analisis tegangan keluaran hasil pengubahan energi...
TRANSCRIPT
16 Yazid Mubasir / Analisis Tegangan Keluaran Hasil Pengubahan Energi Panas Kompresor Refrigerator
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Analisis Tegangan Keluaran Hasil Pengubahan Energi Panas
Kompresor Refrigerator
Yazid Mubasir1,2*) , Sulhadi1), Mahardika Prasetya Aji1) 1) Prodi Pendidikan Fisika S-2, Universitas Negeri Semarang
Program Pascasarjana Unnes , Bendan Ngisor , Semarang 50233 Telp. 024-8440516 2) SMA Negeri 3 Purworejo , Jln. Yogyakarta Km 8 Purworejo Telp. 0275-323665 *[email protected]
Abstrak – Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran tegangan keluaran yang dihasilkan oleh TEC1-12705
sebagai generator termoelektrik untuk menghasilkan energi listrik. Generator termoelektrik ini bekerja ketika terjadi
perbedaan temperatur di antara dua material semi konduktor yang berbeda, sehingga elemen termoelektrik ini akan
mengalirkan arus yang akan menghasilkan perbedaan tegangan. Prinsip ini dikenal dengan nama ‘efek Seebeck’ yang
merupakan fenomena kebalikan dari efek peltier TEC (Thermoelectric Cooler). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui tegangan keluaran dari tiga modul peltier yang akan menjadi sumber energi alternatif dari pengubahan
energi panas kompresor refrigerator. Pengukuran dilakukan dengan peltier disusun secara seri dan sumber panas
buang dihasilkan dari panas kompresor refrigerator. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dengan tiga elemen peltier
yang disusun secara seri dengan perbedaan temperatur rata-rata 16,4 °C dapat menghasilkan tegangan keluaran rata-
rata 0,174 volt. Hasil tegangan keluaran yang dihasilkan akan periodik naik turun berdasarkan fungsi perbedaan suhu
heatsink dan suhu kompresor. Hal ini menunjukkan bahwa energi listrik akan selalu dihasilkan dari pengubahan sumber
panas yang terbuang dari kompresor.
Kata kunci: sumber panas, generator termoelektrik, tegangan
I. PENDAHULUAN
Termoelemen merupakan salah satu energi alternatif
yang memanfaatkan energi panas untuk dikonversikan
menjadi energi listrik dengan bantuan modul
termoelektrik.[1] Hal ini sebagai solusi alternatif untuk
menghasilkan energi listrik dari berbagai sumber panas
seperti seterika, panas knalpot atau mesin motor, panas
api pembakaran. Analisis energi listrik yang dihasilkan
dari sumber panas tersebut diatas sudah dilakukan, yang
menghasilkan energi listrik kapasitas mikro. Namun
energi listrik yang dihasilkan , hanya ketika kondisi alat
bekerja atau kondisi ketika alat menghasilkan panas.
Oleh karena itu , perlu sumber energi panas yang kontinu
seperti energi panas kompresor refrigerator yang
menghasilkan panas secara periodic sehingga akan
menghasilkan energi listrik yang terus menerus.
Refrigerator menjadi salah satu kebutuhan yang krusial
bagi rumah tangga masyarakat Indonesia di masa
sekarang. Refrigerator umumnya digunakan untuk
menyimpan bahan makanan mentah, sayur-sayuran,
buah-buahan, minuman kaleng, dan es krim agar tidak
membusuk, tahan lama, dan tetap terjaga awet di dalam
suhu yang telah dikondisikan. Terdapat bagian
komponen refrigerator yaitu kompresor. Kerja yang
dilakukan oleh kompresor membuat kompresor suhunya
naik yang peneliti ukur sampai 60 °C . Panas kompresor
ini biasanya dibuang ke lingkungan. Dengan Konsep
Seeback panas yang terbuang dapat diubah menjadi
energi listrik. Konsep Seebeck menggambarkan bahwa
jika dua buah material logam semikonduktor yang
tersambung berada di lingkungan dengan dua temperatur
berbeda, maka akan mengalir arus listrik atau gaya gerak
listrik. [2]
Peneliti mencoba menganalisis panas yang terbuang ini
untuk diubah lagi menjadi energi listrik sebagai
pembangkit listrik dengan kapasitas mikro yang
memanfaatkan energi panas. Pemanfaatan energi pan as
sebagai pembangkit energi listrik dengan kapasitas mikro
dapat dilakukan dengan menggunakan modul
termoelectrik jenis TEC. Ketika terjadi perbedaan panas
yang signifikan di antara kedua sisinya , perbedaan
tegangan akan tercipta di antara kedua sisi komponen ini.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan efek Seebeck.
Walaupun demikian, sebuah TEC yang baik hanya akan
beroperasi sebagai TEG biasa-biasa saja, demikian juga
sebaliknya. Ini disebabkan TEC dan TEG dirancang
secara berbeda dengan cara pengemasan yang berbeda
sesuai tujuan utama pembuatannya. [3]
Penelitian menggunakan TEC1-12705 sebagai
pembangkit listrik dengan alumunium sebagai
pengonduksi panas kompresor dan heatsink sebagai
penampung air buangan refrigerator sebagai pendingin,
sehingga terdapat perbedaan suhu antara dua permukaan
termoelectrik maka akan menghasilkan tegangan keluaran
sebagai sumber energi listrik.
II. LANDASAN TEORI
Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun
1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia
menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah
rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan
jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan,
jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui,
hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada
logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet
inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena
tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck.
Yazid Mubasir / Analisis Tegangan Keluaran Hasil Pengubahan Energi Panas Kompresor Refrigerator 17
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Generator termoelektrik adalah perangkat generator
listrik yang mengkonversi panas menjadi energi listrik,
menggunakan fenomena yang disebut efek Seebeck.
Terlihat pada Gambar 1a, teknologi termoelektrik bekerja
dengan mengonversi energi panas menjadi listrik secara
langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya,
seperti Gambar 1b, dari listrik menghasilkan dingin
(pendingin termoelektrik).
(a) (b)
Gambar 1. (a) Skema konversi energi panas menjadi
energi listrik. (b) Skema energi listrik menghasilkan
dingin.
Pada modul termoelektrik besarnya tegangan
tergantung material yang digunakan dan perbedaan
material ini mempengaruhi besarnya area perbedaan
suhu. Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini
adalah mencari material termoelektrik yang memiliki
efisiensi konversi energi yang tinggi .Parameter material
termoelektrik dilihat dari besar figure of merit suatu
material. Idealnya, material termoelektrik memiliki
konduktivitas listrik tinggi dan konduktivitas panas yang
rendah. Material yang banyak digunakan saat ini adalah
Bi2Te3, PbTe, dan SiGe. Saat ini Bi2Te3 memiliki
koefisien seeback 350 µV/K [4]. Namun, karena terurai
dan teroksidasi pada suhu di atas 500 °C, pemakaiannya
masih terbatas [5].
Namun nilai efisiensi modul termoelektrik dapat
ditingkatkan dengan cara panas didisipasi diatas sisi
dingin modul, seperti penggunaan heatsink, fan, water
jacket atau hanya dengan memberikan temperatur
lingkungan diatas sisi dingin modul untuk menjaga
perbedaan temperatur dengan sisi panasnya.
III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN
Desain peralatan yang digunakan disajikan pada
Gambar 2. Sebuah dudukan yang terbuat dari besi yang di
baut dengan kompresor. Plat aluminium tipis sebagai
tempat meletakkan peltier dan ditempelkan pada
kompresor agar mendapat aliran panas kompresor. Tiga
peltier direkatkan dengan thermo pasta di plat aluminium
dengan kabel tersusun seri. Heatsink pendingin yang
sudah dimodifikasi agar air refrigerator dapat tertampung
dengan baik direkatkan diatas peltier. Pengukuran suhu
dilakukan dengan meletakkan termometer sensor sentuh
di heatsink pendingin dan infrared termometer
digunakan untuk mengukur suhu di plat aluminium.
Gambar 2. Desain peralatan dalam eksperimen.
Tegangan keluaran diukur dengan multitester Heles
UX-837 pada kabel peltier setelah beberapa saat peltier
mengalami aliran panas kompresor. Pengukuran suhu
heatsink, suhu plat aluminium dan tegangan keluaran
dilakukan secara serentak sebanyak tiga kali pengulangan
dengan setiap pengulangan terbagi menjadi dua kondisi
yaitu saat kompresor bekerja dan kompresor tidak
bekerja, dengan rentang pengambilan data adalah setiap
satu menit. Data yang diperoleh kemudian dicatat ke
dalam tabel pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada eksperimen ini telah diambil data-data seperti
waktu, suhu plat aluminium, suhu heatsink dan tegangan
keluaran. Data tersebut berupa angka kemudian diubah
dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah dipahami,
dibandingkan dan dianalisis. Dalam pengambilan data ,
dibagi dalam dua kondisi, yaitu saat kompresor bekerja
dan saat kompresor tidak bekerja. Masing –masing
diambil datanya berupa waktu, suhu plat aluminium ,
suhu heatsink dan tegangan keluarannya secara
bersamaan setiap 1 menit.
Melalui pengamatan , kompresor refrigerator bekerja
secara periodik, rata-rata 10 menit kompresor dalam
kondisi bekerja, dan rata-rata 10 menit dalam kondisi
tidak bekerja. Ketika kompresor dalam kondisi bekerja
suhu plat alumunium akan naik dari suhu 49,1 °C sampai
57,1 °C selama rata-rata 10 menit. Pengukuran tegangan
keluaran selama naiknya suhu plat aluminium tersebut
diperoleh tegangan keluaran juga naik dari 0,167 volt
sampai 0,217 volt. Ketika kompresor dalam kondisi tidak
bekerja suhu plat aluminium akan turun dari suhu 57,1
°C sampai 47,7°C selama rata-rata 10 menit. Pengukuran
tegangan keluaran selama turunnya suhu plat aluminium
tersebut diperoleh tegangan keluaran juga turun dari
0,217 volt sampai 0,148 volt. Pada Gambar 3 terlihat
suhu plat aluminium mengalami kenaikan suhu maka
tegangan keluaran mengalami penambahan dan ketika
suhu plat aluminium turun, maka tegangan keluaran
mengalami pengurangan juga.
Ketika kompresor dalam kondisi bekerja suhu heatsink
cenderung stabil pada kisaran 35 °C selama rata-rata 10
menit. Pengukuran tegangan keluaran selama kondisi ini
diperoleh tegangan keluaran naik dari 0,167 volt sampai
0,217 volt.
p
-
t
y
p
e
n
-
t
y
p
e
Hot
junction
Cold
junction
heat
input
heat
ejected
c
u
r
r
e
n
t
p
-
t
y
p
e
n
-
t
y
p
e
Hot
junction
Cold
junction
heat
ejected
Heat absorbed
c
u
r
r
e
n
t
Electrical
power input
18 Yazid Mubasir / Analisis Tegangan Keluaran Hasil Pengubahan Energi Panas Kompresor Refrigerator
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Ketika kompresor dalam kondisi tidak bekerja suhu
heatsink masih cenderung stabil pada kisaran 35 °C
selama rata-rata 10 menit. Pengukuran tegangan keluaran
tersebut diperoleh tegangan keluaran turun 0,217 volt
sampai 0,148 volt. Pada Gambar 4 terlihat Suhu heatsink
rata-rata tidak mengalami penurunan suhu, stabil pada
suhu 37 °C. Hal ini disebabkan fungsi heatsink sebagai
penampung air buangan refrigerator yang selalu berganti,
sehingga suhu heatsink tidak mengalami perubahan suhu
yang signifikan.
Pengukuran perbedaan suhu heatsink dan suhu plat
aluminium, tegangan keluaran saat kompresor bekerja
dan kompresor tidak bekerja. Waktu pengambilan selama
69 menit, Jika kompresor tidak bekerja terjadi penurunan
perbedaan suhu, maka tegangan keluaran juga akan turun.
Namun jika kompresor kembali bekerja maka terjadi
kenaikan perbedaan suhu dan tegangan keluaran juga
akan mengalami kenaikan. Hal ini akan berlangsung
secara periodik selama refrigerator berfungsi. Pada
Gambar 5 terlihat tegangan keluaran yang dihasilkan
akan periodik naik turun berdasarkan fungsi perbedaan
suhu heatsink dan suhu kompresor. Hal ini menunjukkan
bahwa energi listrik akan selalu dihasilkan dari
pengubahan sumber panas yang terbuang dari kompresor.
Gambar 3. Grafik suhu plat aluminium (°C) dan tegangan
keluaran ( V ) terhadap waktu ( menit ).
Gambar 4. Grafik suhu heatsink (°C ) dan tegangan keluaran
( V ) terhadap waktu ( menit ).
Gambar 5. Grafik tegangan keluaran (V) terhadap perbedaan
suhu plat aluminium dan suhu heatsink (°C ).
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengukuran termoelektrik yang
dilakukan dapat diambil simpulan bahwa hasil penelitian
pengukuran termoelektrik dengan tiga modul
termoelektrik yang dipasang di plat aluminium yang
ditempelkan di kompresor refrigerator menghasilkan
tegangan keluaran rata –rata 0,174 volt.. Untuk
menghasilkan tegangan yang tinggi peltier harus disusun
secara seri. Secara garis besar tegangan keluaran yang
dihasilkan termoelektrik generator tipe TEC1-12705
masih cukup kecil. Akan tetapi, hal ini telah
menunjukkan bahwa pembangkit termoelektrik memiliki
peranan yang besar untuk mengubah sumber panas yang
terbuang menjadi pembangkit energi listrik. Tegangan
keluaran yang dihasilkan akan periodik naik turun
berdasarkan fungsi perbedaan suhu heatsink dan suhu
plat aluminium. Hal ini menunjukkan bahwa energi listrik
akan selalu dihasilkan dari pengubahan sumber panas
yang terbuang dari kompresor.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
metodologi riset sains dan teman-teman pascasarjana
pendidikan fisika yang telah membantu pelaksanaan
ekperimen.
PUSTAKA [1] P. Setia, Analisis hasil daya pemanfaatan udara panas
kondensor AC split pada ducting menggunakan generator
termoelektrik, 2015, Website:
http://library.gunadarma.ac.id//repository/view/3788725,
diakses tanggal 18 Mei 2016.
[2] S. S. Alia, D. Waskita, Mahasiswa UNY Ciptakan
Charger dari Panas Knalpot, 2014. Website: http:// http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/559373-
mahasiswa-uny-ciptakan-charger-dari-panas-knalpot,
diakses tanggal 18 Mei 2016.
[3] S. Ependi, Pengembangan perangkat konversi energi
panas menjadi energi listrik, skripsi, Universitas
Lampung, Bandar Lampung, 2016.
[4] A. Montecucco, J. Siviter, A. R. Knox: The effect of
temperature mismatch on thermoelectric generators
electrically connected in series and parallel, Applied
Energi, 2014, pp. 47-54.
Yazid Mubasir / Analisis Tegangan Keluaran Hasil Pengubahan Energi Panas Kompresor Refrigerator 19
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
[5] NN, Thermoelectric cooling. Website :
http://en.wikipedia.org/wiki/Thermoelectric_cooling,
diakses tanggal 13 April 2016
TANYA JAWAB
Tjipto Prastowo (UNES) 1. Tegangan keluar periodik apakah ada pengaruh dari
tegangan sumbernya atau yang lain? Berapa menit
periodenya?
2. Manfaatnya untuk apa ke depan?
Yazid Mubasir (Univ. Negeri Semarang) √ 1. Dilihat dari perubahan panasnya saat bekerja(suhu naik)
dan saat tidak bekerja(suhu turun). Kisaran tiap 11 menit.
2. Fungsinya untuk pengubahan panas jadi energi.
Trisna Julian (UGM)
1. Arusnya dan hambatanya juga diukur?
2. Periodik berdasarkan fungsi apa?
Yazid Mubasir (Univ. Negeri Semrang)
√ 1. Hanya fokus ke tegangan.
2. Periodik fungsi suhu.