.660.000 26.741.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 18.600.000 27.600.000 41.890.000 47.010.000 41.510.400

JUMLAH PENDAPATAN 18.600.000 27.600.000 41.890.000 47.010.000 41.510.400

SHU -6.320.000 335.000 9.400.000 14.350.000 14.769.400

Uraian PekerjaanResponden

Page 129: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

115

26 27 28 29 30

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 9.000.000 8.000.000 13.000.000 9.000.000

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 1.580.000 2.000.000 2.000.000 1.650.000 600.000

- Sulam I, II 550.000 650.000 650.000 550.000 2.200.000

- Pupuk I, II dan colok 240.000 270.000 270.000 225.000

- Pemberian air 600.000 770.000 780.000 662.000

- Turun tanah I, II, III 750.000 950.000 950.000 780.000

- Penyiangan 280.000 360.000 350.000 300.000

- Panen (TMA) 5.250.000 4.600.000 4.600.000 6.516.667 8.600.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 150.000

- Keamanan kebun

- Transport pupuk, tenaga dll

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 2.000.000 2.160.000 2.000.000 800.000

- Pupuk 2 800.000

- Pupuk 3

- Herbisida

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 20.400.000 19.760.000 24.600.000 12.283.667 20.400.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 27.000.000 14.400.000 30.000.000 17.500.000 29.758.222

JUMLAH PENDAPATAN 27.000.000 14.400.000 30.000.000 17.500.000 29.758.222

SHU 6.600.000 -5.360.000 5.400.000 5.216.333 9.358.222

Uraian PekerjaanResponden

Page 130: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

116

31 32 33

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.000.000 10.000.000 7.000.000 8.517.857

- Juring 1.116.667

- Babat Alang 200.000

- Buang Dongkelan 460.000

- Pemeliharaan Got 165.000

- Bakar isolasi 181.429

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.000.000 4.000.000 2.000.000 1.992.576

- Sulam I, II 650.000 1.300.000 650.000 783.387

- Pupuk I, II dan colok 270.000 540.000 270.000 325.790

- Pemberian air 770.000 1.540.000 770.000 915.786

- Turun tanah I, II, III 950.000 1.900.000 950.000 970.469

- Penyiangan 360.000 720.000 360.000 430.000

- Panen (TMA) 6.300.000 7.000.000 6.130.972

Biaya diluar kebun

- Usaha air 244.444

- Keamanan kebun 373.684

- Transport pupuk, tenaga dll 171.389

- Takterduga 300.000

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran 100.000

- Hama dan penyakit 600.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam 4.355.556

- Pupuk 1 854.321

- Pupuk 2 758.542

- Pupuk 3 277.500

- Herbisida 380.750

- Lain lain 318.750

JUMLAH BIAYA 19.300.000 20.000.000 19.000.000 21.696.717

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 31.300.000 17.000.000 30.250.000 25.562.580

JUMLAH PENDAPATAN 31.300.000 17.000.000 30.250.000 25.562.580

SHU 12.000.000 -3.000.000 11.250.000 3.865.863

Uraian PekerjaanResponden

Rata-rata (Rp)

Page 131: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

117

Lampiran 7. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC dan RC Pada

Keseluruhan Lahan Milik Petani Dan Lahan Sewa di Kabupaten Pasuruan

Kegiatan Biaya rata-rata % Komponen Biaya

(Rp) (%)

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.517.857 39,26

- Juring 1.116.667 5,15

- Babat Alang 200.000 0,92

- Buang Dongkelan 460.000 2,12

- Pemeliharaan Got 165.000 0,76

- Bakar isolasi 181.429 0,84

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

0,00

- Tanam/ kepras 1.992.576 9,18

- Sulam I, II 783.387 3,61

- Pupuk I, II dan colok 325.790 1,50

- Pemberian air 915.786 4,22

- Turun tanah I, II, III 970.469 4,47

- Penyiangan 430.000 1,98

- Panen (TMA) 6.130.972 28,26

Biaya diluar kebun

0,00

- Usaha air 244.444 1,13

- Keamanan kebun 373.684 1,72

- Transport pupuk, tenaga dll 171.389 0,79

- Takterduga 300.000 1,38

Biaya Pengamatan

0,00

- Seleksi campuran 100.000 0,46

- Hama dan penyakit 600.000 2,77

Biaya Bahan

0,00

- Bahan tanam 4.355.556 20,07

- Pupuk 1 854.321 3,94

- Pupuk 2 758.542 3,50

- Pupuk 3 277.500 1,28

- Herbisida 380.750 1,75

- Lain lain 318.750 1,47

JUMLAH BIAYA 21.696.717 100

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan tetes 25.562.580

JUMLAH PENDAPATAN 25.562.580

SHU 3.865.863

R/C Rasio 1,18

Page 132: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

118

Lampiran 8. Analisa Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Sewa di Kabupaten Pasuruan

1 2 3 4 5

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 12.000.000 10.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000

- Juring 2.500.000 600.000 900.000 900.000 800.000

- Babat Alang 150.000

- Buang Dongkelan 250.000 600.000 600.000

- Pemeliharaan Got 175.000

- Bakar isolasi 150.000 200.000 250.000 250.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 700.000 600.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000

- Sulam I, II 200.000 800.000 240.000 650.000

- Pupuk I, II dan colok 117.000 200.000 337.500 240.000 270.000

- Pemberian air 500.000 720.000 720.000 770.000

- Turun tanah I, II, III 500.000 400.000 600.000 600.000 950.000

- Penyiangan 500.000 200.000 320.000 320.000 360.000

- Panen (TMA) 500.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 500.000

- Keamanan kebun 500.000 150.000 100.000 100.000 200.000

- Transport pupuk, tenaga dll 500.000 150.000 40.000 40.000 90.000

- Takterduga 500.000

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran 100.000

- Hama dan penyakit 1.000.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam 3.600.000 4.800.000 4.800.000 4.000.000 4.800.000

- Pupuk 1 200.000 700.000 800.000 800.000 600.000

- Pupuk 2 200.000 600.000 960.000 960.000 960.000

- Pupuk 3 200.000 480.000 225.000 225.000

- Herbisida 200.000 200.000 200.000 470.000

- Lain lain 1.000.000 62.500 62.500

JUMLAH BIAYA 26.742.000 25.080.000 28.215.000 25.257.500 24.920.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 25.000.000 39.000.000 25.000.000 25.000.000 18.600.000

JUMLAH PENDAPATAN 25.000.000 39.000.000 25.000.000 25.000.000 18.600.000

SHU -1.742.000 13.920.000 -3.215.000 -257.500 -6.320.000

RespondenUraian Pekerjaan

Page 133: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

119

6 7 8

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.000.000 12.000.000 12.000.000 9.375.000

- Juring 600.000 600.000 650.000 943.750

- Babat Alang 150.000

- Buang Dongkelan 483.333

- Pemeliharaan Got 175.000

- Bakar isolasi 212.500

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.000.000 2.775.000 2.775.000 1.918.750

- Sulam I, II 650.000 950.000 950.000 634.286

- Pupuk I, II dan colok 270.000 380.000 380.000 274.313

- Pemberian air 770.000 1.100.000 1.100.000 811.429

- Turun tanah I, II, III 950.000 1.300.000 1.300.000 825.000

- Penyiangan 360.000 495.000 495.000 381.250

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 5.312.500

Biaya diluar kebun

- Usaha air 150.000 150.000 266.667

- Keamanan kebun 210.000

- Transport pupuk, tenaga dll 25.000 500.000 500.000 230.625

- Takterduga 500.000

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran 100.000

- Hama dan penyakit 1.000.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam 5.200.000 4.200.000 4.200.000 4.450.000

- Pupuk 1 800.000 480.000 600.000 622.500

- Pupuk 2 960.000 960.000 960.000 820.000

- Pupuk 3 80.000 242.000

- Herbisida 600.000 600.000 600.000 410.000

- Lain lain 375.000

JUMLAH BIAYA 27.265.000 32.490.000 32.660.000 27.828.688

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 27.600.000 41.890.000 47.010.000 31.137.500

JUMLAH PENDAPATAN 27.600.000 41.890.000 47.010.000 31.137.500

SHU 335.000 9.400.000 14.350.000 3.308.813

RespondenUraian Pekerjaan Rata-rata (Rp)

Page 134: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

120

Lampiran 9. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Sewa

di Kabupaten Pasuruan

Kegiatan Biaya rata-rata % Komponen Biaya

(Rp) (%)

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 9.375.000 33,69

- Juring 943.750 3,39

- Babat Alang 150.000 0,54

- Buang Dongkelan 483.333 1,74

- Pemeliharaan Got 175.000 0,63

- Bakar isolasi 212.500 0,76

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

0,00

- Tanam/ kepras 1.918.750 6,89

- Sulam I, II 634.286 2,28

- Pupuk I, II dan colok 274.313 0,99

- Pemberian air 811.429 2,92

- Turun tanah I, II, III 825.000 2,96

- Penyiangan 381.250 1,37

- Panen (TMA) 5.312.500 19,09

Biaya diluar kebun

0,00

- Usaha air 266.667 0,96

- Keamanan kebun 210.000 0,75

- Transport pupuk, tenaga dll 230.625 0,83

- Takterduga 500.000 1,80

Biaya Pengamatan

0,00

- Seleksi campuran 100.000 0,36

- Hama dan penyakit 1.000.000 3,59

Biaya Bahan

0,00

- Bahan tanam 4.450.000 15,99

- Pupuk 1 622.500 2,24

- Pupuk 2 820.000 2,95

- Pupuk 3 242.000 0,87

- Herbisida 410.000 1,47

- Lain lain 375.000 1,35

JUMLAH BIAYA 27.828.688 100

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 31.137.500

JUMLAH PENDAPATAN 31.137.500

SHU 3.308.813

R/C Rasio 1,12

Page 135: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

121

Lampiran 10. Analisa Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Milik Sendiri di Kabupaten

Pasuruan

1

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan

- Juring 2.500.000 2.500.000

- Babat Alang 150.000 150.000

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi 250.000 250.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.000.000 2.000.000

- Sulam I, II 400.000 400.000

- Pupuk I, II dan colok 200.000 200.000

- Pemberian air 550.000 550.000

- Turun tanah I, II, III 500.000 500.000

- Penyiangan

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air

- Keamanan kebun 150.000 150.000

- Transport pupuk, tenaga dll 250.000 250.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam 3.600.000 3.600.000

- Pupuk 1 560.000 560.000

- Pupuk 2 100.000 100.000

- Pupuk 3 240.000 240.000

- Herbisida 225.000 225.000

- Lain lain 150.000 150.000

JUMLAH BIAYA 17.825.000 17.825.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 22.400.000 22.400.000

JUMLAH PENDAPATAN 22.400.000 22.400.000

SHU 4.575.000 4.575.000

Uraian PekerjaanResponden

Rata-rata (Rp)

Page 136: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

122

Lampiran 11. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat PC pada Lahan Milik

Sendiri di Kabupaten Pasuruan

Kegiatan Biaya rata-rata % Komponen Biaya

(Rp) (%)

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 0 0,00

- Juring 2.500.000 14,03

- Babat Alang 150.000 0,84

- Buang Dongkelan 0 0,00

- Pemeliharaan Got 0 0,00

- Bakar isolasi 250.000 1,40

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

0,00

- Tanam/ kepras 2.000.000 11,22

- Sulam I, II 400.000 2,24

- Pupuk I, II dan colok 200.000 1,12

- Pemberian air 550.000 3,09

- Turun tanah I, II, III 500.000 2,81

- Penyiangan 0 0,00

- Panen (TMA) 6.000.000 33,66

Biaya diluar kebun

0,00

- Usaha air 0 0,00

- Keamanan kebun 150.000 0,84

- Transport pupuk, tenaga dll 250.000 1,40

- Takterduga 0 0,00

Biaya Pengamatan

0,00

- Seleksi campuran 0 0,00

- Hama dan penyakit 0 0,00

Biaya Bahan

0,00

- Bahan tanam 3.600.000 20,20

- Pupuk 1 560.000 3,14

- Pupuk 2 100.000 0,56

- Pupuk 3 240.000 1,35

- Herbisida 225.000 1,26

- Lain lain 150.000 0,84

JUMLAH BIAYA 17.825.000 100

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 22.400.000

JUMLAH PENDAPATAN 22.400.000

SHU 4.575.000

R/C Rasio 1,26

Page 137: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

123

Lampiran 12. Analisa Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Sewa di Kabupaten Pasuruan

1 2 3 4 5

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 12.000.000 8.000.000 6.500.000 5.000.000 5.000.000

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 800.000 3.300.000 700.000 600.000 600.000

- Sulam I, II 600.000 800.000 1.000.000 1.000.000

- Pupuk I, II dan colok 400.000 500.000 200.000 500.000 500.000

- Pemberian air 1.200.000 1.500.000 700.000

- Turun tanah I, II, III 1.000.000 1.600.000 600.000 700.000 100.000

- Penyiangan 600.000 600.000 600.000

- Panen (TMA) 9.562.500 6.500.000 6.300.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 150.000

- Keamanan kebun 200.000 150.000 1.500.000 1.500.000

- Transport pupuk, tenaga dll 100.000 300.000

- Takterduga 100.000

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit 400.000 400.000

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 920.000 200.000 995.000 945.000

- Pupuk 2 700.000 200.000 995.000 945.000

- Pupuk 3 200.000

- Herbisida 450.000 500.000 332.500 332.500

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 28.782.500 23.900.000 14.750.000 12.622.500 12.022.500

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 42.265.175 31.206.000 31.394.333 27.263.167 27.263.167

JUMLAH PENDAPATAN 42.265.175 31.206.000 31.394.333 27.263.167 27.263.167

SHU 13.482.675 7.306.000 16.644.333 14.640.667 15.240.667

Uraian PekerjaanResponden

Page 138: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

124

6 7 8 9 10

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 6.000.000 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

- Juring

- Babat Alang 300.000

- Buang Dongkelan 300.000 550.000

- Pemeliharaan Got 200.000 120.000

- Bakar isolasi 50.000 120.000

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 575.000 3.200.000 2.300.000 2.775.000 2.000.000

- Sulam I, II 175.000 1.000.000 800.000 950.000 650.000

- Pupuk I, II dan colok 440.000 325.000 380.000 270.000

- Pemberian air 1.250.000 925.000 1.100.000 770.000

- Turun tanah I, II, III 275.000 1.500.000 1.200.000 1.300.000 950.000

- Penyiangan 150.000 610.000 450.000 495.000 360.000

- Panen (TMA) 7.200.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 500.000 150.000 100.000

- Keamanan kebun 100.000 200.000 500.000 500.000

- Transport pupuk, tenaga dll 100.000 100.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 720.000 800.000 600.000 600.000 600.000

- Pupuk 2 720.000 225.000 960.000 960.000 240.000

- Pupuk 3 540.000 960.000 225.000 225.000 150.000

- Herbisida 325.000 450.000 450.000 160.000

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 17.805.000 24.450.000 22.835.000 23.835.000 20.250.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 33.554.667 17.000.000 17.000.000 17.000.000 15.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 33.554.667 17.000.000 17.000.000 17.000.000 15.000.000

SHU 15.749.667 -7.450.000 -5.835.000 -6.835.000 -5.250.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 139: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

125

11 12 13 14 15

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 9.000.000 8.000.000 9.000.000 9.000.000 8.000.000

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.580.000 2.300.000 2.775.000 1.580.000 2.000.000

- Sulam I, II 920.000 800.000 950.000 550.000 650.000

- Pupuk I, II dan colok 350.000 325.000 380.000 240.000 270.000

- Pemberian air 1.000.000 925.000 1.100.000 600.000 770.000

- Turun tanah I, II, III 1.200.000 1.200.000 1.300.000 750.000 950.000

- Penyiangan 450.000 450.000 495.000 280.000 360.000

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 9.000.000 5.250.000 4.600.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air 350.000 150.000

- Keamanan kebun 200.000 200.000

- Transport pupuk, tenaga dll 20.000 90.000

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 600.000 600.000 1.741.000 2.000.000 2.160.000

- Pupuk 2 960.000 960.000

- Pupuk 3 225.000

- Herbisida 250.000 470.000

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 24.105.000 22.320.000 26.741.000 20.400.000 19.760.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 18.600.000 16.800.000 41.510.400 27.000.000 14.400.000

JUMLAH PENDAPATAN 18.600.000 16.800.000 41.510.400 27.000.000 14.400.000

SHU -5.505.000 -5.520.000 14.769.400 6.600.000 -5.360.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 140: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

126

16 17 18 19 20

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 13.000.000 9.000.000 8.000.000 10.000.000 7.000.000

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.000.000 600.000 2.000.000 4.000.000 2.000.000

- Sulam I, II 650.000 2.200.000 650.000 1.300.000 650.000

- Pupuk I, II dan colok 270.000 270.000 540.000 270.000

- Pemberian air 780.000 770.000 1.540.000 770.000

- Turun tanah I, II, III 950.000 950.000 1.900.000 950.000

- Penyiangan 350.000 360.000 720.000 360.000

- Panen (TMA) 4.600.000 8.600.000 6.300.000 7.000.000

Biaya diluar kebun

- Usaha air

- Keamanan kebun

- Transport pupuk, tenaga dll

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 2.000.000

- Pupuk 2

- Pupuk 3

- Herbisida

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 24.600.000 20.400.000 19.300.000 20.000.000 19.000.000

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 30.000.000 29.758.222 31.300.000 17.000.000 30.250.000

JUMLAH PENDAPATAN 30.000.000 29.758.222 31.300.000 17.000.000 30.250.000

SHU 5.400.000 9.358.222 12.000.000 -3.000.000 11.250.000

Uraian PekerjaanResponden

Page 141: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

127

Lampiran 13. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Sewa

di Kabupaten Pasuruan

Kegiatan Biaya rata-rata % Komponen Biaya

(Rp) (%)

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan 8.175.000 39,13

- Juring 0 0,00

- Babat Alang 300.000 1,44

- Buang Dongkelan 425.000 2,03

- Pemeliharaan Got 160.000 0,77

- Bakar isolasi 85.000 0,41

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

0,00

- Tanam/ kepras 1.934.250 9,26

- Sulam I, II 857.632 4,10

- Pupuk I, II dan colok 357.222 1,71

- Pemberian air 981.250 4,70

- Turun tanah I, II, III 1.019.737 4,88

- Penyiangan 452.353 2,16

- Panen (TMA) 6.524.265 31,23

Biaya diluar kebun

0,00

- Usaha air 233.333 1,12

- Keamanan kebun 505.000 2,42

- Transport pupuk, tenaga dll 118.333 0,57

- Takterduga 100.000 0,48

Biaya Pengamatan

0,00

- Seleksi campuran 0 0,00

- Hama dan penyakit 400.000 1,91

Biaya Bahan

0,00

- Bahan tanam 0 0,00

- Pupuk 1 1.032.067 4,94

- Pupuk 2 715.000 3,42

- Pupuk 3 360.714 1,73

- Herbisida 372.000 1,78

- Lain lain 0 0,00

JUMLAH BIAYA 20.893.925 100

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 25.778.257

JUMLAH PENDAPATAN 25.778.257

SHU 4.884.332

R/C Rasio 1,23

Page 142: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

128

Lampiran 14. Analisa Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Milik Sendiri di Kabupaten

Pasuruan

1 2 3 4

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan

- Juring

- Babat Alang

- Buang Dongkelan

- Pemeliharaan Got

- Bakar isolasi

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

- Tanam/ kepras 2.800.000 2.300.000 2.970.000 1.650.000 2.430.000

- Sulam I, II 800.000 800.000 1.000.000 550.000 787.500

- Pupuk I, II dan colok 325.000 325.000 400.000 225.000 318.750

- Pemberian air 925.000 925.000 1.200.000 662.000 928.000

- Turun tanah I, II, III 1.200.000 1.200.000 1.400.000 780.000 1.145.000

- Penyiangan 450.000 450.000 530.000 300.000 432.500

- Panen (TMA) 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.516.667 6.129.167

Biaya diluar kebun

- Usaha air

- Keamanan kebun 250.000 250.000 350.000 283.333

- Transport pupuk, tenaga dll 100.000 100.000 80.000 93.333

- Takterduga

Biaya Pengamatan

- Seleksi campuran

- Hama dan penyakit

Biaya Bahan

- Bahan tanam

- Pupuk 1 750.000 750.000 600.000 800.000 725.000

- Pupuk 2 960.000 960.000 960.000 800.000 920.000

- Pupuk 3 120.000 120.000 225.000 155.000

- Herbisida 400.000 400.000 400.000

- Lain lain

JUMLAH BIAYA 15.080.000 14.580.000 15.715.000 12.283.667 14.414.667

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 12.000.000 12.000.000 15.000.000 17.500.000 14.125.000

JUMLAH PENDAPATAN 12.000.000 12.000.000 15.000.000 17.500.000 14.125.000

SHU -3.080.000 -2.580.000 -715.000 5.216.333 -289.667

Uraian Pekerjaan Rata-rata (Rp)Responden

Page 143: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

129

Lampiran 15. Komposisi Komponen Biaya Usaha Tebu Rakyat RC pada Lahan Milik

Sendiri di Kabupaten Pasuruan

Kegiatan Biaya rata-rata % Komponen Biaya

(Rp) (%)

A. BIAYA

Persiapan Lahan

- Sewa lahan

- Juring 0 0,00

- Babat Alang 0 0,00

- Buang Dongkelan 0 0,00

- Pemeliharaan Got 0 0,00

- Bakar isolasi 0 0,00

Tanam & Pemeliharaan Tanaman

0,00

- Tanam/ kepras 2.430.000 16,86

- Sulam I, II 787.500 5,46

- Pupuk I, II dan colok 318.750 2,21

- Pemberian air 928.000 6,44

- Turun tanah I, II, III 1.145.000 7,94

- Penyiangan 432.500 3,00

- Panen (TMA) 6.129.167 42,52

Biaya diluar kebun

0,00

- Usaha air 0 0,00

- Keamanan kebun 283.333 1,97

- Transport pupuk, tenaga dll 93.333 0,65

- Takterduga 0 0,00

Biaya Pengamatan

0,00

- Seleksi campuran 0 0,00

- Hama dan penyakit 0 0,00

Biaya Bahan

0,00

- Bahan tanam 0 0,00

- Pupuk 1 725.000 5,03

- Pupuk 2 920.000 6,38

- Pupuk 3 155.000 1,08

- Herbisida 400.000 2,77

- Lain lain 0 0,00

JUMLAH BIAYA 14.414.667 100

B. PENDAPATAN

Tebu Giling

- Gula dan Tetes 14.125.000

JUMLAH PENDAPATAN 14.125.000

SHU -289.667

R/C Rasio 0,98

Page 144: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

130

Lampiran 16. Rekapitulasi Komponen Biaya Dalam Analisis Usaha Tani Tebu Rakyat di

Kabupaten Pasuruan

No Komponen utama

agribisnis

Biaya (Rp)

PC RC

Dengan Sewa Tanpa Sewa Dengan Sewa Tanpa Sewa

A Biaya

Biaya Sewa Lahan 9.375.000

8.175.000

Biaya Garap 9.116.902 6.950.000 7.929.110 6.418.417

Biaya Saprodi 6.919.500 4.875.000 2.479.781 2.200.000

Biaya Panen 5.312.500 6.000.000 6.524.265 6.129.167

Jumlah Biaya 27.828.688 17.825.000 20.893.925 14.414.667

B Pendapatan 31.137.500 22.400.000 25.778.257 14.125.000

C Sisa Hasil Usaha 3.308.813 4.575.000 4.884.332 -289.667

D R/C 1,12 1,26 1,23 0,98

Page 145: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

131

Lampiran 17. Uji Beda Struktur Biaya dalam Analisa Usaha Tani

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Biaya_Garap

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 12516356.63

Std. Deviation 4633176.643

Most Extreme Differences Absolute .087

Positive .076

Negative -.087

Kolmogorov-Smirnov Z .530

Asymp. Sig. (2-tailed) .941

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Biaya_Garap

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

PCs 8 15973062.50 3832260.434 1354908.670 12769212.60 19176912.40 12090000 20842000

PCts 1 6950000.00 . . . . 6950000 6950000

RCs 20 13868750.00 3129925.119 699872.533 12403899.95 15333600.05 8450000 20000000

RCts 4 6324250.00 1582112.169 791056.085 3806756.49 8841743.51 4167000 7930000

TRS I K 1 8954760.95 . . . . 8954761 8954761

TRS II K 1 5501247.95 . . . . 5501248 5501248

TRT I K 1 6813123.85 . . . . 6813124 6813124

TRT II K 1 4429562.70 . . . . 4429563 4429563

Total 37 12516356.63 4633176.643 761689.548 10971578.63 14061134.64 4167000 20842000

Test of Homogeneity of Variances

Biaya_Garap

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.846a 2 29 .074

a. Groups with only one case are ignored in computing the

test of homogeneity of variance for Biaya_Garap.

ANOVA

Biaya_Garap

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.763E14 7 6.805E13 6.657 .000

Within Groups 2.964E14 29 1.022E13

Total 7.728E14 36

Page 146: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

132

1. Saprodi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Saprodi 37 0 7640000 2962324.32 2288669.319

Valid N (listwise) 37

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Saprodi

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 2962324.32

Std. Deviation 2288669.319

Most Extreme Differences Absolute .313

Positive .313

Negative -.127

Kolmogorov-Smirnov Z 1.903

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Saprodi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

PCs 8 6543125.00 661247.131 233786.165 5990308.56 7095941.44 5400000 7640000

PCts 1 4875000.00 . . . . 4875000 4875000

RCs 20 1479550.00 934015.227 208852.154 1042417.42 1916682.58 0 2322500

RCts 4 1961250.00 319384.173 159692.087 1453038.51 2469461.49 1600000 2230000

TRS I K 1 5470000.00 . . . . 5470000 5470000

TRS II K 1 2005000.00 . . . . 2005000 2005000

TRT I K 1 5470000.00 . . . . 5470000 5470000

TRT II K 1 2005000.00 . . . . 2005000 2005000

Total 37 2962324.32 2288669.319 376254.918 2199243.98 3725404.67 0 7640000

Test of Homogeneity of Variances

Saprodi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.117a 2 29 .027

a. Groups with only one case are ignored in computing the

test of homogeneity of variance for Saprodi.

Page 147: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

133

ANOVA

Saprodi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.686E14 7 2.409E13 35.031 .000

Within Groups 1.994E13 29 6.877E11

Total 1.886E14 36

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks

ID N Mean Rank

Saprodi PCs 8 33.25

PCts 1 27.00

RCs 20 13.05

RCts 4 15.25

TRS I K 1 29.50

TRS II K 1 14.50

TRT I K 1 29.50

TRT II K 1 14.50

Total 37

Test Statisticsa,b

Saprodi

Chi-Square 23.231

df 7

Asymp. Sig. .002

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: ID

Panen

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Panen

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 5653177.48

Std. Deviation 2183204.213

Most Extreme Differences Absolute .347

Positive .184

Negative -.347

Kolmogorov-Smirnov Z 2.110

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 148: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

134

Oneway

Descriptives

Panen

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

PCs 8 5312500.00 1944543.648 687500.000 3686820.83 6938179.17 500000 6000000

PCts 1 6000000.00 . . . . 6000000 6000000

RCs 20 5545625.00 2711328.801 606271.551 4276684.06 6814565.94 0 9562500

RCts 4 6129166.67 258333.334 129166.667 5718100.69 6540232.65 6000000 6516667

TRS I K 1 7094400.00 . . . . 7094400 7094400

TRS II K 1 6518400.00 . . . . 6518400 6518400

TRT I K 1 6115200.00 . . . . 6115200 6115200

TRT II K 1 5510400.00 . . . . 5510400 5510400

Total 37 5653177.48 2183204.213 358916.562 4925260.95 6381094.00 0 9562500

Test of Homogeneity of Variances

Panen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.810a 2 29 .182

a. Groups with only one case are ignored in computing

the test of homogeneity of variance for Panen.

ANOVA

Panen

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 5.246E12 7 7.494E11 .131 .995

Within Groups 1.663E14 29 5.736E12

Total 1.716E14 36

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks

ID N Mean Rank

Panen PCs 8 15.38

PCts 1 17.00

RCs 20 19.20

RCts 4 20.25

TRS I K 1 33.00

TRS II K 1 31.00

TRT I K 1 26.00

TRT II K 1 8.00

Total 37

Page 149: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

135

Test Statisticsa,b

Panen

Chi-Square 5.921

df 7

Asymp. Sig. .549

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: ID

Total Biaya

Descriptives

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total_Biaya

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 21131858.44

Std. Deviation 5602654.416

Most Extreme Differences Absolute .091

Positive .076

Negative -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .552

Asymp. Sig. (2-tailed) .921

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Total_Biaya

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

PCs 8 27828687.50 3147426.079 1112783.162 25197373.45 30460001.55 24920000 32660000

PCts 1 17825000.00 . . . . 17825000 17825000

RCs 20 20893925.00 4353585.102 973491.223 18856384.45 22931465.55 12022500 28782500

RCts 4 14414666.67 1494660.644 747330.322 12036328.05 16793005.29 12283667 15715000

TRS I K 1 21519160.95 . . . . 21519161 21519161

TRS II K 1 14024647.95 . . . . 14024648 14024648

TRT I K 1 18398323.85 . . . . 18398324 18398324

TRT II K 1 11944962.70 . . . . 11944963 11944963

Total 37 21131858.44 5602654.416 921070.712 19263840.45 22999876.42 11944963 32660000

Test of Homogeneity of Variances

Total_Biaya

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.737a 2 29 .194

a. Groups with only one case are ignored in computing

the test of homogeneity of variance for Total_Biaya.

Page 150: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

136

ANOVA

Total_Biaya

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.939E14 7 9.912E13 6.591 .000

Within Groups 4.362E14 29 1.504E13

Total 1.130E15 36

Total pendapatan

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total_Pendapatan

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 26077358.33

Std. Deviation 9216565.186

Most Extreme Differences Absolute .143

Positive .143

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .438

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

Total_Pendapatan

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

PCs 8 31137500.00 1.009E7 3565912.401 22705457.06 39569542.94 18600000 47010000

PCts 1 22400000.00 . . . . 22400000 22400000

RCs 20 25778256.56 8635444.696 1930944.136 21736744.04 29819769.08 14400000 42265175

RCts 4 14125000.00 2657536.453 1328768.227 9896266.47 18353733.53 12000000 17500000

TRS I K 1 34892271.00 . . . . 34892271 34892271

TRS II K 1 31460051.00 . . . . 31460051 31460051

TRT I K 1 29168088.00 . . . . 29168088 29168088

TRT II K 1 25776717.00 . . . . 25776717 25776717

Total 37 26077358.33 9216565.186 1515193.983 23004402.50 29150314.16 12000000 47010000

Test of Homogeneity of Variances

Total_Pendapatan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.741a 2 29 .036

a. Groups with only one case are ignored in computing the

test of homogeneity of variance for Total_Pendapatan.

Page 151: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

137

ANOVA

Total_Pendapatan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 9.079E14 7 1.297E14 1.749 .136

Within Groups 2.150E15 29 7.414E13

Total 3.058E15 36

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks

ID N Mean Rank

Total_Pendapatan PCs 8 23.44

PCts 1 14.00

RCs 20 19.00

RCts 4 4.63

TRS I K 1 32.00

TRS II K 1 30.00

TRT I K 1 23.00

TRT II K 1 18.00

Total 37

Test Statisticsa,b

Total_Pendapatan

Chi-Square 11.257

df 7

Asymp. Sig. .128

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: ID

SHU

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SHU 37 -7450000 17435403 4945499.89 8514253.849

Valid N (listwise) 37

Page 152: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

138

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SHU

N 37

Normal Parametersa,,b

Mean 4945499.89

Std. Deviation 8514253.849

Most Extreme Differences Absolute .138

Positive .138

Negative -.136

Kolmogorov-Smirnov Z .842

Asymp. Sig. (2-tailed) .478

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

SHU

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

PCs 8 3308812.50 8052991.449 2847162.431 -3423656.83 10041281.83 -6320000 14350000

PCts 1 4575000.00 . . . . 4575000 4575000

RCs 20 4884331.56 9293652.707 2078123.921 534768.21 9233894.92 -7450000 16644333

RCts 4 -289666.67 3809135.131 1904567.565 -6350850.68 5771517.34 -3080000 5216333

TRS I K 1 13373110.05 . . . . 13373110 13373110

TRS II K 1 17435403.05 . . . . 17435403 17435403

TRT I K 1 10769764.15 . . . . 10769764 10769764

TRT II K 1 13831754.30 . . . . 13831754 13831754

Total 37 4945499.89 8514253.849 1399734.710 2106706.33 7784293.46 -7450000 17435403

Test of Homogeneity of Variances

SHU

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.890a 2 29 .015

a. Groups with only one case are ignored in computing

the test of homogeneity of variance for SHU.

ANOVA

SHU

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.712E14 7 6.731E13 .913 .511

Within Groups 2.139E15 29 7.374E13

Total 2.610E15 36

Page 153: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

139

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test

Ranks

ID N Mean Rank

SHU PCs 8 17.50

PCts 1 17.00

RCs 20 18.75

RCts 4 13.50

TRS I K 1 27.00

TRS II K 1 37.00

TRT I K 1 24.00

TRT II K 1 29.00

Total 37

Test Statisticsa,b

SHU

Chi-Square 5.610

df 7

Asymp. Sig. .586

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: ID

Page 154: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

140

Lampiran 18. Jawaban Responden Terhadap Kuisioner

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

1 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 1 4

2 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

3 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

4 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 5 5 3 4

5 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 5 5 3 4

6 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 3 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

7 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

8 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 4 4

9 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

10 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

11 4 5 5 5 3 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 4 5 3 4

12 4 3 5 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 5 3 5 2 4 4 5 5 5 1 3 4 5 3 5 2 4 4

13 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 1 5 3 5 4 4 4 5 5 5 1 3 4 5 3 5 2 3 4

14 5 3 5 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 2 4 4 1 5 4 5 3 4 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 3 2 5

15 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 2 4 5 3 5 3 4 5

16 4 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 3 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 4 2 2 4

17 5 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 3 4 4

18 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 2 3 4

19 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 2 3 4

20 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 2 2 4

21 5 3 5 5 4 3 3 3 3 3 3 5 4 2 4 3 1 5 4 5 4 5 3 5 5 5 1 1 4 5 3 4 2 2 4

22 5 5 4 5 3 2 3 2 3 3 3 5 4 2 2 3 1 5 3 4 3 4 3 5 5 5 1 1 4 5 3 4 2 2 4

23 4 5 5 5 5 2 1 2 1 1 2 5 4 2 2 1 1 5 1 5 1 2 1 5 3 4 1 1 4 3 1 3 1 2 3

24 5 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 2 2 4

25 4 3 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 5 1 1 4 5 3 5 2 3 4

26 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

27 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 2 4

28 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

29 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

30 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 155: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

141

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

31 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

32 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

33 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

34 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

35 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 5 5 5 3 4

36 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

37 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

38 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

39 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

40 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

41 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 5 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

42 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 1 1 4 5 3 4

43 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 1 1 4 5 4 4

44 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

45 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

46 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 1 1 3 5 3 4

47 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 3 1 5 5 3 4

48 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 1 5 4 5 5 5 3 3 4

49 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 1 5 4 5 5 5 3 4 5

50 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 5 1 5 4 5 3 5 3 3 4

51 5 3 4 5 3 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 4 2 3 4

52 5 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 4 4 5 5 5 1 5 4 5 3 5 3 3 4

53 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 3 1 4 2 2 4

54 4 3 4 5 3 3 4 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 2 3 4

55 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 5 5 3 4 5

56 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 5 4 2 2 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 3 3 4

57 5 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 1 4 2 2 5

58 5 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 2 2 4

59 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 3 3 4

60 5 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 4 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 2 3 4

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 156: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

142

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

61 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 5 3 3 4

62 5 3 4 5 3 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 5 3 3 4

63 5 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 5 4 5 3 4 2 3 4

64 5 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 3 5 5 5 4 5 3 5 5 5 1 5 4 5 5 5 3 3 5

65 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 5 4 2 2 4 1 5 4 4 3 2 5 5 2 5 1 1 3 3 1 3 1 3 4

66 5 3 5 4 3 2 3 5 4 4 3 5 4 3 2 4 1 5 4 5 3 3 5 5 3 5 1 3 3 5 3 4 2 4 4

67 4 3 5 5 3 2 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 5 5 5 3 4

68 4 3 5 5 3 2 4 5 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 1 5 5 3 4

69 4 3 5 5 3 2 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 5 5 5 2 4

70 4 3 5 5 3 2 1 3 2 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 1 5 1 4 4 5 5 5 5 3 4

71 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4

72 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 5 4 1 4 5 4 4

73 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4

74 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 1 3 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4

75 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4

76 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 1 4 4 5 5 4 5 4 4

77 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 1 4 4 5 5 4 5 4 4

78 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 4 5 4 4

79 4 3 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 4 5 3 4

80 4 3 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

81 4 3 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

82 4 3 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

83 4 3 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

84 4 2 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

85 4 2 5 5 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

86 4 2 5 4 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

87 4 2 5 4 2 2 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 5 4 5 1 4 4 5 3 2 5 3 4

88 5 5 5 5 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 5 2 5 4 5

89 5 5 1 5 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 5 2 2 3 4

90 5 5 5 1 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 1 3 3 2 4 5

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 157: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

143

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

91 5 5 1 5 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 5 2 2 4 5

92 5 5 5 1 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 3 4 3 4 3 5 5 5 1 4 4 5 4 2 2 4 5

93 5 5 5 5 4 5 3 3 3 2 2 2 4 2 4 5 3 3 4 3 4 3 5 5 5 5 1 4 4 5 5 2 2 4 5

94 4 3 5 5 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 5 1 4 5 3 4 5 4 4

95 4 3 5 5 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 5 1 4 5 3 1 5 5 3 4

96 5 5 5 3 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4

97 5 5 5 5 5 2 1 2 1 3 2 2 4 4 4 3 1 4 2 4 2 2 2 1 2 5 1 1 2 4 1 5 1 4 4

98 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 4 3 3 3 4 4 5 4 1 5 2 2 4

99 5 5 5 5 4 3 1 3 1 4 4 2 4 4 4 4 1 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 1 4 5 5 3 2 4

100 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 2 5 5 5 5 1 5 3 5 3 4 5 5 3 5 3 4 5 4 1 5 2 4 4

101 4 2 5 5 4 4 4 4 1 4 4 2 5 5 4 4 1 5 4 5 4 4 5 3 3 5 2 4 4 4 1 4 1 2 4

102 5 5 5 5 4 5 3 3 1 4 4 4 2 4 4 4 1 5 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 1 5 2 2 5

103 5 5 5 5 5 5 1 3 1 4 4 2 5 5 5 5 1 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 1 5 2 2 5

104 5 5 5 5 5 4 4 4 1 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 2 3 5

105 5 5 5 5 4 4 1 3 1 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 5 3 4 4 3 4 5 2 4 4 4 1 5 1 4 5

106 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 5 1 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 1 5 2 4 5

107 5 5 5 5 4 3 1 3 1 4 3 4 4 3 4 5 1 5 3 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 1 5 2 4 5

108 4 5 4 5 4 3 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 5 4 4 3 5 4 5 3 4 5 5 1 5 2 4 5

109 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 2 4 5

110 5 5 5 5 5 4 4 1 1 4 4 4 5 5 5 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 2 4 5

111 5 5 5 5 5 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 3 4 5 1 1 5 5 1 3 2 3 5

112 5 5 3 4 5 3 1 2 1 2 2 2 4 4 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 4 5 1 1 4 4 1 4 1 3 4

113 5 5 5 5 4 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 1 3 1 3 4 2 3 2 3 5 3 2 4 4 1 3 1 4 1

114 4 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 5 3 4 4 5 4 5 2 1 4 4 5 5 2 4 5

115 5 5 5 5 5 4 4 4 1 5 4 4 4 4 4 5 1 4 4 5 4 4 5 5 4 5 2 2 4 5 5 5 2 4 5

116 5 5 5 5 5 4 4 4 1 4 4 4 5 5 4 5 1 5 4 5 4 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

117 4 5 4 5 5 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 2 4 3 2 5 1 1 2 4 1 5 1 2 5

118 4 3 5 5 5 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 4 2 2 3 4 2 5 1 1 4 4 1 5 1 4 5

119 4 3 3 5 3 1 1 1 1 3 3 1 1 3 4 3 1 3 4 3 3 2 3 2 2 5 1 1 2 3 1 5 1 2 4

120 4 2 5 5 3 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 3 1 5 3 4 2 2 3 2 2 3 2 1 4 4 1 5 3 3 3

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 158: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

144

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

121 5 5 5 5 5 3 1 4 1 3 2 2 2 3 5 4 1 4 4 4 3 4 3 5 3 5 1 4 2 4 5 5 1 4 5

122 5 5 5 5 4 1 2 1 2 3 1 3 1 1 3 5 1 5 5 4 2 4 2 5 5 5 1 1 4 3 4 3 3 2 4

123 5 5 5 5 4 1 5 3 1 4 2 2 4 1 1 4 1 4 2 4 4 3 2 5 5 5 1 1 4 3 1 5 3 4 4

124 5 2 5 5 4 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 5 1 1 5 4 1 3 5 2 4 5 2 1 3 3 4 5 3 4 4

125 5 5 5 5 2 1 5 5 1 3 2 3 5 3 1 5 2 5 5 4 2 4 2 5 5 5 2 1 4 3 5 5 3 2 4

126 5 5 5 5 4 1 5 5 1 3 2 3 4 3 1 5 2 5 5 4 2 4 2 5 5 5 2 1 4 3 5 5 3 4 4

127 5 5 5 5 3 1 3 4 1 4 1 2 5 2 5 1 2 5 5 1 1 2 1 5 5 5 2 5 3 3 4 5 3 4 4

128 5 5 5 5 1 1 3 4 1 4 1 2 5 2 5 1 2 1 1 1 1 2 3 5 5 5 2 5 3 3 4 5 3 4 4

129 4 2 5 5 1 1 1 1 2 4 4 2 5 4 5 5 1 5 5 1 1 2 5 5 5 5 1 5 4 3 4 5 3 3 4

130 4 2 5 5 2 1 1 1 2 4 4 2 5 1 5 5 1 5 5 1 1 4 5 5 5 5 1 5 4 3 4 5 3 3 4

131 4 2 5 5 2 1 1 4 1 4 1 2 3 1 5 1 1 5 1 1 1 2 1 5 5 5 1 5 3 3 4 5 3 4 1

132 4 5 5 5 2 1 1 1 2 1 3 2 1 1 5 5 1 5 5 1 1 2 5 5 5 5 1 5 4 3 4 5 3 2 5

133 5 5 5 5 2 1 1 1 1 4 3 2 2 1 5 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 4 3 5 5 3 2 5

134 3 2 5 5 1 1 1 5 1 4 5 2 2 1 5 5 3 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 4 3 5 5 3 2 5

135 5 5 5 5 1 1 1 5 1 4 5 2 2 1 5 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 4 3 5 5 3 2 4

136 5 2 5 5 1 1 1 4 4 4 4 2 5 1 5 1 1 5 5 4 1 5 3 5 5 5 1 5 4 4 5 5 3 4 4

137 5 3 5 4 1 1 1 4 4 4 2 2 5 2 5 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 3 3 2 5 3 5 4

138 5 2 5 5 2 1 1 2 2 4 3 2 5 1 5 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 3 3 5 5 3 2 4

139 5 5 5 5 4 2 3 5 2 4 2 4 5 5 4 5 2 2 5 4 5 5 5 5 4 5 1 1 4 5 5 5 5 5 5

140 4 3 5 2 3 2 1 3 1 3 3 4 5 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 5 5 1 1 1 4 4 4 2 5 5 2

141 1 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

142 3 4 1 1 1 4 1 4 3 2 3 1 1 3 2 4 3 3 4 1 1 4 5 5 3 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1

143 3 3 3 4 1 2 4 2 3 3 2 1 2 3 5 2 4 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

144 4 3 4 4 3 1 3 5 1 4 5 4 5 3 2 4 1 3 3 4 3 2 1 3 4 4 1 1 1 4 5 5 2 4 4

145 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 1 4 5 4 5 5 1 4 5

146 4 3 5 4 3 2 1 2 2 3 2 4 1 2 1 2 1 2 2 5 3 2 1 5 3 5 1 1 2 3 3 5 2 3 3

147 4 3 5 4 3 2 1 2 2 3 2 4 2 2 1 2 1 2 2 5 3 2 1 2 3 4 5 1 2 3 3 5 5 3 4

148 4 3 4 4 5 1 1 2 1 2 2 5 4 2 2 3 2 1 3 1 2 4 1 5 3 5 1 1 1 4 1 5 3 4 4

149 4 2 4 5 3 2 1 1 1 1 1 5 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 2 3 1 1 2 1 1 3 4 3 2 2 1

150 4 3 4 5 2 3 1 4 1 4 4 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 5 4 5 1 1 1 3 3 5 1 2 2

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 159: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

145

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35

151 1 5 4 4 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 4 1 2 3 3 1 1 3 5 5 4 2 3 2

152 4 3 5 4 3 5 1 3 4 3 3 4 5 4 5 5 3 1 3 4 3 4 1 5 1 5 1 4 5 1 5 1 1 4 3

153 5 1 5 5 4 1 3 3 4 3 2 4 5 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 5 5 5 2 1 3 3 5 1 1 1 5

154 4 3 4 5 3 4 1 4 2 2 3 2 1 1 2 4 1 1 2 3 2 2 1 5 2 2 1 1 3 3 1 5 2 4 3

155 4 2 3 4 1 2 2 2 3 4 2 2 1 1 2 2 1 1 2 5 2 4 1 5 3 5 1 1 3 4 5 1 3 4 4

156 5 3 4 5 3 1 1 2 1 2 2 2 5 4 2 1 1 1 2 4 2 5 1 5 5 5 1 3 2 3 4 5 2 3 5

157 5 5 5 5 2 1 2 1 3 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1 4 1 2 1 5 5 5 1 1 1 5 4 5 3 5 5

158 5 2 1 5 2 3 3 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2 1 1 2 1 1 1 5 4 5 1 1 3 3 4 5 3 3 5

159 5 2 4 5 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 4 3 1 1 5 4 5 1 1 4 5 5 5 2 3 5

160 5 2 5 4 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 2 4 1 3 3 4 5 1 1 5 5 1 3 2 3 3

161 5 3 1 5 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 5 4 5 1 1 2 3 4 5 1 3 4

162 5 2 4 5 2 1 1 1 2 1 1 4 2 5 2 2 1 2 1 4 2 2 1 5 2 5 1 1 3 3 4 5 1 4 4

163 5 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 1 2 5 4 2 1

164 5 5 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 4 5 1 2 1 4 1 5 3 4 5

165 1 5 5 5 1 1 1 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 5 2 4 1 2 3 3 5 4 2 5 4

166 4 5 5 3 2 1 2 1 1 5 1 4 5 2 5 2 2 2 2 4 2 3 2 5 5 5 1 2 1 5 5 1 4 4 2

167 5 3 1 5 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 5 4 5 1 1 2 3 4 5 1 3 4

168 5 5 5 5 2 1 1 1 1 4 3 2 2 1 5 5 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 1 5 4 3 5 5 3 2 5

169 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 1 1 3 1 5 1 4 1 1

170 5 2 4 5 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 4 3 1 1 5 4 5 1 1 4 5 5 5 2 3 5

171 1 5 5 5 1 1 1 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 5 2 4 1 2 3 3 5 4 2 5 4

172 5 3 5 5 5 1 1 1 1 3 1 2 1 2 3 4 1 3 3 2 1 2 4 2 2 5 1 1 4 4 1 5 1 4 4

173 5 2 4 5 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 4 3 1 1 5 4 5 1 1 4 5 5 5 2 3 5

174 5 3 1 5 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 5 4 5 1 1 2 3 4 5 1 3 4

175 1 5 5 5 1 1 1 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 5 2 4 1 2 3 3 5 4 2 5 4

Responden Loyalitas Petani (X1-X5) Peran Pemerintah (X6-X15) Peran Pabrik Gula (X16-X23) Peran Perilaku Petani (X24-X35)

Variabel Pertanyaan dan Jawaban Responden

Page 160: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

146

Lampiran 19. Rekapitulasi Jawaban Responden dalam Penelitian

A B C D E Jumlah A B C D E Jumlah

X1 6 0 3 83 83 175 3,43 0,00 1,71 47,43 47,43 100,00

X2 2 21 76 1 75 175 1,14 12,00 43,43 0,57 42,86 100,00

X3 8 0 5 25 137 175 4,57 0,00 2,86 14,29 78,29 100,00

X4 5 2 10 15 143 175 2,86 1,14 5,71 8,57 81,71 100,00

X5 16 26 63 43 27 175 9,14 14,86 36,00 24,57 15,43 100,00

X6 42 51 54 15 13 175 24,00 29,14 30,86 8,57 7,43 100,00

X7 47 8 28 88 4 175 26,86 4,57 16,00 50,29 2,29 100,00

X8 24 16 69 55 11 175 13,71 9,14 39,43 31,43 6,29 100,00

X9 48 64 33 29 1 175 27,43 36,57 18,86 16,57 0,57 100,00

X10 17 64 25 65 4 175 9,71 36,57 14,29 37,14 2,29 100,00

X11 23 32 74 42 4 175 13,14 18,29 42,29 24,00 2,29 100,00

X12 7 102 9 23 34 175 4,00 58,29 5,14 13,14 19,43 100,00

X13 25 14 5 107 24 175 14,29 8,00 2,86 61,14 13,71 100,00

X14 31 105 13 17 9 175 17,71 60,00 7,43 9,71 5,14 100,00

X15 19 20 8 105 23 175 10,86 11,43 4,57 60,00 13,14 100,00

X16 14 13 27 88 33 175 8,00 7,43 15,43 50,29 18,86 100,00

X17 65 32 74 3 1 175 37,14 18,29 42,29 1,71 0,57 100,00

X18 44 9 35 28 59 175 25,14 5,14 20,00 16,00 33,71 100,00

X19 25 10 77 29 34 175 14,29 5,71 44,00 16,57 19,43 100,00

X20 21 7 6 89 52 175 12,00 4,00 3,43 50,86 29,71 100,00

X21 21 30 85 30 9 175 12,00 17,14 48,57 17,14 5,14 100,00

X22 13 26 6 101 29 175 7,43 14,86 3,43 57,71 16,57 100,00

X23 31 8 68 46 22 175 17,71 4,57 38,86 26,29 12,57 100,00

X24 4 7 20 2 142 175 2,29 4,00 11,43 1,14 81,14 100,00

X25 7 12 37 46 73 175 4,00 6,86 21,14 26,29 41,71 100,00

X26 14 1 3 8 149 175 8,00 0,57 1,71 4,57 85,14 100,00

X27 142 12 9 10 2 175 81,14 6,86 5,14 5,71 1,14 100,00

X28 54 9 4 78 30 175 30,86 5,14 2,29 44,57 17,14 100,00

X29 13 10 18 98 36 175 7,43 5,71 10,29 56,00 20,57 100,00

X30 29 0 38 26 82 175 16,57 0,00 21,71 14,86 46,86 100,00

X31 66 2 39 18 50 175 37,71 1,14 22,29 10,29 28,57 100,00

X32 9 14 19 43 90 175 5,14 8,00 10,86 24,57 51,43 100,00

X33 24 49 38 3 61 175 13,71 28,00 21,71 1,71 34,86 100,00

X34 7 30 78 53 7 175 4,00 17,14 44,57 30,29 4,00 100,00

X35 9 4 6 116 40 175 5,14 2,29 3,43 66,29 22,86 100,00

Prosentase Responden Pemilihnya (%)

Loyalitas Petani

(X1-X5)

Peran Pemerintah

(X6-X15)

Peran Pabrik Gula

(X16-X23)

Peran Perilaku Petani

(X24-X35)

Jumlah Responden Pemilihnya (Orang)Variabel Pertanyaan

Page 161: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

147

Lampiran 20. Data Outlier

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

116 40,764 ,000 ,000

169 31,502 ,000 ,000

143 25,649 ,000 ,000

142 25,392 ,000 ,000

141 20,781 ,000 ,000

128 19,504 ,001 ,000

122 13,316 ,010 ,002

134 12,966 ,011 ,001

133 11,139 ,025 ,033

168 11,139 ,025 ,013

97 10,339 ,035 ,046

113 10,067 ,039 ,045

23 9,835 ,043 ,042

157 8,962 ,062 ,199

127 8,918 ,063 ,143

163 8,744 ,068 ,139

172 8,730 ,068 ,090

149 8,217 ,084 ,217

124 8,153 ,086 ,176

131 7,970 ,093 ,194

159 7,851 ,097 ,184

170 7,851 ,097 ,128

173 7,851 ,097 ,085

145 7,796 ,099 ,066

65 7,563 ,109 ,097

152 7,540 ,110 ,070

120 7,408 ,116 ,075

150 7,260 ,123 ,086

132 7,240 ,124 ,062

98 6,944 ,139 ,129

164 6,841 ,145 ,132

119 6,734 ,151 ,140

165 6,206 ,184 ,472

171 6,206 ,184 ,396

175 6,206 ,184 ,324

158 6,170 ,187 ,288

144 5,954 ,203 ,416

138 5,707 ,222 ,592

160 5,444 ,245 ,774

155 5,213 ,266 ,888

161 5,155 ,272 ,886

167 5,155 ,272 ,849

174 5,155 ,272 ,804

Page 162: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

148

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

117 5,000 ,287 ,872

140 4,760 ,313 ,955

151 4,718 ,318 ,951

111 4,441 ,350 ,991

100 4,264 ,371 ,997

137 4,179 ,382 ,998

121 4,177 ,383 ,997

136 4,085 ,395 ,998

101 3,998 ,406 ,999

87 3,982 ,408 ,998

153 3,872 ,424 ,999

109 3,770 ,438 1,000

135 3,677 ,451 1,000

104 3,658 ,454 1,000

54 3,658 ,454 1,000

154 3,594 ,464 1,000

123 3,572 ,467 1,000

110 3,505 ,477 1,000

49 3,461 ,484 1,000

86 3,445 ,486 1,000

63 3,376 ,497 1,000

129 3,337 ,503 1,000

106 3,289 ,511 1,000

130 3,104 ,541 1,000

61 3,073 ,546 1,000

115 2,994 ,559 1,000

52 2,993 ,559 1,000

107 2,939 ,568 1,000

156 2,840 ,585 1,000

55 2,840 ,585 1,000

25 2,819 ,588 1,000

57 2,787 ,594 1,000

58 2,770 ,597 1,000

59 2,718 ,606 1,000

162 2,702 ,609 1,000

103 2,700 ,609 1,000

112 2,676 ,613 1,000

20 2,671 ,614 1,000

99 2,609 ,625 1,000

62 2,533 ,639 1,000

18 2,531 ,639 1,000

19 2,520 ,641 1,000

48 2,504 ,644 1,000

14 2,500 ,645 1,000

Page 163: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

149

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

56 2,497 ,645 1,000

64 2,479 ,648 1,000

126 2,478 ,649 1,000

88 2,449 ,654 1,000

67 2,433 ,657 1,000

24 2,418 ,659 1,000

16 2,403 ,662 1,000

53 2,403 ,662 1,000

166 2,386 ,665 ,999

148 2,342 ,673 1,000

118 2,314 ,678 1,000

51 2,313 ,678 ,999

13 2,249 ,690 1,000

Page 164: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

150

Lampiran 21. Hasil analisis dengan menggunakan software AMOS

OUTPUT AMOS

Analysis Summary

Groups

Group number 1 (Group number 1)

Notes for Group (Group number 1)

The model is recursive.

Sample size = 131

Variable Summary (Group number 1)

Your model contains the following variables (Group number 1)

Observed, endogenous variables

Loyalitas

Perilaku_Petani

Peran_Pabrik

Observed, exogenous variables

Peran_Pemerintah

Unobserved, exogenous variables

Z1

Z2

Z3

Variable counts (Group number 1)

Number of variables in your model: 7

Number of observed variables: 4

Number of unobserved variables: 3

Number of exogenous variables: 4

Number of endogenous variables: 3

Parameter Summary (Group number 1)

Weights Covariances Variances Means Intercepts Total

Fixed 3 0 0 0 0 3

Labeled 0 0 0 0 0 0

Unlabeled 6 0 4 0 0 10

Total 9 0 4 0 0 13

Page 165: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

151

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Peran_Pemerintah 12,000 41,000 -,620 -2,895 1,094 2,555

Peran_Pabrik 12,000 37,000 -,998 -4,665 1,404 3,280

Perilaku_Petani 32,000 53,000 -,391 -1,828 -,104 -,244

Loyalitas 14,000 25,000 -,274 -1,282 -,023 -,055

Multivariate

3,539 2,923

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1)

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

130 18,326 ,001 ,130

64 17,440 ,002 ,019

126 15,332 ,004 ,017

124 12,613 ,013 ,099

97 10,506 ,033 ,428

118 10,126 ,038 ,388

127 10,070 ,039 ,256

129 10,070 ,039 ,145

131 10,070 ,039 ,074

112 9,973 ,041 ,043

104 9,756 ,045 ,034

125 9,531 ,049 ,028

98 8,901 ,064 ,075

119 8,616 ,071 ,086

96 8,467 ,076 ,072

128 8,369 ,079 ,054

113 8,269 ,082 ,041

108 8,053 ,090 ,045

123 7,457 ,114 ,159

115 6,848 ,144 ,428

111 6,756 ,149 ,399

117 6,458 ,167 ,530

86 6,315 ,177 ,550

116 6,106 ,191 ,629

103 6,066 ,194 ,574

106 5,990 ,200 ,551

66 5,648 ,227 ,747

14 5,593 ,232 ,718

107 5,512 ,239 ,710

60 5,376 ,251 ,748

13 5,255 ,262 ,775

101 5,182 ,269 ,768

121 5,101 ,277 ,769

85 5,100 ,277 ,705

Page 166: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

152

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

48 4,903 ,297 ,802

53 4,858 ,302 ,780

92 4,834 ,305 ,739

62 4,599 ,331 ,862

20 4,511 ,341 ,874

87 4,439 ,350 ,878

100 4,435 ,350 ,838

68 4,400 ,355 ,816

16 4,341 ,362 ,813

52 4,341 ,362 ,759

54 4,279 ,370 ,760

23 4,258 ,372 ,720

110 4,250 ,373 ,665

24 4,144 ,387 ,714

19 4,104 ,392 ,694

51 3,957 ,412 ,785

109 3,908 ,419 ,778

67 3,861 ,425 ,770

73 3,837 ,429 ,739

56 3,836 ,429 ,679

18 3,808 ,433 ,648

122 3,807 ,433 ,582

102 3,633 ,458 ,730

55 3,597 ,463 ,712

57 3,555 ,470 ,701

12 3,534 ,473 ,664

77 3,454 ,485 ,701

58 3,368 ,498 ,744

61 3,245 ,518 ,824

63 3,241 ,518 ,779

114 3,058 ,548 ,900

83 3,037 ,552 ,883

84 3,037 ,552 ,845

47 3,022 ,554 ,815

50 2,966 ,563 ,826

70 2,662 ,616 ,977

72 2,662 ,616 ,965

74 2,662 ,616 ,950

95 2,662 ,616 ,928

120 2,600 ,627 ,939

36 2,599 ,627 ,916

49 2,423 ,659 ,975

43 2,388 ,665 ,973

44 2,388 ,665 ,960

Page 167: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

153

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2

45 2,388 ,665 ,942

65 2,385 ,665 ,921

4 2,306 ,680 ,944

5 2,306 ,680 ,920

8 2,306 ,680 ,889

17 2,266 ,687 ,889

15 2,260 ,688 ,856

78 2,228 ,694 ,848

21 2,171 ,704 ,864

99 2,070 ,723 ,918

37 1,977 ,740 ,951

69 1,955 ,744 ,942

2 1,785 ,775 ,988

3 1,785 ,775 ,980

7 1,785 ,775 ,968

9 1,785 ,775 ,951

10 1,785 ,775 ,927

11 1,785 ,775 ,896

41 1,624 ,804 ,972

79 1,555 ,817 ,981

80 1,555 ,817 ,969

81 1,555 ,817 ,951

Sample Moments (Group number 1)

Sample Covariances (Group number 1)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 33,727

Peran_Pabrik 26,941 24,689

Perilaku_Petani 12,064 11,659 17,700

Loyalitas 7,575 6,594 4,221 5,343

Condition number = 36,429

Eigenvalues

64,743 11,614 3,324 1,777

Determinant of sample covariance matrix = 4441,775

Sample Correlations (Group number 1)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,934 1,000

Perilaku_Petani ,494 ,558 1,000

Loyalitas ,564 ,574 ,434 1,000

Condition number = 44,430

Eigenvalues

2,808 ,593 ,536 ,063

Page 168: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

154

Models

Default model (Default model)

Notes for Model (Default model)

Computation of degrees of freedom (Default model)

Number of distinct sample moments: 10

Number of distinct parameters to be estimated: 10

Degrees of freedom (10 - 10): 0

Result (Default model)

Minimum was achieved

Chi-square = ,000

Degrees of freedom = 0

Probability level cannot be computed

Group number 1 (Group number 1 - Default model)

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,799 ,027 29,711 *** par_4

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah -,152 ,147 -1,038 ,299 par_5

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,638 ,171 3,726 *** par_6

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,102 ,078 1,304 ,192 par_1

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,096 ,047 2,061 ,039 par_2

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,110 ,096 1,144 ,253 par_3

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,934

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah -,210

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,754

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,257

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,175

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,236

Page 169: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

155

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Peran_Pemerintah

33,727 4,183 8,062 *** par_7

Z2

3,169 ,393 8,062 *** par_8

Z1

12,094 1,500 8,062 *** par_9

Z3

3,436 ,426 8,062 *** par_10

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Peran_Pabrik

,872

Perilaku_Petani

,317

Loyalitas

,357

Matrices (Group number 1 - Default model)

Implied (for all variables) Covariances (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 33,727

Peran_Pabrik 26,941 24,689

Perilaku_Petani 12,064 11,659 17,700

Loyalitas 7,575 6,594 4,221 5,343

Implied (for all variables) Correlations (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,934 1,000

Perilaku_Petani ,494 ,558 1,000

Loyalitas ,564 ,574 ,434 1,000

Implied Covariances (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 33,727

Peran_Pabrik 26,941 24,689

Perilaku_Petani 12,064 11,659 17,700

Loyalitas 7,575 6,594 4,221 5,343

Implied Correlations (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,934 1,000

Perilaku_Petani ,494 ,558 1,000

Page 170: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

156

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Loyalitas ,564 ,574 ,434 1,000

Residual Covariances (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,000

Peran_Pabrik ,000 ,000

Perilaku_Petani ,000 ,000 ,000

Loyalitas ,000 ,000 ,000 ,000

Standardized Residual Covariances (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,000

Peran_Pabrik ,000 ,000

Perilaku_Petani ,000 ,000 ,000

Loyalitas ,000 ,000 ,000 ,000

Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,799 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,358 ,638 ,000

Loyalitas ,225 ,171 ,096

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,934 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,494 ,754 ,000

Loyalitas ,564 ,368 ,175

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,799 ,000 ,000

Perilaku_Petani -,152 ,638 ,000

Loyalitas ,102 ,110 ,096

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,934 ,000 ,000

Page 171: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

157

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Perilaku_Petani -,210 ,754 ,000

Loyalitas ,257 ,236 ,175

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,510 ,000 ,000

Loyalitas ,122 ,062 ,000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,704 ,000 ,000

Loyalitas ,307 ,132 ,000

Modification Indices (Group number 1 - Default model)

Covariances: (Group number 1 - Default model)

M.I. Par Change

Variances: (Group number 1 - Default model)

M.I. Par Change

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

M.I. Par Change

Bootstrap (Group number 1 - Default model)

Bootstrap standard errors (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Parameter SE SE-SE Mean Bias SE-Bias

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,034 ,002 ,797 -,002 ,002

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah ,129 ,006 -,143 ,009 ,009

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,156 ,008 ,632 -,006 ,011

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,085 ,004 ,108 ,006 ,006

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,049 ,002 ,096 -,001 ,003

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,109 ,005 ,103 -,007 ,008

Page 172: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

158

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Parameter SE SE-SE Mean Bias SE-Bias

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,013 ,001 ,934 ,000 ,001

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah ,180 ,009 -,200 ,010 ,013

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,179 ,009 ,746 -,008 ,013

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,213 ,011 ,273 ,015 ,015

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,092 ,005 ,176 ,000 ,007

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,236 ,012 ,220 -,016 ,017

Variances: (Group number 1 - Default model)

Parameter SE SE-SE Mean Bias SE-Bias

Peran_Pemerintah

4,603 ,230 33,856 ,129 ,325

Z2

,443 ,022 3,087 -,083 ,031

Z1

1,689 ,084 11,836 -,258 ,119

Z3

,417 ,021 3,353 -,083 ,029

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Parameter SE SE-SE Mean Bias SE-Bias

Peran_Pabrik

,024 ,001 ,872 ,001 ,002

Perilaku_Petani

,069 ,003 ,325 ,009 ,005

Loyalitas

,069 ,003 ,370 ,013 ,005

Matrices (Group number 1 - Default model)

Implied (for all variables) Covariances - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 4,603

Peran_Pabrik 3,871 3,528

Perilaku_Petani 2,111 1,995 2,158

Loyalitas 1,470 1,337 ,867 ,657

Implied (for all variables) Correlations - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,000

Peran_Pabrik ,013 ,000

Perilaku_Petani ,064 ,061 ,000

Loyalitas ,063 ,063 ,067 ,000

Implied Covariances - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 4,603

Page 173: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

159

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pabrik 3,871 3,528

Perilaku_Petani 2,111 1,995 2,158

Loyalitas 1,470 1,337 ,867 ,657

Implied Correlations - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,000

Peran_Pabrik ,013 ,000

Perilaku_Petani ,064 ,061 ,000

Loyalitas ,063 ,063 ,067 ,000

Sample Covariances - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 4,603

Peran_Pabrik 3,871 3,528

Perilaku_Petani 2,111 1,995 2,158

Loyalitas 1,470 1,337 ,867 ,657

Sample Correlations - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,000

Peran_Pabrik ,013 ,000

Perilaku_Petani ,064 ,061 ,000

Loyalitas ,063 ,063 ,067 ,000

Total Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,034 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,059 ,156 ,000

Loyalitas ,027 ,098 ,049

Standardized Total Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,013 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,064 ,179 ,000

Loyalitas ,063 ,209 ,092

Direct Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,034 ,000 ,000

Page 174: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

160

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Perilaku_Petani ,129 ,156 ,000

Loyalitas ,085 ,109 ,049

Standardized Direct Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,013 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,180 ,179 ,000

Loyalitas ,213 ,236 ,092

Indirect Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,124 ,000 ,000

Loyalitas ,082 ,037 ,000

Standardized Indirect Effects - Standard Errors (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,168 ,000 ,000

Loyalitas ,204 ,081 ,000

Bootstrap Confidence (Group number 1 - Default model)

Bias-corrected percentile method (Group number 1 - Default model)

90% confidence intervals (bias-corrected percentile method)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Parameter Estimate Lower Upper P

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,799 ,750 ,864 ,005

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah -,152 -,381 ,061 ,183

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,638 ,386 ,895 ,007

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,102 -,022 ,242 ,200

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,096 ,019 ,182 ,060

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,110 -,062 ,290 ,273

Page 175: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

161

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Parameter Estimate Lower Upper P

Peran_Pabrik <--- Peran_Pemerintah ,934 ,905 ,951 ,021

Perilaku_Petani <--- Peran_Pemerintah -,210 -,522 ,094 ,200

Perilaku_Petani <--- Peran_Pabrik ,754 ,471 1,112 ,007

Loyalitas <--- Peran_Pemerintah ,257 -,055 ,610 ,200

Loyalitas <--- Perilaku_Petani ,175 ,035 ,332 ,067

Loyalitas <--- Peran_Pabrik ,236 -,180 ,608 ,295

Variances: (Group number 1 - Default model)

Parameter Estimate Lower Upper P

Peran_Pemerintah

33,727 26,806 41,944 ,010

Z2

3,169 2,559 4,249 ,002

Z1

12,094 9,654 15,329 ,004

Z3

3,436 2,799 4,107 ,004

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Parameter Estimate Lower Upper P

Peran_Pabrik

,872 ,819 ,904 ,021

Perilaku_Petani

,317 ,211 ,440 ,012

Loyalitas

,357 ,208 ,446 ,036

Matrices (Group number 1 - Default model)

Implied (for all variables) Covariances (Group number 1 - Default model)

Implied (for all variables) Covariances - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 26,806

Peran_Pabrik 20,416 19,329

Perilaku_Petani 9,096 8,982 13,834

Loyalitas 4,835 4,179 2,674 4,242

Implied (for all variables) Covariances - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 41,944

Peran_Pabrik 33,531 31,266

Perilaku_Petani 16,544 16,152 21,355

Loyalitas 9,737 8,725 5,566 6,405

Implied (for all variables) Covariances - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default

model)

Page 176: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

162

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,010

Peran_Pabrik ,012 ,007

Perilaku_Petani ,006 ,005 ,011

Loyalitas ,016 ,012 ,012 ,012

Implied (for all variables) Correlations (Group number 1 - Default model)

Implied (for all variables) Correlations - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,905 1,000

Perilaku_Petani ,386 ,453 1,000

Loyalitas ,430 ,446 ,303 1,000

Implied (for all variables) Correlations - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,951 1,000

Perilaku_Petani ,596 ,660 1,000

Loyalitas ,643 ,661 ,542 1,000

Implied (for all variables) Correlations - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default

model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ...

Peran_Pabrik ,021 ...

Perilaku_Petani ,018 ,014 ...

Loyalitas ,019 ,013 ,015 ...

Implied Covariances (Group number 1 - Default model)

Implied Covariances - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 26,806

Peran_Pabrik 20,416 19,329

Perilaku_Petani 9,096 8,982 13,834

Loyalitas 4,835 4,179 2,674 4,242

Page 177: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

163

Implied Covariances - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 41,944

Peran_Pabrik 33,531 31,266

Perilaku_Petani 16,544 16,152 21,355

Loyalitas 9,737 8,725 5,566 6,405

Implied Covariances - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,010

Peran_Pabrik ,012 ,007

Perilaku_Petani ,006 ,005 ,011

Loyalitas ,016 ,012 ,012 ,012

Implied Correlations (Group number 1 - Default model)

Implied Correlations - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,905 1,000

Perilaku_Petani ,386 ,453 1,000

Loyalitas ,430 ,446 ,303 1,000

Implied Correlations - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,951 1,000

Perilaku_Petani ,596 ,660 1,000

Loyalitas ,643 ,661 ,542 1,000

Implied Correlations - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ...

Peran_Pabrik ,021 ...

Perilaku_Petani ,018 ,014 ...

Loyalitas ,019 ,013 ,015 ...

Sample Covariances (Group number 1 - Default model)

Page 178: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

164

Sample Covariances - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 26,806

Peran_Pabrik 20,416 19,329

Perilaku_Petani 9,096 8,948 13,834

Loyalitas 4,835 4,179 2,674 4,242

Sample Covariances - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 41,943

Peran_Pabrik 33,531 31,266

Perilaku_Petani 16,544 16,152 21,355

Loyalitas 9,737 8,725 5,566 6,405

Sample Covariances - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ,010

Peran_Pabrik ,012 ,007

Perilaku_Petani ,006 ,005 ,011

Loyalitas ,016 ,012 ,012 ,012

Sample Correlations (Group number 1 - Default model)

Sample Correlations - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,905 1,000

Perilaku_Petani ,386 ,453 1,000

Loyalitas ,430 ,446 ,303 1,000

Sample Correlations - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah 1,000

Peran_Pabrik ,951 1,000

Perilaku_Petani ,596 ,660 1,000

Loyalitas ,643 ,661 ,542 1,000

Page 179: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

165

Sample Correlations - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani Loyalitas

Peran_Pemerintah ...

Peran_Pabrik ,021 ...

Perilaku_Petani ,018 ,014 ...

Loyalitas ,019 ,013 ,015 ...

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Total Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,750 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,269 ,386 ,000

Loyalitas ,172 ,023 ,019

Total Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,864 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,469 ,895 ,000

Loyalitas ,267 ,327 ,182

Total Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,005 ... ...

Perilaku_Petani ,009 ,007 ...

Loyalitas ,014 ,086 ,060

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Standardized Total Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,905 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,386 ,471 ,000

Loyalitas ,430 ,028 ,035

Standardized Total Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,951 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,596 1,112 ,000

Loyalitas ,643 ,693 ,332

Page 180: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

166

Standardized Total Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,021 ... ...

Perilaku_Petani ,018 ,007 ...

Loyalitas ,019 ,091 ,067

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Direct Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,750 ,000 ,000

Perilaku_Petani -,381 ,386 ,000

Loyalitas -,022 -,062 ,019

Direct Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,864 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,061 ,895 ,000

Loyalitas ,242 ,290 ,182

Direct Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,005 ... ...

Perilaku_Petani ,183 ,007 ...

Loyalitas ,200 ,273 ,060

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Standardized Direct Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,905 ,000 ,000

Perilaku_Petani -,522 ,471 ,000

Loyalitas -,055 -,180 ,035

Standardized Direct Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,951 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,094 1,112 ,000

Loyalitas ,610 ,608 ,332

Page 181: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

167

Standardized Direct Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,021 ... ...

Perilaku_Petani ,200 ,007 ...

Loyalitas ,200 ,295 ,067

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Indirect Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,331 ,000 ,000

Loyalitas -,015 ,018 ,000

Indirect Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,760 ,000 ,000

Loyalitas ,252 ,149 ,000

Indirect Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ... ... ...

Perilaku_Petani ,005 ... ...

Loyalitas ,122 ,035 ...

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Standardized Indirect Effects - Lower Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani ,420 ,000 ,000

Loyalitas -,029 ,039 ,000

Standardized Indirect Effects - Upper Bounds (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ,000 ,000 ,000

Perilaku_Petani 1,016 ,000 ,000

Loyalitas ,623 ,325 ,000

Page 182: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

168

Standardized Indirect Effects - Two Tailed Significance (BC) (Group number 1 - Default model)

Peran_Pemerintah Peran_Pabrik Perilaku_Petani

Peran_Pabrik ... ... ...

Perilaku_Petani ,011 ... ...

Loyalitas ,116 ,031 ...

Minimization History (Default model)

Iteration

Negative

eigenvalues

Condition

#

Smallest

eigenvalue Diameter F NTries Ratio

0 e 1

-,238 9999,000 296,657 0 9999,000

1 e* 0 138,894

1,297 16,462 19 ,961

2 e 0 406,042

,425 1,181 2 ,000

3 e 0 316,429

,228 ,007 1 ,986

4 e 0 304,380

,008 ,000 1 1,007

5 e 0 303,539

,000 ,000 1 1,000

Pairwise Parameter Comparisons (Default model)

Variance-covariance Matrix of Estimates (Default model)

par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10

par_1 ,006

par_2 ,000 ,002

par_3 -,007 -,001 ,009

par_4 ,000 ,000 ,000 ,001

par_5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,021

par_6 ,000 ,000 ,000 ,000 -,023 ,029

par_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 17,500

par_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,155

par_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 2,250

par_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,182

Correlations of Estimates (Default model)

par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10

par_1 1,000

par_2 ,091 1,000

par_3 -,912 -,311 1,000

par_4 ,000 ,000 ,000 1,000

par_5 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000

par_6 ,000 ,000 ,000 ,000 -,934 1,000

par_7 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000

par_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000

par_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000

par_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000

Page 183: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

169

Critical Ratios for Differences between Parameters (Default model)

par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10

par_1 ,000

par_2 -,068 ,000

par_3 ,044 ,113 ,000

par_4 8,397 13,025 6,905 ,000

par_5 -1,531 -1,615 -1,495 -6,381 ,000

par_6 2,844 3,052 2,690 -,926 2,528 ,000

par_7 8,036 8,039 8,034 7,871 8,094 7,903 ,000

par_8 7,651 7,762 7,560 6,016 7,917 5,902 -7,273 ,000

par_9 7,983 7,994 7,973 7,529 8,125 7,587 -4,868 5,755 ,000

par_10 7,693 7,789 7,613 6,176 7,962 6,091 -7,204 ,460 -5,552 ,000

Bootstrap (Default model)

Summary of Bootstrap Iterations (Default model)

(Default model)

Iterations Method 0 Method 1 Method 2

1 0 0 0

2 0 0 0

3 0 0 0

4 0 2 0

5 0 28 0

6 0 64 0

7 0 67 0

8 0 34 0

9 0 3 0

10 0 2 0

11 0 0 0

12 0 0 0

13 0 0 0

14 0 0 0

15 0 0 0

16 0 0 0

17 0 0 0

18 0 0 0

19 0 0 0

Total 0 200 0

0 bootstrap samples were unused because of a singular covariance matrix.

0 bootstrap samples were unused because a solution was not found.

200 usable bootstrap samples were obtained.

Page 184: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

170

Bootstrap Distributions (Default model)

ML discrepancy (implied vs sample) (Default model)

|--------------------

,000 |********************

,000 |*

,000 |*

,000 |

,000 |

,000 |

,000 |

N = 200 ,000 |

Mean = ,000 ,000 |

S. e. = ,000 ,000 |

,000 |

,000 |

,000 |

,000 |

,000 |

|--------------------

ML discrepancy (implied vs pop) (Default model)

|--------------------

3,529 |***

7,454 |*********

11,379 |*****************

15,305 |**************

19,230 |********

23,155 |**********

27,081 |****

N = 200 31,006 |***

Mean = 16,564 34,931 |*

S. e. = ,560 38,857 |*

42,782 |

46,708 |

50,633 |

54,558 |

58,484 |*

|--------------------

Page 185: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

171

K-L overoptimism (unstabilized) (Default model)

|--------------------

-91,123 |*

-71,360 |**

-51,596 |**

-31,833 |*****

-12,070 |*************

7,693 |*******************

27,456 |********************

N = 200 47,219 |************

Mean = 30,393 66,982 |****************

S. e. = 3,048 86,745 |********

106,508 |***

126,271 |**

146,034 |*

165,797 |

185,560 |*

|--------------------

K-L overoptimism (stabilized) (Default model)

|--------------------

11,120 |*

16,737 |*********

22,353 |************

27,970 |***************

33,586 |***********

39,203 |*********

44,819 |******

N = 200 50,436 |**

Mean = 31,636 56,052 |***

S. e. = ,846 61,669 |*

67,286 |

72,902 |*

78,519 |*

84,135 |

89,752 |*

|--------------------

Page 186: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

172

ML discrepancy (implied vs pop) (Default model)

|--------------------

3,529 |***

7,454 |*********

11,379 |*****************

15,305 |**************

19,230 |********

23,155 |**********

27,081 |****

N = 200 31,006 |***

Mean = 16,564 34,931 |*

S. e. = ,560 38,857 |*

42,782 |

46,708 |

50,633 |

54,558 |

58,484 |*

|--------------------

Miscellaneous

Model Fit Summary

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 10 ,000 0

Saturated model 10 ,000 0

Independence model 4 373,766 6 ,000 62,294

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model ,000 1,000

Saturated model ,000 1,000

Independence model 10,611 ,469 ,115 ,281

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model 1,000

1,000

1,000

Saturated model 1,000

1,000

1,000

Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Page 187: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

173

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 1,000 ,000 ,000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 367,766 308,081 434,862

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model ,000 ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000

Independence model 2,875 2,829 2,370 3,345

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Independence model ,687 ,628 ,747 ,000

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 20,000 20,800 48,752 58,752

Saturated model 20,000 20,800 48,752 58,752

Independence model 381,766 382,086 393,267 397,267

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model ,154 ,154 ,154 ,160

Saturated model ,154 ,154 ,154 ,160

Independence model 2,937 2,478 3,453 2,939

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model

Independence model 5 6

Page 188: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

174

Execution time summary

Minimization: ,005

Miscellaneous: ,254

Bootstrap: ,163

Total: ,422

Page 189: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

175

Lampiran 22. Hasil Validitas Parameter Penelitian

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas

Correlations

Correlationsa

Loyalitas X1 X2 X3 X4 X5

Loyalitas Pearson Correlation 1 .555**

.622**

.550**

.397**

.780**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

X1 Pearson Correlation .555**

1 .157* .059 .045 .460

**

Sig. (2-tailed) .000 .038 .441 .554 .000

X2 Pearson Correlation .622**

.157* 1 .188

* -.068 .356

**

Sig. (2-tailed) .000 .038 .013 .371 .000

X3 Pearson Correlation .550**

.059 .188* 1 .184

* .232

**

Sig. (2-tailed) .000 .441 .013 .015 .002

X4 Pearson Correlation .397**

.045 -.068 .184* 1 .146

Sig. (2-tailed) .000 .554 .371 .015 .053

X5 Pearson Correlation .780**

.460**

.356**

.232**

.146 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .053

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Listwise N=175

Page 190: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

176

Hasil Uji Validitas Variabel Peran Pemerintah

Correlationsa

Pemerintah X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15

Pemerintah Pearson Correlation 1 .666**

.622**

.748**

.604**

.632**

.767**

.570**

.749**

.463**

.623**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X6 Pearson Correlation .666**

1 .357**

.391**

.382**

.250**

.435**

.326**

.361**

.425**

.376**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

X7 Pearson Correlation .622**

.357**

1 .520**

.401**

.052 .421**

.175* .546

** .109 .319

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .491 .000 .021 .000 .151 .000

X8 Pearson Correlation .748**

.391**

.520**

1 .459**

.471**

.586**

.355**

.509**

.193* .350

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .010 .000

X9 Pearson Correlation .604**

.382**

.401**

.459**

1 .256**

.422**

.449**

.285**

.025 .233**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .743 .002

X10 Pearson Correlation .632**

.250**

.052 .471**

.256**

1 .539**

.521**

.362**

.287**

.400**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .491 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

X11 Pearson Correlation .767**

.435**

.421**

.586**

.422**

.539**

1 .391**

.469**

.216**

.519**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000

X12 Pearson Correlation .570**

.326**

.175* .355

** .449

** .521

** .391

** 1 .256

** .163

* .009

Sig. (2-tailed) .000 .000 .021 .000 .000 .000 .000 .001 .031 .909

X13 Pearson Correlation .749**

.361**

.546**

.509**

.285**

.362**

.469**

.256**

1 .404**

.580**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000

X14 Pearson Correlation .463**

.425**

.109 .193* .025 .287

** .216

** .163

* .404

** 1 .233

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .151 .010 .743 .000 .004 .031 .000 .002

X15 Pearson Correlation .623**

.376**

.319**

.350**

.233**

.400**

.519**

.009 .580**

.233**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .909 .000 .002

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 191: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

177

Hasil Uji Validitas Variabel Pabrik Gula

Correlations

orrelationsa

Pabrik X16 X17 X18 X19 X20 X22 X23

Pabrik Pearson Correlation 1 .730**

.447**

.714**

.863**

.569**

.823**

.781**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X16 Pearson Correlation .730**

1 .235**

.386**

.641**

.224**

.467**

.700**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .003 .000 .000

X17 Pearson Correlation .447**

.235**

1 -.057 .298**

.311**

.546**

.161*

Sig. (2-tailed) .000 .002 .451 .000 .000 .000 .033

X18 Pearson Correlation .714**

.386**

-.057 1 .662**

.314**

.411**

.553**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .451 .000 .000 .000 .000

X19 Pearson Correlation .863**

.641**

.298**

.662**

1 .274**

.676**

.670**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X20 Pearson Correlation .569**

.224**

.311**

.314**

.274**

1 .510**

.190*

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .000 .012

X22 Pearson Correlation .823**

.467**

.546**

.411**

.676**

.510**

1 .544**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X23 Pearson Correlation .781**

.700**

.161* .553

** .670

** .190

* .544

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .033 .000 .000 .012 .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Listwise N=175

Page 192: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

178

Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Petani Correlationsa

Perilaku_Petani X24 X25 X26 X27 X28 X29

Perilaku_Petani Pearson Correlation 1 .653** .646** .342** .155* .579** .500**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .040 .000 .000

X24 Pearson Correlation .653** 1 .491** .270** -.110 .335** .297**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .148 .000 .000

X25 Pearson Correlation .646** .491** 1 .281** -.037 .273** .128

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .631 .000 .092

X26 Pearson Correlation .342** .270** .281** 1 -.367** .159* .250**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .035 .001

X27 Pearson Correlation .155* -.110 -.037 -.367** 1 .028 .064

Sig. (2-tailed) .040 .148 .631 .000 .715 .398

X28 Pearson Correlation .579** .335** .273** .159* .028 1 .467**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .715 .000

X29 Pearson Correlation .500** .297** .128 .250** .064 .467** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .092 .001 .398 .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Listwise N=175

Page 193: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

179

Correlationsa

Perilaku_Petani X30 X31 X32 X33 X34 X35

Perilaku_Petani Pearson Correlation 1 .539** .417** .408** .355** .385** .662**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

X30 Pearson Correlation .539** 1 .315** .246** -.087 .221** .320**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .250 .003 .000

X31 Pearson Correlation .417** .315** 1 .092 -.128 .219** .160*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .228 .091 .004 .035

X32 Pearson Correlation .408** .246** .092 1 -.158* .169* .396**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .228 .037 .025 .000

X33 Pearson Correlation .355** -.087 -.128 -.158* 1 .097 .026

Sig. (2-tailed) .000 .250 .091 .037 .201 .731

X34 Pearson Correlation .385** .221** .219** .169* .097 1 .273**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .004 .025 .201 .000

X35 Pearson Correlation .662** .320** .160* .396** .026 .273** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .000 .731 .000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

a. Listwise N=175

Page 194: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

180

Lampiran 23. Hasil Uji Reliabilitas Parameter Penelitian

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 175 100.0

Excludeda 0 .0

Total 175 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.568 5

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 175 100.0

Excludeda 0 .0

Total 175 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.842 10

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 175 100.0

Excludeda 0 .0

Total 175 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Page 195: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

181

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.846 7

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 175 100.0

Excludeda 0 .0

Total 175 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.661 12

Page 196: ANALISIS USAHA TANI TEBU RAKYAT DAN LOYALITAS …eprints.undip.ac.id/60740/7/FULL_TEKS.pdf · Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ... Direksi PT Perkebunan ... menjadi

Biodata Penulis

Aris Lukito. Lahir di Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta pada tanggal 1 Mei 1983. Putra bungsu

dari pasangan Bapak Sabilan Rasyad dan Ibu Nur Hidayati.

Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cebongan I

Sleman Yogyakarta tahun 1995, pendidikan menengah di

MTS Pondok Pesantren Modern Islam Assalam (PPMIA)

Solo Jawa Tengah 1998, pendidikan menengah atas di

Sekolah Menengah

Umum (SMU) Negeri 1 Sleman Yogyakarta tahun 2011. Pada tahun 2015

menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Mengawali pengalaman kerja pada perusahaan swasta yang bergerak di bidang

pertanian dengan komoditas Kelapa Sawit, PT Astra Agro Lestari, Tbk, kemudian

bergabung pada perusahaan produsen benih hibrida Pioneer dalam naungan PT Dupont

Indonesia yang berkonsentrasi pada komoditas jagung dan padi hibrida. Pada saat

penulis melanjutkan jenjang studi S2 di Program Magister Agribisnis Fakultas

Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, penulis bekerja pada Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan Jawa Timur.