analisis tingkat efektivitas pajak hiburan …... · kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah...

67
ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN INSIDENTIL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI BOYOLALI TAHUN 2008-2011 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh: DIAN SUPRAYOGO NIM F3409024 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vuongkhuong

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN INSIDENTIL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI

BOYOLALI TAHUN 2008-2011

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

DIAN SUPRAYOGO NIM F3409024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

ii

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE EFFECTIVENESS LEVEL OF INCIDENTAL ENTERTAINMENT TAX AND ITS CONTRIBUTION TO THE LOCAL

ORIGINAL INCOME IN BOYOLALI IN 2008-2011

DIAN SUPRAYOGO

F3409024

This research aims to find out the effectiveness level of Incidental entertainment tax on Local Original Income, to find out the effectiveness level of Local Original Income, and to find out its contribution to Local Original Income. The data used was secondary data obtained based on the information to the study, literature, and other information. The result of analysis on the effectiveness level of incidental entertainment tax during 2008-2011 period showed the sufficiently good effectiveness level with mean effectiveness of 152%. Viewed from the effectiveness level, the Local Original Income of 2008-2011 showed good effectiveness level (effective) with the mean calculation value of 101.10%. Meanwhile viewed from the ratio of incidental entertainment tax to Local Original Income, it showed the relatively small contribution with the mean value of 0.00186%. From the analysis on the incidental entertainment tax and its contribution to Local Original Income of Boyolali, the writer recommended the DPPKAD of Boyolali to improve and to optimize its performance in the attempt of improving the effectiveness level of incidental entertainment tax and its contribution to the local original income.

Keywords: effectiveness level, contribution, local original income

Page 3: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul “Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil dan

Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Boyolali Tahun 2008-2011”

telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli

Madya Program Studi DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas

Maret.

Surakarta, Juni 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Arif Lukman Santoso, SE., MM, Ak

NIP. 19800523 200501 1 003

Page 4: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perpajakan.

Nama : Dian Suprayogo

NIM : F3409024

Judul Tugas Akhir : Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil dan

Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Boyolali

Tahun 2008-2011

Surakarta, Juni 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Titik Setyaningsih, SE. (..............................)

NRP. 340800001

Dosen Penguji

2. Arif Lukman Santoso, SE., MM., Ak (..............................)

NIP. 198000523 200501 1 003

Dosen Pembimbing

Page 5: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Mereka itulah yang mendapat kebahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah

sangat cepat perhitungan-Nya.

(QS Al Baqoroh: 202)

Kebahagian datang jika kita berhenti mengeluh tentang kesulitan-kesulitan yang kita

hadapi dan mengucapkan terima kasih atas kesulitan yang tidak menimpa kita.

(Imam Education)

Banyak kegagalan dalam hidup ini karena orang-orang tidak menyadari betapa dekat

mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(my self)

If you dream it, you can do it. You can, if you think you can.

(my self)

Penulis persembahkan kepada:

- Kedua orang tuaku

- Kakakku Minang Ardeniati

- Keluarga besarku,

- Sahabat dan Almamaterku

Page 6: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang maha besar

yang telah melimpahkan segala kesempatan dan pertolongan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS TINGKAT

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN INSIDENTIL DAN KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERRAH DI BOYOLALI TAHUN 2008-

2011.

Adapun maksud dari penyusunan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi

syarat mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Perpajakan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam usaha untuk menyusun Tugas Akhir ini, penulis telah mendapat

banyak bantuan dan bimbingan yang tak ternilai dari berbagai pihak, baik berupa

dukungan, kritik dan saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hanung Triatmaka,S.E, M.Si. Ak. selaku Ketua Program Diploma

III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. selaku pembimbing Akademis yang telah

memberikan pengarahan selama perkuliahan.

4. Bapak Arif Lukman Santosa, SE, MM, Ak. selaku pembimbing tugas akhir yang

telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir ini.

Page 7: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

vii

5. Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori selama

perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak dan Ibu di Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Kabupaten

Boyolali, terimakasih atas bantuan dalam mancari datanya.

7. Yang tercinta Bapak Sumanto dan Ibu Sri Rahayu yang telah mendoakan setiap

waktu.

8. Mbak Minang dan keluarga besar yang telah memberi motivasi.

9. Teman-teman SMA yang masih sering kumpul sampai sekarang, terimakasih

pengalamannya.

10. Vidia yang selalu membantu dan mendoakan.

11. Teman-teman pajak 2009 yang tetap semangat.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang tidak

dapat kami sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam

menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan serta para

pembaca yang budiman.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 8: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ...............................................................................................viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM DPPKAD KABUPATEN BOYOLALI

1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Boyolali ................................ 1

2. Struktur Oraganisasi DPPKAD Boyolali ............................. 5

3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Boyolali ...................... 6

B. LATAR BELAKANG ..................................................................... 14

C. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 17

D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................. 18

E. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 18

F. METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian .................................................................. 19

Page 9: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

ix

2. Jenis Data ............................................................................ 19

3. Sumber Data ........................................................................ 20

4. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 20

5. Metode Pelaporan ................................................................ 21

6. Teknik Analisis Data ........................................................... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 22

1. Pengertian Efektivitas dan Kontibusi .................................. 22

2. Pengertian Pajak .................................................................. 22

3. Pajak Daerah ........................................................................ 28

4. Pendapatan Asli Daerah ...................................................... 33

5. Prosedur Pengajuan Izin Penyelenggaraan Pajak Hiburan

Insidentil .............................................................................. 34

6. Prosedur Tata Cara Perhitungan dan Penetapan

Pajak Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten Boyolali ... 36

B. PEMBAHASAN ............................................................................. 38

1. Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil

Terhadap PAD ..................................................................... 38

2. Analisis Tingkat Efektivitas PAD pada DPPKAD

Kabupaten Boyolali ............................................................. 41

3. Analisis Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil

Terhadap PAD ..................................................................... 44

4. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala dalam

Page 10: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

x

Pemungutan Pajak Hiburan Insidentil ................................. 47

5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Kendala yang

Terjadi Dalam Pemungutan Pajak Hiburan Insidentil ........ 49

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN .................................................................................. 51

B. KELEMAHAN ................................................................................ 52

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................... 53

B. REKOMENDASI ............................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

xi

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD

di Boyolali Tahun 2008-2011 ...................................................... 38

II.2 Tingkat Efektivitas PAD DPPAKD Boyolali Tahun 2008-2011 41

II.3 Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD Tahun

2008-2011 .................................................................................... 45

Page 12: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

I.1 Bagan Struktur Organisasi DPPKAD

Kabupaten Boyolali ................................................................ 5

II.1 Bagan Alir Prosedur Perizinan Hiburan Insidentil DPPKAD

Kabupaten Boyolali ............................................................. 35

II.2 Bagan Alir Prosedur Penghitungan dan Penetapan Pajak

Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten Boyolali .............. 37

II.3 Grafik Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil

Terhadap PAD di Boyolali Periode Tahun 2008-2011 ........ 39

II.4 Grafik Tingkat Efektivitas PAD DPPAKD Boyolali

Periode Tahun 2008-2011 .................................................... 42

II.5 Grafik Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD

di Boyolali Periode Tahun 2008-2011 ................................. 45

Page 13: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

ii

ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE EFFECTIVENESS LEVEL OF INCIDENTAL ENTERTAINMENT TAX AND ITS CONTRIBUTION TO THE LOCAL

ORIGINAL INCOME IN BOYOLALI IN 2008-2011

DIAN SUPRAYOGO

F3409024

This research aims to find out the effectiveness level of Incidental

entertainment tax on Local Original Income, to find out the effectiveness level of Local Original Income, and to find out its contribution to Local Original Income. The data used was secondary data obtained based on the information to the study, literature, and other information. The result of analysis on the effectiveness level of incidental entertainment tax during 2008-2011 period showed the sufficiently good effectiveness level with mean effectiveness of 152%. Viewed from the effectiveness level, the Local Original Income of 2008-2011 showed good effectiveness level (effective) with the mean calculation value of 101.10%. Meanwhile viewed from the ratio of incidental entertainment tax to Local Original Income, it showed the relatively small contribution with the mean value of 0.00186%. From the analysis on the incidental entertainment tax and its contribution to Local Original Income of Boyolali, the writer recommended the DPPKAD of Boyolali to improve and to optimize its performance in the attempt of improving the effectiveness level of incidental entertainment tax and its contribution to the local original income.

Keywords: effectiveness level, contribution, local original income

Page 14: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Dinas/Instansi

1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali

Pada awalnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kabupaten Boyolali belum merupakan dinas tetapi hanya merupakan seksi

dari bagian perekonomian pemerintah daerah Boyolali. Mengingat tugas

dari bagian tersebut semakin lama semakin luas, maka salah satu seksi

diubah menjadi dinas penghasilan. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Daerah Tingkat II Boyolali 7 Maret 1974 No. Hukum B.3/III/1974 yaitu

dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1979 sesuai dengan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPP/12/41/101 tertanggal 6 Juni

1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan

Daerah Tingkat II Boyolali. Wewenang pemerintah daerah dalam rangka

mengelola pendapatan daerah, oleh pemerintah pusat ditetapkan undang-

undang yang mengatur pengadaan pendapatan daerah dengan

terbentuknya:

a. Undang-Undang No. 11/DRT/1957 tentang pajak daerah

b. Undang-Undang No. 12/DRT/1957 tentang pajak daerah

c. Undang-Undang No. 5 tahun 1957 tentang pemerintah daerah.

Page 15: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

2

Seiring dengan perkembangan daerah, Peraturan Daerah No. 7

Tahun 1979 tidak sesuai lagi. Oleh karena itu, diterbitkan Peraturan

Daerah No. 9 Tahun 1991 sebagai pemberlakuan sistem dan prosedur

MAPATDA (Manual Pendapatan Daerah) yaitu sistem dan prosedur yang

saling berhubungan antara sub dinas dan sub dinas lainnya. MAPATDA

sebagai sistem baru di bidang perpajakan, restribusi daerah, pendapatan

lain-lain serta pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di wilayah

Boyolali, maka dibentuklah Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II

Boyolali. Cabang Dinas dipimpin oleh Kepala Cabang dan dibantu oleh

Urusan Tata Usaha dan beberapa sub seksi dengan diberlakukannya

otonomi daerah maka pemerintah daerah menerbitkan Peraturan Daerah

No. 7 Tahun 1979 dan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 1991 tentang

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan

Daerah. Kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah harus

disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan

prasarana, serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang

diserahkan tersebut. Seiring diberlakukannya otonomi daerah, Peraturan

Daerah No. 9 Taun 1991 diubah menyeluruh sehingga Pemerintah

Kabupaten Boyolali mengeluarkan Peraturan Daerah baru yaitu Peraturan

Daerah No. 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas-dinas Kabupaten Boyolali.

Pada Tanggal 31 Januari 2008 Pemerintah Kabupaten Boyolali

menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali N0. 3 tahun 2008

Page 16: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

3

tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Boyolali. Dimana STOK

sebelumnya pengelolaan pendapatan dikelola pada satu dinas (Dinas

Pendapatan Daerah) dan pada STOK baru (DPPKAD) pengelolaan

pendapatan dikelola pada bidang pendapatan Dinas Pendapatan

Pengelolaan Kas dan Aset Daerah.

2. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan

Aset Daerah terdiri atas:

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris terdiri dari:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Perencanaan, Penelitian, dan Pelaporan.

c. Bidang Pendapatan Terdiri dari:

1) Seksi Pendapatan Asli Daerah.

2) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang sah.

3) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan.

d. Bidang Anggaran terdiri dari:

1) Seksi Penyusunan APBD.

2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah.

3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD.

Page 17: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

4

e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan terdiri dari:

1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

2) Seksi Perbendaharaan.

3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah.

f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset terdiri dari:

1) Seksi Pengelolaan Aset Daerah.

2) Seksi Pendapatan Aset Daerah.

3) Seksi Utang Piutang dam Investasi.

g. Unit Pelaksana Teknis

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun struktur organisasi DPPKAD Kabupaten Boyolali dapat

dilihat pada gambar berikut ini: (Gambar I.1)

Page 18: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

5

Gambar I.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN BOYOLALI

Sumber : DPPKAD Kabupaten Boyolali

KEPALA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUB BAG UMUM&

PEGAWAI

SUB BAG

KEUANGAN

SUB BAG PERRENCANAAN

, PENELITIAN DAN PELAPORAN

BIDANG PENDAPATAN

BIDANG ANGGARAN

SEKSI PENYUSUNAN

APBD

SEKSI PEMBINAAN& PENGELOLAAN

DANA BANTUANDAERAH

SEKSI EVALUASI ADM APBD

SEKSI PENGENDALIAN OPERASIONAL PENDAPATAN

SEKSI DANA PERIMBANGAN& PEND LAIN SAH

SEKSI PAD

BIDANG AKUNTANSI&

PERBENDAHARAAN

BIDANG PEMBIAYAAN& PENGELOLAAN ASET DAERAH

SEKSI PENGELOLAAN KAS DAERAH

SEKSI PAD

SEKSI UTANG PIUTANG & INVESATASI

SEKSI PEMBUKUAN&

PELAPORAN

SEKSI PERBENDAHARAAN

SEKSI PENGELOLAAN KAS DAERAH

UPT

Page 19: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

6

3. Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Bagian Organisasi DPPKAD

Kabupaten Boyolali

a. Kepala Dinas

1) Tugas Pokok Kepala Dinas:

Mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasi

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah.

2) Fungsi Kepala Dinas:

a) Merumuskan kebijakan di bidang pendapatan,

pengelolaan dan aset daerah.

b) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan

kinerja, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

c) Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah.

d) Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada

atasan.

e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

sesuai dengan bidang tugasnya.

Page 20: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

7

b. Sekretariat

1) Tugas Pokok Sekretariat:

Melaksanakan urusan surat-menyurat, rumah tangga,

hubungan masyarakat, keprotokolan, barang, urusan umum dan

kepegawaian, keuangan, perencanaan, penelitian, dan pelaporan.

2) Fungsi Sekretariat:

a) Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian.

b) Pengelolaan keuangan.

c) Pengelolaan perencanaan, penelitian, dan pelaporan.

3) Sekretariat terdiri dari:

a) Sub Bagian Pokok dan Kepegawaian, mempunyai tugas

pokok:

Melaksanakan pengelolaan administrasi umum,

meliputi surat menyurat, kearsipan, rumah tangga,

hubungan masyarakat, keprotokolan, pelayanan umum,

dan administrasi kepegawaian serta pengelolaan barang.

b) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas pkok:

Melaksanakan administrasi penatausahaan

keuangan, pengelolaan keuangan, dan

pertanggungjawaban administrasi keuangan.

c) Sub Bagian Perencanaan, Penelitian, dan Pelaporan,

mempunyai tugas pokok:

Page 21: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

8

Melaksanakan pengumpulan data, penyusunan

dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, meneliti

dan menilai serta menyusun laporan.

c. Bidang Pendapatan

1) Tugas Pokok:

Melaksanakan pendapatan, penetapan wajib pajak,

menyusun target atau menghitung realisasi, melaksanakan kegiatan

intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah serta menyusun

dan menyiapkan naskah rancangan peraturan perundangan yang

berkaitan dengan pendapatan daerah.

2) Fungsi Bagian Pendapatan:

a) Perencanaan, pendapatan, penetapan, pemungutan,

penerimaan dan penagihan yang meliputi pajak daerah,

retribusi daerah serta pendapatan lain-lain yang sesuai

dengan kewenangannya.

b) Perencanaan, pengawasan, penelitian, dan

pengembangan guna peningkatan kinerja yang berdaya

guna dan berhasil guna dibidang pendapatan daerah dan

pelayanan masyarakat.

c) Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak dalam hal pendapatan dan

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

Page 22: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

9

d) Pelaksanaan konsultasi, koordinasi, komunikasi, dan

kerjasama dengan pihak lain dalam upaya peningkatan

pendapatan daerah.

e) Pemantauan realisasi sumber pendapatan daerah bagi

hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan bukan pajak serta

pendapatan daerah lainnya.

f) Pelaksanaan peyuluhan dan sosialisasi serta teknis

mengenai pajak daerah, retribusi, PBB dan pendapatan

lainnya yang sesuai dengan kewenangannya.

3) Bidang Pendapatan terdiri dari:

a) Seksi Pendapatan Asli Daerah, mempunyai tugas pokok:

Merencanakan, mengawasi, dan mengendalikan di

bidang pendapatan asli daerah.

b) Seksi Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain-lain yang

Sah, mempunyai tugas pokok:

Merencakan, memantau, dan mengawasi dana

perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah.

c) Seksi Pengendalian Operasional Pendapatan, mempunyai

tugas pokok:

Merencanakan, mengawasi, dan melaksanakan

kegiatan pengendalian operasional pendapatan.

Page 23: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

10

d. Bidang Anggaran

1) Tugas Pokok Bidang Anggaran:

Melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian dan

pengendalian program atau kegiatan di bidang anggaran.

2) Fungsi Bidang Anggaran:

a) Perencanaan, pengkoordinasian, penyiapan, dan

penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan

APBD.

b) Pengesahan DPA-SKPD/DPAA-SKPD.

c) Penyusunan APBD, pedoman keputusan APBD,

pedoman pelaksanaan APBD.

d) Pengelolaan dana bagi hasil dan bantuan keuangan serta

belanja tak terduga.

3) Bidang Anggaran terdiri dari:

a) Seksi penyusunan APBD, mempunyai tugas pokok:

Merencanakan dan mempersiapkan bahan

rancangan penyusunan APBD, perubahan APBD,

menyiapkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD, meyiapkan

anggaran kas dan SPD.

b) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah,

mempunyai tugas pokok:

Page 24: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

11

Melaksanakan, mengelola dana belanja daerah

tidak langsung SKPD, monitoring, pengendalian,

pembinaan dan analisa pelaksanaan dana bantuan daerah.

c) Seksi Evaluasi Administrasi APBD, mempunyai tugas

pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan,

pedoman realisasi APBD dan petunjuk teknis di bidang

evaluasi administrasi APBD.

e. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan

1) Tugas pokok Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan:

Melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

pengendalian program atau kegiatan di bidang akuntansi dan

perbendaharaan.

2) Fungsi Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan:

a) Pelaksanaan sistem akuntansi dan petunjuk teknis

pengelolaan kas daerah dan melakukan fungsi

pengelolaan dan perbendaharaan daerah serta

menyiapkan bahan penyusunan pertanggunngjawaban

APBD dan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran

belanja langsung dan tidak langsung.

b) Pelaksanaan fungsi bendaharawan umum daerah (BUD),

menyiapkan anggaran kas, SPD dan penerbitkan SP2D

Page 25: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

12

belanja langsung dan tidak langsung, serta menyiapkan

seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.

3) Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan terdiri dari:

a) Seksi Pembukuan dan Pelaporan, mempunyai tugas

pokok:

Melaksanakan pembukuan dan pelaporan secara

sistematis dan kronoligis serta menyiapkan bahan

penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban APBD.

b) Seksi Pembedaharaan, mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan pengujian kebenaran data urusan

kepegawaian dan meneliti data gaji pegawai, rutin non

gaji, membina kebijaksanaan keuangan, penyelesaian

perbendaharaan khusus gaji pegawai dan belanja

pegawai.

c) Seksi Pengendalian Kas Daerah, mempunyai tugas

pokok:

Melaksanakan pengelolaan, penerimaan, dan

pendapatan secara tunai maupun surat berharga dan

penyimpanan uang daerah di bank yang ditunjuk oleh

pemerintah yang ditentukan dalam bentuk rekening giro

maupun deposito.

Page 26: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

13

f. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah

1) Tugas pokok Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah:

Melaksanakan pengelolaan kepemilikan kekayaan daerah dan

transaksi utang piutang dan investasi.

2) Fungsi Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah:

a) Perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian

program atau kegiatan di bidang pengelolaan

kepemilikan kekayaan daerah.

b) Perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian

program atau kegiatan di bidang transaksi utang piutang

dan investasi.

3) Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah terdiri dari:

a) Seksi Pengelolaan Asset Daerah mempunyai tugas

pokok:

Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan

penatausahaan barang-barang kekayaan yang menjadi

aset daerah.

b) Seksi Pendataan aset daerah, mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan pengurusan, pengaturan, pencatatan

dan pelaporan barang-barang yang menjadi aset daerah.

c) Seksi Utang Piutang dan Investasi, mempunyai tugas

pokok:

Page 27: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

14

Melaksanakan penatausahaan utang piutang dan investasi

daerah serta merealisasikan pembayaran atas perjanjian akibat yang

lain kepada pihak ketiga.

g. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1) Kelompok jabatab fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional

yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.

2) Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang coordinator

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan fungsional

dibidang masing-masing sesuai dengan keahliannya.

B. LATAR BELAKANG

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia terus berupaya

untuk meningkatkan pembangunan di berbagai bidang. Pembangunan

tersebut dilakukan merata di seluruh bagian di Indonesia yang bertujuan

untuk mencapai masyarakat yang mampu memiliki kesejahteraan dan

kemakmuran. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dana yang tidak

sedikit. Dalam memperoleh dana pemerintah menerapkan pajak pada

setiap daerah. Melalui peran serta sektor pajak yang disesuaikan dengan

otonomi daerah yang berlaku kepentingan hajat hidup rakyat banyak dapat

dipenuhi karena hampir sebagianbesar perolehan negara Indonesia berasal

dari sektor pajak.

Untuk lebih mengoptimalkan penerimaan pajak, pemerintah

memberikan sebuah aturan yang di keluarkan dalam bentuk undang-

Page 28: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

15

undang. Melalui sistem perundangan tersebut di harapkan masyarakat

lebih menyadari tentang pentingnya pajak karena pajak tersebut nantinya

akan berguna bagi masyrakat itu sendiri. Selain itu untuk mengoptimalkan

dan mengefisiensikan penerimaan pajak pemerintah pusat memberikan

hak, wewenang, dan kewajiban kepada pemerintah daerah untuk

mengurusi dan mengatur sendiri urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan perundang-undangan yang lebih

dikenal dengan sebutan otonomi daerah.

Atas pungutan yang di lakukan oleh pemerintah daerah, nantinya

pemerintah daerah akan menerima pendapatan asli daerah (PAD). Menurut

Abdul halim dalam Nurfitrian (2010:7) pendapatan asli daerah merupakan

semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber ekonomi

daerah. Sumber-sumber PAD meliputi pajak daerah, restribusi daerah,

hasil, perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik

daerah yang dipisahakan, lain-lain PAD yang sah.

Pajak daerah menurut Resmi (2004:6) yaitu pajak yang dipungut

oleh pemerintah daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

Kabupaten Boyolali sebagai kabupaten yang berkembang harus

dapat menyelenggarakan pembangunan daerah dan juga harus dapat

mengoptimalisasikan pajak daerahnya dengan baik. Semakin banyaknya

pertumbuhan penduduk dan semakin bertambahnya aktifitas masyarakat,

Page 29: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

16

membuat masyarakat semakin membutuhkan hiburan untuk menyegarkan

dari berbagai kegiatannya.

Berdasarkan PERDA Kabupaten Boyolali NO. 7 tahun 2011 pajak

hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, sedangkan hiburan

adalah semua jenis tontonan, pertunjukkan, permainan dan atau keramaian

yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Pajak hiburan insidentil adalah

pajak atas penyelenggaraan hiburan yang bersifat sewaktu-waktu atau

tidak regular. Misalnya konser musik, pasar malam, pameran, kontes

kecantikan. Namun sering kali banyak kecurangan yang terjadi pada saat

penyelenggara menyelenggarakan hiburan, banyak penyelenggara yang

tidak melaporkan ke petugas pemda akan adanya hiburan. Ada juga yang

banyak penyelenggara memalsukan data jumlah tiket ke petugas. Apabila

kejadian ini sering terjadi maka DPPKA sebagai dinas yang mengurusi

kegiatan tersebut akan mengalami kepenurunan pendapatan. Dengan

penurunan tersebut akan mengalami penurunan pendapatan atau

pendapatan pajak hiburan insidentil yang diperoleh tidak sesuai dengan

anggaran yang telah ditetapkan sehingga tingkat efektivitasnya buruk.

Seperti yang terjadi pada tahun 2008 pendapatan pada sektor pajak hiburan

insidentil yang diperoleh sebesar Rp. 2.925.000 dari target anggaran

sebesar Rp.3.750.000 meskipun pada tahun-tahun berikutnya mengalami

kenaikkan yang signifikan namun menunjukkan peningkatan yang belum

stabil. Penurunan dan pemungutan pajak dari sektor hiburan insidentil

yang kurang efektif akan berakibat pada pendapatan asli daerah yang juga

Page 30: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

17

akan ikut menurun dan berakibat lebih buruk lagi pembangunan daerah

juga akan mengalami keterlambatan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik ingin melakukan penelitian

terhadap pajak hiburan insidentil yang merupakan salah satu objek pajak yang

memberikan andil dalam pendapatan asli daerah. Maka dalam penelitian ini

mengambil judul: “ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK

HIBURAN INSIDENTIL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH DI BOYOLALI TAHUN 2008-2011”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efektifitas pajak hiburan insidentil dan PAD di

Boyolali tahun 2008-2011?

2. Bagaimana konstribusinya dalam meningkatkan PAD di Boyolali tahun

2008-2011?

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pemungutan pajak

hiburan insidentil?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengurangi kendala yang terjadi

dalam pemungutan pajak hiburan insidentil?

Page 31: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

18

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas pajak hiburan insidentil dan PAD di

Boyolali tahun 2008-2011.

2. Untuk mengetahui konstribusi dalam meningkatkan PAD di Boyolali

tahun 2008-2011.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pemungutan

pajak hiburan insidentil di Boyolali.

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengurangi kendala yang

terjadi pada pemungutan pajak hiburan insidentil.

D. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan penelitian ini dapat berguna secara nyata pada pihak yang

terkait. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan penilitian ini diharapkan penulis dapat menambah

pengetahuan dan berguna bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti

tentang pajak hiburan insidentil.

2. Bagi Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Boyolali

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi

sumbangan saran atau masukan kepada Pemerintah Kabupaten Boyolali,

khususnya Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah

mengenai pajak hiburan insidentil.

Page 32: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

19

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan

dan kesadaraan masyarakat akan adanya pajak. Dan lebih pentingnya

untuk menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat penyelenggara hiburan

insidentil untuk lebih mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

E. METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pengelolaan Pendapatan

Keuangan dan Aset Daerah Boyolali (DPPKAD) yang beralamatkan di

Jalan Teratai No. 6, Boyolali. Penelitian ini difokuskan pada kepatuhan

wajib pajak dan pengaruh pajak hiburan insidentil terhadap PAD.

2. Jenis Data

Penelitian yang dilakukan menggunakan data :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bersifat deskriptif analisis

yang mana data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau

lisan dan juga perilaku yang nyata, diteliti, dan dipelajari sebagai

sesuatu yang utuh.

b. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk

angka-angka. Dalam hal ini penulis menggunakannya untuk

menghitung efektifitas dan konstribusi pajak hiburan insidentil

Kabupaten Boyolali.

Page 33: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

20

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan

secara langsung ojek yang akan diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Data

sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau gambar

serta segala informasi yang berasal dari literatur yang ada

hubungannya dengan teori-teori mengenai topik penelitian. Dimana

data yang dipakai adalah data laporan target dan realisasi penerimaan

pajak hiburan, serta pendapatan asli daerah.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan berupa dokumen yang diambil

dalam penelitian ini dokumen yang berkaitan dengan sistem

pemunguntan pajak hiburan. Dalam hal ini, dokumen yang digunakan

berupa catatan, agenda, notulen, dan arsip surat.

b. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan melalui tanya jawab secara

lisan dengan sumber data yang bersangkutan secara langsung.

Daftar Pertanyaan Wawancara pada DPPKAD Kabupaten

Boyolali:

Page 34: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

21

1.) Bagaimana prosedur Perizinan Hiburan Insidentil DPPKAD

Kabupaten Boyolali dan prosedur tata cara penghitungan dan

penetapan Pajak Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten

Boyolali?

2.) Apakah upaya yang dilakukan untuk mengurangi kendala yang

terjadi dalam pemungutan Pajak Hiburan Insidentil?

3.) Apakah faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pemungutan

Pajak Hiburan Insidentil?

5. Metode Pelaporan

Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan

sesuatu secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh

orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Metode ini digunakan

untuk menggambarkan profil perusahaan dan menggambarkan berbagai

kebijakan yang diterapkan instansi atau lembaga atau perusahaan dalam

hal ketenagakerjaan, pemasaran, dan tugas serta tanggung jawab masing-

masing pegawai.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan secara lengkap, langkah

selanjutnya yang ditempuh adalah melakukan analisis data. Analisis data

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan

kuantitatif.

Page 35: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk lebih mendukung penelitian ini, penulis memuat teori-teori

yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian.

1. Pengertian Efektivitas dan Kontribusi

Menurut Mardiasmo (2005: 4) efektivitas adalah tingkat

pencapaian hasil program yang telah dilaksanakan dengan target yang

ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome

dengan output. Sedangkan menurut Devas dalam Setiawan (2009: 28)

efektivitas merupakan pengukuran hubungan antara hasil pungutan suatu

pajak dan potensi pajak dengan asumsi semua wajib pajak membayar

masing-masing pajak dan membayar seluruh pajak terhutang.

Kontribusi merupakan suatu bentuk pemberian bagian atau

sumbangan baik berupa iuran sejumlah uang, barang atau bentuk lainnya,

yang diberikan kepada perkumpulan atau organisasi atas suatu kepentingan

atau program yang memberikan dampak tertentu maupun nilai tambah

bagi kepentingan itu sendiri (Nirmala dan Aditya A. Pratama, 2003: 224).

2. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo

(2004:1) adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal

Page 36: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

23

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pelayanan umum.

Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat dalam buku Resmi

(2004: 1) adalah Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian

dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan.

Dari kedua pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

pajak merupkan suatu iuran yang wajib diserahkan oleh rakyat kepada

negara, yang mana pajak yang telah dibayarkan oleh rakyat tersebut

digunakan untuk melayani dan mensejahterakan rakyat itu sendiri.

Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan peraturan undang-undang yang

telah ditetapkan pemerintah.

a. Fungsi Pajak

Menurut Valentino Sri dan Suryo Aji (2003: 4) pajak

merupakan iuran rakyat yang berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara untuk kepentingan umum. Namun

demikian, fungsi pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1.) Fungsi Pendanaan (Budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai

sumber dana bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran

pemerintah. Ditunjukkan dengan masuknya pajak ke dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

2.) Fungsi Mengatur (Regulair) yaitu fungsi pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan

ekonomi. Contoh: PPnBM, Pajak Ekspor 0%.

Page 37: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

24

b. Sistem pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2004: 7) dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.) Official Assessment System

Merupakan suatu sistem yang memberi kewenangan

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya adalah

(a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada fiskus.

(b) Wajib pajak bersifat pasif.

(c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

2.) Self Assessment System

Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan

sendiri besarnya pajak terutang.

Ciri-cirinya adalah

(a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada

pada wajib pajak sendiri.

(b) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

(c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Page 38: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

25

3.) With Holding System

Merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan

wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang oleh wajib pajak.

c. Pengelompokan pajak

Menurut Waluyo dan Ilyas (2003: 13) pajak dikelompokan

menjadi tiga, yaitu:

1.) Menurut golongannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.) Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak

dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban

langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak

Penghasilan (PPh).

b.) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pembebanannya

dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh: Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

2.) Menurut sifatnya pajak digolongkan menjadi dua, yaitu:

a.) Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada subyeknya yang selanjutnya dicari syarat

obyektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib

Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

Page 39: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

26

b.) Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada obyeknya tanpa memperhatikan keadaan

diri Wajib Pajak. Contoh: PPN, PPnBM, PBB.

3.) Menurut Pemungutannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

a.) Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Contoh: PPh, PBB.

b.) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

daerah. Contoh: Pajak Reklame, Pajak Hiburan.

d. Syarat Pemungutan Pajak

Karena pajak merupakan kekayaan dari sektor swasta ke sektor

negara maka pemungutannya agar tidak menimbulkan berbagai

hambatan atau perlawanan, maka menurut Munawir (1990: 8)

pemungutan pajak harus memenuhi beberapa syarat, antara lain adalah

sebagai berikut:

1.) Pemungutan Pajak Harus Adil (Syarat Keadilan)

Hukum pajak adalah kumpulan peraturan-peraturan yang

menghubungkan antara Pemerintah sebagai pemungut pajak

dengan masyarakat sebagai Wajib Pajak yang antara lain

mengatur siapa-siapa yang sebenarnya sebagai Wajib Pajak atau

Subyek Pajak, Objek Pajak, timbulnya kewajiban pajak, cara

pemungutan pajak, cara penagihannya dan sebagainya.

Page 40: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

27

Tujuan dari setiap hukum adalah membuat adanya

keadilan, demikian pula dalam hukum pajakpun mempunyai

tujuan yang sama dengan tujuan hukum-hukum lainnya yaitu

membuat adanya keadilan dalam hal pemungutan pajak, baik adil

dalam perundang-undangannya maupun adil dalam

pelaksanaannya.

2.) Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan Undang-undang (Syarat

Yuridis)

Hukum pajak harus dapat memberikan jaminan hukum

yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk

negara, maupun untuk warganya. Bagi negara hukum, maka

segala sesuatu harus diatur atau ditetapkan dalam undang-undang

termasuk pemungutan pajak. Dalam hal ini diatur dalam UUD

1945 pasal 23 ayat 2.

3.) Tidak Mengganggu Perekonomian (Syarat Ekonomis)

Kebijaksanaan pemungutan pajak harus diusahakan

supaya tidak menghambat lancarnya perekonomian, baik dalam

bidang produksi maupun perdagangan dan jangan sampai

merugikan kepentingan umum dan menghalangi usaha rakyatnya

dalam menuju kebahagiaan.

4.) Pemungutan Pajak Harus Efisien (Syarat Finansiil)

Untuk melaksanakan pemungutan pajak hendaknya tidak

memakan biaya pemungutan yang besar, dan pemungutan ini

Page 41: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

28

hendaknya dapat mencegah inflasi. Untuk mencapai efisiensi

pemungutan pajak serta untuk memudahkan wajib pajak untuk

menghitung dan memperhitungkan pajaknya maka harus

diterapkan sistem pemungutan pajak yang sederhana dan mudah

dilaksanakan sehingga masyarakat tidak terganggu dengan

permasalahan pajak yang sulit sehingga dapat menimbulkan

infisiensi.

5.) Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana.

Untuk mencapai efisiensi pemungutan pajak serta untuk

memudahkan warga masyarakatnya untuk menghitung dan

memperhitungkan pajaknya. Maka harus diterapkan sistem pajak

yang sederhana yang mudah dilaksanakan sehingga masyarakat

tidak terganggu dengan permasalahan pajak yang sulit.

3. Pajak Daerah

a. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah merupakan penerimaan yang diterima oleh

pemerintah daerah untuk pembangunan daerahnya.

Menurut Mardiasmo (2004: 6), pada dasarnya, pajak dapat

digolongkan berdasarkan lembaga pemungut. Adapun

penggolongannya dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Page 42: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

29

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea

Materai.

2) Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas :

a) Pajak Propinsi

Misalnya: pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar

kendaraan bermotor.

b) Pajak Kabupaten atau Kota

Misalnya: pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak

hiburan.

Menurut Suandy (2002: 41) pajak daerah adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Sedangkan menurut Resmi (2004:6) pajak daerah yaitu pajak

yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I maupun daerah tingkat

II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-

masing.

Page 43: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

30

b. Jenis-jenis Pajak Daerah

Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah,

jenis-jenis pajak adalah

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Tanah

9) Pajak Sarang Burung Walet

c. Pengertian Pajak Hiburan

Menurut Perda Nomor 7 Tahun 2011 Tantang Pajak Daerah,

hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukkan, permainan dan atau

keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran. Sedangkan pajak

hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

1) Objek pajak hiburan

Objek pajak hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan

yang dipungut bayaran.

Merupakan objek pajak hiburan menurut Perda Boyolali

Nomor 7 Tahun 2011 adalah

a) Tontonan film

Page 44: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

31

b) Pargelaran kesenian, musik, tari dan atau busana

c) Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya

d) Pameran

e) Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya

f) Sirkus, akrobat dan sulap

g) Permainan biliyar, golf, dan bowling

h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan

i) Panti pijat, refleksi, mandi uap (spa), pusat kebugaran (fitness

center)

j) Pertandingan olah raga

2) Bukan Objek Pajak Hiburan

Menurut Perda Nomor 7 Tahun 2011 Boyolali, yang

merupakan bukan objek pajak adalah pergelaran kesenian rakyat

atau tradisional dalam rangka usaha pelestarian kesenian dan

budaya tradisional daerah.

3) Subyek dan Wajib Pajak Hiburan

Subyek pajak hiburan adalah orang pribadi atau atau badan

yang menikmati hiburan.

Sedangkan, Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau

badan yang menyelenggarakan hiburan.

4) Dasar Pengenaan Pajak Hiburan

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah uang yang

diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara. Jumlah

Page 45: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

32

yang diterima termasuk potongan harga atau tiket cuma-cuma yang

diberikan kepada penerima jasa hiburan.

5) Tarif Pajak Hiburan

a) Tontonan film sebesar 10 %

b) Pargelaran kesenian, musik, tari dan atau busana sebesar

10%

c) Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya sebesar 10%

d) Pameran sebesar 5%

e) Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya sebesar

20%

f) Sirkus, akrobat dan sulap sebesar 10%

g) Permainan biliyard, golf, dan bowling sebesar 10%

h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor sebesar 10%

i) Permainan ketangkasan sebesar 15%

j) Panti pijat, refleksi, mandi uap atau spa, pusat kebugaran

(fitness center) sebesar 15%

k) Pertandingan olahraga sebesar 10%

6) Masa Pajak Hiburan

Masa Pajak hiburan adalah jangka waktu yang lamanya 1

(satu) bulan takwim, untuk penyelenggara hiburan dalam jangka

waktu 1 (satu) bulan atau lebih, atau jangka waktu yang lamanya

sama dengan jangka waktu penyelenggaraan hiburan, untuk

penyelenggaraan hiburan yang lamanya kurang dari 1 (satu) bulan.

Page 46: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

33

4. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Dalam pembangunan daerah dibutuhkan pendapatan yang berasal

dari pungutan-pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Menurut Abdul halim dalam Nurfitrian (2010: 7) pendapatan asli

daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber-

sumber ekonomi daerah.

l) Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 yang dikutip oleh Nurlan

Darise (2009: 67), sumber-sumber pendapatan daerah baik di

kabupaten atau kota adalah

a) Hasil Pajak Daerah

b) Hasil Restribusi Daerah

c) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Lainnya

d) Pendapatan Asli Daerah Lainnya yang Sah.

Page 47: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

34

5. Prosedur Pengajuan Izin Penyelenggaraan Hiburan Insidentil

a. Wajib Pajak mengajukan perizinan penyelenggaraan hiburan ke

Dinas Pariwisata.

b. Dinas Pariwisata menerima pengajuan surat izin dari wajib pajak.

c. Dinas Pariwisata menindak lanjuti surat izin penyelenggaraan

tersebut untuk disurvey dan dipertimbangkan kelayakan

pelaksanaannya.

d. Dinas Pariwisata memberikan keputusan (persetujuan) atas

pelaksanaan penyelenggaraan hiburan.

e. Jika hasil survey Dinas Pariwisata menyatakan keputusan

(persetujuan) pengajuan tersebut layak maka Dinas Pariwisata

membuatkan surat rekomendasi perizinan untuk ditindak lanjuti ke

kantor DPPKAD, namun bila tidak disetujui berarti wajib pajak

harus mengkaji ulang rencana pelaksanaan hiburan dan memulai

proses dari awal.

f. DPPKAD menerima dan menindak lanjuti surat rekomendasi

perizinan dari Dinas Pariwisata.

g. DPPKAD membuatkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD), kemudian SPTPD tersebut untuk diarsip sementara

berdasar nomer urut dan tanggal dan digunakan sebagai dasar

penghitungan dan penetapan pajak yang harus dibayar wajib pajak.

Page 48: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

35

Gambar II.1

Bagan alir Prosedur Perizinan Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten Boyolali

Dinas Pariwisata DPPKAD

Tidak

Ya

SPTPD : Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

Sumber : DPPKAD Kabupaten Boyolali

Menerima Pengajuan Surat Izin

Surat Rekomendasi Perizinan

Mulai

Surat Izin

1

1

Surat Perizinan dari Dinas Pariwisata

Membuat

SPTPD

SPTPD

N

2

Page 49: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

36

6. Prosedur Tata Cara Penghitungan dan Penetapan Pajak Hiburan Insidentil

DPPKAD Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),

DPPAKD menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan

Pajak Daerah (SKPD) rangkap 3 (tiga). Rangkap 1 (satu) dan 2 (dua)

untuk diarsip permanen berdasar nomer urut dan tanggal oleh DPPKAD

dan rangkap 3 (tiga) untuk diberikan kepada Wajib Pajak.

Page 50: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

37

Gambar II.2

Bagan alir Prosedur Penghitungan dan Penetapan Pajak Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten Boyolali

DPPKAD

7.

WP

SKPD : Surat Ketetapan Pajak Daerah

Sumber : DPPKAD Kabupaten Boyolali

2

SPTPD

Menghitung dan

menetapkan pajak

3 2

SKPD

N

Selesai

Page 51: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

38

B. PEMBAHASAN

Pajak hiburan insidentil merupakan salah satu pendapatan asli daerah

yang berperan penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Dalam hal

ini data yang akan dianalisis yaitu selama periode tahun 2008-2011.

1. Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD

Analisis tingkat efektivitas pajak hiburan insidentil dilakukan

dengan cara membandingkan realisasi pajak hiburan insidentil dengan

target pajak hiburan insidentil. Analisis efektivitas digunakan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian atau dampak dari perolehan

pajak dari sektor hiburan insidentil dengan hasil atau nilai tambah yang

dicapai. Untuk menghitung efektivitas pajak hiburan insidentil dapat

menggunakan rumus:

Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat efektivitas pajak hiburan

insidentil Kabupaten Boyolali selama tahun 2008 sampai dengan tahun

2011 ditunjukan dengan tabel di bawah ini:

Tabel II.1 Perhitungan Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil Kabupaten Boyolali Periode 2008-2011

Tahun Target Pajak

Hiburan Insidentil (Rp)

Realisasi Pajak Hiburan Insidentil

(Rp)

Tingkat Efektivitas

(%) 2008 3.750.000 2.925.000 78 2009 3.750.000 11.080.000 295 2010 22.235.000 27.107.500 122 2011 27.410.000 30.885.000 113

Rata-rata 14.286.250 17.999.375 152 Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Page 52: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

39

Gambar II.3 Grafik Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil terhadap PAD Kabupaten Boyolali Periode Tahun 2008-2011

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Dari tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

efektivitas pajak hiburan insidentil pada periode tahun 2008-2011 cukup

baik. Perhitungan di atas menunjukkan bahwa efektivitas dalam empat

tahun terakhir menunjukkan hasil yang belum stabil, dengan hasil

efektivitas dari tahun ke tahun yang cenderung fluktuatif. Pada tahun 2008

menunjukkan tingkat efektivitas yang paling rendah jika dibandingkan

dengan tahun-tahun sesudahnya, hal itu terjadi karena jumlah realisasi

yang dicapai kurang dari jumlah target yang telah ditetapkan oleh

pemerintah daerah. Berikut ini merupakan hasil analisis secara terperinci:

a. Pada tahun 2008 target yang telah ditetapkan sebesar Rp 3.750.000

didapatkan realisasi sebesar Rp 2.925.000 sehingga memperoleh tingkat

efektivitas sebesar 78%. Realisasi yang tidak memenuhi target

membuat tingkat efektivitas juga rendah, hal tersebut dikarenakan

jumlah realisasi lebih kecil dari jumlah target yang ditetapkan.

Page 53: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

40

b. Pada tahun 2009 target yang telah ditetapkan sebesar Rp 3.750.000

didapatkan realisasi sebesar Rp 11.080.000 sehingga memperoleh

tingkat efektivitas sebesar 295%. Realisasi yang diperoleh 5 kali lebih

besar dari realisasi tahun 2008 dengan target yang sama, hal itu

menyebabkan tingkat efektivitas pajak hiburan insidentil pada tahun

2008 juga mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan

tahun 2008.

c. Pada tahun 2010 target yang telah ditetapkan sebesar Rp 22.235.000.

Target tersebut naik hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya, karena

prediksi terhadap potensi terlaksananya hiburan insidentil di Boyolali

pada tahun 2010 akan terjadi peningkatan sehingga berpengaruh

terhadap pendapatan dari sektor pajak hiburan insidentil yang ikut

meningkat. Target yang naik signifikan pada tahun 2010 wajar terjadi

karena jika dilihat dari tahun 2009 realisasi yang terjadi mencapai

perolehan tiga kali lebih besar dari terget yang telah ditetapkan.

Berdasarkan target yang telah ditetapkan tersebut didapatkan realisasi

sebesar Rp 27.107.500 sehingga memperoleh tingkat efektivitas sebesar

122%. Tingkat efektivitas yang turun disebabkan oleh peningkatan

jumlah target dan realisasi dari tahun-tahun sebelumnya.

d. Pada tahun 2011 target yang telah ditetapkan sebesar Rp 27.410.000

didapatkan realisasi sebesar Rp 30.885.000 sehingga memperoleh

tingkat efektivitas sebesar 113%. Hasil perhitungan tingkat efektivitas

pada tahun ini juga mengalami penurunan yang disebabkan oleh jumlah

Page 54: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

41

nominal target dan realisasi mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya, dengan jumlah realisasi lebih besar dibanding dengan

target.

2. Analisis Tingkat Efektivitas Pendapatan Asli Daerah pada DPPKAD

Kabupaten Boyolali

Analisis Tingkat Efektivitas Pendapatan Asli Daerah dilakukan

dengan cara membandingkan realisasi pendapatan asli daerah dengan

target pendapatan asli daerah. Analisis efektivitas digunakan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian atau dampak dari pendapatan

asli daerah dengan hasil atau nilai tambah yang dicapai. Untuk menghitung

efektivitas pendapatan asli daerah (PAD) menggunakan rumus:

Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat efektivitas pendapatan

asli daerah DPPKAD Kabupaten Boyolali selama tahun 2008 sampai

dengan tahun 2011 ditunjukan dengan tabel di bawah ini:

Tabel II.2 Perhitungan Tingkat Efektivitas Pendapatan Asli Daerah DPPKAD Kabupaten Boyolali Periode 2008-2011

Tahun Target PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) Tingkat

Efektivitas (%)

2008

768.845.762.000

782.528.309.413 101,78

2009

834.603.309.000

836.169.374.817 100,19

2010

914.037.650.000

917.631.642.102 100,39

2011

1.078.432.493.200

1.100.461.937.431 102,04 Rata-rata 898.979.803.550 909.197.815.941 101,10

Page 55: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

42

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Gambar II.4 Grafik Tingkat Efektivitas Pendapatan Asli Daerah DPPKAD Kabupaten Boyolali Periode Tahun 2008-2011

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat

efektivitas PAD dari tahun 2008 sampai tahun 2011 sudah efektif atau

baik. Dari tahun 2008 sampai 2011 target yang ditetapkan semakin naik

dikarenakan jumlah realisasi yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan jumlah target yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan hasil

analisis secara terperinci:

a. Pada tahun 2008 target yang ditetapkan pemerintah daerah sebesar

Rp 768.845.762.000 dan realisasi yang diperoleh sebesar Rp

782.528.354.413 sehingga didapatkan tingkat efektivitas sebesar

101,78%. Hal ini berarti dengan realisasi PAD sebesar Rp

782.528.354.413 memberikan outcome atau nilai tambah terhadap

PAD sebesar 101,78%.

90%

92%

94%

96%

98%

100%

102%

104%

2008 2009 2010 2011

Efe

ktiv

itas

Tahun

Grafik Tingkat Efektivitas PAD DPPKAD Kabupaten Boyolali Periode Tahun 2008-2011

Page 56: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

43

b. Pada tahun 2009 target yang ditetapkan lebih besar dari tahun 2008

yaitu sebesar Rp 834.603.309.000 dan memperoleh realisasi

sebesar Rp 836.169.374.817, sehingga didapatkan tingkat

efektivitas 100,19%. Tingkat efektivitas tersebut menurun dari

tahun sebelumnya dikarenakan kenaikkan jumlah target yang

cukup besar. Hal tersebut menunjukkan hasil perbandingan yang

efektif, meskipun hasil tingkat efektivitas mengalami penurunan

namun jumlah realisasi lebih besar dibandingkan dengan target

yang telah ditetapkan. Dengan realisasi PAD sebesar Rp

836.169.374.817 memberikan outcome atau nilai tambah terhadap

PAD sebesar 100,19%.

c. Pada tahun 2010 tingkat efektivitas meningkat sebesar 9,7% dari

tahun sebelumnya dengan hasil perolehan efektivitas sebesar

100,39%. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya target yang

ditetapkan yang diikuti dengan peningkatan realisasi. Ini

menunjukkan bahwa hasil perbandingan antara target PAD dengan

realisasi PAD sudah efektif. Dengan realisasi PAD sebesar Rp

917.631.642.102 memberikan outcome atau nilai tambah terhadap

PAD sebesar 100,39%.

d. Pada tahun 2011 target yang ditetapkan sebesar Rp

1.078.432.493.200 dan memperoleh realisasi sebesar Rp

1.100.461.937.431 sehingga memperoleh tingkat efektivitas

sebesar 102,04%. Hasil tingkat efektivitas yang diperoleh dari

Page 57: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

44

perhitungan tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan

sebesar 19,9% dari tahun sebelumnya dan menunjukkan hasil

perbandingan yang efektif. Dengan realisasi PAD sebesar Rp

1.100.461.937.431 memberikan outcome atau nilai tambah

terhadap PAD sebesar 102,04%.

3. Analisis Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD

Analisis kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap PAD

digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi yang diberikan dari

sektor pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli daerah. Semakin

besar kontribusi sektor pajak hiburan insidentil, maka semakin besar pula

jumlah realisasi PAD yang diterima. Selain itu, kontribusi dari sektor pajak

hiburan insidentil menunjukkan ketaatan wajib pajak hiburan insidentil

akan kewajiban pajaknya yang meningkat, hal tersebut berarti juga

meningkatkan kinerja DPPKAD dalam pengelolaan pajak hiburan

insidentil. Untuk menghitung kontribuasi pajak hiburan insidentil terhadap

PAD digunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan data yang diperoleh, kontribusi pajak hiburan

insidentil terhadap PAD selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011

ditunjukan dengan tabel di bawah ini:

Page 58: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

45

Tabel II.3 Perhitungan Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil DPPKAD Kabupaten Boyolali Periode Tahun 2008-2011

Tahun Realisasi Penerimaan

PAD (Rp) Realisasi Pajak

Hiburan Insidentil (Rp) Kontribusi

(%) 2008 782.528.354.413 2.925.000 0,00037 2009 836.169.374.817 11.080.000 0,00133 2010 917.631.642.102 27.107.500 0,00295 2011 1.100.461.937.431 30.885.000 0,00281 Rata-rata

909.197.827.191 17.999.375 0,00186

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Gambar II.5 Grafik Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD Kabupaten Boyolali Periode Tahun 2008-2011

0,00000%

0,00050%

0,00100%

0,00150%

0,00200%

0,00250%

0,00300%

0,00350%

2008 2009 2010 2011

Kon

trib

usi

Tahun

Grafik Kontribusi Pajak Hiburan Insidentil Terhadap PAD Kabupaten Boyolali Periode tahun

2008-2011

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diperoleh bahwa

kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli daerah masih

relatif kecil dibandingkan dengan pajak daerah yang lainnya. Hal itu

terjadi karena anggaran yang diberikan pemerintah daerah lebih sedikit

dari anggaran untuk pajak daerah lainnya. Kontribusi terbesar terjadi pada

tahun 2010 dengan persentase sebesar 0,00295% dan terendah terjadi pada

Page 59: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

46

tahun 2008 dengan persentase 0,00037%. Berikut ini penjelasan secara

terperinci:

a. Pada tahun 2008 kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap

pendapatan asli daerah sebesar 0,00037% yang diperoleh dari realisasi

penerimaan PAD sebesar Rp 782.528.354.413 dan penerimaan pajak

hiburan insidentil sebesar 2.925.000.

b. Pada tahun 2009 kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap

pendapatan asli daerah sebesar 0,00133% meningkat signifikan sebesar

259,5% dibanding tahun 2008. Hal tersebut terjadi karena jumlah

realisasi pajak hiburan insidentil yang meningkat sehingga berdampak

pada peningkatan PAD. Kontribusi tersebut diperoleh dari realisasi

penerimaan PAD sebesar Rp 836.169.374.817 dibandingkan dengan

penerimaan pajak hiburan insidentil sebesar Rp 11.080.000.

c. Pada tahun 2010 kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap

pendapatan asli daerah sebesar 0,00295% meningkat 121,8% dari tahun

2009 dan meningkat 697,3% dari tahun 2008. Kenaikan kontribusi

yang terjadi dikarenakan jumlah realisasi pajak hiburan insidentil yang

mengalami peningkatan. Kontribusi tersebut diperoleh dari realisasi

penerimaan PAD sebesar Rp 917.631.642.102 dibandingkan dengan

penerimaan pajak hiburan insidentil sebesar Rp 27.107.500.

d. Pada tahun 2011 kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap

pendapatan asli daerah sebesar 0,00280% menurun namun tidak

signifikan, dengan penurunan sebesar 5,08% dari tahun 2010.

Page 60: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

47

4. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala dalam Pemungutan Pajak Hiburan

Insidentil

a. Wajib Pajak yang terlambat dalam melakukan pelaporan

kegiatan sehingga dapat menghambat petugas untuk mengawasi

Keterlambatan wajib pajak dalam melaporkan kegiatan

penyelenggaraan hiburan insidentil yang masih sering terjadi

mengakibatkan kinerja petugas DPPKAD menjadi terhambat.

Hal tersebut disebabkan oleh masih minimnya kesadaran wajib

pajak akan kewajiban pajaknya, berdasarkan informasi dari

DPPKAD minimnya kesadaran ini terjadi karena adanya

kesengajaan wajib pajak dengan cara menunda-nunda waktu

pembayaran pajak yang harus dibayarnya, banyak

penyelenggara pajak hiburan insidentil di Boyolali berasal dari

luar Kabupaten Boyolali, kemudian penyebab yang ketiga

adalah luasnya jangkauan atau wilayah Kabupaten Boyolali

yang tidak diimbangi dengan jumlah tim pengawas yang

seimbang, sehingga tidak memungkinkan pelaksanaan

pengawasan akan adanya hiburan insidentil di semua wilayah

Kabupaten Boyolali, bahkan hingga ke polosok daerah. Hal ini

perlu perhatian khusus mengingat intensitas akan

terselenggaranya hiburan insidentil sering terjadi. Selain itu,

meskipun jumlah penerimaan dari sektor pajak hiburan

insidentil hanya memberikan pengaruh yang kecil bagi PAD,

Page 61: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

48

namun bila ketaatan wajib pajak terhadap kewajiban pajaknya

baik akan tetap berkontribusi terhadap besar kecilnya

pendapatan asli daerah yang diperoleh.

b. Adanya Wajib Pajak yang melakukan kecurangan dengan cara

memanipulasi jumlah tiket yang tersedia

Faktor kendala yang kedua yang terjadi dalam

pemungutan pajak hiburan insidentil adalah adanya Wajib

Pajak yang melakukan kecurangan dengan cara memanipulasi

jumlah tiket yang tersedia, hal itu dilakukan oleh penyelenggara

hiburan (Wajib Pajak) dengan cara mengurangi jumlah tiket

maupun menurunkan harga tiket yang dijual dari harga yang

sebenarnya. Manipulasi yang sering dilakukan tersebut

dimaksudkan agar pajak yang dibayarkannya lebih sedikit.

c. Keterbatasan SDM dari Dinas Pengelolaan Pendapatan

Keuangan dan Aset dalam pemantauan kegiatan menyebabkan

tersendatnya pemungutan pajak

Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) dan

profesionalitas kinerja dalam pengelolaan sektor pajak hiburan

insidentil mengakibatkan terhambatnya pemungutan pajak ini.

Selaian itu, luasnya jangkauan atau wilayah Kabupaten

Boyolali yang tidak diimbangi dengan jumlah SDM yang

seimbang, dengan jumlah petugas DPPKAD yang bertugas

memantau secara langsung di lapangan hanya sekitar 4 orang.

Page 62: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

49

Sehingga, tidak memungkinkan pelaksanaan pengawasan akan

adanya hiburan insidentil di semua wilayah Kabupaten

Boyolali, bahkan hingga ke polosok daerah. Hal ini perlu

perhatian khusus mengingat intensitas akan terselenggaranya

hiburan insidentil sering terjadi.

5. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Kendala yang Terjadi Dalam

Pemungutan Pajak Hiburan Insidentil

a. Melakukan pendekatan kepada Wajib Pajak untuk lebih mengerti

kapan waktu untuk pelaporan pajak

Pendekatan yang dilakukan oleh DPPKAD dengan metode

jemput bola (mendatangi Wajib Pajak secara langsung). Hal ini

dilakukan ketika Wajib Pajak sudah melebihi jatuh tempo waktu

pelunasan pajak.

b. Melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak untuk lebih jujur dalam

penyampaian kegiatan hiburan

Sosialisasi kepada Wajib Pajak ini dilakukan pada saat

pendaftaran wajib pajak, sebelum jangka waktu pembayaran pajak

berakhir, dan ketika Wajib Pajak mendatangi kantor DPPKAD yaitu

saat mengisi SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah).

Sosialisasi dilakukan dengan cara pemberitahuan supaya Wajib

Pajak benar-benar jujur dalam penyampaian jumlah pajaknya.

Page 63: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

50

c. Dilakukan penambahan SDM pada DPPKAD dengan mengangkat

pegawai baru yang berkompeten dan dibentuk tim pengawasan

terhadap penyelenggaraan hiburan insidentil

Penambahan sumber daya manusia (SDM) pada DPPKAD

yang berkompeten dan tim pengawas sangat diperlukan untuk dapat

meningkatkan kinerja DPPKAD dalam mengawasi ketertiban wajib

pajak akan kewajiban pajaknya, mengingat luasnya wilayah

Kabupaten Boyolali. Hal tersebut dilakukan agar dapat

meminimalisir terjadinya kendala dalam pemungutan pajak hiburan

insidentil dan penyimpangan wajib pajak akan kewajiban pajak

yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

Page 64: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

51

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh adanya

kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan tersebut adalah

sebagai berikut:

A. KELEBIHAN

1. Tingkat efektivitas pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli

daerah tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 295% meskipun

targetnya sama dengan tahun 2008 tetapi realisasi yang diperoleh jauh

lebih besar.

2. Penggunaan metode jemput bola merupakan cara yang sangat efektif

ketika Wajib Pajak kurang sadar dalam pelaporan pajaknya.

3. Keberhasilan pihak DPPKAD Boyolali dalam mencapai target pajak

hiburan insidentil meskipun dengan jumlah petugas lapangan 4 orang.

4. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Boyolali sebagai

dinas terkait telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi kendala

dalam upaya pengoptimalan pajaknya seperti melakukan pendekatan

dengan metode jemput bola dan melakukan sosialisasi kepada Wajib

Pajak sebelum menyelenggarakan kegiatannya.

Page 65: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

52

B. KELEMAHAN

1. Tingkat efektivitas pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli

daerah terendah yaitu pada tahun 2008 sebesar 78% yang terjadi

karena realisasi tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

2. Tingkat kontribusi pajak hiburan insidentil Kabupaten Boyolali

terhadap pendapatan asli daerah masih rendah dibandingkan pajak

daerah lainnya yaitu rata-rata hanya sebesar 0,00186%.

3. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

dengan sering terlambatnya melaporkan pajaknya. Hal itu dapat

menghambat kinerja dari petugas DPPKAD.

4. Letak wilayah Boyolali yang luas mempersulit petugas dalam

pemantauan kegiatan dan pemungutan pajaknya.

Page 66: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

53

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menganalisis efektivitas dan kontibusi Pajak Hiburan Insidentil

di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Boyolali dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerimaan pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli daerah dan

penerimaan pendapatan asli daerah dapat dikatakan efektif dan baik

meskipun hasil perhitungan yang diperoleh kurang stabil. Perhitungan

rasio tersebut menunjukkan hasil yang efektif dan baik karena rata-rata

realisasinya sudah mencapai target yang ditetapkan oleh DPPKAD.

2. Tingkat kontribusi pajak hiburan insidentil terhadap pendapatan asli

daerah masih terbilang sangat kecil apabila dibandingkan dengan pajak

daerah lainnya. Pada tahun 2008 kontribusi yang didapat 0,00037%,

pada tahun 2009 0,00133%, pada tahun 2010 0,00295%, dan pada

tahun 2011 diperoleh 0,00281%. Dari hasil analisis selama empat tahun

tersebut diperoleh rata-rata tingkat kontribusi terhadap pendapatan asli

daerah sebesar 0,00186%.

3. Kinerja dari DPPKAD sudah optimal. Hal itu dapat diketahui dengan

hanya 4 orang petugas lapangan yang tersedia namun realisasi pajak

hiburan insidentil rata-rata dapat melebihi target.

4. Untuk Wajib Pajak yang terlambat untuk melaporkan pajaknya, Pihak

DPPKAD menerapkan metode jemput bola atau dihubungi via telepon.

Page 67: ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN …... · KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI ... dengan nama Dinas Penerimaan Daerah Tingkat II Boyolali. ... Daerah No. 9

54

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Boyolali tentang Analisis

Tingkat Efektivitas Pajak Hiburan Insidentil dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah selama kurun waktu empat tahun (2008-2011),

penulis dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Harus ada hubungan yang baik antara Wajib Pajak dengan pihak dari

DPPKAD.

2. Memberikan sanksi yang lebih tegas kepada Wajib Pajak yang melanggar.

3. Melakukan penambahan jumlah petugas atau SDM yang kompeten pada

DPPKAD Boyolali supaya kinerja dan pemungutan pajaknya lebih

optimal.

4. Bekerja sama dengan dinas-dinas terkait atau pihak lain untuk lebih

meningkatkan potensi hiburan insidentil di Kabupaten Boyolali.